BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2017. 11. 21. · 11 2) Pengeluaran pendapatan...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori · 2017. 11. 21. · 11 2) Pengeluaran pendapatan...
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya
“Akuntansi biaya adalah bagian dari akuntansi manajemen dimana
merupakan salah satu dari bidang khusus akuntansi yang menekankan
pada penentuan dan pengendalian biaya”. Firdaus Ahmad Dunia (2009:4)
“Akuntansi biaya adalah salah satu cabang akuntansi yang
merupakan alat manajemen dalam memonitor dan merekam transaksi
biaya secara sistematis, serta menyajikan informasi biaya dalam bentuk
laporan biaya”. Supriyono (2013:12)
Tujuan dan manfaat akuntansi biaya adalah menyediakan salah
satu informasi yang diperlukan manajemen dalam mengelola perusahaan,
yaitu informasi biaya yang bermanfaat untuk :
a. Penentuan harga pokok produk Biaya yang telah terjadi dimasa lalu atau biaya historis dengan
tujuan untuk memenuhi kebutuhan manajemen
b. Pengendalian biaya Memenuhi kebutuhan manajemen dan kebutuhan pihak luar
perusahaan
c. Pengambilan keputusan khusus Menyangkut masa yang akan datang. Oleh karena itu informasi yang
relevan dengan pengembalian keputusan khusus selalu berhubungan
dengan informasi masa yang akan datang. Informasi biaya tidak
dicatat dalam catatan akuntansi biaya, melainkan hasil dari suatu
proses peramalan. Karena keputusan khusus merakan sebagian besar
kegiatan manajemen perusahaan, laporan akuntansi biaya untuk
memenuhi tujuan pengembalian keputusan adalah bagian dari
akuntansi manajemen. Firdaus Ahmad Dunia (2009:25)
-
7
2. Pengertian Biaya
Sebuah perusahaan yang menjalankan usahanya untuk lebih
meningkatkan usahanya tersebut tentulah para pengusaha menginginkan
perusahaannya tetap eksis dan berkembang. Agar perusahaan tersebut
berkembang. Tentunya pihak perusahaan mempunyai suatu system yang
menyangkut tentang biaya. Dengan kata lain, biaya diperlukan agar pihak
perusahaan dapat mengetahui sejauh mana perusahaan tersebut telah
melakukan kegiatan usahanya dan bagaimana hasil yang diperoleh dari
kegiatan tersebut. Lukman Surjadi (2013:7)
“Biaya adalah harga perolehan yang digunakan atau dikorbankan
dalam rangka memperoleh penghasilan (revenue) yang akan dipakai sesuai
pengurang penghasilan”. Biaya digolongkan ke dalam harga pokok
penjualan, biaya penjualan, biaya administrasi dan umum, biaya bunga dan
biaya pajak perseroan”. Lukman Surjadi (2013:16)
Biaya dibagi menjadi dua yaitu :
a. Dalam arti luas biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis (sifat kelangkaan) yang diukur dalam satuan uang yang telah terjadi (biaya
historis) atau kemungkinan akan terjadi (biaya masa yang akan
datang) untuk mencapai tujuan tertentu.
b. Dalam arti sempit biaya adalah pengorbanan sumber ekonomis untuk memperoleh aktiva. Jumlah yang dikorbankan secara tidak langsung
disebut harga pokok yang dikorbankan dalam usaha memperoleh
penghasilan dan dicatat pada neraca sebagai aktiva. Mulyadi (2015:9)
3. Penggolongan Biaya
Penggolongan adalah proses mengelompokkan secara sistematis atas
keseluruhan elemen yang ada ke dalam golongan-golongan tertentu yang
lebih ringkas untuk dapat memberikan informasi yang lebih punya arti atau
lebih penting.
Akuntansi biaya bertujuan untuk menyajikan informasi biaya yang
akan digunakan untuk berbagai tujuan, dalam menggolongkan biaya harus
disesuaikan dengan tujuan dari informasi biaya yang akan disajikan.oleh
karena itu dalam penggolongan biaya tergantung untuk apa biaya tersebut
digolongkan, untuk tujuan yang berbeda diperlukan cara penggolongan
biaya yang berbeda pula, atau tidak ada satu cara penggolongan biaya yang
dapat dipakai untuk semua tujuan menyajikan informasi biaya. Lukman
Surjadi (2013:18)
-
8
a. Penggolongan Biaya sesuai dengan Fungsi Pokok dari Kegiatan/Aktivitas Perusahaan
Fungsi pokok dari kegiatan perusahaan-perusahaan dapat
digolongkan ke dalam :
1) Fungsi produksi, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai yang siap untuk
dijual.
