BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-yulinursai... ·...
Transcript of BAB III - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/127/jtptunimus-gdl-yulinursai... ·...
35
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan dilakukan terhadap Tn. S dari pengkajian thypoid di
RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan tanggal 15 April 2011 dengan hasil sebagai
berikut:
1. BIODATA
Pasien bernama Tn.S, umur 48 tahun, beragama islam, tinggal di
Brangsong, pasien masuk RS sejak tanggal 15 April 2011 dengan no
register 26.06.73. Tn.S dirawat di RS dengan diagnosa medis Thypoid.
2. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama:
Klien mengatakan badannya panas.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Klien dibawa kerumah sakit pada tanggal 15 April 2011 dengan
keluhan panas 3 hari, perut sakit, mual, klien pusing, saat berdiri
pandangan gelap, tetapi sebelunmya klien dibawa kerumahsakit klien
priksa ke dokter dan dinyatakan klien sakit thypoid.
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien tidak pernah mengalami penyakit thypoid dan klien mengatakan
kalau klien baru pertama dirawat di rumahsakit. Apabila klien sakit
klien hanya priksa ke dokter terdekat.
36
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada yang mengalami penyakit thypoid
sebelumnya, dalam keluarga juga tidak terdapat penyakit keturunan
seperti diabetes melitus, hipertensi, atau penyakit lainnya.
3. PENGKAJIAN POLA KESEHATAN FUNGSIONAL GORDON
a. Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
Klien mengatakan sebelum sakit klien kurang istirahat dan makan
terlambat, katika klien makan klien tidak cucitangan. Sehingga klien
sakit, ketika klien sakit klien priksa ke dokter terdekat. klien mencegah
agar tidak sakit dengan istirahat yang cukup dan makan teratur, ketika
ada keluhan tentang kesehatan, klien segera kepelayanan kesehatan
seperti dokter terdekat atau puskesmas.
b. Pola nutrisi dan metabolik
Klien makan 3 kali sehari, dengan sayur, lauk dan nasi. Selama sakit
klien nafsu makan menurun, jika makan klien langsung mual, dan
hanya mau makan beberapa sendok saja.
Klien minum dalam sehari 7-8 (1400-1600 cc) gelas air putih dalam
sehari sebelum klien sakit. Saat klien sakit hanya minum 2-3 (200-600
cc) gelas air minum: air putih dan air teh.
c. Pola eliminasi
1) Pola BAB
Sebelum sakit klien BAB 1 x sehari. Saat klien sakit klien tidak
mengalami kesulitan BAB, BAB 1 x sehari, konsistensi feses
lunak, konsistensi, warna kuning, bau khas.
37
2) Pola BAK
Sebelum sakit klien BAK 4-5 kali kuning jernih kira-kira sekali
buang air urin satu gelas (200 cc) dan selama sakit frekuensi klien
BAK menjadi 2-3 kali warna kuning matang setiap buang air urin
400-600 cc.
d. Pola aktivitas dan latihan
Kegiatan klien merupakan petani dan setiap hari klien berkebun.
Selama sakit klien tampak lemas dan hanya berbaring ditempat tidur
dengan mobilisasi minimal.
e. Pola Istirahat dan Tidur
Saat klien sehat tidur malam 5 – 8 jam dan klien jarang tidur siang.
Saat sakit tidur 7 -9 jam dan tidur siang 1- 2 jam.
f. Pola persepsi sensori dan kognitif
Klien tidak mengeluh nyeri.
g. Pola hubungan dengan orang lain
Klien mengatakan tidak ada kesulitan dalam berhubungan dengan
orang sekitar lingkungannya. Orang terdapat dengan klien adalah
kakak dan keluarga merupakan sistem pendukung dari klien.
h. Pola reproduksi dan seksual
Klien mengatakan klien merupakan laki-laki klien sudah mempunyai
istri tetapi sudah meninggal dan klien mempunyai anak 1 (laki-laki).
