BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut,...

260
BAB III HASIL PENELITIAN Bab ini berisikan hasil penelitian lengkap mengenai Putusan Pengadilan Indonesia. Pihak yang bersengketa di sana adalah orang asing. Putusan Pengadilan Indonesia tersebut bernomor: 1080 K/Pdt/1998; 223 K/TUN/2007; 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013; 1311 K/Pdt/2011; 1695 K/Pdt/1984; dan 641 K/Pdt/1993. Sedangkan untuk Putusan Pengadilan Skotlandia terdapat beberapa kasus, yaitu Putusan: Ertel Bieber & Co v. Rio Tinto Company, Limited; Gebruder Van Uden v. Burrell; Schulze. Gow & Co. v. Bank of Scotland; Schaffenius v. Goldberg; Halsey and Another v. Lowenfeld; dan Daimler Company, Limited v. Continental Tyre and Rubber Company. 3.1. Kaedah Hukum Mengenai Status Orang Asing dalam Putusan Pengadilan Indonesia 3.1.a. Putusan Nomor 1080 K/Pdt/1998 Indonesia memiliki sistem hukum yang unik, namun tidak menolak tradisi civil law, karena KUHPerdata Indonesia pada dasarnya ada yang sama dengan BW Belanda (yang lama). Praktek-

Transcript of BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut,...

Page 1: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

BAB III

HASIL PENELITIAN

Bab ini berisikan hasil penelitian lengkap mengenai Putusan

Pengadilan Indonesia. Pihak yang bersengketa di sana adalah orang

asing. Putusan Pengadilan Indonesia tersebut bernomor: 1080

K/Pdt/1998; 223 K/TUN/2007; 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013; 1311

K/Pdt/2011; 1695 K/Pdt/1984; dan 641 K/Pdt/1993. Sedangkan

untuk Putusan Pengadilan Skotlandia terdapat beberapa kasus, yaitu

Putusan: Ertel Bieber & Co v. Rio Tinto Company, Limited;

Gebruder Van Uden v. Burrell; Schulze. Gow & Co. v. Bank of

Scotland; Schaffenius v. Goldberg; Halsey and Another v.

Lowenfeld; dan Daimler Company, Limited v. Continental Tyre and

Rubber Company.

3.1. Kaedah Hukum Mengenai Status Orang Asing

dalam Putusan Pengadilan Indonesia

3.1.a. Putusan Nomor 1080 K/Pdt/1998

Indonesia memiliki sistem hukum yang unik, namun tidak

menolak tradisi civil law, karena KUHPerdata Indonesia pada

dasarnya ada yang sama dengan BW Belanda (yang lama). Praktek-

Page 2: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

praktek bisnis juga mempengaruhi perkembangan hukum nasional,

terutama bidang Hukum Kontrak. Ini dapat terlihat dari putusan-

putusan pengadilan Indonesia, terutama yang menyangkut sengketa

kontrak. Nampak dengan jelas ada pengaruh yang dominan juga dari

sistem common law. Dalam berbagai ratio decidendi putusan

pengadilan terdeteksi bahwa konsep atau prinsip, juga terminologi

hukum yang digunakan bersumber pada sistem common law. Dapat

dicontohkan di antaranya kasus antara PT. Saprotan vs. Ny. R. A.

Moniek Sriwidjajanti, dkk. Dalam kasus ini Mahkamah Agung

menyatakan persetujuan batal demi hukum (null and void) karena

adanya economic duress.1

Ada dua kekeliruan disini, pertama dari segi terminologi

yang digunakan tercermin inkonsintensi. Kata “null and void“ and

“economic duress”, ada pendapat bahwa tidak tepat diterapkan

dalam kasus a quo. Economic duress yang merupakan satu bentuk

undue influence dalam common law dengan akibat kontrak voidable.

Namun demikian secara subtansial penerapan prinsip ini dapat saja

dikatakan tepat.

1 Putusan MA No. 1080 K/Pdt/1998, tertuang dalam Varia Peradilan, TH. XV, No.169, Oktober 1999, hlm. 39-65. Dapat disimak dalam Sogar Simamora, Op. Cit.,hlm. 28.

Page 3: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Putusan diatas jelas menunjukkan pengaruh kuat dari hukum

kontrak common law. Situasi seperti ini, di antaranya karena secara

subtansial. hukum Perdata Indonesia terutama yang menyangkut

hukum perikatan sering dianggap tidak lagi memadai dalam

memenuhi tuntutan kebutuhan hukum dalam masyarakat, terutama

dalam lapangan perekonomian yang berkembang penuh dinamika.2

Ada pandangan KUHPerdata harus diakui telah ketinggalan jaman

(out of date), instrumen hukum yang dapat dikategorikan sebagai

bad law.3 Sekalipun pendapat demikian agak aneh, mana mungkin

ada hokum yang bad.

3.1.b. Putusan Nomor 223 K/TUN/2007

Perkara Tata Usaha Negara selanjutnya disingkat PTUN

dalam tingkat kasasi antara David J Duffi melawan Panitia

Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat (P4P).

Mahkamah berpendapat dalam perkara itu bahwa Pemohon

Kasasi yang dahulu sebagai Penggugat telah menggugat sekarang

Termohon Kasasi yang dahulu sebagai Tergugat di muka

persidangan PT TUN Jakarta.

2 Moch. Isnaeni, Loc. Cit.3 P.S. Atiyah, Law and Modern Society, Loc. Cit.

Page 4: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Obyek sengketa dalam perkara itu adalah putusan Tergugat

No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal 23 Maret 2005 tentang

Pemutusan Hubungan Kerja antara PT. Patra Supplies And Service

selanjutnya disebut PT. PSAS dengan David J Duffi.

Menurut Penggugat ia, telah menerima salinan putusan

Tergugat No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal 29 Maret 2005

dengan surat pengantar bertanggal 18 April 2005 No.

TAR.734/M/KP4P/IV/2005, melalui kantor Hukum Yuherman Law

Office pada tanggal 11 Juli 2005.

Pengajuan gugatan dimaksud masih dalam batas waktu

Sembilan puluh hari sejak diterimanya putusan Tergugat

sebagaimana yang disyaratkan Pasal 55 Undang-Undang No. 5

Tahun 1986 tentang PTUN

Putusan Tergugat tersebut merupakan KTUN, sebagaimana

yang dimaksud dalam Pasal 1 butir 3 Undang-Undang No. 5 Tahun

1986, dan telah bersifat konkrit, individual, dan final, serta

menimbulkan akibat hukum bagi Penggugat. Putusan Tergugat

merupakan produk hukum Administrasi Negara yang dapat digugat

di muka PTUN berdasarkan Pasal 48 jo Pasal 51 ayat (30) Undang-

Undang No. 5 Tahun 1986. Dengan demikian, menurut penggugat

Page 5: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

gugatannya pada perkara itu haruslah dinyatakan tidak dapat

diterima.

Penggugat adalah karyawan yang bekerja pada Pengusaha

PT. Patra Supplies And Service terhitung sejak tanggal 1 Pebruai

2004, sesuai surat penunjukan PT. Patra Supplies And Service No.

MD0054/04 tanggal 27 Januari 2004 (selanjutnya disebut dengan

kontrak kerja), Penggugat bekerja sebagai Technical

Advisor/Fasilities Manager atau sebagai Penasehat Teknis,

ditempatkan di Propinsi Riau, dengan gaji tahunan sebesar US $

54,000 (lima puluh empat ribu US Dollar), yang dibayarkan tiap

bulan sebesar US $ 4,500. Dalam konteks penulisan tesis ini,

penggugat adalah subjek hokum orang asing.

PT. Patra Supplies And Service melakukan Pemutusan

Hubungan Kerja (PHK) dengan Penggugat tanpa mendapatkan ijin

terlebih dahulu dari Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan

Daerah (P4D) Propinsi DKI Jakarta. PHK tersebut dilakukan atas

alasan Penggugat tidak mampu melaksanakan instruksi kerja dari

Pengusaha. Keputusan PT. Patra Supplies And Service mengenai

PHK tersebut disampaikan kepada Penggugat pada tanggal 7 Mei

2004 (bulan keempat) masa kerja Penggugat melalui suratnya

Page 6: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

bertanggal 5 Mei 2004, akan tetapi PHK dinyatakan berlaku mundur

terhitung sejak tanggal 30 April 2004.

PT. Patra Supplies And Service adalah perusahaan yang

didirikan dan tunduk pada hukum Indonesia, berdomisili dan

berlamat kantor di Indonesia, serta menjalankan kegiatan usahanya

di Indonesia, oleh karenanya selain tunduk pada undang-undang

ketenagakerjaan, PT. Patra Supplies And Service juga tunduk pada

Peraturan Perusahaannya sendiri, serta Kontrak Kerja yang

ditandatangani oleh Penggugat sebagai orang asing dan PT. Patra

Supplies And Service.

Meskipun kontrak kerja a quo memilih hukum dan

Pengadilan Singapura dalam penyelesaian permasalahan yang diatur

dalam kontrak kerja tersebut, namun kontrak kerja tersebut tidak

mengesampingkan berlakunya Peraturan Perusahaan PT. Patra

Supplies And Service sendiri, dan hukum Indonesia yang lebih

tinggi kedudukannya dari kontrak kerja a quo.

Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service

tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja

dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta, selanjutnya Disnaker DKI

Jakarta memberikan anjuran agar perusahaan PT. Patra Supplies

Page 7: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

And Service, membayar kepada Pekerja Sdr. David J Duffi, yaitu

ganti rugi berupa sisa upah sebesar 9 (sembilan) bulan upah. PT

PSAS juga dianjurkan agar Sdr. David J Duffi, menerima

kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana dalam butir

satu di atas; dan agar pihak perusahaan dan Pekerja memberikan

jawaban secara tertulis atas anjuran tersebut, selambat-lambatnya

dalam waktu paling lama tujuh hari setelah menerima anjuran.

PT. PSAS mengajukan keberatan atas putusan tersebut

kepada P4D Propinsi DKI Jakarta. P4D Propinsi DKI Jakarta dalam

putusannya tanggal 7 Desember 2004 memutuskan: menyatakan

hubungan kerja antara Pengusaha PT. PSAS dengan Pekerja David J

Duffi putus terhitung sejak tanggal 1 Mei 2004; dan mewajibkan

kepada Pengusaha membayarkan kepada Pekerja secara tunai tanpa

angsuran, berupa: “Uang ganti rugi : 9 x Rp. US $ 4,500 = US $

40,500 (empat puluh ribu lima ratus dollar Amerika Serikat);

Baik Disnaker maupun P4D Propinsi DKI Jakarta telah

menganjurkan PT. PSAS untuk melakukan pembayaran atas

sembilan bulan gaji Penggugat, akan tetapi PT. PSAS tetap

keberatan dengan putusan tersebut dan mengajukan banding kepada

Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat atau Tergugat.

Page 8: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Melalui putusan No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal 29 Maret

2005 telah diubah isi putusan P4D tersebut, yaitu, menyatakan

Panitia Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Pusat di Jakarta dapat

mengabulkan permohonan banding Pengusaha PT. PSAS dan

Penyelesaian perkara Pemutusan Hubungan Kerja yang terjalin

antara Pengusaha PT. PSAS dengan Pekerja Sdr. David J Duffi,

mengacu pada perjanjian kerja yang ditandatangani oleh Pekerja

Sdr. David J Duffi dengan Pengusaha PT. PSAS tanggal 27 Januari

2004 dengan menggunakan undang-undang/hukum yang berlaku di

Singapura.

Keputusan Tergugat No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005

tanggal 29 Maret 2005 a quo adalah tidak berdasar dan bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan

bertentangan pula dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang

Baik, sehingga berdasarkan Pasal 53 Undang-Undang No. 5 Tahun

1986 sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang No. 9

Tahun 2004, Keputusan Tergugat tersebut haruslah dinyatakan batal

atau tidak sah.

Page 9: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pembatalan Keputusan Tergugat tersebut bukannya tanpa

alasan dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Penggugat menjelaskan hal itu dalam pertimbangan mengenai:

Permasalahan atau fakta

Penggugat bekerja pada PT. PSAS terhitung sejak tanggal 1

Februari 2004 sesuai dengan kontrak kerja tanggal 27 Januari 2004.

Kontrak kerja tersebut ditandatangani oleh Penggugat di Jakarta

pada hari yang sama, setelah sebelumnya Penggugat menyerahkan

riwayat hidup Penggugat pada tanggal 12 Januari 2004 dan

melakukan orientasi lapangan selama satu minggu di Pekanbaru,

yakni sampai tanggal 24 Januari 2004. Hal itu, menurut penggugat

membuktikan bahwa kontrak kerja a quo dibuat dan ditandatangani

di Indonesia dan diberlakukan dalam hubungan kerja antara

Penggugat sebagai orang asing dengan Pengusaha PT. PSAS yang

didirikan dan tunduk pada hukum Indonesia. Penggugat bekerja

sebagai Technical Advisor/Fasilities Manager atau sebagai

Penasehat Teknis dan ditempatkan di Propinsi Riau dengan gaji

tahunan sebesar US $ 54.000 (lima puluh empat ribu US Dollar)

yang dibayarkan tiap bulan kepada Penggugat sebesar US $ 4,500.

Kontrak kerja tersebut tidak mengenai masa percobaan dan tanpa

Page 10: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

batas waktu. Akan tetapi, segala perjanjian yang berkenaan dengan

status Penggugat sebagai Pekerja di Indonesia, seperti IKTA,

RPTKA, dan dokumen lainnya diurus dan menjadi tanggung jawab

PT. Patra Supplies And Service untuk jangka waktu sekurang-

kurangnya selama 1 (satu) tahun.

Bilamana perjanjian tersebut tidak dapat diperpanjang

meskipun kontrak kerja tidak mengenai batas waktu, Penggugat

tidak akan dapat bekerja dengan sah. Dengan kata lain, dalam

permasalahan ini, Penggugat dipekerjakan oleh PT. PSAS untuk

jangka waktu sekurang-kurangnya selama satu tahun.

Selanjutnya menurut Penggugat, selama ia bekerja,

Penggugat tidak menerima teguran atau peringatan apapun dari

pihak Pengusaha, baik lisan maupun tulisan. Akan tetapi secara tiba-

tiba Penggugat dipanggil ke Jakarta oleh dan bertemu dengan Mr.

Bob Nowk selaku Direktur PT. PSAS pada tanggal 4 Mei 2004 di

kantor perusahaan. Pada saat tersebut, Mr. Bob Nowk menyatakan

ketidakpuasannya dengan kinerja Penggugat. Atas dasar itu PT.

PSAS melakukan PHK terhadap Penggugat tanpa pembayaran

apapun. Karena menurut PT. PSAS, Penggugat dalam masa

percobaan.

Page 11: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pengggugat membantah apa yang disampaikan oleh Mr. Bob

Nowk, baik mengenai ketidakpuasannya maupun mengenai masa

percobaan. Penggugat merasa ia telah bekerja dengan baik sesuai

posisi Penggugat dan Penggugat dipekerjakan tanpa mengenal masa

percobaan sebagaimana kontrak kerja, namun hal tersebut tidak

merubah keputusannya.

Pada tanggal 7 Mei 2004 (bulan keempat masa kerja

Penggugat), Penggugat menerima surat PHK bertanggal 5 Mei 2004

dari PT. PSAS. PHK tersebut dinyatakan berlaku mundur, yakni

terhitung sejak tanggal 30 April 2004, padahal pernyataan PHK

secara lisan saja disampaikan pada tanggal 4 Mei 2004;

Menurut penggugat, PHK tersebut dilakukan tanpa

mendapatkan ijin terlebih dahulu dari P4D Propinsi DKI Jakarta;

dan terhadap keterangan PT. PSAS pada saat pertemuan di Disnaker

Jakarta, P4D Jakarta ataupun dalam memori banding sebagaimana

dikutip oleh Tergugat pada salinan putusan Tergugat ingin

menegaskan beberapa hal.

Dalil-dalil PT. Patra Supplies And Service yang pada

pokoknya menyebutkan bahwa Penggugat tidak mampu

melaksanakan pekerjaan yang diinstruksikan PT. Patra Supplies And

Page 12: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Service, adalah tidak benar. Dapat dijelaskan lagi, bahwa disamping

tidak ada job description dari PT. Patra Supplies And Service,

diantara instruksi yang diberikan kepada Penggugat bukan

merupakan bidang tugas Penggugat. Demikian pula, menurut

penggugat, mengenai kejadian-kejadian sebagaimana yang

didalilkan PT. Patra Supplies And Service, juga tidak diketahui oleh

Penggugat, sehingga hal yang demikian haruslah ditolak.

Penggugat tidak pernah menyatakan ataupun mengakui

kepada Managing Director dan General Manager PT. Patra

Supplies And Service bahwa hal-hal yang tidak diharapkan dari

operasi perusahaan adalah kesalahan Penggugat. Keterangan-

keterangan PT. Patra Supplies And Service tersebut tidak pernah

dibuktikan. Bahkan Penggugat tidak pernah diberitahukan mengenai

memori banding PT. Patra Supplies And Service pada saat PT. Patra

Supplies And Service mengajukan keberatan pada Tergugat,

sehingga Penggugat tidak dapat memberikan tanggapan pada

Tergugat.

Keterangan PT. Patra Supplies And Service semakin tidak

berdasar lagi, karena PT. Patra Supplies And Service juga

menjadikan kesalahan yang dilakukan oleh orang lain (karyawan

Page 13: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang bernama Sahat Siregar) sebagai alasan untuk memutuskan

hubungan kerja dengan Penggugat.

Penggugat juga menolak pernyataan PT. Patra Supplies And

Service yang menganggap PHK dan hak-hak Penggugat atas PHK

tersebut harus diselesaikan dengan hukum dan pada Pengadilan

Singapura, bukan menurut hukum dan Pengadilan Indonesia, hal

yang demikian merupakan penafsiran PT. Patra Supplies And

Service mengenai pemberlakuan kontrak kerja.

B. Mengenai pertimbangan dan putusan Tergugat

Tergugat telah memberikan pendapatnya mengenai

permasalahan yang berkenaan dengan PHK Penggugat oleh PT.

PSAS. Selanjutnya, mengenai pendapat dan pertimbangan Tergugat

terhadap permasalahan dimaksud dapat Penggugat sampaikan

Pertimbangan dan putusan Tergugat bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Ternyata, Tergugat hanya

mengambilalih begitu saja seluruh memori banding PT. PSAS

sebagai bahan pertimbangan sebelum memberikan pendapatnya.

Tidak ada satu kalimat pun, pertimbangan Tergugat yang bukan

merupakan keterangan Penggugat.

Page 14: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian Tergugat

berpendapat Oleh karena Sdr. David J Duffi sebagai pihak berstatus

WNA yang berdomisili di Australia dan Perjanjian Kerja dapat

ditandatangani dimanapun juga, sehingga tidak berarti bahwa

perjanjian yang merupakan kesepakatan kedua belah pihak harus

tunduk pada undang-undang yang berlaku dimana perjanjian kerja

tersebut ditandatangani. Sesuai persyaratan angka 12 dari perjanjian

kerja No. MD.0054/04 tanggal 27 Januari 2004 yang disetujui oleh

Sdr. David J Duffi, perjanjian itu demi hukum tunduk di bawah

hukum Singapura. Bila terjadi perselisihan apapun akan diajukan ke

Pengadilan Singapura. Panitia Pusat menilai berdasarkan perjanjian

kerja No. MD.0054/04 tahun 2004 (kontrak kerja) tersebut tidak

mengesampingkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Tetapi,

Perjanjian Kerja tersebut tunduk di bawah hukum Singapura.

Sehingga perselisihan tersebut seharusnya diajukan kepada

Pengadilan Singapura.

Pendapat Tergugat tersebut diambilalih statusnya dari

memori banding PT. PSAS, sebagaimana uraian memori banding

yang dituliskan kembali oleh Tergugat.

Page 15: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pendapat dan putusan Tergugat pada perkara a quo sangat

bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku

dalam wilayah hukum Republik Indonesia, yaitu: Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003 yang mengatur tentang Tenaga Kerja di

Indonesia: Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003,

menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pekerja adalah setiap

orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam

bentuk lain. Berdasarkan ketentuan tersebut David J

Duffi/Penggugat termasuk dalam pengertian Pekerja menurut

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003.

Selanjutnya, berdasarkan angka 4, 5 dan 6 Pasal 1 Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003, PT. Patra Supplies And Service telah

memenuhi persyaratan untuk dapat disebut sebagai pemberi kerja,

Pengusaha, ataupun Perusahaan.

Oleh sebab itu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan

peraturan perundang-undangan lainnya mengenai tenaga kerja asing,

dalam hubungan antara Penggugat dengan PT. Patra Supplies And

Service adalah mutlak adanya.

Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 mewajibkan Pengusaha

untuk membuat peraturan perusahaan yang diberlakukan kepada

Page 16: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

seluruh Pekerja (baik asing maupun lokal) serta membuka peluang

kepada Pekerja dan Pengusaha untuk membuat perjanjian kerja atau

kontrak kerja yang merumuskan hak dan kewajiban lainnya dari

Pekerja atau Pengusaha. Akan tetapi, hak dan kewajiban tersebut

tidak boleh meniadakan atau bertentangan dengan Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003.

Oleh karenanya Pekerja maupun Pengusaha disamping

tunduk pada perjanjian kerja tersebut, mereka juga tunduk pada

undang-undang yang berlaku. Dengan kata lain, perjanjian tersebut

berlaku sebagai perjanjian tambahan, sepanjang tidak bertentangan

dengan kaidah hukum yang berlaku di Indonesia, termasuk

mengenai penggunaan tenaga kerja asing di Indonesia.

Pernyataan Tergugat bahwa kontrak kerja a quo tidak

mengesampingkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, seharusnya

ditindaklanjuti dengan memutus permasalahan PHK a quo

berdasarkan Undang-Undang tersebut. Sehingga, hak-hak Penggugat

tetap dilindungi PT. PSAS harus memenuhi kewajibannya kepada

Penggugat sebagaimana yang telah diputuskan oleh P4D DKI

Jakarta.

Page 17: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pendapat Tergugat yang membenarkan pendapat PT. PSAS

bahwa dalam permasalahan PHK a quo diberlakukan hukum dan

Pengadilan Singapura adalah pendapat yang keliru. Meskipun

kontrak kerja tersebut memilih hukum dan Pengadilan Singapura.

PT. PSAS adalah badan hukum yang didirikan dan tunduk

pada hukum Indonesia serta menjalankan aktivitas di Indonesia.

Demikian pula dengan Penggugat yang bekerja sebagai Tenaga

Kerja di Indonesia. Karenanya, baik Penggugat maupun PT. PSAS

tunduk pada hokum. Dalam penyelesaian permasalahan PHK

Penggugat, apalagi mengenai berlakunya hukum Indonesia

(Undang-Undang No. 13 Tahun 2003), dinyatakan dengan tegas

oleh Tergugat, lebih tegas lagi Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

telah mengatur mengenai masalah yang timbul dalam hubungan

kerja di Indonesia.

Pemilihan hukum dan Pengadilan Singapura sebagaimana

yang disebutkan dalam kontrak kerja hanya diberlakukan

penyelesaian dalam pelaksanaan kontrak kerja berkenaan dengan

hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang disepakati oleh Penggugat

dan PT. PSAS, selain hak-hak dan kewajiban-kewajiban Pekerja dan

Pengusaha yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

Page 18: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku di

Indonesia. Hak dan kewajiban tersebut antara lain adalah hak

Penggugat atas dua bulan gaji dari PT. PSAS. Jika yang melakukan

PHK adalah PT. PSAS atau kewajiban PT. PSAS untuk

menempatkan Penggugat pada perusahaan lain jika Penggugat di

PHK.

Karena Tergugat tidak memberikan putusan sesuai dengan

apa yang telah diamanatkan oleh undang-undang yang berlaku,

maka putusan Tergugat No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal

29 Maret 2005 pada perkara ini haruslah dinyatakan batal atau tidak

sah.

Anjuran Disnaker Propinsi DKI Jakarta dan putusan P4D

Propinsi DKI Jakarta tanggal 7 Desember 2004 yang memerintahkan

PT. PSAS untuk membayar sisa gaji Penggugat selama sembilan

bulan adalah sudah tepat. Lamanya waktu kerja bagi Pekerja Asing

di Indonesia yang kontrak kerjanya tidak ada batas waktu, setidak-

tidaknya adalah sesuai dengan jangka waktu Ijin Kerja Tenaga

Asing (IKTA) yang diberikan kepadanya.

Dalam permasalahan ini, Badan Koordinasi Penanaman

Modal telah menyetujui permohonan PT. PSAS untuk

Page 19: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mempekerjakan Penggugat sekurang-kurangnya selama satu tahun,

mengenai hal ini tidak dapat dibantah kebenarannya, baik oleh PT.

PSAS maupun oleh Tergugat, mengingat dokumen dimaksud diurus

sendiri oleh PT. PSAS.

Pembayaran kepada Penggugat selama sembilan bulan dari

gaji yang masih tersisa, juga menjadi berdasar. Pasal 62 Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003 pada pokoknya menyebutkan bahwa

apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan kerja sebelum

berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan, atau berakhirnya

hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana Pasal 61 ayat

(1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan membayar

ganti kerugian kepada pihak lainnya sebesar upah Pekerja/buruh

sampai berakhirnya jangka waktu pejanjian kerja.

Oleh sebab itu anjuran dan putusan P4D Propinsi DKI

Jakarta layak dan adil untuk dipertahankan. Pertimbangan dan

putusan tergugat bertentangan dengan Asas-Asas Umum

Pemerintahan Yang Baik, yakni Asas Kecermatan dan

Keseimbangan.

Tergugat mengatakan setelah meneliti dan mempelajari

berkas perkara ini, Panitia Pusat berpendapat telah cukup data

Page 20: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sebagai bahan pertimbangan untuk memutus perkara ini sehingga

memandang tidak perlu lagi mengadakan sidang hearing untuk

menolak tambahan data/keterangan tambahan dari kedua belah pihak

sebagaimana dimaksud Pasal 18 Undang-Undang No. 22 Tahun

1957 jo Pasal 6 Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1957.

Pendapat tersebut jelas keliru dan jauh dari asas kecermatan

dan keseimbangan yang semestinya diterapkan oleh Tergugat. PT.

PSAS telah menyampaikan keterangan secara sepihak melalui

memori bandingnya. Memori banding tersebut tidak pernah

disampaikan kepada Penggugat oleh Tergugat.

Setelah tidak menyampaikan salinan memori banding, PT.

PSAS kepada Penggugat, Tergugat juga tidak memanggil Penggugat

untuk memberikan penjelasan. Bahkan, Tergugat langsung

mengambilalih seluruh keterangan pada memori banding PT. PSAS

sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan putusannya.

Tergugat pada waktu membuat putusan pada perkara ini,

telah tidak memperhatikan semua fakta terkait, serta tidak pula

memperhatikan pihak pada perkara ini, yakni Penggugat.

Karena putusan Tergugat a quo bertentangan dengan

undang-undang yang berlaku dan bertentangan dengan Asas-Asas

Page 21: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Umum Pemerintahan Yang Baik, serta sangat merugikan Penggugat,

maka putusan Tergugat a quo haruslah dinyatakan batal atau tidak

sah, dan menghukum Tergugat untuk menerbitkan keputusan TUN

yang baru yang menghukum PT. PSAS membayar kepada

Penggugat sisa gaji Penggugat untuk waktu sembilan bulan, yakni

sebesar empat puluh ribu lima ratus US Dollar atau dengan kata lain

putusan P4D Propinsi DKI Jakarta harus dilaksanakan oleh PT.

Patra Supplies And Service.

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon

kepada PT TUN Jakarta agar memberikan putusan menerima dan

mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya, menyatakan

batal atau tidak sah putusan Tergugat No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-

2005 tanggal 29 Maret 2005 dan memerintahkan Tergugat untuk

menerbitkan keputusan Tata Usaha Negara yang baru yang berisi

mewajibkan Pengusaha PT. PSAS membayar kepada Penggugat sisa

gaji Penggugat untuk waktu sembilan bulan, terhitung sejak bulan

Mei 2004 sampai dengan bulan Januari 2005 secara tunai dan

sekaligus sebesar empat puluh ribu lima ratus US dollar.

Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul

menurut hukum.

Page 22: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Terhadap gugatan tersebut, PT TUN Jakarta telah mengambil

putusan, yaitu putusan No. 226/G/2005/PT.TUN.JKT. tanggal 14

Juni 2006, yang amarnya menolak gugatan Penggugat untuk

seluruhnya; dan menghukum Penggugat untuk membayar biaya

perkara sebesar dua ratus dua puluh sembilan ribu lima ratus rupiah.

Sesudah putusan terakhir ini diberitahukan kepada

Penggugat pada tanggal 21 Juli 2006 kemudian terhadapnya oleh

Penggugat dengan perantaraan kuasanya, berdasarkan surat kuasa

khusus tanggal 3 Agustus 2006 diajukan permohonan kasasi secara

lisan pada tanggal 3 Agustus 2006 sebagaimana ternyata dari akta

permohonan kasasi No. 195/K/2006/PT.TUN.JKT. yang dibuat oleh

Wakil Panitera PT TUN Jakarta, permohonan mana diikuti oleh

memori kasasi yang memuat alasan-alasan yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara tersebut pada

tanggal 16 Agustus 2006.

Setelah itu oleh Tergugat yang pada tanggal 22 Agustus 2006

telah diberitahu tentang memori kasasi dari Penggugat dan

terhadapnya tidak mengajukan jawaban memori kasasi.

Permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya

telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan

Page 23: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dalam tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam

undang-undang, maka oleh karena itu permohonan kasasi tersebut

formal dapat diterima.

Pemohon Kasasi/Penggugat adalah karyawan yang bekerja

pada Pengusaha PT. PSAS terhitung sejak tanggal 1 Pebruari 2004,

sesuai dengan penunjukan PT. PSAS No. MD.005/04 tanggal 27

Januari 2004 selanjutnya disebut sebagai Technical

Advisor/Fasilities Manager atau sebagai Penasehat Teknis,

ditempatkan di Propinsi Riau, dengan gaji tahunan sebesar lima

puluh empat ribu US Dollar, yang dibayarkan tiap bulan sebesar US

$ 4,500.

PT. PSAS melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

dengan Pemohon Kasasi/Penggugat tanpa mendapatkan ijin terlebih

dahulu dari P4D Propinsi DKI Jakarta. PHK tersebut dilakukan atas

alasan Pemohon Kasasi/Penggugat tidak mampu melaksanakan

instruksi kerja dari Pengusaha. Keputusan PT. PSAS mengenai PHK

tersebut disampaikan kepada Pemohon Kasasi/Penggugat pada

tanggal 7 Mei 2004 bulan keempat masa kerja Pemohon

Kasasi/Penggugat melalui suratnya bertanggal 5 Mei 2004, akan

Page 24: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tetapi PHK dinyatakan berlaku mundur, terhitung sejak tanggal 30

April 2004.

PT. PSAS adalah perusahaan yang didirikan dan tunduk pada

hukum Indonesia, berdomisili dan beralamat kantor di Indonesia,

serta menjalankan kegiatan usahanya di Indonsia. Oleh karenanya,

selain tunduk pada undang-undang ketenagakerjaan, PT. PSAS juga

tunduk pada peraturan perusahaannya sendiri, serta kontrak kerja

yang ditandatangani oleh Pemohon Kasasi/Penggguat dan PT.

PSAS.

Dengan kata lain di samping peraturan perusahaan yang

diberlakukan atau perjanjian Pemohon Kasasi/Penggugat dengan PT.

PSAS, peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara

Republik Indonesia tetap berlaku dan tidak pernah dikesampingkan

oleh para pihak sebagaimana yang diakui oleh PT. PSAS dan oleh

Termohon Kasasi/Tergugat pada putusannya.

Oleh karenanya, meskipun kontrak kerja a quo memilih

hukum dan Pengadilan Singapura, dalam penyelesaian permasalahan

yang diatur dalam kontrak kerja tersebut, namun kontrak kerja

tersebut tidak mengesampingkan, dan tidak akan pernah dapat

mengesampingkan berlakunya peraturan perusahaan, PT. PSAS

Page 25: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sendiri dan hukum Indonesia yang lebih tinggi kedudukannya dari

kontrak kerja a quo.

Atas PHK yang dilakukan PT. PSAS tersebut, Pemohon

Kasasi/Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta, selanjutnya Disnaker DKI

Jakarta memberikan anjuran agar perusahaan PT. PSAS

membayarkan kepada Pekerja Sdr. David J Duffi, yaitu ganti rugi

berupa sisa upah sebesar sembilan bulan upah. David J Duffi dapat

menerima kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja sebagaimana

dalam butir satu di atas; dan agar pihak perusahaan dan Pekerja

memberikan jawaban secara tertulis atas anjuran sebagaimana

tersebut di atas, selambat-lambatnya dalam waktu paling lama tujuh

hari setelah menerima anjuran ini.

PT. PSAS mengajukan keberatan atas putusan tersebut

kepada P4D Propinsi DKI Jakarta. Selanjutnya P4D Propinsi DKI

Jakarta dalam putusannya tanggal 7 Desember 2004 memutuskan

hubungan kerja antara Pengusaha PT. PSAS dengan Pekerja David J

Duffi putus terhitung sejak tanggal 1 Mei 2004. Mewajibkan kepada

Pengusaha membayarkan kepada Pekerja secara tunai tanpa

Page 26: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

angsuran sebagai berikut: Uang ganti rugi empat puluh ribu lima

ratus Dollar Amerika Serikat.

7Baik Disnaker maupun P4D Propinsi DKI Jakarta telah

menganjurkan PT. PSAS tetap keberatan dengan putusan tersebut

dan mengajukan banding kepada Panitia Penyelesaian Perselisihan

Perburuhan Pusat atau Termohon Kasasi/Tergugat.

Termohon Kasasi/Tergugat melalui putusannya No.

365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal 29 Maret 2005 telah

mengubah isi putusan P4D tersebut, sehingga Panitia Penyelesaian

Perselisihan Perburuhan Pusat di Jakarta dapat mengabulkan

permohonan banding Pengusaha PT. PSAS; dan penyelesaian

perkara Pemutusan Hubungan Kerja yang terjalin antara Pengusaha

PT. PSAS dengan Pekerja Sdr. David J Duffi, yang dalam perkara

ini memberi kuasa kepada Yuherman Law Office, mengacu pada

perjanjian kerja yang ditandatangani oleh Pekerja Sdr. David J Duffi

dengan Pengusaha PT. PSAS tanggal 27 Januari 2004 dengan

menggunakan undang-undang/hukum yang berlaku di Singapura.

Keputusan Termohon Kasasi/Tergugat No. 365/483-

7/IX/PHK/3-2005 tanggal 29 Maret 2005 a quo adalah tidak

berdasar dan bertentangan dengan asas-asas peraturan perundang-

Page 27: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

undangan yang berlaku, dan bertentangan pula dengan Asas-Asas

Umum Pemerintahan Yang Baik. Sehingga berdasar Pasal 53

Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana yang telah diubah

dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004, keputusan Termohon

Kasasi/Tergugat tersebut haruslah dinyatakan batal atau tidak sah.

Pembatalan keputusan Termohon Kasasi/Tergugat tersebut

bukannya tanpa alasan dan dasar yang dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya. Untuk itu Pemohon Kasasi/Penggugat menjelaskan

Pemohon Kasasi/Penggugat bekerja pada PT. PSAS, terhitung sejak

tanggal 1 Pebruari 2004 sesuai dengan kontrak kerja tanggal 27

Januari 2004, kontrak kerja tersebut ditandatangani oleh Pemohon

Kasasi/Penggugat di Jakarta pada hari yang sama, setelah

sebelumnya Pemohon Kasasi/Penggugat menyerahkan riwayat hidup

Pemohon Kasasi/Penggugat pada tanggal 12 Januari 2004 dan

melakukan orientasi lapangan selama satu minggu di Pekanbaru,

yakni sampai tanggal 24 Januari 2004. Membuktikan bahwa kontrak

kerja a quo dibuat dan ditandatangani di Indonesia dan diberlakukan

dalam hubungan antara Pemohon Kasasi/Penggugat dengan

Pengusaha PT. PSAS yang didirikan dan tunduk pada hukum

Indonesia. Pemohon Kasasi/Penggugat bekerja sebagai Tehnical

Page 28: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Advisor/Facilities Manager atau sebagai Penasehat Teknis dan

ditempatkan di Propinsi Riau dengan gaji tahunan sebesar lima

puluh empat ribu US Dollar yang dibayarkan tiap bulan kepada

Pemohon Kasasi/Penggugat sebesar US $ 4,500. Kontrak kerja

tersebut tidak mengenal masa percobaan dan tanpa batas waktu,

akan tetapi segala perjanjian yang berkenaan dengan status Pemohon

Kasasi/Penggugat sebagai Pekerja di Indonesia, seperti IKTA,

RPTKA, dan dokumen lainnya diurus dan menjadi tanggung jawab

PT. PSAS untuk jangka waktu sekurang-kurangnya selama satu

tahun.

Bilamana perjanjian tersebut tidak dapat diperpanjang,

meskipun kontrak kerja tidak mengenal batas waktu, maka Pemohon

Kasasi/Penggugat tidak akan dapat bekerja dengan sah, atau dengan

kata lain dalam permasalahan ini Pemohon Kasasi/Penggugat

dipekerjakan oleh PT. PSAS untuk jangka waktu sekurang-

kurangnya selama satu tahun.

Selama Pemohon Kasasi/Penggugat bekerja, Pemohon

Kasasi/Penggugat tidak menerima teguran atau peringatan apapun

dari pihak Pengusaha baik lisan maupun tulisan. Akan tetapi secara

tiba-tiba Pemohon Kasasi/Penggugat dipanggil ke Jakarta bertemu

Page 29: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dengan Mr. Bob Nowk selaku Direktur PT. PSAS pada tanggal 4

Mei 2004 di kantor perusahaan. Pada saat tersebut Mr. Bob Nowk

menyatakan ketidakpuasannya dengan kinerja Pemohon

Kasasi/Penggugat, atas dasar itu PT. PSAS melakukan PHK

terhadap Pemohon Kasasi/Penggugat tanpa pembayaran apapun,

karena menurut PT. PSAS, Pemohon Kasasi/Penggugat dalam masa

percobaan.

Pemohon Kasasi/Penggugat membantah apa yang

disampaikan oleh Mr. Bob Nowk, baik mengenai ketidakpuasannya

maupun mengenai masa percobaan, karena Pemohon

Kasasi/Penggugat telah bekerja dengan baik sesuai dengan posisi

Pemohon Kasasi/Penggugat, dan Pemohon Kasasi/Penggugat

dipekerjakan tanpa mengenal masa percobaan sebagaimana kontrak

kerja, namun hal tersebut tidak merubah keputusannya.

Pada tanggal 7 Mei 2004 (bulan keempat masa kerja

Pemohon Kasasi/Penggugat), Pemohon Kasasi/Penggugat menerima

surat PHK bertanggal 5 Mei 2004 dari PT. PSAS. PHK tersebut

dinyatakan berlaku mundur, yakni terhitung sejak tanggal 30 April

2004. Padahal pernyataan PHK secara lisan saja disampaikan pada

tanggal 4 Mei 2004. PHK tersebut dilakukan tanpa mendapatkan ijin

Page 30: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

lebih dahulu dari P4D Propinsi DKI Jakarta. Terhadap keterangan

PT. PSAS pada saat pertemuan di Disnaker Jakarta, P4D Jakarta

ataupun dalam memori bandingnya sebagaimana yang dikutip oleh

Termohon Kasasi/Tergugat pada salinan putusannya, Termohon

Kasasi/Tergugat ingin menegaskan. Dalil-dalil PT. PSAS yang pada

pokoknya menyebutkan bahwa Pemohon Kasasi/Penggugat tidak

mampu melaksanakan pekerjaan yang didistribusikan PT. PSAS

adalah tidak benar. Dijelaskan lagi bahwa di samping tidak ada job

description dari PT. PSAS, diantara instruksi yang diberikan kepada

Pemohon Kasasi/Penggugat bukan merupakan bidang tugas

Pemohon Kasasi/Penggugat, demikian pula mengenai kejadian-

kejadian sebagaimana yang didalilkan PT. PSAS, juga tidak

diketahui oleh Pemohon Kasasi/Penggugat, sehingga hal yang

demikian haruslah ditolak.

Pemohon Kasasi/Penggugat tidak pernah menyatakan

ataupun mengakui kepada Managing Director dan General Manager

PT. PSAS bahwa hal-hal yang tidak diharapkan dari operasi

perusahaan adalah kesalahan Pemohon Kasasi/Penggugat.

Keterangan-keterangan PT. PSAS tersebut tidak pernah dibuktikan,

bahkan Pemohon Kasasi/Penggugat tidak pernah diberitahukan

Page 31: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mengenai memori banding PT. PSAS pada saat PT. PSAS

mengajukan keberatan pada Termohon Kasasi/Tergugat. Sehingga

Pemohon Kasasi/Penggguat tidak dapat memberikan tanggapan pada

Termohon Kasasi/Tergugat. Keterangan PT. PSAS semakin tidak

berdasar lagi karena PT. PSAS juga menjadikan kesalahan yang

dilakukan oleh orang lain (karyawan yang bernama Sahat Siregar)

sebagai alasan untuk memutuskan hubungan kerja dengan Pemohon

Kasasi/Penggugat.

Pemohon Kasasi/Penggugat juga menolak pernyataan PT.

PSAS yang menganggap PHK dan hak-hak Pemohon

Kasasi/Penggugat atas PHK tersebut harus diselesaikan dengan

hukum dan Pengadilan Singapura, bukan menurut hukum dan

Pengadilan Indonesia. Hal yang demikian merupakan penafsiran PT.

PSAS mengenai pemberlakuan kontrak kerja a quo.

Mengenai pertimbangan dan putusan Termohon

Kasasi/Tergugat.

Termohon Kasasi/Tergugat telah memberikan pendapatnya

mengenai permasalahan yang berkenaan dengan PHK Pemohon

Kasai/Penggugat oleh PT. PSAS. Selanjutnya mengenai pendapat

dan pertimbangan Termohon Kasasi/Tergugat terhadap

Page 32: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

permasalahan dimaksud Pemohon Kasasi/Penggugat sampaikan

Pertimbangan dan putusan Termohon Kasasi/tergugat bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Ternyata

Termohon Kasasi/Tergugat hanya mengambilalih begitu saja seluruh

memori banding PT. PSAS sebagai bahan pertimbangan sebelum

memberikan pendapatnya. Dapat dilihat pada salinan putusannya

dan tidak ada satu kalimatpun pertimbangan Termohon

Kasasi/Tergugat yang bukan merupakan keterangan Pemohon

Kasasi/Penggugat;

Berdasarkan pertimbangan tersebut, kemudian Termohon

Kasasi/Tergugat berpendapat. Oleh karena Sdr. David J Duffi

sebagai Pekerja berstatus Warga Negara Asing yang berdomisili di

Australia dan Perjanjian Kerja dapat ditandatangani dimanapun juga,

sehingga tidak berarti bahwa perjanjian yang merupakan

kesepakatan kedua belah pihak harus tunduk pada undang-undang

yang berlaku dimana perjanjian kerja tersebut ditandatangani. Sesuai

dengan persyaratan angka 12 dari perjanjian kerja No. MD.0054/04

tanggal 27 Januari 2004 yang disetujui oleh Sdr. David J Duffi,

perjanjian itu demi hukum tunduk di bawah hukum Singapura, dan

bila terjadi perselisihan apapun akan diajukan ke Pengadilan

Page 33: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Singapura. Panitia Pusat menilai berdasarkan perjanjian kerja No.

MD.0054/04 tanggal 27 Januari 2004 (kontrak kerja) tersebut tidak

mengesampingkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003, tetapi

perjanjian kerja tersebut tunduk di bawah hukum Singapura,

sehingga perselisihan tersebut seharusnya diajukan kepada

Pengadilan Singapura.

Pendapat Termohon Kasasi/Tergugat tersebut, diambilalih

seutuhnya dari memori banding PT. PSAS, sebagaimana uraian

memori banding yang dituliskan kembali oleh Termohon

Kasasi/tergugat.

