BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

19
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut 1. Pengertian Usia Lanjut Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku. Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya golongan lanjut umur (Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya dengan istilah warga negara senior. 8) Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan. Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam, maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh, akhirnya akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan. 9) Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia lanjut. Para lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik, mental maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya ketiga variabel tadi mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada umur berapa hal tersebut akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu sama. 2) 2. Batasan Umur

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA -...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Usia Lanjut

1. Pengertian Usia Lanjut

Istilah untuk manusia yang usianya sudah lanjut belum ada yang baku.

Orang sering menyebutnya berbeda-beda. Ada yang menyebutnya manusia usia

lanjut (Manula), lanjut usia (Lansia), ada yang menyebutnya golongan lanjut umur

(Glamur), usia lanjut (Usila), bahkan kalau di Inggris orang biasa menyebutnya

dengan istilah warga negara senior.8)

Usia lanjut adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindarkan.

Umur manusia sebagai makhluk hidup terbatas oleh suatu peraturan alam,

maksimal sekitar 6 (enam) kali masa bayi sampai dewasa atau 6 x 20 tahun

sama dengan 120 tahun. Proses menjadi tua disebabkan oleh faktor biologik yang

terdiri dari 3 fase yaitu fase progesif, fase stabil dan fase regresif. Dalam fase

regresif mekanisme lebih ke arah kemunduran yang dimulai dalam sel, komponen

terkecil dari tubuh manusia. Sel-sel menjadi aus karena lama berfungsi sehingga

mengakibatkan kemunduran yang dominan dibandingkan terjadinya

pemulihan. Di dalam struktur anatomik proses menjadi tua terlihat sebagai

kemunduran di dalam sel. Proses ini berlangsung secara alamiah, terus-menerus

dan berkesinambungan, yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan

anatomis, fisiologis, biokemis pada jaringan tubuh, akhirnya akan mempengaruhi

fungsi dan kemampuan badan secara keseluruhan.9)

Lanjut usia adalah golongan penduduk yang telah mencapai usia lanjut.

Para lanjut usia akan nampak berbeda sekali dalam keadaan fisik, mental

maupun sosial. Bila seorang telah berusia lanjut pada umumnya ketiga variabel

tadi mengalami suatu penurunan. Walaupun demikian pada umur berapa hal

tersebut akan nampak pada seorang secara individual tidak selalu sama.2)

2. Batasan Umur

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Umur kronologis yaitu berapa tahun/ bulan yang telah lalu sejak

seseorang dilahirkan. Umur biologis memberikan taksiran dari posisi

individu saat ini sehubungan potensi jangka hidupnya. Bagaimana kondisi

biologis seseorang pada masa dewasa dapat dilihat dari fungsi-fungsi

berbagai sistem organnya. Umur psikologis menunjukkan kapasitas adaptif

individu. Kemampuan belajar, intelegensi, ingatan, emosi, motivasi dan

sebagainya dapat diukur untuk memprediksikan sejauhmana seseorang mampu

menyesuaikan diri terhadap perubahan. Umur fungsional mengatur tingkat

kemampuan individu untuk berfungsi di dalam masyarakat, apakah ia masih hidup

mandiri, apakah ia masih dapat mengikuti pendidikan tertentu atau melakukan

pekerjaan-pekerjaan tertentu. Umur sosial menunjukkan sejauh mana seseorang

dapat berpartisipasi sosial, melakukan peran-peran sosial dibandingkan dengan

anggota masyarakat lainnya pada umur kronologis yang sama.2)

Perkembangan manusia pada umumnya dapat dibagi dalam

periode: 0-1 tahun masa bayi, 1-4 tahun masa anak balita, 5-6 tahun masa pra

sekolah, 7-21 tahun masa usia sekolah, 10-19 tahun masa remaja, 40- 59 tahun masa

setengah umur (masa pra senium) dan ≥ 60 tahun masa usia lanjut.9)

Sasaran langsung pembinaan kesehatan usia lanjut meliputi

beberapa kelompok yaitu: kelompok usia Virilitas/ Pra senilis (usia 45-59 tahun),

kelompok usia lanjut (usia 60-69 tahun) dan kelompok usia lanjut risiko tinggi

(usia lebih dari 70 tahun atau usia lanjut berumur ≥60 tahun dengan masalah

kesehatan).1)

3. Perubahan dan Keluhan karena Proses Lanjut Usia

Proses menjadi tua (aging) merupakan suatu perpaduan dari proses

biologik, psikologik dan sosial. Proses menua biologik telah dimulai sejak awal

kehidupan dengan pertumbuhan dan kematian sel-sel silih berganti. Dengan

tambahnya usia, kehidupan biologik susut secara perlahan.2)

Menjadi tua ditandai oleh: 1) Kemunduran –kemunduran biologis yang

terlihat sebagai gejala-gejala kemunduran fisik antara lain: kulit mengendur

dan pada wajah timbul keriput serta garis-garis yang menetap, rambut mulai beruban

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

dan menjadi putih, gigi mulai ompong, penglihatan dan pendengaran berkurang,

mudah lelah, gerakan menjadi lamban dan kurang lincah, kerampingan tubuh

menghilang, terjadi timbunan lemak terutama di bagian perut dan pinggul; dan 2)

