Contoh Bab 2

51
BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Lima Daya Saing Porter Setiap perusahaan yang ingin sukses untuk mempertahankan exsistensinya ditengah-tengah persaingan industri harus menaruh perhatian pada kekuatan kompetitif yang mampu mempengaruhi persaingan pada industri tersebut. Michael Porter, seorang pemerhati bidang strategi kompetitif sejak tahun 1980 mengembangkan teori tentang lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan industri, seperti yang dapat dilihat gambar 2.1. Menurut Ward (2002,p95) teori ini telah memberikan pengaruh yang signifikan dalam perencanaan strategi bisnis berbagai perusahaan selama 20 tahun terakhir ini. 8

description

Management

Transcript of Contoh Bab 2

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Lima Daya Saing Porter

Setiap perusahaan yang ingin sukses untuk mempertahankan exsistensinya

ditengah-tengah persaingan industri harus menaruh perhatian pada kekuatan

kompetitif yang mampu mempengaruhi persaingan pada industri tersebut. Michael

Porter, seorang pemerhati bidang strategi kompetitif sejak tahun 1980

mengembangkan teori tentang lima kekuatan yang mempengaruhi persaingan

industri, seperti yang dapat dilihat gambar 2.1.

Menurut Ward (2002,p95) teori ini telah memberikan pengaruh yang

signifikan dalam perencanaan strategi bisnis berbagai perusahaan selama 20 tahun

terakhir ini.

8

9

Gambar 2.1 Lima Persaingan Porter

(Sumber : http://evanalurita.blogspot.com/)

Lima faktor kekuatan Porter dapat dijelaskan sebagai berikut (Turban, 2006 ) :

1. Persaingan Sesama Pesaing Dalam Industri yang Sama

Menurut Porter, faktor pesaingan antar pesaing di dalam industri yang sama akan

menjadi sentral kekuatan pesaingan. Semakin tingginya tingkat persaingan antar

perusahaan mengindikasikan semakin tinggi pula profittabilitas industri, namun

profitibilitas perusahaan mungkin akan mengalami penurunan.

10

2. Ancaman Masuknya Pendatang Baru

Sebuah perusahaan tertarik untuk terjun kedalam suatu industri bila industri

tersebut menawarkan keuntungan yang tinggi secara garis besar, datangnya

pemain baru akan membuat pesaingan jadi lebih ketat yang berujung pada

penurunan laba yang diterima bagi semua perusahaan.

3. Ancaman Barang Subsitusi

Barang subtitusi merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk

sejenis. Penjelsan lebih jauh, ancaman barang subtitusi dapat dijelaskan oleh

faktor – faktor sebagai berikut :

1. Harga relatif dalam kinerja barang subtitusi

2. Biaya mengalihkan ke produk lain

3. Kecenderungan pembeli untuk mensubtitusi

4. Daya Tawar Pembeli Atau Konsumen

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan kekuatan tawar pembeli. Faktor

tersebut antara lain :

1. Pangsa pembelian besar

2. Biaya mengalihkan ke produk lain relatif kecil

3. Banyaknya produk subtitusi

4. Minimnya diferensiasi produk

11

5. Daya Tawar Pemasok

Pemasok mempunyai daya tawar yang tinggi bila perusahaan tersebut menjadi

satu-satunya penyedia bahan baku untuk perusahaan lain yang membutuhkan.

Dalam kata lain penyedia input akan memonopoli harga maupun kuantitas

barang.

2.2 Strategi Analisis PEST (Politic, Economic, Social, Technology)

Menurut Ward dan Peppard (2002, p70-72) analisis PEST adalah analisis

terhadap faktor lingkungan eksternal bisnis yang meliputi bidang politik, ekonomi,

sosial, dan teknologi. PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis

atau unit organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah

situasi, dan menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran atau

ide. Dimana analisis ini dapat diambil suatu peluang atau ancaman baru bagi

perusahaan.

a. Faktor politik

Faktor politik meliputi kebijakan pemerintah, masalah-masalah hukum, serta

mencangkup aturan-aturan formal dan informal dari lingkungan dimana

perusahaan melakukan kegiatan. Contoh kebijakan tentang pajak, peraturan

ketenagakerjaan, peraturan perdagangan, stabilitas politik dan peraturan daerah.

