BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka...

21
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan umum jabon (Anthocephalus cadamba) 2.1.1 Taksonomi jabon (Anthocephalus cadamba) Menurut Pratiwi (2003) nama botani jabon adalah Anthocephalus cadamba Roxb. Miq.) atau sinonim dengan Anthocephalus indicus Rich (Helingga 1950) dan Anthocephalus chinensis Lamk. (Madamba 1975). Jabon tergolong suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun, hanja, kelampeyan, kelampaian (Jawa); galupai, galupai bengkal, harapean, johan, kelempi, kiuna, selapaian, serebunaik (Sumatera); ilan, taloh, tawa telan, tuak, tuneh, tuwak (Kalimantan); bance pute, pontua, suge manai, pekaung, toa (Sulawesi); gumpayan, kelapan, mugawe, sencari (NTB); aparabire, masarambi (Irian Jaya). Nama Jabon di daerah lain yaitu kadam, cadamba, common bur- flower tree (Inggris), kadam (Perancis), bangkal, kaatoan bangkal (Brunei), kelempayan (Peninsular), laran (Sabah), selimpoh (Serawak), labula (Papua New Guinea), kaaton bangkal (Philippina), mau-lettan-she, maukadon, yeman (Burma), thkoow (Kamboja), koo-somz, sako (Laos), krathum, krathum bok, takko (Thailand), caay gaso, caftom, gao trawsng (Vietnam). Berdasarkan taksonominya jabon digolongkan sebagai berikut (Mansur dan Tuheteru 2010): Kingdom : Plantae (tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh) Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (berbunga) Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub-kelas : Asteridae Ordo : Rubiales Familia : Rubiaceae (suku kopi-kopian) Genus : Anthocephalus Spesies : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan umum jabon (Anthocephalus cadamba)

2.1.1 Taksonomi jabon (Anthocephalus cadamba)

Menurut Pratiwi (2003) nama botani jabon adalah Anthocephalus

cadamba Roxb. Miq.) atau sinonim dengan Anthocephalus indicus Rich

(Helingga 1950) dan Anthocephalus chinensis Lamk. (Madamba 1975). Jabon

tergolong suku Rubiaceae. Nama daerah jabon lainnya antara lain jabun, hanja,

kelampeyan, kelampaian (Jawa); galupai, galupai bengkal, harapean, johan,

kelempi, kiuna, selapaian, serebunaik (Sumatera); ilan, taloh, tawa telan, tuak,

tuneh, tuwak (Kalimantan); bance pute, pontua, suge manai, pekaung, toa

(Sulawesi); gumpayan, kelapan, mugawe, sencari (NTB); aparabire, masarambi

(Irian Jaya). Nama Jabon di daerah lain yaitu kadam, cadamba, common bur-

flower tree (Inggris), kadam (Perancis), bangkal, kaatoan bangkal (Brunei),

kelempayan (Peninsular), laran (Sabah), selimpoh (Serawak), labula (Papua New

Guinea), kaaton bangkal (Philippina), mau-lettan-she, maukadon, yeman (Burma),

thkoow (Kamboja), koo-somz, sako (Laos), krathum, krathum bok, takko

(Thailand), caay gaso, caftom, gao trawsng (Vietnam).

Berdasarkan taksonominya jabon digolongkan sebagai berikut (Mansur

dan Tuheteru 2010):

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Subkingdom : Tracheobionta (berpembuluh)

Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub-kelas : Asteridae

Ordo : Rubiales

Familia : Rubiaceae (suku kopi-kopian)

Genus : Anthocephalus

Spesies : Anthocephalus cadamba (Roxb.) Miq.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

2.1.2 Sifat Botani

Menurut Martawidjaya et al. (2005) tinggi jabon di alam dapat mencapai

45 m dengan panjang bebas cabang 30 m dan diameternya dapat mencapai 160

cm. Batang silindris, bertajuk tinggi, dengan cabang mendatar, berbanir sampai

ketinggian 1,5 m, kulit luar berwarna kelabu-coklat sampai coklat, sedikit beralur

dangkal. Tajuk pohon jabon meninggi, tidak lebat dan agak gepeng dengan system

percabangan melingkar yang mengambil ruang secara teratur, sehingga baik sekali

pada pelingkarannya, cabang-cabang primernya biasanya agak mendatar dan

gugur daun di dalam hutan musim (Direktorat Jenderal Kehutanan 1980).

Tanaman jabon sudah di kenal masyarakat sejak lama. Namun

popularitasnya semakin menanjak karena adanya serangan penyakit yang terjadi

pada tanaman sengon (Falcataria moluccana). Adanya kasus ini menyebabkan

petani mencari alternatif tanaman lain yang pertumbuhannya cepat dengan

kualitas kayu yang bagus dan tahan terhadap serangan hama penyakit. Tanaman

jabon berasal dari daerah beriklim muson tropika. Tanaman ini lebih menyukai

tempat yang lembab, misalnya di tepi sungai dan rawa. Pohon jabon terbilang

bongsor karena tinggi tanaman bisa mencapai 45 m dengan diameter 100-160 cm

(Mansur dan Tuheteru 2010).

Daun jabon merupakan daun tunggal, bertangkai panjang 1,5 – 4 cm

dengan helaian daun agak besar (panjang 15 – 30 cm dan lebar 7 – 8 cm). Di awal

pertumbuhannya, yakni 2 – 3 bulan setelah tanam, pada tanah yang subur dan

cukup air daun jabon dapat berkembang hingga berukuran panjang 68 cm dan

lebar 38 cm. Permukaan daun jabon tidak berbulu atau kadang-kadang di sebelah

bawah pada tulang daun terdapat rambut halus yang mudah lepas dan bertulang

daun sekunder jelas (10 – 12 pasang). Secara fisiologi, daun tanaman jabon umur

12 hari mulai memiliki kemampuan untuk melakukan fotosintesis, yakni melalui

perluasan daun secara penuh (full leaf expansion =FLE), 15% FLE daun yang

masih muda berwarna merah, 56% FLE daun berwarna hijau kemerahan, 100%

FLE berwarna hijau cerah dan pada daun tua berwarna hijau. Pada daun jabon

mengandung total klorofil 7, 92 mg/g berat kering daun (Mansur dan Tuheteru

2010).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Jabon memiliki daun yang saling berhadapan, tumpul, kira-kira duduk

hingga bertangkai. Bentuk daun bulat telur hingga lonjong dengan ukuran panjang

15 – 50 cm dan lebar 8 – 25 cm. Bagian pangkal berbentuk agak menyerupai

jantung, bagian ujung lancip (Sutisna et al. 1998). Pada pohon muda yang diberi

pupuk kadang-kadang sangat lebih besar ukurannya, dibagian pangkal agak

berbentuk jantung dan lancip di ujungnya. Penumpu antar tangkai berbentuk

segitiga sempit dan mudah rontok. Perkembangbiakan jabon dimungkinkan

dengan regenerasi alam dari biji, dengan semai yang ditumbuhkan di tempat

pembibitan, dengan tunggul dan stek batang. Diperlukan teknik-teknik khusus

untuk memperoleh biji jabon yang sangat kecil (Soerianegara dan Lemmens

1994).

