BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

22
16 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja 1. Pengertian Kepercayaan Diri pada Remaja Oxford Advanced Learner’s Dictionary (dalam Rahayu 2013 : 62) mendefinisikan kepercayaan diri (confidence) sebagai percaya akan kemampuan Anda sendiri untuk melakukan sesuatu dan berhasil. Pendapat lain menyatakan hal serupa seperti di atas yakni Meredith et,al. (dalam Busro 2018 : 37) mengatakan, percaya diri (self confidence) sebagai panduan sikap dan keyakinan seseorang dlam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan, semangat kerja, dan kegairahan berkarya. Menurut Sinthia (2011 : 39) kepercayaan diri merupakan keyakinan yang dimiliki individu akan kemampuan diri sendiri yang berhubungan dengan sikap dan cara pandang yang dipengaruhi oleh reaksi lingkungan. Surya (dalam Ifdil, Denich, Ilyas 2017 : 110) menyatakan kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan seseorang terhadap segala aspek yang ada pada dirinya dan diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari serta bagaimana individu mampu menilai diri sendiri dan lingkungannya secara positif.

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

16

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kepercayaan Diri pada Remaja

1. Pengertian Kepercayaan Diri pada Remaja

Oxford Advanced Learner’s Dictionary (dalam Rahayu 2013 : 62)

mendefinisikan kepercayaan diri (confidence) sebagai percaya akan

kemampuan Anda sendiri untuk melakukan sesuatu dan berhasil. Pendapat lain

menyatakan hal serupa seperti di atas yakni Meredith et,al. (dalam Busro 2018

: 37) mengatakan, percaya diri (self confidence) sebagai panduan sikap dan

keyakinan seseorang dlam menghadapi tugas atau pekerjaan, yang bersifat

internal, sangat relatif dan dinamis dan banyak ditentukan oleh kemampuannya

memulai, melaksanakan, dan menyelesaikan suatu pekerjaan. Kepercayaan diri

akan memengaruhi gagasan, karsa, inisiatif, kreativitas, keberanian, ketekunan,

semangat kerja, dan kegairahan berkarya.

Menurut Sinthia (2011 : 39) kepercayaan diri merupakan keyakinan yang

dimiliki individu akan kemampuan diri sendiri yang berhubungan dengan sikap

dan cara pandang yang dipengaruhi oleh reaksi lingkungan. Surya (dalam Ifdil,

Denich, Ilyas 2017 : 110) menyatakan kepercayaan diri merupakan suatu

keyakinan seseorang terhadap segala aspek yang ada pada dirinya dan

diwujudkan dalam tingkah laku sehari-hari serta bagaimana individu mampu

menilai diri sendiri dan lingkungannya secara positif.

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

17

Menurut Busro (2018 : 39) menyatakan bahwa kepercayaan diri adalah

cara pandang yang positif dan harapan yang realistis terhadap diri sendiri

sehingga dapat menerima dirinya secara utuh dalam arti mau menerima segala

kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya, berani mengambil risiko, dan

merasa memilki kompetensi dengan berupaya menumbuhkan karakter-karakter

positif, selalu bersikap optimis dan yakin akan kemampuannya dalam

melakukan sesuatu dan tidak ada rasa takut ditolak bila menjadi diri sendiri.

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa

remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus

perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan

kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Kanopka dalam Yusuf, 2011 :

71). Hurlock (dalam Fitri dkk., 2018 : 1) juga menyatakan, masa remaja

merupakan salah satu masa yang dilewati dalam setiap perkembangan individu.

Masa perkembangan remaja adalah periode dalam perkembangan individu

yang merupakan masa mencapai kematangan mental, emosional, sosial, fisik,

dan pola peralihan dari masa kanak-kanak menuju dewasa.

Menurut Salzman dan Pikunas (dalam Yusuf, 2011 : 71) menyatakan

masa remaja ditandai dengan (1) berkembangnya sikap dependen kepada

orangtua ke arah independen; (2) minat seksualitas; dan (3) kecenderungan

untuk merenung atau memerhatikan diri sendiri, nilai-nilai etika, dan isu-isu

moral.

