Bab III Fara_novie

22
BAB III PENGOLAHAN DATA 3.1. Karakteristik Input Data 3.1.1. Data Karakteristik Fisik Waduk Dari data yang ada diperoleh hasil sebagai berikut : a. El. puncak pelimpah (crest spillway) = + 226,50 m b. El. Minimum Operasi (MOL) = + 211,50 m c. El. dasar sungai (river bed) = + 200,00 m d. H operasi efektif = 0,0524 m e. Komposisi material endapan sedimen (%) Sand = 26,1 Silt = 4,3 Clay = 43,8 f. Spesific gravity (kg/m 3 ) Sand = 1529 Silt = 1311 Clay = 1106 g. Persamaan luas genangan (km 2 ) Dengan data : C = 0,12 D = 1,003 Maka persamaan luas genangan diperoleh : A = C.H D A = 0,12.H 1,003 3.1.2. Data Debit Sungai Data debit sungai yang dipakai mulai tahun 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000, 2001, dan 2002. Data debit sungai terlampir 3.1.3. Data Karakteristik Sungai dan Butiran Sedimen

description

wawaw

Transcript of Bab III Fara_novie

Bab III

76

BAB III

PENGOLAHAN DATA

3.1. Karakteristik Input Data

3.1.1. Data Karakteristik Fisik Waduk Dari data yang ada diperoleh hasil sebagai berikut :

a. El. puncak pelimpah (crest spillway)

= + 226,50 mb. El. Minimum Operasi (MOL)

= + 211,50 m c. El. dasar sungai (river bed)

= + 200,00 md. H operasi efektif

= 0,0524 me. Komposisi material endapan sedimen (%)

Sand

= 26,1 Silt

= 4,3 Clay

= 43,8f. Spesific gravity (kg/m3)

Sand

= 1529 Silt

= 1311 Clay

= 1106g. Persamaan luas genangan (km2)

Dengan data :

C = 0,12

D = 1,003Maka persamaan luas genangan diperoleh :

A = C.HD

A = 0,12.H1,0033.1.2. Data Debit Sungai

Data debit sungai yang dipakai mulai tahun 1993, 1994, 1995, 1996, 1997, 1998, 1999, 2000, 2001, dan 2002. Data debit sungai terlampir3.1.3. Data Karakteristik Sungai dan Butiran Sedimen

Dari data yang ada diperoleh :

1. Data Karakteristik Sungai :

Lebar sungai

= 40,00 m

Slope dasar sungai= 0,000492. Data Gradasi Butiran :

D35

= 0,0048 dm

D50

= 0,0060 dm

D60

= 0,0098 dm

D90

= 0,0168 dm

3. Komposisi material endapan sedimen (%)

Sand

= 29,9 Silt

= 8,1

Clay

= 47,64. Spesific gravity (kg/m3)

Sand

= 1681 Silt

= 1425 Clay

= 12203.1.4. Data Sedimen Muatan Layang (Suspended Load)

Data sedimen muatan layang terlampir

3.1.5. Data Penunjang Lainnya

Data penunjang lainnya terlampir

3.2. Debit Inflow

3.2.1. Pembangkitan Data Debit Inflow

Langkah-langkah perhitungan untuk pembangkitan data debit inflow adalah sebagai berikut:

Dari sepuluh data debit bulanan yang diketahui, dihitung reratanya, standar deviasi, koefisien korelasi dan koefisien regresi.

Menyusun bilangan random dalam distribusi normal yang didapatkan dari fungsi analisa data pada program spread sheet.

Menghitung pembangkitan data dari 10 data menjadi 30 data dengan metode Thomas Fiering dengan rumus sebagai berikut:

Contoh perhitungan pada bulan Pebruari tahun ke sebelas q i,b (dibangkitkan dari data bulan Januari):

Xb (rerata data Februari)=6,4565

Sd b (simpangan baku data Februari)=1,8039 Bj (koefisien regresi Februari)=0,3708 q i,b-1 (data Januari tahun ke sepuluh) =7,3277 X b-1 (rerata data Januari)=5,9102 r b (koefisien korelasi Februari)=0,3209 t i,b (bilangan random normal)=-0.877392235450679Maka hasil pembangkitan debit bulan Pebruari tahun ke sebelas adalah:

q i,b= 6,4565 + {0,3209 (7,32775,9102)} + {(-0.877392235450679 x 1,8039 x (1- (0,3209)2)0.5}

= 7,6744 m3/dt

Untuk perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel perhitungan.

