BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi...

26
[11] BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2.1.1.1. Pengertian perawat Menurut Depkes RI (2007), perawat adalah seorang yang telah dipersiapkan melalui pendidikan untuk turut serta merawat dan menyembuhkan orang yang sakit, usaha rehabilitasi, pencegahan penyakit, yang dilaksanakannya sendiri atau dibawah pengawasan dan supervisi dokter atau suster kepala. Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung jawab dan berwenang memberikan pelayanan keperawatan secara mandiri maupun berkolaborasi dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan kewenangannya. 2.1.1.2. Peran perawat Peran perawat secara umum adalah memberi pelayanan/asuhan (care provider), pemimpin kelompok

Transcript of BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi...

Page 1: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[11]

BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1. Perawat

2.1.1.1. Pengertian perawat

Menurut Depkes RI (2007), perawat adalah

seorang yang telah dipersiapkan melalui pendidikan

untuk turut serta merawat dan menyembuhkan orang

yang sakit, usaha rehabilitasi, pencegahan penyakit,

yang dilaksanakannya sendiri atau dibawah

pengawasan dan supervisi dokter atau suster kepala.

Perawat profesional adalah perawat yang bertanggung

jawab dan berwenang memberikan pelayanan

keperawatan secara mandiri maupun berkolaborasi

dengan tenaga kesehatan lain sesuai dengan

kewenangannya.

2.1.1.2. Peran perawat

Peran perawat secara umum adalah memberi

pelayanan/asuhan (care provider), pemimpin kelompok

Page 2: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[12]

(community leader), pendidik (educator), pengelola

(manager) dan peneliti (researcher) (PPNI, 2012).

2.1.1.2.1. Care provider

Menerapkan keterampilan berfikir kritis dan

pendekatan sistem untuk penyelesaian masalah serta

pembuatan keputusan keperawatan dalam konteks

pemberian askep yang komprehensif dan holistik

berlandaskan aspek etik dan legal.

2.1.1.2.2. Community leader

Menjalankan kepemimpinan di berbagai

komunitas, baik komunitas profesi maupun komunitas

sosial.

2.1.1.2.3. Educator

Mendidik Klien dan keluarga yang menjadi

tanggung jawabnya.

2.1.1.2.4. Manager

Mengaplikasikan kepemimpinan dan

manajemen keperawatan dalam asuhan klien.

Page 3: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[13]

2.1.1.2.5. Researcher

Melakukan penelitian sederhana keperawatan

dengan cara menumbuhkan kuriositas, mencari

jawaban terhadap fenomena klien, menerapkan hasil

kajian dalam rangka membantu mewujudkan

Evidence Based Nursing Practice (EBNP).

2.1.1.3. Fungsi perawat

Menurut Kozier (1991), terdapat tiga fungsi perawat

dalam melaksanakan perannya, yaitu:

2.1.1.3.1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung

pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan

tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan

sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka

memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti

pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan

kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan

dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi,

pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain),

pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan,

Page 4: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[14]

pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan

kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2.1.1.3.2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan

kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain

sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan.

Biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada

perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat

pelaksana.

2.1.1.3.3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang

bersifat saling ketergantungan di antara tim satu

dengan lainya fungsi ini dapat terjadi apa bila bentuk

pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam

pemberian pelayanan seperti dalam memberikan

asuhan keperawatan pada penderita yang mempunyai

penyakit kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi

dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter

ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan

tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat

dalam pemantauan reaksi obat yang telah di berikan.

Page 5: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[15]

2.1.1.4. Sikap Perawat Dalam Melakukan Komunikasi

Terapeutik

Lima sikap atau cara untuk menghadirkan diri

secara fisik yang dapat memfasilitasi komunikasi yang

terapeutik menurut (Mukhripah, 2010) yaitu:

2.1.4.1. Berhadapan artinya dari posisi ini adalah “Saya

siap untuk anda”.

2.1.4.2. Mempertahankan kontak mata yaitu kontak

mata pada level yang sama berarti menghargai

pasien dan menyatakan keinginan untuk tetap

berkomunikasi.

2.1.4.3. Membungkuk ke arah klien yaitu posisi ini

menunjukkan keinginan untuk mengatakan

atau mendengarkan sesuatu.

2.1.4.4. Memperlihatkan sikap terbuka, tidak melipat

kaki atau tangan menunjukkan keterbukaan

untuk berkomunikasi dan siap membantu.

