TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian...

18
TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN ANTARA PT. GOJEK INDONESIA DENGAN DRIVER JURNAL ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Untuk mencapai derajat S-1 pada Program Studi Ilmu Hukum Oleh: Musa Kharisman Aliyanto D1A014237 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MATARAM MATARAM 2018

Transcript of TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian...

Page 1: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN ANTARA

PT. GOJEK INDONESIA DENGAN DRIVER

JURNAL ILMIAH

Untuk memenuhi sebagian persyaratan

Untuk mencapai derajat S-1 pada

Program Studi Ilmu Hukum

Oleh:

Musa Kharisman Aliyanto

D1A014237

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

MATARAM

2018

Page 2: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

i

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN ANTARA

PT. GOJEK INDONESIA DENGAN DRIVER

Oleh:

Musa Kharisman Aliyanto

D1A014237

Menyetujui,

Pembimbing Pertama,

Sahruddin., S.H., M.H

NIP. 19631231 199203 1 016

Page 3: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

ii

TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN

ANTARA PT. GOJEK INDONESIA DENGAN DRIVER

Musa Kharisman Aliyanto

NIM: D1A014237

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MATARAM

ABSTRAK

Penelitian ini memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat dalam

hukum perjanjian mengenai perjanjian kerjasama kemitraan dan sebagai masukan

antara PT. Gojek Indonesia dengan driver. Penelitian ini merupakan penelitian

hukum normatif yang dianalisis menggunakan pendekatan perundang-undangan

(statute approach) dan pendekatan konsep (conceptual approach). Hak dan

kewajiban antara para dibuat secara baku oleh pihak PT. Gojek Indonesia dan

tidak diberi kesempatan pihak driver untuk memberikan pendapat, saran ataupun

kesempatan untuk merevisi klausul perjanjian baku tersebut. Upaya hukum yang

dapat dilakukan apabila salah satu pihak wanprestasi yaitu secara musyawarah

dan melalui pengadilan.

Kata Kunci: Perjanjian Kerjasama Kemitraan, PT. Gojek Indonesia, Driver.

JURIDICAL REVIEW OF THE AGREEMENT OF PARTNERSHIP

COOPERATION BETWEEN PT. GOJEK INDONESIA WITH DRIVER

ABSTRACT

This research contributes useful thoughts in the agreement law regarding

partnership cooperation agreements and as input between PT. Gojek Indonesia

with drivers. This research is a normative legal research that is analyzed using a

statute approach and conceptual approach. Rights and obligations between the

parties are made by default by PT. Gojek Indonesia and were not given the

opportunity for the driver to provide opinions, suggestions or opportunities to

revise the standard agreement clause. Legal efforts can be made if one of the

parties is in default, namely by deliberation and through the court.

Keywords: Partnership Cooperation Agreement, PT. Gojek Indonesia, Driver.

Page 4: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

i

I. PENDAHULUAN

Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara

perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

kemitraan merupakan perjanjian yang dikenal dalam Undang-Undang Nomor

20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Peraturan

Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan. Istilah kemitraan

berasal dari bahasa Inggris, yaitu “partner contract.”

Tidak dibenarkan dalam hubungan kemitraan terjadi keterpaksaan

dalam bentuk apapun termasuk ketidakberdayaan secara ekonomis dari salah

satu pihak. Tidak dibenarkan pula terjadinya penindasan secara ekonomis

salah satu pihak terhadap pihak yang lainnya.

Kontrak antara PT. Gojek Indonesia dengan driver dibuat secara

elektronik. Kontrak Elektronik yang dibuat oleh pengelola usaha memuat

beberapa pasal kerjasama kemitraan yang dibuat secara baku dan diberlakukan

sama untuk semua mitra kerjanya. Hal yang menarik dalam kontrak elektronik

yaitu terdapat beberapa pasal dalam ketentuan perjanjian tersebut yang tidak

menguntungkan bagi mitra kerja dan tidak ada ruang bagi mitra kerja untuk

melakukan tinjauan, sanggahan dan penawaran sebagai bagian dari unsur

kesepakatan dalam perjanjian. Jika mitra driver Gojek tersebut menyetujui

dengan isi yang terkandung dalam kontrak elektronik tersebut, maka driver

cukup menekan tombol klik yang telah disediakan di dalam kontrak elektronik

tersebut.

