BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Krim - …repository.ump.ac.id/2241/3/GIANJAR BAB II.pdf · atau lebih...
Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Krim - …repository.ump.ac.id/2241/3/GIANJAR BAB II.pdf · atau lebih...
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Krim
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi, mengandung air tidak
kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar. Ada dua tipe krim, krim
tipe minyak-air dan tipe air-minyak (Depkes, 1979). Menurut Yanhendri dan
Yenny (2012) krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu
atau lebih bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai.
Formulasi krim dibagi menjadi dua bagian yaitu fase minyak dan fase air.
Formulasi krim ada dua, yaitu emulsi air dalam minyak (W/O) misalnya cold
cream dan minyak dalam air (O/W) misalnya vanishing cream. Komposisi yang
sering digunakan sebagai basis dalam krim dari bahan alam adalah minyak zaitun,
almond, ekstrak buah, minyak kelapa murni, minyak atsiri (Smaoui et al., 2012).
Krim temasuk dalam sediaan topikal. Kata topikal berasal dari bahasa
Yunani topikos yang artinya berkaitan dengan daerah tertentu. Secara luas obat
topikal didefinisikan sebagai obat yang dipakai di tempat lesi. Obat topikal adalah
obat yang mengandung dua komponen dasar yaitu zat pembawa (vehikulum) dan
zat aktif. Zat aktif merupakan komponen obat topikal yang memiliki aktivitas
terapeutik. Sedangkan zat pembawa adalah bagian inaktif dari sediaan topikal,
dapat berbentuk cair atau padat, yang membawa bahan aktif berkontak dengan
kulit. Idealnya zat pembawa mudah dioleskan, mudah dibersihkan, tidak
mengiritasi serta menyenangkan secara kosmetik. Selain itu bahan aktif harus
berada dalam zat pembawa dan mudah dilepaskan(Yanhendri dan Yenny, 2012).
B. Kulit
Secara umum perjalanan sediaan topikal setelah diaplikasikan melewati tiga
kompartemen yaitu: permukaan kulit, stratum korneum, dan jaringan sehat. Saat
suatu sediaandioleskan ke kulit, absorpsinya akan melalui beberapa fase:
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
5
a. Lag phase
Periode ini merupakan saat sediaan dioleskan dan belum melewati
stratum korneum, sehingga pada saat ini belum ditemukan bahan aktif
obat dalam pembuluh darah.
b. Rising phase
Formula ini dimulai saat sebagian sediaan menembus stratum korneum,
kemudian memasuki kapiler dermis, sehingga dapat ditemukan dalam
pembuluh darah.
c. Falling phase
Fase ini merupakan fase pelepasan bahan aktif obat dari permukaan kulit
dan dapat dibawa ke kapiler dermis.
Penyerapan sediaan topikal secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor,
di antaranya:
1. Bahan aktif yang dicampurkan dalam pembawa tertentu harus menyatu
pada permukaan kulit dalam konsentrasi yang cukup.
2. Konsentrasi bahan aktif merupakan faktor penting, jumlah obat yang
diabsorpsi secara perkutanperunit luas permukaan setiap periode waktu,
bertambah sebanding dengan bertambahnya konsentrasi obat suatu
pembawa.
3. Penggunaan bahan obat pada permukaan yang lebih luas akan
menambah jumlah obat yang diabsorpsi.
4. Absorpsi bahan aktif meningkat jika pembawa mudah menyebar ke
permukaan kulit.
5. Ada tidaknya pembungkus saat sediaan diaplikasikan.
6. Pada umumnya, menggosokkan sediaan akan meningkatkan jumlah
bahan aktif yang diabsorpsi.
7. Absorpsi perkutan akan lebih besar bila sediaan topikal dipakai pada
kulit yang lapisan tanduknya tipis.
8. Pada umumnya, makin lama sediaan menempel pada kulit, makin
banyak kemungkinan diabsorpsi.
