BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI...

23
BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolah 2.1.1 Pengertian Sekolah Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem ini, siswa mendapatkan kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama- nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara tetapi umumnya termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar. Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya melalui berbagai pelajaran di atas. Saat ini, kata sekolah berubah arti menjadi: merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolah dipimpin oleh seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang

Transcript of BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI...

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

BAB II

TINJAUAN UMUM

2.1 Tinjauan Sekolah

2.1.1 Pengertian Sekolah

Sekolah adalah sebuah lembaga yang dirancang untuk pengajaran

siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. Sebagian besar negara

memiliki sistem pendidikan formal, yang umumnya wajib. Dalam sistem

ini, siswa mendapatkan kemajuan melalui serangkaian sekolah. Nama-

nama untuk sekolah-sekolah ini bervariasi menurut negara tetapi umumnya

termasuk sekolah dasar untuk anak-anak muda dan sekolah menengah

untuk remaja yang telah menyelesaikan pendidikan dasar.

Kata sekolah berasal dari Bahasa Latin: skhole, scola, scolae atau

skhola yang memiliki arti: waktu luang atau waktu senggang, dimana

ketika itu sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di

tengah-tengah kegiatan utama mereka, yaitu bermain dan menghabiskan

waktu untuk menikmati masa anak-anak dan remaja. Kegiatan dalam

waktu luang itu adalah mempelajari cara berhitung, cara membaca huruf

dan mengenal tentang moral (budi pekerti) dan estetika (seni). Untuk

mendampingi dalam kegiatan scola anak-anak didampingi oleh orang ahli

dan mengerti tentang psikologi anak, sehingga memberikan kesempatan

yang sebesar-besarnya kepada anak untuk menciptakan sendiri dunianya

melalui berbagai pelajaran di atas. Saat ini, kata sekolah berubah arti

menjadi: merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar

serta tempat menerima dan memberi pelajaran.Sekolah dipimpin oleh

seorang Kepala Sekolah. Kepala sekolah dibantu oleh wakil kepala

sekolah.Jumlah wakil kepala sekolah di setiap sekolah berbeda, tergantung

dengan kebutuhannya. Bangunan sekolah disusun meninggi untuk

memanfaatkan tanah yang tersedia dan dapat diisi dengan fasilitas yang

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

lain. Ketersediaan sarana dalam suatu sekolah mempunyai peran penting

dalam terlaksananya proses pendidikan.

Salah satu instansi manusia terpenting, tempat proses belajar-

mengajar berlangsung. Sekolah menambah pengetahuan anak didik

tentang dunia, melatih dia suatu pekerjaan atau karir, serta membantunya

menyesuaikan diri dengan derap kemajuan dan perubahan-perubahancepta

yang terjadi dalam kehidupan modern. Sekolah juga membantu manusia

dalam menikmati seni dan mengembangkan minat serta bakat lain, yang

membuta waktu senggang terasa lebih berharga. (Ensiklopedi Nasional

Indonesia Jilid 14. 1990:471)

2.1.2 Sarana dan Prasarana Sekolah

Ukuran dan jenis sekolah bervariasi tergantung dari sumber daya dan

tujuan penyelenggara pendidikan. Sebuah sekolah mungkin sangat

sederhana di mana sebuah lokasi tempat bertemu seorang pengajar dan

beberapa peserta didik, atau mungkin, sebuah kompleks bangunan besar

dengan ratusan ruang dengan puluhan ribu tenaga kependidikan dan

peserta didiknya. Berikut ini adalah sarana prasarana yang sering ditemui

pada institusi yang ada di Indonesia, berdasarkan kegunaannya :

a. Ruang Belajar

Ruang belajar adalah suatu ruangan tempat kegiatan belajar

mengajar dilangsungkan. Ruang belajar terdiri dari beberapa jenis

sesuai fungsinya yaitu:

- Ruang kelas atau ruang Tatap Muka, ruang ini berfungsi

sebagai ruangan tempat siswa menerima pelajaran melalui

proses interaktif antara peserta didik dengan pendidik, ruang

belajar terdiri dari berbagai ukuran, dan fungsi.

- Ruang Praktik/Laboratorium ruang yang berfungsi sebagai

ruang tempat peserta didik menggali ilmu pengetahuan dan

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

meningkatkan keahlian melalui praktik, latihan, penelitian,

percobaan.

b. Ruang Kantor

Ruang kantor adalah suatu tempat dimana tenaga kependidikan

melakukan proses administrasi sekolah tersebut.

c. Perpustakaan

Sebagai sarana penyedia berbagai jenis buku yang dapat

menunjang proses pembagian ilmu. Untuk meminjam buku, murid

terlebih dahulu harus mempunyai kartu peminjaman agar dapat

meminjam sebuah buku.

d. Halaman/Lapangan

Merupakan area umum yang mempunyai berbagai fungsi

diantaranya:

- Tempat upacara

- Tempat olahraga

- Tempat kegiatan luar ruangan

- Tempat latihan

- Tempat bermain/beristirahat

e. Ruang lain :

- Kantin/cafeteria

- Ruang organisasi peserta didik (OSIS, Pramuka, Senat

Mahasiswa, dll)

- Ruang Komite

- Ruang keamanan

- Ruang produksi, penyiaran dll.

