BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti...

36
14 Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu. Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Dian dkk, 2014). Imunisasi adalah transfer antobody secara pasif, sehingga akan didapatkan kekebalan yang bersifat pasif. Vaksinasi adalah tindakan memberi vaksin untuk merangsang pembentukan imunitas secara aktif pada tubuh seseorang sehingga akan didapatkan kekebalan aktif (Hadinegroh, 2011). Imunisasi adalah memberikan kekebalan tubuh secara pasif kepada bayi/ anak terhadap kuman/ virus TBC/ Deptheria dan polio/ campak (Solikhah dkk, 2017). Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh mempunyai suatu memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

14 Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

Imunisasi berasal dari kata imun, kebal atau resisten. Anak

diimunisasi, berarti diberikan kekebalan terhadap suatu penyakit tertentu.

Anak kebal atau resisten terhadap suatu penyakit tetapi belum tentu kebal

terhadap penyakit yang lain. Imunisasi adalah suatu upaya untuk

menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap

suatu penyakit, sehingga apabila suatu saat terpajan dengan penyakit

tersebut tidak akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan (Dian dkk,

2014).

Imunisasi adalah transfer antobody secara pasif, sehingga akan

didapatkan kekebalan yang bersifat pasif. Vaksinasi adalah tindakan

memberi vaksin untuk merangsang pembentukan imunitas secara aktif

pada tubuh seseorang sehingga akan didapatkan kekebalan aktif

(Hadinegroh, 2011). Imunisasi adalah memberikan kekebalan tubuh secara

pasif kepada bayi/ anak terhadap kuman/ virus TBC/ Deptheria dan polio/

campak (Solikhah dkk, 2017).

Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja

memasukan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar sehingga

tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu. Sistem imun tubuh

mempunyai suatu memori (daya ingat), ketika vaksin masuk kedalam

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

15

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin tersebut dan

sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu pengalaman. Jika

nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh antigen yang sama dengan

vaksin maka antibodi akan tercipta lebih kuat dari vaksin yang pernah

dihadapi sebelumnya (Atikah, 2010).

B. Tujuan Imunisasi

Tujuan imunisasi adalah mencegah penyakit infeksi yang

berbahaya sebelum penyakit tersebut dapat menular pada masyarakat.

Imunisasi mempergunakan mekanisme pertahanan tubuh yaitu sistem

imun yang akan membentuk kekebalan spesifik terhadap penyakit tertentu.

Seseorang akan tetap sehat dengan imunisasi karena telah dapat mencegah

penularan penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian dan

kecacatan menetap di kemudian hari. Beberapa infeksi dapat dicegah

dengan memberikan imunisasi pada masa anak-anak, baik yang diberikan

oleh pemerintah maupun swasta (Hadinegroh, 2015).

Tujuan Imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu

pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok

masyarakat, populasi atau menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin

terjadi pada jenis penyakit yang hanya ditularkan melalui manusia, seperti

misalnya penyakit difteria. Program imunisasi bertujuan untuk

menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit tersebut adalah

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

16

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

difteri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (meales), polio, dan

tuberculosis (Notoatmodjo,2007).

C. Manfaat Imunisasi

a. Untuk Anak

Mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, cacat dan

kematian.

b. Untuk Keluarga

Menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan apabila anak

terserang penyakit. Mendorong pembentukan keluarga sejahtera

apabila orang tua sudah yakin anaknya akan menjalani masa kanak-

kanaknya dengan rasa nyaman. Hal ini mendorong persiapan keluarga

yang terencana agar selalu terjaga kesehatannya (Proverati, 2010).

D. Jenis Imunisasi

Ada dua jenis klarifikasi imunisasi, yaitu kekebalan pasif dan kekebalan

aktif.

a. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah pemberian kuman atau racun kuman yang

sudah dilemahkan atau dimatikan untuk tubuh dapat memproduksi

antibody dengan sendirinya (Yusrianto, 2010).

b. Imunisasi Pasif

Disini tubuh membuat sendiri zat anti akan tetapi mendapatkannya

dari luar dengan cara penyuntikan bahan atau serum yang telah

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

17

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

mengandung zat anti. Atau anak tersebut mendapatkan dari ibu saat

dalam kandungan (Sukarmi, 2009).

Imunisasi untuk memperoleh kekebalan pasif disebut juga dengan

imunisasi pasif dengan memberikan antibodi pada seseorang yang

membutuhkannya. Contohnya seperti pemberian immunoglobulin

spesifik pada penyakit-penyakit tertentu, misalnya immunoglobulin

antitetanus yaitu diberikan untuk penderita penyakit tetanus.

Kekebalan pasif juga tidak dapat berlangsung dengan lama karena

akan di metabolism sendiri oleh tubuh, contohnya seperti kekebalan

pasif alamiah antibody yang dipengaruhi didapatkan janin dari ibu

yang perlahan akan menurun dan habis (I.G.N. Gde Ranuh, 2011).

E. Dasar-dasar Imunisasi

a. Imunisasi BCG (Bacille Calmette-Guerin)

Vaksin BCG dapat mencegah penyakit tuberculosis. Tuberculosis

disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis dan mycobacterium

bovis (Enric et al, 2017). Tuberculosis paling sering menyerang paru,

tetapi dapat juga menyerang organ lain 11 seperti selaput otak, tulang,

kelenjar superficialis, dan lain-lain. BCG adalah vaksin hidup yang

dibuat dari mycobacterium bovis yang dibiakkan berulang 1-3 tahun,

sehingga didapat basil yang tidak virulen tetapi masih mempunyai

imunogenitas (Dewi, 2012).