12

b. Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi meliputi semua faktor yang mempengaruhi daya pembeli

dari pelanggan dan mempengaruhi iklim dari bisnis suatu perusahaan. Contoh :

pertumbuhan ekonomi, tingkat suku bunga, standar nilai tukar, tingkat inflasi,

dan harga-harga produk dan jasa.

c. Faktor Sosial

Faktor sosial meliputi semua faktor yang dapat mempengaruhi kebutuhan

dari pelanggan dan mempengaruhi ukuran dari besarnya pangsa pasar yang ada.

Contoh : tingkat pendidikan masyarakat, tingkat pertembuhan penduduk, kondisi

lingkungan sosial, kondisi lingkungan kerja, keselamatan dan kesejahteraan

sosial.

d. Faktor teknologi

Faktor teknologi meliputi semua hal yang dapat membantu dalam

menghadapi tantangan bisnis dan mendukung efisiensi proses bisnis. Contoh :

aktivitas penelitian dan pengembangan teknologi, automatisasi, kecepatan

transfer teknologi, tingkat kadaluarsa teknologi.

PEST digunakan untuk menilai pasar dari suatu unit bisnis atau unit

organisasi. Arah analisis PEST adalah kerangka untuk menilai sebuah situasi, dan

menilai strategi atau posisi, arah perusahaan, rencana pemasaran, atau ide. Dimana

analisis ini cukup mempengaruhi perusahaan, karna melalui analisis ini dapat di

ambil suatu peluang atau ancaman bagi perusahaan.

13

2.3 Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat)

Menurut Rangkuti (2006, p18-19), analisis SWOT adalah identifikasi berbagai

faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini

dilakukan pada pemikiran yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang dan

secara bersamaan juga dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman yang mungkin

terjadi.

Analisis ini terdiri atas 4 komponen dasar, yaitu :

S : Strength, merupakan kekuatan yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

W : Weakness, merupakan kelemahan yang dimiliki oleh organisasi atau

perusahaan.\

O : Opportunity, merupakan peluang yang berasal dari luar organisasi atau

perusahaan yang dapat memberikan kesempatan kepada organisasi atau

perusahaan tersebut untuk berkembang di masa mendatang.

T : Threat, merupakan ancaman yang berasal dari luar organisasi atau

perusahaan yang dapat mengancam perkembangan organisasi atau

perusahaan di masa mendatang.

2.3.1 Penentuan Faktor Strategi Internal (IFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p24-25), setelah faktor-faktor strategis internal

dari suatu perusahaan diidentifikasi, maka tabel IFAS (Internal Factors

14

Analysis Summary) disusun untuk dapat merumuskan faktor-faktor strategis

internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness perusahaan.

Tabel 2.1 Tabel IFAS

(Sumber : Rangkuti, 2006, p25)

Faktor Strategi

Internal

Bobot Rating Bobot X

Rating

Komentar

Kekuatan

Total

Kekuatan

Kelemahan

Total

Kelemahan

Total IFAS

Berikut tahapan penyusunan sekaligus penjelasan mengenai tabel IFAS

yang ada pada tabel 2.1 :

1. Tentukan faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan serta kelemahan

yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dalam kolom 1.

15

2. Beri bobot untuk masing-masing faktor tersebut dengan skala 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting) pada kolom 2. Pemberian bobot ini

berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi strategis

perusahaan. Jumlah total seluruh bobot tidak boleh melebihi skot total 1,0.

3. Beri rating (pada kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan

memberikan skala mulai dari 4 (sangat penting) sampai 1 (tidak penting),

berdasarkan pengaruh faktor tersebut terhadap kondisi perusahaan tersebut.

4. Hitung jumlah bobot x rating pada kolom 4 dengan mengalikan bobot yang

ada di kolom 2 dengan rating yang ada di kolom 3 untuk memperoleh nilai

skor dari masing-masing faktor.

5. Jumlahkan semua nilai skor yang berada di kolom 4 untuk memperoleh

total skor bagi perusahaan tersebut. Total skor ini menunjukkan bagaimana

perusahaan tersebut harus bertindak terhadap faktor-faktor strategis

internalnya.

2.3.2 Penentuan Faktor Strategi Eksternal (EFAS)

Menurut Rangkuti (2006, p22-23), sebelum membuat matiks faktor

strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu faktor strategi

eksternal, EFAS (External Factors Analysis Summary).

