BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto...

20
BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) 1. Pengertian Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian saluran atas dan bawah secara berurutan (Muttaqin, 2008). Pengertian ISPAdalam Kamus Kesehatan (2013) adalah infeksi yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas yang meliputi mulut, hidung, tenggorokan, laring (kotak suara) dan trakea (batang tenggorokan). ISPA paling umum adalah pilek. ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura (Nelson, 2003). Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernafasan maka 11 Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Transcript of BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto...

Page 1: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

11

BAB II

TINJUAN PUSTAKA

A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA)

1. Pengertian

Infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) adalah infeksi saluran

pernafasan akut yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru

yang berlangsung kurang lebih 14 hari, ISPA mengenai struktur

saluran di atas laring, tetapi kebanyakan penyakit ini mengenai bagian

saluran atas dan bawah secara berurutan (Muttaqin, 2008).

Pengertian ISPAdalam Kamus Kesehatan (2013) adalah infeksi

yang terjadi pada saluran pernafasan bagian atas yang meliputi mulut,

hidung, tenggorokan, laring (kotak suara) dan trakea (batang

tenggorokan). ISPA paling umum adalah pilek.

ISPA adalah penyakit yang menyerang salah satu bagian dan

atau lebih dari saluran pernafasan mulai dari hidung hingga alveoli

termasuk jaringan adneksanya seperti sinus, rongga telinga tengah dan

pleura (Nelson, 2003).

Pada umumnya suatu penyakit saluran pernafasan dimulai

dengan keluhan-keluhan dan gejala-gejala yang ringan. Dalam

perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih berat dan bila

semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernafasan dan

mungkin meninggal. Bila sudah dalam kegagalan pernafasan maka

11

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 2: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

12

dibutuhkan penatalaksanaan yang lebih rumit, meskipun demikian

mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang ringan tidak

menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan

tepat agar tidak jatuh dalam kegagalan pernafasan (Depkes RI, 2008).

Istilah ISPA mengandung tiga unsur, yaitu infeksi, saluran

pernapasan dan akut seperti dalam penjelasan berikut:

a. Infeksi adalah masuknya bibit kiman atau mikroorganisme

kedalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga

menimbulkan gejala penyakit.

b. Saluran pernapasan adalah organ yang dimulai dari hidung hingga

alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus, rongga telinga

tengah, dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis

mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernapasan

bagian bawah (termasuk jaringan paru-paru), dan organ adneksa

saluran pernapasan.

c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14

hari. Batas ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun

untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA

proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (Depkes RI, 2000)

Berdasarkan pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

ISPA adalah suatu penyakit saluran pernapasan yang berlangsung kurang

labih 14 hari yang menyerang tenggorokan, hidung dan paru-paru.

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 3: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

13

2. Penyebab

Menurut Noor (2008), terjadinya infeksi saluran pernafasan

akut pada seseorang dapat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara

lain :

a. Faktor agent atau disebut pula faktor penyebab penyakit dimana

faktor ini yang menyebabkan adanya penyakit.

b. Faktor host dalam hal ini manusia sebagai objek dari penyakit

c. Faktor lingkungan dimana lingkungan sebagai medianya.

Sedangkan menurut Rahajoe (2008) faktor yang dapat

mempengaruhi terjadinya ISPA adalah dari segi faktor lingkungan

internal dan lingkungan eksternal, yaitu sebagai berikut:

a. Lingkungan internal

a) Penyediaan air bersih

b) Pencahayaan

c) Kebersihan lingkungan

d) Jenis lantai yang digunakan misalnya keramik ataukah masih

tanah karena untuk mempermudah dalam membersihkan

debunya.

e) Kepadatan hunian

f) Ada tidaknya kamar mandi dalam suatu rumah tangga

g) Jamban

h) Keluarga yang merokok

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 4: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