3.2.2. Uji Homogenitas Data

Uji hipotesa yang dipakai adalah uji analisis variansi dengan uji F(Fisher Test) dan uji T.

Uji F

Uji F (Fisher test) dua arah dimana hipotesanya adalah sebagai berikut:

Hipotesa 1: H0 = debit homogen dari bulan ke bulan

H1 = debit tidak homogen dari bulan ke bulan

Hipotesa 2: H0 = debit homogen dari tahun ke tahun

H1 = debit tidak homogen dari tahun ke tahun

Ada dua nilai F yang dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Dengan :

= harga rata-rata untuk bulan i

= harga rata-rata untuk tahun j

= harga rata-rata untuk keseluruhan

= pengamatan untuk bulan i pada tahun j

n = banyaknya pengamatan perbulan

k = banyaknya bulan

Maka dari hasil analisa variansi, didapatkan:

F1= 26,7494F2= 0,6440Harga F tabel untuk ( = 1% adalah:

F1 tabel= 2,276, maka F1 tabel < F1 hitung

F2 tabel = 1,718, maka F2 tabel >F2 hitung

Maka kesimpulan dari hasil perhitungan uji F adalah:

Hipotesa 1 ditolak H1 yang berarti debit homogen dari bulan ke bulan

Hipotesa 2 ditolak H1 yang berarti debit homogen dari tahun ke tahun

Syarat dalam pembangkitan data adalah hasil pembangkitan tetap homogen dari tahun ke tahun, berarti dari hasil uji F, pembangkitan data memenuhi syarat dan bisa digunakan.

Uji T

Uji T termasuk jenis uji untuk sampel kecil, sampel kecil adalah dimana ukuran sampel n < 30. Untuk mengetahui apakah sampel x1dan x2 berasal dari populasi yang sama, maka dihitung t score dengan rumus :

Dengan :

= rerata dari sampel x1

= rerata dari sampel x2

S1= simpangan baku dari sampel x1

S2= simpangan baku dari sampel x2

N1= ukuran dari sampel x1

N2= ukuran dari sampel x2

Hipotesa:

H0: sampel x1 dan x2 berasal dari populasi yang sama

H1: sampel x1 dan x2 tidak berasal dari populasi yang sama

Harga t tabel dicari pada tabel distribusi students, untuk derajat bebas v = N1 + N2 2

= 10 + 20 2

= 28

dan ( = 5%, maka t tabel = 1,700

Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima

Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak

Hasil analisa bisa dilihat pada tabel.

3.2.3. Kurva Durasi Aliran

Kurva durasi aliran adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara pengaliran dengan waktu (peluang). Langkah-langkah pembuatan kurva durasi aliran adalah sebagai berikut:

Data hasil perpanjangan debit selama 30 tahun untuk masing-masing bulan dirata-rata.

Dari hasil rata-rata tiap bulan diurutkan mulai dari yang besar ke yang kecil, setelah itu diranking.

Peluang masing-masing debit diperoleh dengan menggunakan rumus:

Dimana :

m = ranking data

n = banyaknya data

Contoh perhitungan :

Debit pada ranking pertama = 1,884P = {1/(12+1)} x 100%= 7,692 %

Untuk peluang selanjutnya dapat dilihat pada tabel kurva durasi aliran. Dari hasil tersebut kemudian digambar pada kurva durasi aliran dengan skala log pada sumbu y dan skala biasa pada sumbu x.3.3. Lengkung Debit (Rating Curve)

Rating Curve dibuat berdasarkan data yang didapat dari hasil pencatatan di masing-masing sub basin. Perhitungan untuk mendapatkan rating curve atau liku kalibrasi atau liku debit dapat dilihat pada tabel.

Perhitungan ini dilakukan dengan mengansumsi kedalaman air sungai dalam hal ini diambil sampai kedalaman 4 m saja. Kemudian hitung dimensi sungai tersebut dengan mengasumsi bentuk sungai adalah trapesium beraturan dengan z = 1. Kemudian menghitung kecepatan dengan menggunakan Metode Manning dengan menggunakan kekasaran Manning sebesar 0,025. setelah dimensi dan kecepatan dapat diketahui maka dilanjutkan dengan menghitung debit aliran (Qw).

Lengkung debit merupakan grafik hubungan antara kedalaman aliran (H) sebagai ordinat dan debit (Qw) sebagai absis.

