BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... ·...

32
8 BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teori 1. Imunisasi dasar a. Pengertian Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, A. Aziz Alimut, 2008, p.54 ) Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Garry S Matondang & Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10) b. Tujuan pemberian imunisasi Tujuan pemberian imunisasi adalah : 1) Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas. 2) Dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 3) Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

8

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Tinjauan teori

1. Imunisasi dasar

a. Pengertian

Imunisasi merupakan usaha pemberian kekebalan pada

bayi dan anak dengan memasukkan vaksin ke dalam tubuh agar

tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

(Hidayat, A. Aziz Alimut, 2008, p.54 )

Imunisasi adalah cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak

ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit (Garry

S Matondang & Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10)

b. Tujuan pemberian imunisasi

Tujuan pemberian imunisasi adalah :

1) Diharapkan anak menjadi kebal terhadap penyakit sehingga

dapat menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

2) Dapat mengurangi kecacatan akibat penyakit yang dapat dicegah

dengan imunisasi.

3) Menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

9

dunia seperti pada imunisasi cacar variola (Garry S Matondang

& Sjawitri P Siregar, dalam Ranuh, 2008, p. 10)

c. Manfaat imunisasi

1) Untuk anak : mencegah penderita yang disebabkan oleh

penyakit dan kemungkinan cacat atau kematian.

2) Untuk keluarga : menghilangkan kecemasan dan psikologi

pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga

apabila orang tua yakin bahwa anak akan menjalani masa kanak-

kanak yang nyaman.

3) Untuk Negara :memperbaiki tingkat kesehatan,

menciptakan bangsa yang kuat dan bekal untuk melanjutkan

pembangunan Negara (Atikah, 2010).

d. Macam- macam imunisasi

Menurut Atikah (2010) macam imunisasi terbagi menjadi 2 yaitu :

1) Imunisasi aktif

Imunisasi aktif merupakan pemberian bibit penyakit

yang telah dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh

berespon spesifik dan memberikan suatu ingatan terhadap

antigen ini, sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali

dan meresponnya. Dalam imunisasi aktif, terdapat beberapa

unsur vaksin yaitu :

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

10

a) Vaksin dapat berupa organisme yang secara keseluruhan

dimatikan.

b) Pengawet, stabilisator atau antibiotik. Merupakan zat yang

digunakan agar vaksin tetap dalam keadaan lemah atau

menstabilkan antigen dan mencegah tumbuhnya mikroba.

c) Cairan pelarut dapat berupa air steril atau juga berupa cairan

kultur jaringan yang digunakan sebagai media tumbuh

antigen.

Keuntungan imunisasi aktif yaitu :

a) Pertahanan tubuh yang terbentuk akan dibawa seumur hidup

b) Murah dan efektif

c) Tidak berbahaya, reaksi yang serius jarang terjadi.

2) Imunisasi pasif

Imunisasi pasif merupakan pemberian zat

(imunoglobulin), yaitu suatu zat yang dihasilkan melalui suatu

proses infeksi yang dapat berasal dari plasma manusia

(kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui plasenta) atau

binatang (bias ular) yang digunakan untuk mengatasi mikroba

yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

11

e. Cara pemberian imunisasi, waktu pemberian imunisasi, cara

penyimpanan imunisasi vaksin

1) Cara Pemberian Imunisasi

Tabel 2.1 Cara pemberian imunisasi dasar (modul kebijakan

program imunisasi, DepKes 2006 ).

Vaksin Dosis Cara pemberianBCG 0,05 ml Disuntikkan secara intrakutan didaerah kanan atas

(insertio musculus deltoideus)DPT 0,5 ml Secara intramuscularPolio 2 tetes Diteteskan ke mulutCampak 0,5 ml Subkutan, biasanya dilengan kiri atasHepatitis B 0,5 ml Intramuscular pada anterolateral paha

2) Jadwal pemberian imunisasi

Tabel 2.2 Waktu yang tepat untuk pemberian imunisasi dasar

(DepKes RI, 2006)

