BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1....

25
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifas a. Pengertian Masa Nifas Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6 minggu atau 40 hari pascapersalinan. Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011: 1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat- alat kandungan kembali seperti pra hamil. Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1....

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Nifas

a. Pengertian Masa Nifas

Masa nifas menurut Jannah (2011: 13) disebut juga masa

postpartum atau puerperium, adalah masa sesudah persalinan, masa

perubahan, pemulihan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat

kandungan atau reproduksi, seperti sebelum hamil yang lamanya 6

minggu atau 40 hari pascapersalinan.

Masa nifas (puerperium) menurut Vivian dan Sunarsih (2011:

1) adalah masa pulih kembali, mulai dari persalinan selesai sampai alat-

alat kandungan kembali seperti pra hamil.

Masa nifas (puerperium) menurut Sulistyawati (2009: 1) adalah

masa yang dimulai setelah plasenta keluar dan berakhir ketika alat-alat

kandungan kembali seperti keadaan semula (sebelum hamil). Masa

nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu.

Menurut Anggraeni (2010: 1) Waktu masa nifas yang paling

lama pada wanita umumnya adalah 40 hari, dimulai sejak melahirkan

atau sebelum melahirkan (yang disertai tanda-tanda kelahiran). Jika

sudah selesai masa 40 hari akan tetapi darah tidak berhenti-henti atau

tetap keluar darah, maka darah itu haid. Akan tetapi jika darah keluar

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

10

terus dan tidak masa haid dan darah itu tidak berhenti mengalir perlu

diperiksakan kedokter atau bidan.

b. Periode Masa Nifas

Menurut Siswosudarmo dan Emilia (2008: 152), periode masa nifas

terdiri dari:

1) Puerperium dini yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan

berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama islam dianggap telah

bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.

2) Puerperium intermedial yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat

genetalia yang lamanya 6-8 minggu.

3) Remote puerperium yaitu waktu yang di perlukan untuk pulih dan

sehat sempurna terutama bila selama hamil atau waktu persalinan

mempunyai komplikasi. waktu untuk sehat bisa berminggu-

minggu, bulan atau tahunan.

c. Perubahan Fisiologi Ibu Nifas

Menurut Sarwono (2008: 122), Perubahan fisiologi yang terjadi pada

ibu nifas terdiri dari:

1) Perubahan fisik

2) Involusi uterus dan pengeluaran lokhea

3) Laktasi atau pengeluaran air susu ibu

4) Perubahan sistem tubuh lainnya

5) Perubahan psikis

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

11

d. Proses Adaptasi Psikologi Ibu Masa Nifas

Menurut Ambarwati dan Wulandari (2009: 88), adaptasi psikologi ibu

masa nifas terdiri tiga fase yaitu:

1) Fase taking in yaitu periode ketergantungan yang berlangsung pada

hari pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. pada saat itu,

fokus perhatian ibu pada dirinya sendiri. Pengalaman setelah

persalinan sering diceritakan berulang-ulang.

2) Fase taking hold yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari

setelah melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidak

mampuannya dan tanggung jawab dalam merawat bayi, ibu

memiliki rasa sensitif sehingga ibu mudah tersinggung.

3) Fase letting go yaitu fase menerima tanggung jawab akan peran

barunya yang berlangsung sepuluh hari setelah melahirkan, ibu

sudah dapat menyesuaikan diri. Merawat diri dan bayinya, serta

kepercayaan diri sudah meningkat.

e. Involusi

Menurut Saleha, (2009: 4), adalah perubahan pada uterus setelah

persalinan yang berangsur-angsur kembali seperti semula yang sama

dengan kondisi dan ukuran dalam keadaan tidak hamil.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

