BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian...

21
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Indrawati (2008) meneliti tentang aplikasi manajemen risiko pada investasi foreign exchange pada PT Victory International Future Cabang Malang. Hasil penelitian berupa Manajemen risiko yang diterapkan di PT Victory International Future, yaitu Cut loss, Switching, Locking, Averagingdan manajemen risiko yang sering dipakai di PT Victory International Future adalah pemasangan stop loss dan take profit ataupun stop loss dan take profit. Adapun analisis dan observasi yang digunakan di PT Victory International Future adalah analisis tekhnikal dan fundamental. Analisis lain yang digunakan selain analisis tekhnikal dan fundamental ada analisis tambahan lagi yang disebut dengan indicator. Aplikasi manajemen risiko yang ada di PT Victory International Future yang diberikan kepada para client (investor) selaku commision house ada 2 kriteria, yaitu sebelum melakukan transaksi dan pada saat melakukan transaksi. Kusumasari (2011) meneliti tentang analisis manajemen risiko pada transaksi mata uang asing di PT Monex Investindo Futures Cabang Solo. Hasil penelitiannya berupa pembahasan dapat dilihat risiko apa saja yang bisa terjadi selama trading forex seperti risiko terhadap pasar, risiko terhadap perubahan harga dan votalitas, risiko terhadap likuiditas, risiko terhadap laverage dan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Indrawati (2008) meneliti tentang aplikasi manajemen risiko pada

investasi foreign exchange pada PT Victory International Future Cabang

Malang. Hasil penelitian berupa Manajemen risiko yang diterapkan di PT

Victory International Future, yaitu Cut loss, Switching, Locking, Averagingdan

manajemen risiko yang sering dipakai di PT Victory International Future

adalah pemasangan stop loss dan take profit ataupun stop loss dan take profit.

Adapun analisis dan observasi yang digunakan di PT Victory

International Future adalah analisis tekhnikal dan fundamental. Analisis lain

yang digunakan selain analisis tekhnikal dan fundamental ada analisis

tambahan lagi yang disebut dengan indicator. Aplikasi manajemen risiko yang

ada di PT Victory International Future yang diberikan kepada para client

(investor) selaku commision house ada 2 kriteria, yaitu sebelum melakukan

transaksi dan pada saat melakukan transaksi.

Kusumasari (2011) meneliti tentang analisis manajemen risiko pada

transaksi mata uang asing di PT Monex Investindo Futures Cabang Solo. Hasil

penelitiannya berupa pembahasan dapat dilihat risiko apa saja yang bisa terjadi

selama trading forex seperti risiko terhadap pasar, risiko terhadap perubahan

harga dan votalitas, risiko terhadap likuiditas, risiko terhadap laverage dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

10

margin dan risiko terhadap overnight. Investor harus selalu update terhadap

keadaan pasar untuk melihat pengaruhnya bagi pergerakan grafik.

PT Monex Investindo Futures Cabang Solo dalam memaksimalkan

profit dan meminimalkan risiko menggunakan solusi yaitu berupa menentukan

berapa dana yang akan dirisikokan, menentukan berapa modal yang digunakan

untuk setiap transaksi, menentukan berapa modal yang dirisikokan per

transaksi, menentukan besar posisi yang diambil, menentukan risiko,

menentukan persen kerugian investor, menyesuaikan parameter risiko dan

yang terakhir menempatkan risiko dengan aman.

Angka (2014) meneliti tentang money management untuk

meningkatkan keuntungan pada PT Victory International Futures Malang

Cabang Letjend Sutoyo. Hasil penelitian pada PT Victory International Futures

Malang Cabang Letjend Sutoyo adalah kurangnya perusahaan dalam strategi

money management dalam trading, sebaiknya PT Victory International Futures

Malang Cabang Letjend Sutoyo mengarahkan tradernya, broker dan

nasabahnya dengan memperhatikan money management guna mengantisispasi

dan meminimalis kerugian dalam transaksi forex.