Page 5: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

ii

Mengenai autosuspend biasanya pihak kantor operasional GO-JEK

tidak memberikan alasan ke driver mengapa ia bisa terkena sanksi berupa

autosuspend yang berakibat saldo deposit tidak dapat ditarik dan dianggap

hangus. Dengan adanya hubungan kemitraan, maka seharusnya dalam

pelaksanaannya terjadi wanprestasi tidak mengakibatkan kerugian bagi salah

satu pihak.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka penulis merumuskan

permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah pengaturan perjanjian

kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh PT. Gojek Indonesia dengan driver;

dan 2. Bagaimanakah upaya hukum apabila terjadi wanprestasi dalam

pelaksanaan perjanjian kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia

dengan driver. Adapun tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini yaitu :1.

Mengetahui pengaturan perjanjian kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh

PT. Gojek Indonesia dengan driver;dan 2. Mengetahui upaya hukum apabila

terjadi wanprestasi dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama kemitraan antara

PT. Gojek Indonesia dengan driver. Manfaat dari penelitian ini yaitu: 1.

Secara teoritis memberikan sumbangsih pemikiran yang bermanfaat dalam

pengembangan ilmu hukum, khususnya hukum perjanjian mengenai perjanjian

kerjasama kemitraan; dan 2. Secara praktis sebagai masukan untuk para pihak

pengambil kebijakan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver mengenai

pelaksanaan perjanjian kerjasama kemitraan yang dilakukan oleh PT. Gojek

Indonesia dengan driver serta upaya hukum apabila terjadi wanprestasi dalam

pelaksanaan perjanjian kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia

Page 6: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

iii

dengan driver. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif. Metode

pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: 1. Pendekatan

Perundang-undangan (Statute Approach); dan Pendekatan Konseptual

(Conceptual Approach). Sumber dan jenis data yang digunakan dalam

penulisan ini yaitu: Bahan hukum primer, Bahan hukum sekunder, dan Bahan

hukum tersier. Teknik dan pengumpulan data dalam penelitian ini

dikumpulkan dengan teknik studi dokumen yaitu dengan membaca dan

mempelajari buku-buku, literatur, dan Peraturan Perundang-Undangan yang

berlaku yang dapat menunjang penelitian ini serta dokumen-dokumen yang

ada relevansinya dengan permasalahan yang diteliti. Bahan hukum yang

digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk kualitatif. Setelah di dapatnya

data-data yang tersusun secara sistematis dan lengkap baru kemudian

dianalisis secara kualitatif dengan maksud mempelajari sesuatu masalah yang

ingin diteliti secara mendasar dan mendalam sampai pada akar

permasalahannya, sehingga akan diperoleh suatu kejelasan masalah yang

dibahas. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan metode deduktif yaitu

menarik suatu kesimpulan dari data yang sifatnya umum ke khusus untuk

mendapatkan kejelasan terhadap suatu kebenaran sehingga memperoleh

gambaran yang jelas mengenai masalah yang diteliti.

Page 7: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

iv

II. PEMBAHASAN

Pengaturan Perjanjian Kerjasama Kemitraan yang Dilakukan oleh PT.

Gojek Indonesia dengan Driver

Perjanjian adalah kesepakatan yang terjadi ketika para pihak saling

berjanji untuk melaksanakan perbuatan tertentu. Menurut Subekti, perjanjian

adalah peristiwa ketika seseorang atau lebih berjanji untuk melaksanakan

suatu hal.1

Menurut Pasal 1313 KUH Perdata, perjanjian adalah suatu perbuatan

dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu

orang atau lebih. Dalam Pasal 1313 KUH Perdata tentang definisi

perjanjian, dapat diambil dua point yang menunjukkan bahwa kontrak

dan perjanjian adalah sama, yaitu adanya suatu perbuatan dan adanya

satu pihak atau lebih yang mengikat diri.

