BAB III contoh

27

Click here to load reader

description

jhg

Transcript of BAB III contoh

67

BAB III

METODE PENELITIANA. Rancangan atau Desain Penelitian

Rancangan atau desain penelitian adalah sesuatu yang sangat penting dalam penelitian, memungkinkan pengontrolan maksimal beberapa faktor yang dapat mempengaruhi akurasi suatu hasil. Istilah rancangan penelitian digunakan dalam dua hal, pertama rancangan penelitian merupakan suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data, kedua rancangan penelitian digunakan untuk mendefinisikan struktur penelitian yang akan dilaksanakan.

Rancangan juga dapat digunakan peneliti sebagai petunjuk dalam perencanaan pelaksanaan penelitian untuk mencapai suatu tujuan atau menjawab suatu pertanyaaan penelitian. Oleh karena itu, kemampuan dalam menyeleksi dan mengimplementasikan rancangan penelitian sangat penting untuk meningkatkan kualitas penelitian dan hasilnya akan dapat dimanfaatkan.

Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungaan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan. Rancangan sangat erat dengan kerangka konsep sebagai petunjuk perencanaan pelaksaan suatu penelitian. Sebagai blueprint, rancangan adalah suatu pola atau petunjuk secara umum yangdapat diaplikasikan pada beberapa penelitian. Dengan adanya permasalahan penelitian yang jelas, kerangka konsep dan definisi variabel yang jelas, suatu rancangan dapat digunakan sebagai gambaran tentang perencanaan penelitian secara rinci dalam hal pengumpulan dan analisis data (Nursalam, 2008).

Berdasarkan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti, penelitian ini adalah termasuk penelitian analitik asosiasi yaitu mencoba mencari hubungan antar variabel, dan berdasarkan klasifikasinya peneliti melakukan penelitian ini dengan cara Cross Sectional yaitu yang bertujuan untuk mengetahui hubungan Intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan pada pasien IMA di RSUD Dr.ISKAK Tulungagung.

B. Kerangka kerja (Frame Work)Kerangka kerja adalah rancangan kegiatan yang akan dilakukan. (Notoatmojo, 2005).

Bagan 3.1 Kerangka kerja hubungan intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan pada pasien IMA di ruang ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr.ISKAK TULUNGAGUNG 2013.Keterangan kerangka kerja:Berdasarkan kerangka kerja diatas dapat dikemukakan bahwa sampel diperoleh dari sebagianpasien IMA di ruang ICCU Rumah Sakit Dr. ISKAK Tulungagung dengan menggunakan teknik consecutive sampling. Kemudian dari masing-masing-masing data diidentifikasi dan observasi. Dari data tersebut kemudian dimasukkan dalam pengolahan data yang terdiri dari editing, coding, scoring, tabulating. Untuk tingkat nyeri dengan menggunakan parameter skala nyeri, sedangkan untuk cemas yaitu dengan menggunakan skala HARS. Kemudian kedua data tersebut di analisa data menggunakan ujiSpearman-rho, sehingga menghasilkan kesimpulan H1 (ada hubungan antara keduanya), dan Ho (tidak ada hubungan antara keduanya).C. Populasi, Sampel, Sampling 1. Populasi penelitian Populasi adalah keseluruhan dari suatu variabel yang menyangkut masalah yang diteliti. Variabel tersebut bisa berupa orang, kejadian, perilaku, atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian (Nursalam, 2001). Populasi dalam penelitian adalah subjek (misalnya manusia; klien) yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan(Nursalam, 2008). Populasi penelitian ini adalah semua pasien IMA di ruang ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. ISKAK Tulungagung.2. Sampel Penelitian