Kemunduran kemampuan- kemampuan kognitif antara lain: suka lupa, ingatan

tidak berfungsi, ingatan kepada hal-hal di masa muda lebih baik dari pada kepada

hal-hal yang baru terjadi, yang pertama dilupakan adalah nama-nama, orientasi

umur dan persepsi terhadap waktu dan ruang/ tempat juga mundur, erat

hubungannya dengan daya ingat yang sudah mundur dan juga karena

pandangan biasanya sudah menyempit, meskipun telah mempunyai banyak

pengalaman namun skor dalam test-test intelegensi menjadi lebih rendah, tidak

mudah menerima hal-hal atau ide-ide baru.9)

Keluhan umum yang sering menyertai proses lanjut usia adalah: sering

letih dan merasa lelah, gangguan tidur, gangguan pada saluran kencing,

gangguan dalam fungsi kalsifikasi tulang, gangguan pada fungsi indera seperti

fungsi pendengaran mulai terganggu pada usia di atas 60 tahun dan

kemunduran fungsi penglihatan, keluhan bagian pencernaan seperti nafsu

makan mulai berkurang, sembelit, mual-mual dan lain-lain, gigi geligi mulai

tanggal, demikian pula fungsi-fungsi tubuh lainnya mulai berkurang.2)

Dasar pokok perubahan yang mendukung keluhan-keluhan tersebut

di atas baik jasmani maupun rohani adalah atrofi/ penyusutan dan degenerasi/

kemunduran, dan perubahan tersebut umumnya bersifat irreversible.

Kelainan-kelainan tersebut dicegah agar jangan sampai berkelanjutan tetapi

jika proses tersebut merupakan proses yang memang sedang berjalan tentunya

sedapat mungkin dihambat agar prosesnya jangan sampai berjalan terlalu

cepat.2)

4. Penyakit pada Usia Lanjut

Penyakit-penyakit yang diderita golongan lansia ini kebanyakan bersifat

endogenik, multipel, kronik, bersifat/ bergejala atipik, tanpa menyebabkan

imunitas malahan menjadi lebih rentan terhadap penyakit/ komplikasi yang lain

maka diagnosis perlu ditegakkan dengan cermat dan hati-hati.6)

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Keluhan penyakit atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit

rematik, hipertensi, penyakit jantung, penyakit paru (bronkitis/ dyspnea),

diabetes mellitus, jatuh, paralisis/ lumpuh separuh badan, TBC paru, patah

tulang dan kanker. Lebih banyak wanita menderita/mengeluhkan penyakit-

penyakit tersebut daripada kaum pria. Di pedesaan masalah-masalah kesehatan

ini kurang begitu berpengaruh nyata terhadap aktivitas keseharian dibandingkan

dengan mereka yang hidup di kota.6)

Hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995

memperlihatkan angka kesakitan pada usia di atas 45-59 tahun adalah sebesar

11, 6% dan angka kesakitan pada usia di atas 60 tahun sebesar 9,2%. Prevalensi

anemia pada usia 54-65 tahun sebesar 51,5% dan pada usia lebih dari 65 tahun

adalah 57,9%. Bila dibandingkan hasil SKRT tahun 1972, 1986 dan 1992 terlihat

peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskuler yang menyolok serta kecenderungan

menjadi penyebab kematian utama, bahkan sejak tahun 1993 mulai diduga

sebagai penyebab kematian nomor satu di Indonesia.10)

Hasil penelitian Boedhi Darmojo tahun 1991, menyebutkan

masalah berkurangnya penglihatan lebih banyak dialami oleh wanita

(81,1%) daripada pria (74,1%). Masalah kesulitan mengunyah makanan dialami

oleh 18,8% responden pria dan 22,5% pada wanita. Sebagian besar lanjut usia

mempunyai tingkat gizi yang cukup dan baik, walaupun terdapat jumlah yang

cukup bermakna (17,3% di kota dan 20,6% di desa) mempunyai gizi kurang.6)

B. Karakteristik Usia Lanjut 1. Jenis Kelamin

Jumlah penduduk lanjut usia wanita pada umumnya lebih banyak

dibanding pria. Hal ini dapat dilihat dari persentase pria dan wanita serta ratio

jenis kelamin dari penduduk lanjut usia pria dan wanita. Untuk jelasnya dapat

dilihat dalam Tabel 2.1.4)

Tabel 2.1 Persenatse Penduduk Lanjut Usia 60+ di Asia Tenggara dan Indonesia

pada Tahun 1970, 1995, 2025 dan 2050

Negara/Kawasan 1970 1995 2025 2050

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Wanita Pria Asia Tenggara 5.7 4.9 7.2 6.0 13.3 10.9 21.7 18.3 Indonesia 5.5 4.9 7.2 6.3 13.8 11.6 23.1 20.0

Sumber : Hardywinoto, Panduan Gerontologi Tinjauan Berbagai Aspek, Jakarta, 1999

2. Pendidikan

Menurut data yang dikumpulkan Departemen Sosial RI. Tahun 1996,

tingkat pendidikan penduduk lanjut usia di Indonesia masih belum baik. Hal ini

terlebih-lebih terlihat pada penduduk lanjut usia wanita yang tidak

bersekolah, seperti dapat dibaca pada tabel berikut. 4)