14

b. Lingkungan eksternal

a) Saluran pembuangan air limbah

b) Pembuangan sampah

c) Kebisingan

d) Pekarangan yang banyak ditanamin tumbuhan hijau, yang dapat

menyerap CO2 dan menggantinya dengan O2 sehingga

keluarga lebih segar dalam menghirupnya.

e) Jarak kandang ternak dengan rumah

Etiologi ISPA terdiri lebih dari 300 jenis bakteri, virus dan

riketsia. Bakteri penyebab ISPA antara lain adalah dari genus

Streptokokus, Stafilokokus, Pneumokokus, Hemofillus, Bordetelia dan

Korinebakterium. Virus penyebab ISPA antara lain adalah golongan

Miksovirus, Adnovirus, Koronavirus, Pikornavirus, Mikoplasma,

Herpesvirus dan lain-lain (Suhandayani, 2007).

Yusnabeti (2010) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa ada

hubungan antara konsentrasi partikel debu, suhu ruang kerja, masa

kerja, pemakaian alat pelindung diri, kebiasaan merokok dengan

kejadian ISPA.Budiono (2007) menambahkan dalam penelitianya yaitu

faktor yang memiliki hubungan dengan gangguan fungsi paru, yaitu

pekerja tidak selalu menggunakan masker, paparan partikel terhisap ≥

3 mg/m3, dan masa kerja ≥ 10 tahun.

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 5: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

15

Menurut Gold et all. (2005) juga menyatakan bahwa kebiasaan

merokok pada pekerja yang terpapar oleh debu memperbesar

kemungkinan untuk terjadinya gangguan fungsi paru.

Pekerja yang aktivitas pekerjaannya banyak terpapar oleh

partikel debu memerlukan alat pelindung diri berupa masker untuk

mereduksi jumlah partikel yang kemungkinan dapat terhirup. Masker

berguna untuk melindungi masuknya debu atau partikel-partikel yang

lebih besar ke dalam saluran pernafasan. Masker dapat terbuat dari

kain dengan ukuran pori-pori tertentu agar risiko paparan debu yang

dapat terinhalasi ke paru-paru sehingga terjadi pengendapan partikel

dan akhirnya mengurangi nilai KVP dapat diminimalisir (Carlisle,et.

all., 2000).

3. Klasifikasi ISPA

Menurut Depkes RI tahun (2008), klasifikasi dari ISPA adalah

sebagai berikut :

a. Ringan (bukan pneumonia)

Batuk tanpa pernafasan cepat / kurang dari 40 kali / menit, hidung

tersumbat / berair, tenggorokan merah, telinga berair.

b. Sedang (pneumonia sedang)

Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, gendang telinga merah, dari

telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen

dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan (adentis

servikal).

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 6: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

16

c. Berat (pneumonia berat)

Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di

taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, sianosis dan

adanya penarikan yang kuat pada dinding dada sebelah bawah ke

dalam.

4. Tanda dan Gejala

Penyakit ISPA adalah penyakit yang timbul karena

menurunnya sistem kekebalan atau daya tahan tubuh, misalnya karena

kelelahan atau stres. Bakteri dan virus penyebab ISPA di udara bebas

akan masuk dan menempel pada saluran pernafasan, yaitu tenggorokan

dan hidung. Pada stadium awal, gejalanya berupa rasa panas, kering

dan gatal dalam hidung, yang kemudian diikuti bersin terus menerus,

hidung tersumbat dengan ingus encer serta demam dan nyeri kepala.

Permukaan mukosa hidung tampak merah dan membengkak. Akhirnya

terjadi peradangan yang disertai demam, pembengkakan pada jaringan

tertentu hingga berwarna kemerahan, rasa nyeri dan gangguan fungsi

karena bakteri dan virus di daerah tersebut maka kemungkinan

peradangan menjadi parah semakin besar dan cepat. Infeksi dapat

menjalar ke paru-paru, dan menyebabkan sesak atau pernafasan

terhambat, oksigen yang dihirup berkurang. Infeksi lebih lanjut

membuat sekret menjadi kental dan sumbatan di hidung bertambah.