38
i. Persepsi klien dan konsep diri
Klien mengatakan bahwa dirinya ingin cepat sembuh dan keluar dari
rumahsakit, agar bisa kumpul dengan keluarganya. Saat di kaji klien
mengatakan memikirkan penyakitnya. Sebelum dirawat di rumahsakit
status klien adalah kepala rumah tangga. Harapan klien, klien tidak
panas dan badan tidak lemas lagi, agar bisa melakukan aktivitas lagi.
j. Pola mekanisme koping
Klien mengatakan saat klien mempunyai masalah klien menyelesaikan
dengan keluarganya dan dalam melakukan pengambilan keputusan
klien diabantu anak dan kakaknya.
k. Pola nilai kepercayaan dan keyakinan
Klien mengatakan beragama islam, klien menyerahkan sesuatu kepada
Allah SWT, klien hanya dapat berusaha dan berdoa semoga agar cepat
diberi kesembuhan.
4. PEMERIKSAAN FISIK
a. Penampilan umum : lemas
b. Tingkat kesadaran : composmentis
c. Tanda-tanda vital
TD : 140/100 mmHg, Nadi : 76 x/menit, RR : 20 x /menit, S : 39°C
d. Pengukuran Antropometri
BB : 67 kg , TB : 172 cm , IMT :22,6
e. Kepala : mesosepal, bersih, tidak bau, tidak ada lesi
39
Mata : isokor, reflek pupil simetris, konjungtiva anemis, sclera
tidak ikterik
Rambut : hitam, bersih, ikal tidak ada ketombe, tidak ada luka
Hidung : tidak ada polip, bersih, tidak ada rekret, tidak terdapat
nafas cuping hidung, tidak memakai oksigen
Telinga : tidak terdapat sekter, bersih, tidak terdapat pembengkakan
pada lubang telinga
Mulut : bersih, tidak bau, terdapat karies gigi, bibir kering dan
pecah-pecah, mukota kering, warna merah muda, tidak
terdapat sariawan dan tidak terdapat pembesaran tonsil.
f. Leher : Tidak terdapat kaku kuduk, tidak ada pembesaran tiroid,
tidak terdapat luka, tidak terpasang alat trakeostomi
g. Dada dan thoraks : dada Simetris, tidak terdapat luka jejas maupun
trauma tumpul
1. Paru-paru : Inspeksi pergerakan simetris kanan dan kiri,
pemeriksaan palpasi vokal fremitus sama kanan dan kiri,
pemeriksaan perkusi klien terdengar seluruh lapang paru sonor dan
pemeriksaan auskultasi klien tidak terdapat bunyi weezing.
2. Jantung : Inspeksi ictus cordis tampak, pemeriksaan perkusi redup,
pada pemeriksaan palpasi klien tidak terjadi pembesaran jantung
dan pemeriksaan auskultasi klien tidak terdapat bunyi jantung
tambahan.
40
h. Abdomen Inspeksi tidak terdapat pembesaran pada perut kanan atas,
perkusi klien seluruh lapang abdomen tympani, palpasi tidak ada masa,
tidak ada nyeri tekan, auskultasi klien bising usus 10 x/menit.
i. Ekstremitas
Kulit dan kuku klien tidak terdapat sianosis, warna merah muda, tidak
terdapat edema, turgos baik, jari-jari utuh dan terdapat luka tusukan
jarum infuse, ditangan kanan klien yaitu RL 20 tetes per menit,
seluruh ekstremitas berfungsi dengan baik, terpasang infuse mulai
tanggal 15 April 2011, akral dingin, CRT (Cappillary refill time) 2
detik.
j. Kulit
Kulit klien terlihat bersih, warna kuning langsat, lembab, turgor baik,
tidak terdapat edema dan terdapat luka tusukan jarum suntik pada
tangan kanan klien.
5. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pemeriksaan Laboraturium
Tanggal 15 April 2011
Lekosit 3.0 x10³/ul (4.0-11.0), lymposit 0.9 x10³/ul (1.4 – 3.0),
monosit 0.3 x10³/ul (0.1 – 0.7 ), granulosit 1.8 x10³/ul (2.8 – 5.8),
eritrosit 4.55 x10³/ul (3.50 – 5.60), Hematokrit 40.4 %, AST (SGOT)
35 u/l (15-35), ALT (SGPT) 35 u/l (12-40), Widal : O :( 1/180), H
:( 1/180), A: (1/180)
41
b. Therapy
Klien terpasang Infuse RL 20 tetes per menit, injeksi Vicillin 3 x 1gr ,
injeksi Ranitidhin, 2 x 1 amp dan mendapat, Sanmol tab 3 x 500 mg
(tabl)
42
B. ANALISA DATA
DATA PROBLEM ETIOLOGI
Ds : Klien mengatakan badannya panas kemudian dingin
Do: Kulit terlihat memerah, palpasi panas S: 39°C, widal: O: (1/180), H:(1/180), A:(1/180).
Peningkatan suhu tubuh
Infeksi Salmonella Thypi
Ds : Klien mengatakan mual, tidak nafsu makan
Do: Klien hanya menghabiskan 4-5 sendok, BB : 67 Kg TB : 172 cm, HB : 15 g/dl, IMT :22,6
Resiko kurang nutrisi
Intake tidak adekuat karena mual dan tidak nafsu makan
Ds : klien mengatakan pusing dan saat berdiri, pandangan klien menjadi gelap dan badannya terasa lemas
Do : Konjungtiva tidak anemia, TD : 140/100 mmHg, klien terlihat setiap aktivitas diabantu oleh keluarga
Intoleransi aktivitas
Keleman fisik
43
DATA PROBLEM ETIOLOGI
Ds : klien mengatakan minum dalam sehari 2-3 (400-600 cc)gelas air putih dan air teh.
Do : Klien terlihat lemas, turgor kulit baik, S : 39°C, CRT 2 detik, akral dingin, TD : 140/100 mmHg, N : 76 x/ menit, mukosa kering.
Resiko kurang cairan Pengeluaran cairan yang berlebihan intake menurun
Ds : Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya .
Do : Klien antusias bertanya mengenai penyakitnya .
Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya
Kurang informasi
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh b.d infeksi salmonella thypi ditandai dengan klien
mengatakan badannya panas kemudia dingin dan kulit terlihat memerah
palpasi kulit panas S : 39°C, widal : O : 1/180, H : 1/180, A : 1/180.
2. Resiko kurang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake tidak
adekuat karena mual dan tidak nafsu makan ditandai dengan klien
mengatakan mual, tidak nafsu makan dank lien hanya menghabiskan
makan 4-5 sendok BB : 67 Kg, TB : 172 cm, suhu : 39°C , TD : 140/100
mmHg, N : 76 x/menit, RR : 20 x/menit, HB : 15 g/dl, leukosit : 3.0 x
10³/ul eritrosit : 4.55 x106/ul, IMT :22,6.
44
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan fisik ditandai dengan klien
mengatakan pusing dan saat berdiri pandangan klien gelap dan badannya
terasa lemas, konjugtiva anemis, TD : 140/100 mmHg, klien terlihat setiap
aktivitas dibantu oleh kelaurga.
4. Resiko kurang cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang
berlebihan, intake menurun ditandai dengan klien minum dalam sehari 2-3
gelas gelas air putih dan teh, klien terlihat lemas, turgoe kulit baik, S :
39°C.
5. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang
informasi ditandai dengan klien mrngatakan tidak tahu tentang
penyakitnya, klien antusias bertanya tentang penyakitnya.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN, IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
1. Peningkatan suhu tubuh berubungan dengan Infeksi Salmonella Thypi.
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan 2 x24 jam diharapkan
peningkatan suhu tubuh tidak terjadi lagi, ditandai denagn : suhu
tubuh 36°C, klien tidak merasakan panas dingin.