Tabel 2.2 Persentase Pendidikan Penduduk Lanjut Usia Berdasarkan Jenis Kelamin

Penduduk Lanjut

Usia Persentase Pria Wanita

Bersekolah 60.0% 40.3% 72.8% Tidak Lulus SD 23.3% 31.7% 16.5%

Tamat SD 14.1% 20.8% 8.1% Di atas SD <5.0%

Sumber: Depsos RI, 1996

Rendahnya tingkat pendidikan ini mengakibatkan mereka sulit

menerima penyuluhan yang diberikan oleh tenaga penyuluh dan menyulitkan

mereka manakala mencari pekerjaan atau bekerja. 4)

Golongan usia lanjut di Indonesia pada waktu sekarang ini masih berkualitas

rendah, 71,2% belum pernah mengalami pendidikan formal (tak pernah

sekolah), terutama kaum wanitanya, terutama lagi di daerah pedesaan.6)

Kualitas usia lanjut yang rendah ditandai dengan rendahnya tingkat

pendidikan, bahkan 60% penduduk usia lanjut tidak pernah memperoleh

pendidikan formal.11)

3. Status perkawinan

Mengingat umur harapan hidup pada penduduk lanjut usia wanita lebih

tinggi daripada pria, jumlah penduduk lanjut usia wanita yang mempunyai status

menikah lebih kecil daripada penduduk lanjut usia pria. Menurut Emil Salim (1984),

jumlah penduduk lanjut usia wanita yang berstatus menikah hanya 25% dibandingkan

dengan penduduk lanjut usia pria yang besarnya 84%.4)

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

4. Riwayat pekerjaan

Secara mental, usia lanjut seringkali mengalami perasaan tertekan/ depresi

akibat fisik yang lemah, kemampuan ekonomi yang menurun karena sudah berhenti

bekerja/ pensiun serta perasaan tersisih dari masyarakat karena berkurangnya

kontak sosial.12)

5. Olahraga

Olahraga adalah suatu bentuk latihan fisik yang memberikan

pengaruh baik (positif) terhadap tingkat kemampuan fisik seseorang, apabila

dilakukan secara baik dan benar. Hasil survei pembuatan norma kesegaran

jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan pada tahun

1992-1993 menemukan sekitar 90% usia lanjut memiliki tingkat kesegaran jasmani

yang rendah, terutama pada komponen daya tahan kardio-respirasi dan kekuatan

otot.9)

Latihan fisik selain bermanfaat bagi kesehatan sebagai upaya

promotif/ preventif, kuratif dan rehabilitatif juga bermanfaat secara

fisiologi, psikologi dan sosial.9)

Manfaat fisiologi yang berdampak secara langsung adalah dapat

membantu: pengaturan kadar gula darah, merangsang adrenalin dan non

adrenalin, peningkatan kualitas dan kuantitas tidur, sedangkan yang

berdampak jangka panjang dapat meningkatkan: daya tahan aerobik/

kardiovaskuler, kekuatan otot rangka, kelenturan, keseimbangan dan

koordinasi fungsi gerak, kelincahan gerak.9)

Manfaat psikologi yang berdampak secara langsung adalah dapat

membantu: memberi perasaan santai, mengurangi ketegangan dan kecemasan,

meningkatkan perasaan senang, sedangkan dampak jangka panjang dapat

meningkatkan: kesegaran jasmani dan rohani secara utuh, kesegaran jiwa, fungsi

kognitif, penampilan dan fungsi motorik, ketrampilan.9)

Manfaat sosial yang berdampak secara langsung adalah dapat

membantu: pemberdayaan usia lanjut, peningkatan integritas sosial dan kultur,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

sedangkan dampak jangka panjang dapat meningkatkan: keterpaduan,

hubungan kesetiakawanan sosial, jaringan kerja sama sosial budaya, pertahanan

peran dan membentuk peran baru, kegiatan antar generasi.9)

Prinsip dalam melakukan latihan fisik adalah: membantu tubuh agar

tetap bergerak/ berfungsi, menaikkan kemampuan daya tahan tubuh, memberi

kontak psikologis dengan sesama, sehingga tidak merasa terasing, mencegah

terjadinya cedera, mengurangi/ menghambat proses penuaan.9)

Latihan fisik harus disesuaikan dengan kondisi kesehatan, bervariasi dan

harus disenangi, sebaiknya bersifat aerobik yaitu berlangsung lama dan ritmis

(berulang-ulang) seperti: berjalan kaki, jogging, bersepeda, berenang, senam.9)

Sebagian besar golongan lansia tidak melakukan latihan olahraga secara

teratur dan biasa hidup sedenter. Keadaan ini selain menurunkan fungsi organ

juga meningkatkan risiko mendapatkan berbagai penyakit degeneratif antara

lain: hipertensi, diabetes mellitus, penyakit arteri koroner dan kecelakaan.6)

Gerak dan mobilitas usia lanjut menjadi lebih lambat daripada

kelompok umur yang lebih muda, begitu juga dengan kekuatannya.12)

Kepikunan dapat diperlambat munculnya dengan cara

memperbanyak aktivitas yang berhubungan dengan fungsi otak seperti:

olahraga, sosialisasi dan berkarya.7)

6. Status gizi

Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya

utama adalah mempertahankan atau membawa status gizi yang bersangkutan pada

kondisi optimum agar kualitas hidup yang bersangkutan tetap baik. Perubahan

status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun kondisi kesehatan.

Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an. Faktor

lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi

akibat memasuki masa pensiun dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah

pasangannya meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalam perubahan

status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi maupun non

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan,

perubahan dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan.6)

Lansia seperti juga tahapan-tahapan usia yang lain dapat mengalami

baik keadaan gizi lebih maupun kekurangan gizi. Lansia di Indonesia yang dalam

keadaan kurang gizi ada 3,4%, berat badan kurang sebesar 28,3%, berat badan

ideal berjumlah 42,4%, berat badan lebih ada 6,7% dan obesitas sebanyak 3,4%. 6)

Terjadinya kekurangan gizi pada lansia oleh karena sebab-sebab yang

bersifat primer maupun sekunder. Sebab-sebab primer meliputi ketidaktahuan, isolasi

sosial, hidup seorang diri, baru kehilangan pasangan hidup, gangguan fisik,

gangguan indera, gangguan mental, kemiskinan dan iatrogenik. Sebab-sebab

sekunder meliputi gangguan nafsu makan/ selera, gangguan mengunyah,

malabsorpsi, obat-obatan, peningkatan kebutuhan zat gizi serta alkoholisme.6)

Masalah gizi pada usia lanjut merupakan rangkaian proses masalah

gizi sejak usia muda yang manifestasinya timbul setelah tua.9)

Hasil survei IMT yang dilakukan Direktorat Bina Gizi Masyarakat di kota

besar di Indonesia pada tahun 1997, ternyata 15,6% laki-laki dan 26,1% wanita

mengalami kegemukan. Terlihat bahwa wanita cenderung lebih gemuk daripada

laki-laki. Untuk menentukan apakah seseorang mengalami kegemukan atau obesitas

dapat dipakai rumus sebagai berikut:9)

Berat badan (kg)

Indeks Masa tubuh (IMT) =

Tinggi Badan x Tinggi Badan (m)

Keterangan:

Bila IMT = 17,0 - 18,5 artinya Kurus

Bila IMT = 18,5 - 25,0 artinya Normal

Bila IMT = 25,0 - 27,0 artinya Gemuk

Dalam kondisi tertentu, pengukuran berat badan yang aktual

mungkin tidak dapat dilakukan. Sebagai contoh, pasien yang tidak dapat duduk

atau berdiri sehingga terus berada dalam posisi berbaring sementara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

timbangan tempat tidur (bed scale) tidak tersedia. Contoh lain, pasien dengan

edema atau asites sehingga tidak dapat ditentukan berapa berat badan

sebenarnya. Pada keadaan seperti tersebut, rumus dalam tabel berikut ini dapat

digunakan untuk memperkirakan berat badan ideal berdasarkan panjang badan

pasien.13)

TABEL 2.3MEMPERKIRAKAN BERAT BADAN BERDASARKAN PANJANG BADAN

BAGIAN TUBUH LAKI-LAKI WANITA SEDANG 48 kg untuk 152 cm yang

pertama, selanjutnya tambahkan 2,7 kg untuk setiap 2,5 cm tambahan

45,5 kg untuk 152 cm yang pertama, selanjutnya tambahkan 2,3 kg untuk setiap 2,5 cm tambahan

KECIL Kurangi 10% Kurangi 10% BESAR Tambahkan 10% Tambahkan 10%

Sumber: Andry Hartono, Asuhan Nutrisi Rumah Sakit, Jakarta, 2000.

Pada saat mengukur tinggi badan seseorang berusia lanjut, perlu diingat

bahwa dalam perjalanan usianya dapat terjadi pengurangan tinggi badan.

Pengurangan tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal antara lain:

berkurangnya komponen cairan tubuh sehingga discus intervertebralis relatif kurang

mengandung air sehingga menjadi lebih pipih, makin tua seseorang ada

kecenderungan semakin kifosis sehingga tinggi tegak lurusnya berkurang,

osteoporosis yang acapkali terjadi pada wanita usia lanjut akan mudah

mengakibatkan fraktur vertebra sehingga tinggi badan berkurang. Penurunan

tinggi badan tersebut akan mempengaruhi hasil penghitungan indeks massa tubuh,

oleh sebab itu dianjurkan menggunakan tinggi lutut (knee height) untuk

menentukan secara pasti tinggi badan seseorang. Tinggi lutut tidak akan

berkurang kecuali jika terdapat fraktur tungkai bawah. Berdasarkan tinggi lutut dapat

dihitung tinggi badan sesungguhnya dengan rumus:14)

Tinggi Badan Pria = 59,01 + (2,08 x TL)

Tinggi Badan Wanita = 75,00 + (1,91 x TL) – (0,17 x U)

Catatan:

TL = Tinggi Lutut (cm)

U = Umur (tahun)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Pengenalan faktor risiko serta pengukuran IMT secara berkala

merupakan tindakan yang sangat diperlukan.9)

Makanan bergizi serta menghindari makanan yang menyebabkan

aterosklerosis dan mempercepat kerusakan sel-sel syaraf dapat menghambat

dementia, yaitu kemunduran dalam fungsi berpikir.9)