Umur Jenis imunisasi0-7 hari Hepatitis B 11 bulan BCG2 bulan Hepatitis B 2, DPT 1, Polio 13 bulan Hepatitis B 3, DPT 2, Polio 24 bulan DPT 3, Polio 39 bulan Campak, Polio 4

3) Kerusakan Vaksin

Tabel 2.3 Kerusakan Vaksin

Vaksin sensitif beku

Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selama

Hepatitis B, DPT-HB 0-0,50C Max jam

DPT, DT, TT -50C-100C Max 1,5-2 jam

DPT, DPT-HB, DT Beberapa 0C diatas suhuudara luar (ambienttemperatur <340C)

14 hari

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

12

Vaksin sensitif panas

Vaksin Pada suhu Dapat bertahan selamaPolio Beberapa 0C diatas suhu udara

luar (ambient temperature<340C)

2 hari

Campak &BCG Beberapa 0C diatas suhu udaraluar (ambient temperature<340C)

7 jam

f. Tempat mendapatkan pelayanan imunisasi

1) Puskesmas

a) KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)

b) UKS (Usaha Kesehatan Masyarakat)

c) Posyandu

d) Balai pengobatan

2) Non Puskesmas, meliputi :

a) Rumah sakit

b) Rumah sakit bersalin

c) Rumah bersalin

d) Dokter praktek anak

e) Dokter umum praktek

f) Dokter spesialis kebidanan

g) Bidan praktek

h) Balai kesehatan masyarakat

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

13

g. Jenis-jenis imunisasi

1) BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Imunisasi BCG (Bacillus Calmette Guerin) merupakan

imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

TBC yang berat, sebab terjadinya penyakit ini yang primer

ataupun ringan dapat terjadi walaupun sudah dilakukan

imunisasi BCG. Vaksin BCG merupakan vaksin hidup yang

dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiak berulang salama 1-

3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tapi masih

mempunyai imunogenitas. Vaksin BCG diberikan pada umur <

2 bulan. Namun untuk mencapai cakupan yang lebih luas,

Departemen Kesehatan menganjurkan pemberian imunisasi

BCG pada umur antara 0-12 bulan. Apabila BCG diberikan pada

umur lebih dari 3 bulan, sebaiknya dilakukan uji Mantoux

(tuberkulin) terlebih dahulu. Diberikan apabila uji tuberkulin

negatif. Vaksin BCG diberikan secara intradermal 0,1 ml untuk

anak (>1 tahun), 0,05 ml untuk bayi kurang dari 1 tahun.

Imunisasi BCG ulang tidak dianjurkan.

Kontra indikasi : mengidap penyakit TBC,

imunokompromais (leukimia, HIV, pengobatan steroid jangka

panjang) karena vaksin BCG adalah vaksin hidup.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

14

2) Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit hepatitis B.

Kandungan vaksin ini adalah HbsAg dalam bentuk cair. HbsAg

ini dapat diperoleh dari serum manusia atau dengan cara

rekayasa genetik dengan bantuan sel ragi. Hepatitis B

merupakan imunisasi pertama yang diberikan segera setelah

lahir. Frekuensi pemberian imunisasi hepatitis sebanyak tiga kali

dan penguatnya dapat diberikan pada usia 6 tahun. Imunisasi ini

diberikan melalui intramuskular.

3) DPT

Imunisasi DPT (Difteri Pertusis Tetanus) merupakan

imunisasi yang digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit

difteri, pertusis dan tetanus. Vaksin DPT ini merupakan vaksin

yang mengandung racun kuman difteri yang telah dihilangkan

sifat racunnya, namun masih dapat merangsang pembentukan

zat anti (toksoid), biasanya diolah bersama dengan vaksin

tetanus dalam bentuk vaksin DT, atau dengan vaksin tetanus dan

pertusis dalam bentuk vaksin DPT. Vaksin difteri disebabkan

Corynebacterium diptheriae, penularannya melalui jalan nafas

atau bahan eksudat dari lesi di kulit. Vaksin tetanus tidak mudah

meluas. Penyebabnya Clostridium titani, penularannya

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

15

dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Vaksin pertusis

disebabkan oleh Bordetella pertusis penularannya melalui batuk.

