BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

36
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user II-1 BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN 2.1 Tinjauan Apartemen 2.1.1 Perkembangan Apartemen Kehadiran hunian vertikal atau apartemen di Jakarta berawal pada tiga dasawarsa yang lalu. Sekitar tahun 1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza di jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan dengan jumlah unit apartemen 54 unit. Ratu Plaza adalah mix-used building antara hunian dan pusat perbelanjaan. Pusat perbelanjaan Ratu Plaza sendiri sampai tahun 1990-an adalah pusat perbelanjaan tempat kaum the haves Jakarta berbelanja. Pada tahuan 1980-an berdiri sebuah apartemen di kawasan Kuningan Jakarta Selatan, tepatnya di jalan Taman Rasuna Said, yaitu Apartemen Taman Rasuna. Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat karena kawasan Kuningan dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran yang kebanyakan berskala internasional dan kantor-kantor kedutaan dari berbagai Negara. Apartemen Taman Rasuna inilah yang kemudian menjadi pelopor pembangunan apartemen-apartemen lainnya di Jakarta. Awalnya, apartemen dikenal sebagai tempat tinggal bagi orang-orang asing (ekspatriat), orang kaya atau mereka yang telah terbiasa tinggal di luar negeri. Namun sekarang, tinggal di apartemen sudah dianggap sebagai gaya hidup, terutama bagi para eksekutif muda yang ingin hidup serba nyaman, aman, praktis, efisien. Selain itu, dengan adanya apartemen ini pengguna mendapatkan keuntungan sebagai berikut: - Dapat mempersingkat jarak rumah dan tempat kerja, - Letaknya yang ditengah kota mengurangi keruwetan kota dan meringankan biaya transportasi - Lebih praktis merawat dan mengurus rumah - Investasi yang berharga

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-1

BAB II

TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

2.1 Tinjauan Apartemen

2.1.1 Perkembangan Apartemen Kehadiran hunian vertikal atau apartemen di Jakarta berawal pada tiga

dasawarsa yang lalu. Sekitar tahun 1974 berdiri sebuah apartemen Ratu Plaza

di jalan Jenderal Sudirman Jakarta Selatan dengan jumlah unit apartemen 54

unit. Ratu Plaza adalah mix-used building antara hunian dan pusat

perbelanjaan. Pusat perbelanjaan Ratu Plaza sendiri sampai tahun 1990-an

adalah pusat perbelanjaan tempat kaum the haves Jakarta berbelanja.

Pada tahuan 1980-an berdiri sebuah apartemen di kawasan Kuningan

Jakarta Selatan, tepatnya di jalan Taman Rasuna Said, yaitu Apartemen

Taman Rasuna. Apartemen ini banyak dihuni oleh kaum ekspatriat karena

kawasan Kuningan dikelilingi oleh gedung-gedung perkantoran yang

kebanyakan berskala internasional dan kantor-kantor kedutaan dari berbagai

Negara. Apartemen Taman Rasuna inilah yang kemudian menjadi pelopor

pembangunan apartemen-apartemen lainnya di Jakarta.

Awalnya, apartemen dikenal sebagai tempat tinggal bagi orang-orang

asing (ekspatriat), orang kaya atau mereka yang telah terbiasa tinggal di luar

negeri. Namun sekarang, tinggal di apartemen sudah dianggap sebagai gaya

hidup, terutama bagi para eksekutif muda yang ingin hidup serba nyaman,

aman, praktis, efisien. Selain itu, dengan adanya apartemen ini pengguna

mendapatkan keuntungan sebagai berikut:

- Dapat mempersingkat jarak rumah dan tempat kerja,

- Letaknya yang ditengah kota mengurangi keruwetan kota dan

meringankan biaya transportasi

- Lebih praktis merawat dan mengurus rumah

- Investasi yang berharga

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-2

- Fasilitas di apartemen umumnya lengkap, memenuhi semua kebutuhan

penghuni, keamanan terjaga dan dapat menjadi alternative tempat

berlibur karena ada perbedaan suasana dan lingkungan. Semua fasilitas

dapat dinikmati tanpa harus memiliki dan merawatnya sendiri cukup

dengan membayar service charge setiap bulannya.

Penjelasan mengenai perkembangan apartemen di atas akan digunakan

dalam dasar pertimbangan pada penentuan sasaran penghuni apartemen yang

direncanakan.

2.1.2 Tipe-tipe Apartemen a. Berdasarkan fungsinya

Tabel 2. 1 Tipe Apartemen Berdasarkan Fungsinya

Tipe Keluarga Tipe Lajang Tipe BisnisFaktor penentu perancangan

kenyamanan Kepraktisan, baik dari segi arsitektur maupun layout ruang

Fungsional (beristirahat dan bekerja) kenyamanan menjadi prioritas kedua

Lay out ruang

Terdapat dua kamar atau lebih, luas ruangan cukup besar dilengkapi dapur, tempat cuci, kamar tidur pembantu

Berupa tipe studio dengan ruang yang serba terbuka (tanpa banyak dinding pembatas) dan bentuk yang sederhana. Berdasarkan jumlah kamar tidur dibedakan menjadi tipe studio/1 kamar tidur, 2 kamr tidur, 3 kamar tidur tipe penthouse (4 kamar tidur atau lebih). Untuk tipe 2 kamar tidur atau lebih umumya disediakan tambahan 1 kamar tidur pembantu dan ruangan cuci (area servis)

Ukuran ruang lebih kecil daripada tipe keluarga. Terdiri 1 kamar tidur, dilengkapi dengan ruang duduk, ruang makan, pantry kecil dan sebuah kamar mandi.

Lokasi Terletak di kawasan hunian yang tidak terlalu ramai, namun akses ke sentra-sentra perkantoran tetap mudah

Lokasi apartemen untuk para lajang umumnya dijumpai di pusat kota dekat dengan kawasan bisnis atau pendidikan

Terletak di kawasan bisnis yang mudah dicapai dari berbagai arah

Sumber: Adrianto Budiarsa, et al., Serial Rumah Spesial Apartemen, Jakarta: Gramedia

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-3

b. Berdasarkan Ketinggian Bangunan

- High rise apartment

Merupakan gedung apartemen yang berdiri menjulang lebih dari 6 lantai.

- Low rise apartment

Merupakan apartemen yang berlantai kurang dari enam.

- Garden apartment

Merupakan apartemen di bawah enam lantai, biasanya dua atau tiga lantai yang

mempunyai porsi lahan untuk taman yang luas untuk digunakan bersama. Unit-

unit di lantai dasar mempunyai akses langsung ke taman. Untuk unit-unit di

lantai atasnya tentu saja harus turun ke lantai dasar untuk dapat menikmati

taman secara langsung. Namun, dari dalam unit-unit tersebut suasana taman

masih sangat terasa karena menghadap langsung ke taman.

c. Sistem Ruang

Jenis apartemen ini dikelompokkan berdasarkan penempatan koridor yang

dimiliki oleh apartemen (De Chiara, 1975). Penempatan koridor ini juga

mempunyai pengaruh terhadap pencahayaan dan penghawaan alami dalam

apartemen.

Center corridor plan

- Pencahayaan dari dua sisi, dengan orientasi bangunan timur barat

- Unit rumah tinggal ditempatkan pada dua sisi (double loaded)

- Panjang bangunan relative panjang (slab configuration)

- Bangunan dapat ditempatkan sejajar satu sama lain

Open corridor plan

- Terdiri dari koridor eksterior ruang yang melayani sederetan unit rumah

tinggal

- Merupakan single loaded corridor

- Semua ruangan mendapat pencahayaan alami

- Pencapaian dari elevator ke unit rumah tinggal relative panjang dan

mengurangi keprivasian unit yang dilaluinya

Skip stop plan

- Merupakan pengembangan dari center corridor plan

- Elevator digunakan hanya sampai lantai tertentu

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-4

- Dibutuhkan tangga pencapaian di dalam unit rumah tinggal

- Pencahayaan pada non corridor dapat diselesaikan dengan sistem duplex

- Mengeliminasi penggunaan public koridor

- Dapat digunakan untuk rumah tinggal orang lanjut usia ataupun cacat

Circular plan

- Mempunyai prinsip yang sama dengan tower plan dengan unit-unit yang

mengelilinginya

- Jumlah unit rumah tinggal tergantung dari ukuran tiap unit dan diameter

bangunan

- Pencapaian ke masing-masing unit melalui koridor terpusat

Spiral plan

- Unit-unit rumah tinggal disusun dalam bentuk spiral dengan sebagian

lantainya memiliki level yang lebih tinggi dan sebagian lainnya lebih

rendah

- Penyewa dapat menyewa unit sebanyak yang diinginkan sesuai dengan

kebutuhan. Jika membutuhkan tambahan unit dapat ditambahkan satu atau

dua unit lagi. Sebaliknya jika dibutuhkan lebih sedikit unit maka dapat

dikembalikan kepada pengelola

- Mempunyai fleksibilitas yang tinggi

- Keseluruhan bangunan dapat didukung tanpa kolom, tetapi menggunakan

beton pratekan

Terrace plan

- Mempunyai susunan single loaded dengan luas lantai lebih kecil dari

lantai-lantai di bawahnya

- Mempunyai orientasi satu arah

- Mempunyai pencahayaan yang baik pada keseluruhan unit

- Pelayanan sirkulasi dan utilitas kurang efektif

- Dapat digunakan untuk penyelesaian pada tanah berkontur

d. Sistem penyediaan fasilitas

Sistem penyediaan fasilitas adalah kelengkapan pelayanan yang didapatkan oleh

penghuni baik dalam unitnya maupun dalam bangunannya.