Perbungaan jabon terdiri atas kepala-kepala bulat, menyendiri di ujung

tanpa daun gagang. Bunga agak duduk pada penyangga lokus, berkelamin dua,

aktinomorf, terbagi menjadi 5 bagian. Tabung kelopak berbentuk corong, mahkota

gamopetal, jumlah benang sari 5 yang menisip pada tabung mahkota, tangkai sari

pendek dan kepala sari melekat dipangkal (Soerianegara dan Lemmens 1994).

Pohon jabon mulai berbunga dan berbuah pada umur 5 – 7 tahun, terutama

tampak berbunga pada bulan Januari-Februari dengan bunga yang warnanya

kuning. Bunga menjadi buah dan masak antara bulan Juni-September (Team

Fakultas Kehutanan IPB 1975).

Jabon memiliki bakal buah inferior, beruang 2 dan terkadang beruang 4 di

bagian atas, tangkai putik terjulur, kepala putik berbentuk gelendong. Buah kecil,

banyak sekali, agak berdaging, bagian atas memuat 4 struktur yang berlubang atau

padat (Soerianegara dan Lemmens 1994). Panjang biji 0,5 mm, biji agak segitiga

atau berbentuk tidak teratur dan tidak bersayap (Sutisna et al. 1998). Satu buah

berisi 30-40 butir benih yang sangat halus. Benih dapat diambil dari buah dengan

membuka bagian yang lunak. Jumlah benih kering 26.800.000 butir per kilogram

atau 23.700 butir per liternya atau bisa dikatakan dalam 1 kilogram benih jabon

kering setera dengan 1.130 liter benih jabon kering. Daya berkecambah benih

segar rata-rata 25%, benih mulai berkecambah setelah 3 – 4 minggu (Team

Fakultas Kehutanan IPB 1975).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Menurut Mansur dan Tuheteru (2010) jabon berbuah setahun sekali saat

musim berbunganya, yakni pada bulan Januari – Juni dan akan masak pada bulan

Maret – Juni dengan jumlah buah majemuk 33 buah per kg. Buah jabon berbentuk

bulat dengan ukuran 4,5 – 6 cm, memiliki ruang-ruang biji yang sangat banyak

layaknya buah majemuk seperti keluwih/nangka yang berukuran kecil dengan

bagian tengah padat dikelilingi oleh ruang-ruang biji. Setiap ruang biji tersebut

berisi banyak biji. Ukuran biji jabon kecil sekali. Jumlah biji kering per kg sekitar

26.182.000 biji dan per liternya sekitar 23.707.000. Ukurannya yang kecil tersebut

menyebabkan benih jabon mudah terbawa oleh angin dan air.

2.1.3 Penyebaran Alami dan Syarat Tumbuh Jabon

Anthocephalus terdiri atas dua jenis yaitu Anthocephalus cadamba atau

disebut juga Anthocephalus chinensis dan Anthocephalus macrophylla. Pohon

jabon tumbuh secara alami di India, Nepal dan Bangladesh ke arah timur melalui

Malaysia hingga Papua Nugini. Jenis ini telah ditanam sebagai pohon hias dan

pohon perkebunan dan telah berhasil diperkenalkan ke Afrika Selatan, Puerto

Rico, Suriname, Taiwan dan negara-negara lainnya dikawasan tropika dan

subtropika (Soerianegara dan Lemmens 1994). Sebaran tumbuh di Indonesia

sebagian besar di Jawa Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan

Sulawesi, NTB dan Irian Jaya. Jabon dapat tumbuh pada kondisi lahan marginal

dengan drainase yang cukup baik. Jenis ini tumbuh di hutan primer dan banyak

terdapat di hutan sekunder. Anakan berasal dari biji, banyak dijumpai di tanah-

tanah terbuka seperti tanah bekas traktor. Jenis ini menyukai tanah liat atau tanah

berpasir yang kering atau selalu basah, selain itu juga jenis ini tahan terhadap

kekeringan (Lembaga Biologi Nasional 1980).

Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan (1980) jabon dapat tumbuh mulai

dari dataran rendah pinggir laut sampai ke daerah pengunungan rendah dengan

ketinggian 0-1.000 m dpl, di Jawa pada umumnya jabon tumbuh di bawah 1.000

m dpl. Jabon dapat tumbuh pada tanah dengan drainase cukup baik, seperti pada

tanah-tanah yang periodik kering atau selalu basah yang secara tidak teratur

tergenang air dan mengering. Tumbuhan jabon yang masih muda, perakarannya

dapat tahan terhadap kekurangan zat asam (O2) selama 27 hari. Jabon pada

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

umumnya tumbuh di tanah aluvial rendah di pinggir sungai dan daerah peralihan

antara tanah rawa dan tanah kering yang kadang-kadang digenangi air. Jabon juga

dapat tumbuh dengan baik di tanah liat, tanah lempung podsolik coklat, tanah tuft

halus atau tanah berbatu yang tidak sarang.

Ketinggian optimal yang menunjang produktivitas jabon adalah kurang

dari 500 m dpl. Kondisi lingkungan tumbuh yang dibutuhkan oleh jabon adalah

tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang biasanya terpenuhi di

daerah pinggir sungai, daerah peralihan antara tanah rawa, dan tanah kering yang

kadang-kadang tergenangi air. Umumnya, jabon di temukan di daerah sekunder

dataran rendah dan dijumpai di dasar lembah, sepanjang sungai dan punggung-

punggung bukit (Mansur dan Tuheteru 2010).