Vaksin DPT primer diberikan 3 kali sejak umur 2 bulan

(DPT tidak boleh diberikan sebelum umur 6 minggu) dengan

interval 4-8 minggu. Interval terbaik diberikan 8 minggu. Jadi

DPT-1 diberikan pada umur 2 bulan, DPT-2 diberikan pada

umur 4 bulan dan DPT-3 pada umur 6 bulan. Pemberian pertama

zat anti terbentuk masih sangat sedikit (tahap pengenalan)

terhadap vaksin dan mengaktifkan organ-organ tubuh membuat

zat anti. Pada pembentukan kedua dan ketiga terbentuk zat anti

yang cukup. Pemberian vaksin DPT ulangan booster diberikan 1

tahun setelah DPT-3 yaitu pada umur 18-24 bulan dan DPT-5

pada saat masuk sekolah umur 5 tahun. Imunisasi DPT

diberikan melalui intramuskular.

Kontra indikasi yaitu kejang karena epilepsi, kelainan

saraf, alergi DPT. Yang menyebabkan panas adalah antigen

pertusis.

4) Polio

Imunisasi polio merupakan imunisasi yang digunakan

untuk mencegah terjadinya penyakit poliomyelitis yang dapat

menyebabkan kelumpuhan pada anak. Terdapat 2 jenis vaksin

dalam peredaran yang masing-masing mengandung virus polio

tipe I, II, III yaitu :

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

16

a) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang sudah

dimatikan (vaksin Salk), cara pemberiannya dengan

penyuntikan.

b) Vaksin yang mengandung virus polio tipe I, II, III yang

masih hidup tetapi telah dilemahkan (vaksin Sabin), cara

pemberiannya melalui mulut dalam bentuk pil atau cairan.

Di Indonesia vaksin yang lazim diberikan adalah virus

yang dilemahkan (vaksin Sabin). Kedua jenis vaksin tersebut

mempunyai kebaikan dan kekurangannya. Kekebalan yang

diperoleh sama baiknya. Karena cara pemberiannya lebih mudah

melalui mulut maka lebih sering dipakai jenis Sabin.

Kontra indikasi yaitu demam tinggi (>380C), diare,

keganasan, HIV, pengobatan dengan steroid, kekebalan

terganggu.

5) Campak

Imunisasi campak merupakan imunisasi yang

digunakan untuk mencegah terjadinya penyakit campak pada

anak karena termasuk penyakit menular. Disebabkan oleh famili

paramyxoviridae. Vaksin campak mengandung virus campak

hidup yang telah dilemahkan.Vaksin campak di Indonesia dapat

diperoleh dalam bentuk kemasan kering tunggal atau dalam

kemasan kering yang dikombinasi dengan vaksin

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

17

gondong/bengok (mumps) dan rubella (campak jerman).

Imunisasi campak diberikan melalui subkutan.

h. Efek samping Imunisasi

Menurut Atikah (2010) dan Depkes (2006) efek samping dari

imunisasi adalah :

1) BCG

Setelah diberikan imunisasi BCG, reaksi yang timbul

tidak seperti pada imunisasi pada vaksin lain. imunisasi BCG

tidak menyebabkan demam. Setelah 1-2 minggu diberikan

imunisasi, akan timbul indurasi dan kemerahan ditempat

suntikan yang berubah menjadi pustula, kemudian pecah

menjadi luka. Luka yang tidak perlu pengobatan khusus, karena

luka ini akan sembuh dengan sendirinya secara spontan. Kadang

terjadi pembesaran kelenjar regional diketiak atau leher.

Pembesaran kelenjar ini terasa padat. Namun tidak

menimbulkan demam.

2) DPT

Imunisasi DPT dapat berefak samping ringan ataupun

berat. Efek samping ringan misalnya terjadi pembengkakan,

nyeri pada tempat penyuntikan dan demam. Efek berat misalnya

terjadi kesakitan kurang lebih empat jam, kesadaran menurun,

menangis hebat, sianosis, terjadi kejang dan syok.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

18

Dianjurkan minum penurun panas setelah diberikan

vaksin DPT.

