BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.ums.ac.id/67691/11/BAB II-35.pdf · BAB II TINJAUAN...

25
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Disiplin Belajar a. Pengertian Disiplin Belajar Akuntansi Perusahaan Dagang Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk mengembangkan kemampuan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku manusia sebagai tahap menuju kedewasaan. Sedangkan disiplin merupakan sikap kepatuhan terhadap tata tertib yang ada. Kata disiplin sendiri berasal dari bahasa latin disibel yang berarti pengikut, lambat laun kata disibel mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya taat pada nilai- nilai yang dipercaya. Menurut Hamalik (2011:27) “Belajar merupakan modifikasi atau memperteguh sikap melalui pengalaman-pengalaman yang dilakukan. Sehingga belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat namun belajar yaitu mengalami. Menurut Syah (2010: 87) “Belajar merupakan kegiatan proses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenjang pendidikan”.Menurut Rahman (2011: 64) “Disiplin berasal dari bahasa inggris discipline yang memiliki beberapa arti yang diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang bermoral, memperbaiki dengan menggunakan sanksi, serta kumpulan tata tertib untuk mengatur tingkah laku”. Sedangkan menurut Zainal dalam Soegeng (2004: 32) “Disiplin adalah suatu aspek kehidupan yang mesti terwujud dalam masyarakat, karena itu hendaknya mendapatkan perhatian dari pihak yang ada disekolah maupun diluar sekolah”. Menurut Arikunto (2006: 114) “Disiplin adalah menunjukan pada seseorang dalam melakukan tata tertib karena didorong

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teorieprints.ums.ac.id/67691/11/BAB II-35.pdf · BAB II TINJAUAN...

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Disiplin Belajar

a. Pengertian Disiplin Belajar Akuntansi Perusahaan Dagang

Belajar merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan dalam aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik untuk mengadakan perubahan pada tingkah laku manusia

sebagai tahap menuju kedewasaan. Sedangkan disiplin merupakan sikap

kepatuhan terhadap tata tertib yang ada. Kata disiplin sendiri berasal dari

bahasa latin disibel yang berarti pengikut, lambat laun kata disibel

mengalami perubahan menjadi discipline yang artinya taat pada nilai-

nilai yang dipercaya.

Menurut Hamalik (2011:27) “Belajar merupakan modifikasi atau

memperteguh sikap melalui pengalaman-pengalaman yang dilakukan.

Sehingga belajar adalah suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu

hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat namun belajar yaitu

mengalami”. Menurut Syah (2010: 87) “Belajar merupakan kegiatan

proses dan merupakan unsur yang fundamental dalam penyelenggaraan

setiap jenjang pendidikan”.Menurut Rahman (2011: 64) “Disiplin berasal

dari bahasa inggris discipline yang memiliki beberapa arti yang

diantaranya adalah pengendalian diri, membentuk karakter yang

bermoral, memperbaiki dengan menggunakan sanksi, serta kumpulan tata

tertib untuk mengatur tingkah laku”.

Sedangkan menurut Zainal dalam Soegeng (2004: 32) “Disiplin adalah

suatu aspek kehidupan yang mesti terwujud dalam masyarakat, karena itu

hendaknya mendapatkan perhatian dari pihak yang ada disekolah maupun

diluar sekolah”. Menurut Arikunto (2006: 114) “Disiplin adalah

menunjukan pada seseorang dalam melakukan tata tertib karena didorong

10

kesadaran dari dalam hatinya”. Menurut Moenir (2010: 94-96) “Disiplin

merupakan bentuk ketaatan terhadap suatu aturan, baik tertulis maupun

tidak tertulis yang telah ditetapkan, ada dua jenis disiplin yang sangat

dominan yang sesuai dengan kehendak individu”. Ada dua jenis disiplin

yang pertama disiplin dalam hal waktu dan kedua disiplin pada hal

perbuatan atau pekerjaan.

Dari berbagai uraian pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

disiplin belajar Akuntansi Persusahaan Dagang merupakan ketaatan

terhadap suatu aturan yang berlaku dilingkungan universitas baik dalam

hal disiplin waktu pada saat belajar Akuntansi Perusahaan Dagang

maupun disiplin perbuatan seperti taat dan tertib serta fokus saat proses

perkuliahan berlangsung, mengerjakan tugas yang diberikan dosen yang

mesti terwujud untuk mengatur tingah laku mahasiswa agar tujuan yang

diharapkan tercapai.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin belajar

Perilaku disiplin tidak muncul dengan sendirinya, perlu adanya

dorongan dalam diri sehingga dapat menggerakan diri untuk mengerti

tanggung jawab. Tidak hanya itu perlu adanya latihan dan membiasakan

diri untuk senantiasa belajar. Mahasiswa akan sadar akan disiplin belajar

jika belajar merupakan hal penting dalam kehidupannya. Penanaman

disiplin belajar harus dilakukan sedini mungkin sehingga menjadi

kegiatan yang senantiasa dilakukan. Menurut Tu’u (2004: 48) ada empat

faktor yang membentuk disiplin:

1) Kesadaran diri

Pemahaman diri sendiri bahwa disiplin dalam belajar untuk

kebaikan dan keberhasilan diri sendiri, selain itu kesadaran diri

menjadi dorongan/motif yang kuat terwujudnya disiplin. Disiplin

belajar yang terbentuk dari pemahaman diri berpengaruh lebih kuat

daripada disiplin dengan paksaan.

11

2) Pengikutan dan ketaatan

Pengikutan dan ketaatan merupakan penerapan atas peraturan-

peraturan yang dibentuk individu. Langkah ini merupakan lanjutan

dari kesadaran diri yang dibentuk dari dorongan yang kuat.

3) Alat pendidikan

Alat pendidikan memberikan perubahan, pembinaan, serta

membentuk perilaku individu sesuai dengan nilai-nilai yang

diajarkan dilembaga pendidikan formal maupun non formal.

4) Hukuman

Individu yang taat akan akan peraturan disebabkan dua faktor yang

mempengaruhi yakni yang pertama berasal dari kesadaran diri

sendiri, dan yang kedua adanya hukuman yang diberikan. Hukuman

diberikan untuk menyadarkan, mengoreksi, dan meluruskan

penyimpangan yang terjadi. Sehingga perilaku yang dilakukan

sesuai dengan harapan.

