BAB III edit -...
-
Upload
nguyenhanh -
Category
Documents
-
view
225 -
download
0
Transcript of BAB III edit -...
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
Pengkajian dilakukan tanggal 27 Maret 2010 dengan hasil sebagai
berikut:
1) Identitas
Pasien bernama Ny.W, umur 70 tahun, beragama Islam tinggal di
Pageruyung. Pasien masuk RS sejak tanggal 27 Maret 2011 dengan nomer
register 93002. Ny W dirawat di RS dengan diagnosa medis Gastroenteritis
Dehidrasi Sedang (GEDS).
2) Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
Saat pengkajian tanggal 27 maret 2011 jam 09.30 WIB. Klien
mengatakan buang air besar 5 kali, konsistensi cair dan ada ampas
sedikit.
b. Riwayat penyakit sekarang
Sebelum masuk rumah sakit, tepatnya tanggal 25 Maret 2011. Klien
buang air besar dengan frekuensi 5 kali, konsistensi cair dan ada ampas
sedikit. Karena buang air besar masih cair tanggal 27 Maret 2011 klien
dibawa ke Rumah Sakit Islam Kendal. Terapi yang sudah diberikan
adalah infuse Ringer Laktat 20 tetes/menit, Cefotaxime 3x1 gram, Onetic
3x1 amp, Ranitidine 3x1 amp, Arcapec 3x1 tablet (per oral).
39
c. Riwayat perawatan dan Kesehatan dahulu
Klien mengatakan pernah mempunyai riwayat hipertensi dan klien
mengatakan klien belum pernah dirawat di rumah sakit. Apabila klien
sakit selama ini hanya berobat di puskesmas dan mantri terdekat.
d. Riwayat kesehatan keluarga
Klien dan keluarga (cucu klien) mengatakan keluarganya tidak ada yang
menderita gastroentritis (diare).
3) Pengkajian pola kesehatan fungsional Gordon
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting. Klien
mengatakan bahwa klien tahu tentang penyakitnya yaitu diare. Apabila
klien sakit klien biasanya berobat ke puskesmas atau mantri terdekat.
Klien mengatakan bahwa dirinya sering makan–makanan yang sudah
basi di olah kembali langsung dimakan, dan klien mengatakan tidak
terlalu memperhatikan kebersihan makanan yang dimakan, terkadang
tidak mencuci tangan saat mau makan 3x sehari maupun makan cemilan.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Klien mengatakan sebelum sakit pola makan klien sehari 3 kali dengan
porsi habis jenis nasi, sayur, buah kadang–kadang dan lauk. Saat sakit
dan dirawat di rumah sakit klien makan 3 kali sehari dengan bubur,
sayur, lauk, buah dan terkadang mendapat snack. Dalam keadaan sakit
saat ini mempengaruhi pola makan klien karena klien tidak nafsu makan
ada keluhan mual dan muntah. Klien hanya makan 3 sendok, jadi ada
40
resiko perubahan nutrisi. Klien mengatakan sebelum sakit klien sehari
semalam minum 4 gelas (600 cc). Saat sakit klien minum 3 gelas (450
cc), dan selama dirawat di ruang Alfath klien mendapat cairan ringer
laktat 20 tetes per menit.
c. Pola Eliminasi
1) Eliminasi feses
Sebelum sakit pola buang air besar klien sehari 1 kali diwaktu pagi
hari, warna kuning kecoklatan dan lembek. Selama sakit sebelum dan
saat di rumah sakit buang air besar 5 kali dengan warna kuning, encer
cair, Ada ampas sedikit, 250 cc setiap buang air besar.
2) Eliminasi urin
Klien mengatakan sebelum sakit buang air kecil sehari 4-5 kali warna
kuning kejernihan, kira–kira sekali buang air urin satu gelas (150 cc).
Saat sakit dan dirawat di rumah sakit buang air kecil klien sehari 2-3
kali warna kuning matang setiap buang air kecil 30-100 cc.
d. Pola aktivitas dan latihan
Sebelum sakit aktivitas klien sehari–hari adalah membantu cucunya
nyapu rumah. Semenjak sakit klien tidak melakukan aktivitas apapun
karena klien lelah, lemah karena sering kekamar mandi akibat diare.
e. Pola persepsi sensori dan kognitif
Klien mengatakan perutnya nyeri, merasa mulas dan nyeri dirasakan
pada kuadran kanan bawah dan kiri atas.
