BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian...

18
6 BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Nuhfil Hanani dan Fahriyah (2012) yang berjudul daya saing karet Indonesia di pasar internasional. Menggunaka alat analisis RCA (Refealed comparative adventage) yang menunjukan nilai RCA 5,5 yang menandakan produk karet indonesia memiliki keunggulan, jika Indonesia ingin mengalahkan Thailand maka Indonesia harus melakukan peningkatan produksi melalui peningkatan produktifitas, peningkatan ekspor melalui diversifikasi negara tujuan di sertai peningkatan kualitas karet. Dikdik Kusdiana dan Canda Wulan (2007) meneliti Daya Saing Ekspor sector unggulan di jawa berat. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sektor-sektor unggulan terutama sector yang tradeable yang mempunyai daya saing ekspor. Dengan menggunakan alat analisis input-output (I-O) dan Revealed comparative advantage (RCA) pada table transaksi input output jawa barat 29x29 sektor tahun 2003 dan data ekspor jawa barat diperoleh bahwa komoditas unggulan jawa barat yang mempunyai daya saing ekspor adalah industry barang jadi dari logam dan industry kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik. Secara sederhana Globalisasi Ekonomi dapat di artikan sebagai suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat langsung dalam

Transcript of BAB II TINJAUN PUSTAKA A. Hasil Penelitian...

  • 6

    BAB II

    TINJAUN PUSTAKA

    A. Hasil Penelitian Terdahulu

    Penelitian yang dilakukan oleh Nuhfil Hanani dan Fahriyah (2012)

    yang berjudul daya saing karet Indonesia di pasar internasional.

    Menggunaka alat analisis RCA (Refealed comparative adventage) yang

    menunjukan nilai RCA 5,5 yang menandakan produk karet indonesia

    memiliki keunggulan, jika Indonesia ingin mengalahkan Thailand maka

    Indonesia harus melakukan peningkatan produksi melalui peningkatan

    produktifitas, peningkatan ekspor melalui diversifikasi negara tujuan di

    sertai peningkatan kualitas karet.

    Dikdik Kusdiana dan Canda Wulan (2007) meneliti Daya Saing

    Ekspor sector unggulan di jawa berat. Penelitian ini bertujuan untuk

    mengidentifikasi sektor-sektor unggulan terutama sector yang tradeable

    yang mempunyai daya saing ekspor. Dengan menggunakan alat analisis

    input-output (I-O) dan Revealed comparative advantage (RCA) pada table

    transaksi input output jawa barat 29x29 sektor tahun 2003 dan data ekspor

    jawa barat diperoleh bahwa komoditas unggulan jawa barat yang

    mempunyai daya saing ekspor adalah industry barang jadi dari logam dan

    industry kimia, barang-barang dari bahan kimia, karet dan plastik.

    Secara sederhana Globalisasi Ekonomi dapat di artikan sebagai

    suatu proses dimana semakin banyak negara yang terlibat langsung dalam

  • 7

    kegiatan ekonomi Global. Jadi, Proses globalisasi ekonomi adalah

    perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar atau struktural, dan

    proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat

    mengikuti perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan

    peningkatan serta perubahan pola kebutuhan masyarakat dunia.Tulus

    Tambunan (2004:1). Perubahan ini telah meningkatkan kadar hubungan

    saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam persaingan

    antarnegara, tidak hanya dalam perdagangan internasional, tetapi juga

    dalam investasi, keuangan dan produksi. Globalisasi Ekonomi ditandai

    dengan semakin menipisnya batas-batas geografi dan kegiatan ekonomi

    atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal

    menjadi satu proses yang melibatkan banyak negara.

    B. Landasan teori

    1. Konsep Daya Saing Daerah

    Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam

    mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan

    dengan tetap terbuka pada persaingan domestik dan internasional. (Piter

    Abdullah,2002).

    Daya saing mencakup aspek yang lebih luas dari sekedar

    produktivitas atau efisiensi pada level mikro. Hal ini memungkinkan kita

    lebih memilih mendefinisikan daya saing sebagai kemampuan suatu

    perekonomian daripada kemampuan sektor swasta atau perusahaan.

