BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN ...pemerintah, misalnya perjanjian ikatan dinas....

24
24 BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KURSUS MENGEMUDI 2.1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian 2.1.1. Istilah dan pengertian dari perjanjian Perjanjian merupakan salah satu bagian dari Hukum perdata.Definisi Hukum perdata bermacam-macam dan terdapat berbagai pendapat ang berbeda-beda meskipun demikian perbedaan tersebut tidak bersifat prinsipil melainkan bersifat penekanan saja. Contoh beberapa definisi Hukum perdata antara lain: menurut Wiryono Prodjodikoro menyatakan bahwa Hukum perdata adalah suatu rangkaian Hukum antara orang-orang atau badan Hukum satu sama lain tentang hak dan kewajiban. Menurut Sudikno Mertokusumo Hukum perdata adalah Hukum antar perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan antara yang satu dengan yang lain di dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan masyarakat, di mana pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak. Menurut Asis Safioedin Hukum Perdata adalah Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan Hukum yang meliputi hubungan Hukum antara yang satu dengan yang lain (antara subjek Hukum yang satu dengan subjek Hukum yang lain) di dalam masyarakat yang menitikberatkan kepada kepentingan perorangan. Menurut Soebekti Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum privat materiil, yaitu Hukum pokok yang mengatur kepentingan- kepentingan perseorangan. Hukum perdata dapat dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni :

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN ...pemerintah, misalnya perjanjian ikatan dinas....

24

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN DAN KURSUS MENGEMUDI

2.1. Tinjauan Umum Tentang Perjanjian

2.1.1. Istilah dan pengertian dari perjanjian

Perjanjian merupakan salah satu bagian dari Hukum perdata.Definisi Hukum

perdata bermacam-macam dan terdapat berbagai pendapat ang berbeda-beda

meskipun demikian perbedaan tersebut tidak bersifat prinsipil melainkan bersifat

penekanan saja. Contoh beberapa definisi Hukum perdata antara lain: menurut

Wiryono Prodjodikoro menyatakan bahwa Hukum perdata adalah “suatu rangkaian

Hukum antara orang-orang atau badan Hukum satu sama lain tentang hak dan

kewajiban”. Menurut Sudikno Mertokusumo Hukum perdata adalah “Hukum antar

perorangan yang mengatur hak dan kewajiban perorangan antara yang satu dengan

yang lain di dalam hubungan kekeluargaan dan di dalam pergaulan masyarakat, di

mana pelaksanaannya diserahkan kepada masing-masing pihak”. Menurut Asis

Safioedin Hukum Perdata adalah “Hukum yang memuat peraturan dan ketentuan

Hukum yang meliputi hubungan Hukum antara yang satu dengan yang lain (antara

subjek Hukum yang satu dengan subjek Hukum yang lain) di dalam masyarakat yang

menitikberatkan kepada kepentingan perorangan”.

Menurut Soebekti Hukum perdata dalam arti luas meliputi semua Hukum

privat materiil, yaitu Hukum pokok yang mengatur kepentingan- kepentingan

perseorangan.

Hukum perdata dapat dapat dibagi menjadi 2 kategori, yakni :

25

1. Hukum perdata dalam arti yang luas adalah Kitab Undang-undang Hukum

Perdata atau Burgerlijk Wetboek dan Kitab Undang-undang Hukum Dagang

atauWetbook Van Koophandel disertai pula dengan Peraturan Perundang-

undangan yang melengkapinya.

2. Hukum perdata dalam arti yang sempit adalah hanya Kitab Undang-undang

Hukum Perdata atau Burgerlijk Wetboek1.

Buku III KUHPerdata merumuskan tentang perikatan (Van Verbintenissen)

yang memiliki sifat terbuka artinya isi dari perikatan dapat ditentukan oleh para pihak

dengan beberapa syarat yaitu tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan

dan undang-undang.Buku III KUHPerdata mengatur tentang verbintenissenrecht,

dimana tercakup pula istilah overeenkomst.Dikenal terjemahan dari verbintenis, yaitu

perikatan perutangan, perjanjian.sedangkan overeenkomstada 2 terjemahan aitu

perjanjian dan persetujuan.

Definisi perjanjian terdapat pada Pasal 1313 KUHPerdata yaitu sebagai

berikut “Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih

mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih”.

