BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN...

28
55 BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN JAMA’AH AZ-ZIKRA PIMPINAN USTADZ H.M. ARIFIN ILHAM 3.1. Gambaran Umum Majelis Az-Zikra 3.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Majelis Az-Zikra Majelis Az-Zikra pada awalnya merupakan kumpulan dari berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok yang pelaksanaan kegiatannya dikoordinasikan di masjid Al-Amru Bittaqwa. Masjid Al-Amru Bittaqwa sebelumnya adalah sebuah taman yang digunakan untuk sarana bermain oleh sebagian masyarakat perumahan tersebut. Karena daerah itu belum memiliki sarana ibadah, masyarakat setempat sepakat agar taman itu dijadikan sebuah masjid sebagai sarana ibadah dan dakwah di daerah tersebut, maka pada tahun 1995 didirikanlah sebuah masjid yang bernama Al-Amru Bittaqwa, nama masjid itu diambil dari nama salah satu guru ustadz H.M. Arifin Ilham yang bernama Ustadz Irfan Amara Bittaqwa. Pada saat itu kegiatan di masjid tersebut hanya digunakan sebagai sarana ibadah saja tanpa ada kegiatan yang lain. Bertitik tolak dari situlah, Ustadz H.M Arifin Ilham menyelenggarakan kegiatan dzikir, yang pada awalnya kegitan dzikir tersebut hanya dilakukan sendiri saja. Karena manfaat yang dirasakannya begitu besar maka beliau mengajak warga setempat untuk melakukan dzikir seperti yang ia lakukan setiap hari.

Transcript of BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN...

Page 1: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

55

BAB III

DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN

JAMA’AH AZ-ZIKRA PIMPINAN USTADZ H.M. ARIFIN ILHAM

3.1. Gambaran Umum Majelis Az-Zikra

3.1.1. Sejarah Singkat Berdirinya Majelis Az-Zikra

Majelis Az-Zikra pada awalnya merupakan kumpulan dari

berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok yang

pelaksanaan kegiatannya dikoordinasikan di masjid Al-Amru Bittaqwa.

Masjid Al-Amru Bittaqwa sebelumnya adalah sebuah taman

yang digunakan untuk sarana bermain oleh sebagian masyarakat

perumahan tersebut. Karena daerah itu belum memiliki sarana ibadah,

masyarakat setempat sepakat agar taman itu dijadikan sebuah masjid

sebagai sarana ibadah dan dakwah di daerah tersebut, maka pada tahun

1995 didirikanlah sebuah masjid yang bernama Al-Amru Bittaqwa,

nama masjid itu diambil dari nama salah satu guru ustadz H.M. Arifin

Ilham yang bernama Ustadz Irfan Amara Bittaqwa.

Pada saat itu kegiatan di masjid tersebut hanya digunakan

sebagai sarana ibadah saja tanpa ada kegiatan yang lain. Bertitik tolak

dari situlah, Ustadz H.M Arifin Ilham menyelenggarakan kegiatan

dzikir, yang pada awalnya kegitan dzikir tersebut hanya dilakukan

sendiri saja. Karena manfaat yang dirasakannya begitu besar maka

beliau mengajak warga setempat untuk melakukan dzikir seperti yang ia

lakukan setiap hari.

Page 2: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

56

Pada mulanya jama’ah yang hadir jumlahnya hanya tujuh orang

dan kegiatan dzikir tersebut dilakukan setiap hari sabtu usai

pelaksanaan shalat shubuh berjama’ah dan kegiatan ini berlangsung

selama kurang lebih dua bulan. Kemudian dalam waku yang tidak

begitu lama jama’ah yang hadir semakin bertambah hingga memenuhi

ruangan masjid Al-Amru Bittaqwa. (Wawancara, Arifin Ilham)

Pada saat itu kegitan dzikir hanya bertempat di masjid Al-Amru

Bittaqwa saja dan bentuknya hanya sebuah majelis. Pada tahun 2000

Ustadz H. M. Arifin Ilham mengembangkan kegiatan dzikir tersebut,

seiring dengan perjalanan dakwah dan sosial yang dilakukan oleh Ustad

H. M. Arifin Ilham. Melalui ceramahnya ia memperkenalkan dan

mengajak masyarakat untuk mengikuti kegiatan dzikir dan doa yang

telah dilakukannya (Ilham, 2004 : 55).

Menurut Arifin Ilham, para jama’ah menginginkan agar kegiatan

dzikir ini tidak hanya terfokus kepada satu kegiatan saja tetapi lebih

mengembangkan kegiatan dakwahnya. Atas usulan tersebut, maka

Utadz H.M. Arifin Ilham mendirikan majelis dzikir yang bernama Az-

Zikra.

Kata Az-Zikra itu sendiri artinya mengingatkan kembali kepada

al-Qur'an dan as-Sunnah, yang kemudian dzikir ini dikenal dengan

nama dzikir taubah. Arti taubah itu sendiri adalah “kembali” jadi orang

yang bertaubat berarti dia telah kembali dari sesuatu yang dicela oleh

Islam manuju sesuatu yang disenangi oleh Islam. (Wawancara, Arifin

Page 3: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

57

Ilham). Tujuan berdirinya majelis Az-Zikra adalah menyelenggarakan

majelis dzikir dan memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat

sebagai model masyarakat madani.

Seiring dengan berjalannya waktu, dzikir ini semakin

berkembang dan respon dari masyarakatpun sangat positif. Sehingga

kegiatan dzikir pun “melebarkan sayap” dengan menyelenggarakan

dzikir di luar masjid al-Amru Bittaqwa. Dzikir pertama diselenggarakan

di masjid Agung At-Tin Taman Mini Indonesia Indah Jakarta Timur

pada tanggal 18 Agustus 2001 dan jumlah jama’ah yang hadir sekitar

7.000 orang.

