Penelitian Mampang Ivan Cs

download Penelitian Mampang Ivan Cs

of 27

description

pemelitian

Transcript of Penelitian Mampang Ivan Cs

PROPOSAL PENELITIANHUBUNGAN KONSUMSI MAKANAN CEPAT SAJI DENGAN OBESITAS PADA ANAK KELAS IV VI SD 05 PAGI DAN 06 PETANG DI KELURAHAN BANGKA

Pembimbing:DR. dr. Maskito A. Soerjoasmoro MSDr. Chitra Rajsmi Cara

Penyusun:Ivan Vienoza Muhaka (030.07.122)Jaswin DhillonNovitri AnggreniWimba Candrikaningrum

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan MasyarakatPuskesmas Kecamatan Mampang PrapatanPeriodeFakultas Kedokteran Universitas TrisaktiJAKARTA

BAB IPENDAHULUAN

I. 1 Latar BelakangKelebihan gizi yang menimbulkan obesitas dapat terjadi baik pada anak-anak hingga usia dewasa. Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk berbagai fungsi biologis seperti pertumbuhan fisik, perkembangan, aktivitas, pemeliharaan kesehatan.1 Jika keadaan ini berlangsung terus menerus dalam jangka waktu cukup lama, maka dampaknya adalah terjadinya obesitas. Obesitas merupakan keadaan Indeks Massa Tubuh (IMT) anak yang berada diatas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya.2Prevalensi obesitas anak mengalami peningkatan di berbagai negara tidak terkecuali Indonesia. Prevalensi obesitas pada anak tinggi dikarenakan oleh adanya urbanisasi dan gaya hidup yang berubah termasuk asupan energi. Jika obesitas terjadi pada anak sebelum usia 5-7 tahun, maka risiko obesitas dapat terjadi pada saat tumbuh dewasa. Anak obesitas biasanya berasal dari keluarga yang juga obesitas.3 Penyebab obesitas dinilai sebagai multikausal. Obesitas dipengaruhi oleh faktor lingkungan dan faktor genetik.4 Beberapa faktor penyebab obesitas pada anak antara lain asupan makanan berlebih yang berasal dari jenis makanan olahan serba instan, minuman soft drink, makanan jajanan seperti makanan cepat saji (burger, pizza, hot dog) dan makanan siap saji lainnya yang tersedia di gerai makanan. Hal ini diperparah dengan kebiasaan mengkonsumsi makanan jajanan yang kurang sehat dengan kandungan kalori tinggi tanpa disertai konsumsi sayur dan buah yang cukup sebagai sumber serat. Anak yang berusia 5-7 tahun merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi lebih. Oleh karena itu, anak dalam rentang usia ini perlu mendapat perhatian dari sudut perubahan pola makan sehari-hari karena makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya.5Efek obesitas pada masa anak berisiko untuk menjadi obesitas pada saat dewasa dan berpotensi mengakibatkan gangguan metabolisme glukosa dan penyakit degeneratif seperti penyakit jantung, penyumbatan pembuluh darah dan lain-lain. Selain itu, obesitas pada anak juga dapat menurunkan tingkat kecerdasan karena aktivitas dan kreativitas anak menjadi menurun dan cenderung malas akibat kelebihan berat badan.6Perlu data lokasi tempat penelitian yang mendukung alasan meneliti.I.2 Rumusan MasalahApakah usia, jenis kelamin, pola makanan, aktivitas fisik berkaitan dengan terjadinya obesitas pada anak SD kelas IV-VI di kelurahan Bangka. Apa dasr pemilihan lokasi?

I.3 Hipotesis MasalahMemilih siswa Sekolah Dasar kelas IV-VI karena merupakan kelompok yang rentan terhadap gizi lebih karena makanan yang biasa dikonsumsi sejak masa anak akan membentuk pola kebiasaan makan selanjutnya.Hipotesis dalam penelitian ini adalah: Berikan alasan memilih siswa SD! Ada hubungan antara usia dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Ada hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Ada hubungan antara pola makan dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar

I.4 Tujuan PenelitianI.4.1 Tujuan UmumMeningkatkan status kesehatan murid Sekolah Dasar di kelurahan BangkaI.4.2 Tujuan Khusus Diketahuinya hubungan antara usia dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Diketahuinya hubungan antara jenis kelamin dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Diketahuinya hubungan antara pola makan dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar Diketahuinya hubungan antara ativitas fisik dengan obesitas pada siswa Sekolah Dasar