2.1.2. Sumber-sumber Hukum perjanjian

a. Kitab Undang-undang Hukum Perdata

Pasal 1338 KUHPerdata tentang asas kebebasan berkontrak (a) membuat,

tidak membuat perjanjian (b) mengadakan perjanjiandengan siapapun (c)

1 Handri Raharjo, 2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, cet. I, PT. Buku Kita Jakarta, h. 22

26

menentukan isi, persyaratan dan pelaksanaan perjanjian (d) menentukan

bentuk perjanjian;

Pasal 1233- Pasal 1312 KUHPerdata tentang perikatan pada umumnya;

Pasal 1313 – 1351 KUHPerdata tentang perikatan yang lahir dari perjanjian;

Pasal 1381-1456 tentang penghapusan perikatan;

Pasal 1457-1540 tentang jual beli

Pasal 1601-1617 tentang persetujuan untuk melakukan pekerjaan;

Pasal 1865-1894 pasal-pasal yang berkaitan dengan bukti tulisan.

b. Perundang-undangan

Undang-undang Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen

2.1.3. Asas-asas Hukum perjanjian

Hukum perjanjian memberlakukan beberapa asas diantaranya;

a. Asas kebebasan berkontrak merupakan asas yang bermakna bahwa setiap orang

bebas membuat perjanjian dengan siapa pun apa pun isinya dan bentuknya selama

tidak melanggar undang-undang, ketertiban umum, dan kesusilaan (Pasal 1337

dan 1338 KUHPerdata)

Jika dipahami secara seksama maka asas kebebasan berkontrak

memberikan kebebasan kepada para pihak untuk:

1. Membuat atau tidak membuat perjanjian

2. Mengadakan perjanjian dengan siapapun

3. Menentukan isi perjanjian, pelaksanaan, dan persyaratannya

4. Menentukan bentuknya perjanjian yaitu serta tertulis atau lisan

27

b. Asas konselsualisme bermakna bahwa perjanjian lahir atau terjadi dengan adanya

kata sepakat (Pasal 1320, Pasal 1338 KUHPerdata)

c. Asas mengikatnya suatu perjanjian (pacta sunt seranda). Perjanjian yang dibuat

secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi yang membuatnya (Pasal 1338

ayat 1 KUHPerdata)

d. Asas itikad baik (togoe dentrow) perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik

(Pasal 1338 ayat 3 KUHPerdata)

e. Asas kepribadian merupakan asas yang menyatakan bahwa pada umumnya tidak

seorang pun dapat mengadakan perjanjian keuali untuk dirinya sendiri.

Pengecualiannya terdapat di dalam Pasal 1317 KUHPerdata tentang janji untuk

pihak ketiga.

2.1.4. Unsur-unsur perjanjian

Menurut Asser dalam perjanjian terdiri dari bagian inti (essensialia) dan

bagian bukan inti (naturalia dan accidentalia)

a. Unsur essensialia merupakan unsur yang erat kaitannya dengan syarat sahnya

perjanjian (Pasal 1320 KUHPerdata) dan untuk mengetahui adatidaknya

perjanjian serta untuk mengetahui jenis perjanjiannya.

b. Unsur naturalia merupakan unsur yang lazimya ada sifat bawaan perjanjian,

sehingga secara diam-diam melekat pada perjanjian, misalnya menjamin terhadap

cacat tersembunyi

c. Unsur accidentalia merupakan unsur yang harus tegas diperjanjikan

2.1.5. Syarat sahnya suatu perjanjian

28

Syarat sahnya perjanjian menurut Pasal 1320 KUHPerdata adalah

a. Sepakat (toestemming) kesesuaian, kecocokan pertemuan kehendak dari yang

mengadakan perjanjian atau pernyataan kehendak yang disetujui antara pihak-

pihak.2 Adapun unsur unsur dari kesepakatan meliputi :Offerta (penawaran)

adalah pernyataan pihak yang menawarkan dan Acceptasi (penerimaan) adalah

pernyataan pihak yang menerima penawaran.3

b. Kata sepakat harus diberikan secara bebas, dalam arti tidak ada paksaan,

penipuan, dan kekhilafan. Adapun masalah yang timbul dalam KUHPerdata

adalah cacat kehendak yaitu kehendak yang timbul tidak murni dari yang

bersangkutan. Tiga unsur cacat kehendak (Pasal 1321 KUHPerdata):

1. Kekhilafan/kekeliruan/kesesatan/dwaling (Pasal 1322 KUHPerdata). Sesaat

dianggap ada apabila pernyataan sesuai dengan kemauan tapi kemauan itu

didasarkan atas gambaran yang keliru baik mengenai orangnya (error in

persona) atau objeknya (error in substantia).

2. Paksaan / dwang (Pasal 1323- 1327 KUHPerdata). Pengertian paksaan adalah

kekerasan jasmani atau ancaman, sesuatu yang diperbolehkan Hukum yang

menimbulkan ketakutan kepada seseorang sehingga ia membuat perjanjian.4

2Mariam darus badrulzaman , 1996, K.U.H. Perdata Buku III, Hukum Perikatan Dengan

Penjelasan, Bandung: alumni , h.98 3Ibid.

4Handri Raharjo, op.cit, h. 50

29

3. Penipuan / bedraq (Pasal 1328 KUHPerdata) pihak yang menipu dengan daya

akalnya menanamkan suatu gambaran yang keliru tentang orangnya atau

objeknya sehingga pihak lain bergerak untuk menyepakati.

c. Perjanjian dapat dibatalkan apabila terjadi ketiga hal tersebut di atas. Dalam

perkembangannya muncul unsur cacat kehendak yang keempat yaitu

penyalahgunaan keadaan /undue influence(Burgerlijk Wetboektidak mengenal).