Selanjutnya Tu’u (2004: 49-50) mengemukakan bahwa masih ada

faktor-faktor lain yang mendukung terbentuknya disiplin, yaitu:

1) Teladan

Teladan merupakan sebuah perilaku yang baik untuk dicontoh

orang lain. Dalam hal ini peserta didik lebih mudah meniru dengan

yang mereka lihat sebagai teladan, daripada yang mereka dengar.

Karena itu contoh dari orang-orang sekitar sangat berpengaruh.

2) Lingkungan berdisiplin

Lingkungan yang senantiasa disiplin akan lebih kuat pengaruhnya

daripada lingkungan yang kurang disiplin. Bila orang berada

dilingkungan yang memiliki kebiasan disiplin, maka orang tersebut

akan ikut terbawa oleh lingkungan tersebut

3) Latihan berdisiplin

Disiplin akan mudah terbentuk dengan lingkungan yang senantiasa

disiplin. Selain itu disiplin juga dapat dibentuk dengan latihan.

12

Artinya dengan melakukan perilaku disiplin secara terus-menerus

dan membiasakan diri untuk berperilaku disiplin setiap hari.

c. Indikator disiplin belajar

Menentukan nilai disiplin pada siswa tentu ada beberapa perilaku

atau sikap yang dapat mencerminkan bahwa dirinya disiplin.

Kedisiplinan memiliki indikator seperti yang dikemukakan Moenir

(2010: 96) indikator yang dapat dijadikan sebagai penilaian tingkat

kedisiplinan ada dua yakni pertama disiplin pada waktu dan kedua

disiplin pada perbuatan atau pekerjaan, yaitu:

1) Disiplin waktu, meliputi:

a) Tepat waktu ketika belajar, berangkat dan pulang kuliah sesuai

dengan tata tertib yang berlaku.

b) Tidak meninggalkan perkuliahan pada saat berlangsung.

c) Mengerjakan dan mengumpulkan tugas yang diberikan tepat

waktu.

2) Disiplin Perbuatan, meliputi:

a) Tidak menentang dan patuh terhadap peraturan yang berlaku

b) Tidak malas dalam belajar

c) Tidak bergantung pada orang lain demi dirinya sendiri

d) Tidak melakukan kebohongan

e) Bertingkah laku sesuai tata tertib, tidak mencontek saat ujian,

tidak membuat keributan saat mata kuliah berlangsung, tidak

mengganggu orang lain saat perkuliahan berlangsung.

d. Bentuk-bentuk kedisiplinan belajar mahasiswa

Belajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menggali

potensi diri dengan sejumlah ilmu pengetahuan. Kegiatan belajar

dilakukan dengan harapan akan memperoleh hasil belajar yang

maksimum. Banyak mahasiswa yang sudah bersusah payah belajar

masih mendapatkan hasil yang kurang memuaskan. Menurut Djamarah

13

(2002: 10) “Salah satu penyebabnya adalah cara belajar yang tidak

disiplin, belajar yang kurang teratur, kurang bersemangat, tidak tahu

cara berkonsentrasi dalam belajar, mengabaikan masalah pengaturan

waktu, kurang istirahat dan tidur”. Dari pengertian tersebut penulis

mengklasifikasikan menjadi dua disiplin belajar, disiplin belajar baik

saat proses perkuliahan dan disiplin belajar saat dirumah yang dapat

dilakukan mahasiswa, yakni:

1) Disiplin belajar saat proses perkuliahan

Disiplin merupakan suatu tindakan yang menunjukan sikap

aktif, taat, dan patuh terhadap peraturan-peraturan yang berlaku

dengan senang hati. Lembaga pendidikan formal memiliki

peraturan yang tertulis maupun tidak tertulis untuk ditaati oleh

setiap peserta didik. Menurut Mulyasa (2003:108) “Disiplin

disekolah akan membantu peserta didik menemukan dirinya dan

mengatasi serta mencegah timbulnya masalah-masalah disiplin dan

berusaha menciptakan situasi menyenangkan dalam proses

pembelajaran, sehingga mereka menaati segala peraturan yang telah

ditetapkan”.

Disiplin diperkuliahan berkaitan dengan kerajinan mahasiswa

saat perkuliahan berlangsung. Sikap disiplin ini timbul dari adanya

kesadaran dalam diri mahasiswa untuk menaati peraturan. Menurut

Susilowati (2005:25) ada beberapa sikap disiplin belajar yang dapat

dilakukan mahasiswa dalam kegiatan belajarnya disekolah, yakni:

a) Disiplin mahasiswa saat masuk kelas

Disiplin masuk kelas menunjukan bentuk sikap mahasiswa

yang aktif, patuh, dan taat. Artinya jika mahasiswa masuk kelas

tepat waktu dan tidak pernah absen setiap harinya maka

mahasiswa tersebut dapat dikatakan disiplin.

14

b) Disiplin mahasiswa dalam mengerjakan tugas

Tugas merupakan kegiatan belajar yang diberikan kepada

mahasiswa untuk lebih memahami dan menguasai materi

perkuliahan yang telah diberikan oleh dosen. Tugas diberikan

baik didalam kelas maupun untuk kegiatan diluar kelas. Tetapi

masih banyak mahasiswa yang mengerjakan tugas dengan

menyalin milik temannya. Perlu adanya kedisiplinan dalam

mengerjakan tugas. Mahasiswa dapat berusaha mengerjakan

tugas yang diberikan dengan usaha sendiri dan tidak

bergantung pada orang lain.

c) Disiplin mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan

Untuk mencapai hasil belajar yang memuaskan mahasiswa

harus memiliki keaktifan dalam mengikuti proses perkuliahan.

