BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2017. 11. 21. · 11 2) Pengeluaran pendapatan...

24
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya “Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan pada penentuan dan pengendalian biaya”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4) “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk laporan biaya”. Supriyono (2013:12) Tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan, yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk : a. Penentuan harga pokok produk Biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen b. Pengendalian biaya Memenuhi kebutuhan manajemen dan kebutuhan pihak luar perusahaan c. Pengambilan keputusan khusus Menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan dengan informasi masa yang akan datang. Informasi biaya tidak dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu proses peramalan. Karena keputusan khusus merakan sebagian besar kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk memenuhi tujuan pengembalian keputusan adalah bagian dari akuntansi manajemen. Firdaus Ahmad Dunia (2009:25)

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2017. 11. 21. · 11 2) Pengeluaran pendapatan...

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya

    “Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana

    merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan

    pada penentuan dan pengendalian biaya”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4)

    “Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang

    merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi

    biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk

    laporan biaya”. Supriyono (2013:12)

    Tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah

    satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan,

    yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :

    a. Penentuan harga pokok produk Biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis dengan

    tujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen

    b. Pengendalian biaya Memenuhi kebutuhan manajemen dan kebutuhan pihak luar

    perusahaan

    c. Pengambilan keputusan khusus Menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang

    relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan

    dengan informasi masa yang akan datang. Informasi biaya tidak

    dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu

    proses peramalan. Karena keputusan khusus merakan sebagian besar

    kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk

    memenuhi tujuan pengembalian keputusan adalah bagian dari

    akuntansi manajemen. Firdaus Ahmad Dunia (2009:25)

  • 7

    2. Pengertian Biaya

    Sebuah perusahaan yang menjalankan usahanya untuk lebih

    meningkatkan usahanya tersebut tentulah para pengusaha menginginkan

    perusahaannya tetap eksis dan berkembang. Agar perusahaan tersebut

    berkembang. Tentunya pihak perusahaan mempunyai suatu system yang

    menyangkut tentang biaya. Dengan kata lain, biaya diperlukan agar pihak

    perusahaan dapat mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah

    melakukan kegiatan usahanya dan bagaimana hasil yang diperoleh dari

    kegiatan tersebut. Lukman Surjadi (2013:7)

    “Biaya adalah harga perolehan yang digunakan atau dikorbankan

    dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sesuai

    pengurang penghasilan”. Biaya digolongkan ke dalam harga pokok

    penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan

    biaya pajak perseroan”. Lukman Surjadi (2013:16)

    Biaya dibagi menjadi dua yaitu :

    a. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi (biaya

    historis) atau kemungkinan akan terjadi (biaya masa yang akan

    datang) untuk mencapai tujuan tertentu.

    b. Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan secara tidak langsung

    disebut harga pokok yang dikorbankan dalam usaha memperoleh

    penghasilan dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Mulyadi (2015:9)

    3. Penggolongan Biaya

    Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas

    keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang

    lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau

    lebih penting.

    Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang

    akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus

    disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan.oleh

    karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut

    digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan

    biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang

    dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Lukman

    Surjadi (2013:18)

  • 8

    a. Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan/Aktivitas Perusahaan

    Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat

    digolongkan ke dalam :

    1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk

    dijual.

    2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang

    memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang

    diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil

    penjualan

    3) Fungsi administrasi dan umum, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan

    pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat

    berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).

    4) Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan

    perusahaan.

    Menurut Mulyadi, biaya digolongkan ke dalam lima cara, yaitu :

    a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran

    Cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan

    dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah

    listrik, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan listrik

    disebut “biaya listrik”.

    b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam Perusahaan

    Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :

    1) Biaya produksi

    Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau

    kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.

    Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya

    tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.

  • 9

    2) Biaya pemasaran

    Semua biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran

    produk. Contohnya biaya promosi, biaya angkut dari gudang

    perusahaan ke gudang pembeli.

    3) Biaya administrasi dan umum

    Semua biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi

    pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian

    keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat,

    biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.

    4) Biaya keuangan

    Semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan.

    c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

    dibiayai

    1) Biaya langsung (direct cost)

    Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena

    adanya sesuatu yang dibiayai, Jika sesuatu yang dibiayai tersebut

    tidak ada maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.

    2) Biaya tidak langsung (indirect cost)

    Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang

    dibiayai. Biaya itu ada tetapi tidak mengeluarkan uang kas.

  • 10

    d. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan

    perubahan volume kegiatan

    1) Biaya variabel

    Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi sebanding dengan

    volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga

    kerja langsung.