- Ruang Unit Kesehatan Sekolah (UKS)

2.1.3 Status Sekolah:

Sekolah terbagi atas statusnya, yaitu :

a. Sekolah negeri, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh

pemerintah, mulai dari sekolah dasar, sekolah menengah

pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi.

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

b. Sekolah swasta, yaitu sekolah yang diselenggarakan oleh non-

pemerintah/swasta, penyelenggara berupa badan berupa yayasan

pendidikan yang sampai saat ini badan hukum penyelenggara

pendidikan masih berupa rancangan peraturan pemerintah.

2.1.4 Sekolah Nonformal

Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional Bab IV pasal 13 dengan tegas menyatakan bahwa jalur

pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal dan informal yang

dapat saling melengkapi dan memperkaya. Di bawah ini akan disebutkan

beberapa persamaan dan perbedaan antara pendidikan formal dan

pendidikan nonformal.

Persamaan Pendidikan Formal dan Nonformal :

1. Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan yang selanjutnya disebut

LPMP adalah unit pelaksana teknis Departemen yang

berkedudukan di provinsi dan bertugas untuk membantu

Pemerintah Daerah dalam bentuk supervise, bimbingan, arahan,

saran dan bantuan teknis kepada satuan pendidikan dasar dan

menengah serta pendidikan nonformal dalam berbagai upaya

penjaminan mutu satuan pendidikan untuk mencapai standar

nasional pendidikan.

2. Kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain

yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan

kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung serta

kemampuan berkomunikasi

3. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada

SD/MI/SDLB./Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK atau bentuk lain yang

sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,

kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi,

estetika, jasmani, olahraga dan kesehatan.

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

4. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian

pada SD/MI/SDLB./Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK atau bentuk lain yang

sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama,

akhlak mulia, kewarganegaraan, bahasa, seni dan budaya dan

pendidikan jasmani.

5. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada

SD/MI/SDLB./Paket A, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

keterampilan/kejuruan dan muatan lokal yang relevan.

6. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada,

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi informasi dan

komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

7. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi pada,

SMA/MA/SMALB/Paket C, atau bentuk lain yang sederajat

dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa,

matematika, ilmu pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial,

keterampilan/kejuruan dan/atau teknologi informasi dan

komunikasi serta muatan lokal yang relevan.

8. Kelompok mata pelajaran estetika pada SD/MI/SDLB/Paket A,

SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C,

SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan

melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, seni dan budaya,

keterampilan, dan muatan lokal yang relevan.

9. Kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan pada

SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B,

SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan

pendidikan jasmani , olah raga, pendidikan kesehatan, ilmu

pengetahuan alam dan muatan lokal yang relevan.

10. Standar kompetensi lulusan pendidikan dasar dan menengah

dan pendidikan nonformal dikembangkan oleh BNSP dan

ditetapkan dengan Peraturan Menteri.

11. Setiap satuan pendidikan formal dan nonformal menyediakan

sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan

sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik,

kecerdasan intelektual, sosial, emosional dan kejiwaan peserta

didik.

12. Pendidikan kedinasan merupakan pendidikan profesi yang

diselenggarakan oleh departemen atau lembaga pemerintah

nondepartemen. Pendidikan kedinasan diselenggarakan melalui

jalur pendidikan formal dan nonformal.

13. Pendidikan keagamaan dapat diselenggarakan pada jalur

pendidikan formal, nonformal dan informal.

14. Jalur, jenjang dan jenis pendidikan dapat dilakukan oleh

pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.

15. Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak

pindah ke program pendidikan pada jalur dan satuan pendidikan

lain yang setara.

16. Standar Kompetensi Lulusan mengacu pada Permendikans No.

23 Tahun 2006 tanggal 23 Mei 2006.

17. Rasio pendidik terhadap peserta didik ditetapkan oleh peraturan

menteri berdasarkan usulan BNSP.

18. Setiap satuan pendidikan formal, nonformal dan informal wajib

melakukan penjaminan mutu pendidikan.

19. Khusus di Provinsi DKI Jakarta, di tingkat Kota Adminstrasi

terdapat 2 (dua) Suku Dinas Pendidikan yaitu Suku Dinas

Pendidikan Dasar yang membidangi TK, SD dan SMP . Sedang

Suku Dinas Pendidikan Menengah membidangi SMA, SMK dan

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

Pendidikan Nonformal dan Infomal (termasuk PAUD

nonformal).