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
6
Pada kulit utuh, cara utama penetrasi sediaan melalui lapisan epidermis,
lebih baik daripada melalui folikel rambut atau kelenjar keringat, karena luas
permukaan folikel rambut dan kelenjar keringat lebih kecil dibandingkan dengan
daerah kulit yang tidak mengandung elemen anatomi ini. Stratum korneum
sebagai jaringan keratin akan berlaku sebagai membran semi permeabel, dan
molekul obat berpenetrasi secara difusi pasif. Penetrasi krim jenis W/O lebih kuat
dibanding dengan krim jenis O/W karena komponen minyak menjadikan bentuk
sediaan bertahan lama diatas permukaan kulit dan mampu menembus lapisan kulit
lebih jauh. Namun krim W/O kurang disukai secara kosmetik karena komponen
minyak yang lama tertinggal diatas permukaan kulit. Krim O/W memiliki daya
pendingin lebih baik dari krim W/O, sementara daya emolien W/O lebih baik dari
O/W (Yanhendri dan Yenny, 2012).
C. Babi
Babi termasuk hewan omnivora yang berarti pemakan segalanya, baik
tumbuhan maupun daging. Hewan ini sangat mudah untuk dijadikan hewan
ternak, karena saat umur babi mencapai 6 bulan sudah bisa diperjual belikan
dipasar.
Gambar 1. Hewan babi
(https://pixabay.com/id/babi-menabur-anak-babi-927550/)
Karakteristik babi yaitu:
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata (bertulang belakang)
Marga : Gnatostomata (mempunyai rahang)
Kelas : Mamalia (menyusui)
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
7
Ordo : Artiodactyla (berjari/berkuku genap)
Genus : Sus
Spesies : Sus sacrofa, Sus vittatus/Sus strozzli, Sus cristatus,
Sus leucomystax, Sus celebenensis, Sus verrucossus,
Sus barbatus (Sihombing, 1997).
Seluruh bagian tubuh babi dapat dimanfaatkan menjadi bahan makanan,
bahan kosmetika, dan bahan kerajinan. Karena alasan itulah banyak dari
masyarakat Indonesia yang beternak babi.
Bagian-bagian tubuh babi yang sering dimanfaatkan sebagai bahan baku
dalam pembuatan produk yaitu:
1. Daging
Daging babi merupakan salah satu sumber protein hewani yang harganya
murah dan mudah diperoleh. Daging babi sering digunakan sebagai campuran
bakso, siomay, bakmi goreng, dan makanan lainnya.
2. Lemak
Lemak babi biasa disebut dengan lard. Babi mempunyai turunan lemak yang
banyak yang bisa digunakan dalam pembuatan es krim, margarin, krimer, dan
lain-lain.
3. Kulit
Kulit babi sangat luas penggunannya, antara lain dalam pembuatan sepatu,
berbagai kerajinan seperti tas, dompet, dan sepatu.
4. Bulu
Bulu babi bisa digunakan sebagai kuas roti, kuas cat tembok dan kuas lukis.
5. Tulang
Tulang babi bisa digunakan dalam industri pertukangan seperti bahan lem dan
arang tulangsebagai filter penyaring air mineral (Dono,)
6. Organ Dalam
Dari dunia medis, heparin dibuat dari usus babi, digunakan untuk
menghentikan pembentukan gumpalan darah. Insulin dibuat dari pankreas babi,
karena babi memiliki struktur kimia yang paling serupa dengan manusia.
Gelatin babi digunakan untuk membuat cangkang kapsul. Asam lemak dari
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
8
tulang babi digunakan untuk membuat penampilan rambut terlihat seperti
mutiara serta dapat digunakan untuk meningkatkan efek kilau pada cat
(Nurbowo, 2011).
D. Lemak dan Minyak
Pengertian umum kata “lemak (fat)” yaitu suatu zat yang tidak larut dalam
air yang dapat dipisahkan dari tumbuhan atau hewan, sedangkan kata “minyak
(oil)” dapat mempunyai 2 pengertian. Bila digunakan bersama-sama dengan kata
lemak dalam kata “lemak dan minyak (fat and oil)”, maka dapat diartikan zat
tersebut sebagai lemak, kecuali bila zat tersebut berbentuk cairan yang sempurna
pada temperatur ruang, maka disebut minyak (Irawan, 2008).
