BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1965/4/DHIYA NIISI SHIYAMIKA BAB...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ump.ac.idrepository.ump.ac.id/1965/4/DHIYA NIISI SHIYAMIKA BAB...
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian
Kista ovarium merupakan suatu tumor, baik kecil maupun besar, kistik maupun
solid, jinak maupun ganas (Wiknjosastro, 2007)
Kista adalah kantong berisi cairan yang dapat tumbuh dimana saja dengan jenis
yang bermacam-macam. Kista ovarium merupakan suatu pengumpulan cairan yang
terjadi pada indung telur atau ovarium. (Laudermilk,2005)
Kista ovarium mempunyai permukaan rata dan halus. Biasanya bertangkai,
seringkali bilateral dan dapat menjadi besar. Dinding kista tipis dan cairan dalam kista
jernih dan berwarna kuning (Winkjosastro,2005)
Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam jaringan
ovarium. Kista tersebut disebut juga kista fungsional karena terbentuk setelah flur
dilepaskan sewaktu ovalasi. (Yatim,2005)
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan kista ovarium adalah kista
yang paling sering terjadi mempunyai permukaan rata dan halus, berbentuk kantung
berisi cairan jernih dan berwarna kuning yang dapat tumbuh dalam ovarium ( indung
telur ). Kista atau endometriosis adalah penyakit organ rahim pada wanita yang dapat
menyebabkan kemandulan atau infertilitas. Beberapa faktor penyebab kista adalah
faktor genetik, gaya hidup, dan kebersihan lingkungan. Kista ovarium ini sering
terjadi saat menopouse, dan juga sangat berpengaruh pada kehamilan. Pada saat
menopouse kemungkinan untuk dapat terserang kista ovarium sangatlah besar, untuk
itu perlu pemeriksaan yang lebih lanjut agar penderita segera mendapatkan
pertolongan medis karena penyakit ini sangat berbahaya. Kita sebagai penulis harus
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
8
memberikan informasi kepada masyarakat untuk lebih waspada dan peduli terhadap
kesehatan reproduksi yang kita miliki.
B. Anatomi dan Fisiologi
1. Anatomi Reproduksi Wanita
Gambar.1.1kista dalam uterus
Alat reproduksi pada wanita
Alat reproduksi wanita dibagi dua yaitu :
a. Alat reproduksi eksterna
1) Mons Veneris
Adalah daerah diatas simfisis yang akan ditumbuhi rambut kemaluan (pubes)
rambut ini tumbuh membentuk sudut lengkung.
2) Labia Mayora
Berada bagian kanan dan kiri berbentuk lonjong yang pada wanita menjelang
dewasa ditumbuhi juga oleh rambut kemaluan.
3) Labia Minora
Bagian dalam dari bibir besar yang berwarna merah jambu, disini dijumpai
frenulum, klitoris, preputium dan prenulum prudanti.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
9
4) Klitoris
Besarnya kira-kira sebesar kacang hijau sampai cabe rawit dan ditutupi oleh
frenulum klitoris. Glans klitoris berisi jaringan yang dapat berereksi sifatnya amat
sensitive karena banyak memiliki serabut saraf.
5) Vulva
Alat kandungan luar yang berbentuk lonjong berukuran panjang mulai dari
klitoris, dari kiri dibatasi bibir kecil sampai belakang dibatasi perineum.
6) Vestibulum
Terletak di bawah selaput lender vulva, terdiri dari bulbus vestibula dan kiri disini
dijumpai vestibule mayor (kelenjar bartholini) dan kelenjar vestibulum minor.
7) Hymen
Merupakan selaput yang menutupi intrabus vagina bentuknya berlubang
membentuk semilunaris, anularis tapisan. Bila tidak berlubang disebut atresia
himenalis atau hymen impeforata.
8) Lubang Kemih
Tempat keluarnya air kemih yang terletak dibagian bawah klitoris disekitar
lubang kemih bagian kiri dan kanan lubang kelenjar skene.
