BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

29
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan a. Definisi Persalinan Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu kebidanan, ada berbagai jenis persalinan, diantaranya adalah persalinan spontan persalinan buatan, dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah persalinan yang berlangsung dengan adanya kekuatan ibu melalui jalan lahirnya. Persalinan buatan adalah adalah proses persalinan yang dibantu dengan tenaga dari luar atau selain dari ibu yang akan melahirkan. Tenaga yang di maksud, misalnya ekstraksi forceps, atau ketika di lakukan operasi section caesaria (Fitriana dan Nurwiandani, 2018:7). Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam (Prawirohardjo, 1997:180). Menurut IBI persalinan normal merupakan persalinan yang meliputi presentasi janin belakang kepala yang dapat berlangsung spontan dengan lama persalinan dengan batas waktu yang normal, sedangkan menurut WHO persalinan normal adalah persalinan dalam batas normal, beresiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan masa gestasi 37-42 minggu.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Persalinan

a. Definisi Persalinan

Persalinan adalah rangkaian peristiwa keluarnya bayi yang sudah

cukup berada dalam rahim ibunya, dengan disusul oleh keluarnya

plasenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Dalam ilmu kebidanan, ada

berbagai jenis persalinan, diantaranya adalah persalinan spontan

persalinan buatan, dan persalinan anjuran. Persalinan spontan adalah

persalinan yang berlangsung dengan adanya kekuatan ibu melalui jalan

lahirnya. Persalinan buatan adalah adalah proses persalinan yang

dibantu dengan tenaga dari luar atau selain dari ibu yang akan

melahirkan. Tenaga yang di maksud, misalnya ekstraksi forceps, atau

ketika di lakukan operasi section caesaria

(Fitriana dan Nurwiandani, 2018:7).

Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat

hidup dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi

belakang kepala tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa

serta tidak melukai ibu dan bayi, dan umumnya berlangsung dalam

waktu kurang dari 24 jam (Prawirohardjo, 1997:180).

Menurut IBI persalinan normal merupakan persalinan yang meliputi

presentasi janin belakang kepala yang dapat berlangsung spontan

dengan lama persalinan dengan batas waktu yang normal, sedangkan

menurut WHO persalinan normal adalah persalinan dalam batas

normal, beresiko rendah sejak awal persalinan hingga partus dengan

masa gestasi 37-42 minggu.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

7

b. Tujuan Asuhan Persalinan

Seorang bidan harus mampu menggunakan pengetahuan, keterampilan

dan pengambilan keputusan yang tepat terhadap kliennya untuk.

1) Memberikan dukungan baik secara fisik maupun emosional kepada

ibu dan keluarganya selama persalinan dan kelahiran.

2) Melakukan pengkajian, membuat diagnosa, mencegah, menangani

komplikasi-komplikasi dengan cara pemantauan ketat dan deteksi

dini selama persalinan dan kelahiran.

3) Melakukan rujukan pada kasus-kasus yang tidak bisa ditangani

sendiri untuk mendapatkan asuhan spesialis jika perlu.

4) Memberikan asuhan yang adekuat kepada ibu dengan intervensi

minimal, sesua dengan tahap persalinannya.

5) Memperkecil resiko infeksi dengan melaksanakan pencegahan

infeksi yang aman.

6) Selalu memberitahukan kepada ibu dan keluarganya mengenal

kemajuan, adanya penyulit maupun intervensi yang akan dilakukan

dala persalinan.

7) Memberikan asuhan yang tepat untuk bayi segera setelah lahir.

8) Membantu ibu dengan pemberian ASI dini.

(Fitriana dan Nurwiandani, 2018:14)

c. Prinsip Asuhan

Prinsip umum dari asuhan saying ibu yang harus di ikuti oleh bidan,

sebagai berikut.

1) Rawat ibu dengan penuh hormat

2) Mendengarkan dengan penuh perhatian apa yang dikatakan ibu.

Hormati pengetahuan dan pemahaman mengenai tubuhnya. Ingat

bahwa mendengar sama pentingnya dengan memberikan nasihat.

3) Menghargai hak-hak ibu dan memberikanasuhan yang bermutu

serta sopan.

4) Memberikan asuhan dengan memperhatikan privasi.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

8

5) Selalu menjelaskan apa yang akan dikerjakan sebelum anda

melakukannya serta meminta izin dahulu.

6) Selalu mendiskusikan temuan-temuan kepada ibu, serta kepada

siapa saja yang ia inginkan untuk berbagi informasi ini.

7) Selalu mendiskusikan rencana dan intervensi serta pilihan yang

sesuai dan tersedia bersama ibu.

8) Mengizinkan ibu untuk memilih siapa yang akan menemaninya

selama persalinan, kelahiran dan pascasalin.

9) Mengizinkan ibu menggunakan posisi apa saja yang diinginkan

selama persalinan dan kelahiran.

10) Menghindari penggunaan suatu tindakan medis yang tidak perlu

(episiotomy, pencukuran, dan enema).

11) Memfasilitasi hubungan dini antara ibu dan bayi baru lahir

(bounding and attachment).

(Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy, 2018:15)

d. Sebab-sebab Mulainya Persalinan

1) Penurunan Kadar Progesteron

Hormon estrogen dapat meninggikan kerentanan otot rahim,

sedangkan hormon progesterone dapat menimbulkan relaksasi otot-

otot rahim. Selama masa kehamilan terdapat keseimbangan antara

kadar progesterone dan estrogen didalam darah. Namun, pada akhir

kehamilan kadar progesterone menurun sehingga timbul his. Hal

inilah yang menandakan sebab-sebab mulainya persalinan.

2) Teori Oxytocin

Pada akhir usia kehamilan, kadar oxytocin bertambah sehingga

menimbulkan kontraksi otot-otot rahim.

3) Ketegangan Otot-otot

Seperti halnya dengan kandung kemih dan lambung bila

dindingnya teregang oleh karena isisnya bertambah maka terjadi

kontraksi untuk mengeluarkan yang ada didalamnya. Demikian

pula dengan rahim, maka dengan majunya kehamilan atau

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

9

bertambahnya ukuran perut semakin teregang pula otot-otot rahim

dan akan menjadi semakin rentan.

4) Pengaruh Janin

Hypofise dan kelenjar-kelenjar suprarenal janin rupa-rupanya juga

memegang peranan karena anenchephalus kehamilan sering lebih

lama dari biasanya.