Selanjutnya, William Kay (dalam Yusuf, 2011 : 72) mengemukakan

tugas-tugas perkembangan remaja itu sebagai berikut:

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

18

a. Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.

b. Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figur-figur

yang mempunyai otoritas.

c. Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal dan

belajar bergaul dengan teman sebaya atau orang lain, baik secara

individual maupun kelompok,

d. Menemukan manusia model yang dijadikan identitasnya.

e. Menerima dirinya sendiri dan memilki kepercayaan terhadap

kemampuannya sendiri.

f. Memperkuat self-control (kemampuan mengendalikan diri) atau

dasar skala nilai, prinsip-prinsip atau falsafah hidup

(weltanschauung).

g. Mampu meninggalkan reaksi dan penyesuaian diri (sikap/perilaku)

kekanak-kanakan.

Menurut Widjaja (2016 : 52) rasa percaya diri merupakan suatu sikap

atau perasaan yakin atas kemampuan sendiri. Sehingga individu yang

bersangkutan tidak terlalu cemas dalam setiap tindakan. Ia dapat dengan bebas

melakukan hal-hal yang disukai dan bertanggung jawab atas segala perbuatan

yang dilakukan, hangat dan sopan dalam berinteraksi dengan orang lain, dapat

menerima dan menghargai orang lain, memiliki dorongan berprestasi serta

dapat mengenal kelebihan dan kekurangan diri.

Berdasarkan uraian tersebut diketahui bahwa remaja yang memiliki

kepercayaan diri adalah remaja yang memiliki keyakinan atas kemampuan

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

19

sendiri yang memilki cara pandang positif, bersikap optimis dan mau

menerima segala kekurangan dan kelebihan yang ada pada dirinya untuk

mencapai berbagai tujuan hidup. Dengan begitu remaja yang memiliki

kepercayaan diri mampu menilai dirinya sendiri dan diwujudkan dalam

berinteraksi dengan lingkungan secara positif sehingga mampu meneruskan

tugas-tugas perkembangannya menuju fase selanjutnya yaitu fase dewasa.

2. Ciri - Ciri Kepercayaan Diri pada Remaja

Menurut Widjaja (2016 : 53) adapun beberapa ciri orang atau individu

yang memiliki rasa percaya diri, di antaranya adalah sebagai berikut:

a. Percaya pada kemampuan sendiri, yaitu suatu keyakinan atas diri sendiri

terhadap segala fenomena yang terjadi yang berhubungan dengan

kemampuan individu untuk mengevaluasi serta mengatasi fenomena yang

terjadi tersebut.

b. Bertindak mandiri dalam mengambil keputusan. Yaitu dapat bertindak

dalam mengambil keputusan terhadap diri yang dilakukan secara mandiri

atau tanpa adanya keterlibatan orang lain dan mampu meyakini tindakan

yang diambil.

c. Memiliki rasa positif terhadap diri sendiri. Yaitu adanya penilaian yang

baik dari dalam diri sendiri baik dari pandangan maupun tindakan yang

dilakukan yang menimbulkan rasa positif terhadap diri dan masa

depannya.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

20

d. Berani mengungkapkan pendapat. Adanya suatu sikap untuk mampu

mengutarakan sesuatu dalam diri yang ingin diungkapkan kepada orang

lain tanpa adanya paksaan atau rasa yang dapat menghambat

pengungkapan tersebut.

Jacinta (dalam Busro 2018 : 44) menjelaskan, bahwa beberapa ciri atau

karakteristik individu yang mempunyai rasa percaya diri yang proporsional

diantaranya:

a. Percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, sehingga tidak

membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun rasa hormat

orang lain.

b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima

oleh orang lain atau kelompok.

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, dan berani

menjadi diri sendiri.

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosinya stabil).

e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan tergantung dari usaha diri sendiri dan tidak mudah

menyerah pada nasib atau keadaan serta tidak tergantung atau

mengharapkan bantuan orang lain).

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain,

dan situasi di luar dirinya.

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

21

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika

harapan itu tidak terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya

dan situasi yang terjadi.

