6, OXYGEN, 107-121

18
Oxygen KEBUTUHAN DASAR SEMUA MAHLUK HIDUP OKSIGEN AIR MAKANAN KEKURANGAN OKSIGEN MENYEBABKAN KEMATIAN PALING CEPAT 107

description

OXYGEN

Transcript of 6, OXYGEN, 107-121

Page 1: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen

KEBUTUHAN DASAR SEMUA MAHLUK HIDUP

✈ OKSIGEN

✈ AIR

✈ MAKANAN

KEKURANGAN OKSIGEN MENYEBABKAN KEMATIAN PALING CEPAT

107

Page 2: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen

108

Page 3: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen

109

Page 4: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen

TERAPI OKSIGEN

1. Pengertian

Terapi oksigen adalah suatu tindakan untuk meningkatkan tekanan parsial oksigen pada inspirasi yang

dapat dilakukan dengan cara

a. Meningkatkan kadar oksigen inspirasi (FiO2).

b. Meningkatkan tekanan oksigen (Hiperbarik)

2. Indikasi

Pemberian terapi oksigen digunakan untuk

a. Mencegah terjadinya hipoksia.

b. Merupakan terapi untuk hipoksia.

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipoksia.

a. Kadar oksigen rendah.

b. Gangguan jalan napas dan pernapasan.

c. Gangguan difusi.

d. Gangguan transport oksigen.

e. Gangguan penggunaan oksigen dan jaringan.

4. Tanda-tanda hipoksia.110

Page 5: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygena. Sesak napas, pernapasan > 16 / 20 x/mnt

b. Napas cuping hidung.

c. Adanya gerak napas tambahan, retraksi interkostal suprasternal.

d. Tachicardia, tekanan darah meningkat.

e. Berkeringat dingin.

f. Gelisah sampai bingung.

g. Kalau berat tampak sianosis.

5. Prinsip alat terapi oksigen.

a. FiO2 dapat diatur sesuai kebutuhan.

b. Tidak terjadi rebreathing yang menyebabkan penumpukan CO2

c. Resistensi minimal.

d. Efisien dan ekonomis.

e. Nyaman untuk pasien.

6. Macam-macam alat untuk terapi oksigen.

a. Nasal kanule / nasal prong 24-54% 1-2 lpm

b. Masker

1) Masker sederhana 35-60% 6-12 lpm

2) Masker reservoar rebreathing 40-80% 6-10 lpm.

3) Masker reservoar non rebreathing 40-50% 8-12 lpm.

c. Venturi 24-50% 4-12 lpm

d. Bag valve mask

1) Tanpa oksigen 21%

2) Dengan oksigen 50-100%

e. Respirator 21-100%

f. Head box 30-50%

7. Akibat samping terapi oksigen.

a. Langsung.

1) Keracunan oksigen.

2) CO2 naskosis.

3) Atelektasis (tindakan langsung diintubasi).

4) Retrolethal fibroplasia, kebutaan.

5) Gangguan neurologis.

6) Gangguan gerakan silia dan selaput lendir

b. Tidak langsung111

Page 6: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen1) Nasokomial infection.

2) Mucous plug

3) Kembung.

4) Barotrauma paru.

5) Meledak.

8. Contoh penyakit / gangguan yang memerlukan terapi oksigen.

a. Gagal napas (lihat blood gas).

b. Shock.

c. Infark myokard acute (IMA)

d. Payah jantung.

e. Keracunan karbon mono oksida (CaCO3).

f. Fraktur multiple berat.

g. Luka bakar > 25%.

h. Pasca bedah.

i. Sepsis, dll

9. Pemberian terapi oksigen harus memenuhi kriteria 4 tepat 1 waspada.

a. Tepat indikasi.

b. Tepat dosis.

c. Tepat cara pemberian.

d. Tepat waktu pemberian.

e. Waspada terhadap efek samping.

PENGARUH HIPOXIAHipoxia : kekurangan O2 pada jaringan.

Hypoxemia : kekurangan O2 pada darah.

Hipoxia

Saturasi O2 turun > 5 %.

Saturasi O2 < 90 %.

Tekanan oxygen di arteri < 60 mm hg ( Pa O2 ).

Klasifikasi hipoxia :

a. Hipoxik hipoxia.

b. Anemic hipoxia.

c. Stagnan hipoxia.

d. Histotoxik hipoxia.

Hipoxik hipoxia :

112

Page 7: 6, OXYGEN, 107-121

OxygenTekanan O2 di darah berkurang. O2 di dalam darah :

✈ Terikat pada Hb 1,34 ml O2 tiap gr Hb.

✈ Larut di plasma. 0,3 ml O2 tiap P oxygen 100 mm hg.