12

Tabel 2.1 Perubahan Tinggi Fundus Uteri menurut masa

involusi uterus

Involusi Tinggi Fundus Uteri Berat uterus

Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gram

Uri lahir 2jari dibawah pusat 750 gram

1 minggu Pertengahan pusat simfisis 500 gram

2 minggu Tidak teraba di atas simfisis 350 gram

6 minggu Bertambah kecil atau normal 50-60 gram

8 minggu Sebesar normal 30 gram

Sumber: (vivian dan Sunarsih 2011: 57)

f. Definisi Gizi

Menurut Atika Proverawati (2009: 1) Ilmu gizi didefinisikan

sebagai suatu cabang ilmu yang mempelajari hubungan antara makanan

yang dimakan dengan kesehatan tubuh yang diakibatkan serta faktor-

faktor yang mempengaruhinya. sedangkan gizi adalah suatu proses

penggunaan makanan yang di konsumsi secara normal oleh suatu

organisme melalui proses digesti, absobsi, transportasi, penyimpanan,

metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari

oregan-organ serta menghasilkan energi.

g. Pengertian Gizi Masa Nifas

Gizi pada ibu nifas menurut Waryana (2010: 68) yaitu makanan

yang harus dikonsumsi pada masa nifas harus seimbang, bergizi dan

cukup energi. makanan yang dikonsumsi seharusnya mengandung

sumber tenaga (energi), sumber pembangun (protein), sumber pengatur

dan pelindung (mineral, vitamin, dan air). kebutuhan gizi ibu nifas

terutama pada menyusui bila menyusui akan meningkat 25%. karena

guna untuk proses penyembuhan karena habis melahirkan dan untuk

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

13

produksi ASI yang cukup untuk menyehatkan bayi. makanan yang

dikonsumsi berguna untuk melakukan aktivitas, metabolisme, cadangan

makan dalam tubuh, proses produksi ASI, serta sebagai ASI itu sendiri

yang akan di konsumsi bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan.

makanan seimbang yang harus di konsumsi adalah porsi cukup dan

teratur, tidak terlalu asin, pedas, atau berlemak, tidak mengandung

alkohol, nikotin, serta bahan pengawet dan pewarna.

h. Zat Gizi Ibu Menyusui

Menurut Sulistyoningsih (2011: 154) Berikut ini beberapa zat gizi

yang perlu diperhatikan oleh ibu menyusui yaitu:

1) Energi

Kebutuhan energi ibu terdiri dari 60-70% karbohidrat, 10-20%

protein, dan 20-30% lemak. kebutuhan energi yang meningkat 500-

700 kkal, dengan demikian bila ibu biasa makan 3 kali dengan

porsi yang ditambah. Meningkatnya kebutuhan energi ini karena

diasumsikan tiap 100cc ASI mampu memasok 67-77 kall,

sedangkan ibu harus mengeluarkan 750 cc ASI pada bulan pertama

dan 600 cc ASI pada bulan berikutnya. Perhitungan ini

menguatkan pendapat bahwa memberikan ASI akan membuat berat

badan ibu kembali normal dan menipis isu bahwa menyusui dapat

menyebabkan kegemukan

.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

14

2) Protein

Setiap ASI mengandung 1,2 gram, sehingga selama menyusui ibu

membutuhkan tambahan protein sebanyak 20 gram per hari.

meningkatnya kebutuhan protein ini, selain untuk membentuk

protein susu juga dibutuhkan untuk sintesis hormon yang

dibutuhkan dalam produksi ASI (prolaktin) dan hormon yang

mengeluarkan ASI (oksitosin). Pemenuhan kebutuhan protein yang

meningkat dapat dipenuhi dengan cara menambah satu potong lagi

makanan sumber protein yang bisa dikonsumsi. Sumber protein

yang dapat diperoleh dari ikan, daging, ayam, daging sapi, telur,

susu, dan juga tahu, tempe, serta kacang-kacangan. Jika kebutuhan

protein tidak terpenuhi dari makanan maka protein diambil dari

protein ibu yang berada di otot. Hal ini mengakibatkan ibu menjadi

kurus dan setelah menyusui akan meras lapar.

