BAB III DATA dan FAKTA - Perpustakaan Digital · PDF fileIndoNet merupakan ISP komersial...
Transcript of BAB III DATA dan FAKTA - Perpustakaan Digital · PDF fileIndoNet merupakan ISP komersial...
12
BAB III
DATA dan FAKTA
3.1 Tentang Bandung
Bandung terletak pada koordinat 107° BT and 6° 55’ LS. Luas Kota Bandung
adalah 16.767 hektar. Kota Bandung terletak pada ketinggian ±768 m di atas permukaan
laut rata-rata (mean sea level).Kota ini secara geografis terletak di tengah-tengah
provinsi Jawa Barat, dengan demikian, sebagai ibu kota provinsi, Bandung mempunyai
nilai strategis terhadap daerah-daerah di sekitarnya.
Julukan lain yang muncul pada 1920-an dan tak kalah tenar adalah Parisj van
Java yang berarti Parisnya Jawa, lantaran memang Bandung disebut-sebut sebagai
Eropanya daerah tropis. Sedang dibanding daerah di Amerika, Bandung adalah
kembarannya Miami, karena layaknya di Miami, di Bandung juga berdiri banyak
bangunan tahun 1920-an yang berarsitektur deco.
Perkembangan kota Bandung makin lama makin pesat dan meluas. Sebelumnya
Bandung telah memborong 5 fungsi kota, yakni sebagai kota pemerintahan,
perdagangan, industri, kebudayaan, pariwisata. Seiring perkembangannya banyak jenis
wisata unik dan menarik yang ditawarkan, mulai dari wisata jajanan dan wisata belanja
yang paling menarik wisatawan domestik maupun mancanegara, sampai wisata alam,
wisata budaya, wisata sejarah, bahkan wisata loak.
Pembagian wilayah Bandung :
Bandung Utara : Setiabudi, Gerlong, Cipaganti, Cihampelas, Dago, Siliwangi,
Sukahaji.
Bandung Tengah : Gatsu, Riau, Pajajaran, Wastukencana, Astana Anyar,
A.Yani, Otista, Karapitan ,Burangrang, Terusan Kiara Condong, BKR, Peta.
Bandung Barat : Jamika, Rajawali, Sudirman, Elang, Andir, Garuda, Cicendo,
Paskal, Sukajadi, Pasteur.
Bandung Timur : Surapati, Arcamanik, Antapani, Laswi, Riung Bandung, Plajar
Pejuang, Kiara Condong, Margahayu, A.Yani, Ujung Berung, Ranca Bolang.
Bandung Selatan : Kopo, Sumbersari, Hollis, Moh. Toha, Sayati, Batu nunggal.
13
Gbr 3.1 Peta Bandung
3.2 Sejarah kuliner Bandung
Sejarah data lama tahun 1017 mengungkap bahwa pada masa lalu sejak zaman
kolonial Belanda, kota Bandung dikenal dengan orang yang doyan makan. Pada masa itu
Bandung tercatat memiliki restoran dan warung terbanyak, dibandingkan dengan kota-
kota lainnya di Pulau Jawa. Tempat yang paling bersih, teratur dan terkenal adalah
Pasar Baru Bandung.
Sejak 1941 Bandung sudah diposisikan sebagai sentra kuliner nusantara karena
memiliki jumlah rumah makan terbanyak di seantero kota di Indonesia. Pendek kata,
Bandung adalah gudang makanan dan surga bagi kaum pengadap (tukang jajan).
Bandung selalu jadi trademark dan trendsetter yang cukup menawan hati dengan
produk-produk kulinernya seperti oncom, peuyeum, serabi, kacang, dan sebagainya.
Bahkan tidak jarang nama Bandung digunakan sebagai branding yang mempunyai image
bagus untuk mendongkrak penjualan. Bung Karno menjadikan Bandung sebagai tempat
persinggahan yang ideal di dalam menikmati masakan-masakan khas Bandung. Juga
tidak terhitung jumlah para tokoh besar baik nasional maupun internasional dan
selebriti yang menyempatkan diri datang ke Bandung hanya untuk mendapatkan
masakan atau minuman yang diinginkan.