Mahasiswa yang memiliki kedisiplinan tentu akan memiliki

kemandirian, ketekunan, dan keteraturan dalam belajar. Selain

itu, mahasiswa yang memiliki kedisiplinan akan

memperhatikan cara belajar. Dengan memiliki sikap mandiri,

tekun, dan teratur dalam belajar maka akan mencapai hasil

belajar yang efektif dan efisien. Serta mampu mengembangkan

potensi dalam diri yang dimiliki mahasiswa.

d) Disiplin mahasiswa dalam menaati kontrak kuliah

Disiplin mahasiswa dalam kesesuaian tindakan saat proses

perkuliahan ditujukan dengan perilaku menaati tata tertib yang

telah dibuat dan melaksanakannya dengan senang hati.

2) Disiplin belajar mahasiswa saat dirumah

Disiplin belajar mahasiswa seharusnya tidak hanya ditunjukan

saat proses perkuliahan berlangsung. Tetapi juga saat dirumah.

Sebab disiplin dalam belajar akan membantu mahasiswa mencapai

hasil belajar yang optimal. Menurut Susilowati (2005:27) :

15

Disiplin belajar dirumah adalah suatu tingkat konsistensi dan

konsekuensi serta keteraturan dalam kegiatan belajar untuk

memperoleh tingkah laku yang timbul dari kesadaran dirinya

untuk belajar dengan menaati dan melaksankan tugasnya

sebagai siswa dirumah dengan dukungan orang tua yang

mengawasi, mengarahkan serta berupaya untuk membuat anak

menyadari berdisiplin diri.

Menurut Djamarah (2002:40) terdapat beberapa indikator

sebagai kiat-kiat belajar dirumah:

a) Mengatur waktu belajar dirumah

Mahasiswa dapat membuat rencana belajar dirumah sehingga

kegiatan belajar dapat dilakukan secara terjadwal.

b) Mengulangi dan memahami bahan materi yang telah diajarkan

Mahasiswa dapat mempelajari ulang materi yang telah

diberikan dosen saat dirumah, untuk meningkatkan pemahaman

sehingga pada saat ujian tidak bergantung pada teman.

c) Membaca buku-buku refrensi

Mahasiswa dapat menambah wawasan materi dengan membaca

buku refrensi lain.

d) Mengerjakan tugas secara mandiri

Mahasiswa mengerjakan tugas dengan mandiri tanpa

bergantung pada teman.

e. Fungsi disiplin belajar

Disiplin belajar merupakan hal baik bagi mahasiswa, sebab

dengan disiplin belajar mahasiswa akan bersikap memiliki tanggung

jawab dalam belajar dan lebih taat dan patuh saat kegiatan perkuliahan

berlangsung sehingga hasil belajar yang akan dicapai optimal. Seperti

yang dikemukakan oleh Tu’u (2004: 37) fungsi dari disiplin belajar

adalah:

1) Disiplin akan memunculkan sikap tanggung jawab pada diri siswa

yang nantinya akan mendorong siswa mendapatkan hasil belajar

16

yang memuaskan. Dan sebaliknya siswa yang kurang disiplin akan

menghambat prestasi yang akan diperolehnya.

2) Tanpa adanya kedisiplinan pada diri siswa suasana kelas menjadi

kurang kondusif saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Disiplin

dapat memberikan dukungan sehingga menciptakan keadaan yang

tenang dan tertib saat proses pembelajaran.

3) Orang tua berharap pada sekolah serta lembaga pendidikan non

formal untuk memberikan pelajaran nilai-nilai dan norma-norma

serta perilaku disiplin yang sesuai dengan nilai kehidupan sosial.

Agar generasi mendatang menjadi indvidu yang tertib, teratur,

berakhlak, dan disiplin.

4) Untuk meraih kesuksesan dalam belajar, disiplin belajar merupakan

suatu tindakan yang wajib dilakukan siswa sebagai subjek yang

melakukan proses pembelajaran.

f. Pentingnya disiplin belajar

Disiplin belajar merupakan perilaku baik yang dapat dijadikan

teladan bagi setiap orang. Sebab belajar adalah aktivitas yang dilakukan

manusia sejak lahir sampai mati. Perilaku disiplin juga tidak dalam hal

belajar saja, namun dengan disiplin senantiasa dalam mengerjakan

apapun akan membuat seseorang taat pada peraturan dan tata tertib.

Menurut Maman Rachman dalam Tu’u (2004: 35) pentingnya disiplin

diuraikan sebagai berikut:

1) Memberikan dorongan agar berperilaku yang tidak menyimpang

dari nilai-nilai

2) Membantu peserta didik agar memahami dan menyesuaikan diri

dengan tuntutan lingkungan

3) Cara menyelesaikan tuntutan yang ingin ditunjukan peserta didik

terhada lingkungannya

4) Untuk mengatur keseimbangan keinginan individu satu dengan

individu yang lainnya

17

5) Menjauhkan peserta didik melakukan hal-hal yang dilarang

disekolah

6) Mendorong peserta didik untuk melakukan hal-hal yang baik dan

benar

7) Peserta didik dapat belajar hidup untuk senantiasa baik, positif, dan

bermanfaat bagi lingkungannya

8) Kebiasaan baik akan membuat ketenangan jiwa dan lingkungannya

2. Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Motivasi pada hakekatnya adalah kehendak untuk melakukan

sesuatu dari dalam individu. Motivasi dapat dipandang sebagai keadaan

internal manusia yang mendorong untuk melakukan tingkah laku secara

terarah. Menurut Santrock dalam Mardianto (2012: 186) “Motivasi

adalah proses yang memberikan semangat, arah, dan kegigihan

perilaku”. Sedangkan menurut Ahmad Thontowi dalam Mardianto

(1993: 68) mengemukakan bahwa “Tindakan belajar yang bermotif

dapat dikatakan sebagai tindakan belajar yang dilakukan anak didik

yang didorong oleh kebutuhan yang dirasakannya, sehingga tindakan itu

tertuju kearah suatu tujuan yang diidamkan”.