3) Lemak

Lemak jenuh ganda diperlukan dalam pembentukan ASI karena

asam lemak tak jenuh ganda diperlukan dalam perkembangan otak

dan pembentukan retina. Asam lemak tak jenuh ganda dapat

diperoleh dari minyak jagung, minyak biji kapas serta ikan salmon

dan ikan haring.

4) Vitamin dan Mineral

Vitamin dan mineral diperlukan dalam jumlah yang sedikit.

Kebutuhan vitamin dan mineral ibu menyusui seperti Vitamin A,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

15

Thiamin, Riboflavin, Niasin, Vitamin C, Zat besi, Kalsium, Asam

folat. Vitamin yang perlu mendapatkan diperhatikan khusus

diantaranya Vitamin A, Vitamin D, Vitamin C dan Vitamin B.

i. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Kebutuhan Dasar Ibu Nifas menurut Saleha (2009: 71) yaitu sebagai

berikut:

1) Mengonsumsi tambahan kalori tiap hari sebanyak 500 kkal

2) Makanan diet berimbang, cukup protein, mineral, dan vitamin.

3) Minum sedikitnya 3 liter / hari, terutama setelah menyusui.

4) Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi setidaknya

selama 40 hari pasca persalinan.

5) Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar dapat memberikan

vitamin A kepada bayinya melalui ASI.

2. Pantang Makan

a. Pengertian pantang makan

Pantang makanan menurut blok Suparyanto (2010) adalah

bahan makanan atau masakan yang tidak boleh dimakan oleh para

individu dalam masyarakat karena alasan yang bersifat budaya

Menurut Suhardjo,ddk. (1987), dalam Kartasapoetra dan

Marsetyo. (2010: 12) Dalam survey konsumsi pangan tentang adanya

pantangan-pantangan tersebut mengemukakan bahwa Sehubung

dengan pangan yang biasanya dipandang pantas untuk dimakan,

dijumpai banyak pola pantangan, takhayul dan larangan pada beragam

kebudayaan dan daerah yang berlainan didunia. Pola pantangan dianut

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

16

oleh suatu golongan masyarakat atau oleh bagaian yang lebih besar

dari penduduk. Pola lain yang berlaku untuk kelompok dalam suatu

penduduk tertentu pada suatu waktu tertentu dalam hidupnya. Bila pola

pantangan makanan berlaku untuk seluruh penduduk sepanjang

hidupnya, kekuranga zat gizi tidak akan berkembang. Apapun sebab

dari penolakan itu, kalau pola pantang makan hanya berlaku sebagian

penduduk tertentu dan jika sub kelompok ini, karena sebab-sebab lain,

sudah rawan gizi, kemungkinan lebih besar kekurangan gizi akan

timbul. Pada ibu yang menyusui, di Indonesia banyak wanita yang

mengurangi makan sesudah melahirkan anak untuk menjaga bentuk

tubuhnya. Di jawa, makan telur dipantangkan selama ibu sedang

menyusui anaknya, karena diduga telur bisa menyebabkan perdarahan.

Di kalimantan tengah ada berbagai jenis ikan tertentu yang dipandang

karena bisa menyebabkan air susu berbau amis dan bayinya sakit perut.

b. Bahan makanan yang harus dihindari ibu menyusui

Menurut Istiany dan Rusilanti (2013: 77) bahan makanan yang

harus dihindari atau tidak boleh di konsumsi oleh ibu menyusui antara

lain:

1) Bahan makanan yang berbau merangsang seperti petai, bawang,

jengkol.

2) bahan makanan yang merangsang seperti cabe, merica, jahe, karena

dapat menyebabkan bayi mengalami diare.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

17

3) Bahan makanan yang manis dan berlemak, karena bisa menyebabkan

ibu menjadi gemuk

4) Bahan makanan atau minuman yang mengandung kafein dan alkohol.

c. Hal-hal yang harus dihindari selama masa nifas

Menurut Dewi Kurnia, pujiastuti, dan Fajar (2013: 35) hal-hal yang

harus dihindari selama menyusui antara lain:

1) Mengonsumsi kafein yang berlebihan karena mengakibatkan sering

buang air kecil, padahal ibu hamil butuh banyak cairan.

