BAB III

18
BAB III UPAYA MEMPERBAIKI KEBIASAAN BERPAKAIAN YANG TIDAK BAIK DAN SOPAN PADA MAHASISWA FTMD 2013 3.1 Kondisi Pakaian di ITB Secara Umum Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dengan observasi lapangan secara langsung, terlihat mayoritas pakaian dan alas kaki yang sering digunakan dalam perkuliahan di ITB adalah Atasan : kaus (t-shirt), kaus kerah, dan kemeja Bawahan : celana panjang jeans, celana panjang kain, celana panjang sobek, dan rok panjang Alas kaki : sepatu, sepatu sandal, dan sandal ( Urutan penyebutan jenis pakaian dan alas kaki diatas berdasarkan jumlah yang sering dijumpai dalam kegiatan perkuliahan di Institut Teknologi Bandung )

description

bab

Transcript of BAB III

Page 1: BAB III

BAB III

UPAYA MEMPERBAIKI KEBIASAAN BERPAKAIAN YANG

TIDAK BAIK DAN SOPAN PADA MAHASISWA FTMD 2013

3.1 Kondisi Pakaian di ITB Secara Umum

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan dengan observasi lapangan

secara langsung, terlihat mayoritas pakaian dan alas kaki yang sering digunakan

dalam perkuliahan di ITB adalah

Atasan : kaus (t-shirt), kaus kerah, dan kemeja

Bawahan : celana panjang jeans, celana panjang kain, celana panjang sobek,

dan rok panjang

Alas kaki : sepatu, sepatu sandal, dan sandal

( Urutan penyebutan jenis pakaian dan alas kaki diatas berdasarkan jumlah yang

sering dijumpai dalam kegiatan perkuliahan di Institut Teknologi Bandung )

Penulis juga melihat pakaian muslim perempuan yang biasa digunakan

dalam perkuliahan di ITB. Ada juga beberapa pakaian yang bisa dikatakan baru

dan lebih modis seperti hijab, juga ada yang hanya memakai kaus rumah atau

singlet lalu ditutup dengan jaket.

Jam kuliah secara umum untuk TPB adalah 5 hari yang dimulai pukul 7.00

– 18.00 WIB dari hari Senin sampai Jumat, dalam 5 hari kuliah tersebut ada 1 hari

yang digunakan untuk praktikum. Hari praktikum untuk mahasiswa TPB FTMD

Page 2: BAB III

angkatan 2013 ialah hari kamis. Di hari kamis, penulis melakukan observasi

lapangan mengenai cara berpakaian mahasiswa FTMD ITB 2013 dan diperoleh

bahwa 100 % mahasiswa yang hadir praktikum menaati peraturan berpakaian rapi

dan sopan sesuai dengan aturan buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan

Institut Teknologi Bandung 2013. Hal itu disebabkan dari adanya peraturan

laboratorium fisika dasar yang mewajibkan mahasiswa yang mengikuti praktikum

menggunakan kemeja, celana panjang, dan sepatu tertutup. Apabila ada

mahasiswa yang melanggar aturan tersebut, maka akan dikenai sanksi 1 atau

pemotongan 10 poin pada modul yang dikerjakan pada waktu itu. Dengan begitu

mahasiswa FTMD ITB 2013 cenderung selalu menaati aturan tersebut.

3.2 Pakaian yang Sopan dan Tidak Sopan Menurut Mahasiswa FTMD 2013

Berdasarkan hasil angket kuisioner yang dibagikan kepada 30 mahasiswa

Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara (FTMD) Institut Teknologi Bandung

(ITB) angkatan 2013, didapatkan baju yang sering dipakai untuk kegiatan

perkuliahan yaitu 56% memakai kaus, 17% memakai kaus kerah, 20% memakai

kemeja, dan 7% memakai baju muslim, sedangkan celana yang sering dipakai

untuk kegiatan perkuliahan yaitu 30% celana panjang kain, 4% celana panjang

kain robek, 40% celana panjang jeans, 22% celana panjang robek, dan 4% rok.

Dalam kuisioner ini didapatkan pula data jenis alas kaki yang sering dikenakan

oleh mahasiswa FTMD 2013 dalam kegiatan perkuliahan di Institut Teknologi

Bandung meliputi 77% sepatu tertutup, 4% sandal, dan 19% sepatu sandal.