I.5 Manfaat PenelitianI.5.1 Bagi PenelitiUntuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan penelitian khususnya usia, jenis kelamin, pola makanan, aktivitas fisik berkaitan dengan terjadinya obesitas pada anak SD kelas IV-VI di kelurahan BangkaI.5.2 Bagi UniversitasPenelitian ini dapat dijadikan referensi untuk penelitian selanjutnya tentang usia, jenis kelamin, pola makanan, aktivitas fisik berkaitan dengan terjadinya obesitas pada anak SD kelas IV-VI di kelurahan BangkaI.5.3 Bagi PuskesmasMemberikan informasi tentang usia, jenis kelamin, pola makanan, aktivitas fisik berkaitan dengan terjadinya obesitas pada anak SD kelas IV-VI di kelurahan Bangka

I.6 Ruang Lingkup PenelitianI.6.1 Ruang Lingkup TempatPuskesmas kelurahan BangkaI.6.2 Ruamg Lingkup WaktuRuang lingkup waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2012.

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

II.1 Obesitas pada AnakII.1.1DefinisiObesitas merupakan sebuah keadaan dimana terjadi akumulasi lemak tubuh berlebihan yang dapat mengakibatkan berbagai masalah kesehatan. Obesitas perlu dibedakan dari keadaan overweight, dimana overweight merupakan keadaan akibat kenaikan berat badan lebih dari standarnya, keadaan ini dapat disebabkan bukan hanya karena akumulasi jaringan lemak berlebih, namun dapat pula karena kenaikan massa otot atau cairan tubuh total. Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), obesitas pada anak merupakan keadaan indeks massa tubuh (IMT) anak yang berada di atas persentil ke-95 pada grafik tumbuh kembang anak sesuai jenis kelaminnya. Pada anak, ada berbagai parameter pengukuran yang dapat dipakai untuk menentukan adanya keadaan ini, yaitu pengukuran antropometri dan pengukuran lainnya seperti densitometri, hidrometri, dll. Untuk pengukuran antropometri pada anak dapat dipakai beberapa metode, sebagai berikut : Ref? 1. Pengukuran berat badan menurut umur (BB/U), dimana kriteria obesitas adalah > 120% dari berat badan standarnya atau Z-score > +2SD2. Pengukuran BB/TB (berat badan berbanding tinggi badan), dimana kriteria obesitas adalah > persentil 95 atau Z-score > +2SD3. Pengukuran tebal lipatan kulit (TLK), kriteria obesitas jika TLK triceps > persentil 854. IMT (Indeks Massa Tubuh), pada obesitas IMT > persentil 95

II.1.2EpidemiologiMenurut data WHO untuk tingkat obesitas pada anak kurang dari 5 tahun di Indonesia, terjadi peningkatan yang cukup signifikan dimana pada tahun 2004 persentasenya adalah 5,1 % sedangkan pada tahun 2007 meningkat pesat menjadi 11,2%. Ref?