5) Teori Prostaglandin

Prostaglandin yang dihasilkan oleh decidua, di duga menjadi salah

satu sebab permulaan persalinan. Hasil dari percobaan

menunjukkan bahwa prostaglandin F2 atau E2 yang diberikan

secara intravena, dan extra amnial menimbulkan kontraksi

myometrium pada setiap umur kehamilan. Hal ini juga didukung

dengan adanya kadar prostaglandin yang tinggi, baik dala air

ketuban maupun darah perifer pada ibu-ibu hamil sebelum

melahirkan atau selama persalinan. Penyebab terjadinya proses

persalinan masih tetap belum bisa dipastikan, besar kemungkinan

semua faktor bekerja bersama, sehingga pemicu persalinan menjadi

multifactor (Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy, 2018:8).

e. Tahap Persalinan

1) Kala I atau Kala Pembukaan

Tahap ini dimulai dari his persalinan yang pertama sampai

pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan

pembukaan serviks menjadi lengkap. Berdasarkan kemajuan

pembukaan maka kala I dibai menjadi sebagai berikut.

a) Fase Laten

Fase laten adalah fase pembukaan yang sangat lambat yaitu

dari

0 sampai 3 cm yang membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase Aktif

Fase aktif adalah fase pembukaan yang lebih cepat terbagi lagi

menjadi berikut ini.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

10

1. Fase akselerasi (fase percepatan), yaitu fase pembukaan

dari pembukaan 3 cm sampai 4 cm yang dicapai dalam 2

jam.

2. Fase dilatasi maksimal, yaitu fase pembukaan dari

pembukaan 4 cm sampai 9 cm yang dicapai dalam 2 jam.

3. Fase dekelerasi (kurangnya kecepatan), yaitu fase

pembukaan dari 9 cm sampai 10 cm selama 2 jam.

(Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy, 2018:9)

f. Tanda-tanda Persalinan

1) Lightening

Beberapa minggu sebelum persalinan, calon ibu merasa bahwa

keadaannya menjadi lebih enteng. Ia merasa kurang sesak, tetapi

sebaliknya ia merasa bahwa berjalan sedikit lebih sukar; dan sering

diganggu oleh perasaan nyeri pada anggota bawah.

2) Pollakisuria

Pada akhir bulan ke-IX, berdasarkan hasil pemeriksaan didapatkan

epigastrium kendor; fundus uteri lebih rendah dari pada

kedudukannya, dan kepala janin sudah mulai masuk kedalam pintu

atas panggul. Keadaan ini menyebabkan kandung kemih tertekan

sehingga merangsang ibu untuk sering kemih yang disebut

pollakisuria.

3) False Labor

Masa 3 atau 4 minggu sebelum persalinan, calon ibu diganggu oleh

his pendahuluan yang sebetulnya hanya merupakan peningkatan

dari kontraksi Braxton Hicks. His pendahuluan ini bersifat:

a) Nyeri yang hanya terasa diperut bagian bawah.

b) Tidak teratur.

c) Lamanya his pendek, tidak bertambah kuat dengan majunya

waktu dan bila dibawa jalan malah sering berkurang.

d) Tidak ada pengaruh pada pendataran atau pembukaan serviks.

4) Perubahan Serviks

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

11

Pada akhir bulan ke-IX hasil pemeriksaan serviks menunjukkan

bahwa serviks yang tadinya tertutup, panjang, dan kurang lunak.

Namun kondisinya berubah menjadi lebih lembut, beberapa

menunjukkan telah terjadi pembukaan dan penipisan. Perubahan

ini berbeda untuk masing-masing ibu. Misalnya, pada multipara

sudah terjadi pembukaan 2 cm namun pada primipara sebagian

besar masih dalam keadaan tertutup.

5) Energy Spurt

Beberapa ibu akan mengalami peningkatan energy kira-kira 24-28

jam sebelum persalinan mulai. Setelah beberapa hari sebelumnya

merasakan kelelahan fisik karena tuanya kehamilan maka ibu

mendapati satu hari sebelum persalinan dengan energy yang penuh.

Peningkatan energi ibu ini tampak dari aktivitasnya yang

dilakukannya seperti membersihkan rumah mengepel, mencuci

perabotan rumah dan pekerjaan rumah lainnya sehingga ibu akan

kehabisan tenaga menjelang kelahiran bayi, persalinan menjadi

panjang dan sulit.

6) Gastrointestinal Upsets

Beberapa ibu mungkin akan mengalami tanda-tanda, seperti diare,

obstipasi, mual, dan muntah karena efek penurunan hormon

terhadap sistem pencernaan.

(Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy, 2018:10)

g. Tanda-Tanda Pada Kala I

1) His belum begitu kuat, datangnya setiap 10-15 menit dan tidak

seberapa mengganggu ibu hingga ia sering masih dapat berjalan.

2) Lambat laun his bertambah kuat: interval lebih pendek, kontraksi

lebih kuat dan lebih lama.

3) Bloody show bertambah banyak.

4) Lama kala I untuk primi 12 jam dan untuk multi 8 jam.

5) Pedoman untuk mengetahui kemajuan kala I adalah “kemajuan

pembukaan 1 cm sejam bagi primi dan 2 cm sejam bagi multi,

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

12

walaupun ketetntuan ini sebetulnya kurang tepat seperti akan

diuraikan nanti”.

(Fitriana Yuni dan Nurwiandani Widy, 2018:12)

2. Nyeri

a. Definisi Nyeri Persalinan

Nyeri adalah apapun yang di alami oleh orang yang mengatakannya,

terdapat kapan saja ia mengatakannya’ (McCaffery, 1979). Selain

pengamatan McCaffery, terdapat faktor-faktor tertentu yang tampak

berkaitan dengan nyeri persalinan yang hebat (Niven, 1992). Faktor-

faktor ini mencakup bayi besar, primipara, tubuh ibu yang kecil dan

intervensi obsterik, misalnya amniotomi, meningkatkan momok

iatrogenesis. Dampak dari faktor seperti durasi persalinan memiliki

makna yang tidak jelas (Mander, 2012:140).

Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus

yang dapat mengakibatkan peningkatan aktifitas sistem saraf simpatis,

perubahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna

kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa

khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2005)

b. Penyebab Nyeri Persalinan Kala I

Kelahiran menyebabkan nyeri karena pada saat berkontraksi pembuluh

darah juga akan berkontraksi/mengkerut sehingga aliran darah yang

menuju sel-sel di uterus dan jalan lahir berkurang. Terjadilah

kekurangan oksigen pada serabut sarafnya dan hal ini yang

menyebabkan nyeri. Dalam perkembangan proses persalinan kontraksi

akan bertambah panjang dan kuat, kekurangan oksigen pada sel-sel

akan semakin meningkathal ini menyebabkan intensitas nyeri juga

akan samakin meningkat.

