BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran …eprints.umm.ac.id/40340/4/BAB III.pdf ·...

22
46 BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Kota Malang 3.1.1 Sejarah dan Perkembangan A. Sejarah dan Perkembangan Kota Malang Sejarah dan perkembangan Kota Malang tidak terlepas dari pemerintahan kolonial Belanda, sama seperti kota lainnya yang ada di Indonesia bahwa Kota Malang dapat berkembang setelah penjajahan yang dilakukan oleh Belanda. Peninggalan sejarah terkait fasilitas yang pernah digunakan keluarga Belanda masih bisa lihat hingga saat ini. Kawasan Ijen Boulevard dan sekitarnya merupakan bukti nyata dari sejarah Belanda di Kota Malang, hingga saat ini kesan diskriminatif masih bisa dirasakan karena megahnya bagunan-bangunan perumahan Keluarga Belanda yang megah dan memiliki fasilitas yang lengkap masih dijaga hingga saat ini oleh pemerintahan Kota Malang. Kawasan tersebut hingga kini masih sering dikunjungi oleh keluarga Belanda untuk mengenang dan bernostagia dengan kehidupan masalalu ketika masih di Indonesia. Kota Malang mulai berkembang pesat kisaran tahun 1879, hal ini didukung dengan beroprasinya kereta api yang membuat perekonomian dan akses perjalanan di Kota Malang semakin mudah dijangkau dari berbagai daerah lainnya. Seiring dengan dampak positif yang dirasakan dampak negatif juga muncul dari adanya perkembangan tersebut, Kota Malang yang semakin berkembang berakibat pada tata guna tanah yang

Transcript of BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 3.1 Gambaran …eprints.umm.ac.id/40340/4/BAB III.pdf ·...

46

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

3.1 Gambaran Umum Kota Malang

3.1.1 Sejarah dan Perkembangan

A. Sejarah dan Perkembangan Kota Malang

Sejarah dan perkembangan Kota Malang tidak terlepas dari

pemerintahan kolonial Belanda, sama seperti kota lainnya yang ada di

Indonesia bahwa Kota Malang dapat berkembang setelah penjajahan yang

dilakukan oleh Belanda. Peninggalan sejarah terkait fasilitas yang pernah

digunakan keluarga Belanda masih bisa lihat hingga saat ini. Kawasan Ijen

Boulevard dan sekitarnya merupakan bukti nyata dari sejarah Belanda di

Kota Malang, hingga saat ini kesan diskriminatif masih bisa dirasakan

karena megahnya bagunan-bangunan perumahan Keluarga Belanda yang

megah dan memiliki fasilitas yang lengkap masih dijaga hingga saat ini

oleh pemerintahan Kota Malang. Kawasan tersebut hingga kini masih

sering dikunjungi oleh keluarga Belanda untuk mengenang dan

bernostagia dengan kehidupan masalalu ketika masih di Indonesia.

Kota Malang mulai berkembang pesat kisaran tahun 1879, hal ini

didukung dengan beroprasinya kereta api yang membuat perekonomian

dan akses perjalanan di Kota Malang semakin mudah dijangkau dari

berbagai daerah lainnya. Seiring dengan dampak positif yang dirasakan

dampak negatif juga muncul dari adanya perkembangan tersebut, Kota

Malang yang semakin berkembang berakibat pada tata guna tanah yang

47

sulit diatur akibat banyaknya bangunan liar yang muncul dan tak

terkendali. Sama seperti kota-kota besar lainnya, secara perlahan-lahan

Kota Malang yang awalnya sebagai daerah agrikultur berubah menjadi

kota industrial dan penuhi bangunan perumahan yang padat hingga saat

ini.

Banyaknya bangunan liar yang bermunculan juga dikarenakan oleh

tingginya urbanisasi yang ada di Kota Malang. Pemerintah Kota Malang

belum mampu mengatasi padatnya penduduk dan bangunan liar yang

mucul di Kota Malang. Tingkat perekonomian yang masih rendah dari

para urbanis di Kota Malang mengakibatkan perumahan liar semakin tidak

terkendali. Perumahan liar ini muncul di sekitar aliran sungai, rel kereta

apa, disekitar pasar atau jalur perdagangan, dan disekitar jalur hijau serta

lahan-lahan kosong yang dianggap tidak ada pemiliknya. Hal ini menjadi

permasalahan bagi pemerintahan Kota Malang, jika tidak segera ditindak

lanjuti Kota Malang akan terlihat semakin kumuh dan padat sehingga

ditakutkan dapat menghilangkan kesan indah dan asri dari Kota Malang itu

sendiri (https://malangkota.go.id 21 Februari 2018).