Kegiatan dzikir yang pada awalnya hanya dilakukan di satu

tempat dan waktunya hanya satu bulan sekali kini seperti “bola salju”

yang terus bergulir dan berkembang dengan pesat.

Jama’ah yang hadir pun kini semakin banyak, mereka datang

dari berbagai tempat dan daerah. Nuansa putih pun senantiasa

menyelimuti majelis dzikir ini mulai dari tempat hingga pakaian pada

jama’ahnya. Filosofinya tidak lebih, putih adalah warna yang

melambangkan kesucian dan warna yang disukai oleh Rasulullah Saw.

(Ilham, 2004 : 56)

Majelis Az-Zikra sampai saat ini telah berhasil menarik ribuan

jama’ah setiap menyelenggarkan kegiatan dzikirnya. Berawal dari

kegiatan itulah ada sebagian jama’ah yang berkeinginan untuk

menunaikan ibadah haji, karena mereka melihat bahwa Ustadz H.M.

Page 4: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

58

Arifin Ilham sebelumnya memang sudah membawa jama’ah haji sejak

tahun 1995 maka dari situlah para jama’ah ingin beliau membimbing

mereka untuk mengadakan program manasik haji dan umrah agar

mereka dapat mengetahui dan memahami tata cara menunaikan ibadah

haji dan umrah dengan melaksanakan rukun-rukun yang harus diketahui

oleh orang yang ingin pergi ke tanah suci. Dalam hal ini majelis Az-

Zikra bekerja sama dengan biro-biro perjalanan hari seperti PAS Travel,

MC Travel dan Hikmah Tour.

Untuk menjadikan organisasi kemasyarakayan ini mengikuti

perkembangan zaman yang terjadi di tengah-tengah masyarakat, para

pengurus hendaklah tetap berpegang teguh pada ketentuan al-Qur'an

dan as-Sunnah serta menjalankan syari'ah Islam dengan baik selain itu

harus melengkapi dirinya dengan manajemen yang modern.

Selain menyelenggarakan dzikir dan ibadah haji, majelis Az-

Zikra juga memberikan pelayanan yang berupa konsultasi keluarga dan

remaja serta mengelola panti yatim yang semua kegiatan tersebut

dikoordinasikan oleh Majelis Az-Zikra.

Dengan adanya berbagai program yang dipaparkan di atas,

reaksi masyarakat sangat mendukung, karena bermanfaat baik untuk

individu, masyarakat umum dan juga membantu pemerintah dalam

bidang kesejahteraan sosial yakni menyantuni fakir miskin dan anak

yatim yang berasal dari daerah, khususnya daerah konflik.

Page 5: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

59

3.1.2. Maksud dan Tujuan Berdirinya Majelis Az-Zikra

Maksud dan tujuan berdirinya majelis Az-Zikra secara umum

adalah menyelenggarakan kegiatan-kegiatan dzikir dan

memasyarakatkan dzikir agar terbentuk masyarakat dzikir sebagai

model masyarakat madani. Di samping itu juga untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa serta membantu program pemerintah dalam hal

pembangunan guna meningkatkan pendidikan, khususnya keagamaan,

kesejahteraan sosial, menyantuni fakir miskin dan anak yatim.

Untuk menerapkan tujuan tersebut, majelis Az-Zikra ini berusaha :

1. Mengelenggarakan secara rutin dzikir, dakwah Islam, seminar dan

diskusi-diskusi.

2. Mendirikan dan mengelola pesantren yatim Az-Zikra

3. Menyelenggarakan biro konsultasi keluarga dan remaja yang

bernama Titian Keluarga Sakinah (TKS).

4. Memberikan pelayanan dan program manasik haji dan umrah

Dengan demikian jelas bahwa maksud dan tujuan didirikannya

majelis Az-Zikra bukan semata-mata untuk dikenal oleh masyarakat

secara umum. Namun dilihat dari manfaatnya usaha-usaha yang

dilakukan majlis Az-Zikra tidak lain adalah untuk membentuk

masyarakat yang beriman dan bertaqwa. (Ilham, 2004 : 59 – 61).

Untuk mencapai tujuan tersebut dukungan dari semua pihak

sangat membantu untuk mengembangkan program yang ada. Di dalam

mengembangkan programnya majelis Az-Zikra menitik beratkan pada

Page 6: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

60

kegiatan keagamaan, memahami serta mempelajari nilai-nilai

keagamaan dan menciptakan kader-kader Islam serta menerapkan ilmu

yang diperoleh ke tengah-tengah masyarakat agar tercipta generasi

Islami.

3.1.3. Struktur Organisasi

Struktur adalah cara bagaimana sesuatu disusun. Sedangkan

organisasi berarti susunan atau aturan dari berbagai bagian sehingga

menjadi kesatuan yang tertur dan tersusun.

Struktur organisasi mempunyai arti penting bagi pengelolaan

kegiatan atau program kerja, sebab dengan adanya struktur organisasi

tersebut maka rencana kagiatannya yang berkenaan dengan program

dapat berjalan dengan efektif dan efesien.

Struktur organisasi Majelis Az-Zikra adalah sebagai berikut :

A. Dewan Syura

Ketua : H. Amang Syafruddin

Wakil : H. M. Bhakty Kasry

Anggota : H. Ilham Mardjuki

: H. Aminullah Tayyibnapis

: H. Syamsulrizal Andi Pattiwiri

: H. Ferry Nur

: H. Ihsan Tandjung

B. Dewan Tanfidziyah

Ketua Umum : H.M Arifin Ilham

Page 7: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

61

Sekretaris Jendral : M. Abd. Syukur

Bendahara Umum : Dijantono

C. Departeman Dakwah dan Tarbiyah

Ketua : H. Nanang

Wakil : H. Asfa Daud Bya

D. Departeman Majelis Zikir

Ketua : H. Denny Ernadie

Wakil : Asril

E. Departemen informasi, komunikasi dan Budaya

Ketua : H. Eddy Supadmo

Wakil : H. Irham

F. Departeman Pengembangan Bisnis dan Pengambangan Umat

Ketua : H. Bambang Bernanthos

Wakil : H. Zafruddin Antemas

Adapun tugas dan tanggungjawab dari masing-masing pengurus

adalah :

A. Dewan Syura

Dewan Syura adalah lembaga tertinggi organisasi dan dalam

pelaksanaannya didampingi oleh dewan Tanfidziyah yang terdiri

dari ketua umum, sekretaris dan bendahara umum serta ketua

departemen.