Page 3: BAB III

Dari hasil penelitian angket kuisioner di atas, dengan berlandaskan buku

Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung (pasal 6

ayat 5) didapatkan bahwa 56% mahasiswa FTMD melanggar peraturan akademik

Institut Teknologi Bandung karena mengenakan kaus yang dilarang saat

mengikuti kegiatan perkuliahan, sedangkan hanya 44% lainnya yang telah

menaati buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi

Bandung tersebut untuk bagian baju. Dari sisi celana dan alas kaki diperoleh 74%

mahasiswa FTMD 2013 sudah mengenakan celana yang baik dan sopan dan 77%

mahasiswa FTMD 2013 yang sudah mengenakan alas kaki tertutup. Atau dengan

kata lain terdapat 26% penggunaan celana dan 23% penggunaan alas kaki dari

mahasiswa FTMD 2013 yang tidak sesuai dengan aturan pada Peraturan

Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung.

Selain melakukan pengambilan data dari pembagian angket kuisioner

penulis juga melakukan penelitian observasi lapangan secara langsung di kelas

penulis. Penulis melakukan observasi lapangan ini selama 3 hari perkuliahan,

diperoleh data sebagai berikut

1. Jumat, 25 April 2014 dari 35 orang yang hadir saat perkuliahan didapatkan

data pelanggaran sebanyak 18 orang menggunakan kaus dan 2 orang

menggunakan sandal.

2. Senin, 28 April 2014 dari 62 orang yang hadir saat perkuliahan didapatkan

data pelanggaran sebanyak 33 orang menggunakan kaus dan 1 orang

menggunakan sandal.

Page 4: BAB III

3. Selasa, 29 April 2014 dari 39 orang yang hadir saat perkuliahan didapatkan

data pelanggaran sebanyak 21 orang menggunakan kaus, 3 orang

menggunakan sandal, dan 2 orang menggunakan celana jeans sobek - sobek.

Berdasarkan data – data diatas, dapat dilihat bahwa data yang diperoleh

dari observasi lapangan tersebut sesuai dengan data hasil pembagian angket

kuisioner bahwa lebih dari 50% mahasiswa FTMD 2013 melanggar aturan dari

buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan karena mengenakan kaus,

kemudian juga ada beberapa orang yang mengenakan celana panjang sobek –

sobek dan sandal namun jumlahnya tidak sebanyak jumlah mahasiswa yang

memakai kaus.

Dari hasil kuisioner dan wawancara penulis juga mendapatkan bahwa 96%

dari 30 subjek yang diteliti mengatakan bahwa pakaian yang mereka sering

kenakan tersebut sudah mereka anggap baik dan sopan. Maka dapat disimpulkan

bahwa menurut hasil penelitian tersebut, kaus, celana panjang jeans, dan sepatu

sudah dianggap sopan dan layak untuk dikenakan pada kegiatan perkuliahan di

Institut Teknologi Bandung.

Hal ini tidak sesuai dengan aturan yang terdapat di buku Peraturan

Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung 2013 dimana pada

buku peraturan tersebut dikatakan bahwa atasan yang layak dan seharusnya

dipakai untuk kegiatan perkuliahan di Institut Teknologi Bandung adalah kaus

berkerah atau kemeja, bukan kaus saja. Dari sisi bawahan dan alas kaki masih

dapat disimpulkan bahwa mahasiswa FTMD angkatan 2013 masih menuruti

Page 5: BAB III

aturan dari buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi

Bandung.

3.3 Alasan Mahasiswa FTMD 2013 Mengenakan Pakaian yang Tidak Sopan

Dari hasil analisis tadi diperoleh bahwa masalah utama yang didapatkan

adalah mayoritas mahasiswa FTMD 2013 memilih mengenakan kaus daripada

atasan berkerah. Berdasarkan hasil penelitian angket kuisioner, diperoleh bahwa

alasan paling umum mengapa mahasiswa FTMD ITB 2013 lebih cenderung

mengenakan kaus karena mereka merasa kaus lebih nyaman, sejuk, dan mudah

dipakai dibandingkan berbagai jenis atasan lainnya. Kemeja dan kaus berkerah

mereka anggap lebih panas dan ribet dalam penggunaanya, sehingga mahasiswa

FTMD 2013 lebih malas mengenakan atasan yang justru seharusnya dikenakan

itu.

