BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan...

20
8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian 2.1.1 Keadaan Alam Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan yang berada di Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Jatiluhur terletak 5 km di sebelah selatan Purwakarta (ibu kota kabupaten), sedangkan dengan kota Bandung (ibu kota proponsi) lebih kurang 95 km. Secara geografis, Kecamatan Jatiluhur terletak pada ketingggian rata-rata 40 m dari permukaan laut dan terletak pada batas 60 0 30’ LS sampai 60 0 49’ LS dan 107 0 14’ BT sampai 107 0 22’ BT. Batas-batas Kecamatan Jatiluhur adalah sebagai berikut : - Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pesawahan - Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur - Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Plered Kecamatan Jatiluhur terdiri atas 10 desa dengan memiliki total 17.338 rumah dan total 618 rumah tak layak huni, dari setiap kelurahan/desa tersebut memiliki 61 RW dan 206 RT. Berdasarkan profil desa yang dibuat setiap tahun, semua desa di Kecamatan Jatiluhur adalah Desa Swakarya. Kantor Pemerintahan Kecamatan Jatiluhur terletak di Jalan Ir. H Djuanda no 21 dimana terletak di desa Cilegong. Struktur pemerintahan di Kelurahan ini adalah Kepala desa, sekretaris desa, dan kepala urusan, Data penduduk yang sudah masuk usia produktif ada beberapa profesi yang menjadi sumber nafkah warga Kecamatan Jatiluhur, yaitu disektor perdagangan, home industry, buruh/karyawan, PNS. Sedangkan sebagian dari penduduk Jatiluhur merupakan pensiunan dan juga pengangguran sebesar 23% dengan total 5.503 jiwa.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kondisi Umum Tempat Penelitian

2.1.1 Keadaan Alam

Kecamatan Jatiluhur merupakan salah satu kecamatan yang berada di

Kabupaten Purwakarta, Propinsi Jawa Barat. Kecamatan Jatiluhur terletak 5 km di

sebelah selatan Purwakarta (ibu kota kabupaten), sedangkan dengan kota Bandung

(ibu kota proponsi) lebih kurang 95 km.

Secara geografis, Kecamatan Jatiluhur terletak pada ketingggian rata-rata

40 m dari permukaan laut dan terletak pada batas 600 30’ LS sampai 600 49’ LS

dan 1070 14’ BT sampai 1070 22’ BT.

Batas-batas Kecamatan Jatiluhur adalah sebagai berikut :

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pesawahan

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Cianjur

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Purwakarta

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Plered

Kecamatan Jatiluhur terdiri atas 10 desa dengan memiliki total 17.338

rumah dan total 618 rumah tak layak huni, dari setiap kelurahan/desa tersebut

memiliki 61 RW dan 206 RT. Berdasarkan profil desa yang dibuat setiap tahun,

semua desa di Kecamatan Jatiluhur adalah Desa Swakarya. Kantor Pemerintahan

Kecamatan Jatiluhur terletak di Jalan Ir. H Djuanda no 21 dimana terletak di desa

Cilegong. Struktur pemerintahan di Kelurahan ini adalah Kepala desa, sekretaris

desa, dan kepala urusan, Data penduduk yang sudah masuk usia produktif ada

beberapa profesi yang menjadi sumber nafkah warga Kecamatan Jatiluhur, yaitu

disektor perdagangan, home industry, buruh/karyawan, PNS. Sedangkan sebagian

dari penduduk Jatiluhur merupakan pensiunan dan juga pengangguran sebesar

23% dengan total 5.503 jiwa.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

9

2.2 Budidaya Ikan

2.2.1 Pengertian budidaya ikan

Menurut Rahardi (2000) dalam Suwandi (2004), pengertian budidaya

perikanan dalam arti sempit adalah usaha memelihara ikan yang sebelumnya

hidup secara liar di alam menjadi ikan peliharaan. Sedangkan dalam pengertian

luas, semua usaha yang sudah dibuat tempat tersendiri dengan adanya campur

tangan manusia. Jadi pengertian budidaya tidak hanya memelihara ikan di tambak.

Namun secara luas pengertian ini mencakup juga kegiatan mengusahakan

komoditi perikanan di danau, sungai dan laut.

Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi perikanan

yang lebih baik atau lebih banyak dibandingkan dengan hasil ikan dari yang hidup

di alam liar. Untuk memenuhi tujuan itu, perlu diperhatikan faktor-faktor tersebut

antara lain, Penyediaaan benih, pembuatan tempat pemeliharaan, perairan, pakan,

pemupukan, dan pengendalian penyakit ( Rahardi 2000 dalam Suwandi 2004 ).

