Skripsi Pendidikan (156)
-
Upload
safran-hasibuan -
Category
Documents
-
view
1.097 -
download
0
Transcript of Skripsi Pendidikan (156)
7
PENGARUH LATIHAN BERANGKAI 4 POS TERHADAP TINGKAT KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS IV DAN V
SD MANGKANG KULON 02 KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan dalam rangka menyelesaikan studi Strata l
untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Nama : Tri Atmiko Kuncoro
NIM : 6301903001
Jurusan : Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Fakultas : Ilmu Keolahragaan
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
TAHUN 2005
8
SARI
Tri Atmiko Kuncoro. 2005. Pengaruh Latihan Berangkai 4 Pos
terhadap Tingkat Kesegaran Jasmani Siswa Putri Kelas IV dan V
SD Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Permasalahan penelitian adalah: apakah ada pengaruh latihan 4 pos terhadap
tingkat kesegaran jasmani siswa putri kelas IV dan V SD Mangkangkulon 02
Kecamatan Tugu Kota Semarang. Tujuan penelitian untuk mengetahui ada atau
tidak ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani
siswa putri kelas IV dan V SD Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Semarang.
Populasi penelitian siswa putri kelas IV dan V SD Mangkangkulon 02
Kecamatan Tugu Kota Semarang yang berjumlah 34 orang siswa. Penentuan
Sampel dengan tehnik Random sampling yang berjumlah 20 orang siswa.
Variable bebas dalam penelitian ini adalah latihan berangkai 4 pos dan variabel
terikatnya adalah tingkat kesegaran jasmani. Data diambil melalui tes awal
sebelum latihan dan tes akhir setelah dilakukan latihan. Penelitian ini
menggunakan instrumen : 1) Program berangkai 4 pos, 2) Tes Kesegaran Jasmani
Indonesia untuk usia 10 - 12 Tahun. Teknik analisis dengan uji t.
Hasil penelitian menunjukan bahwa hasil latihan selama 16 kali pertemuan
setelah tes awal dan sebelum tes akhir ternyata menunjukan kenaikan yang cukup
berarti, setelah diadadakan penghitungan statistik diperoleh t hitung lebih besar
dari t tabel yaitu 6.00 > 2.09, pada taraf signifikan 5 % dengan db = 19, berarti
ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada
siswa putri kelas IV dan V SD Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota
Semarang.
Dari hasil penelitian,dapat disimpulkan bahwa Latihan berangkai 4 pos
dapat berpengaruh terhadap kesegaran jasmani dan peneliti memberi saran bagi
para Guru Pendidikan Jasmani dan Kesehatan Sekolah Dasar agar dapat
menggunakan materi latihan berangkai 4 pos di dalam proses pembelajaran
Pendidikan Jasmani sebagai sarana peningkatan kesegaran jasmani siswa
disekolah dasar. dengan memperhatikan prinsip - prinsip latihan yang benar, agar
tujuan meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang diinginkan tercapai.
9
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan kesidang panitia ujian
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang (UNNES) pada :
Hari : .........................
Tanggal
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Rubianto Hadi, M.Pd Sri Haryono S.Pd., M.Or
NIP. 131 786 588 NIP. 132 205 930
Mengetahui
Ketua Jurusan PKLO
Drs. Wahadi M.Pd
NIP.131 571 551
10
LEMBAR PENGESAHAN
Telah dipertahankan dihadapan sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang
Pada hari : Kamis
Tanggal : 4 Agustus 2005
Panitia Ujian
Ketua Panitia Sekretaris,
Drs. Sutardji, MS. Drs. Wahadi, M.Pd.
NIP. 130532506 NIP. 131571551
Dewan Penguji
1. Drs. Hermawan ( Ketua )
NIP.131784447
2. Drs. Rubiyanto Hadi, M.Pd. ( Anggota )
NIP. 131786588
3. Sri Haryono S.Pd., M.Or. ( Anggota )
11
NIP. 131205930
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO: Keberhasilan dicapai dengan kerja keras dan kesabaran, diserta" Doa "
akan berbuah kebahagiaan, tetapi doa restu Orang tua dan orang - orang yang kita
cintai akan membuahkan izin Allah Swt. ( Penulis )
PERSEMBAHAN :
Semoga atas restu dan ijin Allah Swt
kupersembahkan kepada yang kucintai
Almarhum Bapak R. Soeboko
Ibunda Rr. Sri Mardinah S.
Ibunda Mertua Sri Wahyuni
Istriku Retno Ambarwati
Anakku Dinahyu Retno NA.
12
Anakku Alfian Hakim DA.
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat serta hidayahn-Nya, sehingga dapat menyelsaikan penelitian tentang
pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadaptingkat kesegaran jasmani siswa putri
kelas IV dsan V SD.Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Penelitian ini dapat terlaksana berkat bantuan dari berbagai pihak, antara
lain adalah :
1. Rektor UNNES yang telah memberikan kesempatan dan izin kepada peneliti
untuk melakukan kegiatan penelitian.
2. Dekan FIK UNNES yang telah mengizinkan peneliti untuk melakukan
penelitian
3. Drs. Wahadi M.Pd yang telah memberikan pembinaan, pengarahan dan izin
dalam melaksanakan penelitian.
4. Drs. Rubiyanto Hadi M.Pd pembimbing I dan Sri Haryono S.Pd., M. Or
pembimbing II yang telah memberikan petunjuk dan bimbingan dalam
penulisan skripsi ini
5. Kepala Sekolah SD Mangkangkulon 02 Dra. Parsih yang telah mengizinkan
kepada peneliti untuk menggunakan segala fasilitas serta anak didiknya sebag-
gai obyek penelitian.
6. Siswa putri kelas IV dan V SD Mangkangkulon 02 yang telah bersungguh-
13
sungguh melaksanakan program selama penelitian.
8. Rekan - rekan Guru Pendidikan Jasmani Kecamatan Tugu Kota Semarang yang
telah banyak membantu secara sukarela dalam pelaksanaan penelitian
9. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu, yang telah membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Atas dukungan dan bantuan yang telah diberikan, dengan ini peneliti
menyampaikan terima kasih.
Mudah - mudahan hasil penelitian yang telah dilaksanakan ini dapat
bermanfaat. Peneliti berharap dengan kegiatan ini dapat menggugah peneliti lain
untuk melakukan kegiatan yang sama pada masa-masa mendatang.Sehingga
kegiatan penelitian akan lebih bermakna dalam memberikan sumbangan yang
nyata terhadap perkembangan ilmu pengetahuan.
Semarang, 14 Juli 2005
Penulis
14
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
SARI ............................................................................................................... ii
PERSETUJUAN ............................................................................................ iii
PENGESAHAN ............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
KATA PENGANTAR ................................................................................... vi
DAFTAR ISI ................................................................................................. viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1 Alasan Pemilihan Judul ....................................................... 1
1.2 Permasalahan ........................................................................ 4
1.3 Penegasan Istilah .................................................................. 5
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 5
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS ................................... 7
2.1 Landasan Teori .................................................................... 7
2.1.1 Kesegaran Jasmani ................................................... 7
2.1.2 Tujuan Latihan .............................. ......................... 21
2.1.3 Prinsip-prinsip Latihan .............. ............................ 23
15
2.1.4 Pengertian latihan berangkai 4 pos ......................... 28
2.2 Kerangka berfikir ................................................................. 29
2.3 Hipotesis ................................................................................ 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 31
3.1 Populasi ............................................................................... 31
3.2 Sampel ................................................................................. 32
3.3 Variabel Penelitian .............................................................. 32
3.4 Rancangan penelitian .......................................................... 33
3.5 Metode pengambilan data ................................................... 33
3.6 langkah -langkah penelitian ................................................ 36
3.7 Instrumen penelitian ........................................................... 38
3.8 Faktor - faktor yang mempengaruhi Penelitian .................. 42
3.9 Analisa Data ....................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 47
4.1 Diskripsi data ..................................................................... 47
4.2 Hasil Penelitian .................................................................. 47
4.3 Pembahasan ........................................................................ 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...................................................... 51
5.1 Simpulan ............................................................................. 51
5.2 Saran ................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 52
LAMPIRAN - LAMPIRAN ........................................................................... 54
16
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Uji perbedaan tingkat kesegaran jasmani
antara test awal dengan tes akhir ............................................................. 54
2. Daftar hasil tes kesegaran jasmani, tes awal dan tes akhir ...................... 55
3. Tabel t - tes .............................................................................................. 58
4. Program latihan 4 pos dan jadwal pelaksanaanya .................................. 59
5. Foto pelaksanaan penelitian ..................................................................... 63
6. Petunjuk pelaksanaan tes kesegaran jasmani Indonesia .......................... 64
7. SKdosenpembimbing. .............................................................................. 83
8. Surat ijin penelitian. ................................................................................ 84
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Alasan Pemilihan Judul
Perkembangan dan pertumbuhan anak adalah sangat perlu diperhatikan,
sebab mereka adalah aset yang sangat berharga dalam perkembangan jaman
nantinya, mereka adalah calon - calon generasi penerus bangsa. Baik dan
17
buruknya mereka adalah penentu baik dan buruknya bangsa pada masa
mendatang. Dan tanggung jawab pembinaan mereka adalah merupakan salah satu
kewajiban insan pendidik seperti tersirat dalam tujuan Pendidikan Nasional
"Mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya"
yaitu: (1) manusia yang beriman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa
(2) berbudi pekerti yang luhur (3) memiliki pengetahuan dan ketrampilan
(4) sehat jasmani dan rokhani (5) berkepribadian mantap dan mandiri serta
(6) bertanggung jawab kemasyarakatan, (Undang-Undang Nomor 2 tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional). Praktik yang baik dibutuhkan dalam
pendidikan, khususnya Pendidikan Jasmani, untuk meningkatkan mutu penyajian
bidang studi Pendidikan Jasmani dalam kurikulum sekolah. Bila praktik yang baik
ini dilaksanakan, maka bidang studi itu bukan hanya menghasilkan tujuan
pengajaran berupa kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas jasmani, tetapi juga
dampak terhadap aspek psikologis yaitu perkembangan emosi, sosial, dan
kognitif. Selain itu , bidang studi itu juga mendorong perkembangan hak asasi
manusia, fair play, kepedulian dan apresiasi terhadap lingkungan, dan seperangkat
kemungkinan dalam perkembangan yang bersifat menyeluruh (holistik). ( Rusli
lutan, Rusli Ibrahim, Andang Suherman,dan Yudha M.Saputra. Supervisi
Pendidikan Jasmani: Konsep dan Praktik 2002:33)
Di dalam peningkatan dan pembinaan olahraga khususnya dimulai dari
jenjang yang paling dasar, yaitu dimana sekarang penulis adalah seorang tenaga
pengajar pendidikan jasmani di sekolah dasar. Pelaksanaan Pendidikan Jasmani
dan olahraga merupakan salah satu sarana dalam rangka pembinaan mutu sumber
18
daya manusia Indonesia, hasil yang diharapkan itu dapat dicapai memerlukan
waktu yang cukup panjang. Karena itu upaya pembinaan warga masyarakat dan
peserta didik melalui pendidikan jasmani dan olahraga membutuhkan kesabaran,
keikhlasan dan program yang sistematis berkesinambungan.
Sebagai upaya pendidikan, kita berharap Pendidikan Jasmani dan olahraga
di lembaga pendidikan formal dapat berkembang lebih pesat agar mampu menjadi
landasan bagi pembinaan keolahragaan Nasional. Proses pembentukan sikap dan
pembangkitan motivasi dimulai sejak seseorang berada dibangku sekolah dasar.
Memahami hal tersebut maka pengajar khususnya di sekolah dasar harus
mempunyai kemampuan dan pemahaman tentang bagaimana, membina serta
meningkatkan kemampuan seseorang dalam melaksanakan gerak dan
berolaharaga, dengan kemampuan dan pengetahuan serta ketrampilan yang
memadai diharapkan dapat meningkatkan kompetensi pengajar dalam mengajar
dan melatih sehingga pengajar dapat mengerti dan memahami dimana
kemampuan tiap individu tidak akan selalu sama.
Menilai manusia dalam gerak berarti mengenal liku - liku kemampuan
seseorang, untuk dapat mewujudkan fungsi mata pelajaran Pendidikan Jasmani
dan Kesehatan di sekolah. Tes kesegaran dan ketrampilan mempunyai kedudukan
yang tidak dapat diabaikan, Pendidikan Jasmani dan kesehatan berfungsi untuk
meningkatkan kesegaran dan kesehatan fisik, dan ini sangat diperlukan untuk
perkembangan anak sekolah dasar yang masih muda dan memerlukan
pertumbuhan yang baik dan teratur.
19
Latihan olahraga adalah merupakan salah satu sarana yang dapat
dimanfaatkan untuk meningkatkan kesegaran jasmani seseorang, dengan
kesegaran jasmani yang baik maka produktifitas akan meningkat, sehingga dapat
menyelesaikan tugas- tugas yang dihadapi.
Tetapi kenyataannya di masyarakat banyak orang yang berpendapat bahwa
latihan olahraga hanya buang - buang waktu saja, menyebabkan capai dan
mengganggu prestasi belajar siswa, sehingga banyak orang tua maupun guru yang
melarang siswa untuk melakukan kegiatan olahraga.
Pendapat tersebut diatas muncul karena kurangnya pemahaman dan
pengetahuan terhadap tujuan dan prinsip - prinsip olahraga. Tujuan melakukan
olahraga adalah salah satunya untuk meningkatkan kesegaran jasmani, dan tujuan
ini dapat tercapai apabila latihan olahraga dilakukan dengan benar, yaitu yang
sesuai dengan prinsip - prinsip olahraga. Ini akan mempunyai pengaruh yang
sangat baik dan besar terhadap tubuh seseorang, selain merangsang pertumbuhan
badan juga meningkatkan perkembangan rohani. Sehingga kerja dan fungsi organ
tubuh serta metabolisme didalam tubuh akan bekerja dengan efisien, dan juga
merangsang peredaran darah, pernafasan serta sistem syaraf.
Latihan yang baik dan teratur ini juga akan membawa pengaruh terhadap
pertumbuhan fisik, seperti: a.Serabut otot menjadi kuat dan kasar b. Peredaran
darah lebih lancar / cepat, c. Pernafasan akan lebih cepat, d. Pengeluaran keringat
berjalan lebih baik e. Pencernaan makanan lebih baik.