  • 8

    Tujuan dan hasil akhir dari meningkatnya tingkat kesejahteraan penduduk

    didalam perekonomian tersebut. Kata kunci dari konsep daya saing adalah

    “kompetisi”. Disinilah peran keterbukaan terhadap kompetisi dengan para

    kompetitor menjadi relevan. Kata “daya saing” menjadi kehilangan

    maknanya pada suatu perekonomian yang tertutup.

    2. Pertumbuhan Ekonomi Regional

    Pendapatan regional didefinisikan sebagai nilai produksi barang-

    barang dan jasa-jasa yang diciptakan dalam suatu perekonomian didalam

    suatu wilayah tertentu selama satu tahun (Sukirno, 1985). Tingkat

    pendapatan regional dapat diukur dari total pendapatn wilayah ataupun

    pendapatan rata-rata masyarakat pada wilayah tersebut. Pendapatan rata-

    rata masyarakat menunjukkan kondisi ekonomi masyarakat pada wilayah

    tersebut.

    Dampak positif dari globalisasi ekonomi terhadap ekspor adalah

    ekspor atau pangsa pasar dunia dari suatu negara jadi

    meningkat,sedangkan efek negatifnya adalah kebalikannya : suatu negara

    kehilangan pansa pasar dunianya yang selanjutnya berdampak negative

    terhadap volume produksi dalam negeri dan PDB serta meningkatnya

    jumlah pengangguran kemiskinan. Ada sejumlah indikator yang dialkukan

    dapat digunakan sebagai dasar informasi untuk mengkaji seberapa baik

    kinerja ekspor (dalam hal ini Indonesia) selama ini dan untuk memprediksi

    prospeknya kedepan. Salah satunya yang bumum dipakai adalah

    pertumbuhan nilai atau volume ekspor rata-rata pertahun atau tren

  • 9

    pertumbuhan jangka panjangnya. Dasar pemikiran dari penggunaan

    indikator ini adalah sebagai berikut: kinerja ekspor Indonesia yang baik

    dicerminkan salah satunya laju pertumbuhan rata-rata per tahunnya yang

    relative tinggi di bandingkan negara pesaing, atau oleh tren pertumbuhan

    jangka panjangnya yang positif (meningkat). Tren pertumbuhan jangka

    panjangnya yang positif dan meningkat dari ekspor dari suatu produk

    mencerminkan perubahan jangka panjang dari tingkat daya saing dari

    tingkat daya saing dari produk tersebut didalam perdagangan global.

    (Tulus Tambunan,2004 : 136)

    Indikator kedua yang juga umum digunakan untuk mengukur

    perkembangan ekspor adalah diversifikasi produk menurut Jenis

    kandungan teknologi, Jenis kegunaan produk, Jenis pasar atau kelompok

    pendapatan, dan Intensitas penggunaan faktor produksi : padat karya,

    modal/teknologi, sumber daya alam, pertanian, know-how, dan

    keterampilan (skill). Struktur ekspor dari suatu Negara menurut tiga

    kelompok sektor besar, yakni pertambangan, pertanian, dan industri

    manufaktur, umumnya digunakan sebagai salah satu indikator untuk

    mengukur tingkat pembangunan ekonomi atau sektor industri manufaktur

    (industrialisasi) di Negara tersebut. Semakin besar prosentase kontribusi

    dari industri terhadap total ekspor mencerminkan semakin tinggi tingkat

    pembangunan atau industrialisasi di Negara bersangkutan. Indikator ketiga

    adalah struktur (diversifikasi) pasar. Kinerja Ekspor Indonesia dapat

    dikatakan relative bagus jika pasar ekspornya juga luas, misalya tidak

  • 10

    hanya pasar Asia, tetapi juga pasar Eropa dan Amerika. Atau semakin

    tinggi konsentrasi pasar mencerminkan bahwa sebenarnya produk-produk

    indonesia tidak terlalu laku di dunia. Sebagai satu contoh konkret, kinerja

    ekspor mobil Jepang sangat baik karena dipakai di seluruh dunia, terutama

    Toyota, sedangkan ekspor tekstil atau TPT Indonesia terkonsentrasi di

    pasar Amerika Serikat.

