BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf ·...

21
21 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitan Minapolitan terdiri dari kata mina dan kata politan (polis). Mina berarti ikan dan Politan berarti kota, sehingga Minapolitan dapat diartikan sebagai kota perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong, menarik, menghela kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010 tentang Minapolitan, definisi dari Minapolitan adalah konsepsi pembangunan ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan. B. Kawasan Minapolitan Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya. (Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan No 18 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Minapolitan). Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,Minapolitan masuk dalam kategori Agropolitan dijelaskan bahwa Kawasan Agropolitan/Minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem produksi pertanian/perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf ·...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

21

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Minapolitan

Minapolitan terdiri dari kata mina dan kata politan (polis). Mina berarti

ikan dan Politan berarti kota, sehingga Minapolitan dapat diartikan sebagai kota

perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota.

Minapolitan adalah kota perikanan yang tumbuh dan berkembang karena

berjalannya sistem dan usaha perikanan serta mampu melayani, mendorong,

menarik, menghela kegiatan pembangunan ekonomi daerah sekitarnya. Sesuai

dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.12/MEN/2010

tentang Minapolitan, definisi dari Minapolitan adalah konsepsi pembangunan

ekonomi kelautan dan perikanan berbasis kawasan berdasarkan prinsip-prinsip

terintegrasi, efisiensi, berkualitas dan percepatan.

B. Kawasan Minapolitan

Kawasan Minapolitan adalah suatu bagian wilayah yang mempunyai

fungsi utama ekonomi yang terdiri dari sentra produksi, pengolahan, pemasaran

komoditas perikanan, pelayanan jasa, dan/atau kegiatan pendukung lainnya.

(Keputusan Menteri Perikanan dan Kelautan No 18 Tahun 2011 Tentang

Pedoman Umum Minapolitan). Dalam Undang-Undang No. 26 Tahun 2007

tentang Penataan Ruang,Minapolitan masuk dalam kategori Agropolitan

dijelaskan bahwa Kawasan Agropolitan/Minapolitan adalah kawasan yang terdiri

atas satu atau lebih pusat kegiatan pada wilayah perdesaan sebagai sistem

produksi pertanian/perikanan dan pengelolaan sumber daya alam tertentu yang

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

22

ditunjukkan oleh adanya keterkaitan fungsional dan hirarki keruangan satuan

sistem permukiman dan sistem agrobisnis.

C. Konsep Minapolitan

Konsep Minapolitan didasarkan pada tiga azas yaitu demokratisasi

ekonomi kelautan dan perikanan pro rakyat, pemberdayaan masyarakat dan

keberpihakan dengan intervensi negara secara terbatas (limited state intervention),

serta penguatan daerah dengan prinsip: daerah kuat – bangsa dan negara kuat.

Ketiga prinsip tersebut menjadi landasan perumusan kebijakan dan kegiatan

pembangunan sektor kelautan dan perikanan agar pemanfaatan sumberdayanya

benar-benar untuk kesejahteraan rakyat dengan menempatkan daerah pada posisi

sentral dalam pembangunan. Dalam pengembangannya, kawasan minapolitan

memiliki sasaran pengembangan Kawasan minapolitan yang secara lengkap

disebutkan pada Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan No. 18/Men/2011

tentang Pedoman Umum Minapolitan. Namun secara esensial, sasaran program

minapolitan bisa disarikan menjadi 4(empat) hal utama sebagai berikut:

1. Pelayanan secara terpadu dan efisien dari instansi pusat dan daerah serta

instansi lintas-sektor pada kawasan minapolitan

2. Berkembangnya sektor ekonomi dari komoditas sektor perikanan

3. Kawasan sentra minapolitan bersama wilayah sekitarnya tumbuh sebagai

kota mandiri

4. Pengisian tenaga kerja pada wilayah sekitar sentra minapolitan sesuai

dengan kapasitas daya dukung produksi perikan

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

23

Minapolitan merupakan konsep pembangunan kelautan dan perikanan

berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan motor penggerak sektor kelautan

dan perikanan dalam rangka peningkatan pendapatan rakyat. Pembangunan

ekonomi kelautan dan perikanan dengan konsepsi Minapolitan dikembangkan

melalui peningkatkan efsiensi dan optimalisasi keunggulan komparatif dan

kompetitif daerah sesuai dengan eksistensi kegiatan pra produksi, produksi,

pengolahan dan/atau pemasaran, serta jasa pendukung lainnya, yang dilakukan

secara terpadu, holistik, dan berkelanjutan. Minapolitan bertujuan untuk: (a)

meningkatkan kemampuan ekonomi masyarakat skala mikro dan kecil, (b)

meningkatkan jumlah dan kualitas usaha skala menengah ke atas sehingga

berdaya saing tinggi, dan (c) meningkatkan sektor kelautan dan perikanan menjadi

penggerak ekonomi regional dan nasional.