Hakim (dalam Rahayu, 2013 : 70) mengemukakan tentang ciri-ciri

perilaku yang mencerminkan kepercayaan diri antara lain: selalu bersikap

tenang dalam mengerjakan segala sesuatu, mempunyai potensi dan

kemampuan yang memadai, menyesuaikan diri dan mampu berkomunikasi,

memiliki kondisi fisik, mental dan kecerdasan yang cukup, memiliki tingkat

pendidikan formal, memiliki keahlian dan ketrampilan bersosialisasi, memiliki

latar belakang pendidikan keluarga yang baik, memiliki pengalaman hidup

dan selalu bersikap positif di dalam menghadapi berbagai masalah, misalnya

dengan tetap tegar, sabar dan tabah.

Menurut Fitri dkk., (2018 : 2) kepercayaan diri pada remaja tampak pada

sikap yang menerima diri sebagaimana adanya. Penerimaan diri merupakan

suatu sikap yang mencerminkan rasa senang sehubungan dengan kenyataan

diri sendiri. Sikap tersebut merupakan perwujudan dari kepuasan tehadap

kualitas kemampuan diri yang nyata. Remaja yang puas pada kualitas dirinya

cenderung akan merasa aman, tidak kecewa dan tahu apa yang dibutuhkannya,

sehingga dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain.

Berdasarkan ciri-ciri yang dikemukakan di atas maka dapat disimpulkan

bahwa yang menjadi ciri atau indikator kepercayaan diri remaja adalah

percaya akan kompetensi atau kemampuan diri, tidak menunjukkan sikap

konformis demi diterima oleh orang lain, berani menerima dan menghadapi

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

22

penolakan orang lain, punya pengendalian diri yang baik, bersikap optimis,

bersikap positif, dan bertindak mandiri.

3. Faktor yang Memengaruhi Kepercayaan Diri pada Remaja

Menurut Widjaja (2016 : 53), terdapat dua faktor yang memengaruhi

kepercayaan diri yaitu, faktor internal dan faktor eksternal:

a. Faktor Internal

1) Konsep diri

Terbentuknya percaya diri pada seseorang diawali dengan

perkembangan konsep diri yan diperoleh dalam pergaulan suatu

kelompok. Konsep diri merupakan gagasan tentang dirinya sendiri.

Individu yang mempunyai rasa rendah diri biasanya mempunyai

konsep diri negatif. Sebaliknya, individu yang mempunyai rasa

percaya diri akan memiliki konsep diri positif.

2) Harga diri

Harga diri yaitu penilaian yang dilakukan terhadap diri sendiri.

Individu yang memiliki harga diri tinggi akan menilai pribadi secara

rasional dan benar bagi dirinya serta mudah mengadakan hubugan

dengan individu lain.

3) Kondisi fisik

Perubahan kondisi fisik juga berpengaruh pada rasa percaya diri.

ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri yang

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

23

kentara. Penampilan fisik merupakan penyebab utama rendahnya harga

diri dan percaya diri seseorang.

4) Pengalaman hidup

Kepercayaan diri yang diperoleh dari pengalaman mengecwakan,

biasanya paling sering menjadi sumber timbulnya rasa rendah diri.

Apalagi jika pada dasarnya individu memiliki rasa tidak aman, kurang

kasih sayang, dan kurang perhatian.

b. Faktor Eksternal

1) Pendidikan

Pendidikan memengaruhi percaya diri seseorang atau individu. Tingkat

pendidikan yang rendah cenderung membuat individu merasa di bawah

kekuasaan yang lebih pandai, sebaliknya individu yang pendidikannya

lebih tinggi cenderung akan menjadi mandiri dan tidak perlu

bergantung pada individu lain.

2) Lingkungan

Lingkungan disini merupakan ligkungan keluarga, sekolah, dan

masyarakat. Dukungan yang baik yang diterima dari lingkungan

keluarga seperti anggota keluarga yang saling berinteraksi dengan baik

akan memberi rasa nyaman dan percaya diri yang tinggi.

Rupang, Opod, dan Sinolungan (2013 : 346) menyatakan faktor-faktor

yang memengaruhi kepercayaan diri dapat berasal dari dalam dan dari luar

individu itu sendiri. Faktor yang berasal dari dalam meliputi konsep diri, harga

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

24

diri, dan konsisi fisik. Sedangkan faktor yang berasal dari luar meliputi

pendidikaan, pekerjaaan, lingkungan dan pengalaman hidup.