Sumber?II.1.3 EtiologiKeadaan obesitas pada anak terjadi akibat ketidakseimbangan antara kalori yang masuk dengan yang keluar. Penyebab terbentuknya suatu keadaan obesitas sendiri sangat beragam antara lain : Ref? 1. Faktor genetikHal ini berhubungan dengan kecepatan metabolisme yang lambat yang diturunkan dari orangtua.Telah ditemukan pula gen-gen obese. Pada tahun 1997, ditemukan mutasi gen leptin pada dua tubuh anak Pakistan yang obesitas masif, leptin merupakan hormon yang secara normal diproduksi oleh sel adiposit dan disekresi sesuai dengan massa lemak tubuh. Semenjak itu, lima jenis mutasi genetik yang menyebabkan obesitas pada manusia telah teridentifikasi, semuanya ditemukan pada anak-anak. 2. Asupan makananMakan makanan yang tinggi kalori dan lemak secara berlebihan serta minim serat dan kandungan gizi lain mencetuskan terjadinya obesitas pada anak. Makanan seperti ini banyak ditemukan di tempat makan cepat saji dan dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.Hal-hal seperti ini sangat berkaitan erat dengan keluarga dan lingkungan si anak. Ref? 3. Faktor lingkunganKeluarga, sekolah, media, dan tempat makan disekitar lingkungan anak mempengaruhi pemilihan makanan baik pengaruh positif maupun negatif.Apa saja kemungkinan penyebab obesitas? II.1.4 Perkembangan Obesitas Ref? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan obesitas, yaitu :1. Umur Menjelang periode growt spurt (pertumbuhan cepat) terjadi peningkatan jaringan lemak diseluruh tubuh, sehingga adakecenderungan anak menjadi gemuk saat mereka mulai memasuki masa pubertas. Periode ini terjadi antara usia 10-13 tahun pada perempuan dan usia 12-15 tahun pada anak laki-laki . Pada masa sekolah, asupan makanan yang salah pun berperan karena anak sudah dapat memilih makanan sehingga terkadang salah memilih, sering jajan diluar akibat pengaruh lingkungan sekitarnya dan biasanya tidak nafsu makan karena makanan dirumah dirasa membosankan dan tidak enak.2. Jenis kelaminPerempuan memiliki kecenderungan untuk menyimpan banyak lemak sedangkan laki-laki lebih cenderung menggunakan energi karena aktivitas fisik yang banyak dilakukan dibandingkan perempuan. Namun obesitas pun dapat pula terjadi pada laki-laki karena laki-laki lebih banyak mengkonsumsi makanan dan kurang memperhatikan penampilannya dibandingkan perempuan. 3. Tingkat pengetahuan ibuRendahnya pengetahuan tentang gizi dan kesehatan terutama tentang masalah obesitas merupakan faktor yang paling menonjol dalam mempengaruhi pola konsumsi makanan. Pengetahuan tentang kandungan zat gizi dalam berbagai bahan makanan, kegunaan makanan bagi kesehatan keluarga dapat membantu ibu dalam memilih bahan makanan yang harganya tidak begitu mahal akan tetapi nilai gizinya tinggi 4. Aktivitas fisikAktifitas fisik adalah gerak tubuh secara keseluruhan yang menggunakan otot-otot tubuh, sehingga meningkatkan pengeluaran energi secara maksimal.Obesitas dapat terjadi karena aktivitas fisik yang kurang sehingga kelebihan energi, yang berarti kelebihan kalori.Tersedianya berbagai macam fasilitas yang memudahkan hidup, yang tidak memerlukan banyak energi mengakibatkan tubuh kurang gerak.

II.1.5 Manifestasi Klinis Ref? Anak-anak obesitas tampak lebih berat dari teman sebayanya dan terjadi pematangan pertumbuhan tulang yang cepat, dimana anak-anak ini pada awalnya lebih tinggi kemudian menetap dan menjadi lebih pendek dibanding teman seusianya.Bentuk muka tampak berbeda akibat penumpukan lemak dimana-mana seperti dagu yang ganda, payudara yang membesar baik pada anak laki-laki maupun perempuan, perut membuncit, kelamin anak laki-laki terlihat kecil akibat penimbunan di paha, bagian tubuh proksimal membsar dengan bagian distalnya mengecil.

II.1.6 Diagnosis Ref? Diagnosis obesitas dapat dilakukan secara inspeksi klinis dan berbeagai metode pengukuran. Dibawah ini terdapat metode-metode untuk mengukur lemak tubuh, yaitu sebagai berikut :1. Metode berbasis densitas, contohnya hidrodensitometri (pengukuran berat di air) dan plethysmografi (pengukuran berat di ruangan tertutup)2. Metode pencitraan, contohnya CT, MRI, DXA3. Metode bioelektrik, contohnya BIA4. Metode antopometrik, merupakan metode yang paling fleksibel, dapat dilakukan dimana-mana terutama tingkat Puskesmas, metode ini antara lain telah dijabarkan pada subbab definisi

II.1.7 Masalah Kesehatan Akibat ObesitasObesitas pada anak merupakan penyakit multisistem yang berpotensial menimbulkan komplikasi berat, seperti hipertensi, dislipidemia, inflamasi kronik, pengentalan darah, disfungsi endotelial, dan hiperinsulinemia.Komplikasi pulmoner sering terjadi seperti gangguan bernafas saat tidur, asma, dan intoleransi aktifitas fisik.Anak-anak dengan kelebihan berat badan ini pun dapat menganggap buruk dirinya sendiri, sedih, cemas dan gangguan depresif lainnya.