16

Tabel 2.2 Tabel EFAS

(Sumber : Rangkuti, 2006, p23)

Faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot X

Rating

Komentar

Peluang

Total Peluang

Ancaman

Total Ancaman

Total EFAS

Berikut ini penjelasan tabel 2.2 mengenai tabel EFAS dan tahapan

penentuan faktor strategi eksternal yaitu :

1. Susunlah faktor-faktor apa saja yang menjadi peluang dan ancaman untuk

perusahaan tersebut pada kolom 1.

2. Beri bobot untuk masing-masing faktor tersebut dengan skala 1,0 (paling

penting) sampai 0,0 (tidak penting) pada kolom 2, berdasarkan pengaruh

faktor-faktor eksternal tersebut terhadap perusahaan. Jumlah total seluruh

bobot tidak boleh melebihi skor total 1,0.

17

3. Beri rating (kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan skala mulai dari

4 (sangat penting) sampai 1 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor

tersebut terhadap perkembangan perusahaan.

4. Hitung nilai bobot x rating dengan mengalikan bobot yang ada di kolom 2

dengan rating yang ada di kolom 3 untuk memperoleh nilai skor dari

masing-masing faktor.

5. Jumlahkan semua nilai skor yang berada di kolom 4 untuk memperoleh

total skor bagi perusahaan tersebut. Total skor ini menunjukkan

bagaimana perusahaan tersebut harus bertindak terhadap faktor-faktor

strategis eksternalnya.

2.3.3 Diagram SWOT

Setelah mendapat hasil dari tabel total skor dari masing-masing IFAS

dan EFAS, selanjutnya adalah memasukkan total skor tersebut ke dalam

diagram analisis SWOT berikut :

18

Kuadran 3 Kuadran 1

Mendukung turn- Mendukung strategi

around agresif

Kuadran 4 Kuadran 2

Mendukung strategi Mendukung strategi

desentif diversifikasi

Gambar 2.2 Diagram SWOT

(Sumber : Rangkuti, 2006, p19)

Keterangan :

Kuadran 1 : Ini merupakan situasi menguntungkan, perusahaan memiliki

peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang

yang ada. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini

adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif

(Growth Oriented Strategy).

Berbagai Peluang

Kelemahan

Berbagai Ancaman

Kekuatan

19

Kuadran 2 : Meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih

memiliki kekuatan segi internal. Strategi yang harus diterapkan

adalah menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi

(produk/pasar).

Kuadran 3 : Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar tetapi

di lain pihak ia menghadapi beberapa kendala atau kelemahan

internal. Fokus strategi perusahaan seperti ini adalah

meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga

dapat merebut peluang pasar yang lebih baik.

Kuadran 4 : Ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan,

perusahaan ini menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan

internal.

2.3.4 Matriks SWOT

Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan

adalag matrik SWOT. Matrik ini menggambarkan bagaimana peluang dan

ancaman eksternal (EFAS) yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan

dengan kekuatan dan kelemahan internal (IFAS) yang dimilikinya. Matrik ini

dapat menghasilkan 4 set kemungkinan alternatif strategis

(Rangkuti,2006,p31).

20

Cara membuat matrik SWOT adalah dengan menggunakan faktor-faktor

strategis eksternal maupun internal sesuai dengan tahapan yang telah dijelaskan

dalam tabel EFAS dan IFAS, yaitu dengan mentransfer peluang dan ancaman dari

tabel EFAS serta mentransfer kekuatan dan kelemahan dari tabel IFAS kedalam sel

yang sesuai dalam matrik SWOT. Kemudian dengan membandingkan faktor-faktor

strategis tersebut lalu di buatkan 4 set kemungkinan alternatif strategi (SO, ST, WO,

WT) (Rangkuti,2006,p35) :

IFAS Strength (S) Weakness (W)

EFASFaktor-faktor kekuatan internal

Faktor-faktor kelemahan internal

Opportunity (O) Strategi (SO) Strategi (WO)Faktor peluang eksternal

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk pemanfaatan peluang

Strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

 

Threat (T) Strategi (ST) Strategi (WT)Faktor ancaman eksternal

Strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

 

Gambar 2.3 Matriks SWOT

(Sumber : Rangkuti, 2006, p31)

Keterangan :

Strategi SO

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, dengan

memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang

sebesar-besarnya.

21

Strategi ST

Strategi ini menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk

mengatasi ancaman.

Strategi WO

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan

cara meminimalkan kelemahan yang ada.

Strategi WT

Strategi ini di dasarkan pada kegiatan yang bersifat defensif dan berusaha

meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.

