BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab...

38
21 BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian Oleh Anak 1. Pengertian Anak a. Menurut Hukum Positif di Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil amandemen (hingga amandemen keempat) tidak memberikan batasan umur terhadap usia anak. Rumusan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mempunyai makna khusus terhadap pengertian status anak adalah sebagai subjek hukum dari sistem hukum nasional yang harus dilindungi, dipelihara dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Pasal 28 B ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Pasal 34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara. 42 Pengertian menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan pengertian politik yang melahirkan UUD atau menonjolkan hak- hak yang harus dipenuhi anak dari masyarakat, bangsa dan negara, dengan kata yang tepat pemerintah dan masyarakat lebih bertanggungjawab terhadap masalah sosial yuridis dan politik yang ada pada seorang anak. Sebagaimana diketahui, kedua ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menghendaki agar kepentingan-kepentingan pembangunan bangsa dan negara harus memprioritaskan anak sebagai sumber aspirasi untuk lahirnya 42 Andika Wijaya dan Wida Peace Ananta, Darurat Kejahatan Seksual (Jakarta: Sinar Grafika, 2016), 82.

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab...

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

21

BAB II

TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA

PENCURIAN OLEH ANAK

A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian Oleh Anak

1. Pengertian Anak

a. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 hasil

amandemen (hingga amandemen keempat) tidak memberikan batasan umur

terhadap usia anak. Rumusan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mempunyai makna khusus terhadap pengertian status anak

adalah sebagai subjek hukum dari sistem hukum nasional yang harus dilindungi,

dipelihara dan dibina untuk mencapai kesejahteraan anak. Pasal 28 B ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 menentukan

bahwa setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang

serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Pasal

34 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

menentukan bahwa fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara.42

Pengertian menurut Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 dan pengertian politik yang melahirkan UUD atau menonjolkan hak-

hak yang harus dipenuhi anak dari masyarakat, bangsa dan negara, dengan kata

yang tepat pemerintah dan masyarakat lebih bertanggungjawab terhadap masalah

sosial yuridis dan politik yang ada pada seorang anak. Sebagaimana diketahui,

kedua ketentuan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 menghendaki agar kepentingan-kepentingan pembangunan bangsa dan

negara harus memprioritaskan anak sebagai sumber aspirasi untuk lahirnya

42

Andika Wijaya dan Wida Peace Ananta, Darurat Kejahatan Seksual (Jakarta:

Sinar Grafika, 2016), 82.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

22

generasi-generasi baru pewaris bangsa yang besar peradaban yang

berkemampuan ilmu dan teknologi yang tinggi dan kemudian dapat

menyejahterakan masyarakat Indonesia.43

Undang-Undang tentang Hak Asasi Manusia

Pengertian terhadap anak dapat pula ditemukan dalam ketentuan Pasal 1

angka 5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak

Asasi Manusia, yang memberikan definisi atas anak sebagai setiap manusia yang

berusia di bawah 18 (delapan belas) tahun dan belum menikah, termasuk anak

yang masih dalam kandungan apabila hal tersebut adalah demi kepentingannya.44

Menurut Konvensi Tentang Hak-Hak Anak

Pasal 1 Konvensi tentang Hak-Hak Anak menentukan: Untuk tujuan-

tujuan Konvensi ini, seseorang anak berarti setiap manusia dibawah umur 18

(delapan belas) tahun, kecuali menurut undang-undang yang berlaku pada anak,

kedewasaan dicapai lebih awal.45

Undang-Undang tentang Perlindungan Anak

Pengertian tentang anak dapat ditemukan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, sebagaimana telah

diubah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014

tentang perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak (disingkat UU Perlindungan Anak). Pasal 1 angka 1 UU

Pelindungan Anak memberikan pengertian atas anak sebagai seseorang yang

belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam

kandungan.46

43

Maulana Hasan Wadong, Pengantar Advokasi dan Hukum Perlindungan Anak

(Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2000), 17. 44

Wijaya dan Ananta, Darurat Kejahatan Seksual, 83. 45

R. Wiyono, Sistem Peradilan Pidana Anak di Indonesia, 13. 46

Undang-Undang Perlindungan Anak UU RI No. 35 Tahun 2014 Tentang

Perlindungan Anak.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

23

Undang-Undang tentang Ketenagakerjaan

Pengertian tentang anak dalam konteks hukum ketenagakerjaan Indonesia

terdapat pada ketentuan Pasal 1 angka 31 Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, dimana anak didefinisikan

sebagai setiap orang yang berumur di bawah 18 (delepan belas) tahun.47

Undang-Undang tentang Kesejahteraan Anak

Pasal 1 angka 2 UU No. 4 Tahun 1979 menentukan : Anak adalah

seseorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun dan belum

pernah kawin.48

Dari pengertian anak sebagaimana yang dimaksud Pasal 1 angka

2 UU No. 4 Tahun 1979 tersebut dapat diketahui bahwa seseorang dapat disebut

anak jika memenuhi syarat sebagai berikut:

1. Belum mencapai umur genap 21 (dua puluh satu) tahun dan

2. Belum pernah kawin

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (burgerlijk wetboek)

dalam pasal 330, bagian kesatu tentang kebelum dewasaan. Yang belum dewasa

adalah mereka yang belum mencapai umur 21 (genap dua puluh satu) tahun dan

tidak kawin sebelumnya.49

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana

Menurut Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) usia maksimal

tentang anak berbeda-beda. Dalam pasal 45 KUHP tentang hal-hal yang

menghapuskan, mengurangi, atau memberatkan pidana, dan pasal 72 KUHP

tentang mengajukan dan menarik kembali pengaduan dalam hal kejahatan-

kejahatan yang hanya dituntut atas pengaduan, usia maksimal anak adalah 16

tahun. Pasal 283 KUHP tentang kejahatan terhadap kesusilaan, menawarkan

47

Undang-Undang Ketenagakerjaan UU RI No. 13 Tahun 2003 Tentang

Ketenagakerjaan. 48

Undang-Undang Kesejahteraan Anak UU RI No. 4 Tahun 1979 Tentang

Kesejahteraan Anak. 49

Subekti dan Tjitrosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Jakarta: PT

Pradnya Paramita, 2002), 90.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

24

memberikan, memperlihatkan tulisan, gambar atau benda yang melanggar

kesusilaan, usia maksimal anak adalah 17 tahun. Sedangkan pasal 287 KUHP

tentang kejahatan terhadap kesusilaan, bersetubuh dengan wanita dibawah umur,

usia maksimal anak adalah 15 tahun.50

b. Pengertian Anak Menurut Hukum Islam

Dalam hukum Islam anak-anak adalah anak yang belum mencapai akil

baliq. Anak laki-laki mencapai akil baliq setelah usia 15 tahun penuh. Sebagian

berpendapat anak laki-laki mencapai akil baliq. Sementara anak perempuan

dianggap akil baliq ketika usia 10 tahun atau kurang.51

Menurut Kompilasi

hukum Islam Pasal 98 ayat 1 menyebutkan batas usia anak yang mampu berdiri

sendiri atau dewasa adalah 21 tahun sepanjang anak tersebut tidak cacat fisik

maupun mental atau belum pernah melangsungkan perkawinan. Dalam Undang-

Undang No. 1 Tahun 1974 tentang perkawinan pasal 47, yang dimaksud anak

dalam UU perkawinan adalah yang belum mencapai 18 tahun.52

Menurut jumhur ulama, umur dewasa itu adalah 15 tahun bagi anak laki-

laki dan perempuan. Menurut Abu Hanifah, umur dewasa untuk laki-laki adalah

18 tahun, sedangkan bagi perempuan adalah 17 tahun. Bila seseorang tidak

mencapai umur tersebut, maka belum berlaku padanya beban hukum atau taklif.53

Dalam ketentuan hukum Islam hanya mengenai perbedaan antara masa

anak-anak dan masa baliq. Seseorang dikategorikan sudah baliq ditandai dengan

adanya tanda-tanda perubahan badaniah, baik terhadap seorang pria maupun

wanita. Seseorang pria dikatan sudah baliq apabila ia sudah mengalami mimpi

yang dialami oleh orang dewasa. Seorang wanita dikatan sudah baliq apabila ia

telah mengalami haid atau menstruasi. Dalam Pandangan hukum Islam,

seseorang yang dikategorikan memasuki usia baliq merupakan ukuran yang

digunakan untuk menentukan umur awal anak kewajiban melaksanakan syariat

50

Anonim, KUHAP dan KUHP, (Efata Publising, 2014), 158, 167, 249, 252. 51

Ibrahim Amini, Asupan Ilahi (Jakarta: Al-Huda, 2011), 77. 52

Undang-Undang Perkawinan UU RI No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. 53

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2008), 391.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

25

Islam dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata lain, terhadap mereka yang telah

baliq dan berakal, berlakulah seluruh ketentuan hukum Islam.54

2. Pengertian Pencurian

a. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Pencurian berasal dari kata “curi” mendapatkan awalan pe- dan akhiran -

an yang artinya proses, cara, perbuatan mencuri. Mencuri artinya melakukan

dengan sembunyi-sembunyi dan berusaha supaya tidak diketahui orang lain.55

Dalam hukum positif pencurian dijelaskan dalam Bab XXII KUHP Pasal 36256

,

yaitu

“Barang siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum, diancam karena pecurian, dengan pidana penjara paling lama

lima tahun atau pidana denda paling banyak sembilan ratus rupiah”

Melihat dari rumusan pasal tersebut dapat kita ketahui, bahwa kejahatan

pencurian itu merupakan delik yang dirumuskan secara formal dimana yang

dilarang dan diancam dengan hukuman, dalam hal ini adalah perbuatan yang

diartikan “mengambil”. Dalam artian kata “mengambil” (wegnamen) dalam arti

sempit terbatas pada menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang barangnya,

dan mengalihkannya ke lain tempat.57

Jadi pengertian secara umum mengenai

pencurian adalah mengambil barang orang lain.

b. Menurut Hukum Pidana Islam

Secara etimologis pencurian berasal dari kata sariqah, yang berarti

melakukan sesuatu terhadap orang lain secara sembunyi. Secara terminologis

pencurian yaitu mengambil harta milik orang lain dengan cara diam-diam, yaitu

dengan jalan sembunyi-sembunyi.58

54

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 59-60. 55

Anonim, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), 225. 56

Anonim, KUHAP dan KUHP (Jakarta: Sinar Grafika, 2017), 121. 57

Wirjono Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia (Bandung:

PT Refika Aditama, 2010), 14. 58

Asep Saepuddin Jahar, Hukum Keluarga, Pidana dan Bisnis (Jakarta:

PrenadaMedia Grup, 2003), 167-168.

