BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis -...

62
7 BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis 1. Definisi BBLR Sejak tahun 1961WHO telah mengganti istilah premature baby dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR). Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500 gram pada waktu lahir bayi premature (Prawirohardjo, 2007: 771). Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa memandang masa gestasi (Kosim, dkk, 2008: 12). Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan dibawah 2500 gram pada saat lahir (Fraser, 2009: 761). Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati dan Cahyo, 2010: 01). 2. Tanda- tanda BBLR. d. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu. e. Berat badan sama atau kurang dari 2500 gram. f. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm.

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis -...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

7

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Teori Medis

1. Definisi BBLR

Sejak tahun 1961WHO telah mengganti istilah premature baby

dengan low birth weight baby (bayi dengan berat lahir rendah = BBLR).

Hal ini dilakukan karena tidak semua bayi dengan berat kurang dari 2500

gram pada waktu lahir bayi premature (Prawirohardjo, 2007: 771).

Bayi yang dilahirkan dengan berat lahir < 2500 gram tanpa

memandang masa gestasi (Kosim, dkk, 2008: 12).

Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat

badan dibawah 2500 gram pada saat lahir (Fraser, 2009: 761).

Bayi BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa kehamilan (Proverawati dan Cahyo,

2010: 01).

2. Tanda- tanda BBLR.

d. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu.

e. Berat badan sama atau kurang dari 2500 gram.

f. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala

sama dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau

kurang dari 30 cm.

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

8

g. Rambut lanugo masih banyak.

h. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang.

i. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya.

j. Tumit mengkilap, telapak kaki halus.

k. Genetalia belum sempurna, labia minor belum tertutup oleh labia

mayor, klitoris menonjol (Pada bayi perempuan). Testis belum turun

kedalam skortum. Pigmentasi dan rugue pada skortum kurang (Pada

bayi laki- laki).

l. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya

lemah.

m. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.

n. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

o. Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

p. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya

lemah.

q. Fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif dan tangisnya lemah.

r. Jaringan kelenjar mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan

jaringan lemak masih kurang.

s. Vernik kaseosa tidak ada atau sedikit bila ada.

3. Faktor- faktor penyebab BBLR (Proverawati dan Cahyo, 2010: 05):

a. Faktor Ibu:

1) Penyakit:

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

9

a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia sel berat,

perdarahan ante partum, hipertensi, preeklamsia berat,

eklamsia, infeksi selama kehamilan (infeksi kandung kemih

dan ginjal).

b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular seksual,

HIV/ AIDS, TORCH.

2) Ibu:

a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah kehamilan pada

usia < 20 tahun atau lebih dari 35 tahun.

b) Kehamilan ganda (multi gravida).

Berat badan janin pada kehamilan kembar lebih ringan dari

pada janin pada kehamilan tunggal pada umur kehamilan yang

sama. Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

kembar sama dengan janin kehamilan tunggal. Setelah itu,

kenaikan berat badan lebih kecil, mungkin karena regangan

yang berlebihan menyebabkan peredaran darah plasenta

berkurang. Berat badan satu janin pada kehamilan kembar rata-

rata 1000 gram lebih ringan daripada janin kehamilan tunggal.

Berat badan bayi yang baru lahir umumnya pada kehamilan

kembar kurang dari 2500 gram. Suatu faktor penting dalam hal

ini ialah kecenderungan terjadinya partus prematurus (Hidayati,

2009).

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

10

c) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang dari 1

tahun).

d) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.

3) Keadaan sosial ekonomi:

a) Kejadian tertinggi terdapat pada golongan sosial rendah.

b) Mengerjakan aktivitas fisik beberapa jam tanpa istirahat.

c) Keadaan gizi yang kurang baik.

Kekurangan gizi selama hamil akan berakibat buruk

terhadap janin. Penentuan status gizi yang baik yaitu dengan

mengukur berat badan ibu sebelum hamil dan kenaikkan berat

badan selama hamil. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat

memengaruhi proses pertumbuhan janin dan dapat

menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati, kematian

neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, asfiksia. Intra

partum (mati dalam kandungan) lahir dengan berat badan

rendah (BBLR). Pertambahan berat badan selama kehamilan

rata-rata 0,3-0,5 kg/ minggu. Bila dikaitkan dengan usia

kehamilan, kenaikan berat badan selama hamil muda 5 kg,

selanjutnya tiap trimester (II dan III) masing-masing bertambah

5 kg. Pada akhir kehamilan, pertambahan berat badan total

adalah 9-12 kg. Indikator lain untuk mengetahui status gizi ibu

hamil adalah dengan mengukur LLA (Lingkar Lengan Atas).

LLA kurang dari 23,5 cm merupakan indikator kuat untuk

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

11

status gizi yang kurang/ buruk. Ibu berisiko untuk melahirkan

anak dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR). Dengan

demikian, bila hal ini ditemukan sejak awal kehamilan, petugas

dapat memotivasi ibu agar ia lebih memperhatikan

kesehatannya (Hidayati, 2009).

d) Pengawasan antenatal yang kurang.

e) Kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan

yang tidak sah, yang ternyata lebih tinggi bila dibandingkan

dengan bayi yang lahir dari perkawinan sah.

4) Sebab lain:

a) Ibu perokok.

b) Ibu peminum alkohol.

c) Ibu pecandu obat narkotika.

d) Penggunaan obat antimetabolik.

b. Faktor janin:

1) Kelainan kromosom (trisomy autosomal).

2) Infeksi janin kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan).

3) Disautonomia familial.

4) Radiasi.

5) Kehamilan ganda/ kembar (gemeli).

6) Aplasia pancreas.

c. Faktor plasenta:

1) Berat plasenta berkurang atau berongga/keduanya (hidramnion).

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

12

2) Luas permukaan berkurang.

3) Plasenta vilus (bakteri, virus dan parasi).

4) Infark

5) Tumor (korioanginoma, mola hidatidosa).

6) Plasenta yang lepas.

7) Sindrom plasenta yang lepas.

8) Sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom parabiotik).

d. Faktor lingkungan:

1) Bertempat tinggal di dataran tinggi.

2) Terkena radiasi.

3) Terpapar zat beracun.

4. Penilaian

Penilaian dilakukan dengan cara menimbang bayi baru lahir dan sesuai

dengan beratnya, maka bayi akan digolongkan dalam BBLR (bayi berat

lahir rendah) atau BBLSR (bayi berat lahir sangat rendah) dan bayi berat

lahir ekstrem rendah (BBLER) (Prawirohardjo, 2010a: 377).

5. Klasifikasi

a. Klasifikasi berat lahir rendah yaitu:

1) Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan di

bawah 2500 gram pada saat lahir.

2) Bayi berat badan sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat

badan di bawah 1500 gram pada saat lahir.

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

13

3) Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah

Bayi dengan berat badan di bawah 1000 gram pada saat lahir.

(Fraser, dkk, 2009: 761).

b. Klasifikasi menurut masa gestasi yaitu:

1) Bayi kurang bulan (BKB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi < 37 minggu (< 259 hari)

a) Faktor penyebab (Dewi, 2010: 7):

(1) Ibu mengalami perdarahan antepartum, trauma fisik/

psikologis, dan DM, atau usia ibu masih terlalu muda (< 20

tahun) dan multigravida dengan jarak kehamilan yang

hebat.

(2) Keadaan sosial ekonomi rendah.

(3) Kehamilan ganda/ hidramnion.

b) Ciri- ciri:

(1) berat kurang < 2500 gram.

(2) Lingkar dada < 30 cm.

(3) Panjang badan < 45 cm.

(4) Lingkar kepala < 33 cm.

(5) Kepala lebih besar dari badannya.

(6) Kulitnya tipis transparan dan banyak lanugo.

(7) Lemak subkutan minimal.

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

14

2) Bayi cukup bulan (BCB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi antara 37- 42 minggu (259-

293 hari).

3) Bayi lebih bulan (BLB)

Bayi dilahirkan dengan masa gestasi > 42 minggu (294 hari).

(Kosim, dkk, 2008: 12).

6. Tipe bayi BBLR yaitu:

a. Bayi dengan laju pertumbuhan intrauterin normal pada saat lahir:

Mereka kecil karena persalinan dimulai sebelum akhir 37 minggu

gestasi. Bayi premature ini tumbuh sesuai dengan masa gestasi mereka

(SMK).

b. Bayi dengan laju pertumbuhan intrauterin lambat dan yang dilahirkan

aterm atau lebih dari aterm:

Bayi aterm atau post- term ini pertumbuhannya kurang untuk usia

gestasi. Mereka kecil untuk masa gestasi (KMK).

c. Bayi dengan laju pertumbuhan intrauterin lambat dan sebagai

tambahan yang dilahirkan sebelum aterm:

Bayi premature ini kecil, baik karena persalinan dini maupun

pertumbuhan intra uterin yang terganggu. Mereka kecil untuk masa

kehamilan dan bayi premature.

d. Bayi yang dianggap besar untuk masa kehamilan (LGA) diberat badan

berapapun bila mereka berada di atas 90 persentil.

(Fraser, dkk, 2009: 761)

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

15

7. Masalah yang terjadi pada BBLR.

a. Masalah jangka pendek (Proverawati dan Cahyo, 2010: 10):

1) Gangguan metabolik.

a) Hipotermia

Terjadi karena hanya sedikit lemak tubuh dan system

pengaturan suhu tubuh pada bayi baru lahir belum matang

(Proverawati dan Cahyo, 2010: 10).

Hipotermia didefinisikan sebagai suhu inti tubuh dibawah 36°C

(Rutter 1999). Saat suhu tubuh berada di bawah tingkat ini,

bayi beresiko mengalami stress dingin. Hal ini dapat

menyebabkan komplikasi, seperti peningkatan konsumsi

oksigen, produksi asam laktat, apnea, penurunan kemampuan

pembekuan darah, dan yang paling sering terlihat adalah

hipoglikemia (Fraser, dkk, 2009: 781).