Santrock (dalam ifdil, dkk., 2017 : 110) mengungkapkan kepercayaan diri

dipengaruhi oleh berbagai faktor, yaitu: penampilan fisik, konsep diri, hubungan

dengan orang tua, dan hubungan dengan teman sebaya.

Renman, dkk. (dalam Sitepu, Opod, dan Pali 2016 : 5) menyatakan bahwa

faktor –faktor yang dapat memengaruhi kepercayaan diri digolongkan menjadi

dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi konsep diri,

harga diri, kondisi fisik, dan pengalaman hidup. Faktor eksternal yang juga

memengaruhi kepercayaan diri meliputi pendidikan, pekerjaan, dan lingkungan.

Perkembangan fisik merupakan suatu hal yang dianggap penting bagi

remaja. Penampilan diri yang tidak sesuai dengan yang diinginkan biasanya

menjadi hambatan dalam memperluas ruang gerak pergaulan, sehingga hal

tersebut menjadi sumber kesulitan (Ramadhani dan Putrianti, 2014 : 23). Menurut

Adams, dkk., (dalam Ifdil, dkk., 2017 : 111) menyatakan, penampilan fisik

merupakan kontributor yang sangat berpengaruh pada rasa percaya diri remaja.

Penampilan fisik yang sangat berpengaruh pada kepercayaan diri didasarkan

bagaimana individu tersebut melihat bagaimana kondisi fisik yang dapat berupa

bentuk tubuh ataupun berat tubuh yang ia miliki serta bagaimana penilaian

individu tersebut terhadap fisik yang ia miliki dan bagaimana bentuk yang ia

inginkan. Lauster (dalam Rupang, dkk., 2013 : 346) juga berpendapat bahwa

ketidakmampuan fisik dapat menyebabkan rasa rendah diri.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

25

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan terdapat dua faktor yang

memengaruhi kepercayaan diri, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yang memengaruhi kepercayaan diri yaitu, konsep diri, harga diri, kondisi fisik,

dan pengalaman hidup. Sedangkan faktor eksternal yang memengaruhi

keprcayaan diri antara lain meliputi pendidikan, pekerjaan, lingkungan, hubungan

dengan orang tua dan hubungan dengan teman sebaya. Pada faktor internal

kondisi fisik, penampilan fisik menjadi kontributor yang sangat berpengaruh pada

kepercayaan diri remaja dan didasarkan dengan me lihat bagaimana kondisi fisik

yang dapat berupa bentuk tubuh ataupun berat tubuh yang ia miliki.

B. Berat Badan

1. Pengertian Berat Badan

Supariasa, Bakri, dan Fajar (2014 : 44) menyatakan berat badan

merupakan ukuran antropometri terpenting dan paling sering digunakan pada

bayi baru lahir (neonatus). Berat badan digunakan untuk mendiagnosis bayi

normal atau BBLR. Dikatakan BBLR apabila berat bayi lahir dibawah 2.500

gram atau dibawah 2,5 kg. Pada masa bayi-balita, berat badan dapat digunakan

untuk melihat laju pertumbuhan fisik dan status gizi, kecuali terdapat kelainan

klinis seperti dehidrasi, asites, edema, dan adanya tumor. Selain itu, berat

badan dapat digunakan dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis obat

dan makanan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

26

Berat badan menggambarkan jumlah protein, lemak, air, dan mineral

pada tulang. Pada remaja, lemak tubuh cenderung meningkat, dan protein otot

menurun. Pada orang yang edema dan asites terjadi penambahan cairan dalam

tubuh. Adanya tumor dapat menurunkan jaringan lemak dan otot, khususnya

terjadi pada orang yang kekurangan gizi.

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa (usia 18

tahun ke atas) merupakan masalah penting karena selain mempunyai risiko

penyakit-penyakit tertentu, juga dapat memengaruhi produktivitas kerja. Oleh

sebab itu, pemantauan keadaan tersebut perlu dilakukan secara

berkesinambungan. Salah satu cara adalah dengan mempertahankan berat

badan yang ideal atau normal.