2.4 Enterprise dan Enterprise Architecture

2.4.1 Pengertian Enterprise

Menurut Bernard (2005, p31), Enterprise adalah wilayah kegiatan umum dan

tujuan dalam organisasi atau di antara beberapa organisasi, dimana informasi dan

sumber daya lainnya dipertukarkan.

2.4.2 Enterprise Architecture

2.4.2.1 Pengertian Enterprise Architecture

Menurut Bernard (2005, p31), Enterprise Architecture adalah

profesi dan praktek manajemen yang didedikasikan untuk

meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara membuat

22

perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan mengintegrasikan

strategi, praktek bisnis, alur informasi, dan sumber daya teknologi.

Rumus EA :

EA = S + B + T

Enterprise Archicture = Strategy + Business + Technology

Dari pendapat diatas dapat diartikan bahwa EA bisa diartikan

sebagai cara untuk membuat pandangan abstrak dari sebuah organisasi

yang bisa membantu dalam hal perencanaan serta pengambilan

keputusan yang lebih baik. EA tidak hanya mencakup perencanaan

teknologi, tetapi juga strategi sebagai penggerak utama dari organisasi,

dan juga perencanaan bisnis yang merupakan sumber dari kebanyakan

program dan kebutuhan sumber daya.

2.4.2.2 Metodologi Enterprise Architecture

Metodologi Enterprise Architecture mendefinikan bagaimana EA

akan dilaksanakan dan bagaimana dokumentasi tersebut akan

dikembangkan, diarsipkan, dan kemudian digunakan, termasuk

pemilihan kerangka kerja, alat permodelan, dan repository online.

23

Terdapat 4 tahapan metodologi dalam membuat EA yaitu :

Fase 1 : Pembentukan Program EA.

- Langkah 1 : Membentuk program manajemen EA dan

mengidentifikasi Chief Architect.

- Langkah 2 : Membentuk metodologi implementasi EA.

- Langkah 3 : Membentuk pengaturan EA dan menghubungkan ke

proses manajemen lainnya.

- Langkah 4 : Mengembangkan perencanaan komunikasi EA untuk

dapat menarik stakeholder.

Fase 2 : Pemilihan Kerangka dan Alat EA

- Langkah 5 : Memilih kerangka dokumentasi EA.

- Langkah 6 : Identifikasi lini bisnis EA dan tata susunan

dokumentasinya.

- Langkah 7 : Mengidentifikasikan komponen EA untuk

didokumntasikan di dalam kerangka.

- Langkah 8 : Memilih metode dokumentasi yang sesuai dengan

kerangkanya.

- Langkah 9 : Memilih software aplikasi untuk mendukung

dokumentasi EA.

24

- Langkah 10 : Memilih dan membentuk repository EA untuk

dokumentasi dan analisis.

Fase 3 : Dokumentasi EA.

- Langkah 11 : Mengevaluasi bisnis yang sedang berjalan dan

teknologi dokumentasi yang digukan di EA.

- Langkah 12 : Mendokumentasi keadaan saat ini di komponen

EA pada semua area framework. Menyimpan artefak di

repository online.

- Langkah 13 : Mengembangkan scenario operasi bisnis atau

teknologi yang akan mendatang.

- Langkah 14 : Mengidentifikasi asumsi perencanaan masa depan

untuk setiap skenario yang akan datang.

- Langkah 15 : Menggunakan skenario dan program lainnya

utnuk dimasukkan ke dokumentasi dari komponen EA di semua

area framework. Menyimpan semua artefak di repositori online.

- Langkah 16 : Mengembangkan perencanaan manajemen EA

untuk mengurutkan perencanaan perubahan di EA.

Fase 4 : Penggunaan dan Pemeliharaan EA.

- Langkah 17 : Menggunakan dokumentasi EA untuk mendukung

perencanaan atau mendukung pengambilan keputusan.

25

- Langkah 18 : Secara teratur memperbaharui pandangan saat ini

dan masa depan dari komponen EA, dan menghubungkan

informasi di repository EA untuk membuat perspektif tingkat

tinggi dan mendalam dari kegiatan dan sumber daya EA didalam

lingkungan operasi saat ini dan masa mendatang.

- Langkah 19 : Memelihara repositori EA dan pemodelan terkait

dan kemampuan analisis.

- Langkah 20 : Mengeluarkan pembaharuan tahunan dari rencana

pengelolaan EA.