Menurut Purwanto (2007: 60) “Motif ialah segala sesuatu yang

mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu”. Menurut Mc

Donald dalam Wasty Soemanto dalam Purwanto (1990: 91) “Motivasi

yakni suatu perubahan tenaga didalam diri/pribadi seseorang yang

ditandai dengan adanya dorongan efektif dan reaksi-reaksi dalam usaha

mencapai tujuan”. Dan menurut Sardiman (2014:75):

Motivasi belajar merupakan seluruh aktivitas didalam diri siswa

yang menimbulkan belajar, menjamin kelangsungan kegiatan

belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan

dari subjek belajar tercapai. Dikatakan keseluruhan karena

umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan

18

siswa untuk belajar. hasil belajar akan maksimal jika didukung

adanya motivasi.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar merupakan suatu dorongan baik dari dalam maupun dorongan

dari luar diri mahasiswa untuk melakukan kegiatan belajar efektif yang

terarah, terpadu, dan konsisten untuk mencapai tujuan yang

dikehendaki. Motivasi belajar memiliki manfaat besar dalam

membentuk sikap taat, patuh dan tertib belajar mahasiswa sehingga

rencana belajar yang dilakukan mahasiswa dapat mencapai keberhasilan

dalam prosesnya. Motivasi juga dapat menumbuhkan sikap tanggung

jawab pada diri sendiri sehingga tidak bergantung pada orang lain.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi belajar

Motivasi belajar merupakan dorongan yang timbul dari banyak

faktor didalamnya. Faktor motivasi belajar seperti yang dikemukakan

oleh Dimiyati dan Mujiono (2006: 97):

Motivasi timbul melalui diri individu yang bersangkutan ataupun

dari bantuan orang lain atau sesuatu yang berada diluar diri

individu. Motivasi tidak berdiri sendiri, motivasi didukung oleh

beberapa unsur. Unsur yang mempengaruhi motivasi adalah: cita-

cita atau aspirasi peserta didik, kondisi peserta didik (fisik dan

psikis misalnya minat yang dimiliki peserta didik, kemandirian,

lain-lain), lingkungan belajar, unsur dinamis saat pembelajaran,

serta dosen atau pendidik dalam saat melakukan kegiatan

pembelajaran. Faktor motivasi dipengaruhi oleh beberapa unsur yang

mendukung didalam setiap diri individu. Menurut Sukmadinata (2003:

162) “Usaha keberhasilan dalam proses belajar didukung oleh banyak

faktor, faktor-faktor tersebut bersumber dari baik dari dalam diri

individu maupun dari luar”, yaitu:

1) Faktor-faktor dari dalam individu:

a) Faktor jasmani yang meliputi kesehatan fisik dan panca indra.

19

b) Faktor rohani yang meliputi kondisi psikis, kemampuan

intelektual, afektif, kognitif, dan psikomotorik.

c) Faktor kondisi sosial yang dimiliki mahasiswa dengan orang

sekitarnya

2) Faktor-faktor dari luar individu:

a) Faktor keluarga yang berkaitan dengan keharmonisan dalam

keluarga, sarana untuk belajar didalam rumah

b) Faktor sekolah berkaitan dengan proses pembelajaran yang

diberikan dosen

c) Faktor masyarakat sekitar berkaitan dengan latar belakang

warga sekitar. Jika masyarakat sekitar mahasiswa memiliki

latar pendidikan yang tinggi maka akan memberikan motivasi

yang lebih kepada mahasiswa untuk lebih berhasil,

c. Indikator motivasi belajar

Menurut Sardiman A.M (2014:83) Indikator motivasi belajar pada

diri siswa adalah :

1) Mengerjakan tugas dengan tekun (dapat bekerja secara terus

menerus dalam jangka waktu yang cukup lama, jika belum selesai

tidak akan berhenti).

2) Ulet dalam menghadapi hambatan (tidak cepat putus asa) tidak

memerlukan dorongan eksternal untuk berprestasi sebaik mungkin

(tidak cepat puas atas prestasi yang telah didapat).

3) Menunjukkan minat dalam berbagai masalah yang terjadi.

4) Lebih menyukai bekerja secara mandiri

5) Lebih cepat merasa bosan pada tugas yang bersifat rutin sehingga

kurang efektif.

6) Dapat mempertahankan opininya (benar-benar yakin akan sesuatu)

7) Tidak dengan mudah melepaskan hal-hal yang telah diyakini

8) Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah yang terdapat

pada soal-soal

20

Jika ada mahasiswa yang memiliki ciri-ciri seperti diatas, maka

mahasiswa tersebut memiliki motivasi yang cukup tinggi. Ciri-ciri

motivasi belajar diatas merupakan faktor yang sangat penting dalam

menunjang proses pembelajaran. Ciri-ciri motivasi belajar tersebut akan

digunakan sebagai penyusunan kisi-kisi instrument angket untuk

mengungkap variable bebas dalam penelitian ini yaitu motivasi belajar.

d. Ciri-ciri motivasi belajar

Hamzah B. Uno (2011: 23) mengutarakan bahwa ciri-ciri motivasi

belajar yang terdapat pada diri peserta didik, dapat diklasifikasikan

sebagai berikut :

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan

4) Adanya penghargaan dalam belajar

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif. Sehingga dalam

pembelajaran siswa dapat belajar dengan baik.

Motivasi belajar perlu dihidupkan secara terus menerus untuk

dapat mendukung sikap disiplin belajar sehingga mencapai hasil belajar

yang optimal yang selanjutnya berkembang pada timbulnya kemandirian

dalam wujud kemampuan siswa mengatasi dinamika dalam belajar.

Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Sifat perilaku siswa yang memiliki motivasi

belajar yang tinggi dapat ditemukan seperti yang diungkapkan Sugiharto

dkk (2007: 78) antara lain “Pertama, adanya perasaan dan keterlibatan

siswa pada saat belajar yang sangat tinggi, kedua, adanya keterlibatan

dan perasaan segi afektif siswa yang yang tinggi dalam belajar, dan

ketiga, adanya upaya siswa untuk selalu memelihara motivasi belajar

yang tinggi”.