3.4. Perhitungan Angkutan Sedimen

3.4.1. Angkutan Sedimen Muatan Layang (Suspended Load)

Perhitungan muatan layang (suspended load) metode USBR

Dari hasil perhitungan Qw dapat diperoleh harga Qs, selanjutnya dapat dibuat persamaan pendekatan. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qs teoritis (suspended load) sebagai berikut:

Qs = 0,053*Qw^2,44Dari hasil Qs data dan Qs teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik hubungan antara Qs (suspended load) dan Qw. Perhitungan muatan layang (suspended load) metode Van RijnSecara sederhana rumus Van Rijn dirumuskan sebagai berikut (Pilarczyk, 1995:95):

dengan kecepatan aliran rata-rata kritis (Uc) dihitung dengan rumus:

( 0,1 ( D50 ( 0,5 mm

( 0,5 ( D50 ( 2,0 mm

Untuk parameter partikel karakteristik (D*)

Dengan :

U= kecepatan aliran

I= slope dasar saluran

s= densitas sediment dalam (kg/m3)

= densitas air

v= viskositasContoh perhitungan:

Data-data yang diketahui:

Lebar sungai= 40,0 m

H

= 1,0 m

(s

= 1213,19 kg/m3

= 1000 kg/m3g

= 9.81 m/dt2 = 10-6 m2/dt (temperatur air pada 20oC)

D50

= 0,0062 dm

s

= (s / ( = 1213,19 /1000 = 1,213k

= 45

I

= 0,00051Adapun langkah-langkah perhitungan yang harus dilakukan sebagai berikut :

A = (B + zH)H

= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2

P = B + 2H*(z2 + 1)0,5

=40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m

R = A/P = 41,5 / 43,3284 = 0,9578 m

U = k*R2/3*I0,5

= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt

Qw = A/U

= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt

Uc = 0,19*(D50)0,1*log{12*R)/(3*D90)}

= 0,19*(0,0062)0,1*log{(12*0,9578)/(3*0,017)}

= 0,2689 m/dt

Qs = 0,012*{(VU c/9,81*D50*(s 1)}2,5*(D50/H)1,2*V*H

= 0,0028656 m3 /dt/m2Maka berdasarkan rumusan di atas diperoleh Qs (suspended load) = 12165,0125 ton/hari. Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qs teoritis (suspended load) sebagai berikut:

68,84 Qw1,417Dari hasil Qw data dan Qs teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik hubungan antara Qs (suspended load) dan Qw. Perhitungan muatan layang (suspended load) metode EinsteinContoh perhitungan :

Data-data yang diketahui :

Lebar sungai= 40,5 m

H

= 1 m

D90

= 0,0170 mm

D50

= 0,0062 mm

I

= 0,00051k

= 45

Talud

= 1:1

Maka:

A = (B + zH)H

= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2

P = B + 2H*(z2 + 1)0,5

=40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m

R = A/P = 41,5 / 43,3284 = 0,9578 m

U = k*R2/3*I0,5

= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt

Qw = A/U

= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt

U* = (9,81*R*I)^1/2

= (9,81*0,9578*0,00051)^ 1/2

= 0,0692 m/dt

Qs = 11,6*U**0,981*a*(ps *I1+ I2) = 1,9504 N /dt.m

d* = 0,0002 Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qs teoritis (Suspended Load) sebagai berikut:

Qb = 28,41.Qw0,899Dari hasil Qw data dan Qs teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik hubungan antara Qs (suspended load) dan Qw.3.4.2. Angkutan Sedimen Muatan Dasar (Bed Load)

Perhitungan muatan dasar (bed load) metode MPM (Meyer-Peter dan Muller)Metode ini menghasilkan hubungan empiris antara ( dan ( sebagai berikut:

( = (4.( - 0.188)3/2S = ( (g.(.Dm3)0,5Dengan:

Dengan :

( = intensitas angkutan sedimen

( = intensitas pengaliran

( = ripple factorC = friction factor intensive (m0,5/dt)

C = friction factor angkutan (m0,5/dt)

I = slope dasar

R = jari-jari hidrolis (m)

Dm = diameter efektif = D50 D60S = volume angkutan sedimen (m3/dt/m)

Contoh perhitungan:

Diketahui:

Lebar sungai= 40,5 m

H

= 1 m

D90

= 0,0170 mm

D50

= 0,0062 mm

I

= 0,00051

k

= 45

Talud

= 1:1Maka:

A

= (B + zH)H

= (40,5 + 1*1)*1 = 41,5 m2

P

= B + 2H*(z2 + 1)0,5

= 40,5 + 2*1(1+1)0.5 = 43,3284 m

R

= A/P = 41,5 / 43,3284 = 0,9578 m

U

= k*R2/3*I0,5

= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m/dt

Qw = A/U

= 41,5 / 0,9874 = 40,9791 m3/dt

C

= 18 log(12R/D90)

= 50,9401 m0,5/dtC= U/IR0,5= 44,6778 m0,5/dt = = 0,8214 = = 0,3036 = (4.( - 0.188)3/2 = 1,0396Qb = x (g x D x (d50)3)0.5 = 1,0396 x ((9,81x0,21319x0,00623))0,5= 0,0007 m3/dt/m

= 5192,8639 ton/hari

Perhitungan selanjutnya ditabelkan.

Dari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qb teoritis (bed load) sebagai berikut:

165,0 Qw0,939Dari hasil Qw data dan Qb (bed load) teoritis dapat digambarkan dalam satu grafik hubungan antara Qb (bed load) dan Qw.

Perhitungan muatan dasar (bed load) metode EinsteinPada perhitungan muatan dasar dengan metode Einstein, rumus yang digunakan hampir sama dengan pada metode MPM. Perbedaan pokoknya terletak pada penentuan konstanta berikut ini:

( = 0,044638 + 0,63249 ( 0,226795 (2 + 0,036 (3Untuk perhitungan ini data-data yang digunakan sama dengan data pada perhitungan muatan dasar dengan metode sebelumnya.

Contoh perhitungan:

Dengan data-data yang telah ada diperoleh: = 0,30355( = 0,044638 + 0,63249 ( 0,226795 (2 + 0,036 (3= 0,21674

U = k*R2/3*I0,5

= 45*0,95782/3*0,000510.5 = 0,9874 m3/dt

Qb = x (g x D x (d50)3)0.5 = 0,21674 ((9,81x0,21319x0,00623))0,5= 0,0001530 m3/dt/m

= 1082,66288 ton/hari

Maka Qb (bed load)= 1082,66288 ton/hariDari hasil perhitungan dapat diperoleh persamaan Qb (bed load) sebagai berikut:

264,0Qw0,385Dari hasil Qw data dan Qb (bed load) teoritis dapat digambarkan satu grafik hubungan antara Qw dan Qb (bed load). Perhitungan muatan dasar (bed load) metode FrijlikD35= 0,0050

= 0,30355( = 0,044638 + 0,63249 ( 0,226795 (2 + 0,036 (3= 0,21674

U = k*R2/3*I0,5

= 45*0,957802/3*0,000510.5 = 0,98745 m3/dt

Qb = x (g x D x (d35)3)0.5 = 0,21674 ((9,81x0,21319x0,00503))0,5= 0,0001108 m3/dt/m

= 784,08062 ton/hari

Maka Qb (bed load)= 784,08062 ton/hari

3.4.3. Angkutan Total (Total Load)1. Metode Einstein

Metode ini didasarkan pada perhitungan Einstein sebelumnya baik itu angkutan melayang maupun angkutan dasar. Perhitungan ini menggunakan persamaan yang diperoleh dari perhitungan tersebut yang disebut sebagai nilai teoritis. Perhitungannya adalah sebagai berikut :a. Dari kurva durasi aliran, sebagai contoh diambil contoh Qw = 1,88431 m3/dt dengan peluang 7,692% dan jumlah hari dihitung berdasarkan peluang 7,692% dari jumlah hari dalam setahun yaitu 28,0769 hari.

b. Setelah selesai menghitung Q sedimen total untuk setiap debit selama 12 kali diperoleh jumlah keseluruhan sebesar 1248644,741 ton.

