KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

37
Jakarta, 2 Desember 2020 KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19 Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan

Transcript of KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Page 1: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Jakarta, 2 Desember 2020

KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Direktorat Surveilans dan Karantina KesehatanDirektorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan

Page 2: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

OUTLINE

1. Latar Belakang

2. Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

3. Kesimpulan

Page 3: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

LATAR BELAKANG

Page 4: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Situasi COVID-19 di IndonesiaUpdate per 13 Februari 2021 pukul 16.00 WIB

10 Provinsi Tertinggi

1. DKI Jakarta 6. Kalimantan Timur

2. Jawa Barat 7. Riau

3. Jawa Tengah 8. Sumatera Barat

4. Jawa Timur 9. Banten

5. Sulawesi Selatan

10. Bali

Page 5: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

STRATEGI PENANGGULANGAN COVID-19

VAKSINASI

SINERGIS

Page 6: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

• Vaksin dapat mencegah beberapa penyakit menular berbahaya. Contoh Penyakit-penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi(PD3I) yaitu campak, polio, hepatitis B, tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, influenza, kanker serviks yang disebabkan infeksi virus HPV, dsb.

• Ketika sebagian besar kelompok masyarakat rentan diberikan vaksinasi, maka penyebaran patogen penyebab penyakit dapatdibatasi/dihentikan. Ini yang disebut kekebalan kelompok atau herd immunity.

• Dengan kekebalan kelompok, kelompok masyarakat yang tidak dapatdivaksinasi (bukan merupakan sasaran) misalnya bayi baru lahir, lansiadan mereka yang memiliki kontraindikasi dapat turut terlindungi.

6

MENGAPA KITA GUNAKAN VAKSIN?

Indonesia telah mencapai beberapa target global maupun regional :

Eradikasi Cacar1974

Indonesia Bebas Polio2014

Eliminasi Tetanus pada Ibu Hamil dan Bayi Baru Lahir

2016

Page 7: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Return on Investment program imunisasi: 16 kali dibandingkan dengan biaya pengobatan, intervensi yang cost-effective

Infrastruktur

publik

Pendidikan

Anak Usia Dini

Petugas

Kesehatan di

Masyarakat

(biaya pengobatan)

Pertumbuhan

Penghasilan

Nilai Kualitas

Hidup pada

periode tertentu

Perubahan Full

Income suatu

negara pada

periode tertentu

(pendekatan full

income)

Page 8: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

STRATEGI PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA

16

Transfer Teknologi Peningkatan Kapasitas

Pengembangan Vaksin Lokal

(MERAH PUTIH) ISOLAT INDONESIA

#HoldingBUMNFarmasi

Sinovac Biotech Ltd, China

Coalition for Epidemic Preparedness Innovations (CEPI)

Konsorsium Nasional Vaksin COVID-19

Regulasi: BPOM

Jangka Pendek

Jangka

Panjang

Page 9: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

STRATEGI PENGEMBANGAN VAKSIN COVID-19 DI INDONESIA

Clinical Trial Phase III

Di Indonesia, dilaksanakan uji klinis fase III

vaksin COVID-19 produksi Sinovac Biotech

China, bekerja sama dengan PT. Biofarma

Pengembangan vaksin dimulai dari tahapan dasar, yang dikenal

dengan istilah tahap eksploratori. Biasanya berlangsung 2-4 tahun

dan bertujuan untuk mengidentifikasi antigen alamiah atau buatan,

yang dapat memberikan sinyal pada tubuh terhadap patogen

berbahaya

Fase pre-klinik pada hewan untuk memastikan vaksin aman untuk

dilakukan uji pada manusia

Terdapat 3 fase uji klinik pada manusia: Fase I biasanyadilakukan pada 100 relawan bertujuan untukmenilai

keamananan pada manusia. Fase II biasanya dilakukanpada 100-500 relawan dan bertujuan untuk mengetahui

dosis, jadwal, cara pemberian dan kemungkinanefeksamping jangka pendek. Fase III dilakukan pada1000-5000relawan untuk memastikan keamanan dan

efikasi pada kelompok yang lbh besar

Ketika semua tahapan pengembangan telahdilaksanakan dan hasilnya pun baik maka selanjutnyadilaksanakan proses persetujuan oleh BPOM, sebelum

diproduksi dalam jumlah besar

Per 16 Okt 2020 sejumlah 1.620 relawan telah menerimadosis pertama vaksin COVID-19, 1.074 relawan mendapat

dosis kedua dan 671 relawan telah diperiksa sampeldarahnya paska mendapatkan dosis kedua