2) Fungsi pemasaran, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penjualan produk selesai yang siap dijual dengan cara yang
memuaskan pembeli dan dapat memperoleh laba sesuai yang
diinginkan perusahaan sampai dengan pengumpulan kas dari hasil
penjualan
3) Fungsi administrasi dan umum, yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan penentuan kebijaksanaan, pengarahan, dan
pengawasan kegiatan perusahaan secara keseluruhan agar dapat
berhasil guna (efektif) dan berdaya guna (efisien).
4) Fungsi keuangan (financial), yaitu fungsi yang berhubungan dengan kegiatan keuangan atau penyediaan dana yang diperlukan
perusahaan.
Menurut Mulyadi, biaya digolongkan ke dalam lima cara, yaitu :
a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Cara penggolongan ini nama objek pengeluaran merupakan
dasar penggolongan biaya, misalnya nama objek pengeluaran adalah
listrik, maka semua pengeluaran yang berhubungan dengan listrik
disebut “biaya listrik”.
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam Perusahaan
Biaya dapat dikelompokkan menjadi tiga golongan, yaitu :
1) Biaya produksi
Semua biaya yang berhubungan dengan fungsi produksi atau
kegiatan pengolahan bahan baku menjadi produk selesai.
Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya bahan penolong, biaya
tenaga kerja langsung, dan biaya overhead pabrik.
-
9
2) Biaya pemasaran
Semua biaya yang terjadi untuk melaksanakan kegiatan pemasaran
produk. Contohnya biaya promosi, biaya angkut dari gudang
perusahaan ke gudang pembeli.
3) Biaya administrasi dan umum
Semua biaya untuk mengkoordinasikan kegiatan produksi
pemasaran produk. Contohnya adalah biaya gaji karyawan bagian
keuangan, akuntansi, personalia dan bagian hubungan masyarakat,
biaya pemeriksaan akuntan, dan biaya fotocopy.
4) Biaya keuangan
Semua biaya yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keuangan.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dibiayai
1) Biaya langsung (direct cost)
Biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya adalah karena
adanya sesuatu yang dibiayai, Jika sesuatu yang dibiayai tersebut
tidak ada maka biaya langsung ini tidak akan terjadi.
2) Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya yang terjadinya tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang
dibiayai. Biaya itu ada tetapi tidak mengeluarkan uang kas.
-
10
d. Penggolongan biaya menurut perilaku dalam hubungannya dengan
perubahan volume kegiatan
1) Biaya variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi sebanding dengan
volume kegiatan. Contohnya adalah biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung.
2) Biaya semi variabel
Biaya yang jumlah totalnya berubah akan tetapi perubahannya
tidak sebanding dengan volume kegiatan. Biaya ini mengandung
unsur biaya tetap dan biaya variabel.
3) Biaya semi fixed
Biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan
berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
4) Biaya tetap
Biaya yang jumlah totalnya tetap dalam volume kegiatan tertentu.
Contohnya adalah gaji direktur produksi.
e. Penggolongan Biaya Menurut Atas Dasar Jangka Waktu Manfaatnya
1) Pengeluaran modal (capital expenditures)
Biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi
(biasanya satu tahun kalender). Contohnya adalah pengeluaran
untuk pembelian aktiva tetap.
-
11
2) Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Biaya yang mempunyai manfaat dalam periode akuntansi
terjadinya pengeluaran tersebut. Contohnya adalah biaya iklan dan
biaya tenaga kerja. Mulyadi (2015:16)
4. Pengertian Akuntansi Biaya
“Akuntansi Biaya adalah proses pencatatan, penggolongan,
peringkasan, dan penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk
atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu beserta penafsiran terhadap
hasilnya”. Riwayadi (2014:1)
“Tujuan akuntansi biaya adalah menyediakan informasi biaya untuk
kepentingan manajemen guna membantu mereka mengelola perusahaan.
Riwayadi”. (2014:2)
5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi
”Istilah harga pokok sama dengan pengertian biaya dalam arti
sempit, yaitu pengorbanan sumber ekonomi untuk memperoleh aktiva”.
Mulyadi (2015:9)
Pada perusahaan manufaktur semua biaya yang terjadi atau
dikeluarkan dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang siap dijual
dapat disebut sebagai harga pokok atau biaya produksi. Jadi harga pokok
produk adalah segala pengorbanan sumber ekonomi yang terjadi untuk
memperoleh satuan produk.