Pengembangan Kawasan Minapolitan adalah suatu pendekatan

pembangunan kawasan perdesaan melalui upaya-upaya penataan ruang kawasan

perdesaan dan menumbuhkan pusat-pusat pelayanan fasilitas perkotaan (urban

function center) yang dapat mengarah pada terbentuknya kota-kota kecil berbasis

Perikanan (minapolis) sebagai bagian dari sistem perkotaan dengan maksud

meningkatkan pendapatan kawasan perdesaan (regional income). Dalam rangka

mengembangkan kawasan Minapolitan diperlukan adanya rencana induk

(masterplan) pengembangan kawasan Minapolitan oleh masing-masing

kabupaten/kota.Peran pemerintah pusat lebih diarahkan pada memfasilitasi.

Dalam implementasinya, pengembangan suatu kawasan Minapolitan

dikarakteristikan pada sentra-sentra produksi dan pemasaran berbasis perikanan

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

24

dan mempunyai multiplier effect tinggi terhadap kegiatan ekonomi, produksi,

perdagangan, jasa, pelayanan, kesehatan dan sosial yang saling terkait, dan

mempunyai sarana dan prasarana memadai sebagai pendukung keanekaragaman

aktivitas ekonomi layaknya sebuah kota. Tata laksana pengembangan Minapolitan

tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor:

PER.18/MEN/2012 Tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk

Pengembangan Kawasan Minapolitan yang antara lain menetapkan beberapa

syarat yang harus dipenuhi oleh Kabupaten/Kota untuk menjadi kawasan

Minapolitan, antara lain komitmen daerah, memiliki komoditas unggulan dan

tersedianya fasilitas pendukung, seperti pelabuhan, industri pengolahan, jalan,

listrik dan lainnya. Untuk mengintegrasikan kawasan Minapolitan kedalam

konteks pengembangan wilayah secara makro dan memberikan masukan yang

komprehensif berdasarkan potensi perikanan yang terintegrasi.

Pengembangan Minapolitan diawali oleh adanya base line study untuk

dijadikan dasar dalam penyusunan rencana induk (master plan) kawasan dan jenis

komoditas andalan yang akan dikembangkan dengan berbagai persyaratan, baik

teknis maupun sosial untuk kemudian dapat digunakan sebagai indikator dalam

evaluasi kinerja Minapolitan. Minapolitan ialah proses yang dinamis secara siklik,

melibatkan peran multi-sektor secara terintegrasi untuk mewujudkan kota kecil

secara mandiri dengan sektor penggerak ekonomi dari perikanan yang dilakukan

secara berkelanjutan.

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

25

D. Karakterisik dan Syarat Kawasan Minapolitan

Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.

18/Men/2012 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan

Kawasan Minapolitan, suatu kawasan minapolitan sebaiknya mempunyai

karakteristik sebagai berikut:

1. Suatu kawasan ekonomi yang terdiri atas sentra produksi, pengolahan,

dan/atau pemasaran dan kegiatan usaha lainnya, seperti jasa dan

perdagangan;

2. Mempunyai sarana dan prasarana sebagai pendukung aktivitas ekonomi;

3. Menampung dan mempekerjakan sumberdaya manusia di dalam kawasan

dan daerah sekitarnya; dan

4. Mampu menjadi motor perekonomian di daerah sekitarnya

Dalam pengembangan kawasan minapolitan, suatu kawasan dapat

ditetapkan sebagai kawasan minapolitan apabila memenuhi persyaratan sebagai

berikut:

1. Kesesuaian dengan Rencana Strategis, Rencana Tata Ruang Wilayah

(RTRW) dan/atau Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-K) kabupaten/kota, serta Rencana

