BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan...

12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian Imunisasi Imunisasi berarti mengebalkan, memberi kekebalan pasif (diberi antibodi) yang sudah jadi seperti Hepatitis B imunoglobin pada bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya kekebalan aktif seperti BCG, Polio, DPT, Hepatitis B dan lain-lain (Sunarti.2012). Imunisasi dasar adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi sesorang. Dengan pengertian lain, imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu Antigen. Sehingga, ia apabila terpapar pada Antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009). Imunisasi adalah reaksi antara anti gen dan antibody, yang dalam bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun. Secara khusus antigen merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kalinya masuk kedalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman yang disebut antibody (Riyadi dan Sukarmin, 2009). Imunisasi adalah upaya aktif untuk menimbulkan antibodi atau kekebalan yang spesifik/khusus yang efektif mencegah penularan penyakit tertentu dengan cara memberikan vaksin (Kepmenkes, 2015). 12 Imunisasi lanjutan pada balita adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan kekebalan di atas ambang perlindungan atau memperpanjang masa perlindungan yang diberikan kepada anak dibawah 3 tahun (Nina dkk, 2013). 4

Transcript of BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan...

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

4

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Imunisasi

1. Pengertian Imunisasi

Imunisasi berarti mengebalkan, memberi kekebalan pasif (diberi

antibodi) yang sudah jadi seperti Hepatitis B imunoglobin pada bayi yang

lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “

vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya kekebalan aktif

seperti BCG, Polio, DPT, Hepatitis B dan lain-lain (Sunarti.2012).

Imunisasi dasar adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu

penyakit yang sedang mewabah atau berbahaya bagi sesorang. Dengan

pengertian lain, imunisasi merupakan cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu Antigen. Sehingga, ia apabila

terpapar pada Antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit.

Imunisasi merupakan usaha memberikan kekebalan pada bayi dan

anak dengan memasukan vaksin kedalam tubuh agar tubuh membuat zat

anti untuk mencegah terhadap penyakit tertentu (Hidayat, 2009).

Imunisasi adalah reaksi antara anti gen dan antibody, yang dalam

bidang ilmu imunologi merupakan kuman atau racun. Secara khusus

antigen merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila

antigen untuk pertama kalinya masuk kedalam tubuh manusia, maka

sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti terhadap racun kuman

yang disebut antibody (Riyadi dan Sukarmin, 2009).

Imunisasi adalah upaya aktif untuk menimbulkan antibodi atau

kekebalan yang spesifik/khusus yang efektif mencegah penularan penyakit

tertentu dengan cara memberikan vaksin (Kepmenkes, 2015). 12 Imunisasi

lanjutan pada balita adalah imunisasi ulangan untuk mempertahankan

kekebalan di atas ambang perlindungan atau memperpanjang masa

perlindungan yang diberikan kepada anak dibawah 3 tahun (Nina dkk,

2013).

4

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

5

2. Tujuan Imunisasi

a. Untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang, dan

menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat

(populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia

seperti pada imunisasi cacar (I.G.N Ranuh, 2008 ).

b. Untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini penyakit-penyakit

tersebut adalah disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), cacar

(measles), polio, dan tuberkulosis (Soekidjo Notoatmodjo, 2007).

Menurut WHO (World Health Organization), program

imunisasi di Indonesia memiliki tujuan untuk menurunkan angka

kejadian penyakit dan angka kematian akibat penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi (Rizema,P. 2012).

3. Sasaran Imunisasi

a. Imunisasi Rutin Diberikan pada bayi di bawah umur 1 tahun, wanita

usia subur yaitu wanita usia 15 hingga 39 tahun termasuk ibu hamil

dan calon pengantin. Vaksin yang diberikan pada imunisasi rutin pada

bayi meliputi hepatitis B, 13 BCG, polio, DPT, dan campak. Pada usia

anak sekolah meliputi DT (Difteri Tetanus), campak, dan tetanus

toksoid, sedangkan pada wanita usia subur diberikan tetanus toksoid.

b. Imunisasi Tambahan Imunisasi tambahan akan diberikan bila

diperlukan. Imunisasi tambahan diberikan kepada bayi dan anak usia

sekolah dasar. Imunisasi tambahan sering dilakukan misalnya ketika

terjadi suatu wabah penyakit tertentu dalam wilayah dan waktu

tertentu, misalnya pemberian polio pada Pekan Imunisasi Nasional

(PIN) dan pemberian imunisasi campak pada anak sekolah. Pekan

Imunisasi Nasional, dilaksanakan serentak secara nasional untuk

mempercepat pemutusan mata rantai penularan virus polio importasi

dengan cara memberikan vaksin polio kepada setiap balita (usia 0-5

tahun) termasuk bayi baru lahir tanpa mempertimbangkan status

imunisasi sebelumnya. Pemberian imunisasi dilakukan dua kali

masing-masing dua tetes selang waktu dua bulan. Pemberian imunisasi

polio pada waktu PIN disamping untuk memutus mata rantai

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

6

penularan, juga berguna sebagai booster atau imunisasi ulangan polio

(Umar Fahmi Achmadi, 2006).