Fully serviced and furnished

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-5

Semua pelayanan mulai dari penyediaan perabot, cleaning service, laundry, dan

pelayanan (room boy) telah disediakan oleh pihak apartemen.

Fully serviced

Apartemen hanya menyediakan pelayanan perawatan hunian, laundry, dan

pelayan. Calon penghuni tidak mendapat unit perabotan rumah tangga

Fully furnished

Apartemen hanya menyediakan perabotan rumah tangga tanpa menyediakan

pelayanan untuk perawatan hunian, laundry, dan pelayan

Non serviced and furnished

Apartemen tidak menyediakan pelayanan perawatan hunian, laundry, pelayan

dan perabot rumah tangga, namun bisa memakai fasilitas yang disediakan

apartemen

Berdasarkan beberapa poin di atas, pejelasan mengenai tipe-tipe apartemen

berdasarkan fungsi, ketinggian bangunan, system ruang dan fasilitas ini akan

digunakan dalam penentuan konsep perencanaan bangunan pada bagian bab IV

dan dasar pertimbangan pada proses perancangan.

2.1.3 Perbedaan Apartemen dengan Rumah Susun Dilihat dari prinsipnya, apartemen dan rumah susun memang memiliki

kesamaan, yaitu menciptakan tempat tinggal dalam bentuk vertikal. Meskipun

begitu, perbedaan keduanya sangat mencolok, diantaranya :

a. Target Market

Pengembang apartemen biasanya menargetkan marketnya pada orang-orang

yang memiliki mobilitas tinggi karena mereka cenderung memilih hunian

yang simpel, praktis, tidak butuh perawatan yang rumit, serta terjaminnya

keamanan dan privasi. Sedangkan rumah susun ditujukan untuk masyarakat

menengah ke bawah yang ingin tinggal di tempat yang strategis.

b. Harga

Jika dilihat dari segi harga, apartemen memiliki harga yang jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan rumah susun. Biaya tinggal di apartemen pun lebih

kompleks, di antaranya ada biaya room service, asuransi, dan sebagainya.

Pada rumah susun, di samping biaya pokok terdapat juga biaya kebersihan

yang didasari mufakat bersama.

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-6

c. Fasilitas

Pada apartemen, fasilitas yang sediakan sangat lengkap mulai dari fasilitas

kebersihan, hiburan, tempat ibadah, kesehatan, hingga tempat perbelanjaan.

Sementara pada rumah susun, setiap penghuni bertanggungjawab sendiri atas

kebersihan lingkungannya. Fasilitas umum yang disediakan pada rumah

susun pun seadanya.

Penjelasan mengenai perbedaan antara apartemen dan rumah susun ini akan

sangat berpengaruh pada penentuan target sasaran penghuni dan fasilitas yang

akan disediakan pada apartemen yang akan dirancang.

2.1.4 Persyaratan Perancangan Apartemen Persyaratan pokok dalam perancangan apartemen berdasarkan peraturan

menteri Pekerjaan Umum No. 60/PRT/1992 adalah sebagai berikut:

a. Ruang

Semua ruang dalam hunian vertikal merupakan kelompok ruang, yang

mempunyai fungsi dan dimensi tertentu serta memenuhi persyaratan

penghawaan, pencahayaan, suara dan bau untuk melindungi penghuni.

b. Struktur, Komponen dan Bahan Bangunan

Struktur, komponen dan bahan bangunan harus memperhatikan prinsip-

prinsip koordinasi modular dan memenuhi persyaratan konstruksi dengan

memperhitungkan kekuatan dan ketahanan baik dari arah vertikal maupun

horisontal terhadap beban mati, beban bergerak atau beban hidup, beban

gempa, beban angin, beban tambahan, hujan, banjir, kebakaran, daya dukung

tanah dan gangguan/perusak lainnya.

c. Kelengkapan hunian vertikal

Hunian vertikal harus dilengkapi dengan alat transportasi bangunan, pintu dan

tangga darurat kebakaran, alat dan sistem alarm kebakaran, penangkal petir,

dan jaringan-jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran

pembuangan air limbah, tempat perwadahan sampah, tempat jemuran,

kelengkapan pemeliharaan bangunan, jaringan listrik, generator listrik, gas,

tempat untuk kemungkinan pemasangan jaringan telepon dan alat komunikasi

lainnya sesuai dengan tingkat keperluan.

d. Satuan unit

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-7

Setiap unit apartemen harus mempunyai ukuran standar yang dapat

dipertanggungjawabkan sesuai dengan kebutuhan ruang dan ketentuan satuan

apartemen sekurang-kurangnya 18 m2 dengan lebar muka sekurang-

kurangnya 3 m2. Satuan unit apartemen dapat terdiri dari 1 (satu) ruang utama

dan ruang lain di dalam dan/atau di luar ruang utama yang merupakan

kesatuan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sesuai fungsi dan

penggunaannya.

e. Bagian bersama dan benda bersama

Bagian bersama merupakan bagian apartemen yang digunakan bersama

berupa ruang untuk umum, struktur dan komponen kelengkapan rumah susun,

prasarana lingkungan dan fasilitas lingkungan. Ruang umum yang dimaksud,

antara lain:

Ruang tunggu, ruang tamu atau ruang lainnya

Ruang ini harus disediakan bagi apartemen yang terdiri dari satuan unit

tipe kecil atau lebih dari 5 lantai atau sekurang-kurangnya terdiri dari 15

satuan unit apartemen.

Koridor

Koridor berfungsi sebagai ruang penghubung antara dua sisi satuan

apartemen, harus mempunyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 180 cm.

Selasar

Selasar berfungsi sebagai ruang penghubung untuk satu sisi satuan rumah

susun harus mempunyai ukuran lebar sekurang-kurangnya 150 cm.

Ruang tangga

Untuk apartemen yang terdiri dari 8 lantai atau lebih dari 40 meter harus

disediakan pintu tahan api ke arah atap.

f. Tata Letak Bangunan

Jarak antara bangunan harus memenuhi persyaratan jarak terhadap

bahaya kebakaran, pencahayaan dan pertukaran udara

Batas pemilikan tanah bersama harus sesuai dengan tanda bukti haknya

Kemudahan pencapaian dan pengelolaan harus memperhitungkan

terhadap pembentukan kelompok-kelompok hunian dan orientasi

pencapaian ke bangunan rumah susun dengan ketentuan:

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-8

- Besarnya hunian disesuaikan dengan batas pengelompokan hunian dalam

kelembagaan Rukun Tetangga (RT)/Rukun Warga (RW)

- Orientasi pencapaian direncanakan berdasarkan pengelompokan satuan

lingkungan rumah susun, bangunan rumah susun dan satuan rumah susun

serta dilengkapi dengan tanda-tanda sirkulasi yang jelas dan mudah

dikenal

g. Prasarana Lingkungan

Jalan

Jalan setapak :

- Ukuran badan jalan minimal 2 (dua) meter

- Ukuran lebar perkerasan jalan minimal 1,5 (satu setengah) meter

- Ukuran lebar bahu jalan minimal 0,25 (seperempat) meter

- Saluran tepi jalan harus dibuat pada 1 (satu) atau 2 (dua) sisi jalan untuk

menampung air yang lebar penampangnya sesuai dengan kebutuhan

Jalan kendaraan:

- Lebaran ukuran badan jalan minimal 3,5 (tiga setengah) meter

- Ukuran lebar perkerasan jalan minimal 3 (tiga) meter

- Ukuran lebar bahu jalan minimal 0,25 (seperempat) meter

- Lebar trotoar minimal 90 (sembilan puluh) centimeter pada 1 atau ke 2

sisi bahu jalan atau perkerasan jalan

Tempat Parkir

- Jarak antara tempat parkir dengan pintu bangunan rumah susun terdekat,

tidak lebih dari 300 (tiga ratus) meter

- Tempat parkir pada pertemuan antara pejalan kaki dan jalan kendaraan

harus diberi ruang penghantar yang memberikan kondisi aman bagi

pejalan kaki terhadap lalu lintas kendaraan

Utilitas umum

Lingkungan apartemen harus dilengkapi dengan utilitas umum yang

terdiri dari jaringan air bersih, saluran pembuangan air hujan, saluran

pembuangan air limbah, jaringan tempat pembuangan sampah, jaringan

pemadam kebakaran, jaringan listrik, jaringan gas, jaringan telepon dan

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-9

alat komunikasi lainnya yang berfungsi sebagai sarana penunjang

pelayanan lingkungan.

h. Fasilitas bangunan

Fasilitas Niaga

- Untuk jumlah penduduk sampai denghan 250 jiwa, sekurang-kurangnya

harus disediakan warung dan atau pelataran kaki lima

- Untuk jumlah penduduk lebih dari 1.000 jiwa, sekurangkurangnya harus

disediakan pusat perbelanjaan (pasar swalayan), bengkel-bengkel

reparasi dan usaha jasa lainnya

Lapangan terbuka

Lapangan terbuka dapat berupa taman sebagai penghijauan, tempat

bermain anak-anak dan/atau berupa lapangan olah raga yang mempunyai

standar kebutuhan dengan luas tanah sekurang-kurangnya 20% (dua

puluh persen) dari luas tanah lingkungan rumah susun

Fasilitas Pendidikan, kesehatan dan Peribadatan

Dapat dilayani oleh fasilitas yang berada di luar lingkungan hunian

vertikal, pemenuhan kebutuhannya disesuaikan dengan keadaan sekitar

lingkungan hunian vertikal dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Berdasarkan penjelasan di atas, persyaratan perancangan apartemen

berdasarkan peraturan menteri Pekerjaan Umum No. 60/PRT/1992 ini akan

menjadi syarat teknis yang harus dipenuhi dalam proses perancangan

bangunan.

2.2 Tinjauan Ruang Terbuka Hijau

2.2.1 Pengertian Ruang Terbuka Hijau UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang (Pasal 1 angka 31)

menyatakan bahwa:

“Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam.”

Tujuan penyelenggaraan Ruang Terbuka Hijau adalah guna menjaga

ketersediaan lahan sebagai kawasan resapan air, menciptakan aspek

planologis perkotaan melalui keseimbangan antara lingkungan alam dan

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-10

lingkungan binaan yang berguna untuk kepentingan masyarakat dan

Meningkatkan keserasian lingkungan perkotaan sebagai sarana pengaman

lingkungan perkotaan yang aman, nyaman, segar, indah, dan bersih.

Dari segi kepemilikan, RTH dibedakan ke dalam RTH publik dan RTH

privat. Baik RTH publik maupun privat memiliki beberapa fungsi utama,

yaitu sosial budaya, ekonomi, estetika/arsitektural. Khusus untuk RTH

dengan fungsi sosial seperti tempat istirahat, sarana olahraga dan atau area

bermain, maka RTH ini harus memiliki aksesibilitas yang baik untuk semua

orang, termasuk aksesibilitas bagi penyandang cacat.

2.2.2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk Untuk menentukan luas RTH berdasarkan jumlah penduduk, dilakukan

dengan mengalikan antara jumlah penduduk yang dilayani dengan standar

luas RTH per kapita sesuai peraturan yang berlaku. Tipe RTH dan letak

lokasi ditentukan berdasarkan jumlah penduduk dalam suatu unit lingkungan

(Tabel 2.2).

Tabel 2. 2 Penyediaan RTH Berdasarkan Jumlah Penduduk

Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05/PRT/M/2008

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-11

2.2.3 Penyediaan RTH pada Lingkungan/Permukiman a. RTH Taman Rukun Tetangga

Taman Rukun Tetangga (RT) adalah taman yang ditujukan untuk melayani

penduduk dalam lingkup 1 (satu) RT, khususnya untuk melayani kegiatan

sosial di lingkungan RT tersebut. Luas taman ini adalah minimal 1 m2 per

penduduk RT, dengan luas minimal 250 m2. Lokasi taman berada pada

radius kurang dari 300 m dari rumah-rumah penduduk yang dilayani. Luas

area yang ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% - 80% dari

luas taman.

Pada taman ini selain ditanami dengan berbagai tanaman, juga terdapat

minimal 3 (tiga) pohon pelindung dari jenis pohon kecil atau sedang.

b. RTH Taman Rukun Warga

RTH Taman Rukun Warga (RW) dapat disediakan dalam bentuk taman

yang ditujukan untuk melayani penduduk satu RW, khususnya kegiatan

remaja, kegiatan olahraga masyarakat, serta kegiatan masyarakat lainnya

di lingkungan RW tersebut.

c. RTH Kelurahan

RTH kelurahan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan

untuk melayani penduduk satu kelurahan. Luas taman ini minimal 0,30 m2

per penduduk kelurahan, dengan luas minimal taman 9.000 m2.

d. RTH Kecamatan

RTH kecamatan dapat disediakan dalam bentuk taman yang ditujukan

untuk melayani penduduk satu kecamatan. Luas taman ini minimal 0,2 m2

per penduduk kecamatan, dengan luas taman minimal 24.000 m2.

Penjelasan mengenai ruang terbuka hijau dan syarat penyediaan ruang

terbuka hijau pada poin di atas akan menjadi dasar pertimbangan dalam

konsep penyediaan ruang hijau di dalam bangunan yang dibahas pada bab

IV.

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-12

2.3 Tinjauan Desain Biophilik

2.3.1 Pengertian Desai Biophilik Desain biophilik adalah desain yang berlandaskan pada aspek biophilia

dengan tujuan untuk menghasilkan suatu ruang yang dapat berpartisipasi

dalam peningkatan kesejahteraan hidup manusia secara fisik dan mental

dengan membina hubungan positif antara manusia dan alam di tempat-tempat

yang memiliki makna budaya dan ekologi. Desain biophilik dapat

menciptakan ruang-ruang yang restoratif bagi fisik manusia, menyehatkan

sistem syaraf, dan menampilkan vitalitas kehidupan yang estetik. (Kellert,

2005)

Kellert dalam Building for Life (2005) mengistilahkan sebuah bangunan

yang mampu menyelaraskan kepentingan alam dan manusia dengan definisi

desain biophilik. Menurutnya ada dua hal yang harus dipenuhi:

1. Kita harus meminimalkan dan memitigasi efek lingkungan dari sebuah

konstruksi bangunan yang modern

2. Kita juga harus mendesain dan menyediakan lingkungan agar manusia

senantiasa mempunyai kontak yang cukup dengan alam.

Dalam tahun terakhir, tren pendekatan pengembangan pembangunan desain

alternative yang berkelanjutan dan hijau, akan terus digandrungi karena

terbukti bukan saja ramah terhadap alam dan lingkungan, tetapi juga memiliki

dampak pada kesehatan penghuninya. Pembangunan biophilic dirancang

mengikuti dua dimensi dasar:

1. Bangunan yang organik (organic design), yaitu pembangunan yang

mengikuti pola-pola alami, mengikuti kontur lanskap yang ada, yang

secara simbolis juga menandakan bahwa manusia cukup beradaptasi

dengan lingkungannya tanpa intervensi yang merusak bahkan menentang

alam. Pola pembangunan seperti ini, misalnya, bisa secara kreatif dengan

memanfaatkan penerangan alami, memanfaatkan ventilasi dan materi

bangunan dengan memanfaatkan lingkungan: tidak menebang vegetasi

sekelilingnya, berdiri dan mempunyai dekorasi dan ornament yang

menyesuaikan dengan alam sekitarya.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-13

2. Desain adat (vernacular design), yaitu rancangan desain mengikuti pola

lanskap yang menyesuaikan bangunan dimana konstruksi berdiri, juga

mempertimbangkan aspek budaya, sejarah, dan ekologi yang

menyesuaikan diri dengan konteks geografis kawasan.

Pola desain biophilik yang ramah lingkungan, tidak hanya menghargai pola-

pola alami dimana bangunan didirikan, tetapi juga hendaknya sangat murah

dan efisien untuk menjalani kehidupan.