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

26

Menurut Kadar M. Yusuf, pencurian, yaitu mengambil hak milik orang

lain secara sembunyi-sembunyi atau tanpa diketahui oleh pemiliknya.59

Menurut

Sulaiman Rasjid, mencuri yaitu mengambil harta orang lain dengan jalan diam-

diam, diambil dari tempat penyimpanannya.60

Menurut Amran Suadi dan Mardi

Chandra, pencurian merupakan perbuatan orang mukallaf yang mengambil suatu

barang milik orang lain dari tempat penyimpanannya dengan niat untuk dimiliki

atau dikuasai dengan tanpa izin atau tanpa sepengetahuan pemiliknya (secara

sembunyi-sembunyi) dan dalam jumlah nishab tertentu.61

Definisi yang lebih lengkap adalah definisi yang dikemukakan oleh

Muhammad Abu Syahbah.

رقة شرعا , ىي أخذالمكلف مال الغي خفية إذاب لغ نصاب , من حرز من غي أن –أى البالغ العاقل -السهة ف ىذا المال المأخوذ يكون لو شب

Pencurian menurut syara‟ adalah pengambilan oleh seorang mukalaf -

yang baliq dan berakal- terhadap harta milik orang lain dengan diam-

diam, apabila barang tersebut mencapai nishab (batasan minimal), dari

tempat simpanannya, tanpa ada syubhat dalam barang yang diambil

tersebut.62

3. Pengertian Tindak Pidana Anak

a. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Dalam hukum Islam, istilah hukum pidana disebut dengan fiqh jinayah.

Jinayah berarti “perbuatan yang dilarang oleh syara‟ baik perbuatan tersebut

mengenai jiwa, harta maupun lainnya”. Pengertian lain yang lebih operasional

adalah “segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan kriminal

yang dilakukan mukallaf (orang yang dibebani kewajiban), sebagai hasil dari

59

Kadar M. Yusuf, Tafsir Ayat Ahkam: Tafsir Tematik Ayat-ayat Hukum (Jakarta:

Amzah, 2011), 333. 60

Sulaiman Rasjid, Fiqh Islam (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2014), 440. 61

Amran Suadi dan Mardi Chandra, Politik Hukum Perspektif Hukum Perdata dan

Pidana Islam dan Ekonomi Syariah (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2016), 316. 62

Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam (Jakarta: Sinar Geafika, 2016),

82.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

27

pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari al-Quran dan hadis Nabi

Muhammad Saw.63

Berdasarkan kedua pengertian tersebut dapat dinyatakan bahwa, fiqh

jinayah adalah ilmu yang membicarakan tentang jenis-jenis hukum yang

diperintah dan dilarang al-Quran dan hadis Nabi Muhammad Saw., serta

hukuman yang akan dikenakan kepada orang yang melanggar baik perintah

maupun larangan tersebut (tindakan kriminal). Yang dimaksud tindakan kriminal

adalah perbuatan kejahatan yang mengganggu ketertiban umum serta tindakan

melawan peraturan perundang-undangan.64

Pengertian tersebut sejalan dengan perspektif hukum konvensional tentang

hukum pidana, yakni “hukum mengenai delik yang diancam dengan hukuman

pidana” atau dengan kata lain “serangkaian peraturan yang mengatur masalah

tindak pidana dan hukumannya”.65

Ada dua kata yang sama-sama memiliki

pengertian melawaan hukum dalam pengertian tersebut yakni kata “delik” dan

“tindak pidana”. Delik atau bahasa latinnya delictum berarti tindak pidana atau

sering juga dipergunakan istilah lainnya yaitu strafbaar feit yang merupakan

istilah dalam hukum pidana Belanda.66

Istilah strafbaar feit juga diadopsi dalam Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana Indonesia (selanjutnya disebut KUHP Indonesia) yang diartikan sebagai

“perbuatan yang dilarang oleh undang-undang serta diancam dengan hukuman

bagi orang yang melanggarnya”. Beberapa literatur dan peraturan perundangan-

undangan yang ada di Indonesia dapat dijumpai istilah lain untuk

menterjemahkan strafbaar feit, antara lain: (1) peristiwa pidana, (2) perbuatan

pidana, (3) pelanggaran pidana, (4) perbuatan yang dapat dihukum, (5) perbuatan

yang boleh dihukum, dan lain-lain.67

63

Asep Saepudin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis (Jakarta: Kencana,

2013), 111. 64

Saepudin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, 111. 65

Saepudin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, 112. 66

Andi Hamzah, Asas-Asas Hukum Pidana (Jakarta: Rineka Cipta, 1994), 86. 67

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 66.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

28

Beberapa arti dari strafbaar feit tersebut didasarkan pada berbagai

argumen yang melatarbelakangi muncul dan digunakan istilah tersebut. Hal ini

sesuai dengan pemahaman atas teknik pemahaman atas teknik interprestasi yang

digunakan sehingga muncul berbagai rumusan atau pengertian yang berlainan

pula.

Sudarto menggunakan istilah “tindak pidana” sebagai istilah lain dari

strafbaar feit, dengan alasan bahwa istilah “tindak pidana” sudah sering dipakai

oleh pembentuk undang-undang dan sudah diterima oleh masyarakat, jadi sudah

mempunyai sociologische gelding. Sementara itu, Utrecht dalam bukunya Hukum

Pidana I, menggunakan istilah “peristiwa pidana”. Alasannya, istilah tersebut

meliputi suatu perbuatan (handelen atau doenpositif) atau suatu melalaikan

(verzuim atau natalen, niet-doen negatif) atau akibatnya (keadaan yang

ditimbulkan oleh karena perbuatan itu).68

Moeljatno menyebutkan bahwa tindak (perbuatan) pidana adalah

“perbuatan yang dilarang oleh undang-undang dan diancam dengan pidana,

barang siapa yang melanggarnya”.69

Hal tersebut sebagaimana dikemukakan

dalam pidatonya pada tahun 1955, yang berjudul “Perbuatan Pidana dan

Pertanggungjawaban dalam Hukum Pidana”. Alasannya, pebuatan adalah

keadaan yang dibuat oleh seseorang atau barang sesuatu yang dilakukan. Lebih

lanjut dikatakan bahwa perbuatan menunjuk baik pada akibatnya maupun yang

menimbulkan akibat. Ia menganggap kurang tepat menggunakan istilah

peristiwa pidana sebagaimana yang digunakan dalam Pasal 14 UUDS 1950 untuk

memberikan suatu pengertian yang abstrak. Peristiwa adalah pengertian yang

konkret, yang hanya menunjuk pada suatu kejadian yang tertentu saja. Hal

tesebut sama halnya dengan pemakaian istilah “tindak” dalam term “tindak

pidana”.70

68

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 67. 69

Muhammad Ainul Syamsu, Penjatuhan Pidnana & Dua Prinsip Dasar Hukum

Pidana (Jakarta: Prenadamedia Grup, 2016), 15-16. 70

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 67.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

29

Simons menerangkan, bahwa strafbaar feid adalah kelakukan (handeling)

yang diancam dengan pidana, yang bersifat melawan hukum, yang berhubungan

dengan kesalahan dan yang dilakukan oleh orang yang mampu bertanggung

jawab.71

Van Hamel merumuskan sebagai berikut: strafbaar feit adalah kelakukan

orang (menselijke gerdraging) yang dirumuskan dalam undang-undang (wet),

yang bersifat melawan hukum, yang patut dipidana (strafwaardig) dan dilakukan

dengan kesalahan.72

Jika melihat pengertian-pengertian ini maka di situ dalam pokoknya

ternyata:

1. Bahwa feit dalam strafbaar feit berarti handeling, kelakuan atau

tingkah laku;

2. Bahwa pengertian strafbaar feit dihubungkan dengan kesalahan orang

yang mengadakan kelakuan tadi.73

Menurut Prof. Satochid Kartanegara, unsur delik terdiri atas unsur objektif

dan unsur subjektif. Unsur yang objektif adalah unsur yang terdapat di luar diri

manusia, yaitu berupa

1. Suatu tindakan;

2. Suatu akibat, dan

3. Keadaan.

Kesemuanya itu dilarang dan diancam dengan hukuman oleh undang-

undang. Unsur subjektif adalah unsur-unsur dari perbuatan yang dapat berupa:

1. Kemampuan dapat dipertanggungjawabkan;

2. Kesalahan.74

Adapun Simon berpendapat bahwa unsur-unsur Strafbaar fiet adalah:

1. Perbuatan manusia (positif atau negatif; berbuat atau tidak berbuat);

71

Teguh Prasetyo, Hukum Pidana (Jakarta: Rajawali Pers, 2015), 217. 72

Moeljatno, Asas-Asa Hukum Pidana (Jakarta: Rineka Cipta, 2015), 61. 73

Moeljatno, Asas-Asa Hukum Pidana, 61. 74

Leden Marpaung, Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana (Jakarta: Sinar Grafika,

2014), 10.