Perbedaan Pendidikan Formal dengan Nonformal :

1. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan

menengah dan pendidikan tinggi . Pendidikan Nonformal

adalah jalur pendidikan di luar pendidikan formal yang dapat

dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Pendidikan

informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan.

2. Pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, menengah dan

tinggi. Pendidikan Nonformal diselenggarakan bagi warga

masyarakat yang memerlukan layanan pendidikan yang

berfungsi sebagai pengganti, penambah, dan/atau pelengkap

pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan

sepanjang hayat. Pendidikan Nonformal berfungsi

mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada

penguasaan pengetahuan dan keterampilan fungsional serta

mengembangkan sikap dan kepribadian professional.

Pendidikan Nonformal meliputi pendidikan kecakapan hidup,

pendidikan anak usia dini, pendidikan kepemudaan, pendidikan

pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan, pendidikan

keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan serta

pendidikan lain yang ditujukan untuk mengembangkan

kemampuan peserta didik. Satuan pendidikan nonformal terdiri

atas lembaga kursus, lembaga pelatihan, kelompok belajar,

pusat kegiatan belajar masyarakat, dan majelis taklim, serta

satuan pendidikan yang sejenis.

3. Hasil pendidikan formal tidak perlu melalui proses penilaian

penyetaraan dari lembaga manapun karena telah mengacu

kepada standar nasional pendidikan. Hasil pendidikan

nonformal dapat dihargai setara dengan hasil program

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

pendidikan formal setelah melalui proses penilaian penyetaraan

oleh lembaga yang ditunjuk oleh pemerintah atau pemerintah

daerah dengan mengacu kepada standar nasional pendidikan.

4. Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah yang selanjutnya

disebut BAN-S/M adalah badan evaluasi mandiri yang

menetapkan kelayakan program dan/atau evaluasi mandiri yang

menetapkan kelayakan program dan/atau satuan pendidikan

jenjang pendidikan dasar dan menengah jalur formal dengan

mengacu pada standar nasional pendidikan. Badan Akreditasi

Nasional Perguruan Tinggi yang selanjutnya disebut BAN-PT

adalah badan evaluasi mandiri yang menetapkan kelayakan

program dan/atau satuan pendidikan pada jenjang pendidikan

tinggi dengan mengacu pada standar nasional pendidikan.

Badan Akreditasi Nasional Pendidikan NonFormal yang

selanjutnya disebut BAN-PNF adalah badan evaluasi mandiri

yang menetapkan kelayakan program dan/atau satuan

pendidikan jalur pendidikan nonformal dengan mengacu pada

standar nasional pendidikan.

5. Satuan pendidikan formal menggunakan kurikulum ditetapkan

oleh pemerintah Satuan pendidikan nonformal dalam bentuk

kursus dan lembaga pelatihan menggunakan kurikulum berbasis

kompetensi yang memuat pendidikan kecakapan hidup dan

keterampilan.

6. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi

pada, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan

melalui muatan dan/atau kegiatan bahasa, matematika, ilmu

pengetahuan alam, ilmu pengetahuan sosial, keterampilan,

kejuruan teknologi informasi dan komunikasi serta muatan

lokal yang relevan.

Tahun 2010 baru dicanangkan Program Paket C Kejuruan.

7. Beban belajar untuk SD/MI/SDLB, SMP/MTs/SMPLB,

SMA/MA/SMALB, SMK/MAK atau bentuk lain yang

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

sederajat menggunakan jam pembelajaran setiap minggu setiap

semester dengan system tatap muka, penugasan terstruktur dan

kegiatan mandiri tidak terstruktur sesuai kebutuhan dan ciri

khas masing-masing.

Beban belajar pada pendidikan kesetaraan disampaikan dalam

bentuk tatap muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri

yang terstruktur sesuai kebutuhan.

8. Kurikulum tingkat satuan pendidikan SD/MI/SDLB,

SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA/SMALB, SMK/MAK atau

bentuk lain yang sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan

pendidikan, potensi daerah/karekteristik daerah, sosial budaya

masyarakat setempat dan peserta didik.

Kurikulum tingkat satuan pendidikan dan silabusnya untuk

program paket A, B dan C ditetapkan oleh dinas kabupaten/kota

yang bertanggung jawab di bidang pendidikan berdasarkan

kerangka dasar kurikulum sesuai dengan peraturan pemerintah

ini dan standar kompetensi kelulusan.

9. Kegiatan pendidikan formal berbentuk kegiatan belajar

mengajar yang terstruktur dan berjenjang. Kegiatan pendidikan

informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan

berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.

10. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan formal

berbentuk Taman Kanak-Kanak (TK), Raudlatul Athfal (RA),

atau bentuk lain yang sederajat. Pendidikan Anak Usia Dini

pada jalur pendidikan nonformal berbentuk kelompok bermain

(KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang

sederajat. Pendidikan Anak Usia Dini pada jalur pendidikan

informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang

diselenggarakan oleh lingkungan.

11. Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan

sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan

pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

dan supervisi dinas pendidikan atau kantor departemen agama

kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk

pendidikan menengah.

12. Ujian Nasional diadakan sekali dalam satu tahun pelajaran. Bila

peserta gagal UN dapat mengikuti UN susulan.

Ujian Nasional Pendidikan Kesetaraan di adakan dua kali

dalam satu tahun pelajaran

13. Memiliki Nomor Pokok Sekolah Nasional dan Nomor Induk

Siswa Nasional Tidak ada Nomor Pokok Sekolah dan Nomor

Induk Siswa Nasional, hingga saat ini hanya terdapat Nomor

Induk siswa saja. Bagi lembaga kursus baru tahun 2009

diadakan Nomor Induk Lembaga Kursus (NILEK).

14. Dalam satuan pendidikan formal dikenal Sekolah Standar

Nasional dan Internasional Pendidikan Kesetaraan terbagi atas

tiga pola yakni, Pendidikan Kesetaraan Murni Akademik,

Kesetaraan Integrasi Keterampilan dan Kesetaraan Murni

Keterampilan.

15. Memiliki Kalender Akademik yang jelas Kalender akademik

disesuaikan dengan masing-masing satuan pendidikan

16. Pendidik pada SD/MI terdiri atas guru mata pelajaran dan guru

kelas :

- Pendidik pada SMP/MTs dan SMA/MA terdiri atas guru mata

pelajaran

- Pendidik pada SMK/MAK terdiri atas guru mata pelajaran

dan instruktur bidang kejuruan

- Pendidik pada SDLB, SMPLB dan SMALB terdiri atas guru

mata pelajaran dan guru pembimbing

- Pendidik pada satuan pendidikan Paket A, B dan C terdiri atas

tutor penangung jawab kelas, tutor penanggung jawab mata

pelajaran dan nara sumber teknis.

- Pendidikan pada satuan lembaga kursus dan pelatihan

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

keterampilan terdiri atas pengajar, pembimbing, pelatih atau

instruktur dan penguji.

17. Tenaga Kependidikan pada :

- TK/RA sekurang-kurangnya terdiri atas kepala TK/RA dan

tenaga kebersihan TK/RA

- SD/MI sekurang-kurangnya terdiri atas kepala

sekolah/madrasah, tenaga administrasi, tenaga perpustakaan

dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah

- SMP/MTs dan SMA/MA sekurang-kurangnya terdiri atas

kepala sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi, tenaga

perpustakaan, tenaga laboratoriium dan tenaga kebersihan

sekolah/madrasah

- SMK/MAK sekurang-kurangnya terdiri atas kepala

sekolah/madrasah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan,

tenaga laboratorium dan tenaga kebersihan sekolah/madrasah

- SDLB, SMPLB dan SMALB sekurang-kurangnya terdiri atas

kepala sekolah, tenaga adminstrasi, tenaga perpustakaan, tenaga

laboratorium, tenaga kebersihan sekolah, teknisi sumber

belajar, psikolog, pekerja sosial dan terapis

Tenaga kependidikan pada :

- Paket A, Paket B dan Paket C sekurang-kurangnya terdiri atas

pengelola kelompok belajar, tenaga adminsitrasi dan tenaga

perpustakaan

- Lembaga kursus dan lembaga pelatihan keterampilan

sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau penyelenggara,

teknisi, sumber belajar, pustakawan dan laboran.

18. Kriteria untuk menjadi Kepala TK/RA, SD/MI,

SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK meliputi :

a. berstatus sebagai guru TK/RA, SD/MI,

SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK

b. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

berlaku

c. memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 3 tahun

(TK/RA), 5 tahun (SD/MI, SMP/MTS/SMA/MA/SMK/MAK)

d. memiliki kemampuan kepemimpinan dan kewirausahaan di

bidang pendidikan

Untuk Kepala SDLB/SMPLB/SMALB meliputi :

a. berstatus guru pada satuan pendidikan khusus

b. memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen

pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku

c. memiliki pengalaman mengajar sekurang-kurangnya 5 tahun

d. memiliki kemampuan kepemimpinan, pengelolaan dan

kewirausahaan di bidang pendidikan khusus

19. Pengawasan pada pendidikan formal dilakukan oleh pengawas

satuan pendidikan Pengawasan pada pendidikan nonformal

dilakukan oleh penilik satuan pendidikan.