Page 10: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Instruksi Presiden Untuk Program Vaksinasi Covid-19

Vaksin Covid-19 diberikan secara gratis dan masyarakat tidak dikenakan biaya sama sekali.

1Seluruh jajaran kabinet, kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah agar memprioritaskan program vaksinasi pada tahun anggaran 2021

2

3 Memprioritaskan dan merelokasi anggaran lain terkait ketersediaan dan vaksinasi secara gratis.

Presiden menjadi yang pertama mendapat vaksin Covid-19.

4

meminta masyarakat untuk terus menjalankan disiplin 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan5

Page 11: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

TUJUAN VAKSINASI COVID-19

1. Membentuk

kekebalan kelompok

4. Menjaga produktifitas dan

meminimalkan dampak sosial dan

ekonomi

3. Melindungi dan memperkuat sistem

kesehatan secara menyeluruh

2. Menurunkan kesakitan &

kematian akibat COVID -19

Page 12: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

ASPEK LEGAL PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19

Keputusan Dirjen P2P Nomor HK.02.02/4/1/2021 tentang Petunjuk TeknisPelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19

Perpres No. 99 Tahun 2020 tentang Pengadaan Vaksin dan Pelaksanaan

Vaksinasi Dalam Rangka Penanggulangan Pandemi COVID-19 dan Perpres

No.14 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Perpres No.99 Tahun 2020

Page 13: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19
Page 14: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PELAKSANAANVAKSINASI COVID-19

Page 15: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

15Sumber data: Control Tower KPC-PEN 14 Feb pk 16:10

15

REKAPITULASI CAPAIAN VAKSINASI 14/02/2021

Sumber data: Pcare 14 Feb pk 16:06

Page 16: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

KEGIATAN VAKSINASI COVID-19

PERENCANAAN PELAKSANAAN MONEV

• PENDATAAN SASARAN

• PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES

• REGISTRASI SASARAN

• PERHITUNGAN KEBUTUHAN SUMBER DAYA

• RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK

• PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN ADSOS,

PELATIHAN, MONEV

• PENDANAAN

• PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL

WILAYAH SULIT

• DISTRIBUSI DAN MANAJEMEN VAKSIN DAN LOGISTIK

• STANDAR PELAYANAN• KERJA SAMA• MANAJEMEN LIMBAH

• PENCATATAN DAN PELAPORAN

• PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN

• PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

INPUT:SDM, vaksindan

logistik,cold

chain

OUTPUT:Penerimaan

masy.

tinggi,

seluruh

sasaran

divaksinasi,

SISTEM KESEHATAN NASIONAL

SISTEM INFORMASI SATU DATA VAKSINASI COVID-19

Page 17: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PETUGAS PUBLIK MASYARAKAT LAINNYA

AGUS-DES 2021

MASYARAKAT

RENTAN

MEI-JULI 2021

PETUGASKESEHATAN

JAN-MINGGU 3 FEB 2021

Vaksinasi dilakukan untuk tenaga kesehatan dan tenaga penunjang di

fasyankes tersebar di 34 provinsi

Masyarakat di daerah

dengan resiko penularan

tinggi

Dengan pendekatan

kluster sesuai dengan

ketersediaan vaksin

1 2 3 4

Catatan:1. Vaksinasi dilakukan pada tahap awal untuk tenaga Kesehatan dan dilajutkan dengan masyarakat usia 18-59 tahun2. Vaksinasi dapat dilakukan juga terhadap komorbid tertentu (sesuai rekomendasi ahli)

PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS

PENERIMA VAKSINASI

TOTAL SASARAN: 181,5 JUTA

LANSIA

17,4 JtMINGGU KEEMPAT FEB 2021PETUGAS PUBLIK

MINGGU KE-4 FEB 2021

Page 18: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PENDATAAN SASARAN

Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan

usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan

kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun Dinas Kesehatan

Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melalui Aplikasi PCare Vaksinasi.

