BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf ·...

19
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Kemudian Suyono (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan Realisasi Proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Tahun 2008 PT. Hutama Karya Persero. Penelitiannya menyatakan terjadi selisih menguntungkan. Penyebab mendasar terjadinya kenaikan harga diperoleh dari harga material. Sanputra (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Rencana Anggaran Biaya (RAB) Proyek sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada PT Griya Sentosa Property. Penelitiannya menyatakan bahwa terdapat selisih merugikan. Hal ini disebabkan oleh dana realisasi lebih besar daripada dana yang dianggarkan, karena adanya pemborosan pemakaian material yang sebenarnya tidak perlu terjadi. Deasintha (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan Realisasi Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas pada CV Banyu Bening di Samarinda. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang perpustakaan dan rehab ruang kepala dinas. Hasil analisis perusahaan berhasil mengendalikan biaya dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek dengan tepat waktu. Sofah (2016) melakukan penelitian tentang Peranan Anggaran Biaya Pembangunan Proyek sebagai Alat Bantu Pengendalian Biaya pada PT. JNE Sidoarjo.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Kemudian Suyono (2012) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan

Realisasi Proyek Perkuatan Tebing dan Normalisasi Sungai Karang Mumus Tahun

2008 PT. Hutama Karya Persero. Penelitiannya menyatakan terjadi selisih

menguntungkan. Penyebab mendasar terjadinya kenaikan harga diperoleh dari harga

material.

Sanputra (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Rencana Anggaran Biaya

(RAB) Proyek sebagai Alat Perencanaan dan Pengendalian Biaya pada PT Griya

Sentosa Property. Penelitiannya menyatakan bahwa terdapat selisih merugikan. Hal ini

disebabkan oleh dana realisasi lebih besar daripada dana yang dianggarkan, karena

adanya pemborosan pemakaian material yang sebenarnya tidak perlu terjadi.

Deasintha (2015) melakukan penelitian tentang Analisis Anggaran dan Realisasi

Biaya Proyek Pembangunan Kantor Dinas pada CV Banyu Bening di Samarinda. Hasil

penelitiannya menyatakan terdapat selisih menguntungkan dalam proyek rehab ruang

perpustakaan dan rehab ruang kepala dinas. Hasil analisis perusahaan berhasil

mengendalikan biaya dan biaya tersebut lebih rendah dari yang dianggarkan serta

kemampuan perusahaan dalam mengerjakan proyek dengan tepat waktu.

Sofah (2016) melakukan penelitian tentang Peranan Anggaran Biaya

Pembangunan Proyek sebagai Alat Bantu Pengendalian Biaya pada PT. JNE Sidoarjo.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

7

Hasil penelitiannya menyatakan terdapat selisih yang merugikan namun jumlahnya

lebih kecil dibanding selisih yang menguntungkan.

Syafariansyah (2016) melakukan penelitian tentang Analisis Realisasi Anggaran

Biaya Bahan Baku Proyek Rehab Gedung PLN Tenggarong Tahun 2015 pada CV

Rajawali Adi Putra. Hasil penelitiannya menyatakan terdapat selisih menguntungkan

dikarenakan perusahaan dapat menggunakan bahan baku secara efisien.

B. Teori dan Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Anggaran

Menurut Sasongko dan Parulian (2015:2), berpendapat bahwa “Anggaran

adalah rencana kegiatan yang akan dijalankan oleh manajemen dalam satu

periode yang tertuang secara kuantitatif. Informasi yang dapat diperoleh dari

anggaran diantaranya jumlah produk dan harga jualnya untuk tahun depan”.

Menurut Nafarin (2013:11), mendefinisikan bahwa “Anggaran (budget)

merupakan rencana tertulis mengenai kegiatan suatu organisasi yang dinyatakan

dalam suatu bentuk uang, tetapi dapat juga dinyatakan dalam satuan barang/jasa”.

Menurut Lubis (2011:206), “Anggaran merupakan suatu rencana yang

disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan yang

dinyatakan dalam unit satuan moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)

mendatang.”

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

8

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa anggaran merupakan rencana

kegiatan suatu perusahaan yang disusun dalam jangka waktu satu tahun untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.