Bila tidak terdapat komplikasi, gejalanya akan berkurang sesudah 3-5

hari. Komplikasi yang mungkin terjadi adalah sinusitis, faringitis,

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 7: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

17

infeksi telinga tengah, infeksi saluran tuba eustachii, hingga bronkhitis

dan pneumonia (Halim, 2000).

Tanda dan gejala ISPA banyak bervariasi antara lain demam,

pusing, malaise (lemas), anoreksia (tidak nafsu makan), vomitus

(muntah), photophobia (takut cahaya), gelisah, batuk, keluar sekret,

stridor (suara nafas), dyspnea (kesakitan bernafas), hipoksia (kurang

oksigen), dan dapat berlanjut pada gagal nafas apabila tidak mendapat

pertolongan dan mengakibatkan kematian (Nelson, 2003).

B. ALAT PERLINDUNGAN DIRI (APD)

1. Pengertian

Alat pelindung diri untuk pekerja adalah alat pelindung untuk

pekerja agar aman dari bahaya atau kecelakaan akibat melakukan

suatu pekerjaannya. Alat pelindung diri untuk pekerja di Indonesia

sangat banyak sekali permasalahannya dan masih dirasakan banyak

kekurangannya (Husaeri, 2003).

APD yang baik adalah APD yang memenuhi standar keamanan

dan kenyamanan bagi pekerja (Safety and acceptation), apabila

pekerja memakai APD yang tidak nyaman dan tidak bermanfaat maka

pekerja enggan memakai, hanya berpura-pura sebagai syarat agar

masih diperbolehkan untuk bekerja atau menghindari sanksi

perusahaan (Khumaidah, 2009).

Adipatra(2013) dalam penelitianya menyatakan bahwa Pekerja

yang mengalami kapasitas paru tidak normal menurut penggunaan

masker dengan persentase tertinggi adalah pada pekerja yang tidak

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 8: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

18

memakai masker pada saat bekerja sebesar 59.1% (13 orang).

Penggunaan masker dengan persentase terendah adalah pada pekerja

yang memakai masker pada saat bekerja yaitu sebesar 40% (4 orang).

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yusnabeti(2010) menyatakan bahwa dari 43 pekerja mebel yang

mengalami ISPA, hampir semua pekerja tidak menggunakan alat

perlindungan diri, seperti masker atau penutup hidung yang lain. Hasil

pengamatan dan wawancara, penggunaan masker selama kerja dapat

mengganggu kenyamanan pekerja. Pekerja di lokasi penelitian hanya

menggunakan masker jika kayu yang diolah berupa kayu kering oven

karena debu dari kayu tersebut lebih tajam mempengaruhi mata dan

pernapasan.

2. Jenis APD

Menurut Budiono (2002), APD yang tepat bagi tenaga kerja yang

berada pada lingkungan kerja dengan paparan debu berkonsentrasi

tinggi adalah:

1. Masker

Masker untuk melindungi dari debu atau partikel-partikel yang

lebih kasar yang masuk ke dalam saluran pernafasan. Masker

terbuat dari kain dengan ukuran pori-pori tertentu.

2. Respirator

Respirator berguna untuk melindungi pernafasan dari debu, kabut,

uap, logam, asap dan gas. Alat ini dibedakan menjadi :

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 9: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

19

a. Respirator pemurni udara

Membersihkan udara dengan cara menyaring atau menyerap

kontaminan dengan toksisitas rendah sebelum memasuki

sistem pernafasan. Alat pembersihnya terdiri dari filter untuk

menangkap debu dari udara atau tabung kimia yang menyerap

gas, uap dan kabut.

b. Respirator penyalur udara

Membersihkan aliran udara yang terkontaminasi secara terus

menerus. Udara dapat dipompa dari sumber yang jauh

(dihubungkan dengan selang tahan tekanan) atau dari

persediaan yang portable (seperti tabung yang berisi udara

bersih atau oksigen). Jenis ini biasa dikenal dengan SCBA (Self

Contained Breathing Apparatus) atau alat pernafasan mandiri.