-
12
Dalam perusahaan yang berproduksi massa, informasi harga pokok
produksi ini bermanfaat bagi manajemen perusahaan untuk :
a. Menentukan harga jual produk Perusahaan yang memproduksi massa memproses produknya
untuk memenuhi persediaan di gudang. Dengan demikian biaya
produksi dihitung untuk jangka waktu tertentu untuk menghasilkan
informasi biaya produksinya per satuan produk. Dalam penetapan harga
jual produk, biaya produksi per unit merupakan salah satu informasi
yang dipertimbangkan disampig informasi biaya lain serta informasi
nonbiaya.
b. Memantau realisasi biaya produksi Jika neraca produksi untuk jangka waktu tertentu telah diputuskan
untuk dilaksanakan, manajemen memerlukan informasi biaya produksi
sesungguhnya dikeluarkan didalam pelaksanaan rencana produksi
tersebut. Oleh karena itu, akuntansi biaya digunakan untuk
mengumpulkan informasi biaya produksi yang dikeluarkan dalam
jangka waktu tertentu tersebut dilakukan dengan menggunakan metode
harga pokok proses.
c. Menghitung laba atau rugi periode tertentu Untuk mengetahui apakah kegiatan produksi dan pemasaran
perusahaan dalam periode tertentu mampu menghasilkan laba bruto
atau mengakibatkan rugi bruto, manajemen memerlukan informasi
biaya produksi yang telah dikeluarkan untuk memproduksi produk
dalam periode tertentu. Informasi laba atau rugi bruto periodic
diperlukan untuk mengetahui kontribusi produk dalam menutup biaya
nonproduksi dan menghasilkan laba atau rugi. Oleh karena itu, metode
harga pokok proses digunakan oleh manajemen untuk mengumpulkan
informasi biaya produksi yang sesungguhnya dikeluarkan untuk periode
tertentu guna menghasilkan laba atau rugi bruto tiap periode.
d. Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan dalam neraca.
Pada saat manajemen dituntut untuk membuat pertanggung
jawaban keuangan periodik, manajemen harus menyajikan laporan
keuangan berupa neraca dan laporan laba rugi. Didalam neraca,
manajemen harus menyajikan harga pokok persediaan produk jadi dan
harga pokok produk pada tanggal neraca masih dalam proses. Untuk
tujuan manajemen perlu menyelenggarakan catatan biaya produksi tiap
periode. Berdasarkan catatan biaya prduksi tiap periode tersebut
manajemen dapat menentukan biaya produksi yang melekat pada
produk jadi belum laku dijual pada tanggal neraca. Disamping itu,
berdasarkan catatan biaya produksi tiap periode tersebut, manajemen
dapat pula menentukan biaya produksi yang melekat pada produk yang
pada tanggal neraca masih dalam proses pengerjaan. Biaya produksi
yang melekat pada produk jadi yang belum laku dijual pada tanggal
neraca masih dalm proses pengerjaan disajikan dalam neraca sebagai
harga pokok persediaan produk dalam proses.
-
13
Untuk menaksir biaya produksi yang akan dikeluarkan dalam
memproduksi produk dalam jangka waktu tertentu perlu dihitung unsur
biaya berikut :
Taksiran biaya bahan baku Rp xx
Taksiran biaya tenaga kerja langsung xx
Taksiran biaya overhead pabrik xx
Total biaya produksi Rp xx
Mulyadi (2015:65-70)
6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok
Pesanan
Untuk memahami karakteristik metode harga pokok proses berikut ini
disajikan perbedaan metode harga pokok proses dengan metode harga
pokok pesanan. Perbedaan diantara dua metode pengumpulan biaya
produksi tersebut terletak pada:
a. Pengumpulan biaya produksi Metode harga pokok pesanan mengumpulkan biaya produksi
menurut pesanan, sedangkan metode harga pokok proses
mengumpulkan biaya produksi per departemen produksi per periode
akuntansi.
b. Perhitungan harga pokok per satuan Metode harga pokok pesanan menghitung harga pokok produksi
per satuan dengan cara membeagi total biaya yang dikeluarkan untuk
pesanan tertentu dengan jumlah satuan produk yang dihasilkan dalam
pesanan yang bersangkutan. Metode harga pokok proses menghitung
harga pokok produk per satuan dengan cara membagi total biaya yang
dikeluarkan selama periode yang bersangkutan, perhitungan ini
dilakukan setiap akhir periode akuntansi.
c. Penggolongan biaya produksi Metode harga pokok pesanan biaya produksi harus dipisahkan
menjadi biaya produksi langsung dan biaya produksi tidak langsung.
Biaya produksi langsung dibebankan kepada produk berdasar biaya
yang sesungguhnya terjadi, sedangkan biaya produksi tidak langsung
dibebankan kepada produk berdasarkan terif yang ditentukan dimuka.