2.2.2 Potensi Perikanan Budidaya di Kabupaten Purwakarta

Pada tahun 2010 tercatat potensi areal perikanan budidaya Kabupaten

Purwakarta seluas 1.840,50 Ha yang tersebar di tujuh belas kecamatan. Luasan ini

relatif sama dengan luasan potensi areal perikanan budidaya pada tahun 2009 dan

dengan sebaran areal pada setiap kecamatan yang relatif sama. Hal ini

menunjukan bahwa tidak ada perubahan fungsi yang signifikan dalam

pemanfaatan lahan untuk kegiatan perikanan. Secara menyeluruh pemanfaatan

lahan untuk kegiatan perikanan budidaya pada tahun 2010 meningkat sebesar

10,23 % jika dibandingkan dengan tahun 2009. Peningkatan ini terjadi lebih

disebabkan oleh adanya Rumah Tanggga Perikanan (RTP) baru yang

melaksanakan usaha dibidang perikanan. Pemanfaatan lahan perikanan budidaya

berdasarkan jenis usahanya dapat dijelaskan bahwa pada pemanfaatan usaha

Keramba Jaring Apung (KJA) meningkat 41,78 %, Kolam Air Tenang (KAT)

3,53 % dan Kolam Air Deras (KAD) 471,05 %. Data potensi dan pemanfaatan

lahan atau areal perikanan budidaya di Kabupaten Purwakarta pada tahun 2010

berdasarkan Kecamatan dan jenis tempat pemeliharaan (Tabel 1).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

10

Tabel 1. Potensi dan Pemanfaatan Areal Budidaya Ikan di Kabupaten Purwakarta Berdasarkan Jenis Tempat Pemeliharaan Dirinci Menurut Kecamatan pada Tahun 2010.

No Kecamatan Luas

Wilayah (Ha)

Potensi Perikanan Budidaya

(Ha)

Jenis Tempat Pemeliharaan (Ha) Jumlah

(Ha) Sawah Perikanan

Keramba Jaring Apung

Kolam Air

Tenang

Kolam Air

Deras 1. Jatiluhur 6.011 79,25 0,00 75,62 2,81 0,00 78,43

2. Sukasari 9.201 29,50 0,00 27,46 1,06 0,00 28,52

3. Maniis 7.164 35,00 0,00 33,52 1,38 0,00 34,89

4. Tegalwaru 7.323 19,50 0,00 11,76 6,54 0,00 18,30

5. Plered 3.148 329,00 0,00 0,00 132,90 0,55 133,45

6. Sukatani 9.545 126,25 0,00 21,07 35,50 0,00 56,57

7. Darangdan 6.739 155,00 0,00 0,00 55,38 0,00 55,38

8. Bojong 6.869 49,00 0,00 0,00 30,87 0,00 30,87

9. Wanayasa 5.655 151,00 0,00 0,00 54,60 0,00 54,60

10. Kiarapedes 5.216 91,25 0,00 0,00 22,33 0,00 22,33

11. Pasawahan 3.696 292,50 0,00 0,00 130,66 0,32 130,98

12. Pondok Salam

4.408 165,00 0,00 0,00 69,16 1,30 70,46

13. Purwakarta 2.483 111,25 0,00 0,00 32,93 0,00 32,93

14. Babakan Cikao

4.226 62,50 0,00 0,00 7,72 0,00 7,72

15. Campaka 4.368 63,00 0,00 0,00 11,56 0,00 11,56

16. Bungursari 5.466 33,50 0,00 0,00 9,73 0,00 9,73

17. Cibatu 5.654 48,00 0,00 0,00 4,65 0,00 4,65

Tahun 2010 97.172 1.840,50 0,00 169,42 609,77 2,17 781,36

Tahun 2009 97.172 1.840,50 0,00 119,50 588,95 0,38 708,83

% - - -

41,78 3,53 471,05 10,23

Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purwakarta 2010

2.2.3 Budidaya Ikan dalam Keramba Jaring Apung

Sistem budidaya ikan dalam KJA merupakan pengembangan dari metode

budidaya ikan di dalam keramba yaitu jenis keramba di permukaan air (Afrianto

dan Liviawati 1998) (Gambar 2). Pada forum internasional, Indonesia diakui

sebagai pioner budidaya ikan dalam keramba. Awal dari kultur ikan di dalam

keramba adalah pemeliharaan ikan mas di dalam sangkar bambu dibenamkan di

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

11

dasar sungai. Penggunaan keramba pada awalnya di lakukan di daerah Jawa Barat

pada tahun 1930 yang kemudian berkembang dan dicontoh oleh berbagai daerah

(Suyanto 1999).

Budidaya ikan di KJA Jatiluhur, awalnya hanya diperuntukan bagi warga

yang kehilangan lahan tempat tinggalnya yang digenangi air untuk pembuatan

waduk. Namun, pada akhir-akhir ini fungsi tersebut berubah, karena usaha

budidaya ikan di KJA sangat menguntungkan sehingga banyak orang dari luar

daerah Jatiluhur yang tertarik dan menanamkan modalnya sehingga

mengakibatkan banyaknya pendatang yang melakukan usaha budidaya di KJA

Jatiluhur. Sedangkan kebanyakan warga asli Jatiluhur hanya sebagai pegawai atau

penunggu petakan KJA dikarenakan keterbatasan modal.

Kegiatan budidaya di KJA Jatiluhur ini sendiri menggunakan sistem

double layer (jaring ganda) artinya pada satu luasan kolam terdapat dua atau lebih

jaring untuk jenis ikan yang berbeda tapi saling mendukung. Yaitu ikan mas

sebagai produk utama yang dikembangkan dijaring bagian atas, sedangkan jaring

kolor (jaring bagian bawah) dipelihara ikan nila, bisa juga ikan patin/jambal dan

bahkan bisa gabungan keduanya nila dan patin.