20
Dan secara langsung akan berpengaruh pada kemampuan fisik menjadi
lebih baik seperti : Reaksi, kecepatan, kelincahan, daya tahan, kekuatan,
kelentukan dan kesegaran jasmani.
Melihat uraian diatas dapat kita simpulkan bahwa orang yang berpendapat
bahwa latihan olahraga hanya buang waktu dan menyebabkan capai sangatlah
keliru, oleh karena itu menjadi tugas kita sebagai guru pendidikan jasmani, pelatih
dan pembina olahraga untuk selalu memberikan pemahaman yang benar tentang
olahraga kepada masyarakat.
Sehingga olahraga dapat menjadi kebutuhan hidup manusia. Latihan olahraga
melalui pendidikan jasmani guna meningkatkan kesegaran jasmani untuk siswa
SD dapat dilakukan dengan latihan berangkai 4 pos, bentuk latihan berangkai,
adalah: latihan dasar yang dilakukan secara beruntun dari gerakan pertama sampai
terakhir.
Latihan berangkai 4 pos ini merupakan salah satu materi yang diberikan
kepada siswa SD. Sesuai dengan kurikulum tahun 2004, jenis latihan berangkai
yang dilakukan antara lain : lari bolak - balik 10 meter, Push Up, baring duduk
dan naik turun bangku. ( Dra. Suyati dkk. Departemen pendidikan dan
kebudayaan Dirjen Dikdasmen, Jakarta 1997 )
Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
tentang pengaruh latihan 4 pos terhadap kesegaran jasmani siswa SD Sebagai alat
pembuktian apakah benar latihan berangkai 4 pos dapat bermanfaat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani siswa sekolah dasar.
1.2 Permasalahan
21
Berdasarkan uraian diatas permasalahan dalam penelitian ini adalah :
Apakah ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran
jasmani pada siswa putri kelas IV dan V Sekolah Dasar Mangkang kulon 02
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.3 Penegasan Istilah
Penegasan istilah ini dibuat untuk, memudahkan dan menghindari salah
pengertian terhadap kata - kata yang digunakan dalam penulisan ini, maka perlu
pembatasan terhadap istilah - istilah sebagai berikut :
a. Pengaruh
Pengaruh adalah daya yang timbul dari suatu (orang) yang membentuk
watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang (Kamus Besar Bahasa Indonesia
1989:664) Pengaruh yang dimaksud dalam penelitian ini adalah daya yang timbul
dari latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani.
b. Latihan berangkai 4 pos
Latihan dasar yang dilakukan secara beruntun dari gerakan pertama hingga
terakhir, materi latihan yang dilakukan antara pos yang satu dengan yang lain
tidak sama tetapi waktu yang dibutuhkan pada setiap pos sama. Sehingga latihan
dapat diselesaikan dengan waktu yang sama. (Eka Priyadi 1994:11)
c. Kesegaran jasmani
22
Kesegaran jasmani adalah kemampuan seseorang untuk melakukan tugas
sehari-hari tanpa mengalami kelelahan yang berarti dan masih memiliki cadangan
tenaga untuk melaksanakan kegiatan yang lain. (Kantor Menpora.1992 : 7.)
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini adalah : untuk mengetahui apakah ada pengaruh
latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada siswa putri
kelas IV dan V SD. Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang.
1.5 Manfaat Penelitian
a. Penelitian ini diharapkan berguna bagi pengembangan pengajaran Pendi -
dikan jasmani dan Kesehatan.
b. Sebagai bahan pertimbangan, sumbangan dan informasi yang bermanfaat
bagi para guru olahraga dengan memilih materi latihan yang tepat untuk
meningkatkan kesegaran jasmani.
c. Diharap penelitian ini bisa menjadi salah satu bahan pada Dinas Pendidikan
baik di tingkat Kota maupun propinsi untuk menyusun program mengajar
dan jadwal mengajar untuk sekolah dasar.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1. Landasan teori
23
2.1.1. Pengertian Kesegaran Jasmani
Memberikan pengertian yang tepat tentang kesegaran jasmani adalah
sulit, karena kesegaran jasmani merupakan masalah yang komplek.
Di Indonesia istilah kesegaran sudah umum digunakan di masyarakat
dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian kesegaran jasmani yang disampaikan
para ahli bermacam - macam, antara ahli yang satu dengan ahli yang lain tidak
sama, hal ini dapat kita lihat pendapat masing masing ahli antara lain
sebagai berikut :
Menurut Santosa Giriwijoyo dalam Rubianto ( 2002: 25-28 ) kesegaran
jasmani adalah kecocokan keadaan fisik terhadap tugas yang harus dilaksanakan
oleh fisik itu. Atau dengan perkataan lain untuk dapat melaksanakan tugas fisik
tertentu dengan hasil yang baik.
Kantor Menpora ( 1992:7 ) mendefinisikan kesegaran jasmani sebagai
kemampuan seseorang untuk melakukan kegiatan tanpa mengalami kelelahan
yang berarti dan masih mempunyai cadangan tenaga untuk melaksanakan kegiatan
yang lain.
Aip Syarifudin dan Muhadi (1993:38). Kesegaran Jasmani ( Physical
Fitness) adalah suatu aspek dari kesegaran secara menyeluruh ( Total fitness ),
yang meliputi atas tiga konsep penting yang saling berkaitan bagi setiap manusia,
yaitu mengenai: Bentuk dan macam pekerjaan yang harus dilakukan, kesanggupan
dari jasmaninya untuk melakukan pekerjaan tersebut dan hubungan timbal balik
antara kesegaran jasmani dengan keseluruhan pribadinya.
24
Berdasarkan pendapat tersebut bahwa setiap orang memerlukan kesegaran
yang sesuai dengan pekerjaan atau kegiatan yang dia lakukan, misal : Orang yang
bekerja dikantor akan lain kebutuhan kesegarannya bila dibandingkan dengan
orang yang bekerja di lapangan.
Adapun komponen kesegaran jasmani menurut Santosa Giriwoyo
(1992:44) menyebutkan bahwa komponen kesegaran jasmani tergantung dua
komponen dasar yaitu :
a. Kemampuan kualitas dasar ergosistema primer ( ES1 ) yang terdiri atas :
(1). luas pergerakan persendian, (2) Kekuatan dan daya tahan otot
(3). Koordinasi fungsi otot.
b. Kemampuan kualitas dasar ergosistema sekunder ( ES2 ) yang berupa :
daya tahan umum ( fungsi jantung dan paru-paru ).
Kesegaran jasmani dan ketrampilan gerak yang kaya dengan koordinasi otot
syarat yang halus menjadi bagian dalam taksonomi tujuan pendidikan jasmani,dan
termasuk psikomotorik. Sebab hal ini kelak bermanfaat bagi pelaksanaan kegiatan
kegiatan dalam kehidupan sehari-hari dan bahkan sebagai dasar ketrampilan yang
baik untuk suatu cabang olahraga (Rusli Lutan,1996:7-8).
Pepatah " akal yang sehat terdapat pada fisik yang sehat " menggambarkan
betapa kesehatan fisik akan mempengaruhi kesehatan mental dan otak sese-
orang, yang pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas pekerjaan manusia
secara totalitas, dan merupakan variabel penting bagi peningkatan kualitas sumber
daya manusia (Fasli Jalal,1997:8).
25
Secara umum definisi kesegaran dapat digeneralisasikan ke dalam konsep
yang lebih luas yakni kesegaran total (total fitness). Total fitness ini meliputi
kesegaran fisik, sosial, moral, kesegaran spiritual dan karakteristik kesegaran
lainnya. Dalam kaitan ini, kesegaran fisik didefisinikan sebagai derajat atau
sejumlah takaran tertentu atau ketahanan otot seseorang untuk dapat memenuhi
tututan gerak aktivitas sehari-hari, Siedentop (1990:156-157). Larson dan Yacom.
1951. dalam Siendentop (1990:156) merinci beberapa komponen kesegaran fisik,
yakni : a) ketahanan terhadap penyakit, b) kekuatan dan ketahanan otot, c)
ketahanan kardiovaskuler, d) tenaga (kekuatan) otot, e) fleksibilitas, f) kecepatan,
g) ketangkasan, h) keseimbangan dan i) akurasi.
Clarke and Clarke .1963. dalam Hasnan Said. (1982:42). Kesegaran
Jasmani adalah "Fisik yang kuat dengan fungsi yang dapat diandalkan dari semua
organ tubuh merupakan jaminan bagi seseorang untuk dapat mewujudkan
kemampuannya melakukan kerja fisik tanpa timbulnya rintangan akan kehabisan
atau kekurangan tenaga dan Vitalitas".
Pengertian Kesegaran Jasmani yang lebih luas yang meliputi dasar fisiologi
yang dibutuhkan dalam kehidupan sehari - hari, Kuntzieman Charles, T. 1978.
Menyebutkan Kesegaran Jasmani adalah kemampuan untuk melaksanakan tugas
sehari - hari dengan giat dan dengan penuh kewaspadaan, tanpa mengalami
kelelahan yang berarti dan dengan energi yang cukup untuk menikmati waktu
senggangnya dan menghadapi hal - hal yang darurat yang tak terduga sebelumnya,
( Junusul Hairy.1989:9 )
26
Kesegaran Jasmani yang bertitik tolak dari hasil seminar nasional
kesegaran jasmani 1971 dalam krida. (1998:24), disebutkan bahwa seseorang
yang mempunyai kesegaran jasmani adalah yang mempunyai kesangggupan dan
kemampuan untuk melakukan pekerjaannya dengan efisien tanpa menimbulkan
kelelahan yang berarti. Sementara itu secara lebih luas disebutkan bahwa
Kebugaran (fitnes) Jasmani adalah "Kemampuan untuk melakukan pekerjaan
sehari - hari dengan bertenaga dan penuh kesegaran, tanpa kelelahan yang tidak
semestinya dan dengan cukup energi, sehingga tetap dapat menikmati waktu
terluang dan menanggulangi keadaan-keadaan mendadak yang tidak diperkirakan
Giam CK dan KC. 1992. dalam Krida1998:24
Beberapa pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kesegaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari dalam
rangka mecari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga. Dan dengan kesegaran
jasmani yang baik pula seseorang akan mampu berbuat lebih banyak dalam
kehidupan dan juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan akan baik pula.
2.1.1.1 Komponen - komponen Kesegaran Jasmani
Menurut Greenberg Jerrold S, dan David Pargman dalam bukunya Junusul
Hairy (1989:10), menyebutkan bahwa komponen kesegaran jasmani tergantung
dua komponen dasar yaitu :
a. Kesegaran Organik (Organic Fitness), maksudnya sifat - sifat khusus yang
bersifat keturunan yang kita miliki, yang diwarisi dari kedua orang tua, tingkat
kesegaran jasmani. keseluruhan.
27
b Kesegaran Dinamik (Dynamic Fitness), variabelnya lebih banyak yang
dipergunakan untuk hal-hal yang mengarah kepada kesiapan dan kapasitas tubuh
untuk bergerak dan bertindak dalam tingkatan tertentu sesuai dengan situasi yang
dihadapi yang keduanya sama penting dalam peningkatan kesegaran jasmani
secara keseluruhan. Secara keseluruhan kesegaran organik sulit untuk
dikembangkan sedang komponen kesegaran dinamik dapat dikembangkan /
ditingkatkan dengan melakukan kegiatan fisik.
Berdasarkan definisi kesegaran jasmani secara fisiologis dapat diketahui
bahwa terdapat dua kelompok utama komponen kesegaran jasmani, yaitu :
a. Sistim Skeleto Neuromusculair (Otot - otot dan persyarafan).
b. Sistim Cardirespiratory Sirculatoir (Jantung, Paru-paru dan peredaran darah).
Sistim otot dan persyarafan merupakan hal yang lebih primer, karena untuk kerja
dapat ditampilkan melalui perkembangannya kerja kelompok otot-otot besar yang
didukung oleh syaraf-syaraf. Sedang sistim Jantung, Paru-paru dan Peredaran
darah merupakan kelompok sistim yang mendukung dari kerja sistim primer
(Otot-otot dan Persyarafan).
Sedangkan komponen-komponen kesegaran jasmani secara faali terdiri dari :
Daya tahan (Endurance), kekuatan otot (Muscle Strength), tenaga ledak otot
(Muscle Explosif), Kecepatan (Speed), ketangkasan (Ability), kelenturan
(Fleksibility), keseimbangan (Balance), kecepatan reaksi (Reaction Time),
koordinasi (Coordination) dan ketepatan (Accuracy).
Kesepuluh komponen tersebut dimiliki oleh setiap orang tapi derajat / tingkatan
28
kemampuannya berbeda-beda, yang perlu dimengerti bahwa antara unsur-unsur
dari kesegaran jasmani tersebut tidak berdiri sendiri, tapi saling ketergantungan
sebagai satu kesatuan fisik yang utuh Giam CK. 1992 dalam. Krida,1998:84.
Dalam bukunya, Hasnan Said.1982:44. menyebutkan bahwa komponen-
komponen kesegaran jasmani, terdiri dari : daya tahan jantung - peredaran darah
dan pernapasan, kekuatan otot, daya tahan setempat, tenaga explosif otot,
kecepatan, fleksibilitas dan koordinasi otot.
Ditinjau dari segi kesehatan, yang penting dari komponen tersebut yaitu
Cenditio Sine qua non (daya tahan jantung-peredaran darah dan pernapasan).
Steinhaus. 1963. daya tahan adalah "Jauh dari keletihan". Maka dapat ditafsirkan
bahwa daya tahan jantung, peredaran darah dan pernapasan adalah "Penundaan
timbulnya rasa letih di waktu melakukan kerja berat melalui sistim pengangkutan
dan difusi oksigen yang efisien". Sistim efisien memelihara kadar oksigen yang
tinggi dalam sel-sel dan dapat membuang cepat bahan-bahan sisa yang tidak
terpakai lagi. Dalam hal ini terlibat proses erobika untuk memproduksi "energi".
