BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel...

25
44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Desain Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental Research (penelitian semu). Dalam Nahartyo (2013: 4) “eksperimen semu (quasi- experiment) adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak berkemampuan melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada eksperimen tulen”. Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperiment (eksperimen sungguhan). Pada eksperimen semu variabel kontrol juga kurang dapat memenuhi fungsinya sebagai pengontrol variabel-variabel lain yang mempengaruhi pelaksanaan penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar matematika yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dengan yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen 2. Setelah dibandingkan maka langkah selanjutnya adalah kedua kelompok tersebut dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil belajar sesudah diterapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournament (TGT) dengan yang belum menggunakan model pembelajaran tersebut. 3.1.2 Desain Penelitian Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dipilih secara random yaitu kelompok eksperimen 1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperaative Learning tipe Teams Games Tournaments) dan kelompok eksperimen 2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division).

Transcript of BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel...

Page 1: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

44

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Desain Penelitian

3.1.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian Quasi Eksperimental Research

(penelitian semu). Dalam Nahartyo (2013: 4) “eksperimen semu (quasi-

experiment) adalah jenis eksperimen dimana eksperimenter tidak berkemampuan

melakukan manipulasi dan randomisasi sebesar pada eksperimen tulen”.

Eksperimen semu merupakan pengembangan dari true eksperiment (eksperimen

sungguhan). Pada eksperimen semu variabel kontrol juga kurang dapat memenuhi

fungsinya sebagai pengontrol variabel-variabel lain yang mempengaruhi

pelaksanaan penelitian eksperimen.

Penelitian ini dilakukan dengan membandingkan perbedaan hasil belajar

matematika yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning tipe

Teams Games Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dengan yang

menggunakan model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Student Teams

Achievement Division (STAD) pada kelompok eksperimen 2. Setelah

dibandingkan maka langkah selanjutnya adalah kedua kelompok tersebut

dievaluasi untuk melihat perubahan/peningkatan hasil belajar sesudah diterapkan

model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement

Division (STAD) dengan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams

Games Tournament (TGT) dengan yang belum menggunakan model

pembelajaran tersebut.

3.1.2 Desain Penelitian

Penelitian ini melibatkan dua kelompok yang dipilih secara random yaitu

kelompok eksperimen 1 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model

pembelajaran Cooperaative Learning tipe Teams Games Tournaments) dan

kelompok eksperimen 2 (kelompok yang pengajarannya menggunakan model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement Division).

Page 2: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

45

Sebelum diterapkan treatment atau perlakuan yang berbeda pada masing-masing

kelompok, kedua kelompok harus diberikan pretest terlebih dahulu dengan tujuan

untuk mengetahui kemampuan awal apakah ada perbedaan antara kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2. Hasil pretest yang baik bila nilai

kelompok eksperimen 1 dan eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan.

Pemberian pretest diberikan dengan menggunakan materi operasi hitung pecahan

yang berbentuk uraian yang dilakukan pada pertemuan pertama pada masing-

masing kelompok.

Langkah selanjutnya yaitu pemberian treatment pada masing-masing

kelompok, yaitu model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games

Tournament (TGT) pada kelompok eksperimen 1 dan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Student Teams Achievement (STAD) pada kelompok

eksperimen 2, yang dilakukan pada pertemuan kedua dan ketiga pada masing-

masing kelompok. Pada pertemuan keempat dilakukan pengukuran terhadap hasil

belajar matematika siswa atau posttest pada kedua kelompok tersebut dengan

meminta mereka untuk mengerjakan soal evaluasi yang berbentuk uraian.

Sebelum soal diberikan kepada kedua kelompok perlu dilakukan uji validitas dan

reliabilitas instrumen soal. Hasil belajar pada kedua kelompok tersebut akan

dibandingkan untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika melalui

uji statistika.

Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini menggunakan desain Pretest-

Posttest Control Group Design. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel 13

berikut:

Tabel 13 Desain Pretest-Posttest Control Group Design

Group Pretes Variabel Bebas Posttest

Kelompok Eksperimen 1 (TGT)

O1 X1 O2

Kelompok Eksperimen 2 (STAD)

O3 X2 O4

Page 3: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

46

Dalam desain diatas terdapat empat kelompok data, yaitu data pretest,

kelompok eksperimen 1 (Q1) dan kelompok eksperimen 2 ( Q3), data posttest

kelompok eksperimen 1 (Q2) dan kelompok eksperimen 2 ( Q4). Secara rinci

keterangan dari desain penelitian Pretest-Posttest Control Group Design adalah

sebagai berikut:

X1 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT X2 : Pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD O1 : Hasil pretest kelompok eksperimen 1 (TGT) O2 : Hasil posttest kelompok eksperimen 1 (TGT) O3 : Hasil pretest kelompok eksperimen 2 (STAD) O4: Hasil posttest kelompok eksperimen 2 (STAD)

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

3.2.1 Variabel Penelitian

Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas (independent)

dan variabel terikat (dependent).

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel bebas adalah merupakan variabel

yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat)”. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian

ini adalah model pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games

Tournaments (X1) dan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student

Teams Achievement Division (X2).

2. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Menurut Sugiyono (2011: 4) “variabel terikat merupakan variabel yang

dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas”. Variabel

terikat (Y) yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil belajar matematika.