Pendapat dan putusan Termohon Kasasi/Tergugat pada

perkara a quo sangat bertentangan dengan peraturan perundang-

undangan yang berlaku dalam wilayah hukum Republik Indonesia,

yaitu: Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 yang mengatur tentang

tenaga kerja di Indonesia. Pasal 1 angka 3 Undang-Undang No. 13

Tahun 2003, menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pekerja

adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau

imbalan dalam bentuk lain. Berdasarkan ketentuan tersebut, David J

Duffi/Pemohon Kasasi/Penggugat termasuk dalam pengertian

Pekerja menurut Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Selanjutnya

Page 34: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berdasarkan angka 4, 5, dan 6 Pasal 1 Undang-Undang No. 13

Tahun 2003, PT. PSAS telah memenuhi persyaratan untuk dapat

disebut sebagai Pemberi Kerja, Pengusaha, ataupun Perusahaan.

Oleh sebab itu Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 dan peraturan

perundang-undangan lainnya mengenai tenaga kerja asing, dalam

hubungan antara Pemohon Kasasi/Penggugat dengan PT. PSAS

adalah mutlak adanya. Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

mewajibkan Pengusaha untuk membuat peraturan perusahaan

diberlakukan kepada seluruh Pekerja (baik asing maupun lokal),

serta membuka peluang kepada Pekerja dan Pengusaha untuk

membuat perjanjian kerja dan kontrak kerja yang merumuskan hak

dan kewajiban lainnya dari Pekerja atau Pengusaha, akan tetapi hak

dan kewajiban tersebut tidak boleh meniadakan atau bertentangan

dengan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003. Karenanya Pekerja

maupun Pengusaha disamping tunduk pada perjanjian kerja tersebut,

mereka juga tunduk pada Undang-Undang yang berlaku. Atau

dengan kata lain perjanjian tersebut berlaku sebagai perjanjian

tambahan, sepanjang tidak bertentangan dengan kaidah hukum yang

berlaku di Indonesia, termasuk mengenai penggunaan tenaga kerja

asing di Indonesia.

Page 35: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pernyataan Pemohon Kasasi/Penggugat bahwa kontrak kerja

a quo tidak mengesampingkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2003

seharusnya ditindaklanjuti dengan memutus permasalahan PHK a

quo berdasarkan undang-undang tersebut, sehingga hak-hak

Pemohon Kasasi/Penggugat tetap terlindungi, dan PT. PSAS harus

memenuhi kewajibannya kepada Pemohon Kasasi/Penggugat

sebagaimana yang telah diputuskan oleh P4D DKI Jakarta.

Pendapat Termohon Kasasi/Tergugat yang membenarkan

pendapat PT. PSAS bahwa dalam permasalahan PHK a quo

diberlakukan hukum dan Pengadilan Singapura adalah pendapat

yang keliru. Meskipun, kontrak kerja tersebut memilih hukum dan

Pengadilan Singapura. Hal ini dapat dijelaskan PT. PSAS adalah

badan hukum yang didirikan dan tunduk pada hukum Indonesia serta

menjalankan aktivitas di Indonesia. Demikian pula dengan Pemohon

Kasasi/Penggugat yang bekerja sebagai Tenaga Kerja di Indonesia,

oleh karenanya baik Pemohon Kasasi/Penggugat maupun PT. PSAS

tunduk pada hukum Indonesia. Dalam penyelesaian permasalahan

PHK Pemohon Kasasi/ Penggugat, apalagi mengenai berlakunya

hukum Indonesia ini (Undang-Undang No. 13 Tahun 2003)

dinyatakan dengan tegas oleh Termohon Kasasi/Tergugat. Lebih

Page 36: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tegas mengenai masalah yang timbul dalam hubungan kerja di

Indonesia.

Pemilihan hukum dan Pengadilan Singapura sebagaimana

yang disebutkan dalam kontrak kerja, hanya diberlakukan

penyelesaian dalam pelaksanaan kontrak kerja berkenaan dengan

hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang disepakati oleh Pemohon

Kasasi/Penggugat dan PT. PSAS selain hak-hak dan kewajiban-

kewajiban Pekerja dan Pengusaha yang diatur dalam Undang-

Undang No. 13 Tahun 2003 dan peraturan perundang-undangan

lainnya yang berlaku di Indonesia. Hak dan kewajiban tersebut

antara lain adalah hak Pemohon Kasasi/Penggugat atas dua bulan

gaji dari PT. PSAS jika yang melakukan PHK adalah PT. PSAS,

atau kewajiban PT. PSAS untuk mendapatkan Pemohon

Kasasi/Penggugat pada perusahaan lain jika Pemohon

Kasasi/Penggugat di PHK.

Karena Pemohon Kasasi/Penggugat tidak memberikan

putusan oleh undang-undang yang berlaku, maka putusan Termohon

Kasasi/Tergugat No. 365/483/83-7/IX/PHK/3-2005 tanggal 29

Maret 2005 pada perkara ini haruslah dinyatakan batal atau tidak

sah.

Page 37: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Anjuran Disnaker Propinsi DKI Jakarta dan putusan P4D

Propinsi DKI Jakarta tanggal 7 Desember 2004 yang memerintahkan

PT. PSAS untuk membayar sisa gaji Pemohon Kasasi/Penggugat

selama sembilan bulan adalah sudah tepat, mengingat lamanya

waktu kerja bagi Pekerja Asing di Indonesia yang kontrak kerjanya

tidak ada batas waktu, setidak-tidaknya adalah sesuai dengan jangka

waktu Ijin Tenaga Kerja Asing yang diberikan kepadanya.

Badan Koordinasi Penanaman Modal telah menyetujui

permohonan PT. PSAS untuk mempekerjakan Pemohon

Kasasi/Penggugat sekurang-kurangnya selama satu tahun. Mengenai

hal ini tidak dapat dibantah kebenarannya, baik oleh PT. PSAS

maupun oleh Termohon Kasasi/Tergugat mengingat dokumen

dimaksud diurus sendiri oleh PT. PSAS.

Pembayaran kepada Pemohon Kasasi/Penggugat selama

sembilan bulan dari gaji yang masih tersisa, juga menjadi berdasar,

karena Pasal 62 Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 pada pokoknya

menyebutkan bahwa, apabila salah satu pihak mengakhiri hubungan

kerja sebelum berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan, atau

berakhirnya hubungan kerja bukan karena ketentuan sebagaimana

Pasal 61 ayat (1), pihak yang mengakhiri hubungan kerja diwajibkan

Page 38: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

membayar ganti kerugian kepada pihak lainnya sebesar upah

Pekerja/Buruh sampai berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Oleh sebab itu, anjuran dan putusan P4D Propinsi DKI

Jakarta layak dan adil untuk diperintahkan. Pertimbangan dan

putusan Termohon Kasasi/Tergugat bertentangan dengan Asas-Asas

Umum Pemerintahan Yang Baik, yakni Asas Kecermatan dan

Keseimbangan. Termohon Kasasi/Tergugat mengatakan setelah

meneliti dan mempelajari berkas perkara ini, Panitia Pusat

berpendapat telah cukup data sebagai bahan pertimbangan untuk

memutus perkara ini, sehingga memandang tidak perlu lagi

mengadakan sidang hearing untuk mencari tambahan

data/keterangan tambahan dari kedua belah pihak sebagaimana

dimaksud Pasal 18 Undang-Undang No. 22 Tahun 1957 jo Pasal 6

Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 1967.

Pendapat tersebut jelas keliru dan jauh dari asas keseermatan

dan asas keseimbangan yang semestinya diterapkan oleh Termohon

Kasasi/Tergugat mengingat PT. PSAS, yang telah menyampaikan

keterangan secara sepihak melalui memori bandingnya, dimana

memori banding tersebut tidak pernah disampaikan kepada Pemohon

Kasasi/Penggugat oleh Termohon Kasasi/Tergugat. Setelah tidak

Page 39: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menyampaikan salinan memori banding, PT. PSAS kepada

Pemohon Kasasi/Penggugat, Termohon Kasasi/Tergugat juga tidak

memanggil Pemohon Kasasi/Penggugat untuk memberikan

penjelasan, bahkan Termohon Kasasi/Tergugat langsung

mengambilalih seluruh keterangan pada memori banding PT. PSAS

sebagai bahan pertimbangan untuk memberikan putusannya. Hal ini

memberikan bahwa Termohon Kasasi/Tergugat pada waktu

membuat putusan pada perkara ini, telah tidak memperhatikan

semua fakta terkait, serta tidak pula memperhatikan kepentingan

pihak pada perkara ini, yakni Pemohon Kasasi/Penggugat.

Karena putusan Termohon Kasasi/Tergugat a quo

bertentangan dengan undang-undang yang berlaku dan bertentangan

pula dengan Asas-Asas Umum Pemerintahan Yang Baik, serta

sangat merugikan Pemohon Kasasi/Penggugat, maka putusan

Termohon Kasasi/Tergugat a quo haruslah dinyatakan batal atau

tidak sah, dan menghukum Termohon Kasasi/Tergugat untuk

menerbitkan KTUN yang baru yang menghukum PT. PSAS

membayar kepada Pemohon Kasasi/Penggugat sisa gaji Pemohon

Kasasi/Penggugat untuk waktu sembilan bulan, yakni sebesar empat

Page 40: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

puluh ribu lima ratus US Dollar. Dengan kata lain putusan P4D

Propinsi DKI Jakarta harus dilaksanakan oleh PT. PSAS.

Pertimbangan Termohon Kasasi/Tergugat yang bertentangan

dengan hukum dan/atau tidak menetapkan hukum (Undang-Undang

No. 13 Tahun 2003) sebagaimana mestinya, hukum diambilalih dan

dibenarkan oleh PT TUN Jakarta. Melalui putusannya tersebut di

atas, oleh sebab itu putusan PT TUN Jakarta juga harus dibatalkan.

Alasan dan permohonan kasasi dari Pemohon

Kasasi/Penggugat pada perkara ini sesuai menurut hukum, maka

menjadi beralasan dan berdasar bagi Majelis Hakim Agung di

tingkat kasasi untuk membatalkan putusan PT TUN di atas,

selanjutnya mengadili sendiri perkara ini.

Oleh karena itu, Pemohon Kasasi/Penggugat mohon kepada

Mahkamah Agung RI untuk memperhatikan putusan Panitia

Penyelesaian Perselisihan Perburuhan Daerah (P4D) Jakarta

sebagaimana yang telah disebutkan di atas.

Menimbang, bahwa terhadap keberatan-keberatan tersebut di

atas, Mahkamah Agung berpendapat. Keberatan-keberatan Pemohon

Kasasi tidak dapat dibenarkan, karena putusan Judex Factie telah

tepat dan benar, yaitu tidak salah dalam penerapan hukum, dengan

Page 41: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pertimbangan. Keberatan-keberatan tersebut hanya pengulangan

kembali dari dalil-dalil gugatan yang sudah dipertimbangkan dengan

benar dan tepat oleh Judex Factie. Sesuai Pasal 12 Perjanjian

Kontrak Kerja, dinyatakan apabila terjadi sengketa dalam kontrak

kerja tersebut akan diselesaikan menurut Hukum Singapura di

Pengadilan Singapura.

Berdasarkan pertimbangan di atas, lagi pula ternyata bahwa

putusan PT TUN Jakarta dalam perkara ini tidak bertentangan

dengan hukum dan/atau undang-undang, maka permohonan kasasi

yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: David J Duffi tersebut harus

ditolak. Karena permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi ditolak,

maka Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar biaya perkara

dalam tingkat kasasi ini.

Memperhatikan pasal-pasal dari Undang-Undang No. 4

Tahun 2004, Undang-Undang No. 14 Tahun 1985 sebagaimana yang

telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No 5 Tahun

2004, Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 sebagaimana yang telah

diubah dan ditambah dengan Undang-Undang No. 9 Tahun 2004,

dan peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan.

Page 42: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Mahkamah mengadili: Menolak permohonan kasasi dari

Pemohon Kasasi: David J Duffi tersebut; danMenghukum Pemohon

Kasasi/Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat

kasasi ini sebesar lima ratus ribu rupiah.

3.1.c. Putusan Nomor 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013

Perkara ini adalah perdata khusus perselisihan hubungan

industrial dalam tingkat kasasi. Dalam perkara antara: PT. Siemens

Indonesia sebagai Pemohon Kasasi I juga Termohon Kasasi II

dahulu Tergugat, melawan Stephen Michael Young, Warga Negara

Australia, sebagai Termohon Kasasi I juga Pemohon Kasasi II

dahulu Penggugat.

Dari surat-surat tersebut, ternyata bahwa sekarang Termohon

Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu sebagai Penggugat telah

mengajukan gugatan terhadap Pemohon Kasasi I juga Termohon

Kasasi II dahulu sebagai Tergugat di depan persidangan Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pokok tuntutan sebagai berikut: Pada tanggal 16 April 2012

Mediator pada Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota

Administrasi Jakarta Selatan yang menangani permohonan

Page 43: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pencatatan perselisihan hubungan industrial yang diajukan oleh

Penggugat telah memberikan anjuran agar pekerja (sekarang

Penggugat) dapat menerima Pemutusan Hubungan Kerja dengan

Pengusaha akibat dari berakhirnya masa Izin Menggunakan Tenaga

Kerja Asing atas nama Pekerja terhitung tanggal 24 Oktober 2011,

sesuai Surat Keputusan Dirjen Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja

dan Transmigrasi RI No.Kep-29167/MEN/B/IMTA/2010, tanggal

18 Oktober 2010.

Agar kedua belah pihak memberikan jawaban secara tertulis

atas anjuran tersebut di atas, selambat-lambatnya dalam jangka

waktu sepuluh hari kerja setelah menerima anjuran ini.

Penggugat tidak dapat menerima dan sangat keberatan

dengan anjuran Mediator pada Suku Dinas Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Kota Administrasi Jakarta Selatan. Karena anjuran

tersebut sangat sumir, dibuat secara asal-asalan, sekedar melepas

tanggung jawab memediasi laporan yang Penggugat ajukan. Setelah

anjuran diberikan, maka selesai tugas dan tanggung jawab mediator

dan anjuran tersebut tidak didukung dengan argumentasi dan dasar

hukum yang kuat. Anjuran tersebut tidak menjawab dan

mempertimbangkan pokok persoalan yang Penggugat ajukan, yaitu

Page 44: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Penggugat bekerja pada Tergugat secara terus-menerus tanpa putus

sejak tanggal 21 April 1998 s/d tanggal 30 September 2011 (selama

± 13 Tahun). Anjuran tersebut mentolerir pelanggaran-pelanggaran

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

yang dilakukan oleh Tergugat. Anjuran tersebut mengkaitkan

hubungan kerja dengan Izin Menggunakan Tenaga Kerja Asing

(IMTA), padahal hubungan kerja dan IMTA adalah dua hal yang

berbeda.

Menurut Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN/III/2008

tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing IMTA, adalah

izin tertulis yang diberikan oleh Menteri/Pejabat yang ditunjuk

kepada Pemberi Kerja.

Menurut Pasal 1 angka 15 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, Hubungan Kerja adalah hubungan

antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian

kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.

Berdasarkan pengertian IMTA dan Hubungan Kerja tersebut

di atas, maka hubungan kerja berakhir apabila perjanjian kerja

berakhir, apabila perjanjian kerja berakhir, bukan karena

Page 45: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berakhirnya IMTA. Apabila IMTA berakhir, hubungan kerja masih

berlangsung, maka adalah kewajiban Pemberi Kerja mengajukan

permohonan perpanjangan masa berlakunya IMTA.

Penggugat adalah Warga Negara Asing (Australia) yang

telah bekerja pada Tergugat sejak tanggal 21 April 1998 s/d tanggal

30 September 2011. Jabatan terakhir sebagai Manager PTD Service

(PTD SE), dengan gaji/pendapatan tetap pertahun sebesar seratus

dua puluh satu ribu delapan puluh satu Euro.

Meskipun Penggugat adalah Warga Negara Asing yang

bekerja di Indonesia, Penggugat mempunyai hak dan perlindungan

hukum yang sama dengan Warga Negara Indonesia sebagaimana

diatur dalam peraturan perundang-undangan Republik Indonesia

sebagai berikut. Menurut Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar

1945, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan,

dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di

hadapan hukum. Menurut Pasal 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap pekerja/buruh memperoleh

perlakuan yang sama tanpa diskriminasi dari pengusaha. Menurut

Pasal 31 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, setiap tenaga kerja mempunyai hak dan

Page 46: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kesempatan yang sama untuk memilih, mendapatkan, atau pindah

pekerjaan, dan memperoleh penghasilan yang layak di dalam dan di

luar negeri. Menurut Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap pekerja/buruh

mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas: Keselamatan

dan Kesehatan Kerja; Modal dan Kesusilaan; Perlakuan yang Sesuai

dengan Harkat dan Martabat Manusia Serta Nilai-Nilai Agama.

Peraturan perundang-undangan Republik Indonesia

sebagaimana tersebut di atas, selalu menggunakan kata-kata setiap

orang/setiap pekerja, membuktikan bahwa peraturan perundang-

undangan Republik Indonesia tidak membeda-bedakan/memberikan

perlakuan atau perlindungan yang berbeda antara Warga Negara

Indonesia dengan Warga Negara Asing. Itu artinya, memberikan

perlindungan yang sama kepada Warga Negara Indonesia dan

Warga Negara Asing yang bekerja di dalam wilayah Republik

Indonesia.

Tergugat adalah suatu Perseroan Terbatas yang didirikan

berdasarkan dan tunduk kepada Undang-Undang Negara Republik

Indonesia. Perjanjian kerja/kesepakatan kerja waktu tertentu yang

dibuat oleh dan antara Penggugat dengan Tergugat dibuat dalam

Page 47: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

bahasa Indonesia. Isinya, ketentuan-ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

dan apabila timbul perselisihan dalam hubungan kerja tersebut akan

diselesaikan secara musyawarah dan kekeluargaan. Apabila

penyelesaian secara musyawarah dan kekeluargaan tidak selesai,

maka kedua belah pihak sepakat menyelesaikan masalahnya ke

Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia. Hal tersebut berarti

bahwa Penggugat dan Tergugat telah sepakat dan setuju

menundukkan diri dan memilih hukum Negara Republik Indonesia

dalam mengadakan hubungan kerja dan menyelesaikan perselisihan

yang timbul dalam pelaksanaan hubungan kerja tersebut.

Menurut Pasal 42 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, setiap pemberi kerja yang

mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari

Menteri atau pejabat yang ditunjuk. Menurut Pasal 42 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam

hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu tertentu. Menurut

Pasal 1 angka 5 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN/III/2008 tentang Tata Cara

Page 48: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Penggunaan Tenaga Kerja Asing, Izin Mempekerjakan Tenaga

Kerja Asing yang selanjutnya disingkat IMTA adalah izin tertulis

yang diberikan oleh Menteri atau Pejabat yang ditunjuk kepada

Pemberi Kerja TKA.

Menurut Pasal 24 ayat (3) Peraturan Menteri Tenaga Kerja

dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN/III/2008

tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing, jangka waktu

berlakunya IMTA sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diberikan

paling lama satu tahun dan dapat diperpanjang. Menurut Pasal 28

ayat (1) Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik

Indonesia Nomor PER.02/MEN/II/2008 tentang Tata Cara

Penggunaan Tenaga Kerja Asing. IMTA dapat diperpanjang sesuai

jangka waktu berlakunya RPTKA (Rencana Penggunaan Tenaga

Kerja Asing) dengan ketentuan setiap kali perpanjangan paling lama

satu tahun. Menurut Pasal 13 Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan

Transmigrasi Republik Indonesia Nomor PER.02/MEN/III/2008

tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing, RPTKA dapat

diberikan untuk jangka waktu paling lama 5 (lima) tahun dan dapat

diperpanjang untuk jangka waktu yang sama dengan memperhatikan

kondisi pasar kerja dalam negeri.

Page 49: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Meskipun setiap pemberi kerja yang mempekerjakan tenaga

kerja asing di wilayah Negara Republik Indonesia wajib memiliki

IMTA, akan tetapi IMTA bukan merupakan dasar terjadinya

hubungan kerja. IMTA hanya merupakan izin yang diberikan oleh

Menteri/Pejabat yang ditunjuk kepada pemberi kerja. Dasar

terjadinya hubungan kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh

adalah perjanjian kerja sebagaimana diatur dalam Pasal 50 UU

Ketenagakerjaan.

Menurut Pasal 50 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, hubungan kerja terjadi karena adanya

perjanjian kerja antara pengusaha dan pekerja/buruh. Menurut Pasal

56 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, perjanjian kerja dibuat untuk waktu tertentu atau

untuk waktu tidak tertentu.

Antara Penggugat dengan Tergugat telah mengadakan

hubungan kerja berdasarkan perjanjian kerja/kesepakatan kerja

waktu tertentu.

Penggugat bekerja pada Tergugat di Indonesia pada awalnya

berdasarkan Letter Of Appointment tanggal 21 April 1998 yang

dibuat dan ditandatangani oleh dan antara Tergugat yang diwakili

Page 50: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Sdr. M. Hasier selaku Project Manager dan Sdr. Gunawan selaku

Project Site Commercia dengan Penggugat. Letter of Appointment

tersebut pada pokoknya mengatur Jabatan Penggugat adalah sebagai

Electrical and Instrumentation Supervisor Tergugat; Masa kerja

Penggugat terhitung sejak tanggal 10 April 1998 sampai dengan

tanggal 31 Maret 1999; Pendapatan Penggugat sebesar U$S 7.600,-

(tujuh ribu enam ratus dollar Australia) per bulan; Penggugat akan

menjalani masa percobaan selama 3 bulan; dan Letter of

Appointment dibuat berdasarkan dan tunduk pada hukum Negara

Republik Indonesia.

Meskipun Letter of Appointment tersebut di atas berakhir

pada tanggal 31 Maret 1999, akan tetapi Penggugat tetap bekerja

pada Tergugat sampai dengan tanggal 28 Februari 2001, menerima

gaji setiap bulannya dan menerima bonus tahun 1999, tahun 2000,

dan tahun 2001.

Pada tanggal 9 Maret 2000 (seharusnya tanggal 9 Maret

2001) telah dibuat dan ditandatangani Employment Agreement oleh

dan antara Tergugat yang diwakili Sdr. B. Ortmann dan Sdr. H.W.

Linne dengan Penggugat. Employment Agreement tersebut pada

pokoknya mengatur Penggugat akan mulai bekerja di Jakarta sejak

Page 51: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tanggal 01 Maret 2001 sampai dengan 31 Maret 2002; Penggugat

akan menjalani masa percobaan selama 3 bulan; Jabatan Penggugat

sebagai responsible to the Departement Manager of I & S2 PM;

Pendapatan dasar Penggugat sebesar sebelas juta delapan ratus tujuh

puluh sembilan ribu rupiah per bulan; Uang pesangon akan

dibayarkan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku;

Apabila terjadi perselisihan mengenai hubungan kerja, akan

diselesaikan secara kekeluargaan/damai dan apabila tidak tercapai,

maka para pihak akan menyelesaikan melalui Departemen Tenaga

Kerja Negara Republik Indonesia; dan Ketentuan-ketentuan yang

terdapat pada perjanjian kerja bersama berlaku, sepanjang tidak

diatur dalam perjanjian kerja ini.

Meskipun Employment Agreement tersebut di atas, berakhir

pada tanggal 31 Maret 2002, akan tetapi Penggugat tetap bekerja

pada Tergugat sampai dengan tanggal 30 September 2002,

menerima gaji setiap bulannya dan menerima bonus tahun 2002.

Pada tanggal 02 Oktober 2002 telah dibuat dan

ditandatangani Employment Agreement oleh dan antara Tergugat

yang diwakili Sdri. Lola Irene Harahap dan Sdr. Frank Pedersen

dengan Penggugat. Employment Agreement tersebut pada pokoknya

Page 52: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mengatur Penggugat akan mulai bekerja di Jakarta sejak tanggal 01

Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2003; Penggugat akan

menjalani masa percobaan selama 3 bulan; Jabatan Pemohon

sebagai responsible to the Departement Manager of I & S2 PM;

Pendapatan dasar Pemohon sebesar Rp13.676.688,00 (tiga belas juta

enam ratus tujuh puluh enam ribu enam ratus delapan puluh delapan

rupiah) per bulan; Uang pesangon akan dibayarkan sesuai dengan

ketentuan-ketentuan yang berlaku; Apabila terjadi perselisihan

mengenai hubungan kerja, akan diselesaikan secara

kekeluargaan/damai dan apabila tidak tercapai, maka para pihak

akan menyelesaikan melalui Departemen Tenaga Kerja Negara

Republik Indonesia; dan Ketentuan-ketentuan yang terdapat pada

perjanjian kerja bersama berlaku, sepanjang tidak diatur dalam

perjanjian kerja ini.

Pada tanggal 01 Oktober 2004 telah dibuat dan

ditandatangani Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu oleh dan antara

Tergugat yang diwakili oleh Sdri. Lola Irene Harahap dan Sdr.

Juergen Marksteiner dengan Penggugat. Kesepakatan kerja waktu

tertentu tersebut pada pokoknya mengatur Kedua belah pihak telah

sepakat untuk mengadakan kesepakatan kerja terhitung mulai

Page 53: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tanggal 01 Oktober 2004 s/d 30 September 2005; Tempat

penerimaan dan penempatan Penggugat di Jakarta; Jabatan

Penggugat: Head of Department/Manager PTD Services (PTD SE);

Gaji kotor sebesar Rp17.000.000,- (Tujuh belas juta rupiah) bruto

per bulan. Golongan level 6; Pekerja yang telah bekerja selama 12

bulan penuh berhak atas cuti tahunan sebanyak 25 hari kerja.

Apabila pekerja belum/tidak memenuhi masa kerja 12 (dua belas)

bulan, maka cuti tahunan dapat diambil secara proporsional dengan

persetujuan atasannya; Jika terjadi perselisihan yang timbul dalam

hubungan kerja, kedua belah pihak sepakat akan mengusahakan

penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan. Apabila

penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan tidak dapat

diselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat menyerahkan

masalahnya ke Departemen Tenaga Kerja sebagai langkah terakhir;

dan Para pihak dapat diperpanjang kesepakatan kerja untuk waktu

tertentu, dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya

tersebut kepada pihak lain, selambat-lambatnya 2 (dua) bulan

sebelum kesepakatan kerja waktu tertentu ini berakhir.

Pada tanggal 1 Oktober 2006 telah dibuat dan ditandatangani

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu oleh dan antara Tergugat yang

Page 54: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

diwakili Lola Irene Harahap dan Juergen Marksteiner dengan

Penggugat. Kesepakatan kerja waktu tertentu tersebut pada

pokoknya Kedua belah pihak telah sepakat untuk mengadakan

kesepakatan kerja terhitung mulai sejak tanggal 1 Oktober 2006 s/d

30 September 2008; Tempat penerimaan dan penempatan Penggugat

di Jakarta; Jabatan Penggugat: Head of Department/Manager PTD

Services (PTD SE); Gaji kotor sebesar dua puluh juta tujuh ratus

empat puluh lima ribu dua ratus rupiah brutto per bulan. Golongan

level 6; Pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan penuh berhak

atas cuti.

Pada tanggal 1 Oktober 2008 telah dibuat dan ditandatangani

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu oleh dan antara Tergugat yang

diwakili oleh Lola Irene Harahap dan Markus Strohmeier dengan

Penggugat. Kesepakatan kerja waktu tertentu tersebut pada

pokoknya mengatur Kedua belah pihak telah sepakat untuk

mengadakan kesepakatan kerja terhitung mulai sejak tanggal 1

Oktober 2008 s/d 30 September 2009; Tempat penerimaan dan

penempatan Penggugat di Jakarta; Jabatan Penggugat: Head of

Departemen/Manager PTD Services (PTD SE); Pendapatan per

tahun sebesar seratus tiga puluh sembilan ribu tujuh ratus tiga puluh

Page 55: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tujuh Euro bruto, yang terdiri dari pendapatan tetap sebesar seratus

delapan ribu sembilan ratus lima puluh tujuh Euro bruto, dan VIS

sebesar tiga puluh ribu tujuh ratus delapan puluh Euro; Jika pekerja

berhasil memperoleh target 100%, pekerja akan menerima seratus

empat puluh satu juta tujuh ratus enam puluh empat ribu seratus lima

puluh empat rupiah gross dan dua puluh ribu lima ratus tiga puluh

Euro bruto; Pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan penuh

berhak atas cuti tahunan sebanyak 25 hari kerja. Apabila pekerja

belum/tidak memenuhi masa kerja dua belas bulan, maka cuti

tahunan dapat diambil secara proporsional dengan persetujuan

atasannya; Jika terjadi perselisihan yang timbul dalam hubungan

kerja, kedua belah pihak sepakat akan mengusahakan penyelesaian

secara musyawarah kekeluargaan. Apabila penyelesaian secara

musyawarah kekeluargaan tidak dapat diselesaikan, maka kedua

belah pihak sepakat menyerahkan masalahnya ke Departemen

Tenaga Kerja sebagai langkah terakhir; dan Para pihak dapat

memperpanjang kesepakatan kerja untuk waktu tertentu, dengan

terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada pihak

lainnya, selambat-lambatnya tiga bulan sebelum kesepakatan kerja

waktu tertentu ini berakhir.

Page 56: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pada tanggal 01 Oktober 2009 telah dibuat dan

ditandatangani Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu oleh dan antara

Tergugat yang diwakili oleh Lola Irene Harahap dan Markus

Strohmeier dengan Penggugat. Kesepakatan kerja waktu tertentu

tersebut pada pokoknya mengatur Kedua belah pihak telah sepakat

untuk mengadakan kesepakatan kerja terhitung mulai sejak tanggal

01 Oktober 2009 s/d 30 September 2010; Tempat penerimaan dan

penempatan Penggugat di Jakarta; Jabatan Penggugat: Head of

Departement/Manager PTD Services (PTD SE); Pendapatan per

tahun sebesar seratus empat puluh dua ribu tiga ratus tiga puluh

sembilan Euro bruto, yang terdiri dari pendapatan tetap sebesar

seratus dua belas ribu lima ratus lima puluh sembilan Euro bruto,

dan VIS sebesar tiga puluh ribu tujuh ratus delapan puluh Euro; Jika

pekerja berhasil memperoleh target 100%, pekerja akan menerima

seratus empat puluh satu juta tujuh ratus enam puluh empat ribu

seratus lima puluh empat rupiah gross dan dua puluh ribu lima ratus

tiga puluh Euro bruto; Pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan

penuh berhak atas cuti tahunan sebanyak 25 hari kerja. Apabila

pekerja belum/tidak memenuhi masa kerja 12 (dua belas) bulan,

maka cuti tahunan dapat diambil secara proporsional dengan

Page 57: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

persetujuan atasannya; Jika terjadi perselisihan yang timbul dalam

hubungan kerja, kedua belah pihak sepakat akan mengusahakan

penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan. Apabila

penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan tidak dapat

diselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat menyerahkan

masalahnya ke Departemen Tenaga Kerja sebagai langkah terakhir;

dan Para pihak dapat memperpanjang kesepakatan kerja untuk

waktu tertentu, dengan terlebih dahulu memberitahukan maksudnya

tersebut kepada pihak lainnya, selambat-lambatnya tiga bulan

sebelum kesepakatan kerja waktu tertentu ini berakhir.

Pada tanggal 1 Oktober 2010 telah dibuat dan ditandatangani

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu oleh dan antara Tergugat yang

diwakili oleh Lola Irene Harahap dan Hans Peter Haesslein dengan

Penggugat. Kesepakatan kerja waktu tertentu tersebut pada

pokoknya mengatur Kedua belah pihak telah sepakat untuk

mengadakan kesepakatan kerja terhitung mulai sejak tanggal 1

Oktober 2010 s/d 30 September 2011; Tempat penerimaan dan

penempatan Penggugat di Jakarta; Jabatan Penggugat: Head of

Departement/Manager PTD Service (PTD SE); Pendapatan per

tahun sebesar seratus lima puluh empat ribu lima ratus tiga puluh

Page 58: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tiga Euro bruto, yang terdiri dari pendapatan tetap sebesar seratus

dua puluh satu ribu delapan puluh satu Euro bruto, dan VIS sebesar

tiga puluh tiga ribu empat ratus lima puluh dua Euro; Jika pekerja

berhasil memperoleh target 100%, pekerja akan menerima seratus

empat puluh delapan juta delapan ratus lima puluh dua ribu tiga

ratus enam puluh dua rupiah gross, dan dua puluh ribu lima ratus

tiga puluh Euro bruto; Pekerja yang telah bekerja selama 12 bulan

penuh berhak atas cuti tahunan sebanyak 25 hari kerja. Apabila

pekerja belum/tidak memenuhi masa kerja dua belas bulan, maka

cuti tahunan dapat diambil secara proporsional dengan persetujuan

atasannya; Jika terjadi perselisihan yang timbul dalam hubungan

kerja, kedua belah pihak sepakat akan mengusahakan penyelesaian

secara musyawarah kekeluargaan. Apabila penyelesaian secara

musyawarah kekeluargaan tidak dapat diselesaikan, maka kedua

belah pihak sepakat menyerahkan masalahnya ke Departemen

Tenaga Kerja sebagai langkah terakhir; dan Para pihak dapat

memperpanjang kesepakatan kerja untuk waktu tertentu, dengan

terlebih dahulu memberitahukan maksudnya tersebut kepada pihak

lainnya, selambat-lambatnya tiga bulan sebelum kesepakatan kerja

waktu tertentu ini berakhir.

Page 59: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Letter of Appointment tanggal 21 April 1998, Employment

Agreement tanggal 9 Maret 2000, tanggal 2 Oktober 2002,

Kesepakatan Kerja Waktu Tertentu tanggal 1 Oktober 2004, tanggal

1 Oktober 2005, tanggal 1 Oktober 2010 yang dibuat oleh dan antara

Penggugat dengan Tergugat sebagaimana diuraikan pada point 9

tersebut di atas dibuat dalam bahasa Indonesia. Berisi ketentuan-

ketentuan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun

2003 tentang Ketenagakerjaan, dan apabila timbul perselisihan

dalam hubungan kerja tersebut akan diselesaikan secara musyawarah

dan kekeluargaan. Apabila penyelesaian secara musyawarah dan

kekeluargaan tidak diselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat

menyelesaikan masalahnya ke Departemen Tenaga Kerja Republik

Indonesia. Hal tersebut berarti bahwa Penggugat dan Tergugat telah

sepakat dan setuju menundukkan diri dan memilih hukum Negara

Republik Indonesia dalam melakukan hubungan kerja dan

menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam pelaksanaan

hubungan kerja tersebut.

Menurut hukum ketenagakerjaan yang berlaku di Negara

Republik Indonesia atau system kontrak bisnis dalam system hukum

Indonesia, yaitu: Pasal 58 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

Page 60: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tentang Ketenagakerjaan, maka Perjanjian kerja untuk waktu

tertentu tidak (selanjutnya disingkat PKWT) dapat mensyaratkan

adanya masa percobaan kerja. Dalam hal disyaratkan masa

percobaan kerja dalam perjanjian kerja sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), masa percobaan kerja yang disyaratkan batal demi hukum.

Menurut Pasal 59 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan: PKWT hanya dapat dibuat untuk pekerjaan

tertentu yang menurut jenis dan sifat atau kegiatan pekerjaannya

akan selesai dalam waktu tertentu. Yaitu: pekerjaan yang sekali

selesai atau yang sementara sifatnya; Pekerjaan yang diperkirakan

penyelesaiannya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan paling

lama tiga tahun; Pekerjaan yang bersifat musiman, atau; Pekerjaan

yang berhubungan dengan produk baru, kegiatan baru, atau produk

tambahan yang masih dalam percobaan atau penjajakan. Perjanjian

kerja untuk waktu tertentu tidak dapat diadakan untuk pekerjaan

yang bersifat tetap; PKWT dapat diperpanjang atau diperbaharui;

PKWT yang didasarkan atas jangka waktu tertentu dapat diadakan

untuk paling lama dua tahun dan hanya boleh diperpanjang satu kali

untuk jangka waktu paling lama satu tahun; Pengusaha yang

bermaksud memperpanjang PKWT tersebut, paling lama tujuh hari

Page 61: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sebelum perjanjian kerja waktu tertentu berakhir telah

memberitahukan maksudnya secara tertulis kepada pekerja/buruh

yang bersangkutan; Pembaharuan PKWT hanya dapat diadakan

setelah melebihi masa tenggang waktu tiga puluh hari berakhirnya

perjanjian kerja waktu tertentu yang lama, pembaruan perjanjian

kerja waktu tertentu ini hanya boleh dilakukan satu kali dan paling

lama dua tahun; PKWT yang tidak memenuhi ketentuan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ayat (2), ayat (4), ayat (5), dan

ayat (6), maka demi hukum menjadi PKWTT. Hal-hal lain yang

belum diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.

Menurut Pasal 60 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan (selanjutnya disesuaikan dengan UU

Ketenagakerjaan 2013).

PKWTT dapat mensyaratkan masa percobaan kerja paling lama tiga

bulan. Dalam masa percobaan kerja, pengusaha dilarang membayar

upah di bawah upah minimum yang berlaku.

Ternyata PKWT antara Penggugat dengan Tergugat

sebagaimana Penggugat uraikan di atas telah diperpanjang sebanyak

8 kali terhitung sejak tahun 2001 sampai dengan 2011 (± 11 tahun).

Khusus PKWT tahun 2004 s/d kesepakatan kerja waktu tertentu

Page 62: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tahun 2010 diperpanjang terus menerus tanpa putus. Di dalam

beberapa perjanjian kerja disyaratkan/adanya masa percobaan dan

pekerjaan yang dilakukan oleh Penggugat adalah pekerjaan yang

bersifat tetap, terus menerus, sehingga PKWT tersebut tidak

memenuhi ketentuan Pasal 59 ayat (1), ayat (2), dan ayat (4)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Sesuai dengan Pasal 59 ayat (7) Undang-Undang Nomor 13

Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, PKWT yang tidak memenuhi

ketentuan sebagaimana dimaksud pada Pasal 59 ayat (1), ayat (2),

dan (4) tersebut, demi hukum menjadi PKWT.

Karena perjanjian kerja antara Penggugat dengan Tergugat

demi hukum menjadi PKWTT sebagaimana diuraikan di atas, maka

apabila Tergugat ingin memutuskan/mengakhiri hubungan kerja

dengan Penggugat, maka harus ada pemberitahuan, alasan, dan

memperoleh penetapan dari lembaga penyelesaian hubungan

industrial sebagaimana diatur dalam Pasal 151 ayat (3) UU

Ketenagakerjaan 2003.

Selama bekerja dengan Tergugat, Penggugat mempunyai

prestasi kerja yang baik. Terbukti, setiap tahunnya Tergugat selalu

memberi bonus kepada Penggugat, tidak pernah melakukan

Page 63: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

perbuatan tercela, tidak pernah melakukan kesalahan-kesalahan,

sehingga tidak pernah mendapatkan teguran/peringatan dan sanksi

dalam bentuk apapun juga dari Tergugat.

Pada tanggal 30 September 2011 Tergugat telah melakukan

pemutusan/pengakhiran hubungan kerja dengan Penggugat tanpa

pemberitahuan, tanpa alasan, tanpa adanya kesalahan Penggugat,

dan tanpa adanya penetapan dari lembaga penyelesaian hubungan

industrial, dan sejak itu gaji Penggugat tidak lagi dibayar oleh

Tergugat. Karenanya pemutusan/pengakhiran hubungan kerja

tersebut adalah tidak sah dan batal demi hukum.

Menurut penggugat, pemutusan/pengakhiran hubungan kerja

tersebut dilakukan oleh Tergugat karena Penggugat menolak untuk

menandatangani draft PKWT yang baru. Pada draft kesepakatan

kerja waktu tertentu yang baru tersebut terdapat tambahan klausula.

Bahwa perusahaan atau Tergugat dapat memutuskan hubungan kerja

pekerja dengan Penggugat sebelum berakhirnya jangka waktu

kontrak tanpa kewajiban perusahaan untuk memberikan kepada

pekerja uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, uang

penggantian hak, uang pisah, ganti rugi sebesar upah pekerja sampai

dengan waktu seharusnya berakhirnya perjanjian maupun

Page 64: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pembayaran lainnya, dengan pemberitahuan tertulis tiga bulan

sebelumnya, padahal klausula tersebut tidak ada pada PKWT

sebelumnya. Bahkan pada perjanjian kerja antara Penggugat dengan

Tergugat sebelumnya terdapat klausula yang menyatakan Penggugat

berhak mendapat pesangon sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

berlaku di Negara Republik Indonesia.

Adanya penambahan klasula dalam draft PKWT yang baru

tersebut karena Tergugat ingin menghindar dari tanggung jawab

untuk membayar pesangon kepada Penggugat akibat konsekuensi

dari perpanjangan kontrak kerja waktu tertentu yang dilakukan

terus-menerus tanpa putus. Hal ini dapat diketahui dari hasil risalah

Conference Call yang diadakan antara manajemen Tergugat yang

diwakili oleh Gilang Hermawan & Lola Irena Harahap dengan

manajemen Tergugat di Jerman (Mr.Andreas Heine) dan manajemen

Tergugat di Malaysia (Mr.Lakhvinder Singh) pada tanggal 9

Agustus 2011. Risalah berisi kesimpulan adanya risiko hukum

seperti pembayaran uang pesangon dan audit dari Kementerian

Tenaga Kerja dalam memperpanjang kontrak kekaryawanan Tenaga

Kerja Asing di Indonesia lebih dari 5 tahun berturut-turut

(disampaikan oleh Gilang Hermawan). Stephen Michael Young

Page 65: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

(Penggugat) telah bekerja untuk PT. Siemens Indonesia (Tergugat)

sejak 10 tahun yang lalu. Karena itu, untuk menghindarkan isu

tersebut di atas direkomendasikan agar kontrak Stephen M. Young

diputuskan (disampaikan oleh Gilang Hermawan & Lola Irene

Harahap).

Setelah adanya conference call tersebut, pada tanggal 12

September 2011 Tergugat menawarkan kompensasi kepada

Penggugat sebesar 30% x 14,95 bulan upah dengan syarat kontrak

kerja Penggugat tidak diperpanjang lagi. Tawaran Tergugat tersebut

Penggugat tolak karena menurut penggugat hal itu tidak sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku.

Meskipun pemutusan/pengakhiran hubungan kerja yang telah

dilakukan oleh Tergugat terhadap Penggugat tersebut adalah tidak

sah dan batal demi hukum, namun faktanya hubungan kerja tersebut

telah berakhir dan tidak mungkin lagi untuk dilanjutkan. Karena

Tergugat sudah tidak lagi membayar gaji Penggugat selama delapan

bulan dan kalaupun hubungan kerja tersebut diteruskan akan

menimbulkan suasana kerja yang tidak baik yang akan merugikan

Penggugat dan Tergugat. Karenanya, Penggugat bersedia dan tidak

keberatan dilakukan pemutusan hubungan kerja/berakhirnya

Page 66: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat, akan tetapi

pemutusan hubungan kerja/berakhirnya hubungan kerja tersebut

setelah adanya putusan pengadilan perkara ini, bukan karena

kesalahan Penggugat, dan Tergugat harus membayar gaji Penggugat

yang belum dibayar terhitung sejak bulan Oktober 2011 sampai

dengan adanya putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum

tetap, yang untuk sementara dihitung sampai bulan Mei 2012 selama

8 bulan membayar 2 kali uang pesangon, uang penghargaan masa

kerja, dan uang pengganti hak sebesar tiga ratus empat puluh tujuh

ribu enam ratus dua Euro dengan rincian Gaji Penggugat yang

belum dibayar sejak Bulan Oktober 2011 s/d saat ini: 8 bln gaji x

Euro 121.081,-: 12 = Euro 80.720,- Pesangon: 2 x 9 bulan gaji x

Euro 121.081,-: 12 = Euro 181.621,- Uang penghargaan masa kerja:

5 bulan gaji x Euro 121.081,-: 12 = Euro 50.450,- Uang penggantian

hak: 15% x (Euro 181.621,- + Euro 50.450) = Euro 34.811,- Total =

Euro 347.602.

Selain membayar gaji yang belum dibayar, 2 kali uang

pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang penggantian hak

sebagaimana diuraikan di atas, Tergugat juga harus membayar

kekurangan pembayaran bonus tahun 2011. Sesuai ketentuan yang

Page 67: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berlaku pada Tergugat, Tergugat selalu memberi bonus kepada

Penggugat setiap tahunnya sesuai dengan prestasi bisnis dan prestasi

pribadi/personal yang Penggugat capai.