9) Perineum
Terletak diantara vulva dan anus.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
10
b. Alat reproduksi interna
1) Vagina
Liang atau saluran yang menghubungkan vulva dengan rahim terletak diantara
saluran kemih dan liang dubur. Dibagian ujung atasnya terletak mulut rahim.
Ukuran panjang dinding depan 8 cm dan dinding belakang 10 cm. Bentuk dinding
dalamnya berlipat – lipat disebut rugae sedangkan ditengahnya ada bagian yang
lebih keras disebut kolumna ruganum. Dinding vagina terdiri dari lapisan
mukosa, lapisan otot dan lapisan jaringan ikat.
2) Uterus
Suatu struktur otot yang cukup kuat bagian luarnya ditutupi oleh peritoneum
sedangkan rongga dalamnya dilapisi oleh mukosa rahim.
Rahim berbentuk seperti bola lampu pijar atau buah pear mempunyai rongga
yang terdiri dari tiga bagian dasar yaitu : Badan rahim (korpus uteri) berbentuk
segitiga, leher rahim (service uteri), Rongga rahim (kavum uteri). Besarnya rahim
berbeda-beda tergantung dari usia dan pernah melahirkan anak atau belum.
Ukurannya sebesar telur ayam kampung. Pada nulipara ukurannya 5,5 – 8 cm x
3,5 – 4 cm x 2 – 2,5 cm : multipara 9 – 9,5 cm x 5,5 – 6 cm x 3 – 3,5 cm. Dinding
rahim secara histologic terdiri dari 3 lapisan : Lapisan serosa (lapisan peritoneum)
diluar, lapisan otot (lapisan miometrium) ditengah, lapisan mukosa
(endometrium) didalam. Sikap dan letak rahim dalam rongga panggul terfikasi
dengan baik karena disokong dan dipertahankan oleh : Tonus rahim sendiri,
tekanan intra abdominal, otot-otot dasar panggul, ligamen-ligamen.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
11
3) Tuba Fallopi
Saluran yang keluar dari kornu rahim kanan dan kiri panjangnya 12 – 13 cm,
diameter 3 – 8 mm, bagian luarnya diliputi oleh peritoneum viseral merupakan
bagian dari ligamentum latum. Bagian dalam saluran dilapisi silia, yaitu rambut
getar yang berfungsi untuk menyalurkan telur dan hasil konsepsi.
Saluran telur terbagi 4 yaitu : Paris intertisialis (intramularis), pars ismika yang
merupakan bagian tengah saluran telur yang sempit, pars ampularis, dimana
biasanya pembuahan (konsepsi terjadi), infundibulum, yang merupakan ujung
tuba yang terbuka kerongga perut di infudibulum terdapat fimbriae yang berguna
untuk menangkap sel telur (ovum) yang kemudian dapat disalurkan kedalam tuba.
4) Ovarium
Terdapat dua indung telur masing-masing dikanan dan kiri rahim dilapisi
mesovarium dan tergantung dibelakang lig latum. Bentuknya seperti buah
almond, sebesar ibu jari tangan (jempol), berukuran 2,5 – 5 cm x 1,5 – 2 cm x 0,6
– 1 cm. Indung telur ini posisinya ditunjang oleh mesovarium lig. Ovarika dan
lig. Infundibulopelvikum.
2. Fisiologi Alat Reproduksi
a. Vagina
Fungsi penting dari vagina ialah :
1. Saluran keluar untuk mengeluarkan darah haid dan secret lain dari rahim.
2. Alat untuk bersenggama.
3. Jalan lahir pada waktu persalinan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
12
b. Uterus
Fungsi utama uterus (rahim) adalah :
1. Setiap bulan berfungsi untuk siklus haid.
2. Tempat janin tumbuh dan berkembang.
3. Berkontraksi terutama sewaktu bersalin dan sesudah bersalin.
c. Tuba Fallopi
Fungsi utama saluran telur adalah :
1. Sebagian saluran telur menangkap dan membawa ovum.
2. Tempat terjadinya pembuahan.
d. Ovarium
Fungsi indung telur yang utama yaitu :
1. Menghasilkan sel telur (ovum)
2. Menghasilkan hormon-hormon ( progesterone dan estrogen)
3. Ikut serta mengatur haid.
C. Etiologi
Menurut (Yatim,2008) ada beberapa penyebab kista ovarium anatara lain
perempuan usia dewasa tua sampai usia menopause yang timbul karena gangguan
perkembangan folikel ovarium hingga tidak timbul ovulasi.