Metode harga pokok proses pembebanan biaya produksi langsung dan
biaya produksi tidak langsung seringkali tidak diperlukan, terutama jika
perusahaan hanya menghasilkan satu macam produk, karena harga
pokok per satuan produk dihitung setiap akhir bulan, maka umumnya
biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk atas dasar biaya yang
sesungguhnya terjadi.
d. Unsur yang Digolongkan dalam Biaya Overhead Pabrik Metode harga pokok pesanan biaya overhead pabrik terdiri dari
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja tidak langsung dan biaya
produksi lain selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
-
14
Di dalam metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk
atas dasar tariff yang ditentukan dimuka. Metode harga pokok proses
biaya overhead pabrik terdiri dari biaya produksi terdiri dari biaya
produksi selain biaya bahan baku dan bahan penolong dan biaya tenaga
kerja (baik yang langsung maupun yang tidak langsung). Didalam
metode ini biaya overhead pabrik dibebankan kepada produk sebesar
biaya yang sesungguhnya terjadi selama periode akuntansi tertentu.
Mulyadi (2015:64-65)
7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan
Produk Dalam Proses Awal
Untuk memberikan gambaran awal penggunaan metode harga pokok
proses dalam pengumpulan biaya produksi, berikut ini disajikan contoh
penggunaan metode harga pokok proses yang belum memperhitungkan
dampak adanya persediaan produk dalam proses awal.
a. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah hanya melalui satu departemen produksi.
b. Metode harga pokok proses yang diterapkan dalam perusahaan yang
produknya diolah melalui lebih dari satu departemen produksi.
c. Pengaruh terjadinya produk yang hilang dalam proses terhadap
perhitungan harga pokok produksi per satuan, dengan anggapan :
1) Produk hilang pada awal proses
2) Produk hilang pada akhir proses
Dalam metode ini biaya-biaya produksi dikumpulkan untuk
periode tertentu dan kos produksi per satuan produk yang dihasilkan
dalam periode tersebut dihitung dengan cara membagi total biaya
produksi untuk periode tersebut dengan jumlah satuan produk yang
dihasilkan dalam periode yang bersangkutan.
-
15
Bila dihubungkan dengan perusahaan CV Tiga Sumber Rezeki
maka dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut termasuk perusahaan
yang berproduksi secara terus menerus dan dalam jumlah yang banyak
sehingga metode yang dipakai adalah metode harga pokok proses.
8. Penentuan Harga Pokok Produk
“Penentuan biaya produksi adalah cara memperhitungkan unsur-
unsur biaya ke dalam biaya produksi. Mulyadi (2015:10)
Penentuan harga pokok produk dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
: full costing dan variabel costing.
a. Metode full Costing Full costing merupakan metode penentuan biaya produksi yang
memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam biaya
produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik, baik yang variable maupun tetap
Dengan demikian biaya produksi menurut metode full costing
terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini :
Biaya bahan baku Rp xx
Biaya tenaga kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Biaya overhead pabrik tetap xx
Kos produksi Rp xx
Kos produksi yang dihitung dengan pendekatan full costing
terdiri dari unsur kos produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya
nonproduksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
b. Metode variabel costing Variabel costing merupakan metode penentuan kos produksi yang
hanya memeperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke
dalam kos produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga
kerja langsung, dan biaya overhead pabrik variabel.
Dengan demikian kos produksi menurut metode variabel costing
terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini:
Biaya bahan baku xx
Biaya tenag kerja langsung xx
Biaya overhead pabrik variabel xx
Kos produk yang dihitung dengan pendekatan variabel costing
terdiri dari kos produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja
langsung, dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya
nonproduksi variabel (biaya pemasaran variabel dan umum variabel)
-
16
dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap,
biaya administrasi dan umum tetap). Mulyadi (2015:17-19)
9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya
Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik
Biaya produksi dapat digolongkan menjadi tiga yaitu :
a. Biaya bahan baku Biaya bahan baku adalah biaya perolehan semua bahan yang
pada akhirnya akan menjadi bagian dari objek biaya (barang dalam
proses dan kemudian barang jadi) dan yang dapat ditelusuri ke objek
biaya dengan cara yang ekonomis. Misalnya pemakaian bahan berupa
semen, pasir dan batu pada perusahaan gorong-gorong yang menjadi
komponen utama produk, dapat ditelusuri secara langsung tanpa perlu
alokasi.
b. Biaya tenaga kerja langsung Biaya tenaga kerja langsung atau upah langsung adalah biaya
yang dibayarkan kepada tenaga kerja langsung. Istilah tenaga kerja
langsung digunakan untuk menunjuk tenaga kerja (buruh) yang
terlibat secara langsung
c. Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik adalah biaya yang meliputi semua
elemen biaya produksi selain biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja.