Depkes (2000) menetapkan bahwa ada tujuh penyakit yang

dapat dicegah dengan imunisasi yaitu : tuberculosis, difteri, pertusis,

tetanus, poliomielitis, campak dan hepatitis. Jenis jenis imunisasi yang

dapat mencegah penyakit ini adalah BCG untuk mencegah penyakit

Tuberculosis, DPT untuk mer.cengah penyakit Difteri, Pertusis dan

Tetanus, Polia untuk mencegah penyakit Poliomielitis, Hepatitis untuk

mencegah penyakit Hepatitis B dan campak untuk mencegah penyakit

campak.

4. Jenis-Jenis Imunisasi

a. Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif adalah pemberian antibody kepada resipien,

dimaksudkan untuk memberikan imunitas secara langsung tanpa harus

memproduksi sendiri zat aktif tersebut untuk kekebalan tubuhnya.

Antibodi 14 yang diberikan ditujukan untuk upaya pencegahan atau

pengobatan terhadap infeksi, baik untuk infeksi bakteri maupun virus.

Proteksi bersifat sementara selama antibodi masih aktif didalam tubuh

resipien dan perlindungannya singkat karena tubuh tidak membentuk

.memori terhadap patogen atau antigen spesifik (I.G.N Ranuh, 2008)

b. Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah imunisasi yang dilakukan dengan cara

memasukkan virus yang sudah dilemahkan atau dimatikan ke dalam

tubuh dengan tujuan untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi

sendiri. Imunisasi yang diberikan kepada anak adalah :

1.) BCG, untuk mencegah TBC

2.) DPT, mencegah penyakit difteri, pertusis, dan tetanus

3.) Polio, untuk mencegah penyakit poliomyelitis

4.) Campak, untuk mencegah penyakit campak

5.) HB, untuk mencegah penyakit hepatitis B

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

7

1) Imunisasi BCG

Pemberian imunisasi BCG bertujuan untuk menimbulkan

kekebalan aktif terhadap penyakit tuberculosis (TBC). Vaksin BCG

mengandung kuman BCG (Bacillus Calmette-Guerin) yang masih hidup

(Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015). Bacillus Calmette-Guerin adalah

vaksin hidup yang dibuat dari Mycobacterium bovis yang dibiak berulang

selama 1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi masih

mempunyai imunogenitas (I.G.N Ranuh, 2008 ).

a. Cara Pemberian dan Dosis

Pemberian imunisasi BCG sebaiknya diberikan kepada bayi umur <

2 bulan. Pada bayi yang kontak erat dengan pasien TB dengan bakteri

tahan asam (BTA) +3 sebaiknya diberikan INH profilaksi dulu, apabila

pasien kontak sudah tenang bayi dapat diberi BCG (I.G.N. Ranuh,

2008). Sebelum disuntikan, vaksin BCG harus dilarutkan terlebih

dahulu, melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril (ADS 5 ml).

Dosis pemberian 0,05 ml sebanyak 1 kali. Disuntikan secara intrakutan

di daerah lengan kanan atas (insertion musculas deltoideus), dengan

menggunakan ADS 0,05 ml. Vaksin yang sudah dilarutkan harus

digunakan sebelum lewat 3 jam (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2005).

b. Kontra Indikasi

Imunisasi BCG tidak boleh digunakan pada orang yang reaksi uji

tuberkulin >5 mm, menderita infeksi HIV atau dengan risiko tinggi

infeksi HIV, imunokompromais akibat pengobatan kortikosteroid, obat

imuno-supresif, mendapat pengobatan radiasi, penyakit keganasan

yang mengenai sumsum tulang atau sistem limfe, menderita gizi buruk,

menderita demam tinggi, menderita infeksi kulit yang halus, pernah

sakit tuberkulosis, kehamilan (I.G.N.Ranuh, 2008).