    2) Biaya semi variabel

    Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi perubahannya

    tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya ini mengandung

    unsur biaya tetap dan biaya variabel.

    3) Biaya semi fixed

    Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan

    berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi

    tertentu.

    4) Biaya tetap

    Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu.

    Contohnya adalah gaji direktur produksi.

    e. Penggolongan Biaya Menurut Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya

    1) Pengeluaran modal (capital expenditures)

    Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi

    (biasanya satu tahun kalender). Contohnya adalah pengeluaran

    untuk pembelian aktiva tetap.

  • 11

    2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)

    Biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi

    terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan dan

    biaya tenaga kerja. Mulyadi (2015:16)

    4. Pengertian Akuntansi Biaya

    “Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,

    peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk

    atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta penafsiran terhadap

    hasilnya”. Riwayadi (2014:1)

    “Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk

    kepentingan manajemen guna membantu mereka mengelola perusahaan.

    Riwayadi”. (2014:2)

    5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi

    ”Istilah harga pokok sama dengan pengertian biaya dalam arti

    sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”.

    Mulyadi (2015:9)

    Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau

    dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual

    dapat disebut sebagai harga pokok atau biaya produksi. Jadi harga pokok

    produk adalah segala pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi untuk

    memperoleh satuan produk.

  • 12

    Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok

    produksi ini bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk :

    a. Menentukan harga jual produk Perusahaan yang memproduksi massa memproses produknya

    untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya

    produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan

    informasi biaya produksinya per satuan produk. Dalam penetapan harga

    jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi

    yang dipertimbangkan disampig informasi biaya lain serta informasi

    nonbiaya.

    b. Memantau realisasi biaya produksi Jika neraca produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan

    untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi

    sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi

    tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk

    mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam

    jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode

    harga pokok proses.

    c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran

    perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto

    atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi

    biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk

    dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodic

    diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya

    nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode

    harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan

    informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode

    tertentu guna menghasilkan laba atau rugi bruto tiap periode.

    d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.

    Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung

    jawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan

    keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca,

    manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan

    harga pokok produk pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk

    tujuan manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap

    periode. Berdasarkan catatan biaya prduksi tiap periode tersebut

    manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada

    produk jadi belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu,

    berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut, manajemen

    dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang

    pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi

    yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal

    neraca masih dalm proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai

    harga pokok persediaan produk dalam proses.

  • 13

    Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam

    memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur

    biaya berikut :

    Taksiran biaya bahan baku Rp xx

    Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx

    Taksiran biaya overhead pabrik xx

    Total biaya produksi Rp xx

    Mulyadi (2015:65-70)

    6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok

    Pesanan

    Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses berikut ini

    disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga

    pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya

    produksi tersebut terletak pada:

    a. Pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi

    menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses

    mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode

    akuntansi.

    b. Perhitungan harga pokok per satuan Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi

    per satuan dengan cara membeagi total biaya yang dikeluarkan untuk

    pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam

    pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses menghitung

    harga pokok produk per satuan dengan cara membagi total biaya yang

    dikeluarkan selama periode yang bersangkutan, perhitungan ini

    dilakukan setiap akhir periode akuntansi.

    c. Penggolongan biaya produksi Metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan

    menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.

    Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya

    yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung

    dibebankan kepada produk berdasarkan terif yang ditentukan dimuka.

    Metode harga pokok proses pembebanan biaya produksi langsung dan

    biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika

    perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, karena harga

    pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya

    biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang

    sesungguhnya terjadi.

    d. Unsur yang Digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik Metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari

    biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya

    produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.

  • 14

    Di dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk

    atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses

    biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi terdiri dari biaya

    produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga

    kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Didalam

    metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar

    biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.

    Mulyadi (2015:64-65)

    7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan

    Produk Dalam Proses Awal

    Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok

    proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh

    penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan

    dampak adanya persediaan produk dalam proses awal.

    a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang

    produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.

    b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang

    produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.

    c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap

    perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :

    1) Produk hilang pada awal proses

    2) Produk hilang pada akhir proses

    Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk

    periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan

    dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya

    produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang

    dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.

  • 15

    Bila dihubungkan dengan perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki

    maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut termasuk perusahaan

    yang berproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak

    sehingga metode yang dipakai adalah metode harga pokok proses.