2. Manfaat dan Fungsi Anggaran

Menurut Nafarin (2013) anggaran mempunyai banyak manfaat aantara lain

:

a. Semua kegiatan dapat mengarah pada pencapaian tujuan bersama.

b. Dapat digunakan sebagai alat menilai kelebihan dan kekurangan

karyawan.

c. Dapat memotivasi karyawan.

d. Menimbulkan tanggung jawab tertentu pada karyawan.

e. Menghindari pemborosan dan pembayaran yang kurang perlu.

f. Sumber daya (seperti tenaga kerja, peralatan dan dana) dapat

dimanfaatkan seefisien mungkin.

g. Alat pendidikan bagi para manajer

Adapun manfaat anggaran menurut Nordiawan (2009) antara lain :

a. Anggaran merupakan alat komunikasi internal yang menghubungkan

departemen (divisi) yang satu dengan departemen (divisi) lainnya

dalam organisasi maupun dengan manajemen puncak.

b. Anggaran menyediakan informasi tentang hasil kegiatan yang

sesungguhnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

9

c. Anggaran sebagai alat pengendalian yang mengarah manajemen

untuk menentukan bagian organisasi yang kuat dan lemah. Hal ini

akan dapat mengarahkan manajemen untuk menentukan tindakan

koreksi yang harus diambil.

d. Anggaran mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan

untuk bekerja dengan konsisten, efektif dan efisien dalam kondisi

kesesuaian tujuan perusahaan dengan tujuan karyawan.

e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

menyelesaikan suatu kegiatan, maka manajemen perusahaan dapat

membandingkan pelaksanaan kegiatan dengan anggaran yang telah

ditetapkan dalam perusahaan.

Fungsi anggaran menurut Nafarin (2013:5), seluruh fungsi anggaran

di dalam suatu organisasi dapat dikelompokkan ke dalam 4 fungsi pokok

yaitu fungsi :

a. Planning (Perencanaan)

Di dalam fungsi ini ditetapkan tujuan jangka panjang, tujuan jangka

pendek, sasaran yang ingin dicapai, strategi yang akan digunakan dan

sebagainya. Di dalam fungsi ini berkaitan dengan segala sesuatu yang

ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan di masa mendatang.

b. Organizing (Pengorganisasian)

Setelah segala sesuatu yang ingin dihasilkan dan dicapai perusahaan

di masa depan telah ditetapkan, maka perusahaan harus mencari

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

10

sumber daya yang dibutuhkan untuk merealisasikan rencana tersebut.

Dimulai dari upaya memperoleh bahan baku, mencari peralatan yang

dibutuhkan, bangunan yang dibutuhkan, mencari tenaga kerja dengan

kualifikasi yang dibutuhkan dan mencari modal yang dibutuhkan.

c. Actuating (Menggerakkan)

Setelah sumber daya yang dibutuhkan diperoleh, maka tugas

manajemen selanjutnya adalah mengarahkan dan mengelola setiap

sumber daya yang telah dimiliki perusahaan tersebut agar dapat

digunakan sesuai dengan fungsinya masing – masing. Setiap sumber

daya yang ada harus dikerahkan, dikoordinasikan satu dengan yang

lainnya agar dapat bekerja optimal untuk mencapai tujuan

perusahaan.

d. Controlling (Pengendalian)

Setelah sumber daya yang dibutuhkan perusahaan diperoleh dan

diarahkan untuk bekerja sesuai dengan fungsi masing – masing, maka

langkah berikutnya adalah memastikan bahwa setiap sumber daya

tersebut telah bekerja sesuai dengan rencana yang telah dibuat

perusahaan untuk menjamin bahwa tujuan perusahaan secara umum

dapat dicapai. Fungsi ini berkaitan erat dengan upaya untuk

menjamin bahwa setiap sumber daya organisasi telah bekerja dengan

efektif dan efisien.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

11

Sedangkan menurut Sasongko dan Parulian (2015:3) kelompok fungsi

anggaran yaitu :

a. Perencanaan

Anggaran memberikan arahan bagi penyusunan tujuan dan kebijakan

perusahaan.

b. Koordinasi

Anggaran dapat mempermudah koordinasi antara bagian – bagian

dalam perusahaan.

c. Motivasi

Anggaran membuat manajemen dapat menetapkan target – target

tertentu yang harus dicapai oleh perusahaan.

d. Pengendalian

Keberadaan anggaran di perusahaan memungkinkan manajemen

untuk melakukan fungsi pengendalian atas aktivitas – aktivitas yang

dilaksanakan di dalam perusahaan.

