BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB...

26
1 BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral sudah tercukupi dari ASI (Sandra, dkk 2015:115). ASI adalah cairan untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi tubuh dari berbagai penyakit (Maryunani, 2012: 40). 2. Fisiologis Laktasi Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua hormon yang berperan penting, yaitu hormon prolaktin dan hormon oksitosin. Pada masa hamil terjadi perubahan pada payudara, payudara membesar untuk mempersiapkan payudara agar paada waktunya dapat memberikan ASI, estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi, deposit lemak, air dan elektrolit. Jaringan ikat semakin banyak dan miopitel di sekitar kelenjar mammae semakin membesar, sedangkan progesteron meningkat kematangan kelenjar mamame dengan hormon lain (Maryunani, 2012: 36). Proses laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal. Hormon-hormon yang berperan pada proses laktasi yaitu :

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

1

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Produksi ASI

1. Pengertian ASI

ASI adalah makanan yang terbaik bagi bayi pada 6 bulan pertama

kehidupannya. Semua kebutuhan nutrisi yaitu protein karbohidrat, lemak, vitamin

dan mineral sudah tercukupi dari ASI (Sandra, dkk 2015:115). ASI adalah cairan

untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi dan melindungi tubuh dari berbagai

penyakit (Maryunani, 2012: 40).

2. Fisiologis Laktasi

Selama kehamilan hormon prolaktin dari plasenta meningkat tetapi ASI

belum keluar karena pengaruh hormon estrogen yang masih tinggi. Kadar

estrogen dan progesteron akan menurun pada saat hari kedua atau ketiga pasca

persalinan, sehingga terjadi sekresi ASI. Pada proses laktasi terdapat dua hormon

yang berperan penting, yaitu hormon prolaktin dan hormon oksitosin.

Pada masa hamil terjadi perubahan pada payudara, payudara membesar

untuk mempersiapkan payudara agar paada waktunya dapat memberikan ASI,

estrogen akan mempersiapkan kelenjar dari saluran ASI dalam bentuk poliferasi,

deposit lemak, air dan elektrolit. Jaringan ikat semakin banyak dan miopitel di

sekitar kelenjar mammae semakin membesar, sedangkan progesteron meningkat

kematangan kelenjar mamame dengan hormon lain (Maryunani, 2012: 36). Proses

laktasi tidak terlepas dari pengaruh hormonal. Hormon-hormon yang berperan

pada proses laktasi yaitu :

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

2

a. Progesteron berfungsi mempengaruhi pertumbuhan dan ukuran alveoli.

b. Estrogen berfungsi menstimulasi sistem saluran ASI agar memperbesar

sehingga dapat menampung ASI lebih banyak. Kadar estrogen menurun saat

melahirkan dapat tetap rendah untuk beberapa bulan selama tetap menyusui.

Sebaiknya ibu menyusui menghindari KB hormonal berbasis hormon

estrogen, karena dapat mengurangi jumlah produksi ASI.

c. Follicel Stimulating Hormone (FSH)

d. Luteinizing Hormone (LH)

e. Prolaktin berperan dalam membesarnya alveoli dalam kehamilan

f. Oksitosin berfungsi mengencangkan otot halus dalam rahim pada saat

melahirkan dan setelahnya, seperti halnya juga dalam orgasme. Selain itu,

pasca melahirkan, oksitosin juga mengencangkan otot halus di sekitar alveoli

untuk memeras ASI menuju saluran susu. Oksitosin berperan dalam proses

turunya susu (let down/milk ejection reflex).

g. Human Placental Lactogen (HPL). Sejak bulan kedua kehamilan, plasenta

mengeluarkan banyak HPL yang berperan dalam pertumbuhan payudara,

puting, dan areola sebelum melahirkan. Pada bulan kelima dan keenam

kehamilan, payudara siap memproduksi ASI (Maritalia, 2012: 68).

3. Pengeluaran ASI

Setelah kelahiran, terdapat dua hormon lain yang bekerja untuk

mempertahankan proses laktasi, yaitu hormon prolaktin untuk meningkatkan

sekresi ASI dan hormonoksitosin yang menyebabkan ejeksi ASI. Kedua hormon

ini dirangsang oleh refleks neuroendokrin saat bayi menghisap puting ibu. Dalam

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

3

jangka waktu 2-3 minggu, kadar serum prolaktin pada ibu postpartum yang tidak

menyusui akan kembali ke nilai normal seperti kondisi sebelum kehamilan, tetapi

pada ibu yang menyusui, kadar serum prolaktin akan meningkat dengan adanya

rangsangan dari puting susu. Kadar serum prolaktin meningkat dua kali lipat pada

ibu yang menyusui dua bayi dibandingkan dengan menyusui seorang bayi,

menunjukkan bahwa jumlah serum prolaktin yang dilepaskan berbanding lurus

dengan derajat rangsangan puting susu. Saat bayi menghisap puting susu, terjadi

rangsangan saraf sensorik di sekitar areola (William dkk, 2016: 02).

