BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky...

33
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu 1. Saputra (2016) dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa Lembean Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun 2009-2014”. Variable yang digunakan adalah target dan realisasi dari pengelolaan alokasi dana desa. Alat analisis data menggunakan rasio efektivitas. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan kreteria rasio efektivitas, pengelolaan alokasi dana desa pada desa lembean dari tahun 2009-2014 berada pada kategori efektif, karena tingkat efektivitasnya berada pada angka 90-100%. Hal ini sesuai dengan kreteia rasio efektivitas.. 2. Yunianti (2015) dengan judul “Analisis Efrsiensi dan Efektivitas Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)”. Variabel yang digunakan adalah Total Realisasi Belanja Daerah, Total Realisasi dan Pendapatan Daerah untuk mengukur tingkat efisiensi sedangkan untuk mengukur tingkat efektivtas menggunakan Target PAD dan Realisasi PAD. Alat analisisnya menggunakan rasio efisiensi dan efektivitas. Berdasarkan hasil analisis data terhadap efisiensi dan efektivitas APBDesa Desa Argodadi tahun anggaran 2010 - 2013, dapat disimpulkan bahwa efisiensi kinerja keuangan tahun 2010 - 2012 memiliki kecenderungan tidak efisien, sedang pada tahun 2013 pada kriteria kurang efisien. Dan

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

1. Saputra (2016) dengan judul “Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa

Pada Desa Lembean Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli Tahun

2009-2014”. Variable yang digunakan adalah target dan realisasi dari

pengelolaan alokasi dana desa. Alat analisis data menggunakan rasio

efektivitas. Hasil penelitiannya menyatakan bahwa berdasarkan kreteria

rasio efektivitas, pengelolaan alokasi dana desa pada desa lembean dari

tahun 2009-2014 berada pada kategori efektif, karena tingkat

efektivitasnya berada pada angka 90-100%. Hal ini sesuai dengan kreteia

rasio efektivitas..

2. Yunianti (2015) dengan judul “Analisis Efrsiensi dan Efektivitas

Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)”. Variabel yang

digunakan adalah Total Realisasi Belanja Daerah, Total Realisasi dan

Pendapatan Daerah untuk mengukur tingkat efisiensi sedangkan untuk

mengukur tingkat efektivtas menggunakan Target PAD dan Realisasi

PAD. Alat analisisnya menggunakan rasio efisiensi dan efektivitas.

Berdasarkan hasil analisis data terhadap efisiensi dan efektivitas APBDesa

Desa Argodadi tahun anggaran 2010 - 2013, dapat disimpulkan bahwa

efisiensi kinerja keuangan tahun 2010 - 2012 memiliki kecenderungan

tidak efisien, sedang pada tahun 2013 pada kriteria kurang efisien. Dan

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

8

secara keseluruhan kinerja keuangan tidak efisien dengan rata-rata tingkat

efisiensi diatas 100% yaitu sebesar 103,12%. Efektivitas kinerja keuangan

tahun 2010 -2013 memiliki kecenderungan sangat efektif yaitu dengan

rata-rata tingkat efektivitas sebesar 123,75

3. Siregar, Syam (2017), dengan judul “Analisis Efektivtas dan Efisiensi

Pengelolaan Keuangan Desa (Studi Pada Desa Di Kabupaten Deli

Serdang)”. Menggunakan variable realisasi anggaran belanja dan target

anggaran belanja untuk efektivitas, sedangkan untuk efisiensi

menggunakan variable realisasi anggaran belanja langsung dan aggaran

belanja. Alat analisis menggunakan rasio efektivitas dan rasio efisiensi.

Hasil penelitian menyatakan bahwa keuangan berdasarkan penggunaan

Alokasi Dana Desa tahun 2016 terlihat bahwa terjadi perbedaan tingkat

rasio efektivitas, hampir seluruh desa yang dijadikan sampel penelitian

memiliki tingkat rasio 100% atau efektif, sedangkan untuk hasil analisis

efisiensi sangat beragam dimana rata-rata tingkat efisiensi diatas 60% atau

dapat dikatakan efisien.

Relevensi / Hubungan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya

adalah :

a. Persamaan

Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sama-sama

menggunakan rumus Efektivitas yaitu

.

Persamaan selanjutnya adalah hasil penelitiannya, hasil penelitian ini

dengan penelitian terdahul hasilnya menyatakan Efektif

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

9

b. Perbedaan

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yang pertama

adalah variable penelitiannya, dalam penelitian ini Realisasinya

menggunaka penggunaan Dana Desa untuk infrastruktur Desa yang ada

pada Laporan Realisasi APBDes sedangkan untuk Targetnya menggunakan

penggunaan Dana Desa untuk infrastruktur Desa pada RKPDesa atau

Rencana Kerja Pemerintah Desa. Perbedaan kedua adalah lokasi penelitian,

penelitian ini berada di Desa Bejagung Kecamatan Semanding Kabupaten

Tuban Jawa Timur.

B. Tinjauan Pustaka

1. Efektivitas

Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana

rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai,

semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga

diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara

atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

Menurut Sondang dalam Othenk (2008: 4), efektivitas adalah

pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam jumlah tertentu

yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk menghasilkan sejumlah

barang atas jasa kegiatan yang dijalankannya. Efektivitas menunjukkan

keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran yang telah ditetapkan. Jika

hasil kegiatan semakin mendekati sasaran, berarti makin tinggi

efektivitasnya. Sejalan dengan pendapat tersebut, Abdurahmat (2008: 7),

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

10

efektivitas adalah pemanfaatan sumber daya, sarana dan prasarana dalam

jumlah tertentu yang secara sadar ditetapkan sebelumnya untuk

menghasilkan sejumlah pekerjaan tepat pada waktunya. Dapat

disimpulkan bahwa efektivitas berkaitan dengan terlaksananya semua

tugas pokok, tercapainya tujuan, ketepatan waktu, dan partisipasi aktif dari

anggota serta merupakan keterkaitan antara tujuan dan hasil yang

dinyatakan, dan menunjukan derajat kesesuaian antara tujuan yang

dinyatakan dengan hasil yang dicapai.