Dalam penelitian Herlina (2002) disebutkan bahwa lemak dan minyak
adalah salah satu kelompok yang termasuk pada gologan lipid, yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut
organik non-polar, misalnya dietil eter (C2H5OC2H5), kloroform (CHCl3), benzena
dan hidrokarbon lainnya. Lemak dan minyak dapat larut dalam pelarut yang
disebutkan diatas karena lemak dan minyak mempunyai polaritas yang sama
dengan pelarut tersebut.
Lemak juga memiliki fungsi untuk berbagai aspek seperti gizi dan diet, ilmu
makanan, kosmetik, sediaan farmasetik, cat dan pernis, deterjen, dan lain
sebagainya. The Food and Agriculture Organization (FAO) of the United Nations
and World Health Organization (WHO) menyebutkan empat fungsi utama dari
diet lemak sebagai berikut:
1. Sebagai sumber penyimpan energi
2. Sebagai struktur sel dan fungsi membran (lesitin adalah komponen struktur
penting dari sel membran, dimana lesitin memelihara kesinambungan antara
fase air dan lemak di dalam dan di luar sel)
3. Sebagai kendaraan untuk minyak yang larut dalam vitamin (A,D,E, dan K)
dan untuk kontrol lemak darah
4. Berperan dalam metabolisme kolesterol dan penyakit kardiovaskular
(aterosklerosis, trombosis koroner, dan pendarahan otak).
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
9
(Alvarez dan Rodriguez, 2000)
Lemak dan minyak adalah trigliserida, atau triasilgliserol, kedua istilah ini
berarti “triester dari gliserol”. Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak
bersifat seberang. Pada temperatur kamar, lemak berbentuk padat dan minyak
bersifat cair. Sebagian besar gliserida pada hewan adalah berupa lemak,
sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak; karena itu biasa
terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi) dan minyak nabati
(minyak jagung, minyak bunga matahari) (Fessenden dan Fessenden, 1982).
Tabel 1. Komposisi lemak dan minyak lemak
Sumber Komposisi
palmitat stearat oleat Linoleat
Minyak jagung 10 5 45 38
Minyak kedelai 10 - 25 55
Minyak babi dimurnikan 30 15 45 5
Mentega 25 10 35 -
Lemak manusia 25 8 46 10
(Sumber : Fessenden dan Fessenden, 1982)
Lemak dan minyak dapat diperoleh dari ekstraksi jaringan hewan atau
tumbuhan dengan proses rendering, pengepresan, pelarut.
1. Rendering
Merupakan suatu cara yang sering digunakan untuk mengekstraksikan
minyak hewan dengan cara pemanasan. Pemanasan dapat dilakukan dengan
air panas (wet rendering). Lemak akan mengapung di permukaan sehingga
dapat dipisahkan. Pemanasan tanpa air (dry rendering) biasanya dipakai untuk
ekstraksi lemak babi dan lemak susu. Secara komersial, rendering dilakukan
dengan ketel vakum. Protein akan rusak oleh panas dan air akan menguap
sehingga lemak dapat dipisahkan.
2. Pengepresan
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
10
Bahan yang mengandung lemak atau minyak mengalami perlakuan
pendahuluan, misalnya dipotong-potong atau dihancurkan. Kemudian dipres
dengan tekanan tinggi menggunakan tekanan hidrolik. Dengan cara ini,
minyak tidak seluruhnya dapat diekstraksi.
3. Pelarut
Cara ekstraksi ini dapat dilakukan menggunakan pelarut dan digunakan
untuk bahan yang kandungan minyaknya rendah. Lemak dalam bahan
dilarutkan dengan pelarut (Winarno, 1995).
E. Lemak Babi
Rohman et al., (2012) menyatakan bahwa lemak babi adalah salah satu
lemak hewani yang biasanya dipakai dengan lemak dari tumbuhan seperti minyak
zaitun dan minyak sawit untuk produksi margarin atau minyak pada makanan
yang lainnya. Lemak babi dapat disimpulkan pada dua poin, ekonomis dan agama.