Pada hakikatnyanya ajaran penyalahgunaan keadaan bertumpu pada kedua hal

berikut, yaitu

1. Penyalahgunaan keunggulan ekonomi.

2. Penyalahgunaan keunggulan kejiwaan termasuk tentang psikologi,

pengetahuan, dan pengalaman.5

2.1.6. Pihak-pihak dalam perjanjian

Pihak – pihak dalam perjanjian adalah sebagai berikut:

a. Antara orang dengan orang;

b. Antara orang dengan badan usaha berbadan Hukum;

c. Antara orang dengan badan usaha bukan badan Hukum.

Perjanjian yang dibuat antara orang dengan orang atau dengan badan usaha

berbadan Hukum atau sebaliknya, secara formil maka:

5Salim HS, 2003, Perkembangan Hukum kontrak innominaat di indonesia,Buku kesatu,

Jakarta : Sinar Grafika, h. 28

30

a. Orang yang cakap bertindak menurut Hukum, tidak bertindak sendiri, tetapi atas

kehendaknya sendiri dapat menunjuk kuasa, berdasarkan surat kuasa khususnya;

b. Badan usaha, diwakili oleh yang mempunyai kewenangan seperti disebutkan

diatas, tidak bertindak sendiri, tetapi atas kewenangannya itu dapat menunjuk

kuasa, berdasarkan surat kuasa khusus;

c. Orang yang belum dewasa tidak cakap bertindak menurut Hukum, dan orang

yang berada di bawah pengampunan secara Hukum akan diwakili oleh walinya

atau pengampunnya.6

2.1.7. Jenis-jenis perjanjian

Perjanjian menurut sumbernya :

a. Perjanjian yang bersumber dari Hukum keluarga. Misalnya perkawinan.

b. Perjanjian yang bersumber dari Hukum kebendaan, adalah perjanjian yang

berhubungan dengan peralihan Hukum benda.

c. Perjanjian obligatoir, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban.

d. Perjanjian yang bersumber dari Hukum acara.

e. Perjanjian yang bersumber dari Hukum publik.

Perjanjian menurut hak dan kewajiban para pihak dibedakan menjadi:

a. Perjanjian timbal balik, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pokok

bagi kedua belah pihak. Perjanjian ini ada 2 macam, yaitu timbal balik yang

sempurna dan tidak sempurna. Misalnya, perjanjian jual beli7.

6I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra,op.cit, h. 31

31

b. Perjanjian sepihak, adalah perjanjian yang menimbulkan kewajiban pada satu

pihak saja, sedangkan pada pihak yang lain hanya ada hak contoh: hibah (Pasal

1666 KUHPerdata) dan perjanjian pemberian kuasa (Pasal1792 KUHPerdata)8.

Perjanjian menurut keuntungan salah satu pihak dan adanya prestasi pada

pihak yang lain, dibedakan menjadi:

a. Perjanjian cuma-cuma adalah perjanjian yang hanya memberikan keuntungan

pada salah satu pihak. Contoh: perjanjian hibah9.

b. Perjanjian atas beban adalah perjanjian dimana terhadap prestasi dari pihak yang

satu selalu terdapat kontra prestasi dari pihak lain dan antara kedua prestasi itu

ada hubungan menurut Hukum. Contoh: perjanjian jual beli, sewa menyewa, dan

lain-lain.

Perjanjian menurut namanya, dibedakan menjadi perjanjian

khusus/bernama/nominaat dan perjanjian umum /tidak bernama /innominaat

/perjanjian jenis baru (Pasal 1319 KUHPerdata)10

.

a. Perjanjian khusus/ bernama nominaat, adalah perjanjian yang memiliki nama dan

diatur dalam KUHPerdata11

. Contoh: perjanjian-perjanjian yang terdapat dalam

buku III Bab V-XVIII KUHPerdata.

7Mariam Darus Badrulzaman,op.cit, h. 90

8Djaja S Meliala, 2007, Perkembangan Hukum Perdata Tentang benda dan Hukum perikatan,

Bandung: Nuansa Aulia, h. 87 9Mariam Darus Badrulzaman,op.cit, h. 90

10Salim HS,op.cit, h. 18

11Djaja s. Meliala,op.cit,h. 88

32

b. Perjanjian umum/ tidak bernama/ innominaat perjanjian jenis baru, adalah

perjanjian yang timbul, tumbuh, dan hidup dalam masyyarakat karena asas

kebebasan berkontrak dan perjanjian ini belum dikenal pada saat KUHPerdata

diundangkan12

. Contohnya: kontrak konstruksi, joint venture, perjanjian sewa

beli.

Perjanjian menurut bentuknya ada 2 macam, yaitu perjanjian lisan / tidak

tertulis dan perjanjian tertulis. Termasuk perjanjian lisan adalah :

a. Perjanjian konsensual adalah perjanjian dimana adanya kata sepakat antara para

pihak saja sudah cukup untuk timbulnya perjanjian yang bersangkutan.

b. Perjanjian riil, adalah perjanjian yang hanya berlaku sesudah terjadinya

penyerahan barang atau kata sepakat bersamaan dengan penyerahan barangnya.