Adapun tugas Dewan Syura

Page 8: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

62

a. Membangun umat melalui budaya organisasi yang berdasarkan

keikhlasan, keistiqamahan, kejujuran, amanah, hikmah dan

penuh ukhuwah.

b. Bersama dengan dewan tanfidziyah mempertimbangkan dan

memutuskan kebijakan-kebijakan strategis bagi arah perjalanan

organisasi

c. Memilih dan menetapkan pengurus dewan tanfidziyah

d. Menetapkan anggaran tahunan dan evaluasi akhir tahun dari

laporan keuangan.

B. Dewan Tanfidziyah

Dewan Tanfidziyah adalah lembaga pelaksana pengurus

harian yang terdiri dari ketua umum, sekretaris jendral dan

bendahara umum.

Tugas dan kewajiban dewan Tafidziyah adalah :

a. Menyusun program dan anggaran tahunan untuk pengurus dan

lembaga-lembaga di bawahnya.

b. Menerima wakaf, hibbah dan dana sukarela yang sah dan halal

c. Menyerahkan laporan keuangan dan evaluasi akhir kepada

Dewan Syura.

Tugas dan Kewajiban

1. Ketua Umum

- Bertanggungjawab kepada Allah Swt dan kepada Dewan

Syura

Page 9: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

63

- Menjalankan seluruh kebijakan organisasi

- Mengawasi perkembangan dan perjalanan setiap kegiatan.

2. Sekretris Jendral

- Bertanggungjawab kepada ketua umum

- Mendampingi ketua umum menjalankan organisasi

- Menggantikan ketua umum dalam hal keorganisasian

3. Bendahara Umum

- Bertanggngjawab kepada ketua umum

- Mengatur keuangan

- Mencatat keuangan yang masuk dan kekuar

C. Departeman Dakwah dan Tarbiyah

Bertugas membuat kegiatan yang bersifit keagamaan, mendidik dan

melatih bagi para pengurus dan jamaah majelis dzikir, seperti

melakukan kaderisasi dai, memberikan pelatihan dan pendidikan

zikir di seluruh lapisan masyarakat.

D. Departemen Majelis Dzikir

Bertugas menyelenggarakan majelis dzikir, memasyarakatkn dzikir

ke seluruh lapisan masyarakat.

E. Departeman Pelayanan dan Pengembangan Masyarakat

Bertugas memberikan pelayanan kepada jama’ah seperti pelayanan

konsultasi keluarga dan remaja dan bekerja sama dengan

departemen majelis dzikir membuat zona dzikir.

Page 10: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

64

F. Departemen Informasi, komunikasi dan budaya

Bertugas dan membangun dan mengembangan pusat informasi dan

teknologi Islami yang profesional

G. Departemen pengembangan Bisnis dan Pengembangan Umat

Bertugas mengembangkan berbagai bidang usaha Az-Zikra seperti

mengadakan program haji dan umrah (Dokumen Majelis Az-Zikra).

3.2. Profil Muhammad Arifin Ilham

3.2.1. Biografi Muhammad Arifin Ilham

Saat ini nama Utadz H.M. Arifin Ilham menjadi sebuah

fenomena. Kahadirannya di tengah-tengah publik cukup mengejutkan

di mana ia datang secara tiba-tiba, lalu ia muncul di tengah-tengah

masyarakat yang secara psikologis membutuhkan suasana penyejuk

jiwa.

Arifin Ilham lahir pada 8 Juni 1969 di Banjarmasin, Kalimantan

Selatan, Ayahnya bernama Ilham Marzuki masih keturunan Ulama

Besar Syekh Muhammad Arsyad bin Abdullah al-Banjari. Ia bertempat

tinggal di Perum Mampang Indah Dua Rangkapan Jaya, Pancoranmas

Depok.

Arifin Ilham dikenal sebagai penyayang binatang. Awal April

enam tahun silam, ia mendapat musibah digigit seekor ular kobra yang

membuatnya tak sadarkan diri selama 21 hari. Inilah awal mula dari

perjalanan spiritual Arifin Ilham, katika ia menyadari kondisinya dalam

ketidakberdayaan, lalu ia sering larut dalam dzikir selama proses

Page 11: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

65

penyembuhan. Meskpun harus merangkak menuju masjid dan menahan

rasa sakit ketika berwudhu, ia tetap selalu mendekatkan diri kepada

Allah dan Akhirnya sembuh total.

Sekarang Arifin Ilahm bersama majelis dzikir Az-Zikra, yang

didirikan pada tahun 1999, menjaring puluhan ribu jama’ah lewat ritual

bersama diberbagai tempat. Inilah kekuatan dzikir yang mampu

mengatasi kelumpuhan mental dan spiritual.(Saefullah,2003:16)

Arifin Ilham menikah dengan Wahyuningsih al-Waly pada

tahun 1998 dan dari hasil pernikahan itu, ia dikarunia rezeki berupa

dua orang putera, yaitu Muhammad Alfi Faiz, (usia 4 tahun) dan

Amwar Muhammad Zikro, (usia 2 tahun).

Arifin Ilham dan majlis Az-Zikra yang dipimpinnya, mengusung

aktivitas dakwahnya dengan memadukan pola dzikir dan dakwah. Di

sela-sela dzikir masa, Arifin Ilham menyampaikan tausyiyah

dakwahnya. Materi dakwahya pun bervariatif, tapi yang sering

disampaikanya di depan jama’ahnya yaitu berkaitan dengan dosa,

taubat, introspeksi diri, selalu ingat kepada Allah, menjauhi hawa nafsu

dan menjadikan Allah sebagai tujuan utama bagi setiap insan.