1) Cara Pemberian dan Dosis

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

18

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pemberian imunisasi BCG sebaiknya diberikan kepada bayi

umur <2 bulan di lengan kanan atas. Pada bayi yang kontak erat

dengan pasien TB dengan bakteri tahan asam (BTA) +3 sebaiknya

diberikan INH profilaksi dulu, apabila pasien kontak sudah tenang

bayi dapat diberi BCG (Ranuh, 2008). Vaksin BCG diberikan

secara intradermal/intrakutan 0,10 ml untuk anak dan 0,05 ml

untuk bayi baru lahir. Penyuntikan imunisasi BCG sebaiknya

diberikan pada deltoid kanan (lengan kanan atas) (Dewi, 2012).

2) Kontraindikasi

Vaksin BCG perlu memperhatikan beberapa kontraindikasi

pada anak. Imunisasi BCG tidak dianjurkan pada anak dengan

reaksi uji tuberkulin >5 mm, terinfeksi HIV atau dengan resiko

tinggi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid,

sedang menjalani terapi radiasi, penyakit keganasan pada tulang

dan limfe, anak gizi buruk, demam tinggi, menderita penyakit

infeksi kulit yang luas, pernah menderita tuberculosis, dan

kehamilan (Dewi, 2012).

3) Efek Samping

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat

umum. Reaksi yang tampak seperti demam 1-2 minggu kemudian

akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikan yang

berubah menjadi pustula, kemudian pecah menjadi luka. Luka

tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

19

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

meninggalkan tanda parut. Kadangkadang terjadi pembesaran

kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak sakit,

dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak

memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan sendirinya

(Ditjen PP & PL Depkes RI, 2005).

b. Imunisasi DPT (Dipteri, Pertusis, Tetanus)

Imunisasi DPT mencegah anak terhadap penyakit dipteri, pertusis

(batuk rejan), dan tetanus. Dipteri adalah penyakit radang tenggorokan

berat yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae dapat

menyebar ke sistem saraf dan jantung sehingga berakibat kematian

(Peter et al, 2017). Pertusis (batuk rejan atau batuk 100 hari) yang

disebabkan oleh Bordetella pertussis dengan gejala berupa batuk, mata

merah, demam, dan semakin lama menimbulkan keparahan sedangkan

tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh 13 Clostridium tetani

yang disebarkan melalui luka yang dalam. Gejala tetanus berupa

kejang, mulut mencucu, kaku otot perut, kaku rahang, disertai keringat

dan demam. Pada bayi terdapat gejala berhenti menetek (sucking) pada

3 sampai 28 hari setelah lahir (Pratiwi, 2012).

1) Cara Pemberian dan Dosis

Pemberian secara intramuskuler dengan dosis pemberian

0,5 ml sebanyak 3 dosis. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok

terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen. Imunisasi rutin

pada anak dianjurkan pemberian 5 dosis pada usia 2, 4, 6, 15-18

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

20

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

bulan, dan saat masuk sekolah. Ketentuan peenggunan vaksin DPT

yaitu suhu penyimpanan berkisar 2-8 0C, vaksin belum kadaluarsa,

tidak pernah terendam air, dan sterilitasnya terjaga.

2) Kontraindikasi

Gejala abnormal otak atau saraf pada bayi baru lahir

merupakan kontraindikasi pertusis. Gejala tersebut seperti

penyakit-penyakit yang mengenai sistem saraf pusat berupa infeksi

atau kongenital. Anak-anak yang mengalami gejala berat tersebut

pada pemberian dosis pertama komponen vaksin pertusis perlu

dihilangkan pada pemberian kedua, lanjutan imunisasi dapat

diberikan vaksin DT

3) Efek Samping

Efek samping yang mungkin muncul adalah demam, rasa

sakit ditempat penyuntikan, peradangan, dan kejang. Anak

mungkin akan demam pada sore hari setelah mendapat vaksin dan

akan membaik dalam 1-2 hari, jika anak mengalami demam lebih

dari satu hari perlu dicurigai ada infeksi lain (Margareta, 2009).

Efek samping lain seperti rasa sakit ditempat suntikan dan

peradangan akan sembuh dengan sendirinya. Kejang merupakan

efek samping yang jarang ditemui. Jika terdapat kejang pada anak

maka vaksin pertusis harus dihilangkan pada imunisasi selanjutnya

(Dewi, 2012).

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

21

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

c. Imunisasi Hepatitis-B

Imunisasi hepatitis B berfungsi untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Gejala

biasanya bersifat asimptomatik dan kronis serta dapat menimbulkan

sirosis hati. Vaksin hepatitis B mengandung HBsAg (antigen

permukaan) dari virus hepatitis B (Febriana, 2009).

1) Cara Pemberian dan Dosis

Imunisasi ini diberikan tiga kali pada usia 0-11 bulan melalui

injeksi intramuskuler dengan dosis 0,5 ml. Pemberian suntikan

secara intramuskuler sebaiknya pada anterolateral paha. Pemberian

suntikan dasar sebanyak 3 kali dengan jarak suntikan satu bulan

untuk suntikan 1 dan 2, dan lima bulan untuk jarak suntikan 2 dan

3. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah imunisasi dasar

(Novitasari, 2015).

2) Kontraindikasi

Riwayat alergi merupakan kontraindikasi utama imunisasi

Hepatitis B. Riwayat alergi atau hipersensitifitas yang dimaksud

yaitu terhadap ragi serta riwayat efek samping yang berat pada

penyuntikan dosis pertama (Depkes RI, 2009).

3) Efek Samping

Efek samping yang terjadi pasca imunisasi hepatitis B

umumnya ringan. Efek samping yang muncul hanya berupa nyeri,

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

22

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

bengkak, panas, mual, dan nyeri sendi maupun otot dengan reaksi

ringan dan sembuh dalam 1-2 hari (Dewi, 2012).

d. Imunisasi Polio

Vaksin polio diberikan untuk mencegah penyakit polimielitis.