Kista ovarium disebabkan oleh gangguan (pembentukan) hormon pada
hipotalamus,hipofisis dan ovarium.
Klasifikasi kista ovarium menurut Nugroho, 2010 adalah ;
1) Tipe kista normal
a. Kista fungsional
Merupakan jenis kista ovarium yang paling banyak ditemukan. Kista ini berasal
dari sel telur dan korpus luteum, terjadi bersamaan dengan siklus menstruasi yang
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
13
normal. Kista ini akan tumbuh setiap bulan dan akan pecah pada masa subur, untuk
melepaskan sel telur yang pada akhirnya siap dibuahi oleh sperma. Setelah pecah
kista ini akan menjadi kista folikuler dan akan hilang saat menstruasi. Kista
fungsiaonal terdiri dari :
a) Kista Folikuler
Kista yang terjadi dari folikel normal yang melepaskan ovum yang ada
didalamnya. Terbentuk kantung berisi cairan atau lendir didalam ovarium.
b) Kista Corpus Luteum
Kista ini timbul karena pada waktu pelepasan sel telur terjadi pendarahan dan
lama – lama bisa pecah dan timbul perdarahan yang kadang – kadang perlu
tindakan operasi untuk mengatasinya.
2) Tipe Kista Abnormal
a. Kistadenemo
Merupakan kista yang berasal dari bagian luar sel indung telur. Biasanya bersifat
jinak, namun dapat membesar dan menimbulkan nyeri.
b. Kista Coklat (endometrioma)
Merupakan endometrium yang tidak pada tempatnya. Disebut kista coklat karena
berisi timbunan darah yang berwarna coklat kehitaman.
c. Kista dermoroid
Merupakan kista yang berisi berbagai jenis bagian tubuh seperti kulit, kuku,
rambut, gigi dan lemak. Kista ini dapat ditemukan di kedua bagian indung telur.
Biasanya berukuran kecil dan tidak menimbulkan gejala.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
14
d. Kista endometriosis
Merupakan kista yang terjadi karena ada bagian endometrium yang berada di luar
rahim. Kista ini berkembang bersamaan dengan tumbuhnya lapisan endometrium
setiap bulan sehingga menimbulkan nyeri hebat, terutama saat menstruasi dan
infatilitas.
e. Kista hemorhage
Merupakan kista fungsiaonal yang diseratai perdahaan sehingga menimbulkan
nyeri didalam satu sisi perut bagian bawah.
f. Kista lutein
Merupakan kista yang sering terjadi saat kehamilan. Kista lutein sesungguhnya
umumnya berasal dari kospus luteum haematoma.
g. Kista polikistik ovarium
Karena kista tidak dapat pecah dan melepaskan sel telur secara kontinyu. Besarnya
terjadi setiap bulan, ovarium akan membesar karena bertumpuknya kista ini. Untuk
kista polikistik ovarium yang menetap (persisten), operasi harus di lakukan untuk
mengangkat kista tersebuat agar tidak menimbulkan gangguan dan rasa sakit.
D. Patofisiologi
Kista Ovarium berkembang sebagai hasil hiperstimulasi ovari yang disebabkan
oleh tingginya lonjakan LH, kadar LH lebih tinggi dari pada normal tetapi tidak
memperlihatkan androgen estrogen oleh folikel kelenjar adneral folikel anovolusi
degenerasi dan membentuk kista (Corwin, 1999).
Kista folikel berkembang sebagai akibat dari kerusakan atau pecahnya folikel yang
sedang matang atau kegagalan reabsorpsi folikel yang belum matang untuk
mengabsorpsi cairan sesudah ovulasi. Jenis kista ini yaitu non neoplastik dan tidak dapat
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
15
tumbuh tanpa pengaruh hormonal kista ini berukuran kecil ( ≤ 6 – 8 cm) dan biasanya
tanpa gejala ( Winkjosastro, 2005).