Di beberapa negara, produksi makanan dengan mencampur minyak nabati dengan
lemak babi untuk menekan biaya produksi. Semua makanan yang mengandung
lemak babi tidak diperbolehkan dikonsumsi dengan alasan agama. Beberapa
agama seperti Islam, Yahudi, dan Hindu tidak memperbolehkan pengikutnya
mengonsumsi makanan yang mengandung lemak babi. Oleh karena itu kaidah
agama berperan penting dalam pemilihan makanan (Rezai et al., 2012). Sehingga,
analisis untuk mengidentifikasi lemak babi dalam suatu makanan sangat
dibutuhkan (Rohman et al., 2012). Minyak babi diperoleh dengan cara dry
rendering. Dry rendering merupakan suatu cara untuk mengekstraksi lemak
hewani dengan cara pemanasan tanpa air (Winarno, 1995).
Minyak Kelapa Murni
Minyak kelapa murni (Virgin Coconut Oil atau VCO ) merupakan produk
olahan asli Indonesia yang mulai banyak digunakan untuk meningkatkan
kesehatan masyarakat. VCO mengandung 92% asam lemak jenuh yang terdiri dari
48%-53% asam laurat (C12), 1,5-2,5% asam oleat dan asam lemak lainnya seperti
8% asam kaprilat (C:8) dan 7% asam kaprat (C:7). Kandungan asam lemak
(terutama asam laurat dan oleat) dalam VCO, sifatnya yang melembutkan kulit
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
11
serta ketersedian VCO yang melimpah di Indonesia membuatnya berpotensi untuk
dikembangkan sebagai bahan pembawa sediaan obat, diantaranya sebagai
peningkat penetrasi. Di samping itu VCO efektif dan aman digunakan sebagai
moisturizer pada kulit sehingga dapat meningkatan hidratasi kulit dan
mempercepat penyembuhan pada kulit (Lucida et al., 2008).
Minyak kelapa murni juga digunakan dalam pembuatan biskuit, cokelat,
kembang gula, produk farmasi, produk cat mahal (www.apccsec.org).
F. Spektroskopi Inframerah
Spektroskopi inframerah (infrared, untuk selanjutnya disingkat dengan
spektroskopi IR) merupakan spektroskopi vibrasional (getaran). Spektroskopi IR
merupakan teknik analisis yang sangat populer untuk analisis berbagai jenis
sampel, baik sampel produk farmasetik, makanan, cairan biologis, maupun sampel
lingkungan. Karena pada spektroskopi ini melibatkan cahaya (foton), maka
metode spektroskopi juga seringkali disebut dengan metode spektrofotometri.
Alat yang digunakan untuk mengukur spektra disebut dengan spektrofotometer.
Spektrum IR merupakan jenis spektrum yang bersifat: (1) spesifik terhadap
suatu molekul; yang akan memberikan informasi yang menyatu (inheren) tentang
gugus-gugus fungsional yang ada dalam molekul, termasuk jenis dan interaksi-
interaksinya; (2) sidik jari (fingerprint); (3) kuantitatif, yang mana intensitas
puncak berkorelasi dengan konsentrasi, (4) non destruktif (tidak merusak), yang
berarti bahwapada jenis penanganan sampel tertentu seperti dengan attenuated
total reflectance (ATR), sampel yang telah dianalisis dengan spektrofotometer IR
dapat dianalisis dengan metode analisis yang lain, dan (4) bersifat universal,
dalam persyaratan pengambilan sampelnya, baik sampel padat, cair, gas, sampel
antara padat dan cair atau gas.
Salah satu keunggulan utama spektroskopi IR dengan spektroskopi lainnya
adalah karena sifatnya sebagai spektrum sidik jari, yang mana tidak ada dua buah
senyawa atau sampel yang berbeda mempunyai spektrum IR yang sama.
Spektrum IR satu senyawa dengan spektrum IR senyawa yang lain dapat
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
12
dibedakan dari jumlah puncaknya, intensitasnya, atau bilangan gelombang tiap-
tiap puncak (Rohman, 2014)b.