20. Kriteria minimal untuk menjadi pengawas satuan pendidikan

meliputi :

a. berstatus sebagai guru sekurang-kurangnya 8 (delapan) tahun

atau kepala sekolah sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun pada

jenjang pendidikan yang sesuai dengan satuan pendidikan yang

diawasi.

b. Memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai pengawas

satuan pendidikan

c. Lulus seleksi sebagai pengawas satuan pendidikan Kriteria

minimal untuk menjadi penilik adalah :

a. berstatus sebagai pamong belajar/pamong atau jabatan

sejenis di lingkungan pendidikan luar sekolah dan pemuda

sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun atau pernah menjadi

pengawas satuan pendidikan formal

b. memiliki kualifikasi akadmeik dan kompetensi sebagai agen

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

pembelajaran sesuai ketentuan perundang-undangan yang

berlaku

c. memiliki sertifikat pendidikan fungsional sebagai penilik

d. lulus seleksi sebagai penilik.

21. Pengelolaan satuan pendidikan pada jenjang pendidikan dasar

dan menengah menerapkan manajemen berbasis sekolah yang

ditujukan dengan kemandirian, kemitraan, partisipasi,

keterbukaan dan akuntabilitas sedangkan pada jenjang

pendidikan tinggi menerapkan otonomi perguruan tinggi untuk

mendorong kemandirian dalam pengelolaan akademik,

operasional, personalia, keuangan dan area fungsional

kepengelolaan lainnya yang diatur oleh masing-masing

perguruan tinggi

Pengelolaan satuan pendidikan pada satuan pendidikan

nonformal dan informal menerapkan manajemen berbasis

masyarakat dan kondisional lembaga.

22. Setiap satuan pendidikan dipimpin oleh seorang kepala satuan

sebagai penanggung jawab pengelolaan pendidikan. Kepala

satuan pendidikan SMP/MTs/SMPLB dibantu minimal oleh

satu orang wakil kepala satuan kependidikan. Pada satuan

pendidikan SMA/MA/SMALB, SMK/MAK kepala satuan

pendidikan dibantu minimal oleh tiga wakil kepala satuan

pendidikan yang masing-masing secara berturut –turut

membidangi akademik, sarana dan prasarana dan kesiswaan.

Satuan pendidikan Nonformal dan Informal minimal dikelola

oleh pengelola satuan pendidikan yang terdiri atas ketua,

sekretais dan bendahara

23. Memiliki Komite Sekolah

Tidak ada Komite sekolah tetapi menyertakan partisipasi

masyarakat sebagai nara sumber teknis.

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

24. Memiliki Musyawarah Guru Mata Pelajaran dan Musyawarah

Kepala Sekolah memiliki Forum Tutor dan Forum Pusat

Kegiatan Belajar Masyarakat

25. Peserta didik pada satuan pendidikan formal berusia pada usia

sekolah. Peserta didik pada satuan pendidikan nonformal dan

informal berusia minimal 3 tahun di atas usia sekolah, khusus

untuk peserta didik PAUD berusia 0 – 6 tahun.

Berdasarkan persamaan dan perbedaan tersebut, dapat disimpulkan

bahwa sekolah nonformal memiliki ciri sebagain berikut :

a. Sekolah nonfromal merupakan salah satu jalur pendidikan keluarga

dan lingkungan.

b. Sekolah nonformal memiliki fungsi pendidikan sebagai pengembang

potensi peserta didik dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan

dan keterampilan fungsional serta mengembangkan sikap dan

kepribadian professional.

c. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus dan lembaga

pelatihan menggunakan kurikulum berbasis kompetensi yang memuat

pendidikan kecakapan hidup dan keterampilan.

d. Sekolah nonformal memiliki beban belajar yang disampaikan dalam

bentuk tatap muka, praktek keterampilan, dan kegiatan mandiri yang

terstruktur sesuai kebutuhan.

e. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus memiliki Nomor

Induk Lembaga Kursus (NILEK) sejak tahun 2009.

f. Sekolah nonformal yang berbentuk lembaga kursus dan lembaga

pelatihan keterampilan sekurang-kurangnya terdiri atas pengelola atau

penyelenggara, teknisi, sumber belajar, pustakawan dan laboran.

g. Peserta didik pada sekolah nonformal berusia minimal 3 tahun di atas

usia sekolah, khusus untuk peserta didik PAUD berusia 0 – 6 tahun.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

2.2 Fotografi

2.2.1 Pengertian Fotografi

Fotografi (dari bahasa Inggris: photography, yang berasal dari kata

Yunani yaitu "photos" yang berarti cahaya, dan "Grafo" yang berarti

melukis/menulis.) adalah proses melukis/menulis dengan menggunakan

media cahaya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, fotografi adalah seni

menghasilkan gambar dan cahaya pada film atau permukaan yg dipekakan.

Fotografi juga diartikan sebagai proses pembuatan gambar dengan

lensa atau film, atau alat peka cahaya. (Ensiklopedi Nasional Indonesia

Jilid 5. 1989:371)

Sebagai istilah umum, fotografi berarti proses atau metode untuk

menghasilkan gambar atau foto dari suatu obyek dengan merekam

pantulan cahaya yang mengenai obyek tersebut pada media yang peka

cahaya. Alat paling populer untuk menangkap cahaya ini adalah kamera.

