BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi...
Transcript of BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Data Spesifikasi...
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Data Spesifikasi Bola Lampu
Pada setiap kendaraan mempunyai spesifikasi masing-masing pada
setiap sistemnya, salah satu diantaranya pada sistem penerangan pada
Toyota TGN40 yang mempunyai spesifikasi tersendiri, berikut:
Tabel 3.1Spesifikasi Lampu
Nama Lampu Daya
V-W
Jumlah
Lampu
Warna
Lensa Ket.
Lampu Besar 12 -130/100 2 Putih Halogen
Lampu
kombinasi
depan
Lampu sein/ Lampu
tanda bahaya 12 - 21 2 Kuning -
Lampu senja 12 - 5 2 Putih -
Lampu
Kombinasi
Belaakang
Lampu rem, Lampu senja 12 -21 2 Merah -
Lampu sein/ Lampu
tanda bahaya 12 - 21 2 Kuning -
Lampu mundur 12 - 21 2 Putih -
Lampu plat nomor 12 - 5 2 Putih -
Lampu kabin 12 V 1 Putih LED
(Sumber: Temuan Hasil Observasi)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
B. Cara Kerja dan Perhitungan Kuat Arus
1. Lampu Kepala
Lampu kepala merupakan sebuah sistem lampu penerangan untuk
menerangi jalan pada bagian depan kendaraan khususnya pada malam hari
maupun pada keadaan jalan berkabut. Pada umumnya lampu kepala ini
dilengkapi dengan lampu jauh dan lampu dekat, dan dapat dihidupkan dari
salah satu switch yaitu oleh dimmer switch.
Gambar 3.1 Lampu Kepala
(Sumber : Dokumentasi)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.2 Rangkaian Lampu Kepala
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.3 Jenis dan Kode Soket Lampu Kepala
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
a. Cara Kerja Lampu Dekat (Low Beam)
1) OFF : Arus (+) Baterai → H-LP Relay 2 → H-LP Relay 1 →
J4, J5 → (Stand by di C12(A) Combination SW)
2) ON : Arus (+) Baterai → H-LP Relay 3 → H-LP relay 5 →
DIM Relay 3 dan 4 → H- LP LL dan H-LP RL → H1 dan H2
(filament lampu dekat) → massa
b. Perhitungan Arus Lampu Dekat (Low Beam)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Diketahui spesifikasi daya lampu untuk low beam yaitu 12V -
100W, maka untuk menghitung arus yang dibutuhkan oleh lampu
tersebut adalah:
Diketahui:
o Jumlah bola lampu = 2 buah
o P = 100W
o V = 12V
Ditanyakan: I=… ?
Jawab:
P = V × I
I =P x jumlah lampu
V=
200
12= 16,67 𝐴
𝐼 = 16,67 𝐴
Jadi, arus yang digunakan untuk lampu low beamyaitu sebesar 16,67
A.
c. Cara Kerja Lampu Jauh (High Beam)
1) OFF : Arus (+) Baterai →(Terjadi kemagnetan di H-LP 2 dan
H-LP 1 maka arus langsung masuk ke)→H-LP Relay 3 → H-
LP Relay 5 → DIM Relay 2 → DIM Relay 1 → J4, J5 →
(Stand by di C12(A) Combination SW)
2) ON : Arus (+) Baterai →(Terjadi kemagnetan di H-LP Relay 2
dan 1 maka arus langsung masuk ke)→H-LP Relay 3 → H-LP
Relay 5 → (Terjadi kemagnetan di DIM Relay 2 dan 1 maka
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
arus langsung masuk ke) → DIM relay 3 → DIM relay 5 →H-
LP LH dan H-LP RH→ Massa.
d. Perhitungan Arus Lampu Jauh (High Beam)
Diketahui spesifikasi daya lampu untuk high beam yaitu 12V
- 130W, maka untuk menghitung arus yang dibutuhkan oleh lampu
tersebut adalah:
Diketahui:
o Jumlah bola lampu = 2 buah
o P = 130W
o V = 12V
Ditanyakan: I=… ?