Dengan mengetahui komposisi sedimen diperoleh Q sedimen total rerata tahunan 781775,4295 m3.2. Metode Engelund dan Hansen

Metode ini menggunakan perhitungan sebagai berikut :

Contoh perhitungan pada H = 1 m menghasilkan hasil sebagai berikut :

U = k*R2/3*I0,5 = 45*0,957802/3*0,000510.5 = 0,98745 m3/dt

C = U/IR0,5 = 44,67779 m0,5/dt = = 0,36956 m/dt-1,5 f = = 0,00983 = 0,84470 m/dt-1,5Qt = 8824,47987 ton/hari

3.5. Kapasitas Tampungan Waduk

Untuk menghitung kapasitas waduk diperlukan persamaan genangan waduk dalam hal ini persamaannya adalah sebagai berikut:

A = 0,12 x H1,003dengan:

A = luas genangan (km2)

H = tinggi air (m)

Selanjutnya menghitung luas rerata tiap-tiap ketinggian elevasi dikaitkan dengan selisih tinggi antara elevasi luasan pertama dengan elevasi luasan kedua.

Contoh perhitungan:

Volume antara elevasi

Pada elevasi 200; H = 0

Persamaan luas genangan A1 = 0,12 x (0)1,003Maka A1 = 0 km2 Pada elevasi 200,5; H = 0,5

Persamaan luas genangan A2 = 0.12 x (0,5)1,029Maka A2 = 0,060 km2 Luas rerata (A1+A2)/2 = (0+0,060)/2 = 0,030 km2 Beda tinggi = 200 200,5 = 0,5 m

Volume antara elevasi 200 dan 200,5 adalah (0,030 km2 x 0,5 m) x 10-6 = 14968,841 m3Untuk elevasi selanjutnya dihitung pada tabel dan volume antar elevasi dikomulatifkan sampai dengan elevasi crest spillway (226,50) sehingga diperoleh volumen komulatif waduk, yaitu sebesar 42487611,445 m3.3.6. Klasifikasi Jenis Waduk

Analisa klasifikasi tipe atau jenis waduk pada tugas kali ini menggunakan tiga metode, yaitu metode satuan metrik, metode prosentase, dan metode satuan Inggris.

Cara dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel Perhitungan Klasifikasi Tipe Waduk untuk masing-masing metode. Untuk mendapatkan persamaan, maka digambar grafik hubungan antara volume waduk sebagai absis dan kedalaman sebagai ordinat.

Perhitungan yang dipakai untuk menentukan jenis waduk adalah perhitungan metode matrik. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa nilai kemiringan garis yang didapatkan yaitu sebesar n atau b = 0,499Dan untuk mendapatkan nilai m = 1/n

m = 1/0,499 = 2,0040Sehingga waduk dapat dikategorikan dalam Waduk Tipe III.

3.7. Distribusi Endapan Sedimen dan Usia Guna Waduk

3.7.1. Usia Guna Waduk

Untuk menghitungan usia guna waduk, diperlukan data-data sebagai berikut:

El. puncak pelimpah (crest spillway)= + 226,50 m

El. Minimum Operasi (MOL)

= + 211,50 m

El. dasar sungai (river bed)

= + 200,00 m

H operasi efektif

= 0,0524 m

Inflow debit sungai tahunan= 190,481 juta m3 Inflow debit sedimen tahunan= 0,78178 juta m3Dalam hal ini usia guna waduk ditinjau dari penuhnya dead storage oleh sedimen , adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

1. Menentukan inflow tahunan (I) dalam hal ini adalah 190,481 juta m3.

2. Menentukan inflow sedimen tahunan dalam hal ini adalah 0,78178 juta m3

3. Menghitung harga V/I . Contoh perhitungan baris kedua : Pada elevasi ini volume waduk (V) = 42,4876 juta m3. V/I = 42,4876 /190,481 juta m3 = 0,2231 Dengan harga V/I = 0,2231 dari grafik Brune diperoleh efisiensi = 93,6333 % Efisiensi baris pertama = 90,8690 % Efisensi rerata= (efisiensi baris pertama + efisiensi baris kedua)/2= (93,6333 + 90,8690)/2

= 92,2511 %4. Dengan efisiensi rerata sebesar 92,2511 %, Sedimen yang mengendap adalah inflow sedimen tahunan dikalikan dengan efisiensi rerata dan dikalikan specific grafity maka jumlah sedimen yang mengendap = 0,78178 juta m3 x 92,2511 % x 1,529 = 1,1027 juta ton.5. Waktu pengendapan dari berbagai elevasi dikomulatifkan untuk mendapatkan usia waduk. Dari perhitungan didapatkan usia guna waduk = 41,388 tahun atau sekitar 41 tahun.

3.7.2. Akumulasi Sedimen

Data-data yang dipakai adalah data-data pada saat perhitungan dengan menggunakan metode Churchill:

Inflow debit sungai tahunan rata-rata

= 190,481 juta m3.