Pengembangan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) yang telah ditetapkan;

2. Memiliki komoditas unggulan di bidang kelautan dan perikanan dengan

nilai ekonomi tinggi,meliputi :

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

26

a) Keberadaan komoditas unggulan, yaitu melimpah atau dapat

dibudidayakan dengan baik dengan prospek pengembangan tinggi dimasa

depan;

b) Nilai perdagangan komoditas tinggi dengan pertimbangan sebagai

berikut:

1. Memiliki pasar: lokal, nasional dan internasional;

2. Volume atau kemampuan produksi tinggi: dapat atau berpotensi

memenuhi permintaan pasar;

3. Tingkat produktivitas tinggi: kemampuan pemanfaatan teknologi

untuk mencapai tingkat produktivitas tinggi atau dapat dikembangkan

sehingga secara ekonomi menguntungkan;

4. Jumlah pelaku utama/usaha perikanan relatif besar atau sebagian besar

penduduk setempat bekerja di kawasan tersebut;

5. Mempunyai keunggulan komparatif: mempunyai nilai lebih karena

keberadaan komoditas, iklim, SDM, dan ongkos produksi murah;

6. Mempunyai keunggulan kompetitif: produk berkualitas dan sistem

pemasaran efektif.

3. Letak geografis kawasan yang strategis dan secara alami memenuhi

persyaratan untuk pengembangan produk unggulan kelautan dan

perikanan, meliputi:

a) Lokasi kawasan strategis

1. Jarak dan sistem transportasi;

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

27

2. Mempunyai akses terhadap jaringan pengadaan bahan baku,

pengolahan, dan pemasaran (mata rantai pemasokan–supply chain)

b) Kawasan yang secara alami cocok untuk usaha kelautan dan

perikanan

1. Potensi sumber daya kelautan dan perikanan;

2. Kesesuaian lahan dan potensi sumber daya air;

3. Sarana dan prasarana perikanan (Pelabuhan Perikanan, BBI, cold

storage, pabrik es dll);

4. Dekat dengan fishing ground;

5. Sentra produksi garam; dan

6. Sentra pengolahan dan pemasaran

4. Terdapat unit produksi, pengolahan, dan/atau pemasaran dan jaringan

usaha yang aktif berproduksi, mengolah dan/atau memasarkan yang

terkonsentrasi di suatu lokasi dan mempunyai mata rantai produksi

pengolahan, dan/atau pemasaran yang saling terkait, meliputi :

a. Sistem dan mata rantai produksi perikanan budidaya

1. Keberadaan sejumlah unit produksi ikan budidaya yang aktif

berproduksi dan terkonsentrasi di sentra produksi; dan

2. Mata rantai produksi:

a) Keberadaan sarana atau lahan produksi: kolam dan tambak yang

luas;

b) Fasilitas pengairan yang baik dan mencukupi atau potensi

pengairan yang mungkin dikembangkan;

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

28

c) Ketersediaan benih berkualitas tinggi atau kemungkinan pengadaan

benih dengan harga murah;

d) Ketersediaan pakan dan obat-obatan murah;

e) Telah diterapkan sistem budidaya yang baik sehingga tingkat

produksinya cukup tinggi dan berkualitas;

f) Keterlibatan pembudidaya dan para pekerja setempat;

g) Sistem distribusi dan pemasaran yang telah berjalan dengan baik

atau dapat segera dikembangkan lebih baik; dan

h) Sentra produksi mempunyai skala usaha layak secara ekonomi dan

multiplier effect terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.

b. Sistem dan mata rantai produksi perikanan tangkap

a) Keberadaan sejumlah kapal ikan yang aktif berproduksi dan

mendaratkan hasil tangkapannya di lokasi tersebut; dan

b) Mata Rantai Produksi:

c) Hasil tangkapan yang cukup besar dan mempunyai skala ekonomi

cukup tinggi;

d) Keberadaan sarana tambat, air bersih, tempat pendaratan ikan dan

tempat pelelangan ikan yang memadai;

e) Sistem bongkar muat yang memadai atau mungkin dikembangkan

dalam waktu dekat;

f) Keterlibatan nelayan dan para pekerja setempat;

g) Kegiatan di lokasi/pelabuhan perikanan/TPI mempunyai skala

ekonomi dan multiplier effect terhadap perekonomian di sekitarnya;