Etiologi hipoxik hipoxia :

1. Fraction inspirasi (FiO2) rendah.

Sumber O2 habis. - Salah menyalurkan gas anestesi.

2. Ventilasi / pernafasan terganggu.

❀ Pusat pernafasan terganggu : obat, penyakit, trauma.

❀ Spinal cord : trauma, polio, tetanus.

❀ Saraf perifer : polyneuritis.

❀ Neuromuskuler junction : muscle relaxan.

❀ Otot : kelainan otot (diafragma, interkostal)

❀ Rongga thoraks : fracture costae, flail chest.

❀ Cavum pleura : pneumothotax, pleural effusion.

❀ Jaringan paru : kolap, pneumonia.

❀ Obstruksi jalan nafas : jalan nafas atas / bawah.

Hipoxia selama anestesi :

Ventilasi tidak adequat

Obstruksi jalan nafas. - Hipoventilasi.

Penderita dengan A – a gradient > normal :

Penyakit paru – paru. - Aspirasi.

Odema paru. - Atelektasis.

Anemic hypoxic :

← Penurunan jumlah / kapasitas Hb.

← Hb : mekanisme transport O2 yang utama terutama ke jaringan.

← Tekanan O2 tetap normal, tapi O2 yang disalurkan ke organ kurang.

Jika pasien mengalami hipoxia selama anestesi :

Naikkan fraksi inspirasi O2.

Periksa apakah pasien bernafas dengan adequate.

Periksa tekanan darah dan nadi.

Koreksi penyebab : Fi O2 rendah, sumbatan jalan nafas, hipoventilasi, dan lain – lain.

Stagnan hipoxia :

← Terjadi karena factor sirkulasi darah yang menurun.

← Hipovolemi, syok dan gagal jantung.

113

Page 8: 6, OXYGEN, 107-121

OxygenHistotoxik hipoxia :

← Hipoxia karena pengaruh obat / senyawa tertentu.

← Overdosis obat – obat anestesi.

← Intoxikasi cyanide.

Bentuk hipoxia lain :

- Demand hipoxia (histotoxik hipoxia)

- Diffusion hipoxia (hipoxik hipoxia)

Demand hipoxia :

← Febris : kebutuhan O2 meningkat.

← Hipertiroid : kebutuhan O2 meningkat.

← Kebutuhan O2 meningkat : ekstraksi O2 darah ke jaringan meningkat.

Diffusion hypoxia :

← Terjadi pada saat anestesi dengan N2O dihentikan tanpa diberi oksigenasi.

← N2O keluar dari sirkulasi ke alveoli lebih cepat dibanding nitrogen di udara masuk sirkulasi.

← Akibatnya terjadi dilusi O2 di alveoli oleh N2O Fi O2 < 20 % hipoxia.

← Oksigenasi mutlak pada akhir anestesi dengan N2O.

Efek hipoxia :

← Susunan saraf pusat.

Paling rentan terhadap hipoxia.

Oedema : gangguan kesadaran sampai dengan brain death.

← Sistem respirasi.

Ventilasi meningkat.

Stimulasi pusat nafas melalui chemoreseptor.

← Sistem kardiovaskuler.

Denyut jantung dan tekanan darah arteri meningkat.

Hipoxia lanjut : bradikardi dan hipotensi.

← Sistem lain.

Gangguan sistem / faal organ lain, misalnya : hepar dan lain – lain.

OLIGURI PASCA BEDAHProduksi urine :

114

Page 9: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen* Indicator fungsi / perfusi ginjal.

* Menggambarkan status hidrai tubuh.

* Terganggu juga pada penyakit jantung / dekom.

Oliguri : < 0,5 ml / kg BB / jam.

Out put urine : 1 ml / kg BB / jam.

Minimal : 0,5 ml / kg BB / jam.

Dewasa sekitar 50 ml / jam.

Causa oliguri :

✈ Pre renal

✈ Renal

✈ Post renal.

Causa pre renal :

Dehidrasi, perdarahan, sekresi ADH meningkat, obstruksi vena renalis, gagal jantung, syndrome

hepatorenal.

Tanda – tanda : lidah kering, turgor menurun, tachicardi sampai syok. Tanda – tanda dehidrasi negative,

perdarahan tidak ada, tapi oliguri.

Klasifikasi dehidrasi :Ringan (3 – 5 % BB)

Mukosa kering.

Turgor menurun.

Urine pekat.

Tachicardi

<<< interstisiil.

Sedang (6 – 8 % BB)

Urine pekat dan kurang.

Apatis dan mengantuk.

Vena kolap.

Nadi lemah.

Hipotensi ortostatik.

<<< intravascular.

Berat (10 % BB)

Oliguri – anuria.

Stupor – koma.