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

13

Nyeri pada proses persalinan ini juga biasa di sebabkan oleh tarikan

dan tekanan yang terjadi pada jalan lahir. Pada akhir dari proses

persalinan saat terjadi pembukaan jalan lahir lengkap, wanita akan

merasakan mengejan karena dengan mengejan rasa nyeri yang di alami

akan hilang. Bertambahnya ketidaknyamanan ata nyeri pada proses

persalinan juga karena penekanan bagian presentasi janin di organ-

organ yang berada di sekitar jalan lahir seperti kandung kamih, uretra

(saluran kemih) dan colon. Nyeri yang terbesar di rasakan ibu saat

kelahiran adalah nyeri akibat tarikan pada jaringan perineum.

Perineum adalah bagian pelindung dan otot yang memanjang dari

depan vagina atau jalan lahir menuju anus (Nisman, 2011:44).

1) Penekanan pada ujung-ujung syaraf antara serabut otot dari korpus

fundus uterus.

2) Adanya iskemik myometrium dan serviks karena kontraksi sebagai

konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau Karena adnya

vasokonstriksi akibat aktivitas berlebihan dari syaraf simpatis.

3) Adanya proses peradangan pada otot uterus.

4) Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan

rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system syaraf

simpati.

5) Adanya dilatasi dari seviks dan segmen bawah rahim. Nyeri

persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan

segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan

kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi.

6) Rasa nyeri pada saat setiap fase persalinan dihantarkan oleh

segmen saraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala I terutama brasal

dari uterus (Maryunani, 2010:19).

c. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Nyeri Persalinan

1) Kecemasan dan Ketakutan

Kondisi psikologis cemas dan takut sangat berpengaruh pada

fungsi tubuh misalnya organ-organ yang terlibat dalam persalinan

menjadi tidak dapat berfungsi dengan baik, sehingga tenaga

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

14

mengejan menjadi kurang kuat, dorongan dalam tubuh juga tidak

kuat sehingga menghambat proses persalinan.

2) Pengharapan

Orang yang tidak punya harapan biasanya tidak ada usaha

sehingga akan menghambat proses yang di jalan. Harapan yang

kuat menciptakan semangat dan upaya yang kuat pula.

Pengharapan positif dan kuat dapat mengalahkan rasa nyeri dan

membuat seseorang dapat melalui rasa nyeri tersebut dengan

mudah.

3) Penilaian Kognitif

Penilaian kognitif adalah hasil dari pemikiran yang cenderung

rasional. Pemikiran kognitif terhadap suatu hal yang bisa positif

dan juga negatif. Bagaimana cara ibu memandang suatu hal ini

juga akan mempengaruhi sikap atau tindakan ibu terhadap hal

tersebut.

4) Kekuatan atau kemampuan diri

Kekuatan atau kemampuan diri harus diyakini sangat berpengaruh

terhadap setiap proses kehidupan ibu. Saat ibu yakin bahwa kuat

dan mampu menjalani proses maka ini akan menjadi energi yang

luar biasa untuk menyelesaikan proses ini sampai selesai (Nisman,

2011:49).

d. Efek Yang Ditimbulkan Nyeri Persalinan

Terdapat beberapa aspek yang berkaitan dengan nyeri pada persalinan

dapat mempengaruhi proses kelahiran itu sendiri. Pengaruh utama

yang terjadi adalah karena terpicunyasistem simpatis dimana terjadi

peningkatan kadar plasma dari katekolamin,terutama epinefrin

(Maryunani, 2010:24).

Nyeri yang di akibatkan oleh persalinan dapat disimpulkan menjadi

beberapa hal dibawah ini :

1) Psikologis berupa penderitaan, ketakutan dan kecemasan.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

15

2) Kardiovaskuler berupa kardiak output, tekana dara, frekuensi nasi,

dan resistensi perifer sistematik.

3) Metabolik berupa peninkatan kebutuhana O2, asidosis laktat,

hiperglikemia.

4) Gastrointestinal berupa penurunan pengosogan lambung.

5) Rahim/uterus berupa inkoordinasi kontraksi uterus.

6) Fetus/janin berupa asisdosis akibat hipoksia pada janin.

e. Keunikan Nyeri Persalianan

Rasa tidak nyaman dan nyeri dalam persalinan adalah unik. Oleh

karenanya pengalaman persalinan mempunyai suatu kekuatan tinggii

terhadap perolehan pereda nyeri yang memuaskan. Berbagai penelitian

mengunkapkan bahwa kecemasan berkurang jika seseorang

mengetahui kapan peristiwa yang menimbulkan nyeri itu akan terjadi

dan berapa lama rasa tidak nyaman itu akan berlangsug. Biasanya, ibu

mengetahui kapan takasiran lamanya persalinan. Dengan kata lain, ibu

mengetahui persalinan akan terjadi dan ibu mengetahui persalinan

biasanya berlangsung dengan beberapa jam (Maryunani, 2010:14).

Ibu mengetahui penyebab rasa ketidaknyamanan. Paling tidak ibu

mengetahui bahwa hal ini merupakan suatu proses normal yang terjadi

dengan pengeluaran bayinya dan bagian tubuhnya berkontraksi dengan

meregan sampai selesai pristiwa ini. Sebagian besar itu mengenali

bermulanya terjadi persalinan dan tidak takut sesuatu akan terjadi yang

akan membahayakan kehidupannya (Mander, 2012).

Nyeri persalinan tidak konstan tetapi bersifat intermitten:

1) Pada kala I, nyeri merupkan akibat penipisan dan pembentukan

serviks.

a) Pada pembukaan 0-3 cm, nyeri dirasakan sakit dan tidak

nyaman.

b) Pada pembukaan 4-7 cm, nyeri yang dirasakan agak menusuk.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

16

c) Pada pembukaan 7-10, nyeri trasa menjadi lebih hebat,

menusukk dan kaku.

2) Pada awal kala II, nyeri timbul disebabkan oleh penurunan kepla

janin yang menekan dan menarik bagian-bagian di daerah panggul.