    8. Penentuan Harga Pokok Produk

    “Penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-

    unsur biaya ke dalam biaya produksi. Mulyadi (2015:10)

    Penentuan harga pokok produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu

    : full costing dan variabel costing.

    a. Metode full Costing Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang

    memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya

    produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

    langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang variable maupun tetap

    Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing

    terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :

    Biaya bahan baku Rp xx

    Biaya tenaga kerja langsung xx

    Biaya overhead pabrik variabel xx

    Biaya overhead pabrik tetap xx

    Kos produksi Rp xx

    Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing

    terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

    langsung, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya

    nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).

    b. Metode variabel costing Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang

    hanya memeperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke

    dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga

    kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.

    Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing

    terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:

    Biaya bahan baku xx

    Biaya tenag kerja langsung xx

    Biaya overhead pabrik variabel xx

    Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing

    terdiri dari kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja

    langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya

    nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan umum variabel)

  • 16

    dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,

    biaya administrasi dan umum tetap). Mulyadi (2015:17-19)

    9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya

    Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik

    Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :

    a. Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang

    pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam

    proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek

    biaya dengan cara yang ekonomis. Misalnya pemakaian bahan berupa

    semen, pasir dan batu pada perusahaan gorong-gorong yang menjadi

    komponen utama produk, dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu

    alokasi.

    b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya

    yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja

    langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang

    terlibat secara langsung

    c. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang meliputi semua

    elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.

    Supriyono (2013:20)

    10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya

    Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah sebagai

    berikut :

    Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses

    produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa,

    karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :

    a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar

    b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama

    c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi

    yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu

  • 17

    tertentu, sehingga untuk menghitung besarnya harga pokok per unit

    yaitu :

    Tabel 1

    Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit

    Elemen biaya

    produksi

    Biaya

    produksi

    Unit Ekuivalen Biaya produk per biji

    yang dihasilkan

    Biaya bahan baku Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

    Biaya bahan penolong Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

    Biaya tenaga kerja Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

    Biaya overhead pabrik Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

    Jumlah Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx

    Sumber : Mulyadi (2015:70)

    Unit ekuivalen adalah unit yang disamakan dengan satuan produk

    jadi untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. Untuk

    menghitung unit ekuivalen ini maka digunakan rumus sebagai berikut :

    Unit ekuivalen + produk jadi + (tingkat penyelesaian x produk

    dalam proses)

    Perhitungan biaya produksi per produk yang diproduksi dilakukan

    dengan membagi tiap unsur biaya produksi yaitu biaya bahan baku,

    biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik

    Setelah biaya produk per satuan dihitung, harga pokok produk

    jadi ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam

    proses dihitung sebagai berikut :

    Harga pokok produk jadi : Rp xxx

    Harga produk dalam proses :

    Biaya Bahan Baku Rp xxx

    Biaya Bahan Penolong Rp xxx

    Biaya Tenaga Kerja Rp xxx

    Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +

    Rp xxx +

    Jumlah biaya produksi Rp xxx

    Sumber : Mulyadi (2015:70)

  • 18

    Setelah melakukan perhitungan diatas kemudian disajikan dalam

    bentuk laporan biaya produksi pada tabel dibawah ini sebagai berikut :

    Tabel 2

    Laporan Biaya produksi Januari 2017

    CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin

    Data Produksi:

    Dimasukan dalam proses xx

    Produk jadi yang ditransfer ke xx

    gudang

    Produk dalam proses akhir xx

    Jumlah produk yang dihasilkan xx

    Biaya yang dibebankan dalam

    bulan Januari 2017:

    Total Perbiji

    Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx

    Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Rp xxx

    Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx

    Rp xxx Rp xxx

    Perhitungan biaya:

    Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang

    = Rp xxx

    Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp xxx

    Biaya yang terjadi dalam bulan Januari 2017 dicatat dengan jurnal

    berikut ini :

    Jurnal pencatatan biaya produksi sebagai berikut :

    1) Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku

    Persediaan bahan baku Rp xxx

    Kas Rp xxx

    2) Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku

    Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx

    Persediaan bahan baku Rp xxx

  • 19

    3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja

    Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

    Gaji dan upah Rp xxx

    4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik

    Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

    Berbagai rekening yang dikreditkan Rp xxx

    5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke

    gudang :

    Persediaan produk jadi Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

    6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses

    yang belum selesai diolah akhir bulan :

    Persediaan produk dalam proses Rp xxx

    Barang dalam roses – biaya bahan baku Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx

    Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx

    Mulyadi (2015:75)

  • 20

    11. Pengertian Depresiasi

    Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang

    secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.

    Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah

    suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang

    diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung

    maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva

    yang :

    a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.

    b. Memiliki masa manfaat yang terbatas.

    c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau

    memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan

    administrasi.

    Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa

    dikelompokkan menjadi dua, yakni :

    a. Faktor-faktor fisik

    Faktor-faktor yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus

    karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and

    decay) dan kerusakan-kerusakan.

    b. Faktor-faktor fungsional

    Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara

    lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi

    sehingga perlu diganti dank arena adanya perubahan permintaan

  • 21

    terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya

    kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika

    dipakai.

    Ada tiga factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan

    beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:

    a. Harga perolehan (cost)

    Uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya

    lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya

    agar dapat digunakan

    b. Nilai sisa (residu)

    Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang

    diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika

    aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan

    biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.

    c. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)

    Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi

    oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut

    dalam reparasi.taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode

    waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir

    umur (masa mafaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab

    keausan fisik dan fungsional.

  • 22

    Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung

    beban depresiasi yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi

    periodik.

    a. Metode garis lurus (Straight line method)

    Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan

    banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode

    jumlahnya sama. (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).

    Depresiasi =

    Keterangan : HP = Harga perolehan (cost)

    NS = Nilai sisa (residu)

    n = Taksiran umur kegunaan

    Perhitungan depresiasi (penyusutan) dengan metode garis lurus

    ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :

    1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara

    proporsional setiap periode.

    2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif

    tetap.

    3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu

    4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap

    Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis

    lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung,

    mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan

  • 23

    cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan

    dalam periode tersebut.

    b. Metode jam jasa (Service hours method)

    Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama

    mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full

    time) disbanding dengan yang penggunaan yang tidak sepenuhnya (part

    time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan

    jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung

    pada jam jasa yang terpakai (digunakan).

    Depresiasi per jam =

    c. Metode hasil produksi (Productive output method)

    Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan

    jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi (penyusutan) dihitung

    dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode

    akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar

    teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk

    menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah

    produk yang dapat dihasilkan.

    Depresiasi per unit =

    Keterangan : HP = Harga perolehan (cost)

    NS = Nilai sisa (residu)

    n = Taksiran hasil produksi (unit)

  • 24

    d. Metode beban berkurang (Reducing charge methods)

    Dalam metode ini beban depresiasi (penyusutan) tahun-tahun

    pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun

    berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru

    akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan

    aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan

    pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan

    reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit dengan aktiva yang lama.

    Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan

    biaya reparasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil,

    karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan

    pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam

    tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan

    pemeliharaannya besar.

    Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun

    dari tahun ke tahun yaitu :

    1) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)

    Di dalam metode ini depresiasi (penyusutan) dihitung dengan cara

    mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang tiap

    tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai

    residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut :

    Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan

  • 25

    Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva

    atau jumlah angka bobot (weight)

    Keterangan : n = Umur ekonomis

    2) Metode saldo menurun (Declining balance method)

    Dalam cara ini beban depresiasi (penyusutan) periodic dihitung

    dengan cara mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aktiva.

    Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka

    beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini

    dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

    T = 1 -

    Keterangan : T = Tarif

    N = Umur ekonomis

    NS = Nilai sisa (residu)

    HP = Harga perolehan

    Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :

    T = 1 -

    3) Double declining balance method

    Dalam metode ini, beban depresiasi (penyusutan) tiap tahunnya

    menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu

    menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi

    dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap

  • 26

    tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai

    buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.

    4) Metode tarif menurun (declining rate on method)

    Disamping metode-metode yang telah diuraikan dimuka, kadang-

    kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan

    menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif ini

    setiapperiode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif

    setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti,

    tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan.

    Karena tarifnya setiap periode selalu menurun maka beban

    depresiasinya juga selalu menurun.

    Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung beban

    depresiasi adalah metodeperhitungsn bungs majemuk. Dalam

    metode ini beban depresiasi bisa dihitung dengan cara annitet atau

    sinking fund.

    e. Metode tarif kelompok/gabungan

    Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok

    aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang

    diperhitungkan terhadap sekelompo k aktiva. Apabila aktiva yang

    dimiliki mempunyai umur dann fungsi yang berbeda, maka aktiva ini

    bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, untuk masing-masing

    fungsi. Depresiasi diperhitungkan terhadap masing-masing kelompok.