41
Persepsi klien terhadap nyeri dan karakteristik: nyeri pada perut di
kuadran kanan bawah dan kiri atas. Nyeri dirasakan seperti ditusuk-
tusuk dengan skala nyeri 6 dan nyeri meningkat ketika beraktivitas.
Sejak 2 hari yang lalu, nyeri perut mulai terasa karena diare, dan kira-
kira nyeri 1-2 menit, itu terus berulang. Saat pengkajian nyeri lebih dari
2 menit yaitu 4 menit.
f. Persepsi diri dan konsep diri
Klien mengatakan cemas bahwa dirinya ingin cepat sembuh dan keluar
dari rumah sakit, agar bisa berkumpul dengan keluarganya. Saat
pengkajian klien mengatakan cemas tentang penyakit yang dideritanya.
Klien bernama Ny. W jenis kelamin perempuan tinggal di desa Kebon
Gembong. Sebelum dirawat di rumah sakit status klien adalah seorang
nenek. Harapan klien nyeri pada perut berkurang dan buang air besar
normal (tidak cair lagi) agar dapat beraktivitas kembali.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum: Tampak lemah
b. Tingkat kesadaran: Composmentis
c. Tanda–tanda vital
Tekanan darah: 130/90 mmHg, suhu axila: 365 0C, respirasi rate: 20
x/menit, nadi: 98 x/menit
d. Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 45 kg
e. Kepala: Tidak ada luka
42
Rambut: Putih agak kehitaman, bersih
Mata: Penglihatan kurang jelas, konjungtiva anemis, cekung,
sklera tidak ikhterik, tidak ada sekret
f. Hidung : Tidak ada secret
g. Telinga : Kemampuan mendengar kurang jelas , simetris tubuh,
tidak ada nyeri, tidak ada pembengkakan
h. Mulut: Selaput mukosa kering, kebersihan gigi bersih
i. Dada dan thoraks: Pergerakan dada thorak sama
Payudara simetris (dada simetris), tidak nampak menggunakan otot
bantu pernapasan
j. Paru-paru
Inspeksi: Pergerakan dada sama, tidak ada jejas, perkusi: Sonor,
palpasi: Tidak ada nyeri tekan, auskultasi: Vesikuler.
h. Jantung
Inspeksi : Ictus kordis tak nampak, tidak ada jejas, pergerakan dada
simetris, perkusi: Tidak ada nyeri ketuk, palpasi: Ictus cordis
teraba di SIC V2, medial line midle costa sternum: Tidak ada nyeri
tekan, Auskultasi: Tidak ada tambahan bunyi S3, mur-mur gollop
tidak ada.
i. Abdomen
Ispeksi: Tidak ada luka, bentuk simetris, auskultasi: bising usus
>35 x/menit, perkusi: Timpani, palpasi: Adanya nyeri tekan
k. Genital: Tidak terpasang kateter
43
l. Ekstermitas: kuku bersih, turgor jelek, capillary revill > 3 detik,
Pergerakan tubuh disemua ekstermitas baik, terpasang infuse di
tangan sebelah kiri.
5. Data penunjang
a. Pemerisaan laboratorium 28 maret 2011
Hemoglobin 13,2 g% (normal 12-16 g%), Hematokrit 40 % ( normal
36-45 %), Trombosit 130.000 m/m3 (150.000-400.000 m/m3),
Leukosit 4,42 m/m3 (4.000-10.000 m/m3), Eritrosit 4.42 juta/m3 (5-5,5
juta/m3), Kimia klinik: Glukosa sewaktu 95 mg/dl (< 200 mg/dl),
Ureum 142 mg/dl ( 20-40 mg/dl), Creatinin 3,5 mg/dl (0,6-0,9 mg/dl),
Natrium 122 mmol/l (135-155 mmol/l, Kalium 3,7 mmol/l (3,6-5,5
mmol/l), Calcium 2,6 mmol/l (2,0-2,6 mmol/l), Chlotida 97 mmol/l
(95-105 mmol/l).
b. Pemeriksaan feses segar
a. Makroskopis: Warna kuning, konsistensi cair, darah tidak ada,
lendir tidak ada. Mikroskopis: Eritrosit negatif, Leukosit positif,
Amuba negatif, sisa daging negatif, sisa makanan positif, Kristal
negatif, Amilum negatif, lemak negatif.
c. Terapy
Infus Rl 20 tetes per menit, injeksi Cefotaxime 3x1 gram, Onetic 3x1
gram, Ranitidin 3x1 amp, per oral: Arcapec 3x1 tablet
d. Diit tinggi kalori protein
Bubur tempe wortel, kebutuhan 1125 kalori
44
B. Analisa data
No Data Masalah Etiologi
1 Data subyektif :
klien mengatakan buang air besar
5 kali sehari dengan konsistensi
cair dan ada ampas sedikit sejak
dua hari yang lalu.