Angka Kecukupan Gizi Rata-Rata yang Dianjurkan (Per Orang Per Hari) Anak Umur 7 12 Tahun Golongan Umur BB TB Energi Protein

7-9 tahun 25 kg 120 cm 1800 kkal 45 gr

10-12 tahun (laki-laki) 35 kg 138 cm 2050 kkal 50 gr

10-12 tahun (perempuan) 37 kg 145 cm 2050 kkal 50 gr

Sumber: WNKPG, 2004Berikut ini adalah tabel jumlah anjuran porsi makanan untuk anak usia 7-9 tahun dan 10-12 tahun yang apat memenuhi kebutuhan gizi sehari:Bahan Makanan Usia

7-9 tahun 10-12 tahun (Laki-laki) 10-12 tahun (Perempuan)

Nasi Sayuran Buah Tempe Daging Susu Minyak Gula 4P 3P 3P 3P 2P 1P 5P 2P 5P 3P 4P 3P 2 P 1P 5P 2P 4P 3P 4P 3P 2P 1P 5P 2P

Keterangan: Nasi 1P = 100 gr Sayuran 1P = 100 gr Buah 1P = 100 gr Tempe 1P = 50 gr Daging 1P = 50 gr Susu 1P = 200 ml Minyak 1P = 5 gr Gula 1P = 10 gr

Sumber: Damayanti dan Muhilal, 2006II.1.8 Pola Pemberian Makanan pada AnakOrang tua memiliki pengaruh terhadap pemilihan makanan pada masa kanak-kanak. Sikap makan, kebudayaan, dan makanan dari orang tua akan mempengaruhi suka atau tidak sukanya anak dalam memilih makanan. Oleh karena itu orang tua khususnya ibu memiliki tanggung jawab dalam penyediaan makanan terhadap anak di rumah.selain itu sebaiknya dibiasakan didalam keluarga untuk memulai pola makan yang sehat didalam rumah, hal ini dilakukan untuk memberikan kebiasaan terhadap anak untujk memilih makanan yang sehat ketika anak mulai melakukan aktivitas diluar rumah dan mulai dapat memilih makanan untuk dirinya sendiri. Anak usia sekolah harus mendapatkan makanan yang cukup, baik dari segi kualitas dan kuantitas. Obesitas pada anak sekolah diakibatkan karena konsumsi energi, karbohidrat, dan lemak yang melebihi kebutuhan. Makanan dan minuman yang padat kalori, rendah kandungan zat gizi (mineral dan vitamin) yang dikonsumsi berlebihan . Perilaku dalam konsumsi pangan pada dasarnya merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan, yang dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap dalam pemilihan makanan. Hal tersebut biasanya dipengaruhi oleh lingkungan rumah dan keluarga Pola makan anak yang salah pada anak dapat mengakibatkan obesitas pada anak. Hal ini disebabkan asupan makanan yang dimakan mengandung energi yang besar yang akan mnengakibtakan besarnya kalori yang didapat oleh anak. Selain itu juga pola makan berupa tingginya konsumsi lemak dan pemanis buatan dan kurangnya makanan yang berserat dapat menjadi faktor risiko obesitas pada anak. Selain itu banyakanya restoran fast food sekarang juga mempengaruhi keadaan gizi pada anak. Anak-anak cenderung memilih makanan fast food dibandingkan dengan makanan rumah karena rasanya yang dinilai lebih enak dibandingkan dengan makanan rumah. Rasa enak pada fast food didapatkan dari lemak. Apabila makanan jenis ini dimakan dalam waktu lama maka dapat mengakibatkan obesitas pada anak, karena kadar lemak yang tinggi juga merupakan faktor penyebab obesitas.