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

30

2. Diancam dengan dengan pidana;

3. Melawan hukum;

4. Dilakukan dengan kesalahan;

5. Oleh orang yang mampu bertanggungjawab.75

Selanjutnya, Van Hamel menyebutkan pula unsur-unsur Strafbaar feit,

yaitu:76

1. Perbuatan manusia yang dirumuskan dalam undang-undang;

2. Melawan hukum;

3. Dilakukan dengan kesalahan;

4. Patut dipidana.

Adapun unsur-unsur tindak pidana menurut Mezger adalah :

1. Perbuatan dalam arti yang luas dari manusia (aktif atau membiarkan);

2. Sifat melawan hukum;

3. Dapat dipertanggungjawabkan kepada seseorang;

4. Diancam dengan pidana77

b. Menurut Hukum Pidana Islam

Selain ada istilah delictum dan strafbaar feit dalam hukum konvensional,

di dalam hukum pidana Islam juga dikenal istilah Jinayah dan Jarimah.

Meskipun kedua istilah tersebut sama, tetapi kebanyakan fukaha memakai kata

jinayah untuk perbuatan yang terkait dengan jiwa, seperti; membunuh, melukai,

memukul, dan menggugurkan kandungan. Sedangkan kata jarimah dipergunakan

untuk menyebut selain pelanggaran terhadap jiwa. Sebenarnya, baik kata

delictum dan strafbaar feit maupun jinayah dan jarimah memiliki benang merah

yang kuat, yakni bermakna tindak kejahatan.78

Hukum pidana Islam dalam bahasa Arab disebut dengan jarimah atau

jinayah. Secara etimologis jarimah berasal dari kata jarama-yajrimu-jarimatan,

75

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 69. 76

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 69. 77

Marsaid, Perlindungan Hukum Anak Pidana, 69-70. 78

Saepudin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, 112.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

31

yang berarti “berbuat” dan “memotong”. Kemudian, secara khusus digunakan

terbatas pada “perbuatan dosa” atau “perbuatan yang dibenci”. Kata jarimah juga

berasal dari kata ajrama-yajrimu yang berarti “melakukan sesuatu yang

bertentangan dengan kebenaran, keadilan, dan meyimpang dari jalan yang

lurus”.79

Secara terminologis, jarimah yaitu larangan-larangan syara‟ yang diancam

oleh Allah dengan hukuman hudud dan takzir.80

Menurut Qanun No. 6 Tahun

2014 tentang Hukum Jinayat, bahwa yang dimaksud dengan jarimah adalah

perbuatan yang dilarang oleh syariat Islam yang dalam qanun ini diancam dengan

uqubah hudud dan / atau takzir.81

Menurut Qanun No. 7 Tahun 2013 tentang

Hukum Acara Jinayat, jarimah adalah melakukan perbuatan yang dilarang dan /

atau tidak melaksanakan perbuatan yang diperintahkan oleh syariat Islam dalam

Qanun Jinayat diancam dengan „uqubah hudud, qisash, diyat dan takzir.82

Pengertian jarimah sebagaimana dikemukakan oleh Imam Al-Mawardi

adalah sebagai berikut.

ها بد أوت عزير الل الرائم مظورات شرعية زجر ت عال عن

Jarimah adalah perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh syara‟ yang

diancam oleh Allah dengan hukuman had atau takzir.83

Secara etimologis, jinayah berasal dari kata jana-yajni-jinayatan, yang

berarti berbuat dosa.84

Secara terminologis, Jinayah yaitu perbuatan yang

dilarang oleh syara‟, baik perbuatan itu merugikan jiwa, harta benda atau

79

Mardani, Hukum Pidana Islam (Jakarta: PrenadaMedia Group, 2019), 1. 80

Ahmad Hanafi, Asas-Asas Hukum Pidana Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1990),

1. 81

Pemda Aceh, Qanun Aceh No. 6 Tahun 2014 tentang Hukuman Jinayat, Bab I

Ketentuan Umum, Pasal 1 angka (16). 82

Pemda Aceh, Qanun No. 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat, Pasal I

angka (36). 83

Mardani, Hukum Pidana Islam, 1. 84

Mustofa Hasan dan Beni Ahmad Saebani, Hukum Pidana Islam: Fiqh Jinayah

(Bandung: Pustaka Setia, 2013), 15.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

32

lainnya.85

Menurut Muchammad Ichsan dan M. Endrio Susila, fiqh al-jinayah

digunkan secara teknis dalam hukum Islam sebagai hukum yang mengatur

persoalan yang berhubungan dengan tindak pidana (kejahatan).86

Menurut Qanun No. 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat, hukum

jinayat adalah hukum yang mengatur tentang jarimah dan „uqubat

(hukumannya).87

Menurut Suparma Usman, hukum pidana yaitu ketentuan-ketentuan yang

mengatur hubungan antara manusia dengan sesamanya yang menyangkut tindak

pidana atau kejahatan terhadap badan, jiwa, kehormatan, akal, harta benda dan

lainnya.88

Menurut Muhammad Daud Ali, hukum jinayat, yaitu hukum yang memuat

aturan-aturan mengenai perbuatan-perbuatan yang diancam dengan hukuman

baik dalam jarimah hudud maupun dalam jarimah takzir.89

Menurut Abdul Qadir Audah dalam termibologi syara‟ mengandung

pembahasan perbuatan pidana yang luas, yaitu pelanggaran terhadap jiwa, harta,

atau lainnya. Selain itu, terdapat fukaha yang membatasi istilah jinayah kepada

perbuatan yang diancam dengan hukuman hudud dan qisash, tidak termasuk

perbuatan yang diancam dengan takzir. Istilah lain yang sepadan dengan istilah

jinayah adalah jarimah, yaitu larangan-larangan syara‟ yang diancam dengan

Allah hukuman had dan takzir.90

85

Mardani, Hukum Pidana Islam, 1. 86

Muchammad Ichsan dan M. Endrio Susila, Hukum Pidana Islam Sebuah

Alternatif (Yogyakarta: Lab Hukum FH UII, 2008), 6. 87

Pemda Aceh, Qanun No. 7 Tahun 2013 tentang Hukum Acara Jinayat, Pasal I

angka (34). 88

Suparman Usman, Hukum Islam: Asas-Asas dan Pengantar Studi Hukum Islam

dalam Tata Hukum Indonesia (Jakarta: Gaya Media Pratama, 2001), 41. 89

Mardani, Hukum Pidana Islam, 3. 90

Suadi dan Chandra, Politik Hukum Perspektif Hukum Perdata dan Pidana Islam

dan Ekonomi Syariah, 298.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

33

Unsur-unsur umum dari pada tindak pidana Pidana dalam hukum Islam

menurut Abdul Qodir Audah, dalam bukunya “At-Tas‟ri‟ul Jinaaiyyul-

Islamiyyu” ada tiga, yaitu:

1. Hendaknya ada nash yang mengancam tindak pidana yang dapat

menghukuminya, (Unsur Formil).

2. Melakukan perbuatan yang diancam dengan pidana, baik dengan

melakukan perbuatan atau tidak melakukan perbuatan, (Unsur Materil).

3. Hendaknya pelaku pidana kejahatan itu mukallaf atau bertanggung jawab

atas tindak pidana itu, (Unsur Moril).91

Penulis membuat kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa yang dimaksud

dengan tindak pidana pencurian oleh anak adalah perbutan anak yang dilakukan

dengan cara mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum,

yang pada hakikatnya merugikan perkembangan si anak sendiri serta merugikan

masyarakat.

B. Macam-Macam Pencurian yang dilakukan oleh Anak

1. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Jenis-jenis tindak pidana pencurian dalam hukum pidana Indonesia dapat

dibagi menjadi 5 macam, sesuai dengan yang diatur dalam pasal 362-367 KUHP,

antara lain:

a. Pencurian Biasa

Pencurian dalam bentuk pokok (biasa) sebagaimana diterangkan pada

pasal 362 KUHP :

Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama

lima tahun atau pidana denda paling banyak enam puluh ratus rupiah.92

91

Juhaya S. Praja dan Ahmad Syihabuddin, Delik Agama Dalam Hukum Pidana

Di Indonesia (Bandung: Angkasa, 2007), 81. 92

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Jakarta: Bumi Aksara,

2016), 128.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

34

Berdasarkan rumusan Pasal 362 KUHP, maka unsur-unsur pencurian biasa

adalah :

1) Mengambil

2) Suatu barang

3) Yang seluruhnya atau sebagian milik orang lain

4) Dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum

b. Pencurian Dengan Pemberatan

Pencurian dengan pemberatan dapat diterjemahkan sebagai pencurian

khusus atau pencurian dengan kualifikasi (gequalificeerde deifstal) yaitu

sebagai suatu pencurian dengan cara-cara tertentu sehingga bersifat lebih

berat hukuman yang di terima. Pencurian dalam bentuk pemberatan

sebagaimana diterangkan pada pasal 363 KUHP :

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

1. pencurian ternak;

2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan banjir, gempa

bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal

terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan

atau bahaya perang;

3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan

oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak

dikehendaki oleh yang berhak;

4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan,

atau untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan

dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan

memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian

jabatan palsu.