Kista karpus luteum disebabkan sekresi hormon progerterone kista ini dapat
menyebabkan menstruasi tidak teratur atau menstruasi terlalu lama. Hal ini disertai
dengan nyeri abdomen bawah dan pelvis (ilham,2008)
E. Manifestasi klinis
1. Gejala – gejala akibat kista ovarium dapat dijabarkan sebagai berikut.
(Yatim,2008) gejala kista secara umum antara lain : Rasa nyeri yang menetap
dirongga panggul disertai rasa agak gatal, rasa nyeri sewaktu bersetubuh atau nyeri
rongga panggul kalau tubuh bergerak, perut membesar, rasa nyeri timbul begitu
siklus menstruasi selesai, perdarahan menstruasi tidak seperti biasa. Mungkin
perdarahan lebih lama, mungkin lebih pendek atau tidak keluar darah menstruasi
pada siklus biasa atau siklus menstruasi tidak teratur.
2. Menurut Winkjosastro, 2005.
a. Gejala akibat pertumbuhan dapat menimbulkan
1) Rasa berat di abdomen bagian bawah.
2) Mengganggu miksi atau defekasi.
3) Tekanan kista ovarium dapat menimbulkan obstipasi atau edema pada tingkat
tungkai bawah.
b. Gejala akibat hormonal
Ovarium merupakan sumber hormon utama wanita bila menjadi tumor dapat
mengganggu menstruasi, tumor sel granulose dapat menimbulkan hipermenorea
sedangkan tumor menimbulkan archenoblastoma dapat menimbulkan amenorea.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
16
c. Gejala akibat komplikasi
1) Perdarahan kedalam kista
Terjadi sedikit-sedikit sehingga berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista
yang menimbulkan gejala nyeri perut mendadak.
2) Putaran tungkai
Adanya putaran tungkai menimbulkan tarikan melalui ligamentum
infundibulepelvikum terhadap peritoneum dan ini menimbulkan rasa sakit
karena vena lebih mudah tertekan dan terjadi pembendungan darah dan dapat
terjadi robekan dinding kista, untuk itu perlu tindak lanjut.
3) Infeksi pada kista
Cenderung mengalami peradangan dan disusul penanahan.
F. Pemeriksaan Penunjang
Metode – metode yang biasa dijadikan diagnosis yang tepat adalah :
1. Laparaskopi
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal
dari ovarium atau tidak dan untuk menentukan sifat- sifat tumor itu.
2. Ultrasonografi
Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak dan batas tumor, apakah tumor
berasal dari uterus ovarium atau kandung kencing, apakah tumor lasik atau solid
dan dapat dibedakan juga antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang
tidak.
3. Fotorontgen
Pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks selanjutnya pada
kista demoroid kadang – kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
17
4. Parasentesis
Fungsi pada asitis berguna untuk menentukan sebab asites yang berguna untuk
mencemarkan kavum peritonei isi kista bila dinding kista tertusuk
5. Pemeriksaan kadar HCG
Untuk menyisihkan ada tidaknya kehamilan
6. Pemeriksaan CS -125
Untuk mengetahui apakah terjadi proses keganasan pada kista.
G. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Penatalaksanann umum
Menurut Yatim, 2008.
a. Apabila kistanya kecil misal sebesar permen dan pada pemeriksaan sonogram
tidak terlihat tanda – tanda keganasan biasanya dilakukan laparaskopi.
b. Apabila kistanya agak besar biasanya dilakukan laparatomi
c. Untuk polikistik ovarium biasanya dengan pengobatan oral yaitu pil KB
gabungan estrogen – progesteron untuk mengurangi ukuran besar kista.
Menurut Winkjosastro,2008.
1. Kista yang besarnya tidak melebihi jeruk nipis dengan diameter kurang dari 5
cm disebut kista folikel atau korpus luteum. Penanganannya adalah dengan
pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium.