II.1.9 Penilaian Konsumsi makanan II.1.9.1 Metode food recall 24 jamMetode food recall 24 jam dilakukan dengan cara menanyakan jumlah makanan dan minuman yang dikonsumsi selama 24 jam yang lalu. keuntungan utama dari metode food recall 24 jam adalah kemampuannya untuk mengestimasi asupan nutrisi dari suatu grup populasi. Metode ini biasanya digunakan untuk membandingkan asupan nutrisi dengan rekomendasi makanan spesifik.Metode ini biasanya digunakan untuk membandingkan intake makanan yang biasanya dimakan yang terdapat pada metode kuesioner frekuensi makanan.Kekurangan utama dari metode ini adalah jarang merepresentasikan intake makan yang biasanya dimakan.4

II.1.9.2 Metode Estimated food records Ref? Metode ini hampir sama dengan metode 24 hour recall. Metode ini digunakan untuk menjelaskan dan mencatat makanan dan minuman yang dikonsumsi selama periode waktu tertentu( biasanya 3 sampai 5 hari) keuntungan dari metode ini adalah dapat lebih merepresentasikan intake makanan yang biasa dimakan sehari-hari oleh responden daripada menggunakan metode 24 hour recall. Kekurangan dari metode ini adalahdibutuhkan responden yang sangat kooperatif dan dapat mengingat makanan yang dimakan sebelumnya dengan benar.4

II.1.9.3 Metode penimbangan makanan (Weighed food records) Ref? Metode weighed food records adalah metode yang digunakan untuk dapat menghitung makanan dan atau intake nutrisi pada responden. Dengan menggunakan metode ini makanan yang dikonsumsi selama satu hari ditimbang dan dicatat sehingga lebih akurat untuk menilai intake makanan daripada perhitngan dengan menggunakan tabel komposisi makanan yang tersedia. Kekurangan dari mmetode ini adalah memerlukan waktu dan biaya yang lebih banyak daripada metode yang lain selain itu juga diperlukan motivasi motivasi yang tinggi terhadap responden.4

II.1.9.4 Metode food frequency Ref? Metode frekuensi makanan adalah untuk memperoleh data tentang frekuensi konsumsi sejumlah bahan makanan atau makanan jadi selama periode tertentu seperti hari, mingggu, bulan, atau tahun. Selain itu dengan metode frekuensi makanan dapat memperoleh gambaran pola konsumsi bahan makanan secara kualitatif, tapi karena periode pengamatannya lebih lama dan dapat membedakan individu berdasarkan rangking tingkat konsumsi zat gizi, maka cara ini paling sering digunakan dalam penelitian epidemiologi gizi. Kuesioner frekuensi makanan memuat tentang daftar bahan makanan atau makanan dan frekuensi penggunaan makanan tersebut pada periode tertentu. Bahan makanan yang ada dalam daftar kuesioner tersebut adalah yang dikonsumsi dalam frekuensi yang cukup sering oleh responden Kelebihan metode frekuensi makanan: 41. murah dan sederhana 2. Dapat dilakukan sendiri oleh responden 3. Tidak membutuhkan latihan khusus 4. Dapat membantu untuk menjelaskan hubungan antara penyakit dan kebiasaan makan

Kekurangan metode frekuensi makanan4 1. Tidak dapat untuk menghitung intake zat gizi sehari 2. Sulit mengembangkan kuesioner pengumpuan data 3. Cukup membosankan bagi pewawancara 4. Perlu membuat percobaan pendahuluan untuk menentukan jenis bahan makanan yang akan masuk dalam daftar kuesioner. 5. Responden harus jujur dan mempunyai motivasi tinggi.

II.1.10 Faktor yang mempengaruhi pola pemberian makanan pola pemberian makanan pada anak tergantung pada karakteristik keluarga yang meliputi besar keluarga, pendapatan dan pekerjaan orang tua, pengetahuan gizi ibu serta pendidikan orang tua. 3

1. Besar keluargaLaju kelahiran berkaitan dengan keadaan gizi di keluarga. Keluarga yang memilikilaju kelahiran yang tinggi memiliki kemungkinan yang tinggi memiliki keadaan gizi yang kurang tercukupi hal ini terutama berakibat pada anak. Keluarga akan lebih mudah memenuhi kebutuhan gizi apabila memiliki jumlah anggota keluarga yang sedikit.2. Pendidikan orang tuaPendidikan orang tua sangat berpengaruh terhadap pola pemberian makanan terhadap anak.Pendidikan orang tua ini lebih banyak dititik beratkan kepada pendidikan dan pengetahuan ibu. Hal ini disebabkan ibulah yang mengatur mengenai makanan dirumah. Oleh karena itu sangat penting untuk diberikan pengetahuan dan pendidikan yang cukup terhadap ibu mengenai cara pemberian makan yang baik untuk anak dan keluarga sehingga terhindar dari masalah seperti kurang gizi atau obesitas. ibu dengan pendidikan yang cukup tentang makanan dapaat lebih mengerti cara poemberian makanan yang bergizi kepada anak sehingga dapat mencukupi kebutuhagizi anak dengan baik. Kuranngnya pendidikan orang tua tentang makanan dapat mengakibatkan masalah gizi tidak hanya pada anak tetapi juga kepada keluarga

