BAB III

5
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gedi (Abelmocshus manihot L), akuabides, metanol, kertas Whatmann no 1, HCl 16 N, HNO3 12 N, logam emas, NaOH 0,1 M, dan quersetin. 3.2 Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik, spektrofotometer UV-Vis shimadzu UV-2600, Scanning Electron Microscopy (SEM) JEOL-JSM-6510LV, X-RAY Diffraction (XRD) Shimadzu 7000, Particle Size Analyzer (PSA) Vasco, magnetik stirrer, pipet tetes, pipet volum, erlenmeyer, gelas kimia, labu ukur, batang pengaduk, dan botol semprot. 3.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2016 sampai selesai preparasi dan analisis sampel dilakukan dilaboratorium kimia Fisika Fakultas MIPA UNHAS, laboratorium Terpadu fakultas MIPA UNHAS, balai belas laboratorium kesehatan Makassar, Laboratorium Pengembangan Sains Fakultas MIPA UNHAS, laboratorium Pilot Plant Pusat Antar Universitas IPB,

description

ki

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun gedi

(Abelmocshus manihot L), akuabides, metanol, kertas Whatmann no 1, HCl 16 N,

HNO3 12 N, logam emas, NaOH 0,1 M, dan quersetin.

3.2 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan analitik,

spektrofotometer UV-Vis shimadzu UV-2600, Scanning Electron Microscopy

(SEM) JEOL-JSM-6510LV, X-RAY Diffraction (XRD) Shimadzu 7000, Particle

Size Analyzer (PSA) Vasco, magnetik stirrer, pipet tetes, pipet volum, erlenmeyer,

gelas kimia, labu ukur, batang pengaduk, dan botol semprot.

3.3 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2016 sampai selesai preparasi

dan analisis sampel dilakukan dilaboratorium kimia Fisika Fakultas MIPA

UNHAS, laboratorium Terpadu fakultas MIPA UNHAS, balai belas laboratorium

kesehatan Makassar, Laboratorium Pengembangan Sains Fakultas MIPA

UNHAS, laboratorium Pilot Plant Pusat Antar Universitas IPB, laboratorium

Instrumentasi Fisik IPB dan laboratorium Basic Science Center A Fakultas MIPA

ITB.

11

Page 2: BAB III

3.4 Prosedur Penelitian

3.4.1 Pembuatan Quersetin 0,1 M (Yasser, 2014)

Dibuat dengan cara melarutkan 0,302 g quersetin anhidrat dengan metanol

sampai 100 mL. Selanjutnya quersetin siap untuk digunakan untuk sintesis

nanopartikel emas.

3.4.2 Pembuatan Ekstrak Daun Gedi (Abelmocshus manihot L) (Yasser, 2014)

Tanaman yang digunakan untuk proses biosintesis yaitu gedi

(Abelmocshus manihot L). Tanaman tersebut diperoleh dilingkungan kampus

FMIPA UNHAS, sulawesi selatan. Bagian tanaman yang digunakan ialah daun

dalam kondisi segar. Daun tersebut dipetik lalu di cuci hingga bersih dengan

akuades. Setelah itu, daun tersebut dipotong-potong dan ditimbang seberat 10 g,

lalu direbus dengan 50 mL akuabises dalam erlenmeyer 500 mL. Selanjutnya,

rebusan dibiarkan mendidih selama 5 menit. Setelah mencapai suhu ruang, air

rebusan dituang dan disaring dengan kertas wt no 1. Air rebusan tersebut

selanjutnya dapat digunakan langsung untuk proses biosintesis. Air rebusan daun

gedi disimpan dalam lemari es ketika tidak dipakai.

3.4.3 Pembuatan larutan emas induk HAuCl4 1000 ppm (Yasser, 2014)

Emas sebanyak 1 g dilarutkan dengan 8 mL akuaregia sambil dipanaskan.