3) Kelahiran bayi dan kondisi janin akan mempengaruhi kondisi

emosional ibu sehingga berpengaruh pada rasa nyeri (Maryunani,

2010:16).

f. Intensitas Nyeri Dan Pengukuran Rasa Nyeri

Indikator adanya dan intensitas nyeri yang paling penting adalah

laporan ibu tentang nyeri itu sendiri. Namun demikian,intensitas nyeri

juga dapat ditemukan dengan berbagai macam cara. Salah satu caranya

adalah dengan menanyakan pada ibu untuk menggambarkan nyeri atau

rasa tida nyamannya. Metode lainnya dalah dengan meminta ibu untuk

menggambarkan beratnya nyeri atau rasa tidak nyamannya dengan

menggunakan skala. Skor/nilai skala nyeri dapat dicatat pada flow

chart untuk memberikan pengkajian nyeri ysng berkelanjutan. Metode

yang ketiga adalah dengan meminta ibu untuk membuat tanda x

(silang) pada skala analog. Penggunan skala intensitas nyeri adalah

mudah dan merupakan metode terpercaya dalam menetukan intensits

nyeri ibu. Skala seperti ini memberikan konsistensi bagi petugas

kesehatan untuk berkomunikasi dengan klien/ibu dan petugas

kesehatan lainnya. Komponen-komponen nyeri yang penting dinilai

adalah PAIN: pettern (polanya), area, intensitas dan nature (sifatnya)

(Maryunani, 2010:32).

1) Pola Nyeri (Pattern of pain)

Pola nyeri meliputin waktu terjadinya nyeri, durasi, dan interval

tanpa nyeri. Oleh karena itu, petugas kesehatan dapat menentukan

kapan nyeri mulai, berapa neri beralngsung, dan kapan nyeri

terakhir terjadi. Pola nyeri diukur dengan menggunakan kata-kata

(verbal). Ibu diminta untuk menggambarkan nyeri sebagai variasi

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

17

pola konstan, intermittent atau transient. Ibu juga ditanyakan waktu

dan kapan nyeri beralangsung dan berapa lama nyeri berlaangsung

untuk mngukur saat serangan nyeri dan durasi nyeri.

2) Area Nyeri (Area Of Pain)

Area nyeri adalah tempat pada tubuh dimana nyeri terasa. Petugas

kesehatan dapat menuntukan lokasi nyeri dengan menanyakan

pada pasien untuk menunjukkan area pada tubuh.

3) Intensitas nyeri (Intensity Of Pain)

Intensitas nyeri adalah jumlah nyeri yang terasa. Intensitas nyeri

dapat diukur menggunakan angka 0-10 pada skala nyeri.

4) Nature/sifat nyeri (Nature Of Pain)

Sifat nyeri adalah bagaimana nyeri terasa pada pasien. Sifat nyeri

atau kualitas nyeri dengan menggunakan kata-kata. Lebih jelasnya,

untuk mengukur skala nyeri dapat digunakan alat yang berupa

Verbal Descriptor Scale (VDS)yang terdiri dari sebuah garis lurus

dengan lima kata penjelas dan barupa urutan angka 0-10 yang

mempunyai jarak yag smaa sepanjang garis. Gambar tersebut

disusun dari “tidak nyeri” sampai “nyeri yang tidak tertahankan

atau nyeri sangat berat”. Selain itu,dapat pula di gunakan visual

analog scale (VAS) yang dapat di gunakan untuk mengetahui

tingkat nyeri. Skala ini terdiri dari enam wajah kartun yang

diurutkan dari seorang yang tersenyum (tidak ada rasa sakit),

meningkat wajah yang kurang bahagia hingga wajah yang sedih,

wajah penuh air mata (rasa sakit yang paling buruk) (Maryunani,

2010:33).

Pengukuran nyeri dengan pendekatan objektif yang paling

mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh terhadap

nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan teknik ini juga tidak

dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Potter

& Perry, 2011).

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

18

Gambar 2.1

Visual Analog Scale (VAS)

Table 2.1 Keterangan Analog Visual

Skala Tanda Gejala

0 Tidak nyeri, dapat tersenyum

1-3 Nyeri ringan, ekspresi datar, namun nyeri masih dapat ditolerasi

4-5 Nyeri sedang, ekspresi wajah menunjukkan alis turun ke bawah,

bibir diketatkan

6-7 Nyeri sedang, raut wajah meringis

8-9 Nyeri berat, raut wajah lebih meringis,mata berkaca-kaca

10 Nyeri sangat berat,meringis sampai menangis

g. Strategi Penatalaksanaa Nyeri

1) Manjemen Nyeri Farmakologi

a) Teknik ILA (Intrathecal Labour Analges)

ILA (Intrathecal Labour Analges) adalah meyode pembiusan

lewat suntikan cairan saraf tulang belakang atau tulang spinal

untuk mengurangi rasa nyeri saat melahirkan. Setalah obat

berkerja maka rasa nyeri kontraksi akan perlahan berkurang.

b) Teknik epidural

Teknik melahirkan dengan epidural yaitu cara melahirkan

tanpa sakit yang mempunyai cara mematikaa rasa melalui

suntikan pada syaraf tulang belakang di pinggang hingga

daerah epidural dan reaksinya akan menjalar ke perut. Obat

yang di gunakan pada teknik epidural akan memblok rasa sakit

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

19

di daerah rahim, leher rahim, dan vagina bagian atas

(Maryunani, 2010:79)

2) Manajemen Nyeri Non Farmakologi

Pengelolaan nyeri persalinan secara non farmakologi mempunyai

beberapa keuntungan melebihi pengelolaan nyeri secara

farmakologis, apabila tindakan pengontrolan nyeri d iberikan

memadai. Beberapa teknik non farmakologi yang dapat

meningkatkan kenyamanan dalam menghadapi proses persalinan

yakni relaksasi, tehnik pernapasan, pergerakan dan perubahan

posisi, akupupresur, massase, hidroterapi, music, hypnobriting,

water birth (Maryunani, 2010:97).

2. Akupresur

a. Definisi Akupresur

Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi yang

paling efektif dalam manajemen nyeri persalinan. Akupresur

disebut juga akupuntur tanpa jarum, atau pijat akupuntur, atau

pengembangan dari teknik akupuntur (Maryunani, 2010:115).