Berat badan yang berada di bawah batas minimum dinyatakan sebagai

underweight atau “kekurusan”, dan berat badan yang berada di atas batas

maksimum dinyatakan sebagai overweight atau “kegemukan”. Orang-orang

dengan berat badan di bawah ukuran berat normal mempunyai risiko terhadap

penyakit infeksi, sedangkan orang yang memiliki berat badan di atas ukuran

normal mempunyai risiko tinggi terhadap penyakit degeneratif.

Menurut Sumanto (2009 : 5) secara visual, kegemukan dapat diketahui

dengan cara bercermin. Sementara itu cara lainnya dapat menggunakan alat

bantu, yakni timbangan badan dan skin calipers.

a. Menimbang berat badan

Untuk mengetahui berat badan normal, bisa diketahui dengan

menghitung indeks massa tubuh (body mass index), yakni membagi total

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

27

berat badan seseorang (dalam kilogram) dengan tinggi badan (dalam

meter) kuadrat berdasarkan rumus berikut:

1) Berat Badan Ideal (BBI) = 90% (tinggi badan - 100)

Jika tinggi badan 175 cm, maka berat badan ideal adalah 90%

(175-100) = 67,5 kg. Termasuk kelebihan berat badan (overweight) jika

berat badan 10% lebih besar daripada BBI. Jadi, dalam kasus ini seseorang

akan mengalamai kelebihan berat badab saat berat badannya mencapai

74,25 kg. Sementara itu, termasuk kegemukan (obesitas) jika berat badan

30% lebih besar daripada BBI (untuk wanita) dan 25% lebih besar

daripada BBI (untuk pria).

2) Rumus Perhitungan indeks massa tubuh (IMT)

Berat badan (kg)

IMT =

Tinggi badan (m) X Tinggi badan (m)

3) Untuk kepentingan Indonesia, batas ambang dimodifikasi berdasarkan

pengalaman klinis dan hasil penelitian di beberapa negara berkembang.

Akhirnya dapat diambil kesimpulan bahwa ambang batas IMT untuk

Indonesia adalah seperti Tabel 1.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

28

Tabel 1

Kategori Ambang Batas IMT untuk Indonesia

Kategori IMT

Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0

Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,0 - 18,5

Normal - >18,5 – 25,0

Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan >25,0 – 27,0

Kelebihan berat badan tingkat berat >27,0

(Sumber: Depkes 1994 dalam Supariasa, dkk., 2014 : 72)

b. Menggunakan skin calipers

Menurut Sumanto (2009 : 7) selain menimbang badan, ada satu

lagi cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui apakah seseorang

kegemukan atau tidak, yakni mengukur tebal lipatan kulit menggunakan

alat yang disebut skin calipers.

Pada pria, skin calipers digunakan di daerah perut dan pundak

karena lemak pada tubuh pria disimpan di jaringan lemak tubuh (adipose)

dan di hati sehingga menumpuk di daerah perut dan pundak. Sementara

pada wanita, lemak akan mengumpul di daerah paha, pundak, dan lengan

atas. Bagian-bagian tubuh tersebutlah yang diukur untuk mengetahui

apakah seseorang kegemukan atau tidak.

2. Remaja yang mengalami obesitas

Masa puber lebih cepat dialami anak perempuan daripada anak laki-

laki. Pengaruh masa puber anak perempuan karena anak perempuan lebih cepat

matang dibandingkan anak laki-laki (Hurlock, dalam Ifdil, dkk., 2017 : 108).

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

29

Menurut Nurhasanah (dalam Amin, Bidjuni, dan Kallo 2016 : 4), obesitas

merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan nafsu makan dan metabolisme

energi yang dikendalikan oleh beberapa faktor biologik spesifik. Gross (dalam

Nurvita dan Handayani 2015 : 42) mengungkapkan bahwa para remaja putri

seringkali tidak puas dengan keadaan tubuhnya dikarenakan bertambahnya

lemak tubuh pada diri mereka, sedangkan para remaja putra menjadi lebih puas

karena massa otot yang meningkat.