Beberapa gangguan kesehatan pada orang usia lanjut ternyata

berkaitan erat dengan masalah gizi. Misalnya gangguan kesadaran, penyebab

tersering adalah kekurangan zat yang terdapat dalam garam dapur, juga dapat

dipengaruhi oleh kekurangan zat putih telur (protein makanan). Penurunan tingkat

kecerdasaan orang usia lanjut juga dapat diakibatkan oleh kurang vitamin B6 dan

B9.15)

C. Fungsi Kognitif Usia Lanjut 1. Kecerdasan pada Usia Lanjut

Perubahan yang terjadi di otak lanjut usia adalah: 1) Otak menjadi atrofis,

beratnya berkurang 5-10%, ukurannya mengecil, terutama di bagian parasagital,

frontal dan parietal; 2) Jumlah neuron berkurang dan tak dapat diganti baru; 3)

Terjadi pengurangan neurotransmitter; 4) Terbentuknya struktur abnormal di

otak dan terakumulasi pikmen organik- mineral seperti lipofuscin, amyloid, plak dan

neurofibrilliary tangle; 5) Perubahan biologis lainnya yang mempengaruhi otak

seperti gangguan indera telinga, mata, gangguan kardiovaskular, gangguan kelenjar

thyroid dan kortikosteroid.4)

Berat otak menurun dengan melanjutnya usia. Berat otak pada usia

90 tahun berkurang 10% dari waktu masih muda. Jumlah sel syaraf

berkurang sebanyak kira-kira 100.000 sel sehari. Pada usia dasawarsa ke

delapan, 30-50% sel-sel syaraf sudah hilang pada bagian tertentu dari otak,

namun ada daerah lain yang hilangnya berbeda, misalnya batang otak

biasanya tetap utuh.2)

Bila dibandingkan dengan usia 25 tahun, usia 75 tahun menunjukkan

kemunduran sebesar 20-40% dalam kecepatan menulis tangan, memasang kancing

dan memotong dengan pisau.2)

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Umumnya usia lanjut mempunyai energi yang menurun dan

inisiatifnya berkurang. Mereka cenderung bersikap lebih hati-hati, biasanya

mereka mengalami kesulitan bila menyelesaikan masalah baru yang rumit dan

kompleks.2)

Perubahan intelek, memori dan variabel psikologi lainnya sudah banyak

diteliti pada usia lanjut yang normal. Berbagai penelitian yang telah dilakukan

didapatkan beberapa hal: 1) Kinerja intelektual sebagaimana yang diukur dengan tes

kemampuan verbal dalam bidang vokabular (kosa kata), informasi dan komprehensi

mencapai puncaknya pada usia 20-30 tahun dan kemudian menetap sepanjang

hidup, setidak- tidaknya sampai usia pertengahan 80-an tahun, bila tidak ada

penyakit; dan 2) Kemampuan melaksanakan tugas yang diberi batas waktu, yang

terkait waktu, yang membutuhkan kecepatan, misalnya kecepatan mengolah

informasi, mencapai puncaknya pada usia sekitar 20 tahun, kemudian menurun

lambat laun sepanjang hidup. Walaupun sebagian dari penurunan kecepatan ini

diakibatkan oleh perubahan dalam bidang motorik dan kemampuan persepsi,

didapat bukti bahwa kecepatan pemrosesan di pusat saraf menurun dengan

meningkatnya usia. Perubahan ini dialami oleh hampir semua orang yang mencapai

usia 70-an. Namun didapatkan juga penyimpangan, yaitu beberapa orang usia

70 tahun melaksanakannya lebih baik daripada yang berusia 20 tahun.2)

Bertambahnya atau melanjutnya usia terjadi kelambanan dalam banyak

segi. Perlambatan terjadi pada tugas motorik yang sederhana seperti: lari dan

mengetuk jari, pada persepsi sensorik, pada tugas kompleks yang

membutuhkan pemrosesan sentral, kecepatan menyalin kata-kata, kecepatan

menambah hitungan. Namun, pada beberapa tes terlihat bahwa usia lanjut bersikap

lebih hati-hati dan membuat lebih sedikit kesalahan.2)

2. Daya Ingat Usia Lanjut

Pelupa merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh usia lanjut.

Keluhan ini dianggap lumrah dan biasa oleh masyarakat sekitarnya.2)

Daya ingatan atau memori dari segi waktu dibedakan menjadi:

memori seketika jangka pendek, baru dan jangka panjang. Pada memori

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

seketika (immediate) subyek memanggil kembali stimulus yang diberikan

padanya beberapa menit sebelumnya. Memori jangka pendek (short term)

mencakup kejadian selama 30 menit terakhir. Memori baru (recent)

mencakup kejadian antara 30 menit sebelumnya sampai beberapa minggu.

Memori jangka panjang (remote) mencakup kejadian yang lebih lama dari

beberapa minggu lalu.2)

Kemampuan memori seketika dan jangka pendek dapat dites dengan

menyuruh penderita mengingat sesuatu (misalnya: kata, nomor atau nama) dan

menyuruh mengemukakannya kembali setelah beberapa saat (misalnya setelah 1-5

menit, setelah 10-30 menit). Memori baru dapat dites dengan menanyakan

pertanyaan: dimana anda tinggal?, telah berapa lama anda disini?, apa yang anda

makan waktu sarapan? Memori jangka panjang dapat dites melalui pertanyaan:

dimana anda sekolah SD, SLTP, SLTA? Siapa nama kepala sekolah waktu itu? Siapa

nama majikan anda yang pertama?.2)

Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionare/ MSQ) terdiri

dari 10 pertanyaan yang mencakup orientasi waktu, tempat, orang, memori

baru dan jangka panjang. Tes ini diskor atas jawaban yang salah. Banyaknya

jumlah kesalahan merupakan indikator terhadap tingkat gangguan otak organik.