Ada juga beberapa alasan dari mahasiswa FTMD ITB 2013 yang harus

diperhatikan, yaitu

1. Lingkungan di Institut Teknologi Bandung sendiri yang tidak mendukung

Hal ini ditunjukkan dengan mayoritas besar mahasiswa Institut

Teknologi Bandung baik dari angkatan TPB (Tahun Persiapan Bersama)

maupun dari tahun – tahun atas yang mengenakan kaus. Hal ini

menyebabkan mahasiswa – mahasiswa baru atau TPB ini ikut - ikutan

mengenakan kaus tersebut.

Page 6: BAB III

2. Kurang adanya perhatian baik dari dosen maupun pihak langsung dari

Institut Teknologi Bandung

Kurang adanya perhatian yang dinyatakan dalam sanksi langsung dan

nyata yang diberikan oleh dosen maupun pihak Institut Teknologi Bandung

pada mahasiswa yang mengenakan pakaian yang melanggar buku Peraturan

Akademik dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung. Bahkan bisa

dikatakan dosen atau pihak Institut Teknologi Bandung cenderung tidak

mempedulikan cara berpakaian mahasiswanya. Hal itu dibuktikan dengan

adanya beberapa dosen yang mengatakan langsung pada awal pertemuan

kuliah dahulu bahwa mereka tidak mempedulikan bagaimana penampilan

mahasiswanya asalkan mahasiswanya tidak ramai di kelas. Mereka tidak

memasalahkan baik mahasiswanya makan, tidur, atau mengenakan sepatu,

sandal, dan kaus karena para dosen tersebut menganggap bahwa kita sebagai

mahasiswa sudah dewasa dan bisa memutuskan sendiri apa yang harus

dipakai dan dilakukan.

Hal ini sangat disayangkan karena dosen yang harusnya menjadi

panutan bagi mahasiswanya tidak memberikan contoh yang baik bagi

mahasiswanya, sehingga mahasiswa cenderung berperilaku dan berpakaian

sesukanya di kelas.

3. Sebagai bentuk ekspresi hak kebebasan yang dimiliki oleh mahasiswa

Ada beberapa mahasiswa yang merasa berpakaian adalah kebebasan

bagi mahasiswa untuk mengekspresikan keinginannya. Mereka menganggap

cara berpakaian ketika perkuliahan benar – benar kebebasan dari para

mahasiswa bukan keputusan dari pihak Institut Teknologi Bandung. Padahal

Page 7: BAB III

apabila diperhatikan, telah ada peraturan di buku Peraturan Akademik dan

Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung yang mengatur mengenai

pakaian yang seharusnya dipakai ketika kegiatan perkuliahan, jadi sudah bisa

diketahui bahwa berpakaian di Institut Teknologi Bandung itu bukan

seluruhnya kebebasan dari mahasiswanya namun tetap harus sesuai dengan

peraturan dari Institut Teknologi Bandung. Jadi alasan ini dinilai tidak logis

dan tepat sebagai alasan tidak menuruti buku Peraturan Akademik dan

Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung.

4. Pakaian yang digunakan sobek karena tidak sengaja jatuh atau terlalu kasar

ketika mencuci.

Dilihat dari sisi ekonomi dan kepraktisan memang bisa dikatakan

boros apabila hanya karena kecelakaan kecil seperti itu harus membeli

pakaian baru. Namun seharusnya mahasiswa tersebut sadar untuk

memperbaiki pakaian yang sobek tersebut atau tidak mengenakannya ketika

kegiatan perkuliahan.

3.4 Hubungan Antara Pakaian yang Tidak Sopan Terhadap Sisi Agama,

Sosial, Budaya, dan Ekonomi

Dari hasil penelitian lapangan, sebagian dari subjek yang kita teliti

menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi cara berpakaian

mahasiswa tersebut diantaranya:

1. Agama

Page 8: BAB III

Sisi agama ikut membantu memberi arahan bagi para pemeluknya untuk

mengenakan pakaian yang baik dan sopan yang menutupi aurat dan sesuai dengan

lingkungan dan waktu yang tepat.