2.1.4.5. Tetap rileks artinya tetap dapat mengendalikan

keseimbangan antara ketegangandan relaksasi

dalam memberikan respon kepada pasien,

Page 6: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[16]

meskipun dalam situasi yang tidak

menyenangkan.

2.1.2. Strategi Pelaksanaan (SP 1 - 2) Komunikasi Perawat Kepada

Pasien Harga Diri Rendah (HDR)

2.1.2.1. Strategi Pelaksanaan (SP 1 - 2)

Strategi pelaksanaan komunikasi adalah

pelaksanaan standar asuhan keperawatan terjadwal

yang diterapkan pada pasien yang bertujuan untuk

mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani

(Fitria, 2009). Strategi pelaksaan komunikasi pada

pasien harga diri rendah mencakup kegiatan yang

dimulai dari mengidentifikasi hingga melatih

kemampuan yang masih dimiliki pasien sehingga

semua kemampuan dapat dilatih. Setiap kemampuan

yang dimiliki akan meningkatkan harga diri pasien

(Keliat, 2009).

Strategi pelaksanaan komunikasi pada pasien

harga diri rendah terdiri dari dua sesi petemuan yaitu

sesi pertemuan pertama (SP 1) dilakukan pada sesi

pertama dan sesi pertemuan kedua (SP 2). Kegiatan

yang dilakukan pada SP 1 adalah mendiskusikan

Page 7: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[17]

kemampuan dan aspek positif yang dimiliki pasien,

membantu pasien menilai kemampuan yang masih

dapat digunakan, membantu pasien memilih atau

menetapkan kemampuan yang akan dilatih, melatih

kemampuan yang sudah dipilihdan menyusun jadwal

pelaksanaan kemampuan yang telah dilatih dalam

rencana jadwal pelaksanaan harian pasien.

Sedangkan kegiatan yangdilakukan pada SP 2 adalah

melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai

dengan kemampuan pasien. Latihan dapat dilanjutkan

untuk kemampuan lain sampai semua kemampuan

dilatih. Setiap kemampuan yang dimiliki dapat

meningkatkan harga diri pasien. Strategi Pelaksanaan

(SP 1 - 2) tindakan keperawatan pada pasien harga

diri rendah menurut Purba, dkk (2008), yaitu:

Page 8: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[18]

Tabel I. Strategi Pelaksanaan (SP 1 - 2) Tindakan

Keperawatan Pada Pasien Harga Diri Rendah Menurut Purba,

dkk (2008).

Diagnosa

Keperawatan

Strategi

Pelaksanaan

Kemampuan/ Kompetensi

Kemampuan Merawat

Pasien

Harga Diri

Rendah (HDR)

SP 1 1. Mengidentifikasi

kemampuan dan aspek

positif yang dimiliki pasien.

2. Membantu pasien menilai

kemampuan pasien yang

masih dapat dilakukan.

3. Membantu pasien memilih

kegiatan yang akan

dilakukan sesuai dengan

kemampuan pertama

pasien.

4. Melatih pasien sesuai

dengan kemampuan yang

dipilih.

5. Memberi pujian yang

wajar terhadap

keberhasilan pasien.

6. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam

Page 9: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[19]

jadwal kegiatan harian.

SP 2 1. Mengevaluasi jadwal

kegiatan harian pasien.

2. Melatih kemampuan

kedua.

3. Menganjurkan pasien

memasukkan dalam

jadwal kegiatan harian.

2.1.2.2. Tujuan Strategi Pelaksanaan (SP 1 - 2)

Menurut Lilik (2011), tujuan tindakan keperawatan jiwa

pada pasien harga diri rendah adalah sebagai berikut:

Tujuan Umum :

Klien dapat melakukan hubungan sosial secara

bertahap.

Tujuan Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya

b. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan

aspek positif yang dimiliki.

c. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat

digunakan.

Page 10: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[20]

d. Klien dapat menetapkan dan merencanakan

kegiatan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

e. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi

sakit dan kemampuannya.

f. Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang

ada.