3) Poliomielitis

Jarang terjadi efek samping atau tidak terdapat efek

samping. Efek samping berupa paralis yang disebabkan oleh

vaksin jarang terjadi (kurang dari 0,17 :1.000.000; Bull WHO,

p:66: 1988). Bila ada efek sampingnya adalah pusing diare

ringan, sakit otot.

4) Campak (Morbili)

Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan

dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari

setelah vaksinasi. Pada beberapa anak bisa terjadi diare.

5) Hepatitis B

Demam yang tidak terlalu tinggi biasanya hilang

setelah 2 hari, timbul kemerahan di tempat penyuntikan,

bengkak, nyeri.

i. Kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI)

Untuk kepentingan oprasional kejadian ikutan pasca

imunisasi didefinisikan sebagai semua kejadian sakit dan kematian

yang terjadi dalam masa 1 bulan setelah imunisasi.

kriteria WHO western pasifik untuk memilih KIPI dalam lima

kelompok penyebab yaitu :

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

19

1) Kesalahan program/ teknik pelaksanaan imunisasi

Sebagian besar kasus KIPI berhubungan dengan

masalah program dan teknik pelaksanaan imunisasi yang

meliputi kesalahan program penyimpanan, pengelolaan dan tata

laksana pemberian vaksin, misalnya terjadi pada :

a) Dosis antigen (terlalu banyak)

b) Lokasi dan cara menyuntik

c) Sterilisasi semprit dan jarum suntik

d) Jarum bekas pakai

e) Tindakan aseptik dan antiseptik

f) Kontaminasi vaksin dan peralatan suntik

g) Penyimpanan vaksin

h) Pemakaian sisa vaksin

i) Jenis dan jumlah peralut vaksin

j) Tidak memperhatikan petunjuk produsen (petunjuk

pemakaian, indikasi kontra)

Kecurigaan terhadap kesalahan tata laksana perlu

diperhatikan apabila terdapat kecenderungan kasus KIPI

berulang pada petugas yang sama. Kecenderungan lain adalah

apabila suatu kelompok populasi mendapat vaksin dengan batch

yang sama tetapi tidak terdapat masalah atau apabila sebagian

populasi setempat dengan karakteristik serupa yang tidak

diimunisasi tapi justru menunjukkan masalah tersebut.

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

20

2) Reaksi suntikan

Semua gejala klinis yang terjadi akibat trauma tusuk

jarum suntik baik langsung maupun tidak langsung harus dicatat

sebagai reaksi KIPI. Reaksi suntikan langsung misal rasa sakit,

bengkak dan kemerahan pada tempat suntikan, sedangkan reaksi

suntikan tidak langsung misalnya rasa takut, pusing dan mual.

3) Induksi vaksin (reaksi vaksin)

Gejala KIPI yang disebabkan induksi vaksin umumnya

sudah dapat diprediksi terlebih dahulu karena merupakan reaksi

simpang vaksin dan secara klinis biasanya ringan. Walaupun

demikian dapat saja terjadi gejala klinis hebat seperti reaksi

anafilaksis sistemik dengan resiko kematian. Reaksi simpang ini

sudah teridentifikasi dengan baik dan tercantum dalam petunjuk

pemakaian tertulis oleh produsen sebagai indikasi kontra,

indikasi khusus, perhatian khusus, atau berbagai tindakan dan

perhatian spesifik lainnya termasuk kemungkinan interaksi

dengan obat atau vaksin lain. Petunjuk ini harus diperhatikan

dan ditanggapi dengan baik oleh pelaksana imunisasi.

4) Faktor kebetulan (koinsiden)

Indikator faktor kebetulan ditandai dengan

ditemukannya kejadian yang sama disaat bersamaan pada

kelompok populasi setempat dengan karakteristik serupa tetapi

tidak mendapat imunisasi.

