BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN...

20
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasus 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan didefiniskan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional. Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimaAna trimester kesatu berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13 hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke- 40). (Sarwono Prawirohardjo, 2014) Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010). Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi- intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009). Kehamilan dibagi atas 3 triwulan ( trimester ) a) Kehamilan triwulan I antara 0 13 minggu b) Kehamilan triwulan II antara 14 27 minggu c) Kehamilan triwulan III antara 28 40 minggu (Sulistyawati,2009) 2. Nyeri Punggung Pada Kehamilan Nyeri Punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu tetapi dapat dialami sepanjang masa kehamilan hingga periode pasca natal. Wanita

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kasus

1. Pengertian Kehamilan

Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional, kehamilan

didefiniskan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan ovum

dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila dihitung dari saat fertilisasi

hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan berlangsung dalam waktu 40

minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut kalender internasional.

Kehamilan terbagi dalam 3 trimester, dimaAna trimester kesatu

berlangsung dalam 12 minggu, trimester kedua 15 minggu (minggu ke-13

hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-

40). (Sarwono Prawirohardjo, 2014)

Kehamilan adalah merupakan suatu proses merantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses

patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal

tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-

intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009).

Kehamilan dibagi atas 3 triwulan ( trimester )

a) Kehamilan triwulan I antara 0 – 13 minggu

b) Kehamilan triwulan II antara 14 – 27 minggu

c) Kehamilan triwulan III antara 28 – 40 minggu

(Sulistyawati,2009)

2. Nyeri Punggung Pada Kehamilan

Nyeri Punggung merupakan gangguan yang banyak dialami oleh

ibu hamil yang tidak hanya terjadi pada trimester tertentu tetapi dapat

dialami sepanjang masa kehamilan hingga periode pasca natal. Wanita

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

6

yang pernah mengalami nyeri punggung sebelum kehamilan beresiko

tinggi mengalami hal yang sama ketika hamil. Nyeri punggung pada

kehamilan dapat terjadi akibat pertumbuhan uterus yang menyebabkan

perubahan postur, dan juga akibat pengaruh hormon relaksin terhadap

ligamen. Terdapat beberapa langkah sederhana yang dapat dianjurkan

bidan kepada ibu untuk mengurangi rasa tidak nyaman seperti

mempertahankan postur tubuh yang baik, menggunakan posisi yang tepat

ketika mengangkat sesuatu yang berat dan tidak berdiri terlalu lama.

Instruksi untuk pelatihan panggul juga dapat diberikan dan disertai dengan

menggunakan korset maternitas. Ibu hamil yang melakukan diet sehat dan

latihan fisik teratur seperti berjalan atau berenang dapat meminimalkan

kondisi ini dengan mudah. (Diane M, dkk. 2009)

3. Penyebab nyeri punggung Pada kehamilan

Secara umum, nyeri punggung yang terjadi pada ibu hamil

dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu perubahan postur tubuh selama

kehamilan, hal ini sejalan dengan bertambahnya berat badan secara

bertahap selama kehamilan dan redistribusi pemusatan, pengaruh

hormonal pada struktur ligamen, pusat gravitasi tubuh bergeser kedepan

dan jika dikombinasikan dengan peregangan otot abdomen yang lemah,

hal ini sering mengakibatkan lekukan pada tulang lumbal yang disertai

pembulatan pada bahu serta dagu yang menggantung. ada kecenderungan

bagi otot pinggang untuk memendek jika otot abdomen meregang

sehingga dapat menyebabkan ketidakseimbangan otot disekitar pelvis,

dan tegangan tambahan dapat dirasakan diatas ligamen tersebut.

Akibatnya adalah nyeri punggung yang biasanya berasal dari sakroiliaka

atau lumbal, dan dapat menjadi gangguan pinggang jangka panjang jika

keseimbangan otot dan stabilitas pelvis tidak dipulihkan setelah

melahirkan, aktivitas selama kehamilan juga menjadi faktor terjadinya

nyeri pinggang selama kehamilan, banyak tugas rumah tangga seperti

menyetrika atau menyiapkan makanan yang dapat dilakukan dalam posisi

duduk, bukan berdiri tetapi dilakukan dengan berdiri dalam waktu yang

lama, termasuk jika ibu hamil harus mengangkat objek berat maka terjadi

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

7

tegangan pada otot panggul, semua gerakan berputar sambil mengangkat

merupakan gerakan yang berbahaya dan tidak boleh dilakukan.