a. Target (Perencanaan)

Target menurut Kamus Bahasa Indonesia yang dikeluarkan oleh

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 “Target

adalah sasaran (batas ketentuan dsb) yang telah ditetapkan untuk

dicapai”. Dari penjelasan kamus tersebut, kita bisa menjabarkan bahwa

yang dimaksud dengan target adalah sasaran yang telah ditetapkan

untuk dicapai dengan suatu perencanaan. Menurut Riyadi dan

Bratakusumah Perencanaan pembangunan dapat diartikan sebagai :

Suatu proses perumusan alternatif-alternatif atau keputusan-keputusan

yang didasarkan pada data-data dan fakta-fakta yang akan digunakan

sebagai bahan untuk melaksanakan suatu rangkaian kegiatan/aktivitas

kemasyarakatan, baik yang bersifat fisik (material) maupun nonfisik

(mental dan spiritual) dalam rangka mencapai tujuan yang lebih baik.

Sedangkan menurut Mohammad Hatta, Tujuan perencanaan adalah

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

11

mengadakan suatu perekonomian nasional yang diatur serta yang

direncanakan tujuannya dan jalannya.

b. Realisasi (Pelaksanaan)

Pengertian realisasi anggaran adalah seluruh kegiatan

pelaksanaan anggaran yang juga meliputi kegiatan analisis serta

evaluasi pelaksanaan budget. Tujuan realisasi anggaran ini adalah untuk

memberikan feedback atau follow up agar di periode berikutnya bisa

berjalan lebih baik. ( Munandar, 2012)

Pelaksanaan adalah suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah

rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci. Secara

sederhana pelaksanaan bisa diartikan sebagai penerapan. Majone dan

Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan

Wildavsky mengemukakan bahwa Pelaksanaan adalah perluasan

aktivitas yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian di atas

memperlihatkan bahwa kata pelaksanaan bermuara pada aktivitas,

adanya aksi, tindakan, atau mekanisme suatu sistem. Ungkapan

mekanisme mengandung arti bahwa pelaksanaan bukan sekedar

aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan secara

sungguh-sungguh berdasarkan norma tertentu untuk mencapai tujuan

kegiatan.

Pelaksanaan merupakan aktifitas atau usaha-usaha yang

dilaksanakan untuk melaksanakan semua rencana dan kebijakan yang

telah dirimuskan dan ditetapkan dengan dilengkapi segala kebutuhan,

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

12

alat-alat yang diperlukan, siapa yang melaksanakan, dimana tempat

pelaksanaannya mulai dan bagaimana cara yang harus dilaksanakan,

suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut setelah program atau

kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,

langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan

menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang

ditetapkan semula. Dari pengertian yang dikemukakan di atas dapat

ditarik suatu kesimpulan bahwa pada dasarnya pelaksanaan suatu

program yang telah ditetapkan oleh pemerintah harus sejalan dengan

kondisi yang ada, baik itu di lapangan maupun di luar lapangan. Yang

mana dalam kegiatannya melibatkan beberapa unsur disertai dengan

usaha-usaha dan didukung oleh alat-alat penujang. Faktor-faktor yang

dapat menunjang program pelaksanaan adalah sebagai berikut:

1) Komunikasi, merupakan suatu program yang dapat dilaksanakan

dengan baik apabila jelas bagi para pelaksana. Hal ini menyangkut

proses penyampaian informasi, kejelasan informasi dan konsistensi

informasi yang disampaikan.

2) Resouces (sumber daya), dalam hal ini meliputi empat komponen

yaitu terpenuhinya jumlah staf dan kualitas mutu, informasi yang

diperlukan guna pengambilan keputusan atau kewenangan yang

cukup guna melaksanakan tugas sebagai tanggung jawab dan

fasilitas yang dibutuhkan dalam pelaksanaan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

13

3) Disposisi, sikap dan komitmen dari pada pelaksanaan terhadap

program khususnya dari mereka yang menjadi implementasi

program khususnya dari mereka yang menjadi implementer

program;

4) Struktur Birokrasi, yaitu SOP (Standar Operating Procedures), yang

mengatur tata aliran dalam pelaksanaan program. Jika hal ini tidak

sulit dalam mencapai hasil yang memuaskan, karena penyelesaian

khusus tanpa pola yang baku.

Keempat faktor di atas, dipandang mempengaruhi keberhasilan

suatu proses implementasi, namun juga adanya keterkaitan dan saling

mempengaruhi antara suatu faktor yang satu dan faktor yang lain.

Selain itu dalam proses implementasi sekurang-kurangnya terdapat tiga

unsur penting dan mutlak yaitu :

a. Adanya program (kebijaksanaan) yang dilaksanakan;

b. Kelompok masyarakat yang menjadi sasaran dan manfaat dari

program perubahan dan peningkatan;

c. Unsur pelaksanaan baik organisasi maupun perorangan yang

bertanggung jawab dalam pengelolaan pelaksana dan pengawasan

dari proses implementasi tersebut.

Dari pendapat di atas dapatlah dikatakan bahwa pelaksana suatu

program senantiasa melibatkan ketiga unsur tersebut.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

14

2. Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas dapat dilihat dan dinilai dari hasil yang telah

dicapai. Apabila output atau hasil yang dicapai sesuai atau mencapai target

sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, maka hal itu dapat dikatakan

efektif. Namun sebaliknya dapat dikatakan tidak efektif apabila hasil yang

didapat tidak sesuai dengan target sasaran yang telah ditentukan. Untuk itu

diperlukan suatu indikator atau ukuran untuk melihat tingkat efektivitas.