Ciri- ciri bayi BBLR yang mengalami hipotermia:

(1) suhu tubuh < 32°C.

(2) mengantuk dan sukar dibangunkan.

(3) Menangis sangat lemah.

(4) Seluruh tubuh dingin.

(5) Pernafasan lambat.

(6) Pernafasan tidak teratus.

(7) Bunyi jantung lambat.

(8) Mengeras kaku (sklerema).

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

16

(9) Tidak mau menetek, sehingga beresiko dehidrasi.

(Proverawati dan Cahyo, 2010: 10)

Tanda- tanda stadium lanjut hipotermia:

(1) Muka, ujung kaki dan tangan berwarna merah terang.

(2) Bagian tubuh lainnya pucat.

(3) Kulit mengeras merah dan timbul edema terutama pada

bagian punggung, kakidan tangan (sklerema).

Cara untuk mencegah kehilangan panas pada bayi BBLR

yaitu:

(1) Bayi harus segera dikeringkan.

(2) untuk mentransportasi bayi digunakan transport incubator

yang sudah hangat.

(3) Tindakan terhadap bayi dilakukan dibawah radiant warmer.

(4) Suhu lingkungan netral dipertahankan

(Nurhayati, 2009: 33).

Tindakan umum yang dilakukan untuk mencegah

hipotermi, yaitu:

(1) Mengeringkan tubuh bayi, segera setelah lahir dengan

handuk/ kain yang hangat.

(2) Menyelimuti bayi terutama bagian kepala dengan kain yang

hangat (bayi di bungkus kain yang hangat dan diberi topi).

(3) Meletakkan bayi dilingkungan / ruang yang hangat tidak

kurang dari 25°C.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

17

(4) Memastikan tangan selalu hangat pada saat memegang

bayi.

(5) Mengganti handuk, selimut, kain, popok, bedong yang

basah dengan yang bersih, kering, dan hangat.

(Nurhayati, 2009: 35).

Penatalaksanaan hipotermia pada BBLR adalah metode

kanguru dengan kontak kulit ke kulit yang berfungsi membantu

mempertahankan BBLR tetap hangat.

(Proverawati dan Cahyo, 2010: 10)

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam metode kanguru

(Maryunani dan Nurhayati, 2009: 37) :

(1) Posisi kanguru : posisi bayi diantara payudara, tegak, dada

bayi menempel kedada ibu.posisi bayi kemudian

diamankan dengan kain panjang atau baju kanguru (dalam

hal ini bayi diletakkan dalam dekapan ibu dengan kulit

menyentuh kulit, posisi bayi tegak, kepala miring ke kiri

atau ke kanan). Apabila menggunakan baju kanguru/

kantung kanguru,posisi bayi adalah tegak/ vertikal pada

siang hari pada waktu ibu berdiri atau duduk dan posisi

bayi tengkurap atau miring pada malam hari pada waktu

ibu berbaring/ tidur. Keunggulan metode ini adalah bayi

mendapat sumber panas alami (36 - 37°C) langsung dari

kulit ibu., mendapatkan kehangatan udara dalam kantung/

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

18

baju ibu., serta asi menjadi lancar.dekapan ibu adalah

energy bagi bayi. Pada bayi berat badan lahir sangat rendah

(kurang dari 1000 gram) metode kanguru ditunda sampai

usia 2 minggu atau sampai keadaan bayi stabil.

(2) Nutrisi : waktu yang optimal untuk memulai menyusu ASI

tergantung pada masa kehamilannya.

(3) Dukungan : dukungan terutama diberikan kepada ibu

berupa fisik, emosional dan edukasi, yang sewaktu hamil

sebaiknya telah diberikan informasi tentang pentingnya

metode kanguru bagi bayi.

(4) Pemulangan : syarat pemulangan tergantung pada

kesehatan bayi secara menyeluruh dalam kondisi baik dan

ibu mampu merawat bayinya.

(5) Harus ada konseling dan informed concent terlebih dahulu.

b) Hiperglikemia

Hiperglikemia merupakan masalah pada bayi yang sangat amat

premature yang mendapat cairan glukosa berlebihan secara

intravena tetapi mungkin juga terjadi pada BBLR lainnya

(Proverawati dan Cahyo, 2010: 10).

c) Masalah pemberian ASI.

Masalah pemberian ASI pada BBLR terjadi karena ukuran

tubuh bayi dengan BBLR kecil, kurang energi, lemah,

lambungnya kecil dan tidak dapat menghisap. Bayi dengan

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

19

BBLR sering mendapatkan ASI dengan bantuan (Pemberian

ASI dengan sonde/ pipet), membutuhkan pemberian ASI dalam

jumlah yang lebih sedikit tetapi sering. Bayi BBLR dengan

kehamilan ≥ 35 minggu dan berat lahir ≥ 2000 gram umumnya

bisa langsung menetek.

2) Gangguan imunitas.

a) Gangguan Imunologik.

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya

kadar Ig G, maupun gamma globulin. Bayi prematur relatif

belum sanggup membentuk antibodi dan daya fogositosis serta

reaksi terhadap infeksi belum baik. Karena sistem kekebalan

tubuh bayi BBLR belum matang. Keluarga dan tenaga

kesehatan yang merawat bayi BBLR harus melakukan tindakan

pencegahan infeksi dengan mencuci tangan (Proverawati dan

Cahyo, 2010: 11).

Bayi dengan BBLR mempunyai sistem kekebalan tubuh yang

terbatas, seringkali memungkinkan bayi tersebut lebih rentan

terhadap infeksi daripada bayi cukup bulan (Maryunani dan

Nurhayati, 2009: 26).

3) Gangguan pernafasan

a) Sindrom gangguan pernafasan.

Menurut Proverawati dan Cahyo (2010: 12), sindrom gangguan

pernafasan pada bayi BBLR adalah perkembangan imatur pada

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

20

sistem pernafasan atau tidak adekuatnya jumlah surfaktan (rati

lesitin atau sfingomielin kurang dari 2), pada paru- paru.

Penyebab sesak nafas pada neonatus dibagi dua yaitu: kelainan

medik: HMD, SAM (Sindroma aspirasi mekonium adalah

kumpulan gejala yang diakibatkan oleh terhisapnya mekonium

ke dalam saluran pernafasan bayi yang disebabkan oleh

peningkatan aktivitas usus janin), pneumonia atau kasus bedah

Choana atresia, fistula trachea oesophagus, empisema lobaris

kongenital. Gejala gangguan pernafasan dapat dikenali sebagai

berikut:

(1) Frekuensi nafas takhipneu (> 60 x / menit).

(2) Retraksi suprasternal dan substernal.

(3) Gerakan cuping hidung.

(4) Sianosis sekitar mulut dan ujung jari.

(5) Pucat dan kelelahan.

(6) Apneu dan pernafasan tidak teratur.

(7) Mendengkur.

(8) Pernafasan dangkal.

(9) Penurunan suhu tubuh.

Penatalaksanaan yang dilakukan dalam menangani bayi

BBLR dengan sindrom gangguan nafas, yaitu:

(1) Mempertahankan ventilasi dan oksigenasi adekuat.

(2) Mempertahankan keseimbangan asam basa.

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

21

(3) Mempertahankan suhu lingkungan netral.

(4) Mempertahankan perfusi jaringan adekuat.

(5) Mencegah hipotermi.

(6) Mempertahankan cairan dan elektrolit.

b) Asfiksia

Bayi BBLR bisa kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya

berdampak pada proses adaptasi pernafasan waktu lahir

sehingga mengalami asfiksia lahir. Bayi BBLR membutuhkan

kecepatan dan keterampilan resusitasi (Proverawati dan Cahyo,

2010: 14).

(1) Klasifikasi tingkat asfiksia (Maryunani dan Nurhayati,

2009: 45) :

(a) Asfiksia Livida (Bebang Biru)

Dengan gejala warna kulit kebiru- biruan,tonus otot

cukup tegang dan denyut jantung cukup kuat, lebih dari

100x/menit.

(b) Asfiksia Palida (Bebang Putih)

Dengan gejala warna kulit putih, tonus otot lemas dan

denyut jantung cukup kurang dari 100x/menit.

(2) Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR((Maryunani

dan Nurhayati, 2009: 46) :

(a) Nilai APGAR 4 – 6, disebut asfiksia ringan-sedang.

Biasanya didapatkan frekwensi jantung lebih dari 100

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

22

x/ menit, tonus otot kurang baik atau baik, biru, refleks

masih ada.

(b) Nilai APGAR 0 – 3, disebut asfiksia berat. Biasanya

didapatkan frekwensi jantung kurang dari 100 x/ menit,

tonus otot buruk atau biru dan kadang – kadang pucat,

refleks rangsang tidak ada.

Tabel 2.1 Nilai APGAR Bayi Baru Lahir

Tanda 0 1 2

Appearance

(Warna kulit)

Blue

(seluruh biru/

pucat)

Body Pink, limbs

Blue

(Tubuh

Kemerahan,

Ekstermitas Biru)

All Pink

(Seluruh

Tubuh

Kemerahan)

Pulse

(Denyut Jantung)

Absent

(Tidak ada)

< 100 > 100

Grimace

(Refleks)

None

(Tidak

Bereaksi)

Grimace (sedikit

gerakan)

Cry

(Reaksi

Melawan,

Menangis)

Actifity

(Tonus Otot)

Limp

(Lumpuh)

Some Flexion of

Limb

(Ekstermitas

sedikit fleksi)

Good, Strong

Cry

(Menangis

Kuat)

Respiratory

Efforet

(Usaha Bernafas)

None

(Tidak Ada)

Slow Irregular

(Lambat, Tidak

Teratur)

(Rahardjo dan Marmi, 2012 : 48)

(3) Tindakan Khusus

(a) Asfiksia berat :

Berikan O2 dengan tekanan positif dan intermiten

melalui pipa indotrakeal, dapat dilakukan dengan tiupan

udara yang telah diperkaya oleh O2 yang diberikan tidak

30 cm H-20. Bila pernafasan spontan tidak timbul,

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

23

lakukan masase jantung dengan ibu jari yang menekan

pertengahan sternum 80-100 kali per menit.