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam 3 disertai dengan salah

satu hal dalam butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara

paling lama sembilan tahun.93

93

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 128-129.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

35

c. Pencurian Ringan

Pencurian Ringan adalah pencurian yang memiliki unsur-unsur dari

pencurian didalam bentuknya yang pokok, yang karena ditambah dengan

unsur-unsur lain (yang meringankan), sehingga ancaman pidananya

diperingan. Pencurian dalam bentuk ringan sebagaimana diterangkan pada

pasal 364 KUHP :

Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 butir 4,

begitupun perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 butir 5, apabila

tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima

rupiah, diancam karena pencurian ringan dengan pidana penjara paling

lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak enam puluh rupiah.94

d. Pencurian Dengan Kekerasan

Pencurian dengan kekerasan sebagaimana diterangkan pada pasal 365

KUHP:

Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian

yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau

mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk

memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk

tetap menguasai barang yang dicurinya.

Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah

atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau

dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

3. jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau

memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu

atau pakaian jabatan palsu;

4. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.

5. Jika perbuatan mengakibatkan kematian maka diancam pidana

penjara paling lama lima belas tahun.

6. Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup

atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika

perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan

94

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 129.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

36

oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh

salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3.95

e. Pencurian dalam keluarga sebagaimana diterangkan pada pasal 367 KUHP

:

(1) Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab

ini adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan dan tidak

terpisah meja dan ranjang atau terpisah harta kekayaan, maka

terhadap pembuat atau pembantu itu tidak mungkin diadakan

tuntutan pidana.

(2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang atau

terpisah harta kekayaan, atau jika dia keluarga sedarah atau

semenda, baik dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat

kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin diadakan

penuntutan jika ada pengaduan yang terkena kejahatan.

(3) Jika menurut lembaga matriarkhal kekuasaan bapak dilakukan oleh

orang lain daripada bapak kandung (sendiri), maka ketentuan ayat

di atas berlaku juga bagi orang itu.96

Jadi jenis pencurian dalam hukum pidana Indonesia yang terdapat dalam

Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP) dapat dikelompokan menjadi 5

macam menurut jenis-jenisnya, adapun perinciannya sebagai berikut:

a. Pencurian dalam bentuk pokok (biasa) diatur dalam Pasal 362

KUHP.

b. Pencurian dalam bentuk pemberatan diatur dalam Pasal 363KUHP.

c. Pencurian dalam bentuk ringan diatur dalam Pasal 364 KUHP.

d. Pencuriandengan kekerasan diatur dalam Pasal 365 KUHP.

e. Pencurian dalam keluarga diatur dalam Pasal 367 KUHP.

2. Menurut Hukum Pidana Islam

Ulama Fikih membagi kejahatan terhadap benda ini ke dalam dua kategori,

yaitu pencurian yang diancam dengan hukuman had dan pencurian yang diancam

dengan hukuman ta‟zir. Pencurian yang diancam dengan hukuman had dapat

95

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 129-130. 96

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 130-131.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

37

dibagi kepada dua jenis, yaitu pencurian ringan (غرى رقة الص ) dan pencurian berat (الس

رى رقة الكب 97.(الس

Perbedaan antara pencurian ringan dan pencurian berat adalah bahwa

dalam pencurian ringan, pengambilan harta itu dilakukan tanpa sepengetahuan

pemilik dan tanpa persetujuannya. Sedangkan dalam pencurian berat,

pengambilan tersebut dilakukan dengan sepengetahuan pemilik harta tetapi tanpa

kerelaannya, disamping terdapat unsur kekerasan. Dalam istilah lain, pencurian

berat ini disebut jarimah hirabah atau perampokan.98

Pencurian yang hukumannya ta‟zir juga dibagi kepada dua bagian sebagai

berikut.

a. Semua jenis pencurian yang dikenai hukuman had, tetapi syarat-syaratnya

tidak terpenuhi, atau ada syubhat. Contohnya seperti pengambilan harta

milik anak oleh ayahnya.

b. Pengambilan harta milik orang lain dengan sepengetahuan pemilik tanpa

kerelaannya dan tanpa kekerasan. Contohnya seperti menjambret kalung

dari leher seorang wanita, lalu penjambret itu melarikan diri dan pemilik

barang tersebut melihatnya sambil berteriak memintak bantuan.99

C. Unsur-Unsur dalam Tindak Pidana Pencurian

1. Menurut Hukum Positif di Indonesia

a. Mengambil barang

Unsur pertama dari tindak pidana pencurian adalah perbuatan

mengambil barang. Kata mengambil (wegnemen) dalam arti sempit

terbatas pada menggerakkan tangan dan jari-jari, memegang

barangnya, dan mengalihkan ketempat lain.100

97

Mardani, Hukum Pidana Islam, 68-69. 98

Muslich, Hukum Pidana Islam, 82. 99

Muslich, Hukum Pidana Islam, 82. 100

Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, 15.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

38

b. Barang yang diambil

Oleh karena sifat tindak pidana pencurian adalah merugikan kekayaan

si korban, maka barang yang diambil harus berharga.101

c. Tujuan memiliki barangnya dengan melanggar hukum

Memiliki barang berarti menjadikan dirinya pemilik. Dan, untuk

menjadi pemilik suatu barang harus menurut hukum. Setiap pemilik

barang adalah pemilik menurut hukum. Maka, sebenarnya tidak

mungkin orang memiliki barang orang lain dengan melanggar hukum,

karena kalau hukum dilanggar, tidak mungkin orang tersebut menjadi

pemilik barang.102

d. Wujud perbuatan memiliki barang

Perbuatan ini dapat berwujud macam-macam seperti menjual,

menyerahkan, meminjamkan, memakai sendiri, mengadaikan, dan

sering bahkan bersifat negatif, yaitu tidak berbuat apa-apa dengan

barang itu, tetapi tidak mempersilahkan orang lain berbuat sesuatu

dengan barang itu tanpa persetujuannya.103

2. Menurut Hukum Pidana Islam

Dari definisi yang dikemukakan di atas dapat diketahui bahwa unsur-unsur

pencurian itu ada empat macam, yaitu sebagai berikut:104

a. Pengambilan secara diam-diam.

b. Barang yang diambil itu berupa harta.

c. Harta tersebut milik orang lain.

d. Adanya niat melawan hukum.

a. Pengambilan secara Diam-Diam

Pengambilan secara diam-diam terjadi apabila pemilik (korban) tidak

mengetahui terjadinya pengambilan barang tersebut dan ia tidak merelakanya.

101

Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, 16. 102

Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, 17. 103

Prodjodikoro, Tindak-Tindak Pidana Tertentu di Indonesia, 18. 104

Muslich, Hukum Pidana Islam, 82.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

39

Contohnya, seperti mengambil barang-barang milik orang lain dari dalam

rumahnya pada malam hari ketika ia (pemilik) sedang tidur. Dengan demikian,

apabila pengambilan itu sepengetahuan pemiliknya dan terjadi tanpa kekerasan

maka perbuatan tersebut bukan pencurian melainkan perampasan (ikhtilas).

Untuk terjadinya pengambilan yang sempurna diperlukan tiga syarat, yaitu

sebagai berikut.

1) Pencuri mengeluarkan barang yang dicuri dari tempat simpananya.

2) Barang yang dicuri dikeluarkan dari kekuasaan pemilik.

3) Barang yang dicuri dimasukkan ke dalam kekuasaan pencuri.105

b. Barang yang Diambil Berupa Harta

Salah satu unsur yang sangat penting untuk dikenakannya hukuman potong

tangan adalah bahwa barang yang dicuri itu harus barang yang bernilai mal

(harta). Apabila barang yang dicuri itu bukan mal (harta), seperti hamba sahaya,

atau anak kecil yang belum tamyiz maka pencuri tidak dikenai hukuman had.

Akan tetapi, Imam Malik dan Zhahiriyah berpendapat bahwa anak kecil yang

belum tamyiz bisa menjadi objek pencurian, walaupun bukan hamba sahaya, dan

pelakunya bisa dikenai hukuman had.106

Dalam kaitan dengan barang yang dicuri, ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi untuk bisa dikenakan hukuman potong tangan. Syarat-syarat tersebut

adalah sebagai berikut.

1) Barang yang dicuri harus berupa mal mutaqawwim.

2) Barang tersebut harus barang bergerak.

3) Barang tersebut adalah barang yang tersimpan.

4) Barang tersebut mencapai nishab pencurian.107

105 Jaenal Arifin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis (Jakarta: Kencana,

2013), 169.

106 Arifin et al., Hukum Keluarga, Pidana & Bisnis, 169. 107 Muslich, Hukum Pidana Islam, 83-84.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

40

1) Barang yang Dicuri Harus Mal Mutaqawwim

Pencurian baru dikenai hukuman had apabila barang yang dicuri itu barang

yang mutaqawwim, yaitu barang yang dianggap bernilai menurut syara‟. Barang-

barang yang tidak bernilai menurut pandangan syara‟ karena zatnya haram,

seperti bangkai, babi, minuman keras dan sejenisnya, tidak termasuk mal

mutaqawwim, dan orang yang mencurinya tidak dikenai hukuman.

2) Barang Tersebut Harus Barang yang Bergerak

Untuk dikenakanya hukuman had bagi pencuri maka disyaratkan barang

yang dicuri harus barang atau benda bergerak. Hal ini karena pencurian itu

memang menghendaki dipindahkannya sesuatu dan mengeluarkannya dari

tempat simpanannya. Hal ini tidak akan terjadi kecuali pada benda yang

bergerak.