21

Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan indikator

motivasi belajar tinggi dapat dilihat dari ketekunan dalam diri siswa

dalam mengerjakan tugas, tidak cepat putus asa menghadapi kesulitan,

tertarik pada berbagai macam masalah dan ingin memecahkannya, lebih

senang bekerja secara mandiri, cepat bosan dengan tugas yang bersifat

rutin, mampu mempertahankan opini, tidak dengan mudah melepas hal

yang diyakini, senang mencari pemecahan berbagai macam masalah

yang terjadi. Motivasi belajar dapat diukur dari adanya dorongan yang

kuat dari dalam diri siswa untuk taat dan tertib belajar dan berhasil

meraih hasil belajar yang memuaskan. Motivasi belajar dapat didorong

dengan adanya pemberian pengakuan berupa penghargaan, memperoleh

pengalaman baru bagi siswa, kondisi lingkungan belajar siswa yang

kondusif saat belajar. Siswa yang memiliki motivasi belajar yang tinggi

akan melibatkan dirinya secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

afektif sebagai bentuk bahwa dirinya memiliki motivasi yang tinggi

saat belajar.

e. Macam-macam motivasi belajar

Siswa pada dasarnya memiliki berbagai motivasi belajar. Sebab

motivasi merupakan sebuah dorongan untuk mencapai tujuan. Seperti

yang dikemukakan oleh Hamalik (2011: 112) membedakan motivasi

sebagai berikut:

1) Motivasi intrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motivasi yang tercakup dalam situasi

belajar yang bersumber dari kebutuhan dan tujuan-tujuan siswa

sendiri atau motivasi sebenarnya yang timbul dari diri peserta didik.

Misalnya keinginan untuk memperoleh keterampilan tertentu,

memperoleh informasi dan pemahaman, mengembangkan sikap

untuk berhasil dan sebagainya.

22

2) Motivasi ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang berasal dari luar

diri siswa dan berguna dalam situasi belajar yang fungsional.

Misalnya: pemberian penghargaan, pujian.

Motivasi yang sangat penting untuk dimiliki seorang siswa adalah

motivasi yang berada pada diri siswa. Keinginan belajar yang muncul

dari dalam dirinya sendiri merupakan dorongan yang sangat kuat untuk

mencapai hasil belajar yang baik. Disamping itu motivasi dari luar diri

siswa akan membant timbulnya dorongan untuk mencapai hasil belajar

yang baik.

f. Fungsi Motivasi belajar

Motivasi memberikan dorongan untuk bertindak dan melakukan

perubahan sebagai suatu usaha untuk mencapai sesuatu. Menurut

Sardiman (2014: 85) selain berfungsi sebagai pendorong dalam

mencapai usaha, motivasi juga berfungsi sebagai:

1) Mendorong mahasiswa untuk melakukan kegiatan, tanpa adanya

motivasi maka tidak akan timbul keinginan untuk belajar

2) Motivasi sebagai penentu arah tindakan untuk mencapai tujuan.

Motivasi sebagai penentu tindakan-tindakan apa yang harus

dilaksanakan untuk mencapai tujuan dan menyisihkan tindakan

yang tidak bermanfaat.

3) Motivasi sebagai penggerak. Besar kecilnya motivasi yang dimiliki

mahasiswa akan mempengaruhi cepat atau lambatnya melakukan

sesuatu.

Berdasarkan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi

belajar akan memberikan dorongan mahasiswa untuk belajar dan

bertindak kearah tujuan yang akan dicapai. Kemudian motivasi juga

sebagai penentu arah akan tindakan yang harus dilaksanakan. Dan

motivasi juga berfungsi sebagai motor penggerak yang akan

mempengaruhi cepat atau lambatnya seseorang dalam melakukan

23

tindakan. Dengan adanya motivasi belajar dalam diri mahasiswa akan

menimbulkan sikap taat dan patuh serta memiliki tanggung jawab diri

dalam belajar.

g. Pentingnya motivasi belajar

Motivasi berperan sebagai dorongan untuk melakukan sesuatu.

Motivasi yang bersifat positif seperti motivasi belajar sangat dibutuhkan

seseorang, sebab dengan adanya dorongan belajar akan membuat

aktivitas yang dilakukan tidak dianggap sebagai beban namun sebagai

tanggung jawab yang wajib dilaksanakan. Pentingnya motivasi belajar

bagi peserta didik menurut Dimiyati dan Mujiono (2006: 79) yakni:

1) Menyadarkan peserta didik akan kedudukan pada awal

pembelajaran, proses, dan hasil belajar.

2) Memberikan informasi tentang usaha belajar, dengan

membandingkan teman sebayanya sebagai ilustrasi, Dengan adanya

bukti bahwa usahanya belum memadai maka ia akan berusaha

belajar lebih giat lagi.

3) Mengarahkan dalam kegiatan belajar, agar ia mengetahui bahwa

belajarnya kurang efektif. Maka ia akan mengubah cara belajar.

4) Lebih meningkatkan semangat belajar.

5) Menyadarkan bahwa belajar merupakan hal penting yang kelak

akan dibutuhkan dalam mencari kerja.

3. Kemandirian belajar

a. Pengertian kemandirian belajar

Kemandirian merupakan sikap yang dimiliki individu untuk

mengambil inisiatif atau keputusan atas masalah yang dihadapi.

Kemandirian tumbuh sejalan dengan proses kedewasaan. Sikap

kemandirian ditandai dengan kesanggupan individu untuk berdiri sendiri

dan tidak bergantung pada orang lain. Menurut Soedarsono (2000:73)

24

“Kemandirian merupakan suatu hal yang sangat penting, meski, kurang

tepat bila dianggap sasaran akhir”.

Sikap mandiri dapat menumbuhkan rasa percaya diri akan

kemampuan yang dimiliki oleh individu. Menurut Mujiman (2009: 1)

“Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif, yang didorong

motivasi menguasai suatu kompetensi yang dimiliki”. Sedangkan

menurut Slameto (2013: 2) “Kemandirian belajar adalah belajar yang

dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa bantuan dari pihak

luar”. Dalam setiap proses pembelajaran setiap individu dituntut untuk

mandiri karena dengan kemandirian hasil yang akan dicapai akan

optimal.

Dari berbagai pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa

kemandirian belajar merupakan usaha sadar yang dimiliki individu

untuk belajar secara aktif, mampu berdiri sendiri tidak bergantung pada

orang lain, dan mampu melakukan tindakan secara mandiri terhadap

kemampuan yang dimiliki. Sehingga belajar akan dianggap sebgai

sebuah tanggung jawab dalam tahap mengembangkan potensi diri.