Perjanjian kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan

driver dilakukan secara elektronik (e-contract). Hal ini karena perjanjian

tersebut hanya ada di aplikasi GO-JEK driver dan juga sudah dijelaskan dalam

Pasal 1 mengenai Ketentuan Umum dan Pasal 5 Angka (5.2) mengenai

Kontrak Elektronik dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara PT. Gojek

Indonesia dengan driver.

Berdasarkan Pasal 2 tentang Hubungan Kerjasama dan Pasal 5 Ayat

(5.2) mengenai Kontrak Elektronik dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan

antara PT. Gojek Indonesia dengan driver dapat disimpulkan bahwa jika

driver melakukan tindakan mengklik persetujuan secara elektronik atas

perjanjian kemitraan GO-JEK, mengakses dan menggunakan aplikasi GO-

1 Subekti, dalam R. Joni Bambang S., Hukum Ketenagakerjaan, Cet. 1, Pustaka Setia

Bandung, Bandung, 2013, hlm. 81.

Page 8: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

v

JEK, itu berarti bahwa driver telah setuju dengan perjanjian kerjasama

kemitraan yang terdapat dalam aplikasi. Selain itu, dengan menyetujui

perjanjian kerjasama kemitraan, berarti driver juga telah setuju jika ada

perubahan terhadap syarat dan ketentuan yang diberlakukan.

Bentuk atau pola kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver

tidak dicantumkan dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Berdasarkan pola

kemitraan sebagaimana yang diatur dalam Pasal 26 Undang-Undang Nomor

Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dan Pasal

2 sampai dengan Pasal 8 Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang

Kemitraan, bentuk atau pola kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan

driver adalah bentuk lainnya. Hal tersebut karena dalam pelaksanaannya,

kontrak kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver

melakukan bagi hasil keuntungan sebesar 80 (delapan puluh) persen untuk

pihak driver dan 20 (dua puluh) persen untuk pihak PT. Gojek Indonesia.

Berbicara mengenai kemitraan tentu tidak lepas dari hak dan

kewajiban masing-masing pihak. Berdasarkan perjanjian kerjasama kemitraan,

terdapat ketidakseimbangan hak dan kewajiban antara PT. Gojek Indonesia

dengan driver. Kebanyakan dari 5 (lima) pasal yang tercantum dalam

perjanjian kerjasama kemitraan, penulis hanya menemukan kewajiban mitra

driver dan hak PT. Gojek Indonesia, dan penulis tidak menemukan mengenai

hak mitra driver dan kewajiban PT. Gojek Indonesia. Selain itu jika

diinterpretasikan, kewajiban driver secara tidak langsung adalah termasuk hak

PT. Gojek Indonesia.

Page 9: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

vi

Disini terlihat sifat adanya perjanjian baku dan mengandung klausula

eksonerasi, yaitu perjanjian yang diperuntukkan bagi driver yang melibatkan

diri dalam perjanjian ini. Klausula eksonerasi adalah syarat yang berisi untuk

membebaskan atau membatasi tanggung jawab seorang dalam melakukan

perjanjian.