14
3.3 Macam-macam jenis kuliner Bandung
Macam-macam jenis kuliner Bandung:
- Makanan khas : menyediakan makanan khas Sunda, gorengan/bakaran, jeroan,
sambal dan macam-macam lainnya seperti Bale gazeboo, Nasi Bancakan, RM
AA. Laksana, dll.
Gbr 3.2 Sambara
- Makanan daerah lain : banyak makanan daerah lain sebagai dampak dari
penduduk pendatang yang menetap di Bandung, seperti gudeg Yogya, Bebek
Darmo, Soto Makassar, Pempek Palembang di Rama, dll.
Gbr 3.3 Bebek Darmo
- Makanan internasional : seiring perkembangan dan banyaknya mall, makanan-
makanan internasional pun mulai banyak ditemui, seperti kafe dan restoran di
PVJ, Suiss Butcher, Winner Brastwurst, dll.
Gbr 3.4 Kampung Daun
15
- Minuman khas : bandrek dan bajigur di kafe Tenda Cilaki, ataupun yang segar
seperti es Oyen, sop buah Cimandiri, Cendol Elizabeth,dll
Gbr 3.5 Sop buah Pak Ewok
- Jajanan : Makanan seperti surabi imut, wedang ronde, bubur, colenak, dll.
Gbr 3.6 Surabi imut Enhai
- Makanan warung : warung tenda Cimandiri, sepanjang Dago, dan sepanjang
Cibadak.
Gbr 3.7 Warung tenda Cimandiri
16
- Kue : Amanda, Primarasa, Kartika Sari, Sriwijaya.
Gbr 3.8 Amanda Brownies Kukus
Macam-macam kuliner Bandung menurut tempatnya :
- Restoran: menyediakan makanan dengan menu-menu andalan buatan sendiri,
baik menu tradisional maupun internasional. Contohnya : Sambara, Queen, Bale
Gazeboo, Miyazaki, dll
Gbr 3.9 Nasi bancakan
- Kafe/dining : tempat ini lebih mengutamakan suasana, dan kita bisa bersantai
atau berkumpul dengan keluarga tanpa batas waktu. Contoh : Rumah Kopi, The
Peak, Kampung Daun, dll
Gbr 3.10 Roemah kopi
- Pujasera, kafetaria : kumpulan makanan yang bervariasi dan murah. Contoh :
warung Ce’mar, pujasera Dipati ukur, dll.
17
- Warung Kaki Lima : tempat kaki lima dan tentu saja harganya jauh bisa
terjangkau serta murah meriah. Contoh : warung tenda Cibadak, warung tenda
Cimandiri, warung tenda Dago.
Gbr 3.11 Warung tenda Cimandiri
- Jajanan cemilan : tempat-tempat seperti ini menghadirkan jenis makanan yang
lebih ringan sebagai menu utamanya. Contoh : PT. Rasa, Sumber Hidangan,
Cizz, dll.
Gbr 3.12 Cizz
- Fast food : makanan siap saji dan mempunyai gerai yang cukup banyak di satu
kotanya. Contoh : KFC, McD, Wendys,dll
- Kawasan : di Bandung banyak kawasan-kawasan yang sepanjang jalannya
berlimpahan tukang makanan. Contoh: Braga, Gardu Jati, Lembang, dll.
Gbr 3.13 Braga
18
Data tempat jajanan, makanan, minuman yang akan dimasukan :
- Nasi merah Punclut
Dibuka dari tahun 1990
Menu : nasi timbel putih, merah, hitam, pepes usus, jamur, ayam, ikan mas,
peda, jambal, gorengan tempe, perkedel, lalap dan sambal, bandrek, teh,
softdrink, jus.
Harga : Rp 1000-6000
Waktu buka : 06.00-12.00 (hari MInggu saja)
Alamat : Jl. Ciumbeluit Atas, Bukit Raya no. 47
Punclut Bandung.