Ritualisasi dzikir yang dilakukan Arifin Ilham dan jama’ahnya,

bukan saja dapat meningkatkan kadar keimanan dan kualitas ibadah

seseorang namun membawa dampak positif. Hal itu diakui oleh Arifin

Ilham bahwa di kalangan jama’ahnya ada yang sembuh dari stress,

keharmonisan rumah tangganya menjadi pulih.

Page 12: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

66

Bahkan menurut Arifin Ilham (2003 : 57) ada seorang jama’ah

yang sembuh dari penyakit Aids. Hal ini diakui sebagai efek terapi yang

ada dalam dzikir. Dadang Hawari (1996) mengungkapkan bahwa di

bidang kedokteran dzikir sudah lama dilakukan sebagai salah satu

bentuk upaya terapi bagi pasien. Dadang Hawari juga mengatakan

bahwa ketika jiwa yang tidak tenang dan jiwa yang khawatir dilepaskan

dan dikembalikan kepada jiwa yang pasrah kepada Allah Swt, hal itu

secara psikologis akan membantu (Saefullah, 2003 : 17).

3.2.2. Karya-karya dan Aktifitas Muhammad Arifin Ilham

a. Karya yang diterbitkan

1. Hakekat Dzikir Jalan Taat Menuju Allah, Intuisi Prsess, 2003

2. Renungan-Renungan Dzikir, Intuisi Press, 2003

3. Hikmah Dzikir Berjamaah, Republika, Jakarta, 2003

4. Dzikir Berjamaah Sunnah atau Bid’ah, Hikmah, Jakarta, 2003

5. Mendzikirkan Mata Hati, Instuisi Press

6. Indonesia Berzikir, Instuisi Press

b. Organisasi

1. Pelajar Islam Indonesia (PII)

2. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI)

3. Pimpinan Majelis dzikri Az-Zikra

c. Prestasi

1. Juara lomba pidato bahasa Inggris ASEAN

2. Juara bulutangkis antar Ponpes se-Jabatobek

Page 13: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

67

3.3. Jama’ah Dzikir Az-Zikra

3.3.1. Profil Jama’ah

Dilihat dari latar belakang jama’ah memang berbeda mulai dari

usia, pendidikan, sampai tingkat ekonominya, ada yang tua dan ada

yang muda, setelah mengamati dan berpartisipasi langsung dalam

jamaah dzikir variasi jamaah sangat kelihatan. Ketika selesai berdzikir

penulis menghampiri salah seorang jama’ah yaitu pak Andi kelahiran

Padang Sumut, ia sekarang tinggal di Jombang Ciputat Jakarta, ia

menuturkan sebelum ikut dzikir ia sangat kesusahan dalam hidupnya

dari segi ekonomi, dan moral pun jauh dari norma agama, menjalankan

kewajibanpun sering ditinggalkan. Tepatnya tahun 2002, ia tertarik

dengan dzikirnya Arifin Ilham, kata beliau sangat menyentuh dalam

hati karena dzikirnya pun tidak hanya kalimat-kalimat yang ada dalam

bahasa Arab melainkan diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Setelah

mengikuti dzikir dari hari kehari ia rasakan sangat nikmat, setelah rutin

dan ia niatkan ikhlas karena Allah Swt. Sifat, moral dan perilakupun

berubah dengan sendirinya. Hati menjadi tenteram dan damai

(wawancara, Jamaah Dzikir).

Latar belakang jamaah Dikir Az-Zikra berbeda-beda bahkan

sekretaris pribadi Arifin Ilham sebelumnya, seorang pemalas, dimana

dia sering meninggalkan shalat dan puasa. (Wawancara, Arifin Ilham).

Ada juga yang pemabuk, penjudi bahkan lingkungan majelis dan

masjid Az-Zikra itu lingkungan orang-orang penjudi dan pemabuk, tapi

Page 14: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

68

sekarang semuanya sudah sadar dan mengikuti semua kegiatan dzikir

Az-Zikra. Bahkan setiap malam rabu semua mengikuti Tarbiyah, ada

juga jamaah sebut saja Farhan sebelum mengikuti zikir, ia pemabuk

berat kata Arifin Ilham, ia pun penjudi nomor satu di wilayah

Mampang. Ada juga jamaah mualaf, bahkan yang mengikuti dzikir

banyak dari agama Hindu, Budha dan Kristen.(Pengamatan langsung,di

majelis Az-Zikra)

Mereka merasakan sesuatu yang berbeda setelah bergabung

dengan majelis dzikir ini. Hati menjadi lebih tenang, lebih tenteram

walaupun sejuta masalah tak henti-hentinya datang terutama masalah

yang sedang melanda negara ini. Kita ketahui, sepanjang hidup manusia

tidak pernah sunyi dari berbagai persoalan yang datang silih berganti.

Berdasarkan kenyataan bahwa manusia itu tidak sama antara satu

dengan yang lainnya, baik sifat-sifatnya maupun dalam

kemampuannya, maka manusia ada yang sanggup menghadapi

persoalannya tanpa ada bantuan pihak manapun, tetapi tidak sedikit

manusia yang tidak sanggup menghadapi persoalan-persoalan tanpa ada

bantuan atau pertolongan dari pihak lain.

Hal inilah yang menjadi alasan bagi sebagian dari mereka untuk

bergabung di majelis dzikir ini untuk mempelajari dzikir, mendapatkan

wejangan-wejangan serta mempraktekkan dzikir tersebut dalam setiap

shalatnya.

Page 15: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

69

Sebagian jama’ah dalam ibadahnya minim sebelum mengikuti

dzikir. Penulis bertemu dengan salah satu jamaah ia adalah Fauzan

(nama Islam), ia seorang mualaf dulu ia seorang sekretaris gereja.