Spektrofotometri adalah alat yang terdiri dari spektrometer dan fotometer.
Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang
tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan
atau yang diabsorpsi. Jadi spektrofotometer digunakan untuk mengukur energi
secara relatif jika energi tersebut ditransmisikan, direfleksikan atau diemisikan
sebagai fungsi dari panjang gelombang (Khopkar, 2007).
Salah satu metode untuk menganalisa kehalalan pangan dari lemak hewani
khususnya lemak babi adalah dengan melihat pola spektrumnya menggunakan
spektroskopi Inframerah. FTIR dipilih untuk analisis tersebut karena metode FTIR
metode yang cepat, sensitif dan sederhana dalam preparasi sampelnya dan
menggunakan reagen kimia yang sedikit (Rohman et al., 2011).
Spektrofotometer FTIR didasarkan pada ide adanya interferensi radiasi
antara 2 berkas sinar untuk menghasilkan suatu interferogram. Interferogram
merupakan sinyal yang dihasilkan sebagai fungsi perubahan pathlength antara 2
berkas sinar. Dua domain (jarak dan frekuensi) dapat ditukarbalikkan dengan
metode matematik yang disebut transformasi Fourier.
Komponen dasar spektrofotometer FTIR ditnjukkan secara skematik dalam
Gambar 2. Radiasi yang berasal dari sumber sinar dilewatkan melalui
interferometer ke sampel sebelum mencapai detektor. Selama penguatan
(amplifikasi) sinyal, yang mana kontribusi-kontribusi frekuensi tinggi telah
dihilangkan dengan filter, maka data diubah ke bentuk digital dengan suatu
analog-to-digital converter dan dipindahkan ke komputer untuk menjalani
transformasi Fourier (Rohman, 2014)b.
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
13
Gambar 2.
Komponen utama dalam spektrofotometer FTIR
(Sumber: Stuart, 2004).
a. Sumber sinar
Spektrofotometer FTIR menggunakan sumber sinar Globar atau Nerst untuk
daerah IR tengah. Jika spektra IR jauh juga akan diukur, maka lampu merkuri
tekanan tinggi dapat digunakan. Untuk IR dekat, lampu-lampu tungsten-hidrogen
dapat digunakan sebagai sumber sinar.
b. Interferometer Michelson
Interferometer pertama kali dirancang oleh Albert Abraham Michelson pada
tahun 1891. Tujuan interferometer adalah untuk membawa berkas sinar, lalu
memecahnya ke dalam dua berkas sinar, dan membuat salah satu berkas sinar
berjalan dengan jarak yang berbeda dengan yang lain. Perbedaan jarak yang
dilalui oleh 2 berkas sinar ini disebut dengan perbedaan celah optik (path length
diference) atau penghambatan optik, disimbolkan dengan huruf yunani delta kecil
(δ). Interferometer Michelson mempunyai 2 buah cermin, yakni cermin
statik/tetap (tidak bergerak) dan cermin yang selalu bergerak. Diantara 2 cermin
ini terdapat pemecah berkas sinar (beam splitter), yang dirancang untuk
mentransmisikan setengah radiasi yang mengenainya dan
merefleksikan/memantulkan yang setengahnya. Sebagai hasilnya, sinar yang
ditransmisikan oleh beam splitter akan mengenai cermin statik, sementara sinar
yang direfleksikan akan mengenai cermin bergerak. Dua berkas sinar ini akan
dipantulkan dari cermin-cermin ini, kembali ke beam splitter yang mana
keduanya akan bergabung kembali dan akan melakukan interferensi. Setengah
Sumber sinar interferometer sampel
detektor Penguat
(Amplifier)
Pengubah analog ke
digital komputer
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
14
berkas sinar yang dipantulkan dari cermin statik ditransmisikan melalui beam
splitter, sementara setengahnya dipantulkan kembali ke arah sumber sinar. Berkas
sinar yang muncul dari interferometer pada sudut 90º ke berkas sinar yang masuk
disebut dengan berkas sinar yang ditransmisikan dan ini merupakan berkas sinar
yang terdeteksi dalam spektrofotometer FTIR.
c. Detektor
Ada 2 jenis detektor yang umum digunakan pada spektrofotometer FTIR.