2) Penggunaan obat-obatan karena beberapa zat yang terkandung didalam

obat dapat meresap kedalam air susu.

3) Nikotin pada rokok karena nikotin dalam rokok meresap dalam ASI.

Ditubuh bayi, zat ini akan mengendap di ginjal dan hati yang bisa

menyebabkan bayi keracunan.

d. Jenis makanan yang dipantang ibu nifas

Menurut blok Suparyanto (2010) jenis makanan yang dipantang ibu

nifas anatara lain:

1) Ibu melahirkan pantang makan telur karena akan mempersulit

penyembuhan luka dan pantang makan daging karena akan

menyebabkan perdarahan yang banyak. Jika ibu alergi dengan telur

maka makanan pengganti yang dianjurkan adalah tahu, tempe dsb

2) Buah-buahan seperti pepaya, mangga, semua jenis pisang, semua jenis

buah-buahan yang asam atau kecut seperti jeruk, cerme, jambu air,

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

18

karena dianggap akan menyebabkan perut menjadi bengkak dan cepat

hamil kembali

3) Semua jenis makanan yang licin antara lain daun talas, daun kangkung,

daun genjer, daun kacang, daun seraung, semua jenis makanan yang

pedas tidak boleh dimakan karena dianggap akan mengakibatkan

kemaluan menjadi licin

4) Semua jenis buah-buahan yang bentuknya bulat, seperti nangka,

durian, kluih, talas, ubi, waluh, duku dan kentang karena dianggap

akan menyebabkan perut menjadi gendut seperti orang hamil

5) Jenis makanan yang dipantang adalah roti, kue apem, makanan yang

mengandung cuka, ketupat dan makanan yang ditusuk seperti sate

dengan alasan bahwa semuanya dianggap akan menyebabkan perut

menjadi besar.

6) Hanya boleh makan lalapan pucuk daun tertentu, nasi, sambel oncom

dan kunyit bakar. Kunyit bakar sangat dianjurkan agar alat reproduksi

cepat kembali pulih dan sepet.

7) Hindari makan makanan yang berserat seperti agar-agar, sayur dan

buah karena makanan berserat hanya akan memperpanjang masa diare.

Makanan berserat hanya baik untuk penderita susah buang air besar.

8) Ibu melahirkan tidak boleh makan ikan sepert ikan mujair, udang, ikan

belanak, ikan lele, ikan basah karena dianggap akan menyebabkan

perut menjadi sakiti

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

19

9) Ibu nifas minum abu dari dapur dicampur air, disaring, dicampur

garam dan asam diminumkan supaya ASI banyak.

e. Bahan pangan yang baik untuk ibu Nifas

Menurut Istiany dan Rusilanti, (2013: 77) bahan pangan yang baik

untuk ibu menyusui meliputi:

1) Karbohidrat

a) Nasi Merah

Kandungan nasi merah memberikan tubuh kalori yang memadai

untuk memproduksi ASI dengan kualitas yang terbaik, dan serat

yang baik bagi pencernaan ibu selama masa menyusui.

b) Roti gandum dan Pasta

Kedua jenis pangan ini diperkaya dengan folat dan sangat baik

untuk ibu menyusui. Roti gandum juga memberikan dosis yang

sehat dari serat dan zat besi.

c) Ubi

Ubi juga menjadi sumber energi untuk memproduksi ASI. Rasanya

yang manis memberikan cukup energi dalam memenuhi kebutuhan

kalori selama masa menyusui.