  • 27

    B. Hasil Penelitian Terdahulu

    Tabel 3

    Hasil penelitian terdahulu

    Identitas

    Penelitian

    Aspek

    Raudatul Muna

    A03070038

    Jurusan

    Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    Farida Aniah

    A03130021

    Jurusan

    Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    Sholehah

    A03140054

    Jurusan

    Akuntansi

    Politeknik Negeri

    Banjarmasin

    1. Judul Penentuan harga pokok produk

    pada perusahaan

    Alexa Bakery

    Banjarmasin

    Perhitungan harga

    pokok produk

    Roti manis pada

    Roti Oval Bakery

    Banjarmasin

    Perhitungan harga

    pokok produk per

    biji gorong-

    gorong dengan

    menggunakan

    metode harga

    pokok proses

    pada CV Tiga

    Sumber Rezeki

    Banjarmasin

    2. Institusi/Perusahaan yang diteliti

    Alexa Bakery

    Banjarmasin

    Roti Oval Bakery

    Banjarmasin

    CV Tiga Sumber

    Rezeki

    Banjarmasin

    3. Permasalahan Bagaimana perhitungan harga

    pokok produk dan

    penggolongan

    biaya produksi

    sesuai dengan

    konsep akuntansi

    biaya pada

    perusahaan Alexa

    Bakery yang

    diproduk yaitu

    roti gulung

    Bagaimana

    penggolongan

    biaya pada Roti

    Oval Bakery

    Banjarmasin yang

    sesuai dengan

    konsep akuntansi

    biaya serta yang

    dengan

    menggunakan

    metode harga

    pokok proses

    Bagaimana

    perhitungan harga

    pokok produk per

    biji gorong-

    gorong dengan

    menggunakan

    metode harga

    pokok proses

    pada CV Tiga

    Sumber Rezeki

    Banjarmasin yang

    sesuai dengan

    konsep akuntansi

    biaya yang

    seharusnya?

    4. Tujuan Penelitian

    Untuk

    mengetahui

    penentuan harga

    pokok produk dan

    penggolongan

    Untuk

    mengetahui

    perhitungan harga

    pokok produk roti

    manis kosong

    Untuk

    memperoleh

    gambaran yang

    jelas mengenai

    perhitungan harga

  • 28

    Lanjutan …

    biaya produksi

    pada perusahaan

    Alexa Bakery

    yang sesuai

    dengan konsep

    akuntansi biaya

    pada roti oval

    bakery

    pokok produk per

    biji gorong-

    gorong dengan

    menggunakan

    metode harga

    pokok proses

    pada CV Tiga

    Sumber Rezeki

    Banjarmasin yang

    sesuai dengan

    akuntansi biaya

    yang seharusnya

    5. Metode Penelitian

    Metode harga

    pokok dengan

    metode harga

    pokok proses

    Metode harga

    pokok dengan

    metode harga

    pokok proses

    Metode harga

    pokok dengan

    metode harga

    pokok proses

    6. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian

    disimpulkan

    bahwa terdapat

    perbedaan angka

    dari harga pokok

    produksi antara

    perusahaan Alexa

    Bakery dengan

    penulis yaitu

    perhitungan harga

    pokok menurut

    perusahaan

    sebesar Rp

    6.290,-/bungkus,

    sedangkan

    menurut

    perhitungan

    penulis sebesar

    Rp 6.547,-

    /bungkus hal ini

    terjad setelah

    dilakukannya

    penggolongan

    biaya dan

    perhitungan

    biaya-biaya

    produksi kurang

    tepat, dengan

    demikian baru

    Dari hasil

    penelitian

    disimpulkan

    bahwa terdapat

    perbedaan dimana

    harga pokok

    produksi roti

    manis kosong

    antara perusahaan

    Roti Oval Bakery

    Banjarmasin

    dengan penulis

    yaitu perhitungan

    harga pokok

    menurut

    perusahaan

    sebesar Rp 842.88

    sedangkan

    menurut penulis

    sebesat Rp

    350.766. roti oval

    keju menurut

    perusahaan Rp.

    844.80,

    sedangkan

    menurut penulis

    Rp 3.384.6 dan

    perhitungan roti

    oval coklat

    menurut

  • 29

    Lanjutan …

    dapat ditentukan

    harga pokok

    produksi secara

    tepat.

    perusahaan

    sebesar Rp 850.75

    sedangkan

    menurut penulis

    Rp 3.369.230

    BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan Teori1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya2. Pengertian Biaya3. Penggolongan Biaya4. Pengertian Akuntansi Biaya5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan 7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal8. Penentuan Harga Pokok Produk9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya11. Pengertian Depresiasi

    B. Hasil Penelitian Terdahulu