Akupresur merupakan salah satu teknik nonfarmakologi dalam

manajemen nyeri persalinan. Akupresur berasal dari China yang

telah ada sejak lima ribu tahun lalu dan merupakan kumpulan dari

pengalaman dan penelitian dari abad ke abad yang dikembangkan

sampai sekarang. Perkembangan akupresur tidak saja di negeri

China, tetapi berkembang di Asia Timur sampai Eropa dan di

Indonesia sudah ada sebelum perang dunia kedua, dan samapai saat

ini lebih banyak berkembang dikalangan pengobatan tradisional

karena merupakan pengobatan yang murah dan mudah (Khadka,

2011).

b. Teori Dasar Akupresur

Falsafah yang mendasari akupresur adalah

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

20

1) Taoisme

Falsafah ini mengatakan bahwa jagad raya kehidupan atau

makhluk hidup termasuk manusia terdiri dari 2 unsur, yaitu

unsur yin dan yang, merupakan yang mempengaruhi kesehatan.

Manusia yang sehat memiliki kedua unsur yin dan yang

seimbang. Jika salah satu lebih dominan berarti kesehatan

terganggu atau bisa dikatakana tidak sehat tetapi akupresur

bertujuan untuk menyeimbangkan yin dan yang (Sukanta,

2003:4).

2) Teori Lima Unsur (U Sing)

Setiap fenomena di seluruh semesta di bentuk dai hasil

pergerakan dari lima unsur yang memiliki sifat “ kayu, api,

tanah, logam, dan air”. Kelima unsur tadi memiliki hubungan

menghidupi dan membatasi. Menerangkan hubungan antara

organ dan bagian lain di dalam tubuh, baik dalam keadaan

sehat maupun sakit. Organ padat seperti hati, jantung,

perikardio, limpa, paru-paru, dan ginjal, organ tersebut bersifat

yin . Organ berongga meliputi kandung empedu, usus kecil,

lambung, usus besar dan kandung kemih di anggap organ luar

bersifat yang, seluruh organ tersebut memiliki hubungan

(Helena Laksmi Dewi, 2017).

c. Manfaat dan Tujuan Akupresur

Akupresur bermanfaat untuk promotif, pencegahan penyakit,

penyembuhan penyakit, dan rehabilitasi. Dalam tindakan promotif,

akupresur bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh

walaupun tidak sedang sakit. Manfaat akupresur dalam pencegahan

penyakit dipraktikkan secara teratur pada saat-saat tertentu

menurut aturan yang sudah ada, yaitu sebelum sakit. Tujuannya

adalah untuk mencegah masuknya sumber penyakit dan

mempertahankan kondisi tubuh. Bermanfaat juga untuk

menyembuhkan sakit dan dipraktikkan ketika dalam keadaan sakit.

Dalam teori Departemen Kesehatan, 1996, akupresur bermanfaat

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

21

untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan kekuatan tubuh,

mencegah penyakit tertentu, mengatasi keluhan dan penyakit

ringan, serta memulihkan kondisi tubuh. Sementara dari model

medis, teknik akupresur dapat bermanfaat untuk pelepasan

endorphin, memblok reseptor nyeri ke otak, dilatasi serviks dan

meningkatkan efektivitas kontraksi uterus (Sukanta, 2003)

Akupresur ditujukan untuk mengembalikan keseimbangan yang

ada didalam tubuh, dengan memberikan rangsangan agar aliran

energi kehidupan dapat mengalir dengan lancar (Depkes, 1996).

Akupresur juga bertujuan untuk menyeimbangkan Yin dan Yang

(Sukanta, 2008)

d. Meridian dan Manipulasi atau Perangsangsan Akupresur

Semua organ Zhang dan organ Fu berhubungan erat satu sama lain

melalui suatu sistim yang di sebut sebagai meridian. Meridian

adalah suatu sistim yang di bayangankan sebagai serangkaian

saluran seferti jaringan namun tidak dapat dibuktikan secara

anatomi.

Meridian terbagi atas jaringan longitudinal disebut: Jing dan

jaringan transversal yang disebut : Luo. Jing dan Luo ini membuat

jalur meridian serupa dengan jaringan yang terbentuk dari garis

tegak lurus ( Jin ) dan garis horizontal ( Luo ).

Teknik rangsangan pada akupresur merupakan teknik pemijatan

yang dilakukan berdasarkan hasil pemeriksaan klien dan

penegakan diagnose. Teknik rangsangan di bagi menjadi dua

1) Teknik Penguatan (Tonifikasi)

a) Pemijatan di lakukan pada titik akupresur yang dipilih

maksimal 30 kali atau ≤ 15 menit

b) putaran atau tekanan.

c) Arah putaran searah dengan jarum jam

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

22

d) Tekanan yang digunakan sedang, tidak kuat

e) Titik yang di pilih maksimal 10 titik akupresur

f) Jika pemijatan di lakukan pada area jalur meridian, arah

pemijatan harus searah dengan jalur perjalanan meridian.

2) Teknik Pelemahan ( Sedasi )

a) Pemijatan di lakukan pada titik akupresure yang di pilih

antara 40-60 kali putaran atau tekanan atau 15 – 25 menit

b) Arah putaran berlawanan dengan jarum jam

c) Tekanan pemijatan yang di gunakan sedang sampai kuat

d) Titik yang di pilih di sesuaikan dengan kebutuhan

e) Jika pemijatan di lakukan pada area jalur meridian, arah

pemijatan harus berlawanan arah dengan jalur perjalanan

meridian.

e. Meridian dan Titik Akupresur

Meridian adalah jaringan saluran energy kehidupan didalam tubuh.

Meridian terdiri dari 600 titik. Titik meridian tersebut

menyeimbangkan energi tubuh berfungsi. Sebagian besar titik-titik

akupresur berada disepanjang meridian. Yang dimaksud dengan

titik akupresur adalah simpul meridian tempat terpusatnya energi

kehidupan (CI) dan merupakan titik perangsangan untuk

menimbulkan keseimbangan kesehatan tubuh. Titik meridian ini

disebut dengan acupoint. Setiap acupoint mempunyai efek khusus

pada sistem tubuh, atau organ tertentu. Menstimulasi dan memijat

secara lembut titik tersebut akan terjadi perubahan fisiologi tubuh

dan akan mempengaruhi keadaan mental dan emosional (Bazar,

2008 dalam Mijayati, 2016).