Sistem perakaran jabon tidak banyak diketahui, pada tempat-tempat basah

diduga perakarannya dangkal dan banyak mempunyai akar permukaan. Daun-

daun yang lebar baik sekali untuk menguapkan air (transpirasi), oleh karena itu

jabon baik ditanam untuk mengeringkan tanah-tanah yang basah (Direktorat

Jenderal Kehutanan 1980).

2.1.4 Kegunaan

Jabon merupakan jenis tumbuhan lokal yang dapat direkomendasikan

untuk dikembangkan dalam pembangunan hutan tanaman karena pemanfaatan

kayunya sudah dikenal luas oleh masyarakat. Jabon merupakan jenis kayu yang

mempunyai berat jenis rata-rata 0,42 (0,29-0,56), kelas kuat III-IV dan kelas awet

V. Kayu jabon banyak digunakan untuk korek api, kayu lapis, peti pembungkus,

cetakan beton, mainan anak-anak, pulp dan kertas, kelompen dan kontruksi

darurat yang ringan. Kayunya mudah dibuat venir tanpa perlakuan pendahuluan

dengan sudut kupas 92º untuk tebal 1,5 mm. Perekatan venir kayu jabon dengan

urea-formaldehida menghasilkan kayu lapis yang memenuhi persyaratan standard

Indonesia, Jepang, dan Jerman (Martawijaya et al. 2005).

Jabon memiliki riap yang besar dengan daur pendek. Di Indonesia daur

maksimal jabon adalah 30 tahun yang menghasilkan riap kayu pertukangan rata-

rata 24 m³/ha/tahun. Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan (1980) untuk

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

menghasilkan venir dan kayu lapis diperkirakan daur pada umur 20 tahun.

Sedangkan untuk keperluan pulp dan kertas hanya diperlukan daur 10 tahun.

Jika dikeringkan dengan baik, kayu jabon dapat digunakan untuk membuat

sampan atau perabot. Kayu jabon baik digunakan sebagai lapisan permukaan

maupun lapisan inti dalam industri kayu lapis dan sesuai untuk membuat papan

partikel, papan bersemen, dan papan kertas. Kegunaan kayu jabon yang terpenting

ialah untuk membuat kertas bermutu rendah hingga sedang. Jabon juga berfungsi

sebagai pohon peneduh yang digunakan untuk reboisasi dan rehabilitasi lahan.

Papagan (kulit batang) yang sudah dikeringkan digunakan untuk mengurangi

demam dan sebagai tonik (Soerianegara dan Lemmens 1994). Daun tanaman

jabon dapat dijadikan sebagai obat kumur dan makanan ternak sedangkan

buahnya dapat dikonsumsi (Lembaga Biologi Nasional 1980).

Di India jabon dari mulai bunga, buah, daun, kulit, kayu, dan akarnya

ternyata sudah dimanfaatkan secara komersial. Daun jabon dapat digunakan

sebagai obat pelangsing dan obat kumur. Ekstrak daun jabon dipercaya

mengandung senyawa yang bersifat antimikroba. Selain itu daun jabon digunakan

juga sebagai alas makanan dan pakan ternak. Bunga dan buah jabon dimakan atau

dikonsumsi sebagai bahan obat-obatan. Bunga jabon dapat digunakan sebagai

sumber bahan parfum khas india yang disebut ‘attar’. Selain itu, pohon jabon juga

menjadi salah satu jenis yang bunganya dikembangkan untuk mendukung usaha

lebah madu. Getah kuning dari kulit akar dapat digunakan sebagai bahan celupan

pewarna kuning yang dapat dimanfaatkan dalam usaha kerajinan tangan. Kulit

kayu yang telah kering dapat dimanfaatkan untuk mengobati demam dan sebagai

obat kuat. Campuran bubuk kulit kayu jabon dengan kulit mangga (Mangifera

indica) dan tanaman meranti (Shorea robusta) dimanfaatkan untuk mengobati

penyakit kolera dan stroke, sedangkan seduhan kulit batangnya dipercaya dapat

menyembuhkan penyakit disentri (Mansur dan Tuheteru 2010).

Menurut Mulyana et al. (2010) beberapa keunggulan tanaman jabon dapat

diuraikan sebagai berikut:

1. Diameter batang dapat tumbuh hingga 10 cm/tahun.

2. Pemanenan kayu jabon relatif singkat (5 – 6 tahun).

3. Batang berbentuk silinder dengan tingkat kelurusan yang bagus.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

4. Tidak memerlukan pemangkasan karena cabang akan rontok sendiri saat

tumbuh (self pruning).

5. Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan sengon.

6. Jabon termasuk tumbuhan pionir dan dapat tumbuh dilahan terbuka atau

kritis, seperti tanah liat, tanah lempung podsolik cokelat, dan tanah

berbatu.

7. Tanaman jabon relatif lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit

bila dibandingkan dengan sengon.

2.1.5 Silvikultur

Bibit jabon dapat diperoleh dari permudaan alam maupun buatan

(Direktorat Jenderal Kehutanan 1980). Permudaan alam dijumpai di tempat-

tempat terbuka terutama di hutan bekas tebangan, jalan sarad atau bekas

perladangan. Sedangkan permudaan buatan dilakukan dengan menyemaikan biji.

Perbanyakan jabon dapat dilakukan dengan stump maupun stek pucuk dan relatif

mudah dilakukan. Jarak tanam yang dapat digunakan adalah 3 x 2 m dapat

digunakan untuk penanaman jabon (Martawidjaya et al. 2005).

2.1.5.1 Benih dan bibit

Pada umumnya jabon berbuah dalam bulan Juli-Agustus (Direktorat

Jenderal Kehutanan 1980). Cara untuk mengumpulkan biji jabon adalah buahnya

yang sudah masak diperam menggunakan saringan halus dan membiarkan daging

buah lunak dalam wadah yang berisi air selama 5-7 hari kemudian diremas

dengan kedua tangan sampai hancur, biji-biji yang baik akan berkumpul didasar

baskom kemudian dibuang bagian yang terapung, kemudian biji-biji dikumpulkan

dan disaring untuk menghilangkan airnya. Pengeringan dilakukan kering udara

selama 2 hari dan dibersihkan dengan saringan halus. Biji dimasukkan ke dalam

kaleng atau botol yang tertutup rapat. Penyimpanan benih dilakukan di tempat

yang sejuk agar daya kecambahnya dapat bertahan selama 1 tahun 25-35%

sedangkan biji yang disimpan selama 2,5 bulan mempunyai daya kecambah 70%.

Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan (1980) penyemaian benih

dilakukan dalam bak penaburan. Pada bagian bawah bak diberi lubang halus yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

cukup banyak agar air yang berlebihan dapat mengalir keluar dan untuk

memasukkan air waktu perendaman. Bak penaburan dapat dibuat dari papan dan

bagian bawahnya anyaman bambu. Bak kecambah diberi naungan atap yang dapat

dibuka agar bak kecambah mendapat sinar matahari langsung dan terlindungi dari

hujan deras. Penyiraman dilakukan pada pagi hari antara pukul 06.00-08.00 dan

sore hari antara pukul 16.00-18.00 dengan cara merendam bak kecambah ke

dalam bak air atau menggunakan semprotan halus. Bibit jabon dapat disapih

setelah berumur 1-1,5 bulan atau setelah tingginya mencapai 3-5 cm dan telah

berdaun empat lebar.

2.1.5.2 Penanaman

Sistem penanaman jabon ada beberapa macam yaitu tumpangsari,

cemplongan dan jalur yang pemilihannya ditentukan oleh ketersediaan biaya,

tenaga kerja, keadaan tanah dan kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya

(Direktorat Jenderal Kehutanan 1980). Pada sistem penanaman tumpangsari,

dapat menanam tanaman pangan (palawija) yang berumur semusim diantara

tanaman pokok dan tanaman sela. Cara cemplongan tanaman pokok ditanam pada

lubang piringan di dalam larikan yang sudah disiapkan, pembersihan lapangan

hanya terbatas pada piringan tanaman masing-masing lubang tanam. Cara

cemplongan diterapkan pada lapangan yang ditumbuhi rumput-rumput dengan

tinggi rata-rata 50 cm. Penanaman dengan sistem jalur yaitu membuat tanaman

pada sistem jalur, pelaksanaannya sama seperti sistem cemplongan hanya saja

pada sistem jalur pembersihan lapangan dilakukan sepanjang larikan.

Bibit jabon yang siap ditanam di lapangan adalah bibit yang berumur 3

bulan (Pollard 1969). Waktu penanaman bibit jabon di lapangan yang baik

dilakukan pada permulaan musim hujan dan curah hujan sudah cukup banyak

sehingga tanah telah cukup lembab agar pertumbuhan bibit dapat lebih tahan pada

permulaannya. Jabon tidak menuntut persyaratan tumbuh yang tinggi, akan tetapi

untuk investasi sebaiknya dilakukan pada tanah yang subur dan drainase baik.

Jarak tanam 3 x 2 m atau 5 x 5 m tergantung tujuan penanaman, murni atau

tumpang sari. Lubang tanam 30 x 30 x 30 cm atau 40 x 40 x 40 cm tergantung

kondisi tanah (Direktorat Jenderal Kehutanan 1980).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

2.1.5.3 Pemeliharaan

Menurut Direktorat Jenderal (1980) kegiatan pemeliharaan yang dapat

dilakukan adalah penyiangan dan penyulaman tujuannya untuk membebaskan

tanaman pokok dari tumbuhan semak belukar, rumput, penjalangan yang melilit,

dan tumbuhan pengganggu lain sehingga memberikan kesempatan kepada

tanaman pokok untuk tumbuh dengan baik dan dapat terbebaskan dari persaingan

terutama persaingan tajuk. Penyulaman adalah kegiatan mengganti bibit atau

tanaman yang telah mati dengan bibit atau tanaman yang berada di persemaian.

Kegiatan penyulaman dilakukan dalam musim hujan. Penyiangan dilakukan 3-4

kali dalam satu tahun dengan membersihkan secara jalur. Penjarangan dilakukan

jika tajuk telah bersentuhan secara rapat.

2.1.6 Hama dan Penyakit

Jenis hama pada tanaman jabon yang pernah ditemukan antara lain hama

yang menyerang bagian daun, cabang, dan menyerang bagian akar. Kajian ilmiah

yang pernah dilakukan oleh Pribadi (2010) dalam Haneda (2010) hama mayor

yang menyerang tanaman jabon antara lain Cosmoleptrus sumatranus,

Arthroschista hilaralis, Zeuzera sp., Coptotermes sp., dan Daphnis hypothous.

Hama minor yang menyerang jabon adalah Melanura pterolophia, Dysdercus

cingulatus, Hypomeces squamossus, Lawana sp., dan Cicadulina sp. Studi ini

dilakukan di 3 lokasi yang berbeda yaitu HTI PT RAPP sektor Baserah dan

Pelalawan, Hutan Rakyat (HR) di Pantai Cermin kabupaten Kampar, dan

persemaian Balai Penelitian Hutan Penghasil Serat (BPHPS) Kouk, Riau.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di lapangan. Arthroschista hilaralis

memiliki rata-rata tingkat merusak pada lokasi HTI sektor Baserah sebesar

92,88%, sedangkan Daphnis hypothous pernah menyebabkan kerusakan hebat

pada kebun pangkas milik BPHPS Kouk.

Menurut Haneda (2010) penyakit yang sering menghinggapi jabon adalah

serangan nematoda. Penyakit dari keluarga filum atau cacing-cacingan ini

diketahui menyerang akar jabon dan menyebabkan tanaman yang terserang mati.

Istilah untuk penyakit yang memang sangat umum menyerang bermacam-macam

tanaman ini adalah puru akar (root-knot nematode). Pada tanaman jabon,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

nematoda penyebab di identifikasi adalah Meloidogyne incognita. Serangan

menyebabkan daun menguning dan merapuhkan akar. Penyakit yang

kemungkinan menyerang jabon adalah damping off pada persemaian,

anthracnose, root rot, dan dieback. Penyakit damping off (lodoh) diketahui

sebagai penyakit yang memiliki serangan cukup berbahaya pada semai tanaman.

Gejala yang timbul dari penyakit lodoh adalah bibit menjadi layu, batang atau

leher akan tampak gosong dan busuk. Penyakit damping off disebabkan oleh

adanya serangan sejumlah cendawan seperti Phytium, Phytoptora, dan

Rhizoktonia spp.