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

21

5) Penyebab tidak diketahui

Bila kejadian atau masalah yang dilaporkan belum

dapat dikelompokkan ke dalam salah satu penyebab maka untuk

sementara dimasukkan ke dalam kelompok ini sambil menunggu

informasi lebih lanjut. Biasanya dengan kelengkapan informasi

tersebut akan dapat ditentukan kelompok penyebab KIPI.

2. Pengetahuan

Adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui panca indra manusia yaitu melalui

indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga

(Notoatmodjo, 2007 p: 139).

Menurut (Notoatmodjo, 2007 p: 140) pengetahuan atau

kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk

tindakan seseorang (overt behavior). Pengetahuan seseorang

mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Secara garis besar dibagi

dalam 6 tingkat pengetahuan yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori

yang telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. Misalnya

tahu bahwa buah tomat banyak mengandung vitamin C, jamban

adalah tempat pembuangan air besar. Untuk mengetahui atau

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

22

mengukur bahwa orang tahu sesuatu dapat menggunakan

pertanyaan-pertanyaan, misalnya : apa tanda anak yang kurang gizi,

apa penyebab penyakit TBC, dan sebagainya.

b. Memahami (comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk

menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Misalnya orang

yang memahami cara pemberantasan penyakit demam berdarah,

bukan hanya sekedar menyebutkan 3 M (mengubur, menutup, dan

menguras), tetapi harus dapat menjelaskan mengapa harus

menutup, menguras dan sebagainya tempat-tempat penampungan

air tersebut.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk

menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi

real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi

atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip dan

sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. Misalnya dapat

menggunakan rumus statistik dalam perhitungan hasil penelitian.

d. Analisis (analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan

dan atau memisahkan, kemudian mencari hubungan antara

komponen-komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

23

obyek yang diketahui. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata kerja seperti dapat menggambar, memisahkan dan

sebagainya.

e. Sintesis (synthesis)

Menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu

kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-

formulasi yang ada. Misalnya dapat merencanakan, dapat

meringkaskan dan sebagainya.

f. Evaluasi (evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek tertentu.

Penilaian-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang

ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah

ada. Misalnya dapat membandingkan antara anak yang cukup gizi

dengan anak yang kekurangan gizi.

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan

wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang

ingin diukur dari subjek penelitian atau responden.

Cara memperoleh kebenaran pengetahuan sepanjang

sejarah, dapat dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

24

1) Cara Tradisional

Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain :

a) Cara coba-coba

Cara ini dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan

yang lama.

b) Cara kekuasaan (otoritas)

Dimana pengetahuan diperoleh berdasarkan pada

kekuasaan, baik otoritas tradisi, otoritas pemerintah,

otoritas pemimpin, maupun otoritas ilmu pengetahuan.

c) Berdasarkan pengalaman

Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi pada masa yang lalu.

d) Melalui jalan pikiran

Manusia telah mampu menggunakan

penalarannya dalam memperoleh pengetahuan.

2) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru atau modern dalam memperoleh

pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis dan ilmiah,

cara ini disebut dengan metode penelitian ilmiah atau lebih

popular lagi metodologi penelitian (Notoatmodjo. 2005).

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

25

3. Sikap (attitude)

a. Definisi

Sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk

merespon secara konsisten, baik positif maupun negatif terhadap

suatu objek (Mitchell, 1990 dalam Wawan dan Dewi, 2010,p. 21)

Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup

dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi

sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus

tertentu yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang

bersifat emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah

seorang ahli psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap merupakan

kesiapan atau kesediaan untuk bertindak (Soekidjo Notoatmojo,

2007, pp.142-143).

Sikap adalah predisposisi untuk melakukan atau tidak

melakukan suatu perilaku tertentu, sehingga sikap bukan hanya

kondisi internal psikologis yang murni dari individu (purely

psychic inner state), tetapi sikap lebih merupakan proses kesadaran

yang sifatnya individual (Thomas & Znaniecki, 1920 dalam

Wawan & Dewi, 2010 pp. 27-28).