2.5 Hubungan EA dengan Strategi dan Perencanaan Bisnis

2.5.1 Hubungan EA dan Strategi

Framework EA dan dokumentasi metodologi dalam mengukur EA

dengan cara mengizinkan strategi untuk mempengaruhi bisnis dan

perencanaan teknologi dan pengambilan keputusan, ini penting khususnya

dalam pendokumentasian EA dimasa depan.

Dokumentasi strategi melibatkan identifikasi tujuan, inisiatif, dan

pengukuran outcome.

26

Tujuan Strategis

Ini merupakan tujuan utama dari suatu perusahaan. Tujuan strategis

biasanya memerlukan waktu beberapa tahun untuk menyelesaikan.

Perubahan tujuan strategis dibuat sebagai tanggapan dalam mengarahkan

internal dan eksternal dari bisnis dan teknologi dan / atau perubahan hukum

dan peraturan.

Kegiatan Strategis

Ini adalah kegiatan bisnis dan teknologi, program, dan proyek yang

memungkinkan pencapaian tujuan strategis perusahaan, sehingga mereka

dapat mempengaruhi arah dasar dari perusahaan tersebut.

Ukuran Strategis

Ini adalah hasil tindakan yang mengidentifikasi ketika sebuah strategi

inisiatif telah berhasil memenuhi tujuan strategis perusahaan. Hasil dari

target mentukan kapan suatu perusahaan mencapai misinya.

2.5.2 Hubungan EA dan Perencanaan Bisnis

Seperti yang tercermin dalam desain kerangka EA, strategi menciptakan

kebutuhan bisnis dan teknologi yang mendukung solusi untuk memenuhi

kebutuhan tersebut. EA mendokumentasikan tiga isu utama di tingkat bisnis.

27

Mendukung Tujuan Strategis

Sasaran strategi insiatif dan kegiatan bisnis perlu didokumentasikan secara

jelas. Tidak semua kegiatan bisnis tersebut strategis, dan itu penting untuk

membedakan dalam dokumentasi EA antara mereka yang berhubungan

langsung dengan strategi inisiatif dan mereka yang menyediakan fungsi

dukungan umum untuk perusahaan.

Dokumentasi Kegiatan Bisnis

Mendokumentasikan pembuatan dan pengiriman dari produk dan layanan

bisnis penting dalam mendukung proyek Business Process Improvement

(BPI) dan Business Process Reengineering (BPR) dan dalam

mendokumentasikan kegiatan usaha untuk menunjukkan input, output,

hasil, dan elemen lain dari pengaruh mengenai bisnis masing-masing

proses. Ini juga penting untuk mengidentifikasi bagaimana proses bisnis

terkait satu dengan yang lain.

Identifikasi Teknologi Pendukung

Menganalisis kebutuhan bisnis dan kegiatan dapat mengungkapkan

teknologi pendukung kritis (misalnya kegiatan pemasaran memerlukan data

penjualan tren analisis, dan proses manufaktur membutuhkan berbagai

jenis sumber termasuk bahan baku, sarana, tenaga kerja, komputer, data,

dan / atau robotika). EA membantu untuk mengidentifikasi dan

mendokumentasikan teknologi pendukung ini.

28

2.6 EA sebagai Manajemen Program

EA sebagai manajemen program mampu memberikan pendekatan strategis

serta terintegrasi pada perencanaan sumber daya. EA juga bisa digunakan untuk

identifikasi celah performa dari kegiatan bisnis dan kemampuan untuk mendukung

pelayanan IT, sistem, serta jaringan (Bernard, 2005, p34).

2.6.1 Resource Alignment

EA dapat membantu dalam proses perencanaan strategis serta

perencanaan sumber daya lain dengan memberikan gambaran makro dan

mikro tentang bagaimana penggunaan sumber daya seefisien mungkin agar

sasaran dapat diraih (Bernard, 2005, p35).

Gambar 2.4 Resources Alignment

(Sumber : Bernard, 2005, p35)

29

2.6.2 Standarized Policy

Menurut Bernard (2005, p35) EA mendukung pembentukan kebijakan

atas :

Identifikasi kebutuhan strategis dan operasional

Menentukan penyelarasan strategis atas aktivitas dan sumber

daya

Mengembangkan bisnis perusahaan besar dan sumber daya

teknologi

Memprioritaskan pendanaan dari program dan proyek

Mengawasi manajemen dari program dan proyek

Identifikasi metrik performa dari program dan proyek

Identifikasi dan menegakkan standar serta susunan dari

manajemen.