Ukuran efektivitas bermacam-macam, antara lain :

Menurut pendapat David Krech, Richard S. Cruthfied dan Egerton L.

Ballachey dalam Danim (2012 : 119 – 120) menyebutkan indikator

efektivitas sebagai berikut :

a. Jumlah hasil yang dapat dikeluarkan

Hasil tersebut berupa kuantitas atau bentuk fisik dari organisasi,

program atau kegiatan. Hasil dimaksud dapat dilihat dari perbandingan

(ratio) antara masukan (input) dengan keluaran (output), usaha dengan

hasil, persentase pencapaian program kerja dan sebagainya.

b. Tingkat kepuasan yang diperoleh

Ukuran dalam efektivitas ini dapat kuantitatif (berdasarkan pada jumlah

atau banyaknya) dan dapat kualitatif (berdasarkan pada mutu).

c. Produk kreatif

Penciptaan hubungan kondisi yang kondusif dengan dunia kerja, yang

nantinya dapat menumbuhkan kreatifitas dan kemampuan.

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

15

d. Intensitas yang akan dicapai

Memiliki ketaatan yang tinggi dalam suatu tingkatan intens sesuatu,

dimana adanya rasa saling memiliki dengan kadar yang tinggi.

Pendapat di atas dijelaskan bahwa ukuran efektivitas harus dilihat dari

perbandingan antara masukan dan keluaran, tingkat kepuasan yang

diperoleh, Penciptaan hubungan kerja yang kondusif serta adanya rasa

saling memiliki yang tinggi. Rasa memiliki yang tinggi tersebut bukan

berarti berlebihan.

Makmur (2011:7-9) mengungkapkan indikator efektivitas dilihat

dari beberapa segi kriteria efektivitas, sebagai berikut :

a. Ketepatan waktu

Waktu adalah sesuatu yang dapat menentukan keberhasilan sesuatu

kegiatan yang dilakukan dalam sebuah organisasi tapi juga dapat

berakibat terhadap kegagalan suatu aktivitas organisasi. Penggunaan

waktu yang tepat akan menciptakan efektivitas pencapaian tujuan yang

telah ditetapkan sebelumnya.

b. Ketepatan perhitungan biaya

Berkaitan dengan ketepatan dalam pemanfaatan biaya, dalam arti tidak

mengalami kekurangan juga sebaliknya tidak mengalami kelebihan

pembiayaan sampai suatu kegiatan dapat dilaksanakan dan diselesaikan

dengan baik. Ketepatan dalam menetapkan satuan – satuan biaya

merupakan bagian daripada efektivitas.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

16

c. Ketepatan dalam pengukuran

Dengan ketepatan ukuran sebagaimana yang telah ditetapkan

sebelumnya sebenarnya merupakan gambaran daripada efektivitas

kegiatan yang menjadi tanggung jawab dalam sebuah organisasi.

d. Ketepatan dalam menentukan pilihan.

Menentukan pilihan bukanlah suatu persoalan yang gampang dan juga

bukan hanya tebakan tetapi melalui suatu proses, sehingga dapat

menemukan yang terbaik diantara yang baik atau yang terjujur diantara

yang jujur atau kedua-duanya yang terbaik dan terjujur diantara yang

baik dan jujur.

e. Ketepatan berpikir

Ketepatan berfikir akan melahirkan keefektifan sehingga kesuksesan

yang senantiasa diharapkan itu dalam melakukan suatu bentuk

kerjasama dapat memberikan hasil yang maksimal.

f. Ketepatan dalam melakukan perintah.

Keberhasilan aktivitas suatu organisasi sangat banyak dipengaruhi oleh

kemampuan seorang pemimpin, salah satunya kemampuan memberikan

perintah yang jelasa dan mudah dipahami oleh bawahan. Jika perintah

yang diberikan tidak dapat dimengeri dan dipahami maka akan

mengalami kegagalan yang akan merugikan organisasi.

g. Ketepatan dalam menentukan tujuan

Ketepatan dalam menentukan tujuan merupakan aktivitas organisasi

untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. Tujuan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

17

yang ditetapkan secara tepat akan sangat menunjang efektivitas

pelaksanaan kegiatan terutama yang berorientasi kepada jangka

panjang.

h. Ketepatan ketepatan sasaran

Penentuan sasaran yang tepat baik yang ditetapkan secara individu

maupun secara organisasi sangat menentukan keberhasilan aktivitas

organisasi. Demikian pula sebaliknya, jika sasaran yang ditetapkan itu

kurang tepat, maka akan menghambat pelaksanaan berbagai kegiatan

itu sendiri.

Berdasarkan uraian indikator efektivitas oleh Makmur di atas

intinya dapat dilihat bahwa efektivitas merupakan suatu pengukuran dalam

tercapainya sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya dengan

menggunakan ukuran-ukuran ketepatan efektivitas dimana suatu target

atau sasaran dapat tercapai sesuai dengan apa yang telah direncanakan.

Sedangkan Richard M. Steers dalam Tangkilisan (2005) menggungkapkan

ada 3 indikator dalam efektivitas. Ia mengatakan indikator efektivitas

sebagai berikut :

a. Pencapaian tujuan

Pencapaian tujuan adalah keseluruhan upaya pencapaian tujuan harus

dipandang sebagai suatu proses. Oleh karena itu, agar pencapaian

tujuan akhir semakin terjamin, diperlukan pentahapan, baik dalam arti

pentahapan pencapaian bagian-bagiannya maupun pentahapan dalam

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

18

arti periodisasinya. Pencapaian tujuan terdiri dari 2 sub indikator, yaitu

: kurun waktu dan sasaran yang merupakan target kongkret.

b. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi atau komunikasi dan

pengembangan konsensus. Integrasi menyangkut proses sosialisasi.

c. Adaptasi

Adaptasi adalah kemampuan organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungannya. Berkaitan dengan kesesuaian pelaksanaan

program dengan keadaan di lapangan.