Page 4: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

47

3.2.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel dalam penelitian adalah “Perbedaan Hasil

Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran STAD dengan TGT Pada

Materi Pecahan dan Perbandingan Siswa Kelas V SD di Gugus Gajah Mada

Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran

2015/2016”, maka definisi yang perlu dijelaskan yaitu:

1. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT

Model pembelajaran TGT merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif di mana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil

beranggotakan 5 sampai 6 orang secara kolaboratif untuk menyelesaikan tugas

yang telah diberikan oleh guru. Ketika proses pembelajaran berlangsung langkah

pertama yang dilakukan guru dalam menggunakan model kooperatif tipe TGT

adalah memberikan presentasi materi kepada siswa, materi yang dipresentasikan

atau diberikan harus sesuai dengan topik yang akan digunakan untuk turnamen.

Setelah semua siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya

kemudian siswa dibagi menjadi beberapa tim atau kelompok. saat berada di

dalam tim semua siswa harus bekerjasama menyelesaikan tugas-tugas yang

diberikan oleh guru. Ketika semuanya sudah selesai langkah berikutnya adalah

mengajak siswa untuk menempati meja turnamen dan melaksanakan turnamen

antar kelompok. Sebelumnya guru harus menjelaskan terlebih dahulu tentang

prosedur yang harus diikuti selama berturnamen. Setelah turnamen selesai siswa

dan guru menghitung skor yang telah diperoleh seluruh anggota kelompok.

Kelompok yang berhasil mendapatkan poin tertinggi akan mendapatkan

penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini digunakan

dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 1. Melalui model

pembelajaran kooperaif tipe TGT siswa mampu bekerjasama dengan baik di

dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan

poin untuk kelompoknya ketika turnamen.

Page 5: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

48

2. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD

Model pembelajaran STAD merupakan salah satu model pembelajaran

kooperatif yang hampir sama dengan TGT. Dalam presentasi kelas guru harus

memberikan materi kepada siswa, materi yang diberikan tidak boleh melenceng

dari topik pembahasan karena materi tersebut nantinya akan digunakan siswa

sebagai bekal untuk mengerjakan kuis di akhir pembelajaran. Setelah semua

siswa paham dan mengerti tentang materi yang diterimanya kemudian guru

mengkondisikan siswa untuk masuk ke dalam kelompok, tugas mereka adalah

menyelesaikan masalah yang diberikan oleh guru pada lembar LKS. Setelah

selesai kemudian masing-masing kelompok mempresentasikan hasilnya di papan

tulis, bagi kelompok yang jawabannya benar akan mendapatkan poin dari guru.

Langkah selanjutnya adalah pelaksanaan kuis, sebelum kuis dimulai masing-

masing siswa menerima skor awal dari guru. Skor tersebut akan dijadikan

patokan untuk mengukur skor kemajuan individual siswa setelah mengikuti kuis.

Setelah kuis selesai guru mengumumkan perolehan skor masing-masing

kelompok. Kelompok yang memperoleh skor tertinggi akan mendapatkan

penghargaan dari guru. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini digunakan

dalam proses pembelajaran pada kelompok eksperimen 2. Melalui model

pembelajaran kooperaif tipe STAD siswa mampu bekerjasama dengan baik di

dalam kelompoknya sehingga masing-masing anggota dapat menyumbangkan

skor kemajuan individu untuk kelompoknya setelah mengikuti kuis.

3. Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan alat yang dapat digunakan oleh guru untuk

mengukur atau melihat tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses

pembelajaran. Hasil belajar dalam penelitian ini didefinisikan sebagai

ketercapaian dari aspek kognitif dengan membandingkan penggunaan model

pembelajaran Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) pada

kelompok eksperimen 1 dengan penggunaan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada kelompok

eksperimen 2. Hasil belajar ranah koqnitif ini didapatkan melalui tes tertulis

Page 6: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

49

dengan jenis soal uraian. Kemudian akan dihitung dengan menggunakan SPSS

untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di Sekolah Dasar

3.3 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015: 117). Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh SD Negeri di Gugus Gajah Mada Kecamatan

Bringin Kabupaten Semarang. Di Gugus Gajah Mada terdapat 5 Sekolah Dasar

Negeri yaitu SD Negeri Bringin 01, SD Negeri Bringin 02, SD Negeri Bringin 03,

SD Negeri Pakis, dan SD Negeri Popongan Bringin.

Tabel 14 Daftar SD Negeri Gugus Gajah Mada Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang

No. Nama Sekolah Jumlah siswa 1. SD Negeri Bringin 01 293 2. SD Negeri Bringin 02 177 3. SD Negeri Bringin 03 93 4. SD Negeri Pakis 128 5. SD Negeri Popongan Bringin 166

Jumlah 857

3.3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2015: 118). Teknik sampling adalah teknik

pengambilan sampel. Pada penelitian ini menggunakan teknik sampling Cluster

Random Sampling yaitu teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-kelompok

unit yang kecil. Pengelompokan secara cluster menghasilkan elementer yang

heterogen seperti halnya populasi sendiri Nazir (Wibowo, 2015: 41). Menurut

Sugiyono (2015: 122) teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua

tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya

menentukan orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Untuk

tahap pertama, dari kelima SD Negeri yang terdapat Di Gugus Gajah Mada hanya

diambil secara random dua SD Negeri untuk dijadikan sebagai sampel daerah

Page 7: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

50

yaitu SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin. Tahap kedua

adalah menentukan orang-orang yang berada pada daerah tersebut. Di SD Negeri

Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin masing-masing memiliki 6 kelas

utama yaitu kelas I, kelas II, kelas III, kelas IV, kelas V, dan kelas VI. Karena

keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka dalam penelitian ini hanya diambil

dua kelas yang mewakili SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

tersebut yaitu siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan kelas V SD Negeri

Popongan Bringin. Siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai kelompok

eksperimen 1 yang terdiri dari 30 siswa dan siswa kelas V SD Negeri Popongan

Bringin sebagai kelas eksperimen 2 yang terdiri dari 27 siswa.