2.1.2.3. Strategi komunikasi

Strategi komunikasi pada hakikatnya adalah

perencanaan (planning) dan manajemen

(management) untuk mencapai satu tujuan. Strategi

komunikasi merupakan paduan dari perencanaan

komunikasi dan manajemen komunikasi untuk

mencapai suatu tujuan (Effendy,2003). Strategi

komunikasi harus didukung oleh teori karena teori

merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman

(empiris) yang sudah diuji kebenarannya. Ada empat

tujuan dalam strategi komunikasi (Effendy,2003)

sebagai berikut:

a. To Secure Understanding yaitu untuk memastikan

bahwa terjadi suatu pengertian dalam

berkomunikasi.

Page 11: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[21]

b. To Establish Acceptance yaitu bagaimana cara

penerimaan itu terus dibina dengan baik.

c. To Motivate Action yaitu penggiatan untuk

memotivasinya.

d. To Goals Which Communicator Sought To Achieve

yaitu bagaimana mencapai tujuan yang hendak

dicapai oleh pihak komunikator dari proses

komunikasi tersebut.

2.1.2.4. Pengertian komunikasi terapeutik

Salah satu cara mengatasi masalah komunikasi

yang terjadi antar perawat dengan pasien adalah

dengan menggunakan komunikasi terapeutik secara

efektif oleh perawat. Komunikasi terapeutik ialah

pengalaman interaktif bersama antara perawat dan

pasien dalam komunikasi yang bertujuan untuk

menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh pasien

(Machfoedz, 2009). Komunikasi terapeutik atau

therapeutic communication adalah suatu metode

dimana seorang perawat mengarahkan komunikasi

begitu rupa sehingga pasien diharapkan pada situasi

Page 12: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[22]

dan pertukaran peran yang dapat menimbulkan

hubungan sosial yang bermanfaat (Rakhmat, 2007).

Komunikasi terapeutik merupakan penghubung

antara perawat sebagai pemberi pelayanan dengan

pasien sebagai pengguna pelayanan. Komunikasi

terapeutik memperhatikan pasien secara holistik,

meliputi aspek keselamatan, menggali penyebab dan

mencari jalan terbaik atas permasalahan pasien.

Komunikasi terapeutik berbeda dari komunikasi sosial,

yaitu pada komunikasi terapeutik selalu terdapat tujuan

atau arah yang spesifik untuk komunikasi oleh karena

itu, komunikasi terapeutik adalah komunikasi yang

terencana.

2.1.2.5. Tujuan komunikasi terapeutik

Menurut Machfoedz (2009), pelaksanaan

komunikasi terapeutik bertujuan membantu pasien

memperjelas dan mengurangi beban pikiran dan

perasaan untuk dasar tindakan guna mengubah situasi

yang ada apabila pasien percaya pada hal-hal yang

diperlukan. Tujuan komunikasi terapeutik adalah

(Damaiyanti, 2008) :

Page 13: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[23]

a. Membantu pasien untuk memperjelas juga

mengurangi beban perasaan dan pikiran serta

dapat mengambil tindakan untuk mengubah situasi

yang ada bila pasien percaya pada hal yang

diperlukan.

b. Mengurangi keraguan, membantu dalam hal

mengambil tindakan yang efektif dan

mempertahankan kekuatan egonya.

c. Mempengaruhi orang lain, lingkungan fisik, dan

dirinya sendiri.

2.1.2.6. Karakteristik komunikasi terapeutik

Terdapat tiga hal mendasar dan memberi ciri-ciri

dari komunikasi terapeutik yaitu keikhlasan, empati

(empathy), dan kehangatan (warmth) (Taufik, 2007).

a. Keikhlasan

Dalam upaya memberikan bantuan kepada klien,

seorang perawat harus dapat menyadari tentang

nilai, sikap dan perasaan yang dimiliki terhadap

keadaan klien. Perawat yang mampu menunjukkan

rasa ikhlasnya yang tinggi memiliki kesadaran

Page 14: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[24]

mengenai sikap yang dipunyai terhadap klien

sehingga mampu belajar untuk

mengkomunikasikannya secara tepat.

b. Empati (Empathy)

Empati merupakan suatu perasaan “pemahaman”

dan “penerimaan” perawat terhadap perasaan

yang dialami klien dan kemampuan dalam

merasakan “dunia pribadi klien”. Empati

merupakan sesuatu yang jujur, sensitif dan tidak

dibuat-buat (objektif) karena didasarkan atas apa

yang dialami orang lain. Perawat yang berempati

dengan orang lain dapat menghindari penilaian,

berdasarkan kata hati (impulse judgement) tentang

seseorang dan pada umumnya dengan empati dia

akan menjadi lebih sensitif dan ikhlas.