Digunakan untuk tempat kerja yang terdapat gas beracun atau

kekurangan oksigen.

Pemakaian masker oleh pekerja pembuat batu bata yang

udaranya banyak mengandung asap dan debu, merupakan upaya

mengurangi masuknya partikel debu ke dalam saluran pernafasan.

Dengan mengenakan masker, diharapkan pembuat batu bata

melindungi dari kemungkinan terjadinya gangguan pernafasan

akibat terpapar udara yang kadar debunya tinggi.

Menurut Ernawati (2008) perlindungan tenaga kerja melalui

usaha-usaha teknis pengamanan tempat, peralatan dan lingkungan

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 10: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

20

kerja adalah sangat diutamakan. Alat-alat demikian harus

memenuhi persyaratan: enak dipakai, tidak mengganggu kerja,

memberi perlindungan yang efektif terhadap jenis bahaya. Jenis

alat proteksi diri, antara lain :

a. Untuk kepala, pengikat dan penutup rambut, topi dari berbagai

bahan.

b. Untuk mata, kaca mata dari berbagai bahan.

c. Untuk muka, perisai muka.

d. Untuk tangan dan jari, sarung tangan, bidal jari,

e. Untuk kaki, sepatu dan sendal,

f. Untuk alat pernapasan, respirator atau master khusus,

g. Untuk telinga, sumbat telinga atau tutup telinga,

h. Untuk tubuh, pakaian kerja yang memenuhi persyaratan

sesuaikandengan jenis pekerjaan.

3. Kriteria APD

Menurut Budiono (2002), cara-cara pemilihan APD harus

dilakukan secara hati-hati dan memenuhi beberapa kriteria yang

diperlukan antara lain:

1. APD harus memberikan perlindungan yang baik terhadap bahaya-

bahaya yang dihadapi tenaga kerja.

2. APD harus memenuhi standar yang telah ditetapkan

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 11: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

21

3. APD tidak menimbulkan bahaya tambahan yang lain bagi

pemakaiannya yang dikarenakan bentuk atau bahannya yang tidak

tepat atau salah penggunaan

4. APD harus tahan untuk jangka pemakaian yang cukup lama dan

bersifat fleksibel.

C. KEBIASAAN MEROKOK

1. Pengertian kebiasan merokok

Menurut Sumadi (2001) kebiasaan adalah respon yang

berulang-ulang terjadi kalau individu menghadapi kondisi atau

sejenis.Merokok adalah sebuah kebiasaan orang dewasa yang

berdampak buruk bagi tubuh si pengkonsumsinya.Sari (2003)

menjelaskan bahwa kebiasan merokok adalah aktivitas menghisap atau

menghirup asap rokok dengan menggunakan pipa atau rokok.

Kesehatan yang kian mengkuatirkan di Indonesia adalah

semakin banyaknya jumlah perokok yang berarti semakin banyak

penderita gangguan kesehatan akibat merokok ataupun menghirup

asap rokok yang umumnya adalah perempuan dan anak-anak. Hal ini

tidak bisa dianggap sepele karena beberapa penelitian memperlihatkan

bahwa justru perokok pasiflah yang mengalami risiko lebih besar

daripada perokok sesungguhnya (Dachroni, 2003).

Menurut Purwadarminta (2005) mendefinisikan perilaku

merokok sebagai aktifitas menghisap rokok, sedangkan rokok sendiri

adalah gulungan tembakau yang berbalut dengan nipah atau kertas.