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

29

h) Sistem distribusi dan pemasaran telah berjalan dengan baik atau dapat

segera dikembangkan lebih baik; dan

i) Sentra produksi mempunyai skala usaha layak secara ekonomi dan

multiplier effect terhadap perekonomian di daerah sekitarnya.

c. Sistem dan mata rantai produksi hilir

a) Keberadaan unit-unit pengolahan atau potensi pengembangannya

dalam waktu dekat;

b) Keberadaan kelembagaan/SDM pengawasan mutu;

c) Sistem tata niaga produk hasil olahan dan fasilitas pendukungnya;

d) Keberadaan fasilitas pasar atau sistem pemasaran produk; dan

e) Sistem dan sarana distribusi (logistik) produk di dalam maupun di luar

kawasan.

5. Tersedianya fasilitas pendukung berupa aksesibilitas terhadap pasar,

permodalan, sarana dan prasarana produksi, pengolahan, dan/atau

pemasaran, keberadaan lembagalembaga usaha, dan fasilitas penyuluhan

dan pelatihan, meliputi:

a) Permodalan: aksesibilitas modal bagi nelayan, pembudidaya ikan,

serta pengolah dan pemasar ikan;

b) Kelembagaan: lembaga pemerintahan daerah;

c) Lembaga usaha: koperasi, kelompok usaha atau usaha skala

menengah dan atas;

d) Penyuluhan dan pelatihan: lembaga dan SDM Penyuluhan dan

Pelatihan;

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

30

e) Prasarana pengairan: keberadaan jaringan pengairan (budidaya)

utama/primer, sekunder atau lainnya sebagai pendukung sistem

pengairan di kawasan;

f) Energi: jaringan listrik yang memadai; dan

g) Teknologi tepat guna: Penerapan teknologi tepat guna yang mampu

meningkatkan daya saing.

6. Kelayakan lingkungan diukur berdasarkan daya dukung dan daya tampung

lingkungan, potensi dampak negatif, dan potensi terjadinya kerusakan di

lokasi di masa depan, meliputi:

a) Kondisi sumberdaya alam (daya dukung dan daya tampung);

b) Dampak atau potensi dampak negatif terhadap lingkungan; dan

c) Sesuai tata ruang daerah dan nasional.

7. Komitmen daerah, berupa kontribusi pembiayaan, personil, dan fasilitas

pengelolaan dan pengembangan minapolitan, meliputi:

a) Sesuai Renstra dan Tata Ruang Daerah (RTRW Kabupaten/Kota),

RTRW Provinsi dan RTRW Nasional;

b) Mempertimbangan Rencana Zonasi Pengelolaan Wilayah Pesisir dan

Pulau-pulau Kecil (RZWP-3-K);

c) Masuk dalam RPJM;

d) Ditetapkan oleh Bupati/Walikota;

e) Penyusunan Rencana Induk dan Rencana Program Investasi Jangka

Menengah (RPIJM);

f) Kontribusi anggaran APBD atau sumber dana lain yang sah;

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

31

g) Keberadaan kelembagaan dinas yang membidangi kelautan dan

perikanan dengan dukungan SDM yang memadai; dan

h) Berkoordinasi dengan provinsi dan pusat

8. Keberadaan kelembagaan pemerintah daerah yang bertanggung jawab di

bidang kelautan dan perikanan, meliputi:

a) Keberadaan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu dinas yang

bertanggung jawab di bidang kelautan dan perikanan; dan

b) Kelompok kerja yang menangani pengembangan kawasan

minapolitan.

9. Ketersediaan data dan informasi tentang kondisi dan potensi kawasan,

meliputi:

a) Mempunyai data dan informasi mengenai sumber daya kelautan dan

perikanan serta data dan informasi terkait; dan

b) Mempunyai sistem pencatatan data statistik dan geografis di bidang

kelautan dan perikanan.

E. Fungsi Kawasan Minapolitan

Pengembangan Minapolitan sebagai sebuah program, bertujuan untuk

mengurangi pengangguran, membuka kesempatan kerja dan berusaha masyarakat,

serta menekan laju urbanisasi. Minapolitan sebagai sebuah program dengan

diwujudkan melalui sistem kawasan minabisnis, minaindustri dan minawisata.