c. Kehangatan (Warmth)

Adanya hubungan yang saling membantu (helping

relationship) dibuat untuk memberikan kesempatan

klien dalam mengeluarkan “unek-unek” (perasaan

dari nilai-nilai) secara bebas. Dengan kehangatan,

perawat akan mendorong klien untuk

Page 15: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[25]

mengekspresikan ide-ide dan menuangkannya

dalam suatu bentuk perbuatan tanpa rasa takut

dimaki atau dikonfrontasi. Suasana yang hangat,

permisif dan tanpa adanya ancaman menunjukkan

adanya rasa penerimaan perawat terhadap klien

sehingga klien akan mengekspresikan

perasaannya secara lebih mendalam.

2.1.2.7. Fase-fase dalam pelaksanaan komunikasi

terapeutik

Komunikasi terapeutik merupakan salah satu

standar asuhan keperawatan yang wajib dilaksanakan

oleh semua perawat. Dalam Paramastri (2008),

komunikasi terapeutik terdiri dari empat fase, yaitu

fase pre-interaksi, fase orientasi, fase kerja, dan fase

terminasi.

2.1.2.7.1. Fase Pre-interaksi

Pra-interaksi merupakan tahap

persiapan sebelum berhubungan dan

berkomunikasi dengan klien. Pada tahap ini

perawat juga mencari informasi tentang

klien. Kemudian perawat merancang strategi

Page 16: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[26]

untuk pertemuan pertama dengan klien.

Tahap ini harus dilakukan oleh seorang

perawat untuk memahami dirinya, mengatasi

kecemasannya, dan meyakinkan dirinya

bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan

klien (Suryani, 2005).

2.1.2.7.2. Fase Orientasi/perkenalan

Pada tahap ini perawat harus

memulai dengan membina rasa percaya,

penerimaan dan pengertian komunikasi

yang terbuka dan melakukan kontrak

dengan klien. Tahapan ini perawat

melakukan kegiatan sebagai berikut:

memberi salam dan senyum pada klien,

melakukan validasi (kognitif, psikomotor,

afektif), memperkenalkan nama perawat,

menanyakan nama kesukaan klien,

menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan,

menjelaskan waktu yang dibutuhkan untuk

melakukan kegiatan, menjelaskan

kerahasiaan (Stuart & Sundeen, 1995).

Dengan memperkenalkan dirinya berarti

Page 17: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[27]

perawat telah bersikap terbuka pada klien

dan ini diharapkan akan mendorong klien

untuk membuka dirinya (Suryani, 2005).

Dalam membina hubungan perawat dengan

klien yang kunci utama adalah terbinanya

hubungan saling percaya, adanya

komunikasi yang terbuka, memahami

penerimaan dan merumuskan kontrak

(Sujono dan Teguh, 2009).

2.1.2.7.3. Fase Kerja

Pada fase ini petugas kesehatan

memiliki kebutuhan dan mengembangkan

pola-pola adaptif klien, memberi bantuan

yang dibutuhkan klien, mendiskusikan

dengan teknik untuk mencapai tujuan selain

sebagai pemberi pelayanan, peran petugas

sebagai pengajar yang diperlukan. Peran ini

meliputi upaya meningkatkan motivasi klien

untuk mempelajari dan melakukan aktifitas

peningkatan kesehatan untuk mengikuti

program pengobatan dokter dan untuk

mengekspresikan perasaan atau

Page 18: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[28]

pengalaman yang berhubungan dengan

masalah kesehatan dan kebutuhan

keperawatan yang terbentuk. Contohnya

tentang pemberian asi disaat sesudah

melahirkan (Tamsuri, 2006).

Dalam tahap ini perawat dan klien

bekerja bersama-sama untuk mengatasi

masalah yang dihadapi klien. Tahap kerja ini

dituntut kemampuan perawat dalam

mendorong klien mengungkap perasaan dan

pikirannya. Perawat juga dituntut untuk

mempunyai kepekaan dan tingkat analisis

yang tinggi terhadap adanya perubahan

dalam respons verbal maupun nonverbal

klien. Pada tahap ini perawat perlu

melakukan active listening karena tugas

perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk

menyelesaikan masalah klien.

