bab iii strategi koran daerah tribun jateng di era media baru (strategi ...
BAB III Baru
-
Upload
rafficazahara -
Category
Documents
-
view
571 -
download
48
description
Transcript of BAB III Baru
BAB III
PEMBAHASAN
Analisis tanin dilakukan dengan dua cara yaitu cara kualitatif dan
kuantitatif. Analisis tanin dari kulit buah rambutan ini bertujuan untuk mengetahui
ada atau tidaknya tanin pada kulit rambutan. Cara kualitatif ini dilakukan dengan
cara mereaksikannya dengan FeCl3, gelatin tes, dan Kalium ferrisianida +
ammonia. Cara kuantitatif dilakukan dengan cara permanganometri.
Analisis diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu metode
standarisasi dalam sediaan herbal terstandar dan fitofarmaka yang dilakukan
dengan mengidentifikasi adanya tanin serta untuk menghitung kadar tanin total
dari kulit buah rambutan menggunakan metode permanganometri.
Analisis dilakukan dengan menentukan kadar tanin total dari kulit buah
rambutan (Nephelium lappaceum L.) secara permanganometri. Prinsipnya yaitu
berdasarkan proses oksidasi reduksi atau redoks dimana Kalium Permanganat
sebagai zat pengoksidator dan sebagai larutan standard primer zat pereduksi
adalah asam oksalat serta indigo sulfat sebagai indikator (TAT) pada penetapan
kadar tanin yang ditunjukan dengan warna larutan berubah menjadi warna kuning
emas (Underwood dan Day, 2001).
Sebelum dilakukannya uji identifikasi adanya tanin serta penetapan kadar
tanin total dari kulit buah rambutan menggunakan metode permanganometri,
terlebih dahulu dilakukan persiapan sampel berupa kulit buah rambutan yang telah
dikumpulkan, dijemur dibawah panas matahari selama kurang lebih seminggu.
Proses penjemuran diharapkan dapat mengurangi kadar air dan
kelembaban dari kulit buah rambutan sehingga dapat mencegah penurunan mutu
atau perusakan sampel. Setelah proses pengeringan, sampel diubah menjadi
bentuk serbuk. Sampel dengan bentuk serbuk sangat penting karena dapat
meningkatkan luas permukaan partikel yang kontak dengan pelarut sehingga
pelarut dapat masuk ke dalam serbuk dan akan mengeluarkan zat kimia yang akan
bercampur dengan zat penyari sehingga proses penyarian dapat berlangsung
efektif.
Pembuatan ekstrak kulit buah rambutan dilakukan dengan metode
perebusan, dimana serbuk sampel diekstraksi menggunakan air panas disertai
pengadukan. Pengadukan dilakukan untuk menjamin keseimbangan konsentrasi
bahan yang diekstraksi lebih cepat dalam cairan penyari.
Untuk mengetahui adanya tanin didalam kulit buah rambutan maka
dilakukannya uji kualitatif. Hasil penelitian kulit buah rambutan yang
mengandung tanin ditunjukkan dengan adanya endapan berwarna biru hitam
ketika ekstrak ditambah FeCl3 karena reaksi FeCl3 melibatkan struktur tanin yang
merupakan senyawa polifenol, dimana dengan adanya gugus fenol akan berikatan
dengan FeCl3 membentuk kompleks berwarna biru kehitaman. Reaksi antara tanin
dan FeCl3 dapat dilihat pada gambar 3.1.
Gambar 3.1 reaksi tanin dan FeCl3
Pada gelatin test terbentuk endapan putih kekuningan. Adanya endapan
putih kekuningan menunjukan tanin yang menggumpalkan protein dari gelatin,
karena tanin dapat bereaksi dengan protein membentuk kopolimer mantap yang
tak larut dalam air (Harborne, 1987). Reaksi antara tanin dengan gelatin test dapat
dilihat pada gambar 3.2.
Gambar 3.2 reaksi tanin dan gelatin test
Pada penambahan Kalium Ferisianida dan ammonia positif memberikan
warna coklat tua. Reaksi dari tanin dengan Kalium Ferisianida dan ammonia dapat
dilihat pada reaksi berikut:
C7H52O46 + K4Fe(CN)6 → KC76H51O46 + H4Fe(CN)6
Tanin kalium ferrisianida
Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1 Uji Identifikasi Adanya Tanin Pada Kulit Buah Rambutan
No Pereaksi Gambar
Sebelum
Gambar
Sesudah
Hasil Pustaka Kesim-
pulan
1 FeCl3 Berwarna biru hitam
Berwarna biru hitam atau hijau hitam
+
2 Gelatin test
Adanya endapan
Adanya endapan +
3 Kalium ferrisianida + ammonia
Berwarna coklat tua
Berwarna coklat tua +
Berdasarkan data pada tabel 3.1, maka dapat disimpulkan bahwa Kulit Buah
Rambutan mengandung tanin.