2.2.2 Prinsip Fotografi

Prinsip fotografi adalah memokuskan cahaya dengan bantuan

pembiasan sehingga mampu membakar medium penangkap cahaya.

Medium yang telah dibakar dengan ukuran luminitas cahaya yang tepat akan

menghailkan bayangan identik dengan cahaya yang memasuki medium

pembiasan (selanjutnya disebut lensa).

Untuk menghasilkan intensitas cahaya yang tepat untuk menghasilkan

gambar, digunakan bantuan alat ukur berupa lightmeter. Setelah mendapat

ukuran pencahayaan yang tepat, seorang fotografer bisa mengatur intensitas

cahaya tersebut dengan mengubah kombinasi ISO/ASA (ISO

Speed), diafragma (Aperture), dan kecepatan rana (speed). Kombinasi antara

ISO, Diafragma & Speed disebut sebagai pajanan (exposure). Di era

fotografi digital dimana film tidak digunakan, maka kecepatan film yang

semula digunakan berkembang menjadi Digital ISO.

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

2.2.3 Sejarah Fotografi

Sejarah Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu

bersama kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan

kemajuan teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang

dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis

dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi.

Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat

permanen. Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 14. 1990:471)

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5

Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati

sebuah gejala. Apabila pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang

kecil (pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan

pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah

orang pertama yang menyadari fenomena kamera obscura. (The History of

Photography, Alma Davenport. 1991)

Beberapa abad kemudian, banyak orang yang menyadari serta

mengagumi fenomena ini, beberapa diantaranya yaitu Aristoteles pada abad

ke-3 SM dan seorang ilmuwan Arab Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad

ke-10 SM, dan kemudian berusaha untuk menciptakan serta

mengembangkan alat yang sekarang dikenal sebagai kamera. Pada tahun

1558, seorang ilmuwan Italia, Giambattista della Porta menyebut ”camera

obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan

gambar.

Pada awal abad ke-17 seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama

Angelo Sala menemukan, bila serbuk perak nitrat dikenai cahaya, warnanya

akan berubah menjadi hitam. Demikian pula professor anatomi

berkebangsaan Jerman, Johan Heinrich Schulse, pada 17127 melakukan

percobaan dan membuktikan bahwa menghitamkan pelat chloride perak

yang disebabkan oleh cahaya dan bukan oleh panas merupakan sebuah

fenomena yang telah diketahui sejak abad ke-16 bahkan mungkin lebih awal

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

lagi. Ia mendemonstrasikan fakta tersebut dengan menggunakan cahaya

matahari untuk merekam serangkaian kata pada pelat chloride perak; sayang

ia gagal mempertahankan gambar secara permanen.

Kemudian sekitar tahun 1800, seorang berkebangsaan Inggris bernama

Thomas Wedgwood, bereksperimen untuk merekam gambar positif dari

citra pada kamera obscura berlensa (pada masa itu kamera obscura

lazimnya hanya menggunakan lubang kecil sebagai sumber masuknya

cahaya), tapi hasilnya sangat mengecewakan. Akhirnya ia berkonsentrasi

sebagaimana juga Schulse, membuat gambar-gambar negatif (sekarang

dikenal dengan istilah fotogram) dengan cahaya matahari, pada kulit atau

kertas putih yang telah disaputi komponen perak.

Sementara itu di Inggirs, Humphrey Davy melakukan percobaan lebih

lanjut dengan chlorida perak, tapi bernasib sama dengan Schulse. Pelatnya

dengan cepat berubah menjadi hitam walaupun sudah berhasil menangkap

imaji melalui kamera obscura tanpa lensa.

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis,

Joseph-Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed

pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang disebutnya

Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat logam yang

dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak kabur, berhasil

pula mempertahankan gambar secara permanen. Kemudian ia pun mencoba

menggunakan kamera obscura berlensa, proses yang disebut ”heliogravure”

pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang

sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di

Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung

opera yang juga pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851)

untuk mengajaknya berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce

dan Daguerre berhasil, mereka pernah meramalkan bahwa fotografi akan

menjadi seni termuda yang dilahirkan zaman.

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal

dunia. Baru pada tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai

orang pertama yang berhasil membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar

permanen pada lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin

yang disinari selama satu setengah jam cahaya langsung dengan pemanas

mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat gambar

permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan air sulingan.

Fotografi mulai tercatat resmi pada abad ke-19 dan lalu terpacu bersama

kemajuan-kemajuan lain yang dilakukan manusia sejalan dengan kemajuan

teknologi yang sedang gencar-gencarnya. Pada tahun 1839 yang

dicanangkan sebagai tahun awal fotografi. Pada tahun itu, di Perancis

dinyatakan secara resmi bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi.