48

Gambar 3.1 : Peta Kota Malang

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Kelurahan Jodipan

B. Julukan Kota Malang

Kota Malang mendapatkan gelar sebagai kota terbesar kedua di

Jawa Timur setelah Surabaya, Kota Malang yang memiliki beragam

julukan dikarenakan potensi wilayah, keadaan alam yang indah dan

iklimnya yang sejuk. Terdapat tiga hal yang menjadi julukan utama Kota

Malang yaitu, kota pelajar/pendidikan, kota industri dan kota pariwisata.

Tiga julukan tersebut sudah tetapkan pada tahun 1962 saat sidang

Paripurna Gotong Royong Kota Praja Malang yang disebut dengan Tri

Bina Cita. Ketiga pokok inilah yang menjadi cita-cita masyarakat Kota

Malang yang harus di bina.

Kota Malang juga dikenal sebagai Kota Pendidikan, hal ini

dikarenakan Kota Malang memiliki banyak sekali sekolah maupun

universitas yang terkenal di seluruh Indonesia. Pendidikan di Kota Malang

49

memiliki daya saing regional, nasional, hingga internasional, tidak heran

jika banyak ditemukan mahasiswa asing yang memilih kuliah di Indonesia

khususnya beberapa kampus di Kota Malang. Hal ini menunjukan potensi

daerah yang memiliki perhatian khusus pada fasilitas pendidikan sehingga

banyak sekali mahasiswa dari luar daerah dan luar pulau memilih untuk

mengambil pendidikan di Kota Malang. Demi tercapainya fasilitas

pendidikan yang berdaya saing dan berkualitas, pemerinta bekerja sama

dengan lembaga perguruan tinggi terkait pembentukan visi dan misi,

pengembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi.

Bentuk dukungan pemerintah terhadap Kota Malang sebagai Kota

pendidikan yang di penuhi berbagai macam sekolah, perguruan tinggi,

pondok pesantren dan lembaga pendidikan lainnya, pemerinta juga

memberikan berbagai fasilitas yang mendukung keberlangsungan

pekegiatan pendidikan. Fasilitas tersebut terkait dengan ruang-ruang

terbuka hijau yang digunakan untuk bermain sambil belajar, toko buku,

perpustakaan daerah, pelayanan kesehatan, pusat perbelanjaan dan yang

paling utama adalah transportasi umum yang tersedia kesegala penjuru

kota dengan memiliki 25 jalur yang telah ditentukan pembagiannya secara

jelas dan memiliki 3 terminal yaitu, arjosari, gadang dan landungsari.

Kota Malang juga terkenal sebagai salah satu Kota Pariwisata di

Indonesia. Kota Malang mendapatkan julukan sebagai Kota Pariwisata

karena potensi alam yang dimiliki terkait dengan kondisi lingkungan yang

indah dan asri dengan hawa yang sejuk yang dapat membuat wisatawan

betah jika melakukan kunjungan di Kota Malang. Penjajahan yang

50

dilakukan Belanda meninggalkan berbagai macam tempat bersejarah

seperti museum dan bangunan-bangunan kuno yang dijaga dengan baik

sehingga dapat dinikmati oleh masyarakat maupun wisatawan hingga saat

ini. Kota Malang juga memiliki berbagi macam tempat perbelanjaan yang

bersifat tradisional maupun modernyang dapat menunjang perekonomian

dan mendukung Kota Malang yang memgang julukan sebagai Kota

Pariwisata

Sejak dulu Kota Malang telah dikenal sebagai kota industri karena

memiliki berbagi industri rokok kretek. Industri di Kota Malang mulai

bangkit dan berkembang setelah berlangsungnya krisis ekonomi yang

dialami seluruh Indonesia, dalam berjalannya waktu industri dikota

malang masih memerlukan bimbingan dalam peningkatan kualitas hasil

produksi, modal yang digunakan untuk pemulihan pembangunan ekonomi

Kota Malang yang bertujua untuk perkembangan ekonomi di masa depan.