Mekanisme Top-Down

Mekanisme

Bottom-Up

• Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran yang

diperoleh secara top-down atau untuk melengkapi

mekanisme top-down.

• Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan

usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat daerah,

puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana

vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

maupun Dinas Kesehatan Provinsi.

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang bersumber

dari Kementerian/Lembaga/Badan Usaha/Instansi terkait atau

sumber lainnya meliputi Nomor Induk Kependudukan, nama,

tanggal lahir, nomor kontak (HP) dan alamat tempat tinggal

sasaran

Page 19: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

TEMPAT PELAKSANAAN LAYANANVAKSINASI COVID-19

Fasilitas Pelayanan

Kesehatan milik

Pemerintah Pusat,

Pemerintah Daerah

Provinsi, Pemerintah

daerah

Kabupaten/Kota atau

milik

masyarakat/swasta

yang memenuhi

persyaratan:

1. Puskesmas,

puskesmas

pembantu;

2. Klinik;

3. Rumah sakit;

dan/atau

4. Unit pelayanan

kesehatan di

Kantor Kesehatan

Pelabuhan (KKP)

KRITERIA

1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana

vaksinasi COVID-19;

2. memiliki sarana rantai dingin sesuai

dengan jenis Vaksin COVID-19 yang

digunakan atau sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan; dan

3. memiliki izin operasional Fasilitas

Pelayanan Kesehatan atau penetapan

oleh Menteri sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak

dapat memenuhi persyaratan poin 2

dapat menjadi tempat pelayanan

vaksinasi COVID-19 namun dikoordinasi

oleh puskesmas setempat

Dalam hal Fasilitas

Pelayanan

Kesehatan tidak

dapat memenuhi

kebutuhan dalam

memberikan

Vaksinasi bagi

seluruh sasaran

dan/atau tidak

memenuhi

persyaratan, Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota

dapat membuka pos

Vaksinasi COVID-19

jumlah sasaran per sesi

pelayanan disesuaikan dengan

kapasitas masing-masing

fasilitas pelayanan kesehatan

Fasyankes dan pos vaksinasi ditetapkan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/Kota serta diinput ke dalam aplikasi

Pcare Vaksinasi

Page 20: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PERCEPATAN PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19, PELAYANAN VAKSINASI DAPAT DILAKUKAN DENGAN

STRATEGI SEBAGAI BERIKUT

1. Berbasis fasilitas kesehatan untuk pelayanan publik

2. Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi yang

memiliki fasilitas kesehatan di institusinya, maka

vaksinasi dilayani di fasilitas kesehatan masing-masing.

3. Vaksinasi massal terpusat di gedung-gedung

4. Vaksinasi mobile terpusat di tempat keramaian.

5. Mobilisasi sasaran dengan dikoordinasi oleh fasyankes

atau Kementerian/lembaga/badan usaha/institusi

Page 21: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

POS VAKSINASI MASSAL

Dalam rangka percepatan pelaksanaan

vaksinasi COVID-19,

Kementerian Kesehatan

bekerja samadengan Dinas

Kesehatan Provinsi dan

pihak lain yang terkait dapat

membuka pos pelayanan

vaksinasi massal

Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang memanfaatkan area/tempat di luar fasilitas pelayanan kesehatan atau berupa

pelayanan kesehatan bergerak

Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari pelaksanaan, jumlah target sasaran per hari, jumlah sasara per sesi dan jumlah sesi per hari,

waktu pelayanan per sesi, jumlah meja pelayanan per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi

Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harusmenerapkan protokol kesehatan dan memenuhi standar pelayanan vaksinasi

COVID-19

Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas pelayanankesehatan yang telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kota sebagai tempat pelayanan vaksinasi COVID-19, sehinggapencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari fasilitas pelayanan

kesehatan tersebut

Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans atau mobil puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta kit anafilaktik

yang memadai. Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan untuk memantau proses observasi dan melakukan penanganan pertama terhadap KIPI

Page 22: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

REGISTRASI SASARAN

• Proses pembentukan nomor tiket untuk sasaran yang telah dilakukan pendataan sebagai calon penerima vaksinasi COVID-19.

• Sasaran yang sudah memiliki tiket dapat memperoleh vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang telah ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Kolektif

Individual

Kolektif : melalui Sistem Informasi Satu Data

Vaksinasi COVID-19

Individual : dilakukan pada waktu kedatangan di

tempat pelayanan menggunakan aplikasi PCare

Vaksinasi, atau aplikasi lainnya yang ditetapkan

kemudian dengan verifikasi data NIK dan bukti

pendukung lainnya sesuai kriteria sasaran per

tahapan vaksinasi.

Page 23: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA

•Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik vaksinasilainnya dilakukan berdasarkan jumlah sasaran. Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota dilakukan dengan mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine(estimasi wastage rate vaccine multidosis adalah 15%) serta buffer stock logistik (untuk ADS ditambahkan 5%).

•Alokasi bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatanditentukan berdasarkan kapasitas layanan masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan.

Apabiladibutuhkan,

dapatdilakukan

realokasi vaksin

Page 24: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PENDANAAN

Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi

COVID-19 bersumber dari APBN (Dekonsentrasi,

DAK non fisik/BOK), APBD dan sumber lain yang

sah sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan

Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh

APBN, APBD dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan antara lain :

1. biaya operasional,

2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,

3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE,

4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi

dan sosialisasi,

5. bimbingan teknis dan monitoring, dan

6. surveilans KIPI

Penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi

merujuk pada Keputusan Menteri yang menetapkan tentang

Petunjuk Teknis Perencanaan Penganggaran Pelaksanaan

Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Covid-19

bersumber Dana Alokasi Umum (DAU) dan Dana Bagi Hasil

(DBH) Tahun Anggaran 2021

Pendanaan untukpemantauan dan

penanggulangan KejadianIkutan Pasca Vaksinasi

COVID-19 dibebankan padaAnggaran Pendapatan danBelanja Negara atau sumber

pendanaan lain yang sahsesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

Pendanaan untuk perawatan dan

pengobatan Kejadian Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19 bagi peserta Program JKN

yang aktif, ditanggung melalui mekanisme JKN, sedangkan bagi peserta

Program JKN yang non aktif dan selain peserta Program

JKN didanai melalui

mekanisme pendanaan lain yang bersumber dari

anggaran pendapatan dan belanja negara yang

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Page 25: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Pemberian vaksinasi COVID-19 dilakukan oleh dokter, perawat atau bidan

yang memiliki kompetensi, dibuktikan dengan kepemilikan Surat Tanda

Registrasi (STR)

Pelaksanaan pelayanan Vaksinasi COVID-19 tidak menganggu pelayanan

imunisasi rutin dan pelayanan kesehatan lainnya;

Melakukan skrining/penapisan terhadap status kesehatan sasaran sebelum

dilakukan pemberian vaksinasi

Menerapkan protokol kesehatan; serta

Mengintegrasikan dengan kegiatan surveilans COVID-19 terutama dalam

mendeteksi kasus dan analisa dampak

Page 26: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Distribusi vaksin tahap

lanjutan (vaksinasi

tahap 2, 3 dan 4)

mengacu pada Juknis

yang diterbitkan Ditjen

Farmalkes:

Dilakukan melalui

Hub/PBF, sampai ke

fasyankes

Distribusi logistik vaksinasi

lainnya dilakukan melalui

mekanisme biasa

• Dalam hal terjadi kekosongan atau kekurangan ketersediaan

vaksin COVID-19 di satu daerah maka Pemerintah Pusat

dapat melakukan realokasi vaksin COVID-19 ke daerah lain.