3.4 Subjek Penelitian dan Waktu Penelitian

3.4.1 Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Gugus Gajah Mada tepatnya yaitu di SD

Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin

Kabupaten Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Jenis penelitian

eksperimen semu menggunakan dua kelompok sebagai subjek penelitian.

Kelompok pertama sebagai kelompok eksperimen 1 yaitu seluruh siswa kelas V

SD Negeri Bringin 02 dengan penerapan model pembelajaran Cooperative

Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT). Kelompok kedua berfungsi

sebagai kelompok eksperimen 2 yaitu seluruh siswa kelas V SD Negeri Popongan

Bringin dengan penerapan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Student

Teams Achievement Division (STAD). Jadi subjek dalam penelitian ini adalah

seluruh siswa kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin.

Berikut disajikan gambaran jumlah subjek penelitian.

Tabel 15 Jumlah Subjek Penelitian Siswa SD Negeri Bringin 02

Dan SD Negeri Popongan Bringin

Jenis Kelamin SD Negeri Bringin 02

(Kelompok Eksperimen 1) SD Negeri Popongan Bringin

(Kelompok Eksperimen 2) Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase

Laki-laki 16 siswa 53 % 18 siswa 67 % Perempuan 14 siswa 47 % 9 siswa 33 %

Jumlah 30 siswa 100 % 27 siswa 100% Total 57 siswa

Page 8: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

51

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah seluruh subjek dalam

penelitian ini adalah 57 siswa. Terdiri dari 30 siswa pada kelompok eksperimen 1

yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan 27 siswa pada

kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

STAD.

Alasan dipilihnya SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

sebagai tempat penelitian adalah karena kedua SD tersebut berada dalam satu

gugus yaitu Gugus Gajah Mada. Letak kedua SD yang tidak terlalu jauh juga

menjadi salah satu alasan, karena dapat mempermudah dalam melaksanakan

penelitian. Selain itu, berdasarkan observasi yang telah dilakukan kedua model

tersebut belum pernah diimplementasikan dalam kegiatan belajar mengajar di

kedua SD tersebut.

3.4.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari – Juni 2016 di SD Negeri

Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin Kecamatan Bringin Kabupaten

Semarang Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016. Pelaksanaan penelitian ini

dapat terlihat berdasarkan tabel 16 dan 17 berikut:

Tabel 16 Tahapan Penelitian

Bulan Tahap Kegiatan

Februari – Maret 2016

Persiapan penelitian

Penyusunan judul, penyusunan proposal dan pembuatan surat izin di TU PGSD UKSW. Kunjungan ke sekolah dan permohonan izin, wawancara dengan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin, observasi pembelajaran guru di kelas.

Maret – April 2016 Pelaksanaan penelitian

Konsultasi RPP dan LKS dengan dosen pembimbing dan guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin. Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2.

April – Juni 2016 Penyususnan laporan

Pengolahan data, konsultasi dengan dosen pembimbing serta persiapan ujian.

Jadwal pelaksanaan pengambilan data pada kelas eksperimen dan kelas

kontrol dapat terlihat dalam tabel 17 yaitu jadwal pengambilan data berikut.

Page 9: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

52

Tabel 17 Jadwal Pengambilan Data

No Tanggal Kegiatan

1 Selasa, 22 Maret 2016

Pretes kelas eksperimen 1 Pretest kelas eksperimen 2

2 Rabu, 23 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi pecahan dalam perbandingan.

3 Kamis, 24 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri pecahan dalam perbandingan.

4 Senin, 28 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 1 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi perbandingan skala.

5 Selasa, 29 Maret 2016

Melakukan proses pembelajaran pada kelas eksperimen 2 dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada meteri perbandingan skala.

6 Rabu, 30 Maret 2016

Posttest kelas eksperimen 1

7 Kamis, 31 Maret 2016

Posttest kelas eksperimen 2

3.5 Prosedur Penelitian

3.5.1 Tahap Persiapan

Persiapan yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini adalah menentukan

dua kelompok sebagai sampel yang terdiri dari 1 kelompok TGT dan 1 kelompok

STAD, membuat instrumen tes, membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP), menyiapkan materi, Lembar Kegiatan Siswa (LKS) dan soal-soal,

mengadakan uji coba soal pretest, memberikan pretest kepada kedua kelompok,

serta membagi kelas ke dalam kelompok kecil yang heterogen.

3.5.2 Tahap Pelaksanaan

3.5.2.1 Pembelajaran pada Kelompok TGT

Pembelajaran untuk kelompok eksperimen 1 yaitu pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Setiap kelompok yang

telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut

terdapat permasalahan-permasalahan yang harus diselesaikan melalui diskusi

kelompok. Setelah diskusi kelompok selesai kemudian masing-masing kelompok

mempresentasikan hasil diskusinya dilanjut dengan turnamen akademik.

Kelompok turnamen telah ditentukan oleh guru sebelumnya. Setiap siswa

Page 10: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

53

bertanding dengan anggota kelompok yang lain yang berkemampuan relatif sama

sebagai wakil dari kelompok masing-masing. Perolehan skor turnamen setiap

siswa memberikan pengaruh yang besar terhadap skor kelompoknya masing-

masing. Untuk kelompok yang dapat memenuhi kriteria tertentu akan

mendapatkan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.

3.5.2.2 Pembelajaran pada Kelompok STAD

Pembelajaran pada kelompok eksperimen 2 yaitu pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dalam pembelajaran

ini, guru terlebih dahulu memberikan skor awal kepada masing-masing siswa.