Gbr 3.14 Nasi Merah
- Roti Bakar Gg. Kote
Dibuka sejak tahun 1970
Menu : roti bakar dengan berbagai campuran rasa
Harga : Rp 17500-28500
Waktu buka : setiap hari 14.30-22.00
Alamat : Gg. Kote, Sudirman Bandung.
Gbr 3.15 Roti Bakar Kote
- Bola ubi Gardujati
Dibuka dari tahun : 1950
Menu : bola ubi (gorengan)
Harga : Rp. 600
Waktu buka : setiap hari 17.30-24.00
Alamat : Warung kaki lima Gardu Jati.
Gbr 3.16 Bola ubi
19
- Es Gokil
Dibuka dari tahun 1950
Menu : Es Goyobod
Harga : Rp.1500
Waktu buka : setiap hari 10.00-17.30
Alamat : Jl. Kliningan B-9
Gbr 3.17 Es Gokil
- Kolak Macan
Dibuka sejak tahun 1974
Menu : lotek, gado-gado, aneka kolak, aneka
rujak, dan nasi rames.
Harga : Rp. 6000-14000
Waktu buka : setiap hari kecuali Minggu 09.30-
17.00
Alamat : Jl. Badak no 19 Bandung Gbr 3.18 Lotek Macan
- Rumah Kopi
Menu :
Kopi panas dan dingin, coklat panas dan dingin,
jus, smoothies, masakan Indonesia-western
Harga : Rp. 11.000-26000
Waktu buka : setiap hari 11.00-23.
Alamat : Terusan Rancakendal no.9 Dago
Bandung.
Gbr 3.19 Rumah Kopi
- Kedai Teko
Menu :
Teh, kop, sup, makanan Eropa- Amerika
Harga : Rp. 9500-27.000
Waktu buka : setiap hari 09.00-21.00
Alamat : Jl. Neglasari no.4 CiIumbeluit Bandung.
Gbr 3.20 Kedai Teko
20
- Ahimsa
Menu : vegetarian food
Waktu buka : setiap hari 09.30-21.00
Harga : Rp. 6000-31000
Alamat : Jl. Kebonjati no.41. Komplek Luxor
Permai Kap no 25 Bandung.
Gbr 3.21 Happy sweet
- Abadi
Dibuka sejak tahun 1969
Menu :roti Bagelen (kering dan basah)
Waktu buka : setiap hari 08.00-17.00
Harga : RP. 10.500-18000
Alamat : Jl. Punawarman no.49 Bandung.
Gbr 3.22 Abadi bagelen
3.4 Sejarah dan Perkembangan Website di Indonesia
Ada dua hal yang perlu diperhatikan, jika membahas seputar pra-sejarah
Internet di Indonesia. Pertama, populasi komputer Indonesia yang sangat minim seputar
tahun 1970-1980an. Kedua, istilah Internet baru menjadi populer pada tahun 1990an.
Sebelumnya, nama dari sebuah jaringan komputer berdasarkan siapa yang
membiayainya atau siapa yang menggunakannya. Umpama: ARPAnet, BITnet, CSnet,
NSFnet, UUSCPnet, dan seterusnya.
Internet merupakan media komunikasi yang populer di Indonesia sejak akhir tahun
1990. Perkembangan jaringan internet di Indonesia dimulai pertengahan era 1990,
namun sejarah perkembangannya dapat diikuti sejak era 1970-an.
Pada awal perkembangannya, internet dimulai dari kegiatan-kegiatan yang
bersifat non-komersial, seperti kegiatan-kegiatan berbasis hobi dan dalam
perkembangan selanjutnya kebanyakan diprakarsai oleh kelompok akademis /
mahasiswa dan ilmuwan yang sebagian (pernah) terlibat dengan kegiatan berbasis hobi
tersebut, melalui upaya membangun infrastruktur telekomunikasi internet. Contohnya
saja dengan adanya mailing list, di tahun 1989-1990-an, teman-teman mahasiswa
21
Indonesia di luar negeri mulai membangun tempat diskusi di Internet, salah satu tempat
diskusi Indonesia di Internet yang pertama berada di [email protected].