(b) Asfiksia Ringan/ Berat

Pasang relkiek pernafasan (hisap lender, rangsang

nyeri)selama 30-60 detik.bila gagal lakukanpernafasan

kodok (frog breathing) 1-2 menit yaitu: kepala bayi

ekstensi maksimal beri O2 1-2 liter per menit melalui

kateter dalam hidung, buka tutup mulut dan hidung

serta gerakkan dagu keatas-bawah secara teratur 20 kali

per menit. Penghisapan cairan lambung untuk

mencegah regurgitas.

(Proverawati dan cahyo, 2010: 41).

c) Apneu periodik (Henti nafas)

Organ paru- paru dan susunan saraf pusat yang belum

sempurna mengakibatkan kadang- kadang bayi berhenti

bernafas. Hal ini perlu pemantauan secara seksama

(Proverawati dan Cahyo, 2010: 14).

Penatalaksanaan apnea yaitu (Yongki, dkk. 2012: 135) :

(1) Amati bayi secara ketat terhadap periode apnea berikutnya

dan bila perlu rangsang pernafasan bayi dengan usap dada

dan punggung. Bila gagal, lakukan resusitasi dengan balon

dan sungkup.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

24

(2) Bila bayi mengalami episode apnea lebih dari sekali,

sampai membutuhkan resusitasi tiap jam:

(a) Jangan memberi minum. Pasang jalur IV dan berikan

cairan IV kebutuhan rumatan perhari.

(b) Bila bayi tidak mengalami episode apnea dan tidak

memerlukan resusitasi selama 6 jam, bayi

diperbolehkan menyusu. Bila tidak dapat menyusu

berikan ASI peras dengan salah satu cara alternatif

pemberian minum.

(3) Lakukan perawatan lekat atau kontak kulit bayi dan ibu

bila memungkinkan dengan cara ini serangan apnea bayi

berkurang dan ibu dapat mengamati bayinya secara ketat.

(4) Apabila sampel darah untuk pemeriksaan kultur dan

sensitivitas dan berikan antibiotika untuk penanganan

kemungkinan besar sepsis.

(5) Nilai kondisi bayi 4 kali setiap hari.

(6) Amati bayi 24 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan.

Jika tidak ada serangan apnea selama 7 hari, bayi minum

baik dan tidak ada masalah lain yang memerlukan

perawatan di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

(7) Untuk bayi yang sangat kecil (berat lahir < 1500 gram atau

umur kehamilan < 32 minggu), serangan apnea bisa

menetap meskipun cara- cara tersebut telah dilakukan dan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

25

infeksi berat teratasi, berikan teofilin dosis awal 5 mg/kg

per oral dilanjutkan 2 mg/kg tiap 8 jam selama 7 hari.

(8) Jika teofilin tak tersedia atau pemberian per oral belum

memungkinkan, berikan aminofilin dosis awal 6 mg/kg IV

diteruskan 2 mg/kg IV tiap 8 jam selama 7 hari.

d) Paru belum berkembang

Menyebabkan bayi sesak nafas (asfiksia). Bayi BBLR baik

kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya berdampak pada

proses adaptasi pernafasan waktu lahir sehingga mengalami

asfiksia lahir. Bayi BBLR membutuhkan kecepatan dan

keterampilan resusitasi.

e) Retrolental fibroplasia

Menurut Proverawati dan Cahyo (2010: 14), penyakit ini

ditemukan pada bayi prematur dimana disebabkan oleh

gangguan oksigen yang berlebihan. Pemberian oksigen dengan

konsentrasi tinggi (PaO2 lebih dari 115 mmHg: 15 kPa) maka

akan terjadi vaso konstriksi pembuluh darah retina. Kemudian

setelah bayi bernafas dengan udara biasa lagi, pembuluh darah

ini akan mengalami vasodilatasi yang selanjutnya akan diikuti

dengan proliferasi kapiler- kapiler baru yang tidak teratur.

Kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badannya

kurang dari 2 kg dan telah mendapat oksigen dengan

konsentrasi tinggi (lebih dari 40 %).

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

26

Stadium akut penyakit ini dapat terlihat pada umur 3- 6 minggu

dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina. Kemudian diikuti

oleh pertumbuhan kapiler baru secara tidak teratur pada ujung

vena. Kumpulan pembuluh darah baru ini tampak sebagai

perdarahan. Akhirnya sebagian kapiler baru ini tumbuh ke arah

korpus vetrium dan lensa. Selanjutnya akan terjadi edema pada

retina dan retina akan terlepas dari dasarnya dan keadaan ini

merupakan keadaan yang ireversibel. Pada stadium akhir akan

terdapat masa retrolental yang terdiri dari jaringan ikat.

Keadaan ini dapat terjadi bilateral dengan microftalmus, kamar

depan yang menyempit, pupil mengecil dan tidak teratur serta

visus menghilang. Selain itu dapat pula disertai retardasi

mental dan cerebral palsy (Hassan dan Husein, 2007: 1054).

Menurut Proverawati dan Cahyo (2010: 15), pengobatan pada

stadium ini dapat dicoba dengan pemberian ACTH atau

kortikosteroid. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

yaitu:

(1) Oksigen yang diberikan kepada bayi prematur tidak boleh

lebih dari 40 %. Hal ini dapat dicapai dengan pemberian

oksigen dengan kecepatan 2 liter per menit.

(2) Tidak menggunakan oksigen untuk mencegah timbulnya

apnoe atau sinosis.

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

27

(3) Pemberian oksigen pada bayi yang berat badannya kurang

dari 2 kg harus berhati- hati, dan sebaiknya PaO2 selalu

dimonitor.

4) Gangguan sistem peredaran darah

a) Masalah perdarahan

Perdarahan pada neonatus mungkin dapat disebabkan karena

kekurangan faktor pembekuan darah dan faktor fungsi

pembekuan darah abnormal atau menurun, gangguan trombosit,

misalnya trombositopenia, trombositopati dan gangguan

pembuluh darah (Proverawati dan Cahyo, 2010: 14).

Vitamin K ini penting untuk mempertahankan mekanisme

pembekuan darah normal. Pada bayi baru lahir, karena ususnya

masih steril, maka bayi belum mampu membentuk vitamin K

nya sendiri untuk beberapa hari pertama. Vitamin K yang

diberikan adalah vitamin K1 (phythonadione) dimana berfungsi

untuk meningkatkan pembentukan prothombin. Pemberiannya

biasanya secara parenteral, 0,5- 1 mg IM dengan dosis satu kali

segera setelah lahir (sebelum 24 jam), injeksi ini dilakukan

dipaha kiri. Pemberian vitamin ini bisa juga secara oral dengan

ketentuan 2 mg apabila bayi BBLR maka dosis yang

dianjurkan adalah 1 mg dengan cara pemberian yang sama

yaitu hari pertama dan ke empat setelah lahir.

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

28

b) Anemia

Anemia fisiologik pada bayi BBLR disebabkan oleh supresi

eritropoesis pasca lahir, persediaan besi yang sedikit, serta

bertambah besarnya volume darah sebagai akibat pertumbuhan

yang relatif agak cepat. Pemberian tambahan zat besi pada bayi

dengan risiko terhadap defisiensi vitamin E (umumnya bayi

dengan masa gestasi kurang dari 24 minggu akan memperberat

hemolisis dan mengurangi absorbsi vitamin E. Oleh karena itu,

vitamin E diberikan terlebih dahulu pada saat bayi mencapai

berat badan dua kali lipat dari berat lahir, kemudian dimulai

pemberian zat besi sebanyak 2 mg/ kg/ 24 jam (Proverawati

dan Cahyo, 2010: 16).

c) Gangguan jantung

Menurut Proverawati dan Cahyo (2010: 16), gangguan pada

jantung adalah sebagai berikut:

(1) Patent ductus arteriosus (PDA)

PDA yang menetap pada bayi yang berumur 3 (tiga) hari

sering ditemui pada bayi lahir rendah, terutama pada bayi

dengan penyakit membrane hialin. Diperkirakan 21 %

diantara bayi BBLR menderita kelainan tersebut yang

kejadiannya berbanding terbalik dengan berat lahir dan

masa gestasi. Sejumlah 79 % bayi yang menderita PDA

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

29

tanpa disertai sindrom gawat nafas yang berat

menunjukkan penutupan PDA secara sepontan.

(2) Defek septum ventrikel

Frekuensi kejadian defek septum ventrikel paling tinggi

pada bayi dengan berat kurang dari 2500 gram dan masa

gestasinya kurang dari 34 minggu dibandingkan dengan

bayi yang lebih besar dengan masa gestasi yang cukup.

Penatalaksanaan kelainan jantung kongenital yaitu dengan

pemberian O2 pada kecepatan aliran maksimal. Pemberian ASI

ekslusif juga diperlukan, bila tidak dapat dilakukan berikan

ASI perah dengan memakai salah satu alternatif pemberian.

Apabila memungkinkan, rujuk ke rumah sakit rujukan/ Pusat

Pelayanan Spesialis untuk terapi devinitif (Sudarti dan Endang

Khoirunnisa. 2010: 92).

d) Gangguan pada otak.

Gangguan pada otak antara lain adalah sebagai berikut:

(1) Intraventricular Hemorrage, perdarahan intrakranial

(otak) pada neonatus. Bayi mengalami masalah

neurologis, seperti gangguan mengendalikan otot

(cerebral palsy), keterlambatan perkembangan, dan

kejang.