Pemilihan ikan nila sebagai produk sekunder adalah karena tidak

memerlukan pakan khusus, ikan nila bisa mencapai pertumbuhan cukup baik

dengan hanya memakan sisa-sisa pakan yang tidak termanfaatkan atau tidak

terkonsumsi dari ikan mas yang ada di atasnya, selain itu ikan nila dapat memakan

lumut-lumut yang ada di jaring, dua keuntungan sekaligus yaitu membersihkan

jaring dan meningkatkan hasil.

Pakan yang digunakan oleh sebagian besar pembudidaya adalah pakan

dengan merk dagang Turbo, Comfeed, Jatra dan Profish. Pakan yang digunakan

adalah pakan dengan bentuk pelet. Harga pakan berkisar Rp. 300.000 per karung

isi 50 kg. Pemberian pakan dilakukan sebanyak 3 sampai 5 kali/hari yaitu pada

pukul 07.00, 10.00, 13.00, 15.00 dan 17.00 WIB. Biasanya untuk mencapai

ukuran konsumsi masa tanam sekitar 3-4 bulan untuk ikan mas dan nila 6 bulan

tergantung ukuran ikan yang dikehendaki. Pemberian pakan dilakukan secara

manual yang dilakukan oleh pekerja. Pakan yang digunakan untuk sekali musim

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

12

tanam 2 sampai 2,5 ton pakan pellet, sehingga apabila pakan yang digunakan 2

ton memakan biaya sekitar Rp. 12.000.000 per petak satu musim panen.

Gambar 2. Keramba Jaring Apung (Sumber : Dok. Pribadi, 2013)

KJA adalah tempat pemeliharaan ikan yang terbuat dari bahan jaring yang

dapat menyebabkan keluar masuknya air dengan leluasa, sehingga terjadi

pertukaran air dari dan ke perairan sekitarnya serta pembuangan limbah atau sisa-

sisa proses pemberian pakan dengan mudah. Menurut Suyanto (1999), KJA

terdiri dari komponen-komponen sebagai berikut :

a) Kontruksi Petak

Petak berbentuk bujur sangkar dengan ukuran 7 x 7 meter persegi. Sebagai

pembatas petak dibangun pembatas yang dari kontruksi besi atau bambu.

Ukuran lebar kontuksi pembatas ini adalah sekitar 0,5 meter. Satu unit

budidaya minimal terdiri dari 4 petak jaring apung. Kontruksi utama petak

dapat dibuat dari bambu atau besi. Penggunaan kontruksi besi lebih

disarankan karena lebih kuat dan menambah umur pemakaian aset.

Kontuksi besi petak terbuat dari besi tipis dan dibuat dengan lebar sekitar

0,5 meter dan cukup dilewati oleh orang dewasa. Diantara dua besi utama

dipasang besi-besi pendek yang kerapatannya tergantung pada selera

petani pembudidaya. Sebagai pengganti besi pendek dapat pula digunakan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

13

kayu. Selanjutnya diatasnya diberi lagi tambahan bambu-bambu kecil

untuk memudahkan orang berjalan diatasnya.

b) Tong Pengambang

Petak diapungkan dengan menggunakan drum kosong yang diisi oleh

udara. Untuk satu petak digunakan 12 drum kosong untuk membuat petak

tetap dapat mengapung, yaitu 4 drum diletakan dipojokan petak, dan 2

drum diletakan diantara dua pojokan. Sedangkan, untuk membuat satu unit

budidaya dibutuhkan 33 tong. Di bagian bawah tong pengambang.

c) Jaring

Didalam petak dikaitkan jaring untuk melokalisasi ikan mas dengan

kedalaman 4 meter. Ditiap-tiap sudut jaring dipasangkan pemberat untuk

menjaga agar jaring tetap berukuran kotak. Ukuran jaring ikan mas rata-

rata adalah 7 x 7 m2. Apabila petani melakukan tumpang sari budidaya

dengan memelihara ikan nila juga, dibawah jaring ikan mas akan dipasang

jaring ikan nila. Ukuran jaring ikan nila umumnya adalah 7 x 7 x 16 m3

dan diletakan dibawah jaring ikan mas. Dimasing-masing sudut jaring,

juga ikatkan pemberat untuk menjaga agar jaring tetap berukuran kotak.

Jaring ini tidak dijual dalam bentuk bujur sangkar sehingga petani

pembudidaya harus menjahit dulu jaring baru sehingga sesuai dengan

bentuk dan ukuran yang dibutuhkan.

d) Pemberat/Jangkar

Dimasing-masing sudut petak diberikan pemberat/jangkar. Untuk setiap

sudut petak dipasang pemberat yang terdiri dari batu kali sebesar 200 kg

yang dimasukan kedalam karung dan diikat ke sudut petak. Diantara dua

sudut, dipasang juga pemberat yang lebih kecil yang dibuat dari adukan

semen yang dimasukan kedalam bola plastik.

e) Peralatan Produksi

Peralatan produksi budidaya ikan tidak terlalu banyak. Peralatan produksi

terdiri dari tong tempat menyimpan pakan, jaring untuk menyebar pakan,

dan jaring untuk panen. Untuk satu petak biasanya disediakan 1 buah tong

tempat menyimpan pakan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

14

f) Rumah Tunggu

Rumah tunggu digunakan oleh petani pembudidaya sebagai tempat tinggal

selama masa tanam. Rumah tunggu ini umumnya dibangun secara semi

permanen dan terbuat dari dinding dan lantai kayu, serta atap genting.