Berawal dari mailing list pertama di Janus diskusi-diskusi antar teman-teman
mahasiswa Indonesia di luar negeri pemikiran alternatif berserta kesadaran masyarakat
ditumbuhkan. Pola mailing list ini ternyata terus berkembang dari sebuah mailing list
legendaris, akhirnya menjadi sangat banyak sekali mailing list Indonesia terutama di
host oleh server di ITB & egroups.com. Mailing list ini akhirnya menjadi salah satu
sarana yang sangat strategis dalam pembangunan komunitas di Internet Indonesia.
Di sekitar tahun 1994 mulai beroperasi IndoNet yang dipimpin oleh Sanjaya.
IndoNet merupakan ISP komersial pertama Indonesia. Pada waktu itu pihak POSTEL
belum mengetahui tentang celah-celah bisnis Internet & masih sedikit sekali pengguna
Internet di Indonesia. Sambungan awal ke Internet dilakukan menggunakan dial-up oleh
IndoNet, sebuah langkah yang cukup nekat barangkali. Akses awal di IndoNet mula-mula
memakai mode teks dengan shell account, browser lynx dan email client pine pada
server AIX.Mulai 1995 beberapa BBS di Indonesia menyediakan jasa akses Telnet ke luar
negeri. Dengan memakai remote browser Lynx di AS, maka pemakai Internet di
Indonesia bisa akses Internet (HTTP).Perkembangan terakhir yang perlu diperhitungkan
adalah trend ke arah e-commerce dan warung internet yang satu dan lainnya saling
menunjang membuahkan masyarakat Indonesia yang lebih solid di dunia informasi.
Rekan-rekan e-commerce membangun komunitasnya di beberapa mailing list utama
seperti [email protected], [email protected], e-
[email protected] & [email protected]. ("http://id.wikipedia.org/wiki/)
Secara keseluruhan memang masih dapat dikatakan bahwa internet relatif baru
dikenal oleh masyarakat Indonesia dan frekuensi pemakainyapun belum terlalu banyak.
Namun perkembangan internet di Indonesia telah menunjukkan perkembangan yang
signifikan.
Tabel 3.1. Peningkatan Jumlah Pelanggan dan Pengguna Internet
TAHUN PELANGGAN PENGGUNA
1997 31000 110000 1998 75000 384000 1999 134000 512000 2000 256000 1000000 2001 760000 1900000 2002 1680000 4200000
Sumber: APJII
22
Namun di bandung dengan negara-negara asia yang lebih maju, seperti Singapura,
Taiwan dan hongkong, Indonesia masih ketinggalan jauh. Indikasi yang kuat adalah
masih terbatasnya jumlah pelanggan internet yang baru berkisar 1.680.000 pelanggan
sampai dengan tahun 2002, (APJII) atau tidak lebih 5 persen dari total jumlah rumah
tangga di perkotaan. Walaupun Indonesia masih dalam tahap awal perkembangan pasar
internet, namun peningkatan jumlah pelanggan internet yang ada saat ini menunjukan
bahwa peluang pasar internet di Indonesia cukup besar. Memang pada tahun 2002
terjadi kelesuan, namun itu bersifat sementara karena efek dari krisis global yang
sedang di alami, disamping pengaruh tragedi penghancuran Gedung WTC sebagai simbul
pusat perekonomian dunia. Efek dan pengaruh global ini bisa dilihat dengan penurunan
jumlah registran untuk domain id yang mencapai 17,9 % dari jumlah registran pada
tahun 2001, yaitu dari angka 4264 registran turun menjadi 3501 registran. Namun
penurunan permintaan domain id tersebut tidak serta merta berbanding lurus dengan
pengingkatan jumlah pelanggan internet, karena justru pada tahun 2002 persentasi
jumlah pelanggan internet menunjukan kenaikan angka yang sangat tinggi, yaitu 121%,