Misalnya perjanjian penitipan barang dan perjanjian pinjam pakai.

Sedangkan yang termasuk perjanjian tertulis yaitu :

a. Perjanjian standart atau baku adalah perjanjian yang berbentuk tertulis berupa

formulir yang isinya telah dibakukan terlebih dahulu secara sepihak oleh

produsen, serta bersifat masal, tanpa mempertimbangkan kondisi yang dimiliki

konsumen13

.

b. Perjanjian formal adalah perjanjian yang telah ditetapkan dengan formalitas

tertentu14

. Misalnya perjanjian perdamaian yang harus secara tertulis (Pasal 1851

12

Handri Raharjo,op.cit, h.61 13

Djaja S. Meliala,op.cit, h. 90 14

R. Subekti, op.cit, h. 16

33

KUHPerdata), perjanjian hibah dengan akta notaris. Akta yaitu surat yang diberi

tanda tangan, yang memuat peristiwa-peristiwa yang menjadi dasardari pada

suatu hak atau perikatan yang dibuat sejak semua dengan sengaja untuk

pembuktian.15

Akta dapat dibagi menjadi 2 yaitu: akta autentik dan akta dibawah

tangan. Akta autentik adalah akta yang dibuat oleh atau dihadapan pejabat yang

berwenang yang memuat tentang adanya peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar

adanya hak atau perikatan dan mengikat bagi pembuatnya ataupun bagi pihak

ketiga, sedangkan akta dibawah tangan adalah akta yang pembuatnya

dilaksanakan sendiri oleh para pihak atau tidak ada campur tangan dari pejabat.16

Perjanjian-pejanjian yang istimewa sifatnya menurut Mariam Darus Badrulzaman

yaitu:

a. Perjanjian liberaltoir adalah perjanjian dimana para pihak membebaskan diri dari

kewajiban yang ada. Misalnya, pembebasan hutang (Pasal 1438 KUHPerdata)

b. Perjanjian pembuktian, yaitu perjanjian dimana para pihak menentukan

pembuktian apakah yang berlaku di antara mereka.

c. Perjanjian untung-untungan, misalnya perjanjian asuransi (Pasal 1774

KUHPerdata)

d. Perjanjian publik, adalah perjanjian yang sebagian atau seluruhnya dikuasai oleh

Hukum publik, karena salah satu pihak bertindak sebagai penguasa atau

pemerintah, misalnya perjanjian ikatan dinas.

15

Handri Raharjo,op.cit, h. 64

16

Handri Raharjo,op.cit,h. 66

34

e. Perjanjian campuran / contractus sui generis (Pasal 1601 C KUHPerdata)

perjanjian ini terdapat unsur-unsur dari beberapa perjanjian bernama yang terjalin

menjadi satu sedemikian rupa sehingga tidak dapat dipisah-pisahkan sebagai

pejanjian yang berdiri sendiri-sendiri. Contoh, perjanjian antara pemilik hotel

dengan tamu.

f. Perjanjian penanggungan (borgtocht) adalah suatu persetujuan di mana pihak

ketiga demi kepentingan kreditur mengikatkan dirinya untuk memenuhi perikatan

debitur, bila debitur tidak memenuhi perikatannya (Pasal 1820 KUHPerdata).

g. Perjanjian garansi (Pasal1316 KUHPerdata)dan derden beding (Pasal 1317

KUHPerdata). Perjanjian garansi adalah suatu perjanjian di mana orang yang

menjamin pihak lain, bahwa seorang pihak ketiga yang ada diluar perjanjian atau

bukan pihak dalam perjanjian yang bersangkutanakan melakukan sesuatu atau

tidak akan melakukan sesuatu dan kalau sampai terjadi pihak ketiga tidak

memenuhi kewajibannya, maka ia akan bertanggung jawab untuk itu.17

Sedangkan derden beding (janji pihak ketiga) berdasarkan asas pribadi suatu

perjanjian berlaku bagi pihak yang megadakan perjanjian itu sendiri (Pasal 1315

jo Pasal 1340 KUHPerdata) dan para pihak tidak dapat mengadakan perjanjian

yang mengikat pihak ketiga, kecuali dalam apa yang disebut janji guna pihak

ketiga (Pasal 1317 KUHPerdata).