3) Barang Tersebut Tersimpan di Tempat Simpanannya

Jumhur fuqaha berpendapat bahwa salah satu syarat untuk dikenakannya

hukuman had bagi pencuri adalah bahwa barang yang dicuri harus tersimpan di

tempat simpanannya. Sedangkan Zhahiriyah dan sekelompok ahli hadis tetap

memberlakukan hukuman had, walaupun pencurian bukan dari tempat

simpanannya apabila barang yang dicuri mencapai nishab pencurian.108

Dasar hukum disyaratkannya tempat simpanan (hirz) ini adalah hadis yang

diriwayatkan oleh Rafi‟ ibn Khadij bahwa Rasulullah saw. bersabda:

لا قطع ف ثر ولا كثر )رواه أحمد والأ ربعة(“Tidak ada hukuman potong tangan dalam pencurian buah-buahan dan

kurma”. (Hadis diriwayatkan oleh Ahmad dan empat ahli hadis)109

Adapun yang dimaksud dengan buah-buahan ( شر) dalam hadis tersebut

adalah buah-buahan atau kurma yang masih bergantung di pohonnya sebelum

dipetik dan disimpan. Dari hadis tersebut dapat dipahami bahwa pencurian dari

108

Muslich, Hukum Pidana Islam, 84. 109

Muslich, Hukum Pidana Islam, 84.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

41

pohonya tidak dikenai hukuman, karena pohon bukan tempat simpanan bagi

buah-buahan.

Hirz atau tempat simpanan ada dua macam, yaitu sebagai berikut.

a) Hirz bil makan atau hirz binafsih.

b) Hirz bil hafizh atau hirz bigairih.

Pengertian hirz bil makan adalah setiap tempat yang disiapkan untuk

penyimpanan barang, di mana orang lain tidak boleh masuk kecuali dengan izin

pemiliknya, seperti rumah, warung, gedung, dan sebagainya. Tempat ini disebut

tempat simpanan ( حرز) karena bentuk dan perlengkapannya dengan sendirinya

merupakan tempat simpanan tanpa memerlukan penjagaan.

Adapun yang dimaksud dengan hirz bil hafizh atau hirz bigairih adalah

setiap tempat yang tidak disiapkan untuk penyimpanan barang, di mana setiap

orang boleh masuk tanpa izin, seperi jalan, halaman, dan tempat parkir.

Hukumannya sama dengan lapangan terbuka jika di sana tidak ada orang yang

menjaganya. Artinya, tempat tersebut baru dianggap sebagi hirz apabila ada

orang yang menjaganya. Itulah sebabnya tempat tersebut disebut hirz bil hafizh

atau hirz bigairih. Sebagai contoh adalah seseorang yang memarkir

kendaraannya di pinggir jalan tanpa penjaga dianggap memarkir bukan pada hirz

atau tempat simpanannya. Akan tetapi, apabila di tempat tersebut terdapat

penjagaan seperti satpam maka jalan tersebut dianggap sebagai hirz bil hafizh

atau hirz bigairih.

4) Barang Tersebut Mencapai Nishab Pencurian.

Tindak pidana pencurian baru dikenakan hukuman bagi pelakunya apabila

barang yang dicuri mencapai nishab pencurian. Ketentuan ini didasarkan kepada

hadis Rasulullah saw. yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Muslim, Nasa‟i dan

Ibnu Majah, bahwa Rasulullah saw. bersabda:

ارق إلا ف ربع دي نارفصاعدا لات قطع يد الس

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

42

“Tangan pencuri tidak potong kecuali dalam pencurian seperempat dinar

ke atas”.110

Selain hadis tersebut terdapat pula hadis lain yang isinya sama, yaitu hadis

riwayat Imam Bukhari dengan redaksi sebagai berikut.

ت قطع اليد ف ربع دي نار فصاعدا

“Tangan pencuri dipotong dalam pencurian seperempat dinar ke atas”.111

Di samping itu, masih terdapat pula hadis lain yang diriwayatkan oleh

Imam Ahmad dari Aisyah ra. yang isinya lebih tegas dengan redaksi sebagai

berikut.

اقطعوا ف ربع دي نار ولا ت قطعوا فيما ىوأدن من ذلك

“Potonglah (tangan pencuri) dalam pencurian seperempat dinar dan

janganlah kamu memotongnya dalam pencurian yang kurang dari jumlah

tersebut”.112

Berdasarkan hadis-hadis tersebut, jumhur fuqaha berpendapat bahwa

hukuman potong tangan baru diterapkan kepada pencuri apabila nilai barang

yang dicurinya mencapi seperempat dinar emas atau tiga dirham perak.113

Akan

tetapi, beberapa ulama seperti Imam Hasan Basri, Abu Dawud Azh-Zhahiri, dan

kelompok Khawarij berpendapat bahwa pencuri baik sedikit maupun banyak

tetap harus dikenai hukuman potong tangan. Mereka ini di samping berpegang

kepada mutlaknya ayat 38 Surah Al-Maidah, juga berpegang kepada hadis yang

diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah, bahwa

Rasulullah saw. bersabda:

ارق يسرق الب يضة ف ت قطع يده ويسرق البل ف ت قطع ي الل لعن ده الس

110

Muslich, Hukum Pidana Islam, 85. 111

Muslich, Hukum Pidana Islam, 85. 112

Muslich, Hukum Pidana Islam, 86. 113

M. Nurul Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah (Jakarta: Amza, 2015), 104.

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

43

“Allah mengutuk pencuri, yang mencuri telur tetap harus dipotong

tangannya dan yang mencuri tali juga harus dipotong tangannya”.114

Di kalangan jumhur ulama sendiri tidak ada kesepakatan mengenai nishab

(batasan minimal) pencurian ini. Di samping pendapat yang menyatakan nishab

pencurian itu seperempat dinar emas atau tiga dirham perak, yang dikemukankan

oleh Imam Malik, Imam Syafi‟i. Dan Imam Ahmad, Imam Abu Hanifah

berpendapat bahwa nishab pencurian itu adalah sepuluh dirham yang setara

dengan satu dinar. Pendapat ini dadasarkan kepada hadis Nabi dari Ibn Abbas ia

berkata:

الل صلى الل عليو وسلم يد رجل ف من قيمتو دي نار أوعشرة درا ىم )رواه أبو داود( سول قطع ر “Rasulullah saw. memotong tangan seorang laki-laki dalam pencurian

tameng (perisai perang) yang harganya satu dinar atau sepuluh dirham”.

(Hadis diriwayatkan oleh Abu Dawud)115

Sebenarnya masih terdapat pendapat-pendapat lain yang beraneka ragam

mengenai nishab pencurian ini, di antaranya yang tertinggi yaitu empat dinar atau

40 (empat puluh) dirham, yang dikemukankan oleh Imam An-Nakha‟i, namun

pendapat ini tidak ada dasarnya.116

c. Harta Tersebut Milik Orang Lain

Untuk terwujudnya tindak pidana pencurian yang pelakunya dapat dikenai

hukuman had, disyaratkan barang yang dicuri itu merupakan hak milik orang

lain. Apabila barang yang diambil dari orang lain itu hak milik pencuri yang

dititipkan kepadanya maka perbuatan tersebut tidak dianggap sebagai pencurian,

walaupun pengambilan tersebut dilakukan secara diam-diam.

Pemilikan pencuri atas barang yang dicurinya yang meyebabkan dirinya

tidak dikenai hukuman harus tetap berlangsung sampai dengan saat dilakukannya

pencurian. Dengan demikian, apabila pada awalnya ia menjadi pemilik atas

barang tersebut, tetapi beberapa saat menjelang dilakukannya pencurian ia

114

Muslich, Hukum Pidana Islam, 86. 115

Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 105. 116

Muslich, Hukum Pidana Islam, 86-87.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

44

memindahkan hak milik atas barang tersebut kepada orang lain maka ia tetap

dikenai hukuman had, karena pada saat dilakukannya pencurian barang tersebut

sudah bukan miliknya lagi.

Dalam kaitan dengan unsur yang ketiga ini, yang paling penting adalah

barang tersebut ada pemiliknya, dan pemiliknya itu bukan di pencuri melainkan

orang lain. Dengan demikian, apabila barang tersebut tidak ada pemiliknya

seperti benda-benda yang mubah maka pengambilannya tidak dianggap sebagai

pencurian, walaupun dilakukan secara diam-diam.

Demikian pula halnya orang yang mencuri tidak dikenai hukuman had

apabila terdapat syubhat (ketidakjelasan) dalam barang yang dicuri. Dalam hal

ini pelaku hanya dikenai hukuman ta‟zir. Contohnya seperti yang dilakukan oleh

orang tua terhadap anaknya, sehingga terdapat syubhat dalam hak milik. Hal ini

ini didasarkan kepada hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Jabir

bahwa Rasulullah saw. bersabda:

انت وما لك لأبيك

“Engkau dan hartamu milik ayahmu”.117

Demikian pula halnya orang yang mencuri tidak dikenai hukuman had

apabila ia mencuri harta yang dimiliki bersama-sama dengan orang yang menjadi

korban, karena hal itu juga dipandang sebagai syubhat. Pendapat ini

dikemukakan oleh Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, Imam Ahmad, dan

golongan Syi‟ah. Akan tetapi, menurut Imam Malik, dalam kasus pencurian harta

milik bersama, pencuri tetap dikenai hukuman had apabila pengambilannya itu

mencapai nishab pencurian yang jumlahnya lebih besar dari pada hak miliknya.118

Pencurian hak milik umum menurut Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i,

Imam Ahmad, dan golongan Syi‟ah Zaidiyah, sama hukumannya dengan

pencurian hak milik bersama, karena dalam hal ini pencurian dianggap

117

Muslich, Hukum Pidana Islam, 87. 118

Muslich, Hukum Pidana Islam, 88.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

45

mempunyai hak sehingga hal ini juga dianggap sebagai syubhat. Akan tetapi

menurut Imam Malik, pencuri tetap dikenai hukuman had.119

d. Adanya Niat yang Melawan Hukum

Unsur yang keempat dari pencurian yang dikenai hukuman had adalah

adanya niat yang melawan hukum. Unsur ini terpenuhi apabila pelaku pencurian

mengambil suatu barang padahal ia tahu bahwa barang tersebut bukan miliknya,

dan karenanya haram untuk diambil. Dengan demikian, apabila ia mengambil

barang tersebut dengan keyakinan bahwa barang tersebut adalah barang yang

mubah maka ia tidak dikenai hukuman, karena dalam hal ini tidak ada maksud

melawan hukum.