Saat itu, rekaman dua dimensi seperti yang dilihat mata sudah bisa dibuat

permanen.

Januari 1839, penemu fotografi dengan menggunakan proses kimia

pada pelat logam, Louis Jacques Mande Daguerre, sebenarnya ingin

mematenkan temuannya itu. Akan tetapi, Pemerintah Perancis, dengan

dilandasi berbagai pemikiran politik, berpikir bahwa temuan itu sebaiknya

dibagikan ke seluruh dunia secara cuma-cuma. Maka, saat itu manual asli

Daguerre lalu menyebar ke seluruh dunia walau diterima dengan setengah

hati akibat rumitnya kerja yang harus dilakukan.

Fotografi kemudian berkembang dengan sangat cepat. Arsitek utama

dunia fotografi modern adalah seorang pengusaha, yaitu George Eastman.

Melalui perusahaannya yang bernama Kodak Eastman, George Eastman

mengembangkan fotografi dengan menciptakan serta menjual roll film dan

kamera boks yang praktis, sejalan dengan perkembangan dalam dunia

fotografi melalui perbaikan lensa, shutter, film dan kertas foto.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan

pada kamera Single Lens Reflex (SLR), dan pada tahun yang sama Jepang

mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang ditemukan oleh Edwin Land.

Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses

pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau

dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak

terlalu tajam, kini kamera digital dengan bentuk dan ukuran yang lebih

praktis mampu membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran yang lebih

kecil.

2.2.4 Masuknya Fotografi ke Indonesia

Pada tahun 1841, Pemerintahan Kolonial Belanda mendatangkan Dr.

Juriaan Munich untuk membuat macam-macam dokumentasi tentang

Hindia-Belanda. Sayangnya gambar dokumentasi tersebut tidak tersimpan

dengan baik, sehingga sulit untuk mengamati foto-foto pertama tentang

Indonesia. Baru pada 1857, datanglah dua orang tukang potret (sebutan yang

diberikan oleh penduduk Indonesia masa itu untuk juru foto) berkebangsaan

Inggris. Dengan tujuan komersial, Walter Woodbury dan James Page hadir.

Artinya, kedua orang ini melayani jasa pembuatan foto pesanan dari

kalangan tertentu. Saat itu, memang gambar-gambar foto merupakan barang

yang mewah. Sekali pengambilan gambar akan dikenai biaya 20 gulden atau

kira-kira Rp 500.000 jika dihitung dengan rupiah sekarang.

Meskipun demikian, bukan berarti mereka hanya membuat foto pesanan

belaka. Banyak dokumentasi tentang kehidupan masyarakat pribumi

maupun asing karya mereka yang masih tersimpan rapi. Dokumentasinya

pun cukup lengkap, bukan berasal dari Pulau Jawa saja, rumah tradisional di

Pulau Timor pun terekam dengan baik. Ini merupakan harta yang tidak

ternilai, sebab dokumentasi ini cukup banyak memberikan informasi tentang

kehidupan leluhur bangsa ini.

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

Sebagai ”tukang potret pribumi pertama”, tercatat nama Kassian

Cephas. Namanya memang agak asing bagi telinga kita karena Cephas

adalah seorang Jawa tulen yang diangkat anak oleh keluarga asing yang

tinggal di Yogyakarta. Fotonya yang tertua dibuat 1875, ketika dia bekerja

sebagai juru foto Karaton dan Kasultanan. Bakatnya di bidang fotografi

menjadikannya cukup terkenal, bahkan pemerintah Hindia-Belanda sering

menggunakan jasanya. Selain sebagai juru foto pribumi yang pertama,

Kassian Cephas juga berjasa dalam bidang arkeologi. Beliau yang membuat

dokumentasi 467 relief Karmawibhangga (relief pada dasar Candi

Borobudur yang sekarang tertutup tanah). Sampai sekarang, karya besarya

ini masih digunakan sebagai bahan penelitian tentang Candi Borobudur.

Beliau meninggal pada tahun 1912, tetapi sayangnya tidak ada yang

mengetahui letak makam pahlawan arkeologi Indonesia ini.

Hingga sekarang, fotografi sering disebut-sebut sebagai salah satu hobi

berbiaya tinggi. Apalagi dahulu, dasar dari fotografi merupakan bidang yang

sangat langka di kalangan penduduk negeri ini. Baru pada 1960-an, seiring

dengan dengan peningkatan kemampuan ekonomi penduduk dan juga

semakin terjangkaunya harga perlengkapan dasar fotografi, sehingga

perkembangan fotografi Indonesia mulai merangkak lebih cepat.