Pertama kali ia mengikuti dzikir, hanya ikut-ikutan dan akhirnya masuk

Islam dan sekarang ibadahnya dari hari ke hari makin meningkat.

Tepatnya tanggal 8 bulan Maret tahun 2005 pada waktu Tarbiyah ada

yang masuk Islam yaitu Henri Hanituo ia Kristen dan masuk Islam

diberi nama Islam oleh Utadz H.M. Arifin Ilham yaitu Muhamamd

Ridha. Ia sebelumnya sering lihat jamaah dzikir di depan rumahnya

berduyun-duyun dan berdzikir dipimpin oleh ustadz akhirnya ia ikut-

ikutan dan berkeinginan kuat untuk masuk Islam.

3.3.2. Proses Pembentukan Perilaku Keagamaan

Dzikir adalah segala sesuatu atau tindakan dalam rangka

mengingat Allah Swt, mengagungkan asmanya dengan lafadz-lafadz

tertentu baik yang dilafadzkan dengan lisan atau hanya diucapkan

dalam hati saja yang dapat dilakukan di mana saja dan tidak terbatas

pada ruang dan waktu.

Pembentukan perilaku keagamaan yang dibentuk oleh dzikir

hakekat dzikir itu sendiri mempunyai empat hakekat dzikir yang

membentuk perilaku keagamaan, dzikir qalbiyah yaitu dzikir hati,

seseorang yang berdzikir dengan dzikir hati ini akan menumbuhkan

keimanan yaitu titik awal untuk meyakini atau mengingat Allah Swt,

setelah itu diteruskan dengan dzikir aqliyah yaitu akal, setelah hati

Page 16: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

70

meyakini dan akal menangkap untuk berfikir keesaan Allah Swt yang

teraplikasi dari faedah dzikir yaitu ma’rifat dan diucapkan oleh lisan,

yaitu dzikir lisan, setelah lisan mengucapkan atau melafadzkan asma

(nama Allah) setelah ketiga dzikir tersebut, maka teraplikasi oleh dzikir

amaliyah, sesungguhnya puncak dari dzikir adalah taqwa (dzikir amal)

taqwa yaitu dibuktkan dalam perilaku keagamaan.

Jadi jama’ah dzikir Az-Zikra yang melakukan dzikir secara

rutin, yaitu dzikir individu maupun zikir secara berjama’ah, seorang

jama’ah yang melakukan dzikir akan mengalami perubahan dalam

sikap atau tindakannya. Sedangkan perilaku keagamaan itu sendiri

adalah suatu keadaan yang ada dalam diri individu untuk

mendorongnya bertingkah laku bertindak sesuai dengan ajaran

agamanya. Yang mendorong untuk bertingkah laku yang ada dalam

diri individu tersebut adalah dzikir yang sudah menyatu dalam hati dan

akal serta perbuatan keseharian yang sesuai dengan norma agama dan

sosial.

Dalam pembentukan perilaku keagamaan pun dzikir tidak hanya

sekedar dzikir, Arifin Ilham pun memberikan tausyiah sebelum maupun

sesudah dzikir dan setiap malam rabu, kegiatan tarbiyah di sana

pembelajaran bagi orang-orang yang melaksanakan ajaran agama yaitu

bertaqwa kepada Allah Swt.

Maka dengan empat hakekat dzikir tersebut, proses

pembentukan perilaku keagaman sesuai dengan tujuan dzikir yaitu

Page 17: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

71

untuk menjadikan manusia seutuhnya, agar mendapatkan kebahagiaan

di dunia dan akhirat. Maka orang yang berdzikir akan terbentuk

perilaku keagamaan berupa akidah seseorang karena melalui dzikir dan

dzikir qalbiyah dari non muslim menjadi Islam, jadi puncak dzikir yaitu

dzikir amal yaitu taqwa yang teraplikasi kepada perilaku keagamaan

dan inilah proses pembentukan perilaku keagamaan yang dibentuk oleh

dzikir.

3.3.3. Perilaku Keagamaan Jamaah

Islam adalah jalan keselamatan dan kebahagiaan bagi segenap

manusia. Untuk mencapai keselamatan/kebahagiaan dunia dan akhirat

adalah dengan taqwa. Kita semua tentu ingin menjadi hamba Allah

yang bertaqwa, taat dan saleh, menurut Arifin Ilham salah satu caranya

adalah dengan menegakkan 7 (tujuh) sunnah Nabi Saw dalam

kehidupan nyata sehari-hari (wawancara, Arifin Ilham) 7 (tujuh) sunnah

Nabi Saw antara lain :

1) Shalat Tahajjud, 2) membaca al-Qur'an dengan terjemahnya, 3)

memakmurkan masjid/shalat subuh di masjid, 4) shalat dhuha, 5)

bersedekah, 6) menjaga wudhu, 7) istighfar.

Ketika jama’ah berdzikir mereka bertekad dalam hati akan

menjalankan 7 (tujuh) sunnah Nabi Saw, meskipun hanya sebagian

yang dapat mereka laksanakan. Manfaat nyata yang dirasakan setelah

berdzikir adalah shalat selalu berjama’ah, yang sebelumnya malas-

malasan beribadah menjadi giat beribadah, sifat dan perilaku pun

Page 18: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

72

berubah menjadi baik dengan sendirinya (Wawancara dan pengamatan

langsung).

Perilaku keagamaan ini sama dengan dzikir amaliyah

implementasi dari dzikir qalbiyah, aqliyah dan lisan. Bentuk perilaku

keagamaan antara lain.

a. Aspek ibadah

Shalat dalam agama Islam menempati kedudukan yang tak

dapat ditandingi oleh ibadah lainnya. Ia merupakan tiang agama. Di

mana agama tidak dapat tegak kecuali dengan shalat. Shalat

merupakan ibadah yang mula pertama diwajibkan oleh Allah, di

mana perintah itu disampaikan langsung oleh-Nya tanpa perantara

dengan berdialog dengan rasul-Nya pada malam Mi’raj. (Rasyid,

1988 : 64).

