BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat...

16
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Beberapa penelitian yang mendukung dan menjadi dasar penelitian yang terkait dengan usaha mikro dapat diuraikan seperti dibawah ini: Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sahani (2015) dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur”. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana pemberian pembiayaan murabahah dan mudharabah pada BMT El-Syifa dapat mempengaruhi perkembangan usaha nasabah dan untuk mengetahui seberapa besar pembiayaan murabahah dan mudharabah mempengaruhi perkembangan UMKM di BMT El-Syifa. Metode Penelitian pada penelitian ini yaitu memakai regresi linear sederhana, karena hanya terdiri dari satu variabel terikat dan dua variabel bebas. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah berpengaruh secara signifikan terhadap perkembangan sektor UMKM. 2 Penelitian oleh Linda, dkk (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di Kecamatan Leuwiliang (Studi kasus BPRS Amanah Ummah)”. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui konsep yang ada pada 2 Henita Sahany, Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur” (Skripsi Sarjana Ekonomi Syariah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2015).

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Beberapa penelitian yang mendukung dan menjadi dasar penelitian

yang terkait dengan usaha mikro dapat diuraikan seperti dibawah ini:

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Sahani (2015) dengan judul

“Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa

Ciganjur”. Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana pemberian

pembiayaan murabahah dan mudharabah pada BMT El-Syifa dapat

mempengaruhi perkembangan usaha nasabah dan untuk mengetahui seberapa

besar pembiayaan murabahah dan mudharabah mempengaruhi

perkembangan UMKM di BMT El-Syifa. Metode Penelitian pada penelitian

ini yaitu memakai regresi linear sederhana, karena hanya terdiri dari satu

variabel terikat dan dua variabel bebas. Hasil penelitian menunjukan adanya

pengaruh pembiayaan murabahah dan mudharabah berpengaruh secara

signifikan terhadap perkembangan sektor UMKM.2

Penelitian oleh Linda, dkk (2014) dengan judul penelitian “Pengaruh

Pembiayaan Murabahah Terhadap Perkembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) di Kecamatan Leuwiliang (Studi kasus BPRS Amanah

Ummah)”. Tujuan penelitiannya untuk mengetahui konsep yang ada pada

2 Henita Sahany, “Pengaruh Pembiayaan Murabahah dan Mudharabah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) BMT El-Syifa Ciganjur” (Skripsi

Sarjana Ekonomi Syariah IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta 2015).

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

10

pembiayaan murabahah di BPRS Amanah Ummah dan untuk mengetahui

bagaimana pengaruh pembiayaan murabahah pada BPRS Amanah Ummah

terhadap perkembangan UMKM di kecamatan Leuwiliang. Metode Penelitian

memakai regresi linear sederhana, karena hanya terdiri dari satu variabel

terikat dan satu variabel bebas. Hasil penelitian menunjukan adanya

pembiayaan murabahah yang diberikan oleh BPRS Amanah Ummah,

memiliki peran yang sangat kuat terhadap perkembangan UMKM.3

Penelitian berikutnya oleh Kara (2013) dengan judul “Kontribusi

Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil

Menengah (UMKM) di Kota Makassar”. Tujuan penelitian untuk memenuhi

kebutuhan permodalan yang diberikan oleh bank syariah kepada UMKM,

dengan karakteristik yang berbeda dengan kredit atau pinjaman dari bank

konvensional. Metode Penelitian pada penelitian ini memakai regresi linear

sederhana, karena hanya terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel

bebas. Hasil penelitian yang diperoleh yaitu pembiayaan pada perbankan

syariah dalam upaya mengembangkan UMKM di Kota Makassar selama

tahun 2010-2011 mengalami peningkatan yang fluktuatif. Hal tersebut

mencerminkan bahwa, peran pembiayaan pada perbankan syariah dalam

meningkatkan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di Kota Makassar

optimal.4

3 Novita, Linda, M. Kholil Nawawi, and Hilman Hakiem. "Pengaruh Pembiayaan Murabahah

Terhadap Perkembangan Umkm Di Kecamatan Leuwiliang (Studi Kasus Bprs Amanah

Ummah)." AL-INFAQ Vol. V No.2 (2014): 273-310. 4 Kara, Muslimin. "Konstribusi Pembiayaan Perbankan Syariah Terhadap Pengembangan

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah (UMKM) Di Kota Makasar." Asy-Syir'ah Jurnal Ilmu

Syari'ah dan Hukum 47.1 (2013).