Pentingnya pengetahuan gizi, didasarkan pada 3 aspek yaitu: Ref? 1. Status gizi yang cukup adalah penting bagi kesehatan dan kesejahteraan 2. Setiap orang hanya akan cukup gizi jika makanan yang dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, pemeliharaan, dan energi 3. Ilmu gizi memberikan fakta yang perlu sehingga penduduk dapat belajar menggunakan pangan yang baik bagi kebutuhan gizi

3. Pendapatan dan pekerjaan orang tuaPekerjaan dan pendapatan orang tua berpengaruh terhadap pola pemberian makan pada anak.Peningkatan pendapatan orang tua dapat menyebabkan orang tua dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya dengan memberikan makanan yang bergizi.Sedangkan orang tua dengan pendapat yang kurang dapat berisiko mengakbatkan kurang gizi pada anak.

II.1.11 Aktivitas Fisik Ref? Pola aktivitas fisik berperan penting dalam meningkatkan resiko obesitas pada anak.Sebagian besar waktu anak dihabiskan untuk bermain.Bermain bagi anak-anak bukan hanya sebagai sarana rekreasi tetapi juga sebaiknya sebagai sarana berolahraga yang menyehatkan. Aktivitas fisik dan olahraga setiap hari secara teratur dianjurkan sejak sejak usia muda. Namun seiring perkembangan jaman anak-anak mulai jarang melakukan aktivitas fisik dan berolahraga secara teratur.Berkurangnya aktifitas fisik pada anak-anak berbanding terbalik meningkatnya pola makan pada anak sehingga menjadi fakor risiko dari obesitas. Hal ini disebabkan anak dengan aktivitas fisik yang kurang cenderung memiliki kelebihan kalori yang akan menyebabkan obesitas.2Aktifitas fisik adalah gerak tubuh secara keseluruhan yang menggunakan otot-otot tubuh, sehingga meningkatkan pengeluaran energi secara maksimal. Aktifitas fisik merupakan komponen utama dari energi expenditure, yaitu sekitar 20-25% dari total energi expenditure. Obesitas dapat terjadi karena aktivitas fisik yang kurang sehingga kelebihan energi, yang berarti kelebihan kalori.Tersedianya berbagai macam fasilitas yang memudahkan hidup, yang tidak memerlukan banyak energi mengakibatkan tubuh kurang gerak. Hal ini sering ditemukan pada anak-anak dari keluarga dengan sosial ekonomi yang baik serta gaya hidup santai (sedentary life style), seperti menonton televisi, video game dan komputer. Penelitian di negara maju mendapatkan hubungan antara aktifitas fisik yang rendah dengan kejadian obesitas.Individu dengan aktivitas fisik yang rendah mempunyai resiko peningkatan berat badan sebesar 5 kg.2Berdasarkan Chief Medical Officer (CMO), Inggris anak- anak dan remaja melakukan aktivitas fisik minimal 60 menit atau setidaknya melakukan aktivitas fisik sedang dalam sehari. Aktivitas fisik pada anak dan remaja dibagi menjadi 3 yaitu Memenuhi rekomendasi( meets recomendation),beberapa kegiatan ( some activity) aktivitas rendah (low activity). Meets recomendation didefinisikan bahwa anak-anak yang melakukan setidaknya 60 menit setidaknya aktivitas intensitas sedang pada semua 7 hari dalam seminggu terakhir. Some activity didefinisikan sebagai melakukan 30 sampai 59 menit aktivitas intensitas sedang atau besar selama dalam seminggu terakhir. Low activity didefinisikan sebagai anak-anak yang melakukan kurang dari 30 menit dari aktivitas moderat pada setiap hari, atau aktivitas moderat dari 60 menit atau selaama 7 hari dalam seminggu.2Menurut WHO, pola aktivitas fisik anak sekolah dibagi atas beberapa bagian yaitu: waktu tidur, waktu sekolah, waktu luang (di sekolah dan luar sekolah), waktu mengerjakan tugas (pekerjaan rumah), waktu melakukan perjalanan ke sekolah, dan waktu olahraga. Sedangkan C-PAQ (Childrens Physical Activity Questionnaire) aktivitas anak terdiri dari waktu olah raga, waktu luang, aktivitas disekolah, dan aktivitas kesenangan lainnya. Menurut Canada guidelines cara meningkatkan aktivitas fisik pada anak dimulai dengan menghabiskan waktu 30 menit lebih per hari dalam melakukan aktivitas fisik dan mengurangi waktu 30 menit per hari untuk menonton tv, video, game komputer, dan bermain internet