Di damping itu, untuk terpenuhnya unsur ini disyaratkan pengambilan

tersebut dilakukan dengan maksud untuk memiliki barang yang dicuri. Apabila

tidak ada maksud untuk memiliki maka dengan sendirinya tidak ada maksud

melawan hukum, oleh karena itu ia tidak dianggap sebagai pencuri.

Demikian pula halnya pelaku pencurian tidak dikenai hukuman apabila

pencurian tersebut dilakukan karena terpaksa (darurat) atau dipaksa oleh orang

lain. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Baqarah ayat 173:

ر ب غ ولاعاد فلا إث عليو إن الل غفور رحيم )ابقرة : (١٣٧ ...فمن اضطر غي .....Tetapi barang siapa dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang ia

tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui batas maka tidak ada

dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang. (QS. Al-Baqarah: 173)120

Berbeda dari Abdul Qadir Audah yang menyatakan rukun pencurian ada

empat, Imam Al-Nawawi dalam Raudah Al-Talibin mengemukakan rukun

pencurian ada enam, yaitu (1) harta yang dicuri mencapai nisab; (2) harta yang

dicuri bukan milik pelaku; (3) harta yang dicuri memiliki nilai nominal; (4) harta

dimiliki korban secara sempurna, bukan harta rampasan; (5) tidak terdapat unsur

119

Muslich, Hukum Pidana Islam, 88. 120

Departemen Agama, Al-Qur‟an dan Terjemahnya: Surah Al-Baqarah (2) Ayat

173 (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2006), 20.

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

46

syubhat dari sisi kepemilikan antara pelaku dan korban; dan (6) harta disimpan di

tempat penyimpanan. Imam Al-Nawawi hanya menyoroti harta yang dicuri.

Mengenai cara pengambilan, apakah sembunyi-sembunyi atau terang-terangan,

tidak dijelaskan, bahkan pada awal pembahasan, tidak terdapat pengertian dan

batasan pencurian. Di samping itu, rukun melawan hukum juga tidak dijelaskan.

Hal ini dapat dipahami bahwa ulama-ulama klasik, seperti Al-Nawawi, belum

terpengaruh oleh konsep ilmu hukum modern, sebagaimana yang dialami oleh

Abdul Qadir Audah yang berkebangsaan Mesir dan hidup setelah terjadi interaksi

intensif dengan Prancis akibat kolonialisasi.121

D. Pembuktian untuk Tindak Pidana Pencurian

1. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Tujuan dari hukum acara pidana adalah mencari, menemukan dan

menggali kebenaran materil (Materieele Waarheid) atau kebenaran yang

sesungguh-sungguhnya. Dengan demikian, dalam hukum acara pidana tidaklah

dikenal adanya kebenaran formal (Formelele Waarheid) yang didasarkan semata-

mata ditujukan pada formalitas-formalitas hukum. Akan tetapi, ternyata usaha

mencari kebenaran materil tersebut tidaklah semudah yang dibayangkan oleh

kebanyakan orang.122

Dalam menemukan kebenaran materil memang cukup rumit, karena di

dalam pratiknya sangat bergantung kepada pembagian aspek dan dimensi.

Apabila ingin mengkaji konteks ini melalui optik dan visi R.Wirjono

Prodjodikoro yang menyatakan:123

Kebenaran biasanya hanya mengenai keadaan-keadaan yang tertentu yang

sudah lampau. Makin lama waktu lampau itu, makin sukar bagi hakim untuk

menyatakan kebenaran atas keadaan-keadaan itu. Oleh karena roda pengalaman

121

Irfan dan Masyrofah, Fiqh Jinayah, 120-121. 122

Lilik Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Hukum Acara

Pidana Indonesia (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2010), 118. 123

R. Wirjono Prodjodikoro, Hukum Acara Pidana di Indonesia (Bandung:

Sumur, 1974), 89.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

47

di dunia tidak mungkin diputar balikan lagi, maka kepastian seratus persen,

bahwa apa yang akan diyakini oleh hakim tentang suatu keadaan, betul-betul

sesuai dengan kebenaran, tidak mungkin dicapai. Maka, acara pidana sebetulnya

hanya dapat menunjukkan jalan untuk berusaha guna mendekati sebanyak

mungkin persesuaian antara keyakinan hakim dan kebenaran yang sejati. Untuk

mendapatkan keyakinan ini, hakim membutuhkan alat-alat guna menggambarkan

lagi keadaan-keadaan yang sudah lampau itu”.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disebutkan secara kongkret

bahwasannya jika hakim telah dapat menetapkan perihal adanya kebenaran,

aspek ini merupakan “pembuktian” tentang suatu hal. Tegasnya, “pembuktian”

melalui hukum pembuktian yang meliputi dimensi:124

a. Penyebutan alat-alat bukti yang dapat dipakai oleh hakim untuk

mendapatkan gambaran dari peristiwa yang sudah lampau itu (op somming

van bewijsmiddelen);

b. Penguraian cara bagaimana alat-alat bukti itu dipergunakan

(bewijsvoering);

c. Kekuatan pembuktian dari masing-masing alat bukti itu (bewijskracht der

bewijsmiddelen).

Dalam rangka menerapkan ”pembuktian” atau “hukum pembuktian”

hakim lalu bertitik tolak pada “sistem pembuktian” dengan tujuan mengetahui

bagaimana cara meletakkan suatu hasil pembuktian terhadap perkara yang

sedang diadilinya. Untuk itu, secara teoritis guna menerapkan sistem pembuktian

asasnya dalam ilmu pengetahuan hukum acara pidana dikenal adanya teori-teori

tentang sistem pembuktian.

124

Mulyadi, Seraut Wajah Putusan Hakim Dalam Hukum Hukum Acara Pidana

Indonesia, 119.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

48

M Yahyah Harapan125

menyebutkan bahwa sistem pembuktian itu terdiri

dari 4 teori yaitu, teori pembuktian berdasarkan berdasarkan undang-undang

secara positif (positive Wettelijk Bewijstheorie), teori pembuktian berdasarkan

keyakinan hakim melulu (conviction intime), teori pembuktian berdasarkan

keyakinan hakim atas alasan yang logis (conviction raisonee), sistem pembuktian

berdasarkan undang-undang secara negatif (negatief wettelijk).

1) teori pembuktian berdasarkan undang-undang secara positif (positive

wettelijk bewijstheorie)

Pembuktian yang didasarkan melulu kepada alat-alat pembuktian yang

disebut undang-undang, disebut sistem atau teori pembuktian berdasarkan

undang-undang secara positif (positive wettelijk bewijstheorie). Menurut M

Yahya Harahap,126

dikatakan secara positif, karena hanya didasarkan kepada

undang-undang melulu artinya, jika telah telah terbukti suatu perbuatan sesuai

dengan alat-alat bukti yang disebut oleh undang-undang, maka keyakinan hakim

tidak diperlukan sama sekali. Sistem ini juga disebut teori pembuktian formal.

2) Teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim melulu (conviction

intime)

Teori ini disebut juga conviction in time. Sistem ini yang menentukan

kesalahan terdakwa sementara ditentukan penilaian keyakinan hakim, kelemahan

sistem ini adalah besar keyakinan hakim tanpa dukungan alat bukti yang cukup.

Ada kecenderungan hakim untuk menerapkan keyakinanya membebaskan

terdakwa dari dakwaan tindak pidana walaupun kesalahannya telah terbukti.

Jadi, dalam sistem pembuktian conviction in time, sekalipun kesalahan

terdakwa sudah cukup terbukti, pembuktian yang cukup itu dapat

dikesampingkan keyakinan hakim. Sebaliknya walaupun kesalahan terdakwa

tidak terbukti berdasarkan alat-alat bukti yang sah, terdakwa bisa dinyatakan

125

M. Yahya Harahap, Pembahasan Masalah dan Penerapan KUHP

(Pemeriksaan Sidang Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali) (Jakarta:

Sinar Grafika, 2000), 277. 126

Harahap, Pembahasan Masalah dan Penerapan KUHP (Pemeriksaan Sidang

Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali), 277.

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

49

bersalah, semata-mata atas dasar keyakinan hakim. Keyakinan hakimlah yang

menentukan wujud kebenaran sejati dalam sistem pembuktian ini.127

3) teori pembuktian berdasarkan keyakinan hakim atas alasan yang

logis (conviction raisonee)

Menurut teori ini, hakim dapat memutuskan seseorang bersalah

berdasarkan keyakinanya, keyakinan yang didasarkan kepada dasar-dasar

pembuktian disertai dengan suatu kesimpulan (conclusive) yang berlandaskan

kepada peraturan-peraturan pembuktian tertentu. Jadi, putusan hakim dijatuhkan

dengan suatu suatu motivasi.

Keyakinan hak ini dalam sistem conviction raisonee harus dilandasi

reasoning atau alasan-alasan, dan reasoning itu harus “reasonable” yakni

berdasarkan alasan yang dapat diterima. Keyakinan hakim harus mempunyai

dasar-dasar alasan yang logis dan benar-benar dapat diterima akal. Tidak semata-

mata atas dasar keyakinan yang tertutup tanpa uraian alasan yang masuk akal.128

4) sistem pembuktian berdasarkan undang-undang secara negatif

(negatief wettelijk).