    3. Konsep Daya Saing

    Daya saing ekspor adalah suatu kemampuan suatu sektor yang

    menurut perbandingan lebih menguntungkan bagi pengembangan suatu

    daerah dibandingkan pembagian rata-rata daerah lainnya dalam suatu

    kawasan yang lebih luas karena mempunyai kemampuan mengekspor

    yang lebih tinggi dibandingkan rata-rata ekspor yang sama dari daerah lain

    (Dikdik, 2007 : 12). Dalam mengkaji daya saing mengacu pada teori-teori

    terjadinya perdagangan internasional

    4. Teori Keunggulan Absolut

    Teori absolut dikemukakan oleh Adam Smith, yaitu setiap negara

    akan memperoleh manfaat perdagangan internasional (gain from trade)

    karena melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang jika

    negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta

    mengimpor barang jika negara tersebut tidak memiliki keunggulan mutlak

    (absolute disadvantage). Suatu negara dikatakan mempunyai keunggulan

    absolut apabila suatu negara dapat

  • 11

    Menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara

    absolut lebih rendah dari negara lain (Salvatore 1997 : 27). Asumsi pokok

    dari teori keunggulan absolut antara lain :

    1. Faktor produksi yang digunakan hanya tenaga kerja.

    2. Kualitas barang yang diproduksi kedua negara sama.

    3. Pertukaran dilakukan secara barter atau tanpa uang.

    4. Biaya transport diabaikan.

    5. Teori Keunggulan Komparatif

    Comparative Advantage (keunggulan komparatif) pertama kali

    dikemukakan oleh David Ricardo (1917). Ricardo mengemukakan bahwa

    apabila ada dua negara yang saling berdagang dan masing-masing negara

    mengkonsentrasikan diri untuk mengeskpor barang yang bagi negara tersebut

    Memiliki keunggulan komparatif maka kedua negara tersebur akan

    beruntung. Keunggulan komparatif suatu komoditi bagi suatu negara atau

    daerah adalah komoditi tersebut lebih unggul secara relatif dengan

    komoditi lain didaerahnya.Dalam perdagangan bebas antar daerah,

    mekanisme pasar mendorong masing-masing daerah bergerak ke arah

    sektor yang memiliki keunggulan komparatif. Namun mekanisme pasar

    seringkali bergerak lambat dalam mengubah struktur ekonomi suatu

    daerah. Untuk itu informasi tentang keunggulan komparatif suatu

    Daerah apabila sudah diketahui lebih dulu, pembangunan dapat

    dilakukan tanpa menunggu mekanisme pasar (Tarigan, 2006 : 79).

    Kemudian dalam teori modern, dikenal dengan teori Heckser dan Ohlin

  • 12

    (H-O), yang sering disebut dengan teori proporsi faktor atau teori

    ketersediaan faktor. Dasar pemikiran teori ini adalah bahwa perdagangan

    internasional terjadi karena opportunity cost yang berbeda antar negara.

    Jadi menurut teori H-O suatu negara akan berspesialisasi dalam produksi

    dan ekspor barang-barang yang jumlah input utamanya yang relatif banyak

    di negara tersebut dan mengimpor yang input utamanya tidak dimiliki oleh

    daerah tersebut (Tambunan, 2005 : 94 ).

    6. Sektor Unggulan

    Sektor unggulan adalah sektor yang mampu mendorong pertumbuhan

    atau perkembangan bagi sektor-sektor lainnya, baik sektor yang mensuplai

    inputnya maupun sektor yang memanfaatkan outputnya sebagai input dalam

    proses produksinya (Tri Widodo, 2006: 185). Sektor unggulan sebagai sektor

    yang sangat penting dalam pembangunan ekonomi suatu wilayah tidak hanya

    mengacu pada lokasi secara geografis saja melainkan merupakan suatu sektor

    yang menyebar dalam berbagai saluran ekonomi sehingga mampu

    menggerakkan ekonomi secara keseluruhan.

    Sambodo (dalam Achmad Firman, 2007 : 9), ciri-ciri sektor yang

    memiliki keunggulan adalah sebagai berikut:

    Sektor tersebut memiliki laju pertumbuhan ekonomi yang tinggi

    1. Sektor tersebut memiliki angka penyebaran yang relatif besar

    2. Sektor tersebut memiliki keterkaitan antar sektor yang tinggi

    baik keterkaitan depan ataupun kebelakang

    3. Sektor tersebut mampu menciptakan nilai tambah yang tinggi.

  • 13

    7. Teori Pertumbuhan Ekonomi

    a. Teori Adam Smith

    Menurut Smith sistem ekonomi pasar bebas akan menciptakan

    efisiensi, membawa ekonomi kepada full employment dan menjamin

    pertumbuhan ekonomi sampai tercapai posisi (stationary state). Posisi

    stationer terjadi apabila sumber daya alam telah seluruhnya

    termanfatkan. Kalaupun ada pengangguran hal itu bersifat sementara.