Sepuluh tahun belakangan ini, telah terlihat pertumbuhan yang signifikan

pada penelitian dan pendekatan desain yang mengkombinasikan elemen

biologi dan psikologi dengan arsitektur. Pada penerapan green building yang

menekankan efisiensi energi dan minimalisir jejak karbon pada bangunan,

seringkali menghasilkan desain bangunan yang sangat kontras dengan

lingkungannya, oleh sebab itu kini penerapan green building banyak yang

telah menggabungkan Desain Biophilik ke dalam strategi desain yang

berkelanjutan. Bagi perusahaan dan pelaku properti, penerapan Desain

Biophilik mampu menciptakan daya tarik tersendiri untuk mempromosikan

brand perusahaan, meningkatkan produktivitas dan kebahagiaan pengguna

bangunan yang dapat mengarah kepada peningkatan nilai jual dan pemasukan

keuangan. Di perkotaan, ketika urbanisasi tidak menunjukkan tanda-tanda

penurunan, desain biophilik mampu memberikan rasa kebahagiaan pengguna

bangunan dan masyarakat di sekitarnya. Walaupun begitu, hubungan antara

manusia dengan alam mungkin saja dapat terus menurun, namun dengan

penerapan desain biophilik ke dalam bangunan, hal tersebut mampu

membantu untuk menghubungkannya kembali.

Penjelasan mengenai sub bab ini bertujuan untuk membahas lebih dalam

mengenai pengertian desain biophilik sehingga pembaca mampu memahami

tentang desain biophilik yang kemudian akan banyak dibahas pada sub bab

setelah ini.

2.3.2 Sejarah Desain Biophilik Biophilia merupakan teori yang dikembangkan oleh Edward O. Wilson

pada tahun 1984, yang berarti bawaaan yang dimiliki manusia akan kecintaan

terhadap alam atau ketertarikan terhadap segala sesuatu yang hidup dan

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-14

penting. Teori mengenai Biophilia ini kemudian dikembangkan oleh Stephen

R. Kellert pada tahun 2005 yang dituliskan pada buku berjudul Building for

Life: Designing and Understanding the Human-Nature Connection. Stephen

R. Kellert merupakan seorang Tweedy Ordway Professor Emeritus pada

jurusan Ilmu Kehutanan dan Lingkungan di Universitas Yale. Dalam buku

tersebut Kellert pertama kalinya memperkenalkan teori mengenai hubungan

manusia dan alam ke dalam sebuah desain bangunan yang disebut dengan

desain biophilik.

Pada tahun 2008, Stephen R. Kellert menerbitkan kembali buku tentang

desain biophilik yang berjudul Biophilic Design: The Theory, Science and

Practice of Bringing of Buildings to Life. Kemudian pada tahun 2012, buku

berjudul Birthright: People and Nature in The Modern World. Buku terbaru

yang Kellert tulis bersama Elizabeth Calabrese saat ini adalah The Practice of

Biophilic Design pada tahun 2015.

Stephen R. Kellert bukanlah satu-satunya orang yang mengembangkan

mengenai desain biophilik, belakangan ini teori tersebut memang sedang

berkembang. William Browning, Catherine Ryan dan Joseph Clancy juga

menuliskan sebuah buku mengenai desain biophilik yang berjudul 14

Patterns of Biophilic Design pada tahun 2014. Hingga saat ini, manfaat dan

penelitian mengenai desain biophilik masih terus dikembangkan.

2.3.3 Pola Desain Biophilik Desain Biophilik dikategorikan menjadi 3 kategori untuk memahami

hubungan antara keberagaman alam dengan lingkungan yang berkembang

(Browning, Ryan, & Clancy, 2014), antara lain :

a. Nature in the Space

Menghadirkan unsur alam ke dalam sebuah ruang secara langsung, secara

fisik dan dalam kurun waktu tertentu, seperti tumbuhan, air, hewan dan juga

angin, suara, aroma dan elemen natural lainnya. Untuk mendapatkan kesan

yang kuat dari Nature in the space memerlukan koneksi secara langsung

terhadap berbagai elemen natural, khususnya melalui keberagaman alam,

pergerakan, dan interaksi beberapa indera. Berikut ini merupakan 7 pola

dalam Nature in the space:

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-15

1. Koneksi visual dengan alam

Akar dari Pola

Ruang dengan koneksi visual yang baik dapat dirasakan secara utuh,

mampu menarik perhatian dan mampu membangkitkan semangat atau

menenangkan. Adanya koneksi langsung dengan alam, ruang tersebut mampu

menunjukkan waktu, keadaan cuaca dan makhluk hidup lainnya. Dalam

sebuah penelitian, preferensi visual dan respon terhadap pandangan ke alam

pada pola koneksi visual mampu mengurangi stress, lebih banyak emosional

positif yang berfungsi, meningkatkan konsentrasi dan pemulihan. Baik ketika

kita merasakan alam secara langsung maupun hanya sekedar melihat gambar

yang berkaitan dengan alam, keduanya terbukti mampu menurunkan stres.

Penelitian mengenai preferensi visual menunjukkan bahwa pemandangan

yang paling banyak dicari adalah pemandangan lereng dengan pohon rindang,

tanaman yang berbunga, hewan jinak, indikasi dari tempat tinggal manusia

dan sekumpulan air yang jernih (Orians & Heerwagen, 1992). Hal inilah yang

sering sulit dicari dalam lingkungan perkotaan yang sudah padat, oleh karena

itu manfaat meningkatnya psikologis manusia terhadap alam dilakukan

dengan cara meningkatkan lagi keanekaragaman hayati bukan dengan

meningkatkan daerah vegetative alami (Fuller et al., 2007)

Working with the pattern

Dasar pertimbangan untuk menciptakan koneksi visual yang kuat dengan

alam, antara lain:

- Prioritaskan alam yang alami dibandingkan alam buatan, namun lebih

baik pengaplikasian alam buatan dari pada tidak ada unsur alam sama

sekali.

- Prioritaskan keanekaragaman hayati dibandingkan dengan kuantitas area

- Prioritaskan atau menghadirkan peluang ruang untuk berada dekat

dengan ruang hijau

- Desain mampu mendukung terjadinya koneksi visual dengan alam

setidaknya 5-20 menit per hari

- Desain tata letak dan perabot ruang sebisa mungkin tidak menghambat

akses visual terhadap alam

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-16

Salah satu contoh dari lingkungan yang dirancang dengan koneksi visual

dengan alam yang baik adalah perpaduan antara pohon birch dan taman lumut

di bangunan New York Times di New York City (Gambar 2.1). Koneksi

visual langsung menuju taman lumut di letakkan di tengah gedung dimana

banyak orang berlalu lalang ketika memasuki atau keluar dari gedung. Letak

taman yang berdekatan dengan sebuah restoran, dan ruang konferensi utama

seperti sebuah oasis tenang di dalam keramaian dan hiruk pikuk Times

Square.

Contoh Aplikasi Pada Bangunan

Berikut ini adalah contoh bentuk aplikasian pola Koneksi viseal dengan alam

pada bangunan yang dapat diwujudkan secara alami maupun buatan.

Alami : Aliran alami dari sumber air, vegetasi, hewan, serangga, fosil,

tanah.

Buatan: Aliran air buatan, kolam koi, akuarium, green wall, lukisan

pemandangan alam, video pemandangan alam, perancangan

lanskap taman.

2. Koneksi non-visual dengan alam

Akar dari pola koneksi non-visual dengan alam

Sebuah ruangan dengan koneksi non-visual yang baik dengan alam terasa

menyegarkan dan memiliki keseimbangan yang baik; kondisi ambient yang

terasa kompleks dan berubah-ubah namun pada saat sama mampu terasa

akrab dan nyaman, dimana suara, aroma dan tekstur yang ada di dalam

ruangan mampu memberikan kesan seperti berada di alam terbuka.

Working with the patterns

Dasar pertimbangan untuk menciptakan koneksi non-visual yang kuat dengan

alam, antara lain:

- Prioritaskan suara alam dibandingkan suara perkotaan

- Memiliki kemudahan akses dari satu atau beberapa lokasi untuk

memperoleh koneksi non-visual dengan alam setidaknya 5-20 menit per

hari

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-17

- Mengintegrasikan koneksi non-visual dengan aspek lain dalam program

desain

- Desain koneksi visual dan non-visual dapat dirasakan secara bersamaan

untuk memaksimalkan dampak positif bagi kesehatan.

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Alami : Wangi rempah-rempah dan bunga, suara burung, air mengalir, cuaca, ventilasi alami, bahan bertekstur (batu, kayu, bulu)

Buatan: Simulasi digital suara alam, tekstur kain yang meniru tekstur alami, Holtikultura atau berkebun, Vertikultur, hewan peliharaan, sarang lebah.

Calat Alhambra di Granada, Spanyol merupakan contoh keindahan dari

pengaplikasian 14 pola Desain Biophilik. Integrasi air dan vetilasi alami

degan arsitektur yang berpusat pada kesan non-visual mendukung koneksi

langsung antara ruang indoor dan outdoor (Gambar 2.2), antar bangunan dan

pemandangan alam sekitarnya. Penggunaan air mancur menciptakan iklim

mikro ruang yang baik yaitu terciptanya suara gemercik air dan udara menjadi

terasa dingin.