2) Protein

a) Protein nabati

Protein nabati merupakan kacang-kacanga, terutama yang berwarna

gelap seperti kacang hitam dan kacang ginjal, kacang kedelai

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

20

dengan hasil olahan berupa (tahu dan tempe), kacang hijau, kacang

merah, kacang polong, dan lain-lain

b) Protein Hewani

Protein hewani merupakansegala bentuk produk olahan dari hewani

meliputi:

(1) Daging sapi dianjurkan yang memiliki lemak sedikit atau tanpa

lemak, bisa didapatkan pada bagian daging khas dalam, karena

selain menyediakan protein, daging juga kaya akan zat bezi.

(2) Susu selain menyediakan protein, vitamin B, dan vitamin D,

produk susu adalah salah satu sumber kalsium yang terbaik.

Kalsiuum dapat membantu perkembangan tulang bayi.

(3) Ayam 100 gram daging ayam megandung 74% air, 22%

protein, 13 miligram zat kalsium, 190 miligramzat fosfor dan

1,5 miligram zat besi sehingga cukup baik di konsumsi oleh ibu

menyusui.

(4) Telur, kuning telur adalah salah satu dari beberapa sumber

alami vitamin D. selain itu, telur juga serbaguna untuk

memenuhi kebutuhan protein sehari-hari.

(5) Ikan menjadi sumber protein hewani yang sangantt dianjurkan

untuk setiap hari, karena alas an sebagai berikut:

(a) Daging putih mengandung asam lemak tak jenuh omega 3

dan protein yang berisi asam amino taurin dan sepuluh jenis

asam amino esensial.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

21

(b) Daging merah mengandung asam lemak tak jenuh omega 3,

protein vitamin A dan B.

(c) Kulit ikan mengandung vitamin A dan B2.

(d) Tulang ikan mengandung mineral, terutama kalsium dan

fosfor.

(e) Isi perut mengandung vitamin dan mineral

(f) Kepala dan mata mengandung polisakarida yang berperan

dalam kelembutan kulit dan pembuluh darah.

3) Lemak

Lemak adalah kompenen terbesar didalam ASI, agar terpenuhi

aman, dan menunjang untuk mengaja kualitas ASI.beberapa

makanan tinggi kandungan asam lemak tak jenuh yaitu kacang

kedelai, kacang tanah, alpukat, minyak ikan, minyak kacang

kedelai, minyak kacang tanah, minyak kanola, dan minyak zaitun

menjadi pilihan yang baik dalam memenuhi kebutuhan akan

lemak dalam ASI.

a) Vitamin larut lemak

Vitamin larut lemak terdiri dari vitamin A, D, E dan K. untuk

memperkaya kandungan ASI, konsumsi vitamin A tersebut

bisa di dapat dari susu, mentega, telur, minyak ikan, wortel,

sayuran hijau, kacang polong, buah warna kuning, dan minyak

sawit. Tidak ada perbedaan terhadap asupan vitamin D, E, dan

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

22

K pada masa sebelum menyusui, sayuran hijau kaya dengan

vitamin A, ibu menyusui perlu mendapatkan.

b) Vitamin larut air

Vitamin larut air adalah vitamin B komplek dan C. kelebihan

vitamin larut air adalah tidak tidak disimpan dalam bentuk

cadangan, melainkan akan terbuang melalui air seni. Pada

dasarnya vitamin larut air ini sudah terdapat pada pangan yang

mengandung karbohidrat, protein dan lemak, karena sifat

dasarnya sebagai mikro nutrient.

c) Mineral

mineral dalam ASI berkontribusi banyak pada osmolalitas ASI.

Kandungan mineral dalam ASIa sesuai dengan laju

pertumbuhan manusia, sehingga konsentrasinya lebih rendah

disbanding susu hewan. Rendahnya konsentrasi mineral pada

ASI ditujukan untuk mengurangi beban pada ginjal bayi.