c. Efek Samping

Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum

seperti demam 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan 17

kemerahan di tempat suntikan yang berubah menjadi pustula,

kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan

sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadangkadang

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

8

terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa

padat, tidak sakit, dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal,

tidak memerlukan pengobatan, dan akan menghilang dengan

sendirinya (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2005)

2) Imunisasi DPT

Imunisasi DPT gunanya untuk pemberian kekebalan secara

simultan terhadap difteri, pertusis, dan tetanus (Ditjen PP & PL Depkes

RI, 2015).

a.) Cara Pemberian dan Dosis

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Disuntikkan secara intramuskuler dengan

dosis pemberian 0,5 ml sebanyak 3 dosis. Dosis pertama diberikan

pada umur 2 bulan, dosis selanjutnya diberikan dengan interval paling

cepat 4 minggu (1 bulan). Di unit pelayanan statis, vaksin DPT yang

telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu, dengan

ketentuan :

a. Vaksin belum kadaluwarsa

b. Vaksin disimpan dalam suhu 20C – 8 0C

c. Tidak pernah terendam air 18

Sedangkan di posyandu, vaksin yang sudah terbuka tidak boleh

digunakan lagi untuk hari berikutnya (Ditjen PP & PL Depkes RI,

2015)

b.) Kontra Indikasi

Gejala-gejala keabnormalan otak periode bayi baru lahir atau gejala

serius keabnormalan pada saraf merupakan kontraindikasi pertussis,

anak yang mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama,

komponen pertusis harus dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk

meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT (Ditjen PP & PL Depkes

RI, 2005).

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

9

c.) Efek Samping

Gejala-gejala yang bersifat sementara seperti lemas, demam,

kemerahan pada tempat suntikan. Kadang-kadang terjadi gejala berat

seperti demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi

24 jam setelah imunisasi (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

3) Imunisasi Hepatitis B

Imunisasi hepatitis B gunanya untuk pemberian kekebalan aktif

terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Vaksin hepatitis B

adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat

non infectious, berasal dari HbsAg yang dihasilkan dalam sel ragi

(Hansenula Polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan

(Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

a.) Cara Pemberian Dosis

Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar

suspensi menjadi homogen. Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml

atau 1 buah HB PID, pemberian suntikan secara intra muskuler

sebaiknya pada anterolateral paha. Pemberian sebanyak 3 dosis, dosis

pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval

minimum 4 minggu (1 bulan) (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

b.) Kontra indikasi

Hipersensitif terhadap komponen vaksin sama halnya seperti

vaksin-vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan kepada penderita

infeksi berat yang disertai kejang (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

c.) Efek Samping

Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembekakan di

sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan

biasanya hilang setelah 2 hari (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015 ).

4) Imunisasi Polio

Vaksinoral polio hidup adalah vaksin polio trivalent yang terdiri dari

suspensi virus poliomyelitis tipe 1, 2, dan 3 (strain sabin) yang sudah

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

10

dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan

dengan sukrosa.Imunisasi polio ini memberikan kekebalan aktif terhadap

penyakit poliomyelitis (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

a.) Cara Pemberian Dosis

Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis adalah 2 tetes

sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis

minimal 4 minggu. Setiap membuka vial baru harus menggunakan

penetes (dropper) yang baru. Di unit pelayanan statis polio yang telah

dibuka, hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan :

1. Vaksin belum kadaluwarsa

2. Vaksin disimpan dalam suhu 2 0C – 8 0 C

3. Tidak pernah terendam air

4. Sterilitasnya terjaga Sedangkan di posyandu, vaksin yang sudah

terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya (Ditjen

PP & PL Depkes RI, 2015).

b.) Kontra indikasi

Pada individu yang menderita “immune deficiency” tidak ada efek

yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio pada anak yang

sedang sakit.Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita

diare, maka dosis ulangan dapat diberikan setelah sembuh (Ditjen PP

& PL Depkes RI, 2015).

c.) Efek Samping

Pada umumnya tidak terdapat efek samping berupa paralisis yang

disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (Ditjen PP & PL Depkes

RI, 2015).

5) Imunisasi Campak

Vaksin campak merupakan vaksin virus hidup yang dilemahkan.

Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang dari 1000 infective unit

virus strain CAM 70 dan tidak lebih dari 100 mcg residu canamycin dan

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

11

30 mcg residu erythromycin. Imunisasi campak ini untuk pemberian

kekebalan aktif terhadap penyakit campak (Ditjen PP & PL Depkes RI,

2015).

a.) Cara Pemberian Dosis

Sebelum disuntikkan, vaksin campak terlebih dahulu harus

dilarutkan dengan pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml

cairan pelarut. Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan

pada lengan kiri atas, pada usia 9-11 bulan dan ulangan (booster) pada

usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaign campak pada

Anak Sekolah Dasar kelas 1-6 (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

b.) Kontra indikasi

Individu yang mengidap penyakit immune deficiency atau

individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena

leukemia, lymphoma (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2015).

c.) Efek Samping

Hingga 15 % pasien dapat mengalami demam ringan dan

kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah

divaksinasi (Ditjen PP & PL Depkes RI, 2005).Walaupun dilaporkan

ada beberapa variasi temuan, efek samping vaksin campak hidup

(tunggal atau gabungan) umumnya adalah ringan dan terbatas untuk

anak-anak yang rentan.Dengan menggunakan vaksin virus hidup yang

dilemahkan, maka reaksi efek samping yang timbul kurang

dibandingkan dengan virus mati. Tetapi sekitar 5-15% anak yang

mendapat imunisasi akan mengalami demam tinggi sampai 39,400 C.

Suhu tubuh umumnya meningkat pada hari ke-7 sampai hari

ke-12 sesudah imunisasi dan lamanya 1-2 hari.Tetapi panas yang

timbul dirasakan tidak mengganggu anak.Selanjutnya dapat terjadi

kejang. Ruam pada kulit muncul sekitar 5% anak yang mendapat

imunisasi, biasanya terjadi pada hari ke-7 sampai hari ke- 10 sesudah

mendapat imunisasi dan lamanya sekitar 2 hari. Efek samping

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

12

imunisasi ulang umumnya lebih ringan dan jarang terjadi

dibandingkan dengan imunisasi pertama, karena anak sudah mendapat

dosis pertama maka ia sudah imun, sehingga pada imunisasi kedua

virus vaksin tidak dapat bereplikasi.

Efek ikutan imunisasi kedua lebih sering terjadi bila

diberikan pada umur 10-12 tahun dibandingkan dengan bila diberikan

umur 4-6 tahun. Gejala ikutan yang terjadi 1 bulan sesudah imunisasi

pada anak 23 yang berumur 10-12 tahun sangat jarang terjadi

(1,7/1000), yang paling sering berupa munculnya ruam pada kulit dan

nyeri sendi (I. Made Setiawan, 2008).

B. Konsep Anak

a. Pengertian Anak

Anak adalah seseorang yang belum berusia 18 tahun, termasuk

anak yang masih dalam kandungan terdapat dalam Undang-undang No.23

Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Pasal tersebut menjelaskan bahwa,

anak adalah siapa saja yang belum berusia 18 tahun dan termasuk anak yang

masih didalam kandungan, yang berarti segala kepentingan akan

pengupayaan perlindungan terhadap anak sudah dimulai sejak anak tersebut

berada didalam kandungan hingga berusia 18 tahun (Damayanti,2008).

b. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar untuk tumbuh kembang anak secara umum

digolongkan menjadi kebutuhan fisik-biomedis (asuh) yang meliputi,

pangan atau gizi, perawatan kesehatan dasar, tempat 10 mental merupakan

cikal bakal dalam proses belajar (pendidikan dan pelatihan) pada anak.

Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial

diantaranya kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreaktivitas, agama,

kepribadian dan sebagainya.

c. Tingkat perkembangan anak

Menurut Damaiyanti (2008), karakteristik anak sesuai tingkat

perkembangan:

1. Usia bayi (0-1 tahun)

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

13

Pada masa ini bayi belum dapat mengekspresikan perasaan dan

pikirannya dengan kata-kata.Oleh karena itu, komunikasi dengan bayi

lebih banyak menggunakan jenis komunikasi non verbal.Pada saat lapar,

haus, basah dan perasaan tidak nyaman lainnya, bayi hanya bisa

mengekspresikan perasaannya dengan menangis.

Walaupun demikian, sebenarnya bayi dapat berespon terhadap tingkah

laku orang dewasa yang berkomunikasi dengannya secara non verbal,

misalnya memberikan sentuhan, dekapan, dan menggendong dan

berbicara lemah lembut.Ada beberapa respon non verbal yang biasa

ditunjukkan bayi misalnya menggerakkan badan, tangan dan kaki.

Hal ini terutama terjadi pada bayi kurang dari enam bulan sebagai cara

menarik perhatian orang. Oleh karena itu, perhatian saat berkomunikasi

dengannya. Jangan langsung menggendong atau 11 memangkunya karena

bayi akan merasa takut. Lakukan komunikasi terlebih dahulu dengan

ibunya.Tunjukkan bahwa kita ingin membina hubungan yang baik dengan

ibunya.