Impuls aferen dihantarkan ke hipotalamus, mengawali pelepasan oksitosin

dari hipofisis posterior. Sesaat sebelum ASI keluar terjadi peningkatan hormon

berdasarkan lion oksitosin, dan pelepasan hormon berlanjut setelah beberapa kali

dilakukan penghisapan oleh bayi. Dalam 20 menit setelah menyusui, kadar

hormon oksitosin turun mendadak. Pelepasan oksitosin dihambat oleh

katekolamin. Pelepasan katekolamin dirangsang oleh faktor stres dan nyeri.

Penanganan faktor stres dan nyeri menjadi salah satu solusi masalah menyusui.

(William dkk, 2016: 02-03). Selama proses laktasi terdapat beberapa hal yang

dapat dilakukan untuk mendukung pengeluaran hormon pemicu sekresi ASI,

seperti pemberian obat pelancar ASI, sentuhan kulit ibu dengan kulit bayi,

pemompaan ASI secara rutin 12 kali per hari, konseling laktasi, dan teknik

relaksasi agar dapat membantu keluarnya ASI.

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

4

4. Dukungan Bidan dalam Pemberian ASI

Bidan mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjuang

pemberian ASI dan keberhasilan dalam menyusui. Peranan awal bidan dalam

mendukung pemberian ASI adalah :

a. Memberikan bayi bersama ibunya segera mungkin sesudah lahir selama

beberapa jam

b. Mengajarkan cara merawat payudara untuk mencegah masalah yang sering

terjadi pada ibu menyusui

c. Membantu ibu pada waktu pertama kali memberi ASI

d. Menempatkan bayi dan ibu pada kamar yang sama

e. Memberikan ASI pada bayi sesering mungkin

f. Memberikan kolostrum dan ASI saja

g. Menghindari susu botol dan dot (Maritalia, 2012: 77).

5. Tanda-Tanda Kelancaran ASI

Menurut Soetjatiningsih (2007) untuk mengetahui banyaknya produksi

ASI terdapat beberapa kriteria yang dipakai sebagai patokan untuk mengetahui

jumlah ASI lancar atau tidak adalah:

a. ASI yang banyak dapat merembes keluar melaui puting.

b. Sebelum disusukan payudara terasa tegang.

c. Berat badan naik dengan memuaskan sesuai dengan umur, pada umur 5 bulan

tercapai 2 × BB lahir.

d. Umur 1 tahun 3 × BB lahir

e. Jika ASI cukup, setelah menyusu bayi akan tertidur/tenang selama 3-4 jam

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

5

f. Bayi kencing lebih sering 8 kali sehari

Tanda bayi cukup ASI adalah :

a. Dengan memeriksa kebutuhan ASI dengan cara menimbang BB bayi sebelum

mendapatkan ASI dan sesudah minum ASI dengan pakaian yang sama dan

selisih berat penimbangan dapat diketahui banyaknya ASI yang masuk dengan

konvera kasar 1 gr BB-1 ml ASI.

b. Secara subjektif dapat dilihat dari pengamatan dan perasaan ibu yaitu bayi

merasa puas, tidur pulas setelah mendapat ASI dan ibu merasakan ada

perubahan tegangan pada payudara saat menyusui bayinya ibu merasa ASI

mengalir derat.

c. Sesudah menyusui tidak memberikan reaksi apabila dirangsang (disentuh

pipinya, bayi tidak mencari arah sentuhan).

6. Faktor yang Mempengaruhi Pengeluaran ASI

Menurut Biancuzzo (2003) dikutip dalam Eko (2010) faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi ASI terdiri atas faktor tidak langsung dan langsung.

a. Faktor tidak langsung

Faktor tidak langsung terdiri dari jadwal menyusui, umur, umur, paritas,

faktor kenyamanan ibu, dan faktor berat badan bayi yang akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Jadwal waktu menyusui

Pemberian ASI sebaiknya sesering mungkin tidak perlu dijadwal, bayi

disusui dengan keinginannya. Menyusui bayi yang dijadwalkan akan berakibat

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

6

kurang baik karena bayi sangat berpengaruh terhadap rangsangan produksi ASI

berikutnya (Nanny, 2011: 16).

2) Umur

Umur ibu berpengaruh terhadap produksi ASI. Ibu yang umurnya lebih

muda lebih banyak memproduksi ASI dibandingkan dengan ibu yang sudah tua

(Soetjiningsih, 2010). Menurut pudjiandi (2005) yang dikutip dalam

Mardiyaningsih (2010) bahwa ibu yang berumur 19-23 tahun pada umumnya

dapat menghasilkan cukup ASI dibandingkan dengan yang berumur tiga puluhan.

3) Paritas

Ibu yang melahirkan anak kedua dan seterusnya mempunyai produksi ASI

lebih banyak dibandingkan dengan kelahiran anak yang pertama (Soetjiningsih,

2005; Nichol, 2005 dikutip dalam Eko 2010).