Jawab:
P = V × I
I =P x jumlah lampu
V=
260
12= 21,67 𝐴
𝐼 = 21,67 𝐴
Jadi, arus yang digunakan untuk lampu high beamyaitu sebesar
21,67 A.
e. Ukuran Kabel dan Fuse yang digunakan
Setelah diketahui arus yang dibutuhkan untuk lampu dekat yaitu
16.67 A dan lampu jauh yaitu 21.67 A, maka berdasarkan tabel
2.4Kabelyang digunakan dengan luas penampang kawat 2.091 mm2
dan diameter luar 2.9 mm , jadifuse yang akan digunakan menurut
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
table 2.4 untuk lampu dekat adalah 20A (yellow) untuk lampu dekat
dan 25A (clear) untuk lampu jauh.
2. Lampu Tanda Belok/ Lampu Hazard
Gambar 3.4 Lampu Tanda Belok/ Lampu Hazard
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
a. Cara Kerja Lampu Tanda Belok Pada Posisi “OFF”
Gambar 3.5 Rangkaian Lampu Tanda Belok dan Lampu Hazard (OFF)
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
1) Keterangan:
Lampu Hazard :
Arus (+) baterai → main fuse → hazard fuse→ arus stand by di H5 (untuk
hazard switch)
Lampu Tanda Belok:
Arus (+) baterai → main fuse → arus stand by di kunci kontak (untuk
combination switch)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
b. Cara Kerja Lampu Tanda Belok Pada Posisi (ON Right)
Gambar 3.6 Rangkaian Lampu Tanda Belok (On Right)
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
1) Keterangan:
Arus (+) baterai → main fuse → kunci kontak (ON) → fuse → H5
(OFF) → flasher → C12 combination swtich L→ T8 FR dan R7 RR
→ massa.
2) Perhitungan Arus Lampu Tanda Belok (ON right)
Untuk lampu tanda belok (ON right) depan:
Diketahui :
o P = 21W
o V = 12 V
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Ditanyakan: I =…?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
21
12= 1,75 𝐴
𝐼 = 1,75 𝐴
Untuk Lampu tanda belok (ON right) belakang:
Diketahui :
o P = 21W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =…?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
21
12= 1,75 𝐴
𝐼 = 1,75 𝐴
Total arus yang dibutuhkan lampu tanda belok sebelah kanan yaitu:
1,75 + 1,75 = 3.5 A
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk menghidupkan lampu tanda
belok sebelah kanan sebesar 3.5 A.
c. Cara Kerja Lampu Tanda Belok Pada Posisi (ON Left)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.7 Rangkaian Lampu Tanda Belok (ON Left)
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
1) Keterangan:
Arus (+) baterai → main fuse → kunci kontak (ON) → fuse → H5
(OFF) → flasher → C12 combination swtich L → T7 FL dan R6
RL → massa.
2) Perhitungan Arus Lampu Tanda Belok (ON left)
Untuk lampu tanda belok (ON left) depan:
Diketahui :
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
o P = 21W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =…?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
21
12= 1,75 𝐴
𝐼 = 1,75 𝐴
Untuk Lampu tanda belok (ON left) belakang:
Diketahui:
o P = 21W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =…?
Jawab: v
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
21
12= 1,75 𝐴
𝐼 = 1,75 𝐴
Total arus yang dibutuhkan lampu tanda belok sebelah kiri yaitu:
1,75 + 1,75 = 3.5 A
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk menghidupkan lampu tanda
belok sebelah kiri sebesar 3.5 A
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
d. Cara Kerja Lampu Hazard
Gambar 3.8 Rangkaian Lampu Hazard
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
1) Keterangan:
Arus (+) baterai → main fuse → fuse→ H5 (ON) → T13 flasher
→ H5 → T8 FR, T7 FL, R7 RR dan R6 RL → massa.