3. Pemerintahan Desa

Menurut Zakaria dalam Wahjudin Sumpeno (2011, h.3)

menyatakan bahwa desa adalah sekumpulan manusia yang hidup bersama

atau suatu wilayah, yang memiliki suatu organisasi pemerintahan dengan

serangkaian peraturan-peraturan yang ditetapkan sendiri, serta berada di

bawah pimpinan desa yang dipilih dan ditetapkan sendiri. Sedangkan

pemerintahan desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 72 Tahun 2005

tentang Desa, Pasal 6 menyebutkan bahwa Pemerintah Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintah oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang

diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan

Republik Indonesia.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

19

Pemerintah Desa berdasarkan Undang-undang No. 6 Tahun 2014

adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu perangkat

desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa. Sesuai dengan

penjelasan dalam UU No. 6 Tahun 2014, kepala desa atau desa adat atau

yang disebut dengan nama lain merupakan kepala pemerintahan desa atau

desa adat yang memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa. Kepala

desa mempunyai peran penting dalam kedudukannya sebagai pemimpin

kepanjangan tangan Negara yang dekat dengan masyarakat dan pemimpin

masyarakat. Dikatakan dalam UU No. 6 Tahun 2014 bahwa perangkat

desa yang terdiri atas sekretaris desa, pelaksana kewilayahan, dan

pelaksana teknis bertugas membantu kepala desa dalam melaksanakan

tugas dan kewenangannya. Perangkat desa tersebut diangkat oleh kepala

desa setelah dikonsultasikan dengan camat atas nama bupati/walikota.

Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, perangkat desa

bertanggung jawab kepada kepala desa. PP No. 43 Tahun 2014

mempertegas pernyataan tersebut dengan menjelaskan bahwa sekretariat

desa dipimpin dan dibantu oleh unsur staf sekretariat yang bertugas

membantu kepala desa dalam bidang administrasi pemerintahan.

Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa

yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 168,

Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5558),

sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

20

2015 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintal Nomor 60 Tahun 2014

tentang Dana Desa yang Bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 2015

Nomor 88, Tambahan Iembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5694).

Desa memiliki wewenang sesuai yang tertuang dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yakni:

1. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan

hak asal-usul desa.

2. Menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan

kabupaten/kota yang diserahkan pengaturannya kepada desa, yakni

urusan pemerintahan urusan pemerintahan yang secara langsung dapat

meningkatkan pelayanan masyarakat.

3. Tugas pembantuan dari pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan

Pemerintah Kabupaten/Kota.

4. Urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan

diserahkan kepada desa.

Desa juga memiliki hak dan kewajiban yang tertuang dalam

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yakni, Desa berhak:

1. Mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat berdasarkan hak asal-

usul, adat-istiadat, dan nilai sosial budaya masyarakat desa.

2. Menetapkan dan mengelola kelembagaan desa.

3. Mendapatkan sumber pendapatan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

21

Desa berkewajiban :

1. Melindungi dan menjaga persatuan, keatuan serta kerukunan

masyarakat desa dalam rangka kerukunan nasional dan keutuhan

Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat desa.

3. Mengembangkan kehidupan demokrasi.

4. Mengembangkan pemberdayaan masyarakat desa, dan

5. Memberikan dan meningkatkan pelayanan kepada masyarakat desa.

Tujuan pembentukan desa adalah untuk meningkatkan kemampuan

penyelenggaraan Pemerintahan secara berdaya guna dan berhasil guna dan

peningkatan pelayanan terhadap masyarakat sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kemajuan pembangunan. Dalam menciptakan

pembangunan hingga ditingkat akar rumput, maka terdapat beberapa

syarat yang harus dipenuhi untuk pembentukan desa yakni: pertama, faktor

penduduk, minimal 2500 jiwa atau 500 kepala keluarga, kedua, faktor luas

yang terjangkau dalam pelayanan dan pembinaan masyarakat, ketiga,

faktor letak yang memiliki jaringan perhubungan atau komunikasi antar

dusun, keempat, faktor sarana prasarana, tersedianya sarana perhubungan,

pemasaran, sosial, produksi, dan sarana pemerintahan desa, kelima, faktor

sosial budaya, adanya kerukunan hidup beragama dan kehidupan

bermasyarakat dalam hubungan adat istiadat, keenam, faktor kehidupan

masyarakat, yaitu tempat untuk keperluan mata pencaharian masyarakat.

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

22

4. Dana Desa

Dana Desa (DD) merupakan dana yang bersumber dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang

ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

kabupaten/kota, dijelaskan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun

2014 pasal 19 ayat 2 Dana Desa digunakan untuk mendanai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinanaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Dana Desa sebagaimana

yang dimaksud diprioritaskan untuk pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa. Tujuan diberikannya Dana Desa adalah meningkatkan

kesejahteraan masyarakat desa dan kualitas hidup masyarakat desa serta

penanggulangan kemiskinan desa melalui peningkatan pelayanan publik di

desa, memajukan perekonomian desa, mengatasi kesenjangan

pembangunan antar desa serta memperkuat masyarakat desa sebagai

subyek dari pembangunan. Undang-Undang Desa mengamanatkan

anggaran Dana Desa yang bersumber dari APBN dihitung berdasarkan

jumlah desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk,

angka kemiskinan, luas wilayah, dan tingkat kesulitan geografis.

(Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014).