4) Faktor berat badan

Bayi dengan berat lahir rendah (BBLR) mempunyai kemampuan hisap

ASI yang rendah dibandingkan bayi berat lahir normal. Kemampuan menhisap

ASI yang lebih rendah akan mempengaruhi frekuensi dan lama penyusuan.

Sehingga akan mempengaruhi stimulasi hormon prolaktin dan oksitosin dalam

pengeluaran ASI (Martalia, 2013: 85).

b. Faktor Langsung

Faktor tidak langsung terdiri dari prilaku menyusui, faktor psikologis, dan

faktor fisiologis yang akan dijelaskan sebagai berikut:

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

7

1) Perilaku menyusui

a) Waktu inisiasi

Inisiasi menyusu dini adalah bayi yang mulai menyusu sendiri segera

setelah lahir. Hal ini merupakan pristiwa penting karena bayi akan melakukan

kontak kulit langsung dengan ibunya. Sehingga dapat memberikan kehangatan

pada bayi. Pemberian ASI dini ini mungkin lebih baik untuk mempertahankan

produksi ASI (Nanny, 2010: 15).

b) Teknik menyusui

Teknik menyusui yang benar adalah cara memberikan ASI kepada bayi

dengan perlekatan, sehingga proses menyusui dapat optimal dilakukan karena

posisi ibu dan bayi ketika menyusui dapat memberikan rangsangan pengeluaran

ASI dan bayi dapat menghisap puting dengan benar (Indriyani, 2016: 82).

2) Faktor psikologis

Psikologis ibu mempengaruhi kurangnya produksi ASI antara lain adalah

ibu yang stress karena tidak ada hubungan batin antara ibu dan bayi. Kehangatan

tubuh bayi akan memberikan stimulasi mental yang diperlukan bayi sehingga

memenuhi kelanjutan perkembangan psikologi bayi (Nanny, 2011: 16).

Ketenangan jiwa dan pikiran akan mempengaruhi pengeluaran ASI. Kondisi

kejiwaan dan pikiran yang tenang akan sangat dibutuhkan karena tekanan sedih

dan tegang akan menurunkan volume ASI (Martalia, 2012: 84). Bila terjadi stress

pada ibu, maka akan terjadi blokade dari refleks let down yang disebabkan karena

adanya pelepasan dari adrenalin (epinefrin) yang menyebabkan vasokontriksi dari

pembulu darah alveoli, sehingga hormon oksitosin yang dikeluarkan hanya sedikit

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

8

dan tidak dapat mencapai target organ mioepitelium. Akibatnya dari tidak

sempurnanya refleks let down dan ASI menjadi tidak lancar (Soetjatiningsih,

2007: 9)

3) Faktor fisiologis

ASI terbentuk oleh pengaruh hormon prolaktin yang menentukan produksi

ASI dan pengeluarannya (Martalia, 2012: 85). Refleks oksitosin yang ditimbulkan

dari proses menyusui akan membantu pengeluaran ASI (Nanny, 2011: 16).

4) Gizi ibu

Kebutuhan makanan juga mempengaruhi pengeluaran ASI, ibu dengan

kebutuhan gizi cukup dan pola makan teratur maka pengeluaran ASI akan lancar

(Martalia, 2012: 84). Mempersiapkan gizi ibu saat laktasi sama dengan

mempersiapkan diri agar ibu dapat memberikan ASI kualitas ynag cukup dan baik

(Sandra dkk, 2015: 50)

d. Bayi tumbuh dengan baik:

Pada bayi minggu satu karena ASI banyak mengandung air, maka salah

satu tanda adalah bayi tidak dehidrasi, antara lain:

1) Kulit lembab kenyal

2) Turgor kulit negatif

3) Jumlah urine sesuai jumlah ASI atau PASI yang diberikan per 24 jam

(kebutuhan ASI bayi mulai 60 ml/kg BB/hari, setiap hari bertambah mencapai

200 1/kg BB/ hari, pada hari ke 14).

4) Selambat-lambatnya sesudah 2 minggu BB waktu lahir tercapai lagi.

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

9

5) Penurunan BB bayi selama 2 minggu sesudah lahir tidak melebihi 10% bayi

BB waktu lahir

6) Usia 5-6 bulan BB mencapai 2 kali BB waktu lahir. 1 tahun 3 kali waktu lahir

dan 2 tahun 4 lahirnya naik 2 kg pertahun ssuai dengan kurva KMS.

7) BB usia 3 bulan bertambah 20% BB lahir = usia 1 tahun ditambah 50% BB

lahir.

7. Penatalaksanaan Pengeluaran ASI

a. Terapi Farmakologi

1) Domperidone

Dosis domperidone yang dianjurkan 30 mg/hari. Makin

tinggi dosis, lebih banyak efek samping. Belum diketahui rentang

waktu pemberian domperidone yang optimal sebagai

galactogogue, beberapa peneliti menyarankan sekitar 2-4 minggu,

kemudian diturunkan bertahap sebelum dihentikan. Efek samping

yang dialami ibu yang sering terjadi antara lain nyeri kepala, rasa

haus, mulut kering, diare, kram perut, dan kemerahan kulit

(William dkk, 2016: 03).