2.6.3 Mendukung Pengambilan Keputusan

EA juga mampu memberikan dukungan dalam pengambilan keputusan

yang berkaitan dengan sumber daya IT baik pada tingkat executive,

manajemen, bahkan tingkat staff (Bernard, 2005, p36).

2.6.4 Pengembangan Sumber Daya

EA mampu mendukung evaluasi usaha-usaha yang dilakukan oleh

perusahaan dalam rangka mengembangkan sumber daya-sumber daya yang

dimiliki (Bernard, 2005, p35).

30

2.7 EA sebagai Metode Dokumentasi

Gambar 2.5 Elements of EA Documentation

(Sumber : Bernard, 2005, p37)

6 elemen dalam dokumentasi EA :

2.7.1 Kerangka Dokumentasi EA

Framework dari EA mengidentifikasi lingkup dari arsitektur yang akan

didokumentasikan dan menetapkan hubungan antar area-area arsitektur.

Framework ini memberikan gambaran abstrak dari perusahaan sedemikian

31

rupa sehingga mampu mengumpulkan dan mengatur informasi dari

arsitektur yang bersangkutan (Bernard, 2005, p38).

Gambar 2.6 The EA3 Cube Documentation Framework

(Sumber : Bernard, 2005, p38)

2.7.2 Komponen EA

Bernard (2005, p39) berpendapat bahwa EA components adalah tujuan,

proses, standar, serta sumber daya yang masih bisa diubah yang mencakup

seluruh perusahaan ataupun ditampung dalam batasan tertentu. Contohnya

32

adalah tujuan strategis, arus informasi, sistem informasi, software aplikasi,

dan sebagainya.

Vertical Component : komponen yang hanya melayani satu lini dari bisnis

Horizontal Component : komponen flexible yang melayani lebih dari satu

lini dari bisnis.

Gambar 2.7 Examples of EA Components

(Sumber : Bernard, 2005, p40)

2.7.3 Arsitektur EA Saat Ini

Ini adalah arsitektur yang ada pada saat sekarang. Gambaran ini

digunakan sebagai dasar untuk pembanding dengan rancangan untuk masa

33

depan. Bagian ini terdiri dari ‘artifak’ (dokumen, diagram, data, tabel, bagan,

dsb) pada tiap level framework (Bernard, 2005, p40).

2.7.4 Arsitektur EA Masa Depan

Elemen ini merupakan EA component sekarang (Current View) yang

sudah diperbaiki/dimodifikasi agar bisa menutupi kekurangan yang dimiliki

sistem saat ini ataupun ingin mendukung strategi, kebutuhan operasional,

ataupun solusi teknis yang baru (Bernard, 2005, p41).

Gambar 2.8 Drivers of Change

(Sumber : Bernard, 2005, p41)

2.7.5 Rencana Manajemen EA

Elemen ini berfungsi untuk mengartikulasi program serta dokumentasi

dari pendekatan EA. EA Management Plan juga memberikan deskripsi dari

gambaran masa kini dan masa depan dari arsitektur, serta menyusun

perencanaan untuk mengatur transisi ke teknologi di masa mendatang

(Bernard, 2005, p42).

34

2.7.6 Perencanaan Ancaman EA

Dokumentasi EA termasuk ancaman dari aktivitas umum yang hadir di

semua tingkat framework.. 3 elemennya antara lain :

IT Security

Keamanan TI harus meliputi seluruh level dari EA Framework dan EA

Components.

IT Standards

EA harus membuat sebuah standar yang harus diterima baik secara

internasional, nasional, dan standar industry dalam rangka untuk

mendorong penggunaan solusi non-eksklusif pada EA Components.

IT Workforce

Penting untuk memastikan bahwa staff, keterampilan, serta kebutuhan

pelatihan yang berkaitan dengan TI sudah diidentifikasikan pada setiap

LOB dan mendukung pelayanan aktivitas pada setiap level EA

Framework.

2.8 EA Repository

Enterprise Architecture Repository ini mencangkup situs Enterprise

Architecture, dokumentasi database dan aplikasi perangkat lunak (tools) yang

digunakan untuk permodelan, analisis dan pelaporan. Desain repository harus

mencerminkan pendekatan arsitektur yang mendasar. Menyediakan akses mudah ke

dokumentasi EA adalah penting untuk digunakan dalam perencanaan dan

pengambilan keputusan. Hal ini dapat dicapai melalui pembentukan repository EA

35

on-line. Enterprise Architecture Repository untuk arsip dokumentasi komponen EA

di berbagai bidang kerangka EA.