Penyakit pada tanaman jabon (Anthocephalus cadamba) belum ditemukan

laporan yang lengkap mengenai jenis penyakitnya. Akan tetapi ada beberapa

kasus serangan penyakit pada jabon tetapi bukan di Indonesia. Penyakit tersebut

menyerang tanaman jabon pada saat di persemaian atau nursery. Penyakit tersebut

diketahui berupa damping off yang berasal dari jamur Fusarium dan Phytium spp.

di Malaysia. Jenis penyakit lain yang pernah ditemukan di India adalah leaf blight

atau hawar daun yang disebabkan oleh Rhizoctonia sp. Beberapa serangan

penyakit pada persemaian jabon bisa dikendalikan dengan penanganan nursery,

karena belum ada ancaman yang serius dari penyakit-penyakit tersebut.

Menurut Direktorat Jenderal Kehutanan (1980) hama yang menyerang

bibit jabon pada saat di persemaian antara lain semut (dari family Formicidae),

dan bekicot. Penyakit yang sering menyerang bibit jabon di persemaian adalah

dumping off yang disebabkan oleh cendawan Fusarium spp., Rhizoctonia spp.,

dan Phytium spp. Sedangkan hama yang menyerang jabon setelah di lapangan

adalah rayap batang dan ulat kukuk (di akar). Sumber penyakit yang berasal dari

cendawan Gloosperium anthocephali dapat menyebabkan daun tanaman jabon

gugur.

2.2 Pemupukan

Pupuk didefinisikan sebagai material yang ditambahkan ke tanah atau

tajuk tanaman dengan tujuan untuk melengkapi ketersediaan unsur hara. Di dalam

tanah unsur hara tersebut saling berinteraksi. Keragaman reaksi dan interaksi

unsur-unsur tersebut berpengaruh pada efisiensi pemberian pupuk. Faktor-faktor

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

yang mempengaruhi efektivitas pemupukan antara lain kondisi tanah, karakter

tanaman dan tingkat pertumbuhannya, jenis dan harga pupuk, dosis pupuk serta

waktu dan cara penempatan pupuk. Cara pemupukan dapat dilakukan berbagai

cara, salah satu cara pemberian pupuk dengan cara dibenamkan di dalam tanah.

Cara tersebut lebih efektif dan efisien, karena dapat menghindari kehilangan hara

akibat tercuci atau menguap. Arti luas pemupukan adalah penambahan bahan-

bahan lain yang dapat memperbaiki sifat-sifat tanah misalnya pemberian pasir

dalam tanah liat, penambahan bahan mineral pada tanah organik, pengapuran dan

sebagainya (Hardjowigeno 2007).

Pemupukan untuk tanaman kehutanan diperlukan untuk dua tujuan, yaitu

mempercepat waktu panen (untuk mencapai ukuran diameter tertentu) dan

meningkatkan produksi (m3) pada waktu panen yang telah ditentukan, misalnya 5,

7, atau 10 tahun. Pemupukan diberikan beberapa kali. Pemupukan pertama

dilakukan saat penanaman, yakni diberi pupuk kandang sebanyak 5 kg per lubang

tanam dan pupuk NPK dosis 50 gram per tanaman. Pemberian pupuk

diaplikasikan dengan cara membenamkannya di media tanam. Setiap 6 bulan,

tanaman juga perlu dipupuk dengan urea dosis 50 gram per tanaman, lalu pada

tahun ketiga dosis pupuk urea ditingkatkan menjadi 80 gram per tanaman (Mansur

dan Tuheteru 2010).

Pengertian klasifikasi pupuk dapat dilihat dari beberapa segi yaitu atas

dasar pembentukannya yaitu yang terdiri dari pupuk alam dan pupuk buatan, atas

dasar kandungan unsur hara yang dikandungnya yang terdiri dari pupuk tunggal

dan pupuk majemuk, dan atas susunan kimiawi yang mempunyai hubungan

penting dengan perubahan-perubahan di dalam tanah. Pupuk alam diantaranya

terdiri dari pupuk kandang, pupuk hijau, kompos, dan guano (Marsono dan Sigit

2002). Pupuk buatan adalah pupuk yang dibuat di pabrik-pabrik yang

mengandung unsur hara tertentu, yang pada umumnya mengandung kadar unsur

hara tinggi (Soepardi 1983).

Dalam proses pertumbuhannya pohon memerlukan unsur hara. Unsur hara

yang diperlukan tanaman dalam jumlah banyak disebut unsur hara makro yaitu

Nitrogen (N), Fosfor (F), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur

(S). Unsur hara yang diperlukan dalam jumlah sedikit disebut hara mikro yaitu

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Besi (Fe), Tembaga (Cu), Klorin (Cl), Mangan (Mn), Boron (B), Seng (Zn), dan

Molibdenum (Mo). Pemupukan dilakukan apabila terjadi defisiensi hara pada

pohon karena tumbuh pada tanah yang kritis, siklus nutrisi kurang baik, adanya

pencucian oleh air hujan, dan tidak adanya cendawan mikoriza atau rhizobium.

Waktu pemberian pupuk sebaiknya disesuaikan dengan perkembangan pohon

seperti pupuk diberikan beberapa saat setelah penanaman, setelah penanaman

sampai penutupan kanopi dan menunjukkan tanda-tanda defisiensi, saat awal

penjarangan, dan 3-10 tahun sebelum rotasi tebang (Mansur et al. 2004).

Menurut Marsono (1992) cara yang paling umum untuk meningkatkan

produkivitas adalah melalui pemupukan yang dapat meningkatkan modal hara

tempat tumbuh dengan menambahkan sumber hara yang langsung tersedia.

Alasan perlunya pemupupukan di daerah tropis antara lain pertumbuhan pohon

sangat cepat sehingga kebutuhan nutrisi juga tinggi, rotasi pendek sehingga

pemupukan akan lebih ekonomis, meningkatkan proyek rehabilitasi dan

penghutanan kembali, penggunaan satu atau dua jenis saja untuk mempermudah

pengelolaan dan lebih seragam produk akhirnya, pada beberapa tapak

penambahan sedikit nutrisi dapat memperlihatkan perbaikan pertumbuhan yang

luar biasa (Mansur et al. 2004). Jenis yang berbeda mempunyai persyaratan hara

yang berbeda, dan konsekuensinya jenis dapat sangat berbeda kemampuannya

untuk merespon perlakuan pemupukan.