Dari kedua definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa fungsi

anggaran memiliki fungsi yang terkait dengan fungsi perencanaan, fungsi

pengorganisasian, fungsi menggerakkan, fungsi memotivasi dan fungsi

pengendalian.

3. Kelemahan Anggaran

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

12

Selain memiliki kelebihan – kelebihan yang menguntungkan perusahaan,

terdapat sejumlah kekurangan dari penganggaran. Bragg (2014) menjelaskan

terdapat sejumlah kekurangan – kekurangan terkait dengan anggaran yang

meliputi :

a. Ketidakakuratan

Anggaran yang disusun berdasarkan asumsi dengan kondisi operasi

pada saat anggaran tersebut dirumuskan. Namun, adanya kondisi

penurunan ekonomi yang mendadak, perubahan tingkat suku bunga,

kurs valuta asing, dan harga komoditas, karena anggaran menetapkan

tingkat pengeluaran tertentu yang tidak dapat didukung oleh kondisi

sehingga menyebabkan penurunan pendapatan yang drastis.

b. Pengambilan Keputusan yang Kaku

Proses penganggaran memfokuskan tim manajemen pada strategi

selama periode perumusan anggaran yang mendekati akhir tahun

fisikal. Untuk tahun yang tersisa, tidak ada komitmen manajemen

untuk mengevaluasi strategi sehingga apabila terjadi perubahan di

pasar setelah anggaran selesai, maka tidak ada sistem secara formal

untuk mengkaji situasi dan melakukan perubahan.

c. Waktu yang Diperlukan

Proses penyusunan anggaran membutuhkan waktu yang panjang

khususnya di lingkungan yang buruk pengorganisasiannya dimana

banyak pengulangan perhitungan anggaran. Selanjutnya, anggaran

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

13

akan lebih luas jika kondisi bisnis senantiasa berubah, yang menuntut

perhitungan ulang modal anggaran.

d. Mempermainkan Sistem

Terkadang manajer yang berpengalaman berusaha mempermainkan

sistem dengan cara menurunkan estimasi pendapatan dan

meningkatkan estimasi beban, sehingga dapat dengan mudah

melakukan penyimpangan – penyimpangan yang menguntungkan

terhadap anggaran sehingga membutuhkan pengawasan untuk

menghilangkannya.

e. Menyalahkan Hasil

Divisi – divisi di dalam perusahaan akan saling menyalahkan jika

tidak mencapai hasil yang dianggarkan.

f. Alokasi Beban

Pada proses penyusunan anggaran menyarankan bahwa jumlah

tertentu biaya overhead harus dialokasikan ke macam – macam

departemen, dan terkadang manajer akan mempermasalahkan alokasi

beban tersebut.

Menurut Nafarin (2013:20), anggaran disamping mempunyai banyak

manfaat, namun juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu sebagai berikut :

a. Anggaran dibuat berdasarkan taksiran dan anggapan sehingga

mengandung umur ketidakpastian.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

14

b. Menyusun anggaran yang cermat memerlukan waktu, uang dan

tenaga yang tidak sedikit sehingga tidak semua perusahaan mampu

menyusun anggaran secara lengkap (komprehensif) dan akurat.

c. Bagi pihak yang merasa dipaksa untuk melaksanakan anggaran dapat

mengakibatkan mereka menggerutu dan menentang sehingga

anggaran tidak akan efektif.

Kemudian Ahmad (2013) menjelaskan keterbatasan anggaran yaitu :

a. Bahwa dalam budget planning kita menggunakan taksiran – taksiran

yang tidak selalu tepat.

b. Bahwa budget itu harus terus menerus disesuaikan dengan keadaan

yang berubah – ubah. Misalnya dalam situasi inflasi terbuka,

budgeting yang lengkap tidak banyak gunanya dan malah

merepotkan. Oleh karena itu, dalam masa inflasi terbuka sedapat

mungkin harus ditetapkan patokan – patokan kuantitas, sedangkan

patokan – patokan harga (dalam rupiah) harus disesuaikan seca

periodic.

c. Pelaksanaan budget tidak terjadi dengan otomatis, oleh karena itu,

manajemen pada semua tingkat harus ikut serta. Sehingga budgeting

budgeting yang dimaksudkan mencapai prestasi yang lebih tinggi,

maka akan menyebabkan timbulnya persoalan hubungan antar

manusia.