Pada tahun 2011, prestasi bisnis Penggugat adalah sebesar

144,39%, dan prestasi pribadi/personal adalah sebesar 1,25. Sesuai

ketentuan yang berlaku pada Tergugat, bonus yang harus diterima

oleh Penggugat pada tahun 2011 seharusnya adalah sebesar

(144,39% x 1.25 x Rp148.852.362,00) + (144,39% x 1.25 x Euro

20.530,-) = Rp268.659.906,00 + Euro 37.054,-. Akan tetapi yang

dibayar oleh Tergugat kepada Penggugat hanya sebesar

Rp188.000.000,00 + Euro 25.936,-. Sehingga masih terdapat

kekurangan sebesar Rp 80.659.906,00 + Euro 11.118,-.

Penggugat tidak melihat adanya iktikad baik dari Tergugat

untuk menyelesaikan masalah tersebut. Sehingga Penggugat

mempunyai kekhawatiran Tergugat tidak mau melaksanakan isi

putusan Pengadilan secara sukarela, apabila nanti dihukum untuk

membayar gaji yang belum dibayar, 2 kali uang pesangon, uang

penghargaan masa kerja, uang penggantian hak, kekurangan

pembayaran bonus kepada Penggugat. Oleh karena itu untuk

menjaga agar gugatan Penggugat tidak sia-sia dan adanya

Page 68: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kekhawatiran Tergugat akan mengalihkan, mengasingkan, dan

memindahkan harta kekayaaannya, mohon agar Pengadilan terlebih

dahulu meletakkan sita jaminan (conservatoir beslag) atas harta

kekayaan Tergugat berupa: Tanah dan Bangunan beserta isinya

milik Tergugat, terletak di Arkadia Office Park Tower F, Level 18,

Jl.TB Simatupang Kav.88, Jakarta Selatan.

Oleh karena Gugatan ini didasarkan pada bukti-bukti yang

secara hukum tidak dapat dibantah kebenarannya oleh Tergugat,

mohon Pengadilan memberikan putusan yang dapat dilaksanakan

terlebih dahulu (uit voerbaar bij voorraad), meskipun ada upaya

Kasasi, dan/atau upaya hukum lainnya, dan menghukum Tergugat

untuk membayar biaya perkara.

Berdasarkan alasan-alasan tersebut di atas, Penggugat mohon

kepada Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat agar memutus, mengabulkan gugatan Penggugat untuk

seluruhnya; menyatakan Sita Jaminan yang telah diletakkan tersebut

sah dan berharga; menyatakan pemutusan hubungan

kerja/berakhirnya hubungan kerja yang telah dilakukan Tergugat

terhadap Penggugat adalah tidak sah dan batal demi hukum;

menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat

Page 69: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berakhir/putus bukan karena kesalahan Penggugat terhitung sejak

putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum tetap; menghukum

Tergugat untuk membayar kepada Penggugat gaji yang belum

dibayar, 2 kali uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan

uang penggantian hak kepada Pemohon sebesar tiga ratus empat

puluh tujuh enam ratus dua Euro, dengan rincian gaji Penggugat

yang belum dibayar sejak Bulan Oktober 2011 s/d saat ini: 8 bln gaji

x Euro 121.081,-: 12 = Euro 80.720,- pesangon: 2 x 9 bulan gaji x

Euro 121.081,-: 12 = Euro 181.621,- uang penghargaan masa kerja:

5 bulan gaji x Euro 121.081,-: 12 = Euro 50.450,- uang penggantian

hak: 15% x (Euro 181.621,- + Euro 50.450) atau Total Euro

347.602,-. Beserta kekurangan pembayaran bonus tahun 2011

sebesar delapan puluh juta enam ratus lima puluh sembilan ribu

sembilan ratus enam rupiah + sebelas ribu seratus delapan belas

Euro. Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih

dahulu meskipun ada upaya hukum, yaitu Kasasi dan/atau upaya

hukum lainnya (uit voerbaar bij voorraad). Menghukum Tergugat

untuk membayar biaya perkara ini. Atau apabila Pengadilan tidak

sependapat dengan Penggugat dan berpendapat lain, mohon

diberikan putusan yang seadil-adilnya berdasarkan Ketuhanan Yang

Page 70: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Maha Esa (ex aequo et bono). Pada tanggal 11 Juni 2012, Penggugat

telah mengajukan perbaikan surat gugatan, Posita Gugatan tertulis

adanya penambahan klausula dalam draft kesepakatan kerja waktu

tertentu yang baru tersebut karena Tergugat ingin menghindar dari

tanggung jawab untuk membayar pesangon kepada Penggugat akibat

konsekuensi dari perpanjangan kontrak kerja waktu tertentu yang

dilakukan terus-menerus tanpa putus. Seperti sudah dikemukakan di

atas, hal ini dapat diketahui dari hasil risalah Conference Call yang

diadakan antara manajemen Tergugat yang diwakili Gilang

Hermawan & Sdri. Lola Irene Harahap dengan menejemen Tergugat

di Jerman (Mr. Andreas Heine) dan manajemen Tergugat di

Malaysia (Mr. Lakhvinder Singh) pada tanggal 9 Agustus 2011 yang

adanya resiko hukum seperti pembayaran uang pesangon dan audit

dari Kementerian Tenaga Kerja dalam memperpanjang kontrak

kekaryawanan tenaga kerja asing di Indonesia lebih dari 5 tahun

berturut-turut (disampaikan Gilang Hermawan). Stephen Michael

Young (Penggugat) telah bekerja untuk PT. Siemens Indonesia

(Tergugat) sejak 10 tahun yang lalu. Karena itu, untuk

menghindarkan isu tersebut di atas direkomendasikan agar kontrak

Page 71: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Stephen M. Young diputuskan (disampaikan Gilang Hermawan &

Lola Irene Harahap).

Seharusnya, adanya penambahan klausula dalam draft

PKWT yang baru tersebut karena Tergugat ingin menghindar dari

tanggung jawab untuk membayar pesangon kepada Penggugat akibat

konsekuensi dari perpanjangan PKWT yang dilakukan terus-

menerus tanpa putus dan sekaligus membuktikan bahwa Tergugat

memilih dan menundukkan diri pada hukum Negara Republik

Indonesia. Hal itu dapat diketahui dari Email tertanggal 16 Juni 2009

yang dikirimkan Gilang Hermawan (bagian Legal Tergugat) kepada

Penggugat. Berdasarkan email tersebut Gilang Hermawan telah

memberitahukan kepada Penggugat bahwa peraturan tentang masa

tenggang waktu 30 hari tidak dapat dikecualikan. Pandangan Legal

Tergugat tersebut berdasarkan hasil pertemuan Gilang Hermawan

dengan bagian SDM Tergugat. Pada pertemuan itu, bagian SDM

Tergugat menjelaskan bahwa bagian SDM Tergugat telah berdiskusi

dengan Departemen Tenaga Kerja tentang ketentuan masa tenggang

waktu 30 hari dalam perpanjangan (PKWT). Hasil diskusi SDM

Tergugat dengan Departemen Tenaga Kerja tersebut menyimpulkan

Kementrian Tenaga Kerja tidak membenarkan pengecualian dari

Page 72: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

peraturan sekaligus hal tersebut sudah disebutkan dalam kontrak

kekaryawanan yang bersangkutan. Akibat dari pelanggaran

peraturan tersebut karyawan yang bersangkutan akan menjadi

karyawan tetap sesuai dengan benefit. Berarti bahwa bila karyawan

diberhentikan, maka perusahaan harus membayar semua uang

pesangon.

Hasil risalah Conference Call yang diadakan antara

manajemen Tergugat yang diwakili Gilang Hermawan & Lola Irene

Harahap dengan manajemen Tergugat di Jerman (Mr. Andreas

Heine) dan manajemen Tergugat di Malaysia (Mr. Lakhvinder

Singh) pada tanggal 9 Agustus 2011 menyimpulkan antara lain

adanya resiko hukum seperti pembayaran uang pesangon dan audit

dari Kementerian Tenaga Kerja dalam memperpanjang kontrak

kekaryawanan tenaga kerja asing di Indonesia lebih dari 5 tahun

berturut-turut (disampaikan oleh Gilang Hermawan);

Stephen Michael Young (Penggugat) telah bekerja untuk PT.

Siemens Indonesia (Tergugat) sejak 10 tahun yang lalu, oleh karena

itu, untuk menghindarkan isu tersebut di atas direkomendasikan agar

kontrak Stephen M. Young diputuskan (disampaikan oleh Gilang

Hermawan & Lola Irene Harahap).

Page 73: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Terhadap gugatan tersebut di atas, Tergugat mengajukan

eksepsi bahwa Surat Kuasa yang diajukan oleh Penggugat harus

dibuktikan terlebih dahulu keabsahannya.

Pada persidangan tanggal 4 Juni 2012, dimana Tergugat

diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan Surat Kuasa

yang diajukan oleh Kuasa Hukum Penggugat, maka kami telah

disampaikan Penggugat adalah warga negara asing yang saat ini

sudah tidak bekerja lagi di Tergugat sehingga Tergugat tidak

mengetahui apakah Penggugat masih berdomisili di Indonesia atau

tidak. Di dalam Surat Kuasa yang diajukan Penggugat di muka

persidangan, tertulis bahwa Penggugat menandatangani Surat Kuasa

tersebut di Jakarta tanpa disertai bukti keberadaan Penggugat di

Indonesia. Tergugat telah memohon kepada Majelis Hakim yang

Terhormat untuk meminta Penggugat melengkapi bukti

keberadaannya di Indonesia melalui photo copy paspor yang

memiliki cap imigrasi yang membuktikan keberadaan Penggugat di

Indonesia pada saat menandatangani Surat Kuasa. Pernyataan yang

disampaikan Tergugat di atas didasari pada ketentuan bahwa, selain

format Surat Kuasa harus memenuhi ketentuan Pasal 123 (1) HIR

dan SEMA No.6 Tahun 1994 tentang Surat Kuasa Khusus, namun

Page 74: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Mahkamah Agung melalui Yurisprudensi No. 3038 K/Pdt/1981

telah memberikan persyaratan tambahan khusus untuk surat kuasa

khusus yang dibuat di luar negeri, yaitu: “Surat kuasa yang dibuat di

luar negeri harus dilegalisir di KBRI setempat.”

Mengingat bahwa kesempatan untuk mengajukan Eksepsi

yang bukan bersifat eksepsi kewenangan harus diajukan bersama-

sama dengan Jawaban, maka sepanjang Penggugat belum

melengkapi Surat Kuasa dengan bukti keberadaan Penggugat di

Indonesia ketika menandatangani Surat Kuasanya, Surat Kuasa

Penggugat harus dianggap tidak sah atau setidaknya tidak memenuhi

ketentuan hukum acara sebagaimana termaksud dalam

Yurisprudensi Mahkamah Agung No. 3038 K/Pdt/1981, dan

karenanya Gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima

(niet ontvankelijke verklaard).

Terhadap gugatan tersebut Pengadilan Hubungan Industrial

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah memberikan putusan

Nomor 85/PHI.G/2012/PN.JKT.PST., tanggal 24 September 2012

yang amarnya dalam Eksepsi: Menolak Eksepsi Tergugat. Dalam

Pokok Perkara: mengabulkan gugatan Penggugat untuk sebagian;

menyatakan “PUTUS” hubungan kerja antara Penggugat dengan

Page 75: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Tergugat sejak tanggal 30 September 2011; menghukum Tergugat

untuk membayar kepada Penggugat uang pisah, dan biaya

pemulangan Penggugat beserta keluarganya ke negara asalnya yang

seluruhnya sebesar sembilan puluh ribu delapan ratus sepuluh Euro;

menolak gugatan Penggugat selain dan selebihnya; dan

membebankan biaya perkara kepada Tergugat sebesar tiga ratus dua

puluh dua ribu rupiah.

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial

pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah diucapkan

dengan hadirnya Kuasa Penggugat dan Kuasa Tergugat pada tanggal

24 September 2012, terhadap putusan tersebut Tergugat dan

Penggugat melalui kuasanya berdasarkan Surat Kuasa Khusus

masing-masing tanggal 1 Juni 2012 dan 27 September 2012,

mengajukan permohonan kasasi masing-masing pada tanggal 4

Oktober 2012 dan tanggal 8 Oktober 2012, sebagaimana ternyata

dari Akta Permohonan Kasasi masing-masing Nomor

111/Srt.KAS/PHI/2012/PN.JKT.PST., dan Nomor

113/Srt.KAS/PHI/2012/PN.JKT.PST., yang dibuat oleh Panitera

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat. Permohonan tersebut disertai dengan memori kasasi yang

Page 76: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri/Hubungan Industrial

Jakarta Pusat masing-masing pada tanggal 18 Oktober 2012 dan 19

Oktober 2012.

Memori kasasi dari Tergugat telah disampaikan kepada

Penggugat pada tanggal 25 Oktober 2012, kemudian Penggugat

mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat pada tanggal 6 November 2012.

Memori kasasi dari Penggugat telah disampaikan kepada

Tergugat pada tanggal 6 November 2012, kemudian Tergugat

mengajukan kontra memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat pada tanggal 20 November 2012.

Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta

keberatan-keberatannya telah diberitahukan kepada pihak lawan

dengan saksama, diajukan dalam tenggang waktu dan dengan cara

yang ditentukan dalam undang-undang, sehingga permohonan kasasi

tersebut secara formal dapat diterima.

Menimbang, bahwa keberatan-keberatan kasasi yang

diajukan oleh Pemohon Kasasi I/Tergugat dan Pemohon Kasasi

Page 77: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

II/Penggugat dalam memori kasasinya pada pokoknya adalah:

Keberatan-keberatan Pemohon Kasasi I/Tergugat. Keberatan

Pertama Judex Facti telah keliru dalam memberikan pertimbangan

hukum karena pertimbangan hukum tersebut tidak konsisten dengan

pertimbangan hukum yang sudah benar dan tepat di mengenai

ketentuan hukum yang berlaku bagi Tenaga Kerja Asing (TKA) di

Indonesia. Judex Facti telah secara benar menerapkan ketentuan

hukum ketenagakerjaan khususnya ketentuan Pasal 42 ayat (4) jo.

Pasal 57 ayat (2) UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

("UU No. 13/2003"), yang pertimbangan hukum selengkapnya

menimbang, bahwa sekalipun Tergugat terbukti telah

mempekerjakan Penggugat secara terus-menerus dari tanggal 10

April 1998 s/d 30 September 2011 atau selama tiga belas tahun dan

mempekerjakan Penggugat dari tahun 1999 s/d 2001 tanpa adanya

perjanjian kerja, Majelis Hakim berpendapat bahwa hubungan kerja

antara Penggugat sebagai tenaga kerja asing dengan Tergugat tidak

secara otomatis dapat berubah menjadi hubungan kerja yang bersifat

atau berdasarkan PKWTT dengan alasan hukum sebagai berikut:

Penggugat adalah tenaga kerja asing, sehingga hubungan kerjanya

harus tunduk pada ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun

Page 78: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

2003, yaitu PKWT; Ketentuan Pasal 57 ayat (2) dan Pasal 59 ayat

(7) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat umum (lex generalis) tidak

dapat diterapkan dalam perkara ini. Karena ketentuan tersebut dapat

diabaikan atau dihapuskan oleh ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No.

13 Tahun 2003 yang bersifat khusus (lex specialis) yang dalam teori

hukum dikenal dengan istilah lex specialis derogate legi generalis.

Walaupun Judex Facti telah memberikan pertimbangan hukum

dengan benar tentang penerapan ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No.

13/2003 bagi TKA yang bekerja di Indonesia dikutip di atas,

ternyata dalam pertimbangan hukum lainnya, Judex Facti membuat

kekeliruan yang fatal. Mempertimbangkan menimbang, bahwa

sekalipun gugatan Penggugat dalam bagian pokok perkara ditolak

untuk seluruhnya, namun demikian mengingat Tergugat juga

terbukti telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 57

ayat (1), yaitu mempekerjakan Penggugat tanpa adanya perjanjian

kerja dari tahun 1999 s/d 2001, dan Tergugat terbukti pula telah

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 59 ayat (4) dan

(6), yaitu telah mempekerjakan Penggugat secara terus-menerus

selama tiga belas tahun lamanya, maka menurut Majelis adalah tidak

adil apabila Penggugat tidak mendapatkan kompensasi apapun atas

Page 79: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berakhirnya hubungan kerjanya tersebut. Padahal di lain pihak

Tergugat telah menikmati hasil kerja Penggugat dari tahun 1998 s/d

2011, atau selama tiga belas tahun lamanya."

Pertimbangan hukum yang diberikan oleh Judex Facti di atas

jelas bertentangan dengan pertimbangan hukum putusan a quo yang

juga Pemohon Kasasi telah kutip secara utuh di atas, dimana

ketentuan Pasal 57 dan 59 UU No. 13/2003 tidak dapat diterapkan

bagi penggunaan TKA di Indonesia.

Judex Facti seharusnya konsisten dalam setiap pertimbangan

hukumnya. Pengaturan penggunaan TKA di Indonesia memang

harus tunduk pada Ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13/2003

yang secara tegas dan tanpa perlu penafsiran apapun telah

menyatakan: “Tenaga kerja asing dapat dipekerjakan di Indonesia

hanya dalam hubungan kerja untuk jabatan tertentu dan waktu

tertentu."

Bahkan, ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13/2003 di atas

telah dipertegas lagi dalam peraturan pelaksanaannya, yaitu Pasal 2

ayat (2) Keputusan Presiden No. 75 Tahun 1995 tentang

Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang ("Kepres

No. 75/1995") juga mengatur mengenai pembatasan waktu dalam

Page 80: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

penggunaan tenaga kerja asing sebagai berikut: "Apabila bidang dan

jenis pekerjaan yang tersedia belum atau tidak sepenuhnya dapat

diisi oleh tenaga kerja Indonesia, pengguna TKWNAP dapat

menggunakan TKWNAP sampai batas waktu tertentu."

Merujuk pada ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13/2003

yang dipertegas dengan ketentuan Pasal 2 ayat (2) Kepres No.

75/1995 di atas, maka pertimbangan hukum yang diterapkan Judex

Facti sudah benar dan tepat, sehingga pertimbangan hukum Judex

Facti sudah seharusnya dibatalkan oleh Majelis Hakim Agung yang

Terhormat ("Judex Juris") agar tercipta konsistensi dalam penerapan

hukum.

Yahya Harahap dalam bukunya "Hukum Acara Perdata

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

Putusan Pengadilan," halaman 798, menjelaskan mengenai putusan

yang mengandung kontradiksi dalam putusan, sebagai berikut:

"Begitu juga pertimbangan yang mengandung kontradiksi,pada dasarnya dianggap tidak memenuhi syarat sebagaiputusan yang jelas dan rinci, sehingga cukup alasanmenyatakan putusan yang dijatuhkan melanggar asas yangdigariskan Pasal 178 ayat (1) HIR, Pasal 189 ayat (1) RBG,dan Pasal 19 UU No. 4 Tahun 2004. Demikian penegasanyang terkandung dalam Putusan MA No. 3538 K/Pdt/1984."

Page 81: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka koreksi atas

pertimbangan hukum yang diberikan oleh Judex Facti juga sudah

sepatutnya dilakukan oleh Judex Juris. Sikap Mahkamah Agung

yang selama ini selalu konsisten dalam penerapan ketentuan hukum

mengenai penggunaan TKA di Indonesia sebagaimana terdapat

dalam Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

No. 595 K/PDT.SUS/2010 dan Putusan Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 115 PK/PDT.SUS/2009 yang juga dirujuk oleh

Judex Facti Putusan a quo;

Keberatan Kedua Judex Facti keliru dalam penerapan hukum

mengenai petitum subsidair yang berbentuk ex aequo et bono. Judex

Facti ternyata malah memberikan ultra petitum partium, dengan

memberikan putusan yang mengabulkan hal-hal yang tidak pernah

diminta ataupun disinggung oleh Termohon Kasasi selama proses

persidangan tingkat pertama berlangsung.

Di dalam a quo. Pemohon Kasasi dihukum untuk membayar

uang pisah dan biaya pemulangan Termohon Kasasi yang

seluruhnya berjumlah sembilan puluh ribu delapan ratus sepuluh

Euro. Petitum ke 3 ini diberikan berdasarkan pertimbangan hukum

Judex Facti di Putusan a quo sebagai berikut:

Page 82: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

"Menimbang, bahwa sekalipun gugatan Penggugat dalambagian pokok perkara ditolak untuk seluruhnya, namundemikian mengingat Tergugat juga terbukti telah melakukanpelanggaran terhadap ketentuan Pasal 57 ayat (1), yaitumempekerjakan Penggugat tanpa adanya perjanjian kerjadari tahun 1999 s/d 2001, dan Tergugat terbukti pula telahmelakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 59 ayat(4) dan (6), yaitu telah mempekerjakan Penggugat secaraterus-menerus selama 13 (tiga belas) tahun lamanya, makamenurut Majelis adalah tidak adil apabila Penggugat tidakmendapatkan kompensasi apapun atas berakhirnyahubungan kerjanya tersebut, padahal di lain pihak Tergugattelah menikmati hasil kerja Penggugat dari tahun 1998 s/d2011 atau selama 13 (tiga belas) tahun lamanya."

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dan dengan

mempertimbangkan gugatan Penggugat dan jawaban Tergugat yang

mohon putusan yang seadil-adilnya (asas ex aequo et bono) apabila

Majelis berpendapat lain, maka Majelis akan memutus perkara ini

sesuai asas keadilan sebagaimana Putusan Mahkamah Agung RI

Nomor: 140 K/Sip/1971 tanggal 12 Agustus 1972, dan Majelis

berpendirian, pertimbangan aspek ini tidak bertentangan dengan

ketentuan Pasal 178 ayat (3) HIR.

Berdasarkan keadilan Majelis berpendapat bahwa besarnya

uang kompensasi PHK yang adil dan layak yang harus dibayar oleh

Tergugat kepada Penggugat dan biaya pemulangan Penggugat

adalah uang pisah sebesar 7 kali upah tetap Penggugat dan biaya

pemulangan Penggugat bersama keluarganya ke negara asalnya

Page 83: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sebesar 2 kali upah tetap Penggugat, yaitu secara keseluruhan

sebesar 9 X Euro 121.081/12 = Euro 90.810.

Kekeliruan dan ketidakkonsistenan pertimbangan Judex

Facti di atas telah Pemohon Kasasi uraikan secara terperinci dalam

Keberatan Pertama di atas. Selanjutnya dibawah ini Pemohon Kasasi

menguraikan kekeliruan Judex Facti dalam pertimbangan

hukumnya.

Yahya Harahap dalam bukunya “Hukum Acara Perdata

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

Putusan Pengadilan," menjelaskan mengenai "panduan" dalam

penerapan petitum subsidair yang berbentuk "ex aequo et bono".

"Putusan Judex Facti yang didasarkan pada petitum

subsidair yang berbentuk ex aequo et bono, dapat dibenarkan, asal

masih dalam kerangka yang sesuai dengan inti petitum primair.

Bahkan terdapat juga putusan yang lebih jauh dari itu. Putusan MA

No. 556 K/Sip/1971 berisi kemungkinan mengabulkan gugatan yang

melebihi permintaan, dengan syarat asal masih sesuai dengan

kejadian materiil. Namun perlu diingat, penerapan yang demikian

sangat kasuistik.

Page 84: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Asas lain digariskan pada Pasal 178 ayat (3) HIR, Pasal 189

ayat (3) RBG, dan Pasal 50 Rv. Putusan tidak boleh mengabulkan

melebihi tuntutan yang dikemukakan dalam gugatan. Larangan ini

disebut ultra petitum portium. Hakim yang mengabulkan melebihi

posita maupun petitum gugat, dianggap telah melampaui batas

wewenang atau ultra vires, yakni bertindak melampaui

wewenangnya (beyond the powers of his authority). Apabila putusan

mengandung ultra petitum, harus dinyatakan cacat (invalid),

meskipun hal itu dilakukan hakim dengan itikad baik (good faith)

maupun sesuai dengan kepentingan umum (public interest).

Mengadili dengan cara mengabulkan melebihi dari apa yang

digugat, dapat dipersamakan dengan tindakan yang tidak sah

(illegal) meskipun dilakukan dengan iktikad baik.

Oleh karena itu, menurut Harahap, hakim yang melanggar

prinsip ultra petitum, sama dengan pelanggaran terhadap prinsip rule

of law. Karena tindakan itu tidak sesuai dengan hokum. Padahal

sesuai dengan prinsip rule of law; semua tindakan hakim mesti

sesuai dengan hukum (accordance with the law), kata Harahap

Tindakan hakim yang mengabulkan melebihi dari yang dituntut,

nyata-nyata melampaui batas wewenang yang diberikan Pasal 178

Page 85: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

ayat (3) HIR kepadanya. Padahal sesuai dengan prinsip rule of law,

siapapun tidak boleh melakukan tindakan yang melampaui batas

wewenangnya.

Sehubungan dengan itu, sekiranya tindakan ultra petitum itu

dilakukan hakim berdasarkan alasan iktikad baik, tetap tidak dapat

dibenarkan atau illegal, karena melanggar prinsip the rule of law

(the principal of the rule of law). Menurut Penggugat tidak dapat

dibenarkan. Hal itupun ditegaskan dalam Putusan MA No. 1001

K/Sip/1972 yang melarang hakim mengabulkan hal-hal yang tidak

diminta atau melebihi dari apa yang diminta. Yang dapat dibenarkan

paling tidak putusan yang dijatuhkan hakim, masih dalam kerangka

yang serasi dengan inti gugatan. Demikian penegasan Putusan MA

No. 140 K/Sip/1971. Kata penggugat, Dalam pertimbangan hukum

Judex Facti di atas, terdapat dua alasan dalam menghukum

Pemohon Kasasi, yaitu: adanya pelanggaran Pemohon Kasasi

terhadap ketentuan Pasal 57 dan 59 UU No. 13/2003. Hal ini jelas-

jelas bertentangan dengan pertimbangan Judex Facti sebelumnya

sebagaimana sudah diuraikan dalam Keberatan Pertama Pemohon

Kasasi di atas. Mempertimbangkan gugatan dan jawaban yang

Page 86: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

diajukan oleh Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi yang meminta

putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).

Jika Judex Juris mempelajari isi Gugatan dan Jawaban serta

merujuk pada pendapat dari Yahya Harahap sebagaimana diuraikan

di atas, maka, menurut penggugat, tidak ada satupun dalil maupun

petitum dari Penggugat yang meminta dibayarkannya "biaya

pemulangan Penggugat (Termohon Kasasi) bersama keluarganya ke

negara asalnya." Hal ini dikarenakan, faktanya termohon Kasasi

dipekerjakan dan direkrut dari Jakarta, Indonesia, sehingga di dalam

perjanjian kerjanya memang tidak terdapat klausul biaya

pemulangan Termohon Kasasi ke negara asalnya. Walaupun tidak

diwajibkan membayarkan biaya pemulangan ke negara asal, namun

Pemohon Kasasi atas kebijakannya telah memberikan biaya

pemulangan Termohon Kasasi ke negaranya.

Karena hal ini memang tidak pernah didalilkan ataupun

diminta di dalam petitum Termohon Kasasi, maka Pemohon Kasasi

belum pernah mengajukan adanya bukti pembayaran biaya

pemulangan Termohon Kasasi ini pada persidangan tingkat pertama.

Namun karena ternyata Pemohon Kasasi melalui Putusan a quo

dihukum untuk membayar biaya yang faktanya sudah pernah

Page 87: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dibayarkan oleh Pemohon Kasasi kepada Termohon Kasasi, maka

Pemohon Kasasi sangat keberatan dengan biaya pemulangan ini dan

dapat membuktikan bahwa biaya tersebut sudah dibayarkan.

Dihukumnya Pemohon Kasasi untuk membayar biaya

pemulangan ke negara asal Termohon Kasasi walaupun didasarkan

pada pertimbangan ex aequo et bono, namun pertimbangan Judex

Facti ini jelas-jelas tidak sesuai dengan inti petitum primair dari

Termohon Kasasi. Karena dalam gugatannya Termohon Kasasi tidak

pernah meminta untuk diberikan pembayaran uang pisah dan biaya

pemulangan Termohon Kasasi bersama keluarganya ke negara

asalnya. Hal tersebut dapat dilihat dalam petitum Termohon Kasasi

yang Pemohon Kasasi kutip sebagai berikut: mengabulkan gugatan

Penggugat untuk seluruhnya. Menyatakan sita jaminan yang telah

diletakkan tersebut sah dan berharga. Menyatakan pemutusan

hubungan kerja/berakhirnya hubungan kerja yang telah dilakukan

Tergugat terhadap Penggugat adalah tidak sah dan batal demi

hukum. Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat dengan

Tergugat berakhir/putus bukan karena kesalahan Penggugat

terhitung sejak putusan perkara ini mempunyai kekuatan hukum

tetap. Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat

Page 88: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

gaji yang belum dibayar, 2 kali uang pesangon, uang penghargaan

masa kerja dan uang penggantian hak kepada Pemohon sebesar tiga

ratus empat puluh tujuh ribu enam ratus dua Euro, dengan rincian

Gaji Penggugat yang belum dibayar sejak bulan Oktober 2011 s/d

saat ini: 8 bln gaji X Euro 121.081,- : 12 = Euro 80.720,- Pesangon:

2 X 9 bulan gaji X Euro 121.081,- : 12 = Euro 181.621,- Uang

penghargaan masa kerja: 5 bulan gaji X Euro 121.081,-: 12 = Euro

50.450,- Uang penggantian hak: 15% X (Euro 181.621,- + Euro

50.450,-) = Euro 34.811,- + Total Euro 347.602,-, dan kekurangan

pembayaran bonus tahun 2011 sebesar delapan puluh juta enam

ratus lima puluh sembilan ribu sembilan ratus enam rupiah + sebelas

ribu seratus delapan belas Euro.

Menyatakan putusan perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu

meskipun ada upaya hukum, yaitu kasasi dan/atau upaya hukum

lainnya (uit voerbaar bij voorraad). Menghukum Tergugat untuk

membayar biaya perkara ini.

Berdasarkan uraian di atas, maka tindakan Judex Facti yang

menghukum Pemohon Kasasi untuk membayar uang pisah dan biaya

pemulangan Termohon Kasasi ke negara asalnya dapat

Page 89: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dikualifikasikan sebagai tindakan yang melampaui batas

wewenangnya.

Pemohon Kasasi juga memohon perhatian Judex Juris yang

terhormat bahwa Judex Facti juga keliru dalam menerapkan

ketentuan Pasal 178 ayat (3) HIR

“ia tidak diizinkan menjatuhkan keputusan atas perkarayang tidak digugat, atau memberikan lebih dari pada yangdigugat." Adapun penjelasan atas ayat (3) di atas adalah:“ayat (3) melarang hakim untuk menjatuhkan keputusan atasperkara yang tidak digugat atau meluluskan lebih daripadayang digugat, seperti misalnya apabila seorang penggugatdimenangkan di dalam perkaranya untuk membayar kembaliuang yang dipinjam oleh lawannya, akan tetapi ia lupa untukmenuntut agar supaya tergugat dihukum pula membayarbunganya, maka hakim tidak diperkenankan menyebutkandalam putusannya supaya yang kalah itu membayar bungaatas uang pinjaman itu."

Berdasarkan isi dan penjelasan pasal HIR di atas, maka

hakim sudah dilarang untuk memberikan atau menjatuhkan putusan

atas hal-hal yang tidak digugat walaupun atas dasar ex aequo et

bono. Penerapan prinsip ex aequo et bono harus konsisten dengan isi

petitum primair sebagaimana dijelaskan oleh Yahya Harahap di atas.

Dalam hal ini Judex Facti telah melakukan kesalahan. "...Majelis

berpendirian pertimbangan aspek ini tidak bertentangan dengan

ketentuan Pasal 178 ayat (3) HIR.”

Page 90: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Tindakan Judex Facti yang telah mengabulkan melebihi

tuntutan yang dikemukakan dalam gugatan atau ultra petitum

partium juga bertentangan dengan kaidah hukum yang dijalankan

oleh Mahkamah Agung sebagaimana terdapat dalam Yurisprudensi

Mahkamah Agung RI Nomor 1001/K/Sip.1972 dan Yurisprudensi

Mahkamah Agung RI Nomor 77 K/Sip/1973. Masing-masing kaidah

hukum: "melarang hakim mengabulkan hal-hal yang tidak diminta

atau melebihi dari apa-apa yang diminta." Dan "putusan harus

dibatalkan, karena putusan PT mengabulkan ganti rugi yang tidak

diminta dalam gugatan."

Berdasarkan seluruh uraian di atas, maka Pemohon Kasasi

dengan segala kerendahan hati memohon kepada Judex Juris untuk

memperbaiki kekeliruan pada sebagian pertimbangan hukum dari

Judex Facti sebagaimana telah diuraikan di atas, demi menjamin

kepastian hukum dan keadilan. Keberatan-keberatan Pemohon

Kasasi II/Penggugat adalah Judex Facti telah salah menerapkan

hukum menyatakan bahwa penggugat adalah Tenaga Kerja Asing,

sehingga hubungan kerjanya harus tunduk pada ketentuan Pasal 42

ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, ketentuan Pasal 57 Ayat (2), dan

Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat umum (lex

Page 91: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

generalis), tidak dapat diterapkan dalam perkara ini, karena

ketentuan tersebut dapat diabaikan atau dihapuskan oleh ketentuan

Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat khusus (lex

specialis) yang dalam teori hukum dikenal dengan istilah lex

specialis derogate legi generalis.

Judex Facti juga telah memberikan pertimbangan hukum

antara lain Sekalipun Tergugat terbukti telah mempekerjakan

Penggugat secara terus-menerus dari tanggal 10 April 1998 s/d 30

September 2011 atau selama tiga belas tahun dan mempekerjakan

Penggugat dari tahun 1999 s/d 2001 tanpa adanya perjanjian kerja,

Majelis Hakim berpendapat bahwa hubungan kerja antara Penggugat

sebagai tenaga kerja asing dengan Tergugat tidak secara otomatis

dapat berubah menjadi hubungan kerja yang bersifat tetap atau

berdasarkan perjanjian kerja waktu tidak tertentu (PKWTT) dengan

alasan hukum sebagai berikut: Penggugat adalah tenaga kerja asing,

sehingga hubungan kerjanya harus tunduk pada ketentuan Pasal 42

ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, yaitu PKWT. Ketentuan Pasal 57

ayat (2) dan Pasal 59 ayat (7) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat

umum (lex generalis) tidak dapat diterapkan dalam perkara ini

karena ketentuan tersebut dapat diabaikan atau dihapuskan oleh

Page 92: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat

khusus (lex specialis) yang dalam teori hukum dikenal dengan istilah

lex specialis derogate legi generalis. Judex Facti telah salah

menerapkan hukum, karena dalam Letter of Appointment tanggal 21

April 1998 terdapat klausula bahwa Letter of Appointment dibuat

berdasarkan dan tunduk kepada hukum Negara Republik Indonesia.

Dalam Employment Agreement tanggal 9 Maret 2000 (seharusnya

tanggal 9 Maret 2001), dalam Employment Agreement tanggal 02

Oktober 2002, PKWT tanggal 1 Oktober 2004, PKWT tanggal 1

Oktober 2005, PKWT tanggal 1 Oktober 2006, PKWT tanggal 1

Oktober 2008, PKWT tanggal 1 Oktober 2009, dan PKWT Tertentu

tanggal 1 Oktober 2010 terdapat klausula bahwa ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam perjanjian kerja bersama berlaku

sepanjang tidak diatur dalam perjanjian kerja ini, dan jika terjadi

perselisihan dalam hubungan kerja kedua belah pihak sepakat akan

mengusahakan penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan.

Apabila penyelesaian secara musyawarah kekeluargaan tidak dapat

diselesaikan, maka kedua belah pihak sepakat menyerahkan

masalahnya ke Departemen Tenaga Kerja sebagai langkah terakhir.

Selain itu baik Letter of Appointment maupun kesepakatan-

Page 93: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kesepakatan kerja waktu tertentu tersebut dibuat dalam bahasa

Indonesia dan isinya ketentuan-ketentuan yang diatur dalam

Ketenagakerjaan 2003 yang disesuaikan.

Berdasarkan Letter of Appointment dan kesepakatan-

kesepakatan kerja waktu tertentu yang dibuat dan ditandatangani

oleh dan antara Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi

sebagaimana diuraikan tersebut di atas, antara Pemohon Kasasi

dengan Termohon Kasasi telah sepakat dan setuju menundukkan diri

dan memilih hukum Negara Republik Indonesia dalam melakukan

hubungan kerja dan menyelesaikan perselisihan yang timbul dalam

pelaksanaan hubungan kerja tersebut. Kesepakatan tersebut

mengikat Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi, sehingga berlaku

sebagai undang-undang bagi Pemohon Kasasi dan Termohon

Kasasi.

Oleh karena kesepakatan tersebut berkaitan dengan masalah

ketenagakerjaan, maka hukum Indonesia yang telah oleh Pemohon

Kasasi dan Termohon Kasasi adalah hukum ketenagakerjaan

Indonesia, yaitu Ketenagakerjaan 2003, sehingga semua ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam Ketenagakerjaan 2003 berlaku dan

dapat diterapkan terhadap Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi.

Page 94: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Selain itu, Ketenagakerjaan 2003 selalu menggunakan kata-

kata pekerja/buruh atau tenaga kerja, berarti bahwa Ketenagakerjaan

2003 tidak membeda-bedakan dan memberi perlakuan dan

perlindungan hukum yang sama, baik kepada pekerja/buruh warga

negara Indonesia maupun warga negara asing yang bekerja di dalam

wilayah Negara Republik Indonesia. Sehingga, semua ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam Ketenagakerjaan 2003 berlaku dan

dapat diterapkan terhadap Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi.

Pasal 42 ayat (4) Ketenagakerjaan 2003, Tenaga kerja asing

dapat dipekerjakan di Indonesia hanya dalam hubungan kerja untuk

jabatan tertentu dan waktu tertentu.

Oleh karena semua ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam

Undang-Undang Negara Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan sebagaimana diuraikan tersebut di atas juga

berlaku dan dapat diterapkan terhadap Pemohon Kasasi dan

Termohon Kasasi, maka waktu tertentu sebagaimana dimaksud

Pasal 42 ayat (4) tersebut menurut Pasal 59 ayat (4) Undang-Undang

Nomor 13 Tahun 2003 adalah paling lama dua tahun dan hanya

boleh diperpanjang satu kali untuk jangka waktu paling lama satu

tahun. Dan apabila tidak memenuhi ketentuan sebagaimana

Page 95: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dimaksud Pasal 59 ayat (4) tersebut, maka menurut Pasal 59 ayat (7)

PKWT tersebut demi hukum menjadi PKWTT.

Pemohon Kasasi telah bekerja pada Termohon Kasasi

terhitung sejak tanggal 10 April 1998 s/d 30 September 2011,

selama ± 13 tahun secara terus-menerus tanpa putus/jedah, dan

pekerjaan yang menjadi tugas pokok Pemohon Kasasi adalah

pekerjaan tetap yang menjadi inti bisnis Termohon Kasasi. Bahkan

pada tahun 1999 s/d 2001 Pemohon Kasasi bekerja pada Termohon

Kasasi tanpa perjanjian kerja dan pada tahun 1998 s/d 2005

Pemohon Kasasi bekerja pada Termohon Kasasi tanpa dilengkapi

dengan IMTA sebagaimana pertimbangan hukum Judex Facti,

membuktikan bahwa Termohon Kasasi adalah perusahaan asing

nakal yang melanggar peraturan perundang-undangan

ketenagakerjaan yang berlaku di Negara Republik Indonesia.

Kesepakatan kerja waktu tertentu yang dibuat dan

ditandatangani oleh dan antara Pemohon Kasasi dengan Termohon

Kasasi sebagaimana diuraikan tersebut di atas, yaitu dilakukan

secara terus-menerus tanpa putus/jedah, pekerjaan yang menjadi

tugas pokok Pemohon Kasasi adalah pekerjaan tetap yang menjadi

inti bisnis Termohon Kasasi tidak memenuhi ketentuan Pasal 59 ayat

Page 96: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

(1), ayat (2), dan ayat (4) Ketenagakerjaan 2003, sehingga menurut

Pasal 59 ayat (7), PKWT tersebut demi hukum menjadi PKWTT.

Konsekuensinya, apabila Termohon Kasasi ingin mengakhiri

hubungan kerja dengan Pemohon Kasasi, maka harus ada

pemberitahuan, alasan, dan memperoleh penetapan dari lembaga

penyelesaian perselisihan hubungan industrial, dan apabila tidak

terbukti adanya kesalahan yang dilakukan oleh Pemohon Kasasi,

Termohon Kasasi harus membayar uang pesangon, uang

penghargaan, dan uang penggantian hak sebagaimana diatur dalam

Pasal 156 UU Ketenagakerjaan 2003.

Judex Facti telah salah menerapkan hukum, karena

pertimbangan hukumnya bertentangan satu sama lainnya. Menurut

penggugat, pertimbangan hukum yang keliru itu adalah:

“Sekalipun gugatan Penggugat dalam bagian pokok perkaraditolak untuk seluruhnya, namun demikian mengingatTergugat juga terbukti telah melakukan pelanggaranterhadap ketentuan Pasal 57 ayat (1) yaitu mempekerjakanPenggugat tanpa adanya perjanjian kerja dari tahun 1999s/d 2001, dan Tergugat terbukti pula telah melakukanpelanggaran terhadap ketentuan Pasal 59 ayat (4) dan (6),yaitu telah mempekerjakan Penggugat secara terus-menerusselama 13 (tiga belas) tahun lamanya, maka menurut Majelisadalah tidak adil apabila Penggugat tidak mendapatkankompensasi apapun atas berakhirnya hubungan kerjanyatersebut, padahal di lain pihak Tergugat telah menikmatihasil kerja Penggugat dari tahun 1998 s/d 2011 atau selama13 (tiga belas) tahun lamanya.”

Page 97: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Kesalahan Judex Facti itu karena dalam menerapkan hukum

pertimbangan hukum Judex Facti bertentangan satu sama lainnya.

Padahal, menurut Yahya Harahap dalam buku "Kekuasaan

Mahkamah Agung Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali

Perkara Perdata," halaman 335, pertimbangan hukum Judex Facti

yang saling bertentangan selalu dikategori putusan yang salah

menerapkan hukum. Mengenai ruang lingkup putusan mengandung

saling pertentangan yang dapat dikategori kesalahan penerapan

hukum meliputi: saling pertentangan antara satu pertimbangan

dengan pertimbangan yang lain, saling pertentangan antara

pertimbangan dengan berita acara persidangan, atau saling

pertentangan antara pertimbangan dengan amar putusan.

Sebagaimana telah Pemohon Kasasi uraikan di atas, Judex

Facti mempertimbangkan bahwa Pasal 57 ayat (2) dan Pasal 59 ayat

(7) UU No. 13 Tahun 2003 yang bersifat umum (lex generalis) tidak

dapat diterapkan dalam perkara ini, dapat diabaikan atau dihapuskan

oleh ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU Ketenagakerjaan 2003 yang

bersifat khusus (lex specialis). Akan tetapi, Judex Facti

mempertimbangkan bahwa Tergugat telah terbukti melanggar

ketentuan Pasal 57 ayat (1), Mempekerjakan Penggugat tanpa

Page 98: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

adanya perjanjian kerja dari tahun 1999 s/d 2001, Tergugat juga

terbukti pula telah melakukan pelanggaran terhadap ketentuan Pasal

59 ayat (4) dan (6). Telah mempekerjakan Penggugat secara terus-

menerus selama tiga belas tahun lamanya. Maka menurut Majelis,

adalah tidak adil apabila Penggugat tidak mendapatkan kompensasi

apapun atas berakhirnya hubungan kerjanya tersebut. Padahal, di

lain pihak Tergugat telah menikmati hasil kerja Penggugat dari

tahun 1998 s/d 2011 atau selama tiga belas tahun. Sehingga

pertimbangan hukum Judex Facti tersebut bertentangan satu sama

lainnya.