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

11

Penelitian selanjutnya oleh Muta’ali (2017) dengan judul “Analisis

Pengaruh Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah Terhadap Pengembangan

Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada BPRS di Kabupaten

Banyumas”. Dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh pembiayaan yang

disalurkan BPRS terhadap jumlah tenaga kerja pengusaha dan diversifikasi

produk UMKM, serta untuk mengetahui bagaimana peranan pembiayaan

yang BPRS salurkan ke UMKM di Kabupaten Banyumas. Metode Penelitian

pada penelitian ini yaitu memakai regresi linear sederhana, karena hanya

terdiri dari satu variabel terikat dan satu variabel bebas. Hasil penelitian yang

diperoleh peran BPRS yang memberikan pembiayaan berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap pendapatan UMKM di Kabupaten Banyumas.5

Adapun relevansi antara penelitian ini dengan penelitian terdahulu

yaitu untuk menguji hipotesis dan menjadikan penelitian terdahulu sebagai

rujukan dalam penelitian ini.

B. Pembiayaan

Pembiayaan merupakan salah satu tugas bank, yaitu sebagai pemberi

fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya. Menurut

sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6

5 Muadz Abdil Muta’ali, “Analisis Pengaruh Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada BPRS di

Kabupaten Banyumas” (Skripsi Sarjana Ekonomi Syariah UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta

2017). 6 M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari teori ke praktik, (Jakarta: Tazkia Cendekia, 2001)

hlm: 161.

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

12

1) Pembiayaan Produktif

Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan produksi,

seperti untuk peningkatan usaha. Baik usaha produksi, investasi, maupun

perdagangan. Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi

menjadi dua yaitu:

a. Pembiayaan Modal Kerja

Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan, seperti

peningkatan produksi. Baik secara kuantitatif (jumlah hasil

produksi), maupun secara kualitatif (peningkatan mutu atau kualitas

hasil produksi). Selanjutnya yaitu untuk keperluan perdagangan

ataupun peningkatan utility of place dari suatu barang.

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan barang-

barang modal (capital goods) ataupun fasilitas-fasilitas yang

berkaitan dengan ha tersebut. Pada umumnya, pembiayaan investasi

diberikan dalam jumlah yang besar dan pengendapannya cukup

lama. Ciri-ciri pembiayaan investasi yaitu:

1) Untuk pengadaan barang-barang modal

2) Berjangka waktu panjang

3) Mempunyai perencanaan alokasi dana yang terarah dan matang

2) Pembiayaan Konsumtif

Pembiayaan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan konsumsi, yang

hanya habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

13

C. Murabahah

Skim jual beli murabahah adalah salah satu skim fiqih yang paling

populer digunakan oleh perbankan syariah. Skim jual beli murabahah ini juga

lazim digunakan oleh Rasulullah Saw. dan para sahabat-sahabatnya.

Singkatnya, jual beli murabahah adalah suatu penjualan yang dimana barang

yang dijual seharga barang tersebut ditambah dengan keuntungan yang telah

disepakati.7 Misalnya, seseorang membeli barang lalu menjualnya kembali

dengan keuntungan tertentu yang telah disepakati kedua belah pihak pada

awal akad. Berapa besar keuntungan dapat dinyatakan dalam nominal rupiah

atau dalam bentuk presentase dari harga pembelian.

Secara sederhana, murabahah adalah jual beli barang yang

menyatakan keuntungan (margin) yang disepakati oleh penjual dan pembeli.

Karena disebut “keuntungan yang disepakati” dalam definisinya, karakteristik

murabahah adalah penjual harus memberi tahu pembeli tentang harga

pembelian barang dan juga memberi tahu jumlah keuntungan yang diambil

dari jual beli tersebut.

Jual beli murabahah juga harus sesuai dengan ketentuan hukum Islam.