Kecuali mineral penting seperti magnesium, kalsium, besi dan

seng.bahan pangan penunjang kebutuhan akan mineral bagi ibu

menyusui biasanya didampingi denagn zat makro nutrient

lain.

d) Air

Kompenen ASI pertama adalah air. ASI adalah cairan yang yang

sifatnya isotonikdengan plasma ibu. Ibu menyusui dianjurkan agar

lebih banyak mengonsumsi air, minimal sepuluh gelas sehari.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

23

Pemenuhan akan kebutuhan air bisa didapat dari air mineral, jus buah,

air sayur, air kacang hijau, dan susu. Mengonsumsi cairan yang

mengandung sari makanan tertentu lebih dianjurkan, karena memiliki

fungsi ganda dalam memenuhi produksi ASI.

f. Faktor yang Mempengaruhi Pola Makan

Menurut Sulistyaningsih, (2011: 52), faktor yang mempengaruhi

pola makan yaitu sebagai berikut :

1) Faktor Ekonomi

Variabel ekonomi yang masih cukup dominan dalam mempengaruhi

konsumsi pangan adalah pendapatan keluarga dan harga.

Meningkatnya pendapatan akan meningkatkan peluang untuk membeli

pangan dengan kualitas yang lebih baik, sebaliknya penurunan

pendapatan akan menyebabkan menurunnya daya beli secara kualitas

dan kuantitas.

2) Faktor Sosial Budaya

Pantang makan dalam mengonsumsi jenis makanan tertentu dapat

dipengaruhi oleh faktor budaya atau kepercayaan. Pantangan yang

didasari oleh kepercayaan pada umumnya mengandung perlambang

atau nasihat yang dianggap baik maupun tidak baik yang lambat laun

akan menjadi kebiasaan atau adat. Kebudayaan suatu masyarakat

mempunyai kekuatan yang cukup besar untuk mempengaruhi

seseorang dalam memilih dan mengolah pangan yang akan

dikonsumsi.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

24

3) Faktor Agama

Pantangan yang didasari agama, khususnya Islam disebut haram dan

individu yang melanggar hukumnya dosa. Adanya pantangan makanan

atau minuman tertentu dari sisi agama dikarenakan makanan atau

minuman tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

mengonsumsinya. Konsep halal dan haram sangat mempengaruhi

pemilihan bahan makanan yang akan dikonsumsi.

4) Pendidikan

Pendidikan dalam hal ini biasanya dikaitkan dengan pengetahuan,

akan berpengaruh terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan

kebutuhan gizi. Salah satu contoh, prinsip yang dimiliki seseorang

dengan pendidikan rendah biasanya yang penting mengenyangkan,

sehingga porsi bahan makanan sumber karbohidrat lebih banyak

dibandingkan dengan kelompok bahan makanan lain. Sebaliknya,

kelompok orang dengan pendidikan tinggi memiliki kecenderungan

memilih bahan makanan sumber protein dan berusaha

menyeimbangkan dengan kebutuhan zat gizi lain.

5) Lingkungan

Faktor lingkungan cukup besar pengaruhnya terhadap pembentukan

perilaku makan. Lingkungan yang dimaksud dapat berupa lingkungan

keluarga, sekolah, serta adanya promosi melalui media elektronik

maupun cetak. Kebiasaan makan dalam keluarga sangat berpengaruh

besar terhadap pola makan seseorang, kesukaan seseorang terhadap

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

25

makanan terbentuk dari kebiasaan makan yang terdapat dalam

keluarga.

3. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku menurut Notoadmodjo (2010: 20) adalah semua kegiatan

atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang

tidak dapat diamati langsung maupun tidak langsung dapat diamati pihak

luar.

Menurut Wawan dan Dewi ( 2010: 56) Perilaku pada dasarnya

adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus yang

berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,

makanan serta lingkungan.

b. Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan (healthy behavior) menurut Notoadmodjo (2010: 23)

adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang baik yang dapat diamati

(observable) atau yang tidak dapat di amati (unobservable) yang

berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan.

Tabel 2.4 Perilaku Kesehatan Positif dan Perilaku Kesehatan Negatif

Perilaku Positif Perilaku Negative

Makan tiga kali sehari Tabu atau berpantang terhadap makanan

tertentu yang tidak sesuai dengan konsep

ilmu gizi.