Kawasan minapolitan dikembangkan menjadi beberapa fungsi kawasan, fungsi

tersebut diantaranya :

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

32

1. Kawasan Minabisnis

Kegiatan perikanan merupakan kegiatan utama di kawasan Minabisnis,

mengingat kawasan Minabisnis sebagai kawasan Agribisnis yang berbasis pada

sektor perikanan. Produk di kawasan Minabisnis berorientsi pada pasar baik pasar

lokal maupun pasar regional, dengan mutu serta harga yang kompetitif dan

terjamin kesediaannya sepanjang tahun.

2. Kawasan Minaindustri

Kawasan Minaindustri dikembangkan sebagai pusat industri pedesaan

yang memiliki skala usaha kecil dan bersifat tidak polutif. Usaha dan kegiatan

industri di kawasan Minaindustri memenuhi kebutuhan desa-desa sekitarnya.

Desa-desa di kawasan Minaindustri berbasis perikanan dengan tenaga dan

teknologi yang berasal dari masyarakat setempat. Kegiatan industri di kawasan

Minaindustri menghasilkan produk-produk untuk bahan baku industri pengolahan

hasil perikanan.

3. Kawasan Minawisata

Kawasan Minawisata mempunyai potensi wisata yang dapat

dikembangkan menjadi kegiatan utama kawasan, serta didukung oleh kegiatan

lokal yang bersifat saling melengkapi seperti pertanian tanaman pangan, sayuran,

maupun industri pariwisata baik kegiatan wisata alam dan wisata buatan. Selain

itu kawasan Minawisata didukung dengan sarana dan prasarana transportasi yang

mengubungkan jaringan pada tingkatan yang lebih tinggi seperti jalur provinsi

maupun jalur nasional.

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

33

F. Perumusan Konsep Pengembangan Kawasan

Perumusan konsep pengembangan kawasan perikanan budidaya diawali

dengan identifikasi potensi dan masalah pembangunan. Identifikasi potensi dan

masalah pemanfaatan ruang tidak hanya mencakup perhatian pada masa sekarang

namun juga potensi dan masalah yang akan terjadi di masa depan. Identifikasi dari

potensi dan masalah tersebut membutuhkan terjalinnya komunikasi antara

perencana dengan masyarakat yang akan dipengaruhi oleh rencana. Langkah

berikutnya adalah perumusan tujuan pemanfaatan ruang kawasan perikanan.

Tujuan dan sasaran perencanaan tata ruang harus mencerminkan visi dari

masyarakat setempat. Selanjutnya, dilakukan perumusan strategi dan kebijakan

tata ruang sesuai dengan peraturan tata ruang yang telah ditentukan.

Konsep pengembangan kawasan dimaksudkan untuk memperkecil

kesenjangan pertumbuhan dan ketimpangan kesejahteraan antar wilayah. Untuk

itu pengertian wilayah menjadi penting dalam pembahasan ini. Menurut PPRI No.

47/1997 yang dimaksudkan dengan wilayah adalah ruang yang merupakan

kesatuan geografis beserta segenap unsur yang terkait padanya yang batas dan

sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek fungsional

tertentu.

Jadi pengembangan kawasan merupakan usaha memberdayakan pihak

terkait (stakeholders) di suatu wilayah dalam memanfaatkan sumberdaya dengan

teknologi untuk memberi nilai tambah (added value) atas apa yang dimiliki oleh

wilayah administratif/wilayah fungsional dalam rangka meningkatkan kualitas

hidup rakyat di wilayah tersebut. Dengan demikian dalam jangka panjangnya

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

34

pengembangan wilayah mempunyai target untuk pertumbuhan ekonomi dan

peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Kajian pengembangan wilayah di Indonesia selama ini selalu didekati dari

aspek sektoral dan aspek spasial. Pada kajian aspek sektoral lebih menyatakan

ukuran dari aktivitas masyarakat suatu wilayah dalam mengelola sumberdaya

alam yang dimilikinya. Sementara itu, kajian aspek spasial/keruangan lebih

menunjukkan arah dari kegiatan sektoral atau dimana lokasi serta dimana

sebaiknya lokasi kegiatan sektoral tersebut. Pada aspek inilah Sistem Informasi

Geografi (SIG) mempunyai peran yang cukup strategis, dikarenakan SIG mampu

menyajikan aspek keruangan/spasial dari fenomena/fakta yang dikaji (Susilo, K.,

2000).