2) Perhitungan arus lampu hazard
Untuk lampu hazard dapaat dihitung dari jumlah semua arus
yang masuk ke lampu tanda belok kiri dan kanan, adapun
perhitungannya yaitu:
3,5 + 3,5 = 7 A
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk menghidupkan lampu hazard
yaitu sebesar 7 A.
e. Ukuran Kabel dan Fuseyang Digunakan
Setelah diketahui arus yang dibutuhkan untuk lampu hazardyaitu 7
A, maka berdasarkan tabel 2.24kabelyang digunakan dengan luas
penampang kawat 0.372 mm2 dan diameter luar 1.8 mm , jadi fuse
yang akan digunakan menurut table 2.25 untuk lampu hazard adalah
7.5 A (brown).
3. Lampu Rem
Gambar 3.9 Rangkaian Lampu Rem (Stop Light)
Sumber: Toyota Astra Motor(2008)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
a. Cara Kerja Lampu Rem (Stop Light)
Arus (+) baterai → fuse →S13 → J35(A), J26 (B) → R6, R7 dan C15
→ massa.
b. Perhitungan Arus Lampu Rem
Diketahui :
o P = 21W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =…?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
21
12= 1,75 𝐴
𝐼 = 1,75 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan lampu rem sebesar 1,75 A.
c. Ukuran Kabel dan Fuse yang Digunakan
Setelah diketahui arus yang dibutuhkan untuk lampu rem yaitu
1.75 A, maka berdasarkan tabel 2.24Kabelyang digunakan dengan luas
penampang kawat 0.372 mm2 dan diameter luar 1.8 mm , jadi fuse
yang akan digunakan menurut table 2.25 untuk lampu rem adalah 5 A
(yellowish brown).
4. Lampu Belakang, Lampu Senja, dan Lampu Plat Nomor
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.10 Rangkaian Lampu Belakang (Taillight)
Sumber:Toyota Astra Motor (2008)
a. Cara Kerja
Lampu belakang, lampu plat nomor dan lampu jarak akan menyala
bersamaan dengan lampu kepala. Cara kerja dari masing-masing
lampu akan diterangkan di bawah ini:
1) Lampu Belakang, Lampu Plat Nomor dan Lampu Jarak
- Light control s/w (+B + T).
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
- Baterai → F18 → Terminal +B light control s/w → Terminal T light
control s/w → Lampu belakang bagian kiri dan kanan → Massa.
→ Lampu Plat Nomor → Massa.
→ Lampu Jarak bagian kiri dan kanan → Massa.
(lampu belakang, lampu plat nomor dan lampu jarak menyala).
b. Perhitungan Arus
1) Perhitungan Arus Lampu Bagian Senja Depan
Diketahui:
o Jumlah lampu Senja = 2 buah
o P = 5 W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =… ?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
10
12= 0.83 𝐴
𝐼 = 0.83 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk lampu senja bagian depan yaitu
sebesar 0.83 A
2) Perhitungan Arus Lampu Belakang
Diketahui:
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
o Jumlah lampu belakang = 2 buah
o P = 21 W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =… ?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
42
12= 3.5 𝐴
𝐼 = 3.5 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk lampu senja bagian belakang
yaitu sebesar 3.5 A
3) Perhitungan Arus Lampu Plat Nomor
Diketahui:
o Jumlah lampu plat nomor = 2 buah
o P = 5 W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =… ?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
10
12= 0.83 𝐴
𝐼 = 0.83 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk lampu plat nomor yaitu sebesar
0.83 A
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
c. Ukuran Kabel dan Fuse yang digunakan
Diketahui arus yang dibutuhkan untuk lampu senja bagian depan
0.83 A, lampu plat nomor 0.83 A, dan lampu belakang 3.5 A, maka
berdasarkan tabel 2.24Kabelyang digunakan dengan luas penampang
kawat 0.372 mm2 dan diameter luar 1.8 mm , jadi fuse yang akan
digunakan menurut table 2.25 untuk lampu senja bagian depan, lampu
plat nomor dan lampu belakang adalah 5 A (yellowish brown).