3. Sensor stimuli non-ritmik

Ruang yang memiliki sensor stimuli non-ritmik yang baik memiliki kesan

segar, menarik merangsang dan memberikan energy.

Working with the patterns

Pertimbangan desain untuk stimuli non-ritmik yang mudah diakses dan

efektif, antara lain:

Gambar 2.1 The NY Times Building moss and birch garden, New York by Renzo Piano

Gambar 2.2 Kebun dan air mancur pada Calat Alhambra di Granada,

Spanyol.Sumber: Dax Fernstorm/Flickr

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-18

- Sebagai pedoman umum, pengalaman sensor stimuli non-ritmik harus

terjadi kira-kira setiap 20 menit selama sekitar 20 detik, dan untuk

rangsangan visual, berada di jarak lebih dari 20 kaki..

- Strategi stimuli non-rhytmic dapat terjalin hampir di setiap lanskap atau

kebun. Misalnya, pemilihan tanaman yang dapat menarik kupu-kupu dan

lebah untuk bersarang serta memilih tanaman yang kebutuhan serangga

tersebut akan lebih praktis dibandingkan dengan memelihara kupu-kupu

dan lebah di dalam sarang buatan.

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Alami : Pergerakan awan, angin sepoi-sepoi, suara gemerisik tanaman,

suara gemerisik air, pergerakan serangga dan hewan, burung

berkicau, wangi bunga, pohon, dan tumbuhan

Buatan: Pengaplikasian kain atau layar yang mampu bergerak dan

berkilau ketika terkena cahaya atau angina, refleksi dari air,

bayangan yang mampu berubah dengan gerakan atau waktu.

The Dockside Green community di Pulau Vancouver, Victoria, BC

Canada (Gambar 2.3) merupakan contoh yang baik dalam penerapan stimuli

non-rhytmic.

4. Thermal dan variasi aliran udara

Sebuah ruangan yang memiliki suhu dan variasi aliran udara yang baik akan

terasa menyegarkan, aktif, hidup dan nyaman. Ruang tersebut akan

memberikan rasa nyaman dan sense of control.

Akar dari Pola

Penelitian menunjukkan bahwa manusia tertarik pada lingkungan yang

berubah-ubah, seperti variasi dalam cahaya, suara dan suhu. Lingkungan

tanpa stimulasi sensorik dan variabilitas dapat menyebabkan kebosanan dan

menimbulkan sikap pasif (Heerwagen, 2006)

Working with patterns

Pertimbangan desain:

- Penggabungan kondisi thermal dan aliran udara ke dalam material,

pencahayaan, mesin ventilasi dan penataan jendela serta pintu pada

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-19

-

-

-

-

-

-

-

-

-

ketinggian bangunan akan membantu pendistribusian variabilitas ruang

dan waktu.

- Kenyamanan thermal merupakan komponen penghubung yang penting

antara Desain Biophilik dengan desain yang berkelanjutan, terutama

dalam menghadapi iklim dan meningkatnya biaya energy. Ketika thermal

dan variasi aliran udara dapat diimplementasikan dengan cara

memperluas persepsi manusia tentang kenyamanan thermal, maka hal ini

dapat membantu mengurangi kebutuhan energy untuk penggunaan AC

dan pemanas.

- Perancangan fitur yang mampu memudahkan pengguna dalam

beradaptasi dan memodifikasi kondisi termal seiring dengan perubahan

lingkungan.

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Alami : Pemanfaatan panas sinar matahari, bayangan, bahan permukaan

yang mampu memancarkan sinar, orientasi ruang maupun

bangunan, vegetasi dengan pembentukan musim

Buatan: Strategi pendistribusian HVAC, kontrol sistem, jendela kaca dan

perawatannya, pengoperasian jendelan dan cross ventilation

Singapore’s Khoo Teck Puat Hospital by RMJM Architects merupakan

contoh dalam pengaplikasian thermal dan variasi aliran udara yang baik

(Gambar 2.4). Desain pasif pada rumah sakit ini menarik udara segar dari

Gambar 2.4 The Dockside Green Community on Vancouver Island by Busby Perkins+Will immerses people in natural

non-rhytmic stimuli

Gambar 2.3 The Khoo Teck Puat Hospital in Singapore by RMJM

Architects. Sumber: Jui-Yong Sim/Flickr.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-20

halaman luar; udara dingin untuk membantu menjaga kenyamanan thermal,

sementara di ruang pasien terdapat jendela yang dapat diatur sendiri oleh

penggunanya. Bagian fasad dan tata letak pada bagian interior dirancang

untuk memanfaatkan sinar matahari serta bayangannya pada siang hari dan

sekaligus mengurangi silau.

5. Air

Akar dari Pola

Pola ini telah dikembangkan dalam sebuah penelitian mengenai visual

preferensi terhadap lingkungan yang terdapat unsur air di dalamnya, hasilnya

adalah mampu mengurangi stress, meninkatkan perasaan tenang, dan

menurunkan denyut jantung dan tekanan darah ketika bersentuhan langsung

dengan air, meningkatkan konsentrasi dan pemulihan ingatan dan

meningkatkan persepsi, respon psikologis dan fisiologis ketika beberapa

indera dirangsang secara bersamaan.

Penelitian menunjukkan bahwa sebuah lanskap yang di dalamnya terdapat

unsur air mampu menciptakan suatu respon restorative yang lebih tinggi dan

umumnya memiliki preferensi yang lebih besar dibandingkan dengan

pemandangan yang tidak terdapat unsur air di dalamnya. Hasil penelitian

menyarankan bahwa pemandangan alami tanpa adanya unsur air di dalamnya

dan pemandangan kota dengan unsur air di dalamnya memiliki manfaat yang

sama (Jahncke et al., 2011; Karmanov & Hamel, 2008; Putih, et al., 2010).

Penelitian mengenai respon terhadap aktivitas yang dilakukan di ruang

hijau menunjukkan bahwa keberadaan air mampu mendorong peningkatan

percaya diri dan suasana hati dibandingkan dengan kegiatan-kegiatan yang

yang dilakukan di ruang hijau tanpa kehadiran unsur air (Barton & Pretty,

2010). Mendengarkan, merasakan atau bersentuhan dengan air juga dapat

mengurangi stress (Alvarsson et al., 2010; Pheasant et al., 2010)

Working with the patterns

Pertimbangan desain untuk mengoptimalkan dampak dari keberadaan air:

- Memprioritaskan penggunaan elemen air yang dapat dirasakan oleh

berbagai indra untuk mencapai hasil yang menguntungkan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-21

- Memprioritaskan gelombang pergerakan air yang secara alami

dibandingkan dengan pergerakan air yang terprediksi dan stagnan.

- Volume tinggi dan turbulensi air yang tinggi dapat menimbulkan

ketidaknyamanan dan berdampak pada tingkat kelembaban dan

mengurangi kualitas suara, sehingga kedekatan dapat mempengaruhi

ketepatan.

- Hemat dalam pemilihan jenis fitur air karena berpengaruh pada konsumsi

energy dan air dalam bangunan.

- Pemberian bayangan pada air, penggunaan permukaan yang dapat

memantulkan sinar matahari, dan mengurangi luasan permukaan air yang

terpapar sinar matahari secara langsung dapat meminimalisasi penguapan

air.

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Alami : Sungai, laut, tambak, lahan basah, akses visual terhadap air

hujan dan arus air

Buatan: Water wall, air terjun buatan, akuarium, air mancur, sungai

buatan, refleksi air (asli atau simulasi) di permukaan lain,

penggunaan bentuk air dalam komposisi

6. Cahaya yang dinamis dan tersebar

Akar dari Pola

Sebuah ruang yang mengaplikasikan pola kondisi cahaya yang dinamis

dan tersebar dengan baik mampu menyampaikan ekspresi waktu dan gerakan

guna membangkitkan kesan drama dan intrik yang dibalut dengan rasa

tenang.

Desain pencahayaan telah lama digunakan untuk mengatur suasana dalam

sebuah ruang, dan perbedaan kondisi pencahayaan mampu menimbulkan

tanggapan psikologis yang berbeda. Dampak dari sinar matahari pada siang

hari terhadap kinerja, suasana hati dan kesejahteraan telah dipelajari selama

bertahun-tahun di berbagai lingkungan.

Working with the patterns

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-22

Pertimbangan desain untuk embangun keseimbangan antara cahaya yang

dinamis dan tersebar, antara lain:

- Kondisi cahaya yang dinamis dapat membantu transisi antara ruang

dalam dan ruang luar

- Kondisi pencahayaan dinamis dengan perubahan yang drastic, seperti

pergerakan cahaya yang terus menerus, perubahan warna, penetrasi sinar

matahari secara langsung dan kontras yang tinggi tidak sesuai jika

diaplikasikan pada ruangan dimana kegiatan yang terjadi di dalamya

membutuhkan perhatian.