Makan berdasrkan prinsip menu

seimbang

Pengolahan makanan yang keliru,seperti

memotong sayur dahulu, baru mencucinya,

bukan sebaliknya

Ibu hamil makan lebih banyak dari

biasanya

Pengaruh jumlah makanan pada saat hamil

Pemberian Air Susu Ibu (ASI) kepada

anak sampai umur 2 tahun

Tidak mau memberikan ASI dan diganti

dengan susu formula.

Sumber: ( Supariasa, 2012: 19) .

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

26

Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang itu berperilaku

positif atau negatif antara lain: tingkat pendidikan, kepercayaan,

pandangan hidup, nilai-nilai yang ada, norma-norma, serta adat-istiadat

yang ada dimasyarakat dan sosial ekonomi.

c. Ranah Perilaku

Menurut Bloom dalam buku Notoadmojo (2010: 27), ranah perilaku

meliputi:

1) Pengetahuan (knowledge)

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap obyek melalui indra yang dimilikinya (mata,

hidung, telinga, dsb). Sebagian besar pengetahuan seseorang

diperoleh melalui indra penglihatan dan pendengaran secara garis

besar pengetahuan dibagi menjadi 6 tingkatan yaitu:

a) Tahu (know)

Tahu diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang

telah ada sebelumnya setelah mengamati sesuatu. untuk

mengetahui seseorang itu tahu sesuatu dapat menggunakan

perrtanyaan-pertanyaan.

b) Memahami (comprehension)

Memahami suatu obyek bukan sekedar tahu terhadap obyek

tersebut, tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi orang tersebut

harus dapat menginterprestasikan secara benar tentang obyek yang

diketahui.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

27

c) Aplikasi (apllication)

Aplikasi diartikan apabila seseorang yang telah memahi obyek

yang dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan dengan

prinsip yang sudah diketahui dengan stimulasi yang lain.

d) Analisis (analysis)

Analisis adalah kemempuan seseorang untuk menjabarkan atau

memisahkan, kemudian mencari kompenen-kompenen yang

terdapat dalam suatu masalah atau obyek yang diketahui.

tingkatan analisis adalah apabila seseorang tersebut telah dapat

membedakan, memilsahkan, mengelompokan, membuat diagram

(bagan) terhadap pengetahuan atas obyek.

e) Sintesis (synthesis)

Sintesis menunjukan suatu kemampuan seseorang untuk

merangkum atau meletakan dalam satu hubungan yang logis dari

kompenen-kompenen pengetahuan yang dimiliki. dengan kata lain

sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru

dari formulasi-formulasi yang telah ada

f) Evaluasi (evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan penelitian terhadap suatu obyek tertentu. penilaian

didasarkan pada suatu kriteria yang di tentukan oleh norma-norma

yang berlaku di masyarakat.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

28

2) Sikap (attitude)

Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulasi atau obyek

tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang

bersangkutan (senang, tidak senang, setuju, tidak setuju, baik, tidak

baik, dan sebagainya)

Seperti halnya pengetahuan, sikap juga mempunyai tingkatan

berdasarkan intensitasnya sebagai berikut :

a) Menerima (feceiving)

Menerima diartikan bahwa orang atau subyek mau menerima

stimulasi yang diberikan (obyek).

b) Menanggapai (responding)

Menanggapi disini diartikan memberikan jawaban atau

tanggapan terhadap pertanyaan atau obyek yang dihadapi.

c) Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subyek atua seseorang memberikan nilai

yang positif terhadap obyek atau stimulasi dalam arti

membahasnya.

d) Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang diyakininnya, harus berani mengambil resiko

bila ada orang lain mencemooh atau ada resiko lainnya.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

29

3) Tindakan atau Praktik (practice)

Seperti telah disebutkan diatas bahwa sikap adalah kecenderungan

untuk bertindak (praktik). Sikap belum tentu terwujud tindakan perlu

faktor lain antara lain adanya fasilitas atau sarana dan prasarana.