2) Metoklopramid

Dosis yang dipakai 30-45 mg per hari dibagi dalam 3-4

dosis, selama 7-14 hari dengan dosis penuh dan diturunkan

bertahap selama 5-7 hari. Penggunaan yang lebih lama dapat

meningkatkan kejadian depresi. Kadang-kadang produksi dapat

berkurang ketika dosis diturunkan, dosis efektif terendah dapat

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

10

diteruskan. Efek samping berupa keletihan, mengantuk, dan diare

dapat terjadi tetapi biasanya ibu tidak perlu menghentikan

penggunaan obat ini. Obat harus dihentikan jika terjadi gejala

ekstrapiramidal yaitu penurunan kesadaran, sakit kepala,

kebingungan, pusing, depresi mental, gelisah atau agitasi. Reaksi

distonik akut jarang terjadi (<0,5%) dan mungkin memerlukan

pengobatan difenhidramin. Metoklopramid tidak boleh digunakan

pada pasien epilepsi atau dalam pengobatan anti kejang,

mempunyai riwayat depresi atau dalam pengobatan antidepresi,

mempunyai feokromositoma atau hipertensi tidak terkontrol,

perdarahan atau obstruksi intestinal, riwayat alergi terhadap

metoklopramid (William dkk, 2016: 03).

b. Terapi Non Farmakologi

1) Pijat Akupresur

Pijatlah sel-sel prosuksi ASI dan saluran ASI mulai dari

bagian atas payudara. Dengan gerakan memutar, pijat payudara

dengan menekannya ke arah dada. Teknik acupressure merupakan

salah satu solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI

(Anamed, 2012). Tindakan tersebut dapat membantu

memaksimalkan reseptor prolaktin dan oksitosin serta

meminimalkan efek samping dari tertundanya proses menyusui

oleh bayi (Evariny, 2008).

2) Pijat Oksitosin

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

11

Metode Pijat Oksitosin Pijat oksitosin merupakan salah satu

solusi untuk mengatasi ketidaklancaran produksi ASI. Pijat

oksitosin adalah pemijatan pada sepanjang tulang belakang

(vertebrae) sampai tulang costae kelima-keenam dan merupakan

usaha untuk merangsang hormone prolactin dan oksitosin setelah

melahirkan (Biancuzzo, 2003; Roesli, 2009).

3) Teknik Marmet

Teknik ini merupakan kombinasi antara cara memerah ASI

dan memijat payudara sehingga reflek keluarnya ASI dapat

optimal. Teknik memerah ASI dengan cara marmet ini pada

prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari sinus

laktiferus yang terletak dibawah areola sehingga diharapkan

dengan pengosongan ASI pada daerah sinus laktiferus ini akan

merangsang pengeluaran hormone prolaktin. Pengeluaran hormone

prolactin ini selanjutnya akan merangsang mammary alveoli untuk

memproduksi ASI. Makin banyak ASI dikeluarkan atau

dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI akan

diproduksi (Roesli, 2005). Teknik memerah ASI yang dianjurkan

adalah dengan mempergunakan tangan dan jari karena praktis,

efektif dan efesien dibandingkan dengan menggunakan pompa.

Caranya memerah ASI menggunakan cara cloe marmet yang

disebut dengan Teknik Marmet yang merupakan perpaduan antara

teknik memerah dan memijat (Soraya, 2006) .

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

12

4) Endorphin

Endorphin massase merupakan suatu metode sentuhan

ringan yang dikembangkan pertama kali oleh Costance Palinsky.

Sentuhan ringan ini bertujuan meningkatkan kadar endorphin

untuk membiarkan tubuh menghasilkan endorphin. Teknik

sentuhan ringan juga membantu menormalkan denyut jantung dan

tekanna darah. Ssentuhan ini mencakup pemijatan yang sangat

ringan yang bisa membuat bulu-bulu halus dipermukaan kulit

berdiri, sehingga dapat melepaskan hormon endorpin dan oksitosin

(Aprilia, 2010).

5) Kompres Hangat

Kompres hangat pada payudara akan memberikan sinyal ke

hipotalamus melalui sumsum tulang belakang. Ketika reseptor

yang peka terhadap panas di hipotalamus di rangsang, sistem

efektor mengeluarkan sinyal dengan vasodilatasi perifer. Kompres

hangat payudara selama pemberian ASI akan dapat meningkatkan

aliran ASI dari kelenjar-kelenjar penghasil ASI. Manfaat lain dari

kompres hangat payudara yaitu stimulasi refleks let down,

mencegah bendungan pada payudara yang bisa menyebabkan

payudara bengkak dan memperlancar peredaran darah pada daerah

payudara (Saryono & Roicha, 2009 dikutip dalam Mas’adah 2010).