(Diane M Fraser. 2009)

4. Gejala Nyeri Punggung

Nyeri merupakan perasaan yang sangat subjektif dan tingkat

keparahannya sangat dipengaruhi oleh pendapat pribadi dan keadaan saat

nyeri punggung dapat sangat bervariasi dari satu orang ke orang lain.

Gejala tersebut meliputi:

a. Sakit

b. Kekakuan

c. Rasa baal / mati rasa

d. Kelemahan

e. Rasa kesemutan (seperti ditusuk peniti dan jarum)

5. Pengkajian Terhadap Nyeri

Tidak ada cara yang tepat untuk menjelaskan seberapa berat nyeri

seseorang. Tidak ada test yang dapat mengukur intensitas nyeri, tidak ada

alat imaging ataupun alat penunjang dapat menggambarkan nyeri, dan

tidak ada alat yang dapat menentukan lokasi nyeri dengan tepat. Individu

yang mengalami nyeri adalah sumber informasi terbaik untuk

menggambarkan nyeri yang dialaminya. Beberapa hal yang harus dikaji

untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain :

a. Intensitas Nyeri

Minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada skala verbal.

Misal, tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat atau

sangat nyeri, atau dengan membuat skala nyeri yang sebelumnya

bersifat kualitatif menjadi bersifat kuantitatif dengan menggunakan

skala 0-10 yang bermakna 0 = tidak nyeri dan 10 = nyeri sangat hebat

(Fauziah A, dkk, 2012).

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

8

b. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan lokasi nyeri,

durasi nyeri (menit, jam, hari atau bulan), irama/periodenya (terus

menerus, hilang timbul, periode bertambah atau berkurangnya

intensitas), dan kualitas (nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri

dalam atau superfisial, atau bahkan seoerti di gencet) (Fauziah A, dkk,

2012).

Karakteristik dapat juga dilihat nyeri berdasarkan metode PQRST,

P Provocate, Q Quality, R Region, S Severe, T Time.

1. P : Provocate, tenaga kesehatan harus mengkaji tentang penyebab

terjadinya nyeri pada penderita, dalam hal ini perlu dipertimbangkan

bagian-bagian tubuh mana yang mengalami cidera termasuk

menghubungkan antara nyeri yang diderita dengan faktor

psikologisnya, karena bisa terjadi nyeri hebat karena dari faktor

psikologis bukan dari lukanya.

2. Q : Quality, kualitas nyeri merupakan sesuatu yang subyektif yang

diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendiskripsikan nyeri

dengan kalimat nyeri seperti ditusuk, terbakar, sakit nyeri dalam

atau superfisial, atau bahkan seperti di gencet.

3. R : Region, untuk mengkaji lokasi, tenaga kesehatan meminta

penderita menunjukan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak

nyaman. Untuk melokalisasi lebih spesifik maka sebaiknya tenaga

kesehatan meminta penderita menunjukan daerah yang nyerinta

minimal sampai kearah nyeri yang sangat. Namun hal ini akan sulit

dilakukan apabila nyeri yang dirasakan bersifat menyebar atau

difuse.

4. S : Severe, tingkat keparahan merupakan hal yang paling subyektif

yang dirasakan oleh penderita, karena akan diminta bagaimana

kualitas nyeri, kualitas nyeri harus bisa digambarkan menggunakan

skala yang sifatnya kuantitas.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

9

5. T : Time, tenaga kesehatan mengkaji tentang awitan, durasi, dan

rangkaian nyeri. Perlu ditanyakan kapan mulai muncul adanya

nyeri, berapa lama menderita, seberapa sering untuk kambuh dan

lain-lain (Fauziah A, dkk, 2012).