Enterprise Architecture Repository merupakan web berbasis repository

pengetahuan arsitektur solusi yang menyediakan eksekutif, manajer, staf dan

kontaktor tempat berwenang untuk mendesain, menangkap, melihat, dan

berkolaborasi pada informasi yang mendefinisikan arsitektur perusahaan.

EA Repository adalah arsip on-line untuk informasi EA dan dokumentasi

artifak yang dideskripsi oleh EA Management Plan. Ini pada dasarnya adalah

sebuah website yang terhubung dengan EA Tools dan Resource program EA lainnya

(Bernard, 2005, p45).

36

Gambar 2.9 Example of EA Repository Design

(Sumber : Bernard, 2005, p46)

2.9 Struktur dan Budaya

Struktur dan budaya penting untuk dimasukkan dalam EA untuk secara akurat

mencerminkan hakikat tujuan organisasi, proses, dan struktur informal yang

mempengaruhi pandangan saat ini dan masa depan dari arsitektur. Memahami

struktur dan budaya juga penting dalam bekerja dengan para pemangku kepentingan

untuk mendapatkan dukungan dan mengelola harapan untuk pengembangan dan

pelaksanaan program EA.

2.10 Artifak EA

EA Artifacts adalah dokumentasi yang menggambarkan komponen, termasuk

laporan, diagram, bagan, tabel, arsip video serta informasi tersimpan lainnya

(Bernard, 2005, p113).

Berikut ini adalah gambaran detil dari EA components dari setiap level pada

EA3 Framework beserta EA Artifacts yang ada pada setiap komponen tersebut :

2.10.1 EA Components at the Goal and Initiatives Level

EA Artifacts :

Strategic Plan (S-1)

37

Strategic plan adalah kebijakan tingkat atas dan perencanaan

dokumen yang digunakan perusahaan utnuk mendokumentasikan arah,

strategi kompetitif, pencapaian tujuan, serta menjalankan program dan

proyek (strategi inisiatif).

SWOT Analysis (S-2)

Strength, weakness, opportunity, and threat analysis dilakukan untuk

mengidentifikasi faktor internal dan eksternal perusahaan lalu dilakukan

pemetaan untuk membuka area yang dapat ditingkatkan dan difokuskan.

CONOPS Scenario (S-3)

CONOPS Scenario adalah dokumen narasi yang menggambarkan

bagaimana perusahaan beroperasi saat ini atau akan beroperasi beberapa

waktu di masa yang akan datang dengan disertai faktor-faktor tertentu

internal dan eksternal yang diidentifikasi dalam Analisis SWOT.

CONOPS Diagram (S-4)

CONOPS Diagram adalah gambaran tingkat tinggi yang menjelaskan

bagaimana perusahaan beroperasi dalam kegiatan sehari-hari, baik secara

keseluruhan, atau di area tertentu saja..

2.10.2 EA Components at the Product and Service Level

38

EA Artifacts :

Business plan (B-1)

Business plan adalah deskripsi tingkat tinggi atas fungsi lini bisnis,

dan strategi keuangan yang diharapkan dapat mencapai tujuan stretegis

dan inisiatif.

Swim Lane Process Diagram (B-3)

Diagram yang menunjukkan stakeholder mana yang terlibat dalam

proses lini bisnis, dan waktu terjadinya interaksi tersebut. Diagram

menggunakan format swim-lanes untuk mengatur stakeholder pada baris

dan waktu pada kolom, lalu meletakkan aktivitas dengan simbol

flowchart.

Business Process Diagram (B-4)

Business process diagram menunjukkan rincian secara terperinci dari

suatu aktivitas, termasuk bagaimana setiap langkah dalam aktivitas

tersebut berthubungan dengan lainnya. Artefak ini mengikuti teknik

permodelan IDEF-0 untuk menunjukkan input, control, output, dan

mekanisme untuk setiap langkah dalam proses.

Activity

Control

OutputInput

39

Gambar 2.10 IDEF Model

(Sumber : Scott A. Bernard, 2005, p300)

Berikut penjelasan gambar 2.10 mengenai IDEF Model :

- Activity : Kegiatan yang dilakukan.

- Input : Item yang memicu aktifitas yang dilakukan tersebut

dan diubah.

- Mechanisme : Ketentuan atau yang melakukan kegiatan tersebut

- Output : Hasil dari kegiatan tersebut.