6) Breast Care (Perawatan Payudara)

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

13

Breast care adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan

untuk memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat

menyusui dengan melakukan pemijatan. Perawatan payudara

sangat penting dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini

karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang

merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga harus

dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).

Perawatan payudara adalah merupakan suatu tindakan yang

dilaksanakan baik oleh pasien maupun dibantu orang lain yang

dilaksanakan mulai hari pertama atau kedua setelah melahirkan.

Perawatan payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi dan

mencegah tersumbatnya aliran susu sehingga memperlancar

pengeluaran ASI serta menghindari terjadinya pembengkakan dan

kesulitan menyusui. Selain itu juga menjaga kebersihan payudara

agar tidak mudah terkena infeksi.

B. Pijat Oksitosin

1. Pengertian Pijat Oksitosin

Menurut Lowdermik, Perry dan Bobak (2002) pijat oksitosin adalah

pemijatan pada sepanjang tulang belakang sampai tulang coeste kelima-keenam

dan memberikan usaha untuk merangsang hormon prolaktin dan oksitosin setelah

melahirkan (Indriyani, 2010: 80).

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

14

2. Mekanisme Kerja Oksitosin

Oksitosin diproduksi oleh hipofise posterior yang akan lepas kedalam

pembulu darah jika mendapatkan rangsangan yang tepat. Efek fisiologis dari

oksitosin yaitu akan meningkatkan pengeluaran ASI dari kelenjar mamae (let don

refleks (Cunningham, 2006: 887).

Rangsangan yang ditimbulkan saat menyusui diantar sampai bagian

belakang kelenjar hipofise (hipofise posterior) yang akan melepaskan hormon

oksitosi masuk kedalam darah. Oksitosin akan memacu otot-otot polos yang

mengelilingi alveoli dan duktuli berkontraksi. Oksitosin yang sampai dalam

alveoli akan mempengaruhi sel mioepitelium. Kontraksi dari sel tersebut akan

memeras ASI yang telah terproduksi dan kemudian keluar dari alveoli masuk

kedalam sistem duktus yang kemudian mengalir melalui duktus laktiferus masuk

kemulut bayi (Nurjanah, 2013: 13).

Pijat oksitosin dapat memperbaiki sirkulasi darah dan membantu ibu

menjadi rileks. Otot yang rileks akan merangsang hipotalamus untuk

meningkatkan pengeluaran hormon oksitosin dan disekresikan kealiran darah oleh

kelenjar pituitari, sehingga akan meningkatkan produksi dan pengeluaran ASI dan

ASI pun otomatis keluar (Rahayu dkk, 2015). Manfaat pijat oksitosin adalah

memberikan kenyamanan pada ibu. Psikis ibu yang menyusui sangat berpengaruh

pada refleks pengaliran susu. Pasalnya refleks ini mengontrol perintah yang

dikirim oleh hipotalamus pada kelenjar pituitari. merangsang pelepasan hormon

oksitosin untuk pengeluaran ASI (Depkes RI, 2007).

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

15

3. Waktu pemijatan oksitosin

Waktu yang tepat uuntuk melakukan pijat oksitosin menurut Depkes RI

(2007) adalah:

a. Sebelum menyusui atau memerah ASI

b. Dilakukan 2 kali dalam sehari selama 2-3 menit per sesi

4. Langkah- Langkah Pijat Oksitosin

Stimulasi pijat oksitosin dapat dilakukan dengan langkah langkah sebagai

berikut :

a. Melepaskan pakaian ibu bagian atas

b. Ibu duduk rileks bersandar kedepan, tangan dilipat diatas meja dengan kepala

diletakkan diatasnya

c. Memasang handuk

d. Melumuri kedua telapak tangan pemijat dan juga punggung ibu menggunakan

baby oil ataupun minyak pijat

e. Biarkan Payudara tergantung lepas tanpa bra

f. Penolong memijat disepanjang sisi tulang belakang menggunakan dua kepalan

tangan dengan ibu jari menunjung ke depan

g. Tekan kuat membentuk gerakan melingkar-lingkar kecil

h. Lakukan pemijatan hingga batas tali bra (sampai tulang coeste kelima-

keenam)

i. Lakukan selama 2-3 menit

j. Ulangi pemijatan hingga 3 kali

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

16

k. Membersihkan punggung ibu menggunakan air hangat atau tissu

basah.(Depkes RI, 2007).