Data obyektif:
a. Turgor jelek, konjungtiva
anemis, mata cekung, bibir
kering
b. Klien tampak lemah
c. TD 130/90 mmHg
d. Suhu 365 0C
e. Nadi 98 x/menit
f. Capillary refill > 3 detik,
Intake
Minum 450 ml
Makan 3 sendok
Infus 400 ml
853 ml
g. Output
BAB 250 ml
BAK 200 ml
IWL 196,875
Muntah 20 ml
538, 44 ml
Balance cairan = 853 ml –
538,44 ml = 314,56 ml
Defisit volume
cairan
Output yang
berlebihan
45
No Data Masalah Etiologi
2. Data Subyektif :
Klien mengatakan perutnya nyeri
seperti ditusuk-tusuk, nyeri perut
di kuadran kanan bawah dan kiri
atas. Nyeri skala nyeri 6. Nyeri
meningkat ketika beraktivitas.
Sejak 2 hari yang lalu, nyeri perut
mulai terasa karena diare, nyeri 1-
2 menit,. Saat pengkajian nyeri
lebih dari 2 menit yaitu 4 menit.
Data obyektif :
a. Nadi 98 x/mnt
b. Tampak menahan rasa nyeri
c. Peristaltik usus > 35 kali/mnt
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Hiperperistaltik
usus, kram
abdomen
3. Data subyektif :
a. Klien mengatakan saat sakit
tidak nafsu makan. Klien
makan hanya 3 sendok
b. Klien mengatakan sebelum
sakit berat badannya 47 kg
dan saat sakit turun 45 kg
Data obyektif
a. Klien terlihat lemas, mukosa
bibir kering
b. Mual, muntah
c. Konjungtiva anemis
d. Berat badan 45 kg
Perubahan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Nafsu makan
menurun
46
No Data Masalah Etiologi
4. Data subyektif:
Selama sakit sebelum dan saat di
rumah sakit buang air besar 5 kali
dengan warna kuning, encer cair,
ada ampas sedikit, 250 cc setiap
buang air besar.
Pemeriksaan laboratorium feses
konsistensi cair, darah tidak ada,
lendir tidak ada.
Data obyektif:
BAB: Warna kuning, encer cair
250 cc, tidak ada lendir, ampas
sedikit.
Gangguan
eliminasi BAB:
Diare
Hiperperistaltik
usus karena
infeksi
5. Data subyektif:
klien mengatakan cemas tentang
penyakit yang dideritanya.
Data obyektif:
Klien tampak cemas
Cemas Krisis situasi
karena
perubahan status
kesehatan
6. Data subyektif:
Klien mengatakan tidak tahu apa
penyebab dari sakit yang di
deritanya sekarang. Klien
mengatakan sering makan
makanan yang sudah basi diolah
lalu dimakan lagi dan terkadang
tidak mencuci tangan saat akan
makan 3x sehari maupun makan
cemilan.
Kurang
pengetahuan
Kurangnya
paparan
informasi
47
Klien menanyakan apa penyebab
dari penyakit yang dideritanya
dan bagaimana cara
mengatasinya.
48
49
D. Diagnosa keperawatan
Pada tanggal 27 maret 2011 telah ditemukan diagnosa keperawatan yaitu:
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare ditandai dengan BAB 5 kali sehari.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan kram abdomen dan
hiperperistaltik usus sekunder akibat gastroentritis ditandai dengan
adanya bising usus > 35 x/menit.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake
tidak adekuat, anoreksia, mual muntah, tidak adekuatnya absorbsi usus
terhadap zat gizi ditandai dengan kurangnya nafsu makan, makan
hanya 3 sendok.
4. Gangguan eliminasi BAB: diare berhubungan hiperperistaltik usus
karena infeksi ditandai dengan BAB 5 kali sehari, warna kuning, encer
cair.
5. Cemas berhungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
ditandai dengan klien tampak kebingungan.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi tentang penyakit yang diderita ditandai pasien bertanya
tentang penyakitnya.
E. Intervensi , implementasi dan evaluasi
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder
akibat diare
a. Intervensi keperawatan
50
1) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan dapat mempertahankan keseimbangan cairan dan
elektrolit dengan kriteria hasil: Turgor baik, mukosa lembab,
tidak pucat, TD 130/90 mmHg, waktu pengisian kapiler < 3
detik, balance cairan 2,5 liter.