Dengan memenuhi persyaratan-persyaratan, rukun-rukun, dan hal-hal lain

yang berkaitan dengan jual beli sehingga jika syarat dan rukunnya tidak

terpenuhi berarti tidak sesuai dengan Syara’.8

Murabahah menekankan adanya pembelian barang berdasarkan

permintaan konsumen, dan proses penjualan barang kepada konsumen

7 Adiwarman, Bank Islam: Analisis Fiqih dan Keuangan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2011), hlm: 113 8 Hendi Suhendi, Fiqih Muamalah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), hlm: 69.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

14

dengan harga jual yang merupakan akumulasi dari biaya pembelian barang

dengan tambahan profit yang diinginkan. Dengan demikian, bila dikaitkan

dengan perbankan syariah, pihak bank diwajibkan untuk menjelaskan tentang

harga beli dan tambahan keuntungan yang diinginkan kepada nasabah. Dalam

konteks ini, bank tidak meminjamkan uang kepada nasabah untuk membeli

barang yang diinginkan, akan tetapi pihak bank lah yang berkewajiban untuk

membelikan barang yang di pesan oleh nasabah dari pihak ketiga, dan

kemudia dijual kembali kepada nasabah dengan harga yang disepakati kedua

belah pihak.

Murabahah berbeda dengan jual beli biasa (musawamah). Dalam jual

beli biasa, terdapat proses tawar menawar antara penjual dan pembeli untuk

menentukan harga jual, sedangkan pada murabahah tidak ada. Penjual juga

tidak menyebutkan harga beli dan keuntungan yang diinginkan.9

D. Landasan Hukum Jual Beli Murabahah

Jual beli murabahah merupakan akad jual beli yang diperbolehkan,

hal ini berlandaskan dalil yang terdapat didalam Al-Quran, hadist, maupun

ijma’ ulama. Seperti Firman Allah Swt. di bawah ini :

با م الز البيع وحز ...وأحل للا

Artinya: “Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan

mengharamkan riba.”10

(QS. Al-Baqarah [2]: 275)

9 Ismail Nawawi, Fikih Muamalah: Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2012) hlm: 91. 10

QS. Al-Baqarah [2]: 275

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

15

كن بالباطل إل أى تكىى تجارة يا أيها الذيي آهىا ل تأكلىا أهىالكن بي

فسكن إى للا كن ول تقتلىا أ كاى بكن رحيواعي تزاض ه

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling

memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan

jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu.

Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allah adalah

Maha Penyayang kepadamu.”11

(QS. An-Nisa’ [4]: 29)

Pada kedua ayat ini, Allah Swt. menegaskan legalitas jual beli secara

umum, serta melarang konsep bunga (ribawi). Berdasarkan kedua ayat

tersebut, jual beli murabahah mendapatkan pengakuan dari syariah, dan

diperbolehkan untuk dioperasionalkan dalam praktik perbankan syariah.

Dalam hadist disebutkan pula riwayat dari Abu Said al Khudri bahwa

Rasulullah Saw. bersabda:

“Sesungguhnya jual beli itu harus dilakukan suka sama suka”. (HR.

Al-Baihaqi dan Ibnu Majah).

Dari Suaib ar-Rumi ra bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Ada tiga

hal yang mengandung berkah, jual beli tidak secara tunai,

muqaradhah (mudharabah) dan mencampur gandum dengan jewawut

untuk keperluan rumah tangga, bukan untuk dijual”. (HR. Ibn

Majah).12

Hadist tersebut memberikan prasyarat bahwa jual beli murabahah

harus dilakukan dengan kerelaan kedua belah pihak dalam bertransaksi.

Mencakup seluruh ketentuan yang ada didalam jual beli seperti, penentuan

harga jual, keuntungan yang diinginkan, proses pembayaran, dan lainnya.

11

QS. An-Nisa’ [4]: 29 12

Ismail Nawawi, Fikih Muamalah: Klasik dan Kontemporer, (Bogor: Ghalia Indonesia,

2012) hlm: 92.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

16

E. Aplikasi dalam Perbankan

Murabahah pada perbankan syariah di Indonesia banyak digunakan

secara berkelanjutan, seperti untuk modal kerja. Padahal seharusnya,

pembiayaan murabahah hanya boleh dilakukan dengan sekali akad (kontrak

jangka pendek).13

Aplikasi murabahah dalam perbankan syariah dapat

digambarkan dengan dua penerapan yang berbeda, yaitu aplikasi pembiayaan

murabahah dengan akad wakalah (perwakilan), atau tanpa adanya

perwakilan.

Adapun teknis Perbankan tanpa adanya perwakilan:14

1) Bank bertindak sebagai penjual, sementara nasabah adalah sebagai

pembeli. Harga jual adalah harga yang diambil dari harga beli bank

kepada produsen (pabrik/toko) kemudian ditambah keuntungan (mark

up). Kedua belah pihak harus menyetujui harga jual dan jangka waktu

pembayaran.