Pertimbangan hukum Judex Facti yang menyatakan

Tergugat telah terbukti melanggar ketentuan Pasal 57 ayat (1) yaitu

mempekerjakan Penggugat tanpa adanya perjanjian kerja dari tahun

1999 s/d 2001, dan Tergugat terbukti pula telah melakukan

pelanggaran terhadap ketentuan Pasal 59 ayat (4) dan (6), yaitu telah

mempekerjakan Penggugat secara terus-menerus selama tiga belas

tahun lamanya, maka menurut Majelis adalah tidak adil apabila

Penggugat tidak mendapatkan kompensasi apapun atas berakhirnya

hubungan kerjanya tersebut, padahal di lain pihak Tergugat telah

menikmati hasil kerja Penggugat tiga belas tahun lamanya, adalah

Page 99: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

membenarkan dalil-dalil Pemohon Kasasi sebagaimana diuraikan

pada butir 1 di atas, bahwa bukan hanya Pasal 42 s/d Pasal 49 UU

Ketenagakerjaan 2003 saja yang dapat diterapkan dalam perkara ini,

akan tetapi juga ketentuan-ketentuan lainnya yang terdapat dalam

UU dimaksud.

Selain itu Judex Facti telah keliru menyatakan bahwa Pasal

42 ayat (4) UU Ketenagakerjaan 2003 bersifat khusus (lex specialis)

dari Pasal 57 ayat (2) dan Pasal 59 ayat (7) Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

yang bersifat umum (lex generalis). Mengutip Kamus Hukum yang

diterbitkan Indonesia Legal Center Publishing, tahun 2006, hal 109,

penggugat berpendapat bahwa yang dimaksud dengan lex specialis

derogate legi generalis adalah undang-undang khusus

mendesak/mengesampingkan yang umum, bukan ketentuan-

ketentuan yang terdapat dalam undang-undang yang sama

sebagaimana pertimbangan hukum Judex Facti.

Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian.

Judex Facti memberikan pertimbangan hukum.

“Majelis Hakim juga tidak dapat mengabulkan tuntutanPenggugat mengenai kekurangan pembayaran uang bonustahun 2011, karena pada kenyataannya Tergugat telahmembayarkan uang bonus tahun 2011 kepada Penggugat

Page 100: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pada bulan Desember 2011 sesuai dengan perhitunganTergugat yang seluruhnya sebesar Rp547.273.256,00."

Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian,

karena menurut Harahap dalam buku "Kekuasaan Mahkamah Agung

Pemeriksaan Kasasi dan Peninjauan Kembali Perkara Perdata,"

halaman 338, dalam praktik, banyak ditemukan kesalahan penerapan

hukum pembuktian. Bisa terjadi karena salah menerapkan syarat

formal atau syarat materiil yang melekat pada alat bukti yang

bersangkutan.

Menurut Pasal 1875 KUH Perdata, suatu tulisan di bawah

tangan yang diakui oleh orang terhadap siapa tulisan itu hendak

dipakai, atau yang dengan cara menurut undang-undang dianggap

sebagai diakui, memberikan terhadap orang-orang yang

menandatanganinya serta para ahli warisnya dan orang-orang yang

mendapat hak dari pada mereka, bukti yang sempurna seperti suatu

akta otentik, dan demikian pula berlakulah ketentuan Pasal 1871

untuk tulisan itu.

Menurut Harahap dalam buku "Hukum Acara Perdata

tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan, Pembuktian, dan

Putusan Pengadilan," halaman 546 s/d 547, agar pada akta bawah

tangan melekat kekuatan pembuktian, harus terpenuhi lebih dahulu

Page 101: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

syarat formil dan materiil. Dibuat secara sepihak atau berbentuk

partai (sekurang-kurangnya dua pihak) tanpa campur tangan pejabat

yang berwenang. Ditandatangani pembuat atau para pihak yang

membuatnya. Isi dan tandatangan diakui.

Ada dua faktor yang dapat mengubah dan memerosotkan

nilai kekuatan dan batas minimal pembuktian akta bawah tangan,

yaitu: terhadapnya diajukan bukti lawan. isi dan tanda tangan

diingkari atau tidak diakui pihak lawan.

Dalam kasus yang demikian, terjadi perubahan yang sangat

substansial: nilai kekuatan pembuktian yang melekat padanya, jatuh

menjadi bukti permulaan tulisan. Batas minimalnya berubah menjadi

alat bukti yang tidak bisa berdiri sendiri, tetapi memerlukan

tambahan dari salah satu alat bukti yang lain.

Bukti yang diajukan oleh Termohon Kasasi, diterima dan

kemudian dipertimbangkan oleh Judex Facti adalah print out dari

file komputer Termohon Kasasi. Isinya adalah pembayaran bonus

tahun 2011 sebesar Rp 547.273.256,00 kepada Pemohon Kasasi,

tanpa tanda tangan, tanpa tanda terima, dan tanpa bukti setoran

bahwa uang tersebut telah diterima oleh Pemohon Kasasi, kebenaran

bukti itu telah disangkal oleh Pemohon Kasasi. Bukti tersebut tidak

Page 102: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

memenuhi persyaratan sebagai alat bukti dan tidak membuktikan

bahwa uang sebesar Rp 547.273.256,00 yang tercantum dalam bukti

tersebut telah diterima oleh Pemohon Kasasi.

Selain itu, bukti tersebut bukanlah bukti penghitungan bonus

yang berlaku pada Termohon Kasasi. Sesuai ketentuan yang berlaku

pada Termohon Kasasi, Termohon Kasasi selalu memberi bonus

kepada Pemohon Kasasi setiap tahunnya sesuai dengan prestasi

bisnis dan prestasi pribadi/personal yang Pemohon Kasasi capai

sebagaimana termuat dalam bukti yang Pemohon Kasasi ajukan,

akan tetapi tidak dipertimbangkan oleh Judex Facti.

Judex Facti telah memberikan pertimbangan hukum dengandemikian, maka bukti tersebut menjadi tidak relevan lagiuntuk dipertimbangkan, karena bukti-bukti tersebut masihterkait erat dengan perdebatan mengenai apakah hubungankerja antara Penggugat dengan Tergugat dapat berubahmenjadi berdasarkan PKWTT dengan segala implikasihukumnya, mengingat secara yuridis hubungan kerja antaraPenggugat sebagai TKA dengan Tergugat telah diatur secarakhusus dalam ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun2003, yaitu PKWT.

Judex Facti telah salah menerapkan hukum pembuktian

karena tidak mempertimbangkan bukti-bukti yang Pemohon Kasasi

ajukan, yaitu kebenarannya tidak pernah dibantah oleh Termohon

Kasasi, telah memenuhi persyaratan sebagai alat bukti sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 1875 KUHPerdata dan pendapat Harahap

Page 103: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sebagaimana diuraikan tersebut di atas. Semua membuktikan bahwa

Pemohon Kasasi selama bekerja pada Termohon Kasasi mempunyai

prestasi kerja yang baik, tidak pernah mendapatkan teguran atau

sanksi dalam bentuk apapun juga, diakhirinya hubungan kerja antara

Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi karena Pemohon Kasasi

tidak mau menandatangani draft PKWT yang baru yang

menghilangkan hak-hak Pemohon Kasasi untuk mendapatkan

pesangon dan Iain-lain apabila hubungan kerja berakhir

sebagaimana diatur dalam kesepakatan kerja waktu tertentu

sebelumnya, Termohon Kasasi telah pernah berkonsultasi kepada

Departemen Tenaga Kerja RI tentang status hukum Pemohon Kasasi

yang bekerja pada Termohon Kasasi selama 13 Tahun secara terus-

menerus tanpa putus, konsekuensinya menurut Departemen Tenaga

Kerja RI, hubungan kerja Pemohon Kasasi dari PKWT berubah

menjadi PKWTT, dan apabila hubungan kerja diakhiri/diputus,

Pemohon Kasasi berhak untuk mendapatkan pesangon, uang

penghargaan, dan penggantian hak sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 156 UU Ketenagakerjaan 2003, juga membuktikan adanya

kekurangan pembayaran bonus tahun 2011 sebesar Rp

80.659.906,00 + Euro 11.118.

Page 104: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pertimbangan hukum Judex Facti bahwa bukti tersebut

menjadi tidak relevan lagi untuk dipertimbangkan karena bukti-bukti

tersebut masih terkait erat dengan perdebatan mengenai apakah

hubungan kerja antara Penggugat dengan Tergugat dapat berubah

menjadi berdasarkan PKWTT dengan segala implikasi hukumnya,

mengingat secara yuridis hubungan kerja antara Penggugat sebagai

TKA dengan Tergugat telah diatur secara khusus dalam ketentuan

Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, yaitu PKWT,

menunjukkan bahwa Judex Facti tidak paham fungsinya sebagai

hakim dalam memeriksa, mengadili, dan memutus perkara ini.

Perdebatan tersebut terjadi antara Pemohon Kasasi dengan

Termohon Kasasi, sehingga masalah/perdebatan tersebut diajukan ke

pengadilan untuk dapat diperiksa dan diputus oleh Judex Facti.

Kenyataannya Judex Facti bukannya memeriksa dan memutus

perdebatan tersebut, akan tetapi menganggap perdebatan tersebut

terjadi antara Pemohon Kasasi, Termohon Kasasi, dan Judex Facti,

sehingga tidak ada putusan tentang itu, dan bukti yang Pemohon

Kasasi ajukan dikesampingkan, tidak dipertimbangkan, dianggap

tidak relevan karena masih dalam perdebatan.

Page 105: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Terhadap keberatan-keberatan tersebut, Mahkamah Agung

berpendapat dapat dibenarkan, Karena setelah meneliti secara

saksama memori kasasi tanggal 18 Oktober 2012 dan kontra memori

kasasi tanggal 5 November 2012 dihubungkan dengan pertimbangan

Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat telah salah menerapkan hukum

menyatakan Pemohon Kasasi I/Tergugat melanggar ketentuan Pasal

57 ayat (1) dan Pasal 59 ayat (4) dan (6), sehingga berakibat

memperoleh uang kompensasi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)

berupa uang pisah, dengan pertimbangan sekalipun Pemohon Kasasi

II/Penggugat bekerja pada Pemohon Kasasi I/Tergugat ± tiga belas

tahun, namun karena Pemohon Kasasi II/Penggugat adalah TKA

maka berlaku ketentuan Pasal 42 ayat (4) Ketenagakerjaan 2003,

hanya dalam PKWT.

Untuk mempekerjakan TKA ditentukan persyaratan khusus.

Diantaranya, Rencana Penggunaan Tenaga kerja Asing (RPTKA),

Ijin Menggunakan Tenaga Kerja Asing (IMTA), dan Kartu Ijin

Tinggal Terbatas (KITAS) yang kesemuanya tergantung pada

persetujuan pemerintah. Apabila pemerintah menyetujuinya maka

TKA dapat dipekerjakan di Indonesia.

Page 106: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Berdasarkan Permenakertrans Nomor Per.02/Men/III/2008

Pasal 24 ayat (3), jangka waktu berlakunya IMTA paling lama satu

tahun dan dapat diperpanjang, dan Pasal 28 menentukan

perpanjangan paling lama satu tahun, dan meskipun Penggugat telah

bekerja selama tiga belas tahun dengan diijinkan oleh pemerintah

dengan beberapa kali penerbitan IMTA, hal tersebut tidak

menjadikan hubungan kerja demi hukum menjadi PKWTT

sebagaimana dimaksud Pasal 59 UU Ketenagakerjaan 2003, karena

ketentuan Pasal tersebut tidak berlaku untuk TKA.

Berdasarkan Putusan Mahakamah Agung RI Nomor 595

K/Pdt.Sus/2010 tanggal 29 Juli 2010, telah menguatkan bahwa TKA

hanya dalam PKWT dengan mendasarkan pada ketentuan Pasal 42

ayat (4) UU Ketenagakerjaan 2003.

Putusan Judex Facti yang memberi uang pisah kepada

Penggugat sebesar tujuh kali bulan upah dengan alasan keadilan

karena hubungan kerja diantara Penggugat telah berlangsung tiga

belas tahun, adalah tidak dapat dibenarkan. Karena pertimbangan

keadilan hanya dapat digunakan apabila ketentuan peraturan

perundang-undangan sudah usang dan tidak adil apabila diterapkan.

Sementara ketentuan perundang-undangan tersebut belum usang dan

Page 107: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

masih adil untuk diterapkan, sedangkan menyangkut kompensasi

akibat berakhirnya IMTA dapat diatur dalam perjanjian kerja.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas dihubungkan

dengan bukti IMTA atas nama Penggugat (Anjuran Mediator),

bahwa IMTA berakhir tanggal 24 Oktober 2011, maka hubungan

kerja berakhir bersamaan dengan tanggal berakhirnya IMTA yang

diterbitkan Kemenakertrans RI, dan berdasarkan ketentuan Pasal 48

UU Ketenagakerjaan 2003, setelah hubungan kerjanya berakhir

Pengusaha wajib memulangkan Penggugat ke Australia sebagai

negara asal yang menurut Majelis berdasarkan keadilan ex aequo et

bono ditentukan sejumlah 2 bulan upah x Euro 10.090 = Euro

20.180.

Berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, Mahkamah

Agung berpendapat, terdapat cukup alasan untuk mengabulkan

permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Tergugat PT. SIEMENS

INDONESIA tersebut dan membatalkan putusan Pengadilan

Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor

85/PHI.G/2012/ PN.JKT.PST., tanggal 24 September 2012.

Selanjutnya Mahkamah Agung akan mengadili sendiri dengan amar

Terhadap keberatan-keberatan Pemohon Kasasi II/Penggugat ada

Page 108: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang tidak dapat dibenarkan. Karena setelah meneliti secara saksama

memori kasasi tanggal 19 Oktober 2012 dan kontra memori kasasi

tanggal 20 November 2012 dihubungkan dengan pertimbangan

Judex Facti, dalam hal ini Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak salah menerapkan hukum

dengan pertimbangan sebagai berikut: TKA dapat dipekerjakan di

Indonesia dalam hubungan kerja PKWT [vide Pasal 42 ayat (4)

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan,

Bab VIII tentang Penggunaan TKA]; Tuntutan uang kompensasi

PHK berupa Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja, Uang

Penggantian Hak, dan Uang Pisah dapat diperoleh pekerja apabila

hubungan kerja dalam PKWTT (tetap); dan Terkait dengan bonus

tahun 2011 adalah mengenai penilaian hasil pembuktian tidak

menjadi wewenang hakim kasasi, lagi pula berdasarkan bukti

sebagaimana telah dipertimbangkan dengan benar oleh Judex Facti

(telah diterima oleh Pemohon Kasasi II/Penggugat).

Menimbang, berdasarkan pertimbangan tersebut di atas,

ternyata bahwa putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, sehingga

Page 109: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi

II/Penggugat Stephen Michael Young tersebut harus ditolak.

Karena nilai gugatan dalam perkara ini di atas seratus lima

puluh juta Rupiah, sebagaimana ditentukan dalam Pasal 58 Undang-

Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan

Hubungan Industrial, maka biaya perkara dalam semua tingkat

peradilan dibebankan kepada Pemohon Kasasi II/Penggugat.

Memperhatikan, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003

tentang Ketenagakerjaan, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004

tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, Undang-

Undang Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman,

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung

sebagaimana yang telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang Nomor 3

Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang

bersangkutan, Mahkamah mengadili: Menolak permohonan kasasi

dari Pemohon Kasasi II/Penggugat Stephen Michael Young tersebut.

Mengabulkan permohonan kasasi dari Pemohon Kasasi I/Tergugat

PT. SIEMENS INDONESIA tersebut. Membatalkan putusan

Pengadilan Hubungan Industrial pada PN Jakarta Pusat Nomor

Page 110: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

85/PHI.G/2012/PN.JKT.PST., tanggal 24 September 2012.

MENGADILI SENDIRI: Dalam Eksepsi: • Menolak Eksepsi

Tergugat untuk seluruhnya.

Dalam Pokok Perkara: mengabulkan gugatan Penggugat

untuk sebagian; Menyatakan hubungan kerja antara Penggugat

dengan Tergugat berakhir dengan berakhirnya masa berlaku IMTA

Nomor Kep.29167/MEN/B/IMTA/2010 sejak tanggal 24 Oktober

2011; Menghukum Tergugat untuk membayar kepada Penggugat

biaya pemulangan Penggugat beserta keluarganya ke negara asalnya

sebesar dua puluh ribu seratus delapan puluh Euro; dan Menolak

gugatan Penggugat selain dan selebihnya. Menghukum Pemohon

Kasasi II/Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam semua

tingkat peradilan, yang dalam tingkat kasasi ditetapkan sebesar lima

ratus ribu Rupiah.

3.1.d. Putusan Nomor 1311 K/Pdt/2011

Perkara ini adalah perdata dalam tingkat kasasi.pihak

berperkara adalah Sino Sandjaja, PT. Sedjati Internusa Overseas,

Pihak-pihak ini adalah pihak Pemohon Kasasi dahulu para

Penggugat/para Pembanding. Pihak selanjutnya adalah Pemerintah

Page 111: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Republik Indonesia Cq Menteri Keuangan Republik Indonesia Cq

Kepala Badan Urusan Piutang Dan Lelang Negara Jakarta (Bupln

Kanwil Iii) Cq Kepala Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang

Negara (Kp2ln) Jakarta I, Pt. Bank Mandiri (Persero) Tbk Ex Pt.

Bank Bumi Daya (Persero) Pusat Cq. Pt. Bank Mandiri Pusat, Bumi

Daya International Finance Limited (BDIF), suatu badan hukum

privat yang didirikan dan berkedudukan di Hongkong, Termohon

Kasasi dahulu para Tergugat/para Terbanding.

Pemohon Kasasi dahulu sebagai para Penggugat telah

menggugat sekarang para Termohon Kasasi dahulu sebagai para

Tergugat di muka persidangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Penggugat I Sino Sandjaja, warga negara Indonesia adalah

Penjamin Hutang dari Penggugat II PT. Sedjati Internusa Overseas

suatu badan hukum Indonesia berkedudukan di Jakarta, yang mana

pada 20 Maret 1989 Penggugat II telah mendapat fasilitas kredit dari

Tergugat III Bumi Daya International Finance Llmited selanjutnya

disebut BDIF, suatu badan hukum privat asing yang didirikan

menurut hukum Hongkong, berkedudukan di Hongkong, sama sekali

tidak mempunyai domisili hukum di wilayah Republik Indonesia.

Fasilitas kredit diperoleh melalui ketentuan-ketentuan yang

Page 112: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tercantum dalam akta Nomor: 166 tanggal 20 Maret 1989, yang

dibuat di hadapan MUDOFIR HADI, SH. Notaris di Jakarta, dengan

kuasa memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan

(Borgtocht) No. 170.

Pada tanggal 03 Januari 2005, Penggugat I merasa terkejut

menerima surat panggilan dari Tergugat I No. PG-002/WPL.03/

KP.01/2004. Pada hakikatnya surat panggilan tersebut berisi

permintaan dari Tergugat I kepada para Penggugat untuk

mempertanggungjawabkan penyelesaian "piutang negara". Hal ini

oleh para penggugat dirasakan sungguh mengherankan. Karena

sesungguhnya para Penggugat tidak mempunyai hubungan hukum

dengan Tergugat I dan Tergugat II, apalagi mempunyai hubungan

hutang yang berkaitan dengan negara Republik Indonesia.

Sepengetahuan Penggugat I, hubungan hukum antara Penggugat I

dengan Tergugat III masih dalam perkara yang sedang berproses di

pengadilan, dan sama sekali belum mempunyai kekuatan hukum

yang tetap dan pasti, dan hal ini sudah diklarifikasikan oleh

Penggugat I yang dengan itikad baik memenuhi panggilan pertama

dari pihak Tergugat I pada tanggal 18 Januari 2005 untuk

menghormati dan menjelaskan duduk permasalahannya.

Page 113: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Tindakan Tergugat I melakukan pemanggilan terhadap para

Penggugat didasarkan oleh perbuatan Tergugat III sebagai badan

hukum asing yang tidak mempunyai domisili di wilayah Republik

Indonesia pada tanggal 12 Mei 1999, dengan secara melawan hukum

dan beriktikad buruk, Tergugat III secara sepihak mengingkari isi

perjanjian kredit dan berusaha menciptakan hubungan hukum baru

di dalam perkara bantahan yang sedang berjalan, dengan menarik

pihak ketiga (sementara hubungan hukum lama antara Penggugat I

dengan Tergugat III belum mempunyai kekuatan hukum yang tetap

dan pasti). Dengan secara sepihak melimpahkan pengurusan hutang

tersebut kepada Tergugat II PT. BANK MANDIRI ex PT. BANK

BUMI DAYA, yang kemudian atas dasar pelimpahan piutang

tersebut, pada tanggal 20 Desember 2004 oleh Tergugat II PT.

BANK MANDIRI ex PT. BANK BUMI DAYA dilimpahkan lagi

secara sepihak pengurusan piutang tersebut kepada Tergugat I

(KEPALA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG

NEGARA), hal inilah yang menjadi salah satu pokok permasalahan

dalam gugatan yang diajukan oleh para Penggugat sekarang, di

samping mempermasalahkan mengenai keabsahan dari perjanjian

kredit itu sendiri.

Page 114: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Para Penggugat menolak dengan keras tindakan Tergugat III

secara melawan hukum melimpahkan pengurusan hutang Penggugat

II kepada Tergugat I dan Tergugat II. Pengalihan penagihan piutang

tersebut cacat hukum, bertentangan dengan hukum, dan sama sekali

tidak mempunyai kekuatan/dasar hukum.

Pengalihan piutang tersebut dilakukan oleh Tergugat III

ketika obyek hutang piutang yang menjadi pokok persengketaan

sedang masih dalam proses sengketa yang sedang berjalan dengan

melibatkan subjek yang sama dan belum mempunyai putusan yang

berkekuatan hukum yang tetap dan pasti.

Pada tanggal 20 Maret 1989 telah terjadi hubungan hukum

antara Tergugat III dengan Penggugat II saja (tanpa ada pihak

ketiga, yaitu Tergugat II dan Tergugat I), yang dituangkan dalam

bentuk Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian

Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk

memasang Hipotik No. 167, 168, 169.

Berdasarkan kuasa memasang Hipotik tersebut telah dibuat

Grosse Akta Hipotik yaitu: Grosse Akta Hipotik tanggal 25 April

1989 Nomor 23/IV/1989/Gambir; Grosse Akta Hipotik tanggal 30

September 1989 Nomor : 60/lX/1989/Grogol Petamburan; dan

Page 115: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Grosse Akta Hipotik tanggal 23 Februari 1991 Nomor : 23/Grogol

Petamburan/1991.

Tanggal 18 November 1991 Penggugat I (Sino Sandjaja)

telah mendapat Surat Panggilan Teguran dari Pengadilan Negeri

Jakarta Barat yang isinya agar Penggugat I memenuhi bunyi dari 3

(ketiga) Grosse Akta Hipotik tersebut di atas.

Atas Surat Panggilan Teguran dari Pengadilan Negeri Jakarta

Barat, Penggugat I (Sino Sandjaja) telah mengajukan bantahan

dengan No. Register: 15/Pdt/Bth/1991/PN. JKT. BAR. (P-3),

kepada: PT. Sedjati Internusa Overseas, sebagai Terbantah I; Bumi

Daya International Finance Limited, sebagai Terbantah II; Kepala

Kantor Pertanahan Jakarta Pusat, sebagai Terbantah III; dan Kepala

Kantor Pertanahan Jakarta Barat, sebagai Terbantah IV.

Atas bantahan tersebut, telah keluar Surat Penangguhan

Eksekusi dari Ketua Mahkamah Agung RI dengan No.

KMA/198/XII/1991, tertanggal 12 Desember 1991, yang ditujukan

kepada Ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat. Isinya surat

panggilan WEksekusi adalah "memerintahkan agar Ketua

Pengadilan Negeri Jakarta Barat menangguhkan eksekusi terhadap:

Grosse Akta Hipotik tanggal 25 April 1989 Nomor:

Page 116: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

23/IV/1989/Gambir; Grosse Akta Hipotik tanggal 30 September

1989 Nomor: 60/lX/1989/Grogol Petamburan; dan Grosse Akta

Hipotik tanggal 23 Februari 1991 Nomor: 23/Grogol

Petamburan/1991, sampai perkara bantahan No. 15/Pdt/1991/bth

diputus dan “in kracht van gewijsde".

Hingga saat ini, hubungan hukum antara Penggugat I dengan

Tergugat III belum memiliki kejelasan hukum, karena masih

mempermasalahkan legalitas kontrak kredit yang masih dalam

proses peradilan dan masih belum memiliki kekuatan hukum yang

tetap dan pasti, sehingga sudah sepatut dan sepantasnya

pengingkaran kesepakatan perjanjian kredit dengan mengalihkan

pengurusan piutang yang dilakukan oleh Tergugat III kepada

Tergugat II dan Tergugat II kepada Tergugat I menjadi tidak

memiliki dasar apapun dan menjadi batal demi hukum (jo. Pasal

1340 ayat (1) KUHPerdata). Sudah menjadi asas kepatutan di dalam

praktek hukum Perdata di pengadilan bahwa, adalah adil selama

proses pengadilan (status quo) berjalan, semua permasalahan yang

menyangkut hak dan kewajiban kedua belah pihak menjadi berhenti

menunggu adanya putusan yang berkekuatan hukum tetap dan pasti,

sehingga masing-masing pihak menjadi jelas atas hak dan

Page 117: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kewajibannya. Berdasarkan Pasal 1340 ayat (1) KUHPerdata (jo.

Pasal 1315 KUHPerdata) ditegaskan, suatu perjanjian hanya berlaku

antara pihak-pihak yang membuatnya saja (asas kepribadian).

Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian

Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk

memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan

(Borgtocht) No. 170. Akta itu, menurut pemohon kasasi sama sekali

tidak pernah memuat klausula yang memperjanjikan Tergugat III

diperbolehkan mengalihkan hak piutangnya, baik untuk seluruh

maupun sebagian (pokok + bunga) kepada pihak ketiga maupun

kepada pihak-pihak manapun juga.

Dengan demikian, pengalihan penagihan piutang (dalam

perkara) tersebut oleh Tergugat III kepada Tergugat II dan Tergugat

II kepada Tergugat I adalah perbuatan pengingkaran kesepakatan

perjanjian. Ancaman perbuatan tersebut menjadi batal demi hukum

(Pasal 1320 ayat (1) KUHPerdata), dan sama sekali tidak

mempunyai kekuatan hukum, karena secara tegas hubungan hukum

perjanjian kredit dibuat dan disepakati hanya oleh Tergugat III

dengan Penggugat II tanpa melibatkan Tergugat II dan Tergugat I di

dalamnya, sehingga hubungan hukum atau perjanjian kredit tersebut

Page 118: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

hanya mengikat Tergugat III dan Penggugat II saja di wilayah

negara Hongkong (jo. Pasal 1342 KUHPerdata, asas sense clair:

"Jika kata-kata suatu perjanjian jelas, tidak diperkenankan untuk

menyimpang dari padanya dengan jalan penafsiran").

Pengalihan piutang dari Tergugat III kepada Tergugat II

dilakukan dengan cara yang tidak sah dan tidak berdasar hokum.

Apabila pengalihan piutang dilakukan dengan cara: 1). Cessie, maka

pengalihan piutang tersebut didasarkan pada cessie yang tidak

memenuhi syarat-syarat hukum sebagaimana yang tercantum dalam

Pasal 613 ayat (2) KUHPerdata, yang menentukan bahwa akta cessie

baru berlaku terhadap cessus (debitur), kalau terhadapnya (sebelum

dialihkan piutang oleh kreditur) sudah diberitahukan adanya cessie

atau secara tertulis telah disetujui atau diakui olehnya, dan selama

ini Penggugat I maupun Penggugat II belum pernah diberitahukan

dan menyetujui adanya pengalihan piutang tersebut.

Selain itu tidak adanya kepastian jumlah hutang Penggugat II

yang harus dibayarkan kepada Tergugat III, jelas merupakan tidak

adanya transparansi dari Tergugat I dalam melakukan penagihan,

oleh karenanya terhadap hutang piutang tersebut masih belum ada

kepastian hukum dan terdapat sengketa di dalamnya, sehingga

Page 119: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

terhadap piutang tersebut tidak dapat dieksekusi melalui

BUPLN/KP2LN (Tergugat I), tetapi harus melalui gugatan terlebih

dahulu ke Pengadilan Negeri (jo. Buku II, halaman 131 angka 39.5.),

dan masih dalam perkara tidak dapat dilimpahkan menurut hukum

(jo. Pasal 1340 dan Pasal 1315 KUHPerdata, mengenai asas

kepribadian: “suatu perjanjian hanya mengikat kepada pihak-pihak

yang membuat perjanjian itu saja”).

Atau 2). Subrogasi, maka tindakan Tergugat II menerima

pelimpahan pengurusan kredit dari Tergugat III adalah tindakan

yang bertentangan dengan jiwa dari Pasal 3 Keputusan Presiden No.

59 Tahun 1972 tentang Penerimaan Kredit Luar Negeri. Berdasarkan

Pasal 3 ayat (1) Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 tentang

Penerimaan Kredit Luar Negeri ditegaskan:

"Penerimaan kredit luar negeri oleh perusahaan swastahanya dapat dibenarkan apabila tidak disertai adanyakeharusan jaminan dari Pemerintah Republik Indonesia,termasuk Bank Indonesia dan bank-bank lainnya miliknegara, untuk pembayarannya kembali dan/atau tidakmenimbulkan kewajiban suatu apapun bagi pemerintahRepublik Indonesia sebagai akibat dari penerimaan kreditluar negeri yang bersangkutan".

Berdasarkan Pasal 3 ayat (2) Keputusan Presiden No. 59

Tahun 1972 ditegaskan:

Page 120: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

"Badan usaha negara dan badan usaha daerah tidakdibenarkan untuk memberikan jaminan atau bertindakselaku penjamin dalam pembayaran kembali kredit luarnegeri yang diterima oleh badan usaha negara, badan usahadaerah, dan perusahaan swasta."

Dengan demikian, apabila Tergugat II tetap melanjutkan

penagihan kepada para penggugat, maka jelas tindakan tersebut

bertentangan dengan jiwa dari Keputusan Presiden tersebut di atas,

karena Penggugat II mengadakan perjanjian kredit hanya dengan

Tergugat III (perusahaan yang berbadan hukum Hongkong),

sedangkan apabila Tergugat II sebagai bank milik pemerintah

merasa berhak menagih, maka berarti fasilitas kredit tersebut sudah

dijamin dan sudah dilunasi pembayarannya sebagai salah satu syarat

sah lahirnya subrogasi oleh Pemerintah Republik Indonesia,

sehingga sudah sepatut dan sepantasnya apabila tindakan Tergugat II

yang sangat jelas telah melakukan perbuatan yang bertentangan

dengan Pasal 3 Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 tentang

Penerimaan Kredit Luar Negeri, haruslah dinyatakan sebagai

perbuatan melawan hukum dan haruslah dinyatakan batal demi

hukum oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian

Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk

Page 121: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

memasang Hipotik No. 167, 168, 169 dan Pemberian Jaminan

(Borgtocht) No. 170. Akta itu mengandung kausa yang tidak halal

menurut pemohon kasasi sebagaimana diamanatkan di dalam Pasal

1320 ayat (4) KUHPerdata, dengan demikian sudah seharusnya akta

notaris tersebut beserta hipotiknya menjadi perjanjian yang cacat

hokum. Haruslah dibatalkan serta tidak mempunyai kekuatan

hokum, demikian dalil npemohon kasasi.

Perjanjian Kredit dalam akta notaris tersebut bertentangandengan hukum negara Republik Indonesia, dan oleh karena ituharuslah dibatalkan (jo. Pasal 1320 (4) KUHPerdata, tidakmengandung kausa yang halal), karena: menurut Pasal 1173KUHPerdata, jelas-jelas menyatakan bahwa tidak boleh/tidakdibenarkan berdasarkan suatu persetujuan yang dibuat di suatunegeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas benda-benda yangterletak di wilayah Indonesia, kecuali apabila di dalam sesuatutraktat telah ditentukan sebaliknya (jis. Yurisprudensi No. 1695K/Pdt/1984 tanggal 23 Mei 1986, yurisprudensi No. 641 K/Pdt/1993tanggal 27 Juni 1996 secara tegas menyatakan: "Perjanjian antarawarga negara Indonesia dengan orang asing tidak dapat begitu sajadiperlakukan bagi hubungan hukum yang obyeknya berada diwilayah Indonesia." Dengan demikian Tergugat III sebagai pihakasing tidak berhak melakukan suatu hubungan hukum denganjaminan yang melibatkan obyek-obyek yang berada di wilayahRepublik Indonesia, terlebih Tergugat III adalah suatu badan hukumswasta luar negeri yang didirikan dan berkedudukan hukum di luarnegeri (Hongkong), serta tidak mempunyai domisili wilayahRepublik Indonesia, maka sudah seharusnya Akta No. 166 NotarisMudofir Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit dan Fasilitas StandbyLetter of Credit" dengan kuasa untuk memasang Hipotik No. 167,168, 169 dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170 menjadibatal/memuat syarat batal. Karena, Perjanjian kredit tersebutbertentangan dengan perundang-undangan Republik Indonesia, yaituperjanjian tersebut dibuat untuk tunduk kepada hukum yang berlaku

Page 122: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

di negara Hongkong (Pasal 17), sehingga dapat dipersamakandengan suatu persetujuan yang dibuat di suatu negeri asing, terlebihdi dalam perjanjian kredit itu sendiri terdapat pengakuan dariTergugat III akan yurisdiksi hukum negara Hongkong untukmengadakan kegiatan pengurusan piutang tersebut denganpenggugat II. Yaitu di dalam Pasal 6 ayat (1), Akta No. 166 NotarisMudofir Hadi "Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter ofCredit". Dinyatakan dalam akta itu bahwa : "Pengambilan ataupenyetoran uang dapat dilakukan oleh debitur di kantor kreditur,yaitu di Hongkong, pada tiap-tiap hari kerja pada jam-jamdibukakan kas dari kreditur itu untuk umum atau dengan cara lainsesuai dengan kebiasaan yang ada."

Perjanjian kredit tersebut dibuat oleh Kreditur (Tergugat III)

berbadan hukum asing (Hongkong) yang tidak mempunyai domisili

hukum di wilayah Republik Indonesia, sehingga sudah sepatut dan

sepantasnya setiap badan hukum asing yang tidak mempunyai

domisili hukum di wilayah Republik Indonesia dinyatakan tidak

mempunyai legitimasi hukum di wilayah Republik Indonesia, dan

dinyatakan tidak dapat dipertanggungjawabkan secara hukum

terhadap setiap perbuatannya.

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Penggugat I dan Penggugat II dengan Tergugat III belum pernah

diberitahukan dan didaftarkan kepada Bank Indonesia selaku

pengawas otoritas moneter tertinggi di Republik Indonesia,

sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 2 Keputusan Presiden

No.3 Tahun 1971 dan Pasal 2 Surat Keputusan Direksi Bank

Page 123: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972. Ada keharusan semua

penerimaan kredit luar negeri, baik dalam hubungan penanaman

modal asing maupun dalam hubungan lainnya, sebelum

ditandatangani oleh pihak-pihak harus dilaporkan terlebih dahulu

kepada Bank Indonesia untuk dipelajari.

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Penggugat I dan Penggugat II dengan Tergugat III belum pernah

diberitahukan kepada Departemen Keuangan dan Bank Indonesia.

Sebagaimana, yang ditentukan dalam Pasal 5 ayat (2) Keputusan

Presiden No. 59 Tahun 1972. Juga ditentukan dalam Pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-261/MK/IV/5/1973

tanggal 03 Mei 1973, yang mewajibkan melaporkan semua

penerimaan dan pelaksanaan kredit luar negeri dari setiap

perusahaan swasta kepada Departemen Keuangan dan Bank

Indonesia, yang dimulai dari tanggal efektif berlakunya perjanjian

dan setiap tiga bulan sekali sejak tanggal efektifnya perjanjian kredit

berlaku.

Penerapan secara mutlak "lex specials derogat legi generali"

terhadap Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1971, Keputusan

Presiden No. 59 Tahun 1972, Surat Keputusan Menteri Keuangan

Page 124: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

No. KEP-261/MK/IV/5/1973, dan Surat Keputusan Direksi Bank

Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, telah diterima menjadi

ajaran hukum yang tetap oleh beberapa putusan Mahkamah Agung

yang sudah diterapkan secara berulang-ulang berdasarkan

yurisprudensi No. 2958 K/Pdt/1983 tanggal 15 April 1985 (jis.

yurisprudensi No. 641 K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996, dan

yurisprudensi No. 1750K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981). Di

dalam Yurisprudensi itu ditegaskan:

"Dengan tidak dipenuhinya laporan kepada Bank Indonesiadan Menteri Keuangan merupakan suatu pelanggaranhukum, sehingga perjanjian yang melanggar peraturanpemerintah tersebut adalah perjanjian yang tidakmempunyai kekuatan hukum apapun."

Pemenuhan kewajiban penerapan pelaporan secara mutlak

"lex specials derogat legi generali" di atas, sebagai kaidah hukum

positif yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, secara tegas dan

nyata kewajiban tersebut oleh Tergugat III sebagai badan hukum

swasta asing telah disangkal dan dikesampingkan penerapannya

lewat dua kali pengakuan di hadapan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Jakarta Barat yang memeriksa dan memutus perkara No.

15/Pdt/Bth/1991/PN.JKT.BAR.

Page 125: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Duplik tanggal 01 Desember 1992 poin 6, didalamnya

dikatakan: "... ketentuan Pasal 17 yang menyatakan bahwa

perjanjian ini tunduk kepada hukum yang belaku di Hongkong.

Sedangkan menurut ketentuan hukum di Hongkong, tidak ada

ketentuan untuk melaporkan..."; dan

b Kesimpulan tanggal 08 April 1993 poin 7, yang

menyatakan: "Sementara itu, menurut hukum yang berlaku di

Hongkong, tidak ada kewajiban untuk melapor seperti itu, i.c. ke

Bank Indonesia."

Adalah jelas merupakan suatu penghinaan dan

kesewenangan terhadap kaidah hukum yang berlaku di Republik

Indonesia. Sehingga dengan demikian sudah sepatut dan

sepantasnya terhadap Tergugat III yang sama sekali tidak mau

mengakui eksistensi hukum positif yang berlaku di wilayah

Republik Indonesia, akan tetapi mau membuat hubungan hukum

dengan melibatkan subyek dan obyek di dalam wilayah Indonesia,

oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara secara

bertimbal balik haruslah ikut dikesampingkan juga segala eksistensi

keabsahan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok dan semua

perjanjian accesoirnya, karena Tergugat III secara tegas telah

Page 126: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

membuat perjanjian kredit yang cacat hukum, yaitu dengan sengaja

tidak menghormati hukum yang berlaku di Republik Indonesia (di

bawah hukum yang berlaku di Hongkong).

Tidak dipenuhinya syarat di atas, maka sebagai konsekuensi

yuridis di mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan

memutus perkara berdasarkan ketentuan umum: Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata: suatu perjanjian harus mempunyai tujuan yang

diperbolehkan/sebab yang halal; Pasal 1335 KUHPerdata: perjanjian

yang tujuan/sebab tidak diperbolehkan tidak mempunyai kekuatan

hukum; Pasal 1337 KUHPerdata: suatu sebab adalah terlarang,

apabila persetujuan itu melanggar undang-undang atau bertentangan

kesusilaan dan ketertiban umum (jo. Pasal 23 AB); dan Pasal 1339

KUHPerdata: suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal

yang dengan tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala

sesuatu yang menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan,

kebiasaan, atau undang-undang.

Pemohon kasasi mmengemukakan agar Majelis Hakim

Kasasi menyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan hukum

apapun juga Akta Notaris Mudofir Hadi No. 166: "Perjanjian Kredit

dan Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk

Page 127: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan

(Borgtocht) No. 170. Karena perjanjian tersebut mengandung kausa

yang terlarang, yaitu dalam hal ini perjanjian tersebut tidak

mempunyai tujuan yang diperbolehkan oleh undang-undang

(melawan hukum) yang ada di wilayah Republik Indonesia.

Oleh karena sudah jelas perjanjian kredit sebagai perjanjian

pokok yang dibuat antara Tergugat III dengan Penggugat II adalah

perjanjian yang tidak mempunyai kekuatan hukum karena

mengandung kausa/sebab yang terlarang, dibuat sebagai perikatan

pokok, dengan segala akibat hukumnya tunduk kepada domisili dan

yurisdiksi hukum negara Hongkong dengan sengaja

mengesampingkan kaidah-kaidah hukum positif di wilayah Republik

Indonesia, (Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata jo. Pasal 1173

KUHPerdata), maka secara otomatis dengan sendirinya tidak

mungkin terdapat suatu perjanjian pemberian jaminan yang bersifat

accesoir yang sah berdasarkan Pasal 1821 ayat (1) KUHPerdata,

yang menentukan: "tidak mungkin ada pemberian jaminan, jika

tidak ada suatu perjanjian pokok yang sah."

Dengan demikian sudah sepatut dan sepantasnya apabila

Penggugat I sebagai penjamin hutang mendapatkan kembali haknya

Page 128: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berupa seluruh agunan dari perjanjian kredit yang dilakukan oleh

Tergugat III dengan Penggugat II. Penggugat II sudah sepatutnya

pula terbebas menurut hukum atas hutang-hutang tersebut. karena

hutang tersebut dibuat atas dasar perjanjian kredit yang bertentangan

dengan hukum/kepentingan nasional Republik Indonesia (melawan

hukum). Bahkan perjanjian kredit tersebut tidak pernah disetujui dan

dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Menteri Keuangan (jis.

yurisprudensi No. 641 K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996,

yurisprudensi No. 2958K/Pdt/1983 tanggal 15 April 1985, dan

yurisprudensi No. 1750K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981).

Oleh karena Tergugat III, secara sengaja, dan sepihak, telah

melakukan perbuatan melawan hokum, dengan mengingkari

terhadap isi perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama

yang dituangkan dalam Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi

berbentuk "Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit"

dengan tanpa diperjanjikan sebelumnya, secara sepihak dan

sewenang-wenang mengalihkan pengurusan piutangnya kepada

pihak ketiga (Tergugat II dan Tergugat I), sementara kejelasan

mengenai piutangnya sendiri masih diproses dalam perkara yang

hingga saat ini belum memiliki kekuatan hukum yang tetap dan

Page 129: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pasti, maka jelaslah dipandang dari sisi kaca mata hukum yang

berlaku di Indonesia, perbuatan para Tergugat adalah perbuatan

yang telah beritikad buruk yang bertentangan dengan Pasal 1338

ayat (1) KUHPerdata. Ditegaskan:

"Suatu perjanjian mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi para pihak yang membuatnya (pacta suntservanda), dan bagi pihak ketiga harus menghormati dantidak mencampuri isi perjanjian yang telah ditetapkan olehpara pihak."

Dengan adanya perbuatan: Tergugat III yang dengan telah

sengaja dan sepihak mengalihkan pengurusan piutangnya kepada

pihak ketiga (Tergugat II dan Tergugat I), dan Tergugat II dan

Tergugat I dengan telah sengaja mencampuri isi perjanjian yang

dibuat antara Tergugat III dengan Penggugat II, maka jelaslah

Tergugat III telah beritikad buruk melakukan perbuatan

pengingkaran terhadap kesepakatan isi perjanjian (Pasal 1338 ayat

(1) jo. Pasal 1342 KUHPerdata) yang telah dibuat oleh kedua belah

pihak sudah sepatutnya. Sepantasnya terhadap perbuatan yang batal

demi hukum tersebut, oleh Majelis Hakim dinyatakan telah

melakukan perbuatan melawan hukum yang bertentangan dengan

kaidah hukum positif di Republik Indonesia.

Page 130: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Berdasarkan fakta-fakta hukum tersebut di atas, Tergugat III

bersama-sama Tergugat II dan Tergugat I terbukti adalah pihak yang

telah beritikad buruk dengan:

a Semena-mena dengan secara melawan hukum sengaja

mengingkari perjanjian dengan mengalihkan pengurusan piutang

kepada pihak ketiga (Tergugat II dan Tergugat I), sementara

hubungan hukum yang lama masih belum memperoleh putusan

pengadilan yang tetap dan pasti. Berusaha melakukan

konspirasi/persengkongkolan (dengan menunjuk debt collector,

yaitu Tergugat II dan Tergugat I I, hal ini merupakan perbuatan

pidana: premanisme) di wilayah Indonesia. Melakukan

penyelundupan hukum dengan seolah-olah memiliki kewenangan

hukum, dengan tujuan akhir untuk menjarah harta-harta Indonesia.