5. Fog Lamp
Gambar 3.11 Rangkaian Fog Lamp
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
a. Cara Kerja
Arus (+) baterai → fuse 15 FOG→ FOG Relay(terjadi kemagnetan
maka arus langsung masuk ke)→ J 2 (A), J 3 (B) → F1 dan F2 →
massa.
b. Perhitungan Arus
Diketahui:
o Jumlah lampu fog lamp = 2 buah
o P = 100 W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =… ?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
200
12= 16.7 𝐴
𝐼 = 16.7 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk fog lamp yaitu sebesar 16.7 A
c. Ukuran Kabel dan Fuse yang digunakan
Diketahui arus yang dibutuhkan untuk fog lamp yaitu 16.7 A, maka
berdasarkan tabel 2.24Kabelyang digunakan dengan luas penampang
kawat 1,287 mm2 dan diameter luar 2,5 mm, jadi fuse yang akan
digunakan menurut tabel 2.25 untukfog lampadalah 20 A (yellow).
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
6. Lampu Mundur
Gambar 3.12 Rangkaian Lampu Mundur
Sumber : Toyota Astra Motor (2008)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
a. Cara Kerja
Arus (+) baterai → IG → fuse→ B1→ J35 (A), J35 (B)→ R6 dan
R7→massa.
b. Perhitungan Arus
Diketahui:
o Jumlah lampu mundur = 2 buah
o P = 21W
o V = 12 V
Ditanyakan: I =… ?
Jawab:
𝑃 = 𝑉 × 𝐼
𝐼 =𝑃
𝑉=
42
12= 3.5 𝐴
𝐼 = 3.5 𝐴
Jadi, arus yang dibutuhkan untuk lampu mundur yaitu sebesar 3.5 A
c. Ukuran Kabel dan Fuse yang digunakan
Diketahui arus yang dibutuhkan untuk lampu mundur yaitu 3.5 A,
maka berdasarkan tabel 2.24Kabelyang digunakan dengan luas
penampang kawat 0.372 mm2 dan diameter luar 1,8 mm , jadi fuse
yang akan digunakan menurut tabel 2.25 untuk lampu rem adalah 5 A
(yellowish brown).
Setelah dilakukan perhitungan tentang arus yang dibutuhkan oleh
setiap lampu, maka arus yang dibutuhkan ketika semua lampu
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
dihidupkan adalah penjumlahan dari semua arus yang telah dihitung
maka baterai yang dipakai harus sesuai dengan kebutuhan. Arus total
pada Toyota TGN40 Tipe V ketika semua lampu dihidupkan adalah:
Tabel 3.2 Total Arus
Nama Lampu Arus (Ampere)
Lampu kepala 38,34
Lampu hazard 7
Lampu Jarak 0,83
Lampu mundur 3,5
Lampu rem 3.5
Lampu belakang 1.35
Lampu plat nomor 0.83
Fog lamp 16.7
TOTAL ARUS 57.02 A
Sumber: Temuan Hasil Perhitungan
C. Analisis Masalah
Berdasarkan analisis dilapangan terdapat masalah pada sistem
kelistrikan diantaranya adalah lampu kepala kiri menyala dan lampu
kepala kanan mati/tidak menyala.
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.13 Lampu Kepala
(Sumber: Toyota Astra Motor)
Berikut adalah cara pemecahan masalah mengenai kerusakan diatas
dengan dilakukan proses pemeriksaan, pembongkaran, pengetesan dan
pemasangan komponen yang berkaitan, dan hal perlu dilakukan adalah:
1. Konfirmasi pada rangkaian
Konfirmasi pada rangkaian artinya dilakukannya penganalisaan
pada rangkaian kelistrikan sesuai dengan wiring diagram agar
memperkecil kemungkinan-kemungkinan pemeriksaan yang tidak
diperlukan.