17

J. Satrio, 1995, Hukum Perikatan Perikatan Yang Lahir Dari Perjanjian, Buku 1,Bandung

PT. Citra Aditya Bakti, h. 97

35

Perjanjian menurut sifatnya dibedakan menjadi 2 yaitu : perjanjian pokok

adalah perjanjian yang utama dan perjanjian acessoir adalah perjanjian tambahan

yang mengikuti perjanjian utama/pokok, misalnya perjanjian pembebanan hak

tanggungan atau fidusia.18

Sedangkan penggolongan yang lain adalah didasarkan

pada hak kebendaan dan kewajiban yang ditimbulkan dari adanya kewajiban tersebut:

a. Perjanjian obligatoir adalah perjanjian yang baru meletakan hak dan kewajiban

kepada masing-masing pihak dan belum memindahkan hak milik;

b. Perjanjian kebendaan adalah perjanjian dengan mana seseorang menyerahkan

haknya atas sesuatu kepada pihak lain, misalnya peralihan hak milik.19

2.1.8. Objek perjanjian

Pasal 1332 KUHPerdata merumuskan bahwa “Hanya barang-barang yang

dapat diperdagangkan saja dapat menjadi pokok suatu perjanjian”. barang yang dapat

diperdagangkan ini mengandung pengertian luas, karena yang dapat diperdagangkan

ternyata tidaklah hanya barang yang tampak oleh mata, seperti tanah, mobil dll, tetapi

ternyata juga barang yang tidak tampak oleh mata juga dapat diperdagangkan,

misalnya jasa konsultasi Hukum, jasa konsultasi kesehatan, dan jasa konsultasi

lainnya.20

18

Salim HS, op.cit, h. 20

19

Handri Raharjo,op.cit, h.68 20

I Ketut Artadi dan I Dewa Nyoman Rai Asmara Putra, op.cit, h. 33

36

Jadi yang menjadi objek perjanjian adalah barang dan jasa.Seiring

perkembangan teknologi dan bertambahnya kebutuhan dari masyarakat, jasa

dijadikan sebagai salah satu objek dari perjanjian.

2.2. Tinjauan Umum Kursus Mengemudi

2.2.1. Pengertian kursus mengemudi

Kursus merupakan bagian dari perkembangan pendidikan dimasyarakat.

Kursus mengemudi dapat dikategorikan sebagai jenis pendidikan non formal yang

dapat memberikan solusi bagi masyarakat yang perekonomiannya bergerak dalam

bidang pengangkutan orang ataupun barang. Tidak hanya dari sektor ekonomi, faktor

sosial pun dapat tertunjang dengan mengikuti pendidikan nonformal.Definisi dari

kursus mengemudi tidak diatur secara khusus di dalam peraturan perundang-

undangan Republik Indonesia. Namun dalam kamus besar bahasa indonesia kata

“Kursus” memiliki makna tersendiri. Kursus adalah pelajaran tentang suatu

pengetahuan atau keterampilan yang diberikan dalam waktu singkat atau lembaga

diluar sekolah yang memberikan pelajaran serta pengetahuan atau keterampilan

dalam waktu singkat.21

Pendidikan adalah proses untuk memberikan manusia berbagai macam situasi

yang bertujuan memberdayakan diri.22

Pendidikan non formal terkait erat dengan

lembaga yang melaksanakan dan menyelenggarakan kegiatan kursus

21Dapartemen Pendidikan Nasional, 2011, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa

Edisi Keempat, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta h. 763 22

Nurani Soyomukti, 2013, Teori-Teori Pendidikan, cet I, Ar-ruzz Media, Jogjakarta, h. 27

37

tersebut.Lembaga adalah badan atau organisasi yang bertujuan melakukan suatu

penyelidikan keilmuan atau melakukan suatu usaha.

Demi kepercayaan, keamanan, serta kenyamanan bagi pengikut serta dalam

pendidikan nonformal maka penting untuk mengetahui akreditasi dari lembaga yang

bersangkutan. Akreditasi adalah pengakuan terhadap lembaga pendidikan yang

diberikan oleh badan yang berwenang setelah dinilai bahwa lembaga itu memenuhi

syarat kebakuan atau kriteria tertentu.

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 1 ayat 12 merumuskan bahwa : “Pendidikan nonformal adalah jalur

pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan

berjenjang”. Kemudian dalam Pasal 26 ayat 4 menjelaskan bahwa yang termasuk

dalam Satuan pendidikan nonformal terdiri atas lembaga kursus, lembaga pelatihan,

kelompok belajar, pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta satuan

pendidikan yang sejenis.

Kursus mengemudi dapat dikaitkan dengan Undang-Undang Nomor 22 Tahun

2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.Karena dalam undang-undang tersebut

telah diatur mengenai pihak-pihak dan lembaga tertentu yang diperbolehkan untuk

memberikan pelatihan khusus mengemudi kepada peserta didik.Pasal 78 ayat 1

merumuskan bahwa :“Pendidikan dan pelatihan mengemudi diselenggarakan oleh

lembaga yang mendapat izin dan terakreditasi dari Pemerintah”. oleh lembaga yang

mendapat izin dan terakreditasi dari Pemerintah. Serta pada Pasal 253 ayat (2)

merumuskan bahwa :

38

Pengembangan sumber daya manusia di bidang Lalu Lintas dan Angkutan

Jalan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan melalui pendidikan dan

pelatihan oleh:

a. Pemerintah;

b. Kepolisian Negara Republik Indonesia; dan/atau

c. lembaga swasta yang terakreditasi.

Dengan demikian kursus mengemudi merupakan pemberikan pengetahuan

dan keterampilan dalam waktu singkat diluar pendidikan formal yang ada dan khusus

dalam bidang pengetahuan dan keterampilan dalam mengemudi.