B. Tinjauan Teori

1. Manajemen Risiko

Manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen

dalam penanggulangan resiko, terutama resiko yang dihadapi oleh

organisasi/perusahaan, keluarga dan masyarakat. Manajemen Risiko

mencakup kegiatan merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

11

mengkordinirdan mengawasi (termasuk mengevaluasi) program

penanggulangan resiko (Djojosoedarso 2003:4).

Manajemen resiko lainnya selain dari paparan di atas adalah suatu

bidang ilmu yang membahas tentang bagaimana suatu organisasi

menerapkan ukuran dalam memetakan berbagai permasalahan yang ada

dengan menempatkan berbagai pendekatan manajemen secara

komprehensif dan sistematis (Fahmi 2010:2). Pengelolaan risiko dengan

memanajemen risiko yang mantap, maka pengaturan potensi kerugian

tersebut dapat dilakukan. Manajemen risiko di sini pada prinsipnya

dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam Forex Trading,

seperti stop loss (menghentikan kerugian) dan Locking (mengunci posisi

dari kerugian/keuntungan) (Budi 2008:132).

2. Fungsi Manajemen Risiko

Fungsi pokok manajemen risiko pada umumnya mencakup hal-hal

berikut (www.berdoauntukmati.blogspot.so.id):

a. Menekankan kerugian potensial

Artinya berupaya untuk menemukan / mengidentifikasi seluruh

risiko murni yang dihadapi oleh perusahaan yang meliputi:

1) Kerusakan fisik dari harta kekayaan perusahaan.

2) Kehilangan pendapatan atau kerugian lainnya akibat terganggunya

operasi perusahaan.

3) Kerugian akibat adanya tuntutan hukum dari pihak lain.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

12

4) Kerugian yang timbul karena adanya penipuan, tindak kriminal

yang lainnya, tidak jujurnya karyawan dan lain-lain.

5) Kerugian yang timbul akibat “keymen” meninggal dunia, sakit

atau cacat.

b. Mengevaluasi kerugian potensial

Artinya melakukan evaluasi dan penelitian terhadap semua

kemungkinan kerugian potensial yang dihadapi perusahaan. Evaluasi

ini meliputi perkiraan mengenai:

1) Besarnya kemungkinan frekuensi terjadinya kerugian.

2) Besarnya kegawatan dari tiap-tiap kerugian

3) Memilih teknik atau cara yang tepat untuk menanggulangi

kerugian.

c. Menentukan cara penanggulangan risiko

Hal ini dilakukan agar suatu organisasi dapat menentukan cara

apa yang dapat dilakukan dan tepat untuk menangani sebuah risiko.

Apakah itu dengan mengurangi, mencegah, meretensi (menahan

sendiri), menghindari dan memindahan kerugian kepada pihak lain.

3. Siklus Manajemen Risiko

Siklus manajemen risiko yang dilakukan sebagai berikut (Djohanputro

2008:43) :

a. Mengidentifikasi risiko

Langkah pertama dalam manjemen risiko adalah

mengidentifikasi risiko-risiko yang ada diperusahaan, dengan

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

13

melakukan identifikasi dapat sekumpulan informasi tentang kejadian

risiko, informasi mengenai penyebab risiko, bahkan informasi

mengenai dampak apa saja yang bisa ditimbulkan oleh risiko tersebut.

Pada dasarnya identifikasi risiko dapat dilakukan dengan mengunakan

empat metode yaitu:

1) Analisis data histories prinsip

Metode ini adalah menggunakan berbagai informasi dan

data mengenai segala sesuatu yang pernah terjadi. Metode ini

memerlukan data, baik data primer maupun data sekunder, untuk

dapat mengidentifikasi risiko. Manajemen risiko akan sangat

terbantu jika perusahaan memiliki rekam data yang baik sehingga

indentifikasi risiko dapat dilakukan dengan mudah.

2) Pengamatan dan survei.

Apabila tidak tersedia data histories maka untuk

melengkapi informasi, dapat langsung melakukan investigasi,

atau pengamatan secara langsung. Cara ini dapat diperoleh data

berupa data primer.