II.2 Kerangka Teori

asupanAktifitas fisikJenis kelaminPengetahuan ibuusiagenetiklingkunganantropometrianakStatus giziobesitaslebihnormalKurangkurusBB/TBBMIBB/U

BAB IIIKERANGKA KONSEP, VARIABEL, DAN DEFINISI OPERASIONAL

III.1 Kerangka KonsepKerangka konsep pada penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

AnakusiaPola makan di rumah, jajanan, fast foodVariabel bebasvariable tergantung

Obesitas pada siswa kelas 4-6 Sekolah Dasar

Apa dasar pemilihan variabel?

III.2 VariabelA. Variabel independentI. Anak : usia, jenis kelamin, pola makan, aktifitas fisikB. Variabel dependentI. Obesitas siswa Sekolah Dasar

III.3 Definisi OperasionalAdapun definisi operasional dan skala pengukuran dalam penelitian ini adalah:

Tabel Definisi OperasionalVariabelDefinisi OperasionalAlat, Cara, dan Skala ukurHasil ukuran

IndependentUsiaUsia Sekolah dasar kelas 4-6 DO tak jelasAlat Ukur : akta lahirCara ukur : wawancaraSkala ukur : interval?Usia dalam tahun

Pola MakanPenilaian pola makan secara kualitatif dan kuantitatif. Setiap makanan dikategorikan menjadi karbohidrat, lemak, protein, dan kalori yang dihasilkan. Secara kuantitatif dilakukan food recall 1x24 jam yang juga didapat dari hasil wawancara terpimpin dengan menggunakan food model. Dari metode food recall tersebut didapatkan jumlah dan frekuensi konsumsi makanan yang kemudian diterjemahkan sebagai asupan gizi subjek penelitian. Untuk menilai kalori tiap makanan digunakan program Nutrisurvei for Windows dr.J Erhardt, Universitas Indonesia dengan menginput data kuesioner yang telah diisi orang tua responden. Sebagai patokandigunakan angka kecukupan giziAlat ukur : kuesionerCara ukur : wawancaraSkala ukur : ordinal?Apa bentuknya?Total energi dari karbohidrat, lemak, protein pada makanan dalam kalori dan gram

Variabel dependentObesitas pada siswa Sekolah Dasar kelas 4-6Penimbunan lemak dalam tubuh yang berlebihan Dasar?Alat ukur: timbangan ....Cara ukur : menimbang berat badan : berdiri tegak diatas timbangan dan tidak dengan alas kaki.

Mengukur tinggi badan : berdiri tegak pandangan lurus ke depan, kepala sampai tumit menempel pada tembok yang sudah ada alat ukur dan tidak dengan alaskaki

Skala ukur : ordinal ?Indeks Massa TubuhIMT = BB (kg)/TB2(m)< persentil 50 = kurangPersentil 50-85 = normalPersentil 85-95 = lebih persentil 95 = obesitas

HALAMAN BARUBAB IVMETODOLOGI PENELITIAN

IV.1 Jenis dan Rancangan PenelitianMetode yang digunakan berupa penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional unutk mengetahui hubungan antara pola makan dengan obesitas pada anak usia 9-11 tahun. JELASKAN

IV.2 Lokasi dan Waktu PenelitianPenelitian dilakukan di sekolah dasar negeri 01 pagi dan 02 petang di kelurahan Pela Mampang. JELASKAN ALASANNYA