2. Jika kista berukuran besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan
ovarium biasanya disertai dengan pengangkatan tuba (salpingo ooforektomi).
3. Jika terdapat keganasan dilakukan histerektomi dan salpingo ooforektomi
bilateral
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
18
2. Penatalaksanaan Perawatan
Pathways
Ovarium
Infeksi ovarium
Sekresi hormon progesteron meningkat HCG meningkat
Hiperstimulasi ovarium degeneratif
Tidak terjadi ovulasi degeneratif pada kelenjar adrenal folikel
Menurunnya ovulasi
Terbentuknya kista Pembesaran ovarium
Operasi kistektomi Menahan organ sekitar
Post operasi Tekanan sel syaraf tumor
Ansietas Penurunan metabolisme
Peristaltik usus menurun Hipolisis
Absorbsi air dikolon Asam laktat meningkat Luka operasi
Gangguan metabolisme Diskontunuitas jaringan
jaringan Port d’entri
Gambar 1.2 .Sumber : Winkjosastro 2005, Yatim 2009, Ilham 2008, Nanda 2013.
Nyeri Akut
Konstipasi
Imobilisasi
Resiko infeksi
Nyeri Akut
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
19
H. Konsep Infertilitas
1. Definisi
Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi hamil dan
melahirkan anak hidup oleh suami yang mampu menghamilkannya
(Wiknjosastro,2005).
Infertilitas adalah istilah yang dipergunakan bagi seseorang yang mutlak
tidak mungkin mendapat keturunan misalnya wanita aplasia atau pria tanpa testes.
Secara medis infertil dibagi menjadi dua jenis, yaitu :
a. Infertile primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki
anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
b. Infertile sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak sebelumnya
tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan
seksual sebanyak 2 – 3 kali perminggu tanpa menggunakan alat atau metode
kontrasepsi jenis apapun.
2. Etiologi
Menurut US Departemen of Health and Human Services, penyebab umum
dari ketidaksuburan pada perempuan adalah adanya masalah dengan ovulasi. Ini
adalah suatu proses pelepasan telur yang matang dari jalan rahim untuk dibuahi.
Sebuah tanda umum dari masalah ovulasi diantaranya periode menstruasi yang
abnormal, atau kurang lengkapnya periode menstruasi.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
20
Infertilitas pada wanita
a. Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan sampai ke
tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada tuba
sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi. Disfungsi seksual yang
mencegah penetrasi penis, atau lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara
nyata dapat mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 ).
b. Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama
periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif
bagi daya hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan sekresi
( Stright B, 2005 ).
c. Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak dapat
berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma, bekas kuretase dan
abortus septik. Kelainan-kelainan tersebut dapat mengganggu implantasi,
pertumbuhan, nutrisi serta oksigenisasi janin ( Wiknjosastro, 2002 ).
d. Masalah tuba
Saluran telur mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses kehamilan.
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut, maka dapat
menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah masuknya sperma atau
menghambat implantasi ovum yang telah dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi
merupakan salah satu dari banyak penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
21
terjadi akibat infeksi, pembedahan tuba atau adhesi yang disebabkan oleh
endometriosis atau inflamasi (Hall et all. 1974 ). Infertilitas yang berhubungan
dengan masalah tuba ini yang paling menonjol adalah adanya peningkatan insiden
penyakit radang panggul ( pelvic inflammatory disease –PID). PID ini
menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.
e. Masalah ovarium
Wanita perlu memiliki siklus ovulasi yang teratur untuk menjadi hamil, ovumnya
harus normal dan tidak boleh ada hambatan dalam jalur lintasan sperma atau
implantasi ovum yang telah dibuahi. Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat
mempengaruhi infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit ovarium
polikistik, endometriosis, atau riwayat pembedahan yang mengganggu siklus
ovarium. Dari perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara pasangan yang
mempengaruhi fungsi hormone ( Handersen C & Jones K, 2006 ).