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

26

b. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri dari 3 komponen yang saling

menunjang (Azwar S, 2000 dalam Wawan & Dewi, 2010, pp. 31-

32) yaitu :

1) Komponen kognitif merupakan representasi apa yang

dipercayai oleh individu pemilik sikap, komponen kognitif

berisi kepercayaan stereotype yang dimiliki individu mengenai

sesuatu dapat disamakan penanganan (opini) terutama apabila

menyangkut masalah atau problem yang controversial.

2) Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut

aspek emosional. Aspek emosional inilah yang biasanya

berakar paling dalam sebagai komponen sikap dan merupakan

aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh-pengaruh yang

mungkin adalah mengubah sikap seseorang komponen afektif

disamakan dengan perasaan yang dimiliki seseorang terhadap

sesuatu.

3) Komponen konatif merupakan aspek berperilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang. Dan berisi

tendensi atau kecenderungan untuk bertindak atau bereaksi

terhadap sesuatu dengan cara-cara tertentu.

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

27

Sedangkan (Allport, 1954 dalam Soekidjo Notoadmodjo,

2007, p. 143) menjelaskan bahwa sikap itu memiliki 3 komponen

pokok yaitu :

1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu

objek.

2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Ketiga komponen tersebut secara bersama-sama

membentuk sikap yang utuh (total attitude). Dalam penentuan

sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi

memegang peranan penting.

c. Tingkatan sikap

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari

berbagai tingkatan (Soekidjo Notoadmodjo, 2007, p. 144) yaitu :

1) Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (objek).

2) Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan

atau mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

28

itu benar atau salah adalah berarti orang itu menerima ide

tersebut.

3) Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau

mendiskusikan suatu masalah.

4) Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah

dipilihnya dengan segala resiko merupakan sikap yang paling

tinggi.

d. Sifat sikap

Sikap dapat pula bersifat positif dan dapat pula berrsifat

negatif (Heri Purwanto,1998 dalam A. Wawan dan Dewi M, 2010,

p. 34)

1) Sikap positif kecenderungan tindakan adalah mendekati,

menyenangi, mengharapkan objek tertentu.

2) Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi,

menghindari, membenci, tidak menyukai objek tertentu.

e. Ciri-ciri sikap

Ciri-ciri sikap adalah (Heri Purwanto, 1998 dalam A.

Wawan dan Dewi M, 2010, p. 34)

1) Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk atau

dipelajari sepanjang perkembangan itu dalam hubungan dengan

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

29

objeknya. Sikap ini membedakannya dengan sifat motif-motif

biogenis seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat.

2) Sikap dapat berubah-ubah karena itu sikap dapat dipelajari dan

sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadaan-

keadaan dan syarat-syarat tertentu yang mempermudah sikap

pada orang itu.

3) Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai

hubungan tertentu terhadap suatu objek dengan kata lain, sikap

itu terbentuk, dipelajari atau berubah senantiasa berkenaan

dengan suatu objek tertentu yang dapat dirumuskan dengan

jelas.

4) Objek sikap itu merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.

5) Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan,

sifat alamiah yang membedakan sikap dan kecakapan-

kecakapan atau pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki orang.

f. Faktor yang mempengaruhi sikap

1) Pengalaman pribadi

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap,

pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat.

Karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila

pengalaman pribadi terbentuk terjadi dalam situasi yang

melibatkan faktor emosional.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

30

2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting

Pada umumnya, individu cenderung untuk memiliki

sikap yang konformis atau searah dengan sikap orang yang

dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi

oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk

menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting

tersebut.

3) Pengaruh kebudayaan

Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis

pengaruh sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan

telah mewarnai sikap anggota masyarakat, karena kebudayaan

telah memberi corak pengalaman individu di masyarakat.

4) Media massa

Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau

media komunikasi lainnya. Berita yang seharusnya faktual

disampaikan secara objektif, cenderung dipengaruhi oleh sikap

penulisnya, akibatnya berpengaruh terhadap sikap

konsumennya.