(2) Periventricular Leukomalacia (PVL), kerusakan dan

pelunakan materi putih bagian dalam otak yang

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

30

mentransmisikan informasi antara sel- sel syaraf dan

sumsum tulang belakang, juga dari satu bagian otak

kebagian otak yang lain. Jaringan otak yang rusak

mempengaruhi sel- sel syaraf yang mengendalikan

gerakan motor. Akibatnya bayi tumbuh dengan sel

syaraf rusak dan menyebabkan otot menjadi kejang.

Bayi dengan PVL beresiko mengalami cerebral palsy,

atau mungkin masalah intelektual (kesulitan belajar).

Biasanya gangguanini terjadi pada bayi dengan masa

gestasi < 32 minggu.

e) Bayi BBLR dengan ikterus.

Ikterus adalah menjadi kuningnya warna kulit, selaput lender

dan berbagai jaringan oleh zat warna empedu (Proverawati dan

Cahyo, 2010: 11).

Semua bayi premature menjadi ikterus karena system enzim

hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak

dikonjugasikan secara efisien sampai 4- 5 hari berlalu. Icterus

dapat diperberat oleh polisemia, memar hemolisias dan infeksi

karena hiperbilirubinemia dapat menyebabkan kernikterus

maka warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa,

bila ikterus muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat

(Marmi dan kukuh Rahardjo, 2012: 268).

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

31

Ikterus adalah warna kulit yang dapat terlihat pada seklera,

selaput lender, kulit atau organ lain akibat penumpukan

bilirubin. Keadaan ini merupakan penyakit darah. Bilirubin

merupakan hasil penguraian sel darah merah di dalam darah.

Penguraian sel darah merah merupakan proses yang dilakukan

oleh tubuh badan manusia apabila sel darah merah telah berusia

120 hari. Hasil penguraian hati (hepar) dan disingkirkan dari

badan melalui buang air besar (BAB) dan buang air kecil

(BAK). Ketika bayi berada di dalam kandungan, sel darah ini

akan dikeluarkan melalui uri (plasenta) dan diuraikan oleh hati

ibu. Bila kadar bilirubin darah melebihi 2 mg %, maka ikterus

akan terlihat namun pada neonatus ikterus masih belum terlihat

meskipun kadar bilirubin darah melampaui 5 mg % (Marmi

dan Kukuh Rahardjo, 2012: 276).

Ikterus dibagi menjadi dua golongan (Proverawati dan Cahyo,

2010: 11), yaitu:

(1) Ikterus Patologis:

(a) Jika kuningnya timbul dalam 24 jam pertama setelah

bayi lahir.

(b) Jika dalam sehari kadar bilirubin meningkat secara

pesat atau progresif.

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

32

(c) Jika bayi tampak tidak aktif, tak mau menyusu,

cenderung lebihbanyak tidur, disertai suhu tubuh yang

meningkat atau malah turun.

(d) Jika bayi kuning kebih dari 2 minggu.

(e) Jika air kencingnya berwarna tua sepertiair the.

(2) Ikterik Fisiologi:

(a) Ikterus yang timbul pada hari kedua dan ketiga.

(b) Tidak memiliki dasar patologis.

Ikterus yang memiliki dasar patologis atau kadar

bilirubinnya memiliki nilai yang disebut

hiperbilirubinemia dan ini berakibat negative terhadap

organ tubuh terutama bila menembus sawar otak yang

disebut kern- ikterus (Maryunani dan Nurhayati, 2009:

98).

(c) Kadarnya tidak melampaui batas yang berbahaya yaitu

kadar bilirubin > 12,5 mg % (Maryunani dan

Nurhayati, 2009: 98).

(d) Tidak mempunyai potensi menjadi kern ikterus (suatu

kerusakan otak akibat perlengketan bilirubin indirect

pada otak).

Perubahan warna kuning pada kulit, membran mukosa,

sklera dan organg lain yang disebabkan oleh peningkatan kadar

billirubin didalam darah. Penilaian ikterus menurut KREMER:

Page 27: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

33

cara pemeriksaannya ialah dengan menekan jari telunjuk

ditempat yang tulangnya menonjol seperti tulang hidung,

tulang dada, lutut dan lain- lain.

(1) Kremer 1: Kepala sampai leher.

(2) Kremer 2: Kepala, leher sampai dengan umbilicus.

(3) Kramer 3: Kepala, badan, paha, sampai dengan

lutut.

(4) Kramer 4: Kepala, badan , ekstermitas sampai

dengan tangan dan kaki.

Tujuan utama penatalaksanaan ikterus adalah untuk

mengendalikan agar kadar billirubin serum tidak mencapai

nilai yang dapat menimbulkan billirubin. Dapat dilakukan

dengan menggunakan terapi sinar.

Kriteria alat fototerapi disini menggunakan panjang

gelombang 425 – 475 nm. Intensitas cahaya yang biasa

digunakan adalah 6 – 12 per nm. Cahaya diberikan pada jarak

35 – 50 cm diatas bayi. Jumlah bola lampu 6 – 8 buah, terdiri

dari biru (F20T12/BB) atau daylight fluorescent tubes

(Maryunani dan Nurhayati, 2009: 110).

Prosedur pemasangan fototerapi :

(1) Pengertian

Terapi sinar dengan gelombang cahaya 425 – 475 nm.

Page 28: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

34

(2) Tujuan

Untuk menurunkan kadar bilirubin didalam jaringan dan

serum dengan cara menyinari seluruh permukaan tubuh/

kulit bayi, sehingga dapat memecah bilirubin jadi larutan

dalam air dan dapat dikeluarkan bersamaan urin.

(3) Prosedur

(a) Indikasi

Fototerapi biasanya dilakukan bila kadar bilirubin direk

sudah mencapai setengah dari transfuse tukar.

(b) Persiapan

Orang tua : dijelaskan tentang tindakan yang akan

dilakukan, tujuan dan kegunaan fototerapi.

Alat fototerapi siap dipakai, yaitu:

Nyalakan mesin dan pastikan semua tabung fluoresens

berfungsi dengan baik.

Ganti tabung / lampu fluoresens yang telah rusak atau

berkedip – kedip (flickering).

Catatan tanggal penggantian tabung dan lama

penggunaan tabung tersebut.

Ganti tabung setelah 2000 jam penggunaan atau 3

bulan, walaupun tabung masih bisa berfungsi.

Gunakan linen putih pada basinet atau incubator, dan

tempatkan tirai putih disekitar daerah unit fototerapi

Page 29: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

35

ditempatkan untuk memantulkan cahaya sebanyak

mungkinkepada bayi. 28 - 30 °C, dengan cara

menghangatkan ruangan tempat unit fototerapi

ditempatkan, sehingga suhu dibawah lampu antara

Lingkungan : pertahankan suhu kamar 28 - 30 °C.

Klien/ bayi : perawatan cuci tangan, lepaskan baju dan

popok bayi, pastikan suhu bayi dalam batas normal.

Pasang plester non alergi dipelipis kanan dan kiri bayi.

Pasang penutup mata dengan bahan yang tidak tembus

sinar, tempelkan plester penutup mata diatas plester

yang dipelipis. Pada saat menutup mata bayi dengan

penutup mata, pastikan lubang hidung tidak ikut

tertutup.

(c) Pelaksanaan

Baringkan bayi dibawah fototerapi dengan jarak 30 –

50 cm jikaberat bayi 2 kg atau lebih, tempatkan bayi

dalam keadaan telanjang pada basinet/ boks bayi.bila

bayi kurang dari 2 kg, tempatkan bayi dalam incubator.

Hidupkan fototerapi.

Catat tanggal dan jadwal awal penggunaan fototerapi.

Pencatatan dilakukan berkesinambungan.

Observasi warna kulit bayi tiap 8 jam, catat warna dan

keadaan kulit.

Page 30: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

36

Ubah posisi tidur, terlentang/ tengkurap tiap 3 jam.

Monitor suhu untuk mencegah hipotermi dan

hipertermi. Ukur suhu bayi dan suhu udara dibawah

fototerapi setiap 3 jam. Bila suhu bayi lebih dari 37,5

°C.

Cukupi kebutuhan cairan bayi, yaitu memotivasi ibu

untuk menyusui bayinya dengan ad libitum, paling

kurang 3 jam. Selama menyusui, pindahkan bayi dari

unit fototerapi dan lepaskan penutup mata. Pemberian

suplemen atau mengganti ASI dengan cairan atau

makanan lain (seperti pengganti ASI, air, air gula, dan

lain –lain), tidak ada manfaatnya. Bila bayi menerima

cairan per IV / infus atau ASI ynag telah dipompa (ASI

perah), tingkatkan volume cairan atau ASI sebanyak

10% volume total per hari selama bayi masih diterapi

sinar. Bila bayi menerima cairan per IV/ infus atau

makanan melalui NGT, jangan pindahkan bayi dari

sinar fototerapi.

Lepaskan penutup mata pada touching time dan nilai

keadaan mata.

Laksanakan parent- infant bounding.

Informasikan keadaan bayi setiap bayi kepada orang

tua.

Page 31: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

37

Kolaborasi dengan dokter dalam pemeriksaan dan hasil

pemeriksaan bilirubin.

Matikan lampu selama proses pengambilan darah atau

matikan lampu sebentar untuk mengetahui apakah bayi

mengalami sianosis sentral (lidah dan bibir biru) bila

bayi sedang menerima oksigen.

Fototerapi dihentikan bila nilai bilirubin dalam batas

normal.

Bila kadar bilirubin mendekati jumlah indikasi

transfuse tukar, persiapkan untuk tindakan tersebut

seperti memindahkan bayi kepusat atau rumah sakit

yang siap untuk tatalaksana tranfusi tukar, sertakan

contoh darah ibu dan bayi.

Prosedur pemberhentian fototerapi

(1) Pengertian

Pemberhentian pemberian fototerapi karena kadar

bilirubin serum sudah dalam batas normal.