Suatu perjanjian tidak saja mengikat pada apa yang dicantumkan

semata-mata dalam perjanjian, tetapi juga pada apa yang menurut sifatnya

perjanjian dihendaki oleh keadilan, kebiasaan atau undang-undang,

selanjutnya bahwa hak-hak atau kewajiban-kewajiban yang sudah lazim

diperjanjikan dalam suatu perjanjian, meskipun pada kenyataannya tidak

dimasukkan kedalam surat perjanjian, harus juga dianggap telah tercantum

dalam perjanjian.2

Dalam ketentuan kontrak, pihak pengelola tidak secara tegas dan

transparan menuliskan skema bagi hasil yang diterapkan. Penerapan kontrak

elektronik di PT. Gojek Indonesia yang dilakukan oleh pihak pengelola

aplikasi dengan pihak mitra (driver GO-JEK) yaitu dengan kontrak kerjasama

yang berbentuk kemitraan dengan presentase bagi hasil keuntungan sebesar 80

(delapan puluh) persen untuk mitra (driver GO-JEK) dan 20 (dua puluh)

persen untuk pihak PT. Gojek Indonesia.

Kontrak elektronik yang diterapkan oleh PT. Gojek Indonesia sudah

sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang No. 11 Tahun

2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dan Peraturan Pemerintah

2 Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Bandung, 1980, hlm. 140.

Page 10: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

vii

No. 82 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi

Elektronik. Namun, kontrak elektronik tersebut disusun dan dibuat oleh pihak

PT. Gojek Indonesia, tanpa ada keterlibatan pihak mitra (driver GO-JEK)

untuk memberikan sanggahan, tambahan dan koreksi dari isi klausul yang

diperjanjikan baik di tahap pra kontrak maupun pelaksanaan kontrak.

Sehingga dari lima pasal yang mengatur antara hak dan kewajiban para pihak,

terdapat beberapa pasal yang merugikan pihak mitra (driver GO-JEK). Pihak

mitra (driver GO-JEK) tidak dapat merubah atau mengkoreksi isi klausul

tersebut, dan hanya diberikan pilihan untuk menerima atau menolak kontrak

tersebut. Hal tersebut yang mengakibatkan kontrak elektronik bersifat baku,

karena isi klausul tersebut dibuat secara sepihak oleh pihak pengelola aplikasi

(PT. Gojek Indonesia).

Penjatuhan hukuman suspend oleh PT. Gojek Indonesia kepada driver

dengan dalih orderan fiktif, terdapat kesalahan PT. Gojek Indonesia

diantaranya tidak menjabarkan kesalahan driver dan tidak menanggapi

keluhan driver yang meminta kejelasan terkait pembekuan statusnya.

Mengenai pemutusan hubungan kemitraan secara tidak langsung yang bersifat

sepihak oleh PT. Gojek Indonesia bertentangan dengan Pasal 1338 Ayat (3)

dan Pasal 1339 KUH Perdata.

Memang perjanjian dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

menganut asas kebebasan berkontrak. Asas ini dapat disimpulkan dari Pasal

1338 KUH Perdata. Sebenarnya yang dimaksudkan oleh pasal tersebut tidak

lain dari pernyataan bahwa setiap perjanjian mengikat kedua belah pihak.

Page 11: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

viii

Tetapi dari pasal ini kemudian dapat ditarik kesimpulan bahwa orang leluasa

untuk membuat perjanjian apa saja asal tidak melanggar kepatutan, kebiasaan,

undang-undang ketertiban umum dan kesusilaan.

Dalam Undang-Undang Nomor Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil, dan Menengah dan Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997

tentang Kemitraan, salah satu unsur yang tercantum dalam definisi kemitraan

yaitu adanya prinsip yang saling memperkuat dan saling menguntungkan.

Akan tetapi mengenai sanksi suspend terhadap driver sangat merugikan driver

karena deposit driver GO-JEK yang menjadi haknya driver tidak bisa diambil

oleh driver dan dianggap hangus. Selain itu pihak kantor PT. Gojek Indonesia

juga tidak memberikan alasan mengapa driver dikenai sanksi suspend.

Selain itu deposit driver GO-JEK yang dianggap hangus oleh pihak

PT. Gojek Indonesia dapat dikategorikan sebagai tindak pidana penggelapan

dengan pemberatan, sebagaimana yang dinyatakan dalam Pasal 374 Kitab

Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP).