2) Intervensi:
a) Kaji tanda–tanda dehidrasi
b) Pantau tanda vital tiap satu jam
c) Monitor intake dan output tiap satu jam
d) Anjurkan klien untuk minum setelah buang air besar,
minum yang banyak
e) Pertahankan cairan parentral dengan elektrolit
f) Kolaborasi berikan infus sesuai program RL 20 tetes
permenit.
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah defisit cairan adalah: Mengkaji tanda-tanda dehidrasi
meliputi: turgor kulit kering, mukosa bibir kering, konjungtiva
anemis, mata cekung menganjurkan klien untuk banyak minum,
apalagi setelah buang air besar, monitor (menghitung) intake dan
output tiap. Tindakan lainya adalah memepertahankan cairan
parentral RL sesuai program dengan mengganti yang baru ketika
51
habis. Tindakan keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu 3 hari
mulai tanggal 27-29 Maret 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan buang air besar sudah
tidak encer (normal), warna kuning kecoklatan, klien mengatakan
makan sudah habis satu porsi. Sedangkan data obyektif diperoleh
data balance cairan 581,56 ml, turgor baik, tekanan darah130/90
mmHg, mukosa lembab, konjungtiva anemis, mata tidak cekung
waktu pengisian kapiler > 3 detik. Berdasarkan data tersebut dapat
dianalisa bahwa masalah teratasi sehingga rencana berikutnya
pertahankan cairan parentral sesuai program.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik
usus, kram abdomen
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selam 2 x 24 jam
diharapkan rasa nyeri klien hilang, nyaman terpenuhi dengan
kriteria hasil: klien mengatakan nyeri berkurang, skala nyeri 2,
nadi 85 x/menit.
2) Intervensi
a) Kaji karakteristik nyeri yang dialami klien
b) Monitor perubahan tanda vital karena nyeri
52
c) Ubah posisi klien bila terjadi rasa nyeri, arahkan posisi
yang paling nyaman
d) Beri kompres hangat di perut
e) Kolaborasi untuk mendapatkan obat penurun asam lambung
yaitu Ranitidine 3x1 amp
b. Implementasi dan Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan
kehilangan sekunder akibat diare adalah: Mengkaji karakteristik
nyeri yang dialami klien, mengubah posisi klien bila terjadi rasa
nyeri, arahkan posisi yang paling nyaman, memberi kompres
hangat di perut. Penulis juga memberikan obat untuk menurunkan
asam lambung yaitu Ranitidine 3x1 amp.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan nyeri menjadi 2,
Sedangkan data obyektifnya diperoleh data : Nadi 86 x/mnt, klien
tampak tidak menahan rasa sakit. Berdasarkan data tersebut dapat
dianalisa bahwa masalah teratasi sehingga rencana berikutnya
pertahankan intervensi monitor tanda vital.
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
nafsu makan menurun
a. Intervensi Keperawatan
53
1) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi dengan kriteria hasil:
berat badan bertambah, nafsu makan meningkat, tidak mual,
tidak muntah.
2) Intervensi
a) Timbang berat badan setiap hari
b) Beri makan klien sedikit tapi sering
c) Anjurkan klien makan dalam keadaan hangat
d) Kolaborasi pemberian obat antiemetic: Onetic 3x1 amp
e) Berikan obat menurunkan asam lambung: Ranitidine 3x1
amp
f) Implementasi dan Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan nafsu makan menurun adalah: Menimbang
berat badan setiap hari, untuk memberi makan pasien sesuai diit,
menganjurkan klien makan dalam keadaan hangat,tindakan lain
memberi obat antiemetic yaitu onetic 3x1 amp dan Ranitidine 3x1
amp. Tindakan dilakukan selama 3 hari mulai tanggal 27-29 Maret
2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
54
diperoleh data subyektif klien mengatakan nafsu bertambah dari 3
sendok menjadi setengah porsi. Sedangkan data obyektif klien
terlihat tidak lemas, mukosa bibir lembab, klien tidak mual dan
muntah, konjungtiva anemis, berat badan 45 kg. Berdasarkan data
tersebut dapat dianalisa bahwa masalah teratasi sehingga rencana
berikutnya pertahankan intervensi: Timbang berat badan setiap
hari, beri makan klien sedikit tapi sering, anjurkan klien makan
dalam keadaan hangat, kolaborasi pemberian obat antiemetik.