Rata-rata inflow sedimen yang mengendap tahunan

= 0,78178 juta m3

Kapasitas tampungan mula-mula waduk

= 42,4876 juta m3

Panjang waduk

= 51960,784 m

Perhitungan akumulasi sedimen dilakukan dengan menggunakan metode Curchill dan Brune. Cara dan hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel Perhitungan Akumulasi Sedimen.

3.7.3. Analisa Distribusi Sedimen di Waduk

Metode yang dipakai dalam menghitung penyebaran distribusi sedimen di waduk adalah Area Reduction Method. Dalam menghitung distribusi dengan metode ini maka kita harus mengetahui klasifikasi waduk tersebut.

Dari perhitungan klasifikasi waduk diperoleh bahwa tipe waduk adalah tipe III, maka dalam perhitungan luas relatif dipakai persamaan sebagai berikut:

Ap = C x Pm x (1-P)n

dimana:

Ap = luas relatif

P = kedalaman relatif

C, m, dan n adalah konstanta karakteristik yang ditentukan berdasarkan tipe waduk seperti di bawah ini

Contoh distribusi penyebaran sedimen di waduk dalam jangka waktu 14 tahun dengan metode Brune. Adapun langkah-langkah perhitungannya sebagai berikut:

1. Menentukan elevasi, luas permukaan waduk dan volume waduk untuk setiap elevasi mulai dari 200,00 sampai dengan 226,50.2. Menghitung kedalaman relatif pada kolom dengan membagi kedalaman tinjauan dengan kedalaman waduk normal.

3. Menghitung luas relatif dengan persamaan yang sesuai dengan tipe waduk, dalam hal ini karena waduk yang dianalisa termasuk waduk tipe III maka persamaan yang digunakan adalah

Ap = 16,967 x p-1,15 x (1-p)2,32

untuk elevasi P = 1, maka Ap = 0.

4. Mencoba nilai K1 sebagai cobaan pertama, K1 diambil dari hasil bagi luas permukaan pada elevasi 0 yang baru dengan luas permukaan waduk relatif pada elevasi tersebut, untuk nilai K1 = 0,06975. Luas permukaan sedimen diperoleh dengan mengalikan nilai luas relatif dengan nilai K1.

6. Menghitung nilai volume sedimen dengan merata-ratakan luas sedimen dan kemudian dikalikan dengan beda tinggi kedua elevasi yang ditinjau.

7. Menghitung kumulatif volume sedimen, bila jumlah total kumulatif sedimen yang terjadi ternyata tidak sama dengan jumlah sedimen yang terjerat dalam waduk selama umur waduk yang ditinjau, maka dicoba lagi nilai K dimana K2 = K1 x (S/S1), dan kemudian perhitungan diulang.

8. Dari perhitungan waduk selama 19 tahun untuk beberapa kali coba-coba K diperoleh nilai K = 0,0697 dengan sedimen yang terjerat = 0,6567 juta m3. Sedangkan dari perhitungan komulatif volume sedimen diperoleh 9,0597 juta m3.9. Menghitung luas permukaan yang merupakan selisih antara luas permukaan waduk dengan luas permukaan sedimen.

10. Menghitung kapasitas waduk dengan mengurangi nilai kapasitas waduk dengan nilai komulatif volume sedimen

11. Untuk perhitungan distribusi sebaran sedimen waduk dalam usia guna yang lain pada tabel perhitungan.

Perhitungan dengan menggunakan Metode Brune pada prinsipnya sama dengan perhitungan dengan menggunakan Metode Churchill. Pada akhir perhitungan dibuat grafik yang menggambarkan hubungan antara kapasitas waduk dan luas permukaan waduk pada masing-masing elevasi.

76

_1148140058.unknown

_1148140884.unknown

_1337856141.unknown

_1383377759.unknown

_1383377760.unknown

_1337856261.unknown

_1337856285.unknown

_1369061030.unknown

_1337856230.unknown

_1148392742.unknown

_1337853861.unknown

_1148140931.unknown

_1148140254.unknown

_1148140304.unknown

_1148140215.unknown

_992532408.unknown

_992533737.unknown

_992533826.unknown

_1148136659.unknown

_992533797.unknown

_992533067.unknown

_991208053.unknown

_991212258.unknown

_991212354.unknown

_991212388.unknown

_991212196.unknown

_991207151.unknown

_991207925.unknown

_991206869.unknown