Dalam menjalankan ibadah shalat sudah diatur waktunya

dengan tujuan untuk melatih kedisiplinan, membiasakan hidup

teratur, sehingga dalam mengarungi kehidupan ini akan terarah.

Jama’ah dzikir dalam meningkatkan ibadah shalat ini dilakukan

bertahap, tidak bisa langsung berubah dari malas menjadi giat.

Bagitu juga dalam melaksanakan ibadah-ibadah yang lain

seperti puasa, shadaqah dan lain-lain. Bahkan setelah berdzikir

jamaah dzikir selalu ingin berbuat baik dan ibadah serta mencusikan

dirinya. Tetapi, ada juga jama’ah yang biasa-biasa saja tanpa ada

peningkatan.

Page 19: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

73

b. Aspek sosial

1) Hubungan Jama’ah dengan Sesama

Manusia memiliki naluri untuk selalu hidup dengan

orang lain, dan dalam hidup bersama itu akan menimbulkan

interaksi, hubungan timbal balik yang saling pangaruh

mempengaruhi (Soekanto, 1990 : 124). Interaksi antara yang

satu dengan yang lain itu dapat dimanifestasikan dalam bentuk

tolong-menolong, saling mengasihi, saling menghormati dan

lain sebagainya.

Sebagaimana firman Allah Swt :

)2: المائدة ...(وتعاونوا على البر والتقوى...Artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan

kebaikan dan taqwa… (al-Maidah : 2) (Departeman Agama RI : 1985 : 156).

Penjabaran bentuk tolong-menolong dalam kebaikan

dapat dilakukan dalam berbagai bentuk kegiatan sehari-hari,

baik dalam wujud kegiatan keagamaan maupun wujud kegiatan

yang lain.

2) Hubungan Ustadz Dengan Jama’ahnya

Setelah melakukan dzikir berjama’ah Utadz H.M. Arifin

Ilham tidak hanya sekedar memimpin dzikir saja, bahkan

banyak jama’ah yang mengadu tentang masalah keluarga, sosial

dan lain-lain. Melalui handphone, majelis taklim, setiap senin

Page 20: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

74

sore di radio, majalah Az-Zikra (wawancara jamaah III)

(wawancara Arifin Ilham).

Hubungan antara Ustadz dan jama’ahnya laksana adik

dan kakak atau ayah dan anak. Saling mengisi dan saling

membantu. Tidaklah berlebihan jika dikatakan guru/ustadz itu

laksana pelita dalam gulita, yang tugasnya membimbing serta

mendidik anak didiknya atau jama’ahnya agar dapat memahami

sekaligus mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, demi

kebahagiaan di masa mendatang baik di dunia maupun di akhirat

nanti. Untuk itu sudah menjadi kaharusan bagi anak

didik/jamaah untuk menghormati ustadznya.

3.4. Model Dzikir yang Diterapkan

Metode pelaksanaan dan materi dzikir Az-Zikra pimpinan Utadz

H.M. Arifin Ilham dibagi pada dua metode. Pertama, metode pelaksanaan

dzikir untuk individu, metode dzikir ini dimulai dari individu-individu, ketika

masing-masing individu merasakan nikmatnya berzikir, maka pengaruh dzikir

tersebut berkembang terhadap lingkungannya yang lebih besar, yaitu

keluarga. Ketika masing-masing mampu melaksanakan dzikir, maka dengan

sendirinya dzikir akan menggerakkan lingkungan masyarakat sebagai lingkup

kehidupan yang lebih luas.

Dzikir individu ini dilakukan jama’ah sesudah melakukan shalat lima

waktu, dan dilakukan dalam aktivitas sehari-hari di luar waktu shalat,

penerapan metode dzikir secara individu, jama’ah datang langsung ke tempat

Page 21: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

75

ustadz H. M. Arifin Ilham dan diberikan tuntunan tata cara dzikir dan

dikontrol pada waktu shalat lima waktu, dengan metode dzikir individu ini,

merupakan modal utama untuk melatih ke dzikir secara berjama’ah.

Kedua, metode pelaksanaan dzikir secara berjama’ah. Dalam dzikir

ini dipraktekan pada majelis dzikir Arifin Ilham. Dzikri secara berjam’ah ini

dilakukan satu bulan sekali hari minggu pertama awal bulan, yang diikutu

ribuan jama’ah dari berbagai pelosok Indonesia dan berpakain putih-putih.

Sebelum dan sesudah dzikir yang dipimpin langsung oleh ustadz H. M Arifin

Ilham berisi tausyiah, ini untuk memberikan pengarahan atau untuk

mengintrospeksi diri sebalum atau sesudah melakukan dzikir. Dari dzikir

yang dilaksanakan, baik secara individu maupun secara berjama’ah tidak

mempunyai perbedaan yang signifikan, hanya dalam hal muatan materi

dzikirnya. Hanya saja di dalam pelaksanaan dzikir secara berjamaah di sela-

sela dzikir sering kali Arifin Ilham menambahkan beberapa muatan tausyiyah,

yang seringkali berisi ajakan untuk membersihkan diri, menyadari kesalahan-

kesalahan yang diperbuat, meningkatkan kualitas ibadah dan melestarikan

sunnah-sunnah Nabi serta mengajak peserta dzikir betul-betul untuk

bertaubat kepada Allah.