Detektor normal pada penggunaan rutin adalah alat piroelektrik yang didalamnya
terdapat deuterium triglisin sulfat (DTGS) pada jendela alkali halida yang tahan
terhadap panas. Untuk pekerjaan yang memerlukan sensitifitas lebih, dapat
digunakan detktor merkuri kadmum tellurida (MCT), akan tetapi detektor ini
harus didinginkan pada suhu nitrogen cair. Untuk pengukuran spektra IR di
daerah dekat (NIR), detektor yang digunakan adalah fotokonduktor timbal sulfida.
d. Komputer
Komputer merupakan komponen yang krusial dalam instrumen
spektrofotometer FTIR modern. Komputer akan mengendalikan instrumen,
misalkan dalam hal kecepatan, batas, serta awal dan akhir scanning. Komputer
akan membaca spektra dari instrumen begitu spektrum di-scanning. Hal ini
bermakna bahwa spektrum telah digitalisasikan. Komputer juga dapat digunakan
untuk manipulasi spektrum, misalkan untuk melakukan derivatisasi, pengurangan,
dan penjumlahan spektra, serta untuk overlay antar spektra.
Spektrofotometer FTIR merupakan instrumen single beam. Pengukuran
background dilakukan sebelum pengukuran sampel. Pengukuran background ini
merupakan pengukuran spektrum lingkungan, yang terdiri dari gas yang mampu
mengabsorpsi sinar inframerah seperti gas karbon dioksida dan uap air.
Pengukuran sampel dengan spektofotometer FTIR dilakukan setelah pengukuran
spektra background. Perangkat lunak komputer akan mengurangi spektra hasil
pengukuran dengan spektra background secara otomatis untuk menghasilkan
spektra sampel yang dianalisis (Rohman, 2014)b.
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016
15
G. Analisis Kemometrik
Kemometrik adalah disiplin ilmu kimia yang menggunakan matematika,
statistik, dan logika formal yang digunakan untuk merancang atau memilih
prosedur eksperimen yang optimal serta untuk memberikan informasi kimia
maksimum yaang relevan dengan menganalisis data kimia (Hopke, 2003). Yang
paling menonjol dari kemometrik adalah interpretasi data dengan metode
multivariat. Kemometrik sering diaplikasikan ketika tidak ada teori yang cukup
tersedia untuk mendeskripsikan atau memecahkan suatu masalah. Ciri khas untuk
masalah jenis ini ialah memakai banyak variabel untuk menggambrkan suatu
sistem. Contoh yang ditemukan sangat luas seperti pengenalan struktur kimia dari
data spektra (klasifikasi spektra), analisis kuantitatif zat dalam campuran
(kalibrasi multivariat), dan prediksi sifat atau kegiatan senyawa kimia atau bahan
teknologi (struktur kuantitatif-analisis hubungan) (Varmuza, 2000).
H. Principal Component Analysis (PCA)
Metode yang paling sering digunakan untuk data multivariat adalah analisis
komponen utama (Principal Component Analysis atau PCA) (Varmuza, 2000).
Tujuan utama dari analisis komponen utama (PCA) adalah mengurangi dimensi
dari satu set data yang besar yang berisi variabel yang saling terkait menjadi lebih
kecil. PCA memiliki kemampuan mengambil variasi data yang paling signifikan
antar variabel (Owen, 2014). Objek (sampel) dengan komponen utama (principle
components, PCs) yang hampir sama mempunyai sifat fisika-kimia yang hampir
sama, sehingga PCA dapat digunakan untuk pengelompokkan. Oleh karena itu
PCA juga sering disebut variabel tersembunyi karena kemampuannya sebagai
teknik untuk melakukan pengelompokkan (Rohman,2014)b.
Analisis Kandungan Lemak..., Gianjar Amy Yunitasari, Fakultas Farmasi UMP 2016