Maka kami mohon kepada majelis hakim yang memeriksa

dan memutus perkara ini agar segala tindakan hukum yang

dilakukan oleh para Tergugat yang tidak beritikad baik tidak perlu

mendapat perlindungan hukum dan berdasarkan Pasal 1338 ayat (3)

KUHPerdata, sudah sepatut dan sepantasnya setiap tindakan

pengingkaran perjanjian Tergugat III yang tidak berdasarkan itikad

baik, dengan secara semena-mena dan sepihak mengalihkan

Page 131: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pengurusan piutangnya kepada Tergugat II dan Tergugat II kepada

Tergugat I, sementara kejelasan hubungan hutang piutang masih

dalam proses perkara yang masih berjalan, haruslah dinyatakan batal

demi hukum sebagai konsekuensi yuridis yang harus ditanggung

oleh para Tergugat sendiri. Terlebih tindakan pengalihan piutang

tersebut tidak pernah diperjanjikan antara kedua belah pihak, dan

tindakan pengalihan pengurusan piutang tersebut sangatlah

bertentangan dengan itikad baik, kepatutan, kebiasaan, dan peraturan

undang-undang yang berlaku di negara Republik Indonesia (Pasal 23

AB, Pasal 1320 ayat (4), Pasal 1335, 1337, dan 1339 KUHPerdata).

Oleh karena pada awalnya Penggugat II melakukan

perjanjian kredit dengan Tergugat III (BDIF) suatu badan hukum

swasta/privat asing yang didirikan menurut undang-undang negara

Hongkong, dan perjanjian kredit tersebut tunduk kepada yurisdiksi

hukum Hongkong, bukan kepada Bank Mandiri (Tergugat II)

apalagi negara Republik Indonesia. Karenanya, hutang Penggugat II

bukan merupakan piutang negara yang penagihannya tidak

dikeluarkan menurut hukum dan kewenangan melalui

BUPLN/KP2LN (Tergugat I), terlebih pengalihan piutang dalam

perkara tersebut sangat bertentangan hukum dengan syarat cessie

Page 132: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dan jiwa dari Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 tentang

Penerimaan Kredit Luar Negeri seperti yang sudah dijelaskan pada

poin 4 huruf c sebelumnya di atas.

Sejak awal pengurusan piutang tidak sah menurut hukum

kepada Tergugat I (Kepala Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang

Negara) dari Tergugat II (PT. Bank Mandiri Ex Pt. Bank Bumi

Daya), dan tidak didasarkan pada Surat Pernyataan Bersama, baik

antara Penggugat I maupun Penggugat II dengan Tergugat I (Kepala

Kantor Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara) sebagai pihak yang

diberi tugas untuk mengurus penagihan.

Berdasarkan Undang-Undang No. 49/Prp. Tahun 1960, cara

penyelesaian piutang negara menurut Undang-Undang tentang

Panitia Urusan Piutang Negara harus dilakukan dengan: Memuat

jumlah hutang dan kewajiban debitur yang besarannya telah pasti

menurut hukum untuk menyelesaikan hutang kepada negara (Pasal 4

ayat (2) Undang-Undang No. 49/Prp. Tahun 1960); dan

Mengadakan Surat Pernyataan Bersama yang dibuat dan

ditandatangani oleh Debitur dan Ketua PUPN/BUPLN. Pernyataan

Bersama ini memuat jumlah hutang debitur dan kewajiban debitur

untuk menyelesaikan hutang kepada negara.

Page 133: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Maka dengan belum diperolehnya kepastian hingga saat ini,

legalitas jumlah dan kewajiban debitur yang besarannya telah tetap

berdasarkan putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

dan pasti, dan dalam penagihan piutang yang saat ini dalam

sengketa, PUPN/BUPLN sama sekali belum pernah membuat Surat

Pernyataan Bersama, baik kepada Penggugat I maupun kepada

Penggugat II, maka sudah sepantasnya dan sepatutnya Panitia

Urusan Piutang Negara demi hukum dinyatakan tidak berwenang

terhadap penagihan piutang tersebut, karena tindakan penagihan

tersebut bersumber dari tindakan pengalihan pengurusan piutang

dari Tergugat III kepada Tergugat II, dan Tergugat II kepada

Tergugat I yang tidak sah dan batal demi hukum.

Uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, dengan adanya

pengingkaran perjanjian oleh Tergugat III, yaitu dengan

mengalihkan pengurusan piutang dari Tergugat III kepada Tergugat

II sebagaimana diuraikan di atas (masih dalam perkara dialihkan,

tidak pernah diperjanjikan piutang dialihkan secara sepihak, piutang

dialihkan dengan cara yang tidak sah dan tidak berdasar hukum

dialihkan dengan cessie/subrogasi yang tidak memenuhi syarat

hukum piutang ditagih berdasarkan atas kausa yang tidak halal),

Page 134: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

adalah merupakan suatu perbuatan pengingkaran perjanjian yang

tidak dapat dipertanggungjawabkan (pemerkosaan terhadap

kepastian hukum di Republik Indonesia), dan patut dinyatakan

perbuatan melawan hukum yang batal demi hukum dengan segala

akibat hukumnya sebagai konsekuensi yuridis yang harus

ditanggung oleh para Tergugat.

Oleh karena pengalihan piutang sewenang-wenang dari

Tergugat III kepada Tergugat II bertentangan dengan hukum yang

berlaku di Republik Indonesia dan terdapatnya cacat hukum, maka

penyerahan pengurusan penagihan piutang dari Tergugat II kepada

Tergugat I juga mengandung cacat hokum. Tidak memiliki kekuatan

hokum. Karena tidak didasarkan pada ketentuan yang diatur dalam

Undang-Undang No. 49/Prp Tahun 1960 khususnya, dan ketentuan

serta praktek hukum di negara Republik Indonesia umumnya. Maka

perbuatan Tergugat I yang telah membuat surat panggilan kepada

Penggugat I dan Penggugat II haruslah dinyatakan melawan hukum,

tidak sah, dan batal demi hukum.

Jelas dan tegas perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh

Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III adalah perbuatan

sewenang-wenang yang tidak berdasar hukum dan sangat merugikan

Page 135: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Penggugat I dan Penggugat II, maka perbuatan mereka jelas dan

nyata sebagai perbuatan yang melawan hukum (onrechtmatige daad)

dengan segala akibat hukum dari padanya, sebagaimana yang

ditentukan dalam Pasal 1365 KUHPerdata.

Oleh karena Penggugat I adalah sebagai pribadi dan

Penggugat II adalah Badan Hukum yang memerlukan kredibilitas

yang baik di mata masyarakat umum, maka dalam menanggapi

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh Tergugat I,

Tergugat II, dan Tergugat III, telah mengakibatkan kerugian waktu,

biaya, dan tenaga bagi Penggugat I dan Penggugat II, oleh karena itu

adalah wajar apabila terhadap perbuatan tersebut adalah perbuatan

melawan hukum overheasdaad (jo. Pasal 1365 KUHPerdata).

Hubungan hukum antara Penggugat I dan Penggugat II

terhadap Tergugat III sesuai hukum perjanjian sangat melekat dan

tidak dapat dialihkan (diingkari) begitu saja ke Tergugat I dan

Tergugat II. Pula, obyek dalam perkara ini merupakan hutang badan

hukum swasta/private asing bukan Negara. Pula masih terdapatnya

kasus atau sengketa yang belum terselesaikan antara Penggugat I

dengan Penggugat II dan Tergugat III di Pengadilan Negeri Jakarta

Barat. Maka dimohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan

Page 136: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

memutus perkara agar bijaksana dalam memeriksa dan memutus

perkara dengan jangan terjebak dalam kegiatan konspirasi pihak

asing yang berusaha menguasai aset-aset Indonesia, dan kami

mohon kepada majelis hakim yang terhormat agar mengedepankan

perlindungan hukum terhadap kepentingan nasional Republik

Indonesia demi mencegah dengan sewenang-wenang dirampasnya

harta-harta nasional Republik Indonesia di kemudian hari oleh

bangsa asing manapun juga dengan berusaha melakukan

penyelundupan hukum di wilayah negara Republik Indonesia

sendiri.

Karena gugatan ini diajukan berdasarkan bukti-bukti yang

original yang tidak terbantah kebenarannya, maka sangatlah

beralasan hukum putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan

terlebih dahulu (uitvoorbaar bij voorraad).

Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, Penggugat mohon

kepada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat agar memberikan putusan

dalam Provisi untuk melarang Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat

III untuk melakukan segala bentuk tindakan hukum terhadap

Penggugat I dan Penggugat II. Maupun terhadap piutang selama

keputusan perkara ini belum memperoleh kekuatan hukum yang

Page 137: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tetap. Juga, demi menghormati proses sengketa di Pengadilan Negeri

Jakarta Barat yang saat ini terdaftar dalam perkara No:

15/Pdt/Bth/1991/PN.JKT,.BAR tanggal 02 Desember 1991, dengan

ancaman hukuman apabila Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III

melanggar larangan ini maka Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat

III dihukum secara tanggung renteng untuk membayar kepada

Penggugat I dan Penggugat II uang paksa sebesar satu miliar rupiah

yang harus dibayar sekaligus dan kontan atas kelalaian para

Tergugat melaksanakan isi putusan ini.

Memerintahkan Tergugat I dan Tergugat II (Kepala Kantor

Pelayanan Piutang Dan Lelang Negara dan PT. Bank Mandiri

(Persero) Tbk) untuk tidak mencampuri hubungan hutang piutang

antara Penggugat II dengan Tergugat III, yaitu dengan menghentikan

segala pemanggilan dan penagihan. Tergugat I dan Tergugat II tidak

ada hubungan hukum sebagai pihak-pihak di dalam perjanjian kredit

yang dibuat antara Penggugat II dengan Tergugat III; dan Tindakan

pengalihan piutang dari Tergugat III kepada Tergugat II dilakukan

dengan cara yang tidak sah dan tidak berdasar hukum, yaitu

didasarkan pada cessie yang tidak memenuhi syarat-syarat hukum

sebagaimana yang tercantum dalam Pasal 613 ayat (2)

Page 138: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

KUHPerdata/subrogasi yang bertentangan dengan jiwa dari Pasal 3

Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 tentang Penerimaan Kredit

Luar Negeri.

Dalam Pokok Perkara: mengabulkan gugatan dari Penggugat

I dan Penggugat II untuk seluruhnya; menghukum Tergugat I,

Tergugat II, dan Tergugat III telah melakukan perbuatan melawan

hukum (onrechtmatigedaad) kepada Penggugat I dan Penggugat II,

sebagaimana yang diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata;

menyatakan menurut hukum batal demi hukum pengalihan piutang

dari Tergugat III kepada Tergugat II dan dari Tergugat II kepada

Tergugat I; menyatakan menurut hukum batal demi hukum

pengurusan piutang yang dilakukan Tergugat II dan Tergugat I

terhadap para Penggugat.

Memerintahkan Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III untuk

menghentikan segala upaya dan usaha yang baik secara langsung

maupun tidak langsung bertujuan untuk menagih terhadap

Penggugat I dan Penggugat II berdasarkan Akta Notaris Mudofir

Hadi No. 166: Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of

Credit, tanggal 20 Maret 1989. Menyatakan batal/tidak sah dan tidak

mempunyai kekuatan hukum Akta Notaris Mudofir Hadi No. 166:

Page 139: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit, tanggal 20

Maret 1989 dengan kuasa memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan

Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170, karena mengandung kausa

yang tidak halal sebagaimana diatur dalam Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata, yaitu bertentangan dengan hukum/kepentingan

nasional Republik Indonesia. Selanjutnya, menyatakan batal/tidak

sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum perjanjian pemberian

jaminan dan lain-lain jaminan yang telah diberikan Penggugat I

kepada Tergugat III sebagaimana tercantum dan terkait di dalam

Akta Notaris Mudofir Hadi No. 166: Perjanjian Kredit dan Fasilitas

Standby Letter of Credit, tanggal 20 Maret 1989. Menyatakan batal,

tidak sah, dan tidak mempunyai kekuatan hukum Grosse Akta

Hipotik tanggal 25 April 1989 No. 23/IV/1989/Gambir; Hipotik

tanggal 30 September 1989 Nomor : 60/IX/1989/ Grogol

Petamburan; dan Hipotik tanggal 23 Februari 1991 Nomor:

23/Grogol Petamburan/1991.

Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III dan

siapa saja yang memperoleh hak dari padanya untuk mengembalikan

dan menyerahkan kepada Penggugat I seluruh surat-surat jaminan

yang telah diagunkan berupa sertifikat-sertifikat asli yang

Page 140: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dituangkan dalam bentuk Grosse Akta Hipotik tanggal 25 April

1989 No. 23/IV/1989/Gambir; Hipotik tanggal 30 September 1989

Nomor: 60/lX/1989/Grogol Petamburan; dan Hipotik tanggal 23

Februari 1991 Nomor: 23/Grogol Tamburan/1991. Dengan

ketentuan untuk setiap hari keterlambatan/kelalaian menyerahkan

seluruh sertifikat-sertifikat tersebut kepada Penggugat I, para

Tergugat dan siapa saja yang memperoleh hak dari padanya,

dihukum secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa

(dwangsom) sebesar sepuluh juta rupiah per harinya yang harus

dibayar sekaligus dan kontan jika tidak memenuhi isi putusan ini.

Menghukum Tergugat I, Tergugat II, dan Tergugat III untuk

mematuhi dan melaksanakan seluruh isi putusan ini tanpa syarat.

Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dijalankan lebih dahulu

sekalipun ada upaya hukum berupa bantahan, banding, dan/atau

kasasi (uitvoerbaar bij voorraad). Menghukum Tergugat I, Tergugat

II, dan Tergugat III untuk membayar biaya-biaya yang timbul dalam

perkara ini secara tanggung renteng. Atau, apabila Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat yang memeriksa dan memutus

perkara ini berpendapat lain, mohon untuk diputus berdasarkan rasa

keadilan (ex aequo et bono).

Page 141: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Terhadap gugatan tersebut para Tergugat mengajukan

Eksepsi Tergugat I, mengenai Kompetensi Absolut. Tergugat I

adalah instansi pemerintah yang mempunyai tugas dan kewajiban

mengurus piutang negara macet sebagaimana diatur dalam Undang-

Undang Nomor 49 Prp. Tahun 1960 tentang Panitia Urusan Piutang

Negara beserta peraturan pelaksanaannya. Kewenangan memeriksa

dan mengadili gugatan para Penggugat I terhadap Tergugat I untuk

membatalkan KPTUN mengenai pengurusan piutang negara yang

dilakukan Tergugat I adalah wewenang PTUN.

Eksepsi Error In Persona, Eksepsi Diskualifikasi. Gugatan

para Penggugat mohon dinyatakan mengandung cacat error in

persona dan dinyatakan tidak dapat diterima. Karena Penggugat I

bertindak sebagai orang yang tidak berhak mengajukan gugatan.

Direksi perseroan yang seharusnya bertindak (berdasarkan Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas), bukan

Penggugat I secara pribadi atau sebagai penjamin hutang. Dengan

demikian Penggugat I tidak memiliki kapasitas untuk menggugat.

Eksepsi Persona Standi In Yudicio. Gugatan para Penggugat

terhadap Tergugat I dimohonkan dinyatakan kurang sempurna dan

dinyatakan tidak dapat diterima. Karena Penggugat dalam

Page 142: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menyebutkan persoon Tergugat I sangat keliru dan kurang

sempurna.

Dalam penyebutan Identitas Tergugat I sebagaimana

dikemukakan oleh Penggugat dalam surat gugatannya adalah keliru

karena menyebutkan suatu Badan Hukum yang sudah tidak ada lagi

dan tidak mengkaitkan dengan Direktorat Jenderal Piutang dan

Lelang Negara (DJPLN ) cq. Kanwil III Direktorat Jenderal Piutang

dan Lelang Negara yang merupakan Badan Hukum Induk dari

Tergugat I, seharusnya Pemerintah Republik Indonesia cq. Menteri

Keuangan Republik Indonesia cq. Direktorat Jenderal Piutang dan

Lelang Negara cq. Kepala Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang

Negara (KP2LN) Jakarta I.

Melaksanakan tugas dan wewenangnya, Tergugat I harus

bertanggungjawab kepada Kepala Kantor Wilayah III DJPLN yang

kemudian bertanggungjawab kepada Direktur Jenderal Piutang dan

Lelang Negara, yang kemudian bertanggungjawab kepada Menteri

Keuangan Republik Indonesia dan seterusnya, sehingga dalam hal

terjadi gugatan terhadap Tergugat I harus dikaitkan dengan

atasannya tersebut.

Page 143: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Tergugat II, eksepsi Vexatious Litigation (Eksepsi atas

gugatan yang mengada-ada) dan didasarkan atas iktikad buruk. Para

Penggugat dalam gugatannya mempermasalahkan keabsahan

perjanjian kredit beserta turunannya antara Penggugat II dengan

Tergugat III dan Pengalihan fasilitas kreditnya dari Tergugat III

kepada Tergugat II dan mendalilkan perbuatan melawan hukum.

Dalil para Penggugat tersebut tidak berdasar hukum dan mengada-

ada serta menunjukkan itikad buruk para Penggugat karena.

Kedudukan Penggugat II adalah subyek dalam perjanjian tersebut,

yang pada saat menerima prestasi berupa dana dari pencairan

fasilitas kredit yang diberikan oleh Tergugat III tidak

mempermasalahkan sah dan tidaknya perjanjian. Setelah menerima

dan menikmati dana dari fasilitas kredit dan tiba saatnya untuk

membayar kembali, dengan mudah Penggugat I mendalilkan

perjanjian kredit yang dibuatnya tidak sah. Penggugat II sama sekali

tidak menyampaikan di dalam persidangan telah melalaikan

kewajiban membayar hutangnya yang telah jatuh tempo selama 15

tahun dan akan mengingkari kewajiban tersebut. Penggugat II juga

tidak menyampaikan di dalam persidangan bahwa sebagai akibat

tidak membayar hutangnya, fasilitas kredit Penggugat II

Page 144: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

digolongkan sebagai kredit macet dan berakibat pada pengalihan

pengelolaan kredit.

Berdasarkan hal-hal tersebut, sudah sepatutnya gugatan para

Penggugat yang mengada-ada dan didasarkan itikad buruk ditolak

atau dinyatakan tidak diterima.

Eksepsi Diskualifikatur. Subyek yang dapat menjadi

Penggugat baik menurut doktrin hukum ataupun hukum perdata

adalah subyek yang secara nyata dirugikan atau terbukti memiliki

bukti-bukti bahwa ia dirugikan. Penggugat II tidak mempunyai

kapasitas sebagai Penggugat karena Penggugat II adalah debitur

yang justru berhutang kepada Tergugat II dan telah menggunakan

fasilitas hutang tersebut. Setelah fasilitas dinikmati selama bertahun-

tahun yaitu sejak tahun 1989 tanpa pembayaran pokok dan bunga

seperti layaknya dalam perjanjian yang telah ditandatangani

Penggugat, tiba-tiba adanya teguran/somasi atau peringatan, baik

lisan maupun tulisan, Penggugat mengajukan gugatan dan menuntut

semua perjanjian yang telah ditandatangani batal demi hukum dan

uang yang telah dinikmati sebesar paling tidak USD 896.000.00

hilang lenyap tanpa menyinggung kewajiban untuk mengembalikan.

Di sini jelas bahwa Tergugat II dan Tergugat III hak-haknya

Page 145: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dirugikan oleh Penggugat II yang telah menikmati fasilitas kredit

dan terhalang haknya dengan adanya gugatan ini. Oleh karenanya

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat sepatutnya menolak gugatan

Penggugat.

Eksepsi Gugatan Kabur. Sebagaimana disampaikan di atas,

para Penggugat mendalilkan perjanjian kredit dan perjanjian

pengikatan jaminan antara para Penggugat dengan Tergugat III

adalah perbuatan melawan hukum. Padahal para Penggugat adalah

subyek hukum atau pelaku perjanjian tersebut dan bertindak untuk

kepentingan sendiri. Dengan demikian dalil yang disampaikan oleh

para Penggugat telah berbalik pada diri para Penggugat, yaitu ikut

serta dalam perbuatan melawan hukum. Hal tersebut mengakibatkan

konstruksi gugatan para Penggugat menjadi kacau dan tidak

jelas/kabur, sehingga gugatan para Penggugat patut dinyatakan tidak

dapat diterima.

Eksepsi Gugatan Gugur Karena Telah Lewat Waktu.

Penggugat dalam gugatannya telah menuntut pembatalan perjanjian

kredit beserta perjanjian turutannya dengan alasan seolah-olah ada

penyesatan sebagaimana didalilkan dalam posita. Gugatan

Page 146: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

penggugat atas dasar hal tersebut harus dinyatakan gugur dan tidak

dapat diterima karena telah lewat waktu.

Sesuai Pasal 1454 ayat (1) KUHPerdata yang berbunyi: "Bila

suatu tuntutan untuk pernyataan batalnya suatu perikatan tidak

dibatasi oleh suatu ketentuan khusus mengenai waktu yang lebih

pendek, maka waktu itu adalah 5 (lima) tahun." Dengan ketentuan

tersebut di atas, maka perjanjian kredit beserta turutannva yang

dibuat atas kehendak dan untuk memenuhi keinginan Penggugat II

sendiri serta tidak ada itikad Tergugat II dan Tergugat III untuk

melakukan penyesatan tidak dapat dituntut pembatalannya. Karena,

berdasarkan tanggal dibuatnya dan ditandatanganinya perjanjian,

maka waktu untuk meminta pembatalan setidak-tidaknya telah

diajukan ke pengadilan pada tanggal 02 Maret 1996, sementara

gugatan Penggugat baru diajukan tanggal 08 April 2005, oleh

karenanya telah melampaui waktu yang ditetapkan undang-undang.

Penggugat hingga tanggal gugatan ini tidak pernah

mempermasalahkan adanya penyesatan melainkan tetap menerima

dan menikmati dana dari pencairan fasilitas kredit, dan belakangan

mengangkat permasalahkan setelah ada upaya penagihan oleh

Tergugat I.

Page 147: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Di samping itu dikaitkan dengan ketentuan Pasal 1456

KUHPerdata yang berbunyi: “Tuntutan untuk pernyataan batalnya

suatu perikatan, gugur jika itu dikuatkan secara tegas atau secara

diam-diam." isi pasal adalah perjanjian kredit dan perjanjian

turutannya yang sudah ditandatangani para pihak, pencairan fasilitas

kredit telah dilakukan dan diterima oleh Penggugat II, jaminan telah

diserahkan dan diterima oleh Tergugat II dan Tergugat III, telah

dilaksanakan oleh para pihaknya, artinya secara diam-diam

perikatan telah dipatuhi sehingga mengikat para pihaknya. Oleh

karenanya sepatutnya Pengadilan Negeri Jakarta Pusat menyatakan

gugatan para Penggugat tidak dapat diterima.

Terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

memutus putusan No. 110/PDT.G/2005/PN-JKT. PST. tanggal 12

Desember 2005. Amarnya sebagai berikut. Dalam Eksepsi menolak

eksepsi Tergugat I dan Tergugat II untuk seluruhnya. Sedanghkan

dalam Provisi menolak tuntutan provisi yang diajukan para

Penggugat. Mengenai pokok perkara menolak gugatan Penggugat

untuk seluruhnya; dan menghukum Penggugat I dan Penggugat II

secara tanggung renteng untuk membayar biaya yang timbul dalam

perkara ini sebesar dua ratus delapan puluh empat ribu rupiah.

Page 148: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Putusan Pengadilan Negeri tersebut telah dikuatkan

Pengadilan Tinggi Jakarta dengan putusan No. 371/PDT/2006/PT.

DKI. tanggal 26 Februari 2007. Sesudah putusan terakhir

diberitahukan kepada Penggugat I/Pembanding I pada tanggal 16

Februari 2009, kemudian terhadapnya oleh Penggugat I/Pembanding

I diajukan permohonan kasasi secara lisan pada tanggal 27 Februari

2009 sebagaimana ternyata dari akta permohonan kasasi No.

27/SRT. PDT.KAS/2009/PN. JKT. PST. jo No. 110/PDT.

G/2005/PN. JKT. PST., yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat, permohonan mana diikuti oleh memori kasasi yang

memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri tersebut pada tanggal 12 Maret 2009.

Sesudah putusan terakhir diberitahukan kepada Penggugat

II/Pembanding II pada tanggal 16 Februari 2009, terhadapnya oleh

Penggugat II/Pembanding II diajukan permohonan kasasi secara

lisan pada tanggal 27 Februari 2009 sebagaimana ternyata dari akta

permohonan kasasi No. 26/SRT. PDT.KAS/2009/PN. JKT. PST. jo

No. 110/PDT. G/2005 yang dibuat oleh Panitera Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat, permohonan tersebut diikuti oleh memori kasasi yang

Page 149: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

memuat alasan-alasan yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan

Negeri tersebut pada tanggal 12 Maret 2009.

Tergugat I/Terbanding I 29 September 2009 telah diberitahu

tentang memori kasasi dari para Penggugat/para Pembanding,

diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 13 Oktober 2009.

Setelah itu Tergugat II/Terbanding II, pada 21 Oktober 2009

telah diberitahu tentang memori kasasi dari para Penggugat/para

Pembanding diajukan jawaban memori kasasi yang diterima di

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 03

November 2009.

Permohonan kasasi a quo beserta alasan-alasannya telah

diberitahukan kepada pihak lawan dengan seksama, diajukan dalam

tenggang waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-

undang. Karena itu, permohonan kasasi tersebut formal dapat

diterima.

Alasan-alasan yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi/para

Penggugat dalam memori kasasinya ialah:

Memori Kasasi Pemohon Kasasi I, mengenai Penerapan

Hukum Acara.

Page 150: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Terhadap seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh para

Pemohon Kasasi, hingga saat ini sama sekali tidak pernah dihadiri

(meskipun sudah dipanggil secara sah dan patut), dibantah dan

disangkal seluruh dalil-dalil para Pemohon Kasasi ajukan selama

proses persidangan/beracara di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dan

Pengadilan Tinggi Jakarta oleh Termohon Kasasi III selaku kreditur

asing yang memiliki hubungan hukum langsung dengan para

Pemohon Kasasi dalam perjanjian kredit yang melawan hukum

Republik Indonesia termasuk dalam pengalihannya. Dengan

perkataan lain telah terbukti Termohon Kasasi III telah

membenarkan dan mengakui seluruh dalil-dalil gugatan yang

diajukan oleh para Pemohon Kasasi dalam seluruh gugatannya,

sehingga dengan demikian patut dan wajarlah demi hukum untuk

dikabulkan seluruhnya.

Oleh karena Termohon Kasasi II telah menggunakan Surat

Kuasa Khusus fiktif No. 057/SK.CHC/2005 yang tidak pernah

didaftarkan dan diperlihatkan di muka sidang yang terbuka untuk

umum berdasarkan pengakuannya sendiri di hadapan Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat lewat Dupliknya tertanggal 26 September 2005.

Secara tegas dalam duplik dinyatakan "... untuk beracara di

Page 151: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pengadilan tidak mengatur keharusan suatu Surat Kuasa Khusus

untuk beracara didaftarkan." Juga, memuat "SEMA No.

31/P/169/M/1959 tidak disyaratkan adanya keharusan untuk

mendaftarkan surat kuasa. SEMA yang didalilkan Termohon Kasasi

II demi hokum, sudah dicabut, dan dinyatakan tidak berlaku lagi

oleh Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 1 Tahun 1971.

Pengakuan tertulis Termohon Kasasi II di hadapan

persidangan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo. Pasal 1925

KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna dan mengikat.

Jawaban, duplik, pembuktian, dan kesimpulan yang dibuat,

ditandatangani dan diajukan oleh kuasa hukum Termohon Kasasi II

bersumber dari kewenangan hukum/legal standing yang fiktif.

Karena secara materiil tidak mungkin suatu badan hukum seperti

PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat tampil beracara di pengadilan

tanpa diwakili/diwakili dengan Surat Kuasa Khusus fiktif dan untuk

dapat diwakili oleh kuasanya yang sah seharusnya terlebih dahulu

dibuat, didaftarkan, dan diperlihatkan Surat Kuasa Khusus di

hadapan pengadilan agar sah berdasarkan Pasal 123 ayat (1) HIR jo.

Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 6 Tahun 1994 tentang Surat

Page 152: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Kuasa Khusus dan yurisprudensi putusan Mahkamah Agung RI No.

296 K/Sip/1970 tanggal 09 Desember 1970.

Oleh karena Termohon Kasasi II dianggap tidak mengajukan

(menggunakan haknya berdasarkan Surat Kuasa Khusus fiktif di

pengadilan), dan tidak hadir secara sah untuk membantah dan

menyangkal gugatan yang diajukan para Pemohon Kasasi, sehingga

dengan demikian telah terbukti Termohon Kasasi II telah

membenarkan dan mengakui seluruh dalil-dalil gugatan yang

diajukan oleh para Pemohon Kasasi dalam seluruh gugatannya,

sehingga dengan demikian patut dan wajarlah demi hukum untuk

dikabulkan seluruhnya.

Oleh karena Termohon Kasasi I juga melepaskan haknya

dalam mengajukan Kontra Memori Banding kepada Pengadilan

Tinggi Jakarta sebagai keberatannya terhadap hal-hal yang diajukan

para Pemohon Kasasi dalam Memori Bandingnya, dengan demikian

telah terbukti Termohon Kasasi I telah membenarkan dan mengakui

seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi

dalam Memori Bandingnya, sehingga dengan demikian patut dan

wajarlah demi hukum untuk dikabulkan seluruhnya.

Page 153: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Penerapan Teknis Yuridis. Judex Facti telah salah

menerapkan hukum atau melanggar hukum yang berlaku. Pemohon

Kasasi I s.o.r keberatan terhadap amar putusan Nomor

371/PDT/2006/PT. DKI yang menguatkan pertimbangan-

pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Nomor 110/PdtG/2005/PN. Jkt. Pst. Karena secara nyata Judex Facti

putusan Nomor 110/PdtG/2005/PN. Jkt. Pst dalam pertimbangan-

pertimbangan hukumnya tidak menggunakan satupun dasar hukum

positif apapun yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia

sebagaimana sudah dan pernah diterapkan berulang-ulang sehingga

menjadi yurisprudensi tetap dalam memeriksa dan memutus perkara

a quo. Dengan demikian terhadap putusan Judex Facti hanya

berdasarkan spekulasi logika sepihak dengan tanpa didukung adanya

dasar legalitas yuridis dan bukti otentik dalam menjawab

permasalahan hukum dalam pokok perkara yang diajukan Pemohon

Kasasi I ajukan:

Pengalihan, melawan hokum, pengurusan piutang tanpa akta

apapun antar badan/subyek hukum yang berbeda dari Termohon

Kasasi III kepada Termohon Kasasi II, dan dari Termohon Kasasi II

kepada Termohon Kasasi I; Keabsahan perjanjian kredit itu sendiri

Page 154: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang sudah diakui oleh Termohon kasasi III sebagai kreditur

berbadan hukum privat asing di hadapan Pengadilan, sebagai

perjanjian yang melawan hukum di wilayah Republik Indonesia,

sudah sepatut dan sepantasnya demi hukum seluruh pertimbangan

hukum di dalam putusan tersebut dibatalkan.

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hukum dan melampaui kewenangannya dalam mempertimbangkan

sesuatu hal yang pokok tanpa didasari atau didukung oleh sesuatu

alat bukti, karena di dalam pertimbangan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat No. 110/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Pst diambilalih

Pengadilan Tinggi Jakarta, mengkonstantir kewenangan pengalihan

pengurusan piutang dari Termohon Kasasi III kepada Termohon

Kasasi II menjadi sah sesuai hukum, hanya didasarkan, Surat kuasa

dari Termohon Kasasi III kepada Muda Siregar Siagian (Kepala

Urusan Luar Negeri ex Bank Bumi Daya sekarang menjadi

Termohon Kasasi II), terbatas hanya pada saat itu untuk

mengadakan perjanjian kredit saja, telah dipahami berwenang dalam

arti seluas-luasnya mengambilalih perjanjian kredit tanpa batas

waktu. Bukti berupa foto copy yang tanpa ditunjukkan dokumen

aslinya dan bukti surat di bawah tangan yang kekuatan

Page 155: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pembuktiannya bebas yang tidak dapat disangkal. Isi akta otentik,

para pihak di dalam perjanjian kredit melawan hukum hanyalah para

Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi III saja sebagaimana telah

diakui sendiri oleh Termohon Kasasi II; dan

Dalil kepemilikan saham Termohon Kasasi III oleh

Termohon Kasasi II, di mana tidak pernah terbukti di persidangan

satupun saham modal kekayaan Termohon Kasasi III sebagai badan

hukum swasta murni (private) yang tunduk pada Chapter 32

Companies Ordinance Hongkong, berasal dari Termohon Kasasi II

apalagi berasal dari negara/bank Indonesia.

Berdasarkan hukum positif Pasal 613 ayat (1) KUHPerdata,

setiap pengalihan piutang antar dua subyek hukum yang berbeda

haruslah dilakukan dengan akta cessie, sedangkan berdasarkan

pengakuan berulang-ulang Termohon Kasasi II sendiri di hadapan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pengurusan kredit melawan hukum

milik Termohon Kasasi yang dilakukannya, pengalihannya hanyalah

berasal dari penarikan repatriasi secara sepihak saja tanpa adanya

persetujuan pihak debitur sebagai para pihak di dalam perjanjian

tersebut sebelumnya.

Jawaban tanggal 22 Agustus 2005 dalam pokok perkara:"...PT Bank Bumi Daya (Persero) selaku pemilik Tergugat III

Page 156: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mengambil langkah-Iangkah pengamanan dan penyelamatan antaralain menarik/mengambil alih piutang." Duplik tanggal 26 September2005, Poin 4 huruf a dalam eksepsi: "... repatriasi kredit PenggugatII oleh Tergugat III kepada Tergugat II...". Poin 4 dalam pokokperkara: "... kedudukan Tergugat III demi hukum telah digantikanoleh Tergugat II yaitu dengan adanya repatriasi kredit dan ...".Kontra Memori Banding tanggal 31 Agustus 2006 poin 7: "... makapiutang tersebut ditarik ke Bank Bumi Daya. ..."

Pengakuan tertulis Termohon Kasasi II di hadapan

persidangan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo. Pasal 1925

KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna dan mengikat.

Secara tegas Termohon Kasasi II mengakui di hadapan pengadilan

bahwa pengurusan kredit melawan hukum milik Termohon Kasasi

III yang dilakukannya, hanyalah berasal dari penarikan (repatriasi)

secara sepihak saja tanpa didukung/dibuktikan adanya.

Akta pengalihan pergantian posisi kreditur dari Termohon

Kasasi III selaku pemilik kredit (melawan hukum) mempunyai

hubungan hukum langsung dengan para Pemohon Kasasi. Dokumen

asli dalam pembuktian, tentang terjadinya repatriasi kredit yang

diajukan oleh Termohon Kasasi II sebagai bukti hanyalah dokumen

fax yang difoto copy yang tidak terbaca (samar-samar) dan tidak

secara sah dilengkapi/sesuai dengan dokumen aslinya maupun kertas

faxnya sendiri, sehingga dengan demikian sudah sepatut dan

sewajarnya demi hukum majelis hakim menolak tidak mempercayai

Page 157: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

bukti dan dalil-dalil repatriasi tersebut, karena hanya didukung

berdasarkan bukti-bukti yang tidak sah dan tidak memiliki kekuatan

pembuktian berdasarkan Pasal 1888 KUHPerdata jo. putusan

Mahkamah Agung RI No. 701 KISip/1974 tanggal 14 April 1976

yang berbunyi: " Kekuatan pembuktian suatu tulisan terletak pada

akta aslinya," sehingga sudah sepatut dan sepantasnya demi hukum

terhadap tindakan debt collector yang seolah-olah mempunyai

kewenangan hukum sepihak dengan melakukan penyelundupan

hukum tersebut dengan demikian tidak perlu memperoleh

perlindungan hukum.

Selain secara tegas Termohon Kasasi II mengakui di hadapan

pengadilan bahwa pengurusan kredit melawan hukum milik

Termohon Kasasi III yang dilakukannya hanyalah berasal dari

penarikan (repatriasi) secara sepihak saja, Termohon Kasasi II

dalam Pembuktiannya tanggal 24 Oktober 2005, secara a contrario

dan berulang-ulang juga telah mengakui sendiri di hadapan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Bahwa hubungan hukum yang

mengikat dalam perjanjian kredit hanyalah berlaku antara para

Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi III saja.

Page 158: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Bukti "Penggugat II dan Tergugat III adalah subyek hukum

dalam Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby L/C." Bukti: "Sesuai

akta tersebut Sino Sandjaja (Penggugat I) dengan persetujuan Linda

Effendi (istrinya) telah mengikatkan dirinya sendiri untuk menjamin

pengembalian fasilitas kredit Penggugat II yang diterima dari

Tergugat III." Pengakuan tertulis berulang-ulang dari Termohon

Kasasi II di hadapan pengadilan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo.

Pasal 1925 KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna.

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hokum. Karena selain mengabaikan legalitas yuridis syarat sah

pengalihan pengurusan piutang dengan formalitas suatu akta, Judex

Facti dalam pertimbangan hukumnya juga telah menutup mata

terhadap terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum lainnya di

dalam proses pengalihan/pengurusan piutang dari Termohon Kasasi

III kepada Termohon Kasasi II, dan dari Termohon Kasasi II kepada

Termohon Kasasi I.

Pengalihan piutang tersebut dilakukan oleh Termohon Kasasi

III kepada Termohon Kasasi II ketika obyek hutang piutang yang

menjadi pokok persengketaan sedang masih dalam proses sengketa

yang sedang berjalan (status quo) dengan melibatkan subjek yang

Page 159: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sama dan belum mempunyai putusan yang berkekuatan hukum yang

tetap dan pasti di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan rool

perkara No: 15/Pdt/Bth/1991/PN.JKT.BAR. Ditangguhkan

eksekusinya dengan surat Penangguhan Eksekusi dari Ketua

Mahkamah Agung RI dengan No. KMA/198/XII/1991, tertanggal 12

Desember 1991: "sampai perkara bantahan No. 15/Pdt/1991/bth

diputus dan in kracht van gewijsde." Adalah rancu terhadap suatu

perkara yang legalitasnya masih berproses (status quo) diciptakan

hubungan hukum baru.

Melanggar asas kepribadian berdasarkan Pasal 1340 ayat (1)

KUHPerdata (jo. Pasal 1315 KUHPerdata). Suatu perjanjian hanya

berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya saja, yaitu dalam hal

ini Termohon Kasasi III dengan para Pemohon Kasasi saja.

Dengan demikian pengalihan penagihan piutang (dalam

perkara) tersebut oleh Termohon Kasasi III kepada Termohon

Kasasi II dan Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I adalah

perbuatan pengingkaran kesepakatan perjanjian, yang dengan

ancaman perbuatan tersebut menjadi batal demi hukum (Pasal 1320

ayat (1) KUHPerdata), tidak mempunyai konsekuensi yuridis

dengan pihak ketiga yang tidak mempunyai hubungan hukum

Page 160: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dengan perjanjian kredit yang telah disepakati oleh para pihak

sebelumnya;

Piutang yang dialihkan adalah perjanjian kredit dan

accesoirnya yang tidak halal dan melanggar hukum negara Republik

Indonesia sebagaimana diamanatkan di dalam Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata. Yaitu melanggar Pasal 1173 KUHPerdata, Pasal 2

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1971, Pasal 2 Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, Pasal 5 ayat

(2) Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972, dan Pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-261/MK/IV/5/1973

tanggal 03 Mei 1973, KUHPerdata Pasal: 1320 ayat (4), 1335, 1337,

dan 1339.

Terdapat bukti palsu dalam proses pengalihan pengurusan

kredit dari Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I. Hal ini,

didasarkan fakta dan realita hukum terhadap satu piutang terdapat

dua surat penyerahan pengurusan piutang yang berbeda dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I.

Bukti, bahwa Termohon Kasasi I telah mengakui dalam

suratnya bahwa: "... PT. Bank Mandiri (Persero) Credit Recovery

Group dengan surat No. CRY/Dept.l/278/2004 tanggal 20 Desember

Page 161: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

2004 telah menyerahkan pengurusan piutang..," akan tetapi di

dalam bukti lainnya, Termohon Kasasi I menyatakan: "Surat

Penyerahan PT. Bank Mandiri (Persero) Ex PT. Bank Bumi Daya

Persero Nomor: CRY/Dept.IV/278/2004 tanggal 13 Desember

2004.”

Terhadap bukti yang berbeda nomor dan tanggalnya tersebut

sama sekali tidak diajukan bukti pendukung apapun dari Termohon

Kasasi II selaku pihak yang menyerahkan piutang kepada Termohon

Kasasi I, sehingga dengan demikian sesungguhnya secara yuridis

prosedural sejak semula tidak pernah terjadi penyerahan piutang dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I.

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hokum. Dengan memandang tidak perlu lagi mempertimbangkan

sah tidaknya perjanjian kredit antara Pemohon Kasasi II dengan

Termohon Kasasi III di dalam pertimbangan putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat No. 110/Pdt.G/2005/PN.Jkt. Pst telah

diambilalih Pengadilan Tinggi Jakarta. Secara legalistik yuridis

gugatan para Pemohon Kasasi tidak pernah dibantah/disangkal dan

bahkan telah diakui sendiri di hadapan Pengadilan Negeri Jakarta

Barat oleh Termohon Kasasi III sebagai kreditur asing yang

Page 162: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mempunyai hubungan hukum langsung dan terlibat dalam perjanjian

kredit bahwa Akta Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of

Credit Nomor: 166 tanggal 20 Maret 1989, yang dibuat di hadapan

Mudofir Hadi Notaris di Jakarta, dengan kuasa memasang Hipotik

No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170,

adalah perjanjian-perjanjian yang mengandung kausa yang tidak

halal sebagaimana diamanatkan di dalam Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata, dengan demikian sudah seharusnya akta notaris

tersebut beserta hipotiknya menjadi perjanjian yang cacat hukum

dan haruslah dibatalkan, serta tidak mempunyai kekuatan

hukum/melawan hukum di Republik Indonesia.

Terdapat dua Akta Borgtocht yang tidak secara jelas dan

tegas mencampuradukkan penerapan dua akta perjanjian accesoir

terhadap satu perjanjian pokok, sehingga telah menimbulkan

kekacauan hukum perjanjian accesoir yang mana yang mengikat.

Adapun kausa yang tidak halal sebagaimana diamanatkan di

dalam Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata tersebut adalah dalam Pasal

1173 KUHPerdata jelas-jelas menyatakan bahwa tidak boleh/tidak

dibenarkan berdasarkan suatu persetujuan yang dibuat di suatu

negeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas benda-benda yang

Page 163: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

terletak di wilayah Indonesia. Kecuali apabila di dalam sesuatu

traktat telah ditentukan sebaliknya (jis yurisprudensi No. 1695

K/Pdt/1984 tanggal 23 Mei 1986, dan yurisprudensi No. 641

K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996. Secara tegas dinyatakan:

"Perjanjian antara warga negara Indonesia dengan orang Asing

tidak dapat begitu saja diperlakukan bagi hubungan hukum yang

obyeknya berada di wilayah Indonesia,". Dengan demikian,

Termohon Kasasi III sebagai pihak asing tidak berhak melakukan

suatu hubungan hukum dengan jaminan melibatkan obyek-obyek

yang berada di wilayah Republik Indonesia. Terlebih Termohon

Kasasi III adalah suatu badan hukum swasta luar negeri berstatus

private yang didirikan dan berkedudukan hukum di luar negeri

(Hongkong), serta tidak mempunyai domisili wilayah Republik

Indonesia, maka sudah seharusnya Akta No. 166 Notaris Mudofir

Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of

Credit" dengan kuasa untuk memasang Hipotik No. 167, 168, 169,

dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170 menjadi batal/memuat

syarat batal.

Perjanjian kredit tersebut bertentangan dengan perundang-

undangan Republik Indonesia, yaitu perjanjian tersebut dibuat untuk

Page 164: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tunduk kepada hukum yang berlaku di negara Hongkong (Pasal 17).