Berikut ini tabel Kuesioner dan Skor Status Mental.2)

Tabel 2.4

Kuesioner Status Mental (Mental Status Questionnare / MSQ)

1. Dimana kita sekarang Orientasi tempat 2. Dimana tempat ini berada Orientasi tempat 3. Tanggal berapa sekarang Orientasi waktu 4. Bulan apa sekarang Orientasi waktu 5. Tahun berapa sekarang Orientasi waktu 6. Berapa umur anda Memori, baru dan lama 7. Kapan hari ulang tahun anda Memori, baru dan lama 8. Tahun berapaanda dilahirkan Memori, baru dan lama 9. Siapa Presiden Republik Indonesia Pengetahuan ,umum, memori 10 Siapa Presiden sebelum beliau Pengetahuan ,umum, memori

Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut Usia, Semarang, 2005

Tabel 2.5

Skor Kuesioner Status Mental

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Jumlah Kesalahan Sindrom Otak Organik

0 - 2 Tidak ada atau Ringan 3 - 5 Ringan - Sedang 6 - 8 Sedang - Berat 9 - 10 Berat

Sumber: Kris Pranarka, Masalah Kesehatan Serta Pola Penyakit Pada Lanjut Usia, Semarang, 2005

Berdasarkan penelitian diketahui bahwa hidup maksimal yang dapat

dicapai manusia ialah 116 – 120 tahun. Tiap kemunduran intelektual sebelum usia

50 tahun adalah abnormal.2)

Dalam kurun waktu usia 65 – 75 tahun didapatkan kemunduran pada

beberapa kemampuan dengan perbedaan antara individu yang luas. Di atas usia

80-an tahun didapat kemunduran pada cukup banyak jenis kemampuan dan

kemampuan intelektual baru mulai menurun pada usia 80 tahun.2)

Penemuan dari pemeriksaan kecerdasan adalah: 1) Didapatkan

korelasi yang kuat antara tingkat performans intelektual dengan survival lebih

lanjut; 2) Fungsi kognitif menunjukkan sedikit atau tidak ada penurunan sampai

usia sangat lanjut; 3) Penyakit dan bukan proses menua yang normal, yang

mengurangi fungsi kognitif. Kemampuan intelektual dan harapan hidup

menunjukkan korelasi yang positif.2)

Hasil penelitian diketahui bahwa ada fungsi otak yang sedikit saja

mengalami perubahan atau tidak mengalami perubahan dengan melanjutnya

usia, misalnya dalam menyimpan (storage) informasi. Namun dengan melanjutnya

usia didapatkan penurunan yang kontinu daripada kecepatan belajar, kecepatan

memproses informasi baru dan kecepatan bereaksi terhadap stimulus sederhana

atau kompleks. Penurunan ini berbeda-beda antar individu, ada yang banyak, ada

yang hampir tidak ada. Adanya penyakit yang biasanya mengurangi atau

membatasi atau menimbulkan ketidakmampuan pada usia lanjut.2)

Untuk keperluan penapisan, pemeriksaan psikometrik sederhana,

misalnya dengan menggunakan pemeriksaan mini (tentang) status mental

(PMSM = MMSE = Mini Mental State Examination) akan membantu

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

menentukan gangguan kognitif yang harus ditindaklanjuti dengan pemeriksaan

lain. Berikut Tabel MMSE dari Folstein and Folstein, 1990:6)

Tabel 2.6 Pemeriksaan Portabel untuk Status Mental (PPSM = MMSE = Mini Mental State Examination)

Daftar Pertanyaan Penilaian 1. Tanggal berapakah hari ini? (bulan,

tahun) 2. Hari apakah hari ini? 3. Apakah nama tempat ini? 4. Berapa nomor telepon Bapak/Ibu?

(bila tidak ada telpon, dijalan apakah rumah Bapak/Ibu?)

5. Berapa umur Bapak/Ibu? 6. Kapan Bapak/Ibu lahir? (tanggal,

bulan, tahun) 7. Siapakah nama gubernur kita?

(walikota/ lurah/ camat) 8. Siapakah nama gubernur sebelum

ini? (walikota/ lurah/ camat) 9. Siapakah nama gadis Ibu anda? 10. Hitung mundur 33, mulai dari 20!