Casper dan Offer (dalam Hartini, 2017 : 48) menyatakan kepuasan

tumbuh berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa pada remaja laki-laki,

kepuasan tubuh dikaitkan dengan fisik yang maskulin. Sedangkan bagi remaja

perempuan, kepuasan tubuh dikaitkan dengan dengan berat badan. Remaja

putri yang mengalami obesitas akan lebih merasa tidak puas dengan tubuhnya

dan merasa malu dengan berat badan yang dimilikinya dibandingkan dengan

teman-teman sebayanya yang memiliki berat badan normal, sehingga hal

tersebut menyebabkan mereka menegembangkan body image yang negatif,

Schwartz & Brownell (dalam Nurvita dan Handayani 2015 : 43). Sedangkan

menurut Evans ( dalam Hartini, 2017 : 48) pada remaja laki-laki ketidakpuasan

terhadap tubuhnya juga timbul karena ingin menjadi lebih besar, lebih tinggi

dan lebih berotot.

Lucy Griffths dalam penelitiannya mengenai kepercayaan diri dan

kualitas hidup pada anak dan remaja yang obesitas menunjukkan bahwa

kepercayaan diri dipengaruhi oleh jenis kelamin dan suku bangsa. Perbedaan

jenis kelamin membawa perbedaan rasa percaya diri yang dilakukan Franklin

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

30

di Australia menunjukkan remaja perempuan memiliki tingkat kepercayaan diri

yang lebih rendah dibandingkan remaja laki-laki (dalam Rupang, dkk., 2013 :

346).

Prihaningtyas, dkk., (2018 : 1) menyatakan obesitas adalah akumulasi

lemak yang berlebihan di dalam tubuh dan dapat menyebabkan terjadinya

penyakit. Anak dengan obesitas belum tentu memilki kecukupan gizi yang

baik. Kecukupan gizi adalah banyaknya zat gizi yang terpenuhi dari makanan

bergantung pada usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, tinggi badan, dan

kondisi tertentu. Obesitas dapat memengaruhi perkembangan motorik halus

pada anak pada masa dewasa. Remaja obesitas memilki perkembangan motorik

halus lebih buruk dibandingkan dengan remaja seusianya yang memiliki IMT

normal.

Para peneliti mendapatkan risiko untuk menderita DM (Diabetes Melitus)

baik pada pria maupun wanita menjadi naik beberapa kali berhubungan dengan

kenaikan IMT. Terdapat hubungan yang kuat antara IMT dengan hipertensi.

Wanita yang obese memiliki risiko hipertensi 3-6 kali dibanding wanita dengan

berat badan normal. Kelebihan berat badan juga berhubungan dengan kematian

(20-30 %) karena penyakit kardiovaskuler. Pria dan wanita yang overweight

atau obese mempunyai risiko 2-3 kali terkena penyakit kardiovaskuler. Pada

remaja berisiko lebih dari 2 kali lipat meninggal karena penyakit jantung

koroner pada masa dewasa. Obesitas juga mengurangi kualitas hidup, seperti

stroke, artritis (radang sendi), batu empedu, kesulitan bernafas, masalah kulit,

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

31

infertilitas, masalah psikologis, mangkir kerja, dan pemanfaatan sarana

kesehatan (Salam, 2010 : 186).

Untuk kepentingan pemantauan dan tingkat defiensi energi ataupun

tingkat kegemukan, lebih lanjut FAO/WHO menyarankan menggunakan satu

batas ambang antara laki-laki dan perempuan. Ketentuan yang digunakan

adalah menggunakan ambang batas laki-laki untuk katagori kurus tingkat berat

dan menggunakan ambang batas pada perempuan untuk katagori gemuk

tingkat berat. Ambang batas standar obesitas menurut umur dan jenis kelamin

pada remaja seperti pada Tabel 2.

Tabel 2

Standar Obesitas Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Laki-laki Perempuan

Umur IMT Umur IMT

10 22,1 10 22,9

11 23,2 11 24,1

12 24,2 12 24,2

13 25,2 13 25,3

14 26,0 14 26,2

15 26,8 15 26,1

16 27,5 16 27,9

17 28,2 17 28,6

18 29,0 18 30,3

19 29,6 19 31,0

20 30,6 20 31,8

(Sumber: Freitag dan Oktaviana, 2010 : 47)

Obesitas memberi dampak negatif pada kualitas hidup anak. HRQOL

pada anak obestas lebih rendah dan terjadi peningkatan angka deperesi pada

anak obesitas dibandingkan anak yang tidak obesitas. Anak obesitas memilki

kesehatan fisik, sosial, dan fungsi sekolah yang lebih rendah daripada anak

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

32

sehat yang memiliki IMT normal, (Prihaningtyas, dkk., 2018 : 103). Ciri-ciri

pemeriksaan fisik umum pada anak yang mengalami obesitas dapat dilihat di

Tabel 3.