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 12: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

22

Asap rokok yang diisap oleh perokok adalah asap mainstream

sedangkan asap dari ujung rokok yang terbakar dinamakan asap

sidestream. Polusi udara yang diakibatkan oleh asap sidestream dan

asap mainstream yang sudah terekstrasi dinamakan asap tangan kedua

atau asap tembakau lingkungan. Mereka yang menghisap asap inilah

yang dinamakan perokok pasif atau perokok terpaksa (Adningsih,

2003).

Adipatra(2013) dalam penelitianya menyatakan bahwa pekerja

yang mengalami kapasitas paru tidak normal menurut kebiasaan

merokok dengan persentase tertinggi adalah pada pekerja dengan

kategori perokok sebesar 59.3% (16 orang). Kebiasaan merokok

dengan persentase terendah adalah pada pekerja dengan kategori bukan

perokok sebesar 20% (1 orang).

Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan kebiasan

merokok adalah aktifitas mengisap rokok yang berulang-ulang

dilakukan oleh seseorang pembuat batu bata.

2. Tipe perokok

Sivan Thomas dalam Mu’tadin (2002) mengungkapkan ada empat

tipe perilaku merokok:

a. Perilaku merokok yang di pengaruhi oleh perasaan positf.

Dengan merokok seorang merasakan penambahan rasa yang

positif, ada tiga sub tipe:

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 13: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

23

1) Perilaku merokok hanya untuk menambah kenikmatan yang

sudah di dapat,misalnya merokok setelah minum kopi atau

makan.

2) Perilaku merokok hanya di lakukan sekedar untuk

menyenangkan perasaan.

3) Kenikmatan yang di peroleh dengan memegang rokok. Hal ini

sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan

menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau.

Sedangkan untuk menghisapnya hanya di perlukan waktu

beberap menit saja.

b. Perilaku merokok yang dapat dipengaruhi oleh perasaan negatif.

Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi

perasaan negatif.

c. Perilaku merokokyang adiktif.

Perokok yang sudah ketagihaan akan menambah dosis rokok yang

di gunakan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya

berkurang.Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli

rokok.

d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan.

Mereka menggunakan rokok bukan untuk mengendalikan perasaan

mereka tetapi karena merokok sudah menjadi kebiasaan rutin.

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 14: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

24

3. Zat berbahaya yang terkandung dalam rokok

Rokok mengandung kurang lebih 4000 elemen-elemen dan

setidaknya 2000 diantaranya dinyatakan berbahaya bagi kesehatan.

Racun utama pada rokok, yaitu:

a. Nikotin

Nikotin adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan

peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen dan mampu memicu

kanker paru-paru yang mematikan. Komponen ini terdapat didalam

asap rokok dan juga didalam tembakau yang tidak dibakar.

Nikotin diserap melalui paru-paru dan kecepatan absorpsinya

hampir sama dengan masuknya nikotin secara intravena. Nikotin

masuk kedalam otak dengan cepat dalam waktu kurang lebih 10

detik. Dapat melewati barrier diotak dan diedarkan keseluruh

bagian otak, kemudian menurun secara cepat, setelah beredar

keseluruh bagian tubuh dalam waktu 15-20 menit pada waktu

penghisapan terakhir (Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

b. Tar

Tar adalah hidrokarbon aromatik polisiklik yang ada dalam asap

rokok,tergolong dalam zat karsinogen, yaitu zat yang dapat

menumbuhkankanker. Kadar tar yang terkandung dalam asap rokok

inilah yang berhubungan dengan resiko timbulnya kanker.Sumber

tar adalah tembakau, cengkeh, pembalut rokok dan bahan organik

lain yang terbakar (Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 15: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

25

c. Karbon monoksida (CO)

Karbon monoksida adalah gas yang bersifat toksin/ gas beracun

yang tidak berwarna, zat yang mengikat hemoglobin dalam darah,

membuat darah tidak mampu mengikat oksigen. Kandungannya di

dalam asap rokok 2-6%. Karbon monoksida pada paru-paru

mempunyai daya pengikat dengan hemoglobin (Hb) sekitar 200

kali lebih kuat dari pada daya ikat oksigen (O2) dengan

hemoglobin (Hb) membuat darah tidak 18mampu mengikat

oksigen (Pemerintah RI, 2003 dalam Sukendro, 2007).