2) Harga jual dicantumkan pada akad jual beli, dan jika sudah disepakati,

tidak dapat berubah selama berlaku akad. Dalam perbankan syariah,

biasanya murabahah dilakukan dengan cara pembayarn cicilan (bitsaman

ajil).

3) Pada transaksi ini, bila barang telah ada, maka harus segera diserahkan

kepada nasabah, sedangkan pembayaran dilakukan secara tangguh.

13

M. Syafi’i Antonio, Bank Syariah: dari teori ke praktik, (Jakarta: Tazkia Cendekia, 2001)

hlm: 106. 14

Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2003)

hlm: 58-59.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

17

Teknis Perbankan dengan adanya perwakilan:

Teknis perbankannya sama saja seperti pembiayaan murabahah tanpa

wakalah. Hanya saja pembiayaan murabahah dengan wakalah ditambah

dengan bank mewakilkan kepada nasabah untuk membeli objek murabahah

(barang) atas nama bank, dengan terlebih dahulu melakukan konfirmasi dan

menyetorkan persyaratan sebelum melakukan transaksi kepada penjual.15

F. Manfaat Pembiayaan Murabahah Bagi Pendapatan Usaha Kecil

Adapun manfaat pembiayaan ini adalah sebagai berikut: 16

1) Dapat meningkatkan usahanya dengan pengadaan atau peningkatan

berbagai produksi, baik berupa tambahan modal kerja (money machine),

bahan baku (material), maupun peningkatan kemampuan sumber daya

manusia (man), metode (method), peluasan (market), sumber daya alam

dan teknologi.

2) Peningkatan status. Usaha kecil pada awalnya merupakan usaha dari

perorangan yang kecil, sehingga ketika dijalankan, hasilnya akan kecil

pula. Dengan memanfaatkan pembiayaan murabahah, hasil yang didapat

menjadi lebih besar. Karena selain mendapat pembiayaan juga

mendapatkan bimbingan pengembangan usaha, sehingga terjadi

peningkatan status.

15

Wawancara dengan M. Donny, tanggal 4 April 2018 pukul 09.30 di Kantor BRI Syariah

KCP Pandaan. 16

Budi Rachmat, Modal Ventura: Cara Mudah Meningkatkan Usaha Kecil & Menengah,

(Bogor: Ghalia Indonesia, 2005) hlm: 90-91.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

18

3) Likuiditas Keuangan. Adanya penyertaan pembiayaan murabahah pada

usaha kecil akan meningkatkan daya tahan usaha untuk menghasilkan

keuntungan dan dapat meningkatkan likuiditas keuangan. Akibat tidak

adanya bunga dan tidak adanya beban pembayaran cicilan pinjaman.

4) Struktur pembiayaan yang lebih sehat

Struktur pembiayaan yang sehat harus selalu dijaga, agar usaha kecil

dapat menghasilkan keuntungan yang layak. Pembiayaan murabahah

dapat dijadikan alat untuk mempertahankan struktur pembiayaan pada

usaha kecil agar tetap sehat sehingga perusahaan tidak bergantung pada

pinjaman.

G. Pengertian Usaha Mikro

Beberapa pihak telah berupaya untuk mendefinisikan arti yang tepat

untuk “usaha mikro”. Kriteria untuk mendefinisikan usaha mikro masih

beragam karena masih sering terjadi perdebatan antara usaha mikro dan usaha

kecil. Menurut UU No. 20 Tahun 2008 menyebutkan bahwa usaha kecil yaitu

usaha dengan kekayaan bersih maksimal 50 juta rupiah, itu tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha tersebut dan dengan hasil penjualan per

tahun paling banyak 300 juta rupiah.17

Definisi yang tercantum dalam UU ini

merupakan definisi yang paling banyak digunakan oleh badan atau lembaga

terkait dengan usaha mikro.

17

Bank Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah”, diakses dari https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-

bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf, pada tanggal 25 Maret 2018 pukul 18.00.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

19

Batasan usaha mikro tiap negara sangat bervariasi. Bahkan dapat

berbeda dari satu instansi dengan instansi lainnya dalam suatu negara, baik

ditinjau dari segi permodalan, aspek tenaga kerja, maupun volume usaha.

Penentuan usaha kecil secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi

kriteria kuantitatif dan kualitatif. Kriteria kuantitatif meliputi nilai aset,

jumlah tenaga kerja, omzet penjualan dan kombinasi ketenagakerjaan.