Penyakit ini disebabkan oleh virus polio pada medulla spinalis yang

menyebabkan kelumpuhan. Virus vaksin ini akan menempatkan diri di

usus dan akan memacu pembentukan antibodi dalam darah maupun

epitelium usus sehingga akan 16 memberikan perlindungan terhadap

virus yang masuk kemudian (Dewi, 2012).

1) Cara Pemberian dan Dosis

Vaksin polio diberikan sebanyak 4 kali yaitu polio I, II, II, dan

IV yang diberikan secara oral (melalui mulut) setiap kali pemberian

sebanyak dua tetes (0,1 ml). Pemberian selanjutnya dengan jarak

interval 4 minggu. Penetes (dropper) harus diganti dengan yang

baru setiap kali membuka vial yang baru (Istriyati, 2011)

2) Kontraindikasi

Anak yang sedang menderita penyakit di saluran cerna

tidak boleh menerima vaksin polio. Kontraindikasi pemberian

vaksin polio antara lain anak dalam keadaan penyakit akut, demam

>380C, muntah atau diare berat, anak dengan imunosupresi atau

sedang dalam pengobatan imunosupresif serta memiliki keganasan

yang berhubungan dengan retikuloendotelial.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

23

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3) Efek Samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping pada

pemberian imunisasi polio (Margareta, 2009). Efek samping yang

serius seperti lumpuh layu (paralisis) jarang terjadi (Istriyati,

2011).

e. Imunisasi Campak

Vaksin campak merupakan virus campak yang dilemahkan dengan

fungsi memberikan kekebalan aktif terhadap campak. Imunisasi

campak bertujuan untuk mencegah penyakit campak karena penyakit

ini sangat menular dan sering menyebabkan Kejadian Luar Biasa

(KLB) (Novitasari, 2015).

1) Cara Pemberian dan Dosis

Pemberian vaksin campak sebanyak satu kali pada usia

anak 9-11 bulan dengan dosis 0,5 cc. Sebelum disuntikkan vaksin

campak dilarutkan dalam cairan pelarut steril sebanyak 5 ml

kemudian disuntikkan di lengan kiri atas secara subkutan

(Novitasari, 2015).

2) Kontraindikasi

Gangguan imun pada anak perlu diperhatikan. Anak-anak

dengan imunodefisiensi (Imun lemah) atau individu dengan

gangguan imun akibat leukimia dan lymphoma merupakan

kontraindikasi pemberian vaksin campak.

3) Efek Samping

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

24

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan

kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah

divaksinasi. Walaupun dilaporkan ada beberapa variasi temuan,

efek samping vaksin campak hidup (tunggal 18 atau gabungan)

umumnya adalah ringan dan terbatas untuk anak-anak yang rentan

(Pratiwi, 2011).

F. Jadwal Pemberian Imunisasi

Tabel 2.1. Jadwal Pemberian Imunisasi Menurut Frekuensi,Interval,

dan Usia Pemberian.

Vaksin

Pember

ian

Imunisa

si

Interval

Waktu

Pemberia

n

Usia

Pemberia

n

Keterangan

HB 3 kali 4 minggu 0-11

bulan

Pemberian Hepatitis B paling

optimal diberikan pada bayi <24

jam pasca persalinan, dengan

didahului suntikan vitamin K1

2-3 jam sebelumnya, khusus

daerah dengan akses sulit,

pemberian Hepatitis B masih

diperkenankan sampai <7 hari

BCG 1 kali - 0-11

bulan

Pemberian BCG optimal

diberikan sampai usia 2 bulan,

dapat diberikan sampai usia <1

tahun tanpa perlu melakukan tes

mantoux

Polio 4 kali

(Polio

1,2,3,4)

4 minggu 0-11

bulan

Bayi lahir di Institusi Rumah

Sakit, Klinik dan Bidan Praktik

Swasta, Imunisasi BCG dan

Polio 1 diberikan

sebelum dipulangkan

DPT 3 kali

(DPT

1,2,3)

4 minggu 0-11

bulan

Campak 1 kali - 9-11

bulan

Sumber: Dirjen PP dan PL Depkes RI, 2013

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

25

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

G. Fatwa MUI tentang Kehalalan Imunisasi

Pada tahun 2016, MUI mengeluarkan fatwa MUI no.4 tahun 2016

tentang imunisasi. Dalam fatwa tersebut dijelaskan bahwa imunisasi pada

dasarnya dibolehkan (mubah) sebagai bentuk ikhtiar untuk mewujudkan

kekebalan tubuh (imunitas) serta mencegah terjadinya suatu penyakit

tertentu. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak

dibolehkan kecuali: digunakan pada kondisi al-dlarurat (kondisi

keterpaksaan yang apabila tidak diimunisasi dapat mengancam jiwa

manusia) atau al-hajat (kondisi keterdesakan yang apabila tidak

diimunisasi maka akan dapat menyebabkan penyakit berat atau kecacatan

pada seseorang) belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci serta

adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya bahwa

tidak ada vaksin yang halal.

H. Anak Sekolah Dasar

Anak usia sekolah dimulai dari rentang usia 6-12 tahun. Anak pada

periode ini mulai memasuki dunia baru, mereka mulai banyak

berhubungan dengan orang yang lain di luar keluarganya, bergabung

dengan teman seusianya, mempelajari budaya masa kanak-kanak, dan

bergabung didalam kelompok sebaya (Wong, 2008). Masa usia anak

sekolah dasar terbagi dalam 2 kategori yitu siswa kelas rendah ( kelas1, 2,

dan 3 ) dan siswa kelas tinggi ( kelas 3, 4, dan 5 ). Masa ini ditandai

dengan anak mulai anak memasuki bangku sekolah dasar, dan mulai dan

mulai sejarah baru didalam hidupnya yang kelak akan mengubahnya ,

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

26

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

serta dimana abak akan akan memasuli dunia baru yaitu masa pengenalan

lingkungan sosial yang lebih luas (Sudarmawan, 2013).