Sehingga dapat dipersamakan dengan suatu persetujuan yang dibuat

di suatu negeri asing, terlebih di dalam perjanjian kredit itu sendiri

terdapat pengakuan dari Termohon Kasasi III akan yurisdiksi hukum

negara Hongkong untuk mengadakan kegiatan pengurusan piutang

tersebut dengan Pemohon Kasasi II, yaitu di dalam Pasal 6 ayat (1),

Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit

dan Fasilitas Standby Letter of Credit", yang menyatakan:

"Pengambilan atau penyetoran uang dapat dilakukan oleh debitur di

kantor kreditur, yaitu di Hongkong, pada tiap-tiap hari kerja pada

jam-jam dibukanya kas dari kreditur itu untuk umum atau dengan

cara lain sesuai dengan kebiasaan yang ada";

Perjanjian kredit tersebut dibuat oleh Kreditur (Termohon

Kasasi III) berbadan hukum asing (Hongkong) yang tidak

mempunyai domisili hukum di wilayah Republik Indonesia,

sehingga sudah sepatut dan sepantasnya setiap badan hukum asing

yang tidak mempunyai/domisili hukum di wilayah Republik

Indonesia dinyatakan tidak mempunyai legitimasi hukum di wilayah

Republik Indonesia, dan dinyatakan tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum terhadap setiap perbuatannya:

Page 165: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi

III belum pernah diberitahukan dan didaftarkan kepada Bank

Indonesia selaku pengawas otoritas moneter tertinggi di Republik

Indonesia. Sebagaimana, yang ditentukan dalam Pasal 2 Keputusan

Presiden No. 3 Tahun 1971 dan Pasal 2 Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972. Kedua ketentuan itu

mengharuskan semua penerimaan kredit luar negeri baik dalam

hubungan penanaman modal asing maupun dalam hubungan lainnya

sebelum ditandatangani oleh pihak-pihak, harus dilaporkan terlebih

dahulu kepada Bank Indonesia untuk dipelajari.

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi

III belum pernah diberitahukan kepada Departemen Keuangan dan

Bank Indonesia, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 5 ayat

(2) Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 dan Pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-261/MK/IV/5/1973

tanggal 03 Mei 1973. Kedua ketentuan itu mewajibkan melaporkan

semua penerimaan dan pelaksanaan kredit luar negeri dari setiap

perusahaan swasta kepada Departemen Keuangan dan Bank

Page 166: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Indonesia. Dimulai dari tanggal efektif berlakunya perjanjian dan

setiap tiga bulan sekali sejak tanggal efektifnya perjanjian kredit

berlaku.

Penerapan secara mutlak "lex specials derogat legi generali"

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1971, Keputusan Presiden No. 59

Tahun 1972, Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-

261/MK/IV/5/1973, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, telah diterima menjadi ajaran hukum

yang tetap oleh beberapa putusan Mahkamah Agung. Sudah

diterapkan secara berulang-ulang berdasarkan yurisprudensi No.

2958 K/Pdt/1983 tanggal 15 April 1985 (jis. yurisprudensi No. 641

K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996, dan yurisprudensi No. 1750

K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981), ditegaskan: "Dengan tidak

dipenuhinya laporan kepada Bank Indonesia dan Menteri Keuangan

merupakan suatu pelanggaran hukum, sehingga perjanjian yang

melanggar peraturan pemerintah tersebut adalah perjanjian yang

tidak mempunyai kekuatan hukum apapun."

Pemenuhan kewajiban penerapan pelaporan secara mutlak

"lex specials derogat legi generali", di atas, sebagai kaidah hukum

positif yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, secara tegas dan

Page 167: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

nyata kewajiban tersebut oleh Termohon Kasasi III sebagai badan

hukum swasta asing telah disangkal dan dikesampingkan

penerapannya lewat dua kali pengakuan di hadapan Majelis Hakim

Pengadilan Negeri Jakarta Barat yang memeriksa dan memutus

perkara No. 15/Pdt/Bth/1991/PN. JKT. BAR. Duplik tanggal 01

Desember 1992 poin 6, yang menyatakan: "... ketentuan Pasal 17

yang menyatakan bahwa perjanjian ini tunduk kepada hukum yang

belaku di Hongkong. Sedangkan menurut ketentuan hukum di

Hongkong tidak ada ketentuan untuk melaporkan..."; dan

Kesimpulan tanggal 08 April 1993 poin 7, yang menyatakan:

"Sementara itu, menurut hukum yang berlaku di Hongkong tidak

ada kewajiban untuk melapor seperti itu, i.c. ke Bank Indonesia."

Jelas, ada suatu penghinaan dan kesewenangan terhadap

kaidah hukum yang berlaku di Republik Indonesia. Sehingga,

dengan demikian sudah sepatut dan sepantasnya terhadap Termohon

Kasasi III yang sama sekali tidak mau mengakui eksistensi hukum

positif yang berlaku di wilayah Republik Indonesia akan tetapi mau

membuat hubungan hukum dengan melibatkan subyek dan obyek di

dalam wilayah Indonesia, oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan

memutus perkara secara bertimbalbalik haruslah ikut

Page 168: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dikesampingkan juga segala eksistensi keabsahan perjanjian kredit

sebagai perjanjian pokok dan semua perjanjian accesoirnya, karena

Termohon Kasasi III secara tegas telah membuat perjanjian kredit

yang cacat hukum, yaitu dengan sengaja tidak menghormati hukum

yang berlaku di Republik Indonesia (di bawah hukum yang berlaku

di Hongkong).

Tidak dipenuhinya syarat dalam poin 7, poin 8, dan poin 9 di

atas, maka sebagai konsekuensi yuridis, dimohon kepada majelis

hakim yang memeriksa dan memutus perkara berdasarkan ketentuan

umum: Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata: “Suatu perjanjian harus

mempunyai tujuan yang diperbolehkan/sebab yang halal”;

Pasal 1335 KUHPerdata: “Perjanjian yang tujuan/sebab tidak

diperbolehkan tidak mempunyai kekuatan hukum”; Pasal 1337

KUHPerdata: “Suatu sebab adalah terlarang apabila persetujuan itu

melanggar undang-undang atau bertentangan dengan kesusilaan dan

ketertiban umum” (jo. Pasal 23); dan Pasal 1339 KUHPerdata:

“Suatu perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan

tegas dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang

menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau

Page 169: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

undang-undang, menyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan

hukum apapun juga.“

Akta Notaris Mudofir Hadi No. 166: "Perjanjian Kredit dan

Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk memasang

Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No.

170, mengandung kausa yang terlarang. Dalam hal ini perjanjian

tersebut tidak mempunyai tujuan yang diperbolehkan oleh undang-

undang (melawan hukum) yang ada di wilayah Republik Indonesia.

Karena sudah jelas perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok

yang dibuat antara Termohon Kasasi III dengan Pemohon Kasasi II

adalah perjanjian yang tidak mempunyai kekuatan hukum karena

mengandung kausa/sebab yang terlarang, dibuat sebagai perikatan

pokok yang dengan segala akibat hokum tunduk kepada domisili dan

yurisdiksi hukum negara Hongkong, dengan sengaja

mengesampingkan kaidah-kaidah hukum positif di wilayah Republik

Indonesia (Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata jo. Pasal 1173

KUHPerdata), maka secara otomatis, tidak terdapat suatu perjanjian

pemberian jaminan yang bersifat accesoir yang sah berdasarkan

Pasal 1821 ayat (1) KUHPerdata. "Tidak mungkin ada pemberian

jaminan jika tidak ada suatu perjanjian pokok yang sah. Berdasarkan

Page 170: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

bukti yang ada telah terjadi kekacauan hukum tidak diketahui

perjanjian accesoirnya yang mengikat. Dengan demikian sudah

sepatut dan sepantasnya apabila Pemohon Kasasi I sebagai penjamin

hutang mendapatkan kembali haknya berupa seluruh agunan dari

perjanjian kredit yang dilakukan oleh Termohon Kasasi III dengan

Pemohon Kasasi II, dan Pemohon Kasasi II sudah sepatutnya

terbebas menurut hukum atas hutang-hutang tersebut karena hutang

tersebut dibuat atas dasar perjanjian kredit yang bertentangan

dengan hukum/kepentingan nasional Republik Indonesia (melawan

hukum), dan bahkan perjanjian kredit tersebut tidak pernah disetujui

dan dilaporkan kepada Bank Indonesia dan Menteri Keuangan (jis

yurisprudensi No. 641 K/Pdt/1983 tanggal 27 Juni 1996,

yurisprudensi No. 2958 K/Pdt/1983 tanggal 11 April 1985, dan

yurisprudensi No. 1750 K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981).

Karena Termohon Kasasi III secara sengaja dan sepihak

telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan mengingkari isi

perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama dalam Akta

No. 166 Notaris Mudafir Hadi berbentuk Perjanjian Kredit dan

Fasilitas Standby Letter of Credit, tanpa diperjanjikan sebelumnya

secara sepihak dan sewenang-wenang mengalihkan pengurusan

Page 171: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

piutangnya kepada pihak ketiga (Termohon Kasasi II dan Termohon

Kasasi I), sementara kejelasan mengenai piutangnya sendiri masih

diproses dalam perkara yang hingga saat ini belum memiliki

kekuatan hukum yang tetap dan pasti, maka jelaslah dipandang dari

sisi kaca mata hukum yang berlaku di Indonesia, perbuatan para

Termohon Kasasi adalah perbuatan yang telah beritikad buruk.

Bertentangan dengan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata. "Suatu

perjanjian mengikat dan berlaku sebagai undang-undang bagi para

pihak yang membuatnya (pacta sunt servanda) dan bagi pihak ketiga

harus menghormati dan tidak mencampuri isi perjanjian yang telah

ditetapkan oleh para pihak."

Karena sesungguhnya hubungan hukum dalam perjanjian

kredit yang melawan hukum hanya melibatkan para Pemohon

Kasasi dengan Termohon Kasasi III saja di Hongkong (Pasal 17 dan

Pasal 6 ayat (1) Akta No. 166), dan Termohon Kasasi II maupun

Termohon Kasasi I sama sekali tidak dapat membuktikan telah

memperoleh hak pengalihan pengurusan piutang, apalagi menagih

berdasarkan atas dasar hukum dan bukti-bukti yang sah, dan terlebih

perjanjian kredit beserta accesoirnya telah terbukti adalah perjanjian

yang bertentangan dengan hukum positif dan praktek hukum di

Page 172: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Republik Indonesia (Pasal 23 AB, Pasal 1320 ayat (4), Pasal 1335,

1337, dan 1339 KUHPerdata). Secara tegas sudah dikesampingkan

oleh Termohon Kasasi III hukum positif tersebut lewat

pengakuannya di hadapan pengadilan. Di mohon kepada Majelis

Hakim mengedepankan perlindungan hukum terhadap kepentingan

nasional Republik Indonesia demi mencegah dengan sewenang-

wenang dirampasnya harta-harta nasional Republik Indonesia, di

kemudian hari oleh bangsa asing manapun juga dengan berusaha

melakukan penyelundupan hukum di wilayah negara Republik

Indonesia sendiri dengan melibatkan keburukan moral oknum

aparat-aparat negara sendiri untuk berkonspirasi membantu

kepentingan keuangan pihak swasta/private asing dengan

menyelundupkan hukum mencampuri perjanjian utang piutang off

shore loan antar badan hukum swasta diartikan sebagai piutang

negara, di dalam wilayah Republik Indonesia untuk menjarah

rakyatnya sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang No. 49/Prp. Tahun 1960, cara

penyelesaian piutang negara menurut Undang-Undang tentang

Panitia Urusan Piutang Negara harus dilakukan dengan memuat

jumlah hutang dan kewajiban debitur yang besarannya telah pasti

Page 173: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menurut hukum untuk menyelesaikan hutang kepada negara (Pasal 4

ayat (2)); dan mengadakan Surat Pernyataan Bersama yang dibuat

dan ditandatangani oleh Debitur dan Ketua PUPN/BUPLN.

Pernyataan Bersama ini memuat jumlah hutang debitur dan

kewajiban debitur untuk menyelesaikan hutang kepada negara.

Dengan belum diperolehnya kepastian hingga saat ini

legalitas jumlah dan kewajiban debitur yang besarnya telah tetap

berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

dan pasti, dan dalam penagihan piutang yang saat ini dalam sengketa

PUPN/BUPLN sama sekali belum pernah membuat Surat

Pernyataan Bersama, terlebih berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang

No. 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara, secara

tegas pengertian bentuk usaha-usaha negara berbentuk perusahaan

sehingga menjadi kewenangan Termohon Kasasi I berdasarkan

Undang-Undang No. 49/Prp Tahun 1960, hanya dibedakan terbatas

hanya dalam tiga bentuk, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan),

Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero),

namun berdasarkan pengakuan tertulis Termohon Kasasi II sendiri

dalam Jawabannya tanggal 22 Agustus 2005 dalam pokok perkara

secara tegas menyatakan dan mengakui bahwa Termohon Kasasi III

Page 174: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sama sekali adalah badan hukum private/swasta asing yang

"...didirikan dan tunduk pada ketentuan hukum Hongkong,

berdomisili di Hongkong..." (bukan sebagai subyek hukum

Indonesia, apalagi dikelompokkan sebagai lembaga/perusahaan

negara). Sehingga dengan demikian sejak awal pengurusan piutang

oleh Termohon Kasasi I tidak lagi memiliki relevansi dengan tugas

dan wewenang Termohon Kasasi I sebagai badan publik untuk

melakukan pengurusan, terlebih hubungan hukum antara para

Pemohon Kasasi dengan Termohon Kasasi III adalah hubungan

hukum antar badan hukum privat dalam negeri dan badan hukum

privat luar negeri. Tidak dapat dicampuri begitu saja dengan

melakukan penyelundupan hukum di dalam wilayah Republik

Indonesia dengan melibatkan Negara Indonesia sendiri untuk

bertindak menguasai aset-aset rakyat dalam negerinya sendiri (debt

collector) bagi kepentingan keuangan kreditur swasta luar negeri

yang tidak mempunyai domisili hukum di wilayah Republik

Indonesia.

Oleh karena pengalihan piutang sewenang-wenang dari

Termohon Kasasi III kepada Termohon Kasasi II bertentangan

dengan hukum yang berlaku di Republik Indonesia, dan terdapatnya

Page 175: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

cacat hukum, maka penyerahan pengurusan penagihan piutang dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I secara mutatis

mutandis juga mengandung cacat hukum dan tidak memiliki

kekuatan hukum, terlebih berdasarkan bukti yang ada penyerahan

piutang tersebut dari Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I

diragukan secara yuridis dan faktual pernah terjadi.

Jelas dan tegas perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh

para Termohon Kasasi adalah perbuatan sewenang-wenang yang

tidak berdasar hukum dan sangat merugikan Pemohon Kasasi I,

maka perbuatan mereka jelas dan nyata sebagai perbuatan yang

melawan hukum (onrechtmatige daad) dengan segala akibat hukum

dari padanya, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1365

KUHPerdata.

Karena Pemohon Kasasi I adalah Badan Hukum yang

memerlukan kredibilitas yang baik di mata masyarakat umum, maka

dalam menanggapi perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

para Termohon Kasasi, telah mengakibatkan kerugian waktu, biaya,

dan tenaga bagi Pemohon Kasasi I, oleh karena itu adalah wajar

apabila terhadap perbuatan tersebut adalah perbuatan melawan

hukum overheasdaad (jo Pasal 1365 KUHPerdata).

Page 176: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Putusan Judex Facti memuat alasan yang tidak lengkap atau

kurang cukup pertimbangan (onvoldoende gemotiveerd), sehingga

demi hukum patutlah untuk dibatalkan. Judex Facti s.o.r dalam

menyidangkan perkara ini secara nyata telah lalai memenuhi syarat-

syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang

mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan. Sesuai Pasal 30 huruf c Undang Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 dan perubahannya Undang-Undang Nomor 5

Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung. Majelis Hakim yang

memutus perkara ini di tingkat Pengadilan Negeri yang kemudian

diambilalih Pengadilan Tinggi Jakarta, dalam pertimbangan-

pertimbangannya sama sekali tidak menyebutkan pasal-pasal

maupun peraturan perundang-undangan yang menjadi dasar hukum

penolakan gugatan Pemohon Kasasi I secara tegas dan jelas (Vide.

SEMA No. 3 Tahun 1974), sebagaimana terlihat dalam

pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 110/Pdt.

G/2005/PN. Jkt. Pst halaman 49 yang selengkapnya berbunyi:

"Menimbang, bahwa memperhatikan segala peraturan perundang-

undangan yang berkaitan dengan perkara ini."

Page 177: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangannya,

seharusnya, secara tegas mencatumkan peraturan perundang-

undangan yang menjadi dasar hukum putusan tersebut memuat

segala alasan hukum yang menyebabkan putusan mempunyai nilai

obyektif dan selaras dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.

51 K/Sip/1972 tanggal 25 Maret 1972: "Tiap bagian dari pada

putusan pengadilan harus didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan hukum yang bersangkutan." Dengan tidak disebutkan

peraturan perundang-undangan yang pasti dalam keputusannya,

maka Majelis Hakim dianggap telah lalai memenuhi syarat-syarat

yang tercantum dalam Pasal 184 HIR (jis. Pasal 178 ayat (1) HIR,

Pasal 50 Rv) tentang sistematika surat putusan, dengan ancaman

batalnya putusan yang bersangkutan.

Pemohon Kasasi I s.o.r keberatan terhadap Judex Facti

Pengadilan Tinggi Jakarta yang begitu saja menyetujui dan

mengambilalih pertimbangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Pertimbangan hukum dan amar putusannya dalam memeriksa dan

mengadili perkara ini Tingkat banding. Atas pertimbangan putusan

Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah tepat dan benar, tanpa

memeriksa kembali keseluruhan bukti-bukti dan fakta-fakta

Page 178: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

persidangan, baik fakta kejadian (feitelijke) maupun fakta hukum

(rechtelijke), dan tanpa mempertimbangkan memori banding secara

keseluruhan dengan benar, melainkan hanya dengan dasar

pertimbangan seadanya saja dan bersifat umum, sebagaimana

terlihat di dalam pertimbangan hukum putusan Nomor

371/PDT/2006/ PT.DKI, "Menimbang, bahwa setelah Pengadilan

Tinggi mencermati dengan seksama berkas perkara, salinan resmi

putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.

110/Pdt.G/2005/PN.JKT.PST..., Pengadilan Tinggi sependapat

dengan pertimbangan-pertimbangan hukum hakim tingkat pertama

dalam memutus perkara in casu, karenanya pertimbangan-

pertimbangan hukum hakim tingkat pertama tersebut diambilalih

sebagai pertimbangan hukum Pengadilan Tinggi dalam memutus

perkara in casu di tingkat banding, Menimbang, bahwa memori

banding yang diajukan para pembanding ternyata tidak ada hal-hal

yang baru yang dapat melemahkan putusan hakim tingkat pertama,".

Jelas, pertimbangan hokum itu keliru, sehingga demi hukum

patutlah untuk dibatalkan karena tidak sejalan dan sangat

bertentangan dengan: Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 1043

K/Sip/1972 tanggal 30 November 1972, yang menyatakan: "Dengan

Page 179: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

diajukan permohonan banding oleh pemohon, maka perkara demi

hukum harus diperiksa dalam keseluruhan"; Yurisprudensi

Mahkamah Agung RI No. 672 K/Sip/1972 tanggal 18 Oktober 1972

yang menyatakan: "Putusan Pengadilan Tinggi harus dibatalkan

karena kurang cukup pertimbangan"; dan Yurisprudensi Mahkamah

Agung RI No. 492 K/Sip/1970 tanggal 16 Februari 1970 yang

menyatakan: "Pertimbangan Pengadilan Tinggi hanya mengenai

soal mengenyampingkan keberatan-keberatan yang diajukan dalam

memori banding dan selanjutnya dengan tidak memeriksa baik

mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal penerapan

hukumnya terus saja menguatkan putusan Pengadilan Negeri begitu

saja, hal mana menurut pendapat Mahkamah Agung selain kurang

tepat juga kurang cukup memberi dasar (onvoldoende gemotiveerd)

untuk menguatkan putusan Pengadilan Negeri."

Karena Memori Kasasi ini diajukan berdasarkan hukum dan

bukti-bukti yang otentik yang tidak terbantah kebenarannya karena

sudah diakui sendiri oleh Termohon Kasasi Ill dan Termohon Kasasi

II di hadapan pengadilan sehingga memenuhi Pasal 180 HIR dan

Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2000.

Page 180: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Karena adanya kekhawatiran selama perkara ini

berlangsung,Termohon Kasasi I atas permintaan Termohon Kasasi II

beritikad buruk akan melakukan eksekusi dan menguasai atas aset-

aset milik Pemohon Kasasi I sehubungan dengan Perjanjian Hutang

Piutang antara Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi III,

padahal dengan Surat Ketua Mahkamah Agung RI No.

KMA/198/XII/1991 tanggal 12 Desember 1991 telah menangguhkan

eksekusi atas aset-aset para Pemohon Kasasi tersebut, maka

sangatlah beralasan hukum putusan dalam perkara ini dapat

dilaksanakan terlebih dahulu (uitvoorbaar bij voorraad). Pemohon

Kasasi I untuk selebihnya tetap pada dalil-dalil semula dan menolak

seluruh dalil-dalil para Termohon Kasasi kecuali yang secara tegas

diakui kebenarannya.

Memori Kasasi Pemohon Kasasi II, mengenai Penerapan

Hukum Acara. Terhadap seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan

oleh para Pemohon Kasasi, hingga saat ini sama sekali tidak pernah

dihadiri (meskipun sudah dipanggil secara sah dan patut), dibantah

dan disangkal seluruh dalil-dalil para Pemohon Kasasi ajukan

selama proses persidangan/beracara di Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat dan Pengadilan Tinggi Jakarta oleh Termohon Kasasi III

Page 181: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

selaku kreditur asing yang memiliki hubungan hukum langsung

dengan para Pemohon Kasasi dalam perjanjian kredit yang melawan

hukum Republik Indonesia termasuk dalam pengalihannya, atau

dengan perkataan lain telah terbukti Termohon Kasasi III telah

membenarkan dan mengakui seluruh dalil-dalil gugatan yang

diajukan oleh para Pemohon Kasasi dalam seluruh gugatannya,

sehingga dengan demikian patut dan wajarlah demi hukum untuk

dikabulkan seluruhnya.

Karena Termohon Kasasi II telah menggunakan Surat Kuasa

Khusus fiktif No. 057/SK.CHC/2005 yang tidak pernah didaftarkan

dan diperlihatkan di muka sidang yang terbuka untuk umum

berdasarkan pengakuannya sendiri di hadapan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat lewat Dupliknya tertanggal 26 September 2005 dengan

secara tegas menyatakan sendiri dalam eksepsinya: "... untuk

beracara di pengadilan tidak mengatur keharusan suatu Surat

Kuasa Khusus untuk beracara didaftarkan."; dan "SEMA No.

31/P/169/M/1959 tidak mensyaratkan adanya keharusan untuk

mendaftarkan surat kuasa. Di mana sesungguhnya SEMA yang

didalilkan Termohon Kasasi II ini demi hukum sudah dicabut dan

Page 182: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dinyatakan tidak berlaku lagi oleh Surat Edaran Mahkamah Agung

RI No. 1 Tahun 1971.

Pengakuan tertulis Termohon Kasasi II di hadapan

persidangan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo. Pasal 1925

KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna dan mengikat.

Jawaban, duplik, pembuktian, dan kesimpulan yang dibuat,

ditandatangani dan diajukan oleh kuasa hukum Termohon Kasasi II

bersumber dari kewenangan hukum/legal standing yang fiktif,

Secara materiil tidak mungkin suatu badan hukum seperti PT. Bank

Mandiri (Persero) Tbk dapat tampil beracara di pengadilan tanpa

diwakili/diwakili dengan Surat Kuasa Khusus fiktif dan untuk dapat

diwakili oleh kuasanya yang sah seharusnya terlebih dahulu dibuat,

didaftarkan, dan diperlihatkan Surat Kuasa Khusus di hadapan

pengadilan agar sah berdasarkan Pasal 123 ayat (1) HIR jo. Surat

Edaran Mahkamah Agung RI No. 6 Tahun 1994 tentang Surat Kuasa

Khusus dan yurisprudensi putusan Mahkamah Agung RI No. 296

K/Sip/1970 tanggal 09 Desember 1970.

Oleh karena Termohon Kasasi II dianggap tidak mengajukan

I (menggunakan haknya berdasarkan Surat Kuasa Khusus fiktif di

pengadilan) dan tidak hadir secara sah untuk membantah dan

Page 183: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menyangkal gugatan yang diajukan para Pemohon Kasasi, sehingga

dengan demikian telah terbukti Termohon Kasasi II telah

membenarkan dan mengakui seluruh dalil-dalil gugatan yang

diajukan oleh para Pemohon Kasasi dalam seluruh gugatannya,

sehingga dengan demikian patut dan wajarlah demi hukum untuk

dikabulkan seluruhnya.

Karena Termohon Kasasi I juga melepaskan haknya dalam

mengajukan Kontra Memori Banding kepada Pengadilan Tinggi

Jakarta sebagai keberatannya terhadap hal-hal yang diajukan para

Pemohon Kasasi dalam Memori Bandingnya, dengan demikian telah

terbukti Termohon Kasasi I telah membenarkan dan mengakui

seluruh dalil-dalil gugatan yang diajukan oleh para Pemohon Kasasi

dalam Memori Bandingnya, sehingga dengan demikian patut dan

wajarlah demi hukum untuk dikabulkan seluruhnya.

Penerapan Teknis Yuridis. Judex Facti telah salah

menerapkan hukum atau melanggar hukum berlaku. Pemohon

Kasasi II s.o.r keberatan terhadap amar putusan Nomor

371/PDT/2006/PT. DKI tersebut yang menguatkan pertimbangan-

pertimbangan hukum putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

Nomor 110/PdtG/2005/PN. Jkt. Pst, karena secara nyata Judex Facti

Page 184: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

putusan Nomor 110/PdtG/2005/PN. Jkt. Pst dalam pertimbangan-

pertimbangan hukumnya tidak menggunakan satupun dasar hukum

positif apapun yang berlaku di wilayah negara Republik Indonesia

sebagaimana sudah dan pernah diterapkan berulang-ulang sehingga

menjadi yurisprudensi tetap dalam memeriksa dan memutus perkara

a quo. Dengan demikian terhadap putusan Judex Facti yang hanya

berdasarkan spekulasi logika sepihak dengan tanpa didukung adanya

dasar legalitas yuridis dan bukti otentik dalam menjawab

permasalahan hukum dalam pokok perkara yang diajukan Pemohon

Kasasi I ajukan. Pengalihan secara melawan hukum pengurusan

piutang tanpa akta apapun antar badan/subyek hukum yang berbeda

dari Termohon Kasasi III kepada Termohon Kasasi II, dan dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I.

Keabsahan perjanjian kredit itu sendiri yang sudah diakui

oleh Termohon kasasi III sebagai kreditur berbadan hukum privat

asing di hadapan Pengadilan, sebagai perjanjian yang melawan

hukum di wilayah Republik Indonesia, sudah sepatut dan

sepantasnya demi hukum seluruh pertimbangan hukum di dalam

putusan tersebut dibatalkan.

Page 185: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hukum dan melampaui kewenangannya dalam mempertimbangkan

sesuatu hal yang pokok tanpa didasari atau didukung oleh sesuatu

alat bukti, Di dalam pertimbangan putusan Pengadilan Negeri

Jakarta Pusat No. 110/Pdt.G/2005/PN.Jkt.Pst halaman 47 alinea 3

dan halaman 48 alinea 1 yang telah diambilalih Pengadilan Tinggi

Jakarta, mengkonstantir kewenangan pengalihan pengurusan piutang

dari Termohon Kasasi III kepada Termohon Kasasi II menjadi sah

sesuai hukum, hanya didasarkan, Surat kuasa dari Termohon Kasasi

III kepada Muda Siregar Siagian (Kepala Urusan Luar Negeri ex

Bank Bumi Daya, sekarang menjadi Termohon Kasasi II), terbatas

hanya pada saat itu untuk mengadakan perjanjian kredit saja, telah

dipahami berwenang dalam arti seluas-Iuasnya mengambilalih

perjanjian kredit tanpa batas waktu.

Bukti berupa foto copy yang tanpa ditunjukkan dokumen

aslinya dan bukti surat di bawah tangan yang kekuatan

pembuktiannya bebas yang tidak dapat menyangkal. Isi akta otentik

bahwa para pihak di dalam perjanjian kredit melawan hukum

tersebut hanyalah para Pemohon Kasasi dan Termohon Kasasi III

Page 186: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

saja sebagaimana telah diakui sendiri oleh Termohon Kasasi II

dalam Akta Bukti.

Dalil kepemilikan saham Termohon Kasasi III oleh

Termohon Kasasi II, di mana tidak pernah terbukti di persidangan

satupun saham modal kekayaan Termohon Kasasi III sebagai badan

hukum swasta murni (private) yang tunduk pada Chapter 32

Companies Ordinance Hongkong, berasal dari Termuhon Kasasi II

apalagi berasal dari negara/bank Indonesia.

Berdasarkan hukum positif Pasal 613 ayat (1) KUHPerdata,

setiap pengalihan piutang antar dua subyek hukum yang berbeda

haruslah dilakukan dengan akta cessie, sedangkan berdasarkan

pengakuan berulang-ulang Termohon Kasasi II sendiri di hadapan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pengurusan kredit melawan hukum

milik Termohon Kasasi yang dilakukannya pengalihannya hanyalah

berasal dari penarikan I (repatriasi) secara sepihak saja tanpa adanya

persetujuan pihak debitur sebagai para pihak di dalam perjanjian

tersebut sebelumnya:

Jawaban tanggal 22 Agustus 2005 dalam pokok perkara:

"...PT Bank Bumi Daya (Persero) selaku pemilik Tergugat III

mengambil langkah-Iangkah pengamanan dan penyelamatan antara

Page 187: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

lain menarik/mengambilalih piutang"; dan Duplik tanggal 26

September 2005: dalam eksepsi: "... repatriasi kredit Penggugat II

oleh Tergugat III kepada Tergugat II..."; dalam pokok perkara: "...

kedudukan Tergugat III demi hukum telah digantikan oleh Tergugat

II yaitu dengan adanya repatriasi kredit dan ..."; Kontra Memori

Banding tanggal 31 Agustus 2006. "... maka piutang tersebut ditarik

ke Bank Bumi Daya. ..."

Pengakuan tertulis Termohon Kasasi II di hadapan

persidangan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo. Pasal 1925

KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna dan mengikat,

bahwa secara tegas Termohon Kasasi II mengakui di hadapan

pengadilan bahwa pengurusan kredit melawan hukum milik

Termohon Kasasi III yang dilakukannya, hanyalah berasal dari

penarikan (repatriasi) secara sepihak saja tanpa didukung/dibuktikan

adanya. Akta pengalihan pergantian posisi kreditur dari Termohon

Kasasi III selaku pemilik kredit (melawan hukum) yang mempunyai

hubungan hukum langsung dengan para Pemohon Kasasi. Dokumen

asli dalam pembuktian, tentang terjadinya repatriasi kredit yang

diajukan oleh Termohon Kasasi II sebagai bukti hanyalah dokumen

fax yang difoto copy yang tidak terbaca (samar-samar) dan tidak

Page 188: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

secara sah dilengkapi/sesuai dengan dokumen aslinya maupun kertas

faxnya sendiri, sehingga dengan demikian sudah sepatut dan

sewajarnya demi hukum majelis hakim menolak tidak mempercayai

bukti dan dalil-dalil repatriasi tersebut, karena hanya didukung

berdasarkan bukti-bukti yang tidak sah dan tidak memiliki kekuatan

pembuktian berdasarkan Pasal 1888 KUHPerdata jo. putusan

Mahkamah Agung RI No. 701 KISip/1974 tanggal 14 April 1976.

"Kekuatan pembuktian suatu tulisan terletak pada akta aslinya."

Sehingga sudah sepatut dan sepantasnya demi hukum terhadap

tindakan debt collector yang seolah-olah mempunyai kewenangan

hukum sepihak dengan melakukan penyelundupan hukum tersebut

dengan demikian tidak perlu memperoleh perlindungan hukum.

Selain secara tegas Termohon Kasasi II mengakui di hadapan

pengadilan bahwa pengurusan kredit melawan hukum milik

Termohon Kasasi III yang dilakukannya hanyalah berasal dari

penarikan (repatriasi) secara sepihak saja, Termohon Kasasi II dalam

Pembuktiannya tanggal 24 Oktober 2005, secara a contrario dan

berulang-ulang juga telah mengakui sendiri di hadapan Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat bahwa hubungan hukum yang mengikat dalam

perjanjian kredit hanyalah berlaku antara para Pemohon Kasasi

Page 189: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dengan Termohon Kasasi III saja, yaitu: Bukti: "Penggugat II dan

Tergugat III adalah subyek hukum dalam Perjanjian Kredit dan

Fasilitas Standby L/C."; Bukti: "Sesuai akta tersebut Sdr. Sino

Sandjaja (Penggugat I) dengan persetujuan Ny. Linda Effendi

(istrinya) telah mengikatkan dirinya sendiri untuk menjamin

pengembalian fasilitas kredit Penggugat II yang diterima dari

Tergugat III. Pengakuan tertulis berulang-ulang dari Termohon

Kasasi II di hadapan pengadilan berdasarkan Pasal 174 HIR (jo.

Pasal 1925 KUHPerdata) merupakan alat bukti yang sempurna.

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hukum, karena selain mengabaikan legalitas yuridis syarat sah

pengalihan pengurusan piutang dengan formalitas suatu akta, Judex

Facti dalam pertimbangan hukumnya juga telah menutup mata

terhadap terjadinya pelanggaran-pelanggaran hukum lainnya di

dalam proses pengalihan/pengurusan piutang dari Termohon Kasasi

III kepada Termohon Kasasi II, dan dari Termohon Kasasi II kepada

Termohon Kasasi I.

Pengalihan piutang tersebut dilakukan oleh Termohon Kasasi

III kepada Termohon Kasasi II ketika obyek hutang piutang yang

menjadi pokok persengketaan sedang masih dalam proses sengketa

Page 190: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang sedang berjalan (status quo) dengan melibatkan subjek yang

sama dan belum mempunyai putusan yang berkekuatan hukum yang

tetap dan pasti di Pengadilan Negeri Jakarta Barat dengan rool

perkara No: 15/Pdt/Bth/1991/PN.JKT.BAR, dan telah ditangguhkan

eksekusinya dengan surat Penangguhan Eksekusi dari Ketua

Mahkamah Agung RI dengan No. KMA/198/XII/1991, tertanggal 12

Desember 1991, sampai perkara bantahan No. 15/Pdt/1991/bth

diputus dan in kracht van gewijsde. Adalah rancu terhadap suatu

perkara yang legalitasnya masih berproses (status quo) diciptakan

hubungan hukum baru.

Melanggar asas kepribadian berdasarkan Pasal 1340 ayat (1)

KUHPerdata (jo. Pasal 1315 KUHPerdata), ditegaskan suatu

perjanjian hanya berlaku antara pihak-pihak yang membuatnya saja,

yaitu dalam hal ini Termohon Kasasi III dengan para Pemohon

Kasasi saja.

Dengan demikian pengalihan penagihan piutang (dalam

perkara) tersebut oleh Termohon Kasasi III kepada Termohon

Kasasi II dan Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I adalah

perbuatan pengingkaran kesepakatan perjanjian, yang dengan

ancaman perbuatan tersebut menjadi batal demi hukum (Pasal 1320

Page 191: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

ayat (1) KUHPerdata), dan tidak mempunyai konsekuensi yuridis

dengan pihak ketiga yang tidak mempunyai hubungan hukum

dengan perjanjian kredit yang telah disepakati oleh para pihak

sebelumnya.

Piutang yang dialihkan adalah perjanjian kredit dan

accesoirnya yang tidak halal dan melanggar hukum negara Republik

Indonesia sebagaimana diamanatkan di dalam Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata. Melanggar Pasal 1173 KUH Perdata, Pasal 2

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1971, Pasal 2 Surat Keputusan

Direksi Bank Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, Pasal 5 ayat

(2) Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972, dan Pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-261/MK/IV/5/1973

tanggal 03 Mei 1973, KUHPerdata Pasal: 1320 ayat (4), 1335, 1337,

dan 1339;

Terdapat bukti palsu dalam proses pengalihan pengurusan

kredit dari Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I, hal ini

didasarkan fakta dan realita hukum terhadap 1 (satu) piutang

terdapat 2 (dua) surat penyerahan pengurusan piutang yang berbeda

dari Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I, yaitu:

Page 192: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Bukti bahwa Termohon Kasasi I telah mengakui dalam

suratnya bahwa: "... PT. Bank Mandiri (Persero) Credit Recovery

Group dengan surat No. CRY/Dept.l/278/2004 tanggal 20 Desember

2004 telah menyerahkan pengurusan piutang..," akan tetapi di

dalam bukti lainnya bahwa Termohon Kasasi I menyatakan: "Surat

Penyerahan PT. Bank Mandiri (Persero) Ex PT. Bank Bumi Daya

Persero Nomor: CRY/Dept.IV/278/2004 tanggal 13 Desember

2004.”

Terhadap bukti yang berbeda nomor dan tanggalnya tersebut

sama sekali tidak diajukan bukti pendukung apapun dari Termohon

Kasasi II selaku pihak yang menyerahkan piutang kepada Termohon

Kasasi I, sehingga dengan demikian sesungguhnya secara yuridis

prosedural sejak semula tidak pernah terjadi penyerahan piutang dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I.

Judex Facti dalam putusannya telah salah menerapkan

hukum, dengan pandangan tidak perlu lagi mempertimbangkan sah

tidaknya perjanjian kredit antara Pemohon Kasasi II dengan

Termohon Kasasi III di dalam pertimbangan putusan Pengadilan

Negeri Jakarta Pusat No. 110/Pdt.G/2005/PN.Jkt. Pst yang telah

diambilalih Pengadilan Tinggi Jakarta, karena secara legalistik

Page 193: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yuridis gugatan para Pemohon Kasasi tidak pernah

dibantah/disangkal dan bahkan telah diakui sendiri di hadapan

Pengadilan Negeri Jakarta Barat oleh Termohon Kasasi III sebagai

kreditur asing yang mempunyai hubungan hukum langsung dan

terlibat dalam perjanjian kredit bahwa Akta Perjanjian Kredit dan

Fasilitas Standby Letter of Credit Nomor: 166 tanggal 20 Maret

1989, yang dibuat di hadapan Mudofir Hadi, SH. Notaris di Jakarta,

dengan kuasa memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian

Jaminan (Borgtocht) No. 170, adalah perjanjian-perjanjian yang.

Mengandung kausa yang tidak halal sebagaimana diamanatkan

didalam Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata, dengan demikian sudah

seharusnya akta notaris tersebut beserta hipotiknya menjadi

perjanjian yang cacat hukum dan haruslah dibatalkan serta tidak

mempunyai kekuatan hukum/melawan hukum di Republik

Indonesia; dan terdapat dua Akta Borgtocht yang tidak secara jelas

dan tegas mencampuradukkan penerapan dua akta perjanjian

accesoir terhadap satu perjanjian pokok sehingga telah

menimbulkan kekacauan hukum perjanjian accesoir yang mana

yang mengikat.

Page 194: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Adapun kausa yang tidak halal sebagaimana diamanatkan di

dalam Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata tersebut adalah sebagai

berikut. Dalam Pasal 1173 KUHPerdata jelas-jelas menyatakan

bahwa tidak boleh/tidak dibenarkan berdasarkan suatu persetujuan

yang dibuat di suatu negeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas

benda-benda yang terletak di wilayah Indonesia, kecuali apabila di

dalam sesuatu traktat telah ditentukan sebaliknya (jis yurisprudensi

No. 1695 K/Pdt/1984 tanggal 23 Mei 1986, yurisprudensi No. 641

K/Pdt/1993 Tanggal 27 Juni 1996, secara tegas dinyatakan:

"Perjanjian antara warga negara Indonesia dengan orang Asing

tidak dapat begitu saja diperlakukan bagi hubungan hukum yang

obyeknya berada di wilayah Indonesia," dengan demikian

Termohon Kasasi III sebagai pihak asing tidak berhak melakukan

suatu hubungan hukum dengan jaminan melibatkan obyek-obyek

yang berada di wilayah Republik Indonesia, terlebih Termohon

Kasasi III adalah suatu badan hukum swasta luar negeri berstatus

private yang didirikan dan berkedudukan hukum di luar negeri

(Hongkong), serta tidak mempunyai domisili wilayah Republik

Indonesia, maka sudah seharusnya Akta No. 166 Notaris Mudofir

Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of

Page 195: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Credit" dengan kuasa untuk memasang Hipotik No. 167, 168, 169,

dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170 menjadi batal/memuat

syarat batal.

Perjanjian kredit tersebut bertentangan dengan perundang-

undangan Republik Indonesia, yaitu perjanjian tersebut dibuat untuk

tunduk kepada hukum yang berlaku di negara Hongkong (Pasal 17),

sehingga dapat dipersamakan dengan suatu persetujuan yang dibuat

di suatu negeri asing, terlebih di dalam perjanjian kredit itu sendiri

terdapat pengakuan dari Termohon Kasasi III akan yurisdiksi hukum

negara Hongkong untuk mengadakan kegiatan pengurusan piutang

tersebut dengan Pemohon Kasasi II, yaitu di dalam Pasal 6 ayat (1),

Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit

dan Fasilitas Standby Letter of Credit", yang menyatakan:

"Pengambilan atau penyetoran uang dapat dilakukan oleh debitur di

kantor kreditur, yaitu di Hongkong, pada tiap-tiap hari kerja pada

jam-jam dibukanya kas dari kreditur itu untuk umum atau dengan

cara lain sesuai dengan kebiasaan yang ada";

Perjanjian kredit tersebut dibuat oleh Kreditur (Termohon

Kasasi III) berbadan hukum asing (Hongkong) yang tidak

mempunyai domisili hukum di wilayah Republik Indonesia,

Page 196: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sehingga sudah sepatut dan sepantasnya setiap badan hukum asing

yang tidak mempunyai/domisili hukum di wilayah Republik

Indonesia dinyatakan tidak mempunyai legitimasi hukum di wilayah

Republik Indonesia, dan dinyatakan tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum terhadap setiap perbuatannya:

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi

III belum pernah diberitahukan dan didaftarkan kepada Bank

Indonesia selaku pengawas otoritas moneter tertinggi di Republik

Indonesia, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 2 Keputusan

Presiden No. 3 Tahun 1971 dan Pasal 2 Surat Keputusan Direksi

Bank Indonesia No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, yang mengharuskan

semua penerimaan kredit luar negeri baik dalam hubungan

penanaman modal asing maupun dalam hubungan lainnya sebelum

ditandatangani oleh pihak-pihak harus dilaporkan terlebih dahulu

kepada Bank Indonesia untuk dipelajari;

Perjanjian kredit dan pengikatan jaminan yang dibuat antara

Pemohon Kasasi I dan Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi

III belum pernah diberitahukan kepada Departemen Keuangan dan

Bank Indonesia, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 5 ayat

Page 197: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

(2) Keputusan Presiden No. 59 Tahun 1972 dan Pasal 3 Surat

Keputusan Menteri Keuangan RI No. KEP-261/MK/IV/5/1973

tanggal 03 Mei 1973, yang mewajibkan melaporkan semua

penerimaan dan pelaksanaan kredit luar negeri dari setiap

perusahaan swasta kepada Departemen Keuangan dan Bank

Indonesia, yang dimulai dari tanggal efektif berlakunya perjanjian

dan setiap tiga bulan sekali sejak tanggal efektifnya perjanjian kredit

berlaku.

Penerapan secara mutlak "lex specials derogat legi generali"

Keputusan Presiden No. 3 Tahun 1971, Keputusan Presiden No. 59

Tahun 1972, Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-

261/MK/IV/5/1973, dan Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia

No. 5/9 tanggal 23 Juni 1972, telah diterima menjadi ajaran hukum

yang tetap oleh beberapa putusan Mahkamah Agung yang sudah

diterapkan secara berulang-ulang berdasarkan yurisprudensi No.

2958 K/Pdt/1983 tanggal 15 April 1985 (jis. yurisprudensi No. 641

K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996, dan yurisprudensi No. 1750

K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981), yang menegaskan:

"Dengan tidak dipenuhinya laporan kepada Bank Indonesia dan

Menteri Keuangan merupakan suatu pelanggaran hukum, sehingga

Page 198: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

perjanjian yang melanggar peraturan pemerintah tersebut adalah

perjanjian yang tidak mempunyai kekuatan hukum apapun."