Teori atau sistem ini dapat dilihat dalam Pasal 183 Undang-Undang

Nomor 8 Tahun 1981, bahwa pembuktian harus didasarkan kepada undang-

undang, yaitu alat bukti yang sah dalam Pasal 184 Undang-Undang Nomor 8

Tahun 1981, disertai dengan keyakinan hakim yang diperoleh dari alat-alat bukti

tersebut. Hal ini juga dapat dilihat pada Undang-Undang Tentang Kekuasaan

Kehakiman No. 4 Tahun 2004. Pasal 6 ayat (2) yang berisi sebagai berikut:

Tidak seorang pun dapat di jatuhi pidana kecuali apabila pengadilan

karena alat pembuktian yang sah menurut undang-undang mendapat

keyakinan, bahwa seseorang yang dianggap dapat bertannggung jawab

telah bersalah atas perbuatan yang didakwakan atas dirinya.

127

Harahap, Pembahasan Masalah dan Penerapan KUHP (Pemeriksaan Sidang

Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali), 277. 128

Harahap, Pembahasan Masalah dan Penerapan KUHP (Pemeriksaan Sidang

Pengadilan, Banding, Kasasi dan Peninjauan Kembali), 254.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

50

Menurut D simon, dalam sistem atau teori pembuktian ini, pemidanaan di

dasarkan pada bukti berganda (dubel en grondslag) yaitu pada peraturan undang-

undang, dan keyakinan hakim, hakim yang bersumber dari undang-undang.

Sedangkan menurut Wirjono Prodjodikoro berpendapat bahwa sistem

pembuktian secara negatif sebaiknya tetap dipertahankan berdasarkan 2 alasan,

pertama memang sudah selayaknya harus ada keyakinan hakim tentang

kesalahan terdakwa, janganlah hakim terpaksa memidana orang sedangkan

hakim tidak yakin atas kesalahan terdakwa. Kedua ialah berfaedah jika ada

aturan yang mengikat hakim dalam menyusun keyakinannya, agar ada patokan-

patokan yang harus diturut oleh hakim.129

Penulis membuat kesimpulan dari penjelasan diatas bahwa yang paling

cocok digunakan dalam sistem pembuktian di Indonesia adalah negatief wettelijk

karena memang sudah selayaknya harus ada keyakinan hakim tentang kesalahan

terdakwa dan berfaedah jika ada aturan yang mengikat hakim dalam menyusun

keyakinannya, agar ada patokan-patokan yang harus diturut oleh hakim.

2. Menurut Hukum Pidana Islam

Tindak pidana pencurian dapat dibuktikan dengan tiga macam alat bukti,

yaitu dengan saksi, pengakuan, dan sumpah.

a. Dengan Saksi

Saksi yang diperlukan untuk membuktikan tindak pidana pencurian,

minimal dua orang laki-laki atau seorang laki-laki dan dua orang perempuan.

Apabila saksi kurang dari dua orang maka pencuri tidak dikenai hukuman.

Imam Abu Hanifah menambah persyaratan, yaitu bahwa persaksian

tersebut belum kadaluwarsa. Namun demikian, hal itu tidak menghalangi

pengambilan barang yang dicuri atau harganya. Akan tetapi, ulama-ulama yang

129

Jur. Andi Hamzah, Hukum Acara Pidana Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,

2016), 255-257.

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

51

lain tidak mengakui kadaluawarsa ini. Dengan demikian, menurut mereka (selain

Hanafiyah) persaksian tetap diterima baik kadaluwarsa maupun tidak.130

Di samping itu, Imam Abu Hanifah juga mensyaratkan untuk diterimanya

persaksiaan, adanya pengaduan atau tuntutan dari orang yang memiliki atau

mengusai barang yang dicuri. Akan tetapi, ulama-ulama yang lain tidak

mensyaratkan hal tersebut.131

b. Dengan Pengakuan

Pengakuan merupakan salah-satu alat bukti untuk tindak pidana pencurian.

Menurut Zhahiriyah, pengakuan cukup dinyatakan satu kali dan tidak perlu

diulang-ulang. Demikian pula pendapat Imam Malik, Imam Abu Hanifah, dan

Imam Syafi‟i. Akan tetapi Imam Abu Yusuf, Imam Ahmad, dan Syi‟ah Zaidiyah

berpendapat bahwa pengakuan harus dinyatakan sebanyak dua kali.132

c. Dengan Sumpah

Di kalangan Syafi‟iyah berkembang suatu pendapat bahwa pencurian bisa

juga dibuktikan dengan sumpah yang dikembalikan. Apabila dalam suatu

peristiwa pencurian tidak ada saksi dan tersangka tidak mengakui perbuatannya

maka korban (pemilik barang) dapat memintak kepada tersangka untuk

bersumpah bahwa ia tidak melakukan pencurian. Apabila tersangka enggan

bersumpah maka sumpah dikembalikan kepada penuntut (pemilik barang).

Apabila pemilik barang mau bersumpah maka tindak pidana pencurian bisa

dibuktikan dengan sumpah tersebut dan keengganan bersumpah tersangka,

sehingga ia (tersangka) dikenai hukuman had. Akan tetapi, pendapat yang kuat di

kalangan Syafi‟iyah dan ulama-ulama yang lain tidak menggunakan sumpah

yang dikembalikan sebagai alat bukti untuk tindak pidana pencurian.133

130

Muslich, Hukum Pidana Islam, 88. 131

Muslich, Hukum Pidana Islam, 89. 132

Muslich, Hukum Pidana Islam, 89. 133

Muslich, Hukum Pidana Islam, 88.

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

52

E. Hukuman untuk Tindak Pidana Pencurian yang dilakukan oleh Anak

1. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Hukuman tindak pidana pencurian menurut hukum positif di Indonesia

telah dijelaskan di atas pada bagian macam-macam pencurian. Adapun

perinciannya sebagai berikut:

a. Pencurian dalam bentuk pokok (biasa) sebagaimana diterangkan pada

pasal 362 KUHP :

Barangsiapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian

kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan

hukum, diancam karena pencurian, dengan pidana penjara paling lama

lima tahun atau pidana denda paling banyak enam puluh ratus rupiah.134

b. Pencurian dalam bentuk pemberatan sebagaimana diterangkan pada pasal

363 KUHP :

(1) Diancam dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun:

1. pencurian ternak;

2. pencurian pada waktu ada kebakaran, letusan banjir, gempa

bumi, atau gempa laut, gunung meletus, kapal karam, kapal

terdampar, kecelakaan kereta api, huru-hara, pemberontakan

atau bahaya perang;

3. pencurian di waktu malam dalam sebuah rumah atau

pekarangan tertutup yang ada rumahnya, yang dilakukan

oleh orang yang adanya di situ tidak diketahui atau tidak

dikehendaki oleh yang berhak;

4. pencurian yang dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

5. pencurian yang untuk masuk ke tempat melakukan kejahatan,

atau untuk sampai pada barang yang diambilnya, dilakukan

dengan merusak, memotong atau memanjat, atau dengan

memakai anak kunci palsu, perintah palsu atau pakaian

jabatan palsu.

(2) Jika pencurian yang diterangkan dalam 3 disertai dengan salah

satu hal dalam butir 4 dan 5, maka diancam dengan pidana penjara

paling lama sembilan tahun.135

134

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 128. 135

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 128-129.

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

53

c. Pencurian dalam bentuk ringan sebagaimana diterangkan pada pasal 364

KUHP :

Perbuatan yang diterangkan dalam pasal 362 dan pasal 363 butir 4,

begitupun perbuatan yang diterangkan dalam pasal 363 butir 5, apabila

tidak dilakukan dalam sebuah rumah atau pekarangan tertutup yang ada

rumahnya, jika harga barang yang dicuri tidak lebih dari dua puluh lima

rupiah, diancam karena pencurian ringan dengan pidana penjara paling

lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak enam puluh rupiah.136

d. Pencurian dengan kekerasan sebagaimana diterangkan pada pasal 365

KUHP:

Diancam dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun pencurian

yang didahului, disertai atau diikuti dengan kekerasan atau ancaman

kekerasan, terhadap orang dengan maksud untuk mempersiapkan atau

mempermudah pencurian, atau dalam hal tertangkap tangan, untuk

memungkinkan melarikan diri sendiri atau peserta lainnya, atau untuk

tetap menguasai barang yang dicurinya.

Diancam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun:

1. jika perbuatan dilakukan pada waktu malam dalam sebuah rumah

atau pekarangan tertutup yang ada rumahnya, di jalan umum, atau

dalam kereta api atau trem yang sedang berjalan;

2. jika perbuatan dilakukan oleh dua orang atau lebih dengan

bersekutu;

3. jika masuk ke tempat melakukan kejahatan dengan merusak atau

memanjat atau dengan memakai anak kunci palsu, perintah palsu

atau pakaian jabatan palsu;

4. jika perbuatan mengakibatkan luka-luka berat.

5. Jika perbuatan mengakibatkan kematian maka diancam pidana

penjara paling lama lima belas tahun.

6. Diancam dengan pidana mati atau pidana penjara seumur hidup

atau selama waktu tertentu paling lama dua puluh tahun, jika

perbuatan mengakibatkan luka berat atau kematian dan dilakukan

oleh dua orang atau lebih dengan bersekutu, disertai pula oleh

salah satu hal yang diterangkan dalam no. 1 dan 3.137

e. Pencurian dalam keluarga sebagaimana diterangkan pada pasal 367 KUHP

:

136

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 129. 137

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 129-130.

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

54

(1) Jika pembuat atau pembantu dari salah satu kejahatan dalam bab

ini adalah suami (istri) dari orang yang terkena kejahatan dan tidak

terpisah meja dan ranjang atau terpisah harta kekayaan, maka

terhadap pembuat atau pembantu itu tidak mungkin diadakan

tuntutan pidana.