Supriyono (2013:20)
10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya
Karakteristik dari metode harga pokok proses adalah sebagai
berikut :
Metode pengumpulan biaya produksi ditentukan oleh karakteristik proses
produk perusahaan. Dalam perusahaan yang berproduksi massa,
karakteristik produksinya adalah sebagai berikut :
a. Produk yang dihasilkan merupakan produk standar
b. Produk yang dihasilkan dari bulan ke bulan adalah sama
c. Kegiatan produksi dimulai dengan diterbitkannya perintah produksi
yang berisi rencana produksi produk standar untuk jangka waktu
-
17
tertentu, sehingga untuk menghitung besarnya harga pokok per unit
yaitu :
Tabel 1
Perhitungan Harga Pokok Produk Per Unit
Elemen biaya
produksi
Biaya
produksi
Unit Ekuivalen Biaya produk per biji
yang dihasilkan
Biaya bahan baku Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx
Biaya bahan penolong Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx
Biaya tenaga kerja Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx
Jumlah Rp xxx E = p + (q x r) Rp xxx
Sumber : Mulyadi (2015:70)
Unit ekuivalen adalah unit yang disamakan dengan satuan produk
jadi untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. Untuk
menghitung unit ekuivalen ini maka digunakan rumus sebagai berikut :
Unit ekuivalen + produk jadi + (tingkat penyelesaian x produk
dalam proses)
Perhitungan biaya produksi per produk yang diproduksi dilakukan
dengan membagi tiap unsur biaya produksi yaitu biaya bahan baku,
biaya bahan penolong, biaya tenaga kerja, dan biaya overhead pabrik
Setelah biaya produk per satuan dihitung, harga pokok produk
jadi ditransfer ke gudang dan harga pokok persediaan produk dalam
proses dihitung sebagai berikut :
Harga pokok produk jadi : Rp xxx
Harga produk dalam proses :
Biaya Bahan Baku Rp xxx
Biaya Bahan Penolong Rp xxx
Biaya Tenaga Kerja Rp xxx
Biaya Overhead Pabrik Rp xxx +
Rp xxx +
Jumlah biaya produksi Rp xxx
Sumber : Mulyadi (2015:70)
-
18
Setelah melakukan perhitungan diatas kemudian disajikan dalam
bentuk laporan biaya produksi pada tabel dibawah ini sebagai berikut :
Tabel 2
Laporan Biaya produksi Januari 2017
CV Tiga Sumber Rezeki Banjarmasin
Data Produksi:
Dimasukan dalam proses xx
Produk jadi yang ditransfer ke xx
gudang
Produk dalam proses akhir xx
Jumlah produk yang dihasilkan xx
Biaya yang dibebankan dalam
bulan Januari 2017:
Total Perbiji
Biaya bahan baku Rp xxx Rp xxx
Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx Rp xxx
Biaya overhead pabrik Rp xxx Rp xxx
Rp xxx Rp xxx
Perhitungan biaya:
Harga pokok produk jadi yang ditransfer ke gudang
= Rp xxx
Jumlah biaya produksi yang dibebankan = Rp xxx
Biaya yang terjadi dalam bulan Januari 2017 dicatat dengan jurnal
berikut ini :
Jurnal pencatatan biaya produksi sebagai berikut :
1) Jurnal untuk mencatat pembelian bahan baku
Persediaan bahan baku Rp xxx
Kas Rp xxx
2) Jurnal untuk mencatat pemakaian bahan baku
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx
Persediaan bahan baku Rp xxx
-
19
3) Jurnal untuk mencatat biaya tenaga kerja
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx
Gaji dan upah Rp xxx
4) Jurnal untuk mencatat biaya overhead pabrik
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx
Berbagai rekening yang dikreditkan Rp xxx
5) Jurnal untuk mencatat harga pokok produk jadi yang ditransfer ke
gudang :
Persediaan produk jadi Rp xxx
Barang dalam proses – biaya bahan baku Rp xxx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx
6) Jurnal untuk mencatat harga pokok persediaan produk dalam proses
yang belum selesai diolah akhir bulan :
Persediaan produk dalam proses Rp xxx
Barang dalam roses – biaya bahan baku Rp xxx
Barang dalam proses – biaya bahan penolong Rp xxx
Barang dalam proses – biaya tenaga kerja Rp xxx
Barang dalam proses – biaya overhead pabrik Rp xxx
Mulyadi (2015:75)
-
20
11. Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang
secara sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi.