    Tugas pemerintah adalah menciptakan kondisi dan menyediakan

    fasilitas yang mendorong pihak swasta berperan optimal dalam

    perekonomian. (Tarigan, 2007)

    Adam Smith membagi tahapan pertumbuhan ekonomi mejadi lima

    tahap yang berurutan dimulai dari masa berburu, masa berternak, masa

    bercocok tanam, masa berdagag, dan tahap masa industri. Menurut teori

    ini, masyarakat akan bergerak dari masyarakat tradisional ke

    masyarakat modern yang kapitalis. Dalam prosesnya, pertumbuhan

    ekonomi akan semakin terpacu dengan adanya sistem pembagian kerja

    antar pelaku ekonomi. Smith memandang pekerja sebagai salah satu

    input produksi, pembagian tenaga kerja merupakan titik sentral

    pembahasan dalam teori ini sebagai upaya peningkatan produktifitas

    kerja. Dalam pembangunan ekonomi, modal memegang peranan

    penting. Akumulasi modal akan menentukan cepat atau lambatnya

    pertumbuhan ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Proses

    pertumbuhan akan terjadi secara simultan dan memiliki hubungan

    keterkaitan satu sama lainnya. Timbulnya peningkatan kerja pada suatu

  • 14

    sektor akan meningkatkan daya tarik bagi pemupukan modal,

    mendorong kemajuan teknologi, meningkatkan spesialisasi dan

    memperluas pasar. Hal ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang

    semakin cepat. Proses pertumbuhan ekonomi sebagai suatu fungsi

    tujuan pada akhirnya harus tunduk pada fungsi kendala yaitu

    keterbatasan sumber daya ekonomi (Kuncoro, 1997).

    b. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

    Teori basis ekspor murni dikembanngkan pertama kali oleh Tiebout.

    Teori ini membagi kegiatan produksi/jenis pekerjaan yang terdapat di dalam

    satu wilayah atas sektor basis dan sektor non basis. Kegiatan basis adalah

    kegiatan yang bersifat exogenous artinya tidak terikat pada kondisi internal

    perekonomian wilayah dan sekaligus berfugsi mendorong tumbuhnya jenis

    pekerjaan lainnya. Sedangkan kegiatan non basis adalah kegiatan untuk

    memenuhi kebutuhan masyarakat di daerah itu sendiri. Oleh karena itu

    pertumbuhannya tergantung kepada kondisi umum perekonomian wilayah

    tersebut. Artinya, sektor ini bersifat endogenous (tidak bebas tumbuh),

    pertumbuhannya tergantung kepada kondisi perekonomian wilayah secara

    keseluruhan. (Tarigan, 2007)

    Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka

    panjang dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan berbagai barang

    ekonomi bagi penduduknya. Kenaikan kapasitas itu sendiri ditentukan atau

    dimungkinkan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian-penyesuaian

    teknologi, kelembagaan, dan ideologis terhadap berbagai tuntutan keadaan

    yang ada. Menurut Simon Kuznets.

  • 15

    Dari definisi di atas berarti terdapat tiga komponen pokok dalam

    pertumbuhan ekonomi sebagai berikut.

    a. Kenaikan output secara berkesinambungan merupakan perwujudan dari

    pertumbuhan ekonomi, sedangkan kemampuan menyediakan berbagai jenis

    barang itu sendiri merupakan tanda kematangan ekonomi di suatu negara.

    b. Perkembangan teknologi merupakan dasar atau prakondisi bagi

    berlangsungnya pertumbuhan ekonomi secara berkesinambungan.

    c. Untuk mewujudkan potensi pertumbuhan yang terkandung di dalam

    teknologi baru, perlu diadakan serangkaian penyesuaian kelembagaan,

    sikap, dan ideologi. Inovasi dalam bidang teknologi harus dibarengi

    dengan inovasi dalam bidang sosial.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan masalah perekonomian jangka

    panjang dan menjadi kenyataan yang selalu dialami oleh suatu bangsa. Ditinjau

    dari sudut ekonomi, perkembangan ekonomi menimbukan dua efek penting,

    yaitu kemakmuran atau taraf hidup masyarakat meningkat dan penciptaan

    kesempatan kerja baru karena semakin bertambahnya jumlah penduduk.