Kemudian untuk setiap kelompok yang telah dibentuk diberikan Lembar Kegiatan

Siswa (LKS). Di dalam LKS tersebut terdapat permasalahan-permasalahan yang

harus diselesaikan melalui diskusi kelompok. Setelah selesai melakukan diskusi

kelompok kemudian masing-masing kelompok diminta untuk mempresentasikan

hasil diskusinya di depan kelas. Setelah itu kemudian guru memberikan kuis

individual kepada masing-masing siswa untuk mendapatkan skor perkembangan

individu dan skor perkembangan kelompok. Kelompok yang mencapai kriteria

tertentu akan diberikan penghargaan berupa piagam prestasi atau hadiah lainnya.

3.5.2.3 Tahap Akhir

Diakhir pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran

Cooperative Learning tipe Teams Games Tournaments (TGT) dan Student Teams

Achievement Division (STAD) kedua kelompok akan mendapat perlakuan yang

sama yaitu posttest.

3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data

3.6.1 Teknik Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan tiga teknik pengumpulan data, yaitu teknik

observasi, teknik tes, dan teknik dokumentasi. Teknik pengumpulan data

disesuaikan dengan variabel dalam penelitian ini yang sudah ditentukan secara

tegas sejak awal, dan teknik dokumentasi diperlukan sebagai bukti pelaksanaan

Page 11: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

54

penelitian. Berikut penjelasan mendalam mengenai tiga teknik pengumpulan data

yang digunakan dalam penelitian ini.

3.6.1.1 Teknik Observasi

Slameto (2015: 232) mengemukakan bahwa “observasi atau pengamatan

merupakan aktivitas pencatatan fenomena yang dilakukan secara sistematis”.

Teknik observasi dilakukan selama proses belajar mengajar berlangsung untuk

mengetahui pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe

TGT dan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Observasi dapat mengukur

atau menilai hasil dan proses belajar misalnya tindakan guru ketika mengajar,

tingkah laku siswa pada waktu belajar, kegiatan diskusi kelompok, dan partisipasi

siswa dalam simulasi. Sebelum observasi dilakukan peneliti membuat lembar

observasi yang berisi indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang

disesuaikan dengan standar proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model

dari masing-masing kelompok.

3.6.1.2 Teknik Tes

Bintari dalam Slameto (2015: 233-234) mengemukakan bahwa “hakekat tes

adalah sebagai alat ukur; tes adalah prosedur pengukuran yang sengaja dirancang

secara sistematis, untuk mengukur indikator/kompetensi tertentu, dilakukan

dengan prosedur administrasi dan pemberian angka yang jelas dan spesifik,

sehingga hasilnya relatif sama”. Ada dua tahap tes yang diberikan kepada siswa

yaitu pretest dan posttest. Pretest diberikan sebelum siswa mendapatkan

perlakuan, sedangkan posttest diberikan setelah siswa mendapatkan perlakuan.

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa data hasil belajar matematika

siswa SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin dengan materi

pecahan dan perbandingan skala setelah diterapkan treatment atau perlakuan yang

berbeda pada masing-masing kelompok. Kelompok eksperimen 1 yang

menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu di SD Negeri

Bringin 02, sedangkan kelompok eksperimen 2 yang menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe STAD yaitu di SD Negeri Popongan Bringin. Hasil

belajar pada kedua kelompok tersebut nantinya akan digunakan untuk

Page 12: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

55

membandingkan model pembelajaran mana yang lebih memberikan perbedaan

yang signifikan terhadap pembelajaran matematika di Sekolah Dasar.

3.6.1.3 Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi dalam penelitian ini juga diperlukan sebagai bukti telah

dilaksanakannya penelitian. Kaitannya dengan penelitian ini peneliti

mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh peneliti

sendiri sedangkan guru bertindak sebagai observer atau orang yang mengamati

proses berlangsungnya pembelajaran.

3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data

Bentuk instrumen untuk mengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu lembar observasi dan lembar soal tes hasil belajar. Lembar

observasi dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu lembar observasi guru dan

lembar observasi siswa. Lembar observasi digunakan untuk mengamati tindakan

guru dan tingkah laku siswa selama implementasi model pembelajaran pada kedua

kelompok. Sedangkan lembar soal tes hasil belajar digunakan untuk mengukur

sejauh mana ketercapaian siswa dalam mengikuti pembelajaran. Berikut akan

dijelaskan mengenai instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini.

3.6.2.1 Instrumen Lembar Observasi

Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan secara sengaja dan terencana

untuk melakukan pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Berkaitan dengan

penelitian ini instrumen lembar observasi yang digunakan meliputi dua macam

yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Lembar observasi berisi

indikator-indikator dalam kegiatan pembelajaran yang disesuaikan dengan standar

proses yang berlaku dan tentunya juga sintaks model dari masing-masing

kelompok. Berikut ini kisi-kisi lembar observasi aktivitas guru dan siswa dengan

model yang berbeda pada kelompok eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2.

Page 13: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

56

1. Lembar Observasi Guru

Lembar observasi guru, diisi oleh guru kelas V SD Negeri Bringin 02 dan

SD Negeri Popongan Bringin selaku observer. Lembar observasi ini digunakan

untuk mengamati aktivitas peneliti sebagai pengajar ketika melaksanakan proses

pembelajaran dari awal sampai akhir. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam

tabel 18 dan 19 berikut ini:

Tabel 18 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif

tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai Kelompok Eksperimen 1

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar mengajar

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1 – 4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 – 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran

Membimbing siswa melakukan eksplorasi.