4. Intensitas merokok

Menurut Smet (dalam Kemala, 2007) ada tiga tipe perokok

yang dapat diklasifikasikan menurut banyaknya rokok yang dihisap.

Tiga tipe perokok tersebut adalah:

a. Perokok berat yang menghisap lebih dari 15 batang rokok dalam

sehari.

b. Perokok sedang yang menghisap 5-14 batang rokok dalam sehari.

c. Perokok ringan yang menghisap 1-4 batang rokok dalam sehari.

5. Bahaya merokok

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Luciana

(2010) menyatakan bahwa risiko terjadinya ISPA pada pekerja mebel

yang merokok di daerah penelitian jumlahnya lebih besar yaitu

sebanyak 42 (47,7%). Hasil statistik juga menunjukkan hubungan

antara jumlah rokok yang dihisap per hari dengan ISPA dan hubungan

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 16: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

26

masa merokok dengan kejadian ISPA. Rokok meningkatkan kelainan

paru. Asap rokok menyebabkan iritansi persisten pada saluran

pernapasan, perubahan struktur jaringan paru-paru. Perubahan anatomi

saluran pernapasan akan timbul perubahan fungsi paru-paru. Hal ini

menjadi dasar terjadinya obstruksi paru menahun.

Terdapat seorang perokok atau lebih dalam rumah akan

memperbesar risiko anggota keluarga menderita sakit, seperti

gangguan pernapasan, memperburuk asma dan memperberat penyakit

anginapectoris serta dapat meningkatkan resiko untuk mendapat

serangan ISPA khususnya pada balita. Anak-anak yang orang tuanya

perokok lebih mudah terkena penyakit saluran pernapasan seperti flu,

asma pneumonia dan penyakit saluran pernapasan lainnya. Gas

berbahaya dalam asap rokok merangsang pembentukan lendir, debu

dan bakteri yang tertumpuk tidak dapat dikeluarkan, menyebabkan

bronchitis kronis, lumpuhnya serat elastin di jaringan paru

mengakibatkan daya pompa paru berkurang, udara tertahan di paru-

paru dan mengakibatkan pecahnya kantong udara (Dachroni, 2002).

Salah satu hal yang paling penting untuk di kontrol pada orang

dengangangguan fungsi paru adalah kebiasaan merokok. Penggunaan

tembakau olehpekerja dan populasi umum menunjukkan

kecenderungan peningkatan diseluruh dunia. Dari tahun 1920-1966

konsumsi tembakau dalam berbagaibentuk terus meningkat di tempat

kerja, dengan kandungan bahan kimia yangefek biologinya belum

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 17: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

27

banyak diteiliti. Rokok mengandung sejumlah besarbahan berbahaya,

yaitu kurang lebih sebanyak 4000 bahan yang telahdiidentifikasi

(Mhase, 2003).

D. MASA KERJA

Menurut Morgan dan Parkes waktu yang dibutuhkan seseorang

yangterpapar oleh debu untuk terjadinya gangguan fungsi paru kurang

lebih 10tahun(Faidawati, 2003). Beberapa bahan dalam cat yang dapat

menyebabkan penyakit paruseperti kanker paru antara lain yaitu timah,

chromium, molybdenum,asbestos, arsenic, titanium dan mineral oil

(polycyclic aromatic hydrocarbon)merupakan bahan karsinogen. Bahan

tersebut dapat terakumulasi dalam tubuh.Pajanan kronik dari bahan

karsinogen tersebut membutuhkan waktu lamauntuk dapat menyebabkan

kanker. Lama waktu pajanan akan meningkatkan risiko kanker paru.