Industri besar pun masih memerlukan bimbingan dan perhatian dari

pemerintah agar mampu di kenalkan secara luas keseluruh Indoneisa,

sehingga hasil produksi tidak hanya bergerak disekita Kota Malang saja,

namu diharapkan bisa tersebar keseluruh Indonesia dan mancanegara

Kota Malang juga memiliki gelar lain yang sudah dikenal oleh

masyarakat diantaranya adalah Paris Van Java, kota sejarah dan kota

bunga. Kota Malang disebut Paris Van Java karena Karena kondisi

alamnya yang indah, iklimnya yang sejuk dan kotanya yang bersih,

bagaikan kota Paris nya Jawa Timur. Kemudian Kota Malang dikenal

sebagai kota sejarah karena berkembanganya kerajaan-kerajaan besar yang

51

eritanya melegenda di seluruh Indonesia, seperti Kerajaan Singosari, ,

Kerajaan Mojopahit, Demak, Kediri dan Kerajaan Mataram. Di Kota

Malang juga terukir awal kemerdekaan Republik bahkan Kota Malang

tercatat masuk nominasi akan dijadikan Ibukota Negara Republik

Indonesia. Terakhir, Kota Malang sebagai kota bunga karena disetiap

sudut kota di penuhi dengan warna-warni bunga. Hal ini yang yang

membuat Kota Malang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan

(https://malangkota.go.id 21 Februari 2018).

C. Visi dan Misi kota Malang

Visi

Visi Kota Malang yang tercantum pada RPJDM Kota Malang yang

berlaku dan harus dicapai pada periode 2013-2018 adalah sebagai berikut :

“Menjadikan Kota Malang Sebagai Kota Bermartabat”

Misi

1. Meningkatkan kualitas, aksesibilitas, dan pemerataan pelayanan

pendidikan dan kesehatan.

Tujuan 1: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan

pelayanan pendidikan

Tujuan 2: Terwujudnya peningkatan kualitas, aksesibilitas dan pemerataan

pelayanan kesehatan

2. Meningkatkan produktivitas dan daya saing daerah

52

Tujuan 1: Terwujudnya peningkatan perekonomian daerah melalui

penguatan sektor koperasi dan usaha kecil menengah, perindustrian dan

perdagangan, serta pariwisata daerah.

Tujuan 2: Terwujudnya perluasan kesempatan kerja

Tujuan 3: Terwujudnya ketersediaan dan akses pangan

3. Meningkatkan kesejahteraan dan perlindungan terhadap

masyarakat rentan, pengarusutamaan gender, serta kerukunan

sosial

Tujuan 1: Terwujudnya peningkatan perlindungan terhadap masyarakat

rentan dan pengentasan kemiskinan

Tujuan 2: Terwujudnya peningkatan kualitas kehidupan dan peran peran

perempuan, serta terjaminnya pengarusutamaan gender

Tujuan 3: Terwujudnya peningkatan kualitas kerukunan sosial masyarakat

4. Meningkatnya pembangunan infrastruktur dan daya dukung

Kota yang terpadu dan berkelanjutan, tertib penataan ruang serta

berwawasan lingkungan

Tujuan 1: Terwujudnya peningkatan kualitas infrastruktur dan daya

dukung kota

Tujuan 2: Terwujudnya peningkatan tertib pemanfaatan ruang kota sesuai

peruntukannya

53

5. Mewujudkan pelaksanaan reformasi birokrasi dan kualitas

pelayanan publik yang profesional, akuntabel dan berorientasi

pada kepuasan masyarakat

Tujuan 1: Terwujudnya transparansi dan akuntabilitas Kinerja Pemerintah

Daerah

Tujuan 2: Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan publik yang

profesional, akuntabel, dan berorientasi pada kepuasan masyarakat

(https://malangkota.go.id 21 Februari 2018).