11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

17 – 27

Keterampilan guru dalam berkomunikasi

Penggunaan bahasa 28 – 34

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

Jumlah 34

Tabel 19 Kisi-kisi Lembar Observasi Guru Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif tipe

STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai Kelompok Eksperimen 2

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar mengajar

Memeriksa kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1 – 4

Melakukan apersepsi, motivasi, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

5 – 10

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran

Membimbing siswa melakukan eksplorasi.

11 – 16 Pemanfaatan media dalam pembelajaran.

Mengorganisasikan siswa dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

17 – 26, 31 – 34

Keterampilan guru dalam berkomunikasi

Penggunaan bahasa 27 – 30, 35 – 39 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi

Jumlah 39

Page 14: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

57

2. Lembar Observasi Siswa

Lembar observasi siswa, diisi oleh peneliti sebagai pengajar dengan tujuan

untuk mengamati aktivitas siswa pada saat mengikuti proses pembelajaran dari

awal sampai selesai. Berikut adalah kisi-kisi mengenai lembar observasi sisiwa:

Tabel 20 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif

tipe TGT pada Siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 sebagai Kelompok Eksperimen 1

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar siswa

Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1 – 3

Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

4 – 9

Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT

Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru.

10 – 13, 16 – 19, 22 – 23

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT.

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 14 – 15, 20 – 21,

24 Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 31

Jumlah 31

Tabel 21 Kisi-kisi Lembar Observasi Siswa Menggunakan Model Pembelajaran kooperatif

tipe STAD pada Siswa Kelas V SD Negeri Popongan Bringin sebagai Kelompok Eksperimen 2

Indikator Aspek yang Diamati No. Item

Kesiapan belajar siswa

Kesiapan belajar siswa (Pra Pembelajaran)

1 – 3

Siswa memperhatikan dan menerima apersepsi, motivasi, dan tujuan pembelajaran yang disampaikan oleh guru.

4 – 9

Respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD

Melakukan eksplorasi dan memperhatikan penjelasan guru. 10 – 13, 16 – 20,

23, 28 – 31

Respon siswa dalam pemanfaatan media pembelajaran.

Melaksanakan tugas guru dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

Keterampilan siswa dalam berkomunikasi

Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. 14 – 15, 21 – 22 ,

24

Membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi. 25 – 27, 32 – 36

Jumlah 36

Page 15: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

58

3.6.2.2 Instrumen Lembar Soal Tes

Instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data hasil belajar siswa

sebelum diberikan perlakuan maupun setelah diberikan perlakuan yang berbeda

pada kedua kelompok adalah pretest dan posttest. Sebelum model pembelajaran

kooperatif tipe TGT dan STAD diterapkan perlu dilakukan pretest untuk

mengetahui tingkat homogenitas dari kedua kelompok tersebut. Setelah diberikan

perlakuan pada kedua kelompok tersebut juga perlu dilakukan pengukuran hasil

belajar (posttest) untuk membandingkan model pembelajaran mana yang lebih

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar matematika.

Langkah penyusunan lembar soal tes ini dimulai dengan menentukan SK, KD,

dan Indikator sesuai dengan materi yang ingin dikembangkan, menyusun kisi-kisi,

membuat butir soal, uji coba, analisis validitas, dan reliabilitas, lalu dilanjutkan

dengan memilih dan memperbaiki tes. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi

instrumen pretest dan posttest pada kedua kelompok.

1. Instrumen Pretest

Instrumen pretest diadakan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum

mendapat perlakuan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan

STAD. Kisi-kisi soal pretest terdiri dari 20 soal yang berbentuk uraian. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22 tentang kisi-kisi soal pretest berikut

ini:

Tabel 22 Kisi-kisi Soal Pretest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2 siswa

Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar 5.2 Menjumlahkan dan mengurangkan berbagai bentuk pecahan. 5.3 Mengalikan dan membagi berbagai bentuk pecahan.

Indikator Item Soal

Butir Soal Jumlah 5.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut tidak sama 1, 2 2 5.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran 3, 4 2 5.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara

berturut-turut 5 1

5.2.4 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli 6, 7 2 5.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan

pecahan biasa dari pecahan campuran 8 1

5.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

9, 10 2

5.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak 11, 12, 13, 14 4

Page 16: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

59

sama 5.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian

pecahan biasa dengan pecahan biasa 15, 16 2

5.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya

17, 18 2

5.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya

19, 20 2

Total 20 soal

2. Instrumen Posttest

Instrumen posttest diberikan setelah siswa menerima perlakuan baik dengan

STAD maupun dengan TGT. Kisi-kisi posttest terdiri dari 20 soal yang

berbentuk uraian. Berikut adalah kisi-kisi tentang soal posttest pada kedua

kelompok:

Tabel 23 Kisi-kisi Soal Posttest Kelompok Ekperimen 1 dan Kelompok Eksperimen 2

siswa Kelas V SD Negeri Bringin 02 dan SD Negeri Popongan Bringin

Standar Kompetensi 5. Menggunakan pecahan dalam pemecahan masalah.

Kompetensi Dasar 5.4 Menggunakan pecahan dalam masalah perbandingan dan

skala.

Indikator Item Instrumen

Butir Instrumen Jumlah 5.4.1 Mengenal perbandingan sebagian dari

keseluruhan sebagai pecahan. 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 10

5.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan skala.

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20

10

Total 20 soal

3.7 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Tes

Pretest diberikan sebelum siswa mendapat perlakuan untuk mengetahui

tingkat homogenitas kedua kelompok, sedangkan posttest diberikan setelah siswa

mendapatkan perlakuan baik dengan model kooperatif tipe TGT maupun STAD

untuk mengetahui model pembelajaran mana yang lebih memberikan pengaruh

yang signifikan terhadap hasil belajar matematika di SD. Sebelum kedua

kelompok mengerjakan tes, terlebih dahulu instumen diujicobakan kepada kelas

lain untuk dilakukan uji validitas dan reliabilitas.