"Kekuatan Otot" digunakan sepanjang hayat, oleh kontraksi otot adalah unsur
setiap gerak jasmani meskipun seringan gerak apapun. "Daya Otot Setempat"
merupakan unsur kesegaran yang banyak digunakan dalam pekerjaan sehari-hari.
"Tenaga Explosif Otot" adalah unsur kesegaran jasmani yang sangat erat
hubungannya dengan prestasi olahraga. "Kecepatan" dapat didefinisikan sebagai
tahap maksimum, dimana seseorang bergerak menempuh jarak yang pendek.
29
Unsur ini diperlukan dalam kegiatan olahraga seperti : lari jarak pendek,
lompat jauh. "Fleksibilitas" adalah luas gerak dari persendian tubuh. Koordinasi
Otot" adalah komponen" kesegaran jasmani lainnya yang juga penting bagi
kehidupan kita. Henry .1956. merumuskan tentang gerak kerja yang terkoordinasi
yaitu "Sekelompok otot menjalin kerja sama untuk dapat mencapai gerak kerja
yang tepat dan efisien, rangkaian gerak terwujud secara harmonis, sehingga dapat
mencapai hasil akhir yang memuaskan. Inilah yang dinamakan ketrampilan
"gerak". sepuluh komponen kesegaran jasmani.
Kesepuluh unsur komponen tersebut merupakan satu kesatuan yang utuh
tidak dapat dipisahkan begitu saja baik peningkatan maupun pemeliharaannya
(M. Sajoto 1995:9) menyebutkan Komponen - komponen tersebut adalah :
a. Kekuatan
adalah komponen fisik seseorang tentang kemampuannya dalam
mempergunakan otot-otot untuk menerima beban waktu bekerja.
.b. Daya tahan.
Dalam hal ini dikenal 2 macam daya tahan, yaitu : Daya tahan umum,
kemampuan seseorang dalam mempergunakan sistim jantung, paru-paru dan
peredaran darahnya secara efektif dan efisiensi untuk menjalankan
kerja secara terus menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot - otot
dengan intensitas tinggi dalam waktu yang cukup lama, daya tahan otot
adalah kemampuan seseorang dalam mempergunakan otot - ototnya untuk
berkontraksi secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama dengan
beban tertentu.
30
c. Kecepatan.
Kecepatan adalah kemampuan seseorang untuk mengerjakan gerakan kese-
imbangan dalam bentuk yang sama dalam waktu yang sesingkat-singkatnya
Sama seperti dalam lari cepat, pukulan dalam tinju, balap sepeda.
d. Daya Ledak Otot.
Daya ledak otot adalah kemampuan seseorang untuk mempergunakan
kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang singkat. Dapat
dinyatakan bahwa daya ledak otot sama dengan kekuatan x kecepatan
e. Daya Lentur.
Daya lentur adalah aktivitas seseorang dalam menyesuaikan diri untuk segala
aktivitas dengan penguluran tubuh yang luas. Hal ini akan mudah ditandai
dengan tingkat fleksibilitas pada seluruh tubuh.
f. Kelincahan.
Kelincahan adalah kemampuan seseorang untuk merubah posisi di area
tertentu. Seseorang yang mampu mengubah satu posisi yang berbeda dalam
kecepatan tinggi dengan koordinasi yang baik, berarti kelincahan cukup baik
g. Koordinasi.
Koordinasi adalah kemampuan seseorang untuk mengintegrasikan berbagai
macam gerakan yang berbeda kedalam pola gerakan tunggal secara efektif.
h. Keseimbangan.
Kemampuan seseorang untuk mengendalikan organ-organ syaraf otot.
Seperti dalam hand-stand atau dalam mencapai keseimbangan sewaktu
seseorang sedang berjalan kemudian terganggu.
31
i. Ketepatan.
Adalah kemampuan seseorang untuk mengendalikan gerak - gerak bebas
terhadap suatu sasaran. Sasaran ini dapat merupakan suatu jarak atau
mungkin suatu obyek langsung yang harus dikenal dengan salah satu tubuh
j. Reaksi.
Adalah kemampuan seseorang untuk segera untuk bertindak secepatnya
dengan menghadapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indra, syaraf atau
felling lainnya, seperti dalam mengantisipasi datangnya bola yang harus
ditangkap dan lain - lain.
Menurut M. Bebbelinck dalam bukunya M. Sajoto. 1995:5, disebutkan ada
beberapa komponen physical yang terdiri dari :
a. Kekuatan
Yang meliputi : isometrik (Statis) dan isotonik (Eksplosif).
b. Koordinasi motorik
Yang ditekankan pada: kecepatan (Speed ), tenaga ( Power ), keseimbangan
(Balance) dan ketrampilan khusus (Spesific Skill).
c. Ketahanan (Endurance)
Yang meliputi: (1). Ketahanan lokal, (2) Ketahanan otot : statis dan
dinamis ( Repetitive). (3) Kardiorespirasi erobik (Ekstensif ) dan kardio
respirasi an erobik (Intensif).
d. Kecepatan (Speed)
lari dan gerakan-gerakan anggota gerak.
32
2.1.1.2 Fungsi Kesegaran Jasmani
Manusia selalu mendambakan kepuasan dan kebahagiaan dalam hidupnya.
Kebutuhan hidup yang semakin meningkat membuat orang berusaha keras untuk
memenuhinya. Untuk memenuhi kebutuhan yang selalu meningkat diperlukan
jasmani yang sehat dan segar. Dengan kesegaran jasmani, manusia akan lebih
mudah untuk menikmati kelangsungan hidupnya.Beberapa pendapat tersebut
mempunyai arti bahwa kesegaran jasmani dan ketrampilan gerak sangat
diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari dalam rangka mecari nafkah
maupun dalam kegiatan olahraga. Dan dengan kesegaran jasmani yang baik pula
seseorang akan mampu berbuat lebih banyak dalam kehidupan dan juga kualitas
pekerjaan yang dihasilkan akan baik pula.
Menurut Cooper Kenneth H. (1982:225), menyatakan beberapa fungsi
kesegaran jasmani, yaitu :
a. Membantu paru-paru bekerja lebih efisien.
b. Memperbesar pembuluh-pembuluh darah, membuat pembuluh-pembuluh lebih
lentur dan mengurangi reaksi terhadap aliran darah.
c. Meningkatkan persediaan darah, terutama sel-sel darah merah dan hemoglobin.
d. Membuat jaringan tubuh lebih sehat, mencukupi dengan dengan lebih banyak
oksigen.
e. Menimbulkan keajaiban pada jantung, membinanya menjadi otot yang kuat,
sehat, relaks, dan denyutannya lambat dalam keadaan istirahat, namun mampu
meningkatkan kemampuan dalam menerima beban kerja yang jauh lebih berat,
tanpa merasa cepat lelah atau tegang.
33
f. Membantu seseorang bisa menikmati makanan lebih baik, dan lebih baik pula
dalam mencernakan serta membuang sisa-sisanya.
g. Membantu seseorang untuk bisa tidur lebih nyenyak.
h. Berfungsi membantu seseorang bisa membuat perasaannya lebih senang, baik
dari segi mental maupun emosinya.
i. Berfungsi sebagai obat pencegahan, bisa membangun benteng pertahanan di da-
lam tubuh terhadap sebagian besar penyakit umum.
2.1.1.3 Faktor faktor yang mempengaruhi Kesegaran jasmani
Menurut M. Anwar pasau dalam buku M. Sanjoto. (1995:3),
menyebutkan tentang faktor-faktor penentu kesegaran jasmani, sebagai berikut :
a. Faktor biologis, terdiri dari :
(1) Potensi/kemampuan dasar tubuh, meliputi, kekuatan, kecepatan, kelin-
cahan, dan koordinasi, tenaga, daya tahan otot, daya kerja jantung dan
paru-paru, kelentukan, keseimbangan, ketepatan, kesehatan.
(2) Fungsi organ-organ tubuh, meliputi: daya kerja jantung, peredaran darah,
daya kerja paru-paru, sistim pernafasan, daya kerja persyarafan dan daya
kerja panca indera.
(3) Struktur dan postur tubuh, meliputi : ukuran tinggi dan panjang tubuh,
ukuran besar, lebar dan berat tubuh serta bentuk tubuh.
(4) Gizi sebagai penunjang, meliputi: jumlah makanan yang cukup, nilai
makan yang dibutuhkan dan variasi makanan.
34
b. Faktor Psikologis, terdiri dari :
(1) Intelektual / Kecerdasan
(2) Motivasi dari dalam diri, dari luar, Kepribadian dan koordinasi
kerja otot serta syaraf.
c. Faktor lingkungan, terdiri dari :
Kehidupan sosial, sarana dan prasarana, cuaca / iklim sekitar, keluarga dan
masyarakat.
d. Faktor Penunjang, terdiri dari :
Pembina / pelatih, program, yang tersusun secara sistematis, penghargaan,
dana yang memadai
2.1.1.4 Aspek - aspek Kesegaran jasmani
Aspek kesegaran jasmani meliputi :
a. Aspek Fisik,
Terdiri dari kesempurnaan fisik (tidak cacat, tidak berpenyakit). Kesempur-
naan fisik dinamis ( bertahan tidak lelah ) dan kemampuan ketangkasan
( berenang, loncat, lari ) yang harus diperhatikan.
b. Aspek Sosial
Yaitu kemampuan untuk hidup tidak menggantungkan diri pada orang lain.
c. Aspek Mental
Yang dimaksud mental disini adalah kemauan, daya juang, tahan menderita,
semangat.Tinggi rendahnya kondisi tersebut tergantung daripada motivasi.
Motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sebagai pendo-
rong seseorang untuk melakukan sesuatu. Kamiso. 1991 : 135.
35
Beberapa pendapat tersebut mempunyai arti bahwa kesegaran jasmani dan
ketrampilan gerak sangat diperlukan baik dalam kehidupan sehari- hari dalam
rangka mecari nafkah maupun dalam kegiatan olahraga. Dan dengan kesegaran
jasmani yang baik pula seseorang akan mampu berbuat lebih banyak dalam
kehidupan dan juga kualitas pekerjaan yang dihasilkan akan baik pula.
Sejalan dengan hasil perkembangan penelitian dalam bidang kesegaran
jasmani dan ilmu kedokteran, terjadilah kebugaran dalam konsep kebugaran fisik
dipandang sebagai bagian - bagian yang saling berurutan, dimana setiap bagian
berhubungan dengan ketahanan ( mempertahankan kondisi tubuh ) dan
perkembangan. Komponen kebugaran terbagi menjadi 2 kategori dasar, yakni
komponen - komponen yang berkaitan dengan kesehatan dan komponen-
komponen yang berhubungan dengan kemampuan gerak.
Komponen kebugaran kesehatan sifatnya lebih umum untuk setiap yang
menginginkan hidup sehat, sedangkan kebugaran performans gerak lebih spesifik
dan fungsional dalam arti mengacu pada sasaran-sasaran aktivitas. Kebugaran
performans gerak tidak ada kaitannya dengan kesehatan dasar atau pencegahan
dan penyembuhan penyakit-penyakit degeratif ( penurunan daya tahan tubuh
karena pertambahan usia ). Kebugaran performans gerak memungkinkan
seseorang dapat melakukan gerakan-gerakan dengan lebih baik dan efisien.
Kekuatan dan kebugaran performans gerak secara fungsional berhubungan dengan
aktivitas gerak gerak tertentu seperti : melompat, memukul, melempar, dan lain
sebagainya. Oleh sebab itu program latihan yang diberikan untuk masing-masing
ketrampilan gerak diatas berbeda satu sama lainnya.
ii
ii
Program kegiatan pembentukan kesegaran jasmani di SD, meliputi atas :
pembentukan kekuatan, kecepatan dan kelincahan, pembentukan kelentukan,
pembentukan daya tahan, daya ledak dan keseimbangan. Untuk mencapai taraf
kesegaran yang diharapkan dalam penelitian ini, penulis menggunakan latihan
kesegaran jasmani yang berbentuk latihan circuit trainning (latihan berangkai).
Aip Syaifudin. 1993:39
Latihan berangkai (circuit trainning) adalah cara latihan dimana regu
dikelompokan dan setiap kelompok melakukan suatu cara latihan, pada waktu
yang ditetapkan kelompok - kelompok tersebut berganti tempat. Depdikbud
(1981: 27). Sedangkan menurut Harsono (1988:227) circuit trainning adalah
suatu sistim latihan kondisi fisik yang dapat memperbaiki secara serempakfitness
keseluruhan dari tubuh, yaitu komponen - komponen power, daya tahan,
kecepatan, fleksibilitas, mobilitas dsan komponen fisik lainnya.
Latihan berangkai didasarkan pada asumsi bahwa seseorang dapat
mengembangkan kekuatannya, daya tahanya, kelincahannya dan total fitnessnya
dengan jalan: (1) Melakukan sebanyak mungkin pekerjaan dalam suatu jangka
waktu tertentu, (2) Melakukan suatu jumlah pekerjaan atau latihan waktu yang
sesingkat-singkatnya.Harsono.(1988:228), menjelaskan bahwa dalam pelaksa-
naan bentuk latihan circuit-trainning seorang pembina atau pelatih dapat
menentukan berbagai macam varia si sebagai berikut :
a. Harus dilakukan sekian repetisi
b. Harus melakukan sebanyak mungkin repetisi dalam waktu tertentu yang dite -
tapkan misalnya 15 detik
iii
iii
c. Demikian pula boleh ditetapkan apakah setelah sekian bentuk latihan ada masa
istirahat (misalkan 15 detik) atau tidak
Dari beberapa pendapat diatas digunakan sebagai landasan, bahwa untuk
mendapatkan (memperoleh) suatu tingkat kesegaran jasmani pada anak usia SD,
kelas IV dan V ada beberapa macam bentuk latihan, satu diantaranya adalah lati-
han berangkai 4 Pos. Yang kemudian dimodifikasi dengan lamanya
waktu, interval dan repetisinya
Selain alasan tersebut diatas latihan berangkai 4 pos dapat berpengaruh
terhadap kesegaran jasmani karena latihan yang dilakukan mampu merangsang
kapasitas aerobik dan an aerobik.