C. Teknik Marmet

Teknik marmet merupakan kombinasi antara cara memerah ASI dan memijat

payudara sehingga refleks keluarnya ASI dapat optimal. Teknik memerah ASI

dengan cara marmet ini pada prinsipnya bertujuan untuk mengosongkan ASI dari

sinus laktiferus yang terletak dibawah areola sehingga diharapkan dengan

pengosongan ASI pada daerah sinus laktiferus ini akan merangsang pengeluaran

hormon prolaktin (Mas’ad, 2016). Pengeluaran hormon prolaktin ini selanjutnya

akan merangsang mammary alveoli untuk memproduksi ASI. Makin banyak ASI

dikeluarkan atau dikosongkan dari payudara maka akan semakin banyak ASI akan

diproduksi (Mas’ad, 2016). Jika kita perhatikan cara memerah ASI dengan

tangan, tampaknya sulit dari yang dibayangkan. Dalam hal ini, tangan harus lebih

cepat dari mata sehingga banyak ibu yang merasa bahwa memerah ASI dengan

tangan sangatlah sulit, meskipun ibu telah belajar dari bacaan atau praktik

langsung. Memang, ASI dapat diperah dengan mudah tanpa teknik apa pun,

namun satu hal yang sering terlupakan adalah teknik yang tidak tepat akan

merusak jaringan lemak pada payudara, membuat payudara menjadi lecet, bahkan

kulit payudara dapat menjadi memar atau memerah (Ari, 2009). Memerah ASI

dengan teknik tersebut awalnya diciptakan oleh seorang ibu yang harus

mengeluarkan ASI-nya karena alasan medis. Awalnya, ia kesulitan mengeluarkan

ASI dengan refleks (tidak sesuai dengan refleks keluarnya ASI saat bayi

menyusu). Hingga akhirnya ia menemukan satu metode memijat dan

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

17

menstimulasi agar refleks keluarnya ASI lebih optimal. Kunci sukses dari teknik

ini adalah kombinasi dari cara memerah ASI dan cara memijat (Ari, 2009).

Jika teknik ini dilakukan dengan efektif dan tepat maka seharusnya tidak akan

terjadi lagi masalah dalam produksi ASI atau cara mengeluarkan ASI. Teknik ini

dapat dengan mudah dipelajari sesuai instruksi. Tentu saja, semakin sering ibu

melatih memerah dengan teknik Marmet ini maka ibu makin terbiasa dan tidak

akan menemui kendala (Ari, 2009).

a. Memerah asi dengan menggunakan tangan

b. Letakkan ibu jari dan dua jari lainnya sekitar 1-1,5 cm dari areola.

Usahakan untuk mengikuti aturan tersebut sebagai panduan, apalagi

ukuran dari areola tiap wanita sangat bervariasi. Tempatkan ibu jari di atas

areola pada posisi jam 12 dan jari lainnya di posisi jam 6. Perhatikan

bahwa jari jaritersebut terletak di atas gudang ASI sehingga proses

pengeluaran ASI dapat optimal.

c. Hindari melingkari jari pada areola seperti gambar di samping. Posisi jari

seharusnya tidak berada di jam 12 dan jam 4.

d. Dorong ke arah dada. Hindari meregangkan jari. Bagi ibu yang

payudaranya besar, angkat dan dorong ke arah dada.

e. Gulung menggunakan ibu jari dan jari lainnya secara bersamaan.

f. Gerakkan ibu jari dan jari lainnya hingga menekan gudang ASI hingga

kosong. Jika dilakukan dengan tepat maka ibu tidak akan kesakitan saat

memerah.

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

18

g. Putar ibu jari dan jari-jari lainnya ke titik gudang ASI lainnya. Demikian

juga saat memerah payudara lainnya, gunakan kedua tangan. Misalkan,

saat memerah payudara kiri, gunakan tangan kiri. Juga saat memerah

payudara kanan, gunakan tangan kanan. Saat memerah ASI, jarijari

berputar seiring jarum jam atau berlawanan agar semua gudang ASI

kosong. Pindahkan ibu jari dan jari lainnya pada posisi arah jam 6 dan jam

12, posisi jam 11 dan jam 5, jam 2 dan jam 8, serta jam 3 dan jam 9

Memerah ASI dengan tangan sangat direkomendasikan. Memerah ASI dengan

tangan menghasilkan stimulus sentuhan yang memacu hormone laktasi dan

memungkinkan ibu untuk memilih daerah-daerah khusus pada payudara bila ada

saluran-saluran yang tersumbat. Bila pemerahan dengan tangan hanya satu-

satunya cara untuk mengosongkan payudara, maka ibu harus didorong untuk

memerah paling sedikit 8 kali sehari, termasuk dimalam hari ketika kadar

prolaktin tinggi (Maria Porland, 2016).

D. Efektivitas Pijat Oksitosin Terhadap Kelancaran ASI

Permasalahan ASI yang tidak keluar pada hari- hari pertama kehidupan bayi

seharusnya bisa di antisipasi sejak kehamilan melalui konseling laktasi. ASI yang

tidak keluar pada hari-hari pertama kehidupan bayi seharusnya bisa di antisipasi.

Salah satu pelayanan kebidanan untuk mengatasi ketidaklancaran pengeluaran

ASI yaitu pijat oksitosin. Dengan melakukan pemijatan daerah punggung ibu,

akan merangsang pengeluaran hormon oksitosin (Rahayu dkk, 2015). Oksitosin

diproduksi oleh hipofisis posterior yang melepas oksitosin kepembuluh darah jika

mendapat rangsangan yang tepat. Efek fisiologis dari oksitosin yaitu akan

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

19

meningkatkan pengeluaran ASI dari kelenjar mamae (Cuningham, 2005).