Tabel 3

Pemeriksaan Fisik Umum pada Anak Obesitas

Bagian Tubuh Ciri Obesitas

Kepala dan wajah

Wajah tampak bulat, pipi tembam, dan

dagu bertumpuk atau dagu rangkap.

Leher Leher relatif pendek dan berlipat-lipat.

Dada

Dada tampak membusung, payudara

membesar.

Perut

Perut membuncit, kadang dapat

ditemukan lipatan perut.

Tungkai

Paha kanan dan kiri sering kali

menempel dan bergesek jika berjalan

sehingga dapat membuat bagian tubuh

tersebut menjadi hitam.

Tungkai dapat berberntuk seperti huruf

X.

Penis

Penis dapat memiliki bentuk yang kecil

dan seperti terbenam.

Tinggi badan

Biasanya lebih pendek dari teman-

temannya.

(sumber: Prihaningtyas, dkk,. 2018 : 6)

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja yang

mengalami obesitas adalah remaja yang memilki kelebihan lemak di dalam

tubuh dan memilki IMT di atas batas ambang normal, dengan IMT remaja usia

15-18 tahun pada remaja laki-laki dengan IMT 26,8-29,0 dan IMT 28,1-30,3

untuk remaja perempuan.

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

33

3. Remaja yang tidak mengalami obesitas

Supariasa, dkk., (2014 : 72) menyatakan berat normal adalah idaman bagi

setiap orang agar mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keuntungan berat

badan normal adalah penampilan baik, lincah, dan risiko sakit rendah. Remaja

yang memiliki citra tubuh positif mencerminkan tingginya penerimaan jati diri,

rasa percaya diri dan kepedulian yang tinggi terhadap kondisi badan dan

kesehatannya, sedangkan remaja yang memilki citra tubuh negatif akan

mengalami distorsi dalam menilai realitas, Thompson (dalam Husni dan

Indrijati, 2014 : 208).

Fitri, Zola, dan Ifdil (2018 : 2) mengungkapkan remaja yang puas pada

kualitas dirinya akan cenderung merasa aman, tidak kecewa dan tahu apa yang

dibutuhkannya, sehingga dapat mandiri dan tidak bergantung pada orang lain

dalam memutuskan segala sesuatu secara objektif. Penerimaan diri banyak

dipengaruhi oleh body image berupa budaya dan standarisasi masyarakat

mengenai penampilan dan kecantikan, meliputi konsep kurus, gemuk, indah

dan menawan ketika dilihat.

Menurut Supariasa, dkk., (2014 : 71) batas ambang IMT ditentukan

dengan merujuk ketentuan FAO/WHO, yang membedakan batas ambang untuk

laki-laki dan perempuan. Batas ambang normal laki-laki adalah 20,1-25,0 dan

untuk perempuan adalah 18,7-23,8.

Beberapa studi eksperimental membuktikan bahwa pemahaman “kurus

adalah ideal” berhubungan dengan ketidakpuasan penampilan jangka pendek

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

34

pada remaja putri terkai dengan media. Corwin dan Sargent menemukan bahwa

49% wanita mengatakan bahwa body image yang ideal adalah terlihat lebih

kurus dar ukuran tubuh mereka yang sebenarnya (dalam Ratnawati dan Sofiah

2012 : 137). Sumanto (2009 : 14) menyatakan pengurangan berat badan dengan

menjalankan pola hidup sehat akan memperpanjang umur. Mereka yang dapat

menurunkan berat badan hingga tercapai berat badan ideal dan

mempertahankannya, akan memiliki presentase kematian yang rendah.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa remaja yang tidak

mengalami obesitas adalah remaja yang memiliki berat badan ideal, adalah

remaja yang berusia 15-18 tahun yang memiliki IMT normal yaitu, IMT < 25.