4. Jenis Anggaran

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

15

Nafarin (2013) mengelompokkan anggaran dari beberapa sudut pandang

sebagai berikut :

a. Menurut dasar penyusunan, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran variable (variable budget) adalah anggaran yang

disusun berdasarkan interval (kisaran) kapasitas (aktifitas)

tertentu dan pada intinya merupakan suatu seri anggaran yang

dapat disesuaikan pada tingkat aktifitas (kegiatan) yang

berbeda.

2) Anggaran tetap (fixed budget) adalah anggaran yang disusun

berdasarkan suatu tingkat kapasitas tertentu.

b. Menurut cara penyusunan, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran periodik (periodic budget) adalah anggaran yang

disusun untuk satu periode tertentu. Pada umumnya periodenya

satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.

2) Anggaran kontinu (continuous budget) adalah anggaran yang

dibuat untuk mengadakan perbaikan atas anggaran yang pernah

dibuat. Misalnya, tiap bulan diadakan perbaikan sehingga

anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan.

c. Menurut jangka waktunya, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran jangka pendek (short-range budget) adalah anggaran

yang dibuat dalam jangka waktu paling lama sampai satu tahun.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

16

Anggaran untuk keperluan modal kerja merupakan anggaran

jangka pendek. Anggaran jangka pendek disebut juga dengan

anggaran taktis.

2) Anggaran jangka panjang (long-range budget) adalah anggaran

yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Anggaran

untuk keperluan investasi barang modal merupakan anggaran

jangka panjang yang disebut dengan anggaran modal (capital

budget). Anggaran jangka panjang tidak mesti berupa anggaran

modal. Anggaran jangka panjang diperlukan sebagai dasar

penyusunan anggaran jangka pendek.

d. Menurut bidangnya, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran operasional (operational budget) adalah anggaran

untuk menyusun laporan laba atau rugi. Contoh : anggaran

penjualan, anggaran biaya pabrik, anggaran biaya bahan baku,

anggaran biaya tenaga kerja langsung, anggaran biaya overhead

pabrik dan anggaran beban usaha.

2) Anggaran keuangan (financial budget) adalah anggaran untuk

menyusun anggaran neraca. Contoh : anggaran kas, anggaran

piutang, anggaran sediaan, anggaran utang dan anggaran neraca.

e. Menurut kemampuan menyusun, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran komprehensif (comprehensive budget) adalah

rangkaian dari berbagai jenis anggaran yang disusun secara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

17

lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari

anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun

secara lengkap.

2) Anggaran parsial (partially budget) adalah anggaran yang

disusun secara tidak lengkap atau anggaran yang menyusun

bagian anggaran tertentu saja. Contoh : karena keterbatasan

kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran

operasional.

f. Menurut fungsinya, anggaran terdiri dari :

1) Anggaran tertentu (appropriation budget) adalah anggaran yang

diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan

untuk manfaat lain.

2) Anggaran kinerja (performance budget) adalah anggaran yang

disusun berdasarkan fungsi kegiatan yang dilakukan dalam

organisasi (perusahaan). Misalnya untuk menilai apakah biaya

(beban) yang dikeluarkan oleh masing – masing aktivitas tidak

melampaui batas.

Menurut Rudianto (2009:7) dalam bukunya yang berjudul Penganggaran,

anggaran terdiri dari berbagai jenis seperti :

a. Anggaran Operasional

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

18

Anggaran operasional adalah rencana kerja perusahaan yang

mencakup semua kegiatan utama perusahaan dalam memperoleh

pendapatan di dalam suatu periode tertentu.

b. Anggaran Keuangan

Anggaran keuangan adalah anggaran yang berkaitan dengan rencana

pendukung aktifitas operasi perusahaan.. Anggaran keuangan

mencakup beberapa jenis anggaran, yaitu :

1) Anggaran investasi adalah rencana perusahaan untuk membeli

barang – barang modal atau barang – barang yang dapat

digunakan untuk menghasilkan produk perusahaan di masa

mendatang dalam jangka panjang.

2) Anggaran kas adalah rencana aktivitas penerimaan dan

pengeluaran kas perusahaan di dalam suatu periode tertentu,

beserta penjelasan tentang sumber – sumber penerimaan dan

pengeluaran kas tersebut.