Oksitosin yang dihasilkan hipofosis posterior pada nucleus para ventrikel dan

nucleus supraoptik. Saraf ini berjalan menuju hipofisis melalui tangkai hipofisim

dimana bagian aktif dari tangkai ini merupakan suatu bulatan yang banyak

mengandung garnula sekretrotik dan berada pada permukaan hipofisis posterior

dan bila ada rangsangan akan mengsekresikan oksitosin. Proses menyusu

menimbulkan impul sensorik yang diteruskan kemedulla spinalis melalui saraf

somatik, kemudian implus dikirim kehipotalamus melalui saraf plaventrikularis

diteruskan ke hypofise posterior dan oksitosin dikeluarkan. Oksitosin masuk

kedalam pembuluh darah kekelenjar mamae dan menyebabkan kontraksi sel

miopitel sehigga susu terlepas dari alveoli ke duktus alveoli dihisap keluar

(Fairus, 2010: 83).

Penelitian yang dilakukan oleh Wijayanti (2014) diperoleh hasil adanya

pengaruh pengaruh pijat oksitosin terhadap pengeluaran ASI pada ibu postpartum

p value = 0,032 (p value < 0,05). Penelitian yang sama oleh Maita (2016)

menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara pijat oksitosin terhadap

pengeluaran ASI dimana p value = 0,000 (p<0,05).

E. Efektivitas Teknik Marmet terhadap kelancaran ASI

Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang paling direkomendasikan untuk

bayi sedikitnya pada 6 bulan pertama kehidupan (Kramer & Kakuma, 2002).

Ketidakcukupan produksi ASI merupakan alasan utama seorang ibu untuk

penghentian pemberian ASI secara dini, ibu merasa dirinya tidak mempunyai

kecukupan produksi ASI untuk memenuhi kebutuhan bayi dan mendukung

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

20

kenaikan berat badan bayi yang adekuat. Sehingga, hal tersebut menjadikan

menyusui merupakan hal yang dapat menimbulkan stress bagi seorang ibu post

partum (Anamed,2012). Penurunan produksi ASI pada hari-hari pertama setelah

melahirkan dapat disebabkan oleh kurangnya rangsangan hormon prolaktin dan

oksitosin yang sangat berperan dalam kelancaran produksi ASI. Menyusui dini di

jam-jam pertama kelahiran jika tidak dapat dilakukan oleh ibu akan menyebabkan

proses menyusu tertunda, maka alternatif yang dapat dilakukan adalah memerah

atau memompa ASI selama 10-20 menit hingga bayi dapat menyusu. Tindakan

tersebut dapat membantu memaksimalkan reseptor prolaktin dan meminimalkan

efek samping dari tertundanya proses menyusui oleh bayi (Evariny, 2011). Oleh

karena itu, perlu adanya upaya mengeluarkan ASI untuk beberapa ibu post partum

dapat menggunakan teknik marmet. Teknik marmet merupakan kombinasi cara

memerahASI dan memijat payudara sehingga refleks ASI dapat optimal.

Teknik memerah ASI dengan cara marmet bertujuan untuk mengosongkan

ASI dari sinus laktiferusyang terletak di bawah areola sehingga diharapkan

dengan mengosongkan ASI pada sinus laktiferus akan merangsang pengeluaran

prolaktin. Pengeluaran hormon prolaktin diharapkan akan merangsang mammary

alveoli untuk memproduksi ASI. Semakin banyak ASI dikeluarkan atau

dikosongkan dari payudara akan semakin baik produksi ASI di payudara.

Teknik marmet direkomendasikan, karena dapat membantu reflek keluarnya

air susu dengan memijat, sel-sel dan duktus memproduksi air susu pada saat

gerakan melingkar mirip dengan gerakan yang digunakan dalam pemeriksaan

payudara. teknik pemiijatan ini digunakan dalam hubungannya dengan gerakan

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

21

pukulan ringan dari pangkal payudara ke puting susu dan gunjangan payudara

posisi badan sedikit ke arah depan sehingga gravitasi akan membantu pengeluaran

air susu.

Hasil penelitian sebelumnya tentang Teknik marmet oleh Titisari dkk. (2016)

yang di dapatkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan Berdasarkan hasil

analisa dengan menggunakan Wilcoxon Mann Whitney U Test didapatkan hasil p-

value = 0,870 > Alpa 0,05 yang artinya tidak ada perbedaan berat badan dan

Frekuensi BAK setelah dilakukan tehnik marmet dan pijat oksitosin dan breast

care. Dari hasil analisa tersebut menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan antara

kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin dan breast care terhadap produksi

ASI. Ketiga teknik tersebut sama-sama efektif dalam meningkatkan produksi ASI

pada ibu post partum.

F. Kerangka Teori

Kerangka teori berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, variabel-variabel

yang akan diteliti. Oleh sebab itu dalam tinjauan pustaka sering diuraikan

kerangka teori sebagai dsar untuk mengembangkan kerangka konsep

penelitian.(Noetoadmodjo, 2012:82).