Dengan memiliki sikap kemandirian belajar mahasiswa dapat

merencanakan strategi belajar sehingga mahasiswa akan berdisiplin

dalam belajarnya dan proses belajar yang dilakukan akan efektif.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian

Kemandirian merupakan kegiatan yang dilakukan tanpa bantuan

dari pihak luar. Namun kemandirian juga didukung faktor baik dari

dalam diri sendiri maupun dari luar yang berasal dari lingkungan sosial

dan lingkungan yang ada dimasyarakat. Menurut Hamalik (2011: 159)

“Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kemandirian belajar antara

lain: faktor fisiologis yang terdiri dari: keluarga, lingkungan sekolah,

dan lingkungan rumah, dan faktor psikologis yang terdiri dari:

intelegensi, minat dan bakat, serta motivasi”.

25

Mengenai faktor-faktor kemandirian belajar untuk lebih jelasnya

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Faktor fisiologis

Faktor fisiologis merupakan faktor yang berkaitan dengan kondisi

fisik mahasiswa seperti keadaan jasmani yang dimiliki mahasiswa

untuk mengikuti aktivitas belajar baik dilingkungan rumah, sekolah.

Untuk itu mahasiswa harus menjaga kondisi fisik mereka baik

secara preventif maupun kuratif.

2) Faktor psikologis

a) Intelegensi atau IQ merupakan tingkat kecerdasan yang

dimiliki mahasiswa, semakin tinggi IQ yang dimiliki

mahasiswa maka akan mendukung pemahaman materi

pembelajaran dan mendorongnya untuk mengerjakan sendiri.

Dengan demikian mahasiswa akan terbiasa untuk mandiri

dalam belajar

b) Minat merupakan dorongan semangat mahasiswa yang tinggi

terhadap suatu hal

c) Bakat merupakan kemampuan bawaan yang dimiliki

mahasiswa sejak lahir yang berguna untuk mencapai prestasi

yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki

d) Motivasi merupakan dorongan psikologis yang muncul untuk

melakukan suatu kegiatan.

c. Indikator kemandirian belajar

Menurut Kartadinata (2001: 34) menyatakan bahwa ada 5 aspek

kemandirian belajar dan dapat dijadikan indikator pengukuran

kemandirian belajar, antara lain:

1) Memiliki rasa kecintaan terhadap belajar

Melakukan aktivitas belajar dan mengerjakan tugas yang diberikan

tanpa bantuan orang lain semata-mata dilakukan untuk

mendapatkan ilmu baru, dan mengerjakan tugas tanpa menunda

26

waktu, mampu membuat keputusan, dan mampu menyelesaikan

masalah.

2) Progresif, ulet dan tidak mudah menyerah

berpikiran progresif dengan menyiapkan materi belajar dan tidak

mudah menyerah, tekun dan ulet dalam menghadapi masalah,

mempunyai usaha dalam mewujudkan cita-cita.

3) inisiatif atau kreatif

memiliki kreatifitas yang tinggi, terbuka dengan tantangan baru dan

memiliki ide-ide cemerlang serta menyukai hal-hal yang baru.

4) Pemahaman diri

mampu mengendalikan tindakan dan tidak mudah emosi, mampu

menyelasaikan masalah dengan damai dan berpikir dulu sebelum

bertindak. dapat mengenal diri sendiri secara mendalam, percaya

pada kemampuan kompetensi sendiri, dan puas akan usaha sendiri.

5) Tanggung jawab belajar

Memiliki tanggung jawab belajar dan tidak bergantung pada orang

lain, tidak menganggap belajar sebagai beban sehingga akan

memunculkan disiplin dalam belajarnya,

Berdasarkan beberapa indikator diatas penulis dapat menguraikan

bahwa indikator dari kemandirian belajar yang dapat dilakukan

mahasiswa, yakni:

1) mahasiswa memiliki tanggung jawab dalam mengerjakan tugas

yang diberikan dosen dengan sedikit atau tanpa bantuan dari orang

lain. Dengan membuat rencana belajar mahasiswa dapat

memanfaatkan waktu serta mendapat kepuasan atas usaha yang

dilakukan secara mandiri.

2) Berfikir kreatif, ulet, dan tidak mudah menyerah menghadapi soal

yang sulit dalam rangka mewujudkan cita-cita serta menyukai hal-

hal yang baru.

27

3) Memiliki inisiatif dan mampu mengendalikan diri dalam

menghadapi maslah, menyelasaikan maslah yang sulit dengan

tenang dan dengan sikap damai serta memikirkan sebab dan akibat

atas sikap yang akan diambil.

4) Mengetahui kelemahan diri sendiri dan mampu memperbaiki

kekurangan tersebut dengan menerapkan strategi mengatur waktu

belajar dan bermain. Agar potensi yang dimiliki dapat meningkat

lebih baik.

d. Ciri-ciri kemandirian belajar

Sikap mandiri dapat dilihat dari perilaku seseorang seperti tidak

perlu disuruh belajar, dia sudah mengetahui bahwa belajar merupakan

sebuah kewajibannya. Adapun ciri-ciri sikap yang dapat mencerminkan

bahwa seseorang tersebut memiliki kemandirian. Menurut Anton

sukarno (1989: 64) menyebutkan ciri-ciri kemandirian belajar sebagai

berikut:

1) Siswa merencanakan dan memilih kegiatan belajar sendiri

2) Siswa berinisiatif dan memacu diri untuk belajar secara terus

menerus

3) Siswa dituntut bertanggung jawab dalam belajar

4) Siswa belajar secara kritis, logis, dan penuh keterbukaan

5) Siswa belajar dengan penuh percaya diri

Sedangkan menurut Djamarah (2002: 145) membagi ciri-ciri

kemandirian dalam lima jenis, yakni:

1) Percaya diri, percaya diri merupakan sikap percaya akan

kemampuan yang dimiliki dan tidak akan mudah goyah oleh

pendapat yang diberikan orang lain.

2) Mampu belajar sendiri, belajar merupakan sebuah kewajiban.