Produktivitas lahan hutan tanaman merupakan gatra penting yang harus

diperhatikan oleh para pengelola, karena hal ini terkait langsung dengan

kelestarian produksi dan kesehatan perusahaannya. Peningkatan produktivitas

lahan hutan tanaman perlu terus diusahakan. Berbagai teknologi sebenarnya telah

tersedia untuk membantu pengusaha hutan tanaman meningkatkan produktivitas

hutan tanamannya. Namun tampaknya para pengambil keputusan cenderung

bertahan pada konsepsi kuno, yang mengandalkan produksi kayu pada

kemampuan alami sumber daya lahan hutannya. Perbaikan loka melalui tindakan

pemupukan sudah merupakan kebutuhan di bidang pertanian, karena terbukti

mampu memperbaiki pertumbuhan dan produksi (Poerwowidodo 1991).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Menurut Novizan (2002) pemupukan yang efektif melibatkan persyaratan

kuantitatif dan kualitatif. Persyaratan kuantitatif adalah dosis pupuk yang

digunakan sedangkan persyaratan kualitatif paling tidak meliputi 4 hal yaitu:

1. Unsur hara yang diberikan dalam pemupukan relevan dengan masalah

nutrisi yang ada.

2. Waktu dan tempat pemupukan harus tepat.

3. Unsur hara yang diberikan berada pada waktu yang tepat untuk dapat di

gunakan oleh tanaman.

4. Unsur hara yang diserap harus dapat digunakan tanaman untuk

meningkatkan produktivitasnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pemupukan antara lain kondisi

tanah, karakter tanaman dan tingkat pertumbuhannya, jenis dan harga pupuk,

dosis pupuk serta waktu dan cara penempatan pupuk. Pemberian pupuk dapat

dilakukan dengan berbagai cara, salah satu caranya adalah dengan membenamkan

di dalam tanah. Cara tersebut lebih efektif dan efisien karena dapat menghindari

kehilangan hara akibat pencucian atau penguapan (Agromedia 2007).

Menurut Hardjowigeno (2007) pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh

bermacam-macam faktor antara lain sinar matahari, suhu, udara, air, dan unsur-

unsur hara dalam tanah (N, P, K dan lain-lain). Satu-satunya cara yang dapat

dilakukan untuk memenuhi keterdiaan unsur hara tanah adalah pemupukan.

Melalui pemupukan tanaman dapat tumbuh optimal dan berproduksi maksimal

(Agromedia 2007).

Unsur hara merupakan unsur mineral organik yang diperoleh dari tanah

melalui proses penyerapan oleh sistem perakaran untuk digunakan dalam proses

pertumbuhan atau perkembangan tanaman. Secara umum peranan unsur hara

menurut Kramer dan Kozlowsky (1960) dalam Pribadi (2002) adalah:

a. Sebagai komponen jaringan penyusun jaringan makanan

b. Sebagai katalisator dalam berbagai reaksi

c. Sebagai alat pengatur tekanan osmosis

d. Sebagai komponen penyangga

e. Sebagai alat pengatur permeabilitas membran

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Penanaman tanaman pertanian atau kehutanan dapat menyebabkan

hilangnya unsur hara esensial melalui panen, apalagi kalau diusahakan secara

terus-menerus. Untuk mempertahankan keadaan tanah agar tetap mampu

menyediakan unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, penambahan unsur melalui

pupuk menjadi bahan pertimbangan. Di dalam mempelajari masalah kebutuhan

pupuk untuk tanaman dapat dicapai dengan berbagai pendekatan yaitu salah satu

faktor yang membatasi produksi tanaman adalah hara yang terdapat relatif kurang

di dalam tanah dan pupuk dapat digunakan untuk mendapatkan hara tanaman yang

seimbang dalam keperluan tumbuh tanaman sehingga dicapai produksi yang

optimal (Hakim et al.1986).

Secara umum pohon yang kekuangan nutrisi mempunyai tanda-tanda

diantaranya pertumbuhan tanaman stagnant dan vigornya rendah, terjadi

perubahan warna daun, terjadi perubahan anatomi, keguguran pucuk dan mata

tunas, serta keriting (Mansur et al. 2004).

Menurut Leiwakabessy et al. (2003) ketersediaan unsur hara bagi tanaman

ditentukan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah dalam

menyediakan unsur hara bagi tanaman dan faktor-faktor yang mempengaruhi

kemampuan menyerap/memanfaatkan unsur hara yang telah disediakan oleh

tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah menyediakan unsur

hara bagi tanaman adalah sumber ion hara (mineral primer, bahan organik, pupuk,

udara, rembesan/air irigasi) dan faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan,

pengendapan, pergerakan ion ke akar, pencucian maupun imobilitas dari unsur-

unsur (pH, redoks potensial, tekstur, KTK, kejenuhan, ion tersebut pada kompleks

jerapan). Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan

menyerap/memanfaatkan unsur hara yang telah disediakan oleh tanah antara lain

kadar oksigen dalam udara, tanah, kelembaban dan suhu tanah, zat beracun,

kesehatan tanaman, sifat genetik dan juga reaksi-reaksi antagonistik antar unsur.

2.2.1 Pupuk NPK

Murbandono (1993) menyatakan bahwa unsur hara yang diperlukan

tanaman dapat dibagi menjadi tiga golongan berdasarkan jumlah yang dibutuhkan

tanaman. Ketiga golongan tersebut yaitu sebagai berikut:

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

1. Unsur hara makro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah banyak,

seperti Nitrogen (N), Fosfor (F), dan Potasium atau Kalium (K).

2. Unsur hara sedang (sekunder) yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah

kecil, seperti Sulfur/belerang (S), Kalsium (Ca), dan Magnesium (Mg).

3. Unsur hara mikro yaitu unsur hara yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit,

seperti besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), Khlor (Cl), boron (B), mangan

(Mg), dan molibdenum (MO).