(2) Tujuan

Untuk menghindari efek samping fototerapi dan

pemborosan.

(3) Prosedur

(a) Indikasi : biasanya diindikasikan bila kadar bilirubin

< 12 mg% untuk bayi cukup bulan dengan berat

Page 32: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

38

diatas 3000 gr. Dan > 10 mg% untuk bayi kurang

bulan dengan berat badan kurang dari 2500 gr.

(b) Persiapan : gunakan alcohol swap kalau perlu untuk

melepaskan plester (untuk bayi yang tidak

alergenis).

(c) Pelaksanaan : beritahu kedua orang tua, cuci tangan,

matikan lampu fototerapi, lepaskan penutup mata

dengan hati – hati dan bila perlu gunakan alcohol

swap untuk melepaskan plester dipelipis kanan dan

kiri. Nilai keadaan kulit dan mata bayi. Pakaikan

baju dan popok, bila perlu dibedong. Catat di

lembar pengawasan khusus, tanggal, jam, saat

fototerapi dihentikan dan lamanya terapi sinar. Catat

tanggal, jam, dan jumlah pemakaian lampu

fototerapi pada format yang tersedia. Cuci tangan,

kembalikan alat foto terapi ke tempatnya. Anjurkan

ibu untuk menilai icterus dan beri nasihat untuk

membawa kembali bayi bila bayi bertambah kuning

(untuk bayi yang sudah pulang ke rumah).

f) Kejang.

Suatu kondisi apabila ditemukan adanya tremor yang disertai

adanya penurunan kesadaran, terjadi gerakan yang tidak

terkendali pada mulut, mata, atau anggota gerak lain, atau

Page 33: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

39

terjadi mulut mencucu, terjadi kekakuan seluruh tubuh tanpa

adanya rangsangan. Secara umum, tanda/ gejala kejang pada

bayi baru lahir adalah:

(1) Ada riwayat kejang.

(2) Ada tanda/gejala kejang.

(3) Tremor dengan atau tanpa kesadaran menurun.

(4) Menangis melengking tiba- tiba.

(5) Gerakan yang tidak terkendali pada mulut, mata, atau

anggota gerak.

(6) Mulut mencucu.

(7) Kaku seluruh badan dengan atau tanpa rangsangan.

Sedangkan pengobatan yang dapat dilakukan pada kondisi bayi

kejang:

(1) Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen.

(2) Atasi masalah kejang dengan pemberian obat anti kejang.

(3) Jika terjadi kejang berulang lakukan pemberian fenobarbital

1 kali dosi 30 mg secara IM.

(4) Pertahankan kadar gula darah agar tidak menurun.

(5) Anjurkan pada ibu agar tetap menjaga kehangatan bayi.

(6) Lakukan rujukan segera.

g) Hipoglikemia

Hipoglikemia adalah kondisi ketidaknormalan kadar gula darah

bayiyang rendah dan di bawah normal. Bayi yang mengalami

Page 34: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

40

hipoglikemia akan memperlihatkan tanda dan gejala sebagai

berikut:

(1) Gerakan gelisah atau tremor.

(2) Apatis.

(3) Kejang.

(4) Suara tangis yang lemah

(5) Lemah.

(6) Letargis.

(7) Kesulitan makan.

(8) Keringat banyak.

(9) Pucat mendadak.

(10) Hipotermi.

(11) Henti jantung.

Apabila bayi mengalami hipoglikemia, maka tindakan

penanganan yang harus dilakukan adalah sebagai berikut:

(1) Beri dextrose 10 % kira- kira 30 cc 1x pemberian dan

observasi.

(2) Pertahankan suhu tubuh dengan cara membungkus bayi

dengan kain hangat, jauhkan dari hal- hal yang dapat

menyerap panas bayi.

(3) Segera beri minum (ASI).

(4) Observasi keadaan bayi yaitu: tanda- tanda vital, warna

kulit.

Page 35: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

41

(5) Bila tidak ada perubahan selama lebih kurang 24 jam

dalam gejala- gejala tersebut segera rujuk ke rumah sakit.

5) Gangguan Cairan dan elektrolit

a) Gangguan Eliminasi

Kerja ginjal masih belum matang. Kemampuan mengatur

pembuangan sisa metabolisme dan air masih belum sempurna.

Ginjal yang imatur baik secara anatomis maupun fungsinya.

Produksi urine yang sedikit, urea clearance yang rendah, tidak

sanggup mengurangi kelebihan air tubuh dan elektrolit dari

badan dengan akibat mudah terjadi edema dan asidosis

metabolik.

b) Distensi abdomen

Yaitu kelainan yang berkaitan dengan usus bayi. Distensi

abdomen akibat dari motilitas usus berkurang, volume lambung

berkurang sehingga waktu pengosongan lambung bertambah,

daya untuk mencerna dan mengabsorbsi lemak, laktosa,

vitamin yng larut dalam lemak dan beberapa mineral tertentu

berkurang, kerja dari sfingter kardioesofagus yang belum

sempurna memudahkan terjadinya regurgitasi isi lambung ke

esofagus dan mudah terjadi aspirasi.

Sebaiknya pemberian cairan menggunakan pipa lambung pada

BBLR dengan dehidrasi berat tidak dilakukan dan tingkatkan

Page 36: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

42

pemberian cairan IV sesuai kebutuhan rumatan selama 12 jam

(Yongki, dkk. 2012: 88)

c) Gangguan pencernaan

Saluran pencernaan pada bayi BBLR belum berfungsi

sempurna sehingga penyerapan makanan dengan lemah atau

kurang baik. Aktifitas otot pencernaan masih belum sempurna,

sehingga pengosongan lambung kurang. Bayi BBLR mudah

kembung, hal ini disebabkan oleh karena stenosis anorektal,

atresia ileum, peritonitis meconium, dan mega colon. Evakuasi

meconium lebih dari 24 jam pertama dapat dicurigai kelainan

bedah. Bayi dengan ileus meconium, obstruksi usus,

gastrokizis, dan omfalokel sering lahir prematur terutama bila

disertai hidramnion. Kejadian tertinggi pada bayi dengan bayi

berat lahir kurang dari 1500 gram atau kurang dari 32 minggu

kehmilan. Muntah juga dapat terjadi karena adanya suatu

kelainan di sistem pencernaan bayi yang mungkin juga

memerlukan tindakan bedah.

Bayi premature yang mendapat makanan cukup akan buang air

besar dengan konsistensi semisolid sebanyak 1- 6 kali per hari.

Jika jumlahnya bertambah banyak dan berbentuk air, harus

dicari penyebabnya dan diawasi. Seharusnya bayi premature

tidak boleh muntah maupun regurgitas.

d) Gangguan elektrolit

Page 37: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

43

Cairan yang diperlukan tergantung dari masa gestasi, keadaan

lingkungan dan penyakit bayi. Diduga kehilangan cairan

melalui tinja dari janin yang tidak mendapat makanan melalui

mulut, sangat sedikit. Kebutuhan cairan akan sesuai dengan

kehilangan cairan insensible, cairan yang dikeluarkan ginjal,

dan pengeluaran cairan yang disebabkan keadaan lainnya.

Kehilangan cairan insensible, berhubungan tidak langsung dari

masa gestasi. Bayi premature sangat imatur (berat lahir kurang

dari 1000 gram) memerlukan sebanyak 2- 3 ml/kg/BB/jam

yang sebagian disebabkan oleh kulit yang tipis, kekurangan

jaringan subcutan, dan oleh luasnya permukaan tubuh.

Kehilangan air insensible meningkat di tempat udara panas,

selama terapi sinar, dan pada kenaikan suhu tubuh. Kehilangan

air tersebut dapat berkurang bila bayi diberi pakaian, inkubator

sebelah dalam ditutupi pleksiglas, bernafas dengan udara

lembab, atau pada bayi yang mendekati cukup bulan. Bayi

premature yang besar (2000- 2500 gram) akan kehilangan air

insensible ini sebanyak 0,6- 0,7 ml/kgBB/jam bila dirawat

dalam inkubator.

Pemberian cairan juga diperlukan agar zat yang larut dalam air

kemih seperti urea, elektrolit dan fosfat dapat dikeluarkan.

jumlahnya berbeda- beda menurut makanan yang diberikan,

tingkat anabolik dan katabolik nutrisinya, formula yang pekat,

Page 38: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

44

alimentasi yang semuanya melalui pembuluh darah akan

memerlukan air yang lebih banyak agar hasil katabolisme yang

meningkat dapat dikeluarkan melalui air kemih. Beban zat

yang terlarut dalam ginjal (renal solute loads) berkisar 7,5- 30

mOsm/kg. bayi barulahir, terutama BBLSR, kurang mampu

memekatkan air kemih, oleh sebab itu perlu ditambah cairan

agar bayi dapat mengeluarkan zat yang tidak diperlukan

tubuhnya.

Jumlah cairan yang dianjurkan untuk neonatus yang

memerlukan susu botol atau cairan melalui pembuluh darah

adalag 60- 70 ml/kgBB pada hari pertama, dinaikkan menjadi

100- 120 ml/kgBB pada hari ke 2- 3, pada hari 4- 5 mencapai

150 ml/kgBB dan selanjutnya dapat mencapai 160- 180

ml/kgBB/hari. Volume cairan harus disesuaikan dengan

kebutuhan setiap bayi. Yang perlu dipantau pada bayi

premature adalah berat badan yang harus ditimbang setiap hari,

pengeluaran air kemih, dan berat jenisnya, serta kadar nitrogen

urea serum dengan elektrolit. Pemantauan ini dapat diketahui

secara dini kelainan hidrasnyai. Kehilangan cairan yang

meningkat seperti pada glikosuria, polyuria pada nekrosis

tubular akut dan diare akan menyebabkan bayi menjadi

dehidrasi karena ginjal tidak sanggup menahan air dan

elektrolit yang keluar. Sebaliknya jumlah cairan yang

Page 39: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

45

berlebihan memudahkan terjadinya edema, gagal jantung

kongestif dan duktus arteriosus paten.