Dalam perjanjian kerjasama elektronik antara PT. Gojek Indonesia

dengan driver hampir setiap pasalnya terdapat klausul eksonerasi, contohnya

yang tercantum dalam Pasal 3 Ayat (3.4) mengenai Kode Etik dan Kewajiban

Mitra dan Pasal 5 Ayat (5.1) mengenai Penyelesaian Sengketa.

Dalam perjanjian baku telah ditentukan klausul-klasulnya oleh salah

satu pihak. Persoalannya kini, apakah dengan adanya berbagai klausul-klausul

tersebut, perjanjian itu mempunyai kekuatan mengikat. Penulis berpendapat

bahwa perjanjian baku bukan merupakan perjanjian karena bertentangan

Page 12: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

ix

dengan Pasal 1320 KUH Perdata. Ini diwakili oleh Sluitjar dan Mariam

Darusbadrulzaman. Sluijter berpendapat substansi kontrak itu bukan kontrak,

tetapi undang-undang swasta yang diberlakukan bagi debitur. Sedangkan

pandangan Mariam Darusbadrulzaman juga mengkaji dari aspek kebebasan.

Di sini pihak debitur tidak mempunyai kekuatan tawar menawar dalam

menentukan isi kontrak dengan pihak kreditur. Dengan demikian, kebebasan

berkontrak yang tercantum dalam Pasal 1338 KUH Perdata tidak mempunyai

arti bagi debitur, karena hak-hak debitur dibatasi oleh kreditur.

Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,

berpendirian bahwa perjanjian baku adalah sah, akan tetapi undang-undang ini

melarang pencantuman klausula baku yang bersifat sebelah dan jika

dicantumkan dalam perjanjian, maka klausula baku tersebut adalah batal demi

hukum.3

Upaya Hukum Apabila Terjadi Wanprestasi dalam Pelaksanaan

Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan

Driver

Apabila terjadi wanprestasi salah satu pihak dalam pelaksanaan

perjanjian kerjasama kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver,

maka penyelesaiannya dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara litigasi

dan non litigasi. Hal tersebut diatur dalam Perjanjian Kerjasama Kemitraan

Pasal 5 Ayat (5.1) mengenai Penyelesaian Sengketa. Berdasarkan pasal

3 Suharnoko., Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Cet. 6, Ed. 1. Kencana

Prenada Media Group, Jakarta, 2004, hlm. 125-126.

Page 13: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

x

tersebut, ada dua cara yang ditempuh dalam penyelesaian sengketa, yaitu

melalui musyawarah dan pengadilan.

GO-JEK memilih penyelesaian sengketa melalui Pengadilan Negeri

Jakarta Selatan. Ini artinya sengketa yang terjadi antara pihak PT. Gojek

Indonesia dengan driver yang berada di daerah lain diluar DKI juga

diselesaikan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan. Hal ini diatur dalam

perjanjian kerjasama kemitraan Pasal 5 Ayat (5.1) mengenai Penyelesaian

Sengketa. Perjanjian tersebut menyediakan perjanjian penyelesaian sengketa

yang tidak realistis dan pasti tidak akan ada yang menempuhnya. Penyelesaian

sengketa melalui Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebenarnya hendak

menyatakan bahwa penyedia jasa transportasi berbasis aplikasi tersebut tidak

melayani tuntutan hukum yang diajukan oleh driver.

Pada dasarnya kontrak dibuat untuk saling menguntungkan dan bukan

untuk saling merugikan atau untuk merugikan pihak lain. Oleh karena

itu, walaupun undang-undang memungkinkan pihak yang dirugikan

untuk membatalkan kontrak, selayaknya wanprestasi-wanprestasi kecil

atau tidak esensial tidak dijadikan alasan untuk pembatalan kontrak,

melainkan hanya pemenuhan kontrak baik disertai tuntutan ganti rugi

maupun tidak.4

Dengan demikian, walaupun pihak driver yang wanprestasi tidak dapat

mengajukan salah satu pembelaan atau tangkisan, pihak PT. Gojek Indonesia

tidak selamanya dapat menuntut pembatalan kontrak apabila prestasi yang

dilakukan terlambat atau tidak sempurna.