dari 760000 pelanggan meningkat menjadi 1680000 pelanggan. ("http://goechi.com)
World Wide Web sebagai Hipermedia dan Aspek-Aspek Perencanaannya
Sebagai media informasi baru yang berbeda dengan media-media sebelumnya,
Hipermedia merupakan media digital yang dapat mengeksploitasi semua kemungkinan
yang ditawarkan oleh teknologi komputer dan teknologi telekomunikasi yang pernah
ada sebelumnya. Hipermedia adalah media yang dibantu oleh komputer untuk
menampilkan teks, gambar, suara, animasi, dan video dalam berbagai variasi
kombinasi. Disebut juga media non linear, yaitu menggunakan sistem akses secara
random, yang meniadakan awal, tengah atau akhir serta memungkinkan informasi
tersambung dalam suatu koneksi jaringan, yang masing-masing dapat dieksplorasi oleh
pemakainya dengan berbagai cara yang berbeda. Hipermedia merupakan Multimedia
Interaktif dimana perbedaan antara pemakai dan pencipta media membaur, dan
merupakan media digital yang dapat didistribusikan pada disk (CD-ROM) atau melalui
jaringan komunikasi seperti internet (World Wide Web). Hipermedia juga merupakan
suatu media yang berisi potensi-potensi untuk menginformasikan banyak aspek dari
kehidupan manusia, bekerja, dan bermain. World Wide Web (WWW) mampu
mengkombinasikan seluruh jenis media elektronik ke dalam satu presentasi interaktif
yang dapat dikirimkan kemanapun di seluruh dunia secara langsung dan mudah
(instant). Dengan internet dan WWW, dunia semakin terkoneksi, pekerjaan menjadi
semakin abstrak, keputusan dibuat semakin cepat, dan perubahan berakselerasi
semakincepat. Pemakai dapat membaca, menulis surat, melihat animasi, gambar hidup
23
atau film, mendengar suara dan berkomunikasi secara interaktif. Dokumen WWW
adalah dokumen Hipermedia. Dalam WWW terjadi komunikasi antara pemakai dan
pencipta. Karena media ini interaktif, dibutuhkan kontribusi aktif dari pemakai untuk
menjalankan fungsinya.
Dengan menggunakan media ini, lembaga-lembaga dan bisnis informasi
mempunyai bentuk, indentitas, realitas kerja dan kerja sama (counterpart) berbeda
dengan bentuk, identitas, dan kenyataan kerja yang mereka miliki di dunia fisik.
Masyarakat menyebutnya hidup dalam cyberspace.
Website yang ada saat ini adalah generasi ke-3, Website yang menggabungkan
kecanggihan teknologi dengan aspek-aspek desain. Davis Singel membagi website dalam
tiga generasi sebagai berikut:
Generasi Pertama, informasi ditampilkan secara linear, fasilitas modem yang lambat,
menggunakan monitor monokrom. Halaman display dari atas ke bawah, sekuen teks dan
gambar dibuat dari kiri ke kanan dan umumnya berwarna keabuan. Pembagian data
menggunakan garis dan bulatan-bulatan (bullets). Website pada generasi ini didominasi
dengan teks/tulisan.
Generasi kedua, adalah model generasi pertama yang mengganti kata-kata dengan
pemakaian ikon. Latar belakang abu-abu diganti dengan menggunakan pola-pola
tertentu, dan menggunakan pinggiran berwarna biru dan merah disekeliling gambarnya.
Headline (judul) digantikan dengan banner (kotak). Lebih populer, karena lebih banyak
menggunakan gambar dan mudah dibaca. Generasi ini dibantu dengan teknologi baru
(misalnya Netscape memunculkan perkembangan HTML pada tahun 1995),
menggunakan sistem ’menu’ dan ’ikon’.
Generasi ketiga, dibuat dengan dasar pemikiran desain, bukan kemampuan teknologi.