C. Perbedaan Tingkat Kepercayaan Diri Remaja yang Mengalami Obesitas

dan Tidak Mengalami Obesitas

Menurut Maslow (dalam Sinthia 2011 : 43) melalui konsep diri,

individu dapat mengenali dirinya sendiri sehingga dapat memberi penilaian

mengenai kelebihan-kelebihan dan kekurangan-kekurangan yang dimilikinya.

Penilaian ini dapat menimbulkan penghargaan yang tinggi maupun yang

rendah terhadap diri sendiri.

Kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan dalam jiwa manusia

bahwa tantangan hidup apapun harus dihadapi dengan berbuat sesuatu.

Kepercayaan diri berarti menilai dan mengapresiasi dan menilai diri sendiri.

Fatimah (dalam Ifdil, dkk., 2017 : 108) menjelaskan bahwa kepercayaan diri

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

35

adalah sikap positif seorang individu yang memampukan dirinya untuk

mengembangkan penilaian positif, baik terhadap diri maupun terhadap

lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

Andiyati (2016 : 82) Individu memilki taraf kepercayaan diri yang

berbeda-beda, sebagian individu ada yang penuh rasa percaya diri, sedangkan

individu yang lain merasa kurang percaya diri. Remaja yang kurang percaya

diri akan merasa tidak berharga, tidak ada artinya dan merasa kecil jika

menghadapi tindakan dari orang lain. Remaja yang percaya diri akan menjadi

lebih mudah mengontrol perilakunya dan akan lebih mudah menikmati

hidup.

Rendahnya kepercayaan diri pada remaja disebabkan oleh beberapa

faktor. Santrock (dalam Ifdil, dkk., 2017 : 108) menjelaskan salah satu faktor

yang memengaruhi kepercayaan diri adalah penampilan fisik. Perubahan fisik

menimbulkan dampak psikologis yang tidak diinginkan. Ramadhani dan

Putrianti (2014 : 23) menyatakan perkembangan fisik merupakan suatu hal

yang dianggap penting bagi remaja. Penampilan diri yang tidak sesuai dengan

yang diinginkan biasanya menjadi hambatan dalam memperluas ruang gerak

pergaulan, sehingga hal tersebut menjadi sumber kesulitan.

Mikessel dan Foster (dalam Wirantha dan Supriyadi, 2015 : 40)

menyatakan bahwa kepercayaan diri berkaitan erat dengan daya tarik fisik

sehingga individu akan melakukan berbagai usaha agar tampil menarik, sehat,

dan bugar sehingga timbul rasa percaya diri dalam beraktivitas. Remaja yang

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

36

menilai tubuh dan penampilannya secara negatif tentu tidak akan merasa

nyaman dan tidak percaya diri selama berinteraksi dengan orang lain.

Amin, Bidjuni, dan Kallo (2016 : 4) Ketidakmampuan fisik dapat

menyebabkan rasa rendah diri. Obesitas merupakan salah satu kondisi fisik

yang dapat memengaruhi harga diri dan rasa percaya diri seseorang. Menurut

Sumanto ( 2009 : 13) kadar lemak yang terlalu tinggi dalam darah tentu dapat

menyebabkan kegemukan. Seseorang yang mengalami kegemukan secara

umum akan menghadapi dua macam risiko, yakni risiko psikososial dan

medis. Pada risiko psikososial, orang yang mengalai kegemukan akan

menghadapi hambatan-hambatan fisik, sosial, dan psikologi. Orang yang

kegemukan akan mengalami banyak kesulitan dalam melakukan aktivitas

fisik sehingga mengurangi kesempatan utuk mengikuti berbagai kegiatan,

misalnya bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Orang yang kegemukan

biasanya juga mengalamai tekanan psikis karena merasa minder atau rendah

diri dengan bentuk tubuhnya yang kurang bagus.

D. Hipotesis

Ada perbedaan tingkat kepercayaan diri remaja yang mengalami

obesitas dan tidak mengalami obesitas. Kepercayaan diri pada remaja yang

tidak mengalami obesitas lebih tinggi daripada yang mengalami obesitas.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepercayaan Diri pada Remaja …

16