1. Perkembangan Biologis

Anak usia 6-12 tahun dipertumbuhkan sekitar 5 cm pertahun untuk

mencapai 30-60 cm dan berat badannya akan bertambah hampir 2 kali

lipat, bertambah 2-3 kg per tahun. Tinggi rata-rata anak usia 6 tahun

sekitar 116 cm dan berat badannya sekitar 21 kg. Perbedaan ukuran

anak perempuan dan anak laki-laki pada periode ini sangat sedikit,

walaupun anak laki-laki biasanya lebih tinggi dan lebih berat dari pada

anak perempuan (Wong, 2008).

2. Perkembangan kognitif

Pada tahap ini anak mengembangkan pemahaman mengenai

hubungan antara suatu hal dan ide. Anak mengalami kemajuan dari

kemampuan untuk membuat penilaian berdasarkan apa yang mereka

lihat (pemikiran konseptual sampai kemampuan untuk membuat

penilaian yang berdasarkan dengan alasan mereka sendiri (pemikiran

konseptual). Kemampuan anak mengingat dalam menguasai simbol-

simbol dan menggunakan simpanan memori mereka menganai

pengalaman masa lalunya sebagai bahan evaluasi dan interpretasi masa

kini (Wong, 2008).

Karakteristik pada tahap ini yaitu mampu membuat klasifikasi

secara sederhana, anak dapat membuat suatu urutan, anak dapat

mengembangkan kemampuan imajinasi untuk berimajinasi tentang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

27

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

masa lalu dan masa depannya, serta anak mulai bisa berpikir secara

argumentatif dan mampu memecahkan dan mampu memecahkan suatu

permasalahan yang sederhana (Nurgiyantoto, 2005).

3. Perkembangan Moral

Saat pola pikir anak mulai berubah dari egisentrisme menjadi pola

pikir yang lebih logis, mereka juga bergerak melalui tahap

perkembangan kesadaran diri dan standar moral. Anak usia yang lebih

tinggi usianya mampu menilai suatu tindakan berdasarkan niat

dibandingkan akibat yang akan dihasilkannya. Peraturan dan penilaian

tidak lagi bersifat mutlak dan otoriter serta mulai berisi lebih banyak

kebutuhan dan keinginan orang lain. Mereka menggunakan berbagai

pandangan yang berbeda untuk membuat suatu penilaian. Mereka

mampu memahami dan menerima konsep bagaimana memperlakukan

orang lain seperti halny mereka ingin diperlakukan seperti hal tersebut

(Wong, 2008).

I. Program BIAS (Bulan Imunisasi Anak Sekolah)

1. Pengertian

Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup

untuk melindungi terhadap penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat

Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah (Sundoroh,

2017). Penyelenggaraan program BIAS ini berdasarkan Keputusan

Menteri Kesehatan RI tahun 2017 pasal 7 memutuskan bahwa

imunisasi lanjutan yang diberikan pada anak usia sekolah dasar

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

28

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

sebagaimana ulangan Imunisasi dasar untuk mempertahankan tingkat

kekebalan dan untuk memperpanjang masa perlindungan anak yang

sudah mendapatkan imunisasi dasar diberikan pada bulan imunisasi

anak sekolah (BIAS) yang diintegrasikan dengan usaha kesehatan

sekolah (Permenkes RI, 2017).

BIAS adalah salah satu bentuk kegiatan operasional dari imunisasi

lanjutan pada anak sekolah yang dilaksanakan pada bulan tertentu

setiap tahunnya dengan sasaran seluruh anak-anak usia Sekolah Dasar

(SD) atau sederajat (MI/SDLB) kelas 1, 2, dan 3 di seluruh Indonesia.

Pada tahun 2011, secara nasional imunisasi vaksin TT untuk kelas 2

dan kelas 3 SD atau sederajat (MI/SDLB) ditambah dengan Antigen

difteri (vaksin Td). Pemberian imunisasi ini sebagai booster untuk

mengantisipasi terjadinya Kejadian Luar Biasa (KLB) Difteri

(Sundoro, 2017).

2. Tujuan

Mempertahankan eliminasi tetanus, neonaturum, pengendalian

penyakit Difteri dan penyakit Campak dalam jangka panjang melalui

imunisasi DT, Td dan Campak pada anak sekolah (Wardianto, 2017).

3. Jenis

a. Campak

Campak adalah salah satu jenis imunisasi yang berfungsi

untuk mencegah penyakit campak (measles desease). Penyakit

campak merupakan penyakit menular yang diakibatkan oleh virus.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

29

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Virus dari penyakit campak bisa tersebar melalui udara (Tedjo,

2012).

1) Bahaya penyakit campak

Menurut wardianto, 2017.

a) Panas tinggi

b) Radang mulut dan tenggorokan

c) Diare

d) Radang otak

e) Gizi memburuk

f) Radang paru.

2) Cara penularan

Secara kontak langsung dan melalui pernafasan penderita.

(Tedjo, 2012).

3) Efek samping

Menurut Tedjo, 2012.

a) Demam

b) Nyeri lengan akibat suntikan

c) Terjadi ruam atau kulit yang memerah pada area yang

disuntik

d) Bisa menyebabkan bengkak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

30

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

b. DT (Diphteria Tetanus)

Difteri adalah radang tenggorokan yang sangat berbahaya

dapat menyebabkan kematian anak hanya dalam beberapa hari

saja. Tetanus adalah penyakit kejang otot seluruh tubuh dengan

mulut terkancing tidak bisa dibuka (Whardianto, 2017).

1) Cara penularan Difteri melalui :

a) Percikan-percikan ludah penderita waktu batuk bersin

b) Melalui sapu tangan

c) Handuk dan alat-alat makanan yang dicemari kuman-

kuman penyakit.