3) Pengacuan

Metode ini pada prinsipnya diterapkan untuk melengkapi

metode pertama dan kedua diatas. Metode ini dilakukan dengan

melakukan pengacuan atau benchmark. Benchmark adalah objek

yang memiliki kesamaan dengan objek yang sedang diamati

berkaitan dengan keberadaan risiko, jadi untuk mencari

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

14

informasi tentang risiko tersebut dilakukan ditempat lain atau

perusahaan lain.

4) Pendapat ahli

Apabila masih belum yakin dengan informasi yang

dihasilkan maka dapat menggunakan metode ini, yaitu dengan

cara bertanya kepada ahlinya.

b. Pengukuran risiko

Pengukuran ini mengacu pada dua faktor yaitu kuantitas risiko

dan kualitas risiko. Kuantitas risiko terkait dengan berapa banyak

nilai, atau eksposur yang rentan terhadap risiko. Faktor kualitas risiko

sendiri terkait dengan kemungkinan suatu risiko muncul. Semakin

tinggi kemungkinan risiko terjadi, semakin tinggi pula risikonya. Data

historis merupakan salah satu sumber identifikasi risiko sekaligus

sumber untuk mengukur besarnya risiko. Pengukuran risiko dapat

dilakukan dengan empat metode yaitu:

1) Nilai Hipotesis

Besarnya nilai eksposur yang rentan terhadap risiko,

dilakukan dengan menentukan batas atas besarnya nilai yang

menghadapi risiko.

2) Sensitivitas

Sensitivitas bersifat perkiraan dan bersifat lokal (perubahan

parameter yang berbeda memberikan dampak yang berbeda).

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

15

3) Volatilitas

Mengukur seberapa besar harga, tingkat pengembalian atau

variabel lain berfluktuasi. Semakin tinggi fluktuasi atau gejolak

suatu variabel, semakin tinggi pula tingkat risikonya. Ada dua

macam volatilitas yang sering digunakan yaitu jangkauan dan

standar deviasi. Standar deviasi menggunakan data histories dan

data hasil peramalan.

4) Penyimpangan bawah

Mengukur potensi dampak buruk bila risiko menjadi

kenyataan. Perlu diingat, ada kondisi dimana perusahaan bisa

menghadapi risiko yang hanya berdampak positif, tetapi tidak

berdampak negatif.

c. Pemetaan risiko

Perusahaan tidak perlu menakuti semua risiko. Ada risiko yang

perlu mendapat perhatian khusus, tetapi ada juga risiko yang dapat

diabaikan. Perusahaan hendaknya melakukan pemetaan risiko yang

memiliki tujuan untuk menetapkan prioritas risiko berdasarkan

kepentingan bagi perusahaan. Pemetaan risiko dapat dilakukan

dengan dua dimensi yaitu dimensi probabilitas terjadinya risiko dan

dampaknya bila risiko tersebut terjadi.

1) Probabilitas

Menyatakan tingkat kemungkinan suatu risiko akan terjadi.

Pada umumnya probabilitas dibagi kedalam tiga kategori yaitu:

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

16

tinggi, sedang dan rendah. Pengukuran probabilitas bersumber

pada dua jenis data yaitu data histories dimana dibutuhkan data

sebanyak 31 data kuartalan dan data prediksi.

2) Dampak

Tingkat kegawatan atau biaya yang terjadi kalau risiko yang

bersangkutan benar-benar menjadi kenyataan.

d. Model pengelolaan risiko

Ada beberapa alternatif dalam pengelolaan manajemen risiko,

yaitu:

1) Penghindaran risiko

Penghindaran risiko adalah tindakan perusahaan untuk

menilai bisnis atau kegiatan tertentu yang mengandung risiko

yang tidak diinginkan. Ada beberapa alasan kenapa perusahaan

memilih tehnik penghindaran risiko yaitu karena tidak sesuai

dengan visi perusahaan, dampak sosial yang terlalu besar,

peraturan yang tidak kondusifdan total risiko portofolio melebihi

batas ambang.