Pemakai mendapatkan pengalaman yang lengkap mulai dari masuk sampai keluar.
Website pada generasi ini menarik pemakai mengeksplorasi dalam sebuah Website
(membuka seluruh halaman-halamannya), semakin ia mendapatkan keseluruhan isi
Website tersebut.
24
3.5 Data-data Wisatawan
Tabel 3.2. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Kota Asal
Dari tabel 3.2, Jakarta merupakan tourist generating area terbesar yang memasok market share kota Bandung dengan share 45,3% secara signifikan berada di atas wisatawan asal kota lainnya. Sementara kota yang berada di urutan kedua pemasok pasar Bandung yaitu Bekasi (11,1%) disusul oleh Bogor (7,2%), Tanggerang (3,9%) mengikuti setelahnya. Sementara daerah lain di luar Jabotabek yang cukup signifikan dibanding dengan daerah lainnya yaitu Yogyakarta (1,7%) dan sisanya (31,4%) adalah kota-kota lain yang berada di luar Jabotabek selain Yogyakarta yang besarannya sangat kecil.
Tabel 3.3. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Frekuensi Kunjungan
Frekuensi kunjungan wisatawan ke Kota Bandung, terlihat dalam tabel 3.3, pada urutan pertama kebanyakan wisatawan yang telah berkunjung lebih dari 7 kali (53,4%), selanjutnya di urutan kedua dengan frekuensi 2-3 kali (18,6%), urutan ketiga 3-5 kali (10,7%), urutan keempat sedikitnya 5-7 kali (0,1%), dan urutan terakhir yang berkunjung baru satu kali (8,1%).
Tabel 3.4. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Jumlah Pengeluaran di Bandung
KOTA ASAL FREKUENSI
(%)
Bekasi 11.1
Bogor 7.2
Jakarta 45.3
Tanggerang 3.9
Yogyakarta 1.7
Lain-lain 31.4
FREKUENSI KUNJUNGAN FREKUENSI
(%)
1 Kali 8.1
2-3 Kali 18.6
3-5 Kali 10.7
5-7 Kali 9.1
> 7 kali 53.4
JUMLAH PENGELUARAN DI BANDUNG FREKUENSI
(%)
< Rp. 100.000 7.8
Rp. 100.001-500.000 30.6
Rp. 500.001-1000.000 21.5
25
Dapat dilihat dalam tabel 3.4 jumlah pengeluaran wisatawan di Bandung pada urutan pertama sebesar Rp. 100.001-500.000 (30,6%), pada urutan
kedua sebesar Rp. 1000.001-2000.000 (22,1%), pada urutan ketiga sebesar Rp. 500.001-1000.000 (21,5%), keempat lebih dari Rp. 2000.000 (17,9%), dan pada urutan terakhir wisatawan mengeluarkan uang kurang dari Rp. 100.000 (7,8%).
Tabel 3.5. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Alokasi Pengeluaran Terbesar
Wisatawan yang berkunjung ke Bandung dalam tabel 3.5 mengalokasikan pengeluarannya sebagian besar rata-ratya digunakan untuk berbelanja (47,2%), urutan kedua untuk makan dan minum (21,5%), selanjutnya di urutan ketiga alokasi dana digunakan untuk akomodasi/penginapan (15,0%), keempat adalah wisatawan yang mengalokasikan dananya untuk transportasi (7,8%), kelima untuk cenderamata (5,2) dan terakhir dialokasikan untuk lain-lain (3,3%).