2.2.5 Cabang Fotografi

a. Fotografi bentang alam ( Nature / Landscape)

Dalam fotografi bentang alam obyek yang di foto adalah biasanya

merupakan bentang alam, yang memiliki keindahan tersendiri atau

digunakan untuk menjelaskan keadaan profil alam pada suatu daerah,

dalam dunia industri foto landscape juga digunakan untuk dokumentasi

pembangunan profil area ( lansekap ) dan laporan penelitian, biasanya

fotografer bentang alam memiliki kemampuan dan hobi traveling dan

menjelajah alam.

b. Fotografi Satwa dan flora

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

Fotografi ini memiliki obyek khusus satwa dan flora, dan menurut saya

merupakan object yang sulit dan terkadang menantang bahaya anda bisa

bayangkan anda me motret komodo atau buaya dalam komunitasnya,

fotografi satwa biasanya digunakan untuk menggali keindahan satwa dan

flora dan juga mengklasifikasi satwa dan flora.

c. Fotografi Dokumentasi

Fotografi ini untuk mendokumentasikan suatau event atau peristiwa,

biasanya setidaknya pada jaman dahulu fotografi ini tidak di tuntut dalam

keindahan foto komposisi warna ataupun seni, tapi hanaya untuk

melengkapi dan lebih menjelaskan suatu berita acara, akan tetapi dalam

perkembangan fotografi modern, fotografi dokumentasi, komposisi

gambar dan sentuhan seni sudah menjadi tuntutan, dan dikarenakan pada

event modern time linenya pendek maka fotografer dituntut untuk tidak

ketinggalan moment moment penting dalam acara tersebut

d. Fotografi Jurnalistik

Foto jurnalistik adalah foto yang merekam suatu berita, dan menjelaskan

suatu keadaan dan peristiwa yang biasanya besar, kekuatan foto berasal

dari kemapuan foto dalam menjelaskan suatu peristiwa biasanya foto

jenis ini digunakan sebagai penunjang berita teks di mediai koran atau

majalah.

e. Fotografi Seni (Fine Art)

Sebuah karya foto yang mampu mendapatkan perhatian orang untuk

melihatnya. Tanpa proses ini, sebuah pesan dari karya foto juga karya

seni lainnya akan berhenti disitu saja. Kemudian setelah mampu

mendapat perhatian orang maka karya foto harus mampu menimbulkan

ketertarikan terhadap pesan yang akan disampaikan. Setelah tertarik pada

karya foto yang dibuat, maka dari situ proses tetap berlangsung dengan

timbulnya keinginan untuk mengetahui lebih jauh dari pesan yang

disampaikan. Proses terakhir adalah dengan timbulnya tindakan seperti

yang diharapkan oleh seniman/fotografer sesuai pesan yang disampaikan.

Jika proses terakhir ini berhasil, maka berhasil pulalah penyampaian

pesan mengenai pengalaman yang dimiliki seniman/fotografer pada

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

orang lain dengan adanya tindakan nyata yang dilakukan. Tindakan-

tindakan itu bias beraneka macam tergantung pesan apa yang

disampaikan. Bias menimbulkan perasaan tertentu ( sedih, gembira

marah, takut, terharu dan lain lain ).

f. Fotografi Studio

Fotografi studio adalah jenis fotografi yang pada awalnya banyak

dilakukan di dalam ruangan untuk menciptakan gambar sesuai keinginan

fotografer. Fotografi jenis ini memerlukan banyak campur tangan teknis

agar gambar yang dihasilkan benar-benar sesuai dengan yang

direncanakan.

g. Fotografi Udara (Aerial)

Foto udara adalah salah satu produk dari bidang ilmu geografi dalam

mengambil obyek, daerah atau fenomena yang ada di permukaan bumi

ini menggunakan alat berupa kamera dengan proses perekaman secara

fotografik dengan bantuan detector atau alat pendeteksi berupa film. Film

hasil perekaman ini kemudian dicetak secara kimiawi dalam ruang gelap

agar mendapatkan hasil gambar yang sempurna.

h. Fotografi Komersial

Kategori fotografi dimana foto dihasilkan bertujuan untuk menjual suatu

produk secara komersil. Yang termasuk dalam kategori ini adalah

fotografi beauty shot, fotografi still life, fotografi wedding, fotografi food

and beverages, fotografi architechtural, dan advertisement.

i. Fotografi Interior

Kategori fotografi dimana foto dihasilkan bertujuan untuk memberikan

informasi jelas tentang interior sebuah bangunan.

j. Fotografi Fashion

Fotografi fashion adalah salah satu kategori dalam dunia fotografi yang

lebih diarahkan pada benda-benda fashion dan pakaian. Dalam

perkembangannya, fotografi fashion tidak lagi hanya sebagai media

dokumentasi benda-benda fashion yang bersifat statis melainkan telah

berkembang secara modern dan dinamis sebagai media komunikasi yang

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM 2.1 Tinjauan Sekolahlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2011-2-00962-DI Bab2001.… · siswa (atau "murid") di bawah pengawasan guru. ... bimbingan, arahan,

lebih estetis dan sebagai karya seni dengan berbagai konsep-konsep yang

digunakan.