Sedangkan kriteria kualitatif meliputi tingkat teknologi yang digunakan,

akses terhadap pesan pembangunan, dan keadaan manajemen usaha.18

Usaha mikro mampu bertahan dalam menghadapi kelesuan

perekonomian yang diakibatkan oleh inflasi maupun faktor penyebab lainnya.

Tanpa subsidi dan proteksi, usaha mikro di Indonesia mampu menambah nilai

devisa bagi negara. Sedangkan sektor informal, mampu menyangga

perokonomian masyarakat lapisan bawah.19

H. Kriteria Usaha Mikro

Menurut Undang-undang No. 20 Tahun 2008, kriteria usaha mikro

adalah sebagai berikut20

:

a. Memiliki kekayaan bersih maksimal Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta

rupiah), itu tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha tersebut.

18

Ahmad Sofwani, Darsono Wisadirana, Manajemen Kewirausahaan, (Malang: CV Sova

Mandiri Malindo, 2007) hlm: 98. 19

Harimurti Subanar, Manajemen Usaha Kecil, (Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta, 1993) hlm:

6. 20

Bank Indonesia, “Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang

Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah”, diakses dari https://www.bi.go.id/id/tentang-bi/uu-

bi/Documents/UU20Tahun2008UMKM.pdf, pada tanggal 25 Maret 2018 pukul 18.00.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

20

b. Memiliki hasil penjualan tahunan maksimal Rp. 300.000.000,- (tiga ratus

juta rupiah).

c. Milik Warga Negara Indonesia (tidak berkewarganegaraan asing).

d. Berdiri sendiri. Bukan merupakan anak atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik secara langsung maupun secara

tidak langsung dengan usaha menengah atau usaha-usaha besar.

e. Badan usaha yang tidak berbadan hukum atau badan usaha yang

berbadan hukum, termasuk koperasi dan berbentuk usaha orang

perseorangan.

Kriteria sebagaimana dimaksud pada ayat a dan b, nilai nominalnya dapat

berubah seiring dengan perkembangan perekonomian negara, yang diatur

dengan Peraturan Presiden.

I. Landasan Teori Pengaruh Pembiayaan Murabahah Terhadap

Perkembangan Usaha Mikro

Pembiayaan merupakan tugas pokok bank dalam memberikan fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan nasabahnya, guna

meningkatkan kesejahteraan hidup perusahaan dari peningkatan pendapatan

usahanya. Muhammad (2005) menjelaskan bahwa pembiayaan bertujuan

untuk meningkatkan produktifitas, adanya pembiayaan dapat memberikan

peluang bagi pengusaha untuk meningkatkan daya produksinya.21

Jika dalam

suatu pasar terdapat penawaran produk yang relatif banyak, maka penjual

21

Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UPP AMP YKPN,

2005), hlm: 17.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

21

akan berusaha untuk meningkatkan dan memperbesar pendapatan dengan

cara memperbanyak penjualan produksinya.

Muta’ali (2017) menjelaskan apabila penambahan modal dari

pembiayaan yang disalurkan oleh bank dapat memperluas usaha dan

memperbanyak stok produk, maka dengan begitu pendapatan pada usaha

mereka juga akan bertambah. Jadi, semakin banyak dana yang disalurkan

oleh bank untuk penambahan modal usaha, maka semakin meningkatnya

pendapatan yang dihasilkan oleh usaha tersebut dan hal tersebut akan

mempengaruhi perkembangan usahanya.22

Menurut Linda Novita (2014:5). Ia

juga menjelaskan bahwa perkembangan pada usaha mikro dapat dilihat dari

jumlah pendapatan nasabah setiap bulannya. Jadi, besar kecilnya pendapatan

yang di dapatkan oleh usaha mikro, menunjukan berkembang atau tidaknya

usaha tersebut setelah melakukan pembiayaan.23

Menurut Ahmad Sofwani dan Darsono (2008), dampak pemberian

kredit atau pembiayaan bagi pengusaha kecil dapat mendukung

perkembangan usahanya, dengan meningkatkan produksi nyata yang akan

meningkatkan kapasitas produksi dan pendapatannya. Maka, pemberian

pembiayaan sangat berdampak pada perkembangan usaha dengan

peningkatan produksi nyata yang akan berpengaruh terhadap pendapatan

22

Muadz Abdil Muta’ali, “Analisis Pengaruh Peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah

Terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Pada BPRS di

Kabupaten Banyumas” (Skripsi Sarjana Ekonomi Syariah UIN Sunan Kalijaga,

Yogyakarta 2017). Hlm: 82. 23

Novita, Linda, M. Kholil Nawawi, and Hilman Hakiem. "Pengaruh Pembiayaan

Murabahah Terhadap Perkembangan Umkm Di Kecamatan Leuwiliang (Studi Kasus Bprs

Amanah Ummah)." AL-INFAQ Vol. V No.2 (2014): 307

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

22

usaha.24

Begitupun menurut Bashir dan Rashidah (2014) dalam Republika,

menyatakan bahwa pembiayaan atau kredit mikro sudah diakui dunia sebagai

upaya dalam meningkatkan kesejahteraan. Dengan adanya akses modal,

pelaku usaha mikro terlepas dari gerbang kesulitan dalam upaya peningkatan

aktivitas produksi dan dengan meningkatnya aktivitas produksi, seseorang

dapat meningkatkan pendapatannya sehingga dapat meningkat kan

kesejahteraannya usahanya.25

Muhammad (2005) menjelaskan pula, pembiayaan diberikan dalam

rangka untuk peningkatan usaha, karena untuk mengembangkan usaha

diperlukan dana tambahan. Dana tambahan ini diperoleh melalui aktifitas

pembiayaan. Pihak yang dananya berlebih (surplus dana), menyalurkan

kepada pihak minus dana sehingga dana dapat tergulirkan. Selain itu,

Muhammad juga menjelaskan bahwa pembiayaan diberikan untuk upaya

memaksimalkan laba. Setiap usaha memiliki tujuan yaitu untuk menghasilkan

laba usaha secara maksimal. Untuk dapat meghasilkan laba yang maksimal

maka usaha tersebut memerlukan dukungan dana yang cukup, dengan begitu

maka pembiayaan sangat dibutuhkan.

Studi bank dunia yang dikutip (Webster, Riopelle, dan Chidzero,

1996, hal:8) dalam Lincolin (2008) menjelaskan bahwa tujuan Lembaga

Keuangan Mikro yaitu menciptakan kesempatan kerja atau lapangan kerja

dan pendapatan melalui pengembangan usaha mikro. Maka jika usaha

24

Sofwani, Ahmad, & Darsono Wisadirana, “Manajemen Kewirausahaan”, (Malang: CV

Sova Mandiri Malindo) hlm: 108. 25

Republika, “Dampak pembiayaan mikro syariah terhadap family Income pelaku usaha

mikro”, diakses dari http://www.republika.co.id/berita/koran/iqtishodia/, pada tanggal 18

April 2018 pukul 11.40.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

23

tersebut berkembang, maka dapat membuka lapangan pekerjaan dan

mendapatkan pendapatan.26

Hal ini sejalan dengan Thomas, dkk (2003),

mengatakan pula bahwa dengan adanya bantuan dari bank, para pengusaha

dapat memperluas usahanya dengan mendirikan proyek-proyek baru. Dengan

hal tersebut maka akan diperoleh pendapatan. Apabila perluasan usaha dan

pendirian proyek-proyek baru telah selesai, untuk mengelolanya maka

diperlukan tenaga kerja. Dengan bertambahnya perluasan usaha dan

tertampungnya tenaga-tenaga kerja tersebut, maka pendapatan usaha akan

meningkat pula.27

J. Kerangka Proses Berfikir

Sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis selanjutnya, kerangka

proses berfikir menunjukan pengaruh variabel (X) pembiayaan murabahah

terhadap variabel (Y) perkembangan Usaha Mikro. Maka secara sederhana

kerangka pemikiran dapan dirumuskan pada gambar di bawah ini:

Gambar 2.1

Kerangka Proses Berfikir

26

Lincolin Arsyad, Lembaga Keuangan Mikro: Institusi, Kinerja, dan Sustanabilitas.

(Yogyakarta: CV Andi Offset, 2008) hlm: 1. 27

Thomas Suyatno, dkk, Dasar-dasar Peekreditan: Edisi Keempat, (Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama, 2003), hlm: 17.

Pembiayaan Murabahah Perkembangan Usaha

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/42158/3/BAB II.pdf · sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu: 6 5 Muadz Abdil Muta’ali,

24

K. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan seperti berikut:

H0: Pembiayaan Murabahah tidak berpengaruh positif terhadap

perkembangan usaha mikro pada Bank BRI Syariah KCP Pandaan.

H1: Pembiayaan Murabahah berpengaruh positif terhadap perkembangan

usaha mikro pada Bank BRI Syariah KCP Pandaan.