c. Skala atau Pengukuran Nyeri

1. Skala Deskripsi Intensitas Nyeri Sederhana

Sumber Fauziah A dkk, 2012: 35

Gambar 2.1 Skala Deskripsi Intensitas Nyeri

Sederhana

2. Skala Intensitas Nyeri Numerik

Sumber Fauziah A dkk, 2012: 36

Gambar 2.2 Skala Intensitas Nyeri Numerik

3. Skala Analog Visual

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

10

Sumber Fauziah A dkk, 2012: 36

Gambar 2.3 Skala Analog Visual

4. Skala Nyeri “Muka”

Sumber Fauziah A dkk, 2012: 36

Gambar 2.4 Skala Nyeri Muka

d. Efek nyeri terhadap aktivitas sehari-hari

Kaji aktivitas sehari-hari yang terganggu akibat adanya nyeri seperti

sulit tidur, tidak nafsu makan, sulit konsentrasi. Nyeri akut sering

berkaitan dengan ansietas dan nyeri kronis dengan depresi.

e. Kekhawatiran individu tentang nyeri

Mengkaji kemungkinan dampak yang dapat diakibatkan oleh nyeri

seperti beban ekonomi, aktivitas harian, prognosis, pengaruh terhadap

peran dan perubahan cita diri.

f. Mengkaji respon fisiologik dan prilaku terhadap nyeri

Perubahan fisiologis involunter dianggap sebagai indikator nyeri yang

lebih akurat. Respon involunter seperti meningkatnya frekuensi nadi

dan pernafasan, pucat dan berkeringat adalah indikator ransangan saraf

otonom dan bukan nyeri. Respon prilaku terhadap nyeri dapat berupa

menagis, merintih, merengut, tidak menggerakan bagian tubuh,

mengepal atau menarik diri. Respon lain dapat berupa mudah marah

atau tersinggung (Fauziah A, dkk, 2012).

6. Penanganan Nyeri Punggung Pada Kehamilan

Kebutuhan fisiologis untuk menangani nyeri pinggang dan punggung

bagian bawah menurut Ummi Hani (2010) ialah:

1. Gunakan mekanisme tubuh yang baik untuk mengangkat barang yang

jatuh, misalnya dengan jongkok, lebarkan kaki dan letakkan satu kaki

sedikit di depan.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

11

2. Hindari sepatu hak tinggi, hindari pekerjaan dengan beban yang terlalu

berat.

3. Gunakan bantal waktu tidur untuk meluruskan punggung.

4. Gunakan kasur yang keras untuk tidur.

5. Senam hamil.

6. Massase daerah pinggang dan punggung.

7. Senam Hamil

Senam hamil adalah suatu bentuk latihan guna memperkuat dan

mempertahankan elastisitas otot-otot dinding perut, ligament-ligamen, serta

otot dasar panggul yang berhubungan dengan proses persalinan. Latihan ini

berfungsi untuk memperkuat stabilitas inti tubuh yang akan membantu

memelihara kesehatan tulang belakang. Mempunyai kekuatan tubuh yang baik

dapat meningkatkan keseimbangan dan kestabilan individu serta

meminimalkan risiko trauma tulang belakang ataupun jatuh pada saat hamil.

Senam hamil dapat meringankan keluhan nyeri punggung yang dirasakan oleh

ibu hamil karena didalam senam hamil terdapat gerakan yang dapat

memperkuat otot abdomen. (Yosefa, et all, 2013)

Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam hamil bila kandungan

sudah mencapai usia 6 bulan (Asrinah, 2010). Menurut Agnesia (2010) Jenis

olah tubuh yang paling sesuai untuk ibu hamil adalah senam hamil,

disesuaikan dengan banyaknya perubahan fisik seperti pada organ genital,

bagian perut kian membesar, dan lain-lainnya. Sebaiknya ibu hamil

mempersiapkan segala hal yang bisa membantu selama masa hamil serta saat

proses melahirkan, salah satunya adalah dengan melakukan senam hamil.