    8. Faktor- Faktor Pertumbuhan Ekonomi

    Mengapa suatu perekonomian dapat berkembang dengan cepat,

    tetapi terkadang tidak mengalami perkembangan? Begitu juga dengan

    pertumbuhan ekonomi suatu negara, adakalanya bergerak dengan cepat,

    namun terkadang bergerak dengan lambat. Hal ini dikarenakan ada faktor-

    faktor yang memengaruhinya. Berikut ini faktor-faktor yang memengaruhi

    pertumbuhan ekonomi.

  • 16

    a. Barang Modal

    Barang-barang modal adalah berbagai jenis barang yang

    digunakan untuk memproduksi output (barang dan jasa). Misalnya:

    mesin-mesin pabrik, peralatan pertukangan, dan sebagainya.

    b. Teknologi

    Selain barang-barang modal, teknologi juga berpengaruh dalam

    pertumbuhan ekonomi. Kemajuan ekonomi diberbagai negara terutama

    ditimbulkan oleh kemajuan teknologi.

    c. Tenaga Kerja

    Hingga saat ini, khususnya di negara yang sedang berkembang,

    tenaga kerja masih merupakan faktor produksi yang dominan. Penduduk

    yang banyak akan memperbesar jumlah tenaga kerja. Penambahan tenaga

    kerja ini memungkinkan suatu negara itu menambah jumlah produksi.

    Dengan demikian akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi.

    d. Sumber Daya Alam

    Sumber daya alam adalah segala sesuatu yang disediakan oleh

    alam, seperti tanah, iklim, hasil hutan, hasil tambang, dan lain-lain yang

    dapat dimanfaatkan oleh manusia dalam usahanya mencapai

    kemakmuran. Sumber daya alam akan dapat mempermudah usaha untuk

    membangun perekonomian suatu negara.

    e. Manajemen

    Perekonomian dalam suatu negara akan berkembang pesat apabila

    dikelola dengan baik. Sistem pengelolaan inilah yang dinamakan

  • 17

    manajemen. Seperti halnya bangsa Indonesia, memiliki potensi sumber

    daya alam yang beragam dan melimpah serta jumlah penduduk yang

    besar, apabila potensi yang ada dikelola dengan baik maka dapat

    mendorong pertumbuhan ekonomi.

    f. Kewirausahaan

    Kewirausahaan (entrepreneurship) adalah seseorang yang mampu

    dan berani untuk mengambil risiko dalam melakukan suatu usaha guna

    memperoleh keuntungan. Peranan wirausahawan dalam memajukan

    perekonomian telah terbukti dari masa ke masa. Wirausahawan dalam

    melakukan investasi akan memperluas kesempatan kerja, meningkatkan

    output nasional, dan meningkatkan penerimaan negara berupa pajak.

    g. Informasi

    Salah satu syarat agar pasar berfungsi sebagai alat alokasi sumber

    daya ekonomi yang efisien adalah adanya informasi yang sempurna dan

    seimbang. Informasi sangat menunjang pertumbuhan ekonomi karena

    pelaku-pelaku ekonomi dapat mengambil keputusan berdasarkan

    informasi yang akurat dan cepat.

    9. Pengertian ekspor dan daya saing ekspor

    Ekspor dapat diartikan sebagai kegiatan yang menyangkut produksi

    barang dan jasa yang diproduksi disuatu negara untuk dikonsumsikan di

    luar batas negara tersebut (Triyoso, 1994). Lebih jelas lagi, Deliarnov

    (1995) menambahkan bahwa ekspor merupakan kelebihan produksi dalam

    negeri yang kemudian kelebihan produksi tersebut dipasarkan di luar

  • 18

    negeri. Pengertian ekspor menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan Nomor 182/MPP/Kep/4/1998 tentang Ketentuan Umum di

    Bidang Ekspor, menyatakan bahwa ekspor adalah kegiatan mengeluarkan

    barang dan jasa dari daerah kepabeanan suatu negara. Adapun daerah

    kepabeanan sendiri didefinisikan sebagai wilayah Republik Indonesia yang

    meliputi wilayah darat, perairan dan ruang udara diatasnya, serta tempat-

    tempat tertentu di zona ekonomi eksklusif dan landas kontinen yang

    didalamnya berlaku Undang-Undang No.10 tahun 1995 tentang

    Kepabeanan.

