BAB III
-
Upload
yhenni-octaviana -
Category
Documents
-
view
5 -
download
0
description
Transcript of BAB III
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Bahan Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gedi
(Abelmocshus manihot L), akuabides, metanol, kertas Whatmann no 1, HCl 16 N,
HNO3 12 N, logam emas, NaOH 0,1 M, dan quersetin.
3.2 Alat Penelitian
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,
spektrofotometer UV-Vis shimadzu UV-2600, Scanning Electron Microscopy
(SEM) JEOL-JSM-6510LV, X-RAY Diffraction (XRD) Shimadzu 7000, Particle
Size Analyzer (PSA) Vasco, magnetik stirrer, pipet tetes, pipet volum, erlenmeyer,
gelas kimia, labu ukur, batang pengaduk, dan botol semprot.
3.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2016 sampai selesai preparasi
dan analisis sampel dilakukan dilaboratorium kimia Fisika Fakultas MIPA
UNHAS, laboratorium Terpadu fakultas MIPA UNHAS, balai belas laboratorium
kesehatan Makassar, Laboratorium Pengembangan Sains Fakultas MIPA
UNHAS, laboratorium Pilot Plant Pusat Antar Universitas IPB, laboratorium
Instrumentasi Fisik IPB dan laboratorium Basic Science Center A Fakultas MIPA
ITB.
11
3.4 Prosedur Penelitian
3.4.1 Pembuatan Quersetin 0,1 M (Yasser, 2014)
Dibuat dengan cara melarutkan 0,302 g quersetin anhidrat dengan metanol
sampai 100 mL. Selanjutnya quersetin siap untuk digunakan untuk sintesis
nanopartikel emas.
3.4.2 Pembuatan Ekstrak Daun Gedi (Abelmocshus manihot L) (Yasser, 2014)
Tanaman yang digunakan untuk proses biosintesis yaitu gedi
(Abelmocshus manihot L). Tanaman tersebut diperoleh dilingkungan kampus
FMIPA UNHAS, sulawesi selatan. Bagian tanaman yang digunakan ialah daun
dalam kondisi segar. Daun tersebut dipetik lalu di cuci hingga bersih dengan
akuades. Setelah itu, daun tersebut dipotong-potong dan ditimbang seberat 10 g,
lalu direbus dengan 50 mL akuabises dalam erlenmeyer 500 mL. Selanjutnya,
rebusan dibiarkan mendidih selama 5 menit. Setelah mencapai suhu ruang, air
rebusan dituang dan disaring dengan kertas wt no 1. Air rebusan tersebut
selanjutnya dapat digunakan langsung untuk proses biosintesis. Air rebusan daun
gedi disimpan dalam lemari es ketika tidak dipakai.
3.4.3 Pembuatan larutan emas induk HAuCl4 1000 ppm (Yasser, 2014)
Emas sebanyak 1 g dilarutkan dengan 8 mL akuaregia sambil dipanaskan.
Pemanasan dilakukan hingga emas larut sempurna dan telah dihasilkan gas nitrit,
dan gas hidrogen. Setelah yang tersisa air dan larutan HAuCl4 pemasan dihentikan
dan larutan HAuCl4 diencerkan dalam labu ukur 1000 mL dengan akuades. 8 mL
akuaregia dibuat dengan cara mencampurkan 6 mL larutan HCl 16 N dengan 2
mL larutan HNO3 12 N (HCl : HNO3 = 3 : 1).
12
3.5 Sintesis Nanopartikel Emas (Yasser, 2014)
Biosintesis dengan ekstrak daun gedi: Biosintesis nanopartikel emas dilakukan
dengan mencampurkan larutan HAuCl4 dan air rebusan daun gedi. Sebanyak 10
mL air rebusan daun gedi dicampurkan ke dalam larutan 40 mL HAuCl4,
kemudian diaduk selama 2 jam. Pembentukan nanopartikel emas ditandai dengan
berubahnya larutan dari warna kuning menjadi merah. Karakterisasi larutan
campuran ini berupa warna, spektrum UV-Vis dan pH pada waktu selama 2 jam,
24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam. Penentuan distribusi ukuran sampel larutan
campuran dengan PSA dan XRD.
Sintesis dengan quersetin: Biosintesis nanopartikel emas dilakukan dengan
mencampurkan larutan HAuCl4 dan quersetin 0,1 M. Sebanyak 5 mL quersetin 0,1
M dicampurkan ke dalam larutan 40 mL HAuCl4, kemudian diaduk selama 2 jam.
Pembentukan nanopartikel emas ditandai dengan berubahnya larutan dari warna
kuning menjadi merah. Karakterisasi larutan campuran ini berupa warna,
spektrum UV-Vis dan pH pada waktu selama 2 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96
jam. Penentuan distribusi ukuran sampel larutan campuran dengan PSA dan XRD.
3.6 Uji Antioksidan Nanopartikel Perak Menggunakan Metode DPPH
(Mun’im, 2008)
3.6.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH (Mun’im,
2008)
Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung
reaksi lalu ditambahkan metanol (p.a) sebanyak 2 mL, dikocok dengan vortex
hingga homogen lalu dituang ke dalam kuvet dan diukur pada panjang gelombang
400-800 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
13
3.6.2 Pengukuran Serapan Larutan Sampel (Nanopartikel Emas), Larutan
Ekstrak Daun Gedi, dan Larutan Pembanding Asam Askorbat
(Mun’im, 2008)
Dibuat masing-masing deret larutan sampel (nanopartikel Emas) dan
larutan ekstrak yaitu 2 g/mL, 4g/mL, 8 g/mL, dan 16 g/mL. Digunakan
kontrol positif berupa asam askorbat dengan konsentrasi berbeda seperti pada
deret larutan sampel dan larutan ekstrak. Masing-masing larutan deret standar
ditambahkan dengan 2 mL larutan DPPH 0,1 mM dan diukur serapannya pada
panjang gelombang maksimum DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis.
3.6.3 Penentuan % Inhibisi dan IC50 dari Larutan Sampel (Nanopartikel
Emas), Larutan Ekstrak Daun Gedi, dan Larutan Pembanding Asam
Askorbat (Mun’im, 2008)
Aktivitas penangkal radikal diekspresikan sebagai persen inhibisi yang
dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut yaitu:
% inhibisi = (absorbansi kontrol - absorbansi sampelabsorbansi kontrol ) x 100 %
Sedangkan nilai IC50 dapat dihitung dari persamaan regresi linier dari
grafik antara konsentrasi dan % inhibisi. Dimana nilai x merupakan konsentrasi
dan nilai y merupakan nilai IC yaitu 50.
14