Saat ini lebih dari 360 acupoint di meridian seluruh tubuh dan

sekarang banyak lagi ditemukan titik-titik tambahan. Kebanyakan

acupoint ini terletak bilateral/ didua sisi tubuh, oleh sebab itu

akupresur di lakukan pada kedua sisi tubuh kecuali acupoint yang

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

23

terletak dibagian tengan tubuh. Lokasi acupoint ini terletak sedikit

dalam, diantara tulang, otot, atau tendon. Setelah mencapai daerah

dekat titik, perlu diperhatikan dan disisakan waktu sebentar untuk

merasakan daerah tersebut dengan jari yang sensitive. Selalu ada

daerah yang lebih sedikit sensitive dan pada keadaan yang

imbalans acupoint biasanya lebih lembut dari sekitarnya (Turana,

2004)

f. Persiapan Tindakan Akupresur

Di dalam praktek akupresur, seorang akupresur atau siapa saja

yang ingin mempraktekkan akupresur perlu memperhatikan dan

mengetahui kondisi umum penderita, seperti kondisi pasien,

kondisi ruangan, posisi pasien dan akupresur, serta cara melakukan

tindakan atau teknik akupresur (Sukanta, 2008)

Kondisi pasien yang perlu diperhatikan sebelum melakukan teknik

akupresur adalah sebaiknya pasien tidak dalam keadaan emosional

(marah, takut, terlalu gembira, atau sedih), tidak terlalu lapar atau

terlalu kenyang , titik acupoint tidak dalam keadaan luka atau

bengkak, dan untuk pasien yang lemah kondisinya akupresur hanya

diperlukan untuk menguatkan kondisinya dan jumlah titik yang

diperginakan jangan terlalu banyak. Selain kondisi pasien juga

perlu diperhatikan keadaan tempat dilakukan tindakan akupresur,

seperti suhu dalam kamar jangan terlalu panas atau terlalu dingin,

sirkulasi udara hendaknya lancar (tidak pengap) dan udara kamar

segar, tempat bersih, dan jangan melakukan tindakan akupresur

ditempat yang berasap dan peralatan yang dipergunakan harus

bersih, tidak tajam, dan tidak menyakitkan. Posisi pasien yang baik

dalam melakukan tindakan akupresur adalah dalam posisi duduk

atau berbaring dalam keadaan nyaman dan santai. Posisi akupresur

hendaklah berada pada keadaan yang bebas bergerak dan nyaman

untuk melakukan tindakan akupresur, tangan akupresur dicuci

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

24

bersih sebelum melakukan tindakan, kuku jari tidak panjang dan

tajam (Sukanta, 2008)

Teknik akupresur pada bagian pada bagian tertentu tubuh akan

mengakibatkan aliran energi vital didalam tubuh berjalan lancar

sehingga keluhan penyakit berkurang atau sembuh sesuai dengan

tujuan akupresur. Cara yang perlu di lakukan akupresur dalam

akupresur ini, yaitu dengan menekan dan memutar, atau mengurut

di sepanjang meridian. Teknik akupresur di mulai setelah

menemukan acupoint yang tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik

acupoint yang berupa rasa nyeri atau pegal. Setiap pemberian

rangsangan pada titik acupoint akan memberikan reaksi terhadap

daerah sekitar titik tersebut, daerah yang di lintasi oleh meridian

titik tersebut, organ yang mempunyai hubungan dengan titik

tersebut. Oleh karena itu setiap pemijatan/rangsangan yang akan

dilakukan harus di perhatikan secara cermas, reaksi apa yang perlu

ditimbulkan, reaksi penguatan (Yang) atau reaksi melemahkan

(Yin)

(Sukanta, 2008)

Teknik perangsangan yang bersifat Yang adalah menguatkan,

biasanya di lakukan dengan 30 kali pijat setiap titik, atau kalau di

putar, putarannya mengikuti arah jarum jam. Kalau di urut maka

urutannya di mulai dari arah sumber energy dari titik awal (nomor

kecil) ke arah akhir (nomor besar) pada meridian bersangkutan.

Teknik perangsangan bersifat Yin atau melemahkan, biasanya di

lakukan dengan pijatan lebih dari 30 kali, atau sekitar 50 kali pada

setiap titik pijat. Jika pijatan di putar maka putarannya melawan

arah jarum jam. Kalau di urut melawan aliran energi (dari nomor

besar ke nomor kecil) (Sukanta, 2008)

Teknik akupresur di lakukan dengan berbagai cara yang aman,

tidak melukai kulit atau menyebabkan pecahnya pembuluh darah,

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

25

yaitu menggunakan beberapa alternatif cara berikut: menggunakan

jari jempol, menggunakan beberapa jari tangan yang disatukan,

hanya jari telunjuk saja, atau dengan telapak tangan, membuat

gerakan cubitan halus, tetapi tidak sampai memar, menepuk-nepuk

atau memukul-mukul ringan, dan menggosok dengan jari jempol

atau telapak tangan. Penekanan pada saat awal harus di lakukan

dengan lembut, kemudian secara bertahap kekuatan penekanan

ditambah sampai terasa sensasi yang ringan tetapi tidak sakit

(Sukanta, 2008)

g. Cara Pemijatan dan Kontraindikasi Pemijatan

1) Cara Pemijatan

Ada beberapa cara memijat titik acupoint dengan

menggunakan anggota tubuh jemari tangan, telapak tangan,

dan siku. Berikut penjelasan singkatnya

a) Memijat tengkuk pada titik kantung empedu 20. Tekan

perlahan titik tersebut dengan ibu jari sesuai kebutuhan

berdasarkan dari keluhan pasien.

b) Menekan dan memutarkan jemari pada area bahu atau

punggung, searah jarum jam atau berlawanan sesuaikan

dengan keluhan pasien.

c) Gunakan telapak tangan untuk daerah yang lebar seperti

punggung, dengan kekuatan disesuaikan dengan

kenyamanan pasien. Biasanya ditekan naik turun dengan

lembut, diputar searah jarum jam atau sebaliknya sesuai

keluhan pasien.

d) Pijatan dengan ujung jari yang ditekuk, biasanya

digunakan untuk mencapai titik dalam otot tebal/gemuk.

e) Memijat dengan kedua pangkal tangan digeser kiri kanan

atau naik turun secara bersamaan di sesuaikan dengan

kebutuhan dan keluhan pasien.

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

26

f) Pijat menggunakan siku untuk daerah yang keras dan tebal

supaya efek pijatan dapat tercapai.

g) Menggunakan dua jempol pada dua titik depan dan

belakang persendian.

h) Menggunakan jari jampol untuk titik usus besar 4 dengan

cara naik turun maupun mengurut sesuai keperluan dan

keluhan pasien.

i) Memijat lembut pada titik pelipis, bisa di lakukan searah

jarum jam atau berlawanan di sesuaikan dengan kebutuhan

dan keluhan pasien.

j) Memijat dan mengurut lokasi meridian di daerah punggung

kaki dengan jemari tangan naik turun, mengurut searah

meridian atau berlawanan sesuai kebutuhan pasien.