2. Sosial

Lingkungan sekitar juga memberikan pengaruh yang besar akan cara

berpakaian seseorang. Hal itu terlihat dari kebanyakan mahasiswa yang cenderung

mengikuti cara berpakaian teman – temannya.

3. Budaya

Budaya daerah ternyata juga memberikan pengaruh bagi cara berpakaian

mahasiswa FTMD 2013 yang dimana kebanyakan mahasiswa FTMD 2013

cenderung mengikuti cara berpakaian sesuai dengan budaya ketimuran. Arti

budaya ketimuran menurut mahasiswa FTMD ITB 2013 itu sendiri ialah budaya

yang lebih melihat ke arah panduan kehidupan beragama dan norma - norma

yang diterima oleh masyarakat di lingkungannya. Hal ini dapat dikatakan baik

karena penulis beranggapan bahwa budaya ketimuran lebih mengarah pada sisi

positif daripada budaya kebaratan yang justru lebih menonjolkan sisi kebebasan

dalam bertindak dan berpenampilan.

4. Ekonomi

Kebanyakan mahasiswa FTMD ITB 2013 yang beranggapan bahwa secara

umum kaus lebih murah dari pada kemeja. Seandainya dengan harga yang sama

antara kaus dan kemeja, mahasiswa cenderung memilih untuk membeli kaus

karena kaus memiliki manfaat dan keuntungan lebih banyak daripada kemeja

seperti kaus dapat dipakai untuk kegiatan sehari-hari baik untuk pergi jalan – jalan

Page 9: BAB III

maupun untuk bersantai atau tidur di rumah, saat kuliah pun tidak ada sanksi dan

peraturan yang mengikat, sedangkan kemeja bisa dikatakan lebih panas ketika

digunakan dan lebih tidak menyerap keringat.

3.5 Pendapat Mahasiswa FTMD 2013 dan Secara Umum Mengenai

Kebiasaan Mahasiswa FTMD 2013 Mengenakan Pakaian yang Tidak

Sopan

Berdasarkan data kuisioner yang telah dibagikan, mahasiswa FTMD ITB

2013 berpendapat bahwa rujukan berpakaian rapi dan sopan bergantung pada

penilaian dan kesepakatan dosen yang bersangkutan. Pernyataan tersebut

cenderung membuat cara berpakaian mahasiswa FTMD ITB 2013 lebih mengikuti

bagaimana keinginan atau aturan dari dosen daripada buku Peraturan Akademik

dan Kemahasiswaan Institut Teknologi Bandung. Selain itu, ada juga yang

beranggapan bahwa terserah apa saja pakaian yang dikenakan oleh mahasiswa

asalkan tidak dosa. Dosa tersebut cenderung mengarah pada cara berpakaian

menurut pandangan agama masing-masing mahasiswa tersebut.

Ada juga mahasiswa FTMD ITB 2013 yang mendefinisikan berpakaian

sopan menurut mereka yaitu selama mahasiswa tidak menggunakan sandal atau

celana panjang sobek – sobek pada saat mengikuti perkuliahan. Dari pernyataan

tersebut jika kita tinjau ulang buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan

Institut Teknologi Bandung berpakaian sopan tidak hanya ditinjau dari sandal

ataupun celana panjang sobek - sobek saja, tetapi kaus pun juga termasuk pakaian

yang tidak sopan dan tidak boleh dikenakan ketika kegiatan perkuliahan di Institut

Teknologi Bandung menurut buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan

Page 10: BAB III

Institut Teknologi Bandung. Oleh sebab itu, penulis juga menganggap bahwa

penyebab kebiasaan mahasiswa FTMD 2013 mengenakan dan menganggap kaus

merupakan pakaian sopan adalah kurangnya perhatian mahasiswa FTMD 2013

akan buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan ITB sehingga mereka tidak

tahu isi peraturan tersebut. Ada juga mahasiswa yang berpendapat biarkanlah

mahasiswa berkreasi apa adanya asalkan mahasiswa nyaman menggunakannya.