2) Cara penularan Tetanus melaui :

a) Tali pusat karena pertolongan persalinan yang tidak

bersih/steril

b) Melalui luka (tertusuk paku, beling).

3) Efek samping

Demam yang berlangsung 1-2 hari, ruam merah pada

bekas suntikan, bahkan kejang bagi anak yang pernah

mengalami sakit kejang

c. Td ( Tetanus Diphteria)

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

31

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Sasaran

Tabel.2.2. Sasaran imunisasi pada Anak Sekolah Dasar (SD/Sederajat)

Sasaran Jenis Imunisasi Waktu Pemberian Keterangan

Kelas 1 SD

Kelas 1 SD

Campak Bulan Agustus Bulan Imunisasi

Anak Sekolah

(BIAS) DT Bulan November

Kelas 2 &

3SD

Td Bulan November

Sumber : (Sundoro. 2017)

J. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemberian Imunsasi

Menurut Lawrence Green dalam Nursalam (2014) yang

mengatakan bahwa kesehatan individu / masyarakat dipengaruhi oleh dua

faktor pokok yaitu faktor perilaku dan faktor diluar perilaku. Faktor

perilaku ditentukan oleh tiga kelompok yaitu :

1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)

Yaitu faktor internal yang ada pada idividu seperti sikap,

keyakinan, pengetahuan, kepercayaan, nilai dan norma.

2. Faktor Pendukung (Enabling Factors)

Yaitu yang terwujud dalam lingkungan fisik tersedia atau tidak

tersedianya sarana kesehatan, peraturan kesehatan dan keterampilan

terkait kesehatan.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

32

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

3. Faktor Pendorong (Reinforcing Factors)

Yaitu faktor yang menguatkan perilaku yang terwujud dalam sikap

dan perilaku petugas kesehatan, teman sebaya, keluarga, tokoh

masyarakat, dan pengambil keputusan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Sari (2018) Faktor yang

mempengaruhi ibu dalam memberikan imunisasi adalah :

1. Sikap

Sikap adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap

lingkungan dan hubungannya terhadap kesehatan (Natasha et al,

2013). Menurut Notoadmodjo (2010) Sebelum orang mengadopsi

perilaku baru , terjadi proses yang berurutan didalam diri seseorang,

yakni :awareness (kesadaran), interest (tertarik), evaluation (

mempertimbangkan dampak baik dan buruk stimulus tersebut terhadap

dirinya), Trial (mulai mencoba prilaku baru), adoption (subyek telah

berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya

terhadap stimulus) (Notoatmodjo, 2010).

Berikut adalah tingkatan sikap menurut Notoatmodjo (2010):

a. Menerima (receiving), Menerima diartikan bahwa orang (subjek)

mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

b. Merespon (responding), Memberikan jawaban apabila ditanya,

mengerjakan, dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah

suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

33

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,

terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti bahwa

orang menerima ide tersebut.

c. Menghargai (valuing), Mengajak orang lain untuk mengerjakan

atau mendiskusikan suatu masalah adalah suatu indikasi sikap

tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible), Bertanggung jawab atas segala

sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala risiko merupakan

sikap yang paling tinggi.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah berupa jumlah uang yang diterima seseorang

atau lebih dari anggota keluarga dari jerih payah kerjanya. Secara

umum pendapatan didefinisikan sebagai masukan yang diperoleh dari

keseluruhan aktifitas termasuk pendapatan yang diperoleh tanpa

melakukan kegiatan apapun (Randi, 2013).

Pemberian ekonomi seseorang berhubungan pada kemampuan

seseorang membiayai pelayanan kesehatan. Seseorang mungkin tahu

akan pentingnya kesehatan namun karena terkendala biaya orang

tersebut memutuskan untuk tidak memperoleh pelayanan kesehatan

yang dibutuhkannya. Pendapatan keluarga yang rendah akan menjadi

pertimbangan ibu untuk tidak mengimunisasikan anaknya. Dampak

lain adalah ibu lebih memilih bekerja untuk membantu pendapatan

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

34

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

keluarga sehingga waktu untuk membawa anak imunisasi berkurang

(Mulyanti, 2013).

3. Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan penerimaan keluarga

terhadap anggota keluarganya, berupa dukungan informasional,

dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

Keseluruhan elemen tersebut terwujud dalam bentuk hubungan

interpersonal yang meliputi sikap, tindakan dan penerimaan terhadap

anggota keluarga, sehingga anggota keluarga merasa ada yang

memperhatikan (Friedman, 2010). Seorang ibu yang memiliki sikap

positif terhadap imunisasi anaknya perlu mendapat dukungan dari

suami berupa konfirmasi atau izin dan fasilitas yang mempermudah

jangkauan imunisasi serta motivasi untuk rutin imunisasi sesuai jadwal

(Suzanne, 2011). Selain dari suami ibu juga membutuhkan dukungan

keluarga dari orangtua/mertua yang juga memiliki sikap positif

terhadap imunisasi (Pratiwi, 2012).

4. Keterjangkaun Tempat Pelayanan Imunisasi

Salah satu faktor yang memhubungani pencapaian derajat

kesehatan, termasuk pemberian kelengkapan imunisasi dasar adalah

adanya keterjangkauan tempat pelayanan kesehatan oleh masyarakat.

Kemudahan untuk mencapai pelayanan kesehatan ini antara lain

ditentukan oleh adanya transportasi yang tersedia sehingga dapat

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

35

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

memperkecil jarak tempuh, hal ini akan menimbulkan motivasi ibu

untuk datang ketempat pelayanan imunisasi (Agustina, 2012).

K. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan terhadap pemberian

imunisasi adalah :

Berdasarkan penelitian Prabandari, Musthofa Dan Kusumawati (2018)

tentang beberapa faktor yang berhubungan dengan penerimaan ibu

terhadap imunisasi measles rubella pada anak SD di Desa Gumpang

Kecamatan Kartasura Kabupaten Sukoharjo menunjukan bahwa ada

hubungan antara pengetahuan, persepsi keparahan, persepsi manfaat, dan

persepsi hambatan dengan penerimaan imunisasi MR (Prabandari, 2018).

Penerimaan pemberian imunisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor

sebagai berikut :

1. Pengetahuan

a. Pengertian

Pengetahuan (knowlage) adalah suatu proses dengan

menggunakan panca indra yang dilakukan seseorang terhadap

objek tertentu dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan

(Hidayat, 2007).

Pengetahuan merupakan faktor penting untuk

mempengaruhi sikap dan perilaku seseorang. Kurangnya

pengetahuan dapat perpengaruh pada tindakan yang dilakukan

karena pengetahuan merupakan salah satu factor predisposisi untuk

terjadinya perilaku (Jurisa, 2014).

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

36

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Pengetahuan merupakan hasil tahu setelah seseorang telah

melakukan dengan penginderaan terhadap suatu objek tertentu.

Pengetahuan merupakan dominan yang penting untuk terbentuknya

tindakan seseorang (Notoatmodjo, 2007).

1) Pengetahuan (Knowledge)

Pengetahuan adalah mengingat sesuatu yang sudah

dipelajari sebelumnya. yang termasuk pengetahuan adalah

sesuatu yang bahan yang dipelajari atau rangsangan yang

diterima.

2) Memahami (Comprehention)

Memahami adalah suatu kemampuan yang menjelaskan

secara benar tentang suatu objek yang diketahui dan dapat

diinterpretasikan sesuai teori yang benar.

3) Aplikasi (Aplication)

`Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk dapat

menggunakan materi yang sudah diperoleh secara benar.

4) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan yang dapat menjabarkan

materi atau objek dalam komponen-komponen tetapi satu sama

lain masih berkaitan. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari

penggunaan kata-kata kerja.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

37

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

5) Sintesis (Shintesis)

Sisntesis adalah suatu kemampuan untuk dapat

menjelaskanatau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

bentuk keseluruhan yang baru. Dapat diartikan juga sebagai

kemampuan untuk menyusun formasi dan dari informasi-

informasi yang sudah ada.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah suatu kemampuan untuk melaksanakan

suatu penelitian terhadap obyek. Penelitian ini berdasarkan

suatu kriteria yang sudah ditentukan oleh sendiri atau

menggunakan kriteri-kriteria yang sudah ada sebelumnya.

2. Pendidikan

Pendidikan adalah seluruh usaha yang dilakukan secara sadar dan

terencana melalui lembaga formal maupun non-formal untuk

mengembangkan kualitas sumber daya agar memiliki kepribadian,

kecerdasan, keterampilan dan pengendalian diri yang dapat

dimanfaatkan lingkungan untuk meningkatkan taraf kehidupan,

sehingga menjadi sumber daya yang efektif dan efesien. Semakin

tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin baik

pengetahuannya dan pemahamannya tentang kehidupan termasuk di

dalamnya pemahaman tentang kesehatan. Sehingga penting bagi

seorang wanita yang berlaku sebagai ibu untuk dapat berpendidikan

tinggi karena seorang wanita akan menjadi pendidikan pertama bagi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

38

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

anaknya termasuk menentukan pelayanan kesehatan yang tepat bagi

anaknya (Pratiwi, 2012).

3. Kepercayaan

Kepercayaan adalah suatu keadaan psikologis pada saat seseorang

menganggap suatu premis atau obyek yang benar. Adanya

kepercayaan terhadap sesuatu yang memiliki kekuatan paling tinggi di

atas kekuatan manusia yang bersifat supernatural itu menimbulkan

perilaku tertentu, seperti berdoa, memuja dan lainnya. Hal tersebut

juga menimbulkan sikap mental tertentu, seperti rasa takut, optimis,

pasrah dan lainya dari individu dan masyarakat yang mempercayainya

(Bustanuddin, 2007)

Spiritualitas merupakan suatu kecenderungan untuk membuat

makna hidup melalui hubungan intrapersonal, interpersonal dan

transpersonal dalam mengatasi berbagai masalah kehidupan.

Spiritualitas adalah kepercayaan seseorang akan adanya Tuhan, dan

kepercayaan ini menjadi sumber kekuatan pada saat sakit sehingga

akan mempengaruhi keyakinannya tentang penyebab penyakit,

proses penyembuhan penyakit dan memilih orang yang akan merawatn

ya (Yusuf dkk, 2016).

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

39

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Faktor yang dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang adalah

sebagai berikut.

a. Pertimbangan Tahap perkembangan

Berdasarkan hasil penelitian terhadap anak-anak dengan

empat agama yang berbeda ditemukan bahwa mereka mempunyai

persepsi tentang Tuhan dan bentuk sembahyang dan berbeda

menurut usia, seks, agama, dan kepribadian anak.

Tema utama yang diuraikan oleh semua anak tentang Tuhan

mencakup :

1) Gambarann tentang Tuhan yang bekerja melalui kedekatan

dengan manusia dan saling keterkaitan dengan kehidupan.

2) Mempercayai bahwa Tuhan terlibat dalam perubahan dan

pertumbuhan diri serta transformasi yang membuat dunia tetap

segar, penuh kehidupan dan berarti.

3) Meyakini Tuhan mempunyai kekuatan dan selanjutnya merasa

takut menghadapi kekuasaan Tuhan.