3.7.1 Uji Validitas Tes

Menurut Sugiyono (2011: 348) “valid bearti instrumen tersebut dapat

digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur”. Sugiyono juga

Page 17: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

60

menambahkan bahwa “instrumen yang valid berati alat ukur yang digunakan

untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid”.

3.7.1.1Uji Validitas Instrumen Pretest

Uji validitas pretest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas

VI SD Negeri popongan Bringin. Dari hasil tes uji coba instrumen pretest yang

dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Popongan Bringin tersebut, maka dapat

diperoleh hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan

teknik yang digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji

kesahihan item instrumen pretest didasarkan pada pengambilan keputusan

instrumen valid menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011:

373) taraf signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak

jumlah siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji

validitas instrumen pretest sebanyak 26 siswa, sehingga taraf signifikannya >

0,388. Jika taraf signifikannya > 0,388 maka instrumen dikatakan valid,

sedangkan jika taraf signifikannya < 0,388 maka instrumen dikatakan tidak valid.

Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 24 berikut ini.

Tabel 24 Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Pretest

Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_1 63.3462 198.875 -.348 .869

Soal_2 61.8077 177.922 .536 .839

Soal_3 63.9615 176.758 .373 .841

Soal_4 62.2308 166.025 .599 .832

Soal_5 62.4615 166.338 .471 .837

Soal_6 62.9231 172.634 .438 .838

Soal_7 62.0769 166.074 .697 .829

Soal_8 62.4615 158.018 .697 .825

Soal_9 64.2308 176.825 .361 .841

Soal_10 62.3462 160.875 .731 .825

Soal_11 62.9615 156.918 .629 .828

Soal_12 62.7692 170.665 .401 .840

Page 18: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

61

Soal_13 64.0385 178.838 .245 .845

Soal_14 63.8077 177.362 .318 .843

Soal_15 62.7692 160.505 .614 .829

Soal_16 63.3846 163.446 .456 .838

Soal_17 63.0385 164.518 .554 .833

Soal_18 63.7692 173.945 .310 .844

Soal_19 62.8462 167.415 .440 .838

Soal_20 64.0769 178.394 .184 .850

Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen pretest

terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen

yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 25 berikut ini:

Tabel 25 Validitas Instrumen Pretest

Indikator Butir

Instrumen Valid

Tidak Valid

Butir instrumen yang Digunakan dalam Instrumen

Pretest 1.2.1 Menjumlahkan pecahan berpenyebut

tidak sama 1, 2 2 1 2

1.2.2 Menjumlahkan pecahan biasa dengan pecahan campuran

3, 4 4 3 4

1.2.3 Menjumlahkan tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

5 5 - 5

1.2.4 Mengurangkan pecahan dari bilangan asli

6, 7 6, 7 - 7

1.2.5 Mengurangkan pecahan berpenyebut tidak sama dan pecahan biasa dari pecahan campuran

8 8 - 8

1.2.6 Mengurangkan dua pecahan campuran serta tiga pecahan berpenyebut tidak sama secara berturut-turut

9, 10 10 9 10

1.2.7 Penjumlahan dan pengurangan pecahan berpenyebut tidak sama

11, 12, 13, 14

11, 12 13, 14 11

1.3.1 Menghitung perkalian dan pembagian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan biasa

15, 16 15, 16 - 16

1.3.2 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan campuran dan sebaliknya

17, 18 17 18 17

1.3.3 Menghitung perkalian dan pembagian pecahan biasa dengan pecahan desimal dan sebaliknya

19, 20 19 20 19

Jumlah 20 13 7 10

Page 19: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

62

Analisis selanjutnya, instrumen yang tidak valid di atas dibuang dan

dilakukan pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir

dari setiap instrumen adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total

Correlation diatas 0,388. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 26 di

bawah ini:

Tabel 26 Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Pretest

Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if

Item Deleted

Validitas Item Soal

Soal_2 44.3462 129.275 .622 .870 Valid

Soal_4 44.7692 120.585 .586 .865 Valid

Soal_5 45.0000 119.600 .496 .870 Valid

Soal_6 45.4615 124.018 .512 .869 Valid

Soal_7 44.6154 120.166 .705 .861 Valid

Soal_8 45.0000 114.640 .657 .860 Valid

Soal_10 44.8846 116.426 .711 .858 Valid

Soal_11 45.5000 115.780 .531 .869 Valid

Soal_12 45.3077 121.582 .487 .870 Valid

Soal_15 45.3077 113.182 .689 .858 Valid

Soal_16 45.9231 119.354 .415 .877 Valid

Soal_17 45.5769 120.494 .501 .869 Valid

Soal_19 45.3846 118.246 .536 .868 Valid

Setelah uji instrumen validitas ke-2, dari jumlah 13 instrumen pretest

terlihat semua instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas,

peneliti hanya mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 5, 7, 8, 10,

11, 16, 17, dan 19. Semua instrumen uji coba pretest mengalami beberapa

perubahan nomor. Berikut adalah tabel 27 tentang perubahan nomor dari

instrumen uji coba pretest ke nomor instrumen pretest.