2) Pengurangan risiko

Pengurangan risiko dapat dilakukan terhadap salah satu

dari kedua faktor, yaitu pengurangan kemungkinana terjadinya

risiko yang menjadi kenyataan dan menekan besarnya dampak

dari risiko tersebut.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

17

3) Pemindahan risiko

Pemindahan risiko adalah memindahkan risiko dari

perusahaan kepihak lain yang bersedia atau ke perusahaan yang

membisniskan risiko. Pemindahan risiko bertujuan untuk

menghilangkan risiko.

4) Penahanan Risiko Penahanan risiko disebabkan oleh dua factor yaitu

perusahaan dengan sadar ingin mempertahankan risiko dan

mengelolaanya sendiri, dimana perusahaan memiliki kemempuan

dan sumber daya untuk mengelolanya, risiko dapat dikelola dan

dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dari risiko itu sendiri.

Penanganan risiko dapat dilakukan dengan terencana dan tidak

terencana. e. Monitor dan pengendalian

Manajemen perlu memastikan bahwa pelaksanaan pengelolaan

risiko berjalan sesuai rencana. Manajemen juga perlu memastikan

bahwa model pengelolaan risiko cukup efektif yang ini berarti bahwa

monitor dan pengendalian perting dilakukan. Monitor dan

pengendalian sendiri juga memantau perkembangan terhadap

kecenderungan-kecenderungan berubahnya profil risiko.

4. Cara Manajemen Risiko

Ada beberapa cara untuk manajemen risiko diantaranya adalah

sebagai berikut (Budi 2008:133):

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

18

a. Cut Loss

Cut loss adalah suatu tindakan di mana kita melakukan likuidasi

atas posisi dalam keadaan rugi. Hal ini dilakukan untuk menghindari

kerugian yang lebih besar. Umumnya cut loss ini dilakukan pada

kisaran kerugian 30 poin sampai 50 poin. Teknik ini dilakukan dengan

cara menutup transaksi yang merugi sesegera mungkin dengan tujuan

untuk menghindari resiko kerugian yang lebih besar.

Berikut ilustrasinya:

Gambar 2.1. Ilustrasi Cut Loss

Sumber: www.foreximf.com

b. Switching

Tindakan dimana kita melakukan liquidasi terhadap posisi

pertama, kemudian masuk kembali dengan posisi yang berlawanan

dari posisi pertama tadi. Teknik dilakukan dengan cara menutup posisi

yang rugi dan segera mengambil posisi baru yang searah dengan

pergerakan harga selanjutnya. Idenya adalah untuk me-

recovery kerugian yang diakibatkan oleh posisi transaksi sebelumnya.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

19

Teknik ini lebih efektif apabila dilakukan ketika terjadi perubahan

arah harga yang cepat dan drastis.

Berikut ilustrasinya:

Gambar 2.2. Ilustrasi Switching

Sumber: www.foreximf.com

c. Locking

Tindakan ini sering dilakukan pada saat kita dalam keadaan

floating profit/loss. Untuk mengurangi kerugian yang lebih besar atau

mempertahankan keuntungan, kita kunci kerugian atau keuntungan

tersebut dengan posisi yang berlawanan dengan posisi pertama.

Sistem ini sering juga disebut dengan hedging position.

d. Averaging

Suatu tindakan mengulangi posisi yang sama pada saat kita

dalam keadaan floating loss, dimana posisi pertama dibiarkan terbuka.

Averaging (atau disebut juga sebagai ‘cost-averaging’) merupakan

teknik manajemen resiko yang cukup ekstrim karena pada dasarnya

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

20

teknik ini mencoba untuk “melawan” pasar. Ide dasarnya adalah pasar

tidak mungkin bergerak ke satu arah saja untuk selamanya.