Kapasitas aerobik adalah kualitas yang menyebabkan kita mampu untuk
melakukan secara terus menerus suatu unjuk kerja otot yang bersifat umum
dengan beban relatif ringan sampai sedang dalam waktu relatif lama. Unjuk kerja
aerobik dapat dilaksanakan dalam suatu kondisi dimna kebutuhan oksigen tidak
melampaui konsumsi oksigen maksimal. Unjuk kerja ini didukung oleh kinerja
paru, jantung dan peredaran darah.
Kapasitas an aerobik : adalah kualitas yang membuat kita mampu
melaksanakan suatu unjuk kerja dalam kondisi an aerobik. Unjuk kerja an aerobik
terjadi pada suatu kondisi aktivitas dimana kebutuhan akan oksigen melebihi
kapasitas konsumsi oksigen maksimal.
iv
iv
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. kelas IV Kurikulum (2004: 22),
menyatakan ;
a. Melakukan latihan untuk meningkatkan : kekuatan , kelenturan dan
keseimbangan.
(1). Latihan pengembangan komponen kebugaran.
Departemen Pendidikan Nasional, 2003. Kelas V Kurikulum (2004 : 25),
a. Melakukan beberapa bentuk latihan untuk meningkatkan kekuatan otot,
lengan, bahu, dan tungkai.
(1). Melakukan latihan berangkai (Circuit training ) 4 pos.
2.1.2. Tujuan latihan
Orang melakukan kegiatan atau latihan olahraga secara umum memiliki
tujuan yang berbeda-beda, antara lain :
a.Untuk Prestasi
Tujuan olahraga yang digunakan untuk meraih prestasi harus dilakukan
secara terus-menerus sistematis dan terprogram. Olahraga disini dilakukan tidak
sekedar kesenangan tetapi sudah merupakan kegiatan utama. Karena dengan
prestasi yang diraih akan memperoleh materi yang dapat untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya.
b. Untuk Rekreasi
Orang yang sehari - harinya disibukan dengan pekerjaan pasti akan
merasakan suatu perasaan kebosanan atau kejenuhan dimana kegiatan tiap
hari yang selalu rutin terulang kembali dan hal ini bila berlanjut terus
v
v
menerus akan menyebabkan produktifitas kerja menurun. Untuk mengatasi hal
tersebut antara lain bisa dilakukan dengan kegiatan olahraga.
c. Untuk pendidikkan
Olahraga dapat dilakukan sebagai alat pendidikan yaitu dilakukan pada
bidang studi pendidikan jasmani. Dengan Pendidikan Jasmani ditanamkan nilai-
nilai sportifitas, kejujuran, keuletan dan keberanian.
d. Untuk penyembuhan / rehabilitas
Olahraga dapat dilakukan untuk tujuan memperbaiki keadaan fisik yang
mengalami gangguan atau kelainan. Disamping itu olahraga rehabilitasi dapat
dilakukan untuk perbaikan keadaan fisik akibat menderita penyakit tertentu,
misalnya : Setelah menderita penyakit stroke.
Dari keempat tujuan secara umum, pada prinsipnya orang melakukan
kegiatan atau latihan olahraga adalah untuk mencari kesegaran, baik kesegaran
fisik maupun mental.
Hal ini sesuai dengan pendapat Rubianto (2004:43), bahwa tujuan
melakukan latihan olahraga adalah untuk meningkatkan dan mempertahankan
kesegaran jasmani.Tujuan tersebut dapat tercapai apabila seseorang melakukan
latihan dengan benar. Latihan yang benar adalah latihan yang dilakukan sesuai
dengan prinsip-prinsip latihan olahraga.
Tujuan latihan menurut (Harsono 1988:100) adalah untuk membantu atlet
meningkatkan ketrampilan dan prestasinya semaksimal mungkin. Dengan latihan
vi
vi
yang terus-menerus ketrampilan atlet makin lama makin meningkat gerakan yang
tadinya sulit dilakukan menjadi semakin mudah dan dapat menjadi gerakan reflek.
Demikian juga keadaan fisik pengaruh dari latihan yang terus-menerus
akan meningkatkan kondisi fisik atau kesegaran atlit, yang tadinya atlit merasa
cepat lelah makin lama daya tahannya makin meningkat. Berdasarkan uraian
diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan kita melakukan latihan adalah :
a. Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani.
b. Untuk meningkatkan ketrampilan.
c. perkembangan menyeluruh
2.1.3. Prinsip-prinsip latihan.
Prinsip-prinsip latihan adalah merupakan suatu pegangan seseorang dalam
melakukan kegiatan atau latihan olahraga agar tujuan yang akan dicapai dapat
tercapai dengan baik.
Meskipun seseorang nantinya mempunyai spesialisasi, pada permulaan
belajar sebaiknya dilibatkan pada berbagai aspek kegiatan agar memiliki dasar-
dasar yang lebih kokoh guna menunjang ketrampilan spesialisasinya kelak.
Prinsip-prinsip latihan yang di sampaikan bermacam-macam antara lain :
a. Harsono.1988:102-122, mengemukakan tentang prinsip-prinsip latihan sebagai
berikut: (1).Beban lebih (2).Spesialisasi (3).Individualisasi (4). Intensitas latihan
(5). Kualitas latihan (6). Variasi latihan (7). Lamanya latihan (8). Relaksasi
vii
vii
b. (Rubianto 2004:76-75), mengemukakan bahwa prinsip-prinsip latihan yang
harus dilakukan atlet adalah sebagai berikut :
(1). Sesuai dosis /Porsi latihan
Intensitas latihannya, Lamanya latihan, dan Frekuensi Latihannya.
(2). Variasi latihan
Latihan yang dilakukan berulang-ulang dan monoton dapat menyebakan
kebosanan ( barendom ) atau rasa malas obyek.
(3). Pemanasan ( warming up)
Pemanasan dilakukan dengan tujuan untuk menyiapkan fisik dan psikis
sebelum melakukan latihan dengan kerja fisik yang cukup berat. Bentuk - bentuk
pemanasan dapat meliputi:(a). Jogging, (b). Peregangan dinamis, (c). peregangan
statis (d). Pelemasan persendian
(4) Pendinginan (Cooling Down )
Pendinginan bertujuan untuk mengembalikan kondisi fisik dan psikis pada
keadaan semula. Pendinginan dilakukan dengan pengendoran otot - otot kemudian
dilanjutkan dengan penguluran.
c. Prinsip latihan menurut (Tohar 2002:4-8 )
(1). Pemanasan Tubuh
Pemanasan penting dilakukan dengan tujuan mengadakan perubahan dalam
fungsi organ tubuh untuk menghadapi kegiatan fisik yang lebih berat, disamping
itu pemanasan dilakukan dengan tujuan : menghindari cedera, mengkoordinasikan
gerakan, kesiapan mental.
viii
viii
(2). Metode latihan
Dalam melakukan latihan dapat digunakan beberapa metode yang sesuai
dengan kebutuhan, metode yang dapat dilakukan antara lain : secara motorik, nir
motorik dan secara visual. Secaramotorik latihan dilakukan dengan gerakan yang
berulang-ulang atau drill, Secara nir motorik latihan dilakukan dengan tanpa
gerakan yaitu dengan membayangkan gerakan yang akan dilakukan, secara visual
yaitu : dengan melihat gambar atau penampilan orang lain.
(3). Berfikir Positif
Seorang atlet harus mempunyai keyakinan untuk mampu melakukan lati-
han yang berat dan mampu untuk meraih prestasi yang diinginkan. Dengan berfi -
kir positif seorang atlet tidak mudah untuk menyerah atau putus asa.
(4). Prinsip beban lebih
Prinsip beban lebih adalah prinsip yang menekankan pada pembebanan
latihan yang lebih berat dari kemampuannya.
(5). Intensitas latihan
Intensitas atlet adalah 80 % - 90 % denyut nadi maksimal, dan denyut nadi
maksimal adalah 220 - usia. Lama latihan pada zone latihan adalah 45 - 120 menit
2.1.4. Pengertian latihan berangkai 4 Pos
Bentuk latihan berangkai 4 pos adalah : latihan dasar yang dilakukan secara
beruntun dari gerakan pertama hingga terakhir (Eka Priyadi 1994 : 11). Materi
latihan berangkai yang dilakukan antara pos yang satu dengan yang lain tidak
sama tetapi waktu yang dibutuhkan pada setiap pos sama, sehinga latihan dapat
diselesaikan dengan waktu yang sama pula.
ix
ix
Latihan adalah proses yang sistematis dari berlatih atau bekerja,yang
dilakukan secara berulang - ulang dengan kian hari menambah beban latihan
atau pekerjaan ( Harsono 1988 : 101 ).
Berdasarkan pengertian di atas dapat kita jelaskan bahwa latihan berangkai
adalah merupakan salah satu bentuk latihan yang bertujuan untuk meningkatkan
kesegaran jasmani atau kondisi seseorang, latihan dilakukan secaa sistematis,
terus menerus, kian hari kian menambah beban latihan, latihan dibagi menjadi 4
pos atau tempat dan setiap pos memiliki bentuk latihan sendiri-sendiri yang
berbeda dengan pos yang lain. Materi latihan yang dilakukan pada setiap pos
antara lain : (1). Lari bolak balik 10 meter, (2). Push Up, dan (3). baring duduk,
(4). Naik turun bangku. Cara melakukan latihan berangkai pada masing-masing
pos adalah adalah sebagai berikut :
(1). Lari bolak balik 10 meter ( pos I )
Manfaat : latihan ini bermanfaat untuk melatih kelincahan dan juga latihan daya
tahan ketika waktu pelaksanaannya ditambah relatif lama.
Cara melakukan gerakan: sikap awal berdiri untuk lari, setelah ada aba-aba"ya"
lakukan gerakan lari secepat mungkin sampai garis akhir, dan dilakukan berulang-
ulang dalam waktu yang ditentukan. May Sumarya (2003: 26).
(2) Latihan Push Up ( pos II )
Manfaat : gerakan push up berguna untuk melatih kekuatan otot lengan, bahu,
dan otot perut.
Cara melakukan gerakan: mula - mula badan telungkup , kedua kaki rapat pada
ujung jari kaki menghadap kedepan. Kedua tangan agak dibengkokkan bertumpu
x
x
disamping badan. Angkat badan dengan meluruskan kedua tangan, kepala, leher,
badan dan kaki sejajar kemudian turunkan badan lagi dengan menekuk kedua
tengan, begitu seterusnya.
(3). Baring duduk ( Pos III )
Manfaat : melatih kekuatan otot - otot perut.
Cara melakukan: anak berbaring kedua lutut ditekuk kurang lebih 90 drajat dan
kedua telapak kaki kaki dibuka kurang lebih 30 cm, jari-jari kedua tangan ke
belakang kepala, seorang petugas berlutut didepan anak untuk membantu
memegang kedua kaki anak., aba-aba "siap", "mulai" anak melakukan gerakan
duduk sebanyak-banyaknya dan pada saat duduk / bangun diusahakan siku
menyentuh lutut yang ditekuk. ( Aip Syarifudin 1979:52 )
(4). Naik turun bangku ( pos IV )
Manfaat : latihan ini berguna untuk menguatkan otot-otot kaki dan melatih
keseimbangan.
Tinggi bangku 30 cm.
Cara melakukan : Anak berdiri di belakang bangku, dimulai dengan salah satu
kaki naik keatas bangku diikuti kaki lainnya. Posisi badan menghadap kedepan,
begitu seterusnya. (Rachmat sahudi, Pendidikan Jasmani dan Kesehatan 2000:42)
Dengan melihat uraian di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa prinsip-
prinsip latihan yang harus diperhatikan seorang pelatih dan atlet antara lain:
(1). Kontinyu, (2). Latihan harus pada zone latihan, (3). Lamanya latihan 30 s/d
120 menit, (4). Dosis latihan harus sesuai kemampuan atlet, (5). Beban makin
lama makin bertambah, (6). Variasi latihan, (7). Pemanasan, (8). Pendinginan.
xi
xi
Sebagai catatan pedoman zona latihan denyut nadi maksimal untuk atlet
yang sudah jadi lain dengan atlet pemula atau anak - anak di sekolah dasar maka
harus diperhatikan agar tidak menjadikan kerugian di kemudian hari. Bila seorang
yang belum terlatih dilatih sampai maksimal 50% disini harus diterjemahkan
30%. ( Grosser / starischka / zimmermann. diterjemahkan oleh Paulus Levinus
Pasurney 2001:19) kekuatan beban latihan 30%- 40% dari kapasitas maksimalnya
pada anak tersebut akan terjadi peningkatan. ( Grosser / Starischka / Zimmermann
diterjemahkan oleh Paulus Levinus Pasurney 2001 : 8)
2.2. Kerangka berfikir
Kesegaran Jasmani sangat diperlukan untuk peningkatan maka perlu latihan
yang baik, dalam penelitian ini sebelum dilaksanakannya program latihan obyek
penelitian diadakan tes awal untuk mengetahui keadaan awal kesegaran jasmani
masing-masing obyek ini berguna untuk bahan pembanding nanti setelah
pelaksanaan program latihan. Sebelum pelaksanaan latihan obyek dilihat denyut
nadinya masing - masing untuk menentukan berapa denyut zona latihannya, agar
tidak terjadi hal - hal yang tidak diiinginkan di kemudian hari. Setelah
pelaksanaan latihan diadakan tes akhir untuk mengetahui sampai dimana
perkembangan tingkat kesegaran jasmani masing masing obyek. Dengan
demikian dapat diketahui ada dan tidaknya pengaruh latihan berangkai 4 pos
terhadap tingkat kesegaran jasmani terhadap siswa putri SD Mangkangkulon 02
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
xii
xii
2.3. HIPOTESIS
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan sementara mengenai suatu hal yang
dibuat untuk menjelaskan hal yang sering dituntut untuk melakukan
pengecekannya ( Sudjana 1996 : 135 ).
Berdasarkan kajian pustaka ( landasan teori ) dan permasalahan yang
dikemukakan didepan , maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
" Ada pengaruh latihan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran jasmani pada
siswa putri kelas IV dan V SD.Negeri Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota
Semarang".
xiii
xiii
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
Sutrisno Hadi. 1989:4, mengemukakan bahwa penelitian sebagaimana kita
kenal sekarang ini, memberikan garis-garis yang cermat dan mengajukan syarat-
syarat yang benar, maksudnya adalah untuk menjaga agar pengetahuan yang
dicapai dari suatu penelitian dapat mempunyai harga ilmiah yang setinggi-
tingginya.