Contoh Aplikasi

Alami : Sinar matahari dari berbagai sudut, cahaya matahari langsung,

cahaya api, sinar bulan dan bintang, bioluminescence

Buatan: Lampu, distribusi cahaya, pencahayaan yang dipencarkan ke

dinding dan langit-langit sekitarnya, aksen pencahayaan, refernsi

warna circadian, kontrol peredupan cahaya secara personal

7. Koneksi antar sistem alami

Sebuah ruang dengan koneksi antar sistem alami yang baik mampu

membangkitkan hubungan yang lebih besar secara keseluruhan, membuat

seseorang sadar akan perubahan dan siklus kehidupan. Kesan dari ruangan ini

seringkali bersifat santai, nostalgia, mendalam dan terkadang dihindari.

Working with the pattern

Pertimbangan desain peluang yang mampu membantu untuk menciptakan

kualitas koneksi dengan sistem alami, antara lain:

- Mengintegrasikan penangkap air hujan dengan sistem pengolahan air ke

dalam desain lanskap untuk merespon ketika terjadinya hujan

- Desain yang interaktif, terutama untuk anak-anak, pasien atau orang

lanjut usia (misalnya, diintegrasikan dengan kurikulum pendidikan,

program holtikultura, komunitas taman)

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Alami : - Pola iklim dan cuaca (hujan, hujan, salju; angin, awan, kabut;

gemuruh, petir)

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-23

- Hidrologi (curah hujan, permukaan air mengalir dan sumber

daya; banjir, kekeringan; )

- Geologi

- Perilaku hewan (predasi, makan, mencari makan, kawin,

tempat tinggal)

- Diurnal pola (warna cahaya dan intensitas; bayangan;

penerimaan tanaman; perilaku hewan; perubahan gelombang)

- Langit malam (bintang, konstelasi, Bima Sakti) dan siklus

(tahap-tahap bulan, gerhana, penjajaran planet, kejadian

astronomi)

- Pola musiman (beku-cair, intensitas cahaya dan warna; siklus

tanaman, migrasi hewan; aroma sekitar)

Buatan: - Sistem simulasi transisi sinar matahari dengan siklus diurnal

- Habitat satwa liar (misalnya, birdhouse, tempat pemeliharaan

lebah madu; vegetasi berbunga)

- Paparan infrastruktur air

- Membalut material dengan unsur alam (kulit, batu, tembaga,

perunggu, kayu)

b. Natural Analogues

Kategori ini membahas tentang kehadiran alam secara organik dan tidak

hidup dengan menyediakan berbagai informasi tentang alam yang

terorganisasi dengan baik. Terdapat 3 parameter desain dalam kategori ini,

antara lain :

8. Bentuk dan Patra Biomorphic

Akar dari pola

Sebuah ruangan dengan betuk dan patra biomorphic yang baik akan terasa

menarik dan nyaman, dan juga menarik hati. Penggunaan pola ini mampu

menarik perhatian dan meningkatkan konsentrasi. Manusia memiliki

ketertarikan visual terhadap bentuk organic dan bentuk biomorphic namun hal

ini alasan dari ketertarikan yang terjadi pada manusia tersebut belum dapat

dijelaskan secara ilmiah. Ketika otak manusia melihat bentuk dan pola

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-24

biomorphic dalam sebuah benda mati, mungkin saja hal itu mereka

gambarkan sebagai representasi dari symbol kehidupan (Vessel, 2012).

Working with the pattern

Tujuan dari pola ini adalah untuk memberikan representasi elemen desain

ke dalam bangunan yang memungkinkan penguna untuk menciptakan

koneksi dengan alam guna membantu mengurangi stress.

Pada dasarnya terdapat 2 pendekatan dalam penerapan bentuk dan pola

biomorphic, yaitu digunakan sebagai komponen dekoratif atau digunakan

pada komponen struktur. Kedua pendekatan tersebut dapat diaplikasikan

secara bersamaan.

Pertimbangan desain yang dapat membantu dalam menciptakan kondisi

biomorphic yang berkualitas, antara lain:

- Pengaplikasian pola pada 2 atau 3 bidang atau sebuah ruang seperti pada

lantai, dinding, jendela) untuk menciptakan keragaman dan frekuensi

yang lebih besar

- Hindari pengulangan penggunaan bentuk dan pola yang dapat

menggangu penglihatan

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Dekorasi : Penggunaan pola pada kain, karpet, dan wallpaper dinding

berdasarkan angka Fibonacci atau Golden mean; detail

pada jendela, warna kaca, tekstur, patung, kayu, batu

Bentuk/Fungsi: Penggunaan pola pada pengaturan sistem struktur

(misalnya kolom berbentuk seperti pohon), bentuk

bangunan, dinding atau plafond, bentuk furniture, maupun

lorong

9. Koneksi material dengan alam

Working with the pattern

- Kuantitas bahan dan warna harus ditentukan berdasarkan pada fungsi

ruang. Jika bahan dan warna diaplikasikan secara bersamaan, maka

perbandingannya harus ada yang lebih tinggi salah satu.

- Penggunaan material alami lebih disukai dibandingkan dengan material

sintetis. Manusia dapat membedakan antara material yang alami dengan

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-25

yang sintesis, oleh karena itu penggunaan material alami lebih

disarankan.

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Dekorasi : Aksen detail (kayu, kulit, batu, tekstur fosil, bamboo,

rotan, rumput kering), permukaan interior, penggunaan

palet warna natural

Bentuk/Fungsi: Penggunaan pola pada konstruksi dinding (kayu, batu),

sistem struktur (kayu balok), bahan pada fasad, bentuk

furniture, jalan setapak, jembatan

10. Kompleksitas dan Keteraturan

Working with the patterns

Dasar pertimbangan yang dapat membantu untuk menciptakan kondisi

kompleksitas dan keteraturan yang berkualitas, antara lain:

- Memprioritaskan karya seni dan pemilihan material, ekspresi arsitektur,

lanskap dan skema perencanaan yang menggambarkan pengulangan

bentuk geometri dan hirarki

- Struktur fractal dengan 3 kali pengulangan akan lebih berdampak

dibandingan dengan desain yang terbatas pada 2 kali pengulangan

- Penggunaan yang berlebihan atau memperbesar ukuran fractal dapat

menimbulkan perasaan tidak nyaman atau takut. Padahal tujuan dari

penggunaan pola ini adalah mengurangi stress

- Desain bangunan atau lansekap baru harus memperhitungkan dampak

pada kualitas fraktal cakrawala perkotaan yang sudah ada

Contoh Aplikasi pada Bangunan

Dekorasi : Desain wallpaper dan karpet, kontur dan tekstur material,

pemilihan tanaman dan penempatannya, stimuli

pendengaran

Bentuk/Fungsi: Exposed structure/exoskeleton, mengekspose sistem

mekanik, bahan fasad, rencana lantai, lanskap, pedestrian

c. Nature of the Space

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-26

Pada kategori ini menekankan pada konfigurasi ruang dalam alam,

termasuk keinginan bawaan untuk mempelajari alam, dapat melihat

melampaui lingkungan sekitar, mengidentifikasi suatu hal berbahaya pada

alam atau yang tidak diketahui, maupun fobia terhadap hal-hal tertentu diluar

kepercayaan. Terdapat 4 parameter desain dalam kategori ini, antara lain :

11. Prospect. Pandangan jarak jauh tanpa halangan, untuk tujuan pengawasan

maupun perencanaan

12. Refuge

Suatu tempat untuk menghindarkan diri dari lingkungan, terutama suatu

kegiatan di lingkungan, dimana individu akan merasa terlindungi dari

belakang secara keseluruhan

Working on patterns

Tujuan utama dari pola refuge adalah untuk menyediakan lingkungan yang

mudah diakses dan memberi perlindungan bagi pengguna. Tujuan

sekundernya adalah untuk membatasi akses visual ke dalam ruang

perlindungan. Fungsi utamanya adalah sebagai pelindung bagian atas dan

sebagai tempat berteduh. Perlindungan dari 3 sisi, tempat strategis dan

orientasi ruang dapat mempengaruhi perasaan pengguna pada sebuah ruang

perlindungan.

Fungsi umum dari pola refuge, antara lain:

- Tempat berlindung dari

cuaca atau iklim

- Tempat berbincang

- Tempat refleksi atau

meditasi

- Tempat istirahat atau

bersantai

- Tempat membaca

- Tempat berlindung dari

bahaya fisik

Dalam beberapa kasus, ruang perlindungan tersebut tidak sepenuhnya

tertutup, melainkan menyediakan beberapa bukaan untuk kontak dengan

lingkungan sekitarnya yang digunakan sebagai pengawasan.