2.2.2. Pihak-pihak dalam kursus mengemudi

Suatu perjanjian selalu akan melibatkan dua pihak atau lebih, para pihak

terlibat di dalam suatu perjanjian tidak lepas dari identitas. Secara umum subjek

Hukum dari pendidikan nonformal yang berbentuk kursus dan khusus dalam bidang

mengemudi adalah pendukung kewajiban dan hak dalam hubungan hukum, yaitu

pihak-pihak yang terlibat secara langsung dalam proses perjanjian sebagai pihak

dalam perjanjian pendidikan nonformal kursus mengemudi, yang terdiri atas :

a. Pihak penyedia kursus

Pihak yang berkewajiban untuk menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar

baik secara praktik ataupun teori mengemudi serta berhak atas biaya pendidikan

yang disepakati.

b. Pihak pengguna jasa kursus mengemudi

Pihak yang berkewajiban untuk membayar biaya pendidikan nonformal kursus

mengemudi.Serta berhak mendapatkan pelatihan dan bimbingan mengemudi oleh

penyedia jasa.

39

c. Pihak pemerintah kelembagaan pendidikan nonformal

Pihak yang berkewajiban untuk mengawasi metode pembelajaran dan pelatihan

dari lembaga pendidik nonformal.

2.2.3. Fungsi kursus mengemudi

Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional Pasal 3 merumuskan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk

watak sertaperadaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuanuntuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi

Manusia yang beriman dan bertakwakepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, danmenjadi warga negara yang demokratis

serta bertanggung jawab.

Pendidikan nonformal dapat berfungsi untuk mempromosikan meningkatkan

kesadaran diantara orang-orang yang membutuhkan perubahan sosial23

. Pendidikan

nonormal yang memuat komponen kuat munculnya kesadaran dan secara bertahap

mengembangkan dalam diri pelajar rasa bertanggung jawab dalam proses

pembaharuan. Lembaga pendidikan non formal memberikan ruang kesadaran baru

pada masyarakat, bahwa upaya pendidikan bukan sekedar kegiatan untuk meraih

sertifikasi atau legalitas semata. Melainkan juga upaya pendidikan sejatinya

merupakan kegiatan penyerapan dan internalisasi ilmu, yang pada akhirnya

diharapkan mampu membawa peningkatan taraf kehidupan bagi individu maupun

masyarakat dalam berbagai aspek. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

23 M.Sardjan Kadir, 1982, Perencanaan Pendidikan Nonformal, Usana Offset Printing,

Surabaya, h. 89

40

Tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 26 ayat 2 merumuskan bahwa:

“Pendidikan nonformal berfungsi mengembangkan potensi peserta didik dengan

penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta

pengembangan sikap dan kepribadian profesional”.

2.2.4. Asas-asas kursus mengemudi

Kursus mengemudi yang dikategorikan sebagai pendidikan nonformal yang

memiliki hubungan erat dalam memperbaiki kualitas diri dari individu.Berikut

merupakan asas-asas yang terkait dalam pendidikan.

1. Asas inovasi

Salah satu tuntutan pembaharuan pendidikan adalah adanya potensi daripada

usaha yang ditempuh didalam penyempurnaan sistem pendidikan luar sekolah sesuai

dengan sasaran yang dikehendaki.Hoyle, seorang guru besar pada The Open

Universitydi Inggris menempatkan pengertian inovasi sebagai salah satu elemen

didalam pengertian “perubahan”.Hoyle juga menambahkan bahwa perubahan adalah

istilah generasi yang meliputi serangkaian konsep atau pengertian serta menekankan

bahwa menggunakan kata inovasi sebagai benda umum untuk menunjukkan objek,

ide, maupun praktek baru.Jadi dapat dikatakan bahwa istilah inovasi tidak dapat

dipisahkan dari perkataan yaitu “ide baru” ke benda baru.24

2. Asas wawasan masa depan

24 Ieda Joebaidah, 2012, Asas-Asas Pendidikan Non-

Formal,http://joebaidahasibuand.blogspot.co.id/2012/05/asas-pls.html. diakses tanggal 20 Oktober

2015

41

Didalam merencanakan dan mengembangkan program-program pendidikan

formal ataupun nonformal tingkatan minimal itu harus selalu dihubungkan dengan

jenis dan tingkat pengetahuan.Sikap serta jenis dan tingkat keterampilan yang harus

dikuasai oleh seseorang anggota masyarakat.Studi kasus yang telah banyak dilakukan

terhadap program pendidikan formal menunjukkan bahwa secara potensi sasaran

populasi pendidikan nonformal meliputi

a. Semua anggota masyarakat yang tidak mendapatkan kesempatan untuk

mengikuti program pendidikan formal disekolah.

b. Semua anggota masyarakat yang karena satu dan lain tidak dapat

menyelesaikan studi pada tingkat pendidikan tertentu secara bulat (drop out).

c. Anggota masyarakat yang meskipun telah menyelesaikan studi pada tingkat

pendidikan tertentu masih menganggap perlu untuk mendapatkan pendidikan

melalui program pendidikan nonformal. Hal ini disebabkan oleh semakin

majunya perkembangan ekonomi dan teknologi, serta keinginan untuk

meningkatkan pengetahuan dan keterampilan serta produktivitas sebagai

warga negara.