Luas rumah tungggu ini tidak terlalu besar hanya cukup menampung dua

orang sampai tiga orang. Isi dari rumah penunggu umumnya terdiri dari

perabotan tidur, perabotan makan, TV, dan kamar mandi. Sebagai sumber

listrik digunakan surya atau dinamo yang digerakan oleh bahan bakar

diesel.

Usaha budidaya ikan dalam Keramba Jaring Apung perlu memperhatikan

pertimbangan-pertimbangan seperti pertimbangan ekologi, biologi dan ekonomi

agar memperoleh hasil yang maksimum. Pertimbangan ekologi yaitu yang

menyangkut kualitas air yang merupakan lingkungan hidup bagi ikan.

Pertimbangan biologi berhubungan dengan pemilihan benih yang baik dari sifat

genetik, fisiologi, lingkungan dan sebagainya agar memiliki pertumbuhan yang

baik. Pertimbangan ekonomi berhubungan dengan usaha menekan biaya produksi,

perhitungan biaya investasi, pemilihan jenis usaha, perkiraan keuntungan usaha

(Saputra 1988).

Menurut Ilyas et al. (1990) dalam Nastiti et al. (2001), paket teknologi

budidaya ikan dalam KJA merupakan salah satu paket teknologi budidaya ikan

yang cocok untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya perairan khususnya

perairan danau dan waduk Indonesia. Beberapa jenis ikan yang dapat dipelihara di

KJA adalah ikan mas, nila, grass crap, tawes, jelawat dan patin.

Paket teknologi KJA merupakan salah satu paket teknologi budidaya ikan

yang cocok untuk mengoptimalisasi pemanfaatan sumberdaya perairan khususnya

perairan danau dan waduk di Indonesia, yang luasnya 2,1 juta hektar (Ilyas et al.

1992 dalam Iskandar dan Suryadi 2000) termasuk Waduk Ir. H. Juanda, Cirata,

dan Saguling. Menurut Krismono (1993) dalam Iskandar dan Suryadi (2000), bila

1% saja dari luas perairan tersebut digunakan untuk budidaya ikan dalam KJA,

maka akan dapat menghasilkan 800 ton ikan/hari. Namun, perkembangan KJA

yang tidak terkendali akan banyak mengakibatkan kematian ikan yang dipelihara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

15

di KJA seperti yang terjadi pada tahun 1996 jumlah ikan yang mati mencapai

1.560 ton dan kerugian mencapai 7 milyar rupiah (Krismono et al. 1996).

Pada pengembangan budidaya ikan di KJA diperlukan beberapa

pertimbangan agar kegiatan budidaya ikan tersebut tidak melebihi daya dukung

dari perairan itu sendiri. Beberapa parameter yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan dalam pengembangan budidaya ikan sistem KJA dari ketiga waduk

di Sungai Citarum (Tabel 2).

Tabel 2. Estimasi daya dukung Waduk Jatiluhur, Saguling, dan Cirata untuk pengembangan budidaya ikan dalam KJA

Parameter Saguling Cirata Jatiluhur

Pakan maksimum harian (kg) 53.459,67 60.142,1 80.189,5

Daya dukung ikan maksimum (kg) 1.781.988,89 2.004.737,5 1.672.983,3

Padat tebar KJA (kg/m3) 7,5 7,5 7,5

Ukuran keramba (m3) 98 98 98

Bobot rataan ikan/KJA (kg) 735 735 735

Jumlah maksimum KJA (unit) 2.424,4 2.727,5 3.636,7

Sumber : Krismono 2004

Persyaratan KJA berdasarkan SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Kabupaten

Purwakarta No. 53.32/Kep.234-Diskan/2000 dalam Sudjana (2004) yaitu:

1. Ukuran petak KJA : 7 x 7 m3.

2. Unit KJA : maksimal 8 petak/unit KJA.

3. Ukuran per unit KJA : maksimal 28 × 14 m2.

4. Jarak antar unit KJA : minimal 50 m.

5. 1 % dari luas waduk efektif : ± 60 Ha.

6. Dilengkapi gudang pakan dan ruang tunggu: maksimal 4 × 4 m2.

7. Jenis ikan yang dibudidayakan adalah ikan mas, nila/nila merah, patin, ikan

hias, dan ikan lain yang cocok serta tidak merusak lingkungan.

8. Usia, ukuran, dan padat tebar ikan.

9. Jenis pakan ikan yang dipergunakan harus memenuhi Standar Industri

Indonesia (SII) dan lolos pengujian dari Pemerintah daerah melalui Dinas

Perikanan dan Kelautan Kabupaten Purwakarta.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

16

Menurut Departemen Kelautan dan Perikanan (2002), waktu pemeliharaan tiap

periode di Waduk Ir. H. Juanda pada umumnya adalah 2,5 bulan/musim tanam

dengan frekuensi panen 2,5 bulan/musim tanam; produksi ikan rata-rata/

jaring/musim tanam adalah 1.167,14 kg dengan total 23.076.692,08 kg/tahun; dan

jumlah pakan rata-rata 1.753,57 kg/musim dengan total adalah 34.671.586,04

kg/tahun.