Gambar 3.2 : Visi Misi Kota Malang

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Kantor DP3AP2KB

54

D. Demografi Kota Malang

Demografi Kota Malang menurut data statistiknya bahwa Kota

Malang memiliki luas sekitar 110.06 Km². Pada tahun 2010 didapatkan

data bahwa penduduk Kota Malang secara keseluruhan sekitar 820.243

jiwa yang terdiri dari 415.490 jiwa penduduk perempuan dan 404.553 jiwa

penduduk laki-laki dan disetiap tahunnya jumlah penduduk di Kota

Malang akan bertambah. Kota Malang memiliki lima kecamatan yaitu,

Kedungkandang terdiri dari 174.447 jiwa, Klojen 105.907 jiwa, Sukun

sebanyak 181.513 jiwa, kemudian Blimbing 172.333 jiwa serta

Lowokwaru 186.013 jiwa. Berdasarkan data tersebut kecamatan yang

pendudukanya paling banyak adalah Kecamatan Lowowaru. Kota Malang

juga terdiri dari 57 Kelurahan, RW sebanyak 536 unit dan RT sebanyak

4.011 unit (https://malangkota.go.id 21 Februari 2018).

F. Letak Geografis Kota Malang

Letak geografis Kota Malang dapat dijelaskan secara astronomis

terletak pada 112,06° – 112,07° Bujur Timur dan 7,06° – 8,02° Lintang

Selatan, dengan ketinggian diantara 440-667 meter diatas permukaan air

laut. Hal inilah yang menjadi alasan Kota Malang sebagi tujuan wisata

karena iklimnya yang sejuk dan berbagai potensi alamnya menarik

perhatian. Batas wilayah Kota Malang dapat dijelaskan sebagai berikut :

55

1. Sebelah Timur : terdapat Kecamatan Tumpang dan Kecamatan

Pakis

2. Sebelah Barat : terdapat Kecamatan Dau, Kabupaten Malang dan

Kecamatan Wagir

3. Sebelah Selatan : terdapat Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang

dan Kecamayan Tajinan

4. Sebelah Utara : terdapat Kecamatan Karangploso dan Kecamatan

Singosari

Kota Malang juga dikelilingi oleh gunung-gunung, diantaranya

adalah sebagai berikut :

1. Disebelah Utaran terdapat Gunung Arjuno

2. Disebelah Timur terdapat Gunung Semeru

3. Disebelah Selatan terdapat Gunung Kelud

4. Disebelah Barat terdapat Gunung Kawi (https://malangkota.go.id 21

Februari 2018)

56

Gambar 3.3 : Peta Pembagian Administrasi Kota Malang

Sumber : https://petatematikindo.wordpress.com (21 Februari 2018)

Kota Malang memiliki suhu maksimum sekitar 32,7°C dan

memiliki suhu minimum 18,2°C. Pada tahun 2008 iklim Kota Malang

tercatat rata-rata berkisar diantara 22,7°C – 25,1°C. Kota Malang memiliki

57

rata-rata kelembapan udara berkisar 79% – 86%, kelembapan

maksimumnya sekitar 99%.dan kelembapan udara minimumnya mencapai

40%. Kota Malang sama halnya seperti daerah di Indonesia lainnya, yaitu

hanya memiliki dua musim saja, musim hujan dan musim kemarau. Data

yang didapatkan dari hasil pengamatan Stasiun Klimatologi Karangploso

curah hujan yang tinggi berkisar pada bulan februari, November dan

Desember, kemudian Kecepatan anginnya maksimum terjadi pada bulan

Mei, September, dan Juli (https://malangkota.go.id 21 Februari 2018)

Gambar 3.4 : Peta Kota Malang

Sumber : http://georegionalindonesia.blogspot.co.id (21 Februari 2018)

58

Penjelasan keadaan tanah yang ada di wilayah Kota Malang dapat

dijelaskan sebagai berikut :

1. Pada bagian timur adalah keadaan yang kurang subur dikarenakan

wilayah dataran tinggi

2. Pada bagian barat adalah daerah yang digunakan untuk proses

pendidikan karena daerah dataran tinggi yang sangat luas

3. Pada bagian selatan keadaan tanahnya cocok untuk industri

dantermasuk wilayah dataran tinggi

4. Pada bagian utara adalah daerah yang cocok untuk pertanian dan

perkebunan karena berada di daarah dataran tinggi yang subur.