Dasar dalam pembuatan kerangka konsep adalah kerangka teori, maka

kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

22

Gambar 1

Kerangka Teori

(Sumber : Indriyani (2016), Martalia (2012), Nanny(2011), Soetjaningsih (2012),

Anamed (2012), Williams dkk, (2016))

G. Kerangka Konsep

Kerangka Konsep adalah merupakan gambaran hubungan konsep yang

satu dengan konsep yang lainnya, dari masalah yang diteliti sesuai dengan apa

yang diuraikan pada tinjauan pustaka (Notoadmodjo, 2012: 100). Kerangka

konsep penelitian ini adalah sebagai berikut:

Kelompok intervensi

Gambar 2

Kerangka Konsep

Pijat Oksitosin

Teknik Marmet

Kelancaran ASI

Teknik memperlancar

pengeluaran ASI

1. Pijat akupresur

2. Pijat oksitosin

3. Teknik marmet

4. Pijat endorpin

5. Kompres hangat

6. Breast care

Kelancaran ASI

Terapi farmakologi

1. Domperidone

2. Metoklopramid

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

23

H. Variabel Penelitian

Variabel mengandung pengertian ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-

anggota suatu kelompok yang berbeda dengan yang dimiliki oleh kelompok lain.

Variabel yang digunakan diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-

macam nilai (Notoadmodjo, 2012:103). Variabel independen pada penelitian ini

yaitu Pijat Oksitosin dan Teknik Marmet dan variabel dependennya yaitu

Kelancaran ASI.

I. Hipotesis

Hipotesis ialah prosedur statistik untuk menunjukkan kesahihan suatu

hipotesis. Uji ini diperlukan oleh karena penelitian dilakukan pada sampel tidak

pada populasi. Uji hipotesis dilakukan dengan pernyataan hipotesis nol yaitu

hipotesis tidak beda atau tidak ada hubungan. Kemudian terhadap data pada

sampel dilakukan uji untuk memperoleh angka apakah cukup bukti untuk menolak

hipotesis nol, hingga dapat disimpulkan ada atau tidaknya perbedaan antara

kelompok dan akan diperoleh nilai (Sastroasmoro, 2002: 241). Hipotesis pada

penelitian ini yaitu Pijat Oksitosin lebih efektif dibandingkan dengan Teknik

Marmet terhadap pengeluaran ASI kurang.

J. Definisi Oprasional

Definisi operasional berguna untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian

variabel-variabel yang diamati atau diteliti. Definisi operasional juga bermanfaat

untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

24

variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur

(Notoatmodjo, 2012: 85).

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

25

Tabel 1

Definisi Operasional

Variabel

Dependen Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Kelancaran

ASI setelah

diberikan

Pijat

Oksitosin

Pengeluaran ASI

setelah diberikan Pijat

Oksitosin selama 3

hari yang dinilai dari

indikator ibu melihat

payudara tegang dan

ASI merembes

sebelum menyusui

bayi, ibu mendengar

suara bayi saat

menelan ASI, saat

menyusu payudara

seperti diperas dan

indikator bayi yaitu

menyusu 8 kali dalam

sehari serta buang air

kecil 6-88 kali sehari.

Observasi

dan

wawancara

Kuisioner 0. Lancar

ASI

1. Tidak

lancar

ASI

Ordinal

Kelancaran

ASI setelah

diberikan

Teknik

Marmet

Pengeluaran ASI

setelah diberikan

Teknik Marmet selama

3 hari yang dinilai dari

indikator ibu melihat

payudara tegang dan

ASI merembes

sebelum menyusui

bayi, ibu mendengar

suara bayi saat

Observasi

dan

wawancara

Kuisioner 0. Lancar

ASI

1. Tidak

lancar

ASI

Ordinal

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI A. 1. - repository.poltekkes-tjk.ac.idrepository.poltekkes-tjk.ac.id/404/4/BAB II.pdf · BAB II TINJAUAN TEORI A. Produksi ASI 1. Pengertian ASI ASI adalah makanan

26

menelan ASI, saat

menyusu payudara

seperti diperas dan

indikator bayi yaitu

menyusu 8 kali dalam

sehari serta buang air

kecil 6-8 kali sehari.

Pijat

Oksitosin

Pemijatan pada daerah

sepanjang kedua sisi

tulang belakang yang

pada ibu postpartum

hari 1-30 yang

dilakukan setiap 2 kali

sehari pagi dan sore

hari selama 2 hari (4

kali tindakan).

Observasi Ceklist Intervensi

Pijat

Oksitosin

Nominal

Teknik

Marmet

Perahan pada payudara

yang di lakukan oleh

ibu maupun keluarga

pada ibu menyusui

hari ke 1-30 yang

dilakukan setiap 2 kali

sehari pagi dan sore

hari selama 2 hari (4

kali tindakan)

Observasi

Ceklist Intervensi

Teknik

Marmet

Nominal