Mengikuti senam hamil secara teratur dan intensif, maka ibu hamil dapat

menjaga kesehatan tubuh dan janin yang dikandung secara optimal. (Widianti

dan Proverawati, 2010)

Latihan umum senam hamil

Latihan I

1. Duduk rileks dan badan ditopang tangan dibelakang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

12

2. Kaki diluruskan dengan sedikit terbuka

3. Gerakan latihan:

a. Gerakan kaki kanan dan kiri kedepan dan kebelakang

b. Putar persendian kaki melingkar ke dalam dan keluar

c. Bila mungkin angkat bokong dengan bantuan kedua ujung telapak kaki

d. Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut

e. Kerutkan dan kendurkan otot dubur

4. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8- 10 kali setiap gerakan

Gambar 2.5 Sikap dan gerakan

Latihan II

1. Sikap duduk tegak dengan badan disangga oleh tangan dibelakang badan.

2. Kedua tungkai bawah lurus dalam posisi rapat

3. Tujuan latihan:

a. Melatih otot dasar panggul agar dapat berfungsi optimal saat persalinan

b. Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam sehingga

sirkulasi menuju plasenta makin sempurna

4. Bentuk latihan:

a. Tempatkan tungkai kanan diatas tungkai bawah kiri, silih berganti

b. Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut bagian bawah

c. Kerutkan dan kendurkan otot liang dubur

d. Lakukan gerakan ini sedikitnya 8-10 kali

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

13

Gambar 2.6 Sikap dan gerakan latihan

Latihan III

1. Sikap duduk dengan badan disangga kedua tangan dibelakang, tungkai

bawah dirapatkan

2. Tidur terlentang dengan kedua kaki merapat

3. Tujuan latihan:

a. Memperkuat otot diding perut sehingga dapat berfungsi saat persalinan

b. Meningkatkan sirkulasi darah menuju kelamin bawah, sehingga darah

menuju janin dapat ditingkatkan.

4. Bentuk latihan:

a. Pada sikap duduk, angkat tungkai bawah silih berganti keatas dengan

tinggi semaksimal mungkin

b. Sikap tidur dengan kedua tangan dapat disamping tetapi lebih baik di

bawah kepala

c. Angkat tungkai bawah silih berganti kanan dan kiri dengan tinggi

semaksimal mungkin

d. Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali

Latihan IV

1. Sikap duduk bersila dengan tegak

2. Tangan diatas bahu sedangkan siku disamping badan

3. Tujuan latihan:

a. Melatih otot perut bagian atas

b. Meningkatkan kemampuan sekat rongga tubuh untuk membantu

persalinan

4. Bentuk latihan

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

14

a. Lengan diletakkan didepan dada

b. Putar lengan keatas dan kesamping, kebelakang, dan selanjutnya

kembali kedepan tubuh (dada)

c. Lakukan latihan ini sedikitnya 8-10 kali

Gambar 2.7 Sikap dan gerakan

Latihan V

1. Sikap duduk bersila dengan tumit berdekatan satu sama lain

2. Badan tegak rileks dan paha lemas

3. Kedua tangan dipersendian lutut

4. Tujuan latihan:

a. Melatih otot punggung agar berfungsi baik

b. Meningkatkan peredaran darah ke alat kelamin bagian dalam

c. Melatih agar persendian tulang punggung tidak kaku

5. Bentuk latihan:

a. Tekan persendian lutut dengan berat badan sebanyak 20 kali

b. Badan diturunkan kedepan semaksimal mungkin

Latihan VI

1. Sikap latihan tidur diatas tempat tidur datar

2. Tangan disamping badan

3. Tungkai bawah ditekuk pada persendian lutut dengan sudut tungkai bawah

bagian bawah sekitar 80-90 derajat

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

15

4. Tujuan latihan:

a. Melatih persendian tulang punggung bagian atas

b. Melatih otot perut dan otot tulang belakang

5. Bentuk latihan:

a. Angkat badan dengan topangan pada ujung telapak kedua kaki dan bahu

b. Pertahankan selama mungkin diatas dan selanjutnya turunkan perlahan-

lahan

Gambar 2.8 Sikap dan gerakan

Latihan VII

1. Sikap tidur terlentang ditempat tidur mendatar

2. Badan seluruhnya rileks

3. Tangan dan tungkai bawah lurus dengan rileks

4. Tujuan latihan:

a. Melatih persendiaan tulang punggung dan pinggul

b. Menigkatkan peredaran darah menuju alat kelamin bagian dalam

c. Meningkatkan peredaran darah menuju kejanin melalui plasenta

5. Bentuk latihan:

a. Badan dilemaskan pada tempat tidur

b. Tangan dan tungkai bawah membujur lurus

c. Pinggul diangkat ke kanan dan ke kiri sambil melatih otot liang dubur

d. Kembang dan kempiskan otot bagian bawah

e. Lakukan latihan ini sedikitnya 10- 15 kali

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

16

Latihan VIII (Pernapasan)