Cairan IV (Intra Vena) diberikan agar bayi dipastikan

menerima cairan, kalori dan elektrolit yang dibutuhkan

(Yongki, dkk. 2012: 85).

b. Masalah jangka panjang.

1) Masalah psikis:

a) Gangguan perkembangan dan pertumbuhan.

Pada bayi BBLR, pertumbuhan dan perkembangan lebih

lambat berkaitan dengan maturitas otak.

b) Gangguan bicara dan komunikasi.

Penelitian longitudinal menunjukkan perbedaan kecepatan

bicara yang menarik antara BBLR dan berat lahir normal

(BLN). Pada bayi BBLR kemampuan bicaranya akan terlambat

dibandingkan BLN sampai usia 6½ tahun.

c) Gangguan neurologi dan kognisi

Luaran jangka panjang BBLSR erat berhubungan dengan usia

kehamilan dan kelainan neurologi berbanding terbalik dengan

derajat imaturitas bayi (ditinjau dari berat lahir dan masa

gestasi).

Hal ini juga berlaku untuk kognisi abnormal atau IQ rendah,

bayi dengan Berat Lahir Sangat Rendah (BBLSR) yang

berhasil melewati masa kritis neonatal tetap berisiko tinggi

Page 40: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

46

untuk lambat berkembang dikemudian hari. BBLSR <1000

gram dan < 28 minggu berisiko tinggi untuk kecacatan berat

atau ringan dan kompleks yang berakibat pada kegagalan

akademis, perilaku dan kehidupan dimasyarakat. Gejala

neurologis yang paling sering dilaporkan adalah cerebral palsy.

Makin kecil usia kehamilan bayi makin tinggi risikonya. Gejala

neurologi lain adalah retardasi mental, MMR (motor, mental

retaldasi) dan kelainan EEG (dengan atau tanpa epilepsi).

Gangguan selama periode perinatal akan meningkatkan risiko

neurologis. Usia kehamilan lebih tua, BBLSR (sehat) tetap

berisiko untuk gangguan belajar dan gangguan perilaku.

Pemantauan perilaku dari perkembangan anak, bertindak cepat

melalui deteksi dini dan memanfaatkan “golden period” (usia

0- 3 tahun) banyak membantu BBLR melampaui masa

kritisnya.

d) Gangguan belajar/ masalah pendidikan.

Sulit menilai untuk negara berkembang karena faktor

kemiskinan juga berperan pada kinerja sekolah. Suatu

penelitian longitudinal di Negara maju (UK dan Eropa)

menunjukkan bahwa lebih banyak anak BBLR dimasukkan

kesekolah khusus.

Page 41: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

47

e) Gangguan atensi dan hiperaktif.

Dulu dikenal sebaga Minimal Brain Disordes, sekarang lebih

banyak disebut sebagai AAD dan ADHD. Merupakan

gangguan neurologi. Pennelitian menunjukkan bahwa

gangguan ini lebih banyak terjadi pada anak laki- laki daripada

anak perempuan, lebih banyak pada anak dengan berat lahir <

2041 gram. Sering disertai dengan gejala ringan (minor

neurological sign) dan perubahan perilaku. Paling sering

disertai gangguan disfungsi integrasi sensori (sensory

processing disordes).

2) Masalah Fisik.

a) Penyakit paru kronia.

Keadaan ini dapat disebabkan karena infeksi, kebiasaan ibu

merokok selama kehamilan, dan radiasi udara dilingkungan.

b) Gangguan penglihatan (Retinopati) dan pendengaran.

Biasanya Retinopathy of prematury (ROP) ini menyerang bayi

BBLR dengan BB < 1500 gram dan masa gestasi < 30 minggu.

Bayi bisa mengalami kebutaan.

c) Kelainan bawaan (kelainan kongenital).

Kelainan bawaan (kelainan kongenital)adalah suatu kelainan

pada struktur, fungsi maupun metabolisme tubuh yang

ditemukan pada bayi ketika dia dilahirkan. Secara umum,

kelainan struktur atau kelainan metabolisme terjadi akibat:

Page 42: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

48

(1) Hilangnya bagian tubuh tertentu.

(2) Kelainan pembekuan bagian tubuh tertentu.

(3) Kelainan bawaan pada kimia tubuh.

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan risiko kelainan

bawaan, yaitu:

(1) Faktor teratogenik.

Teratogenik adalah setiap faktor atau bahan yang bisa

menyebabkan atau meningkatkan risiko suatu kelainan

bawaan, yang termasuk teratogen adalah radiasi, obat

tertentu, racun, infeksi.

(2) Faktor gizi.

Salah satu zat yang penting untuk pertumbuhan janin

adalah asam folat. Kekurangan asam folat bisa

meningkatkan rikiko terjadinya spina bifida atau kelainan

tabung saraf lainnya. Karena spina bifina dapat terjadi

sebelum seorang wanita menyadari bahwa dia hamil, maka

setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam

folat minimal sebanyak 400 mikrogram per hari.

(3) Faktok fisik pada Rahim.

Didalam Rahim, bayi terendam oleh air ketuban yang juga

merupakan pelindung terhadap cedera. Jumlah cairan

ketuban yang abnormal bisa menyebabkan atau

menunjukkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban

Page 43: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

49

yang terlalu sedikit bisa mempengaruhi pertumbuhan paru-

paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan

adanya kelainan ginjal yang yang memperlambat proses

pembentukan air kemih. Penimbunan cairan ketuban terjadi

jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa

disebabkan oleh kelainan otak yang berat (misalnya

anensefalus atau atresia esofagua).

(4) Faktor fisik dan kromosom.

Genetik memegang peran penting dalam beberapa kelainan

bawaan. Beberapa kelainan bawaan merupakan penyakit

keturunan yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari

salah satu atau kedua orang tua. Gen adalah pembawa sifat

individu yang terdapat didalam kromosom setiap sel di

dalam tubuh manusia. Jika satu gen hilang atau cacat, bisa

terjadi kelainan bawaan. Bayi dengan anomali kromosom

(missalnya: trisomy 21, trisomy 18) dan bayi dengan infeksi

rubella bawaan cenderung mempunyai kejadian yang tinggi

untuk menderita penyakit jantung bawaan dan biasanya

termasuk bayi KMK (kecil masa kehamilan). Beberapa

kelainan bawaan yang sering ditemukan adalah:

(d) Celah bibir atau langit- langit mulut (sumbing).

Terjadi jika selama masa perkembangan janin, jaringan

mulut atau bibir tidak terbentuk sebagaimana mestinya.

Page 44: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

50

Bibir sumbibng adalah suatu celah diantara bibir bagian

atas dengan hidung. Langit- langit sumbing adalah

suatu celah diantara langit- langit mulut dengan rongga

hidung.

(e) Defek tabung saraf.

Terjadi pada awal kehamilan, yaitu pada saat

terbentuknya bakal otak dan korda spinalis. Dalam

keadaan normal, struktur tersebut melipat membentuk

tabung pada hari ke 29 setelah pembuahan. Jika tabung

tidak menutup secara sempurna, maka akan terjadi

defek tabung saraf. Bayi yang mengalami kelainan ini

banyak yang meninggal didalam kandungan atau

meninggal segera setelah lahir. Defek tabung saraf yang

paling sering ditemukan adalah spina bifida, terjadi jika

kolumnya spinalis tidak menutup secara sempurna di

sekeliling korda spinalis, atau anensefalus

(f) Kelainan jantung.

Defek septum atrium dan ventrikel (terdapat lubang

pada dinding yang memisahkan jantung kiri dan kanan).

Patent ductus arteriosus (terjadi jika pembuluh darah yang

penting pada sirkulasi janin ketika masih berada didalam

Rahim, setelah bayi lahir tidak menutup sebagaimana

semestinya).

Page 45: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

51

Stenosis katup aorta atau pulmonalis (penyempitan katup

aorta atau katup pulmonalis).

Koartasio aorta (penyempitan aorta).

Transposisi arteri besar (kelainan letak aorta dan arteri

pulmonalis).

Sindroma hipoplasi jantung kiri (bagian jantung yang

memompa darah ke seluruh tubuh tidak terbentuk semua).

Tetralogi fallot (terdiri dari stenosi katup pulmonalis,

defek septum ventrikel, transposisi arteri besar dan

hipertrofi ventrikel kanan).

Pemakaian obat tertentu pada kehamilan trimester pertama

berperan dalam terjadinya kelainan jantung bawaan

(misalnya obat anti kejang, fenitoin, talidomid dan obat

kemoterapi). Penyebab lainnya adalah pemakaian alcohol,

rubella, dan diabetes selama kehamilan.

(g) Cerebral palsy.

Biasanya baru diketahui beberapa minggu atau

beberapa bulan setelah bayi lahir, tergantung pada

beratnya kelainan.

(h) Clubfoot.

Istilah clubfoot digunakan untuk menggambarkan

sekumpulan kelainan struktur pada kaki dan

Page 46: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

52

pergelangan kaki, dimana terjadi kelainan pada

pembentukan tulang, sendi, otot dan pembuluh darah.

(i) Dislokasi panggul bawaan.

Terjadi jika ujung tulang paha tidak terletak di dalam

kantung panggul.

(j) Hipotiroidisme kongenital.

Terjadi bila bayi tidak memiliki kelenjar tiroid atau jika

kelenjar tiroid tidak terbentuk secara sempurna.

(k) Fibrosis kistik.

Penyakit ini terutama menyerang system pernafasan

dan saluran pencernaan. Tubuh tidak mampu

membawa klorida dari dalam sel ke permukaan organ

sehingga terbentuk lendir yang kental dan lengket.

(l) Defek saluran pencernaan.

