Bab III Bpjs

3
Bab III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga (badan hokum) publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia berlandaskan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. BPJS terdiri atas dua, yaitu BPJS Kesehatan adalah perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes, dan BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja). Jaminan Kesehatan Nasional merupakan nama programnya, sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional). Sedangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial oleh BPJS. Dengan demikian, JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari SJSN. SJSN ini diselenggarakan melalui sistem Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuan program ini adalah supaya semua penduduk Indonesia terlindungi oleh sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kehidupan kesehatan masyarakat yang layak. Peserta BPJS Kesehatan ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) dan Bukan

description

ok

Transcript of Bab III Bpjs

Bab IIIPENUTUP

3.1. Kesimpulan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga (badan hokum) publik yang dibentuk untuk menyelenggarakan Program Jaminan Sosial di Indonesia berlandaskan Undang-undang Nomor 40 Tahun 2004 dan Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011. BPJS terdiri atas dua, yaitu BPJS Kesehatan adalah perusahaan asuransi yang kita kenal sebelumnya sebagai PT Askes, dan BPJS Ketenagakerjaan merupakan transformasi dari Jamsostek (Jaminan Sosial Tenaga Kerja).Jaminan Kesehatan Nasional merupakan nama programnya, sedangkan BPJS merupakan badan penyelenggaranya yang kinerjanya nanti diawasi oleh DJSN (Dewan Jaminan Sosial Nasional). Sedangkan Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) adalah tata cara penyelenggaraan program Jaminan Sosial oleh BPJS. Dengan demikian, JKN yang dikembangkan di Indonesia merupakan bagian dari SJSN. SJSN ini diselenggarakan melalui sistem Asuransi Kesehatan Sosial yang bersifat wajib berdasarkan UU No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional. Tujuan program ini adalah supaya semua penduduk Indonesia terlindungi oleh sistem asuransi, sehingga mereka dapat memenuhi kehidupan kesehatan masyarakat yang layak.Peserta BPJS Kesehatan ini dikelompokan menjadi 2 kategori, yaitu Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan Iuran Jaminan Kesehatan (Non PBI, termasuk WNA yang bekerja di Indonesia paling singkat enam bulan). Prinsip-prinsip BPJS Kesehatan antara lain: prinsip kegotongroyongan, prinsip nirlaba, prinsip portabilitas, prinsip kepesertaan bersifat wajib, prinsip dana amanat, dan prinsip hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial.Fasilitas kesehatan yang diperoleh peserta BPJS Kesehatan antara lain: fasilitas kesehatan tingkat pertama (puskesmas, klinik pratama, rumah sakit pratama, praktek mandiri, fasilitas kesehatan tingkat lanjutan (rumah sakit dan balai kesehatan), fasilitas kesehatan penunjang (laboratorium kesehatan, apotek, unit transfusi darah, dan optik). Akomodasi rawat inap yang disediakan BPJS kesehatan berupa ruang perawatan kelas I, kelas II, dan kelas III. Pelayanan kesehatan yang dijamin antara lain: pelayanan kesehatan tingkat pertama, pelayanan kesehatan rujukan tingkat lanjutan, persalinan, dan ambulan.Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif termasuk pelayanan obat dan bahan medis habis pakai sesuai dengan kebutuhan medis. Kebijakan pemerintah tentang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Nasional (BPJS) perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan dan masyarakat pada umumnya.

3.2. SaranPenulis mengharapkan dengan adanya referat ini pembaca dapat memahami lebih lanjut mengenai BPJS Kesehatan. Keterbatasan pengetahuan penulis tentang BPJS Kesehatan dan penafsiran dasar hukumnya dari berbagai literature merupakan kekurangan dalam penulisan referat ini. Untuk selanjutnya, diharapkan lebih banyak lagi penelitian danliteratur yang membahas mengenai BPJS Kesehatan di Indonesia.