Penggunaan metode penelitian harus tepat dan mengarah pada tujuan
penelitian agar diperoleh, hasil sesuai dengan tujuan penelitian yang diharapkan
dan dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan atau diuraikan dalam metodologi penelitian adalah sebagai berikut.
3.1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan penduduk yang dimaksudkan akan diselidiki
Populasi dibatasi sejumlah pendudukan atau individu yang paling sedikit
mempunyai sifat sama. ( Sutrisno Hadi 2000 : 220 ). Menurut Suharsimi
Arikunto (1996 : 115) yang dimaksud dengan populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Dengan melihat pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa
populasi adalah seluruh individu yang akan dijadikan obyek penelitian.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa putri kelas IV
dan V SD.Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang yuang berjumlah
34 siswa, dengan ciri - ciri populasi sebagai berikut :
a. Jenis kelamin: putri, b. Sama - sama sebagai siswa kelas IV dan V SD,
c. Usia antara 10 s/d 12 tahun.
xiv
xiv
. Berdasarkan uraian diatas maka populasi yang akan digunakan sebagai
obyek dalam penelitian telah memenuhi syarat sebagai populasi, yaitu memiliki
minimal satu sifat yang sama, sedangkan populasi yang digunakan dalam
penelitian ini memiliki lebih dari satu sifat yang sama.
3.2. Sampel
Sampel adalah sebagaian dari populasi yang dapat mewakili keseluruhan.
dengan melihat sampel, berarti telah melihat secara keseluruhan walaupun tidak
secara detail. Hal ini sesuai dengan pendapat Suharsimi Arikunto ( 1993 : 104)
yang menyatakan bahwa : Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
diteliti.
Teknik Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah teknik
random sampling. Disebut demikian karena jumlah sampel yang digunakan
merupakan sebagian dari populasi yang berjumlah 34 orang, dengan cara peneliti
membuat undian sejumlah 34 lembar tetapi yang diberi nomor hanya 20 lembar
(nomor 1 - 20 ) kemudian dari 30 jumlah populasi disuruh mengambil nomor dan
yang mendapatkan nomor 1 - 20 dijadikan sampel.
3.3. Variabel Penelitian.
Variabel adalah obyek yang bervariasi yang menjadi obyek penelitian
(Suharsimi Arikunto 1993 : 99 ).
Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
a. Variabel bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah : latihan berangkai 4 pos
b. Variabel terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah : Tingkat kesegaran jasmani
xv
xv
3.4. Rancangan penelitian
Rancangan penelitian ini dibuat agar pelaksanaan proses penelitian lebih
mudah dikerjakan, sehingga membantu peneliti dalam pengambilan data. Pada
penelitian ini data diambil pada waktu sebelum perlakuan ( treatment ) dilakukan
dan setelah perlakuan dilakukan, pengambilan data dilakukan untuk mengetahui
tingkat kesegaran jasmani siswa putri kelas IV dan V SD. Mangkangkulon 02
Kecamatan Tugu Kota Semarang.
Suharsimi Arikunto 1993 : 83, ada 3 jenis design yang dimasukkan
kedalam kategori pre experimental design, yaitu 1). One shot case study,
2). Pre test and Post test dan 3). Static Group Comparison. Adapun rancangan
yang penulis gunakan dalam penelitian ini ialah jenis design ( dalam bahasa
Indonesia ditulis "desain ") yang kedua Yaitu : Pre test and Post test, dengan pola
penelitian
O1 X O2
X adalah Treatment atau perlakuan
01 adalah hasil observasi sebelum treatment atau perlakuan
02 adalah hasil observasi setelah treatment atau perlakuan
3.5 Teknik Pengambilan Data
Pada penelitian ini untuk memperoleh data digunakan metode eksperimem,
yaitu metode yang memberikan atau menggunakan suatu gejala yang dinamakan
pelatihan dan perlakuan.
xvi
xvi
Eksperimen menurut Suharsimi Arikunto 1993 : 3, adalah suatu cara untuk
mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh
peneliti dengan mengeliminir atau mengurangi atau menyisihkan faktor - faktor
lain yang mengganggu dan menyebabkan penelitian menjadi bias.
Eksperimen selalu dilakukan dengan maksud melihat akibat dari semua
perlakuanm, sehingga dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen antara lain
metode yang menggunakan gejala yang disebut latihan. Sifat dari metode ini
adalah untuk mengontrol faktor-faktor yang ada dan merupakan suatu metode
yang tepat untuk penelitian hubungan sebab akibat dari satu variabel atau lebih
yang diberikan kepada sampel, pada penelitian ini materi yang diberikan adalah
latihan berangkai 4 pos yang setiap pos memiliki jenis latihan yang berbeda.
Latihan yang diberikan pada setiap pos antara lain : lari bolak-balik 10 meter,
baring duduk, phus up dan naik turun bangku.
Dasar penggunaan metode eksperimen adalah kegiatan percobaan yang
diawali dengan memberikan perlakuan terhadap subyek penelitian dan diakhiri
dengan tes atau pengambilan data akhir atau post test.
Menurut Sutrisno Hadi 2001 : 427 menyatakan bahwa salah satu tugas
yang penting dalam researsh ilmiah adalah menetapkan ada tidaknya hubungan
sebab akibat antara fenonin - fenonin dan menarik hukum-hukum tentang
hubungan sebab akibat itu.
Metode pengumpulan data adalah merupakan langkah penting dalam suatu
penelitian karena akan berhubungan langsung dengan data yang diperoleh selama
xvii
xvii
penelitian. dalam penelitian ini penulis mengambil data eksperimen dengan
pengumpulan data yang diambil lewat tes awal dan tes akhir.
Berdasarkan uraian dan pendapat para pakar penelitian diatas, tentang
metode pengumpulan data berarti tidak ubahnya berbicara masalah Evaluasi.
Mengevaluasi adalah memperoleh data tentang status sesuatu dibandingkan
dengan standar atau ukuran yang telah ditentukan.
Jika kita berbicara atau menyebut metode pengumpulan data sama saja
menyebut alat Evaluasi. Secara garis besar alat evaluasi digolongkan menjadi dua
macam, yaitu :
1. Tes
2. Non tes ( non test ).
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan atau alat yang lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, Intelegensi, kemampuan
atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Suharsimi
Arikunto 1996:138 ).
Selanjutnya tes prestasi (achievement test) adalah tes yang digunakan
untuk mengukur pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. ( Suharsimi
Arikunto 1996 :139). Penentuan metode pengumpulan data ditentukan oleh
variabel, sampel, lokasi, pelaksana, biaya dan waktu. (Suharsimi Arikunto
1996:220). Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode pengumpulan data
penting dalam melakuklan penelitian. Data- data yang harus dikumpulkan sebagai
berikut :
1. Menentukan Obyek penelitian
xviii
xviii
Sebelum melakukan penelitian harus bisa menentukan obyek penelitian
mulai dari menentukan dan mendata populasi, menetapkan sampel yang akan
dijadikan
obyek penelitian.
2. Pelaksanaan Program Penelitian
Untuk mendapatkan data yang nyata, diperlukan kesungguhan dalam
mengikuti setiap latihan. Agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, dalam
penelitian ini diperlukan 16 kali pertemuan ditambah 2 kali pertemuan untuk tes
awal dan tes akhir. Sedangkan setiap minggu 3 kali pertemuan.
3. Perlakuan (Treatment)
a. Latihan Pendahuluan
Latihan pendahuluan diisi dengan berdoa bersama, presensi, penyampaian
informasi materi atau yang lain kemudian dilanjutkan dengan pemansan,
yang bertujuan untuk menyiapkan kondisi fisik maupun mental dalam
menerima latihan.
b. Latihan Inti
Latihan 4 pos dengan ketentuan : waktu, set, interval, repetisi. Kemudian
prinsip over load bisa dilihat dalam lampiran hal.
c. Latihan penutup
Diisi dengan latihan pendinginan yaitu dengan straching ringan, dilanjutkan
koreksi secara klasikal dan diisi dengan kesan- kesan yang menyenangkan
untuk membangkitkan motvasi latihan dan ditutup dengan doa.
xix
xix
3.6. Prosedur penelitian
Sebelum data diambil ada beberapa hal yang harus diperhatikan mengenai
langkah - langkah yang ditempuh supayatidak terjadi kesalahan dalam penelitian.
Langka-langkah yuang perlu dperhatikan dalam penelitian antara lain :
a. Cara mendapatkan sampel
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan observasi ke sekolah
yang akan digunakan untuk penelitian, yaitu SD. Mangkangkulon 02 Kecamatan
Tugu Kota Semarang. Setelah diadakan observasi ternyata sekolah tersebut
memenuhi syarat sebagai tempat penelitian. Kemudian peneliti menentukan
populasi yang berjumlah 34 orang siswa dan dari populasi tersebut selanjutnya
dengan teknik random sampling diambil 20 siswa digunakan sebagai sampel
penelitian.
b. Tempat kegiatan latihan
Tempat yang digunakan latihan adalah lapangan olahraga SD.
Mangkangkulon 02 Kecamatan Tugu Kota Semarang.
c. Waktu penelitian
Dalam penelitian ini tes awal dilakukan pada pagi hari jam 08.00. s/d jam
11.00 tanggal 11 April 2005, dilapangan SD.Mangkangkulon 02. Pelaksanaan
program latihan dimulai tanggal 13 April 2005 sampai dengan 18 Mei 2005 satu
minggu tiga kali latihan pada hari Senin, Rabu, dan Jum'at jam 16.00 s/d 17.30.
dan tes akhir dilaksanakan pada tanggal 20 Mei 2005 jam 08.00 s/d 11.00.
d. Alat dan perlengkapan
xx
xx
Alat-alat dan perlengkapan yang digunakan dalam penelitian adalah
sebagai berikut : a) Peluit, b) Bendera kecil, c) Bangku, d) Stop wacht, e) Balok
kayu kecil, f) Roll meter.
e. Tenaga bantu penelitian
Untuk mempelancar jalannya penelitian, peneliti dibantu oleh dua orang guru
penjaskes yang membantu pelaksanaan tes awal (pre test) dan tes akhir (post test).
3.7 Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data
( Suharsimi Arikunto 1993 : 188 ). Dalam penelitian ini instrumen yang
digunakan adalah :
a. Program Latihan berangkai 4 pos
Program latihan berangkai 4 pos ini yaitu: 4x10, push up, baring duduk, naik
turun bangku dilaksanakan 16 kali pertemuan, waktu latihan 3
kali satu minggu, yaitu hari Rabu, Kamis, Sabtu. ( Program pada lampiran 4)
b. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 tahun.
Kesahihan Rangkaian Tes
1. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai reliabilitas:
a. Untuk Putri : 942
2. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai Validitas :
a. Untuk Putri : 897
(Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 Tahun
Departemen Pendidikan dan kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan
Rekreasi 1995 : 3 )
xxi
xxi
Tes ini untuk menguji kesegaran jasmani dan daya tahan tubuh maupun
untuk menguji ketrampilan seseorang yang dilandasi dengan pendekatan -
pendekatan ilmiah. Tujuannya untuk menilai gerak dasar dan daya tahan
seseorang. Sasaran tes ini ditujukan untuk murid sekolah dasar putra dan
putri serta anak - anak berusia setingkat murid SD. ( usia dibawah 12 tahun).
Karena salah satu jenis tes menggunakan lari jarak jauh 600 meter.
Adapun rangkaian tes terdiri dari :
a. Lari 40 meter, b.Gantung siku tekuk, c. Baring duduk, 30 menit d. Loncat
tegak, e. Lari 600 meter.
Adapun penjelasan rangakaian tes Kesegaran Jasmani Indonesia tersebut
adalah :
1. Lari cepat 40 meter,
Tujuan :
Lari cepat pada tes ini adalah untuk mengukur kecepatan lari seseorang
Gambar. 1
gambar: tes Lari cepat 40 meter
xxii
xxii
2. Gantung Siku Tekuk
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatandan ketahanan otot lengan dan
otot bahu.
Gambar. 2
gambar: Tes gantung siku tekuk
3. Tes baring duduk
Tujuan:
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot Perut.
Gambar. 3
gambar Baring duduk, 30 detik
xxiii
xxiii
4. Tes Loncat tegak
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif
Gambar. 4
gambar tes Loncat tegak
5. Tes Lari 600 meter
Tujuan :
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tahan jantung, peredaran darah dan
pernafasan.
gambar : 5
gambar tes lari 600 meter
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak usia 10-12 Tahun ( Departemen
Pendidikan dan kebudayaan Pusat Kesegaran Jasmani dan Rekreasi 1995 : 3 )
xxiv
xxiv
Kegunaan Tes
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini dipergunakan untuk mengukur dan
menentukan tingkat kesegaran jasmani anak umur 10 - 12 tahun.
Alat dan fasilitas
a. Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin
b. Stopwacht
c. Bendera start
d. Tiang pancang
e. Nomor dada
f. Palang Tunggal
g. Papan berskala untuk loncat tegak
h. Serbuk kapur
i. Penghapus
j. Formulir tes
k. Peluit
Ketentuan pelaksanaan
a. Tes kesegaran jasmani Indonesia ini merupakan satu rangkaian tes. Oleh
karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu kesatuan waktu.
b. Urutan pelaksanaan
Pertama : Lari 40 meter
Kedua : Gantung siku tekuk
Ketiga : Baring duduk, 30 detik
xxv
xxv
Keempat : loncat tegak
Kelima : Lari 600 meter
Adapun petunjuk pelaksanaannya ada pada daftar lampiran 5
3.8 Faktor - faktor yang mempengaruhi penelitian.
Dalam penelitian ini peneliti berusaha menghindari kesalahan-kesalahan
dalam pelaksanaan penelitian yang berhubungan dengan pengambilan data dan
dalam pelaksanaan program latihan. Sedangkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi / menyebabkan kesalahan dalam penelitian adalah :
a. Faktor Kesungguhan.