• Realokasi dapat dilakukan antar Fasyankes di satu

Kabupaten/Kota dan/atau antar Kabupaten/Kota dalam satu

wilayah provinsi/PBF.

• Dalam kondisi darurat, dimungkinkan realokasi vaksin antar

PBF yang berbeda Provinsi. Dinas Kesehatan Kabupaten Kota

bertanggung jawab melakukan koordinasi dengan Fasyankes

yang akan dilakukan realokasi vaksin dan mengusulkan

realokasi antar Fasyankes kepada Dinas Kesehatan Provinsi

dan PBF.

Page 27: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

SasaranvaksinasiCOVID-19

datang

Meja 1A (Pendaftaran)• Sasaranmenunjukkan KTP (NIK) atau nomor tiket untuk verifikasi

• Verifikasi data dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare

• Bila data tidak ditemukan atau data tdk sesuai, lakukan registrasi atau

perubahan data di Meja 1B (Meja Veriffikasi Data Sasaran)

Meja 2 (Skrining)• Petugas kesehatan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik

sederhana untuk melihat kondisi kesehatan dan mengidentifikasi kondisi penyerta (komorbid)

• Skrining dilakukan dengan menggunakan aplikasi Pcare• Sasaran yang ditunda pemberian vaksinnya dapat kembali sesuai

rekomendasi petugas

Meja 3 (Vaksinasi)• Petugas memberikan vaksinasi secara intra muskular sesuai prinsip

penyuntikan aman• Petugas melakukan scan barcode atau mencatat merek/jenis, nomor

batch dan nomor serial vaksin yang diberikan kepada sasaran, tulis

pada memo dan berikan pada sasaran. Memo diberikan saaran kpd

petugas meja 4

Meja 4 (Pencatatan dan Observasi)• Petugas mencatat hasil pelayanan vaksinasi ke dalam aplikasi PCare.

• Sasaran diobservasi selama 30 menit untuk memonitor kemungkinan KIPI hasil observasi diinput ke Pcare ”Pulang Sehat” atau ”Pulang KIPI”

• Petugas memberikan penyuluhan tentang 3M dan vaksinasi COVID-19

• Peserta mendapatkan kartu vaksinasi

ALUR PELAYANAN VAKSINASI COVID-19

P Care

Meja 1B • Sasaran menunjukan KTP, Kartu Keluarga, surat keterangan bekerja dan/atau

dokumen lainnya

• Petugas melakukan registrasi atau perubahan data sasaran menggunakan

aplikasi Pcare Vaksinasi

• Sasaran dan petugas menandatangani formulir pernyataan.

• Jika data sudah sesuai dan masuk dalam aplikasi PCARE, sasaran kembali ke

meja 1A.

Page 28: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

KOORDINASI PELAKSANAAN VAKSINASI COVID-19

1. Pelaksanaan vaksinasi COVID-19 di tingkat provinsi dikoordinasikan oleh Gubernur, sedangkan di tingkat kabupaten/kota dikoordinasikan oleh Bupati/Wali Kota.

2. Pemerintah Daerah provinsi dan Pemerintah Daerah kabupaten/kota dalam pelaksanaan vaksinasi COVID-19 perlu melakukan kerja sama dengan badan usaha milik negara/daerah atau badan usaha swasta, organisasi profesi/kemasyarakatan, Tentara Nasional Indonesia/ Kepolisian Negara Republik Indonesia, dan pihak terkait lainnya. Upaya kerja sama yang dilakukan meliputi:

a. dukungan penyediaan tenaga kesehatan;

b. tempat vaksinasi COVID-19;

c. keamanan;

d. sosialisasi dan penggerakan masyarakat;

e. dukungan penyediaan tenaga non kesehatan; dan

f. pengelolaan limbah medis.