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Gambar 3.14 Analisis Rangkaian Lampu Kepala
(Sumber: Toyota Astra Motor)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
Penganalisaan padawiringdiagram, bahwaarus yang
masukadalahsebagaiberikut:
Lampu Dekat (Low Beam): Arus (+) Baterai → H-LP Relay 3 → H-LP
relay 5 → DIM Relay 3 dan 4 → H- LP LL dan H-LP RL → H1 dan H2
(filament lampu dekat) → massa.
LampuJauh (High Beam):Arus (+) Baterai →(Terjadi kemagnetan di H-LP
Relay 2 dan 1 maka arus langsung masuk ke)→H-LP Relay 3 → H-LP
Relay 5 → (Terjadi kemagnetan di DIM Relay 2 dan 1 maka arus langsung
masuk ke) → DIM relay 3 → DIM relay 5 →H- LP LH dan H-LP RH→
massa.
Dapat disimpulkan bahwa arus tidak masuk ke beberapa komponen
yang menyebabkan lampu kepala sebelah kiri mati/tidak menyala,
diantaranya: Head LH Fuse – Headlight LH – Connector. Maka lakukan
pemeriksaan pada:
a. Fuse
Lakukan pemeriksaan fusible portion pada fuse karena bisa terjadi
kemungkinan fusible portionputus.
Gambar 3.15 Fuse
(Sumber: Astra Daihatsu Motor)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
b. Head Light
Lakukan pemeriksaan pada headlight baik secara visual ataupun
menggunakan alat ukur, karena hal ini bisa juga disebabkan karena
putusnya filament pada headlight.
Gambar 3.16 Head Lamp
(Sumber: Astra Daihatsu Motor)
c. Connector
Lakukan pengecekan pada connector lampu kepala, karena bisa
terjadi kemungkinan hubungan antar konektor tidak benar
(terlepas/putus).
Gambar 3.17 Connector
(Sumber: Toyota Astra Motor)
Asep Rohdat Saepulloh, 2012 Analisis Sistem Penerangan Pada Toyota TGN40 Tipe V Tahun 2004 Universitas Pendidikan Indonesia|repository.upi.edu
D. Pembahasan
Permasalahan yang terjadi pada sistem penerangan pada Toyota TGN40
Type V tahun 2004 ini yaitu lampu kepala (head light) sebelah kanan mati/
tidak menyala dan lampu kepala sebelah kiri menyala.
Hal ini disebabkan karena sekring/ fuse putus dikarenakan besarnya
pemakaian arus lampu kepala, karena lampu kepala yang tidak sesuai
standar spesifikasi.
Dapatdisimpulkanbahwaarus yang
masukpadasistemlampukepalaadalahsebagaiberikut:
Lampu Dekat (Low Beam): Arus (+) Baterai → H-LP Relay 3 → H-LP
relay 5 → DIM Relay 3 dan 4 → H- LP LL dan H-LP RL → H1 dan H2
(filament lampu dekat) → massa.
LampuJauh (High Beam):Arus (+) Baterai →(Terjadi kemagnetan di H-LP
Relay 2 dan 1 maka arus langsung masuk ke)→H-LP Relay 3 → H-LP
Relay 5 → (Terjadi kemagnetan di DIM Relay 2 dan 1 maka arus langsung
masuk ke) → DIM relay 3 → DIM relay 5 →Hanyamasukke H-LP RH→
massa.
Pada saat penggantian lampu yang tidak sesuai standar spesifikasi,
sebaiknya diperhatikan juga ukuran fuse dan kawat penghantar/ kabel, agar
sistem kelistrikan pada kendaraan aman dan komponen kelistrikan lainya
berumur panjang/ awet, karena bisa berakibat kurang baik bahkan fatal
pada sistem kelistrikan lainnya apabila tidak diperhatikan dengan benar.