Melalui active listening, perawat

membantu klien untuk mendefinisikan

masalah yang dihadapi, bagaimana cara

mengatasi masalahnya, dan mengevaluasi

Page 19: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[29]

cara atau alternatif pemecahan masalah

yang telah dipilih. Perawat juga diharapkan

mampu menyimpulkan percakapannya

dengan klien.

2.1.2.7.4. Fase Terminasi

Pada tahap terminasi dalam

komunikasi terapeutik kegiatan yang

dilakukan oleh perawat adalah

menyimpulkan hasil wawancara, tindak

lanjut dengan klien, melakukan kontrak

(waktu, tempat, dan topik), mengakhiri

wawancara dengan cara yang baik (Stuart &

Sundeen, 1995). Terminasi adalah akhir dari

tiap pertemuan perawat dan klien, setelah

hal ini dilakukan perawat dan klien masih

akan bertemu kembali pada waktu yang

berbeda sesuai dengan kontrak waktu yang

telah disepakati bersama. Sedangkan

terminasi akhir dilakukan oleh perawat

setelah menyelesaikan seluruh proses

keperawatan. Tahap ini dibagi dua yaitu

Page 20: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[30]

terminasi sementara dan terminasi akhir

(Stuart dalam Suryani, 2005).

Terminasi sementara adalah akhir

dari tiap pertemuan perawat-klien, setelah

terminasi sementara, perawat akan bertemu

kembali dengan klien pada waktu yang telah

ditentukan. Terminasi akhir terjadi jika

perawat telah menyelesaikan proses

keperawatan secara keseluruhan.

2.1.2.8. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi

terapeutik

Menurut Potter dan Perry (Nurjannah, 2005:43),

proses komunikasi therapeutic dipengaruhi oleh

beberapa faktor, antara lain :

2.2.6.1. Perkembangan

Agar dapat berkomunikasi dengan

efektif dengan pasien, perawat harus

mengerti pengaruh perkembangan usia baik

dari sisi bahasa, maupun proses berfikir dari

orang tersebut. Cara komunikasi pasien

anak-anak, remaja, dewasa sangat berbeda,

Page 21: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[31]

untuk itu perawat diharapkan bisa

berkomunikasi dengan lancar.

2.2.6.2. Emosi

Emosi merupakan perasaan subjek

terhadap suatu kejadian. Emosi seperti

marah, sedih, senang, akan dapat

mempengaruhi perawat dalam

berkomunikasi dengan pasien. Perawat

perlu mengkaji emosi pasien dan

keluarganya sehingga perawat mampu

memberikan asuhan keperawatan yang

tepat.

2.2.6.3. Jenis kelamin

Setiap jenis kelamin mempunyai gaya

komunikasi yang berbeda. mulai usia 3

tahun seorang wanita bisa bermain dengan

teman baiknya dan menggunakan bahasa

untuk mencari kejelasan, meminimalkan

perbedaan, serta membangun dan

mendukung keintiman. Laki-laki di lain pihak,

menggunakan bahasa untuk mendapatkan

Page 22: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[32]

kemandirian bahasa verbal dengan tingkat

pengetahuan yang tinggi.

2.2.6.4. Peran dan hubungan

Gaya komunikasi sesuai dengan peran

dan hubungan antar orang yang

berkomunikasi. Cara komunikasi seorang

perawat dengan perawat lain, dengan cara

komunikasi seorang perawat dengan pasien

akan berbeda.

2.2.6.5. Lingkungan

Lingkungan interaksi akan

mempengaruhi komunikasi yang efektif.

Suasana yang bising, tidak ada privasi yang

tepat akan menimbulkan keracuan,

ketengangan serta ketidak nyamanan.

2.2.6.6. Jarak

Jarak dapat mempengaruhi

komunikasi. Jarak tertentu menyediakan

rasa aman dan kontrol.

Page 23: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[33]

2.1.3. Pasien Harga Diri Rendah (HDR)

2.1.3.1. Pengertian HDR

Gangguan harga diri rendah adalah penilaian

negatif seseorang terhadap diri dan kemampuan, yang

diekspresikan secara langsung maupun tidak langsung

(Schult & videbeck, 1998) . Harga diri rendah adalah

perasaan tidak berharga, tidak berarti dan rendah diri

yang berkepanjangan akibat evaluasi yang negatif

terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Adanya

perasaan hilang percaya diri , merasa gagal karena

karena tidak mampu mencapai keinginan sesuai ideal

diri (Keliat. 1998).