2.2.4 Kondisi Umum Waduk Jatiluhur

Waduk merupakan badan perairan yang dibentuk dengan membangun dam

sehingga air bendungan berada di belakang dam (Ryding dan Rast 1989 dalam

Simarmata 2007). Waduk Ir. H. Juanda (Waduk Jatiluhur) merupakan waduk

terbesar di Jawa Barat dan tertua di Indonesia yang memiliki fungsi serbaguna.

Waduk Ir. H. Juanda mempunyai luas 8.300 ha dengan kapasitas waduk mencapai

± 3 milyar m3 yang memiliki fungsi sebagai penyediaan baku air minum dan

industri, PLTA, penyediaan air irigasi pertanian, perikanan, pariwisata, dan

pengendali banjir (Gambar 3).

Gambar 3. Kondisi Umum Waduk Jatiluhur (Sumber : Dok. Pribadi, 2013)

Waduk Ir. H. Juanda dibentuk dengan membendung Sungai Citarum dan

anak sungai yang berada di Kecamatan Jatiluhur. Waduk ini mendapat pasokan air

dari dua waduk yang berada di bagian hulu sepanjang DAS Citarum, yaitu Waduk

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

17

Saguling dan Cirata. Sumber air waduk berasal dari daerah pengaliran Waduk

Saguling dan Cirata yang juga terdapat keramba jaring apung dalam jumlah yang

banyak dan mengakibatkan beban pencemaran terakumulasi di Waduk Ir. H.

Juanda (Sudjana 2004). Berdasarkan ciri morfometrik, Waduk Ir. H. Juanda

termasuk perairan terbuka yang cukup dalam, jumlah teluk banyak, garis pantai

yang panjang, daerah tangkap hujan yang luas, dan produktivitas perairan

umumnya didominasi oleh fitoplankton (Simarmata 2007).

Menurut Sukimin (1999), ekosistem Waduk Ir. H. Juanda secara gradient

longitudinal dapat dibagi kedalam zona mengalir (riverine), zona transisi dan zona

menggenang (lacustrine) (perairan tengah, Dam) yang sebagian besar merupakan

tempat pengembangan budidaya ikan keramba jaring apung. Karakteristik Waduk

Ir. H. Juanda dapat digambarkan dengan beberapa parameter seperti yang tertera

pada Tabel 3.

Tabel 3. Karakteristik Waduk Ir. H. Juanda

Pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Di bagian bawah/hilir

Ketinggian dari muka laut (m) 111

Selesai dibangun 1967

Volume air × 1000 m3 2.970.000.000

Luas permukaan (A) (ha) 8.300

Kedalaman rata-rata (m) 35,8

Kedalaman maksimum (Zmaks) (m) 90

Status Kesuburan Mesotrofik-Eutrofik

Pola pencampuran massa air Oligomictic (jarang)

Kondisi tanpa oksigen dimulai pada kedalaman (anoksik) (m) > 11-20

Sumber : Prihadi 2004

2.2.5 Profil Usaha KJA di Waduk Jatiluhur

Waduk Jatiluhur Purwakarta Jawa Barat merupakan salah satu sentra

pembudidayaan ikan mas terbesar di pulau Jawa. Waduk Jatiluhur terletak di

kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 km dari pusat kota Purwakarta).

Bendungan ini menyediakan fungsi penyediaan air irigasi untuk 242.000 ha sawah

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

18

(dua kali tanam setahun), air baku air minum, budidaya perikanan dan pengendali

banjir yang dikelola oleh Perum Jasa Tirta II.

Pembudidaya ikan di waduk Jatiluhur dengan menggunakan jaring

terapung telah berlangsung selama beberapa tahun. Perum Jasa Tirta II

bekerjasama dengan petani pembudidaya ikan dengan menyewakan lahan perairan

kepada petani pembudidaya. Bagi penduduk yang tinggal di sekitar waduk

Jatiluhur, budidaya ikan terutama ikan mas merupakan usaha favorit untuk

memenuhi kebutuhan keluarga. Hal ini dikarenakan permintaan terhadap ikan mas

tidak pernah sepi dan tingkat harga ikan mas yang relatif stabil di pasaran.

Skala usaha budidaya KJA di waduk Jatiluhur berbeda-beda, tergantung

dari besaran modal yang dimiliki petani KJA, secara rata-rata petani pembudidaya

KJA di waduk Jatiluhur termasuk petani dengan skala usaha kecil, petani

pembudidaya membiakkan ikan mas dalam KJA yang terdiri dari minimal 1 unit

budidaya yang terdiri dari 4-6 petak KJA.

Pemilik usaha umumnya masyarakat asli Purwakarta. Walaupun begitu,

ada juga pemilik yang merupakan pendatang dari kota lain. Umumnya pemilik

usaha tidak menjaga sendiri petak jaring apung mereka, dan lebih suka menggaji

tenaga kerja penunggu petak. Tenaga kerja umumnya adalah penduduk desa di

sekitar waduk Jatiluhur. Tenaga kerja penunggu petak KJA umumnya memahami

teknik budidaya ikan di jaring apung namun tidak memiliki kecukupan modal

untuk memulai usaha sendiri. Pada akhirnya mereka hanya menjadi tenaga upahan

penjaga petakan jaring apung milik orang lain.