3. Agar kerja sama dapat terlaksana dengan efektif, dibutuhkan Tim Pelaksana mulai dari tingkat provinsi, kabupaten/kota dan puskesmas. Tim ini harus melibatkan seluruh lintas program di lingkungan sektor kesehatan serta lintas sektor terkait.

Page 29: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

Penyediaan tempat layanan vaksinasi COVID-19 juga melibatkan sektor swasta, sebagai bagian dari Public Private Mix (PPM)

Public Private Mix (PPM) Dalam Pelaksanaan Vaksinasi COVID-19

TNI, POLRIJaringan Pelayanan Imunisasi

Dinkes Prov

RS Swasta RS Pemerintah

RS Pemerintah

Klinik

Dinkes Kab/Kota:

Page 30: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

MONITORING DAN EVALUASI

PENCATATAN DAN PELAPORAN

PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN

PEMANTAUAN DAN PENANGGULANGAN KIPI

Page 31: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PENCATATAN DAN PELAPORAN HASIL PELAYANAN VAKSINASI COVID-19 DENGAN PCARE VAKSINASI

• Terpisah daripencatatan danpelaporan imunisasirutin

• dilakukan secaraelektronik melaluiaplikasi PcareVaksinasi

• Online, dilakukansaat pelayananberlangsung (real-time)

• Apabila tidak memungkinkan menginput data hasil layanan secara

daring (online) pada saat pelayanan berlangsung, pencatatan

dilakukan secara manual menggunakan format standar yang

kemudian ditandatangani oleh pimpinan fasilitas pelayanan

kesehatan. Data kemudian diinput ke dalam sistem PCare di hari

yang sama apabila sudah tersedia jaringan internet.

• Apabila dilakukan input kembali ke sistem PCare di hari yang berbeda

maka dilakukan pada fitur Pencatatan Pelayanan Vaksin Manual pada

aplikasi PCare Vaksinasi.

• Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap

dilaporkan manual secara berjenjang menggunakan format rekap

standar. Pelaporan manual tersebut disampaikan kepada

Kementerian Kesehatan c.q Subdit Imunisasi secara berjenjang

setiap hari paling lambat pukul 16.00 WIB.

Page 32: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PENCATATAN DANPELAPORAN LOGISTIK

Monitoring logistikmenggunakan Bio

Tracking Biofarma

dan SMILE (Sistem

Monitoring Imunisasi

Logistik secara

Elektronik)

• Bila tidak memungkinkan dilakukan pencatatan secara elektronik maka dapat

digunakan secara manual menggunakan format standar yang kemudian dicatat

dan dilaporkan secara elektronik apabila telah mendapatkan jaringan selular

(GSM).

• Sebagai langkah antisipasi, semua hasil pelayanan vaksinasi tetap dilaporkan

manual secara berjenjang menggunakan format rekap standar. Pelaporan

manual tersebut disampaikan kepada Kementerian Kesehatan c.q Subdit

Imunisasi secara berjenjang setiap hari paling lambat pukul 16.00 WIB.

Page 33: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

PEMANTAUAN PRA, SAAT DAN PASKA PELAKSANAAN

Sebelumpelaksanaan

Saat pelaksanaanSesudah

pelaksanaan

“COVID-19

vaccine

introduction

readiness

assessment tool”

1. Monitoring

cakupan

2. Monitoring

kualitas

pelayanan

3. Pemantauan

dan

Penanggulangan KIPI

1. Penilaian cepat

cakupan melalui

survei daring

2. Monitoring vaksin dan logistik lain

3. Evaluasi dampak

melalui surveilans

COVID-19

Page 34: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

ALUR DAN KURUN WAKTU PELAPORAN KIPI

Jenjang Administrasi Kurun waktu diterimanya laporan

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota/Pokja

KIPI

24 jam dari saat penemuan kasus

Dinas Kesehatan Provinsi/Komda PP-KIPI 24-72 jam dari saat penemuan

kasus

Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI 24 jam-7 hari dari saat penemuan

kasus

Alur Pelaporan danKajian KIPI

• Setiap fasilitas pelayanan kesehatan harus menetapkan petugas penanggung jawab surveilans KIPI yang dapat dihubungi apabila ada laporan KIPI dari penerima vaksin, masyarakat, kader atau pihak lain serta melakukan pencatatan dan pelaporan KIPI.