Pertimbangan desain:

- Ruang perlindungan pada bagian indoor biasanya ditandai dengan

kondisi rendahnya ketinggian langit-langit

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-27

- Ruang perlindungan pada bagian outdoor atau indoor dengan ketinggian

plafon yang cukup tinggi, perbedaan ketinggian yang drastic diperlukan

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Penggunaan struktur mezanine

cukup efektif untuk menciptakan ruang perlindungan

Contoh Aplikasi

Atribut spasial: - Perlindungan modular

- Perlindungan parsial : hanya beberapa sisi yang

tertutup (tempat duduk, canopy beds, gazebo, canopy

trees, covered walkways)

- Perlindungan luas : ruang rapat dengan 3 dinding,

private offices, rumah pohon

Fitur: Menurunkan tinggi plafond, menurunkan variasi warna

atau cahaya, suhu atau kecerahan; tempat untuk meditasi,

refleksi, istirahat, relaksasi, membaca; tempat berlindung

dari cuaca dan tempat berbincang-bincang

13. Misteri

14. Resiko / Bahaya

2.3.4 Hubungan Alam dengan Kesehatan Banyak bukti mengenai Biophilia dapat dihubungkan dengan penelitian

terhadap sistem pikiran-tubuh (kognitif, psikologis dan fisiologis) yang telah

dieksplorasi dan diverifikasi dalam berbagai tingkat, di laboratorium atau

lapangan studi. Hal ini bertujuan untuk membantu menjelaskan bagaimana

kesehatan dan kesejahteraan manusia dapat dipengaruhi oleh lingkungan

mereka. Untuk mempermudah pembaca dalam memahami hubungan alam

dengan kesehatan, berikut ini adalah tabel pembahasannya.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-28

Tabel 2.3 Fungsi masing-masing pola terhadap pengurangan stress, kinerja kognitif dan emosi, suasana hati & preferensi

14 Pola * Pengurangan Stres Kinerja Kognitif

Emosi, Suasana hati & Preferensi

Koneksi Visual dengan alam

*

*

*

Menurunkan tekanan darah dan denyut jantung (Brown, Barton & Gladwell, 2013; van den Berg, Hartig, & Staats, 2007; Tsunetsugu & Miyazaki, 2005)

Meningkatkan ikatan/perhatian mental (Biederman & Vesel, 2006)

Berdampak positif pada perilaku dan kebahagiaan (Barton & Pretty, 2010)

Koneksi non-visual dengan alam

*

*

Mengurangi tekanan darah sistolik dan hormone stress (Park, Tsunetsugu, Kasetani et al., 2009; Hartig, Evans, Jamner et al., 2003; Orsega-Smith, Mowen, Payne et al., 2004; Ulrich, Simons, Losito et al., 1991)

Berdampak positif pada kinerja kognitif (Mehta, Zhu & Cheema, 2012; Ljungberg, Chris, & Lundström, 2004)

Terasa perbaikan dalam kesehatan mental dan ketenangan (Li, Kobayashi, Inagaki et al., 2012; Jahncke, et al., 2011; Tsunetsugu, Park, & Miyazaki, 2010; Kim, Ren, & Fielding, 2007; Stigsdotter & Grahn, 2003)

Stimuli sensor non-ritmik

*

*

Memberikan dampak positif pada denyut jantung, tekanan darah sistolik dan aktivitas sistem saraf simpatik

(Li, 2009; Park et al, 2008; Kahn et al., 2008; Beauchamp, etal., 2003; Ulrich et al., 1991

Observed and quantified behavioral measures of attention and exploration (Windhager et al., 2011)

Thermal & Airflow Variability

*

*

Meningkatkan kenyamanan, kesejahteraan dan produktivitas (Heerwagen, 2006; Tham & Willem, 2005; Wigö, 2005)

Berpengaruh positif pada konsentrasi (Hartig et al., 2003; Hartig et al., 1991; R. Kaplan & Kaplan, 1989)

Meningkatkan persepsi temporal dan alliesthesia (Parkinson, de Dear & Candido, 2012; Zhang, Arens, Huizenga & Han, 2010; Arens, Zhang & Huizenga, 2006; Zhang, 2003; de Dear & Brager, 2002; Heschong, 1979)

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-29

14 Pola * Pengurangan Stres

Kinerja Kognitif

Emosi, Suasana hati & Preferensi

Air *

*

Mengurangi stress, meningkatkan perasaan tenang, menurunkan denyut jantung dan tekanan darah(Alvarsson, Wiens, & Nilsson, 2010; Pheasant, Fisher, Watts et al., 2010; Biederman & Vessel, 2006)

Meningkatkan konsentrasi dan pemulihan ingatan (Alvarsson et al., 2010; Biederman & Vessel, 2006)

Meningkatkan persepsi dan respon psikologis (Alvarsson et al., 2010; Hunter et al., 2010)

Mengamati hal yang lebih disukai dan respon emosional yang positif (Smith, Humphryes et al., 2010; Karmanov & Hamel, 2008; Biederman & Vessel, 2006; Heerwagen & Orians, 1993; Ruso & Atzwanger, 2003; Ulrich, 1983)

Dynamic & Diffuse Light

*

*

Memberikan dampak positif terhadapa berlangsungnya system circadian (Figueiro, Brons, Plitnick et al., 2011; Beckett & Roden, 2009)Meningkatkan kenyamanan visual (Elyezadi, 2012; Kim & Kim, 2007)

Bentuk dan pola biomorphic

* Memperhatikan pemandangan yang lebih disukai (Vessel, 2012; Joye, 2007)

Koneksi Material dengan alam

Menurunkan tekanan darah diastolic(Tsunetsugu, Miyazaki & Sato, 2007)Meningkatkan kreativitas (Lichtenfeld et al., 2012)

Meningkatkan kenyamanan (Tsunetsugu, Miyazaki & Sato 2007)

Complexity

& Order

*

*

Positively impacted perceptual and physiological stress responses(Salingaros, 2012; Joye, 2007; Taylor, 2006; S. Kaplan, 1988)

Memperhatikan pemandangan yang lebih disukai (Salingaros, 2012; Hägerhäll, Laike, Taylor et al., 2008; Hägerhäll, Purcella, & Taylor, 2004; Taylor, 2006)

Prospect *

*

*

Mengurangi stress (Grain & Stigdotter,2010)

Mengurangi kebosanan, iritasi, dan kelelahan (Clearwater & Coss, 1991)

Meningkatkan kenyamanan dan rasa keamanan (Herzog & Bryce, 2007; Wang & Taylor, 2006; Petherick, 2000)

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-30

14 Pola * Pengurangan Stres

Kinerja Kognitif

Emosi, Suasana hati & Preferensi

Refuge *

*

*

Meningkatkan konsentrasi, perhatian dan persepsi terhadap keselamatan (Grahn & Stigsdotter, 2010; Wang & Taylor, 2006; Petherick, 2000; Ulrich et al., 1993)

Sumber: 14 Patterns of Biophilic Design

2.4 Tinjauan Preseden

2.4.1 Tinjauan Apartemen di Jakarta Selatan Tabel 2.4 Tinjauan Apartemen Fraser Residence, Simprug Park dan The Aspen Residence

Nama Hotel

Fraser Residence Simprug Park The Aspen Residence

Gambar

LokasiJl. Setiabudi Raya No. 9, Sudirman, Jakarta Selatan

Jl. Simprug Golf 3 No. 83. Simprug, Jakarta Selatan

Jl. RS. Fatmawati No. 1 Jakarta Selatan

Fasilitias Dilengkapi dengan ruang tamu terpisah, ruang makan, dapur dan kamar tidurAkses Wi-Fi gratisKolam renang outdoor ukuran olimpiadeKolam air panas & dinginPusat kebugaran Fasilitas sauna dan uapLapangan Tenis, lapangan basketTaman bermain anak indoor dan outdoorLoungePelayanan 24 jam bagian penerima tamu dan pramutamu

Children’s poolSwimming poolFitness RoomSaunaBBQ AreaPlaygroundPelayanan Tiap Kamar:ACKoneksi Internet*Washer and dryerDrinking water delivery*Fully Furnished KitchenHousekeeping – daily, weekly, monthly*Koneksi telefon*

fitness & gym center,vertical garden landscape,resort style lake pool adult & child,family barbeque corner,jogging track,children playground,access card system & CCTV,basement parking & visitor parking,24 hour security system,ATM & mini market,Restaurant & Café

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-31

Pelayanan keamanan 24 jamResidents’ programmesPelayanan sarapan harianIncanto Restaurant (all day dining) *Pelyanan kamar*Parkir mobilDaily housekeeping servicesPelayanan laundry*Transfer bandara*Pet friendly (syarat dan ketentuan berlaku)*Tersedia Mini-mart dan ATMLayanan kesekertariatanKet: *Dikenakan biaya

Gas Tank delivery*TV Flat 48” – Premium Cable**dikenakan biaya

Receptionist, Desk.Laundry MartMall One Bel Park & commercial area (coming soon project).