3) Proyeksi neraca adalah kondisi keuangan yang diinginkan

perusahaan di dalam suatu periode tertentu di masa mendatang.

Berarti, dalam proyeksi neraca tersebut mencakup jumlah harta

ingin dimiliki perusahaan beserta kewajiban – kewajiban yang

harus diselesaikan perusahaan di masa mendatang.

5. Penyusunan Anggaran Material Proyek

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

19

Menurut Evianto (2004:108) material proyek dapat digolongkan menjadi

beberapa jenis. Penggolongan jenis material proyek tersebut dibedakan menjadi

3 kategori :

a. Engineered materials, yaitu produk khusus yang dibuat berdasarkan

perhitungan teknis dan perencanaan. Material ini dijelaskan dengan

gambar dan digunakan sepanjang masa pelaksanaan proyek tersebut.

Apabila terjadi penundaan akan berakibat mempengaruhi jadwal

penyelesaian proyek.

b. Bulk material, yaitu produk yang dibuat berdasarkan standar industri

tertentu. Material jenis ini seringkali sulit diperkirakan karena

beraneka macam jenisnya seperti kabel dan pipa.

c. Fabricated material, yaitu produk yang dirakit tidak pada tempat,

material tersebut akan digunakan diluar lokasi proyek seperti kusen

dan rangka baja.

Material konstruksi yang digunakan dalam kegiatan suatu proyek dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu material permanen dan material sementara.

Material permanen adalah material yang menjadi bagian tetap dari struktur yang

dibutuhkan kontraktor untuk pelaksanaan proyek konstruksi sedangkan material

sementara adalah material yang tidak menjadi bagian tetap dari struktur (Sobirin,

2016).

Menurut Harahap (2008:20), penyusunan anggaran dapat dilakukan dengan

cara :

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

20

a. Otoriter atau top down

Anggaran disusun dan ditetapkan sendiri oleh pimpinan dan anggaran

ini dilaksanakan oleh bawahan tanpa adanya keterlibatan bawahan

dalam penyusunannya. Cara ini ada baiknya digunakan bila karyawan

tidak mampu menyusun anggaran atau dianggap terlalu lama dan

tidak tepat jika diserahkan kepada bawahannya. Hal ini bisa terjadi

dalam perusahaan yang karyawannya tidak memiliki cukup keahlian

untuk menyusun anggaran. Atasan bisa saja menggunakan jasa

konsultan atau tim khusus untuk melaksanakan.

b. Demokrasi atau bottom up

Anggaran disusun berdasarkan hasil keputusan karyawan. Anggaran

disusun mulai dari bawahan sampai atasan. Dimana diserahkan

sepenuhnya menyusun anggaran yang ditargetkan pada masa yang

akan datang. Cara ini digunakan jika karyawan sudah memiliki

kemampuan dalam menyusun anggaran dan tidak dikhawatirkan akan

menggunakan proses yang lama dan berlarut.

c. Campuran antara top down dan bottom up

Penyusunan anggaran dimulai dari atasan dan selanjutnya diserahkan

untuk dilengkapi dan dilanjutkan oleh karyawan bawahan. Jadi

pedoman dari atasan atau pimpinan dan kemudian dijabarkan oleh

bawahan sesuai dengan arahan dari atasan.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

21

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penyusunan

anggaran tergantung pada kebijakan dari perusahaan itu sendiri.

Menurut Ervianto (2002:134), tahap – tahap yang harus dilakukan untuk

penyusunan anggaran biaya adalah sebagai berikut :

a. Melakukan pengumpulan data tentang jenis, harga serta kemampuan

pasar menyediakan bahan/material konstruksi secara kontinu.

b. Melakukan pengumpulan data tentang upah pekerja yang berlaku di

daerah lokasi proyek dan atau upah pada umumnya jika pekerja

didatangkan dari luar daerah lokasi proyek.

c. Melakukan perhitungan analisis material dan upah dengan

menggunakan analisis yang diyakini baik oleh si pembuat anggaran.

d. Melakukan perhitungan harga satuan pekerja dengan memanfaatkan

hasil analisa satuan pekerja dan daftar kuantitas pekerjaan.

e. Membuat rekapitulasi.

Untuk perusahaan yang masih berskala kecil, pekerjaan penyusunan

anggaran dapat dikerjakan sendiri oleh pimpinan perusahaan sedangkan untuk

perusahaan yang berskala besar, akan membutuhkan suatu bagian khusus yang

dapat menangani penyusunan anggaran.