3.1.2 Agama

Masyarakat yang di Kota Malang paling banyak memeluk agama

Islam, agama lainnya juga berkembang dengan baik di Kota Malang

seperti Kristen, Katolik, Hindu dan Budha. Hal ini dibuktikan dengan

kerukunan dan saling toleransi antar umat beragama sehingga seluruh

masyarakat dapat bekerjasama dengan baik untuk pembangunan dan

perkembangan Kota Malang tanpa adanya konflik yang berhungan dengan

keagamaan. Sejak masa penjajahan Belanda bangunan-bangunan tempat

ibadah sudah berdiri kokoh seperti Mesjid Agung atau Mesjid Jami,

Klenteng di Kota Lama, dan Gereja Ijen. Kota Malang sebagai kota

pendidikan tidak terlepas dari pusat pendidikan keagamaan sepeti pondok

pesantren dan seminari alkitab yang telah dikenal di seluruh Indonesia

(https://malangkota.go.id 21 Februari 2018).

59

3.1.3 Bahasa

Kota Malang memiliki bahasa jawa yang khas dengan bahasa

waikan yang sudah terkenal diseluruh nusantara. Bahasa lainnya juga

digunakan ddi Kota Malang seperti, bahasa madura dan dialek

jawatimuran. Bahasa walikan menjadi identitas tersendiri bagi Kota

Malang, bahasa yang awal mulanya digunakan sebagi komunikasi rahasia

atau bahasa kode pada jaman kolonial belanda masih eksis digunakan

generasi muda hingga saat ini, contoh : seperti makan menjadi nakam,

malang menjadi ngakal, apik menjadi kipa, kuliah menjadi hailuk dan lains

sebagainya. Bahasa Malang tidak terlalu kasar seperti halnya bahsa yang

digunakan di Surabaya, bahasa yang digunakan di Kota Malang masih

terkesan kaku, namun menunjukan bahwa masyarakatnya tegas dan tidak

mengenal basa-basi (https://malangkota.go.id 21 Februari 2018)

3.1.4 Seni Budaya

Kota Malang memiliki seni budaya yang terkenal terkenal yaitu

tari topeng, namun seiring perkebangan jaman tari topeng ini mulai

terkikis dan terlupakan. Hal ini dikarenakan generasi muda di Kota

Malang jarang sekali tertarik dengan seni budaya tersebut karena lebih

tertarik pada tarian modern yang sedang fenomenal saat ini. seni budaya

yang ada di Kota Malang tercipta dari pertemuan antara gaya kesenian dati

Jawa Timur-Selatan yaitu Ponorogo, Blitar, dan Tulungagung, Jawa

Tengah yaitu, Yogyakarta dan Solo, kemudian gaya kesenian Blambangan

dari Banyuwangi, Situbondo, Pasuruan dan Probolinggo

(https://malangkota.go.id 21 Februari 2018)

60

3.2 Profil Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing Kota Malang

Kelurahan Jodipan secara administratif merupakan salah satu kelurahan

yang berada di Kecamatan Blimbing, dengan luas wilayah 49,35 Ha.

Gambar 3.5 : Peta Teritorial Kelurahan Jodipan

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Kelurahan Jodipan

Batas administratif Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing, Kota

Malang, adalah sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Polehan dan

Kelurahan Kesatrinan. Sebelah selatan berbatasan langsung dengan Kelurahan

Kotalama. Sebelah barat berbatsan dengan kelurahan Sukoharjo. Serta, sebelah

timur berbatasan langsung dengan Kelurahan Kedungkandang. Berikut bagan

batas wilayah Kelurahan Jodipan :

61

Gambar 3.6 : Batas Wilayah Kelurahan Jodipan Kecamatan Blimbing

Sumber : Data Kelurahan Jodipan Kota Malang Tahun 2017

Pembangian orbitrasi dan jarak tempuh dari pusat pemerintahan,

Kelurahan Jodipan dengan pusat-pusat pemerintahan kota, ibukota kabupaten,

dan pemerintahan provinsi, adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1 : Orbitrasi dan Jarak Tempuh Kelurahan Jodipan

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kecamatan : 7,2 km

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kota

Malang

: 1,9 km

Jarak dari Pusat Pemerintahan Kabupaten

Malang

: 21,7 km

Jarak dari Ibukota Provinsi : 90 km

Sumber : Data Monografi Kelurahan Jodipan Kota Malang 2017

Kelurahan

Jodipan

Kecamatan

Blimbing

Timur : Kelurahan

Kedungkandang

Selatan : Kelurahan

Kotalama

Barat : Kelurahan

Sukoharjo

Utara : Kel.