Proses penyusunan kebijakan pendidikan nonformal yang berorientasi kemasa

depan dapat dilakukan sebagaimana yang telah dikemukakan oleh Meyer dan

Greenwood melaluilangkah-langkah sebagai berikut :

1. Menetapkan tujuan umum yaitu memilih dan menentukan tujuan-tujuan yang

luas dan berjangka panjang.

42

2. Menilai kebutuhan yaitu menentukan perkiraan kebutuhan terhadap pendidikan

nonformal dimasa depan serta masyarakat industri dan informasi.

3. Menetapkan tujuan-tujuan khusus adalah memilih dan menetapkan target-

target khusus, biasanya bersifat kuantitatif dan dapat diukur walaupun tidak

mengabaikan analisa kualitatif, serta dapat dilaksanakan dalam perspektif

waktu tertentu.

4. Merancang kegiatan alternatif merupakan upaya kreatif untuk mengidentifikasi

berbagai kegiatan atau cara yang akan dilaksanakan dalam mencapai tujuan

khusus.

5. Memperkirakan konsekuensi merupakan upaya menganalisis berbagai

kemungkinan pengaruh positif dan pengaruh negatif dari kegiatan alternatif.

6. Menetapkan komponen-komponen program kegiatan yaitu memilih dan

menentukan perangkat yang dianggap paling tepat untuk melaksanakan

kegiatan.

7. Melaksanakan kegiatan mencakup pelaksanaan kegiatan alternatif yang terdiri

atas urutan tindakan yang direncanakan tersendiri dalam perencanaan

administratif kegiatan tersebut.

8. Mengevaluasi menetapkan hasil nyata dan proses kegiatan yang telah dipilih.

9. Mengkaji umpan balik untuk mengetahui sejauh mana tujuan-tujuan umum

telah tercapai.

3. Asas kebutuhan

43

Kebutuhan hidup manusia merupakan kebutuhan yang berkaitan dengan

upaya manusia untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupannya. Dalam

buku yang berjudul “motivation and personality” Maslow menjelaskan lima tingkatan

kebutuhan yang harus dan dapat dipenuhi oleh manusia dalam mempertahankan dan

mengembangkan kehidupannya. Lima tingkatan kebutuhan itu dimulai dari

kebutuhan fisiologis/dasar, kebutuhan rasa aman, kebutuhan social, kebutuhan

penghargaan, dan hingga ketingkat paling tinggi yaitu kebutuhan aktualitas diri.

Terpenuhinya kebutuhan dasar merupakan syarat bagi seseorang untuk memenuhi

tingkat kebutuhan lainnya sehingga pada akhirnya dapat memenuhi kebutuhan

aktualisasi diri. Dalam mengoperasionalkan arti kebutuhan, pakar psikologi

Bradshaw mengklasifikasi kebutuhan kedalam empat tipe yaitu:

1. Kebutuhan normatif timbul apabila seseorang atau suatu kelompok orang

berada dalam keadaan dibawah suatu ukuran yang telah ditetapkan.

2. Kebutuhan terasa didefinisikan melalui wawancara dengan seseorang atau

sekelompok yang mengenai apa yang mereka inginkan.

3. Kebutuhan yang dinyatakan merupakan kebutuhan hampir sama dengan

keperluan dalam konsep ekonomi.

4. Kebutuhan banding akan timbul apabila karakteristik suatu populasi yang

tidak menerima suatu layanan dalam keadaan hampir sama dengan

karakteristik populasi lain yang memperoleh layanan.

Dalam pendidikan nonformal, identifikasi kebutuhan yang diantisipasi ini

akan membantu dalam mempersiapkan peserta didik agar mampu memantau

44

lingkungan dan memahami kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi dimasa

depan. Kebutuhan ini juga sangat diperlukan oleh para perencana pendidikan dan

pembangunan untuk menghindari kekagetan dimasa depan dalam perkembangan dan

hasil pendidikan dimasa depan.

4. Asas relevansi

Asas relevansi dengan pembangunan telah memberikan tekanan pada

pentingnya program-program pendidikan nonformal yang dikaitkan secara erat

dengan pembangunan masyarakat. Asas relevansi dengan pembangunan masyarakat

mengandung tiga makna:

1. Bahwa kehadiran pendidikan nonformal didasarkan atas kebutuhan masyarakat

dan muncul karena tuntutan pembangunan masyarakat.

2. Program-program pendidikan nonformal berfungsi menggarap pengembangan

sumber daya manusia yang menjadi pelaku utama dalam pembangunan

masyarakat dan sekaligus menerima pengaruh dari pembangunan masyarakat itu.