Menurut PSAK No. 17, depresiasi (penyusutan) adalah alokasi jumlah
suatu aktiva yang dapat disusutkan sepanjang masa manfaat yang
diestimasi yang akan dibebankan ke pendapatan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Aktiva tetap yang dapat disusutkan adalah aktiva
yang :
a. Diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi.
b. Memiliki masa manfaat yang terbatas.
c. Dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau
memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan
administrasi.
Adapun faktor-faktor yang menyebabkan depresiasi bisa
dikelompokkan menjadi dua, yakni :
a. Faktor-faktor fisik
Faktor-faktor yang mengurangi fungsi aktiva tetap adalah aus
karena dipakai (wear and tear), aus karena umur (deterioration and
decay) dan kerusakan-kerusakan.
b. Faktor-faktor fungsional
Faktor-faktor fungsional yang membatasi umur aktiva tetap antara
lain, ketidakmampuan aktiva untuk memenuhi kebutuhan produksi
sehingga perlu diganti dank arena adanya perubahan permintaan
-
21
terhadap barang atau jasa yang dihasilkan, atau karena adanya
kemajuan teknologi sehingga aktiva tersebut tidak ekonomis lagi jika
dipakai.
Ada tiga factor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan
beban depresiasi setiap periode. Faktor-faktor itu ialah:
a. Harga perolehan (cost)
Uang yang dikeluarkan atau utang yang timbul dan biaya-biaya
lain yang terjadi dalam memperoleh suatu aktiva dan menempatkannya
agar dapat digunakan
b. Nilai sisa (residu)
Nilai sisa suatu aktiva yang didepresiasi adalah jumlah yang
diterima bila aktiva itu dijual, ditukarkan atau cara-cara lain ketika
aktiva tersebut sudah tidak dapat digunakan lagi, dikurangi dengan
biaya-biaya yang terjadi pada saat menjual/menukarnya.
c. Taksiran umur kegunaan (masa manfaat)
Taksiran umur kegunaan (masa manfaat) suatu aktiva dipengaruhi
oleh cara-cara pemeliharaan dan kebijakan-kebijakan yang dianut
dalam reparasi.taksiran umur ini bisa dinyatakan dalam satuan periode
waktu, satuan hasil produksi atau satuan jam kerjanya. Dalam menaksir
umur (masa mafaat) aktiva, harus dipertimbangkan sebab-sebab
keausan fisik dan fungsional.
-
22
Ada beberapa metode yang dapat digunakan untuk menghitung
beban depresiasi yang dapat digunakan untuk menghitung beban depresiasi
periodik.
a. Metode garis lurus (Straight line method)
Metode ini adalah metode depresiasi yang paling sederhana dan
banyak digunakan. Dalam cara ini beban depresiasi tiap periode
jumlahnya sama. (kecuali kalau ada penyesuaian-penyesuaian).
Depresiasi =
Keterangan : HP = Harga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran umur kegunaan
Perhitungan depresiasi (penyusutan) dengan metode garis lurus
ini didasarkan pada anggapan-anggapan sebagai berikut :
1) Kegunaan ekonomis dari suatu aktiva akan menurun secara
proporsional setiap periode.
2) Biaya reparasi dan pemeliharaan tiap-tiap periode jumlahnya relatif
tetap.
3) Kegunaan ekonomis berkurang karena lewatnya waktu
4) Penggunaan (kapasitas) aktiva tiap-tiap periode relatif tetap
Dengan adanya anggapan-anggapan seperti diatas, metode garis
lurus sebaiknya digunakan untuk menghitung depresiasi gedung,
mebel, dan alat-alat kantor. Biaya depresiasi yang dihitung dengan
-
23
cara ini jumlahnya setiap periode tetap, tidak menghiraukan kegiatan
dalam periode tersebut.
b. Metode jam jasa (Service hours method)
Metode ini didasarkan pada anggapan bahwa aktiva (terutama
mesin-mesin) akan lebih cepat rusak bila digunakan sepenuhnya (full
time) disbanding dengan yang penggunaan yang tidak sepenuhnya (part
time). Dalam cara ini beban depresiasi dihitung dengan dasar satuan
jam jasa. Beban depresiasi periodic besarnya akan sangat tergantung
pada jam jasa yang terpakai (digunakan).
Depresiasi per jam =
c. Metode hasil produksi (Productive output method)
Dalam metode ini umur kegunaan aktiva ditaksir dalam satuan
jumlah unit hasil produksi. Beban depresiasi (penyusutan) dihitung
dengan dasar satuan hasil produksi, sehingga depresiasi tiap periode
akan berfluktuasi sesuai dengan fluktuasi dalam hasil produksi. Dasar
teori yang dipakai adalah bahwa suatu aktiva itu dimiliki untuk
menghasilkan produk, sehingga depresiasi juga didasarkan pada jumlah
produk yang dapat dihasilkan.