Polehan dan Kel.

Kesatrinan

62

Gambar 3.7 : Peta potensi Bencana Kelurahan Jodipan

Sumber : Dokumentasi peneliti di Kelurahan Jodipan

Kelurahan Jodipan memiliki 8 Rukun Warga (RW) dengan jumlah

Rukun Tetangga (RT) secara keseluruhan sebanyak 87 RT. Lokasi penelitian

yang dilakukan terkhusus pada Kampung Wisata Jodipan atau yang lebih

terkenal dengan julukan kampung warna-warni terletak di RW 02 dengan 3 RT

yaitu, RT 09, RT 07 dan RT 08. Kelurahan Jodipan yang berada tepat dialiran

sungai Brantas dan berada disamping jembatan jalur utama Kota Malang

menghadapi berbagai permasalahan perkotaan, seperti permasalah

kependudukan dan kemiskinan. Berdasarkan data dari Kelurahan Jodipan

jumlah penduduk keseluruhan sebanyak 13.135 jiwa dengan Kartu Keluarga

(KK) sebanyak 2.343 KK. Dari jumlah tersebut, 6.454 orang adalah laki-laki,

6.681 orang adalah perempuan, 3.044 orang adalah usia 0-15, 9.173 orang

adalah usia 15-65, dan 820 orang adalah usia 65 ke atas. Kelurahan Jodipan

juga mendata terdapat 542 KK masuk dalam daftar penduduk miskin.

63

Gambar 3.8 : Data Monografi Kelurahan Jodipan

Sumber : dokumentasi peneliti di Kelurahan Jodipan

Penduduk yang tinggal di Kelurahan Jodipan bermatapencaharian

utama sebagai pedagang sebanyak 1362 orang, jumlah tersebut berpotensi

meningkat tajam terkait dengan destinasi wisata baru yang berada di Kampung

Wisata Jodipan. Hasil pengamatan peneliti selama bekerja dilapangan, bahwa

dengan berubahnya kondisi lingkungan menjadi kampung wisata membuat

para penduduk memanfaat peluang menjadi pedangang makanan, minuman,

aksesoris, dll. Pada posisi kedua, 506 orang adalah swasta dan pada posisi

ketiga, 292 orang adalah pertukangan. Berikut tabel pekerjaan penduduk di

Kelurahan Jodipan :

64

Tabel 3.2 : Data Pekerjaan Penduduk di Kelurahan Jodipan

Karyawan

1. Pegawai Negeri Sipil (PNS) : 62 orang

2. ABRI : 3 orang

3. Swasta : 506 orang

Wiraswasta/Pedagang : 1.362 orang

Buruh Tani : -

Pertukangan : 292 orang

Pensiunan : 282 orang

Pemulung : -

Jasa : 25 orang

Sumber : Data Monografi Kelurahan Jodipan Kota Malang 2017

Kelurahan Jodipan memiliki tim penggerak Pembinaan

Kesejahteraan Keluarga (PKK) dengan jumlah pengurus sebanyak 40 orang.

Jumlah kegiatan per bulannya ada 4 kegiatan. Menurut data yang didapatkan

bahwa dalam pelaksanaan PKK diberikan dana oleh pemerintah pusat

sebanyak Rp. 50.000.000,-. Selain upaya peningkatan kesejahteraan keluarga

Kelurahan Jodipan juga menggerakkan remaja dengan Karang Taruna yang

ada. Jumlah pengurus Karang Taruna rata-rata 5 orang masing-masing RW

dan memiliki 3 lembaga lainnya. Terkait dengan ketentraman dan ketertiban

Kelurahan Jodipan juga memiliki 54 orang anggota Linmas, 22 orang Pos

Kamling, dan 20 buah Oprasional demi keamanan dan kenyaman masyarakat.

Kelurahan Jodipan saat ini memiliki 2 tempat pariwisata (Kampung

Temantik) yaitu, Kampung Lampion (Wangi) yang terletak di RW 01 dan

Kampung Warna-warni di RW 02. Penelitian yang dilakukan di Kampung

Wisata Jodipan atau yang lebih dikenal masyarakat sebagai kampung warna-

65

warni. Gambaran lokasi dapat dijelaskan bahwa kampung Jodipan khususnya

di RW 02, awal mulanya hanya kampung kumuh dan padat penduduk yang

dapat dilihat dari atas jembatan Embong Brantas. Ide kreatif yang digagas

oleh Nabila Firda mahasiswa Ilmu Komunikasi UMM Yang masuk di dalam

komunitas Guyspro, merubah kampung Jodipan menjadi kampung wisata

tematik atau kampung warna-warni.