Atas dasar kandungan unsur hara yang dikandungnya pupuk tediri dari

pupuk tunggal dan mejemuk. Pupuk tunggal adalah pupuk yang mengandung satu

jenis hara tanaman seperti N, P, dan K saja, sedangkan pupuk majemuk adalah

pupuk yang mengandung lebih dari satu unsur hara tanaman, seperti gabungan

dari N dan P, N dan K, atau N dan P dan K (Sabiham et al, 1989). Pupuk NPK

(Nitrogen-Phosphate-Kalium) merupakan pupuk majemuk cepat tersedia yang

paling dikenal saat ini. Kadar NPK yang sering beredar adalah 15-15-15, 16-16-

16, dan 8-20-15. Tipe pupuk NPK tersebut juga sangat populer karena kadarnya

cukup tinggi dan memadai untuk menunjang pertumbuhan tanaman (Marsono dan

Sigit 2002).

Pupuk majemuk adalah pupuk yang mengandung dua atau tiga unsur hara

primer. Jika unsur hara makro primer (N, P, K), unsur hara makro sekunder (Mg,

Ca, dan S), dan dilengkapi dengan unsur hara mikro, pupuk tersebut dikategorikan

sebagai pupuk majemuk lengkap. Menurut Novizan (2002) unsur hara makro

diperlukan tanaman dalam jumlah yang lebih besar. Unsur hara makro terdiri dari

Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), Kalsium (Ca), Magnesium (Mg), dan Sulfur

(S).

1. Nitrogen (N)

Menurut Lewakabessy et al. (2003) nitrogen diserap tanaman dalam

bentuk ion nitrat dan ion amonium. Nitrogen tidak tersedia dalam bentuk mineral

alami seperti unsur hara lainnya. Nitrogen yang ada di dalam tanah dapat hilang

karena terjadinya peguapan, pencucian oleh air, atau terbawa bersama tanaman

pada saat panen. Fungsi nitrogen di dalam tanah antara lain:

a. Merangsang pertumbuhan tanaman secara keseluruhan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

b. Merupakan bagian dari sel (organ) tanaman itu sendiri

c. Berfungsi untuk sintesa asam amino dan protein dalam tanaman

d. Merangsang pertumbuhan vegetatif (warna hijau) seperti daun

Tanaman yang kekurangan unsur N gejalanya mengakibatkan pertumbuhan

lambat/kerdil, daun hijau kekuningan, daun sempit, pendek dan tegak, daun-daun

tua cepat menguning dan mati (Dwidjoseputro 1984).

2. Fosfor (P)

Menurut Lewakabessy et al. (2003) fosfor sebagian besar berasal dari

pelapukan batuan mineral alami, sisanya berasal dari pelapukan bahan organik.

Walaupun sumber fosfor pada tanah mineral cukup banyak, tanaman masih dapat

mengalami kekurangan fosfor. Ketersediaan P di dalam tanah ditentukan oleh

banyak faktor yaitu pH tanah, aerasi, temperature, bahan organik, dan unsur hara

lain. Fungsi Fosfor di dalam tanah antara lain (Hardjowigeno 2007):

a. Berfungsi untuk pengangkutan energi hasil metabolisme dalam tanaman

b. Merangsang pembungaan dan pembuahan

c. Merangsang pertumbuhan akar

d. Merangsang pembentukan biji

e. Merangsang pembelahan sel tanaman dan memperbesar jaringan sel

Tanaman yang kekurangan unsur P gejalanya antara lain pembentukan buah/dan

biji berkurang, kerdil, daun berwarna keunguan atau kemerahan (kurang sehat),

dan perkembangan akar lambat.

3. Kalium (K)

Menurut Lewakabessy et al. (2003) persediaan kalium di dalam tanah

dapat berkurang karena tiga hal yaitu pencucian kalium oleh air, pengambilan

kalium oleh tanaman dan erosi tanah. Fungsi kalium antara lain:

a. Berfungsi dalam proses fotosintesa, pengangkutan hasil asimilasi, enzim

dan mineral termasuk air.

b. Meningkatkan daya tahan/kekebalan tanaman terhadap penyakit.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Gejala tanaman yang kekurangan unsur K adalah batang dan daun menjadi

lemas/rebah, daun berwarna hijau gelap kebiruan tidak hijau segar dan sehat,

ujung daun menguning dan kering, timbul bercak coklat pada pucuk daun.

Menurut Novizan (2002) kalium mempunyai peranan yang penting dalam

proses-proses fisiologis seperti: (1) metabolisme karbohidrat, pembentukan,

pemecahan dan translokasi pati, (2) metabolisme nitrogen dan sintesa protein, (3)

mengawasi dan mengatur aktivitas beragam unsur mineral, (4) netralisasi asam-

asam organik yang penting bagi proses fisiologis, (5) mengaktifkan berbagai

enzim, (6) mempercepat pertumbuhan jaringan meristematik, dan (7) mengatur

pergerakan stomata dan hal-hal yang berhubungan dengan air. Kalium disini tidak

terlibat sebagai komponen penyusun tetapi hanya sebagai bentuk anorganik saja

(Hakim et al. 1986).

Tanaman menyerap kalium lebih banyak dari pada unsur hara lainnya

kecuali nitrogen. Kalium di dalam jaringan tanaman tetap berbentuk ion K+. Tidak

ditemukan dalam bentuk senyawa organik. Kalium bersifat mudah bergerak

sehingga siap dipindahkan dari satu organ ke organ lain yang membutuhkan.

Secara umum peran kalium berhubungan dengan proses metabolisme seperti

fotosintesis dan respirasi. Peran kalium antara lain translokasi (pemindahan) gula

pada pembentukan pati dan protein, membantu proses membuka dan menutup

stomata (mulut daun), efisiensi penggunaan air (ketahanan terhadap kekeringan),

memperluas pertumbuahan akar, meningkatkan ketahanan tanaman terhadap

serangan hama penyakit, memperkuat tubuh tanaman (Novizan 2002).

Menurut Leiwakabeesy (2003) pengaruh kekurangan kalium secara

keseluruhan baik terhadap pertumbuhan maupun terhadap kualitasnya merupakan

akibat pengaruhnya terhadap proses-proses fisiologis. Proses fotosintesis dapat

berkurang bila kandungan kaliumnya rendah dan pada saat respirasi bertambah

besar. Hal ini akan menekan persediaan karbohidrat yang tentu akan mengurangi

pertumbuhan tanaman. Peranan kalium dan hubungannya dengan kandungan air

dalam tanaman adalah penting dalam mempertahankan turgor tanaman itu yang

sangat diperlukan agar proses-proses fotosintesa dan proses-proses metabolisme

lainnya dapat berkurang dengan baik.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

2.2.2 Pemupukan lanjutan

Pemupukan lanjutan pada tanaman jabon merupakan pemupukan yang

bertujuan untuk mempercepat waktu panen dan meningkatkan produksi jabon.