4. Gangguan eliminasi BAB: diare berhubungan hiperperistaltik usus
karena infeksi
a. Intervensi Keperawatan
1) Tujuan setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24
jam diharapkan BAB berkurang dengan kriteria hasil: BAB 5 x
menjadi 2 x sehari, tidak encer.
2) Intervensi
a) Kaji input dan output
b) Kaji konsistensi BAB
c) Pertahankan cairan parentral
d) Monitor tanda-tanda vital
e) Berikan obat antidiare sesuai advis: Arcapec 3x1 tablet
f) Berikan obat antibiotik sesuai advis: Cefotaxime 3x1 amp
55
b. Implementasi dan Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah gangguan eliminasi BAB: diare berhubungan
hiperperistaltik usus karena infeksi adalah: Mengkaji input dan
output, mengkaji konsistensi BAB, mempertahankan cairan
parentral, memonitor tanda-tanda vital. Tindakan keperawatan
dilakukan sesuai tujuan yaitu 3 hari mulai tanggal 27-29 Maret
2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan BAB warna kuning
kecoklatan dan tidak cair, BAB sehari 1 kali pagi hari bangun tidur.
Sedangkan data obyektif BAB klien warna kuning kecoklatan dan
tidak cair. Sedangkan data obyektif BAB warna kuning kecoklatan
dan tidak cair, klien tampak ngobrol dengan keluarga. Berdasarkan
data tersebut dapat dianalisa bahwa masalah teratasi sehingga
rencana berikutnya hentikan intervensi: Kaji input dan ouput, kaji
konsistensi BAB, pertahankan cairan parentral, monitor tanda-
tanda vital.
5. Cemas berhungan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit
a. Intervensi Keperawatan
1) Tujuan:
56
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 Jam
diharapkan klien tidak cemas lagi dengan kriteria hasil: dari
cemas berkurang menjadi kecemasannya dengan penyakit yang
diderita.
2) Intervensi
a) Kaji tingkat kecemasan klien
b) Beri support pada klien
c) Ciptakan lingkungan yang nyaman dan tenang
d) Motivasi klien untuk berdo’a
e) Anjurkan klien unuk banyak istirahat
b. Implementasi dan Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah cemas berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
tentang penyakit adalah: Mengkaji tingkat kecemasan klien,
memberi support pada klien. Penulis juga menciptakan lingkungan
yang nyaman dan tenang dengan cara memberi tahu pada keluarga
agar keluarga tidak ngajak pasien ngobrol terus dan membatasi
pengunjung. Tindakan lain adalah memotivasi klien untuk berdo’a
dan menganjurkan klien untuk banyak istirahat. Tindakan
keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu 3 hari mulai tanggal 27-
29 Maret 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
57
diperoleh data subyektif klien mengatakan sekarang tidak begitu
takut lagi dengan penyakit yang dideritanya, klien mengatakan saya
akan lebih berhati-hati lagi dengan makanan yang mau di makan.
Sedangkan data obyektif klien tampak tidak cemas lagi, klien
sedang sholat. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa
masalah teratasi sehingga rencana berikutnya pertahankan
intervensi: motivasi klien tetap berdo’a dan banyak istirahat.
6. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya paparan
informasi.
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan klien tahu tentang penyakit yang dideritanya,
dengan kriteria hasil: dari belum tahu tentang penyakitnya
menjadi tahu, dapat menyebutkan penyebab dan
penanganannya gastroentritis.
2) Intervensi
a) Kaji tingkat pengetahuan pasien
b) Beri informasi dan edukasi tentang perawatan dan
pencegahan gastroentritis
c) Beri semangat pada klien
d) Beri kesempatan bertanya kepada pasien/keluarga tentang
penyakit yang diderita pasien
58
b. Implementasi dan Evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya
paparan informasi adalah: Mengkaji pengetahuan pasien tentang
gastroentritis dengan menanyakan pemahaman pasien tentang
pengertian, penyebab dan pencegahan penyakit gastroentritis dan
perawatanya. Tindakan berikutnya memberikan informasi tentang
gastroentritis, memberikan kesempatan pada pasien untuk
bertanya. Penulis juga memberikan semangat pada klien.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 30 Maret 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan sudah tahu tentang apa
penyebab yang dideritanya, klien mengatakan bisa mengatasi
caranya agar tidak terjadi gastroentritis. Sedangkan data obyektif
klien menyebutkan penyebab dari gastroentritis, klien sedang
ngobrol dengan keluarganya. Berdasarkan data tersebut dapat
dianalisa bahwa masalah teratasi sehingga rencana berikutnya
adalah motivasi pasien untuk berperilaku hidup sehat.