115

Page 10: 6, OXYGEN, 107-121

OxygenAkral dingin

Nadi tak teraba

Hipotensi - syock

Koreksi oliguri pre renal :

* Rehidrasi / resusitasi cairan.

* Tahap pertama isi intravaskuler, kemudian interstisiil.

* Evaluasi / monitor klinis.

* Kalau perlu ukur tekanan vena sentral.

* Jenis cairan (kristaloid, koloid, darah)

* Bagaimana tehnik rehidrasinya.

Cairan reidrasi / resusitasi :

Kristaloid : RL / acetate, PZ.

Koloid : hydroxyl ethyl starch, gelatin.

Rehidrasi :

1. Dehidrasi berat – sedang : Kristaloid 20 - 40 ml / kg, bisa ulang 20 ml / kg.

2. Bila syok teratasi, deficit berikutnya diberikan lebih lambat (8 – 16 jam).

Tes furosemid :

* Hidrasi cukup, oliguri tetap.

* Factor post renal harus disingkirkan.

* Efek furosemid cepat : 3 – 5 menit ( IV ) atau 30 menit oral.

Causa renal :

❀ Kelanjutan pre renal.

❀ Ischemia.

❀ Bahan nefrotoksik.

❀ Reaksi transfusi.

Nefrotoxik :

✈ Antibiotic golongan aminoglikosida.

✈ Bahan – bahan kontras.

✈ Free hemoglobin / myoglobin ( transfuse massif, reaksi transfuse, rhabdomyolisis ).

Causa post renal :

Obstruksi saluran kencing : batu, tumor.

Putusnya saluran kencing : kasus genekologi.

Alogoritma oliguria

116

Page 11: 6, OXYGEN, 107-121

OxygenCek kateter, obstruksi ?, blass ?, cek tanda – tanda hipovolume.

Negative Positif

Cek elektrolit urine Beri cairan kristaloid

Cek osmolaritas urine. Atasi syok

Cek protein urine. Bila perlu CVP

Cek glukosa urine. Bila perlu dopamin

Lasix test

TRAUMA KARENA POSISI TRANSFERProsedur transfer :

Setiap bagian yang mobile terkunci.

Streteher canvas lama-lama haus dan terlepas.

Trauma akibat posisi :

1. Trauma sendi : lutut, bahu, siku.

2. Trauma otot : nekrosis deltoid, tungkai.

3. Trauma organ interna : spinal cord, paru.

4. Trauma kulit : pressure nekrosis (DM)

5. Trauma mata : pada bedah head dan neck.

6. Trauma servical spine : “wishplash injury” rotasi leher traumatic / gangguan vaskuler.

Persendian normal range of movement.

Posisi lithotomy sacro iliac strain gangguan gerakan tungkai.Compartement syndrome edema yang menekan sirkulasi.

Posisi tertentu tekanan langsung saraf / otot gangguan drainase vena.

Supine (terlentang) nekrose kecil, occiput, sacrum (diabetik neuropathi/vaskulopathi)

Pneumatic tourniquet lesi kulit.

Prone posisi (telungkup) trauma regio malar (gergaji geligi)

Trauma saraf perifer :

✈ Plexus brachialis : terjepit costae 1 – clavikula caput humeri.

✈ Lesi N. ulnaris : kompresi, pronasi tangan cenderung meningkatkan lesi.

✈ Lesi N. axilaris : tertekan meja operasi (posisi prone tangan ke atas kepala)

✈ Lesi N. radialis : penekanan 1/3 tengah lateralis lengan atas.

Gangguan fisiologi :

1. Sistem pernafasan.

- Setiap posisi yang menghalangi akses kepala dan thoraks harus hati – hati !

- Posisi trendelenburg : ETT endo bronchial.

117

Page 12: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen2. Sistem vaskuler

- Oklusi pembuluh darah besar.

- Obstruksi venus return (supine hipotensive syndrome) pada ibu hamil.

Posisi miring ke kiri

TIGA FUNGSI VITAL TUBUH YANG PERLU DI PEERHATIKAN

No Organ Fungsi mulai terganggu Organ mulai rusak1 Otak 10 detik 1-2 menit2 Jantung 2-3 menit 10 menit3 Hati/Ginjal 10 menit 30-60 menit

Keterangan : Kemampuan organ untuk hidup setelah

siklus darah yang berisi O2 berhenti.