Berikut ilustrasinya:

Gambar 2.3. Ilustrasi Averaging

Sumber: www.foreximf.com

5. Analisis Fundamental dan Teknikal

Terdapat analisis fundamental dan analisis teknikal dalam

manajemen risiko. Perbedaan antara analisis fundamental dan teknikal

terletak pada faktor yang mendasari analisis tersebut. Analisis teknikal

mendasarkan pada pola-pola pergerakan saham dari waktu ke waktu,

sedangkan analisis fundamental secara top-down mendasarkan diri pada

faktor-faktor fundamental perusahaan yang dipengaruhi oleh faktor

ekonomi dan industri (Tandelilin 2001:247).

a. Analisis Fundamental

Analisis fundamental dilakukan oleh investor dalam menilai

saham perusahaan. Ada tiga tahap dalam analisis fundamental secara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

21

“top down” yang digunakan oleh investor dalam menilai saham

perusahaan. Analisis ini meliputi analisis ekonomi, analisis industri

dan analisis perusahaan, yang bisa dipakai investor dalam

pembuatan keputusan teknikal (Tandelilin 2001:247).

Analisis fundamental mencoba memperkirakan harga saham

dimasa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor

fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan

datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut

sehingga diperoleh taksiran harga saham (Husnan 2005:307).

Analisis fundamental adalah suatu pendekatan untuk menghitung

nilai instrinsik saham biasa (common stock) dengan menggunakan

data keungan perusahaan (Ahmad 2004:81).

Analisis fundamental dalam Valas melibatkan penggunaan

memprediksi penaksiran harga mata uang dan kecenderungan

pasarnya dengan menganalisis kondisi ekonomi saat ini, kebijakan

pemerintah dan faktor sosial dalam kerangka siklus bisnis. Pedagang

valas mengukur keadaan ekonomi suatu negara dengan memeriksa

indikator makroekonomi yang meliputi:

1) Pengumuman suku bunga

2) Produk domestik bruto (PDB)

3) Indeks harga konsumen (inflasi) dan indikator pengeluaran

4) Indikator ketenagakerjaan

5) Perdagangan eceran dan keyakinan konsumen

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

22

6) Surplus atau defisit neraca perdagangan

7) Kebijakan fiskal dan moneter pemerintah

Belajar investasi mencakup mempelajari bagaimana cara

menganalisa instrumen investasi melalui informasi yang ada. Hal

ini juga berlaku dalam berinvestasi saham. Informasi sangat

penting bagi investor. Investor yang ingin berinvestasi saham

untuk jangka panjang wajib melakukan analisis fundamental

dengan mencari tahu mengenai apa saja yang berkaitan dengan

saham dan perusahaan yang menerbitkannya dan informasi lain

yang sensitif terhadap saham sebagai bahan analisa fundamental

saham (www.eforsagita931994.blogspot.co.id).

Analisa fundamental mengambil pendekatan berdasarkan

berita atau pun rumor yang beredar di pasar. Seperti kita ketahui

bersama, bursa finansial seperti saham dan pasar uang sangat

sensitif dengan berita yang sedang beredar di market

(www.belajarforex.com). Prinsip-prinsip analisis fundamental

terdiri atas reaksi berantai, jarak informasi, sumber berita dan jenis

berita dengan uraian sebagai berikut (Budi 2008:116):

1) Reaksi berantai. Semakin besar dampak berantai suatu

informasi, maka akan semakin besara pengaruhnya terhadap

nilai tukar suatu mata uang.

2) Jarak informasi. Semakin dekat informasi dengan suatu mata

uang, maka semakin besar pengaruh informasi tersebut.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

23

Contoh: informasi yang berasal dari dalam negeri Indonesia

akan lebih besar pengaruhnya terhadap nilai tukar rupiah

dibandingkan informasi dari luar negeri.

3) Sumber berita. Semakin resmi sumber berita, semakin kuat

pula pengaruhnya terhadap nilai tukar suatu mata uang.

4) Jenis berita. Berita ekonomi lebih kuat pengaruhnya terhadap

nilai tukar suatu mata uang dibanding berita lainnya, seperti:

politik, sosial dan budaya.

b. Analisis Teknikal

Analisis teknikal mendasarkan diri pada pola-pola pergerakan

harga saham dari waktu ke waktu. Analisis teknikal ini pada

prinsipnya mendasarkan pada kilas balik atas kronologi kejadian atas

harga dan volume perdagangan histories, melihat arah

kecenderungan hargadan menganggap adanya pola yang dapat

keselarasan tertentu antara aktivitas para investor dan tindakan pasar

(Budi 2008:125).