• Selanjutnya, setiap fasilitas pelayanan kesehatan akan melaporkan KIPI melalui laman web Keamanan Vaksin (www.keamananvaksin.kemkes.go.id), secara otomatis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan Provinsi akan menerima laporan dari fasilitas pelayanan kesehatan pelapor. Apabila kasus merupakan KIPI serius maka segera dilakukan investigasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan/atau Dinas Kesehatan Provinsi. Hasil investigasi juga dilaporkan melalui laman web Keamanan Vaksin, secara otomatis Pokja maupun Komda PP KIPI akan menerima laporan tersebut.

• Untuk dugaan KIPI serius, maka dilakukan kajian KIPI oleh Pokja PP KIPI Kabupaten/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi setelah investigasi selesai dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota atau Dinas Kesehatan Provinsi termasuk Balai Besar POM Provinsi. Komnas PP KIPI akan melakukan tanggapan ketika sudah dilakukan kajian oleh Pokja PP KIPI Kabupaten/Kota atau Komda PP KIPI Provinsi.

• Pencatatan dan pelaporan KIPI dilakukan melalui website keamanan vaksin secara manual. Apabila tidak memungkinkan, maka dapat dilakukan secara manual menggunakan format standar yang dapat diunduh pada tautan bit.ly/LampiranJuknisVC19. Laporan segera dikirim secara berjenjang kepada Kementerian Kesehatan cq. Sub Direktorat Imunisasi/Komnas PP-KIPI atau melalui WA grup Komda KIPI – Focal Point, email: [email protected] dan [email protected].

Page 35: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

STRATEGI KOMUNIKASI VAKSINASI COVID-19

1. Berdasarkan data dan fakta

2. Berorientasi hasil

3. Bermitra dengan kelompok/ group lokal yang potensial

4. Sharing informasi dengan publik dan masyarakat sebagaiinstrumen yang efektif untuk mempengaruhi perilakuseseorang

PENDEKATAN

STRATEGI KOMUNIKASI

Agar memastikan sasaran atau target vaksinasi:

1. Terinformasi manfaat vaksinasi dan bahayanya jika tidak mendapatkanvaksinasi COVID-19 lengkap (misal : 2 dosis pemberian)

2. Mengetahui ketersediaan akses pelayanan vaksinasi di wilayahnya (jumlahkunjungan dan jarak waktu mendapatkan imunisasi 2 dosis)

3. Mengetahui peran dan tanggung jawab dalam melindungi diri sendiri, keluarga dan lingkungan (tetap menerapkan protokol kesehatan dsb)

4. Termotivasi untuk mendapatkan vaksinasi COVID-19 tepat waktu dan lengkap

PENTINGNYA

STRATEGI KOMUNIKASI

COVID-

19

STRATEGI KOMUNIKASI

PASTIKAN FASKES DAN PELAKSANAAN VAKSINASI SESUAI SOP, PENANGGULAN KIPI SECARA CEPAT DAN TEPAT MELALUI KOORDINASI DENGAN KOMNAS DAN KOMDA PP KIPI

Page 36: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

KESIMPULAN

1. Kementerian Kesehatan telah

menyiapkan Peraturan, SDM,

administrasi, logistik, jaringan

fasyankes dan sistem monev untuk

pelaksanaan vaksinasi covid-19

2. Pelaksanaan vaksinasi dilakukan

sesuai petunjuk teknis

3. Vaksinasi saat ini sudah mulai

dilaksanakan namun penerapan

protokol kesehatan tetap menjadi hal

utama yang perlu dilakukan oleh

seluruh masyarakat termasuk tenaga

kesehatan.

Page 37: KEBIJAKAN VAKSINASI COVID-19

TERIMA KASIH