Sampel adalah sebagian kecil dari populasi yang digunakan alam uji untuk memperoleh informasi statistik mengenai keseluruhan informasi (Budiman Candra, 2008). Sampel pada penelitian ini adalah sebagian pasien IMA di ruang ICCU Rumah Sakit Dr. ISKAK Tulungagung dengan kriteria sebagai berikut :a) Kriteria InklusiKriteria inklusi adalah kerakteristik umum subjek penelitian dari suatu populasi target yang terjangkau yang akan diteliti (Nursalam, 2003). Dalam penelitian ini ditentukan sebagai berikut :1) Pasien IMA (Infark Miokard Akut) yang kooperatif dan bersedia menjadi responden.2) Pasien IMA (Infark Miokard Akut) yang telah dirawat hari pertama diruang ICCU .b) Kriteria EksklusiKriteria eksklusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan subjek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari suatu studi karena berbagai sebab (Nursalam, 2003). Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1) Pasien IMA(Infark Miokard Akut)dengan komplikasi penyakit lain. 2) Mengalami penurunan kesadaran.Penentuan besar sampel dengan rumus :

N

n =

1 + N (d)2

26

n =

1+26 (0,05)2

26

n =

1+26(0,0025)

26

n =

1,065

n = 24,413146

jadi perkiraan sampel adalah sebanyak 24 orang.

Keterangan:

n = besar sampel.

N = besar populasi.

d= tingkat populasi (p).3. SamplingSampling menurut Notoatmojo, (2002) adalah cara atau tehnik tertentu dalam mengambil sampel penelitian, sehingga sampel tersebut dapat mewakili populasinya. Adapun teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode Consecutive sampling, yaitu suatu pemilihan sampel dengan menentukan subyek yang memenuhi kriteria penelitian dimasukan dalam penelitian sampai kurun waktu tertentu, sehingga jumlah klien diperlukan terpenuhi ( Sastroasmoro & Ismail ).D. Identifikasi Variabel

1. Variabel Bebas (Independen variabel)

Variabel bebas (Independen variabel) merupakan variabel penyebab atau variable yang mempengaruhi variabel terikat (Notoatmodjo, 2002).Dalam penelitian ini sebagai variabel bebas adalah Intensitas nyeri dada pada pasien IMA.2. Variabel Terikat (Dependent variabel)

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas atau variabel independen (Notoatmodjo, 2002).Dalam penelitian ini sebagai variabel terikat adalah Tingkat kecemasan pada pasien IMA.E. Definisi Operasional Definisi operasional berdasarkan karakteristik yang diamati dari sesuatu yang didefinisikan dan membantu penelitian dalam menggunakan variabel yang sama (Nursalam, 2001). Tabel 3.1 Definisi Operasional

VariabelDefinisiParameterAlat UkurSkalaKriteria / Skor

Intensitas nyeri dada pasien IMA.1. Nyeri

ringan

2. Nyeri sedang

3.Nyeri berat terkontrol

4. Nyeri berat tidak terkontrol

Tingkat kecemasan pasien IMA.

Suatu gambaran tentang seberapa parah nyeri yang dirasakan oleh individu.1. Suatu gambaran inividu dalam keadaan nyeri dada yang masih dapat dikontrol2. Gamba ran Intensitas nyeri dada yang sulit dikontrol oleh individu.3. Suatu gambaran dimana individu tidak mampulagi untuk mengon trol rasa nyeri.4. Fase nyeri yang paling dalam.Kondisi yang menimbulkan stress fisik maupun psikologi pada pasien IMA.

Hasil dari observasi atau pengamatan terhadap intensitas nyeri yang dialami oleh klien :

1. Nyeri ringan : Secara obyektif klien dapat berkomunikasi dengan baik.2. Nyeri sedang :

.

Secara obyektif klien mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan lokasi nyeri, dapat mendskripsikannya, dapat mengikuti perintah dengan baik.3.Nyeri berat : Secara obyektif klien terkadang tidak dapat mengikuti perintah tapi masih respon terhadap tindakan, dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat mendeskripsikannya, tidak dapat diatasi dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.4.Nyeri sangat berat :

Pasien sudah tidak mampu lagi berkomunikasi,memkul.Jawaban responden terhadap pertanyaan questioner tentang (skala HARS):1. Perasaan Cemas: cemas, firasat buruk, takut akan fikiran sendiri, mudah tersinggung, mudah menangis, gemetar, gelisah.

2. Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat istirahat dengan tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar gelisah.3. Ketakutan: pada gelap.4. pada orang asing, ditinggal sendiri, pada binatang besar, pada keramaian lalu lintas, pada kerumunan orang banyak.