0 - 2 kesalahan = baik 3 - 4 kesalahan = gangguan intelek ringan 5 - 7 kesalahan = gangguan intelek sedang 8 - 10 kesalahan = gangguan intelek berat Bila penderita tak pernah sekolah, nilai kesalahan diperbolehkan +1 dari nilai di atas. Bila penderita sekolah lebih dari SMA, kesalahan yang diperbolehkan -1 dari atas

Dari: Folstein and Folstein, 1990

Penilaian fungsi kognitif merupakan penilaian kemampuan usia lanjut

dalam menerima dan menyampaikan informasi serta menyesuaikan dengan

lingkungannya (Informasi/ Orientasi = I/O dan penilaian kemampuan mental =

KM). Penilaian ini dilakukan dengan memberi skor terhadap jawaban usia lanjut

yang benar sesuai dengan daftar pertanyaan yang ada. Pertanyaan ini dapat

disesuaikan dengan situasi dan kondisi usia lanjut. Untuk penilaian kemampuan

mental, bila usia lanjut yang diperiksa buta huruf, penilaian ini dapat ditiadakan,

sehingga TFK = I/O. Penilaian masing-masing komponen dapat dikategorikan

“berat, sedang, ringan atau normal” sesuai dengan daftar yang ada.16)

Deteksi dini keadaan kesehatan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala

dilakukan setiap bulan melalui kelompok usia lanjut ( Posyandu/ Karang Lansia

dll) atau di Puskesmas dengan instrumen KMS Usia Lanjut sebagai alat pencatat

yang merupakan teknologi tepat guna.12)

3. Penyebab Gangguan Kesadaran dan Kognitif pada Usia Lanjut

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Konfusio akut adalah suatu akibat gangguan menyeluruh fungsi

kognitif yang ditandai oleh memburuknya secara mendadak derajat

kesadaran dan kewaspadaan dan terganggunya proses berfikir yang

berakibat terjadinya disorientasi.6)

Gambaran klasik penderita berupa kesadaran berkabut disertai dengan

derajat kewaspadaan berfluktuasi. Gangguan pada memori jangka pendek

mungkin disertai dengan gangguan mengingat memori jangka panjang dan

halusinasi, termasuk adanya penurunan mendadak dari kemampuan untuk

mempertahankan perhatian terhadap rangsangan luar (antara lain pertanyaan harus

diulang karena perhatiannya mengembara) atau perhatian penderita mudah

teralihkan oleh rangsangan luar yang baru (jawaban penderita atas pertanyaan

terdahulu tidak sesuai atau bercabang terhadap kejadian lain) .6)

Metabolisme otak terutama tergantung pada jumlah glukosa dan

oksigen yang mencapai otak, dan berbeda dengan organ lain, tidak mempunyai

tempat penyimpan yang cukup dan oleh karenanya tergantung pasokan dari sirkulasi

darah. Penurunan mendadak dari pasokan tersebut akan mengganggu jalur

metabolik otak dan menyebabkan terjadinya konfusio.6)

Tiga kelompok penyebab bisa dikatakan sebagai penyebab utama

konfusio akut, yaitu keadaan patologik intraserebral, keadaan patologik

ekstraserebral dan penyebab iatrogenik. Kehilangan/ gangguan sensorik dan

depresi juga dapat memicu terjadinya konfusio akut.6)

Konfusio yang disebabkan oleh intraserebral terdiri atas: Ensefalopati

hipertensi, Oedema serebral, Hydrosefalus, Defisiensi vitamin B12, Meningitis,

serangan iskemik otak sepintas dan yang disebabkan akibat penurunan pasokan nutrisi

serebral adalah: penyebab kardiovaskular (seperti: Infark miokard, Iskemik koroner

akut, Gagal jantung, Endokarditis), penyebab respiratorik (seperti: Infeksi paru,

Emboli paru, penyakit obstruktif paru) dan Iatrogenik serta sebab lain seperti:

perdarahan dan anemia, Hipoglisemia, keracunan.6)

Konfusio yang disebabkan oleh ekstraserebral terdiri atas: penyebab

toksik (seperti : Infeksi misalnya infeksi paru, endokarditis bakterialis subakut,

toksemia, alkoholisme), kegagalan mekanisme homeostatik (seperti: DM, Gagal

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

hati, Hipotermia, Dehidrasi, Gangguan elektrolit), sebab lain seperti: Insomnia,

Depresi, Ileus paralitik, Nyeri hebat, Retensi urin, obat-obatan6)

Konfusio yang disebabkan oleh Iatrogenik terdiri atas: obat-obat yang

dihubungkan dengan konfusio akut (seperti: Amantadin, Anti depresan, Anti

histamin, Anti hipertensif, Anti parkinsonisme, Atropin, Analgesik kerja sentral,

Kortikosteroid, Sedatif, Anti kolinergik, Anti konvulsan, Figoksin, Opiat dan

Penenang/transqiulizer) dan obat-obat yang dihubungkan dengan gangguan

memori (seperti: Anti kolinergik, Anti konvulsan tertentu,, Anti hipertensi tertentu,

Benzo-diazepin, Kortikosteroid, Fenotiazin, obat psikotropik dan sedatif).6)

4. Upaya – upaya Mempertahankan Fungsi Kognitif

Kemampuan mental menurun dengan melanjutnya usia, misalnya jangka

pendek dan kecepatan melakukan tugas-tugas tertentu. Usia lanjut umumnya

masih dapat melakukan lebih banyak kegiatan daripada yang biasanya diharapkan

dari mereka. Bila mereka ingin memelihara kemampuannya, kemampuan ini

harus selalu digunakan. Sering tugas yang dilakukan belum menggunakan

kemampuannya secara optimal. Latihan-latihan dapat membantu keadaan ini.