Tabel 27 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Pretest ke Instrumen Pretest

Nomor Instrumen Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen Pretest

10 6 11 7 16 8 17 9 19 10

Nomor Instrumen Uji Coba Pretest

Nomor Instrumen Pretest

2 1 4 2 5 3 7 4 8 5

Page 20: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

63

3.7.1.2 Uji Validitas Instrumen Posttest

Uji validitas posttest dilaksanakan pada hari Selasa, 15 Maret 2016 di kelas

VI SD Negeri Bringin 02. Dari hasil tes uji coba instrumen posttest yang

dilaksanakan di kelas VI SD Negeri Bringin 02 tersebut, maka dapat diperoleh

hasil analisis meggunakan SPSS for windows version 20.0 dengan teknik yang

digunakan adalah Corrected Item Total Correlation. Untuk menguji kesahihan

item instrumen posttest didasarkan pada pengambilan keputusan instrumen valid

menggunakan tabel r Product Moment. Menurut Sugiyono (2011: 373) taraf

signifikan 5% dilihat dari jumlah siswa (responden). Semakin banyak jumlah

siswa, semakin rendah taraf signifikannya. Jumlah siswa pada saat uji validitas

instrumen posttest sebanyak 23 siswa, sehingga taraf signifikannya > 0,413. Jika

taraf signifikannya > 0,413 maka instrumen dikatakan valid, sedangkan jika taraf

signifikannya < 0,413 maka instrumen dikatakan tidak valid. Untuk lebih

jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 28 berikut ini:

Tabel 28 Analisis Uji Validitas Instrumen 1 Posttest

Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Soal_1 61.1304 341.573 .213 .920

Soal_2 60.8261 318.332 .731 .910

Soal_3 59.8261 310.059 .851 .907

Soal_4 61.2609 297.292 .778 .908

Soal_5 61.3478 332.874 .305 .919

Soal_6 60.1304 316.391 .666 .911

Soal_7 60.1304 309.755 .720 .910

Soal_8 60.4348 299.984 .836 .906

Soal_9 60.1304 307.391 .797 .908

Soal_10 61.3478 338.237 .317 .918

Soal_11 61.9130 341.538 .257 .919

Soal_12 59.7826 316.996 .780 .909

Soal_13 61.5217 338.625 .272 .919

Soal_14 60.9130 302.447 .688 .910

Soal_15 61.5217 312.715 .544 .914

Page 21: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

64

Soal_16 60.7826 344.360 .131 .922

Soal_17 60.2174 307.632 .854 .907

Soal_18 60.5217 321.079 .564 .913

Soal_19 61.0870 306.174 .794 .908

Soal_20 61.1739 335.968 .270 .920

Berdasarkan uji instrumen validitas 1, dari jumlah 20 instrumen posttest

terdapat 13 instrumen yang valid dan 7 instrumen tidak valid. Untuk instrumen

yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 29 berikut ini:

Tabel 29 Validitas Instrumen Posttest

Indikator Butir

Instrumen Valid

Tidak Valid

Butir Instrumen yang Digunakan dalam Instrumen Posttest

1.4.1 Mengenal perbandingan sebagian dari keseluruhan sebagai pecahan.

1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10

2, 3, 4 6, 7, 8, 9

1, 5, 10 2, 4, 6, 7, 9

1.4.2 Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berhubungan dengan skala.

11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18,

19, 20

12,14, 15, 17, 18, 19

11, 13, 16, 20

12, 14, 15, 17, 19

Analisis selanjutnya, soal yang tidak valid di atas dibuang dan dilakukan

pengolahan data kembali. Dari hasil analisis kedua maka hasil akhir dari setiap

soal adalah valid karena memiliki koefesien Corrected Item Total Correlation

diatas 0,413. Untuk lebih jelasnnya dapat dilihat dalam tabel 30 di bawah ini:

Tabel 30 Analisis Uji Validitas Instrumen 2 Posttest

Item-Total Statistics

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted

Validitas Item Soal

Soal_2 42.0435 229.498 .705 .941 Valid Soal_3 41.0435 220.589 .877 .937 Valid Soal_4 42.4783 212.534 .742 .940 Valid Soal_6 41.3478 227.237 .657 .942 Valid Soal_7 41.3478 219.964 .749 .940 Valid Soal_8 41.6522 213.510 .826 .937 Valid Soal_9 41.3478 218.237 .822 .938 Valid Soal_12 41.0000 226.818 .797 .939 Valid Soal_14 42.1304 216.391 .661 .943 Valid

Page 22: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

65

Soal_15 42.7391 223.929 .537 .947 Valid Soal_17 41.4348 218.348 .884 .936 Valid Soal_18 41.7391 229.292 .599 .944 Valid Soal_19 42.3043 216.676 .831 .937 Valid

Setelah uji soal validitas ke- 2, dari jumlah 13 soal posttest terlihat semua

instrumen adalah valid. Dari 13 instrumen yang valid di atas, peneliti hanya

mengambil 10 instrumen untuk diimplementasikan pada kelompok eksperimen 1

dan kelompok eksperimen 2 yaitu instrumen nomor 2, 4, 6, 7, 9, 12, 14, 15, 17,

dan 19. Semua instrumen uji coba posttest mengalami beberapa perubahan nomor.

Berikut adalah tabel 31 tentang perubahan nomor dari instrumen uji coba posttest

ke nomor instrumen posttest.

Tabel 31 Perubahan Nomor dari Instrumen Uji Coba Posttest ke Instrumen Posttest

3.7.2 Uji Reliabilitas

Menurut Naniek, dkk (2012: 344) “reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan

alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg”. Naniek,

dkk juga menambahkan bahwa “tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes

adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan (precision) dan keajegan (consistency)

skor tes. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut konsisten

dalam memberikan penilaian atas apa yang diukur. Uji reliabilitas dilakukan

dengan bantuan SPSS 20.0. Kriteria yang digunakan untuk menentukan

reliabilitas instrumen didasarkan pada nilai koefesien Alpha Cronbach (α) sebagai

berikut.