Dana desa adalah salah satu issu krusial dalam undang-undang

desa, penghitungan anggaran berdasarkan jumlah desa dengan

mempertimbangkan jumlah penduduk, angka kemiskinan, luas wilayah,

dan tingkat kesulitan geografis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

23

dan pemerataan pembangunan desa. Karena issu yang begitu krusial, para

senator menilai, penyelenggaraan pemerintahan desa membutuhkan

pembinaan dan pengawasan, khususnya penyelenggaraan kegiatan desa. (

dikutip dari Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 241

Tahun 2014 pasal 1 tentang Pelaksanaan Pertanggungjawaban Transfer ke

Daerah dan Dana Desa )

Dana Desa adalah bagian keuangan yang diperoleh dari anggaran

pendapatan dan belanja negara ditransfer melalui anggaran pendapatan dan

belanja daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk menyelenggarakan

pemerintahan, pembangunan desa, pembinaan, dan pemberdayaan

masyarakat. Sumber penerimaan desa tersebut secara keseluruhan

digunakan untuk mendanai seluruh kewenangan yang menjadi tanggung

jawab desa. Dana tersebut digunakan untuk mendanai penyelenggaraan

kewenangan desa yang menacakup penyelenggaraan pemerintahan,

pembangunan, pemberdayaan masyarakat, dan kemasyarakatan. Dengan

demikian, penerimaan yang bersumber dari APBN juga digunakan untuk

mendanai kewenangan tersebut. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2014 tentang Desa, diberikan kewenangan untuk mengatur dan

mengurus kewenangannya sesuai dengan kebutuhan dan prioritas desa.

Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk mendanai keseluruhan

kewenangan sesuai denagan kebutuhan dan prioritas dana desa tersebut

namun, mengingat dana desa bersumber dari Belanja Pusat, untuk

mengoptimalkan penggunaan dana desa, Pemerintah diberikan

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

24

kewenangan untuk menetapkan prioritas penggunaan dana desa untuk

mendukung program pembangunan desa dan pemberdayaan masyarakat

desa. Penetapan prioritas penggunaan dana tersebut tetap sejalan dengan

kewenangan yang menjadi tanggung jawab desa.

Gambar Bagan 2.1

Alur Penyaluran Dana Desa

Menteri Menteri

Keuangan Keuangan

Bendahara

Umum Derah

Sumber : Buku Pintar Dana Desa (2017)

Pemerintah Pusat (APBN)

Pemerintah Daerah Kabupaten/

Kota (APBD)

Tahap 1 (60%) Tahap 2 (40%)

Pemerintah Desa (APBDes)

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

25

5. Pembangunan Desa

Pembangunan Desa merupakan bagian dari pembangunan nasional

dan pembangunan Desa ini memiliki arti dan peranan yang penting dalam

mencapai tujuan nasional, karena Desa beserta masyarakatnya merupakan

basis dan ekonomi, politik, sosial budaya dan pertahanan keamanan.

Adapun definisi pembangunan desa menurut para ahli adalah sebagai

berikut:

Menurut Kartasasmita (2001) mengatakan bahwa hakekat

pembangunan nasional adalah manusia itu sendiri yang merupakan titik

pusat dari segala upaya pembangunan dan yang akan dibangun adalah

kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan yang akan dibangun

adalah kemampuan dan kekuatannya sebagai pelaksana dan penggerak

pembangunan. Pada hakekatnya pembangunan desa dilakukan oleh

masyarakat bersama-sama pemerintah terutama dalam memberikan

bimbingan, pengarahan, bantuan pembinaan, dan pengawasan agar dapat

ditingkatkan kemampuan masyarakat dalam usaha menaikan taraf hidup

dan kesejahteraannya.

Suparno (2001) menegaskan bahwa pembangunan desa dilakukan

dalam rangka imbang yang sewajarnya antara pemerintah dengan

masyarakat. Kewajiban pemerintah adalah menyediakan sarana-prasarana,

selebihnya disandarkan kepada kemampuan masyarakat itu sendiri. Proses

pembangunan desa merupakan mekanisme dari keinginan masyarakat

yang dipadukan dengan masyarakat. Perpaduan tersebut menentukan

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

26

keberhasilan pembangunan seperti yang dikemukakan oleh Ahmadi (2001)

mekanisme pembangunan desa adalah merupakan perpaduan yang serasi

antara kegiatan partisipasi masyarakat dalam pihak dan kegiatan

pemerintah di satu pihak. Bahwa pada hakekatnya pembangunan desa

dilakukan oleh masyarakat sendiri. Sedangkan pemerintah memberikan

bimbingan, bantuan, pembinaan, dan pengawasan. Pembangunan desa

dapat dilihat dari berbagai segi yaitu sebagai suatu proses, dengan suatu

metode sebagai suatu program dan suatu gerakan, sebagaimana pendapat

pakar berikut ini:

1. Sebagai suatu proses adalah memperhatikan jalannya proses perubahan

yang berlangsung dari cara hidup yang lebih maju/modern. Sebagai

suatu proses, maka pembangunan desa lebih menekankan pada aspek

perubahan, baik yang menyangkut segi sosial, maupun dari segi

psikologis. Hal ini akan terlihat pada perkembangan masyarakat dari

suatu tingkat kehidupan tertentu ketingkat kehidupan yang lebih tinggi,

dengan memperhatikan di dalamnya masalah perubahan sikap, serta

perubahan lainnya yang apabila diprogramkan secara sistematis akan

usaha penelitian dan pendidikan yang sangat baik.

2. Sebagai suatu metode, yaitu suatu metode yang mengusahakan agar

rakyat mempunyai kemampuan yang mereka miliki. Pembangunan desa

juga merupakan metode untuk mencapai pemerataan pembangunan

desa dan hasil-hasilnya dalam rangka mewujudkan masyarakat yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

27

adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

1945.

3. Sebagai suatu program adalah berusaha meningkatkan taraf hidup dan

kesejahteran masyarakat pedesaan baik lahir maupun bathin dengan

perhatian ditujukan pada kegaiatan pada bidang-bidang tertentu seperti

pendidikan, kesehatan, pertanian, industri rumah tangga, koperasi,

perbaikan kampung halaman dan lain-lain.