(Helena Laksmi Dewi, 2017)

2) Hal-hal yang perlu Diperhatikan dalam Pemijatan Akupresur

a) Kebersihan Terapis

Mencuci tangan dengan air yang mengalir dan

menggunakan sabun antiseptic sebelum melakukan dan

setelah melakukan terapi sangatlah penting. Hal tersebut

dilakukan untuk mencegah penularan penyakit antara

terapis dengan pasien (Hartono, 2012)

b) Bagian-bagian Yang Tidak Dapat Dipijat

Pemijatan tidak dapat di lakukan pada kondisi kulit

terkelupas, tepat pada bagian tulang yang patah, dan tepat

pada bagian yang bengkak.

c) Pasien Dalam Kondisi Gawat

Penyakit yang tidak boleh di pijat adalah tiga penyakit yang

dapat menyebabkan kematian tiba-tiba, yaitu ketika terjadi

serangan jantung, gagal napas oleh paru-paru, dan penyakit

pada saraf otak (misalnya stroke, pecah pembuluh darah,

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

27

dan cidera otak). Apabila terapis menemukan gejala-gejala

diatas segera rujuk kerumah sakit karena penanganan yang

keliru dapat menyebabkan pasien terlambat mendapatkan

pengobatan yang lebih baik (Hartono, 2012)

h. Lokasi Titik Akupresur Saat Persalinan

1) Titik Kandung Kemih 32 (Bladder 32 Point)

Gambar 2.2

Titik Kandung Kemih 32

Titik BL32 disebut juga dengan Ciliao, terletak di punggung

bawah antara lesung bokong. Pijatan di titik ini dapat

bermanfaat memicu kontraksi dan membantu meringankan

masalah sistem reproduksi wanita (Yusra, 2018).

Lokasi titik ini kira-kira sepanjang jari telunjuk wanita di atas

lipat bokong selebar ibu jari di sisi tulang belakang. Saat

persalinan mulai, awali teknik akupresur dengan melakukan

penekanan pada titik ini dengan menggerakkan jari menuruni

tulang belakang ( kira-kira selebar ibu jari) sejalan dengan

kemajuan persalinan.

Teknik akupresur, tempatkan jari pada titik akupresur dan

lakukan tekanan yang lembut. Tekanan dapat di tingkatkan

dengan melakukan penekanan kea rah belakang pada awal

kontraksi. Titik ini lebih banyak di gunakan karena

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

28

menimbulkan efek anestesi pada kontraksi yang kuat, terlihat

jelas efek ini saat penekanan di hentikan. Penenkanan pada

titik ini akan menimbulkan rasa hangat, geli dan agak sakit.

Jika terasa sangat sakit, lakukan penekanan pada sekitar tulang.

Titik ini sering di gunakan pada wanita dengan posisi

menunduk atau berlutut pada lantai, meja, tempat tidur, dll.

Teknik ini dapat juga efektif di gunakan dalam air, namun

kurang fleksibel pada sebagian orang. Penekanan kuat pada

titik BL 32 dapat di lakukan pada wanita bersalin yang selalu

ingin mengedan sedangkan serviks belum cukup berdilatasi

(Arifin, 2008)

2) Titik Usus Besar LI 4 (Large Intestine 4 point)

Gambar 2.3

Titik Usus Besar LI 4

Titik Usus Besar 4 (LI4) dikenal dengan nama Hoku, titik ini

terletak pada sudut anyaman antara jari jempol dan jari telunjuk.

Titik LI4 dapat menginduksi persalinan dan menyebabkan bayi

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

29

masuk ke rongga panggul, tidak hanya itu, titik LI4 juga dapat

meringankan rasa sakit akibat kontraksi yang datang (Yusra,

2018 dalam Mijayati, 2016).

Salah satu titik yang termasuk dalam meridian yang ming Usus

Besar yang mana di mulai dari ujung jari telunjuk sampai di

antara pertemuan tulang metacarpal 1 dan 2, ke atas masuk ke

dalam lekukan tendon M ekstensor posisi longus dan brevis,

berjalan terus sisi radial lengan bawah sampai dilateral sudut

lipat siku, berjalan lagi menyusuri tepi lateral dengan lengan

atas menuju bahu lalu berjalan ke belakang berjumpa dengan

meridian-meridian di titik ta cui (Gv 14) kembali lagi ke dalam

hubungan dengan paru-paru kemudian menembus di afragma

dan tiba pada usus besar merangsang hormon endorphin dalam

tubuh.

LI4 memiliki peranan sebagai penerang sehingga di gunakan

dalam kondisi yang menyakitkan baik meridian maupun organ,

khususnya pada lambung, usus, dan uterus sehingga efektf di

gunakan dalam mempercepat proses persalinan.

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut

Dasar hukum yang mengatur pelayanan pengobatan nonfarmakologi, antara

lain:

1. Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan

a. Bab I Ketentuan Umum Pasal 1, bulir 16 yang berbunyi “Pelaayanan

kesehatan tradisional adalah pengobatan dana tau perawatan dengan

cara dan obat, yang mengacu pada pengalaman dan keterampilan

turun-temurun secara empiris, yang dapat di pertanggungjawabkan dan

di terapkan sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat.”

b. Bab Ketiga Pelayanan Kesehatan Tradisional Pasal 59 s/d pasal 61

1) Pasal 59, bulir pertama berbunyi “Berdasarkan cara

pengobatannya, pelayanan kesehatan tradisional terbagi menjadi

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

30

pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan keterampilan

dan pelayanan kesehatan tradisional yang menggunakan ramuan”.

Bulir kedua berbunyi “pelayanan kesehatan tradisional

sebagaimana di maksud pada ayat (1) di bina dan di awasi oleh

Pemerintah agar dapat di pertanggungjawabkan manfaat dan

keamanannya serta tidak bertentangan dengan norma agama”.

Bulir ketiga berbunyi “ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara

dan jenis pelayanan kesehatan tradisional sebagaimana di maksud

pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah”.

2) Pasal 60, bulir pertama berbunyi “setiap orang yang melakukan

pelayanan kesehatan tradisional menggunakan alat dan teknologi

harus mendapat izin dari lembaga kesehatan yang berwenang”.

Bulir kedua berbunyi “penggunaan alat dan teknologi

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus dapat

dipertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya serta tidak

bertentangan dengan norma agama dan kebudayaan masyarakat”.