Sebagai salah satu sumber pendapatan daerah, Pemerintah Kabupaten

Purwakarta melalui Dinas Perikanan telah telah melakukan beberapa upaya

pembinaan kepada para petani pembudidaya ikan di waduk Jatiluhur. Bentuk

kegiatan yang telah dilakukan antara lain adalah penyuluhan dan pembinaan

kelompok plasma.

Secara umum, petani pembudidaya di daerah waduk Jatiluhur dapat

memperoleh modal dari modal sendiri dan pinjaman lembaga keuangan atau bank.

Usaha budidaya ikan di Purwakarta merupakan salah satu contoh usaha lokal yang

sudah mendapat akses pembiayaan dari perbankan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

19

2.2.6 Teknik Budidaya

Budidaya ikan di KJA meliputi beberapa tahapan diantaranya

pemeliharaan dan panen, karena budidaya ikan KJA di waduk Jatiluhur umumnya

tidak melakukan proses pembenihan. Benih ikan dibeli dari petani pembenih yang

ada di Purwakarta, Subang, dan Sukabumi. Petani hanya melakukan proses

pemeliharaan hingga panen. Pemeliharaan ikan dilakukan di KJA, kegiatan-

kegiatan yang harus dilakukan selama masa pemeliharaan adalah membersihkan

petak, memberi pakan ikan, mengontrol kondisi lingkungan, dan mengontrol

kesehatan ikan. Dalam hal pemeliharaan ikan mas tidak boleh terabaikan adalah

menjaga kondisi perairan agar kualitas air cukup stabil dan bersih serta tidak

tercemari atau teracuni oleh zat beracun.

Panen ikan mas biasanya biasanya dapat dilakukan beberapa kali dalam

setahun. Umumnya dapat dilakukan empat kali panen dalam satu tahun, dengan

lama pemeliharaan tiga bulan. Sedangkan ikan nila dapat dilakukan dua kali

panen dalam satu tahun, dengan masa pemeliharaan enam bulan. Jadi satu kali

panen ikan nila, dua kali panen ikan mas. Proses panen harus dilakukan dengan

hati-hati, ikan konsumsi akan lebih mahal harganya bila dijual dalam keadaan

hidup dan segar. Dikarenakan ikan hasil panen ini akan diangkut ke konsumen,

harus dipastikan bahwa air yang dipakai media pengangkut harus bersih, sehat,

bebas hama dan penyakit serta bahan organik lainnya.

2.2.7 Tenaga Kerja

Satu orang tenaga kerja dapat mengurus rata-rata 1-3 unit, atau 4 sampai

12 petak KJA. Pekerjaan dari petani penunggu adalah membersihkan petak dan

memberi pakan pelet. Untuk pemanenan umumnya diperlukan 2-3 orang tenaga

kerja. Pembudidaya ikan di jaring terapung tidak memerlukan keahlian yang sulit,

tenaga kerja yang dipilih cukup memiliki sikap telaten dan sedikit mengerti

mengenai pembudidayaan.

Tenaga kerja dapat diambil dari penduduk sekitar lokasi. Tingkat

pendidikan untuk tenaga kerja tidak terlalu berpengaruh, dan tenaga kerja yang

merupakan lulusan Sekolah Dasar juga dapat mempelajari keahlian untuk menjadi

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

20

pekerja penunggu petak jaring apung yang baik. Umumnya tenaga kerja yang

digunakan adalah tenaga kerja tetap yang bertugas untuk menjaga unit budidaya

mulai dari tahapan penebaran benih ikan hingga masa panen. Pada saat panen,

apabila dibutuhkan baru akan digunakan tenaga kerja tambahan untuk membantu

kegiatan panen. Tenaga kerja tambahan ini dapat berupa keluarga atau orang lain.

2.3 Perbankan

2.3.1 Pengertian Bank

Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1998 tentang perbankan dalam

Iskandar (2013), bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat

dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan

taraf hidup rakyat banyak.

Secara ringkas kegiatan bank sebagai lembaga keuangan dapat dilihat

dalam Gambar 4.

Gambar 4. Kegiatan Bank (Kasmir 2010)

2.3.2 Fungsi Bank Pada Umumnya

Bank dalam pembangunan ekonomi adalah perantara untuk berbagai

kepentingan, sebagai perantara, bank akan menerima demand deposits dan time

deposit yang mereka gunakan untuk memberikan pinjaman pada konsumen,

perusahaan dan sebagainya. Sebagai akibat kegiatan peminjaman tersebut maka

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

21

sebenarnya telah terjadi pelaksanaan fungsi menciptakan uang oleh bank

(Widjanarko 1988).

2.4 Konsep Kredit

2.4.1 Pengertian Kredit

Kredit adalah penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan

dengan itu, berdasarkan persetujuannya atau kesepakatan pinjam meminjam

antara Bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak meminjam (debitur) untuk

perbankan melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah

bunga, imbalan atau pembagian hasil keuntungan (Firdaus dan Maya 2003).

Berbagai aspek yang perlu di nilai dalam menganalisis kredit adalah aspek (a)

manajemen dan organisasi, (b) pemasaran, (c) teknik, (d) keuangan, (e) hukum, (f)

sosial ekonomi. Aspek-aspek tersebut yang menjadi perhatian perbankan terhadap

para pemohon kredit dan dalam banyak hal urusan mikro tidak layak dalam aspek-

aspek diatas sehingga UKM tidak memiliki akses untuk memperoleh bantuan

permodalan dari pihak perbankan.