Pemenuhan kewajiban penerapan pelaporan secara mutlak

"lex specials derogat legi generali" sebagai kaidah hukum positif

yang berlaku di wilayah Republik Indonesia, secara tegas dan nyata

kewajiban tersebut oleh Termohon Kasasi III sebagai badan hukum

swasta asing telah disangkal dan dikesampingkan penerapannya

lewat dua kali pengakuan di hadapan Majelis Hakim Pengadilan

Negeri Jakarta Barat yang memeriksa dan memutus perkara No.

15/Pdt/Bth/1991/PN.JKT.BAR.

Duplik tanggal 01 Desember 1992 menyatakan: "...

ketentuan Pasal 17 yang menyatakan bahwa perjanjian ini tunduk

kepada hukum yang belaku di Hongkong. Sedangkan menurut

ketentuan hukum di Hongkong tidak ada ketentuan untuk

melaporkan..."; dan kesimpulan tanggal 08 April 1993, yang

menyatakan: "Sementara itu, menurut hukum yang berlaku di

Hongkong tidak ada kewajiban untuk melapor seperti itu, i.c. ke

Bank Indonesia."

Adalah jelas merupakan suatu penghinaan dan

kesewenangan terhadap kaidah hukum yang berlaku di Republik

Page 199: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Indonesia. Sehingga dengan demikian sudah sepatut dan

sepantasnya terhadap Termohon Kasasi III yang sama sekali tidak

mau mengakui eksistensi hukum positif yang berlaku di wilayah

Republik Indonesia akan tetapi mau membuat hubungan hukum

dengan melibatkan subyek dan obyek di dalam wilayah Indonesia,

oleh Majelis Hakim yang memeriksa dan memutus perkara secara

bertimbalbalik haruslah ikut dikesampingkan juga segala eksistensi

keabsahan perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok dan semua

perjanjian accesoirnya, karena Termohon Kasasi III secara tegas

telah membuat perjanjian kredit yang cacat hukum, yaitu dengan

sengaja tidak menghormati hukum yang berlaku di Republik

Indonesia (di bawah hukum yang berlaku di Hongkong).

Berdasarkan dengan tidak dipenuhinya syarat, maka sebagai

konsekuensi yuridis kami mohon kepada majelis hakim yang

memeriksa dan memutus perkara berdasarkan ketentuan umum:

Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata: “Suatu perjanjian harus

mempunyai tujuan yang diperbolehkan/sebab yang halal”; Pasal

1335 KUHPerdata: “Perjanjian yang tujuan/sebab tidak

diperbolehkan tidak mempunyai kekuatan hukum”; Pasal 1337

KUHPerdata: ”Suatu sebab adalah terlarang apabila persetujuan

Page 200: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

itu melanggar undang-undang atau bertentangan dengan kesusilaan

dan ketertiban umum”; dan Pasal 1339 KUHPerdata: “Suatu

perjanjian tidak hanya mengikat untuk hal-hal yang dengan tegas

dinyatakan di dalamnya, tetapi juga untuk segala sesuatu yang

menurut sifat perjanjian, diharuskan oleh kepatutan, kebiasaan atau

undang-undang,”menyatakan batal dan tidak mempunyai kekuatan

hukum apapun juga Akta Notaris Mudofir Hadi No. 166: "Perjanjian

Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit" dengan kuasa untuk

memasang Hipotik No. 167, 168, 169, dan Pemberian Jaminan

(Borgtocht) No. 170, karena perjanjian tersebut mengandung kausa

yang terlarang, yaitu dalam hal ini perjanjian tersebut tidak

mempunyai tujuan yang diperbolehkan oleh undang-undang

(melawan hukum) yang ada di wilayah Republik Indonesia.

Karena sudah jelas perjanjian kredit sebagai perjanjian pokok

yang dibuat antara Termohon Kasasi III dengan Pemohon Kasasi II

adalah perjanjian yang tidak mempunyai kekuatan hukum karena

mengandung kausa/sebab yang terlarang karena perjanjian kredit

tersebut yang dibuat sebagai perikatan pokok yang dengan segala

akibat hukumnya tunduk kepada domisili dan yurisdiksi hukum

negara Hongkong dengan sengaja mengesampingkan kaidah-kaidah

Page 201: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

hukum positif di wilayah Republik Indonesia (Pasal 1320 ayat (4)

KUHPerdata jo. Pasal 1173 KUHPerdata), maka secara otomatis

dengan sendirinya tidak mungkin terdapat suatu perjanjian

pemberian jaminan yang bersifat accesoir yang sah berdasarkan

Pasal 1821 ayat (1) KUHPerdata, yang menentukan: "Tidak mungkin

ada pemberian jaminan jika tidak ada suatu perjanjian pokok yang

sah," apalagi sesungguhnya berdasarkan bukti yang ada telah terjadi

kekacauan hukum tidak diketahui perjanjian accesoirnya yang

mengikat. Dengan demikian sudah sepatut dan sepantasnya apabila

Pemohon Kasasi I sebagai penjamin hutang mendapatkan kembali

haknya berupa seluruh agunan dari perjanjian kredit yang dilakukan

oleh Termohon Kasasi III dengan Pemohon Kasasi II, dan Pemohon

Kasasi II sudah sepatutnya terbebas menurut hukum atas hutang-

hutang tersebut karena hutang tersebut dibuat atas dasar perjanjian

kredit yang bertentangan dengan hukum/kepentingan nasional

Republik Indonesia (melawan hukum), dan bahkan perjanjian kredit

tersebut tidak pernah disetujui dan dilaporkan kepada Bank

Indonesia dan Menteri Keuangan (jis yurisprudensi No. 641

K/Pdt/1983 tanggal 27 Juni 1996, yurisprudensi No. 2958

Page 202: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

K/Pdt/1983 tanggal 11 April 1985, dan yurisprudensi No. 1750

K/Sip/1976 tanggal 10 Desember 1981).

Karena Termohon Kasasi III secara sengaja dan sepihak

telah melakukan perbuatan melawan hukum dengan mengingkari

terhadap isi perjanjian yang telah dibuat dan ditandatangani bersama

yang dituangkan dalam Akta No. 166 Notaris Mudafir Hadi

berbentuk Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of Credit,

dengan tanpa diperjanjikan sebelumnya secara sepihak dan

sewenang-wenang mengalihkan pengurusan piutangnya kepada

pihak ketiga (Termohon Kasasi II dan Termohon Kasasi I),

sementara kejelasan mengenai piutangnya sendiri masih diproses

dalam perkara yang hingga saat ini belum memiliki kekuatan hukum

yang tetap dan pasti, maka jelaslah dipandang dari sisi kaca mata

hukum yang berlaku di Indonesia, perbuatan para Termohon Kasasi

adalah perbuatan yang telah beritikad buruk yang bertentangan

dengan Pasal 1338 ayat (1) KUHPerdata, di mana ditegaskan:

"Suatu perjanjian mengikat dan berlaku sebagai undang-undang

bagi para pihak yang membuatnya (pacta sunt servanda) dan bagi

pihak ketiga harus menghormati dan tidak mencampuri isi

perjanjian yang telah ditetapkan oleh para pihak.”

Page 203: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Karena sesungguhnya hubungan hukum dalam perjanjian

kredit yang melawan hukum hanya melibatkan para Pemohon

Kasasi dengan Termohon Kasasi III saja di Hongkong (Pasal 17 dan

Pasal 6 ayat (1) Akta No. 166), dan Termohon Kasasi II maupun

Termohon Kasasi I sama sekali tidak dapat membuktikan telah

memperoleh hak pengalihan pengurusan piutang apalagi menagih

berdasarkan atas dasar hukum dan bukti-bukti yang sah, dan terlebih

perjanjian kredit beserta accesoirnya telah terbukti adalah perjanjian

yang bertentangan dengan hukum positif dan praktek hukum di

Republik Indonesia (Pasal 23 AB, Pasal 1320 ayat (4), Pasal 1335,

1337, dan 1339 KUHPerdata), dan di mana secara tegas sudah

dikesampingkan oleh Termohon Kasasi III hukum positif tersebut

lewat pengakuannya di hadapan pengadilan, maka kami mohon

kepada majelis Hakim yang terhormat agar mengedepankan

perlindungan hukum terhadap kepentingan nasional Republik

Indonesia demi mencegah dengan sewenang-wenang dirampasnya

harta-harta nasional Republik Indonesia di kemudian hari oleh

bangsa asing manapun juga dengan berusaha melakukan

penyelundupan hukum di wilayah negara Republik Indonesia sendiri

dengan melibatkan keburukan moral oknum aparat-aparat negara

Page 204: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sendiri untuk berkonspirasi membantu kepentingan keuangan pihak

swasta/private asing dengan menyelundupkan hukum mencampuri

perjanjian utang-piutang off shore loan antar badan hukum swasta

diartikan sebagai piutang negara, di dalam wilayah Republik

Indonesia untuk menjarah rakyatnya sendiri.

Berdasarkan Undang-Undang No. 49/Prp. Tahun 1960 cara

penyelesaian piutang negara menurut Undang-Undang tentang

Panitia Urusan Piutang Negara harus dilakukan dengan: Memuat

jumlah hutang dan kewajiban debitur yang besarannya telah pasti

menurut hukum untuk menyelesaikan hutang kepada negara (Pasal 4

ayat (2)); dan Mengadakan Surat Pernyataan Bersama yang dibuat

dan ditandatangani oleh Debitur dan Ketua PUPN/BUPLN.

Pernyataan Bersama ini memuat jumlah hutang debitur dan

kewajiban debitur untuk menyelesaikan hutang kepada negara (Pasal

10).

Dengan belum diperolehnya kepastian hingga saat ini

legalitas jumlah dan kewajiban debitur yang besarnya telah tetap

berdasarkan putusan Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap

dan pasti, dan dalam penagihan piutang yang saat ini dalam sengketa

PUPN/BUPLN sama sekali belum pernah membuat Surat

Page 205: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pernyataan Bersama, terlebih berdasarkan Pasal 1 Undang-Undang

No. 9 Tahun 1969 tentang Bentuk-Bentuk Usaha Negara, secara

tegas pengertian bentuk usaha-usaha negara berbentuk perusahaan,

sehingga menjadi kewenangan Termohon Kasasi I berdasarkan

Undang-Undang No. 49/Prp Tahun 1960, hanya dibedakan terbatas

hanya dalam 3 (tiga) bentuk, yaitu Perusahaan Jawatan (Perjan),

Perusahaan Umum (Perum), dan Perusahaan Perseroan (Persero),

namun berdasarkan pengakuan tertulis Termohon Kasasi II sendiri

dalam Jawabannya tanggal 22 Agustus 2005, secara tegas

menyatakan dan mengakui bahwa Termohon Kasasi III sama sekali

adalah badan hukum private/swasta asing yang "...didirikan dan

tunduk pada ketentuan hukum Hongkong, berdomisili di

Hongkong..." (bukan sebagai subyek hukum Indonesia, apalagi

dikelompokkan sebagai lembaga/perusahaan negara), sehingga

dengan demikian sejak awal pengurusan piutang oleh Termohon

Kasasi I tidak lagi memiliki relevansi dengan tugas dan wewenang

Termohon Kasasi I sebagai badan publik untuk melakukan

pengurusan, terlebih hubungan hukum antara para Pemohon Kasasi

dengan Termohon Kasasi III adalah hubungan hukum antar badan

hukum privat dalam negeri dan badan hukum privat luar negeri,

Page 206: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang tidak dapat dicampuri begitu saja dengan melakukan

penyelundupan hukum di dalam wilayah Republik Indonesia dengan

melibatkan Negara Indonesia sendiri untuk bertindak menguasai

aset-aset rakyat dalam negerinya sendiri (debt collector) bagi

kepentingan keuangan kreditur swasta luar negeri yang tidak

mempunyai domisili hukum di wilayah Republik Indonesia.

Karena pengalihan piutang sewenang-wenang dari Termohon

Kasasi III kepada Termohon Kasasi II bertentangan dengan hukum

yang berlaku di Republik Indonesia dan terdapatnya cacat hukum,

maka penyerahan pengurusan penagihan piutang dari Termohon

Kasasi II kepada Termohon Kasasi I secara mutatis mutandis juga

mengandung cacat hukum dan tidak memiliki kekuatan hukum,

terlebih berdasarkan bukti yang ada penyerahan piutang tersebut dari

Termohon Kasasi II kepada Termohon Kasasi I diragukan secara

yuridis dan faktual pernah terjadi.

Jelas dan tegas perbuatan-perbuatan yang dilakukan oleh

para Termohon Kasasi adalah perbuatan sewenang-wenang yang

tidak berdasar hukum dan sangat merugikan Pemohon Kasasi II,

maka perbuatan mereka jelas dan nyata sebagai perbuatan yang

melawan hukum (onrechtmatige daad) dengan segala akibat hukum

Page 207: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dari padanya, sebagaimana yang ditentukan dalam Pasal 1365

KUHPerdata.

Oleh karena Pemohon Kasasi II adalah Badan Hukum yang

memerlukan kredibilitas yang baik di mata masyarakat umum, maka

dalam menanggapi perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh

para Termohon Kasasi, telah mengakibatkan kerugian waktu, biaya,

dan tenaga bagi Pemohon Kasasi I, oleh karena itu adalah wajar

apabila terhadap perbuatan tersebut adalah perbuatan melawan

hukum overheasdaad (jo Pasal 1365 KUHPerdata).

Putusan Judex Facti memuat alasan yang tidak lengkap atau

kurang cukup pertimbangan (onvoldoende gemotiveerd), sehingga

demi hukum patutlah untuk dibatalkan. Judex Facti s.o.r dalam

menyidangkan perkara ini secara nyata telah lalai memenuhi syarat-

syarat yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan yang

mengancam kelalaian itu dengan batalnya putusan yang

bersangkutan, sesuai dengan bunyi Pasal 30 huruf c Undang

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 dan perubahannya Undang-

Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Mahkamah Agung karena

Majelis Hakim yang memutus perkara ini di tingkat Pengadilan

Negeri yang kemudian diambilalih Pengadilan Tinggi Jakarta, dalam

Page 208: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pertimbangan-pertimbangannya sama sekali tidak menyebutkan

pasal-pasal maupun peraturan perundang-undangan yang menjadi

dasar hukum penolakan gugatan Pemohon Kasasi II secara tegas dan

jelas (Vide. SEMA No. 3 Tahun 1974), sebagaimana terlihat dalam

pertimbangan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 110/Pdt.

G/2005/PN. Jkt. Pst. "Menimbang, bahwa memperhatikan segala

peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara

ini."

Majelis Hakim dalam memberikan pertimbangannya

seharusnya secara tegas mencantumkan peraturan perundang-

undangan yang menjadi dasar hukum putusan tersebut memuat

segala alasan hukum yang menyebabkan putusan mempunyai nilai

obyektif dan selaras dengan yurisprudensi Mahkamah Agung RI No.

51 K/Sip/1972 tanggal 25 Maret 1972: "Tiap bagian dari pada

putusan pengadilan harus didasarkan pada pertimbangan-

pertimbangan hukum yang bersangkutan." Dengan tidak disebutkan

peraturan perundang-undangan yang pasti dalam keputusannya,

maka Majelis Hakim dianggap telah lalai memenuhi syarat-syarat

yang tercantum dalam Pasal 184 HIR (jis. Pasal 178 ayat (1) HIR,

Page 209: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pasal 50 Rv) tentang sistematika surat putusan, dengan ancaman

batalnya putusan yang bersangkutan.

Pemohon Kasasi II s.o.r keberatan terhadap Judex Facti

Pengadilan Tinggi Jakarta yang begitu saja menyetujui dan

mengambilalih pertimbangan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

sebagai pertimbangan hukum dan amar putusannya dalam

memeriksa dan mengadili perkara ini Tingkat banding, atas dasar

pertimbangan putusan Majelis Hakim Tingkat Pertama sudah tepat

dan benar, tanpa memeriksa kembali keseluruhan bukti-bukti dan

fakta-fakta persidangan, baik fakta kejadian (feitelijke) maupun fakta

hukum (rechtelijke), dan tanpa mempertimbangkan memori banding

secara keseluruhan dengan benar, melainkan hanya dengan dasar

pertimbangan seadanya saja dan bersifat umum, sebagaimana

terlihat di dalam pertimbangan hukum putusan Nomor

371/PDT/2006/ PT.DKI. "Menimbang, bahwa setelah Pengadilan

Tinggi mencermati dengan seksama berkas perkara, salinan resmi

putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No. 110/Pdt. G/2005/PN.

JKT. PST., Pengadilan Tinggi sependapat dengan pertimbangan-

pertimbangan hukum hakim tingkat pertama dalam memutus perkara

in casu, karenanya pertimbangan- pertimbangan hukum hakim

Page 210: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tingkat pertama tersebut diambilalih sebagai pertimbangan hukum

Pengadilan Tinggi dalam memutus perkara in casu di tingkat

banding. Menimbang, bahwa memori banding yang diajukan para

pembanding ternyata tidak ada hal-hal yang baru yang dapat

melemahkan putusan hakim tingkat pertama."

Adalah jelas pertimbangan hukum yang keliru, sehingga

demi hukum patutlah untuk dibatalkan karena tidak sejalan dan

sangat bertentangan dengan. Yurisprudensi Mahkamah Agung RI

No. 1043 K/Sip/1972 tanggal 30 November 1972, yang menyatakan:

"Dengan diajukan permohonan banding oleh pemohon, maka

perkara demi hukum harus diperiksa dalam keseluruhan."

Yurisprudensi Mahkamah Agung RI No. 672 K/Sip/1972 tanggal 18

Oktober 1972 yang menyatakan: "Putusan Pengadilan Tinggi harus

dibatalkan karena kurang cukup pertimbangan." Yurisprudensi

Mahkamah Agung RI No. 492 K/Sip/1970 tanggal 16 Februari 1970

yang menyatakan: "Pertimbangan Pengadilan Tinggi hanya

mengenai soal mengenyampingkan keberatan-keberatan yang

diajukan dalam memori banding dan selanjutnya dengan tidak

memeriksa baik mengenai fakta-faktanya maupun mengenai soal

penerapan hukumnya terus saja menguatkan putusan Pengadilan

Page 211: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Negeri begitu saja, hal mana menurut pendapat Mahkamah Agung

selain kurang tepat juga kurang cukup memberi dasar (onvoldoende

gemotiveerd) untuk menguatkan putusan Pengadilan Negeri."

Karena Memori Kasasi ini diajukan berdasarkan hukum dan

bukti-bukti yang otentik yang tidak terbantah kebenarannya karena

sudah diakui sendiri oleh Termohon Kasasi Ill dan Termohon Kasasi

II di hadapan pengadilan sehingga memenuhi Pasal 180 HIR dan

Surat Edaran Mahkamah Agung RI No. 3 Tahun 2000.

Karena adanya kekhawatiran selama perkara ini berlangsung

Termohon Kasasi I atas permintaan Termohon Kasasi II beritikad

buruk akan melakukan eksekusi dan menguasai atas aset-aset milik

Pemohon Kasasi I sehubungan dengan Perjanjian Hutang Piutang

antara Pemohon Kasasi II dengan Termohon Kasasi III, padahal

dengan Surat Ketua Mahkamah Agung RI No. KMA/198/XII/1991

tanggal 12 Desember 1991 telah menangguhkan eksekusi atas aset-

aset para Pemohon Kasasi tersebut, maka sangatlah beralasan hukum

putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu

(uitvoorbaar bij voorraad).

Page 212: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pemohon Kasasi II untuk selebihnya bertetap pada dalil-dalil

semula dan menolak seluruh dalil-dalil para Termohon Kasasi

kecuali yang secara tegas diakui kebenarannya.

Terhadap alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung

berpendapat: Alasan-alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena

Judex Facti tidak salah menerapkan hukum. Menurut MA

pengalihan piutang dari Tergugat III ke Tergugat II kemudian

dialihkan ke Tergugat I tidak menyalahi ketentuan yang berlaku

sesuai dengan Undang-Undang No. 49 Prp Tahun 1960 karenanya

pada Tergugat I, II, dan III tidak melakukan perbuatan melawan

hukum.

Alasan tersebut tidak dapat dibenarkan, karena mengenai

penilaian hasil pembuktian yang bersifat penghargaan tentang suatu,

kenyataan hal mana tidak dapat dipertimbangkan, dalam

pemeriksaan dalam tingkat kasasi.

Ternyata bahwa putusan Judex Facti dalam perkara ini tidak

bertentangan dengan hukum dan/atau undang-undang, maka

permohonan kasasi yang diajukan oleh Pemohon Kasasi: Sino

Sandjaya dan kawan tersebut harus ditolak.

Page 213: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Karena permohonan kasasi dari para Pemohon Kasasi

ditolak, maka para Pemohon Kasasi dihukum membayar biaya

perkara dalam tingkat kasasi ini. Memperhatikan pasal-pasal dari

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 dan Undang-Undang

Nomor 14 Tahun 1985 sebagaimana yang telah diubah dengan

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2009, serta peraturan perundang-

undangan lain yang bersangkutan. Mengadili: Menolak permohonan

kasasi dari para Pemohon Kasasi: 1. Sino Sandjaja dan 2. PT. Sedjati

Internusa Overseas, tersebut; dan menghukum para Pemohon

Kasasi/para Penggugat untuk membayar biaya perkara dalam tingkat

kasasi ini sebesar lima ratus ribu rupiah.

3.1.e. Putusan Nomor 1695 K/Pdt/1984

Kasus dalam putusan ini terjadi antara Wilopo Tjakradinata v

Th. J. Korzaan (warga negara Belanda). Kaedah dalam putusan ini

secara tegas menyatakan bahwa: “Perjanjian antara Warga Negara

Indonesia dengan orang asing tidak dapat begitu saja diperlakukan

bagi hubungan hukum yang obyeknya berada di wilayah Indonesia.”

Page 214: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

3.1.f. Putusan Nomor 641 K/Pdt/1993

Kaedah dalam putusan ini secara tegas menyatakan bahwa:

“Perjanjian antara Warga Negara Indonesia dengan orang asing

tidak dapat begitu saja diperlakukan bagi hubungan hukum yang

obyeknya berada di wilayah Indonesia.”

Dalam Putusan MA RI No. 641.K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni

1993, MA RI memutuskan bahwa grosse akte hipotek dengan irah-

irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” yang

mempunyai kekuatan eksekutorial seperti putusan pengadilan yang

berkekuatan hukum tetap, tentang eksekusinya tidak selalu dengan

sendirinya harus dikabulkan oleh pengadilan, apalagi kalau masalah

kreditnya masih merupakan kredit bermasalah, sebab secara

bersamaan debitur mengajukan gugatan terhadap kreditur untuk

membatalkan credit agreement yang pernah dibuat. Eksekusi grosse

akte hipotek ditunda/ditangguhkan sampai adanya putusan

berkekuatan hukum tetap atas gugatan perdata tentang sah tidaknya

credit agreement, karena hipotek yang dipasang adalah accessoir

terhadap credit agreement tersebut.

Dalam putusannya No. 641.K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni

1993, MA RI membuat keputusan yang cukup kontroversial

Page 215: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

mengenai eksekusi grosse akte hipotek yang diajukan oleh sebuah

bank asing (kreditur). MA RI memutuskan bahwa permohonan

eksekusi grosse akte hipotek yang diajukan kreditur harus ditunda

dulu dikarenakan pihak debitur pada saat yang bersamaan

mengajukan gugatan perdata biasa kepada kreditur untuk

membatalkan “credit agreement”. Penetapan eksekusi hipotek harus

ditunda sampai ada putusan yang berkekuatan pasti atas gugatan

perdata mengenai sah tidaknya credit agreement yang diajukan oleh

debitur. Keputusan ini sempat memicu wacana ketidakpastian

hukum di Indonesia dan menyebabkan bank-bank asing enggan

untuk mengucurkan dananya kepada investor dalam negeri, karena

ketiadaan jaminan untuk mendapatkan uangnya kembali. Dengan

keputusan MA RI ini kita dapat berasumsi bahwa untuk mencegah

eksekusi grosse akte cukup dilakukan dengan mengajukan gugatan

perdata terhadap kreditur dengan dalil bahwa perjanjian kredit tidak

sah (meskipun uang pinjaman sudah diterima).4

3.2. Kaedah Hukum Status Orang Asing dalam Putusan

Pengadilan Skotlandia

4 Ahmad Fikri Assegaf dan Elijana Tanzah, Penjelasan Hukum tentang GrosseAkte, Diterbitkan pertama kali oleh Nasional Legal Reform Program, Jakarta, 201,hlm. 130.

Page 216: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

3.2.a. Putusan Ertel Bieber & Co v. Rio Tinto Company, Limited5

Pemohon adalah perusahaan Jerman yang menjalankan

bisnis di Hamburg dan di tempat lain di Jerman. Responden atau

termohon sebuah perusahaan Inggris yang memiliki tambang besar

di Spanyol.

Tergugat menandatangani dua kontrak sebelum perang tahun

1910 dan 1913 untuk pasokan bijih belerang yang mengandung

tembaga. Bijih itu harus dikirim dari Spanyol dan dikirim ke

pemohon tersebut di Rotterdam, Hamburg, Stettin, dan pelabuhan

benua lainnya. Pecah perang antara Inggris dan Jerman pada 1

Agustus 1914, beberapa bijih bawah kontrak pertama tetap tidak

terkirim, dan seluruh kontrak kedua telah ditunaikan. Setiap kontrak

berisi ayat (15) menyediakan bahwa jika, karena pemogokan,

perang, atau penyebab lainnya di luar kendali responden, responden

dicegah pengiriman atau pengiriman ke pemohon, kewajiban untuk

kapal atau memberikan diskors selama kelanjutan hambatan dan

untuk waktu yang wajar setelah; dan ayat yang berisi ketentuan yang

sesuai dalam mendukung para pemohon, menangguhkan kewajiban

mereka untuk menerima. Ada juga klausul arbitrase.

5 Dapat dibaca dalam William Finlayson Trotter, The Law of Contract During andAfter War: with Leading Cases, Statutes, and Proclamations, Third Edition,London and Edinburgh, William Hodge & Company, 1919, hlm. 423-426.

Page 217: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Dalam kasus kedua dan ketiga kontrak yang sifatnya serupa.

Masing-masing berisi klausul ketegangan yang sama; tetapi mereka

dibuat di Jerman, dan itu harus tunduk pada hukum Jerman. Mereka

menyediakan juga bahwa sengketa di bawah kontrak itu harus

diselesaikan melalui arbitrase.

Responden membawa tindakan terhadap beberapa pemohon

di bawah Proceedings Against Enemies Act, 1915, mengklaim

bahwa kontrak yang dibatalkan oleh perang. Sankey, J., memberikan

penilaian untuk responden dalam setiap kasus, dan keputusannya itu

ditegaskan oleh Pengadilan Tinggi.

The House of Lords menolak banding. Hakim menyatakan,

asumsi bahwa klausul ketegangan menutupi kasus perang antara

Inggris dan Jerman, kontrak itu batal karena bertentangan dengan

kebijakan publik karena ketidakcakapan untuk kepentingan musuh;

dan bahwa, terlepas dari klausul itu, kontrak dilarutkan dengan

pecahnya perang, karena mereka terlibat perdagangan dengan

musuh.

Mengenai kontrak kedua dan ketiga, Hakim menyatakan

bahwa dengan tidak adanya bukti sebaliknya, anggapan adalah

bahwa hukum Jerman adalah sama dengan hukum Inggris; dan

Page 218: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

bahwa, dengan asumsi bahwa kontrak ini adalah sah menurut hukum

Jerman, pertanyaan apakah mereka batal karena bertentangan

dengan kebijakan publik jatuh ditentukan oleh hukum Inggris.

Hakim Dunedin mengatakan bahwa proposisi hukum yang

menjadi dasar putusan Pengadilan bawah didasarkan adalah bahwa

keadaan perang mengakhiri semua kontrak yang telah dijalankan

untuk kinerja lebih lanjut mereka diperlukan hubungan komersial

dengan musuh. Dia setuju dengan Pengadilan Tinggi di dalam kasus

Robson v. Premier Oil and Pipe Line Company, [1915] 2 Ch v.. 124.

Dalam putusan tersebut, kaedah yang tidak boleh berhubungan

dengan musuh tidak terbatas pada hubungan komersial. Banyak

putusan bahwa perang tidak larut semua kontrak, tetapi hanya

seperti pengangkutan. Tapi Esposito v Bowden, 7 E. & B. 763.,

Telah diselenggarakan sebagai berurusan dengan kontrak pada

umumnya. Ada, memang, tidak ada proposisi umum seperti bahwa

keadaan perang menghindari semua kontrak dengan musuh. Hak

yang masih harus dibayar tidak terpengaruh, meskipun hak

menggugat dihentikan. Ada kontrak tertentu, terutama yang yang

benar-benar seperti hak properti, yang, bahkan sejauh telah

dilaksanakan, tidak dibatalkan. Salah satu contoh seperti dapat

Page 219: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

ditemukan dalam kasus Halsey v. Lowenfeld, [1916] 2 KB 707,

kontrak dari pemilik dan penyewa. Kontrak yang dibatalkan harus

baik melibatkan hubungan dengan musuh atau keberadaannya

menyangkut kebijakan publik sebagaimana ditetapkan dalam kasus

yang diputuskan. Jika kontrak tersebut telah tidak mengandung

klausul selain yang berkaitan dengan tanggal pengiriman, akan

segera mengikuti bahwa mereka dibubarkan, sejauh tidak

dilaksanakan sebelum pecahnya perang.

Dalam klausa ketegangan, efek dari itu menghapus dari

kontrak semua yang dilakukan dengan musuh. Tetapi hakim

Pengadilan bawah mengatakan bahwa ada tugas lain berdasarkan

kontrak selain pengiriman, yang masih tetap dan mensyaratkan

hubungan dengan musuh. Misalnya, dengan klausul 12, dimana

pembeli yang menyatakan secara tertulis selambat-lambatnya 1

Januari setiap tahunnya jumlah total denda dan benjolan terpisah

yang mereka diinginkan disampaikan pada tahun itu. Berikut

menyangkut kuantitas masing-masing ukuran.

Meskipun perang disebutkan dalam klausul tersebut, beliau

tidak berpikir bahwa itu termasuk perang antara Inggris dan Jerman.

Inggris atau Jerman mungkin menjadi salah satu pihaknya. Itu tidak

Page 220: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

perlu untuk memutuskan pertanyaan ini, karena alasan sederhana

bahwa responden di sini terlibat dalam dilema. Entah perang, yaitu

untuk menunda pengiriman, tidak termasuk perang antara Inggris

dan Jerman, dalam hal klausul tidak berlaku, atau jika itu berarti

perang seperti itu, maka, dalam pandangan beliau itu, klausul itu

batal seperti terhadap kebijakan publik.

Keputusan dalam The "Hoop" 1 Ch Rob 196; Furtado v

Rogers, 3 Bos & P. 191; Esposito v Bowden, 7 E. & B. 763,

kebijakan publik terkait kelangsungan hubungan kontrak dengan

musuh, yang (1) memberikan kesempatan untuk penyampaian

informasi yang mungkin merugikan pelaksanaan perang, atau (2)

mungkin cenderung untuk meningkatkan sumber daya musuh atau

melumpuhkan sang Raja, menjengkelkan dan dilarang oleh hukum

Inggris. Dia baik untuk menjaga stok besar tertentu tidak ingin dari,

dan dengan demikian tidak tersedia untuk kebutuhan kerajaan, atau,

jika ia menjual seluruh saham ini, dia tidak bisa menjual ke depan

karena ia akan mampu untuk dilakukan jika ia tidak memiliki

permintaan besar di bawah kontrak yang akan datang. Ini

meningkatkan sumber daya musuh, karena jika musuh tahu bahwa

jika ia kontrak yakin mendapatkan pasokan secepat perang usai,

Page 221: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang tidak hanya memungkinkan dia untuk menggunduli dirinya

saham ini, tapi itu mewakili nilai yang mungkin diwujudkan dengan

cara penugasan ke negara-negara netral. Klausa karena itu batal

karena melawan kebijakan publik.

Lord Atkinson, Lord Parker, dan Lord Sumner memberikan

penilaian agak mirip. Lord Dunedin, dengan mengacu pada banding

kedua dan ketiga, mengatakan bahwa fakta menjadi kontrak Jerman

mereka tidak material. Pengadilan Jerman tidak dapat menentukan

dengan cara seperti untuk mengikat seorang Inggris di Pengadilan

Inggris yang kontrak dengan klausul seperti itu tidak bertentangan

dengan kebijakan publik Inggris, dan karena itu mengikat subjek

bahasa Inggris.

Lord Atkinson, Lord Parker, dan Lord Sumner setuju. Lord

Parker mengatakan bahwa almarhum Bapak Westlake

menyimpulkan hukum dalam hal ini, "Di mana konflik kontrak

dengan apa yang dianggap di Inggris menjadi kepentingan publik

atau moral yang penting, itu tidak bisa ditegakkan di sini, meskipun

itu mungkin benar dengan yang hukum yang tepat."6.

[Kontrak penjualan barang yang dibuat sebelum perang dengan

6 Hukum Perdata Internasional, 4th ed., Bagian 215

Page 222: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pihak, yang kemudian menjadi musuh, dilarutkan dengan demikian

di mana melibatkan hubungan apapun dengan musuh.

3.2.b. Putusan Gebruder Van Uden v. Burrell7

Para penggugat adalah perusahaan yang terdiri dari dua

mitra, J. & C. van't Hoff, yang tinggal dan menjalankan usahanya di

Rotterdam; dan mereka menggugat tergugat, seorang pemilik kapal

Glasgow, sehubungan dengan transaksi penyewaan 1907. Aksi ini

awalnya dibesarkan di Glasgow Sheriff Court pada tahun 1913; dan,

menjamin untuk menangkap pada ketergantungan yang telah

diberikan, pengejar ditangkap di tangan dua tahanan jumlah milik

tergugat dan sebesar 2.850 Poundsterling. Seluruh Penyebab

akhirnya dipindahkan ke Pengadilan Sidang pada tahun 1915, dan

datang sebelum Divisi Pertama pada catatan reklamasi dari teman

bicara Hakim Biasa (Ormidale). Ternyata ada dua perusahaan lain

yang disebut Gebruder van Uden, satu tercatat di bisnis di Duisberg

dan terdaftar di bawah hukum Jerman, dan yang lainnya

menjalankan usaha di Antwerp dan terdaftar di bawah hukum

Belgia. Kedua perusahaan yang independen dari perusahaan

Rotterdam; tetapi J. & C. van't Hoff adalah individual tertarik pada

7 Ibid., hlm. 254-256.

Page 223: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

masing-masing perusahaan tersebut, meskipun mereka bukan

pemilik atau mitra tunggal di salah satu dari mereka. Divisi Pertama

diadakan bahwa pengejar, yang diakui adalah mitra dalam sebuah

perusahaan Jerman di Jerman, adalah musuh asing yang tidak bisa

didengar dalam setiap proses di Pengadilan Skotlandia yang mereka

sendiri digerakkan. Oleh karena itu, Mahkamah menindak dan

mengingat putusan-putusan.

Hakim Presiden (Lord Strathelyde) mengatakan bahwa

pengejar itu, menurut pengakuannya sendiri, musuh asing, karena

mereka menjalankan usaha di Jerman. Oleh karena itu mereka

adalah orang-orang kepada siapa tergugat bisa membuat tidak ada

pembayaran selama perang, dan kepada siapa ia bisa tidak

memberikan keamanan apapun apapun. Mereka adalah orang-orang

yang tidak bisa menegakkan hak-hak sipil mereka dengan

menerapkan bantuan Majesty's Courts of Law-nya. Proposisi bahwa

musuh (orang asing) tidak bisa menuntut beristirahat, seperti Lord

Justice Buckley diamati dalam Kasus The Daimler Company's,

[1915] 1 KB 893, "pada proposisi bahwa semacam itu tidak bisa

mendekati Raja, dan tidak dapat meminta bantuan dari Raja.

Mahkamah Raja Pengadilan. Musuh asing tidak dapat datang ke

Page 224: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Pengadilan itu atau mendapatkan bantuan dari Pengadilan itu,

karena Pengadilan adalah, untuk tujuan peradilan, Raja duduk di

Pengadilan, dan musuh asing tidak bisa mendekatinya."

Prinsip yang mendasari Trading with the Enemy Acts and

Proclamations adalah kebijakan publik, yang melarang tindakan

yang akan atau mungkin untuk keuntungan Negara musuh dengan

meningkatkan kapasitasnya untuk memperpanjang permusuhan,

dalam menambah kredit, uang, barang, atau lainnya sumber daya

yang tersedia untuk individu di Negara musuh8. Tindakan ini

dibesarkan di contoh sebuah perusahaan bernama Gebruder van

Uden, yang dirancang sebagai pemilik kapal, dan menjalankan

usahanya di Rotterdam. Satu-satunya mitra adalah Bapak J. van't

Hoff dan putranya, Mr C. van't Hoff, keduanya tinggal di Rotterdam.

Mereka adalah pengejar aksi. Jika mereka berhasil, mereka akan

memulihkan jumlah lebih dari 1400 Poundsterling, setiap sen yang

akan masuk ke kantong mereka; dan sementara mereka mengadakan

keamanan atas aset Inggris untuk pemulihan utang itu.

Aksi ini dibesarkan dalam nama perusahaan; tapi itu tidak

penting. Mungkin sama baiknya telah dibesarkan dalam nama J.

8 Lihat pengamatan Willes, J. di Esposito v. Bowden, 1867, 7 E. & B. 763.

Page 225: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

van't Hoff dan C. van't Hoff, sebagai mitra perusahaan itu dan

sebagai individu. Mereka adalah orang-orang yang diarahkan dan

dikontrol litigasi, dan yang hanya tertarik di dalamnya.

Para pengejar mengakui bahwa ada di Duisberg, Jerman,

sebuah perusahaan yang menjalankan usaha dengan nama Gebruder

van Uden, dan bahwa mereka tertarik di dalamnya individual,

meskipun mereka bukan satu-satunya mitra dalam usaha tersebut. Ini

menandakan tidak ada yang bermitra dengan mereka; karena jika

pengejar merupakan mitra dalam usaha yang dijalankan di Duisberg,

Jerman, kemudian mereka melakukan usaha di negara musuh dan

musuh asing dalam arti the Trading with the Enemy Act and Royal

Proclamation. Mereka tidak punya hak untuk meminta bantuan

Pengadilan untuk menegakkan hak-hak sipil mereka. Karena mereka

musuh asing, proses tersebut harus selesai sampai akhir perang.

Ini tentu diikuti bahwa putusan pengadilan harus diingat. Itu

benar bahwa mereka meletakkan dan keamanan sehingga diberikan

diperoleh sebelum pecahnya perang; tapi itu sama-sama yakin

bahwa setelah pecahnya perang mereka tidak bisa mendapatkan

keamanan ini atas aset dan properti tergugat. Mereka tidak bisa

mempertahankan atau menjaga keamanan selama aset negara Inggris

Page 226: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

yang mereka tidak bisa sekarang mendapatkan. Mereka tidak

diizinkan untuk mengambil langkah apapun untuk pemulihan utang

mereka di Majesty's Courts, dan tidak ada langkah yang bisa

membuat lebih yakin bahwa utang mereka akan pulih dari untuk

mengadakan keamanan yang baik untuk pembayaran itu. Mereka

hanya bisa mempertahankan bahwa keamanan dengan bantuan

Majesty's Courts, yang memiliki kekuatan untuk mengingat putusan-

putusan terkait. Ini akan menjadi pelanggaran langsung terhadap

roh, jika bukan dari surat itu, dari Trading with the Enemy Acts and

Proclamations jika Pengadilan tidak ingat putusan-putusan terkait.

Lord Skerrington dan Lord Anderson menyampaikan

pendapat kepada efek yang sama. Yang pertama menunjukkan

bahwa pengejar tidak hanya pemegang saham di dua perusahaan

saham gabungan, yang merupakan perusahaan yang di bawah

hukum Jerman dan lain menurut hukum Belgia. Mereka mengakui

bahwa mereka merupakan mitra dalam dua bisnis tersebut.

3.2.c. Putusan Schulze. Gow & Co. v. Bank of Scotland9

Dalam aksi ini, yang dibesarkan sebelum pecahnya perang

ini, mitra yang masih hidup satu-satunya perusahaan yang

9 Ibid., hlm. 465-466.

Page 227: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menggugat pembela untuk akuntansi mereka dengan dana dari

perusahaan, dimana keseimbangan yang benar karena perusahaan

mungkin dipastikan. Para pembela memohon, antara lain, tidak ada

judul untuk menuntut, karena pasangan hidup seperti itu musuh

asing.

Lord Hunter mengatakan bahwa dia tidak bisa memberi efek

permohonan ini. Meskipun pengejar itu subjek Jerman, ia telah lama

tinggal dan diperdagangkan di Skotlandia, dan telah sepatutnya

memenuhi ketentuan Undang-Undang Pembatasan Orang Asing

1914, dan Pesanan dibuat bawahnya. Dalam Janson v. Driefontein

Consolidated Mines, Limited, [1902] AC, di p. 505, Lord Lindley

mengatakan; "Ketika mempertimbangkan pertanyaan yang timbul

dengan musuh asing, itu bukan kebangsaan seseorang, tapi tempat

usahanya selama perang, yang penting." Kasus Princess Thurn and

Taxis v. Moffitt, [1914] WN 379, diterapkan.

3.2.d. Putusan Schaffenius v. Goldberg

Diadakan, bahwa pembatasan yang dikenakan pada

pergerakan musuh asing oleh pengasingannya tidak membuatnya ex

Page 228: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

lege asing, sehingga merampas dia dari hak-hak sipil yang ia miliki

sampai saat itu.10

Pada melanggar keluar dari perang, netral dan warga negara

berperang menentang umumnya diperbolehkan waktu yang wajar

untuk mundur. The Sarah Starr, Blatch. Pr. Ca. 650. Ketentuan ini

juga telah dimasukkan dalam banyak perjanjian antar negara.

Sekaligus ada penghentian seluruh semua hubungan komersial

dengan negara bermusuhan menentang, kecuali dalam kasus secara

commersia belli, kecuali dengan izin dari penguasa yang berdaulat.

Esposito Bowden, (1857) 7 E. & B. 762 v.; The Hoop, I Rob. Rep.

Adm. 196. Namun, izin dapat diberikan kepada subyek musuh untuk

tetap, dan jika diberikan, mereka dapat menikmati properti mereka.

Barat. Int. Hukum. Vol. II, p. 42. Dalam penegakan hak-hak sipilnya

musuh asing tersebut diperlakukan seolah-olah subjek negara di

mana dia, meskipun pada saat yang sama ia adalah subjek dari

musuh, tapi dia tidak bisa menegakkan hak-haknya untuk

kepentingan musuh. Janson v. Dreifonstein Cons. Mines, (1902)

10 Dapat dibaca dalam War-Trading with the Enemy. Civilian Prisoner of War.Internment of Alien Enemy within Realm. Deprivation of Civil Rights. Schaffeniusv. Goldberg, 113 L. T. (Eng.) 949Author(s): J. McD. Source: The Yale LawJournal, Vol. 25, No. 6 (Apr., 1916), p. 510. Published by: The Yale Law JournalCompany, Inc.Stable URL: http://www.jstor.org/stable/786472. Accessed:15/01/2015 23:43.

Page 229: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Kasus Banding, HL 484. Tes ini tidak kebangsaan seseorang, tetapi

tempat usahanya. McConnell v. Hector, 3 B. & P. 113. Jika musuh

asing yang berada di negaranya sendiri haknya untuk menuntut di

pengadilan negara menentang ditunda, dengan yang terakhir, selama

perang. Howes, Hyatt & Co. v Chester & Co, 33 Ga 89.; Bell. v.

Chapman, 10 Johns. 183; Wilcox v. Henry, 1 US (Dallas) 69. Tetapi

jika ia menggugat ia dapat memanfaatkan dirinya dari segala cara

dan peralatan pertahanan. McVeigh v. U. S., II Wall. 259; Albrecht

Sussman, 2 V. & B. 322. Seorang musuh asing yang berada di

Amerika Serikat dengan izin kompeten untuk mempertahankan

tindakan pribadi. Otteridge v. Thompson, Fed. Cas. No 10, 618;

Clarke v. Morey, 10 Johns. 69; dan sama diadakan di Inggris

mengenai musuh asing yang berada di sana. Sparenburgh v.