5. Gangguan Tidur: sukar memulai tidur, terbangun dimalam hari, tidur tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi-mimpi buruk, mimpi yang menakutkan.

6. Gangguan Kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun, sering bingung.

7. Depresi: kehilangan minat, berkurangnya kesenangan pada hoby, sedih, perasaan berubah-ubah setiap hari, bangun dini hari.

8. Gejala Nomatik: nyeri otot, kaku, kedutan otot, gigi gemeratak, suara tidak stabil.

9. Gejala Sensorik: telinga berdenging, penglihatan kabur, muka merah/pucat, merasa lelah/lemah, perasaan ditusuk-tusuk.

10. Gejala Kardiovaskuler: denyut nadi cepat, berdebar-debar, nyeri dada, denyut nadi mengeras, merasa lesu/lemas seperti mau pingsan, denyut jantung menghilang/berhenti sekejap.

11. Gejala Respiratory: rasa tertekan didada, perasaan tercekik, merasa nafas pendek/sesak, sering menarik nafas panjang.12. Gejala GastroIntestianal : sulit menelan, perut melilit, berat badan menurun, nyeri sebelum dan sesudah makan, rasa panas diperut, rasa penuh/kembung, mual, muntah, buang air besar lembek dan sulit.

13. Gejala Urogenital: sering buang air kecil, tidak dapat menahan buang air kecil, tidak haid, darah haid sedikit, darah haid berlebihan, masa haid amat pendek, masa haid berkepanjangan, haid beberapa kali sebulan, frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah/hilang.14. Gejala Vegetatif/Otonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing/sakit kepala.

15. Tingkah Laku/Sikap saat Wawancara: gelisah, tidak tenang, muka tegang, jari gemetar, nafas pendek dan cepat tonus/ketegangan otot meningkat.

Obser vasiQu

esioner

Or

d

i

n

a

l

Or

d

i

n

a

l

Skala Kuantitatif : 0 : Tidak nyeri 1 : Nyeri ringan 2. : Nyeri sedang 3 : Nyeri berat terkontrol 4 : Nyeri berat tidak terkontrolCara penilaian:

0: tidak ada gejala sama sekali1 : Satu dari

gejala yang

ada2: Separuh

gejala yang

ada3 : Lebih dari

separuh gejala

yang ada4: Semua gejala

yang adaKriteria :

Tidakada kecemasan = skor < 14 Kecemasan ringan = Skor 14-20

Kecemasan sedang = Skor 21-27 Kecemasan berat = Skor 28-41

Sangat berat/panik = Skor 41-56

F. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data1. InstrumenInstrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah observasi secara obyektif untuk intensitas nyeri sedangkan untuk tingkat kecemasan menggunakan kuesioner cemas (skala hars) yang sudah dimodifikasi, yaitu sejumlah pertanyaan tertentu yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya., atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 2007).2. Lokasi dan Waktu Penelitiana) Lokasi penelitianPenelitian ini dilakukan diruang ICCU Rumah Sakit Umum Daerah Dr. ISKAK Tulungagung.b) Waktu penelitianPenelitian ini dilakukan pada tanggal 25 Februari 2013 sampai dengan 6 april 2013.3. Prosedur Pengumpulan Dataa) Membuat surat pengantar dari institusi STIKes Hutama Abdi Husada Tulungagung dan ditunjukan kepada Direktur Rumah Sakit Umum Daerah Dr. ISKAK Tulungagung guna melakukan penelitian ilmiah di Rumah Sakit Dr. ISKAK Tulungagung.b) Mengadakan studi pendahuluan tentang penelitian yang akan dilakukan untuk merumuskan masalah, studi kepustakaan, menyusun proposal penelitian dan konsultasi dengan pembimbing serta pembuatan instrument.

c) Menentukan populasi yang menjadi subyek penelitian yaitu pasien IMA, kemudian menentukan sampel sesuai kriteria.

d) Memberikan penjelasan tentang tujuan dan prosedur penelitian kepada klien.

e) Jika responden bersedia maka responden diminta untuk menandatangani lembar pesetujuan.

f) Melakukan observasi pasien IMA pada saat terjadi nyeri akut, yang bertujuan untuk mengukur intensitas nyeri.

g) Memberikan quesioner cemas kepada pasien setelah 24 jam post nyeri akut, yang bertujuan untuk mengukur tingkat kecemasan.h) Mencatat hasil yang didapat.4. Pengolahan DataCara pengolahan data dapat dilakukan sebagai berikut:

a) Editing

kembali semua data yang telah dikumpulkan oleh kuesioner jika terdapat beberapa quesioner yang belum diisi atau pengisian tidak sesuai dengan petunjuk maka quesioner dikembalikan pada responden tersebut dan diminta untuk melengkapinya.