Kesungguhan anak dalam mengikuti latihan dapat mempengaruhi hasil
yang dicapai masing-masing anak. Disini penulis berusaha meberikan pengertian
dan pemahaman pada sampel, agar sampel dalam pengambilan data dan
pelaksanaan program latihan dapat melaksanakan dengan sungguh-sungguh
b. Faktor kegiatan diluar eksperimen
Sampel diberikan pengertian penjelasan agar selama penelitian berlangsung
tidak melakukan kegiatan - kegiatan fisik atau olahraga yang lain dan dia hanya
melakukan kegiatan olahraga yang diberikan oleh peneliti.
c. Faktor Kehadiran ( presensi )
Agar penelitian berjalan lancar dan berhasil sesuai yang diharapkan peneliti,
maka sampel harus diberikan motivasi dan semangat agar sampel untuk bisa hadir
terus dalam mengikuti latihan ( treatmen ) dari awal sampai akhir.
xxvi
xxvi
d. Faktor Alat
Alat yang akan digunakan untuk pengambilan data dalam penelitian harus
benar-benar yang memenuhi standar dan yang perlu ditera harus ditera, sehingga
semua alat memenuhi syarat dalam penelitian.
e. Faktor pemberian materi
Sebelum melakukan latihan sampel diberi penjelasan tentang materi latihan
yang akan dilakukan, sehingga materi latihan dapat dilaksanakan dengan benar.
f. Faktor kemampuan sampel
Masing-masing kemampuan sampel tidak sama dalam menerima penjelasan
dan pelaksanaan latihannya, sehingga pelaksanaan latihan harus selalu dalam
pengawasan peneliti dan dilakukan koreksi bila ada kesalahan.
g. Faktor kebosanan
Selama dalam latihan faktor ini sangat dominan apabila pelaksanaan latihan
tidak disertai variasi latihan, sehingga anak akan merasa ogah - agahan dalam
melaksanakan program latihan. Disini peneliti diharapkan mempunyai kiat - kiat
tersendiri dalam menanggulanginya.
3.9 Analisis Data
Setelah data hasil akhir diperoleh, maka dalam pengolahan data diperlukan
tabel persiapan statistik, seperti pada tabel 3 berikut ini.
Tabel 1
Tabel Persiapan Perhitungan Statistik
No Pasangan
Subyek
X1 X2 D(XI-X2) d(D-MD) d²
1 2 3 4 5 6 7
xxvii
xxvii
∑N ∑XI ∑X2 ∑D ∑d ∑ d²
Sumber : ( Sutrisno Hadi 2001 : 490 )
Keterangan :
X1 : Nilai tes awal / pre test
X2 : Nilai tes akhir / post test
D : Perbedaan dari tiap-tiapa pasangan
d : Deviasi perbedaan
d² : Kuadrat dari deviasi perbedaan
∑ : Jumlah
Cara-cara pengisian kolom diatas adalah
1. Kolom (1), Nomor urut subyek / pasangan
2. Kolom (2), Nomor tes subyek / kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
3. Kolom (3), Hasil tes awal / pre test
4. Kolom (4), Hasil tes akhir / post test
5. Kolom (5), Selisih nilai tes awal dan akhir
6. Kolom (6), Deviasi individual dari perbedaan mean
7. Kolom (7), Deviasi kuadrat
Setelah memperoleh data dari tes akhir, maka data tersebut diolah untuk me
ngetahui hasil penelitian yang telah dilaksanakan. Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan rumus t-tes untuk sampel-sampel yang berkorelasi dengan rumus
pendek ( short method ). Seperti pendapat SutrisnoHadi, Drs. Sunarso (2001:278)
xxviii
xxviii
mengatakan bahwa rumus pendek yang serba guna dan efisien rumus ini
dipersiapkan untuk mengetahui perbedaan antara tes awal dengan tes akhir.
Sebagai langkah untuk mengolah data, maka digunakan rumus t-test, tetapi
sebelum sampai pada pengolahan data terlebih dahulu harus diketahui nilai
mean perbedaan (MD) yang dicari dengan menggunakan rumus :
MD = N
D∑
Keterangan :
MD : Mean perbedaan
∑D : Jumlah perbedaan dari masing-masing subyek
N : Jumlah pasangan.
Dan perlu dibuktikan bahwa d = 0 maka nilai t dapat dicari dengan
menggunakan rumus t-test yaitu :
t =
)1N(N
)MD(
d2
−
∑
Keterangan.
MD : Mean dari tes awal dan tes akhir
∑d² : Jumlah deviasi kuadrat dari pasangan
N : Jumlah subyek.
xxix
xxix
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Diskripsi Data
Data yang telah diperoleh dari hasil tes awal dan akhir dalam penelitian,
selanjutnya dimasukan dalam tabel penghitungan statistik, dimana dalam
penghitungan diperoleh t hitung = - 6.00 (lampiran 1 ), dan dengan menggunakan
taraf signifikan 5 % dari db = 19 (N-1), diperoleh nilai t tabel = 2.09.(Lampiran 3)
hal ini berarti bahwa nilai t hitung lebih besar dari t tabel atau 6.00 > 2.09.
Maka hipotesis nihil yang menyatakan tidak ada pengaruh terhadap tingkat
kesegaran jasmani antara tes awal dan tes akhir ditolak, dengan demikian ada
pengaruh yang berarti latiohjan berangkai 4 pos terhadap tingkat kesegaran
jasmani pada siswa putri kelas IV dan V SD. Mangkangkulon 02 Kecamatan
Tugu Kota Semarang.
4.2 Hasil penelitian
Setelah proses tes awal kemudian perlakuan dan diadakan tes akhir dalam
penelitian ini diperoleh data dalam tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Hasil tes awal dan akhir Tes Kesegaran Kesegaran Jasmani Indonesia untuk usia
10 - 12 tahun Siswa putri SD.Mangkangkulon 02 Kecamtan Tugu Kota Semarang
Nomor Hasil Tes Kategori
Urut Tes
Nama siswa
Awal Akhir Awal Akhir
Ket.
1 2 3 4 5 6 7 8
1 1 Mutiara 12 13 kurang kurang
2 2 Malahati 12 14 kurang sedang
xxx
xxx
3 3 Ayu Widya 10 12 kurang kurang
4 4 Della Angelita 11 11 kurang kurang
5 5 Umi Septiani 15 17 kurang sedang
6 6 Nur Khasanah 19 19 baik baik
7 7 Ida Ayu R. 13 15 kurang sedang
8 8 Riska Putri H 11 11 kurang kurang
9 9 Mira Nur W 09 10 kurang kurang
10 10 Naili 11 11 kurang kurang
11 11 Eva Lavivana 13 15 kurang sedang
12 12 Dian Putri S 18 19 baik baik
13 13 Fitri Nur A. 14 17 sedang sedang
14 14 Nur Setianingsih 11 13 kurang kurang
15 15 Dwi Imas 10 10 kurang kurang
16 16 Yunita Aris M. 12 13 kurang kurang
17 17 Indah Sulistio 12 13 kurang kurang
18 18 Andita K. 16 17 sedang sedang
19 19 Nunung Ika L. 17 18
20 20 Aprisa RY. 11 13 kurang kurang
∑ 257 281 Mean.X1 = 12.85
Mean.X2 = 14.05
Untuk mengetahui dan mencari perbedaan dari hasil tes awal dan akhir hasil
penelitian ini dapat dianalisa pada tabel dibawah ini :
Tes Mean t - hitung t - tabel Keterangan
Awal 12.85
Akhir 14.05
- 6.00 2.09 signifikan
xxxi
xxxi
4.3 Pembahasan
Dari hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh latihan
berangkai 4 pos terhadap peningkatan kesegaran jasmani. Adanya pengaruh
tersebut menunjukan bahwa latihan berangkai 4 pos dapat digunakan sebagai
latihan untuk meningkatkan kesegaran jasmani.
Materi latihan berangkai 4 pos yang terdiri dari latihan lari bolak-balik 10
meter, baring duduk, Push up dan naik turun bangku, dapat berpengaruh terhadap
kesegaran jasmani. Karena latihan yang diberikan pada pelaksanaan penelitian
memenuhi atau sesuai dengan prinsip- prinsip latihan.
Prinsip-prinsip latihan yang harus diperhatikan dalam melakukan latihan
olahraga adalah sebagai berikut : 1) Kontinyu, 2) Latihan harus pada zone
latihan, 3) Lama latihan 30 s/d 120 menit, 4). Dosis latihan harus sesuai dengan
kemampuan etlet, 5) Beban makin lama makin bertambah, 6) Variasi latihan, 7)
Pemanasan, 8) Pendinginan.
Disamping sesuai dengan prinsip-prinsip latihan materi latihan yang
diberikan / dilaksanakan dengan penuh kesungguhan dan keseriusan, sehingga
latihan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Kontinyuitasnya seminggu 3 kali,
latihan selalu dalam zone latihan 30% - 40% Denyut Nadi Maksimal, lama
latihan minimal 30 menit, bahkan Paulus Levinus Pasurney dalam buku
terjemahannya Latihan Fisik Olahraga (2001:8) mengemukakan dari sisi
Biologis, kita sudah melakukan latihan kalau proses peningkatan itu dilaksanakan
2 x seminggu, minimal 10 s/d 15 menit, dengan rangsangan gerak yang berulang-
ulang dan meningkat. Dosis latihan harus sesuai dengan kemampuan anak, beban
xxxii
xxxii
makin lama makin meningkat, baik waktu, dan setnya, latihan sewaktu waktu
diselingi dengan permainan ringan dalam pemanasan maupaun pendinginannya
untuk menghindari kebosanan anak.
Berdasarkan analisa data hasil penelitian yang sudah dilaksanakan peneliti
diperoleh adanya peningkatan tingkat kesegaran jasmani pada anak coba, setelah
diberikannya perlakuan atau latihan . Dengan berlatih sesuai dengan prinsip-
prinsip latihan akan merangsang organ- organ tubuh seperti jantung, paru-paru,
sistem peredaran darah meningkat lebih baik terhadap beban yang diterima.
Dengan prinsip dasar latihan Aerobik, pembebanan yang meningkat secara
bertahap (Progresif) dengan manipulasi waktu dalam setiap pengulangan
(repetisi) maupun dalam setiap setnya, akan menghasilkan tingkat kesegaran
jasmani yang lebih baik. Karena rangsangan yang diterima organ-organ tubuh
mengalami peningkatan secara teratur dan efektif, sehingga ini berimbas pada
fungsi organ - organ tubuh dapat bekerja dengan efektif dan efisien pula.
xxxiii
xxxiii
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penghitungan statistik maka dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Latihan berangkai 4 pos dapat berpengaruh terhadap kesegaran jasmani
2. Tujuan melakukan latihan dapat tercapai apabila dalam melakukan latihan
berdasarkan prinsip-prinsip latihan.
3. Tujuan melakukan latihan adalah untuk mempertahankan dan meningkatkan
kesegaran jasmani.
5.2 Saran
Berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut diatas, maka penulis
memberikan saran - saran sebagai berikut:
1. Untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kesegaran jasmani salah satu
latihan yang dapat dilakukan adalh dengan melakukan olahraga.
2. Dalam melakukan harus berdasarkan prinsip - prinsip latihan agar tujuan
latihan dapat tercapai.
3. Untuk guru - guru olahraga khususnya yang ada dilingkungan Dinas
Pendidikan Kecamatan Tugu Khususnya dan Indonesia umumnya latihan
berangkai 4 pos sangat berguna untuk meningkatkan kesegaran jasmani
sehingga daya tahan anak dalam mengikuti pelajaran akan meningkat dan ini a-
kan berdampak langsung dengan peningkatan mutu pelajaran dan hasil
belajar siswa
xxxiv
xxxiv
DAFTAR PUSTAKA
Suharsimi Arikunto. 2002, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.
Jakarta : Rineka Cipta.
Depdikbud. 1995, Tes Kesegaran Jasmani Indonesia Anak Umur 10 - 12
Tahun. Jakarta : Pusat Kesegaran Jasmani dan
Rekreasi.
Sutrisno Hadi. 1988. Metodologi Reseach I, II, III, dan IV. Yogyakarta : Andi
Offset.
Harsono 1998, Coaching dan Aspek Psikologi dalam Coaching. Jakarta: Tambak
Kusuma.
Johnson, Barry, L 1979. Practical Measureement For Evalution In
Physical Education. New York : Macimillan Publishing Company.
M. Nasution 2003 paparan Kuliah : Dasar-dasar Pembinaan fisik Dalam
Aktivitas Olahraga, UNNES (tidak diterbitkan).
WJS.Poerwadarminto. 1989, Kamus Umum Bahasa Indonesia.Jakarta: P.N Balai
Pustaka.
Rusli Rutan. 1996. Hakekat dan Karateristik Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan dalam Kurikulum D2 PGSD. Jakarta: Dirjen Dikti Depdikbud.
Rubianto Hadi. 2004 Buku Ajar : Ilmu Kepelatihan Dasar.UNNES (tidak diterbit-
kan).
--------------- 2002 " Pengaruh Pembelajaran Penjas Dan Jenis Kelamin
Terhadap Kesegaran Jasmani". Tesis, UNNES (tidak diterbitkan).
Siedentop,D.1990. Introduction To Physical Education Fitness and Sport. Califor-
nia : Mayfield Publishing Company.
M. Sajoto. 1995 Peningkatan Dan Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik
Dalam Olahraga. Semarang : Dahara Prise.
Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.
Winarno Surahmad. 1980. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito.
xxxv
xxxv
Tohar. 2002. Buku Ajar : Ilmu Kepelatihan Lanjut. UNNES (tidak diterbitkan)
Aip Syarifudin.1970. Evaluasi Olahraga, Jakarta: Roru Karya
Aip Syarifudin. dan Muhadi, dan Muhadi 1993 Pendidikan Jasmani dan
Kesehatan, Jakarta PPLPTK.
A. Kamiso 1991, Dasar - dasar Ilmu Melatih Olahraga, Semarang : IKIP
Semarang.
Clarke and Clarke 1963 dalam Buku Hasnan Said, 1982. Hidup sehat dan
segar,Jakarta : Negara RI.