1. Sikap Tubuh tidur terlentang ditempat tidur yang datar.

2. Kedua tangan disamping badan dan tungkai bawah ditekuk pada lutut dan

santai.

3. Satu tangan diletakan diatas perut.

4. Tujuan Latihan :

a. Meningkatkan penerimaan konsumsi oksigen ibu dan janin.

b. Menghilangkan rasa takut dan tertekan

c. Mengurangi rasa nyeri saat kontraksi.

5. Bentuk Latihan

a. Tarik Napas perlahan dari hidung serta pertahankan dalam paru

beberapa saat.

b. Bersamaan dengan tarikan napas tersebut,tangan yang berada diatas

perut ikut serta diangkat mencapai kepala.

c. Keluarkan napas melalui mulut perlahan.

d. Tangan yang diangkatikut serta diturunkan.

e. Lakukan gerakan latihan ini sekitar 8-10 dengan tangan silih berganti.

6. Bentuk gerakan lain

a. Tangan yang berada diatas oerut dibiarkan mengikuti gerak saat

dilakukan tarikan dan saat mengeluarkannya.

b. Tangan tersebut seolah-olah memberikan pemberat pada perut untuk

memperkuat diafragma.

Latihan IX (Relaksasi Kombinasi)

1. Sikap tubuh seperti merangkak.

2. Bersikap tenang dan rileks.

3. Badan disangga pada persendian bahu dan tulang paha.

4. Tujuan latihan kombinasi :

a. Melatih dan melemaskan persendian pinggul dan persendian tulang

paha.

b. Melatih otot tulang belakang,otot dinding perut dan otot liang dubur.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

17

5. Bentuk latihan

a. Tubuh disangga persendian bahu dan tulang paha.

b. Lengkungkan dan kendurkan tulang belakang.

c. Kembangkan dan kempiskan otot dinding perut.

d. Kerutkan dan kendurkan otot tulang dubur.

e. Lakukan Laihan ini 8-10 kali.

6. Bentuk latihan yang lain :

a. Tidur miring dengan kaki membujur

b. Telentang dengan disangga bantal pada bagian bawah lutut.

c. Tidur telentang dengan kaki ditekuk.

d. Tidur miring dengan kaki ditekuk.

Gambar 2.9 Sikap dan gerakan

Latihan X (Menurunkan dan Memasukkan Kepala Janin ke PAP)

Pada primigravida (hamil pertama),kepala janin sudah turun dan masuk pintu

atas panggul (PAP) saat minggu ke-36 akibat mengencangnya otot dinding

perut ibu hamil ,tarikan kuat ligamentum yang menyangga Rahim,bentuk

kepala janin sesuai dengan pintu atas panggul,gaya berat kepala

janin,terjadinya kontraksi Braxton Hicks,dan pada multigravida (lebih dari

sekali hamil) kepala masuk menjelang persalinan.

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

18

Bila kepala janin belum masuk PAP,terdapat beberapa kemungkinan yaitu

terdapat tali pusat pendek,sejak awal sudah pendek,terdapat lilitan tali pusat

pada leher janin,kelainan bentuk dan besarnya kepala,kesempitan panggul

ibu,atau sebsb lainnya.Dengan masuknya kepala janin kepintu atas panggul-

terutama hamil pertama memberikan petunjuk bahwa tidak terdapat

kesempitan .Untuk mengusahakan agar kepala janin masuk pintu atas

panggul,dapat dilakukan latihan sebagai berikut :

1. Sikap tubuh berdiri tegak dan jongkok.

2. Berdiri dengan berpegangan pada sandaran tempat tidur atau kursi dan jongko

k.