Jumlah kredit yang diberikan oleh suatu bank, khususnya bank pemerintah

yang akan mengembangkan tugas sebagai agent of development adalah:

1. Turut mensukseskan program pemerintah dibidang ekonomi dan

pembangunan.

2. Meningkatkan aktivitas perusahaan agar dapat menjalankan fungsinya guna

menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

3. Memperoleh laba agar kelangsungan hidup perusahaan terjamin dan dapat

memperluas perusahaannya.

2.4.2 Persyaratan Administrasi

Persyaratan administrasi yang diperlukan dalam mengajukan kredit

pembudidaya Keramba Jaring apung di Waduk Jatiluhur adalah sebagai berikut :

- Surat Permohonan

- Foto Copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

- Kartu Keluarga (KK)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

22

- Akta Nikah

- Surat Keterangan dari Kelurahan atau Desa

- Surat Ijin Usaha Perikanan (SIUP)

- Jaminan / Anggunan

Selain itu, baik bagi pemohon perorangan ataupun kelompok wajib

menyertakan rencana Definitif Kebutuhan Individu (RKDI) atau Kelompok

(RDKK) disertai Analisa Usaha dan Catatan Keuangan Selama 3 (tiga) bulan

terakhir dan yang terpenting adalah wajib menyertakan surat jaminan berupa Akta

atau Sertifikat. Setelah semua persyaratan lengkap, Dinas memberikan

rekomendasi kepada usaha perikanan yang layak mendapatkan kredit usaha.

Jaminan dari pembudidaya KJA di waduk Jatiluhur yang memakai bantuan kredit

perbankan rata-rata berupa harta yang ada di darat seperti akta atau sertifikat tanah

maupun kendaraan bermotor. Pada dasarnya pembudidaya KJA di waduk

Jatiluhur mengharapkan tidak adanya jaminan.

Alur proses pengajuan kredit konvensional di bank pada prisipnya sama

saja. Tahapan tersebut terdiri dari analisis kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan

oleh Account Officer. Untuk lebih jelasnya, alur pengajuan kredit dapat dilihat

pada Gambar 5.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

23

Gambar 5. Alur Proses Pengajuan Kredit (Sumber : Bank Jabar 2013)

Nasabah Customer Service

Diterima

Account

Officer

Ditolak

Diterima

Proses : Analisis Kualitatis Analisis Kuantitatif

Diterima

Disetujui Pemimpin Kantor Cabang Pembantu

Ditolak

Disetujui Pemimpin Kantor Cabang

Pencarian Dana

Ditolak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

24

Alur proses pengajuan kredit dilakukan beberapa tahapan. Tahap pertama

dimulai dengan permohonan nasabah pada Customer Service. Jika persyaratan

terpenuhi maka pembiayaan tersebut akan diteruskan pada Account Officer tetapi

apabila syarat yang diperlukan tidak memenuhi maka akan ditolak. Setelah itu,

Account Officer akan memeriksa lebih lanjut persyaratan yang dibutuhkan. Jika

syaratnya tersebut tidak memenuhi maka akan ditolak dan jika persyaratan

memenuhi akan diterima. Tahap selanjutnya yaitu analisa pembiayaan. Tahap ini

diperlukan agar bank memperoleh keyakinan bahwa pembiayaan yang diberikan

dapat dikembalikan oleh nasabah. Pada tahap ini ada dua aspek yang dianalisis

yaitu pertama analisis kualitatis atau analisis terhadap kemauan membayar

nasabah yang mencakup karakter dan komitmen nasabah. Selanjutnya yang kedua

yaitu analisis kuantitatif yaitu untuk menentukan kemampuan membayar dan

perhitungan kebutuhan modal usaha nasabah. Setelah proses analisis kualitatis dan

kuantitatif selesei, maka Account Officer mengajukan kepada pemimpin kantor

cabang pembantu untuk meminta persetujuan. Jika permohonan pembiayaan

tersebut dianggap layak maka akan disetujui dan jika tidak dianggap layak maka

akan ditolak. Selanjutnya setelah disetujui oleh pemimpin kantor cabang

pembantu selanjutnya diajukan kembali kepada pemimpin kantor cabang untuk

meminta persetujuan. Jika permohonan pembiayaan tersebut dianggap layak maka

akan disetujui dan jika tidak maka akan ditolak. Proses terakhir yaitu pencatatan

dan pencairan dana pada bagian administrasi pembiayaan.