Salah satu tangkisan atau pembelaan yang dapat dilakukan oleh pihak

driver yang dituduh wanprestasi dengan dalih orderan fiktif yaitu tidak

4 Ahmadi Miru, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Cet. 5, Rajawali Pers, Jakarta,

2013, hlm. 76.

Page 14: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

xi

dipenuhinya kontrak (wanprestasi) terjadi karena keadaan terpaksa

(overmacht). Hal tersebut karena orderan secara otomatis masuk ke aplikasi

driver. Selain itu, salah satu penyebab terjadinya orderan fiktif yaitu driver

menyelesaikan orderan dari pelanggan yang sama secara berulang-ulang.

Padahal orderan dari pelanggan yang sama tersebut masuk secara otomatis ke

aplikasi driver dan driver juga tidak mengingat nama-nama pelanggan yang

pernah dilayani oleh driver.

Kebanyakan driver harus menerima orderan yang masuk tersebut.

Karena apabila ia tidak menerima orderan tersebut, dapat mengakibatkan

performa di aplikasi driver menurun. Performa bertujuan untuk mengukur

kinerja dari driver dalam melayani pelanggan, terutama dalam hal penerimaan

order. Performa dihitung berdasarkan jumlah order yang masuk ke aplikasi

driver. Jika driver tidak mengambil order yang masuk ke aplikasinya dan jika

order di cancel (dari sisi customer/driver/call center) maka tingkat

penyelesaian orderannya akan turun. Turunnya performa tersebut tentu sangat

mempengaruhi apakah driver mendapat bonus harian atau tidak.

Overmacht atau force majeure merupakan keadaan di mana seorang

debitur terhalang untuk melaksanakan prestasinya karena keadaan atau

peristiwa yang tidak terduga pada saat dibuatnya kontrak, keadaan atau

peristiwa tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kepada debitur,

sementara si debitur tersebut tidak dalam keadaan beritikad buruk.5

5 Munir Fuady, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Cet. 2, Citra Aditya

Bakti, Bandung, 2001, hlm. 113.

Page 15: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

xii

Dalam pelaksanaannya, apabila driver dianggap wanprestasi oleh

pihak PT. Gojek Indonesia, biasanya pihak driver terkena sanksi berupa

suspend (putus hubungan kemitraan) atau membayar ganti rugi sesuai dengan

kesalahan yang dilakukan. Hal tersebut karena dianggap telah menimbulkan

kerugian bagi perusahaan.

Dengan membuat perjanjian salah satu atau lebih pihak dalam

perjanjian tersebut mengikatkan dirinya untuk memenuhi kewajiban

sebagaimana yang dijanjikan. Ini berarti di antara para pihak yang membuat

perjanjian lahirlah perikatan. Dari suatu perjanjian dapat lahir berbagai macam

kewajiban atau prestasi yang wajib dipenuhi. Tidak saja prestasi yang telah

ditentukan yang wajib dipenuhi oleh salah satu pihak dalam perjanjian,

melainkan juga prestasi yang ditentukan oleh undang-undang, dan dilakukan

secara bertimbal balik antara kedua belah pihak dalam perjanjian.6

6 Kartini Muljadi dan Gunawan Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, Cet. 2, PT.

RajaGafindo Persada, Jakarta, 2004, hlm. 42-45.

Page 16: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

xiii

III. PENUTUP

Berdasarkan uraian penulis tersebut di atas, maka penulis membuat

kesimpulan sebagai berikut: 1. Perjanjian Kerjasama Kemitraan antara PT.