3. Istilah pendidikan nonformal lahir dimasyarakat industri.

Salah satu sasaran yang ingin dicapai oleh pendidikan nonformal dalam

pembangunan masyarakat adalah tumbuhnya masyarakat gemar belajar (learning

society).Kegiatan untuk menumbuhkan masyarakat gemar belajar diawali oleh upaya

membelajarkan masyarakat dalam aspek ekonomi.Sehingga mereka mampu

melakukan fungsi penyediaan sarana, produksi, dan pemasaran hasil.

2.2.5. Manfaat kursus mengemudi

45

Pendidikan pelatihan tidak lain adalah untuk mengefektifkan pembekalan

keterampilan bagi anak didik, didalam kehidupan masyarakat, keterampilan

merupakan hal paling pokok untuk dapat menjadi bekal kehidupan yang lebih baik.25

Penyelenggaraan pendidikan nonformal khususnya dalam bidang mengemudi

memberikan beberapa manfaat dalam beberapa hal, diantaranya :

1. Keadilan dalam kesempatan pendidikan

Pendidikan nonformal tidak hanya ditujuan bagi masyarakat yang telah mengikuti

pendidikan formal saja.Seluruh kalangan masyarakan boleh mengikuti pendidikan

nonformal.Kursus memberikan kesempatan bagi masyarakat yang tidak dapat

mengikuti sistem pendidikan formal namun berkesempatan untuk menempuh

pendidikan keterampilan berbagai bidang.

2. Efisiensi dalam biaya pendidikan

Masyarakat yang dinamis dituntut untuk selalu mengetahui perkembangan

tehnologi yang ada baik itu dalam bidang transportasi, kuliner, sains, dll.Kursus

mengemudi yang mengkhususkan perkembangan dalam bidang keterampilan

dapat memberi jaminan bagi masyarakat yang tidak mengikuti pendidikan formal

untuk bersaing didunia kerja. Biaya yang lebih sedikit namun memiliki kualitas

yang kurang lebih sama dengan pendidikan formal.

3. Upaya untuk mengurangi pengangguran

25

Mohammad Saroni, 2013, Pendidikan untuk Orang Miskin Membuka Keran Keadilan

dalam Kesempatan Pendidikan, cet I, Ar-Ruzz Jogjakarta, h. 125

46

Kebutuhan akan kerja menuntut masyarakat memiliki keterampilan dan

pengalaman yang lebih banyak. Pendidikan nonformal merupakan kesempatan

untuk menambah pengetahuan pendidikan dalam bidang keterampilan.Dengan

mengikuti kursus atau lembaga pendidikan nonformal lainnya dapat memberikan

keterampilan bagi masyarakat sehingga dapat mengurangi pengangguran.

4. Pengembangan sumber daya manusia

Pendidikan nonformal seperti kursus dan lembaga lain akan menumbuhkan dan

mengembangkan profesionalisme dalam bidang transportasi khususnya sangat

besar artinya dalam pembinaan sumber daya manusia yang berkuaitas.

2.2.6. Tujuan kursus mengemudi

Salah satu wujud perkembangan suatu negara dilihat dari pendidikan

masyarakatnya.Biaya pendidikan formal yang tidak sedikit berakibat pada kesulitan

masyarakat kita bersaing didunia kerja.Tujuan umum pendidikan adalah pedoman

umum bagi pendidik untuk menentukan tujuan-tujuan khusus yang sifatnya

sementara26

.Maksudnya stiap tujuan khusus yang telah tercapai sebagian atau

seluruhnya adalah alat untuk mencapai tujuan-tujuan yang baru.Pendidikan

nonformal bertujuan untuk memberikan kesempatan bagi masyarakat dari berbagai

kalangan untuk menempuh pendidikan dan mendapatkan pelatihan dan bimbingan

diluar pendidikan formal.

26 HM. Hafi Anshari, 1983, Pengantar Ilmu Pendidikan, Usaha Nasional, Surabaya, h. 48

47

Santoso S.Hamijoyo menyatakan bahwa tujuan pendidikan luar sekolah

adalah supaya individu dalam hubungannya dengan lingkungan sosial dan alamnya

dapat secara bebas dan bertanggung jawab menjadi pendorong kearah

kemajuan.Tujuan yang ingin dicapai ialah memperbaiki kehidupan atau taraf

hidup.Artinya segala sesuatu yang dikerjakan orang-orang tersebut hendaknya

bermanfaat untuk kehidupan mereka dan bisa memperbaiki taraf hidup mereka.

Pendidikan nonformal kursus mengemudi memiliki beberapa tujuan diantaranya :

1. Masyarakat dari barbagai kalangan sosial baik laki-laki ataupun perempuan dapat

memperbaiki kualitas diri dan kualitas sosialnya masing-masing.

2. Memberikan rasa aman dan nyaman berkendara. Pendidikan nonformal ini telah

memberikan pelatihan dan bimbingan dalam bidang mengemudi.

3. Memberikan kesempatan bagi lembaga-lembaga swasta untuk menciptakan

lembaga yang membantu memperbaiki tata tertib berlalu lintas bagi masyarakat

dalam berkendara.