Praktik atau tindakan ini dapat dibedakan menjadi 3 tingkatan

menurut kualitasnya yaitu

a) Praktik terpimpin (guided response)

Subyek atau seseorang telah melakukan sesuatu tetapi masih

tergantung pada tuntunan atau menggunakan panduan.

b) Praktik secara mekanisme

Subyek atau seseorang telah melakukan atau mempraktikan

sesuatu hal secara otomatis maka disebut praktik atau tindakan

mekanis.

c) Adopsi (adoption)

Adopsi adalah suatu tindakan atau praktik yang sudah

berkembang, artinya apa yang dilakukan tidak sekedar rutinitas

atau mekanisme saja, tetapi sudah dilakukan modifikasi atau

tindakan atau prilaku yang berkualitas.

d. Latar Belakang Perilaku

Perilaku dilatarbelakangi tiga faktor menurut Lawrence Green (1980:

117), yaitu:

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

30

1) Faktor presdiposisi merupakan anteseden terhadap perilaku menjadi

dasar atau motivasi bagi perilaku. yang meliputi pengetahuan, sikap ,

keyakinan, nilai, persepsi.

2) Faktor pemungkin adalah faktor anteseden terhadap perilaku yang

memungkinkan suatu motivasi atau aspirasi terlaksana. Yang termasuk

sumber daya pribadi di samping sumber daya komuniti yang terwujud

dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak bersedianya fasilitas –

fasilitas atau sarana – sarana kesehatan. Misalnya fasilitas pelayanan

kesehatan, personalia, sekolahan, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi,

jamban.

3) Faktor penguat merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan

kesehatan memperoleh dukungan atau tidak yaitu terwujud dalam

sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lainnya yang

merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat. Misalnya

teman sejawat, keluarga, perawat. Dokter, pasien, bidan.

4. Karakteristik

a. Pengertian Karakteristik

Menurut kamus besar Bahasa Indonesia karakteristik adalah ciri-ciri

khusus yang mempunyai sifat khas sesuai dengan perwataan tertentu.

b. Macam-macam karakteristik menurut Wawan dan Dewi (2010: 16 )

Macam-macam karakteristik yaitu sebagai berikut :

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap

perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tentu yang

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

31

menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk

mencapai keselamatam dan kebahagiaan. Pendidikan diperlukan

untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang

kesehatan sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup. Pendidikan

dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan

serta dalm pembangunan Nursalam (2003) pada umumnya makin

tinggi pendidikan seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk

menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara

mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang

menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh

terhadap kehidupan keluarga.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan

sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Huclok (1998) semakin

cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih

matang dalam berfikir dan berkerja. Dari segi kepercayaan

masyarakat seseorang yang lebih dewasa dipercaya dari orang yang

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

32

belum tinggi kedewasaan. Hal ini akan sebagai dari pengalaman

jiwa.

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Nifasdigilib.unimus.ac.id/files/disk1/149/jtptunimus-gdl-arumsariwa... · metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk

33

B. Kerangka Teori

Bagan 2.4 Kerangka Teori

Sumber : Teori Perilaku Lawrence W. Green (1980: 120) .

Suliastiyoningsih (2011: 52)

Wawan dan Dewi (2010: 16)

Faktor Predoposisi

1. Pengetahuan

2. Keyakinan

3. Nilai

4. Sikap

5. Pendidikan

6. Pengalaman

7. Pekerjaan

8. Ekonomi

9. Budaya

Faktor Pemungkin

1. Ketersediaan sumber daya

kesehatan 2. Keterjangkauan sumber daya

kesehatan 3. Prioritas dan komeitmen

masyarakat atau pemerintah

terhadap kesehatan 4. Keterampilan yang berkaitan

dengan kesehatan

Perilaku

Faktor penguat

1. Keluarga

2. Teman sebaya

3. Guru

4. Majikan

5. Petugas kesehatan