Pemanasan dilakukan hingga emas larut sempurna dan telah dihasilkan gas nitrit,

dan gas hidrogen. Setelah yang tersisa air dan larutan HAuCl4 pemasan dihentikan

dan larutan HAuCl4 diencerkan dalam labu ukur 1000 mL dengan akuades. 8 mL

akuaregia dibuat dengan cara mencampurkan 6 mL larutan HCl 16 N dengan 2

mL larutan HNO3 12 N (HCl : HNO3 = 3 : 1).

12

Page 3: BAB III

3.5 Sintesis Nanopartikel Emas (Yasser, 2014)

Biosintesis dengan ekstrak daun gedi: Biosintesis nanopartikel emas dilakukan

dengan mencampurkan larutan HAuCl4 dan air rebusan daun gedi. Sebanyak 10

mL air rebusan daun gedi dicampurkan ke dalam larutan 40 mL HAuCl4,

kemudian diaduk selama 2 jam. Pembentukan nanopartikel emas ditandai dengan

berubahnya larutan dari warna kuning menjadi merah. Karakterisasi larutan

campuran ini berupa warna, spektrum UV-Vis dan pH pada waktu selama 2 jam,

24 jam, 48 jam, 72 jam, 96 jam. Penentuan distribusi ukuran sampel larutan

campuran dengan PSA dan XRD.

Sintesis dengan quersetin: Biosintesis nanopartikel emas dilakukan dengan

mencampurkan larutan HAuCl4 dan quersetin 0,1 M. Sebanyak 5 mL quersetin 0,1

M dicampurkan ke dalam larutan 40 mL HAuCl4, kemudian diaduk selama 2 jam.

Pembentukan nanopartikel emas ditandai dengan berubahnya larutan dari warna

kuning menjadi merah. Karakterisasi larutan campuran ini berupa warna,

spektrum UV-Vis dan pH pada waktu selama 2 jam, 24 jam, 48 jam, 72 jam, 96

jam. Penentuan distribusi ukuran sampel larutan campuran dengan PSA dan XRD.

3.6 Uji Antioksidan Nanopartikel Perak Menggunakan Metode DPPH

(Mun’im, 2008)

3.6.1 Pengukuran Panjang Gelombang Maksimum Larutan DPPH (Mun’im,

2008)

Larutan DPPH 0,1 mM sebanyak 2 mL dimasukkan ke dalam tabung

reaksi lalu ditambahkan metanol (p.a) sebanyak 2 mL, dikocok dengan vortex

hingga homogen lalu dituang ke dalam kuvet dan diukur pada panjang gelombang

400-800 nm dengan menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

13

Page 4: BAB III

3.6.2 Pengukuran Serapan Larutan Sampel (Nanopartikel Emas), Larutan

Ekstrak Daun Gedi, dan Larutan Pembanding Asam Askorbat

(Mun’im, 2008)

Dibuat masing-masing deret larutan sampel (nanopartikel Emas) dan

larutan ekstrak yaitu 2 g/mL, 4g/mL, 8 g/mL, dan 16 g/mL. Digunakan

kontrol positif berupa asam askorbat dengan konsentrasi berbeda seperti pada

deret larutan sampel dan larutan ekstrak. Masing-masing larutan deret standar

ditambahkan dengan 2 mL larutan DPPH 0,1 mM dan diukur serapannya pada

panjang gelombang maksimum DPPH menggunakan spektrofotometer UV-Vis.

3.6.3 Penentuan % Inhibisi dan IC50 dari Larutan Sampel (Nanopartikel

Emas), Larutan Ekstrak Daun Gedi, dan Larutan Pembanding Asam

Askorbat (Mun’im, 2008)

Aktivitas penangkal radikal diekspresikan sebagai persen inhibisi yang

dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut yaitu:

% inhibisi = (absorbansi kontrol - absorbansi sampelabsorbansi kontrol ) x 100 %

Sedangkan nilai IC50 dapat dihitung dari persamaan regresi linier dari

grafik antara konsentrasi dan % inhibisi. Dimana nilai x merupakan konsentrasi

dan nilai y merupakan nilai IC yaitu 50.

14