Tipe unit kamar

Satu kamar tidur - Ukuran ruang: 82m2

(Deluxe) dan 82 m2

(Premier, lantai 22 sampai 33)

- Kapasitas ruang untuk 2 orang

- Terdiri dari: Ruang tamu, Kamar mandi, Kamar tidur, Ruang makan, ruang belajar dan dapur

Tipe 1 – 3 kamar tidur- Ukuran kamar: 201-

211 m2

- Terdiri dari: 3 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, 2 Private Balconies,Ruang Belajar, Rak sepatu, Dapur

Tipe 2 – 3 kamar tidur- Ukuran kamar: 223-

233 m2

- Terdiri dari: 3 Kamar tidur, 3 Kamar mandi, 2 Private Balconies, Ruang Belajar, Rak sepatu, dapur

Studio A- Ukuran kamar: 39,72 m2

- Terdiri dari: Kamar tidur, Kamar mandi, Balkon, dapur

Studio B- Ukuran kamar: 39,72 m2

- Terdiri dari: Kamar tidur, Kamar mandi, Balkon, dapur

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-32

Nama Hotel

Fraser Residence Simprug Park The Aspen Residence

Dua kamar tidur - Ukuran ruang: 119-121m2

(Deluxe) dan 119-121 m2

(Premier, lantai 25 sampai 33)

- Kapasitas ruang untuk 4 orang

- Terdiri dari: Ruang tamu, 2 Kamar mandi, 2 Kamar tidur, Ruang makan, ruang belajar dan dapur

Tipe 3 – 2 kamar tidur- Ukuran kamar: 164-

174 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, 2 Private Balconies, Ruang Belajar, Rak sepatu, dapur

2 Kamar tidur (A)- Ukuran kamar: 66,64 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, Kamar mandi, ruang tv, balkon, dapur

Tipe Unit Kamar

Tiga kamar tidur - Ukuran ruang: 158 m2

(Deluxe) dan 158 m2

(Premier, lantai 25 sampai 33)

- Kapasitas ruang untuk 6 orang

- Terdiri dari: Ruang tamu, 2 Kamar mandi, 3 Kamar tidur, Ruang makan, ruang belajar dan dapur

Tipe 4 – 2 kamar tidur- Ukuran kamar: 211-

214 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, Private Terrace dengan Furniture outdoor, Rak sepatu, dapur

Tipe 4 – 2 kamar tidur- Ukuran kamar: 188 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, dapur, Private Terrace dengan Furniture outdoor

2 Kamar Tidur (B)- Ukuran kamar: 93,33 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, Service room, Ruang tamu, balkon, dapur

2 Kamar Tidur (C)- Ukuran kamar: 97,19 m2

- Terdiri dari: 2 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, Service room, Ruang tamu, balkon, dapur

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-33

3 Kamar Tidur- Ukuran kamar: 136 m2

- Terdiri dari: 3 Kamar tidur, 2 Kamar mandi, Service room, Ruang tamu, Ruang makan, balkon, dapur

Sistem Penyediaan fasilitas

Fully Serviced Fully furnished Non serviced and furnished

Pencapaian Interior core access Interior core access Interior core access

BentukMassa Bangunan

Tower Building Tower Building

Sistem Pengelompokkan unit

Group of units forming a tower Group of units forming a tower

Sistem Pelayanan Unit

Simplex Simplex Simplex

Ketinggian bangunan

High rise apartment High rise apartment

Sumber data

http://jakarta.frasershospitality.com

http://simprugpark.com http://theaspenresidences.com

Kesimpulan Tinjauan Apartemen:

- Lokasi

Lokasi dari ketiga apartemen di atas merupakan lokasi yang berada di

kawasan perkotaan yang cukup strategis. Lokasi apartemen tersebut

berbatasan langsung dengan jalan raya utama sehingga memudahkan

pengguna dalam segi pencapaian ke luar site

- Tipe Unit Kamar

Variasi tipe unit kamar mulai dari unit dengan 1 kamar, 2 kamar, hingga 3

kamar. Ruang-ruang pokok yang ada di dalam ketiga apartemen tersebut

antara lain ruang kamar tidur, kamar mandi, dapur dan ruang tamu. Terdapat

ruang tambahan seperti balkon di beberapa tipe, hal ini disesuaikan dengan

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-34

konsep apartemen itu sendiri. Jumlah ruang disesuaikan dengan sasaran

penghuni dan kebutuhan penghuni.

- Fasilitas

Fasilitas yang ada di dalam apartemen antara lain kolam renang, fitness

center, lapangan olahraga, taman bermain anak indoor maupun outdoor, wifi,

lounge, parkir untuk visitor maupun penghuni, mini-mart, ATM, Sauna,

BBQ, Fasilitas AC di tiap kamar, Vertical garden landsacape, jogging track,

access card, CCTV, Restaurant, Café, Receptionist, dan Laundry mart.

- Pengguna

Pengguna apartemen tersebut merupakan masyarakat golongan ekonomi

menengah ke atas

2.4.2 The Interlace, Singapore The Interlace merupakan hunian vertikal berbentuk blok yang diperuntukkan

bagi warga Singapura di tengah keterbatasan lahan. Bangunan ini berdiri di

tanah seluas 170.000 m2 dengan penyediaan unit hunian sebanyak 1.040 unit.

Blok-blok apartemen tersebut disusun pada empat 'superlevels' utama dengan

tiga puncak menara dari 24 lantai yang ada (Gambar 2.5). Tumpukan blok

yang tersusun menyediakan bagian atas balok yang difungsikan sebagai

private garden. Permainan tumpukan blok ini memunculkan ruang-ruang

yang dapat dimanfaatkan sebagai taman. Dalam setiap modul bangunan yang

berbentuk persegi panjang memiliki 2 buah core sebagai jalur sirkulasi

vertical antar lantai (Gambar 2.6).

Lokasi : Singapura

Gambar 2. 6 Denah unit ApartemenSumber: primepropertylaunch.com

Gambar 2. 5 The Interlace, SingaporeSumber: theinterlace.com

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-35

The interlace memiliki beberapa jenis taman yaitu private sky garden,

private balcony, private garden, public sky garden dan public space yang

berada di dasar bangunan. Komplek ini juga memiliki area bersama pada

clubhouse, teater, pusat kebugaran dan kolam renang, termasuk area piknik

dengan air terjun, kolam teratai, dan hutan buatan.

Konsep yang dapat diambil dari The Interlace adalah konsep sistem

bangunan vertikal terkait struktur, modul massa, gubahan massa, pemanfaatan

ruang serta koneksi antar fasilitas sarana dan prasarana penunjang di

dalamnya. The Interlace mampu mewadahi segala aktivitas yang tersedia

dalam berbagai fasilitas.

2.4.3 University of Florida Clinical Translational Research Building Bangunan ini merupakan sebuah perusahaan yang menerapkan Desain

Biophilik pada bangunannya. Desain bangunan ini berusaha untuk

menghubungkan kembali lingkungan yang dibangun dengan alam melalui

strategi tertentu dan upaya untuk menggabungkan dengan potensi yang

dimiliki oleh site yaitu pepohonan, lahan basah, struktur parkir dan

kogenerasi tanaman. Bangunan ini (Gambar 2.7) merupakan bangunan

berkelanjutan namun lebih dari itu, bangunan ini tidak hanya efisien dalam

hal energy namun dapat menciptakan pekerja yang bahagia dan efisien.

Gambar 2. 7 University of Florida Clinical Translational Research Building

Gambar 2. 8 Site Plan University of Florida Clinical Translational Research Building

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI DAN PRESEDEN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

II-36

Bentuk bangunan yang seperti huruf ‘U’ pada bangunan ini

memungkinkan semua sisi bagian mendapatkan view ke arah atrium (Gambar

2.8). Adanya atrium di tengah bangunan juga berpengaruh terhadap

pencahayaan alami yang masuk ke dalam bangunan. Ventilasi dan ruang hijau

yang ada pada bangunan juga terbukti dapat meningkatkan produktivitas dan

mengurangi jumlah hari sakit pada pekerja kantor, arsitek bangunan ini

menjadi semakin sadar bahwa Desain Biophilik mampu memberikan

lingkungan yang sehat bagi penghuninya.

Karya ini menyimpulkan bahwa arsitektur biophilik dapat memberikan

manfaat bagi kesehatan lingkungan dan manusia yang dapat mengurangi

kerusakan ekologi pada kota.