2) Intervensi
a) Observasi TTV tiap 4 jam sekali.
b) Lakukan kompres hangat di aksila dan lipatan paha.
45
c) Batasi pengunjung .Anjurkan klien menggunakan pakaian tipis
dan menyerap kringat.
d) Berikan penjelasan pada klien dan keluarga tentang peningkatan
suhu tubuh.
e) Menganjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam .
f) Kolaborasi untuk pemberian Parasetamol 500mg sesuai advis.
g) Kolaborasi pemberian antibiotik Vicillin 3 x 1gr
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
peningkatan suhu tubuh adalah memberikan kompres hangat pada
aksila dan kening klien, menganjurkan klien menggunakan pakaian
tipis dan menyerap kringat. Tindakan lainnya adalah menganjurkan
klien banyak minum ± 2,5 liter/24 jam, penulis juga melakukan
kolaborasi dengan memberi Paracetamol 500mg. Tindakan
keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu 3 hari mulai tanggal 15-17
April 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 18 April 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan badannya tidak panas.
Sedangkan data objektif diperoleh data suhu : 37°C, TD : 110/60
mmHg, N :60x/menit, RR :20x/menit, ekstremitas dingin. Berdasarkan
data tersebut dapat di analisa bahwa masalah teratasi sehingga rencana
46
berikutnya lanjutkan intervensi tentang mengobservasi tanda-tanda
vital setiap 3 x sehari.
2. Resiko kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh berubungan dengan intake
tidak adekuat karena mual dan tidak nafsu makan.
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
diharapkan nafsu makan klien meningkat dan tidak terjadi mual
ditandai dengan mual tidak terjadi lagi, makan yang diberikan dari
rumah sakit dihabiskan.
2) Intervensi
a. Jelaskan pada klien dan keluarga tentang manfaat makanan atau
nutrisi.
b. Beri nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak
serat, tidak merangsang dan dihidangkan saat masih hangat.
c. Beri makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering.
d. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian Ranitidin 2 x 1
amp.
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah resiko kurang nutrisi dari kebutuhan tubuh adalah
Memberikan nutrisi dengan diet lembek, tidak mengandung banyak
serat, tidak merangsang dan dihidangkan saat masih hangat, meliputi
47
bubur, sayur sop, buah pepaya dll. Memberi makanan dalam porsi
kecil dan frekuensi sering. Tindakan lainnya adalah penulis juga
melakukan kolaborasi dengan memberikan injeksi Ranitidin. Tindakan
keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu 3 hari mulai tanggal 15 – 17
April 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 18 April 2011. Evaluasi
diperoleh data subjektif klien mengatakan perutnya masih terasa
penuh, klien masih mual, klien mau makan ½ porsi dari yang diberi
dari rumah sakit. Sedangkan data objektif diperoleh data klien makan
½ porsi yang telah diberikan. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa
bahwa masalah teratasi sebagian sehingga rencana berikutnya
memotivasi klien makan.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan dan kriteria hasil:
Setelah dilakukan tindakan 3 x 24 jam diharapkan klien dapat
memenuhi ADL secara mandiri, ditandai dengan: kebutuhan
personal klien terpenuhi, dapat melakukan gerakan yang
bermanfaat bagi tubuh, memenuhi aktivitas kegiatan sehari-hari
dengan teknik penghematan energi.
48
2) Intervensi
a) Tingkatkan tirah baring /duduk.
b) Beri motivasi pada klien dan keluarga untuk melakukan
mobilisasi sebatas kemampuan (miring kanan, miring kiri).
c) Kaji kemampuan klien dalam beraktivitas (makan, minum).
d) Berikan latihan mobilisasi secara bertahap sesudah demam
hilang.