4. Sebagai suatu gerakan karena pada hakekatnya semua gerakan atau

usaha kegiatan pembangunan diarahkan ke desa-desa. Sebagai suatu

gerakan dimana pembangunan desa mengusahakan mewujudkan

masyarakat sesuai dengan cita-cita Nasional Bangsa Indonesia yaitu

mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan

Undang-Undang Dasar 1945.

5. Seperti yang telah diuraikan di atas bahwa pembangunan desa meliputi

beberapa faktor dan berbagai program yang dilaksanakan oleh aparat

departemen, pemerintah daerah dan seluruh masyarakat.

Dari uraian diatas maka pelaksanaannya perlu ada koordinasi dari

pemerintah baik pusat maupun daerah serta desa sebagai tempat

pelaksanaan pembangunan agar seluruh program kegiatan tersebut saling

menunjang dan terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana, sehingga

dapat berdaya guna dan berhasil guna. Permasalahan di dalam

pembangunan perdesaan adalah rendahnya aset yang dikuasai masyarakat

perdesaan ditambah lagi dengan masih rendahnya akses masyarakat

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

28

perdesaan ke sumber daya ekonomi seperti lahan/tanah, permodalan, input

produksi, keterampilan dan teknologi, informasi, serta jaringan kerjasama.

Disisi lain, masih rendahnya tingkat pelayanan prasarana dan sarana

perdesaan dan rendahnya kualitas SDM di perdesaan yang sebagian besar

berketerampilan rendah, lemahnya kelembagaan dan organisasi berbasis

masyarakat, lemahnya koordinasi lintas bidang dalam pengembangan

kawasan perdesaan.

Dapat dilihat beberapa sasaran yang dapat dilakukan dalam

pembangunan desa sebagai berikut:

1. Meningkatkan pelayanan dalam hal pertanahan serta memproses

masalah pertanahan dalam batas-batas kewenangan kabupaten.

2. Pemantapan pengelolaan pemanfaatan ruang dan pengendalian

pemanfaatan ruang untuk menciptakan lingkungan kehidupan yang

efisien, efektif dan berkelanjutan.

3. Peningkatan kualitas pemukiman yang aman, nyaman dan sehat.

4. Meningkatnya prasarana wilayah pada daerah tertinggal, terpencil dan

daerah perbatasan.

5. Meningkatkan kualitas perencanaan pembangunan di daerah dan

wilayah.

6. Meningkatkan ekonomi wilayah untuk kesejahteraan masyarakat serta

menanggulangi kesenjangan antar wilayah.

Dalam pelaksanaan pembangunan desa, desa harus melaksanakan

prinsip-prinsip transparansi serta pelibatan partisipasi masyarakat baik

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

29

dalam perencanaan,pelaksanaan maupun dalam pengawasan dan

pemantauan. Dalam kerangka UU Desa,

siklus pembangunan desa mencakup 3 (tiga) tahap penting yaitu

perencanaan, pelaksanaan dan pertanggungjawaban.

1. Perencanaan

Perencanaan pembangunan desa mengacu pada konsep

membangun desa dan desa membangun. Konsep membangun desa

dalam konteks perencanaan adalah bahwa dalam merencanakan

pembangunan, desa perlu mengacu pada perencanaan pembangunan

Kabupaten/Kota. Hal tersebut diatur dalam UU Desa terutama pada

pasal 79 dan pasal 80. Dalam pasal 79 UU Desa disebutkan bahwa :

a. Pemerintah Desa menyusun perencanaan pembangunan desa sesuai

dengan kewenangannya dengan mengacu pada perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

b. Perencanaan Rembangunan Desa sebagaiman dimaksud pada ayat (1)

disusun secara berjangka meliputi:

1). Rencana pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka

waktu 6(enam) tahun.

2). Rencana Pembangunan Tahunan Desa atau yang disebut Rencana

Kerja Pemerintah Desa, merupakan penjabaran dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa untuk jangka waktu 1

tahun.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

30

c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana Kerja

Pemerintah Desa sebagaiman dimaksud pada ayat (2) ditetapkan

Peraturan Desa.

d. Peraturan Desa tentang Rencana Pembangunan Jangaka Menengah

Desa dan rencana Kerja Pemerintah Desa merupakan satu-satunya

dokumen perencanaan di Desa.

e. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa dan Rencana kerja

Pemerintah Desa merupakan pedoman dalam penyusunan anggaran

pendapatan dan belanja desa yang diatur dalam peraturan

pemerintah.

f. Program pemerintah yang berskala lokal Desa dikordinasikan

dan/atau didelegasikan pelaksanaannya kepada desa.

g. Perencanaan pembangunan desa sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) merupakan salah satu sumber masukan dalam perencanaan

pembangunan Kabupaten/Kota.

Pada UU Desa, untuk mengakomodir asas demokrasi,

kemandirian, partisipasi, kesetaraan dan pemberdayaan, perencanaan

pembangunan desa tidak semata-mata bersifat top down, namun juga

menyusun konsep desa membangun. Konsep desa membangun ini

mengedepankan musyawarah desa untuk memenuhi kebutuhan riil

masyarakat. Hal tersebut dijelaskan dalam pasal 80 UU Desa yang

menyebutkan bahwa:

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

31

a. Perencanaan pembangunan desa sebagai mana dimaksud dalam pasal

79 diselenggarakan dengan mengikutsertakan masyarakat desa.

b. Dalam menyusun perencanaan pembanguna desa sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Pemerintah desa wajib menyelenggarakan

musyawarah perencanaan pembangunan desa.

c. Musyawara perencanaan pembangunan desa menetapkan prioritas,

program, kegiatan dan kebutuhan pembangunan desa yang didanai

oleh anggaran Pendapatan dan Belanja Desa, swadaya masyarakat

desa, dan/atau anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Kabupaten/Kota.

d. Prioritas, program, kegiatan dan kebutuhan pembangunan Desa

sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dirumuskan berdasarkan

penilaian terhadap kebutuhan masyarakat desa yang meliputi:

1). Peningkatan kualitas dan akses terhadap pelayanan dasar.

2). Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur dan lingkungan

berdasarkan kemampuan teknis dan sumberdaya lokal yang

tersedia.

3). Pengembangan ekonomi pertanian berskala produktif.

4). Pengembangan dan pemanfaatan teknologi tepat guna untuk

kemajuan ekonomi.

5). Peningkatan kualitas ketertiban dan ketentraman masyarakat

desa berdasarkan kebtuhan masyarakat desa.

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

32

2. Pelaksanaan

Berdasarkan peraturan pemerintah No. 60 tahun 2014 tentang

dana desa yang bersumber dari APBN dan Peraturan Pemerintah No. 43

tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang No. 6 tahun

2014 tentang Desa telah diatur beberapa pokok penggunaan keuangan

desa. Pada pasal 100 PP No. 43 tahun 2014 disebutkan bahwa belanja

desa yang ditetapkan dalam APBDesa digunakan dengan ketentuan:

a. Paling sedikit 70% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan

untuk mendanai penyelenggaraan pemerintah desa, pelaksaan

pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan

pemberdayaan masyarakat desa.

b. Paling banyak 30% dari jumlah anggaran belanja desa digunakan

untuk penghasilan tetap dan tunjangan Kepala Desa dan Perangkat

Desa,Operasional Pemerintah Desa , Tunjangan dan Operasional

Badan Permusyawaratan Desa dan Insentif Rukun Tetanggan dan

Rukun Warga.

Dari pasal tersebut terlihar bahwa keuangan desa hanya

dibatasi untuk melaksanakan penyelenggaraan pemerintah desa,

pelaksaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa,

pemberdayaan masyarakat desa dan membayar penghasilan maupun

tunjangan intensif bagi perangkat desa badan permusyawaratan desa

dan rukun tetangga/rukun warga.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

33

Dalam merealisasikan APBDesa, Kepala Desa bertindak

sebagai kordinator kegiatan yang dilaksanakan oleh perengakat desa

atau unsur masyarakat desa. Pelaksanaan kegiatan harus mengutamakan

pemanfaatan sumber daya manusia dan sumberdaya alam yang ada di

desa serta mendayagunakan swadaya dan gotong royong masyarakat.

Semua ketentuan tersebut tercantum dalam pasal 121 PP No. 43 Tahun

2014.

Selain itu, APBDesa dapat digunakan untuk pembangunan

antar desa atau biasa disebut pembangunan kawasan perdesaan.

Pembangunan kawasan perdesaan merupakan perpaduan pembangunan

antar desa yang dilaksanakan dalam upaya mempercepat dan

meningkatkan kualitas pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan

masyarakat desa melalui pendekatan pembangunan partisipatif, inisiatif

untuk melakukan pembangunan kawasan perdesaan dapat dilakukan

secara bottom up (perencanaan yang awalnya dilakukan di tingkat yang

paling rendah dan selanjutnya disusun rencana organisasi di atasnya

sampai dengan tingkat pusat atas dasar rencana dari bawah) dengan

pengusulan Kepala Desa kepada Bupati/Walikota dan dapat juga secara

top down (proses perencanaan yang dilakukan oleh pemimpin tertinggi

suatu organisasi kemudian atas dasar keputusan tersebut dibuat suatu

perencanaan di tingkat yang lebih rendah) sebagai program Gubernur

atau Bupati/Walikota.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

34

Dalam melaksanakan kegiatan pembangunan, masyarakat dan

pemerintah desa dapat memperoleh bantuan pendamping secara

berjenjang. Secara teknis, pendampingan dilaksanakan oleh satuan kerja

perangkat daerah Kabupaten/Kota dan dapat dibantu oleh tenaga

pendamping professional, kader pemberdayaan masyarakat desa, atau

pihak ketiga yang dikordinasikan oleh Camat di Wilayah Desa tersebut.

Ketentuan tentang pendamping bagi masyarakat dan pemerintah desa

telah diatur pada pasal 128-131 PP No. 43 tahun 2014 dan Peraturan

Menteri Desa No.3 tahun 2015 tentang pendamping desa.

3. Pertanggung Jawaban

Kepala Desa adalah penanggung jawab dari pengelolaan

keuangan desa secara keseluruhan. Dalam PP No. 43 tahun 2014 pasal

103-104 mengatur tata cara pelaporan yang wajib dilakukan oleh

Kepala Desa. Kepala Desa wajib melaporkan laporan realisasi

pelaksanaan APBDesa kepada Bupati/Walikota setiap semester tahun

berjalan (laporan semesteran). Selain itu, Kepala Desa wajib

menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBDesa

kepada Bupati/Walikota setiap akhir tahun anggaran (laporan tahunan).

Laporan yang dibuat Kepala Desa ditukan kepada Bupati/Walikota

yang dismpaikan melalui Camat.

Pengaturan pelaporan dan pertanggungjawaban penggunaan

APBDesa tercantum dalam Permendagri No. 113 tahun 2014 tentang

pengelolaan keuangan desa. Dalam Permendagri tersebut, diatur pula

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

35

standar dan format pelaporan pertanggungjawaban yang harus disusun

oleh Kepala Desa. Seperti ketentuan lampiran yang perlu dipenuhi

dalam laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa,

yaitu:

a. Format laporan pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan APBDesa

tahun anggaran berkenaan.

b. Format laporan kekayaan milik desa per 31 Desember tahun

anggaran berkenaan.

c. Format laporan program pemerintah dan Pemerintah Daerah yang

masuk ke desa.