2.1.3.2. Tanda dan gejala HDR

Menurut Keliat (2009) mengemukakan beberapa

tanda dan gejala harga diri rendah adalah:

a. Mengkritik diri sendiri.

b. Perasaan tidak mampu.

c. Pandangan hidup yang pesimis.

d. Penurunan produkrivitas.

Page 24: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[34]

e. Penolakan terhadap kemampuan diri.

Selain tanda dan gejala tersebut, penampilan

seseorang dengan harga diri rendah juga tampak

kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak

rapi, selera makan menurun,tidak berani menatap

lawan bicara, lebih banyak menunduk, dan bicara

lambat dengan nada suara lemah.

2.1.3.3. Penyebab HDR

Harga diri rendah sering disebabkan karena

adanya koping individu yang tidak efektif akibat adanya

kurang umpan balik positif, kurangnya system

pendukung, kemunduran perkembangan ego,

pengulangan umpan balik yang negatif, disfungsi

sistem keluarga serta terfiksasi pada tahap

perkembangan awal (Townsend, 1998). Menurut

Carpenito (1998), koping individu tidak efektif adalah

keadaan dimana seorang individu mengalami atau

berisiko mengalami suatu ketidakmampuan dalam

menangani stressor internal atau lingkungan dengan

adekuat karena ketidakadekuatan sumber-sumber

(fisik, psikologis, perilaku atau kognitif).

Page 25: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[35]

2.1.3.4. Akibat HDR

Harga diri rendah dapat membuat klien menjadi

tidak mau maupun tidak mampu bergaul dengan orang

lain dan terjadinya isolasi sosial: menarik diri. Isolasi

sosial menarik diri adalah gangguan kepribadian yang

tidak fleksibel pada tingkah laku yang maladaptif,

mengganggu fungsi seseorang dalam hubungan sosial

(DEPKES RI, 1998). Selain itu, akibatnya adalah isolasi

sosial, defisit perawatan diri, resiko perilaku kekerasan,

dan risiko bunuh diri.

2.2. Perspektif Teoritis

Penerapan Strategi Pelaksanaan (SP) 1 – 2 komunikasi perawat

pada pasien HDR di ruang Sub Akut RSKD Provinsi Maluku yang

merupakan pokok utama penelitian ini. Cara perawat berkomunikasi

dalam perubahan konsep diri pasien HDR adalah wujud dari adanya

penerapan SP 1 – 2 kepada pasien HDR yang harus

diterapkan/dilaksanakan perawat. Perawat jiwa harus memiliki critical

skill dalam berkomunikasi dalam menerapkan Strategi Pelaksanaan

(SP 1 - 2) pada pasien gangguan jiwa khususnya pasien harga diri

rendah yang memiliki gangguan konsep diri. Dalam penerapan SP 1 - 2

pada pasien harga diri rendah komunikasi perawat memegang peranan

Page 26: BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1. Perawat 2 ......kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri. 2.1.1.3.2. Fungsi Dependen Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya

[36]

penting. Komunikasi perawat dan pasien adalah komunikasi terapeutik

yang bertujuan untuk mengubah perilaku pasien menuju kesembuhan

sehingga penerapan SP 1 - 2 pada pasien harga diri rendah memiliki

hubungan erat dengan penerapan komunikasi perawat yaitu

komunikasi terapeutik perawat. Oleh karena itu, perawat sebagai

pemberi asuhan keperawatan harus tetap melakukan komunikasi

terapeutik dalam menerapkan SP 1 – 2 pada pasien HDR di Rumah

Sakit. Dalam penelitian ini, cara perawat dilihat dari penerapan Strategi

Pelaksanaan (SP 1 - 2) menurut Purba, dkk (2008) dan penerapan

komunikasi terapeutik menurut Machfoedz (2009) pada pasien harga

diri rendah di Ruang Sub Akut RSKD Provinsi Maluku.

2.3 Kerangka Teori

- Kurangnya pengetahuannya/ tingkat pendidikan

- Kurangnya Empati

- Kurangnya perawat jiwa

Penerapan Strategi

Pelaksanaan (SP 1 - 2) dan

penerapan komunikasi

terapeutikperawat pada

pasien HDR

Perawat RSKD

Provinsi Maluku

Pasien