Depresiasi per unit =
Keterangan : HP = Harga perolehan (cost)
NS = Nilai sisa (residu)
n = Taksiran hasil produksi (unit)
-
24
d. Metode beban berkurang (Reducing charge methods)
Dalam metode ini beban depresiasi (penyusutan) tahun-tahun
pertama akan lebih besar daripada beban depresiasi tahun-tahun
berikutnya. Metode ini didasarkan pada teori bahwa aktiva yang baru
akan dapat digunakan dengan lebih efisien dibandingkan dengan
aktiva yang lebih tua. Begitu juga biaya reparasi dan
pemeliharaannya. Biasanya aktiva yang baru akan memerlukan
reparasi dan pemeliharaan yang lebih sedikit dengan aktiva yang lama.
Jika dipakai metode ini maka diharapkan jumlah beban depresiasi dan
biaya reparasi dan pemeliharaan dari tahun ke tahun akan relatif stabil,
karena jika depresiasinya besar maka biaya reparasi dan
pemeliharaannya kecil (dalam tahun pertama), dan sebaliknya dalam
tahun terakhir, beban depresiasi kecil sedangkan biaya reparasi dan
pemeliharaannya besar.
Ada 4 cara untuk menghitung beban depresiasi yang menurun
dari tahun ke tahun yaitu :
1) Metode jumlah angka tahun (sum of year’s digits method)
Di dalam metode ini depresiasi (penyusutan) dihitung dengan cara
mengalikan bagian pengurang (reducing fractions) yang tiap
tahunnya selalu menurun dengan harga perolehan dikurangi nilai
residu. Bagian pengurang ini dihitung sebagai berikut :
Pembilang = bobot (weight) untuk tahun yang bersangkutan
-
25
Penyebut = jumlah angka tahun selama umur ekonomis aktiva
atau jumlah angka bobot (weight)
Keterangan : n = Umur ekonomis
2) Metode saldo menurun (Declining balance method)
Dalam cara ini beban depresiasi (penyusutan) periodic dihitung
dengan cara mengalikan tariff yang tetap dengan nilai buku aktiva.
Karena nilai buku aktiva ini setiap tahun selalu menurun maka
beban depresiasi tiap tahunnya juga selalu menurun. Tarif ini
dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
T = 1 -
Keterangan : T = Tarif
N = Umur ekonomis
NS = Nilai sisa (residu)
HP = Harga perolehan
Depresiasi mesin dihitung sebagai berikut :
T = 1 -
3) Double declining balance method
Dalam metode ini, beban depresiasi (penyusutan) tiap tahunnya
menurun. Untuk dapat menghitung beban depresiasi yang selalu
menurun, dasar yang digunakan adalah persentase depresiasi
dengan cara garis lurus. Persentase ini dikalikan dua dan setiap
-
26
tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap. Karena nilai
buku selalu menurun maka beban depresiasi juga selalu menurun.
4) Metode tarif menurun (declining rate on method)
Disamping metode-metode yang telah diuraikan dimuka, kadang-
kadang dijumpai cara menghitung depresiasi dengan
menggunakan tarif (%) yang selalu menurun. Tarif ini
setiapperiode dikalikan dengan harga perolehan. Penurunan tarif
setiap periode dilakukan tanpa menggunakan dasar yang pasti,
tetapi ditentukan berdasarkan kebijakan pimpinan perusahaan.
Karena tarifnya setiap periode selalu menurun maka beban
depresiasinya juga selalu menurun.
Metode lain yang dapat digunakan untuk menghitung beban
depresiasi adalah metodeperhitungsn bungs majemuk. Dalam
metode ini beban depresiasi bisa dihitung dengan cara annitet atau
sinking fund.
e. Metode tarif kelompok/gabungan
Metode ini merupakan cara perhitungan depresiasi untuk kelompok
aktiva tetap sekaligus. Metode ini adalah metode garis lurus yang
diperhitungkan terhadap sekelompo k aktiva. Apabila aktiva yang
dimiliki mempunyai umur dann fungsi yang berbeda, maka aktiva ini
bisa dibagi-bagi menjadi beberapa kelompok, untuk masing-masing
fungsi. Depresiasi diperhitungkan terhadap masing-masing kelompok.