    Dapat dikatakan juga bahwa ekspor barang adalah seluruh barang

    yang dibawa keluar dari wilayah suatu negara, baik bersifat komersial

    maupun bukan komersial (barang hibah, sumbangan, hadiah), serta barang

    yang akan diolah di luar negeri dan hasilnya dimasukkan kembali ke

    negara tersebut. (versi BPS)

    Adapun yang tidak termasuk katagori ekspor antara lain pakaian,

    barang pribadi dan perhiasan milik penumpang yang bepergian ke luar

    negeri, barang-barang yg dikirim untuk perwakilan suatu negara di luar

    negeri, barang-barang untuk ekspedisi/pameran, peti kemas untuk diisi

    kembali, uang dan surat-surat berharga serta barang-barang untuk contoh

    (sample). Daya saing adalah kemampuan perusahaan, industri, daerah,

    negara, atau antar daerah untuk menghasilkan faktor pendapatan dan faktor

    pekerjaan yang relatif tinggi 7 dan berkesinambungan untuk menghadapi

    persaingan internasional (sumber : OECD). Oleh karena daya saing

  • 19

    industri merupakan fenomena di tingkat mikro perusahaan, maka

    kebijakan pembangunan industri nasional didahului dengan mengkaji

    sektor industri secara utuh sebagai dasar pengukurannya.

    Tingkat daya saing suatu negara di kancah perdagangan

    internasional, pada dasarnya amat ditentukan oleh dua faktor, yaitu faktor

    keunggulan komparatif (comparative advantage) dan faktor keunggulan

    kompetitif (competitive advantage). Lebih lanjut, faktor keunggulan

    komparatif dapat dianggap sebagai faktor yang bersifat alamiah dan faktor

    keunggulan kompetitif dianggap sebagai faktor yang bersifat acquired atau

    dapat dikembangkan/diciptakan (Tambunan, 2001). Selain dua faktor

    tersebut, tingkat daya saing suatu negara sesungguhnya juga dipengaruhi

    oleh apa yang disebut Sustainable Competitive Advantage (SCA) atau

    keunggulan daya saing berkelanjutan. Ini terutama dalam kerangka

    menghadapi tingkat persaingan global yang semakin lama menjadi

    sedemikian ketat/keras atau Hyper Competitive.

    Analisis Hyper Competitive (persaingan yang super ketat) berasal

    dari D’Aveni (Hamdy, 2001), dan merupakan analisis yang menunjukkan

    bahwa pada akhirnya setiap negara akan dipaksa memikirkan atau

    menemukan suatu strategi yang tepat, agar negara/perusahaan tersebut

    dapat tetap bertahan pada kondisi persaingan global yang sangat sulit.

    Menurut Hamdy, strategi yang tepat adalah strategi SCA (Sustained

    Competitive Advantage Strategy) atau strategi yang berintikan upaya

    perencanaan dan kegiatan operasional yang terpadu, yang mengkaitkan 5

  • 20

    lingkungan eksternal dan internal demi pencapaian tujuan jangka pendek maupun

    jangka panjang, dengan disertai keberhasilan dalam mempertahankan

    /meningkatkan sustainable real income secara efektif dan efisien.

    Ada beberapa hal yang mempengaruhi daya saing dalam perdagangan

    internasional. Menurut hasil survey IMD (International Management

    Development) daya saing Indonesia dibandingkan 30 negara-negara utama

    dunia lainnya, dipengaruhi beberapa hal, antara lain sebagai berikut :

    a. Kepercayaan investor yang rendah (sebagai akibat resiko politik,

    credit rating yang rendah, diskriminasi dalam masyarakat, sistim

    penegakan hukum yang lemah, penanganan ketenagakerjaan, subsidi

    yang tinggi, banyak korupsi)

    b. Daya saing bisnis yang rendah yang meliputi kualitas SDM yang

    masih rendah, hubungan perburuhan yang selalu bermusuhan

    (hostile), praktek-praktek bisnis yang tidak etis dan lemahnya

    corporate governance.

    c. Daya saing yang rendah (nilai-nilai di masyarakat tidak mendukung

    daya saing dan globalisasi, kualitas wiraswasta dan kemampuan

    marketing yang rendah, produktivitas menyeluruh yang rendah)

    d. Infrastruktur lemah (pendidikan dan kesehatan yang kurang,

    perlindungan hak patent dan cipta lemah, penegakan hukum

    lingkungan hidup yang lemah, biaya telekomunikasi internasional

    yang mahal, anggaran yang mahal, kurangnya alih teknologi, kurang

    ahli teknologi informasi).