Bannatyne, i B. & P. 163. Jadi diadakan bahwa orang asing yang

telah memenuhi Aliens Restriction Act, I914, 4 & 5 Geo. 5 c. I2,

mungkin memiliki akses ke pengadilan. Princess Thurn & Taxis v.

Moffitt, (1915) i Ch. 58. Dengan demikian pokok perkara benar

menyatakan bahwa selama dia diizinkan untuk tetap berada di

Inggris dengan izin dari Crown ia berada di bawah perlindungan dan

harus diizinkan untuk menggunakan hak sipilnya. Internirannya

Page 230: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tidak dengan sendirinya dapat dianggap telah diringkas mereka

dengan implikasi, karena tidak ada pemberlakuan mengungkapkan

hal tersebut.11

Penggugat adalah kelahiran Jerman, dan telah tinggal di

negara ini selama dua puluh dua tahun, dan telah melakukan bisnis

di sini selama waktu itu. Segera setelah pecahnya perang ini ia

mencatatkan dirinya di bawah ketentuan yang berlaku untuk

pendaftaran orang asing. Pada bulan Maret 1915, ia menandatangani

perjanjian keuangan dengan terdakwa, dan tidak ada dalam

perjanjian itu sendiri untuk menunjukkan bahwa itu selain sempurna

bebas dari keberatan. Sebuah sejumlah besar uang itu diakui karena

dari terdakwa kepada penggugat dalam perjanjian. Penggugat

diinternir pada bulan Juli 1915, dan tindakan ini dibesarkan di

September untuk pemulihan uang yang dipinjamkan oleh penggugat

dan ganti rugi atas pelanggaran kontrak. Satu-satunya titik yang

coba adalah apakah penggugat bisa mengambil tindakan apapun,

dengan memperhatikan pengasingannya. Younger, J., membuat

pernyataan bahwa kontrak antara penggugat dan tergugat tidak

11 Ibid.

Page 231: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

terpengaruh oleh interniran penggugat, dan penggugat berhak

menuntut atas kontrak. Terdakwa mengajukan banding.12

Lord Cozens-Hardy, MR, mengatakan bahwa kasus Porter v.

Freudenberg, [1915] 1 KB 857, memutuskan bahwa untuk tujuan

perdagangan itu tidak kebangsaan seseorang yang menentukan

apakah ia adalah musuh asing. Memutuskan juga bahwa pendaftaran

dioperasikan sebagai lisensi oleh Crown kepada orang terdaftar

untuk tinggal di sini. Lisensi tersebut bisa, tentu saja, akan dicabut

oleh Crown, tapi tidak ada keadaan dalam hal ini yang dapat

diusulkan untuk satu saat menghasilkan bukti pencabutan, kecuali

itu adalah interniran, yang berlangsung pada bulan Juli, 1915. Ada

adalah titik baru yang diambil dalam kasus ini. Dikatakan bahwa,

meskipun pendaftaran memiliki efek izin dari Crown untuk tetap di

negeri ini, izin yang hanya berlangsung selama lisensi tidak

menganiaya mahkota dan tidak dianiaya oleh itu, dan itu jauh

berpendapat bahwa penggugat itu jelas dianiaya oleh yang magang

di Isle of Man. Sama sekali tidak ada otoritas untuk pertarungan ini.

Salah satu kewenangan diandalkan adalah Wells v. Williams, 1 Ld.

Raym. 283, 1 Salk. 46, namun ketergantungan ditempatkan pada

satu bagian saja yang bisa ditemukan dalam laporan Lord Raymond

12 William Finlayson Trotter, Op. Cit., hlm. 326-327.

Page 232: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kasus ini, dan tidak dalam laporan Salkeld itu. Kemudian ia

berpendapat bahwa tidak ada otoritas sama sekali untuk anggapan

penggugat, tapi bahwa ada otoritas menentangnya, karena telah

ditetapkan bahwa tahanan diinternir tidak bisa mengajukan

permohonan surat perintah habeas corpus (Rex v. Superintendent of

Vine Street Police Station, ex Parte Liebmann, [1916] 1 KB 268).

Tapi ini adalah pertanyaan yang sangat berbeda dari kasus itu.

Beliau berpikir bahwa Sparenburgh v. Bannatyne, 1 Bos. & P. 163,

adalah otoritas mendukung pandangan bahwa penggugat bisa

menuntut. Banding harus diberhentikan.13

Bankes, LJ, mengatakan bahwa sebagai tawanan perang

posisi penggugat atas otoritas cukup jelas. Dia berhak untuk

mempertahankan tindakan. Dia tidak dalam posisi yang lebih buruk

daripada individu lain yang berada di tahanan untuk pelanggaran.

Referensi penganiayaan di Wells v. Williams, 1 Ld. Raym. 282,

adalah referensi untuk sesuatu yang mungkin bukti lisensi, jika telah

diberikan, yang telah ditarik, atau ada yang telah ada lisensi sama

sekali. Warrington, LJ, memberikan keputusan untuk efek yang

sama.14

13 Ibid.14 Ibid.

Page 233: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

3.2.e. Putusan Halsey and Another v. Lowenfeld15

Pada tahun 1896 teater ini untuk terdakwa yang telah mati

selama dua puluh empat tahun di sewa dari 500 poundsterling per

bulan. Pada tahun 1899 terdakwa ditugaskan sewa untuk satu

Lederer, dan oleh berbagai penugasan sewa menjadi hak karyawan

di Leigh, yang menyewakan ke Curzon. Pada bulan Juli 1915, sewa

untuk bulan sebelumnya Juni berada di tunggakan, penggugat

mengangkat tindakan terhadap terdakwa untuk memulihkan tempat;

dan pada bulan September 1915, mereka mengangkat tindakan

kedua melawan terdakwa untuk memulihkan sewa untuk bulan Juli

dan Agustus 1915, yang berada di tunggakan. Terdakwa adalah

subjek Austria, dan berpendapat bahwa, setelah menjadi musuh

asing pada pecahnya perang ini, tidak ada tindakan yang bisa selama

perang dibawa melawan dia sehubungan dengan tindakan yang

diperoleh setelah pecahnya perang. Dia juga menjabat Leigh dan

Curzon dengan pemberitahuan pihak ketiga, mengklaim bahwa

mereka bertanggung jawab untuk mengganti kerugian dia melawan

kewajibannya untuk membayar sewa.

15 Ibid., hlm. 406-408.

Page 234: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Ridley. J., berpendapat bahwa terdakwa adalah bertanggung

jawab untuk sewa bahkan meskipun telah timbul setelah pecahnya

perang. Dia juga menyatakan bahwa terdakwa, menjadi musuh

asing, tidak bisa mengambil tindakan pihak ketiga, karena ia tidak

hanya menyiapkan materi dengan cara pertahanan, tetapi memohon

bantuan dari Pengadilan dalam mendukung klaim mandiri.

Ini adalah banding oleh terdakwa terhadap keputusan Ridley,

J.

Pengadilan Tinggi menegaskan keputusan Ridley, J., dan

menolak banding tersebut, dengan biaya.

Lord Reading. CJ, mengatakan bahwa pertanyaan dalam

kasus ini adalah apakah penggugat selama perang bisa menuntut

musuh asing dalam sewa yang diberikan sebelum perang. Itu

berpendapat atas nama terdakwa yang pada saat pecahnya perang

semua hubungan, komersial atau sebaliknya, antara orang-orang

penduduk di sini dan musuh asing menjadi ilegal, dan akibatnya

bahwa sewa yang diberikan sebelum perang kepada orang yang

kemudian menjadi musuh (orang asing) itu baik ditangguhkan atau

diakhiri oleh perang, dan bahwa tidak ada tindakan yang bisa dibawa

selama perang untuk memulihkan pembayaran di bawah perjanjian

Page 235: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

sewa dari musuh asing. Itu diragukan bahwa semua hubungan

komersial antara penduduk negeri ini dan musuh asing ilegal kecuali

diizinkan oleh Raja (The "Hoop," I Ch Rob 196; Esposito v Bowden,

7 E. & B. 779; Robson. v. Premier Oil and Pipe Line Company,

[1915] 2 Ch. 124). Larangan ini tidak terbatas pada hubungan

komersial (The "Panariellos," [1915] 1 KB 857). Hal ini didasarkan

pada kebijakan publik yang melarang perbuatan tindakan yang akan

atau mungkin untuk keuntungan Negara musuh dengan

meningkatkan kapasitasnya untuk memperpanjang permusuhan dan

dengan menambahkan sumber daya yang tersedia untuk individu di

Negara musuh. Dalam hal ini sewa adalah hidup dari, valid, dan

kontrak dilaksanakan pada pecahnya perang. Tidak ada hubungan

sebenarnya sudah, terjadi dengan musuh asing. Pembayaran oleh

atau atas rekening musuh asing bagi orang penduduk di negeri ini

tidak perdagangan dengan musuh, dan diizinkan jika pembayaran

muncul dari transaksi masuk ke sebelum pecahnya perang

(Proklamasi Perdagangan dengan Musuh (No 2), dari 9 September

1914, Pasal 7; Undang-Undang Perdagangan dengan Musuh, 1914, 4

& 5 Geo V. o 87, Pasal 1 (2)). Para penggugat tidak melakukan

Page 236: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tindakan ilegal jika mereka mengklaim dan menerima pembayaran

dari terdakwa sewa karena dalam sewa yang dibuat sebelum perang.

Seorang penyewa yang menjadi musuh asing tidak

dibebaskan dari kewajibannya di bawah sewa. Tidak ada otoritas

untuk proposisi tersebut baik secara hukum kasus atau dalam teks-

buku, dan proposisi semacam itu tidak sehat pada prinsipnya. Ini

akan menjadi hasil yang aneh jika hukum diadakan untuk

meringankan musuh asing kewajiban, yang terjadi sebelum perang,

dalam hal properti yang ia tidak kehilangan oleh Crown. Jika Crown

menahan diri dari melaksanakan hak untuk menyita properti dari

musuh asing, dan memungkinkan dia untuk melanjutkan dalam

kepemilikan properti, ia memegang itu tunduk pada semua

kewajibannya. Ini tidak masuk akal bahwa musuh asing harus

memiliki keuntungan memegang properti tanpa kewajiban untuk

melakukan kewajiban kejadian ke hak kepemilikan. Perjanjian untuk

membayar sewa tetap, oleh karena itu, meskipun perang. Sewa itu

tidak dihentikan; itu hanya obat dari musuh asing yang berkaitan

dengan hal itu yang telah terhenti.

Terdakwa tidak bisa menegakkan klaim ini untuk ganti rugi

oleh pemberitahuan pihak ketiga. Dia tidak bisa menjadi "aktor"

Page 237: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dalam proses di Pengadilan Raja, tetapi harus dianggap sebagai

penggugat dalam aksi mencari obat terhadap pihak ketiga yang harus

dianggap sebagai terdakwa. Ini jelas dari bahasa Undang-Undang

Peradilan, 1873, bagian 24, sub-bagian 3, mengacu pada

pemberitahuan pihak ketiga.

Banding ditolak.

Lush, J., setuju dengan penilaian Lord Reading, CJ.

Warrington, LJ, menyampaikan keputusan untuk efek yang

sama.

[Perang tidak menangguhkan hipotek pada properti, maupun

obat atasnya di mana tidak ada kesempatan untuk menggunakan

Pengadilan musuh untuk menegakkannya terhadap properti

digadaikan.]

3.2.f. Putusan Daimler Company, Limited v. Continental Tyre and

Rubber Company16

Responden adalah perseroan terbatas, didirikan berdasarkan

Companies Act. Mereka menjalankan usaha di London, di kantor

terdaftar dari perusahaan, dan memiliki sejumlah lembaga di seluruh

Inggris. Perusahaan ini dibentuk pada tahun 1905, dengan modal

16 Ibid., hlm. 232-236.

Page 238: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

10.000, meningkat 190H 25.000, untuk perdagangan di ban motor-

mobil yang dibuat di Jerman oleh sebuah perusahaan yang didirikan

berdasarkan hukum Jerman. Perusahaan Jerman membentuk

sejumlah anak perusahaan di berbagai belahan dunia untuk

penjualan ban tersebut. Perusahaan responden dibentuk untuk tujuan

menjual ban seperti di Inggris. Pada tanggal surat perintah

perusahaan Jerman yang diselenggarakan 23.398 saham di

perusahaan responden, dan sisa saham, kecuali satu, diadakan oleh

subjek dari Kekaisaran Jerman yang berada di Jerman. Satu saham

yang terdaftar atas nama sekretaris perusahaan, yang lahir di Jerman,

tinggal di London, dan pada bulan Januari 1910, menjadi subyek

naturalisasi dari Crown. Para direktur adalah subyek dari Kekaisaran

Jerman, dan semua penduduk di Jerman saat aksi pertama kali

dibawa.

Setelah pecahnya perang antara negara ini dan Jerman

perusahaan responden menggugat pemohon dengan penerima kuasa

khusus tertulis untuk harga barang yang dipasok sebelum perang.

Surat perintah dikeluarkan oleh pengacara responden perusahaan

pada petunjuk sekretaris. Tinggalkan untuk menandatangani

keputusan di bawah Orde XIV. Diberikan oleh Guru, yang

Page 239: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dikonfirmasi oleh Scrutton, J. Pengadilan Tinggi menegaskan urutan

Scrutton, J. Ini adalah banding dari Pengadilan yang dengan alasan

bahwa sekretaris tidak memiliki kewenangan untuk

menginstruksikan tindakan, dan bahwa perusahaan responden adalah

musuh asing.

The House of Lords berkelanjutan banding dengan alasan

bahwa sekretaris tidak memiliki wewenang untuk mengambil

tindakan. Namun penilaian juga disampaikan pada pertanyaan utama

karakter ramah atau musuh perusahaan.

Lord Halsbury berpendapat bahwa seluruh diskusi

diselesaikan oleh proposisi sederhana dalam hukum Inggris bahwa

ketika objek yang akan dicapai adalah sah, secara tidak langsung

dari cara-cara yang itu harus dicapai tidak akan menyingkirkan

melawan hukum tersebut; dan ini menyebabkan objek sarana

diadopsi adalah untuk memungkinkan ribuan pound untuk

dibayarkan ke musuh Raja. Sebelum perang terjadi antara negara ini

dan Jerman badan terkait Jerman penarikan diri dari hukum Inggris

untuk menjalankan usaha untuk manufaktur mesin bermotor di

Jerman, dan menjual mereka di sini di Inggris dan di tempat lain,

karena mereka berhak untuk melakukan, tetapi dalam melakukannya

Page 240: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

terikat untuk mengamati arah yang UU Parlemen di mana mereka

tergabung diperlukan.

Mereka berhak menerima dalam bentuk dividen keuntungan

dari perhatian secara proporsional dengan saham mereka di

dalamnya. Mereka semua Jerman awalnya, meskipun salah satu

kemudian menjadi seorang Inggris naturalisasi. Sekarang, hak dan

tentu saja yang tepat untuk menangani masalah ini adalah untuk

mendistribusikan kepada mereka proporsional, sesuai dengan saham

mereka, keuntungan dari petualangan mereka. Tapi mesin ini,

sementara sempurna sah dalam waktu damai, benar-benar melanggar

hukum ketika pedagang Jerman yang berperang dengan negara ini.

Tampaknya dia bahwa pertanyaan menjadi sangat jelas ketika salah

satu menerapkan bahasa hukum dengan kondisi hal ketika perang

dinyatakan antara Jerman yang berada di karakter pemegang saham

dan mengendalikan perusahaan. Mereka bisa tidak bertemu di sini,

dan tidak pula mereka memenuhi ketentuan bagi pemerintah dari

perusahaan yang mereka terikat oleh karakter dimasukkan mereka

untuk mengamati.

Dalam keadaan seperti ini menjadi bahan untuk

mempertimbangkan apa yang hal ini yang digambarkan sebagai

Page 241: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

"perusahaan." Saat itu, pada kenyataannya, kemitraan dalam semua

yang merupakan kemitraan kecuali nama, dan dalam beberapa hal

posisi mereka yang ia sebut mengelola mitra. Tidak ada yang bisa

meragukan bahwa nama dan penggabungan itu tapi mesin dimana

tujuan (memberikan uang kepada musuh) akan dicapai. Tidak

adanya kewenangan untuk mengeluarkan surat perintah itu hanya

bagian dari masalah yang lebih besar. Tidak ada yang memiliki

kewenangan untuk mengeluarkan surat perintah atas nama musuh

asing, karena ia tidak punya hak sendiri untuk menuntut di

Pengadilan Raja dengan siapa berdaulat sendiri sedang berperang.

Tidak ada orang, atau badan orang, kepada siapa terpasang

kecacatan menggugat dalam keadaan seperti itu bisa memiliki

otoritas, dan mencoba untuk melindungi fakta pemberian musuh

uang karena mereka oleh mesin diciptakan untuk kepentingan

hukum akan setara untuk melampirkan emas dan mencoba untuk

memaafkan dengan menyatakan bahwa tas berisi itu pembuatan

bahasa Inggris.

Hakim Ketua Mahkamah Agung mengatakan bahwa

perusahaan adalah hal yang hidup. Jika demikian, itu akan mampu

kesetiaan dan ketidaksetiaan. Tapi itu tidak; dan argumen yang

Page 242: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menjadi mampu menjadi loyal atau setia didirikan pada yang tidak

menjadi "hal yang hidup." Baik itu tas dalam ilustrasi beliau itu "hal

yang hidup." Dan mesin hanya untuk melakukan tindakan ilegal

tidak akan membersihkan ilegalitas nya (fraus circuita non

purgatur). Setelah semua, ini adalah pertanyaan tentang kata-kata

cerdik, berguna untuk tujuan yang mereka dirancang, tetapi

sepenuhnya mampu menjadi tegang untuk tujuan ilegal. Kewajiban

terbatas adalah pengenalan yang sangat berguna dalam sistem

negara ini, dan tidak ada alasan mengapa orang asing tidak, ketika

berhadapan dengan jujur dengan subyek negeri ini, mengambil

manfaat dari lembaga itu, tapi tampaknya dia juga mengerikan

misalkan untuk melanggar hukum, karena, setelah deklarasi perang,

bermusuhan, tujuan bentuk lembaga yang harus digunakan, dan

musuh oleh negara, sementara sebenarnya berperang dengan negara

ini, harus diizinkan untuk melanjutkan perdagangan dan benar-benar

ke menuntut keuntungan mereka dalam perdagangan di Pengadilan

Kehakiman Inggris.

Lord Atkinson berpendapat bahwa banding harus

diperbolehkan, dengan alasan bahwa sekretaris tidak memiliki

kewenangan untuk melembagakan tindakan. Pada titik utama ia

Page 243: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

menyatakan tidak ada pendapat, tetapi ia menyesalkan bahwa

pemohon tidak diizinkan untuk membela, seperti dalam pendapatnya

mereka harus telah, sehingga semua fakta mungkin telah

menimbulkan, dan itu bisa ditentukan apakah perusahaan responden

tinggal atau diperdagangkan di Jerman atau tidak.

Lord Shaw Dunfermline dan Lord Parmoor setuju dengan

pandangan Pengadilan Tinggi pada titik utama, tapi berbeda dengan

mereka pada pertanyaan otoritas sekretaris.

Lord Parker dari Waddington, yang dalam penghakiman

Lord Mersey, Lord Sumner, dan Lord Kinnear setuju, mengatakan

bahwa ketika tindakan dilembagakan semua direktur perusahaan

penggugat adalah Jerman penduduk di Jerman. Dengan kata lain,

mereka adalah musuh Raja, dan sebagai mampu seperti berolahraga

salah satu kekuatan yang diberikan kepada mereka sebagai direktur

sebuah perusahaan yang didirikan di Inggris. Mereka tidak mampu,

oleh karena itu, otorisasi lembaga aksi ini. Anggapan bahwa

sekretaris perusahaan dapat mengotorisasi lembaga tersebut tak bisa

dipertahankan. Resolusi mana ia diangkat sebagai sekretaris akan

memberi dia kekuatan tersebut hanya seperti insiden terhadap

pelaksanaan tugas sekretarisnya. Para direktur perusahaan mungkin

Page 244: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

dengan resolusi yang tepat dalam nama yang telah diberikan

kepadanya kekuatan untuk mengizinkan lembaga persidangan di

nama perusahaan, tetapi mereka tidak melakukannya. Perilaku

mereka dalam memegang dia keluar sebagai orang yang memiliki

kekuatan ini, jika mereka sebenarnya sehingga menahannya keluar,

mungkin dalam kasus-kasus tertentu telah dioperasikan untuk

memberhentikan perusahaan dari menyangkal otoritas pengacara

yang ia dipertahankan, tetapi tidak bisa memberi kekuatan yang

bersangkutan.

Ini diikuti bahwa tindakan ini dilembagakan tanpa otoritas

dari perusahaan, dan Pengadilan, memiliki pemberitahuan fakta,

seharusnya menolak bantuan. Memang benar bahwa pertanyaan

apakah pengacara penggugat telah atau belum sah ditahan itu pada

umumnya diajukan ke Pengadilan oleh gerak, yang pengacara itu

dibuat pesta. Tapi ketika Mahkamah dalam perjalanan dari suatu

tindakan sadar bahwa penggugat tidak mampu memberikan

punggawa sama sekali, tidak seharusnya membiarkan tindakan

untuk melanjutkan. Ini jelas tidak akan melakukannya dalam kasus

penggugat bayi, dan ia bisa melihat ada perbedaan prinsip antara

kasus bayi dan kasus perusahaan yang tidak memiliki direktur atau

Page 245: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

pejabat lain yang mampu memberikan instruksi untuk lembaga

hukum proses. Ini lebih terutama jadi ketika, dengan alasan semua

pemegang saham (dengan satu pengecualian) menjadi musuh Raja,

tidak ada agen atau petugas yang mampu memberikan instruksi

tersebut dapat secara sah ditunjuk.

Disarankan bahwa sekretaris, menjadi satu-satunya

pemegang saham yang bukan musuh, bisa dalam beberapa cara atau

panggilan lain dan mengadakan pertemuan perusahaan di mana ia

mungkin menunjuk dirinya sebagai direktur atau agen perusahaan,

dengan kekuatan seperti karena ia mungkin berpikir sehat. Dia tidak

mencoba untuk melakukannya, dan setelah pemeriksaan yang

cermat terhadap artikel yang pikir itu cukup jelas bahwa upaya

tersebut akan gagal. Selanjutnya, itu cukup jelas bahwa anggaran

dasar perusahaan tidak merenungkan atau menyediakan untuk

kelanjutan perdagangan perusahaan tanpa direksi sama sekali, juga

tidak seorang sekretaris sebuah perusahaan resmi yang virtute officii

bisa mengatur semua urusan, dengan atau tanpa bantuan pembantu,

dengan tidak adanya direktorat biasa.

Dalam situasi seperti itu itu, tegasnya, tidak perlu untuk

mempertimbangkan apakah sebuah perusahaan yang didirikan di

Page 246: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Inggris bisa di bawah apapun dan keadaan apa menjadi musuh atau

menganggap karakter musuh. Pertanyaannya, sudah, bagaimanapun,

telah begitu rumit berpendapat, baik di sini maupun di Pengadilan

Tinggi, dan penting umum seperti, bahwa hal itu tidak akan tepat

untuk mengabaikannya.

Setelah meninjau serangkaian Inggris dan otoritas Amerika

pada pertanyaan apa yang merupakan sebuah perusahaan musuh,

Yang Mulia menyampaikan bahwa pertimbangan yang diatur

kewajiban sipil dan hak-hak properti di masa damai sangat berbeda

dengan orang-orang yang diatur karakter musuh pada saat perang.

Bersama saham perusahaan dan undang-undang Inggris dan

keputusan tentang hal itu telah dikembangkan terutama sejak negara

ini terakhir terlibat dalam perang besar Eropa, dan telah mengambil

sedikit, jika ada, rekening kondisi perang. Cita-cita perusahaan

saham gabungan, yang dengan kewajiban terbatas semakin terbatas

perdagangan yang lebih baik, adalah ideal perdamaian yang

mendalam. Aturan terhadap perdagangan dengan musuh adalah

senjata berperang tentang perlindungan diri. Dia berpikir bahwa itu

harus diterapkan pada situasi modern mereka menemukan mereka,

dan tidak terbatas pada aplikasi lama, dengan sedikit keinginan

Page 247: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

untuk memotongnya di satu sisi untuk memperpanjang itu di lain di

luar apa yang diperlukan keadaan ini.

Meskipun telah dikatakan oleh otoritas tinggi (lihat

M'Connel v Hector, 3 B. & P. 113;.. Esposito v Bowden, 27 LJ, QB,

di p 20) untuk bertujuan membatasi sumber daya komersial musuh,

itu, menurut pihak berwenang lainnya dan lebih tua, objek yang

lebih luas untuk mencegah hubungan yang tidak diatur dengan

musuh sama sekali. Melalui lisensi kerajaan, yang divalidasi

hubungan tersebut dan perdagangan tersebut, mereka dibawa di

bawah kendali yang diperlukan. Tanpa kontrol seperti mereka

dilarang. Untuk pikirannya, aturan akan dicabut justifikasi

substansial dan berkurang menjadi kanon mandul jika diadakan,

dalam keadaan seperti ini, bahwa itu tidak ada aplikasi dengan

alasan fakta bahwa perusahaan ini terdaftar di London.

Dengan memperhatikan pertimbangan tersebut di atas, ia

berpikir bahwa undang-undang tentang subjek mungkin diringkas

dalam proposisi berikut:

1. perusahaan yang didirikan di Inggris adalah badan hukum,

penciptaan hukum dengan status dan kapasitas yang hukum

menganugerahkan. Hal ini bukan orang alami dengan pikiran atau

Page 248: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

hati nurani. Untuk menggunakan bahasa Buckley, LJ, "bisa tidak

setia atau loyal. Hal ini dapat tidak teman atau musuh."

2. perusahaan tersebut hanya dapat bertindak melalui agen

resmi baik, dan selama itu menjalankan usaha di negara ini melalui

agen resmi jadi, dan tinggal di ini atau negara yang ramah, itu adalah

prima facie dianggap sebagai teman, Yang Mulia dapat

menghadapinya seperti itu.

3. Seperti perusahaan dapat, bagaimanapun, menganggap

karakter musuh. Ini akan terjadi jika agen atau orang-orang dalam

kontrol de facto dari urusan, baik resmi atau tidak, bertempat tinggal

di negara musuh, atau, di manapun warga, yang mengikuti musuh

atau mengambil instruksi dari atau bertindak di bawah kontrol

musuh. Seseorang sengaja berurusan dengan perusahaan dalam

kasus seperti itu adalah perdagangan dengan musuh.

4. Karakter pemegang saham individu tidak dengan

sendirinya dapat mempengaruhi karakter perusahaan. Hal ini diakui

sehingga di masa damai, di mana setiap pemegang saham bebas

untuk berolahraga dan menikmati hak-hak seperti yang oleh insiden

hukum statusnya sebagai pemegang saham. Akan aneh jika tidak

demikian juga dalam waktu perang, di mana semua hak dan hak

Page 249: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

istimewa tersebut di penundaan. Karakter musuh pemegang saham

individu dan perilaku mereka mungkin, namun, sangat material pada

pertanyaan apakah agen perusahaan, atau orang-orang dalam kontrol

de facto dari urusan, pada kenyataannya mengikuti, mengambil

instruksi dari, atau bertindak di bawah kontrol musuh. Materialitas

ini akan bervariasi dengan jumlah pemegang saham yang merupakan

musuh dan nilai kepemilikan mereka. Faktanya, jika itu kenyataan,

bahwa setelah menghilangkan pemegang saham musuh jumlah

pemegang saham yang tersisa tidak cukup untuk tujuan mengadakan

pertemuan perusahaan atau penunjukan direksi atau pejabat lainnya,

mungkin meningkatkan anggapan dalam hal ini. Sebagai contoh,

dalam kasus ini, bahkan jika sekretaris telah resmi sepenuhnya untuk

mengelola urusan perusahaan dan untuk menjalankan proses hukum

atas namanya, fakta bahwa ia memegang satu saham hanya dari

25.000 saham dan satu-satunya pemegang saham yang bukanlah

musuh mungkin juga melemparkan pada perusahaan yang tanggung

jawab untuk membuktikan bahwa ia tidak bertindak di bawah

kendali, mengambil instruksi dari, atau mengikuti musuh Raja

dengan cara seperti untuk memaksakan karakter musuh di

perusahaan itu sendiri. Ini adalah kasus fortiori ketika sekretaris

Page 250: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

tanpa otoritas, dan tentu tergantung atas kebenaran semua yang

dilakukannya pada ratifikasi selanjutnya pemegang saham musuh.

Keadaan kasus ini, oleh karena itu, seperti membutuhkan investigasi

dekat, dan menghalangi kepatutan memberikan cuti untuk

menandatangani penghakiman bawah Ord. XIV, R. 1.

5. Dalam cara yang sama sebuah perusahaan yang terdaftar

di Inggris, namun melakukan usaha di negara netral melalui agen

resmi dan benar penduduk sini atau di negara netral prima facie

dianggap sebagai teman, tapi mungkin, melalui agennya , atau

orang-orang di de facto mengendalikan urusannya, menganggap

karakter musuh.

6. Sebuah perusahaan yang terdaftar di Inggris, tetapi

menjalankan bisnis di negara musuh, harus dianggap sebagai musuh.

Proposisi di atas tidak hanya konsisten dengan otoritas dikutip dalam

argumen, dan khususnya dengan apa yang dikatakan dalam hal ini

House in Jansen v. Driefontein Consolidated Mines, [1902].

3.3. Analisis Perbandingan Kaedah Hukum tentang Status

Orang Asing di Indonesia dan Skotlandia

Page 251: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Dalam hukum positif di Indonesia, terdapat pengaturan

mengenai kontrak bisnis dengan orang asing, walaupun tidak diatur

ke dalam undang-undang tersendiri. Pengaturan terdapat dalam

Pasal 1173 dan Pasal 1320 KUHPerdata. Diatur bahwa tidak boleh

atau tidak dibenarkan berdasarkan suatu persetujuan yang dibuat di

suatu negeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas benda-benda

yang terletak di wilayah Indonesia, kecuali apabila di dalam sesuatu

traktat telah ditentukan sebaliknya. Juga, terdapat pula dalam

yurisprudensi No. 1695 K/Pdt/1984 tanggal 23 Mei 1986 dan

yurisprudensi No. 641 K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996, yang secara

tegas menyatakan bahwa: “Perjanjian antara Warga Negara

Indonesia dengan orang asing tidak dapat begitu saja diperlakukan

bagi hubungan hukum yang obyeknya berada di wilayah Indonesia.”

Adapun contoh kasus kausa yang tidak halal sebagaimana

diamanatkan di dalam Pasal 1320 ayat (4) KUHPerdata tersebut

dapat dilihat dalam kasus antara SINO SANDJAJA, PT. SEDJATI

INTERNUSA OVERSEAS, Para Pemohon Kasasi dahulu para

Penggugat/para Pembanding melawan PEMERINTAH REPUBLIK

INDONESIA cq MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

INDONESIA cq KEPALA BADAN URUSAN PIUTANG DAN

Page 252: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

LELANG NEGARA JAKARTA (BUPLN KANWIL III) cq

KEPALA KANTOR PELAYANAN PIUTANG DAN LELANG

NEGARA (KP2LN) JAKARTA I, PT. BANK MANDIRI (Persero)

Tbk ex PT. BANK BUMI DAYA (Persero) Pusat cq. PT. BANK

MANDIRI Pusat, BUMI DAYA INTERNATIONAL FINANCE

LIMITED (BDIF), suatu badan hukum privat yang didirikan dan

berkedudukan di Hongkong, para Termohon Kasasi dahulu para

Tergugat/para Terbanding, dalam putusan No. 1311 K/Pdt/2011

adalah sebagai berikut:

a Dalam Pasal 1173 KUHPerdata jelas-jelas menyatakan

bahwa tidak boleh/tidak dibenarkan berdasarkan suatu persetujuan

yang dibuat di suatu negeri asing, dilakukan pembukuan hipotik atas

benda-benda yang terletak di wilayah Indonesia, kecuali apabila di

dalam sesuatu traktat telah ditentukan sebaliknya (jis yurisprudensi

No. 1695 K/Pdt/1984 tanggal 23 Mei 1986, dan yurisprudensi No.

641 K/Pdt/1993 tanggal 27 Juni 1996, secara tegas dinyatakan:

"Perjanjian antara warga negara Indonesia dengan orang Asing

tidak dapat begitu saja diperlakukan bagi hubungan hukum yang

obyeknya berada di wilayah Indonesia," dengan demikian

Termohon Kasasi III sebagai pihak asing tidak berhak melakukan

Page 253: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

suatu hubungan hukum dengan jaminan melibatkan obyek-obyek

yang berada di wilayah Republik Indonesia, terlebih Termohon

Kasasi III adalah suatu badan hukum swasta luar negeri berstatus

private yang didirikan dan berkedudukan hukum di luar negeri

(Hongkong), serta tidak mempunyai domisili wilayah Republik

Indonesia, maka sudah seharusnya Akta No. 166 Notaris Mudofir

Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit dan Fasilitas Standby Letter of

Credit" dengan kuasa untuk memasang Hipotik No. 167, 168, 169,

dan Pemberian Jaminan (Borgtocht) No. 170 menjadi batal/memuat

syarat batal, karena:

• Perjanjian kredit tersebut bertentangan dengan perundang-

undangan Republik Indonesia, yaitu perjanjian tersebut dibuat untuk

tunduk kepada hukum yang berlaku di negara Hongkong (Pasal 17),

sehingga dapat dipersamakan dengan suatu persetujuan yang dibuat

di suatu negeri asing, terlebih di dalam perjanjian kredit itu sendiri

terdapat pengakuan dari Termohon Kasasi III akan yurisdiksi hukum

negara Hongkong untuk mengadakan kegiatan pengurusan piutang

tersebut dengan Pemohon Kasasi II, yaitu di dalam Pasal 6 ayat (1),

Akta No. 166 Notaris Mudofir Hadi berbentuk "Perjanjian Kredit

dan Fasilitas Standby Letter of Credit", yang menyatakan:

Page 254: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

"Pengambilan atau penyetoran uang dapat dilakukan oleh debitur di

kantor kreditur, yaitu di Hongkong, pada tiap-tiap hari kerja pada

jam-jam dibukanya kas dari kreditur itu untuk umum atau dengan

cara lain sesuai dengan kebiasaan yang ada";

• Perjanjian kredit tersebut dibuat oleh Kreditur (Termohon

Kasasi III) berbadan hukum asing (Hongkong) yang tidak

mempunyai domisili hukum di wilayah Republik Indonesia,

sehingga sudah sepatut dan sepantasnya setiap badan hukum asing

yang tidak mempunyai/domisili hukum di wilayah Republik

Indonesia dinyatakan tidak mempunyai legitimasi hukum di wilayah

Republik Indonesia, dan dinyatakan tidak dapat

dipertanggungjawabkan secara hukum terhadap setiap perbuatannya.

Berbeda halnya dengan negara Skotlandia yang mengatur

secara tersendiri mengenai kontrak bisnis dengan orang asing,

Skotlandia mempunyai the Trading with the Enemy Act dan Royal

Proclamation. Pernah Hakim bernama Lord Skerrington dan Lord

Anderson pada Court of Session Skotlandia menerapkan prinsip

hukum berdagang dengan orang asing. Para Penggugat memiliki

sebuah perusahaan yang menjalankan usaha dengan nama Gebruder

van Uden, yang berkedudukan di Duisberg, Jerman, mereka

Page 255: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

berkontrak dengan seorang pemilik kapal di Glasgow yang bernama

Burrell. Jika Penggugat merupakan pengusaha yang menjalankan

usahanya di Duisberg, Jerman, kemudian mereka melakukan usaha

di negara musuh, dalam arti mereka harus tunduk pada the Trading

with the Enemy Act and Royal Proclamation Skotlandia. Maka,

mereka tidak punya hak untuk meminta bantuan Pengadilan di

Skotlandia untuk menegakkan hak-hak sipil mereka. Karena mereka

musuh asing, proses tersebut harus selesai sampai akhir perang.17

Terdapat satu contoh lagi mengenai perbedaan dengan

putusan No. 1311 K/Pdt/2011 Indonesia. Yaitu dalam Putusan

Schulze. Gow & Co. v. Bank of Scotland. Dalam kasus ini, yang

terjadi sebelum pecahnya perang, mitra yang masih hidup satu-

satunya perusahaan yang menggugat pembela untuk akuntansi

mereka dengan dana dari perusahaan, dimana keseimbangan yang

benar karena perusahaan mungkin dipastikan. Para pembela

memohon, antara lain, tidak ada alasan untuk menuntut, karena

subyek hukum kontrak seperti itu adalah dapat dikategorikan

sebagai musuh asing.

17 Gebruder van Uden v Burrell, First division, 1916, 1 S.L.T. 117. Court ofSession, Scotland, hlm. 254-256.

Page 256: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Lord Hunter mengatakan bahwa dia tidak bisa memberi

putusan dalam permohonan ini. Meskipun penggugat itu subjek

Jerman, ia telah lama tinggal dan melakukan usaha perdagangan di

Skotlandia, dan telah sepatutnya memenuhi ketentuan Undang-

Undang Pembatasan Orang Asing 1914, dan Penjelasan yang dibuat

di bawahnya. Dalam Janson v. Driefontein Consolidated Mines,

Limited, [1902] AC, di p. 505, Lord Lindley mengatakan; "Ketika

mempertimbangkan pertanyaan yang timbul dengan musuh asing,

itu bukan kebangsaan seseorang, tapi tempat usahanya selama

perang, yang penting, bukan klausul dalam kontrak." Doktrin ini

juga diterapkan dalam Kasus Princess Thurn and Taxis v. Moffitt,

[1914] WN 379, dan Schaffenius v. Goldberg.

Perbedaan berikutnya terletak pada bahwa Indonesia tidak

mempunyai suatu undang-undang khusus mengenai transaksi bisnis

dengan orang asing (khususnya pada saat perang atau dalam keadaan

damai), sedangkan Skotlandia sudah mempunyai undang-undang

tersebut. Hal ini dapat dimaklumi bahwa mengingat Indonesia baru

merdeka pada tahun 1945, dan itupun diperoleh bukan dari

kemenangan atas perang, tetapi karena penjajahan.

Page 257: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Penerapan prinsip hukum yang keliru juga dipakai oleh

sistem hukum di Indonesia. Dapat dicontohkan, kasus antara PT.

Saprotan vs. Ny. R. A. Moniek Sriwidjajanti, dkk., dalam putusan

MA No. 1080 K/Pdt/1998. Dalam kasus ini Mahkamah Agung

menyatakan persetujuan batal demi hukum (null and void) karena

adanya economic duress.18

Ada dua kekeliruan disini, pertama dari segi terminologi

yang digunakan tercermin inkonsintensi. Kata “null and void“ and

“economic duress” tidak tepat diterapkan dalam kasus a quo.

Kedua, economic duress merupakan salah satu bentuk undue

influence dalam common law dengan akibat kontrak voidable.

Dengan demikian secara subtansial penerapan prinsip ini tidak tepat.

Putusan ini jelas menunjukkan pengaruh kuat dari hukum

kontrak common law. Situasi seperti ini di antaranya karena secara

subtansial Hukum Perdata kita terutama yang menyangkut Hukum

Perikatan tidak lagi memadai dalam memenuhi tuntutan kebutuhan

hukum dalam masyarakat, terutama dalam lapangan perekonomian

yang berkembang penuh dinamika.19 BW kita harus diakui telah

ketinggalan jaman (out of date) dan bagi salah satu ahli Hukum

18 Putusan MA No. 1080 K/Pdt/1998, Loc. Cit.19 Moch. Isnaeni, Loc. Cit.

Page 258: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

Kontrak terkemuka, instrumen hukum yang demikian ini dapat

dikategorikan sebagai bad law.20

Perlu dikemukakan juga dalam kasus antara PT. Patra

Supplies And Service dengan David J. Duffi dalam putusan No. 223

K/TUN/2007. PT. Patra Supplies And Service adalah perusahaan

yang didirikan dan tunduk pada hukum Indonesia, berdomisili dan

berlamat kantor di Indonesia, serta menjalankan kegiatan usahanya

di Indonesia, oleh karenanya selain tunduk pada Undang-Undang

Ketenagakerjaan, PT. Patra Supplies And Service juga tunduk pada

Peraturan Perusahaannya sendiri, serta Kontrak Kerja yang

ditandatangani oleh Penggugat dan PT. Patra Supplies And Service.

Meskipun kontrak kerja a quo memilih hukum dan

Pengadilan Singapura dalam penyelesaian permasalahan yang diatur

dalam kontrak kerja tersebut, namun kontrak kerja tersebut tidak

mengesampingkan berlakunya Peraturan Perusahaan PT. Patra

Supplies And Service sendiri, dan hukum Indonesia yang lebih

tinggi kedudukannya dari kontrak kerja a quo.

Akan tetapi, hakim dalam putusan tersebut mendalilkan

bahwa sesuai Pasal 12 Perjanjian Kontrak Kerja yang

ditandatangani, dinyatakan apabila terjadi sengketa dalam kontrak

20 P.S. Atiyah, Law and Modern Society, Loc. Cit.

Page 259: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

kerja tersebut akan diselesaikan menurut Hukum Singapura di

Pengadilan Singapura, bukan Indonesia.

Selain perbedaan, terdapat pula persamaan prinsip yang

dipakai di antara kedua negara (Indonesia dan Skotlandia). Prinsip

yang dimaksud adalah prinsip hukum bahwa seorang warga negara

asing tidak diperkenankan untuk mengambil keuntungan atas

kedaulatan wilayah negara dan segala keuntungan yang dapat

diperoleh atas itu. Prinsip tersebut dapat ditemukan dalam Putusan

Halsey and Another v. Lowenfeld. Pengadilan Tinggi menegaskan

keputusan Ridley, J., dan menolak banding tersebut, dengan biaya.

Lord Reading. CJ, mengatakan bahwa pertanyaan dalam

kasus ini adalah apakah penggugat selama perang bisa menuntut

musuh asing dalam sewa yang diberikan sebelum perang. Itu

berpendapat atas nama terdakwa yang pada saat pecahnya perang

semua hubungan, komersial atau sebaliknya, antara orang-orang

penduduk di sini dan musuh asing menjadi ilegal, dan akibatnya

bahwa sewa yang diberikan sebelum perang kepada orang yang

kemudian menjadi musuh (orang asing) itu baik ditangguhkan atau

diakhiri oleh perang, dan bahwa tidak ada tindakan yang bisa dibawa

Page 260: BAB III HASIL PENELITIAN · Atas PHK yang dilakukan PT. Patra Supplies And Service tersebut, Penggugat telah melaporkan kepada Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnaker) DKI Jakarta,

selama perang untuk memulihkan pembayaran di bawah perjanjian

sewa dari musuh asing.

Putusan Halsey and Another v. Lowenfeld tersebut di atas

sama dengan putusan No. 286 K/Pdt.Sus-PHI/2013 dalam kasus

antara PT. SIEMENS INDONESIA sebagai Pemohon Kasasi I juga

Termohon Kasasi II dahulu Tergugat, melawan STEPHEN

MICHAEL YOUNG, Warga Negara Australia, sebagai Termohon

Kasasi I juga Pemohon Kasasi II dahulu Penggugat. Pertimbangan

hakim mengatakan: “Sekalipun Tergugat terbukti telah

mempekerjakan Penggugat secara terus-menerus dari tanggal 10

April 1998 s/d 30 September 2011 atau selama 13 (tiga belas) tahun

dan mempekerjakan Penggugat dari tahun 1999 s/d 2001 tanpa

adanya perjanjian kerja, Majelis Hakim berpendapat bahwa

hubungan kerja antara Penggugat sebagai tenaga kerja asing

dengan Tergugat tidak secara otomatis dapat berubah menjadi

hubungan kerja yang bersifat atau berdasarkan Perjanjian Kerja

Waktu Tertentu (PKWTT) dengan alasan hukum: Penggugat adalah

tenaga kerja asing, sehingga hubungan kerjanya harus tunduk pada

ketentuan Pasal 42 ayat (4) UU No. 13 Tahun 2003, yaitu

Hubungan Kerja Waktu Tertentu (PKWT).”