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA UNTUK UMUR
10 TAHUN SAMPAI 12 TAHUN
A. Rangkaian Tes
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia untuk anak umur 10 - 12 tahun putra
dan putri terdiri dari :
1. Lari 40 meter
2. Gantung siku tekuk
3. Baraing duduk, 30 detik
4. Loncat tegak
5. Lari 600 meter
B. Kesahihan Rangkaian Tes
1. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai
reliabilitas:
xxxvi
xxxvi
a. Untuk putra .911
b. Untuk putri .942
2. Rangkaian tes untuk anak umur 10 - 12 tahun mempunyai nilai
validitas:
a. Untuk putra .884
b. Untuk putri .897
C. Kegunaan Tes
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini dipergunakan untuk mengukur dan
menentukan tingkat kesegaran jasmani anak umur 10 - 12 tahun.
D. Alat dan Fasilitas
1. Lintasan lari atau lapangan yang datar dan tidak licin
2. Stopwatch
3. Bendera start
4. Tiang pancang
5. Nomor dada
6. Palang tunggal
7. Papan berskala untuk loncat tegak
8. Serbuk kapur
9. Penghapus
10. Formulir tes dan alat t
11. Peluit
12. Dan lain - lain
xxxvii
xxxvii
E. Ketentuan Pelaksanaan
1. Tes Kesegaran Jasmani Indonesia ini merupakan satu rangkaian tes.
Oleh karena itu semua butir tes harus dilaksanakan dalam satu satuan
waktu.
2. Urutan pelaksanaannya sebagai berikut :
Pertama : Lari 40 meter
Kedua : Gantung siku tekuk
Ketiga : Baring duduk, 30 detik
Keempat : Loncat tegak
Kelima : Lari 600 meter
PELAKSANAAN
A. Petunjuk Umum
1.Peserta
a. Tes ini memerlukan banyak tenaga, oleh sebab itu peserta harus benar -
benar dalam keadaan sehat dan siap untuk melaksanakan tes.
b. Diharapkan sudah makan, sedikitnya 2 ( dua ) jam sebelum melakukan
tes.
c. Disarankan memakai pakaian olahraga dan sepatu olahraga
d. Hendaknya mengerti dan memahami cara pelaksanaan tes
e. Diharapkan melakukan pemanasan dulu ( warming up ) sebelum tes
f. Jika tidak dapat melaksanakan satu jenis atau lebih dinyatakan gagal /
tidak mendapatkan nilai.
2. Petugas
xxxviii
xxxviii
a. Harap memberikan pemanasan lebih dahulu.
b. Memberikan kesempatan kepada peserta untuk mencoba gerakan-
gerakan.
c. Harap memperhatikan perpindahan pelaksanaan butir tes satu ke butir
tes berikutnya secepat mungkin
d. Harap memberikan nomor dada yang jelas dan mudah dilihat petugas.
e. Bagi peserta yang tidak dapat melakukan satu butir tes / lebih tidak
diberi nilai.
f. Untuk mencatat hasil tes dapat mempergunakan formulir tes dapat
mempergunakan formulir tes perorangan atau gabungan.
B. Petunjuk pelaksanaan tes
1. Lari 40 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kecepatan.
b. Alat dan fasilitas
1. Lintasan lurus, datar, rata, tidak licin, berjarak 40meter dan masih
mempunyai lintasan lanjutan
2. Bendera Start
3. Peluit
4. Tiang pancang
5. Stop Wacth
6. Serbuk kapur
7. Formulir
xxxix
xxxix
8. Alat Tulis
c. Petugas tes
1. Juru Keberangkatan
2. Pengukur waktu merangkap pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1. Sikap permulaan
.
Peserta berdiri di belakang garis start.
2. Gerakan
a. Pada aba-aba "siap" peserta mengambil sikap berdiri, siap untuk
lari. ( lihat gambar 1 ).
3. Lari masih bisa diulang apabila:
a. Pelari mencuri start
b. Pelari tidak melewati garis finish
c. Pelari terganggu oleh pelari yang lain
4. Pengukuran waktu
Pengukuran waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finish.
xl
xl
e. Pencatatan hasil
1) Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 40 meter, dalam satuan waktu detik.
2) Pengambilan waktu
a. Satu angka di belakang koma (Stopwatch manual).
b. Dua angka di belakang koma (Stopwatch digital).
2. Tes gantung siku tekuk
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot lengan
dan otot bahu.
b. Alat dan fasilitas
1) Palang tulang yang dapat diturunkan dan dinaikkan (lihat Gambar 2)
2) Stopwatch
3) Formulir tes dan alat tulis
4) Nomor dada
5) Serbuk kapur atau magnesium karbonat.
xli
xli
Gambar 2. tiang gantung siku tekuk
c. Petugas tes
Pengukur waktu merangkap pencatat hasil.
d. Pelaksanaan
Palang tunggal dipasang dengan ketinggian sedikit di atas kepala
peserta.
1) Sikap permulaan
Peserta berdiri di bawah palang tunggal, kedua tangan berpegangan
pada palang tunggal selebar bahu. Pegangan telapak tangan
menghadap ke arah letak kepala. (lihat Gambar 3)
xlii
xlii
Gambar 3
2) Gerakan
Dengan bantuan tolakan kedua kaki, peserta melompat ke atas
sampai mencapai sikap bergantung siku tekuk, dagu berada di
atas palang tunggal. Sikap tersebut dipertahankan selama mungkin.
( lihat gambar 4 )
Gambar 4
e. Pencatatan hasil
Hasil yang dicatat adalah waktu yang dicapai oleh peserta untuk
mempertahankan sikap tersebut di atas, dalam satuan waktu detik.
Catatan :
Peserta yang tidak dapat melakukan sikap di atas dinyatakan gagal,
hasilnya ditulis dengan angka 0 (nol).
3. Baring duduk, 30 detik
xliii
xliii
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur kekuatan dan ketahanan otot perut.
b. Alat dan fasilitas
1) Lantai/lapangan rumput yang rata dan bersih
2) Stopwatch
3) Nomor dada
4) Formulir tes
5) Alat tulis
6) Dan lain - lain
c. Petugas tes
1) Pengamat waktu
2) Penghitung gerakan merangkap pencatat hasil.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a. Berbaring telentang di lantai atau rumput, kedua lutut ditekuk
dengan sudut ± 90 derajat, kedua tangan jari - jarinya berselang
selip diletakkan di belakang kepala.(lihat gambar 5)
xliv
xliv
Gambar 5
Gambar 5
Gambar posisi jari - jari berselang salip diletakkan di belakang kepala
b) Petugas/peserta lain memegang atau menekan kedua pergelangan
kaki, agar kaki tidak terangkat. (lihat gambar 6)
2) Gerakan
a) Pada aba - aba " Ya" peserta bergerak mengambil sikap duduk,
sampai kedua sikunya menyentuh kedua paha, kemudian kembali
ke sikap permulaan. (lihat gambar 7).
xlv
xlv
Gambar 6
Gambar 7
b) Gerakan ini dilakukan berulang - ulang dengan cepat tanpa
istirahat ( selama 30 detik )
Catatan :
(1) Gerakan tidak dihitung jika tangan terlepas, sehingga jari-
jarinya tidak terjalin lagi.
(2) Kedua siku tidak sampai menyentuh paha.
xlvi
xlvi
(3) Mempergunakan sikunya untuk membantu menolak tubuh.
e. Pencatatan hasil
1) Hasil yang dihitung dan dicatat adalah jumlah gerakan baring duduk
yang dapat dilakukan dengan sempurna selama 30 detik
.
2) Peserta yang tidak mampu melakukan tes baring duduk ini, hasilnya
ditulis dengan angka 0 (nol).
4. Loncat tegak
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur tenaga eksplosif.
b. Alat dan fasilitas
1) Papan berskala senti meter, warna gelap, berukuran 30 x 150 cm,
dipasang pada dinding atau tiang. Jarak antara lantai dengan angka 0
(nol) pada skala yaitu, 100 cm.(lihat gambar 8)
2) Serbuk kapur
3) Alat penghapus
4) Nomor dada
5) Formulir tes
6) Alat tulis.
xlvii
xlvii
Gambar 8
c. Petugas tes
Pengamat dan pencatat hasil
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan
a) Terlebih dahulu ujung jari tangan peserta diolesi dengan serbuk
kapur atau magnesium karbonat.(lihat gambar 9).
b) Peserta berdiri tegak dekat dinding, kaki rapat, papan skala berada
di samping kiri atau kanannya. Kemudian tangan yang dekat
dinding diangkat lurus ke atas telapak tangan ditempelkan pada
papan berskala, sehingga meninggalkan bekas raihan jarinya
.
xlviii
xlviii
Gambar 9
2) Gerakan
a) Peserta mengambil awalan dengan sikap menekukkan lutut dan
kedua lengan diayun ke belakang.(lihat gambar 10)
gambar 10
Kemudian peserta melompat setinggi mungkin sambilmenepuk papan
dengan tangan yang terdekat hingga tampak bekasnya.( lihat gambar 11)
b) Ulangi loncatan ini sampai tiga kali berturut - turut.
xlix
xlix
gambar 11
e) Pencatatan hasil
1) Selisih raiohan loncatan dikurangi raihan tegak
2) Ketiga selisih raihan dicatat.
5. Lari 600 meter
a. Tujuan
Tes ini bertujuan untuk mengukur daya tatah jantung, peredaran darah
dan pernafasan.
b. Alat dan fasilitas
1) Lintasan lari berjarak 600 meter
2) Stopwatch
3) Bendera start
4) Peluit
5) Tiang pancang
l
l
6) Nomor dada
7) Formulir tes
8) Alat tulis.
c. Petugas tes
1) Juru keberangkatan
2) Pengukur waktu
3) Pencatat hasil
4) Pembantu umum.
d. Pelaksanaan
1) Sikap permulaan,
Peserta berdiri di belakang garis start .
2) Gerakan
a) Pada aba-aba " SIAP" peserta mengambilk sikap start berdiri, siap
untuk lari. (lihat gambar 12 dan 13 ) !
b) Pada aba-aba " YA" peserta lari menuju garis finish, menempuh
jarak 600 meter.
Catatan :
(1) Lari diulang bilamana ada pelari yang mencuri Start.
(2) Lari diulang bilamana pelari tidak melewati garis finish.
li
li
e. Pencatatan hasil
1) Pengambilan waktu dilakukan dari saat bendera diangkat sampai
pelari tepat melintas garis finish.
2) Hasil yang dicatat asalah waktu yang dicapai oleh pelari untuk
menempuh jarak 600 meter. Waktu dicatat dalam satuan menit dan
detik.
Contoh penulisan :
Seorang pelari dengan hasil waktu 3 menit 12 detik ditulis 3' 12"
lii
lii
Petunjuk menyelenggarakan tes
1. Prinsip dasar
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia adalah tolok ukur kesegaran jasmani
berbentuk rangkaian. Butir - butir tes yang masuk dalam rangkaian
merupakan satu tolok ukur. sehubungan dengan hal itu, kal;au mau
menyelenggarakan
Tes Kesegaran Jasmani Indonesia supaya berpedoman pada prinsip
dasar berikut ini.
a. Tes tidak dapat dilaksanakan secara bertahap. Seluruh butir tes
harus dilaksanakan dalam satu satuan waktu tanpa terputus.
b. Senggang waktu yang terjadi pada perpindahan pelaksanaan butir
tes ke butir tes berikutnya jangan sampai memberi kesempatan
beristirahat
c. Pelaksanaan butir - butir tes tidak memakan waktu lama dan tidak
menguras tenaga, sehingga tenggang waktu pada saat perpindahan
tidak lebih dari 3 menit. Lebih cepat lebih baik
d. Urutan pelaksanaan butir tes harus sesuai ketentuan. Tidak boleh
dibalik - balik atau dilaksanakan secara serentak.
2. Mengatur penyelenggaraan tes
Untuk mengatur penyelenggaraan tes Kesegaran Jasmani Indonesia ada
beberapa hal yang menjadi bahan pertimbangan petimbangan, yaitu :
a. Prasarana
Prasarana yang diperlukan adalah lapangan untuk tes. Khususnya
liii
liii
lapangan untuk menyelenggarakan tes lari, baik lari jarak pendek
maupun jarak yang lebih jauh. Jalan atau lorong dapat dapat juga
digunakan untuk tes lari asal aman dari gangguan lalu lintas. Butir tes
gantung angkat tubuh / siku tekuk, baring duduk dan loncat tegak
tidak membutuhkan lapangan luas dan khusus, asal semua butir tes
dapat dilaksanakan tidak terlalu jauh.
b. Peserta
Jumlah peserta tes harus diketahui. Bila peserta campuran, maka
harus diketahui juga berapa jumlah peserta laki - laki dan berapa
perempuan. Hal ini ada kaitannya dengan pengaturan pelaksanaan tes.
c. Waktu
Waktu yang tersedia menjadi dasar pertimbangan pengaturan
pelaksanaan tes. Mungkinkah peserta yang ada dapat ikut
melaksanakan tes semua, hal ini tentu ada cara pemecahannya.
d. Peralatan / Perlengkapan tes
Kalau peserta diketahui, waktu yang tersedia juga diketahui, maka
untuk dapat mentes seluruh peserta pengaturannya diperhitungkan
berdasarkan gelombang pelaksanaannya. setiap gelombang berapa
peserta yang harus melaksanakan tes sekaligus. Sesuai dengan jumlah
peserta yang harus bersama sama melakukan tes dalam tiap gelom-
bang, maka peralatan yang dibutuhkan minimal jumlahnya sama
dengan jumlah peserta. Misalnya peserta berjumlah 5 orang / gelom-
bang, maka peralatan yang harus disediakan untuk masing - masing
liv
liv
butir tes juga 5 buah.Untuk lari cepat 5 stopwatch, baring duduk 5
tempat + 1 stopwatch, gantung angkat tubuh / siku tekuk 5 palang
gantung ( 5 stop watch ),loncat tegak 5 papan loncat dan lari jauh
kurang lebih sama. Perlengkapan yang lain : bendera start, nomor
dada, serbuk kapur, tiang pancang, tali, formulir tes dengan alat
tulisnya.
e. Petugas.
Sesuai dengan jumlah peralatan tes yang ada, maka jumlah petugas
yang diperlukan minimal sama dengan jumlah tersebut. Setiap
petugas tetap bertugas pada satu butir tes. Beberapa orang petugas
tambahan masih perlu disiapkan.