Pada prinsipnya metode untuk melakukan analisis teknikal ini

adalah mengeplot data harga dan volume perdagangan histories

hingga dapat membentuk grafik tertentudan pada akhirnya

ditemukan pola tertentu ini dapat dilakukan dengan cara manual

maupun dengan cara menggunakan software yang banyak tersedia

di pasaran (Budi 2008:126). Praktek kegiatan analisis untuk

kepentingan prediksi harga dalam Forex cenderung memadukan

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

24

antara analisis teknikal dengan analisis fundamental (Budi

2008:130).

6. Risiko

Risiko adalah besarnya penyimpangan antara tingkat pengembalian

yang diharapkan (expected return) dengan tingkat pengembalian yang

dicapai secara nyata (actual return). Semakin besar penyimpangannya

berarti semakin besar tingkat risikonya. Risiko dibedakan menjadi tiga

jika dilihat dari preferensi investor terhadap risiko (Halim 2003:38),

yaitu:

a. Investor yang suka terhadap risiko (risk seeker)

Investor yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi

yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko

yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan

risiko yang lebih besar. Biasanya investor jenis ini bersifat agresif

dan spekulatif dalam pengambilan keputusan investasi.

b. Investor yang suka terhadap risiko (risk neutrality)

Investor yang akan meminta kenaikan tingkat pengambilan

yang sama untuk setiap kenaikan risiko. Investor jenis ini umumnya

cukup fleksibel dan bersikap berhati-hati (prudent) dalam

mengambil keputusan investasi.

c. Investor yang tidak suka terhadap risiko (risk averter)

Investasi yang apabila dihadapkan pada dua pilihan investasi

yang memberikan tingkat pengembalian yang sama dengan risiko

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

25

yang berbeda, maka ia akan lebih suka mengambil investasi dengan

risiko yang lebih kecil. Biasanya investor jenis ini cenderung selalu

mempertimbangkan secara matang dan terencana atas keputusan

investasinya.

Jenis risiko jika dilihat dari segi konteks portofolio risiko dibedakan

menjadi dua (Halim 2003:39), yaitu:

a. Risiko sistematis (systematic risk / undiversifiable risk)

Risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan melakukan

diversifikasi, karena fluktuasi risiko ini dipengaruhi oleh faktor-

faktor makro yang dapat mempengaruhi pasar secara keseluruhan.

Misalnya adanya perubahan tingkat bunga, kurs valas, kebijakan

pemerintah dan sebagainnya.

b. Risiko tidak sistematis (unsystematic risk / diversifiable risk)

Risiko yang dapat dihilangan dengan melakukan diversifikasi,

karena risiko ini hanya ada dalam satu perusahaan atau industri

tertentu.

Beberapa jenis risiko investasi yang mungkin timbul dan perlu

dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan investasi, yaitu:

a. Risiko bisnis (business risk), merupakan risiko yang timbul akibat

menurunnya profitabilitas perusahaan emiten.

b. Risiko likuiditas (liquidity risk), merupakan risiko yang berkaitan

dengan kemampuan saham yang bersangkuatan untuk dapat segera

diperjualbelikan tanpa mengalami kerugian yang berarti.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

26

c. Risiko tingkat bunga (interest rate risk), merupakan risiko yang

timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar.

d. Risiko pasar (market risk), merupakan risiko yang timbul akibat

kondisi perekonomian negara yang berubah-ubah dipengaruhi oleh

resesi dan kondisi perekonomian lain.

e. Risiko daya beli (purchasing power-risk), merupakan risiko yang

timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, dimana

perusahaan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli uang

yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi.

f. Risiko mata uang (currency risk), merupakan risiko yang timbul

akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestik (misalnya

rupiah) dengan mata uang negara lain (misalnya dolan Amerika).

Risiko-risiko di atas satu sama lain tidak saling berhubungan, tetapi

dapat terjadi secara bersamaan. Risiko nomor satu sampai nomor tiga

termasuk risiko yang dapat dihindari (unsystematic risk), sedangkan

risiko nomor empat sampai terakhir merupakan risiko utama yang tidak

dapat dihindari (systematic risk).