2.4.3 Permasalahan Atau Kendala Pembiayaan Kredit

Bidang perikanan khususnya budidaya KJA di Jatiluhur merupakan salah

satu sektor yang perlu untuk dikembangkan dengan kredit perbankan. Namun

pemanfaatan kredit perbankan di KJA jatiluhur belum begitu optimal. Hal ini

dikarenakan oleh beberapa hambatan diantaranya yaitu usaha yang bersifat

musiman membuat resiko kegagalan usaha sangat besar, serta unit usaha yang

sebagian besar masih dalam skala kecil sehingga sulit untuk menerima

pembiayaan kredit perbankan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

25

2.5 Sistem Pembiayaan dalam Usaha Perikanan

2.5.1 Jenis Permodalan Usaha Perikanan

Ada dua permodalan dalam industri perikanan diantaranya yaitu modal

utama dan modal tambahan. Modal utama adalah modal yang sumbernya dari

penyelenggara perusahaan, sedangkan modal tambahan adalah modal yang

sifatnya melengkapi modal utama yang bersumber dari pihak lain seperti

perbankan, dan pihak lainnya. Wujud permodalan dalam penyelenggaraan usaha

perikanan diantaranya :

- Modal kerja adalah modal yang digunakan untuk kegiatan operasional

usaha/perputaran usaha, dapat bersumber dari modal utama maupun

modal tambahan

- Modal Investasi adalah modal yang digunakan untuk menambah

infrastruktur usaha atau asset usaha, seperti menambah jumlah

karamba (dalam budidaya) dapat bersumber dari modal utama maupun

modal tambahan

Dalam industri perikanan khususnya budidaya perikanan sistem permodalan

sangat penting dalam menunjang usaha. Pada prinsipnya seluruh lembaga bantuan

dalam hal ini pihak ke dua hanya akan memberikan bantuan permodalan yang

sifatnya tambahan, dengan kata lain tidak dapat diberikan kepada pihak yang baru

memulai usaha.

2.6 Analisis Kinerja Usaha

Untuk melibatkan besarnya manfaat yang diperoleh dari besarnya biaya

yang harus dikeluarkan kegiatan usaha perlu dilakukan kelayakan finansial.

Analisis kelayakan finansial membahas apakah suatu usaha layak atau tidak untuk

dilaksanakan dengan melihat umur investasi, nilai waktu uang serta perubahan-

perubahan yang terjadi baik dari input maupun output usaha tersebut. Analisis

keberlanjutan pelaksanaan proyek perlu dilakukan evaluasi mengenai biaya yang

telah dikeluarkan dari manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut.

Manfaat (benefit) dari proyek lebih besar dari biaya yang dikeluarkan,

maka proyek tersebut layak dijalankan. Sebaliknya, apabila manfaat yang

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

26

dirasakan lebih rendah dari pada biaya yang dikeluarkan, maka proyek tersebut

tidak layak dijalankan. Analisis finansial merupakan analisis manfaat biaya

berpusat pada hasil dari modal yang ditanamkan dari proyek dan merupakan

penerimaan langsung bagi pihak-pihak yang telibat dalam pengelolaannya

(Kadariah et al. 1999).

Komponen biaya dan manfaat sudah diketahui, maka analisis biaya

manfaat dapat dilakukan untuk menentukan apakah sebuah usaha perikanan

maupun industri layak atau tidak dilakukan. Dalam menilai manfaat dari sebuah

usaha ada beberapa asumsi yang digunakan dalam perhitungan :

1. Analisis dilakukan pada kondisi perairan normal.

2. Satuan waktu yang digunakan adalah satu tahun.

3. Komoditas yang dijadikan sampel analisis adalah ikan mas dan ikan nila.

4. Analisis ini dilakukan pada KJA dua lapis (double layer), dimana pada

lapis pertama dibudidayakan ikan mas dan pada lapis kedua

dibudidayakan ikan nila.

5. Analisis biaya manfaat dilakukan pada KJA dengan kontruksi berukuran

7x7 m per petak atau perkolam dengan dan satu unitnya terdapat empat

petak KJA.

6. Perhitungan dilakukan dengan dua cara yang pertama adalah dengan

perhitungan yang dilakukan dengan hanya menghitung biaya manfaat yang

terdapat pada satu unit dengan masa panen satu kali persiklus, dan yang

kedua adalah dengan menghitung keragaan biaya yang terdapat pada satu

unit dengan masa panen persiklus yang dihitung pertahun.

7. Seluruh data adalah rata-rata yang diambil dari hasil analisis data primer

dan diolah (2013).

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kecamatan Jatiluhur merupakan ...media.unpad.ac.id/thesis/230110/2009/230110090099_2_1345.pdf · Tujuan budidaya perikanan yaitu untuk mendapatkan produksi

27

2.6.1 Analisis Usaha

Dalam analisis usaha dihitung tingkat pendapatan, analisis imbangan

penerimaan dan biaya (R-C-ratio).

a) Analisis Pendapatan Usaha

Analisis pendapatan usaha digunakan untuk melakukan evaluasi bagi suatu

usaha dalam satu tahun dengan tujuan untuk membentuk perbaikan

pengelolaan usaha perikanan juga untuk menggambarkan keadaan sekarang

suatu usaha. Analisis yang digunakan untuk melihat keuntungan dari suatu

kegiatan cabang usaha berdasarkan perhitungan finansial.

b) Analisis Imbangan dan Biaya (R-C ratio)

Analisis imbangan dan penerimaan dan biaya adalah analisis yang digunakan

untuk melihat seberapa besar nilai biaya yang dipakai dalam kegiatan usaha

dalam memberikan tambahan manfaat. Diperolehnya biaya dan manfaat dari

usaha akan mempermudah analisis kelayakan yang dilakukan terhadap usaha

tersebut. Analisis pendapatan usaha yang sangat penting sebagai pelengkap

kelayakan investasi proyek perikanan.