Gambar 3.9 : Peta Kampung Warna-warni Jodipan

Sumber : Dokumentasi Peneliti di Kampung Jodipan

Kampung yang berubah menjadi destinasi wisata baru di Kota Malang

ini memberikan banyak manfaat terutama bagi warga kampung itu sendiri.

Banyaknya peluang pekerjaan yang muncul sangat disambut baik oleh warga,

tidak hanya bagi laki-laki saja namun juga bagi perempuan. Dapat dilihat pada

RT 09 dan 07, disepanjang rute jalan yang dilalui oleh wisatawan di

manfaatkan oleh perempuan atau ibu-ibu untuk berdagang. Hal ini secara tidak

66

langsung meningkatkan jumlah pekerja perempuan yang ada di Kota Malang.

Adanya program PKK di RW 02 juga mendorong perempuan disana agar lebih

produktif dan memiliki pola pikir terbuka.

Perempuan yang bekerja di loket tiket pun berasal dari musyawarah

warga ketika perkumpulan PKK yang di bantu oleh penggerak kampung yaitu

ketua RW pak Sony Parin dan pak Marzuki, sehingga perempuan di Kampung

Wisata Jodipan lebih berdaya dan memiliki penghasilan sendiri. Keamanan dan

kebersihan kampung juga menjadi sorotan utama. Penambahan jumlah personil

keamanan menjadi 16 orang bertujuan untuk memberikan kenyaman para

pengunjung agar terhindar dari kriminalitas. Petugas kebersihan dibagi menjadi

dua yaitu, bertanggung jawab dengan kebersihan toilet umum dan sampah

(sampah rumah tangga dan sampah dari pengunjung). Kebersihan kampung

secara keseluruhan tetap menjadi tanggung jawab bersama dengan diadakannya

jadwal gotong royong disetiap hari jum’at.

Kampung Wisata Jodipan mampu menarik wisatawan di seluruh

Indonesia, terbukti dengan adanya pengunjung yang berasal dari Aceh, Bali,

Kalimantan hingga pengunjung dari Papua. Selain itu Kampung Wisata

Jodipan juga rutin mendapatkan kunjungan atau tamu dari instansi

pemerintahan luar daerah (Dunas Pendidikan, Dinas Pariwisata, dan Dinas

Sosial), sekolah atau universitas yang melakukan study tour, gabungan TNI

seluruh Indonesia, Kementrian hingga kunjungan dari Duta Besar Australia.

Tamu yang berkunjung ke Kampung Wisata Jodipan biasanya membuat suatu

kegiatan bersama warga terkait dengan pentas seni, bakti sosial, dan kegiatan

bersih-bersih kampung.

67

Gambar 3.10 : Rombongan Tamu dari Surabaya yang disambut oleh

Pak Marzuki

Sumber : Dokumentasi peneliti di lapangan

Banyaknya pengunjungan yang datang ke Kampung Wisata Jodipan

tidak terlepas dari pihak media yang melakukan publikasi tentang keunikan

kampung ini. Sebut saja seperti koran harian (Jawa Pos, Surya, Kompas

Seputar Indonesia, Malang Pos, dll), kemudian Majalah (Tempo, Nyata, Nova),

koran pendidikan, dan Majalah pendidikan sepeti (Majalah Bobo). Kampung

Wisata Jodipan sudah berjalan hampir 3 tahun, tim pengurus bersama karang

taruna dan warga giat melakukan kegiatan kreativitas untuk melakukan

pembaruan gambar dan warna dalam jangka waktu tertentu. Kegiatan itu

bertujuan untuk membuat kampung wisata ini selalu terlihat unik dan tidak

menimbulkan kejenuhan bagi pengunjung karena banyaknya spot-spot foto

yang terbaru. Harapan masyarakat kedepannya agar Kampung Wisata Jodipan

selalu eksis dan tidak tenggelam seiring berjalannya waktu.