Saluran pencernaan terdiri dari kerongkongan,

lambung, usus halus dan usus besar, rektum serta anus.

Defek tersebut misalnya: atresia esophagus

(kerongkongan tidak terbentuk sempurna), Hernia

diafragmatika, stenosis pylosus, penyakit hirschsprung,

gastroskisis, dan omfalokel, atresia anus, atresia bilier.

(m) Sindroma down.

Merupakan sekumpulan kelainan yang terjadi pada

anak- anak yang dilahirka denga kelainan kromosom

Page 47: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

53

nomor 21 pada sel- selnya. Mereka mengalami

keterbelakangan mental dan memiliki wajah dan

gambaran fisik lainnya yang khas, kelainan ini sering

disertai dengan kelainan jantung.

(n) Fenilketonuria.

Merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi

pengolahan protein oleh tubuh dan bisa menyebabkan

keterbelakangan mental. Bayi yang terlahir dengan

fenilketonuria tampak normal, tetapi jika tidak diobati

mereka akan mengalami gangguan perkembangan yang

baru terlihat ketika usianya mencapai 1 tahun.

(o) Sindroma X yang rapuh.

Sindrom ini ditandai dengan gangguan mental, mulai

dari ketidak mampuan belajar sampai keterbelakangan

mental, perilaku autis dan gangguan pemusatan

perhatian serta hiperaktivitas. Gambaran fisiknya khas,

yaitu wajahnya panjang

(p) Distrofi otot.

Distrofi otot adalah suatu istilah yang digunakan untuk

menggambarkan lebih dari 40 penyakit otot yang

berlainan, yang semuanya ditandai dengan kelemahan

dan kemunduran yang progresif dari oto- otot yang

mengendalikan pergerakan.

Page 48: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

54

(q) Anemia sel sabit.

Merupakan suatu kelainan sel darah merah yang

memiliki bentuk abnormal (seperti bulan sabit), yang

menyebabkan anemia kronis, serangan nyeri dan

gangguan kesehatan lainnya.

(r) Penyakit Tay- sachs.

Penyakit ini menyerang sistem saraf pusat dan

menyebabkan kebutaan, demensia, kelumpuhan,

kejang, dan ketulian.

(s) Sindroma alkohol pada janin.

Sindroma ini ditandai dengan keterlambatan

pertumbuhan, keterbelakangan mental, kelainan pada

wajah dan kelainan pada sistem saraf pusat. Celah bibir

atau langit- langit (bibir sumbing).

8. Menurut Dewi (2010: 7), masalah bayi yang lahir dengan berat sangat

kecil (BB < 1.500 gram atau usia < 32 minggu):

a. Sukar bernafas.

b. Sukar minum (menghisap).

c. Ikterus berat.

d. Infeksi.

e. Rentan hipotermi.

f. Segera rujuk jika bayi mengalami kondisi- kondisi tersebut.

Page 49: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

55

9. Bayi berat lahir rendah mungkin prematur (kurang bulan), mungkin juga

cukup bulan (dismatur):

a. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan prematuritas:

1) Sindrom gangguan pernafasan idiopatik (Penyakit membrane

hialin).

2) Pneumonia aspirasi, karena reflex menelan dan batuk belum

sempurna.

3) Perdarahan spontan dalam ventrikel otak lateral, akibat anoksia

otak (erat kaitannya dengan gangguan pernafasan).

4) Hiperbilirubinemia, karena fungsi hati belum matang.

5) Hipotermia.

(Prawirohardjo, 2010a: 376)

b. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan dismaturitas:

1) Sindrom aspirasi mekoneum .

2) Hipoglikemia.

3) Hiperbilirubinemia

4) Hipotermia.

(Prawirohardjo, 2010a: 377)

10. Kebutuhan cairan(Berat badan < 2 kg).

Kebutuhan cairan: 250 ml/ kgBB/ 24 jam, pemberian cairan adalah 4

glukosa 10 % + 1 NaHCO3 1½ % dengan pemberian 4 jam pertama 25 ml/

kgBB/ 20 jam (Hidayat, 2008: 103).

Page 50: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

56

11. Penanganan

a. Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat.

BBLR mudah mengalami hipotermia, oleh sebab itu suhu tubuhnya

harus dipertahankan dengan ketat.

b. Mencegah infeksi dengan ketat.

BBLR sangat rentan akan infeksi, perhatikan prinsip - prinsip

pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang

bayi.

c. Pengawasan nutrisi/ ASI.

Refleks menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu pemberian

nutrisi harus dilakukan dengan cermat.

d. Penimbangan ketat.

Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi/ nutrisi bayidan erat

kaitannya dengan daya tahan tubuh.

(Prawirohardjo, 2010a: 377)

12. Pencegahan BBLR

Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan untuk menurunkan kejadian

BBLR yaitu:

a. Mendorong kesehatan remaja putri.

b. Mengusahakan semua ibu hamil mendapatkan perawatan antenatal

yang komprehensif.

c. Memperbaiki status gizi ibu hamil dengan mengkonsumsi makanan

yang lebih sering atau lebih banyak.

Page 51: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

57

d. Menghentikan kebiasaan merokok, menggunakan obat- obat terlarang

dan alcohol pada ibu hamil.

e. Meningkatkan pemeriksaan kehamilan secara berkala minimal 4 kali

selama kurun kehamilan dan dimulai sejak umur kehamilan muda.

f. Mengkonsumsi tablet zat besi secara teratur sebanyak 1 tablet perhari

minimal sebanyak 90 tablet.

g. Ibu hamil yang diduga berisiko terutama faktor risiko yang mengarah

melahirkan bayi BBLR harus cepat dilaporkan, dipantau dan dirujuk

pada institusi pelayanan kesehatan yang lebih mampu.

h. Penyuluhan kesehatan tentang pertumbuhan dan perkembangan janin

dalam Rahim, tanda- tanda bahaya selama kehamilan dan perawatan

diri selama kehamilan agar mereka dapat menjaga kesehatannya dan

janin yang dikandung dengan baik.

i. Menganjurkan lebih banyak istirahat bila kehamilan mendekati aterm

atau istirahat baring bila terjadi keadaan yang menyimpang dari

kehamilan normal.

j. Hendaknya ibu dapat merencanakan persalinan pada kurun umur

reproduksi sehat (20-34 tahun).

k. Kurangi kegiatan yang melelahkan secara fisik semasa kehamilan,

beristirahat yang cukup dan tidur lebih awal dari biasanya.

l. Konseling pada suami istri untuk mengusahakan agar mengaturjarak

antar kehamilan paling sedikit 2 tahun.

Page 52: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

58

m. Meningkatkan penerimaan gerakan Keluarga Berencana (KB), dengan

mendorong penggunaan metode kontrasepsi yang modern dan sesuai

untuk menjarangkan kehamilan.

n. Meningkatkan gizi masyarakat sehingga dapat mencegah terjadinya

persalinan dengan BBLR.

o. Memberikan pengarahan kepada ibu hamil dan keluarganya untuk

mengenali tanda- tanda bahaya selama kehamilan dan mendapatkan

pengobatan terhadap masalah- masalah selama kehamilan.

p. Perlu dukungan sektor lain yang terkait untuk turut berperan dalam

meningkatkan pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga agar

mereka dapat meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan

antenatal dan status gizi ibu selama kehamilan.

(dikutip dari tesis ALMIRA GITA NOVIKA, 2013: 22).

13. Deteksi dini risiko BBLR

Deteksi dini risiko BBLR adalah kegiatan penjaringan terhadap ibu- ibu

hamil atau kegiatan yang dilakukan untuk menemukan ibu hamil yang

terdeteksi atau berpotensial melahirkan bayi dengan berat lahir rendah

(dikutip dari tesis ALMIRA GITA NOVIKA, 2013: 19).

14. Upaya deteksi dini risiko BBLR

Hal- hal yang diperlukan diperhatikan dalam upaya melakukan deteksi

dini terhadap risiko BBLR yaitu:

a. Melakukan pengkajian terhadap usia ibu dan memastikan apakah usia

ibu dalam rentang 20 tahun sampai 35 tahun.

Page 53: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

59

b. Melakukan pengkajian jarak kehamilan ibu sekarang dengan

kehamilan ibu sekarang dengan kehamilan sebelumnya.

c. Melakukan pengkajian riwayat merokok dan minum minuman

beralkohol pada ibu hamil.

d. Melakukan pengkajian riwayat bayi ibu sebelumnya.

e. Melakukan pengkajian masalah- masalah/ komplikasi yang dialami

oleh ibu seperti anemia, pre eklamsia, hipertensi, infeksi selama

kehamilan, kehamilan ganda.

f. Menimbang berat badan setiap ibu periksa hamil dan menghitung

kenaikan berat badan ibu setiap kali periksa.

g. Melakukan pengukuran LILA.

h. Mengukur TFU dengan menggunakan pita ukur serta menghitung TBJ

(Tafsiran Berat Janin).

i. Melakukan pemeriksaan Hb (Hemoglobin).

j. Melakukan rujukan segera apabila ditemukan hal- hal yang tidak

normal (dikutip dari tesis ALMIRA GITA NOVIKA, 2013: 19).

Page 54: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

60

15. Tabel 2.2 Penanganan bayi bert lahir rendah (BBLR).

KRITERIA

KATEGORI

Berat lahir bayi < 2500 gram

Bayi berat lahir sangat rendah

(BBLSR)

Bayi berat lahir rendah

(BBLR)

PENILAIAN Berat lahir < 1500 gram Berat lahir 1500 - 2500 gram

PENANGANAN

Puskesmas 1. Keringkan secepatnya dengan handuk hangat.

2. Kain yang basah secepatnya diganti dengan yang kering dan hangat.

3. Berikan lingkungan hangat dengan cara kontak kulit ke kulit dan/

bungkus BBLSR dengan kain hangat.