7. Foreign Exchange (FOREX)

Trading Forex adalah perdagangan mata uang dari negara yang

berbeda. Kondisi pasar dan harga dalam pasar forex bergerak dengan

sangat dinamis, dapat berubah sewaktu-waktu dengan cepat, dalam

menanggapi peristiwa-peristiwa baik itu ekonomi, politik, perang,

bencana, dsb. Khususnya untuk negara-negara dengan ekonomi maju dan

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

27

kuat, sedikit saja ada informasi sensitif, maka harga mata uangnya bisa

bergerak naik turun. Hal inilah yang oleh para trader dilihat sebagai suatu

kesempatan dan peluang untuk melakukan perdagangan. Jadi secara

sederhana, tujuan dari trading forex adalah untuk meraih profit dari naik

dan turunnya nilai tukar mata uang (http://www.seputarforex.com).

Perdagangan valuta asing timbul karena adanya perdagangan

barang-barang kebutuhan atau komoditi antar negara yang bersifat

internasional. Perdagangan (Ekspor-Impor) ini tentu memerlukan alat

bayar yaitu uang yang masing-masing negara mempunyai ketentuan

sendiri dan berbeda satu sama lainnya sesuai dengan penawaran dan

permintaan diantara negara-negara tersebut sehingga timbul

perbandingan nilai mata uang antar negara.

Perbandingan nilai mata uang antar negara terkumpul dalam suatu

bursa atau pasar yang bersifat internasional dan terikat dalam suatu

kesepakatan bersama yang saling menguntungkan. Nilai mata uang suatu

negara dengan negara lainnya ini berubah (berfluktuasi) setiap saat sesuai

volume permintaan dan penawarannya. Adanya permintaan dan

penawaran inilah yang menimbulkan transaksi mata uang, yang secara

nyata hanyalah tukar-menukar mata uang yang berbeda nilai

(http://www.studiforex.com).

C. Kerangka Pikiran Penelitian

Berdasarkan telaah pustaka dan diperkuat dengan penelitian terdahulu

bahwa kerangka penelitian ini dibuat untuk memberikan gambaran penelitian

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

28

yang akan dilakukan yaitu mengenai Implementasi Manajemen Risiko pada

Investasi Foreign Exchange di PT Bestprofit Futures Cabang Malang.

Berdasarkan teori-teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka dapat

digambarkan dalam kerangka pemikiran sebagai berikut:

Gambar 2.4. Kerangka Pikiran

Implementasi Manajemen risiko pada investasi Foreign Exchange

(Forex) pada PT Bestprofit Futures Cabang Malang didapatkan bahwa

berinvestasi tidak akan terlepas dari risiko, dalam penelitian ini peneliti

mengambil investasi Foreign Exchange (FOREX) sebagai objek penelitian.

Dalam investasi Forex risiko yang harus ditanggung adalah kerugian dana atau

Loss. Forex adalah salah satu investasi yang memiliki risiko tinggi tetapi juga

menawarkan return yang tinggi. Adapun strategi untuk menekan terjadinya

risiko adalah adanya manajemen risiko dimana manajemen risiko terdapat dua

analisis, yaitu analisis fundamental dan analisis teknikal. Pada manajemen

Investasi Forex

Risiko yang mungkin timbul

Manajemen Risiko

Fundamental: Berdasar dari berita atau rumor yang beredar di pasar.

Teknikal: Berdasar dari perhitungan grafik (cart)/ pergerakan kurs di masa lalu

Averaging Locking Switching Hold Cut Loss

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/38872/3/jiptummpp-gdl-ulfapuspit-48958-3-babii.pdf · dilakukan dengan mengaktifkan fasilitas-fasilitas dalam

29

risiko antara analisis fundamental dan teknikal saling berhubungan dalam

memanajemeni risiko yang terjadi karena risiko tidak dapat dihindari, tetapi

risiko hanya dapat ditekan.