Seseornag yang memiliki kemandirian akan belajar tanpa

bergantung dengan orang lain.

28

3) Menguasai keahlian dan ketrampilan yang sesuai, dengan bakat

yang dimiliki maka seseorang dapat menerapkan kedalam suatu

lingkup tugas yang sesuai dengan keahlian dan keterampilan yang

dimiliki.

4) Menghargai waktu, seseorang yang memiliki kemandirian akan

sangat menghargai waktu, tidak suka menunda-nunda waktu untuk

belajar maupun mengerjakan tugas yang diberikan

5) Bertanggung jawab, tanggung jawab merupakan sikap yang sangat

menonjol dari orang yang memiliki kemandirian. Orang yang

mandiri akan siap menanggung resiko yang akan dating dikemudian

hari.

e. Bentuk-bentuk kemandirian belajar

Kemandirian belajar merupakan kondisi dimana seorang individu

tidak bergantung pada orang lain, bertanggung jawab untuk

menyelesaikan masalah belajar yang dihadapinya. Kemandirian akan

terwujud apabila mahasiswa dapat aktif mengontrol diri untuk

merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi dalam proses

pembelajaran. Selanjutnya Desi Susilowati (2009: 7-8) mendeskripsikan

bentuk-bentuk kemandirian belajar:

1) Siswa berusaha meningkatkan tanggung jawab dalam berbagai hal

saat mengambil keputusan.

2) Siswa yang mandiri akan memandang kemandirian sebagai bagian

dari diri siswa.

3) Siswa yang mandiri tidak semata-mata menjauhkan diri dari orang

lain, tetapi ingin memiliki penguasaan materi yang lebih.

4) Siswa yang melakukan pembelajaran yang mandiri dapat berbagi

pengetahuan dan keterampilan dalam berbagai situasi

5) Siswa yang belajar secara mandiri dapat memanfaatkan sumber

daya dan aktivitas seperti belajar berkelompok, kegiatan

korespondentif, dan melakukan latihan-latihan soal.

29

6) Guru dapat memberikan peran kepada siswa untuk aktif berdialog

antar siswa sehingga akan terlihat perkembangan berfikir yang

terjadi pada siswa

7) Pembelajaran terbuka dapat digunakan sebagai metode

pembelajaran baru sehingga guru dapat menilai dan mengevaluasi

hasil dari kemampuan belajar mandiri siswa

f. Fungsi kemandirian belajar

Menurut Mardziah Hayati (2001: 3) fungsi dari kemandirian

dalam belajar dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Mahasiswa yang memiliki kemandirian akan memiliki kesadaran

dan tanggung jawab yang lebih besar untuk belajar dan menjadikan

belajar sebagai sebuah tanggung jawab agar belajar lebih bermakna

untuk dirinya.

2) Kemandirian memandang permasalahan sebagai tantangan yang

harus dihadapi dalam rangka mengembangkan potensi diri.

3) Kemandirian membuat mereka lebih termotivasi, gigih, percaya

diri, disiplin diri dan berorientasi pada tujuan.

4) Memungkinan untuk mereka belajar dan bersosialisasi lebih efektif

dilingkungan baik keluarga, sekolah, maupun masyarakat.

5) Mampu mencari informasi dari berbagai sumber.

Berdasarkan fungsi diatas dapat disimpulkan bahwa fungsi dari

kemandirian belajar akan membuat seorang individu memiliki kesadaran

dan tanggung jawab dalam belajar. Kemandirian memandang

permasalahan sebagai suatu tantangan. Kemandirian akan memberikan

motivasi. Dalam belajar dan bersosialisasi akan lebih efektif serta

memberikan kemampuan untuk mencari informasi dari berbagai

sumber.

30

B. Penelitian Terdahulu yang relevan

a. Penelitian dari Miftakul Jannati (2016) dengan judul “Pengaruh motivasi

belajar dan kemandirian belajar terhadap disiplin belajar ekonomi siswa

kelas XI IPS di SMA Negeri 11 kota Jambi”. Hasil analisis kuantitatif

dibuktikan dengan analisis regresi berganda, adapun spesifikasi yang

digunakan adalah Y= 25.043 + 0.442X1. adanya pengaruh yang signifikan

dari variable disiplin terhadap kemandirian belajar, ditunjukkan dari analisis

regresi berganda yaitu Y= 25.043 + 0.312 X2. Dan terdapat pengaruh yang

positif dan signifikan antara motivasi belajar dan kemandirian belajar

terhadap disiplin belajar dengan analisis regresi berganda yaitu Y = 25.043 +

0.442 X1 + 0.312 X2 dan nilai R square 0,559 atau 55,9 % dengan

Sumbangan Efektif motivasi belajar 24,7% dan kemandirian sebesar 31,2%

kemandirian belajar dipengaruhi oleh motivasi belajar dan disiplin

sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti.

b. Penelitian dari Anjarsari, Octaviani (2015) dengan judul “Pengaruh

kemandirian belajar dan lingkungan belajar terhadap motivasi belajar

mahasiswa pada mata kuliah dasar akuntansi keuangan 1 program studi

pendidikan akuntansi fakultas keguruan dan ilmu pendidikan UMS tahun

2014/2015” hasil penelitian dengan analisis regresi ganda diperoleh 1)

Kemandirian belajar berpengaruh positif terhadap motivasi belajar

mahasiswa. Semakin tinggi kemandirian belajar mahasiswa, maka semakin

tinggi kecenderungan mahasiswa untuk memiliki motivasi belajar yang

tinggi. Sebaliknya semakin rendah kemandirian belajar mahasiswa, maka

mahasiswa memiliki kecenderungan memiliki motivasi belajar yang rendah.