Dari PP no. 43 tahun 2014 dan Permendagri No. 113 tahun 2014

terlihat bahwa laporan pertanggungjawaban yang harus dibuat oleh

Kepala Desa harus terintegrasi secara utuh, tidak melihat sumber dana

yang diperoleh desa. Hal ini berbeda dengan aturan sebelumnya yang

mewajibkan desa untuk menyusun laporan pertanggungjawaban

penggunaan dana berdasarkan sumber dananya.

UU Desa meletakan prinsip dasar untuk penyelenggaraan

pengawasan pembangunan desa yang meliputi pengawsan oleh sipra-

desa (downroad accountability), pengawasan oleh lembaga desa dan

pengawasan dari masyarakat (upward accountability). Terdapat

beberapa mekanisme pengawasan dan pemantauan sebagai berikut:

a. Pengawasan oleh supra desa secara berjenjang oleh Pemerintah

Kabupaten/Kota dan oleh pemerintah pusat dalam hal ini

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

36

Kementrian Dalam Negeri, Kementrian Desa dan Kementrian

Keuangan (pasal 26 PP No. 60 Tahun 2014). Dalam operasioanlnya,

pengawasan oleh pemerintah Kabupaten/Kota menjadi

tanggungjawab Bupati/Walikota. Funngsi pengawasan tersebut

didelegasikan oleh Bupati/Kota kepada Camat dan Inspektorat

Kabupaten/Kota. Hasil pengawasan Pemerintah Kabpaten/Kota

disampaikan kepada Pemerintah Pusat terkait dengan unsur

pengawasannya. Pengawasan pembangunan desa disampaikan

kepada Kementrian Desa dan pengawasan pemerintahan

disampaikan kepada Kementrian Dalam Negeri.

b. Pengawasan supra desa lainnya adalah pengawasan dari Badan

Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP). Hal ini didasari oleh UU No. 15 tahun 2004

tentang pemeriksaan pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

Negara dimana keuangan desa yang berasal dari Pemerintah Puast

dan Pemerintah Daerah termasuk kategori Keuangan Negara karena

sumbernya APBN dan APBD, PP No. 60 tahun 2008 tentang

system pengendalian intern pemerintah juga memberikan

kewenangan bagi BPKP untuk mengawasi pengelolaan keuangan

desa karena sumbernya yang berasal dari APBN maupun APBD.

c. Pengawan oleh lembaga BPD sebagai bagian dari fungsi

pengawasan terhadap kinerja Kepala Desa antara lain melalui

tanggapan atas pertanggungjawaban Kepala Desa dan pengaduan

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

37

masyarakat yang disampaikan melalui BPD (pasal 55 dan 82 UU

Desa).

6. Infrastruktur

Pengertian Infrastruktur tercantum dalam beberapa versi.

Pengertian Infrastruktur menurut American Public Works Association

(Stone, 1974 Dalam Kodoatie,R.J.,2005), adalah fasilitas-fasilitas fisik

yang dikembangkan atau dibutuhkan oleh agen-agen publik untuk fungsi-

fungsi pemerintahan dalam penyediaan air, tenaga listrik, pembuangan

limbah, transportasi dan pelayanan-pelayanan similar untuk memfasilitasi

tujuan-tujuan sosial dan ekonomi. Jadi infrastruktur merupakan sistem

fisik yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam

lingkup sosial dan ekonomi. Secara teknik, infrastruktur memiliki arti dan

definisi sendiri yaitu merupakan aset fisik yang dirancang dalam sistem

sehingga memberikan pelayanan publik yang penting.

Sistem infrastruktur didefinisikan sebagai fasilitas atau struktur

dasar, peralatan, instalasi yang dibangun dan yang dibutuhkan untuk

berfungsinya sistem sosial dan sistem ekonomi masyarakat (Grigg, 2000

dalam Kodoatie,R.J.,2005). Sistem infrastruktur merupakan pendukung

utama sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan masyarakat.

Disini, infrastruktur berperan penting sebagai mediator antara

sistem ekonomi dan sosial dalam tatanan kehidupan manusia dan

lingkungan. Kondisi itu agar harmonisasi kehidupan tetap terjaga dalam

arti infrastruktur tidak kekurangan (berdampak pada manusia), tapi juga

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

38

tidak berlebihan tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungan alam

karena akan merusak alam dan pada akhirnya berdampak juga kepada

manusia dan makhluk hidup lainnya.

Dalam hal ini, lingkungan alam merupakan pendukung sistem

infrastruktur, dan sistem ekonomi didukung oleh sistem infrastruktur,

sistem sosial sebagai obyek dan sasaran didukung oleh sistem ekonomi.

1. Pembangunan Infrastruktur di bidang sosial :

a. Bangunan perumahan

b. Bangunan kesehatan

c. Sarana pemerintahan

d. Jaringan fasilitas umum dan lain-lain

2. Pembangunan infrastruktur di bidang budaya antara lain:

a. Bangunan sarana pendidikan

b. Tempat ibadah

c. Seni budaya

d. Bangunan museum sejarah dan lain-lain

3. Pembangunan infrastruktur di bidang sosial ekonomi antara lain:

a. Pasar dan pusat perkotaan

b. Pusat perkantoran dan perdagangan

c. Bangunan pergudangan

d. Terminal dan stasiun kereta api

e. Jalan raya dan sebagainya

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulueprints.umm.ac.id/41635/3/BAB 2.pdf · Wildavsky mengemukakan pelaksanaan sebagai evaluasi. Browne dan ... suatu proses rangkaian kegiatan

39

C. Kerangka Pemikiran

Gambar Bagan 2.2

Kerangka Pemikiran

PEMERINTAH DESA

DANA DESA

TARGET

(PERENCANAAN)

REALISASI

(PELAKSANAAN)

EFEKTIVITAS

PEMBANGUNAN

INFRASTRUKTUR

PRESEPSI

MASYARAKAT