Menua secara normal bukanlah berarti terjadinya degenerasi kepribadian. Namun,

inaktivitas dan menganggur terus menerus mengandung bahaya yang dapat

mengakibatkan desintegrasi kepribadian. Upaya – upaya yang dapat

dilakukan untuk menetralisir keadaan ini dan meningkatkan kemampuan

memori melalui latihan, misalnya: 1) Konsentrasi; 2) Mencari kata-kata

(misalnya yang mulai dengan huruf “k”, kata yang mulai dengan huruf “l”

memuat 4 huruf dan sebagainya); 3) Melatih memori jangka pendek; 4)

Mereproduksi; 5) Memformulasi; 6) Asosiasi; 7) Mengenal; 8) Mengisi teka-

teki silang; 9) Mengikuti kuis yang ditayangkan di televisi; dan 10) Menyediakan

waktu untuk melakukan latihan-latihan otak lainnya.2)

D. Panti Wredha

Pada saat ini Departemen Sosial sudah membangun 46 model panti wredha

tersebar di seluruh negara pada 20 dari 27 propinsi yang ada. Selain panti wredha

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

(rumah perawatan orang-orang lanjut usia) yang diselenggarakan oleh Departemen

Sosial, ternyata sekarang banyak panti-panti yang dikelola oleh badan-badan sosial

swasta. Namun berapa banyakpun panti wredha tersebut, tentu tidak cukup untuk

menampung orang-orang lanjut usia yang memerlukannya. 6)

Panti wredha (sasana tresna wredha) dan karang wredha (day-care centers)

yang non-panti mulai bermunculan di kota-kota besar di Indonesia. Pemberian paket-

paket perkakas-pertukangan pernah diberikan/ dibagikan oleh Departemen Sosial

untuk menaikkan pendapatan dan ketrampilan orang lanjut usia serta peningkatan gizi

lansia. Pelayanan bantuan untuk mengurus tempat tinggal, mmbersihkan, mencuci,

memasak dan sebagainya dapat dijalankan oleh LSM atau relawan-relawan di

sekeliling rumah lansia tersebut.6)

Sudah sewajarnya sejak sekarang ini pemerintah mulai mengatur perundang-

undangan dan peraturan-peraturan yang mengatur hal-ikhwal penanganan masalah

sosial orang lanjut usia dan yang paling penting ialah pelaksanaan peraturan-peraturan

tersebut dengan baik dan tertib. Peraturan-peraturan yang dimaksud disini ialah

pengaturan bantuan-bantuan baik dari luar maupun dari dalam negeri, besarnya subsidi

dari pemerintah, siapa yang berhak tinggal di panti,kewajiban keluarga orang lanjut

usia yang menempati panti dan sebagainya. Sebetulnya pada tahun 1965 telah

dikeluarkan Undang-undang Nomor 4 tahun 1965 tentang Pemberian Bantuan

Penghidupan Orang Jompo. Peraturan pelaksanaan dari undang-undang inilah yang

perlu dilengkapkan.6)

E. Kerangka Teori

Permasalahan pada Usia Lanjut: * Proses Menua Alamiah

(Biologik, Psikologik, Sosial) menyebabkan :

- Kemunduran Fungsi Biologi

- Penurunan Fungsi Psikologik

- Penurunan Fungsi Sosial

* Penyakit Degeneratif * Jumlah Usila Meningkat * UHH Meningkat

Usia Lanjut

Fungsi Kognitif

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

Karakteristik Usia Lanjut: Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Status Perkawinan, Riwayat Pekerjaan, Olahraga, Aktivitas Sosial, Kegiatan Berkarya, Aktivitas Otak, Riwayat Penyakit dan Status Gizi

Sumber: Rachmi Untoro (2001); Kris Pranarka (2005); Hardywinoto dan Tony Setiabudhi (1999); Boedhi Darmojo dan Hadi Martono (2000); MartinaWiwie S Nasrun(2000); Rachmi Untoro (1998); Mahmud Fauzi (2003);Czeresna Heriawan Soejono (2000); Dep.Kes.R.I. (1995).

F. Kerangka Konsep

VARIABEL BEBAS

VARIABEL TERIKAT

G. Hipotesis

Umur

Jenis Kelamin

Pendidikan

Status Perkawinan

Riwayat Pekerjaan

Olahraga

Aktivitas Sosial

Kegiatan Berkarya

Aktivitas Otak

Riwayat Penyakit

Status Gizi

Fungsi Kognitif

1. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan umur golongan usia lanjut di Panti

Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

2. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan jenis kelamin golongan usia lanjut

di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

3. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan pendidikan golongan usia lanjut

di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - digilib.unimus.ac.iddigilib.unimus.ac.id/files/disk1/...s1-2008-rrendangha-491-3-bab2.pdf · jasmani pada usia lanjut yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan

4. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan status perkawinan golongan usia

lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

5. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan riwayat pekerjaan golongan usia

lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

6. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan olahraga golongan usia lanjut

di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

7. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan aktivitas sosial golongan usia

lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

8. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan kegiatan berkarya golongan usia

lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

9. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan aktivitas otak golongan usia lanjut

di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

10. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan riwayat penyakit golongan usia

lanjut di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.

11. Ada perbedaan fungsi kognitif berdasarkan status gizi golongan usia lanjut

di Panti Wredha Pucang Gading Semarang Tahun 2006.