5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama

Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan

dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan

tidaklah mengherankan jika kalau pada gilirannya konsep

tersebut mempengaruhi sikap.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

31

6) Faktor emosional

Kadang kala suatu bentuk sikap merupakan

pernyataan yang didasari emosi yang berfungsi sebagai

semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego. (Azwar, 2005 dalam A. Wawan

dan Dewi M, 2010, pp.35-36)

g. Cara pengukuran sikap

Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai

pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian

kalimat yang menyatakan sesuatu mengenai objek sikap yang

hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau

mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu

kalimat yang bersifat mendukung atau memihak pada objek sikap

(favourable). Sebaliknya pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-

hal negatif mengenai objek sikap yang bersikap tidak mendukung

maupun kontra terhadap objek sikap (unfavourable).(Azwar, 2005

dalam A. Wawan & Dewi M, 2010, p.37)

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau

tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek. Secara

tidak langsung dapat dilakukan dengan pernyataan-pernyataan

hipotesis kemudian ditanyakan pendapat responden melalui

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

32

kuesioner (Notoatmodjo, 2003 dalam A. Wawan & Dewi M, 2010,

p.37)

Faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran sikap (Hadi,

1971 dalam A. Wawan & Dewi M, 2010, pp.37-38), yaitu :

1) Keadaan objek yang diukur

2) Situasi pengukuran

3) Alat ukur yang digunakan

4) Penyelenggaraan pengukuran

5) Pembaca atau penilaian hasil pengukuran

h. Pengukuran sikap

1) Skala Thurstone (Method of Equel-Appearring Intervals)

Metode ini menempatkan sikap seseorang pada

rentangan kontinum dari yang sangat unfavorabel hingga

sangat favorabel terhadap suatu objek sikap.

2) Skala Likert (Method of Summateds Ratings)

Menurut Likert dalam buku Azwar S (2011, p. 139),

sikap dapat diukur dengan metode rating yang dijumlahkan

(method of summated ratings). Metode ini merupakan metode

penskalaan pernyataan sikap yang menggunakan distribusi

respons sebagai dasar penentuan nilai skalanya. Nilai skala

setiap pernyataan tidak ditentukan oleh derajat favourable nya

masing-masing akan tetapi ditentukan oleh distribusi respons

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

33

setuju dan tidak setuju dari sekelompok responden yang

bertindak sebagai kelompok uji coba (pilot study).

Prosedur penskalaan dengan metode rating yang

dijumlahkan didasari oleh 2 asumsi (Azwar S, 2011, p 139),

yaitu:

1) Setiap pernyataan sikap yang telah ditulis dapat disepakati

sebagai pernyataan yang favorable atau pernyataan yang

tidak favourable.

2) Jawaban yang diberikan oleh individu yang mempunyai

sikap positif harus diberi bobot atau nilai yang lebih tinggi

daripada jawaban yang diberikan oleh responden yang

mempunyai pernyataan negatif.

Suatu cara untuk memberikan interpretasi terhadap

skor individual dalam skala rating yang dijumlahkan adalah

dengan membandingkan skor tersebut dengan harga rata-rata

atau mean skor kelompok di mana responden itu termasuk

(Azwar S, 2011, p.155).

Salah satu skor standar yang biasanya digunakan

dalam skala model Likert adalah skor-T, yaitu:

= 50 + 10 −Keterangan:

X = Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah

menjadi skor T

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

34

= Mean skor kelompok

= Deviasi standar skor kelompok

Perlu pula diingat bahwa perhitungan harga dan s

tidak dilakukan pada distribusi skor total keseluruhan

responden, yaitu skor sikap para responden untuk keseluruhan

pernyataan (Azwar S, 2011, p.156).

Skor sikap yaitu skor X perlu diubah ke dalam skor T

agar dapat diinterpretasikan. Skor T tidak tergantung pada

banyaknya pernyataan, akan tetapi tergantung pada mean dan

deviasi standar pada skor kelompok. Jika skor T yang didapat

lebih besar dari nilai mean maka mempunyai sikap cenderung

lebih favourable atau positif. Sebaliknya jika skor T yang

didapat lebih kecil dari nilai mean maka mempunyai sikap

cenderung tidak favourable atau negatif (Azwar S, 2011, p.