  • 21

    Daya saing juga mengindikasikan terjadinya penguatan perekonomian

    domestik dengan orientasi dan daya saing global. Secara makro, teori

    globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai sebuah teori yang didasarkan atas

    asumsi perdagangan bebas/pasar bebas di seluruh dunia, tanpa adanya

    hambatan baik dalam bentuk tarif atau non tarif (Wibowo, 2004). Namun

    secara mikro, globalisasi ekonomi dapat diartikan sebagai sebuah inisiatif bisnis

    yang didasarkan atas kepercayaan bahwa dunia telah menjadi sedemikian

    homogen, seiring dengan makin mengaburnya perbedaan nyata antar pasar

    domestik. Tentang kerja sama regional, Hamdy (2001; 88) mengemukakan

    bahwa kerja sama ekonomi dan keuangan, khususnya di bidang perdagangan

    internasional, saat ini mengarah pada pembentukan kerja sama guna

    mewujudkan integrasi ekonomi dan keuangan secara regional.

    10. Keunggulan Komparatif

    Hukum keunggulan komparatif pertama kali dijelaskan dalam buku

    yang diterbitkan oleh David Ricardo yang berjudul Principles of Political

    Economy and Taxation pada tahun 1817. Menurut tingkat keunggulan

    komparatif tersebut meskipun suatu Negara mengalami kerugian atau

    ketidak unggulan absolut untuk memproduksi dua komoditi jika di

    bandingkan dengan negara lain, namun perdagangan yang masih

    menguntungkan masih dapat berlangsung. Hal ini bias terjadi jika salah

    satu negara berspsesialisasi dalam memproduksi dan mengekspor komoditi

    yang memiliki kerugian absolut paling rendah (komoditi yang memiliki

    keunggulan komparatif) dan mengimppor komoditi yang memiliki

    kerugian absolut lebih besar atau yang memiliki keunggulan komparatif.

  • 22

    Hukum komparatif tersebut berlaku beberapa asumsi yaitu (1).

    Hanya terdapat dua Negara dan dua komoditi, (2). Perdagangan bersifat

    bebas, (3). Terdapat mobilitas yang sempurna di dalam namun tidak ada

    mobilitas di dua Negara, (4). Biaya produksi konstan, (5). Tidak ada biaya

    transportasi, (6). Tidak ada perubahan teknologi, (7). Menggunakan nilai

    tenaga kerja. Asumsi satu sampai enam dapat diterima, namun asumsi

    tujuh tidak berlaku dan seharusnya tidak digunakan untuk keunggulan

    komparatif.

    Eli Heckser dan Bertil Ohlin dalam buku Salvatore (1996)

    menelaah sebab-sebab dan dampak keunggulan komparatif bagi tiap

    negara dalam hubungan perdagangan terhadap pendapatan faktor produksi

    di kedua negara. Teori H-O Menyatakan bahwa suatu Negara memiliki

    keunggulan komparatif dalam menghasilkan komoditi secara intensif

    memanfaatkan kepemilikan factor-faktor produksi yang melimpah di

    negaranya. Teori ini juga sebagai teori keunggulan komparatif berdasar

    kelimpahan faktor (factor endowment theory of comparative advantage),

    yang mengasumsikan bahwa setiap Negara memiliki kesamaan fungsi

    produksi, sehingga fakyor produksi yang sama menghasilkan output

    produksi yang sama namun dibedakan dengan oleh harga-harga relative

    faktor produksi yang sama.

  • 23

    C. Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.1 kerangka pemikiran

    Sektor Unggulan

    Analisis Kontribusi Laju Pertumbuhan

    Analisis Daya Saing

    RCA

    Daya Saing Bagus RCA > 1

    Daya Saing Tidak Bagus

    RCA < 1