Menurut Arifin Ilham materi yang sering dibaca, baik untuk individu

maupun untuk berjamaah semuanya petunjuk al-Qur'an dan sunnah

Rasulullah Saw. pelaksanannya dzikir tersebut diawali dengan membaca

ta’awudz dan basmalah, yang diikuti surat al-Fatihah, kemudian membaca

ayat kursi dan dua ayat al-Insyirah yang dikuti surat al-Zalzalah, surat al-

Page 22: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

76

Ikhlas, surat al-Falaq, surat an-Nas dan al-Asmaul Husna. Setelah itu

pelaksanaan dzikir dilanjutkan dengan membaca tahlil, tasbih, tahmid,

shalawat, istighfar melakukan sujud syukur dan diakhiri dengan doa. Sebelum

dan sesudah memimpin dzikir berjamaah, Arifin Ilham menyampaikan

tausyiahnya yaitu mengajak peserta dzikir untuk selalu membersihkan diri dan

betul-betul untuk bertaubat kepada Allah.

Adapun materi dzikir yang ditentukan dalam majelis dzikir Arifin

Ilham, dimulai dari dzikir yang paling mudah, yaitu membaca tasbih, tahmid,

takbir, dan tahlil. Hal ini didasarkan pada ayat al-Qur'an surat al-Qomar ayat

7 :

)17: القمر ( ولقد يسرنا القرآن للذآر فهل من مدآر

Artinya : Dan sungguh telah kami mudahkan al-Qur'an untuk pelajaran (zikir), maka adakah orang yang mengambil pelajaran’ (Q.S al-Qomar : 17). (Departeman Agama RI, 1985 : 879).

Menurut Arifin Ilham (2003 : 35) hakekat dzikir dapat dikelompokkan

menjadi empat bentuk.

1. Dzikir Qalbiyah.

Dzikir qalbiyah ذآر قلبية zikir hati adalah merasakan kehadiran

Allah, jika hendak melakukan suatu tindakan perbuatan, maka ia meyakini

dalam hatinya yang paling dalam bahwa Allah senantiasa bersamanya.

Zikir qalbiyah merupakan aktifitas jiwa ke arah hati (qalbu)

dengan cara menghentikan suasana batin dari segala hal yang dapat

mengganggu perasaan. Sebagaiman dalam sarat al-A’raf ayat 205 :

Page 23: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

77

ر ربك في نفسك تضرعا وخيفة ودون الجهر من القول واذآ )205: األعراف (بالغدو واآلصال وال تكن من الغافلين

Artinya : Dan sebutlah nama Tuhanmu dalam hatimu dengan merasakan diri dan rasa takut, dan dengan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai. (Q.S. Al-A’raf : 205) (Departeman Agama RI, 1985 : 256).

Dzikir di sini berarti selalu berhubungan dengan Allah. Dengan

senantiasa berdzikir, maka hidup ini akan dipenuhi oleh rahmat,

ketenangan, kedamaian, dan sifat-sifat terpuji dan pada saat yang sama

berbagai kekacuan, konflik dan ketakutan dapat terhalau (Ilham, 2003 :

39).

Sifat-sifat buruk dan tercela yang dialami manusia juga bisa

diperoleh melalui berzikir (selalu ingat kepada Allah) begitu pula krisis

yang menimpa mereka pun juga akan teratasi bilamana mareka selalu

mengingat Allah dalam setiap aktifitas yang mereka kerjakan.

2. Dzikir Aqliyah

Dzikir aqliyah adalah kemampuan menangkap bahasa Allah

dibalik setiap gerak alam semesta ini. Hal ini terjadi dengan cara selalu

menyadari bahwa Allah-lah yang menjadi sumber gerakan dari semua

gerak dan peristiwa yang terjadi di alam semesta ini (Ilham, 2003 : 40).

Menurut Arifin Ilham (2003 : 42) kalau seseorang sudah benar-

benar melaksanakan dzikir aqliyah, maka ia akan sadar bahwa alam

semesta ini dan segala sesuatunya, merupakan ciptaan dan kehendak

Page 24: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

78

Allah. Jadi semua kejadian merupakan gerak, kehendak, dan keterlibatan

Allah. Allah Swt berfirman dalam al-Qur'an surat al-A’la ayat 1-3.

والذي قدر فهدى .الذي خلق فسوى .سبح اسم ربك الأعلى )3-1: األعلى (

Artinya : Sucikanlah nama Tuhanmu yang paling tinggi yang menciptakan dan menyempurnakan penciptaannya yang menunjukkan kadar masing-masing dan memberi petunjuk”. (Q.S. al-A’la : 1- 3). (Departeman Agama RI, 1985 : 42).

Bagi orang yang mampu berdzikir aqliyah, sakit akan membawa

rahmah, musibah akan membawa pelajaran, ilmu dan hikmah, kematian

akan membawa ampunan dengan hati yang ikhlas dan ridha Allah.

3. Dzikir Lisan

Dzikir lisan adalah buah dari dzikir hati (qalbiyah) dan akal

(aqliyah). Setelah hati dan akal melakukan dzikir barulah lisan berfungsi

untuk senantiasa berdzikir, mensucikan dan mengagungkan Allah Swt.

Selanjutnya lisan berdoa dan berkata-kata dengan benar, jujur dan

manfaat. (Ilham : 2003 : 46).

Dapat dikatakan bahwa dzikir lisan adalah sebagai tahap

pembersihan jiwa dari segala kotoran yang melekat pada batin manusia,

maka dengan lafadz dzikir ini menggetarkan qalbu, tempat bersarangnya

segala bentuk kejahatan, yang secara singkat fungsi lafadz dzikir tersebut

dapat diistilahkan sebagai alat kurasi atau represi bagi jiwa (Ansori, 2003 :

40- 41).

Page 25: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

79

4. Dzikir Amaliyah

Ilham (2003 : 51) menegaskan bahwa cita-cita dari dzikir adalah

dzikir amaliyah, yaitu tercapainya kualitas akhlak yang mulia pada diri

seseorang. Dan ini sebenarnya merupakan hasil akhir yang akan dicapai

dari dzikir. Dengan kata lain dzikir amaliyah yang dilakukan oleh

seseorang merupakan manifestasi puncak dari dzikir qalbiyah, dzikir

aqliyah dan dzikir lisan.