(2) Jika dia adalah suami (istri) yang terpisah meja dan ranjang atau

terpisah harta kekayaan, atau jika dia keluarga sedarah atau

semenda, baik dalam garis lurus maupun garis menyimpang derajat

kedua, maka terhadap orang itu hanya mungkin diadakan

penuntutan jika ada pengaduan yang terkena kejahatan.

(3) Jika menurut lembaga matriarkhal kekuasaan bapak dilakukan oleh

orang lain daripada bapak kandung (sendiri), maka ketentuan ayat

di atas berlaku juga bagi orang itu.138

2. Menurut Hukum Pidana Islam

Apabila tindak pidana pencurian telah dapat dibuktikan maka pencuri

dapat dikenai dua hukuman, yaitu sebagai berikut.

a. Penggantian kerugian (Dhaman)

b. Hukuman potong tangan.

a. Penggantian kerugian (Dhaman)

Menurut Imam Abu Hanifah dan murid-muridnya penggantian kerugian

dapat dikenakan terhadap pencuri apabila ia tidak dikenai hukuman potong

tangan. Akan tetapi, apabila hukuman potong tangan dilaksanakan maka pencuri

tidak dikenai penggantian kerugian. Dengan demikian menurut mereka, hukuman

potong tangan dan penggantian kerugian tidak dapat dilaksanakan sekaligus

bersama-sama. Alasannya adalah bahwa Al-Qur‟an hanya menyebutkan

hukuman potong tangan untuk tindak pidana pencurian, sebagaimana yang

tecantum dalam surah Al-Maaidah ayat 38, dan tidak menyebut-nyebut

penggantian kerugian.139

Menurut Imam Syafi‟i dan Imam Ahmad, hukuman potong tangan dan

penggantian kerugian dapat dilaksanakan bersama-sama. Alasan mereka adalah

bahwa dalam pencurian terdapat dua hak yang disinggung, pertama hak Allah

138

Moeljatno, Kitab Undang-Undang Hukum Pidana, 130-131. 139

Muslich, Hukum Pidana Islam, 90.

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

55

(masyarakat) dan kedua hak manusia. Hukuman potong tangan ditujukan sebagai

imbangan dari hak Allah (masyarakat) sedangkan penggantian kerugian

dikenakan sebagai imbangan dari hak manusia.140

Menurut Imam Malik dan murid-muridnya, apabila barang yang dicuri

sudah tidak ada dan pencuri adalah orang yang mampu maka ia diwajibkan untuk

mengganti kerugian sesuai dengan nilai barang yang dicuri, di samping ia dikenai

hukuman potong tangan. Akan tetapi, apabila ia tidak mampu maka ia hanya

dijatuhi hukuman potong tangan dan tidak dikenai penggantian kerugian.141

b. Hukuman potong tangan.

Hukuman potong tangan merupakan hukuman pokok untuk tindak pidana

pencurian. Ketentuan ini didasarkan kepada firman Allah dalam surah Al-

Ma‟idah ayat 38:

ا ايدي هما جزاء با كس ارقة فاقطعو ارق والس والس ن الله ز حكيم با ن كالا م عزي ﴾٧٣﴿ والله “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan

keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan

sebagai siksaan dari Allah. Dan Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana” 142

Hukuman potong tangan merupakan hak Allah yang tidak bisa digugurkan,

baik oleh korban maupun oleh ulil amri, kecuali Syi‟ah Zaidiyah. Meurut

mereka, hukuman potong tangan bisa gugur apabila dimaafkan oleh korban

(pemilik barang).143

Hukuman potong tangan dikenakan terhadap pencurian yang pertama,

dengan cara memotong tangan kanan pencuri dari pergelangan tangannya.

Apabila ia mencuri untuk yang kedua kalinya maka ia dikenai hukuman potong

kaki kirinya. Apabila ia mencuri lagi untuk ketiga kalinya maka para ulama

berbeda pendapat. Menurut Imam Abu Hanifah, pencuri tersebut dikenai

140

Muslich, Hukum Pidana Islam, 90. 141

Muslich, Hukum Pidana Islam, 90. 142

Departemen Agama, Al-Qur‟an Ar-Rasyid Mushaf Terjemah: Surah Al-

Ma‟idah (5) Ayat 38 (Jakarta: Al-Hadi Media Kreasi, 2015), 114. 143

Muslich, Hukum Pidana Islam, 91.

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

56

hukuman ta‟zir dan dipenjarakan. Sedangkan menurut Imam yang lainnya, yaitu

Imam Malik, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad, pencuri tersebut dikenai hukuman

potong tangan kiri. Apabila ia mencuri untuk keempat kalinya maka potong kaki

kanannya. Apabila ia masih mencuri untuk kelima kalinya maka ia dikenai

hukuman ta‟zir dan dipenjara seumur hidup (sampai ia mati) atau sampai ia

bertobat.144

Pendapat jumhur ulama ini didasarkan kepada hadis Nabi yang

diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dai Abu Hurairah, Nabi bersabda dalam kaitan

dengan hukuman bagi pencuri:

ارق إن سرق فا قطعوا يده ث إن سرق فا قطعوا رجلو، ث إن سرق فا قطعوا يده ، ث إن سرق فا قطعوا والس رجلو

Jika ia mencuri potonglah tangannya (yang kanan), jika ia mencuri lagi

potonglah kakinya (yang kiri), jika ia mencuri lagi potonglah tangannya

(yang kiri), kemudian apabila ia mencuri lagi potonglah kakinya (yang

kanan).145

Adapun batas pemotongan menurut ulama yang empat, yaitu Imam Malik,

Imam Abu Hanifah, Imam Syafi‟i, dan Imam Ahmad adalah dari pergelangan

tangan. Sedangkan menurut Khawarij pemotongan dari pundak. Alasan jumhur

ulama adalah karena pengertian minimal dari tangan itu adalah telapak tangan

dan jari. Alasan Khawarij adalah karena pengertian tangan itu mencakup

keseluruhan dari sejak ujung jari sampai batas pundak.146

144

Muslich, Hukum Pidana Islam, 91. 145

Muslich, Hukum Pidana Islam, 91. 146

Muslich, Hukum Pidana Islam, 92.

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

57

F. Hal-Hal yang Menggugurkan Hukuman Pencurian yang dilakukan

oleh Anak

1. Menurut Hukum Positif di Indonesia

Di dalam hukum pidana kita mengenal perbuatan-perbuatan pidana yang

merupakan pelanggaran/kejahatan yang tidak dapat dihukum. Tentang tidak

dapat dihukumnya ini disebabkan karena beberapa hal, yaitu sebagai berikut.147

a. Karena sebab yang ada pada diri orang itu sendiri, tercantum dalam Pasal

44 ayat (1) KUHP:

Barangsiapa mengerjakan sesuatu perbuatan, yang tidak dapat

dipertanggungjawabkan kepadanya karena kurang sempurna akalnya atau

karena sakit berubah akal, tidak boleh dihukum.

b. Karena sebab dari luar keadaan si pembuat. Sesuatu perbuatan tidak dapat

dihukum karena sebab atau oleh keadaan sekitarnya (uitwendige ooraak),

yang termasuk di sini adalah:

1) dalam keadaan berat lawan (overmacht) dalam Pasal 48 KUHP;

Seseorang yang melakukan perbuatan yang dapat dihukum karena

terdorang oleh sebab paksaan, orang tersebut tidak dapatdi hukum.

2) dalam keadaan darurat (noodtoestand) dalam Pasal 49 ayat (2)

KUHP;

Pembelaan yang melampaui batas, yang langsung disebabkan oleh

guncangan jiwa yang hebat karena serangan itu, tidak dipidana.

3) karena pembelaan terpaksa (noodweer) dalam Pasal 49 ayat (1)

KUHP;

Barangsiapa terpaksa melakukan perbuatan untuk pembelaan

karena ada serangan atau ancaman serangan ketika itu yang

melawan hukum, terhadap diri sendiri maupun orang lain, terhadap

kehormatan kesusilaan atau harta benda sendiri maupun orang

lain, tidak dipidana.

147

Umar Said Sugiarto, Pengantar Hukum Indonesia (Jakarta: Sinar Grafika,

2015), 243.

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM TINDAK PIDANA PENCURIAN OLEH …repository.radenfatah.ac.id/6914/2/Skripsi Bab II.pdf · 2020. 6. 4. · PENCURIAN OLEH ANAK A. Pengertian Tindak Pidana Pencurian

58

4) karena melaksanakan peraturan perundang-undangan dalam Pasal

50 KUHP;

Orang yang melakukan perbuatan untuk menjalankan undang-

undang, tidak dihukum.

5) karena melaksanakan perintah jabatan dalam Pasal 51 ayat (1)

KUHP.

Barangsiapa melakukan perbuatan untuk melaksanakan perintah

jabatan yang diberikan oleh penguasa yang wenang, tidak dipidana.

2. Menurut Hukum Pidana Islam

Hukuman potong tangan dapat gugur karena hal-hal berikut ini.

a. Karena orang yang barangnya dicuri tidak mempercayai pengakuan

pencuri atau tidak mempercayai para saksi. Ini menurut Imam Abu

Hanifah.

b. Karena adanya pengampunan dari pihak korban, tetapi pendapat ini

hanya dikemukakan oleh Syiah Zaidiyah.

c. Karena pencuri tersebut menarik kembali pengakuannya. Ini berlaku

apabila pembuktiannya hanya dengan pengakuan.

d. Karena dikembalikannya barang yang dicuri sebelum perkaranya

diajukan ke pengadilan. Pendapat ini hanya dikemukakan oleh Imam

Abu Hanifah.

e. Karena pencuri tersebut berusaha memiliki barang yang dicuri,

sebelum adanya keputusan pengadilan.

f. Karena pencuri tersebut mengaku bahwa barang yang dicurinya

adalah miliknya.148

148

Muslich, Hukum Pidana Islam, 92.