4) Gambaran cahaya/sinar.

b. Keluarga

Peran orang tua sangat menentukan dalam perkembangan

spiritualitas anak. Yang penting bukan apa yang diajarkan oleh

orang tua kepada anaknya tentang Tuhan, tetapi apa yang anak

pelajari mengenai Tuhan, kehidupan dan diri sendiri dari perilaku

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

40

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

orang tua mereka. Oleh karena keluarga merupakan lingkungan

terdekat dan pengalaman pertama anak dalam mempersepsikan

kehidupan di dunia, maka pandangan anak pada umumnya

diwarnai oleh pengalaman mereka dalam berhubungan dengan

orang tua dan saudaranya.

c. Latar belakang etnik dan budaya

Sikap, keyakinan, dan nilai dipengaruhi oleh latar belakang

etnik dan sosial budaya. Pada umumnya seseorang akan mengikuti

tradisi agama dan spiritual keluarga. Anak belajar pentingnya

menjalanka agama. Termasuk nilai oral dari hubungan keluarga

dan peran serta dalam berbagai bentuk kegiatan keagamaan. Perlu

diperhatikan apapun tradisi agama atau sistem kepercayaan yang

dianut individu, tetap saja pengalaman spiritual unik bagi tiap

individu.

d. Pengalaman hidup sebelumnya

Pengalaman hidup baik yang positif maupun pengalaman

negatif dapat mempengaruhi spiritualitas seseorang. Sebaliknya

juga dipengaruhi oleh bagaimana seseorang mengartikan secara

spiritual kejadian atau pengalaman tersebut. Sebagai contoh, jika

dua orang wanita yang percaya bahwa Tuhan mencintai umatnya,

kehilangan anak mereka karena kecelakaan, salah satu dari mereka

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

41

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

akan bereaksi dengan mempertanyakan keberadaan Tuhan dan

tidak mau sembahyang lagi. Sedangkan wanita yang lain bahkan

sebaliknya terus berdoa dan meminta Tuhan membantunya untuk

mengerti dan menerima kehilangan anaknya.

Begitu pula pengalaman hidup yang menyenangkan

sekalipun, seperti pernikahan, pelantikan kelulusan, kenaikan

pangkat atau jabatan dapat menimbulkan perasan yang bersyukur

kepada Tuhan, namun ada juga yang merasa tidak perlu

mensyukurinya. Peristiwa dalam kehidupan sering dianggap

sebagai suatu cobaan yang diberikan Tuhan kepada manusia untuk

menguji kekuatan imannya. Pada saat ini, kebutuhan spiritual akan

meningkat yang memerlukan kedalaman spiritual dan kemampuan

coping untuk memenuhinya.

e. Krisis dan perubahan

Krisis dan perubahan dapat menguatkan kedalaman

spiritual seseorang (Troth, Craven, dan Hirnle). Krisis sering

dialami ketika seseorang menghadapi penyakit, penderitaan,

proses penuaan, kehilangan dan bahkan kematian, khusunya pada

klien dengan penyakit terminal atau dengan prognosis yang buruk.

Perubahan dalam kehidupan dan krisis yang dihadapi tersebut

merupakan pengalaman spiritual selain juga pengalaman yang

bersifat fisikal dan emosional.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

42

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

Krisis bisa berhubungan dengan perubahan patofisiologis,

tritmen/terapi pengobatan yang diperlukan, atau situasi yang

mempengaruhi seseorang. Diagnosis penyakit atau penyakit

terminal pada umumnya akan menimbulkan pertanyaan tentang

sistem kepercayaan seseorang. Apabila klien dihadapkan pada

kematian, maka keyakinan spiritual dan keinginan untuk

sembahyang/berdoa lebih tinggi dibandingkan pada pasien yang

berpenyakit tidak terminal.

f. Terpisah dari ikatan spiritual

Menderita sakit terutama yang bersifat akut, seringkali

membuat individu merasa terisolasi dan kehilangan kebebasan

pribadi dan sistem dukungan sosial (social support system). Klien

yang dirawat merasa terisolasi dalam ruangan yang asing baginya

dan merasa tidak aman. Kebiasaan hidup sehari-hari juga berubah,

antara lain tidak dapat menghadiri acara resmi, mengikuti kegiatan

keagamaan atau tidak dapat berkumpul dengan keluarga atau

teman dekat yang biasa memberikan dukungan setiap saat

diinginkan. Terpisahnya seseorang dari ikatan spiritual berisiko

terjadinya perubahan fungsi spiritualnya.

Kata Islam merupakan penyataan kata nama yang berasal dari

akar triliteral s-l-m, dan didapat dari tatabahasa bahasa Arab Aslama,

yaitu bermaksud "untuk menerima, menyerah atau tunduk." Dengan

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

43

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

demikian, Islam berarti penerimaan dari dan penundukan kepada

Tuhan, dan penganutnya harus menunjukkan ini dengan menyembah-

Nya, menuruti perintah-Nya, dan menghindari politheisme. Perkataan

ini memberikan beberapa maksud dari al-qur’an. Dalam beberapa ayat,

kualitas Islam sebagai kepercayaan ditegaskan: "Barangsiapa yang

Allah menghendaki akan memberikan kepadanya petunjuk, niscaya

Dia melapangkan dadanya untuk (memeluk agama) Islam" Ayat lain

menghubungkan Islām dan dīn (lazimnya diterjemahkan sebagai

"agama"): " Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untukmu agamamu,

dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai

Islam itu jadi agama bagimu" (Syanaz, 2009).