Keempat macam dzikir tersebut merupakan satu kesatuan yang

satu sama lain saling terkait dan tidak boleh dipisah-pisahkan, sehingga

hikmah dari dzikir yang diamalkan seseorang dapat tercapai. Orang yang

sedang berzikir pada dasarnya dirinya sedang melakukan proses

interopeksi diri dan proses pembersihan hati. Setiap lafadz dzikir yang

dikumandangkan mempunyai kekuatan yang dapat menggetarkan hati dan

menghubungkan kesadaran diri seseorang dengan kekuatan yang maha

Agung, yakni Allah Swt (Ilham, 2003 : 54) dengan demikian melalui

dzikir, baik qalbiyah, aqliyah, lisan maupun amaliyah tersebut, segala

aktifitas seorang dapat diarahkan menuju jalan yang benar dan diridhoi

Allah Swt.

3.5. Hikmah Pelaksanaan Dzikir Terhadap Jamaah

Dari semua dzikir baik dzikir qalbiyah, aqliyah, lisan maupun

amaliyah, akan mendatangkan hikmah, antara lain :

1. Dzikir sebagai sarana canggih untuk mengenal dan mencintai Islam,

selain merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Ia juga merupakan

Page 26: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

80

suatu sistem hidup yang mengatur segala dimensi/aspek kehidupan

manusia. Dzikir yang merupakan “sarana supra canggih” untuk

berhubungan, berdialog dan unuk lebih bisa mengenal Allah Swt, yang

sebenarnya (ma’rifatullah ) معرفة اهللا Hamba yang telah mencapai

ma’rifatullah, dia akan diberi peluang oleh Allah Swt untuk dapat

mencitai-Nya (mahabatullah) محبة اهللا . Dengan mengenal dan mencintai

seperti inilah akhirnya menjadi sarana bagi manusia agar bisa dibukakan

tabir yang menutup dirinya. Dengan terbukanya tabir itu maka barulah

ada kesempatan dan peluang untuk mengenal mana jalan yang benar

(haq) حق dan mana jalan yang salah (bathil) باطل . dengan kata lain dia

mengetahui jalan yang harus ditempuh (aman) dan jalan yang harus

ditinggalkan (membahayakan). (Ilham, 2003 : 113).

2. Dzikir Sebagai Perbaikan Akhlak

Pelaksanaan dzikir berjamaah yang dijalankan di majelis Az-

Zikra menjadikan juma’ah yang berakhlak baik, seorang jamaah harus

selalu memperhitungkan setiap perilaku yang diperbuatnya. Jika perilaku

yang diperbuatnya ternyata menimbulkan fitnah bagi orang lain atau

bertentangan dengan ajaran agama, maka dirinya harus segera kembali

kepada aturan agama dengan berdzikir bersama.

Dengan berdzikir, orang akan terhindar dari perbuatan atau

perilaku-perilaku yang menyimpang dan keluar dari norma-norma

agama, seperti ; pembunuhan, perjudian, dan lain sebagainya. Karena

orang yang dzikrullah, dalam segala keadaan akan selalu teringat dan

Page 27: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

81

mampu menahan diri dari perbuatan keji dan munkar serta perilaku yang

sesuai dengan norma sosial dan agama (wawancara, Jamaah II Az-

Zikra) dan karena dirinya selalu ingat kepada Allah,dalam setiap

gerakan dan tindakan, maka ia akan menjadi tenang dalam hidupnya.

3. Dzikir Sebagai Penyembuh Penyakit dan Taubat

Menurut Arifin Ilham dzikir mempunyai sejuta manfaat dan

terbukti telah dirasakan oleh orang yang berdzikir. Antara lain sebagai

penyembuh penyakit, menurut Ilham ada yang sembuh dari penyakit

Aids, merukunkan rumah tangga yang tidak harmonis. Arifin Ilham

sendiri sembuh dari gigitan ular dan keluar dari maut (Wawancara :

Arifin Ilham).

Seseorang yang memperbanyak dzikir akan berubah perilaku

dan aqidahnya dari kafir menuju muslim. Dan orang berdzikir itu

menurut Arifin Ilham mempunyai ciri pribadi berdzikir antara lain:

1) Allah sebagai tujuan

2) Rasulullah sebagai panutan

3) Dunia adalah surga

4) Bumi adalah masjid

5) Rumah, kantor dan hotel adalah mushalla

6) Meja kerja dan tempat tidur berpijak pada hamparan sajadah

7) Bicaranya dakwah

8) Diamnya dzikir

9) Nafasnya tasbih

10) Matanya rahmat

11) Telinganya terjaga

Page 28: BAB III DZIKIR DAN PEMBENTUKAN PERILAKU KEAGAMAAN …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/13/jtptiain-gdl-s1... · berbagai majelis taklim yang berada di kawasan Mampang Depok

82

12) Pikirannya baik sangka (optimis, tidak sinis, dan tidak memvonis,

selama hidup ada peluang hidayah).

13) Hatinya berdoa

14) Tangannya sedekah

15) Langkah kakinya jihad

16) Kekuatannya silaturrahmi

17) Kerinduannya syari'ah Allah

18) Cita-citanya syuhada

Kesibukannya asyik memperbaiki diri, tidak mencari aib orang

lain (Ilham, 2004 : 67 ; 68).

Manusia sekarang banyak yang telah kehilangan visi

keilahiannya dan pemikirannya pun menjadi tumpul terhadap realita

hidup dan kehidupan. Dengan selalu berdzikir kepada Allah maka

manusia akan selalu bertaubat kepada Allah, sehingga dirinya dapat

mengendalikan nafsu dan kemauan jahatnya. Selain itu orang yang selalu

berdzikir kepada Allah akan memiliki kesadaran untuk selalu

menjauhkan diri dari berbagai perbuatan yang dilarang oleh agama.