-
27
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Tabel 3
Hasil penelitian terdahulu
Identitas
Penelitian
Aspek
Raudatul Muna
A03070038
Jurusan
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin
Farida Aniah
A03130021
Jurusan
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin
Sholehah
A03140054
Jurusan
Akuntansi
Politeknik Negeri
Banjarmasin
1. Judul Penentuan harga pokok produk
pada perusahaan
Alexa Bakery
Banjarmasin
Perhitungan harga
pokok produk
Roti manis pada
Roti Oval Bakery
Banjarmasin
Perhitungan harga
pokok produk per
biji gorong-
gorong dengan
menggunakan
metode harga
pokok proses
pada CV Tiga
Sumber Rezeki
Banjarmasin
2. Institusi/Perusahaan yang diteliti
Alexa Bakery
Banjarmasin
Roti Oval Bakery
Banjarmasin
CV Tiga Sumber
Rezeki
Banjarmasin
3. Permasalahan Bagaimana perhitungan harga
pokok produk dan
penggolongan
biaya produksi
sesuai dengan
konsep akuntansi
biaya pada
perusahaan Alexa
Bakery yang
diproduk yaitu
roti gulung
Bagaimana
penggolongan
biaya pada Roti
Oval Bakery
Banjarmasin yang
sesuai dengan
konsep akuntansi
biaya serta yang
dengan
menggunakan
metode harga
pokok proses
Bagaimana
perhitungan harga
pokok produk per
biji gorong-
gorong dengan
menggunakan
metode harga
pokok proses
pada CV Tiga
Sumber Rezeki
Banjarmasin yang
sesuai dengan
konsep akuntansi
biaya yang
seharusnya?
4. Tujuan Penelitian
Untuk
mengetahui
penentuan harga
pokok produk dan
penggolongan
Untuk
mengetahui
perhitungan harga
pokok produk roti
manis kosong
Untuk
memperoleh
gambaran yang
jelas mengenai
perhitungan harga
-
28
Lanjutan …
biaya produksi
pada perusahaan
Alexa Bakery
yang sesuai
dengan konsep
akuntansi biaya
pada roti oval
bakery
pokok produk per
biji gorong-
gorong dengan
menggunakan
metode harga
pokok proses
pada CV Tiga
Sumber Rezeki
Banjarmasin yang
sesuai dengan
akuntansi biaya
yang seharusnya
5. Metode Penelitian
Metode harga
pokok dengan
metode harga
pokok proses
Metode harga
pokok dengan
metode harga
pokok proses
Metode harga
pokok dengan
metode harga
pokok proses
6. Hasil Penelitian Dari hasil penelitian
disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan angka
dari harga pokok
produksi antara
perusahaan Alexa
Bakery dengan
penulis yaitu
perhitungan harga
pokok menurut
perusahaan
sebesar Rp
6.290,-/bungkus,
sedangkan
menurut
perhitungan
penulis sebesar
Rp 6.547,-
/bungkus hal ini
terjad setelah
dilakukannya
penggolongan
biaya dan
perhitungan
biaya-biaya
produksi kurang
tepat, dengan
demikian baru
Dari hasil
penelitian
disimpulkan
bahwa terdapat
perbedaan dimana
harga pokok
produksi roti
manis kosong
antara perusahaan
Roti Oval Bakery
Banjarmasin
dengan penulis
yaitu perhitungan
harga pokok
menurut
perusahaan
sebesar Rp 842.88
sedangkan
menurut penulis
sebesat Rp
350.766. roti oval
keju menurut
perusahaan Rp.
844.80,
sedangkan
menurut penulis
Rp 3.384.6 dan
perhitungan roti
oval coklat
menurut
-
29
Lanjutan …
dapat ditentukan
harga pokok
produksi secara
tepat.
perusahaan
sebesar Rp 850.75
sedangkan
menurut penulis
Rp 3.369.230
BAB II TINJAUAN PUSTAKAA. Landasan Teori1. Pengertian dan Tujuan Akuntansi Biaya2. Pengertian Biaya3. Penggolongan Biaya4. Pengertian Akuntansi Biaya5. Pengertian dan Manfaat Harga Pokok Produksi6. Perbedaan Metode Harga Pokok Proses dengan Metode Harga Pokok Pesanan 7. Metode Harga Pokok Proses – Tanpa Memperhitungkan Persediaan Produk Dalam Proses Awal8. Penentuan Harga Pokok Produk9. Karakteristik Penggolongan Biaya Bahan Baku, Bahan Penolong, Biaya Tenaga Kerja dan Biaya Overhead Pabrik10. Karakteristik Harga Pokok Produk dan Sistem Pembebanan Biaya11. Pengertian Depresiasi
B. Hasil Penelitian Terdahulu