Variabel pengaruh kemandirian belajar memberikan sumbangan relatif

sebesar 62,8% dan sumbangan efektif 38,0% terhadap motivasi belajar

mahasiswa; 2) Lingkungan belajar berpengaruh positif terhadap motivasi

belajar mahasiswa. Semakin baik lingkungan belajar, maka semakin tinggi

motivasi belajar mahasiswa. Sebaliknya semakin kurang baik lingkungan

belajar, maka semakin rendah pula motivasi belajar mahasiswa. Variabel

31

lingkungan belajar memberikan sumbangan relatif sebesar 37,2% dan

sumbangan efektif 22,6% terhadap motivasi belajar mahasiswa; 3)

Kemandirian belajar dan lingkungan belajar secara bersama-sama

berpengaruh terhadap motivasi belajar mahasiswa. Tinggi rendahnya

motivasi belajar mahasiswa ditentukan oleh tinggi rendahnya kemandirian

mahasiswa dalam belajar dan kualitas lingkungan belajar mahasiswa. Secara

keseluruhan variabel pengaruh kemandirian belajar dan lingkungan belajar

memberikan sumbangan sebesar 60,6% terhadap motivasi belajar.

c. Penelitian dari Laila, Mardiyah (2016) dengan judul “Hubungan antara

motivasi belajar dan disiplin belajar pada mata kuliah pemangkasan rambut

mahasiswa program studi D4 tata rias dan kecantikan”. Berdasarkan hasil

analisis data diperoleh skor rata-rata persentase Motivasi belajar 58.67%

dengan kategori rendah, Disiplin Belajar berada pada persentase 54.75%

dengan kategori rendah. Hasil analisis korelasi sebesar 0,615 dengan

interprestasi korelasi yang kuat, sedangkan berdasarkan uji keberartian

korelasi diperoleh harga t hitung> t tabel (3.613 > 2,011) yang berarti bahwa

“Terdapat Hubungan yang positif dan antara Motivasi Belajar dengan

Disiplin Belajar Mata Kuliah Pemangkasan Rambut Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Tata Rias dan Kecantikan FPP UNP”

C. Kerangaka Berfikir

a. Pengaruh Motivasi belajar (X1) terhadap Disiplin belajar (Y)

Motivasi belajar memiliki peranan yang penting dalam proses pembelajaran.

Seperti yang diungkapkan Ahmad Thontowi (1993: 68) bahwa “Tindakan

belajar yang bermotif dapat dikatakan sebagai tindakan belajar yang

dilakukan anak didik yang didorong oleh kebutuhan yang dirasakannya,

sehingga tindakan itu tertuju kearah suatu tujuan yang diidamkan”. Karena

motivasi belajar memiliki fungsi memberikan dorongan kepada mahasiswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien untuk

mencapai tujuannya. Motivasi belajar juga akan memberikan banyak

32

dampak positif dalam belajar, seperti taat dan tertib dalam belajar, semangat

pada saat pembelajaran, aktif pada saat kegiatan pembelajaran, dan mampu

mengutarakan opini. Mahasiswa yang memiliki motivasi belajar tinggi akan

lebih bertanggung jawab dalam aktivitas belajarnya. Dengan menganggap

bahwa belajar merupakan sebuah tanggung jawab dan bukan sebagai beban

maka sikap disiplin belajar yang dimiliki mahasiswa akan meningkat.

b. Pengaruh kemandirian belajar (X2) terhadap disiplin belajar (Y)

Tujuan dari pelaksanaan pembelajaran adalah merubah tingkah laku

seseorang dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi

mengerti. Kemandirian belajar merupakan suatu sikap yang perlu

ditanamkan pada diri individu. Menurut Slameto (2013: 2) “Kemandirian

belajar adalah belajar yang dilakukan dengan sedikit atau sama sekali tanpa

bantuan dari pihak luar”. kemandirian merupakan bentuk kesadaran diri

akan tanggung jawab yang perlu diwujudkan. Sebab dengan kesadaran

dalam belajar seorang individu akan memiliki tanggung jawab dalam

melakukan sesuatu dan tidak terus menerus bergantung pada orang lain.

kemandirian yang diterapkan dilembaga pendidikan akan berpengaruh pada

pertumbuhan dan perkembangan disiplin belajar. Dengan kemandirian

belajar siswa akan lebih berusaha taat, tertib, aktif saat proses pembelajaran

berlangsung. Jadi dengan kemandirian belajar maka ketaatan dan keteraturan

dalam aktivitas belajar akan memungkinkan siswa tersebut memiliki

kedisiplinan dalam dirinya.

c. Pengaruh Motivasi belajar (X1) dan Kemandirian belajar (X2) terhadap

Hasil belajar (Y)

Disiplin belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah

motivasi belajar dan kemandirian belajar. Motivasi belajar yang berasal baik

dari luar maupun dari dalam diri mahasiswa pada umumnya memberikan

dorongan untuk belajar dengan harapan akan memiliki keteraturan dalam

belajar dan memberikan efek positif pada diri mahasiswa. Dan kemandirian

belajar dapat tercipta jika mahasiswa memiliki motivasi belajar didalam

33

dirinya, karena dengan memiliki motivasi belajar mahasiswa akan mengerti

rasa tanggung jawab dan tidak bergantung pada orang lain. Tanggung jawab

yang dimiliki mahasiswa akan membuat sikap taat dan tertib pada saat

kegiatan pembelajaran. Dengan ketaatan dan ketertiban aktivitas

pembelajaran yang dilakukan lebih optimal, sehingga meningkatkan

kedisiplinan belajar. Hubungan dari kedua faktor tersebut dapat digambarkan

dalam kerangka berpikir berikut :

D. Hipotesis

Hipotesis merupakan kesimpulan sementara yang masih perlu diuji kebenaranya.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

1. Ada pengaruh motivasi belajar terhadap disiplin belajar mata kuliah

Akuntansi Perusahaan Dagang pada mahasiswa Pendidikan Akuntansi

angkatan 2017.

2. Ada pengaruh antara kemandirian belajar dterhadap disiplin belajar mata

kuliah Akuntansi Perusahaan Dagang pada mahasiswa pendidikan Akuntansi

angkatan 2017.

3. Ada pengaruh antara motivasi belajar dan kemandirian belajar terhadap

disiplin belajar Akuntansi Perusahaan Dagang pada pendidikan Akuntansi

Angkatan 2017.

MOTIVASI

BELAJAR (X1)

KEMANDIRIA

N BELAJAR

(X2)

DISIPLIN

BELAJAR (Y)