4. Beri lampu 60 watt, dengan jarak minimal 60 cm dari bayi.

5. Kepala bayi ditutup topi.

6. Beri oksigen.

7. Tali pusat dalam keadaan bersih.

8. Tetesi ASI bila dapat menelan .

Bila tidakdapat menelan,

langsung dirujuk.

9. Rujuk ke rumah sakit.

10. Beri ASI.

Bila tidak dapat

menghisap, bisa menelan

langsung tetesi dari

putting.

11. Bila tidak dapat menelan,

langsung dirujuk.

Rumah Sakit 1. Samadengan diatas.

2. Beri minum dengan sonde/ tetes ASI.

3. Bila tidak mungkin, infus Dekstrose 10 % + Bicarbonas Natricus 1,5

% = 4: 1

Hari I: 60 cc/kg/hari Hari II: 70 cc/kg/hari

4. Antibiotika

5. Bila tidak dapat menghisap puting susu/ tidak dapat menelan

langsung/ sesak/ biru/ tanda- tanda hipotermia berat, terangkan

kemungkinan akan meninggal.

(Prawirohardjo, 2010: 379)

Page 55: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

61

Page 56: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

62

B. Teori Managemen Kebidanan

1. Pengertian Asuhan Kebidanan

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan dan tanggung

jawabbidan dalam pelayanan yang diberikan kepada klien yang memiliki

kebutuhan dan /atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi

baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan

pelayanan kesehatan masyarakat (Soepardan, 2008: 5).

Asuhan Kebidanan berfokus dalam pencegahan dan promosi

kesehatan yang bersifat holistic, yang diberikan kepada perempuan berupa

informasiyang relevan, objektif dan konseling, memfasilitasi pilihan

setelah terinformasi. Asuhan kebidanan harus diberikan dengan cara yang

kreatif, fleksibel, supporting, caring bimbingan, monitor dan pendidikan

dengan berpusat pada kebutuhan perempuan yang unik dan bersifat pribadi

dalam masa suburnya. Asuhan harus berkesinambungan, sesuai selera dan

tidak otoriter, serta menghormati pilihan perempuan tentang tempat

bersalin (Hidayat dan Mufdlilah, 2009: 5).

Asuhan Kebidanan adalah aktifitas atau intervensi yang

dilaksanakan oleh bidan kepada klien,yang mempunyai kebutuhan atau

permasalahan, khususnya dalam KIA atau KB (Asrinah, dkk, 20010: 11).

Asuhan kebidanan adalah proses pengambilan keputusan dan

tindakan yang dilakukan oleh bidan sesuai dengan wewenang dan ruang

lingkup praktiknya berdasarkan ilmu dan kiat kebidanan (Yanti dan Nurul,

2010: 55).

Page 57: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

63

2. Pengertian Manajemen Kebidanan

Manajemen kebidanan adalah suatu metode proses berfikir logis

sistematis. Olehkarena itu manajemen kebidanan merupakan alur fikir bagi

seorang bidan dalam memeberikan arah/ kerangka dalam menangani kasus

yang menjadi tanggung jawab (Estiwidani, dkk, 2008: 124).

Manajemen asuhan kebidanan atau yang sering disebut manajemen

kebidanan adalah suatu metode berfikir dan bertindak secara sistematis

dan logis dalam memberi asuhan kebidanan, agar menguntungkan kedua

belah pihak baik klien maupun pemberi asuhan (Soepardan, 2008: 96).

Manajemen kebidanan adalah pendekatan yang digunakan oleh

bidan dalam menerapkan metode pemecahan masalah secara sistematis,

mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan, perencanaan,

pelaksanaan dan evaluasi (Hidayat dan Mufdlilah, 2008: 74).

3. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan

c. Menurut (Hidayat dan Mufdlilah, 2008: 75)

1) Langkah I (Pengumpulan Data)

Mengumpulkan data adalah menghimpun informasi tentang

klien/ orang yang meminta asuhan.

2) Langkah II (Interpretasi Data Dasar)

Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap

diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan

interpretasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan. Data

Page 58: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

64

dasar yang sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga

ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

3) Langkah III (Mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial.

Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang

sudah diidentifikasi.

4) Langkah IV (Mengidentifikasi dan menerapkan kebutuhan yang

memerlukan penanganan segera).

Beberapa data menunjukkan situasi emergensi dimana bidan

perlu bertindak segera demi keselamatan ibu dan bayi, beberapa

data menunjukkan situasi yang memerlukan tindakan segera

sementara menunggu intruksi dokter.

5) Langkah V (Merencanakan asuhan yang komprehensif/

menyeluruh).

Perencanaan supaya terarah, dibuat pola pikir dengan langkah

sebagai berikut: tentukan tujuan tindakan yang akan dilakukan

yang berisi tentang sasaran/ target dan hasil yang akan dicapai,

selanjutnya ditentukan rencana tindakan sesuai dengan masalah/

diagnosa dan tujuan yang akan dicapai.

6) Langkah VI (Melaksanakan perencanaan).

Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau

sebagian dilakukan oleh bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau

tim kesehatan lainnya. Siatuasi dimana bidan berkolaborasi

Page 59: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

65

dengandokter danketerlibatannya dalam manajemen asuhan bagi

pasien yang mengalami komplikasi, bidan juga bertanggungjawab

terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama yang menyeluruh.

7) Langkah VII (Evaluasi).

Pada langkah ke 7 ini dilakukan evaluasi keefektivan dari

asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan

bantuan apakah benar- benar telah terpenuhi sesuai dengan

kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi didalam masalah dan

diagnosa.

C. Teori hukum kewenangan Bidan

Pemberian kewenangan lebih luas kepada bidan dimaksudkan untuk

mendekatkan pelayanan kegawatan obstetric dan neonatal kepada setiap ibu

hamil/ bersalin, nifas, bayi baru lahir (0- 28 hari), agar penanganan dini atau

pertolongan pertama sebelum rujukan dapat dilakukan secara cepat dan tepat

waktu (Yanti dan Nurul, 2010: 105).

Dalam menangani kasus seorang bidan diberi kewenangan sesuai dengan

Keputusan Menteri Kesehatan Indonesia No:900/Menkes/SK/VII/2002

tentang registrasi dan praktek bidan,yang disebut dalam BAB V praktik bidan

antara lain:

1. Pasal 14 :

Bidan dalam menjalankan prakteknya berwenang untuk memberikan

pelayanan yang meliputi:

Page 60: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

66

a. Pelayanan kebidanan.

b. Pelayanan keluarga berencana.

c. Pelayanan kesehatan masyarakat.

2. Pasal 15 :

a. Pelayanan kebidanan sebagaimana dimaksud dalam pasal 14 huruf a

(pelayanan kebidanan) ditujukan pada ibu dan anak.

b. Pelayanan kepada ibu diberikan pada masa pra nikah, pra hamil, masa

hamil, masa bersalin, masa nifas, menyusui dan masa antara (periode

interval).

c. Pelayanan kebidanan pada anak diberikan pada masa bayi baru lahir,

masa bayi, masa anak balita dan masa pra sekolah.

d. Pasal 16 :

a. Pelayanan kebidanan kepada meliputi :

1) Penyuluhan dan konseling .

2) Pemeriksaan fisik.

3) Pelayanan antenatal pada kehamilan normal.

4) Pertolongan pada kehamilan abnormal yang mencakup ibu hamil

dengan abortus iminens, hiperemesis grafidarum tingkat 1, pre-

eklamsi ringan dan anemia ringan.

5) Pertolongan persalinan normal.

6) Pertolongan persalinan abnormal yang mencakup letak sungsang,

partus macet kepala di dasar panggul, ketuban pecah dini (KPD)

Page 61: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

67

tanpa infeksi, perdarahan post partum, laserasi jalan lahir, distosia

karena inersia uteri primer, post aterm dan preterm.

7) Pelayanan ibu nifas normal.

8) Pelayanan ibu nifas abnormal yang mencakup retensio plasenta,

renjatan dan infeksi ringan.

9) Pelayanan dan pengobatan pada kelainan ginekologi yang meliputi

keputihan, perdarahan tidak teratur dan penundaan haid.

b. Pelayanan kebidanan kepada anak meliputi:

1) Pemeriksaan bayi baru lahir.

2) Perawatan tali pusat.

3) Perawatan bayi.

4) Resusitasi pada bayi baru lahir.

5) Pemantauan tumbuh kembang anak.

6) Pemberian imunisasi.

7) Pemberian penyuluhan.

e. Pasal 18 : Bidan dalam memberikan pelayanan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 16,berwenang untuk :

a. Memberikan imunisasi.

b. Memberikan suntikan pada penyulit kehamilan dan nifas.

c. Mengeluarkan plasenta secara secara manual.

d. Bimbingan senam hamil.

e. Pengeluaran sisa jaringan konsepsi.

f. Episiotomi.

Page 62: BAB II TINJAUAN TEORI A. Teori Medis - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/156/jtptunimus-gdl-dianprames... · Sampai kehamilan 30 minggu kenaikan berat badan janin

68

g. Penjahitan luka episiotomi dan luka jalan lahir sampai tingkat 2.

h. Amniotomi pada pembukaan serviks lebih dari 4 cm.

i. Pemberian infus.

j. Pemberian suntikan intramuskuler uterotonika.

k. Kompresi bimanual.

l. Versi ekstrasi gemelli pada kelahiran bayi kedua dan seterusnya.

m. Vakum ekstraksi dengan kepala bayi di dasar panggul.

n. Pengendalian anemi.

o. Peningkatan pemeliharaan dan penggunaan air susu ibu.

p. Resusitasi bayi baru lahir dengan asfiksia.

q. Penanganan hipotermi.

r. Pemberian minum dengan sonde/pipet.

s. Pemberian obat-obatan terbatas melalui lembaran ,permintaan , obat

sesuai dengan formulir IV terlampir.