2. Usia pra sekolah (2-5 tahun)

Karakteristik anak pada masa ini terutama pada anak dibawah 3 tahun

adalah sangat egosentris. Selain itu anak juga mempunyai perasaan takut

oada ketidaktahuan sehingga anak perlu diberi tahu tentang apa yang akan

akan terjadi padanya. Misalnya, pada saat akan diukur suhu, anak akan

merasa melihat alat yang akan ditempelkan ke tubuhnya. Oleh karena itu

jelaskan bagaimana akan merasakannya.

Beri kesempatan padanya untuk memegang thermometer sampai ia

yakin bahwa alat tersebut tidak berbahaya untuknya. Dari hal bahasa,

anak belum mampu berbicara fasih.Hal ini disebabkan karena anak belum

mampu berkata-kata 900-1200 kata.Oleh karena itu saat menjelaskan,

gunakan kata-kata yang sederhana, singkat dan gunakan istilah yang

dikenalnya.Berkomunikasi dengan anak melalui objek transisional seperti

boneka. Berbicara dengan orangtua bila anak malu-malu.

Beri kesempatan pada yang lebih besar untuk berbicara tanpa

keberadaan orangtua. 12 Satu hal yang akan mendorong anak untuk

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

14

meningkatkan kemampuan dalam berkomunikasi adalah dengan

memberikan pujian atas apa yang telah dicapainya.

3. Usia sekolah (6-12 tahun)

Anak pada usia ini sudah sangat peka terhadap stimulus yang

dirasakan yang mengancam keutuhan tubuhnya. Oleh karena itu, apabila

berkomunikasi dan berinteraksi sosial dengan anak diusia ini harus

menggunakan bahasa yang mudah dimengerti anak dan berikan contoh

yang jelas sesuai dengan kemampuan kognitifnya. Anak usia sekolah

sudah lebih mampu berkomunikasi dengan orang dewasa. Perbendaharaan

katanya sudah banyak, sekitar 3000 kata dikuasi dan anak sudah mampu

berpikir secara konkret.

4. Usia remaja (13-18)

Fase remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari akhir masa

anak-anak menuju masa dewasa.Dengan demikian, pola pikIr dan tingkah

laku anak merupakan peralihan dari anak-anak menuju orang

dewasa.Anak harus diberi kesempatan untuk belajar memecahkan

masalah secara positif. Apabila anak merasa cemas atau stress, jelaskan

bahwa ia dapat mengajak bicara teman sebaya atau orang dewasa yang ia

percaya. Menghargai keberadaan identitas diri dan harga diri merupakan

hal yang prinsip dalam berkomunikasi.Lua ngkan waktu bersama dan

tunjukkan ekspresi wajah bahagia.

d. Tugas Perkembangan Anak

Tugas perkembangan menurut teori Havighurst (1961) adalah tugas yang

harus dilakukan dan dikuasai individu pada tiap tahap perkembangannya.

Tugas perkembangan bayi 0-2 adalah berjalan, berbicara,makan makanan

padat, kestabilan jasmani.

Tugas perkembangan anak usia 3-5 tahun adalah mendapat kesempatan

bermain, berkesperimen dan berekplorasi, meniru, mengenal jenis kelamin,

membentuk pengertian sederhana mengenai kenyataan social dan alam, belajar

mengadakan hubungan emosional, belajar membedakan salah dan benar serta

mengembangkan kata hati juga proses sosialisasi.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Imunisasi 1. Pengertian ...lahir dari ibu dengan Hepatitis B. Sedangkan vaksinasi berasal dari kata “ vaccine ” yaitu zat yang dapat merangsang timbulnya

15

Tugas perkembangan usia 6-12 tahun adalah belajar menguasai

keterampilan fisik dan motorik, membentuk sikap yang sehat mengenai diri

sendiri, belajar bergaul dengan teman sebaya, memainkan peranan sesuai

dengan jenis kelamin, mengembangkan konsep yang diperlukan dalam

kehidupan sehari-hari, mengembangkan keterampilan yang fundamental,

mengembangkan pembentukan kata hati, moral dan sekala nilai,

mengembangkan sikap yang sehat terhadap kelompok sosial dan lembaga.

Tugas perkembangan anak usia 13-18 tahun adalah menerima keadaan

fisiknya dan menerima peranannya sebagai perempuan dan laki-laki,

menyadari hubungan-hubungan baru dengan teman sebaya dan kedua jenis

kelamin, menemukan diri sendiri berkat refleksi dan kritik terhadap diri

sendiri, serta mengembangkan nilai-nilai hidup.