Penelitian Droste et al menunjukkan bahwa molybdenum,khromium dan

mineral oil sangat behubungan dengan kanker paru dankejadian kanker

paru akan meningkat setelah pajanan lebih dari 20 - 30 tahun

(Wahyuningsih, 2003)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Yusnabeti(2010) menyatakan bahwa pekerja yang bekerja ≥10 tahun lebih

berisiko terkena ISPA dibandingkan dengan pekerja yang bekerja <10

tahun.

Data jumlah jam kerja per minggu pada aktivitas pekerja terpapar

debudapat digunakan untuk memperkirakan kumulatif paparan yang

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 18: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

28

diterima olehseorang pekerja. Timbulnya gangguan fungsi paru pada

pekerja pembuat batu bata dapat sangat tergantung pada lamanya paparan

serta dosis paparan yangditerima. Paparan dengan kadar rendah dalam

waktu lama tidak segera menunjukkan adanya gangguan fungsi paru.

Hubungan antara paparandan efek ini sangat bergantung pada tiga hal

yaitu

1. Kadar debu dalam udara.

2. Paparan kumulatif (penjumlahan kadar dalam udara dan

lamanyapaparan).

3. Waktu tinggal atau lamanya debu berada dalam paru.

Paparan dengan kadar rendah dalam jangka waktu lama

menyebabkanpenyakit yang kurang berat dibandingkan paparan terhadap

kadar tinggi dalamwaktu singkat (WHO, 2000).

Adipatra(2013) dalam penelitianya menyatakan bahwa Kapasitas

paru tidak normal menurut masa kerja dengan persentase tertinggi adalah

pada pekerja dengan masa kerja 5-9 tahun sebesar 77.8% (7 orang). Dan

masa kerja dengan persentase terendah adalah pada pekerja dengan masa

kerja 1-4 tahun sebesar 42.9% (3 orang).

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 19: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

29

E. KERANGKA TEORI

Berdasarkan teori diatas, maka peneliti membuat kerangka teori

yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.1 Kerangka Teori

Sumber: Rahajoe (2008), Luciana (2010) dan Budiono (2007)

Penyebab terjadinya ISPA

yaitu:

- Faktor lingkungan internal

a. Air bersih

b. Kebersihan lingkungan

c. Kebiasaan merokok

- Faktor lingkungan eksternal

a. Masa Kerja

b. Alat perlindungan diri

(masker)

c. Udara/Debu

d. Kebisingan

Kejadian ISPA pada pembuata batu bata

Tanda dan Gejala:

- Demam,

- Pusing,

- Lemas,

- Tidak nafsu makan,

- Muntah

- Takut cahaya

- Gelisah,

- Batuk,

- Keluar sekret,

- Kurang oksigen

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014

Page 20: BAB II TINJUAN PUSTAKA A. Infeksi Saluran Pernapasan Atas ...repository.ump.ac.id/4976/3/Bayu Seto Rindi Atmojo BAB II.pdf · 14 b. Lingkungan eksternal a) Saluran pembuangan air

30

F. KERANGKA KONSEP

Dalam melakukan penelitian ini peneliti membuat kerangka konsep

yaitu sebagai berikut:

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

G. HIPOTESIS

Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Ada hubungan antara masa kerja dengan kejadian infeksi saluran

pernapasan pada pembuat batu bata di Desa Ledug Kabupaten

Banyumas.

b. Ada hubungan antara kebiasaan merokok dengan infeksi saluran

pernapasan pada pembuat batu bata di Desa Ledug Kabupaten

Banyumas.

c. Ada hubungan antara penggunaan alat perlindungan diri dengan

infeksi saluran pernapasan pada pembuat batu bata di Desa Ledug

Kabupaten Banyumas.

- Masa Kerja

- Alat Perlindungan

Diri

- Kebiasaan Merokok

Kejadian ISPA pada pembuata batu bata

Hubungan Antara Masa..., Bayu Seto Rindi Atmojo, Keperawatan S1 UMP, 2014