Analisis kadar tanin dilakukan dengan menggunakan titrasi secara
permanganometri. Pada penetapan kadar tanin, setelah serbuk disaring dengan
aquadem panas, kemudian dipipet volum tertentu, ditambahkan asam indigo
sulfonat sebagai indikator, lalu dititrasi dengan Kalium Permanganat (KMnO4)
yang telah dibakukan dengan asam oksalat (H2C2O4.2H2O). Titik akhir titrasi pada
penetapan kadar tanin ditunjukan dari warna larutan biru menjadi berwarna
kuning emas (DepKes RI, 1995).
Dari 4 kali pengamatan pada kulit buah rambutan, diperoleh presentase
rata-rata kadar tanin pada penimbangan 1 yaitu 23,31% ; pada penimbangan 2
yaitu 23,29% ; pada penimbangan 3 yaitu 23,25% ; dan pada penimbangan 4 yaitu
23,15%. Dari penetapan kadar tanin total rata-rata pada kulit buah rambutan
didapatkan hasil sebesar 23,25% . Hasil dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Hasil perhitungan Standar Deviasi (SD) dan Koefisien Variansi (KV)
pada kulit buah rambutan yaitu sebesar 0,066833125 dan 0,29%. Ketelitian dalam
analisis ini dapat dikatakan baik, karena nilai Koefisien Variansi yang didapat
kecil. Nilai Koefisien Variansi yang kecil juga menunjukan homogenity yang
baik, karena hasil yang didapat tidak terlalu jauh. Nilai KV < 2% dapat dikatakan
memberikan hasil yang baik (Gandjar, 2007). Nilai tersebut menunjukan bahwa
metode ini layak digunakan dalam analisis penetapan kadar tanin.
Hasil penetapan Normalitas KMnO4 dapat dilihat pada Tabel 3.2
Dengan rumus :
KMnO4 = W (mg) / BMx2x25/100
V (ml)
Dimana :
W = berat Kristal asam oksalat
Bm = berat molekul
V = volume titrasi
25/100 = faktor pengenceran
2 = elektron valensi asam oksalat
Tabel 3.2 Hasil Penetapan Normalitas KMnO4
No
Berat
asam
oksalat
(mg)
N
asam oksalat
Volume titrasi
KMnO4 (ml)
Normalitas
KMnO4
Rata-rata N
KMnO4
1
2
3
0,6304
0,6304
0,6304
0,100007932
0,100007932
0,100007932
9,27
9,34
9,25
0,107883421
0,107074873
0,108116683
0,1077
1
2
3
0,6306
0,6306
0,6306
0,10003966
0,10003966
0,10003966
9,28
9,31
9,33
0,107801358
0,107453985
0,107223644
0,1075
1
2
3
0,6304
0,6304
0,6304
0,100007932
0,100007932
0,100007932
9,25
9,31
9,28
0,108116683
0,107419905
0,107767168
0,1078
1
2
3
0,6305
0,6305
0,6305
0,100023796
0,100023796
0,100023796
9,24
9,30
9,26
0,108250861
0,107552468
0,108017058
0,1079
3.3 HASIL PENETAPAN KADAR TANIN TOTAL
Hasil penetapan kadar tanin total dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Dengan rumus :
% Tanin = 10 (A-B) x N x 0,0416 x100%Sampel (g)
Dimana : A = volume titrasi tanin (ml)
B = volume titrasi blanko (ml)
N = normalitas KMnO4 standar (N)
10 = faktor pengenceran
1ml KMnO4 0,1N setara 0,0415 gram tanin
Tabel 3.3 Hasil Penetapan Kadar Tanin Total pada Kulit Buah Rambutan
No Penimbangan
Sampel (gram)
Replikasi N KMnO4 Volume
titrasi
KMnO4
(ml)
Kadar
(%)
Rata-rata
Kadar
(%)
1 2,0005
1
2
3
0,1077
0,1077
0,1077
11,96
11,93
11,89
23,39
23,32
23,23
23,31
2 2,0008
1
2
3
0,1075
0,1075
0,1075
11,83
11,90
11,76
23,29
23,45
23,14
23,29
3 2,0008
1
2
3
0,1078
0,1078
0,1078
11,88
11,67
11,73
23,52
23,04
23,18
23,25
4 2,0004
1
2
3
0,1079
0,1079
0,1079
11,83
11,75
11,77
23,25
23,07
23,12
23,15
3.4 HASIL PENETAPAN RATA-RATA KADAR TANIN TOTAL
Hasil penetapan rata-rata kadar tanin total dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Hasil Penetapan Rata-Rata Kadar Tanin Total
Sampel Kadar Tanin (%)
Kulit Buah
Rambutan
Penimbangan
1
Penimbangan
2
Penimbangan
3
Penimbangan
4
23,31 % 23,29 % 23,25 % 23,15%
X = 23,25%
SD = 0,066833125
KV = 0,29%