I. Konsep Histerektomi
Histerektomi adalah pengangkatan uterus melalui pembedahan, paling umum
dilakukan untuk keganasan dan kondisi bukan keganasan tertentu (contoh:
endometriosis atau tumor ) untuk mengontrol perdarahan yang mengancam jiwa dan
kejadian infeksi pelvis yang tidak dapat sembuh – sembuh atau rupture uterus yang
tidak dapat diperbaiki ( Dongoes, 2001). Histerektomi adalah pengangkatan rahim
atas indikasi obstetrik (Mochtar,1999).
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
22
Jenis Histerektomi :
1. Histerektomi parsial (subtotal)
Histerektomi jenis ini kandungan diangkat tetapi mulut rahim (servik) tidak.
2. Histerektomi total
Mengangkat kandungan termasuk mulut rahim
3. Histerektomi dan salfingo ooforektomi bilateral
Pengangkatan uterus mulut rahim, kedua tuba fallopi dan kedua ovarium
pengangkatan ovarium menyebabkan keadaan seperti menopause.
4. Histerektomi radikal
Histerektomi diikuti dengan pengangkatan bagian bawah atas vagina serta
jaringan dan kelenjar limfe disekitar kandungan.
J. Pengkajian
a. Pengumpulan Data
1. Identitas
a. Identitas klien
Nama , umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku, status perkawinan, diagnosa
medis, tanggal masuk, tanggal pengkajian, no RM dan alamat.
b. Identitas Penanggung Jawab
Nama, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, suku dan alamat.
2. Riwayat Kesehatatan
a. Keluhan Utama
Keluhan yang diungkapkan saat dilakukan pengkajian.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
23
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Perjalanan penyakit klien sebelum, selama, perjalanan dan sesampainya
dirumah sakit hingga saat dilakukan pengkajian tindakan yang dilakukan
sebelumnya dan pengobatan yang didapat setelah masuk Rumah Sakit.
c. Riwayat Menstruasi
Kaji menarche, siklus mens, banyaknya haid yang keluar, keteraturan mens,
lamanya, keluhan yang menyertai.
d. Riwayat Obstetri
Kali tanggal partus,jenis partus.
e. Riwayat Keluarga Berencana
KB idien, jenis kontrasepsi yang digunakan sejak kapan.
f. Riwayat Penyakit Dahulu
Tanyakan penyakit yang pernah dialami.
g. Riwayat Pernikahan
Kali usia pernikahan,lamanya pernikahan.
h. Riwayat Seksual
Kali usia pertama kali melakukan hub seks
i. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat kesehatan keluarga yang mempunyai penyakit yang sama.
j. Riwayat Kebiasaan Sehari-hari
1. Personal hygien.
Kaji kebiasaan personal hygiene klien meliputi keadaan kulit, rambut,
mulut, gigi dan vulva hygiene.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
24
2. Pola Makan
Kebiasaan makan dalam porsi makan, frekuensi, alergi atau tidak.
3. Pola Eliminasi
a. BAB
Kaji frekuensi, warna, bau, konsistensi atau keluhan saat BAB.
b. BAK
Kaji freekuensi, warna, bau & keluhan saat berkemih.
4. Pola Aktivitas & Latihan
Kaji kegiatan dalam pekerjaan & kegiatan diwaktu luang sebelum selama di
RS.
5. Pola Tidur & Istirahat
Kaji waktu, lama tidur per hari, kebiasaan saat tidur & kesulitan.
k. Riwayat penggunaan zat
Kaji kebiasaan & lama penggunaan rokok.
l. Riwayat Sosial Ekonomi
Kaji pendapatan perbulan, hubungan sosial & hubungan dalam keluarga.
m. Riwayat Psiko Sosial dan Spiritual
1. Psikososial
Respon klien terhadap penyakit yang diderita saat ini.