IV.3 Populasi dan SampelIV.3.A PopulasiPopulasi penelitian ini adalah anak usia 9-11 tahun yang ada di sekolah dasar negeri 01 pagi dan 02 petang kelurahan Pela Mampang. BERAPA?IV.3 B Sampel PenelitianSampel penelitian diambil dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumusRumus Infinitn =dimana :n :besar sampel optimal yang dibutuhkan studiz :pada tingkat kemaknaan 95 % besarnya 1,96p :prevalensi/proporsi kelompok yang menderita penyakit yang ditelitiq :prevalensi/proporsi kelompok yang tidak menderita penyakit yang diteliti = 1 pd :akurasi dari ketepatan pengukuranmaka,n =n = 164,4dimana :n :besar sampel optimal yang dibutuhkan studiz :pada tingkat kemaknaan 95 % besarnya 1,96p :prevalensi/proporsi anak obesitas dari Riskesdas 2007 = 0,122q :prevalensi/proporsi kelompok yang tidak menderita penyakit yang diteliti (1 p) = 0,878d :akurasi dari ketepatan pengukuran, untuk p = 0,12, maka d = 0,05Rumus populasi finitn = n =besar sampel yang dibutuhkan untuk populasi yang finit =besar sampel dari populasi yang infinit =besar sampel populasi finitJumlah murid dengan usia 9-11 tahun di sekolah dasar negeri 01 pagi dan 02 petang tahun ajaran 2012-2013 berjumlah --- murid maka:n = MASUKKAN ANGKA AKTUALNYAIV.3.C Cara Pengambilan SampelPengambilan sampel di di kelurahan menggunakan pemilihan berdasarkan . Dimana diambil secara random. JELASKANIV.3.C. 1 Kriteria InklusiAdapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:1. Anak usia 9-11 tahun yang obesitas dan tidak obesitas2. Anak yang tidak dalam keadaan sakit3. Orang tua anak tersebut bersedia diwawancara4. Menetap di desa lingkungan kelurahan Pela MampangIV.3.C.2 Kriteria EksklusiAdapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:1. Anak dalam kondisi sakit kronis baik secara rohani maupun jasmani2. Anak usia < 9 tahun dan >11 tahun3. Anak tidak masuk sekolah pada saat pemeriksaan4. Anak sedang dalam kondisi diet makanan khusus sebagai terapi penyakit tertentuIV.4 Instrumen PenelitianInstrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:1. KuesionerBerisi pertanyaan terbuka dan tertutup tentang variable-variabel penelitian yang diberikan langsung kepada responden untuk diisi dan melalui proses wawancara.2. Formulir recall 1 x 24 jamDigunakan untuk mengerahui pola pemberian makanan3. Timbangan injak dan meteranDigunakan untuk mengukur berat badan serta tinggi badan balita untuk menghitung BB/TBIV.5 Pengumpulan DataPenelitian dilakukan selama dengan melakukan wawancara terpimpin berdasarkan kuesioner terlampir pada orang responden yang bersekolah di sekolah dasar . Metode wawancara adalah dimana peneliti mendapatkan keterangan dari seseorang sasaran penelitian (responden) melalui pertemuan atau percakapan.Dalam penelitian ini wawancara menggunakan panduan kuesioner sehingga responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda tertentu. Metode wawancara ini dilakukan secara langsung dengan ibu-ibu yang mempunyai anak usia yang memenuhi kriteria sampel untuk mengetahui pola makan.Hasil yang kami peroleh akan diuraikan dalam bentuk tabel untuk data deskriptif serta analitik BERIKAN DATA AKTUALIV.6 Pengolahan DataSetelah dikumpulkan maka dilakukan pengolahan data dengan tahapan sebagai berikut:1. EditingUntuk memeriksa kelengkapabn data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara2. KodingMemberi kode pada masing-masing jawaban untuk memperoleh pengolahan data3. Entri dataProses pemindahan data ke dalam media computer agar diperoleh data masukan yang siap diolah4. TabulasiMengelompokkan data sesuai dengan tujuan penelitian kemudian dimasukkan dalam tabel yang sudah dimasukkan.

0G:1. LEMBAR JUDUL DAN PENGESAHAN2. DAFTAR REFERENSI DENGAN METODE VANCOUVER3. JADWAL PENELITIAN4. BIAYA PENELITIAN5. KERANGKA KONSEP PENELITIAN KURANG MEMBERIKAN GAMBARAN MASALAH YANG DIHADAPI