6. Pengertian Pengendalian

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

22

Menurut Dessler (2009:62) mengemukakan bahwa pengendalian

merupakan kebijakan dan prosedur yang dikembangkan oleh organisasi untuk

menghadapi resiko.

Menuut Hasibuan (2008:39) mendefinisikan pengendalian merupakan

suatu proses penjaminan dimana perusahaan dan orang – orang yang berada di

dalam perusahaan tersebut bisa mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

Sedangkan menurut Harahap (2008), pengendalian merupakan suatu

tindakan pengawasan disertai tindakan pelurusan (korektif).

Menurut Mulyadi (2007:89), pengendalian merupakan usaha untuk

mencapai tujuan tertentu melalui perilaku yang diharapkan.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengendalian merupakan

suatu tindakan pengawasan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

7. Tujuan Pengendalian

Menurut Griffin (2004:163) mendeskripsikan tujuan pengendalian sebagai

berikut :

a. Beradaptasi dengan Perubahan Lingkungan

Agar perusahaan dapat terus beradaptasi dengan perubahan yang

terjadi di lingkungan perusahaan, baik lingkungan yang bersifat

internal maupun lingkungan eksternal. Dengan demikian

pengendalian tidak saja dilakukan untuk memastikan agar kegiatan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

23

perusahaan berjalan sebagaimana yang telah direncanakan, namun

juga agar kegiatan yang dijalankan sesuai dengan perubahaan

lingkungan, karena perusahaan bisa saja merubah rencana perusahaan

dikarenakan adanya perubahan lingkungan yang dihadapi oleh

perusahaan.

b. Meminimumkan Kegagalan

Setiap perusahaan berharap agar terhindar dari kegagalan. Oleh

karena itu perusahaan perlu melakukan pengendalian agar jika terjadi

kegagalan, maka perusahaan dapat mengambil langkah untuk

meminimumkannya.

c. Meminimumkan Biaya

Ketika perusahaan mengalami suatu kegagalan, maka akan terjadi

pemborosan yang merugikan perusahaan. Oleh karena itu, untuk

meminimumkan biaya sangat membutuhkan adanya pengendalian.

d. Antisipasi Kompleksitas Organisasi

Bertujuan agar perusahaan dapat mengantisipasi segala kegiatan

organisasi yang begitu kompleks.

Agar pengendalian dapat berjalan dengan baik, maka terdapat hal – hal yang

perlu diperhatikan seperti :

a. Pengendalian hendaknya direncanakan dengan baik agar dapat

mengukur apakah proses pengendalian yang dilakukan berhasil atau

tidak.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/46731/3/BAB II.pdf · 2019. 7. 3. · e. Anggaran sebagai alat pengawasan yang baik, jika perusahaan sedang

24

b. Pelaporan penyimpangan dilakukan dengan segera.

c. Dapat mereflesikan pola kerja unit organisasi, misalnya mengenai

standar biaya. Jika suatu kegiatan telah menghabiskan biaya melebihi

biaya standar, maka pola kerja unit sudah tidak wajar.

d. Dapat menjamin diberlakukannya tindakan korektif, yaitu segera

diketahui apa yang salah, dimana terjadinya kesalahan itu dan siapa

yang bertanggung jawab.

8. Sistem pengendalian proyek

Pengendalian (Controlling) adalah proses penetapan apa yang telah dicapai,

evaluasi kerja, dan langkah perbaikan bila diperlukan. Proses ini dapat dilakukan

jika sebelumnya telah ada kegiatan perencanaan, karena esensi pengendalian

adalah membandingkan apa yang seharusnya terjadi dengan apa yang telah terjadi

(Ervianto, 2002).

Yang dimaksud dengan pengendalian proyek adalah memantau, mengkaji,

mengadakan koreksi dan membimbing agar kegiatan proyek menuju kearah

sasaran yang telah ditentukan (Soeharto, 1990).

Pengendalian ini adalah usaha sistematis untuk menentukan standar yang

sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem informasi,

membandingkan pelaksanaan dengan standar, kemudian mengambil tindakan

koreksi yang diperlukan agar sumber daya dapat digunakan secara efektif dan

efisien dalam rangka mencapai sasaran (Joyosukarto, 2006).