Tabel 32 Rentang Indeks Reliabilitas

No. Indeks Interpretasi 1. 0,80 – 1,00 Sangat Reliabel 2. < 0,80 – 0,60 Reliabel

Nomor Instrumen Uji Coba Posttest

Nomor Instrumen Posttest

12 6 14 7 15 8 17 9 19 10

Nomor Instrumen Uji Coba Posttest

Nomor Instrumen Posttest

2 1 4 2 6 3 7 4 9 5

Page 23: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

66

3. < 0,60 – 0,40 Cukup Reliabel 4. < 0,40 – 0,20 Agak Reliabel 5. < 0,20 Kurang Reliabel

(Naniek, dkk. 2012: 346)

Menurut Naniek, dkk (2012: 346) “semakin tinggi koefisien reliabilitas

suatu tes (mendekati 1), makin tinggi pula keajegan/ketepatannya”. Beliau juga

menambahkan bahwa “tes yang memiliki konsistensi reliabilitas tinggi adalah

akurat terhadap kesempatan testing dan istrumen tes lainnya”. Berdasarkan tabel

3.19 di atas, suatu instrumen dikatakan reliabel jika instrumen tersebut memiliki

rentang indeks reliabel > 0,60. Hasil uji reabilitas instrumen pretest dan posttest

dapat dilihat dalam tabel 33 dan 34 berikut ini:

Tabel 33 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Pretest

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items Kategori .876 13 Sangat Reliabel

Tabel 34

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Posttest

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Kategori

.945 13 Sangat Reliabel

Berdasarkan tabel 33 tentang hasil uji reabilitas instrumen pretest dengan

jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r) sebesar

0,876, maka instrumen tersebut dinyatakan sangat reliabel. Karena instrumen

valid dan sangat reliabel, maka instrumen pretest tersebut layak digunakan dalam

penelitian. Sedangkan untuk tabel 34 tentang hasil uji reabilitas instrumen posttest

dengan jumlah instrumen uraian 13 instrumen, diperoleh Cronbach's Alpha (r)

sebesar 0,945, maka instrumen tersebut juga dinyatakan sangat reliabel. Karena

instrumen valid dan sangat reliabel, maka instrumen posttest tersebut layak

digunakan dalam penelitian.

Page 24: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

67

3.8 Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data maka penelitian ini menggunakan teknik analisis

data yang terdiri dari uji normalitas, uji homogenitas, dan uji beda rata-rata

dengan t-test. Berikut adalah penjelasan mengenai teknik analisis tersebut.

3.8.1 Uji Normalitas

Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui data dari masing-masing

kelompok TGT dan kelompok STAD berasal dari populasi yang berdistribusi

normal atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

H1 : Sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Dengan

kriteria pengujiannya Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka data kelompok sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal.

2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka data kelompok sampel tidak berasal

dari populasi yang berdistribusi normal.

3.8.2 Uji Homogenitas

Uji homogenitas varians bertujuan untuk mengetahui apakah varians kedua

kelompok homogen atau tidak.

Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:

H0 : Semua variansi sama.

H1 : Tidak semua variansi sama.

Untuk mengetahui kesamaan varians (homogenitas) antara kelompok

eksperimen 1 dan kelompok eksperimen 2 maka akan diuji dengan menggunakan

levene’stest for equality variances pada SPSS 20.0 for windows. Kriteria

pengujian di dasarkan pada pendapat Santoso (Wibowo, 2015: 47) sebagai

berikut:

1. Jika nilai signifikan > 0,05, maka kedua kelompok berasal dari populasi

yang memiliki varians yang sama (homogen).

Page 25: BAB III · 2017. 4. 19. · 3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono, (2011: 3) “variabel penelitian adalah suatu atribut atau

68

2. Jika nilai signifikan < 0,05, maka kedua kelompok tidak berasal dari

populasi yang memiliki varians yang sama (heterogen)

3.8.3 Uji Beda Rata-Rata dengan T Test

Uji beda rata-rata digunakan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh

jika suatu karakteristik diberi perlakuan yang berbeda atau mendapat pengaruh

tertentu. Hipotesis tersebut dirumuskan dalam bentuk statistik (uji dua pihak)

sebagai berikut:

H0 : 1 = 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 tidak berbeda secara signifikan).

H1 : 1 ≠ 2 (Hasil belajar matematika siswa kelompok eksperimen 1 dan

kelompok eksperimen 2 berbeda secara signifikan).

Jika kedua kelompok berdistribusi normal dan homogen, maka dilakukan uji

kesamaan dua rata-rata (Uji-t) melalui uji dua pihak menggunakan independent

sample t-test, dengan bantuan software SPSS versi 20.0 for windows. Dengan

kriteria pengujian Santoso (Wibowo, 2015: 48) sebagai berikut:

1. Jika nilai signifikasi > 0,05, maka H0 diterima H1ditolak.

2. Jika nilai signifikasi < 0,05, maka H0 ditolak H1 diterima.

3. Jika kedua kelompok berdistribusi normal tetapi tidak homogen, maka

dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak

menggunakan uji-t’ yaitu independent sample t-test dengan asumsi

kedua varians tidak homogen atau dikenal dengan equal variances not

assumed.

4. Jika salah satu atau kedua kelompok tidak berdistribusi normal, maka

dilakukan uji kesamaan dua rerata (Uji-t) melalui uji dua pihak

menggunakan uji statistik non-parametrik yaitu dengan uji Mann-

Whitney U-Test