Pendekatan yang mengacu pada aspek sektoral dan spasial tersebut

mendorong lahirnya konsep pengembangan wilayah yang harus mampu

meningkatkan efisiensi penggunaan ruang sesuai daya dukung, mampu memberi

kesempatan kepada sektor untuk berkembang tanpa konflik dan mampu

meningkatkan kesejahteraan secara merata. Konsep tersebut digolongkan dalam

konsep pengembangan wilayah yang didasarkan pada penataan ruang. Dalam

kaitan itu terdapat 3 (tiga) kelompok konsep pengembangan wilayah yaitu: konsep

pusat pertumbuhan, konsep integrasi fungsional, dan konsep pendekatan

desentralisasi (Alkadri et.al. (1999). Konsep pusat pertumbuhan menekankan

pada perlunya melakukan investasi secara besar-besaran pada suatu pusat

pertumbuhan atau wilayah/kota yang telah mempunyai infrastruktur yang baik.

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

35

Pengembangan wilayah di sekitar pusat pertumbuhan diharapkan melalui

proses/mekanisme tetesan ke bawah (trickle down effect).

Penerapan konsep ini di Indonesia sampai dengan tahun 2000 telah

melahirkan adanya 111 kawasan andalan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah

Nasional (RTRWN). Konsep integrasi fungsional mengutamakan adanya integrasi

yang diciptakan secara sengaja diantara berbagai pusat pertumbuhan karena

adanya fungsi yang komplementer. Konsep ini menempatkan suatu kota/ wilayah

mempunyai hirarki sebagai pusat pelayanan relatif terhadap kota/wilayah yang

lain. Sedangkan konsep desentralisasi dimaksudkan untuk mencegah tidak

terjadinya aliran keluar dari sumberdana dan sumberdaya manusia.

G. Perikanan Budidaya

Menurut UU RI No 45 tahun 2009 tentang perubahan aras UU No 31

tahun 2004 tentang perikanan, pembudidayaan ikan adalah kegiatan untuk

memelihara, membesarkan, dan /atau membiakkan ikan serta memanen hasilnya

dalam lingkungan yang terkontrol, termasuk kegiatan yang menggunakan kapal

untuk memuat, mengangkut, menyimpan, mendinginkan, menangani, mengolah,

dan/atau mengawetkannya.

Perikanan Budidaya disebut juga sebagai budidaya perairan atau

akuakultur yang berasal dari bahasa inggris Aquaculture , aqua yang artinya

perairan dan culture yang artinya budidaya. Jadi akuakultur adalah kegiatan untuk

memproduksi biota atau organisme akuatik di lingkungan terkontrol dalam rangka

mendapatkan keuntungan (profit). Yang dimaksud budidaya adalah kegiatan

pemeliharaan untuk :

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

36

a. Memperbanyak produksi

b. Menumbuhkan (growth)

c. Meningkatkan mutu biota akuatik sehingga memperoleh keuntungan

Sedangkan usaha budidaya memiliki tujuan yaitu:

a. Meningkatkan jumlah pangan

b. Mengimbagi penurunan persediaan ikan secara alami

c. Mencukupi kebutuhan protein hewani

d. Meningkatkan produk lain seperti mutiara,rumput laut,dll

Perikanan budidaya merupakan komoditas perikanan yang saat ini

banyak menghasilkan keuntungan. Seiring dengan meningkatnya jumlah

penduduk dunia dan kebutuhan akan bahan pangan dan gizi yang lebih baik,

permintaan ikan terus meningkat dari tahun ke tahun.

H. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Yuli Setya Prayoga, 2009 dengan tujuan

penelitian mengetahui status budidaya perikanan di Kecamatan Bawang

Kabupaten Banjarnegara dan menyajikannya dalam bentuk peta tematik. Keadaan

nyata mengenai budidaya perikanan perlu diketahui guna pengembangan di masa

yang akan datang. Penelitian ini menggunakan analisis deskriptif. Metode yang

digunakan untuk memperoleh data yaitu dengan observasi, wawancara, dan

dokumentasi. Analisis data menggunakan tabulasi data,klasifikasi data, dan

komputasi data yang kemudian disajikan dalam bentuk peta tematik. Hasil dari

penelitian ini menunjukan bahwa Kecamatan Bawang merupakan wilayah yang

mendukung untuk usaha budidaya perikanan dengan luas total kolam 122,38 Ha,

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

37

tingkat produksi dari pembenihan 55.021.010 ekor/tahun, pendederan 71.924.569

ekor/tahun, dan dari pembesaran 273.615 kg/tahun. Faktor yang mrndukung

budidaya ikan adalah air, tanah, dan kondisi lingkungan di Kecamatan Bawang

Kabupaten banjarnegara yang secara umum merupakan wilayah yang baik untuk

usaha budidaya ikan.

Penelitian yang dilakukan oleh Edwin Dwi Putra,2011 dengan tujuan

untuk mengetahui potensi perikanan di Kecamatan Labakkang dalam mendukung

pengembangan kawasan minapolitan di Kabupaten Pangkep dan untuk

mengetahui arahan pengembangan ruang kawasan minapolitan di Kabupaten

Pangkep. Metode analisa data yang di gunakan yaitu Analisis potensi perikanan

Kecamatan Labakkang; Analisis Kebutuhan Infrastruktur Kawasan minapolitan;

dan Anlisis Skalogram digunakan untuk mengetahui Hirarki dan pusat-pusat

pelayanan kawasan minapolitan.

Hasil penelitian menujukan bahwa Kecamatan Labakkang memiliki

potensi dalam pengembangan kawasan minapolitan di antaranya mampu

memproduksi perikanan sebanyak 3.602,3 ton/tahun dan surplus produksi

perikanan sebanyak 2.380,7 ton/ tahun, memiliki potensi lahan budaidaya tambak

5.254,32 ha jumlah tenaga kerja di bidang budidaya tambak sebanyak 3.564 jiwa,

selain itu komoditas perikanan pada daerah ini telah menebus pasar ekspor dengan

negara tujuan export diantaranya Singapura, Hongkong, China dan Jepang.

Pengembangan kawasan minapolitan pada Kecamatan Labakkang dibagi atas 4

(empat) Sentra kawasan yaitu; Pusat sentra atau kota tani utama (minapolis) yang

berperan sebagai pusat kawasan minapolitan; Sentra produksi sebagai pusat

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

38

produksi komoditas perikanan; Subsentra produksi sebagi pemasok hasil produksi

dan; Outlet atau sentra pemasaran yang merupakan daerah-daerah yang menajdi

sasaran pemasaran hasil produksi perikanan.

Penelitian yang dilakukan oleh Kartika Yulinda, 2012 dengan tujuan

penelitian untuk menganalisis spending policy sebagai salah satu kebijakan yang

diimplementasikan Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor melalui Dinas

Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor untuk mendukung terciptanya

akselerasi kawasan minapolitan berbasis budidaya ikan lele di Kabupaten Bogor

dan memetakan kendala-kendala yang dihadapi para pembudidaya ikan lele di

Desa Putat Nutug,Kecamatan Ciseeng, Kabupaten Bogor dan Pemerintah Daerah

Kabupaten Bogor selama berjalannya akselerasi kawasan minapolitan berbasis

budidaya ikan lele di Kabupaten Bogor. Metode penelitian yang digunakan adalah

wawancara mendalam dan studi literatur. Hasil dari penelitian ini adalah

pengalokasian DAK dan APBD Kabupaten Bogor yang memperlambat

terciptanya akselerasi kawasan minapolitan Kabupaten Bogor karena kurangnya

anggaran dan penurunan anggaran dari tahun 2011 ke tahun 2012.

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

39

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

40

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Minapolitanrepository.ump.ac.id/8532/3/Diana Indra Dewi_BAB II.pdf · perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di daerah kota. Minapolitan

41

J. Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah “potensi pengembangan

kawasan minapolitan di Kecamatan Purwanegara ≥ 50% sesuai dengan

persyaratan pengembangan Kawasan Minapolitan menurut Peraturan Menteri

Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.18/Men/2012 Tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Induk Pengembangan Kawasan Minapolitan”.

Potensi Pengembangan Kawasan Minapolitan…, Diana Indra Dewi, FKIP UMP, 2018