Rumus Oksigen ( O2 ).

a. Menit Voleme ( MV )

b.Tidal Volume ( TV )

Contoh : - X = Oksigen

- Y = Udara

Jadi : X + Y ( Y x O,2 ) X x 100 % M V

T V =8-10 cc/kg BB

Misalnya : BB= 50kg

Frekuensi respirasi = 16-20x/menit

Tidal Volume = 10x50 =500 cc

Frekuensi = 20x/menit

Jadi : M V = T V x Fr =500x20 = 10.000 cc = 10 liter/menit

O2 flow meter mengandung 4%

O2 masker = dosis x 4 +20 %

Normal water metabolisme =500/24 jam

BB 2-8 kg : Pakai T Piece

BB 20-30 kg Pakai system Megil sama dengan Semi Open, tidak absorber Sistem Open cara Bag

and Mask : BB x 10 x frekwensi napas x 2 ( dua )

Anak-anak 18 kg BB, pakai system Jaksen Rees.

Perbandingan Flow

O2 Udara Fi O2 Fi O2 Jenuh Kering2 1 0,75 5,20 5551 1 0,60 4,30 4601 2 0,46 3,30 3501 3 0,40 285 300

118

Page 13: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen1 4 0,36 260 2700 Total 0,21 150 1601 5 0,33 235 250

Contoh rumus Oksigen :

1.Oksigen : 1 = 60 % MV =10 liter

Udara : 1

a. X = Oksigen

b.Y = Udara

Jadi : X = ( Y x O2 ) = 0,6 10

X + 0,2 Y = 6

Y = 6 – 0,2 Y

X + Y = 6 – 0,2 Y

10 = 6 + 0,8 Y

10 – 6 = 0,8 Y

Y = 0,8 Y . Y = 4 = 40 = 5 0,8 8 Jadi : udara : 5

Oxigen : 10 = 10 – 5 = 5

2. Oksigen : 5

Udara : 5. berapa %

Jadi : X + ( Y x 0,2 ) x 100 % M.V

O2 + udara = 5 + ( 5 x 0,2 ) x 100 % 10 ( MV )

= 5 + 1 x 100 % = 60 % 103. OKsigen : 1 = 50 %

Udara : 1

X = ( Y x 0,2 ) = 0,5 10 X – 0,2 Y = 5 X = 5 – 0,2 Y + Y

10 = 5 + 0,8 Y 5 = 0,8 Y Y = 5 = 50 = 6,2 % 0,8 8

4. Udara : 6,25 %

Oxigen : 10 = 10 – 6,25 = 3,75.

3,75 + ( 6,25 x 0,2 ) x 100 % 10 5 x 100 = 50 % 10

119

Page 14: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen X = ( Y x 0,2 ) = 0,33 12 ( X+Y) X + 0,2 Y = Y

X = Y – 0,2 Y

X + Y = Y – 0,2 + Y

12 = Y + 0,8 Y

11 – Y = 0,8 Y

8 = 0,8 Y = 8 = 80 = 10 0,8 8

Jadi : - udara = 10

Oksigen = 12 – 10 = 2

No Kadar oksigen yang di hisap Flouw F1 O2

1 Nasal kateter 2 liter 0,2 ( 20 – 30 % )

- Nasal Prong 4 liter 0,4 ( ± 40 % )

2 Masker hijau 5 liter 0,4 ( ± 40 % )

Balon 6 liter 0,5 ( ± 50 % )

3 Masker klosed ±10 liter ± 100 %

F1 O2 yang di hasilkan oleh beberapa alat :

No Alat Aliran O2 lpm F1 O2

1 Kateter / kanule 1 – 2 0,24 - 0,28

- Nasal 3 – 4 0,30 – 0,35

- 5 – 6 0,38 – 0,44

2 Masker biasa 5 – 6 0,40

- 6 – 7 0,50

- 7 – 8 0,60

3 Masker dengan 6 0,60

Reservoir 7 0,70

9 – 10 0,90

4 Maskeer dengan( High Flouw syat 0,24-0,35

Civide Gines Foresetimating F1 O2 With Law Flow oxygen Beviler 100% Flow Rate In liter F1 02

1.Nasal kanule / kateter

a. 1 liter = 24 % x 4 liter = 36 %

120

Page 15: 6, OXYGEN, 107-121

Oxygen b 2 liter = 28 % x 5 liter = 40 %

c 3 liter = 32 % x 6 liter = 44 %

2.O2 masker ( harus 75 LPM ) CO2 meningkat

a. 5 – 6 liter = 40 %

b. 6 – 7 liter = 50 %

c. 7 – 8 liter = 60 %

3 Masker with Reservoir Bag

a. 6 liter = 60 % x 9 liter = 90 % c. 8 liter = 80 %

b. 7 liter = 70 % x 10 liter = 99 %

4.Masker plastik waith reservoir Bag

a. 6 liter = 60 % x 9 liter = 90 %

b.7 liter = 70 % x 10 liter = 95 liter

c. 8 liter = 80 %

5.Masker Plastik

a. 5 – 6 liter = 40 %

b. 6 – 7 liter = 50 %

c. 7 – 8 liter = 60 %

121