Bab iii acara 8 sat

4
BAB III METODE PRAKTIKUM A. Alat dan Bahan Bahan dan alat yang digunakan dalam pengayakan kering : 1. Ayakan 8 mm, 4.76 mm, 2.83 mm dan ayakan 2 mm 2. Alat penumbuk kayu 3. Wadah untuk contoh agregat 4. Timbangan analitik 5. Kuwas cat 6. Contoh agregat kering udara Bahan dan alat yang digunakan dalam pengayakan basah : 1. Ayakan 8 mm, 4.76 mm, 2.83 mm dan ayakan 2 mm 2. Mangkok wadah contoh agregat 3. Alat peniru tetesan hujan 4. Timbangan analitik 5. Oven B. Cara Kerja Pengayakan basah 1. Agregat yang diperoleh dari pengayakan kering (kecuali agregat lebih kecil dari 2 mm) ditimbang dan masing-masing dimasukkan ke dalam cawan nikel

Transcript of Bab iii acara 8 sat

Page 1: Bab iii acara 8 sat

BAB III

METODE PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

Bahan dan alat yang digunakan dalam pengayakan kering :

1. Ayakan 8 mm, 4.76 mm, 2.83 mm dan ayakan 2 mm

2. Alat penumbuk kayu

3. Wadah untuk contoh agregat

4. Timbangan analitik

5. Kuwas cat

6. Contoh agregat kering udara

Bahan dan alat yang digunakan dalam pengayakan basah :

1. Ayakan 8 mm, 4.76 mm, 2.83 mm dan ayakan 2 mm

2. Mangkok wadah contoh agregat

3. Alat peniru tetesan hujan

4. Timbangan analitik

5. Oven

B. Cara Kerja

Pengayakan basah

1. Agregat yang diperoleh dari pengayakan kering (kecuali agregat lebih kecil

dari 2 mm) ditimbang dan masing-masing dimasukkan ke dalam cawan

nikel dengan beratnya disesuaikan dengan perbandingan ketiga agregat

yang totalnya harus 100 gr.

2. Air diteteskan sampai kapasitas lapang dari buret setinggi 30 cm dari cawan

sampai ujung penetes buret.

3. Disimpan dalam incubator pada temperature 20°C dengan kelelmbapan 98-

100% selama 1 malam.

4. Dipindahkan tiap agregat ke ayakan dengan ketentuan sesuai denganm

ukurannya.

Page 2: Bab iii acara 8 sat

5. Dipasang susunan ayakan pada alat pengayak basah dimana bejana yang

disediakan telah diisi air terlebih dahulu smapai setinggi 25 cm dari dasar

bejana.

6. Pengayakan dilakukan selama 5 menit.

7. Setelah selesai pengayakan agregat-agregat dipindahkan dari tiap ayakan ke

cawan nikel yang beratnya telah diketahui.

8. Dibuang kelebihan air pada cawan, lalu dlrekingkan di dalam oven selama

24 jam.

9. Setelah keing kemudian ditimbang.

C. Cara Analisis

1. Menghitung Kadar Air (gr.gr-1)

KA (W )=(Tb+K )−(¿+K )

(¿+K )−K

2. Menghitung Berat Tanah kering mutlak (gram)

BKM=Berat sampel (50 gr)1+KA(W )

3. Menghitung Tanah hilang (b6) (gram)

Tanah hilang = BKM – (b1+ b2+ b3+ b4+ b5)

4. Menghitung rerata ϕ ayakan

ϕ ayakan(diameter1+diameter2)=d 1+d22

5. Menghitung DMR per ayakan

DMRϕ ayakan (8+5 )= b1BKM

x rerataϕ ayakan (8+5 )

DMRϕ ayakan (5+2,1 )= b2BKM

xrerata ϕ ayakan (5+2,1 )

DMRϕ ayakan (2,1+1,7 )= b3BKM

xrerata ϕ ayakan (2,1+1,7 )

DMRϕ ayakan (1,7+0,425 )= b4BKM

x rerataϕ ayakan (1,7+0,425 )

DMRϕ ayakan (0,425+0,25 )= b5BKM

x rerataϕ ayakan (0,425+0,25 )

Page 3: Bab iii acara 8 sat

DMRϕ ayakan (0,25 )= b6BKM

xrerata ϕ ayakan (0,25 )

6. Menghitung Indeks DMR

Indeks DMR = (0,876 x DMR)-0,079 mm

Nilai 0,876 dan 0,079 adalah konstanta

Tabel Indeks Stabilitas Agregat (Indeks DMR)

DMR % DMR (mm) Kelas

>200

80-200

66-80

50-66

40-50

<40

>2,00

0,80-2,00

0,66-0,80

0,50-0,66

0,40-0,50

<0,40

Sangat stabil sekali

Sangat stabil

Stabil

Agak stabil

Kurang stabil

Tidak stabil