3. Tujuan latihan :

a. Dengan jongkok selama beberapa waktu,diharapkan tulang panggul

melengkung sehingga Rahim tertekan.

b. Sekat rongga tubuh menekan Rahim sehingga kepalajanin dapat masuk

pintu atas panggul

4. Bentuk latihan :

a. Latihan berdiri dan jongkok

b. Tahapan beberapa saat sehingga tekanan pada Rahim mencapai maksimal

untuk memasukkan kepala janin ke pintu atas panggul.

5. Bentuk latihan lain :

a. Membersihkan lantai dengan sambil bergerak sehingga tahanan sekat

rongga tubuh dan tulang belakang menyebabkan masuknya kepala janin ke

dalam pintu atas panggul.

Gambar 2.10 Sikap dan gerakan

(Manuaba, 2010)

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

19

B. Kewenangan Bidan Terhadap Kasus Tersebut

c. Menurut UU RI nomor 4 tahun 2019 tentang kebidanan pasal 49

mengatakan bahwa dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan

kesehatan ibu sebagaimana dimaksud dalam pasal 46 ayat (1) huruf a,

bidan berwenang:

a. Memberikan asuhan kebidanan pada masa sebelum hamil

b. Memberikan asuhan kebidanan pada masa kehamilan normal

c. Memberikan asuhan kebidanan pada masa persalinan dan menolong

persalinan normal

d. Memberikan asuhan kebidanan pada masa nifas

e. Melakukann pertolongan pertama kegawatdaruratan pada ibu hamil,

bersalin, nifas dan rujukan; dan

f. Melakukan deteksi dini kasus dan komplikasi pada kehamilan, masa

persalinan, pasaca persalinan, masa nifas, serta asuhan pasca keguguran

dan dilanjutkan dengan rujukan.

Menurut permenkes RI nomor 28 tahun 2017 tentang izin dan

penyelenggaraan praktik bidan pasal 18 ayat (3). Dalam memberikan

pelayanan kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (2), bidan

berwenang melakukan:

a. Episiotomi

b. Pertolongan persalinan normal

c. Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

d. Penanganan kegawatdaruratan dilanjutkan dengan rujukan

e. Pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil

f. Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

g. Fasilitas/bimbingan inisiasi menyusui dini dan promosi air susu ibu

eksklusif

h. Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala III dan postpartum

i. Penyuluhan dan konseling

j. Bimbingan pada kelompok ibu hamil

k. Pemberian surat keterangan kehamilan dan kelahiran

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

20

Berdasarkan undang-undang dan permenkes tersebut maka bidan memiliki

kewenangan dalam memberikan asuhan kehamilan normal. Asuhan yang

dapat diberikan yaitu bidan dapat menerapkan 7 langkah manajemen

kebidanan menurut Varney, yaitu:

1. Langkah I (pertama) Mengumpulkan Data

Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan

semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien secara

lengkap, yaitu:

a. Riwayat kesehatan

b. Pemeriksaan fisik pada kesehatan

c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya

d. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil

studi

Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang akurat dari

semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan

mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami

komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen

kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.

2. Langkah II (kedua): Interpretasi Data Dasar

Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap diagnosa

atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas

data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di

interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.

Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di

identifikasikan oleh bidan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai

contoh yaitu wanita pada trimester ketiga merasa takut terhadap proses

persalinan dan persalinan yang sudah tidak dapat ditunda lagi. Perasaan

takut tidak termasuk dalam kategori “nomenklatur standar diagnosa” tetapi

tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian

lebih lanjut dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa

sakit.

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

21

3. Langkah III (ketiga): Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah Potensial

Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa potensial

lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah

diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan

dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien, bidan diharapkan dapat

bersiap-siap bila diagnosa atu masalah potensial benar-benar terjadi.

4. Langkah IV (keempat): Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan

yang Memerlukan Penanganan segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau

untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim

kesehatan yang lain sesuai kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen

kebidanan. Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik

atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga selama wanita tersebut bersama

bidan terus menerus, misalnya pada waktu wanita tersebut dalam

persalinan.

Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data

mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus

bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak

(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,

distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang

memerlukan tindakan segera sementara yang lain harus menunggu

intervensi dari seorang dokter, misalnya prolaps tali pusat. Situasi lainya

bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau

kolaborasi dengan dokter.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

22

5. Langkah V (kelima) : Merencanakan Asuhan yang menyeluruh

Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh ditentukan oleh

langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah diidentifikasi atau

diantisipasi, pada langkah ini informasi/ data dasar yang tidak lengkap

dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi

apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah

yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap

wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya

apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah merujuk klien bila

ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial ekonomi,kultur atau

masalah psikologis. Semua keputusan yg dikembangkan dalam asuhan

menyeluruh ini harus rasional dan benar- benar valid berdasarkan

pengetahuan dan teori yg up to date serta sesuai dengan asumsi tentang

apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.

6. Langkah VI (keenam) : Melaksanaan perencanaan

Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh

bidan dan sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan yang lain.

Jika bidan tidak melakukanya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab

untuk mengarahkan pelaksanaanya. Manajemen yang efisien akan

menyingkat waktu dan biaya serta meningkatkan mutu dari asuhan klien.

7. Langkah VII (Terakhir) : Evaluasi

Pada langkah ke-7 ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah

benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah diidentifikasi

didalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap efektif

jika memang benar efektif dalam pelaksananya. Ada kemungkinan bahwa

sebagian rencana tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

23

C. Hasil Penelitian Terkait

Berikut ini penelitian terdahulu yang berhubungan dengan laporan tugas akhir

ini yaitu:

Penelitian yang dilakukan oleh Miratu Megasari pada jurnal yang berjudul

“hubungan senam hamil dengan nyeri punggung pada ibu hamil trimester III”

menunjukkan hasil bahwa ada hubungan yang signifikan antara senam hamil

terhadap nyeri punggung, populasi pada penelitian ini sebanyak 89 orang

dengan sampel sebanyak 47 orang ibu hamil dengan teknik Accidental

Sampling. Dari uji statistic juga diperoleh nilai OR(Odds Ratio)= 2,600

artinya ibu yang tidak melakukan senam hamil 2,6 kali lebih tinggi mengalami

nyeri punggung daripada ibu yang melakukan senam hamil. Kesimpulan

masalah nyeri punggung pada ibu hamil trimester III dapat ditangani dengan

senam hamil. (Megasari,2015)

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Kasusrepository.poltekkes-tjk.ac.id/40/3/6. BAB II TINJAUAN KASUS.pdf · 1. Pengertian Kehamilan Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasional,

24

D. Kerangka Teori

Bagan1.1 Kerangka Teori

( Sumber: Diane dkk, 2009; Hanni, 2013;)

Nyeri Punggung pada Kehamilan TM 3

Penyebab :

1. Perubahan postur

tubuh

2. Bertambahnya berat

badan

3. Redistribusi

pemusatan

4. Pengaruh hormonal

pada struktur

ligamen

Kebutuhan fisiologis untuk menangani nyeri

pinggang dan punggung bagian bawah :

1. Gunakan mekanisme tubuh yang baik

2. Hindari sepatu hak tinggi, hindari

pekerjaan dengan beban yang berat.

3. Tidak berdiri terlalu lama

4. Berjalan dan berenang

5. Massase daerah pinggang dan punggung.

6. Gunakan kasur yang keras untuk tidur.

7. Senam hamil.

8. Massase daerah pinggang dan punggung.

Senam Hamil

Tujuan umum senam hamil:

1. Melalui latihan senam hamil

yang teratur dapat dijaga kondisi

otot-otot dan persendian yang

berperan dalam proses

mekanisme persalinan.

2. Membimbing wanita menuju

suatu persalinan yang fisiologis.

Tujuan khusus senam hamil:

1. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas

otot-otot dinding perut, otot-otot dasar

panggul, ligamen, dan jaringan serta fasia

yang berperan dalam mekanisme persalinan.

2. Melonggarkan persendian-persendian yang

berhubungan dengan proses persalinan.

3. Membentuk sikap tubuh yang prima, sehingga

dapat membantu mengatasi keluhan-keluhan,

letak janin, dan mengurangi sesak nafas dan

mengurangi nyeri punggung.