Langkah persiapan dimaksudkan untuk merapikan data agar bersih, rapi dan tinggal mengadakan pengolahan lanjutan atau menganalisis yang meliputi:

1) Mengecek kelengkapan identitas responden untuk menghindari kesalahan maupun kekurangan data responden penelitian.

2) Mengecek kelengkapan data yaitu memeriksa isi instrument pengumpulan data.

3) Mengecek isian data untuk menghindari ketidaktepatan pengisian oleh responden.b) Coding

Pemberian kode tertentu pada data yang diperoleh misalnya responden akan diurutkan berdasarkan nomor urut yaitu responden pertama = R1 dan seterusnya.c) ScoringDalam pemberian score setelah data terkumpul melalui wawancara. Kemudian ditabulasi dan dikelompokkan sesuai variable yang diteliti, jawaban seluruh responden kemudian digunakan untuk pengolahan data denganmenggunakan alat ukur skala HARS yaitu:

Skor 0 : Tidak ada gejala sama sekali.Skor 1 : Satu dari gejala yang ada.Skor 2 : Separuh gejala yang ada.Skor 3 : Lebih dari separuh gejala yang ada.Skor 4 : Semua gejala yang ada.

Penilaian tingkat kecemasan diklasifikasikan sebagai berikut :

Skor 0,05 artinya Ho diterima berarti tidak ada hubungan antara intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan.G. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menjamin hak hak responden dengan cara menjamin kerahasiaan identitas responden. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan prosedur yang berhubungan dengan etika penelitian yang meliputi :1. Informed Concent (lembar persetujuan) :Lembar persetujuan diberikan kepadakepala ruang ICCU Rumah Sakit Dr. ISKAK Tulungagung dan responden untuk bertujuan untuk mengetahui maksud dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati haknya.2. Anonimity (tanpa nama) :Untuk menjaga kerahasiaan subyek, peneliti tidak akan mencantumkan nama subyek pada lembar pengumpulan data (ceklis) yang diisi oleh peneliti. Lembar tersebut hanya diberi nomor kode tertentu (Nursalam, 2003).3. Confidentiality (kerahasiaan) :Kerahasiaan informasi responden dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu saja yang akan disajikan atau dilaporkan sebagai hasil penelitian (Notoatmodjo, 2002).Populasi

Semua Pasien IMA di ruang ICCU RSUD Dr. ISKAK Tulungagung

Teknik Sampling: Consecutive sampling

Sampel

Sebagian pasien IMA di ruang ICCU RSUD Dr. ISKAK Tulungagung

yang memenuhi kriteria inklusi

Mengidentifikasi Intensitas nyeri dada dengan observasi secara obyektif.

Mengidentifikasi Tingkat Kecemasan dengan kuesioner menggunakan skala HARS

Pengolahan data:

Editing

Coding

Scoring

Tabulating

Pengolahan data:

Editing

Coding

Scoring

Tabulating

Kriteria skala nyeri :

tidak nyeri

nyeri ringan

nyeri sedang

nyeri berat terkontrol

nyeri berat tak terkontrol

Kriteria :

Tidak ada kecemasan = Skor < 14

Kecemasan ringan = Skor 14-20

Kecemasan sedang = Skor 21-27

Kecemasan berat = Skor 28-41

Sangat berat/panik = Skor 41-56

Menganalisa hubungan antara Intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan pada pasien IMA menggunakan uji spearman-rho.

Kesimpulan

H1 : Ada hubungan antara Intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan pada pasien IMA.

Ho : Tidak ada hubungan antara Intensitas nyeri dada dengan tingkat kecemasan pada pasien IMA.

50