2. Spiritual
Kaji kegiatan keagamaan klien yang sering dilakukan dirumah dan diRS.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
25
3. Pemeriksaan Fisik
Kaji keadaan umum, kesadaran, BB dan tinggi badan , dan TTV
a. Kepala
Keluhan pusing, warna rambut, keadaan dan kebersihan
b. Mata
Kesimetrisan mata, warna konjungtiva, sklera kornea
c. Hidung
Kesimetrisan, keadaan kebersihan , penciuman
d. Mulut
Kelembaban mukosa bibir, keadaan gigi
e. Telinga
kelainan bentuk, keadaan dan fungsi
f. Leher
Kaji adanya pembengkakan, pembesaran kelenjar tiroid
g. Daerah dada
Keluhan sesak, bentuk, nyeri dada auskultasi suara jantung, frekuensi nadi dan
TD.
h. Abdomen
Kaji adanya massa pada abdomen , distensi, bising usus, nyeri tekan
i. Genetalia eksterna
Pengeluaran sekret dan perdarahan , warna, bau keluhan gatal dan kebersihan
j. Ekstremitas
Kaji kekuatan otot, varises, kontraktur pada persendian dan kesulitan
pergerakan.
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
26
4. Pemeriksaan penunjang
Pre op : kaji hemoglobin, pembekuan darah dan USG.
b.Analisa Data
Analisa data adalah mengkaitkan data, menghubungkan data dengan konsep, teori dan
kenyataan yang relevan untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah
keperawatan klien.
c. Fokus intervensi
Post operasi
No Diagnosa
keperawatan
Perencanann
Tujuan Intervensi
1. Nyeri akut
berhubungan
dengan agen
injury fisik (
insisi
pembedahan)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 24 jam
di RS diharapkan nyeri dapat
berkurang dengan kriteria hasil
:
Indikator Awal Tujuan
Nyeri
terkontrol
2 4
Ekspresi
wajah
rileks
3 4
Skala
nyeri
berkurang
2 4
TTV dbn 4 5
Keterangan :
1 : ekstrem
2: berat
3: sedang
4: ringan
5: tidak ada gangguan
- Kaji nyeri secara komprehensif
meliputi lokasi
nyeri, durasi ,
skala nyeri dan
karakteristik
nyeri
- Observasi reaksi non verbal dan
ketidaknyamana
n
- Ajarkan tekhnik relaksi non
farmakologi
yaitu tarik nafas
dalam
- Berikan
lingkungan yang
tenang dan nyaman
- Motivasi
istirahat
- Observasi ttv
- Kolaborasi pemberian
analgetik
2 Resiko infeksi
berhubungn
dengan prosedur
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selam 1 x 7 jam di
RS diharapkan resiko infeksi
- Observasi adanya tanda
infeksi
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014
27
infasif tidak terjadi dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Tidak
menunjukan
tanda
infeksi
2 4
Akral tidak
teraba
hangat
3 5
Leukosit
Dbn
3
5
TTV dbn 4 5
Keterangan
1 : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada gangguan
- Tingkatkan intake cairan
- Cuci tangan sebelum dan
sesudah
melakukan
tindakan
- Kaji warna kulit, turgor
- Motivasi pasien untuk istirahat
- Berikan terapi antibiotik sesuai
program
3 Konstipasi
berhubungan
dengan
kelemahan otot
abdomen
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 7 jam
di RS diharapkan pasien dapat
defekasi dengan teratur (setiap
hari) dengan kriteria hasil :
Indikator Awal Tujuan
Defekasi
dapat
dilakukan
1 kali
sehari
2 5
Konsistensi
feses
lembut
2 5
Eliminasi
feses tanpa
perlu
mengejan
2 5
Keterangan :
1 : ekstrem
2 : berat
3 : sedang
4 : ringan
5 : tidak ada gangguan
- Monitor tanda dan gejala
konstipasi
- Monitor bising usus
- Monitor feses, frekuensi,
konsistensi, dan
volume
- Anjurkan pasien untuk
mengkonsumsi
makanan yang
berserat
- Menyarankan pasien untuk
berkonsultasi
dengan dokter
jika sembelit /
impaksi terus
ada.
- Kolaborasi medis pemberian
laksatif
Asuhan Keperawatan Pada..., DHIYA NIISI SHIYAMIKA, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2014