Selama kreasi mahasiswa tersebut tidak melanggar peraturan akademik ITB,

penulis merasa tidak keberatan oleh pernyataan mahasiswa tersebut.

Penulis juga melakukan wawancara kepada tiga mahasiswa dari fakultas

selain FTMD angkatan 2013 untuk memperoleh informasi lebih luas mengenai

kebiasaan berpakaian dari fakultas lain dan pandangan mereka akan cara

berpakaian FTMD ITB 2013. Ada yang berpendapat bahwa cara berpakaian

FTMD ITB 2013 secara umum bisa dikatakan “rapi” dan cara berpakaian

mahasiswa FTMD ITB 2013 tidak berbeda dengan cara berpakaian fakultasnya

sendiri. Dengan begitu bisa dikatakan bahwa cara berpakaian mahasiswa –

mahasiswa pada umumnya sama, dimana mereka rata – rata lebih sering

mengenakan kaus daripada kaus berkerah atau kemeja dalam kegiatan

perkuliahannya. Ada juga yang berpendapat bahwa cara berpakaian mahasiswa

FTMD ITB 2013 cenderung santai dan berantakan. Hal ini disebabkan dari jumlah

mahasiswa pria yang jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah mahasiswa

wanita, sehingga cara berpakaian mahasiswa FTMD ITB 2013 cenderung seperti

cara berpakaian mahasiswa pria yang santai dan sedikit berantakan.

Page 11: BAB III

3.6 Saran dari Mahasiswa FTMD 2013 dan Solusi Dari Kebiasaan

Mahasiswa FTMD 2013 Mengenakan Pakaian yang Tidak Sopan

Berdasarkan hasil wawancara dan kuisioner yang ada, penulis memperoleh

beberapa saran dan solusi yang dapat memperbaiki kebiasaan berpakaian

mahasiswa FTMD ITB 2013 yang tidak baik dan sopan, seperti:

1. Mahasiswa FTMD ITB angkatan 2013 yang sudah mengenakan pakaian

sopan berdasarkan buku Peraturan Akademik dan Kemahasiswaan Institut

Teknologi Bandung dapat memberikan contoh dan saling mengingatkan

teman – temannya yang berpakaian tidak sopan.

2. Membuat kaus kerah atau kemeja angkatan untuk FTMD ITB 2013.

Ide mengenai kemeja atau kaus kerah angkatan ini merupakan

salah satu ide bagus karena menurut pengalaman dan observasi banyak

mahasiswa sering membangga – banggakan jaket angkatannya dengan

hampir selalu mengenakannya tiap hari. Oleh sebab itu jika komunitas

FTMD ITB 2013 juga membuat kaus kerah atau kemeja angkatan, maka

akan sering mahasiswa FTMD ITB 2013 yang sering mengenakannya,

sehingga semakin besar pula kepedulian mahasiswa FTMD ITB 2013 akan

kaus kerah dan kemeja.

3. Membuat hari khusus berpakaian rapi dan sopan.

Saran ini juga merupakan salah satu solusi bagus untuk menarik

kesadaran mahasiswa FTMD ITB 2013 dalam berpakaian dengan baik dan

Page 12: BAB III

sopan secara tidak langsung karena kesan dari saran ini adalah mahasiswa

FTMD ITB 2013 bersama – sama memakai pakaian yang rapi dan sopan.

Seakan – akan ini solusi ini juga menjadi kesempatan bagi mahasiswa

FTMD ITB 2013 untuk mendekatkan diri satu sama lain dan bisa

menunjukkan ke fakultas – fakultas lain bahwa FTMD itu kompak.

4. Sanksi dari dosen kepada mahasiswa yang menggunakan pakaian yang

tidak sopan.

Dengan memberikan sanksi secara nyata baik dari dosen maupun

dari pihak Institut Teknologi Bandung maka mahasiswa FTMD ITB 2013

akan cenderung lebih menaati peraturan Institut Teknologi Bandung,

sehingga akan semakin besar kesadaran yang timbul dari mahasiswa

FTMD ITB 2013 mengenai cara berpakaian yang baik dan sopan ketika

kegiatan perkuliahan.

5. Meningkatkan kesadaran diri sendiri.