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Garscia et.al tahun (2018)

tentang “Factors Influencing Vaccine Acceptance And hesitancy in

Three Informal Settlements in Lusaka, Zambia”. Hasil penelitiannya

menunjukan bahwa orang awam maupun aktor kesehatan yang

melaporkan bahwa penerimaan dan beberapa sumber dari keraguan

adalah obat tradisional, penggunaan alkohol dan keyakinan agama

muncul sebagai pendorong keraguan vaksin, cenderung diperkuat oleh

ketidakpercayaan terhadap pengobatan barat.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

44

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4. Dukungan Keluarga

a. Pengertian

Dukungan keluarga adalah sebuah proses yang terjadi

sepanjang masa kehidupan. Sifat dan jenis dukungan berbeda

dalam berbagai tahap-tahap siklus kehidupan. Dukungan keluarga

dapat berupa dukungan sosial internal, seperti dukungan dari

suami, istri atau dukungan dari saudara kandung dan dapat juga

berupa dukungan keluarga eksternal bagi keluarga inti. Sebagai

akibatnya, hal ini meningkatkan kesehatan dan adaptas keluarga

(Friedman, 2010).

Dukungan keluarga adalah unit terkecil masyarakat yang

terdiri atas 2 orang atau lebih, adanya ikatan persaudaraan atau

pertalian darah, hidup dalam satu rumah tangga berinteraksi satu

sama lain, mempertahankan satu kebudayan (Effendy, 2006).

b. Jenis Dukungan Keluarga

1) Dukungan emosional

Dukungan emosional keluarga berupa perhatian, kasih

sayang dan empati. Dukungan emosional merupakan fungsi

afektif keluarga berupa fungsi internal keluarga dalam

memenuhi kebutuhan psikososial dengan saling mengasuh,

cinta kasih, kehangatan, saling mendukung dan menghargai

antar anggota keluarga, adanya kepercayaan, perhatian,

mendengarkan dan didengarkan (Friedman, 2010).

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

45

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

2) Dukungan Informasi

Dukungan informasi merupakan suatu dukungan atau

bantuan yang diberikan oleh keluarga dalam bentuk

memberikan saran atau masukan, nasehat atau arahan dan

memberikan informasi-informasi penting yang sangat

dibutuhkan dalam upaya meningkatkan status kesehatannya.

Manfaatnya adalah dapat menekan munculnya suatu stressor

karena informasi yang diberikan dapat menyumbangkan aksi

sugesti yang khusus pada individu. Aspek-aspek dalam

dukungan ini adalah nasehat, usulan, saran, petunjuk dan

pemberian informasi (Friedman, 2010).

3) Dukungan instrumental

Dukungan instrumental keluarga merupakan dukungan atau

bantuan penuh dari keluarga dalam bentuk memberikan

bantuan tenaga, dana, maupun meluangkan waktu untuk

membantu atau melayani dan mendengarkan klien halusinasi

dalam menyampaikan perasaannya. Serta dukungan

instrumental keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit,

dan kesehatan pasien dalam hal kebutuhan makan dan minum,

istirahat dan terhindarnya pasien dari kelelahan (Friedman,

2010).

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

46

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

4) Dukungan Penghargaan

Dukungan keluarga berperan dalam mengintensifkan

perasaan sejahtera karena keluarga membimbing dan

menengahi pemecahan masalah. Orang yang hidup dalam

lingkungan yang supportif kondisinya jauh lebih baik daripada

mereka yang tidak memilikinya. Dukungan tersebut akan

tercipta bila hubungan interpersonal diantara mereka baik.

Ikatan kekeluargaan yang kuat membantu ketika keluarga

menghadapi masalah (Friedman, 2010).

c. Fungsi Keluarga

Menurut Friedman (2010), fungsi keluarga meliputi :

1) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama mengajarkan

segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarga

berhubungan dengan orang lain.

2) Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan tempat

berlatih anak untuk kehidupan sosial sebelum meninggalkan

rumah untuk berhubungan dengan orang lain di luar rumah.

3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk dapat mempertahankan

generasi dan menjaga kelangsungan keluarga.

4) Fungsi ekonomi adalah keluarga yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan keluarga seperti ekonomi dan tempat

guna mengembangkan kemampuan individu dalam

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

47

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

meningkatkan penghasilan untuk dapat memnuhi kebutuhan

keluarga.

5) Fungsi perawatan dan pemeliharaan kesehatan adalah untuk

mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga supaya

tetap memiliki produktivitas yang tinggi.

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

48

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

L. Kerangka Teori

Gambar 2.1. Kerangka Teori.

Menurut lawrence green dalam Nursalam (2014)

Keterangan : Diteliti Tidak diteliti

Faktor Predisposisi

Sikap

Tingkat Pendapatan

Pengetahuan

Pendidikan

Kepercayaan

Faktor Pendorong

Dukungan

Keluarga

Faktor Pemungkin

Keterjangkauan

Tempat Imunisasi

Ketersediaan Tempat

Imunisasi

Penerimaan

Imunisasi

Program Bias

(Bulan Imunisasi

Anak Sekolah

Page 36: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasirepository.ump.ac.id/9531/3/Nur Sa'adah BAB II.pdf · seperti pada imunisasi cacar variola. Keadaan yang terakhir lebih mungkin terjadi pada jenis

49

Determinan yang Mempengaruhi..., Nur Sa’adah, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2019

M. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep.

Variable Bebas Variabel Terikat

Menurut (Hidayat, 2007), (Pratiwi, 2012), (Bustanuddin, 2007) dan

(Friedman, 2010).

N. Hipotesis

Hipotesis dalam penelitian berarti jawaban sementara dari

penelitian yang kebenarannya akan dibuktikan dalam penelitian. Setelah

melalui pembuktian, maka hipotesis dapat benar atau salah, bias diterima

bias ditolak (Notoatmodjo, 2010).

Adapun hipotesa dalam penelitian ini adalah:

Ada pengaruh antara pengetahuan, pendidikan, kepercayaan dan dukungan

keluarga dengan penerimaan terhadap program bulan imunisasi anak

sekolah (BIAS).

Faktor yang

mempengaruhi

penerimaan

pemberian imunisasi

1. Pengetahuan

2. Pendidikan

3. Kepercayaan

4. Dukungan

keluarga

Penerimaan program

Imunisasi BIAS