Pemupukan lanjutan dilakukan pada awal dan akhir musim hujan sebanyak 100-

200 gram per tanaman sampai satu tahun sebelum pohon akan ditebang. Cara

pemupukan lanjutan adalah dengan membuat parit melingkar di bawah proyeksi

tajuk terluar sedalam 10 cm, kemudian pupuk ditabur di parit tersebut, setelah itu

ditutup kembali dengan tanah (Mansur dan Tuheteru 2010).

Menurut Mulyana et al. (2010) jenis pupuk yang digunakan dalam

budidaya jabon diantaranya adalah pupuk kandang, TSP, Urea, NPK, dan KCL.

Pemupukan dilakukan mulai dari satu bulan setelah bibit di tanam hingga tanaman

jabon berumur satu tahun. Waktu pemupukan dilakukan pada pagi hari (06.30-

09.30) atau sore hari (16.00-18.30).

2.3 Pengaruh pemupukan pada pertumbuhan tanaman kehutanan

Kegiatan pemupukan dalam budidaya tanaman kehutanan merupakan

kegiatan yang penting untuk dilakukan. Pemupukan bertujuan untuk

meningkatkan produktivitas tanaman kehutanan yang akan dibudidayakan.

Menurut Poerwowidodo (1991) pemupukan merupakan suatu tindakan

menambahkan sejumlah anasir hara yang dibutuhkan tanaman ke dalam tubuh

tanah atau tanaman, karena keadaan anasir hara di tempat tumbuhnya tidak

mampu merangsang pertumbuhan tanaman dengan memadai. Jika keadaan

kesuburan tanah memuaskan, tindakan pemupukan tentu merupakan hal yang sia-

sia. Tindakan pemupukan tanah berarti meningkatkan kemampuan tanah

memasok hara untuk tanaman.

Mengingat teknologi pemupukan pada bidang kehutanan termasuk

teknologi mahal, keefesienannya harus tinggi. Takaran bahan pupuk, jenis pupuk,

bentuk pupuk, cara pemupukan, intensitas pemupukan, dan waktu pemupukan,

merupakan gatra pupuk yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan

keefesienannya. Tanggapan tanah terhadap pemupukan dan tanggapan

pertumbuhan tanaman akibat pemupukan, perlu ditelaah tuntas. Jika keadaan tidak

mendukung tercapainya keefesienan pemupukan, tujuan pemupukan tidak akan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

tercapai. Toleransi tanaman hutan, khususnya pada tahapan semai terhadap

pemupukan juga perlu dikaji, sehingga pengaruh negatifnya dapat dicegah

(Poerwidodo 1991). Tabel 1 merupakan pengaruh pemupukan pada pertumbuhan

tanaman kehutanan yang pernah di teliti oleh mahasiswa Fakultas Kehutanan

Institut Pertanian Bogor.

Tabel 1 Pengaruh pemupukan pada pertumbuhan tanaman kehutanan

Judul penelitian Peneliti Hasil penelitian

Pengaruh Pemupukan Bokasi

dan NPK Terhadap

Pertumbuhan Jabon

(Anthocephalus cadamba

Roxb. Miq.)

Ajeng

Pristyaningrum

(2009)

Pemberian pupuk NPK

berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tinggi

tanaman, pertumbuhan

diameter, jumlah ruas, dan

jumlah cabang. Dosis pupuk

NPK yang baik dan dapat

meningkatkan pertumbuhan

tanaman jabon adalah 100

gram per tanaman. Dosis

pupuk NPK 100 gram per

tanaman meningkatkan

pertumbuhan tinggi sebesar

23,59% terhadap kontrol,

peningkatan diameter

sebesar 18,7%, peningkatan

jumlah cabang sebesar 33%,

peningkatan jumlah ruas

sebesar 69,7%. Kombinasi

antara pupuk NPK (100

gram) dan Bokasi (1 kg)

meningkatkan pertumbuhan

diameter sebesar 19,36%.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Sedangkan pemberian

pupuk bokasi tidak

berpengaruh nyata terhadap

pertumbuhan tanaman

jabon.

Respon Pertumbuhan Tanaman

Jabon (Anthocephalus

cadamba Roxb. Miq) dengan

Perlakuan Pupuk Polimer

Terabuster dan Kompos Aktif

Teraremed

Luqman Noor

Hakim

Fadillah

(2010)

Pupuk polimer Terabuster

dengan kompos aktif

Teraremed merupakan

kombinasi yang terbaik

untuk meningkatkan

pertumbuhan tanaman jabon

di lapangan. Hal ini

dikarenakan peranan bahan

organik yang terkandung

dalam pupuk tersebut dapat

memperbaiki sifat fisik,

kimia, dan biologi tanah.

Pengaruh Dosis Pupuk NPK

dan Kompos Terhadap

Pertumbuhan Bibit Salam

(Eugenia polyantha Wight)

Mutia

Handayani

(2009)

Pemberian pupuk NPK

memberikan pengaruh nyata

terhadap diameter, berat

kering pucuk, berat kering

akar, berat kering total,

kadar air pucuk, kadar air

akar dan vigor semai.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA - repository.ipb.ac.id · Benih dapat diambil dari buah dengan membuka bagian yang lunak. ... Barat dan Jawa Timur, seluruh Sumatera, Kalimantan dan ... dalam

Pengaruh Pemberian Pupuk

NPK dan Kompos Pada Media

Tailing Tambang Emas

Terhadap Pertumbuhan Semai

Sengon Buto (Enterolobium

cylocarpum Griseb)

Tina Maretina

(2010)

Penambahan pupuk NPK 5

gram dan kompos 10 gram

menghasilkan pertumbuhan

tinggi terbaik.

Pengaruh Pemberian Pupuk

NPK dan Kompos terhadap

Pertumbuhan Semai Jabon

(Anthocephalus cadamba)

Pada Media Tanah Bekas

Tambang Emas (Tailing)

Dwita Noviani

(2010)

Dosis NPK 15 gram

memberikan pengaruh

terbaik pada pertumbuhan

semai jabon.