157).

3) Unobstrusive measures

Metode ini berakar dari suatu situasi dimana

seseorang dapat mencatat aspek-aspek perilakunya sendiri atau

yang berhubungan sikapnya dalam pertanyaan.

4) Multidimensional scalling

Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya

bila dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat

unidimensional.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

35

5) Pengukuran involuntary behavior (pengukuran terselubung)

a) Pengukuran dapat dilakukan jika memang diinginkan atau

dapat dilakukan oleh responden.

b) Dalam banyak situasi, ukuran pengukuran sikap

dipengaruhi oleh kerelaan responden.

c) Pendekatan ini merupakan pendekatan observasi terhadap

reaksi fisiologis yang terjadi tanpa disadari dilakukan oleh

individu yang bersangkutan.

d) Observer dapat menginterpretasikan sikap individu mulai

dari facial reaction, voice tone, body gesture, keringat,

dilatasi pupil mata dan beberapa aspek fisiologis lainnnya.

4. Determinan perilaku kesehatan

Menurut Lawrence Green (1980) dalam buku Notoadmodjo (2003,

p.164) perilaku manusia dari tingkat kesehatan terbentuk dari 3 faktor

yaitu :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factor) yang terdiri dari

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.

b. Faktor-faktor pendukung (enabling factor) yang terdiri dari

lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas dan

sarana.

c. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terdiri dari

sikap dan perilaku petugas kesehatan, tokoh agama serta tokoh

masyarakat.

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

36

Menurut WHO (1984) dalam buku Notoadmodjo (2003, p. 167)

perilaku tertentu seseorang dipengaruhi oleh 4 alasan pokok yaitu :

a. Pengetahuan

Pengetahuan seseorang diperoleh dari pengalaman sendiri

atau pengalaman orang lain.

b. Kepercayaan

Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek, atau

nenek. Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan

dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap

Sikap menggambarkan suka dan tidak suka terhadap

obyek. Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri maupun

orang lain yang paling dekat. Sikap positif terhadap nilai-nilai

kesehatan tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata.

d. Orang penting sebagai referensi

Perilaku orang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang

yang dianggap penting. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut kelompok

referensi (reference group) antara lain guru, alim ulama, kepala

adat (suku), kepala desa, dan sebagainya

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

37

5. Hubungan pengetahuan dan sikap tentang efek samping imunisasi

Teori yang dikemukakan oleh Allport (1954) dalam

Notoatmodjo (2003) yang menjelaskan ketiga komponen yang

ditentukan oleh peranan pengetahuan, perasaan, emosional. Hal ini

ditunjukkan bahwa ternyata tingkat pengetahuan baik selalu diikuti

sikap yang positif.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

38

B. Kerangka Teori

Keterangan :

: yang diteliti

: yang tidak di teliti

Bagan 2.1 kerangka teori

Sumber : L. Green dalam Notoatmodjo, 2005

Faktor pemudah(predisposing faktor)

Pendidikan Pekerjaan Pendapatan Umur Kepercayaan Kebiasaan

Faktor pemungkin(enabling faktor) Fasilitas kesehatan Jarak Tarif (biaya) keluarga

Faktor penguat(reinforcing factor ) Sikap dan perilaku Keluarga/suami Tokoh masyarakat

Perilakukesehatan

Pengetahuan

Sikap

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan teoridigilib.unimus.ac.id/./files/disk1/121/jtptunimus-gdl... · 2016. 1. 5. · tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu

39

C. Kerangka Konsep

Bagan 2.2 kerangka konsep

Variabel independen variabel dependen

D. Hipotesis

Ada hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang efek samping imunisasi

BCG dengan sikap ibu tentang imunisasi dasar lengkap.

Pengetahuan ibu tentang efeksamping imunisasi BCG

Sikap ibu tentang imunisasidasar lengkap