Tabel 3.6. Profil Pasar Wisatawan Kota Bandung Berdasarkan Sumber Informasi Yang Diperoleh
TRp. 1000.001-2000.000 22.1
> Rp. 2.000.000 17.9
ALOKASI PENGELUARAN TERBESAR FREKUENSI
(%)
Akomodasi 15
Makan dan Minum 21.5
Transportasi 7.8
Cenderamata 5.2
Belanja 47.2
Lain-lain 3.3
SUMBER INFORMASI MENGENAI BANDUNG
FREKUENSI
(%)
Biro Perjalanan 6.8
Internet 5.9
Iklan (Majalah/Surat Kabar) 9.1
Travel Expo 1.3
Teman/Keluarga 66.4
Guide Book 3.3
Artikel (Majalah/Surat 1.3
26
Tabel 3.6. memperlihatkan sumber informasi yang diperoleh oleh wisatawan mengenai Bandung. Lebih dari separuh wisatawan mendapatkan
informasi tentang Bandung dari teman/keluarga (66,4%). Di urutan kedua (9,1%) memperoleh informasi dari iklan majalah dan surat kabar, urutan ketiga (6,8%) dari biro perjalanan, urutan keempat (5,9%) dari internet dan lain-lain, urutan kelima (3,3%) dari buku panduan (guide book), dan urutan terakhir (1,3%) wisatawan mendapatkan informasi dari travel expo dan artikel majalah atau surat kabar.
3.6 Analisa terhadap Kondisi Informasi Pariwisata Bandung
Masih sedikit sekali peran pemerintah kota Bandung akan potensi wisata-wisata
di Bandung. Padahal berdasarkan data yang ada sekitar 53,4 % wisatawan lokal datang
ke Bandung lebih dari 7x. Bisa dilihat bahwa cukup banyak antusiasme wisatawan
terhadap kota Bandung. Demikian pula dengan data 21,5 % yang menyatakan bahwa
alokasi pengeluaran para wisatawan adalah untuk makan dan minum. Maka dari itu
sungguh amat disayangkan peran pemerintah yang kurang optimal tersebut.
Beberapa contoh informasi pariwisata yang dibuat pemerintah kota Bandung mengenai
pariwisata Bandung.
Gbr 3.23 Brosur Dinas Pariwisata Bandung
Kabar)
Lain-lain 5.9
27
Gbr 3.24 Website Dinas Priwisata Bandung
Namun yang banyak berperan terhadap informasi wisata, khususnya kuliner adalah
internet dan buku perjalanan wisata. Dengan adanya internet, informasi yang
dibutuhkan tersedia dalam bentuk web. Buku saku yang seharga Rp 15.000- Rp 35.000
pun sudah tersedia di took-toko buku ternama. Lebih lengkap, lebih actual bahkan lebih
detail dibandingan dengan informasi yang ditawarkan oleh pemerintah kota Bandung
sendiri. Beberapa contoh diantaranya:
Gbr 3.25 Contoh Travel guide book Bandung
28
Gbr 3.26 Contoh Website Travel guide Bandung
Website adalah saluran ideal dan alat yang ampuh untuk mempromosikan
sebuah kota beserta informasi-informasi yang ada didalamnya yang dibutuhkan oleh
para wisatawan dengan biaya yang cukup murah. Oleh karena itu yang perlu
diperhatikan adalah kualitas dari informasi itu sendiri. Seaktual dan selengkap apa,
semenarik apa, dan secepat apa tingkat aksesibilitasnya karena wisatawan akan
mendasarkan keputusannya untuk mengunjungi kota tersebut terhadap apa yang
mereka lihat. Apalagi di masa sekarang ini wisatawan lebih senang mencari sendiri
daripada menunggu informasi dari biro ataupun organisasi lainnya, hal ini terbukti
dengan penggunaan internet yang bertambah setiap tahunnya. Maka dari itu perlu
diperhatikan faktor-faktor yang akan mempengaruhi website kuliner Bandung ini.
Strength :
- informasi yang lebih lengkap
- interaktif
- mobile akses
- aktual
Weakness :
Sosialisasi website jika berbanding dengan kompetitor yang sudah lebih popular.
Opportunity :
zaman modern, teknologi semakin canggih, information teknologi yang semakin
berkembang memungkinkan segala cara untuk mengakses informasi.
Threat :
sudah adanya website, blog, dan buku sejenis dan sudah dikenal lebih dahulu mengenai
wisata kuliner Bandung.