Bab III Objek Penelitian 34 BAB III OBJEK PENELITIAN 3.1 Objek ...
BAB III
-
Upload
hengki-gutton -
Category
Documents
-
view
12 -
download
0
Transcript of BAB III
BAB III
PENGENALAN BATUAN SEDIMEN
III.2.1 Pengertian
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk akibat litifikasi hancuran
batuan lain (dentritus) atau terkena hasil proses kimiawi maupun biokimiawi.
III.2.2. Klasifikasi Batuan Sedimen
1. Batuan Sedimen Klastik (tekstur klastik) : batuan sedimen yang tersusun
oleh hasil hancuran (fragmen) batuan lain yang sudah ada terlebih dahulu
(batuan asal) baik dari batuan beku, sedimen, maupun metamorf.
Umumnya telah mengalami transportasi atau perpindahan.
2. Batuan Sedimen Nonklastik (tekstur nonklastik) : batuan sedimen yang
tersusun oleh hasil reaksi tertentu, baik bersifat anorganis, biokimiawi,
atau biologis. Umumnya merupakan hasil litifikasi dari koloid, maka akan
merupakan massa batuan yang kristalin dan berbutir seragam dan belum
mengalami transportasi atau perpindahan.
III.2.3 Cara Pemerian Batuan Sedimen Klastik
Pemerian batuan sedimen klastik didasarkan pada :
1. Tekstur
2. Komposisi Mineral
3. Struktur
1. Tekstur meliputi :
35
36
a. Ukuran Butir (grain size) dalam pemerian ukuran butir memakai skala
yang dibuat oleh Wentworth (1922).
b. Derajat Pemilahan (sortasi) : keseragaman besar butir dalam batuan
sedimen, untuk pemlahan dipakai istilah :
1) Pemilahan baik (well sortea)
2) Pemilahan sedang (moderately sorted) dan kecil sama besar.
3) Pemilahan jelek (poorly sorted) tidak seragam.
c. Kebundaran (rounding) : nilai dari membulat atau meruncingnya butiran,
untuk kebundaran dipakai istilah :
1) Menyudut (angular)
2) Menyudut tanggung (subangular)
3) Membulat tanggung (subrounded)
4) Membulat (rounded)
5) Sangat membulat (well rounded)
d. Kemas : hubungan antar butir dalam material batuan sedimen, ada 2
macam :
1) Kemas terbuka, hubungan antar butiran materialnya tidak saling
bersinggungan.
2) Kemas tertutup, hubungan antar butiran materialnya saling
bersinggungan.
37
2. Komposisi mineral dibedakan menjadi :
a. Fragmen : butiran yagn besar, dapat sebagai butiran mineral, batuan
atau fosil.
b. Matrik : butiran yang ukurannya lebih kecil dari fragmen dan biasanya
terletak diantara fragmen.
c. Semen : bahan pengikat matrik dan fragmen. Ada 3 macam semen
yaitu semen Karbonat (Kalsit, Dolomit), semen Silika (Kuarsa), semen
Oksida Besi (Siderit).
Tabel 4. Skala Wentworth
Besar Butir Ø (mm) Nama Fragmen Nama Batuan
>256
128<Ø<256
64<Ø<128
32<Ø<64
16<Ø<32
8<Ø<16
4<Ø<8
2<Ø<4
Boulder?bongkah
Large couble/berangkal
Small couble
Very large pebble
Large pebble/kerikil
Medium pebble
Small pebble
Granule
Breksi/konglomerat
1<Ø<2
½<Ø<1
¼<Ø<1/2
1/8<Ø<1/4
1/16<Ø<1/8
Very coarse sand
Coarse sand
Medium sand
Fine sand
Very fine sand
Pasir/batupasir
38
1/32<Ø<1/16
1/64<Ø<1/32
1/128<Ø<1/64
1/156<Ø<1/128
Coarse silt
Medium silt
Fine silt
Very fine silt
lanau/batulanau
1/512<Ø<1/256
1/1024<Ø<1/512
<1/1024
Clay
Medium clay
Fine clay
Clay/lempung/batulempung
Struktur : merupakan tekstur dalam dimensi yang lebih besar, dimana umumnya
berhubungan dengan unsur-unsur luar. Macam-macam struktur batuan sedimen :
a. Masif : apabila tidak terlihat struktur dalam atau ketebalan lebih dari
120 cm.
b. Perlapisan : terjadi karena adanya vriasi warna, perbedaan besar butir,
perbedaan komposisi mineral ataupun perubahan macam batuan,
terdiri atas :
1) Perlapisan sejajar : bidang perlapisan sejajar.
2) Perlapisan pilihan (graded bedding) : bergradai halus ke kasar.
3) Perlapisan silang siur (current bedding) : perlapisan yang saling
berpotongan.
4) Laminasi (lamination) : perlapisan yang berukuran lebih kecil dari
1 cm.
5) Gelembur gelombang (ripple mark) :struktur dimana permukaan
pada bidang perlapisan nampak bergelombang.
Tabel 5. Skala Wentworth
39
c. Berfosil : apabila tercirikan oleh kandungan fosil yang memperlihatkan
orientasi tertentu.
Cara Pemerian Batuan Sedimen Non Klastik : pemerian sama dengan di
atas, didasarkan pada :
1. Tekstur
2. Komposisi mineral
3. Struktur
1. Tekstur, meliputi :
a. Amorf (tidak kristalin)
b. Kristalin, didasarkan pada skala Wentworth (1922)
Ukuran Butir (mm) Nama Butiran
> 2 mm
1/16 – 2 mm
1/256 – 1/16 mm
< 1/256 mm
Kasar
Sedang
Halus
Sangat Halus
2. Komposisi mineral : komposisi mineral sederhana, karena hasil kristalisasi
dari larutan kimia. Contoh : Batugamping (Kalsit, Dolomit), Gypsum
(mineral Gypsum), Chert (Kalsedon) dsb.
3. Struktur, karena terbentuk dari proses kimia ataupun organik, maka
struktur ada 3 macam :
40
a. Berfosil (fosilliferous) : terdiri dari fosil-fosil yang relatif masih utuh.
b. Oolitis : fragmen-fragmen klastis diselubungi oleh mineral non klastik
(biasanya mineral karbonat), dengan ukuran lebih kecil dari 2mm dan
bersifat konsentris.
c. Pisolitis : seperti oolitis, tapi ukurannya lebih besar dari 2 mm.