PETUNJUK PENILAIAN
Penilaian kesegaran jasmani bagi anak yang telah mengikuti tes kesegaran
jasmani Indonesia dionilai dengan menggunakan tabel nilai (untuk menen-
tukan klasifikasi/kategori tingkat kesegaran jasmani ). Tabel nilai seperti
tertera pada tabel 1 dan 2.
Tabel 1
TABEL NILAI
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
lv
lv
UNTUK ANAK UMUR 10 - 12 TAHUN PUTRA
NILAI LARI
40 METER
GANTUNG
SIKU TEKUK
BARING
DUDUK
30 DETIK
LONCAT
TEGAK
LARI 600
METER
NILAI
5 s.d. - 6,3" 51" ke atas 23 ke atas 46 ke atas s.d. - 2,09" 5
4 6,4" - 6,9" 31" - 50" 18 - 22 38 - 45 2,10"-2,30" 4
3 7,0"- 7,7" 15" - 30" 12 - 17 31 - 37 2,31"-2,45" 3
2 7.8"- 88" 5" - 14" 4 - 11 24 - 30 2,46"-3,44" 2
1 8,9"- dst 4" - dst 0 - 3 23 - dst 3,45"- dst 1
Tabel 2
TABEL NILAI
TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
UNTUK ANAK UMUR 10 - 12 TAHUN PUTRI
NILAI LARI
40 METER
GANTUNG
SIKU TEKUK
BARING
DUDUK
30 DETIK
LONCAT
TEGAK
LARI 600
METER
NIL
AI
5 s.d. - 6,7 " 40" ke atas 20 ke atas 42 ke atas s.d. - 2,32" 5
4 6,8" - 7,5" 20" - 39" 14 - 19 34 - 41 2,33" - 2,45" 4
3 7,6" - 8,3" 8" - 19" 7 - 13 28 - 33 2,55" - 3,28" 3
2 8,4" - 9,6" 2" - 7" 2 - 6 21 - 27 3,29" - 4,22" 2
1 9,7 - dst. 0" - 1" 0 - 1 20 - dst. 4,23" dst 1
B. Tabel Norma
Untuk mengklasifikasikan tingkat kesegaran jasmani anak yang telah
lvi
lvi
mengikuti tes kesegaran jasmani Indonesia diprgunakan norma seperti
tertera pada tabel 3, yang berlaku untuk putra dan putri.
Tabel 3
NORMA TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
No Jumlah nilai Klasifikasi Keterangan
1.
2.
3.
4.
5.
22 - 25
18 - 21
14 - 17
10 - 13
5 - 9
Baik Sekali
Baik
Sedang
Kurang
Kurang Sekali
(BS)
( B )
( S )
( K )
(KS)
C. Cara menilai
1. Hasil kasar
Prestasi dicapai setiap butir tes oleh anak yang telah mengikuti tes
disebut " Hasil kasar" Tingkat kesegaran jasmani anak, tidak dapat
dinilai secara langsung berdasarkan prestasi yang telah dicapai, karena
satuan ukuran yang telah dipergunakan masing - masing butir tes tidak
sama, yaitu :
a. Untuk butir tes lari dan gantung siku tekuk mempergunakan satuan
ukuran "waktu"
b. Untuk butir tes baring duduk dan gantung angkat tubuh memperguna -
kan, satuan ukuran jumlah ulangan gerak ( Kali ).
c. Untuk butir tes loncat tegak, mempergunakan satuan ukuran "senti -
meter"
2. Nilai tes
lvii
lvii
Hasil kasar yang masih merupakan satuan ukuran yang berbeda - beda
tersebut di atas, perlu diganti dengan satuan ukuran yang sama, satuan
ukuran pengganti ini adalah "Nilai".
Nilai tes kesegaran jasmani peserta diperoleh dengan mengubah hasil
kasar setiap butir tes menjadi nilai terlebih dahulu. Setelah hasil kasar
setiap butir tes diubah menjadi nilai, langkah berikutnya adalah;
menjumlahkan nilai-nilai dari kelima butir tes tersebut. Hasil
penjumlahan tersebut menjadi dasar untuk menentukan klasifikasi
kesegaran jasmani remaja tersebut.
D. Contoh penggunaan Tabel Nilai dan Norma
1. Seorang peserta bernama Dadang S,jenis kelamin laki-laki umur 12
tahun, telah melakukan Tes Kesegaran Jasmani Indonesia dengan hasil
sebagai berikut :
No Jenis tes Hasil Nilai keterangan
1 2 3 4 5
Lari 40 meter
Gantung siku tekuk
Baring duduk, 30 detik
Loncat tegak
Tinggi raihan : 215
Loncatan I : 253
Loncatan I I : 255
Loncatan I II : 247
Lari 600 meter
6,2"
4,7"
20 x
40 cm
2,07"
5
4
4
4
5
255 - 215 = 40
1.
2.
3.
4.
5.
6. Jumlah Nilai - 22
lviii
lviii
7. Klasifikasi Baik Sekali
1. Penggunaan tabel nilai
Hasil tersebut di atas pada kolom 3, masih merupakan hasil kasar.Oleh
karena itu hasil kasar dari semua butir tes harus diberi nilai, sehingga
hasil kelima butir tes itu mempunyai nilai yang seragam. Nilai masing-
masing butir tes pada kolom 4, diperoleh dari tabel nilai ( tabel 1 ) .
2. Penggunaan tabel norma
Untuk melihat klasifikasi kesegaran jasmani bagi yang telah mengikuti
tes adalah dengan cara mencocokan jumlah nilai dari kelima butir tes
dengan tabel norma ( Tabel 3 )
2. Seorang peserta bernama Minarti, jenis kelamin perempuan umur 11
tahun, telah melakukan tes Kesegaran jasmani Indonesia dengan hasil
sebagai berikut :
No Jenis tes Hasil Nilai keterangan
1 2 3 4 5
1.
2.
3.
4.
5.
Lari 40 meter
Gantung siku tekuk
Baring duduk, 30 detik
Loncat tegak
Tinggi raihan : 205
Loncatan I : 231
Loncatan I I : 235
Loncatan I II : 234
Lari 600 meter
7,7"
15,0"
17 X
30 cm
3'25"
3
3
4
3
3
235 - 205 = 30
lix
lix
Jumlah Nilai - 16 6.
7. Klasifikasi SEDANG
1. Penggunaan tabel nilai
Hasil tersebut di atas pada kolom 3, masih merupakan hasil kasar. Oleh
karena itu hasil kasar dari semua butir tes harus diberi nilai, sehingga
hasil dari kelima butir tes itu mempunyai nilai yang seragam. Nilai
masing - masing butir tes pada kolom 4, diperoleh dari tabel nilai
(Tabel 2).
2. Penggunaan tabel norma
Untuk melihat klasifikasi kesegaran jasmani bagi yang telah mengikuti
tes, adalah dengan mencocokkan jumlah nilai dari kelima butir tes
dengan tabel norma (Tabel 3).
PROGRAM LATIHAN 4 POS
Dalam rangka penelitian pengaruh latihan 4 pos, terhadap kesegaran jasmani
siswa Sekolah Dasar Putri kelas IV dan V SD. Negeri Mangkangkulon 02
Kecamatan Tugu kota Semarang
N
O Program latihan Pertemuan Over load
lx
lx
M
O
R
Waktu Set Repe
tisi
1 2 3 4 5 6
01.
02.
03.
Pemanasan
Inti 4 Pos
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
I+II
15
menit
20 detik
20 detik
60 detik
10
menit
3
1
04.
05.
06.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
III + IV
15
menit
20 detik
20 detik
55 detik
10
menit
3
1
07. Pemanasan 15
lxi
lxi
08.
09.
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
V + VI
menit
25 detik
20 detik
50 detik
10
menit
4
2
10.
11.
12.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
VII + VIII
15
menit
30 detik
20 detik
50 detik
10
menit
4
3
13.
14.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
IX + X
15
menit
30 detik
20 detik
5
2
lxii
lxii
15. Pendinginan 50 detik
10
menit
1 2 3 4 5 6
16.
17.
18.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
XI + XII
15 menit
30 detik
20 detik
50 detik
10 menit
5
2
19.
20.
21.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
XIII+XIV
15 menit
30 detik
20 detik
50 detik
10 menit
5
2
22.
23.
Pemanasan
Latihan inti
A. Set
15 menit
6
2
lxiii
lxiii
24.
B. Waktu tempuh tiap pos
C. Interval antar pos
D. Rest antar set
Pendinginan
XV + XVI 30 detik
20 detik
50 detik
10 menit
JADWAL TREATMANT LATIHAN 4 POS
BULAN APRIL
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU
1 2
3 4 5 6 7 8 9
10 11 12 13 14 15 16
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
BULAN MEI
MINGGU SENIN SELASA RABU KAMIS JUM'AT SABTU
1 2 3 4 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14
15 16 17 18 19 20 21
22 23 24 25 26 27 28
29 30 31
KETERANGAN
01 02
lxiv
lxiv
Pre Test (tes awal )
Hari latihan
Post test ( Tes Akhir )
DAFTAR HASIL TES AWAL TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
SISWA PUTRI SD MANGKANGKULON 02
KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG JENIS TES
Lari 40
meter
Gantung Siku
tekuk
Baring duduk
30 detik
loncat tegak Lari 600
meter
N
O
NAMA
SISWA
Hasil Nil
ai
Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai
JUM
LAH
NI
LAI
KATEG
ORI
KE
T.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 01 Mutiara 8,91 2 4,06" 2 15 4 30 cm 3 4,02 mnt 1 12 Kurang
02 Malahati 7,86 3 5,53" 2 10 3 19 cm 1 3,08 3 12 Kurang
03 Ayu Widya 9,86 1 6,58 2 19 4 19 cm 1 4,17 2 10 Kurang
04 Della Angelica 8,79 2 3,44 2 11 3 20 cm 2 3,29 2 11 Kurang
05 Umi Septiani 7,34 4 5,78 2 12 3 24 cm 2 2,53 4 15 Kurang
06 Nur Khasanah 7,08 4 22,12 4 10 3 36 cm 4 2,31 4 19 Baik
07 Ida Ayu
Rohmaniati
7,53 3 5,53 2 13 3 25 cm 2 3,01 3 13 Kurang
08 Riska Atri
Hardini
8,85 2 6,13 2 13 3 25 cm 2 4,17 2 11 Kurang
09 Mira Nur W 9,50 2 2.69 2 5 2 19 cm 1 4,15 2 09 Kurang
10 Naili 9,06 2 6,35 2 12 3 25 cm 2 4,11 2 11 Kurang
11 Eva Laviana 8,89 2 12,09 3 11 3 31 cm 3 4,05 2 13 Kurang
12 Dian Putri S. 7,59 3 23,30 4 20 5 31 cm 3 2,52 4 18 Baik
13 Fitri Nur Aftika 7,94 3 15,32 3 15 4 26 cm 2 3,31 2 14 Kurang
14 Nur setianingsih 8,88 2 7,29 2 15 4 24 cm 2 4,43 1 11 Kurang
15 Dwi Imas 8,56 2 1,01 1 13 3 27 cm 2 3,56 2 10 Kurang
16 Yunita Aris maya 8,18 3 3.00 2 15 4 25 cm 2 3,47 2 12 Kurang
17 Indah Sulistiowati 8,91 2 4,88 2 9 3 14 cm 1 3,45 2 12 Kurang
18 Andita 7,38 4 23 4 17 4 27 cm 2 3,32 2 16 sedang
19 Nunung 7,02 4 10,18 3 18 4 35 cm 4 3,30 2 17 sedang
20 Aprisa 8,75 2 80,15 3 14 4 26 cm 2 3,59 2 11 Kurang
03
lxv
lxv
DAFTAR HASIL TES AKHIR TES KESEGARAN JASMANI INDONESIA
SISWA PUTRI SD MANGKANGKULON 02
KECAMATAN TUGU KOTA SEMARANG JENIS TES
Lari 40
meter
Gantung Siku
tekuk
Baring duduk
30 detik
loncat tegak Lari 600
meter
N
O
NAMA
SISWA
Hasil Nil
ai
Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai Hasil Nilai
JUM
LAH
NI
LAI
KATEG
ORI
KET
.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 01 Mutiara 7,75 3 7,5 2 16 4 28 3 4,61 1 13 Kurang
02 Malahati 7,76 3 29,33 4 14 4 24 2 4,42 1 14 Sedang
03 Ayu Widya 8,66 2 4,87 2 14 4 14 1 3,30 3 12 Kurang
sekali
04 Della Angelica 8,70 2 9,86 3 15 4 16 1 4,51 1 11 Kurang
05 Umi Septiani 7,51 4 22,8 4 17 4 24 2 3,20 3 17 Sedang
06 Nur Khasanah 7,37 4 39,11 4 15 4 34 4 3,16 3 19 Baik
07 Ida Ayu
Rohmaniati
7,54 4 18,50 3 17 4 25 2 3,57 2 15 Sedang
08 Riska Atri
Hardini
8,12 1 7,91 2 17 4 22 2 4,05 2 11 Kurang
09 Mira Nur W 9,32 2 4,32 2 15 4 17 1 4,46 1 10 Kurang
10 Naili 10,1 1 11,79 3 16 4 27 2 4,43 1 11 Kurang
11 Eva Laviana 7,63 3 38,17 4 11 3 31 3 3,57 2 15 Sedang
12 Dian Putri S. 7,59 3 29,20 4 20 5 31 3 2,52 4 19 Baik
13 Fitri Nur Aftika 7,88 3 26,24 4 17 4 34 4 3,38 2 17 Sedang
14 Nur setianingsih 9,06 2 8,91 3 14 4 26 2 4,09 2 13 Kurang
15 Dwi Imas 8,66 2 4,13 2 12 3 27 2 5,09 1 10 Kurang
16 Yunita Aris maya 8,18 3 3,00 2 15 4 25 2 3,47 2 13 Kurang
17 Indah Sulistiowati 8,40 2 9,79 3 14 4 23 2 3,34 2 13 Kurang
18 Andita 7,37 3 36,58 4 22 5 32 3 3,49 2 17 Sedang
19 Nunung 7,08 4 16,40 3 24 5 41 4 3,39 2 18 Baik
20 Aprisa 8,75 2 10,15 3 14 4 26 2 3,59 2 13 Kurang