- Control : Yang menjadi kontrol terjadinya kegiatan tersebut.

Activity/Product Matrix (B-5)

Aktifitas bisnis dan peta matriks produk siklus hidup menghasilkan

pendapatan produk pada berbagai lini bisnis di keseluruhan perusahaan.

Matriks ini menyoroti siapa yang memiliki proses bisnis dan produk, serta

luasnya rantai pasokan.

Use case Narrative and Diagram (B-7)

Mechanisme

40

Sebuah use case naratif mengikuti format UML untuk

mengidentifikasikan kebutuhan bisnis, konteks, stakeholder (aktor), dan

aturan bisnis yang berinteraksi dengan sistem, layanan, dan aplikasi yang

diidentifikasi sebagai solusi teknologi yang membutuhkan

pengembangan.

2.10.3 EA Components at the Data and Information Level

EA Artifacts :

Object-State Transition Diagram (D-3)

Diagram transisi objek menggunakan notasi dari UML untuk

menunjukkan bagaimana siklus hidup dari suatu objek data tertentu.

Diagram ini menunjukkan perubahan atribut, link, dan atau perilaku dari

objek “On-Line Order” yang merupakan hasil dari kegiatan sistem

internal atau eksternal sistem yang memicu perubahan kondisi.

Logical Data Model (D-5)

Model data semantik dapat dikembangkan dengan menggunakan

metode struktur tradisional dan simbologi (diagram hubungan entitas),

atau dapat juga dengan menggunakan metode object-oriented dan simbol

UML, yang menghasilkan class digram dan atau objek diagram.

Activitity / Entity (CRUD) Matrix (D-7)

41

Activity / Entity matrix adalah pemetaan yang dikembangkan oleh

entitas data yang dipengaruhi oleh aktivitas lini bisnis yang terkait. Sering

disebut “CRUD” matrix karena mengidentifikasikan tipe dasar dari

tranformasi yang terjadi pada data (membuat, membaca, memperbaharui,

menghapus) melalui proses bisnis.

2.10.4 EA Components at the System and Application Level

EA Artifacts :

System Communication Diagram (SA-2)

Artefak ini mendeskripsikan bagaimana data dikomunikasikan antar

sistem pada seluruh bagian perusahaan juga termasuk spesifik mengenai

link, path, network, dan media.

System Data-Flow Diagram (SA-4)

Diagram sistem aliran data dimaksudkan untuk menunjukkan proses

pada sistem seperti pertukaran data dan bagaimana pertukaran data

tersebut terjadi. Artefak ini merupakan pendukung diagram proses bisnis

dan dapat diuraikan untuk memperlihatkan rincian tambahan.

2.10.5 EA Components at the Network and Infrastructure Level

EA Artifacts :

Network Connectivity Diagram (NI-1)

42

Diagram konektifitas jaringan menunjukkan koneksi fisik antar suara,

data, jaringan, dan video perusahaan, termasuk WAN, LAN serta

Ekstranet dan Internet.

2.11Pengertian Hardware dan Software

2.11.1 Pengertian Hardware

Menurut O’Brien (2006,p6), teknologi perangkat keras komputer

(termasuk mikrokomputer, server menengah, dan sistem mainframe yang

besar, dan input, output, dan perangkat penyimpanan yang mendukung

mereka.

2.11.2 Pengertian Software

Menurut Ramirez (2002, p143), perangkat lunak dapat didenifisikan

sebagai semua konsep, aktivitas, dan prosedur yang mengakibatkan generasi

program untuk sebuah sistem komputasi. Tujuan dari perangkat lunak ini

adalah untuk membantu meningkatkan kemungkinan mendapatkan

perangkat lunak yang ditulis pada waktu dan kemudian lebih hemat biaya

(efektif) karena pemanfaatan yang lebih efisien dari personil dan sumber

daya.

2.12Definisi Kamus Data

43

Kamus data adalah suatu daftar data yang terorganisir sehingga user dan sistem

analis memiliki pengertian yang sama mengenai input, output, dan komponen lain

dalam data store. Kamus data disebut juga dengan data dictionary yaitu katalog

fakta tentang data dan kebutuhan informasi dari suatu sistem informasi.

Kamus data dapat membantu sistem analis dalam mendefinisikan data yang

mengalir di sistem, sehingga pendefinisian data tersebut dapat dilakukan dengan

lengkap dan terstruktur. Pembentukan kamus data dilakukan dalam tahap analisis

dan perancangan suatu sistem.