Gojek Indonesia dengan driver dibuat secara elektronik (e-contract). E-

contract yang dilakukan di PT. Gojek Indonesia tersebut dapat dipersamakan

dengan perjanjian baku dikarenakan e-contract tersebut dibuat secara sepihak

dan ketiadaan ruang negosiasi oleh pihak lainnya. Hak dan kewajiban antara

para pihak tidak seimbang dan proporsional karena klausul perjanjian telah

dibuat secara baku oleh pihak pengelola aplikasi (PT. Gojek Indonesia), yang

bertujuan untuk memproteksi dirinya dari segala kerugian yang mungkin

dilakukan oleh pihak mitra (driver GO-JEK). Pembuatan perjanjian kerjasama

kemitraan yang berorientasi posisi para pihak setara dan mutualisme

(keuntungan bersama) tidak dijalankan oleh berbagai pihak; dan 2. Apabila

terjadi wanprestasi salah satu pihak dalam pelaksanaan perjanjian kerjasama

kemitraan antara PT. Gojek Indonesia dengan driver, maka penyelesaiannya

dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara litigasi dan non litigasi.

Berdasarkan Perjanjian Kerjasama Kemitraan, ada dua cara yang ditempuh

dalam penyelesaian sengketa, yaitu melalui musyawarah dan pengadilan. Dari

uraian Kesimpulan di atas, penulis menarik beberapa saran, yaitu: 1.

Diharapkan kepada PT. Gojek Indonesia untuk memperbaiki e-contract yang

dibuatnya agar sesuai dengan prinsip kemitraan, yaitu prinsip saling

menguntungkan; 2. Pemberian kesempatan kepada pihak mitra (driver GO-

JEK) untuk melakukan koreksi dari isi perjanjian tersebut baik di tahap pra

Page 17: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

xiv

kontrak maupun ketika pelaksanaan kontrak; 3. Pihak mitra diberikan

kesempatan untuk melakukan negosiasi baik dengan bertemu langsung

ataupun melalui dialog box yang sudah disediakan di sistem tersebut; 4.

Memberikan kesempatan kepada mitra untuk melakukan komplain apabila

hak-haknya dalam perjanjian tersebut dapat dirugikan oleh pihak perusahaan;

dan 5. Pihak PT. Gojek Indonesia memberikan alasan yang jelas kepada driver

yang terkena sanksi suspend (putus hubungan kemitraan).

Page 18: TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJASAMA KEMITRAAN … · Perjanjian yang disebutkan dalam perjanjian elektronik antara perusahaan dan driver adalah Perjanjian Kerjasama Kemitraan. Perjanjian

xv

DAFTAR PUSTAKA

Fuady, Munir, Hukum Kontrak Dari Sudut Pandang Hukum Bisnis, Cet. 2,

Citra Aditya Bakti, Bandung, 2001.

Miru, Ahmadi, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Cet. 5, Rajawali Pers,

Jakarta, 2013.

Muljadi, Kartini dan Gunawan Widjaja, Perikatan Pada Umumnya, Cet. 2,

PT. RajaGafindo Persada, Jakarta, 2004.

S., R. Joni Bambang, Hukum Ketenagakerjaan, Cet. 1, Pustaka Setia

Bandung, Bandung, 2013.

Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Intermasa, Bandung, 1980.

Suharnoko, Hukum Perjanjian: Teori dan Analisa Kasus, Cet. keenam, Edisi

Pertama, Kencana Prenada Media Group, Jakarta, 2004.

Indonesia, Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1997 tentang Kemitraan,

LN. No. 91 Tahun 1997, TLN No. 3718.

Indonesia, Peraturan Pemerintah No. 82 tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan

Sistem dan Transaksi Elektronik, LN No. 189 Tahun 2012, TLN No.

5348.

Indonesia, Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik, LN No. 58 Tahun 2008, TLN No. 4843.

Indonesia, Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan

Angkutan Jalan, LN No. 96 Tahun 2009, TLN No. 5025.

Indonesia, Undang-Undang No. 8 Tahun 1999 tentang Pelindungan

Konsumen, LN No. 42 Tahun 1999, TLN No. 3821.

Indonesia, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah, LN No. 93 Tahun 2008, TLN No. 4866.