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah
intoleransi aktivitas adalah Memberikan motivasi pada klien dan
keluarga untuk melakukan mobilisasi sebatas kemampuan. Tindakan
lainnya adalah mengkaji kemampuan pasien dalam beraktivitas
(makan, minum ). Tindakan keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu
3 hari mulai tanggal 15 – 17 April 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 18 April 2011. Evaluasi
diperoleh data subyektif klien mengatakan pusingnya sudah berkurang,
klien kekamar mandi sendiri. Sedangkan data obyektif diperoleh data
TD :110 / 60 mmHg, N : 60 x /menit, RR : 20 x/menit, konjungtiva
tidak anemis, klien terlihat pucat. Berdasarkan data tersebut dapat
dianalisa bahwa masalah teratasi sebagian, sehingga rencana
berikutnya mengkaji kemampuan klien yang dimiliki saat ini.
49
4. Resiko kurang cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang
berlebihan, intake menurun.
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam,
diharapkan dapat mempertahankan keseimbangan cairan dengan
kriteria hasil : minum dalam sehari 7-8 (1400-1600 cc)gelas, turgor
kulit baik, Suhu tubuh : 36°C.
2) Intervensi
a) Berikan penjelasan tentang pentingnya kebutuhan cairan pada
klien dan keluarga.
b) Observasi pemasukan dan pengeluaran cairan.
c) Anjurkan klien untuk banyak minum kurang lebih 2,5 liter/24
jam.
d) Observasi kelancaran tetesan infuse.
e) Berikan cairan infus RL 20 tetes per menit.
f) Kolaborasi pemberian antiemetik.
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi resiko
kurang cairan adalah : Mengobservasi pemasukan dan pengeluaran
cairan. Tindakan lainnya adalah mempertahankan cairan parentral RL
20 tetes per menit dengan mengganti yang baru ketika habis,
menganjurkan banyak minum, pemberian obat ranitidin 2 x 1 amp.
50
Tindakan keperawatan dilakukan sesuai tujuan yaitu 2 hari mulai
tanggal 15 – 17 April 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 18 April 2011. Evaluasi
diperoleh data subjektif klien mengatakan minum dalam sehari 5 gelas
air putih dan air teh. Sedangkan data objektif di peroleh data klien
terlihat tidak terlihat lemas, klien minum terlihat minum banyak,
turgor baik, S :36 °C. Berdasarkan data tersebut dapat dianalisa bahwa
masalah teratasi sebagian sehingga rencana berikutnya memonitor
kelancaran tetesan infus.
5. Kurangnya pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang
informasi
a. Intervensi keperawatan
1) Tujuan dan kriteria hasil
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam
sehingga klien tahu tentang penyakitnya di tandai dengan klien
mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya, klien terlihat antusias
bertanya tentang penyakitnya.
2) Intervensi
a) Kaji sejauh mana tingkat pengetahuan pasien tentang
penyakitnya.
b) Beri pendidikan kesehatan tentang penyakit dan perawatan
pasien.
51
c) Beri kesempatan pasien dan keluarga pasien untuk bertanya
bila ada yang belum dimengerti.
d) Beri reinforcemen positif jika klien menjawab dengan tepat
b. Implementasi dan evaluasi
Tindakan keperawatan untuk mengatasi kurangnya pengetahuan
tentang penyakitnya adalah memberikan pendidikan kesehatan tentang
penyakit thypoid dan perawatan pasien. Tindakan lainya adalah
memberikan kesempatan pasien dan keluarga pasien untuk bertanya
bila ada yang belum dimengerti. Tindakan keperawatan dilakukan
sesuai tujuan yaitu 2 hari dari tanggal 16-17 April 2011.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan maka selanjutnya
dilakukan evaluasi akhir pada tanggal 18 April 2011. Evaluasi di
peroleh data subjektif Sedangkan data objektifnya di peroleh data
klien sudah paham tentang penyakitnya. Berdasarkan data tersebut
dapat dianalisa bahwa masalah teratasi, sehingga hentikan intervensi.