3) Pasal 61, bulir pertama berbunyi “masyarakat di beri kesempatan

yang seluas-luasnya untuk mengembangkan, meningkatkan dan

meggunakan pelayanan kesehatan tradisional yang dapat di

pertanggungjawabkan manfaat dan keamanannya”. Bulir kedua

berbunyi “pemerintah mengatur dan mengawasi pelayanan

kesehatan tradisional sebagaimana di maksud pada ayat (1) dengan

di dasarkan pada keamanan, kepentingan, dan perlindungan

masyarakat.

c. Bab Keenam Upaya Kesehatan Bagian Kesatu Umum Pasal 48. Bulir

pertama berbunyi “penyelenggaraan upaya kesehatan sebagaimana

dimaksud dalam pasal 47 dilaksanakan melalui kegiatan: pelayanan

kesehatan; pelayanan kesehatan tradisional; peningkatan kesehatan dan

pencegahan penyakit; penyembuhan penyakit dan pemulihan

kesehatan; kesehatan reproduksi; keluarga berencana; kesehatan

sekolah; kesehatan olahraga; pelayanan kesehatan pada bencana;

pelayanan darah; kesehatan gigi dan mulut; penanggulangan gangguan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

31

penglihatan dan gangguan pendengaran; kesehatan matras;

pengamanan dan penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan;

pengamanan makanan dan minuman; pengamanan zat adiktif, dan

bedah mayat. Bulir kedua berbunyi “penyelenggaraan upaya kesehatan

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) didukung oleh sumber daya

kesehatan”.

2. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 1076/Menkes/SK/2003 tentang

Pengobatan tradisional.

3. Peratutan Menteri Kesehatan RI Nomor 1109/menkes/Per/IX/2007 tentang

Penyelenggaraan-Alternatif pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

4. Keputusan Menteri Kesehatan RI, No. 120/Menkes/SK/II/2008 tentang

Standar Pelayanan Hiperbarik.

5. Keputusan Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik, No.

HK.03.05/I/199/2010 tentang Pedoman Kriteria Penetapan Metode

pengobatan Komplementer dan Alternatif yang Dapat Diintegritasikan pada

Fasilitas Pelayanan Kesehatan.

Berdasarkan UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4

TAHUN 2019 tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan, kewenangan

yang di miliki bidan meliputi :

Pasal 46

a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan bertugas memberikan

pelayanan yang meliputi:

1) pelayanan kesehatan ibu;

2) pelayanan kesehatan anak;

3) pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana;

4) pelaksanaan tugas berdasarkan pelimpahan wewenang; dan/atau

5) pelaksanaan tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu.

b. Tugas Bidan sebagaimana di maksud pada ayat (1) dapat di laksanakan

secara bersama atau sendiri.

c. Pelaksanaan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) di laksanakan

secara bertanggung jawab dan akuntabel.

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

32

Pasal 47

a. Dalam menyelenggarakan Praktik Kebidanan, Bidan dapat berperan

sebagai:

1) pemberi Pelayanan Kebidanan;

2) pengelola Pelayanan Kebidanan;

3) penyuluh dan konselor;

4) pendidik, pembimbing, dan fasilitator klinik;

5) penggerak peran serta masyarakat dan pemberdayaan perempuan;

dan/atau

6) peneliti.

b. Peran Bidan sebagaimana di maksud pada ayat (1) di laksanakan sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

C. Hasil Penelitian Terkait

Berdasarkan jurnal Fransiskan Nova Nanur dan Masruroh 2013 yang berjudul

“ Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Nyeri Persalinan Kala I

Fase Aktif “, menerangkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dari 22 orang,

dimana median nyeri sebelum diberikan teknik akupresur adalah 7 dengan

nyeri terendah adalah 5 dan nyeri tertinggi adalah 8. Rerata nyeri 6,64 dengan

standar deviasi 1,049. Dari hasil estimasi dapat disimpulkan bahwa rata-rata

skala nyeri berada diantara skala 6,17 sampai dengan skala 7,10. Setelah

diberikan akupresur median nyeri 5 dengan nyeri minimum 2 dan maksimum

6, rerata nyeri 4,64 dengan simpang baku 1,049. Hasil analisis uji diperoleh

nilai p value 0,0001 (α = 0,05) artinya ada perbedaan nyeri sebelum dan

setelah diberikan teknik akupresur. Berdasarkan hasil tersebut dapat

disimpulkan bahwa ada pengaruh significant pemberian teknik akupresur.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

33

Berdasarkan jurnal Hutagaol, Isabela (12 Oktober 2010) yang berjudul “

Pengaruh Pemberian Teknik Akupresur Terhadap Penurunan Nyeri Persalinan

Kala I Pada Primipara “, menerangkan bahwa berdasarkan hasil penelitian dari

13 orang. Kelompok intervensi terdiri dari 7 orang dan kelompok control

terdiri dari 6 orang. Metode pengambilan sampel yang digunakan berupa

kuisioner data demografi dan lembar observasi intensitas nyeri yang dirasakan

ibu pada setiap kontraksi sebelum dan setelah intervensi. Hasil penelitian diuji

dengan menggunakan program SPSS versi 17 dengan menggunakan analisis

deskriptif untuk mengetahui frekuensi, persentase. Uji paired sample t-test

digunakan untuk mengetahui rata-rata, standart deviasi dan membandingkan

intensitas nyeri sebelum dan setelah intervensi. Berdasarkan hasil analisa data

uji paired sample t-test diketahui bahwa intensitas nyeri sebelum dan setelah

intervensi akupresur berbeda secara signifikan yaitu p= 0,000 (p˂0,05).

Dengan demikian dapat dibuat kesimpulan bahwa teknik akupresur

berpengaruh terhadap penurunan nyeri persalinan kala I pada ibu primipara.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Persalinan

34

D. Kerangka Teori

Sumber : Maryunani, 2010

Nyeri

Persalinan

Pengendalian nyeri

nonfarmakologi

a. Relaksasi

b. Tehnik pernapasan

c. Pergerakan dan

Perubahan posisi

d. Akupresure

e. Massase

f. Hidroterapi

g. Music

h. Hypnobriting

Manfaat Akupresur

a. Untuk mengurangi nyeri

pada persalinan

b. Untuk mengatasi nyeri

pada persalinan

c. Dan untuk memperlancar

persalinan

Pengendalian nyeri

farmakologi

a. Teknik Intrathecal

Labour Analges

b. Teknik Epidural